BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat semakin sadar akan kebutuhan untuk berinvestasi. Hal ini dapat terlihat dari berbagai ragam sarana investasi yang ditawarkan kepada masyarakat. Ada berbagai jenis investasi yang berkembang di Indonesia, namun skripsi ini akan membahas investasi dalam aset keuangan saja. Jumlah penduduk Indonesia diperkirakan telah mencapai sekitar 230 juta jiwa, sedangkan jumlah investor yang aktif berinvestasi di pasar modal baru mencapai 1% dari jumlah tersebut. Tentunya hal ini merupakan jumlah yang kecil jika dibandingkan dengan negara maju maupun negara berkembang lainnya. Seperti di Amerika Serikat, jumlah investor pasar modal mencapai lebih dari 50 % penduduk. Oleh karena itu, investasi pada pasar modal perlu didorong secara gencar, karena peluang besar dari jumlah masyarakat Indonesia yang belum dimanfaatkan. Masyarakat Indonesia masih kurang memahami pentingnya pasar modal, sehingga diperlukan sosialisasi mengenai pasar modal kepada masyarakat luas. Perlunya menggalakkan pasar modal, karena pasar modal memiliki arti penting bagi perusahaan yang membutuhkan dana dan masyarakat pemilik dana (investor). Pertama, dari sisi perusahaan yang memerlukan dana, kerap kali pasar modal merupakan alternatif pendanaan ekstern dengan biaya yang lebih rendah daripada sistem perbankan. Kedua, pasar modal memungkinkan investor mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka. Dengan adanya pasar modal, investor memungkinkan untuk melakukan diversifikasi investasi, membentuk portofolio (gabungan dari berbagai investasi) sesuai dengan risiko yang mereka bersedia tanggung dan tingkat keuntungan yang mereka harapkan. Masyarakat pada umumnya berinvestasi dalam bentuk deposito atau tabungan, namun masyarakat atau investor mulai merasa tidak puas dengan menyimpan dana mereka karena bunga yang didapat relatif kecil dibandingkan bila mereka melakukan investasi pada pasar modal. Oleh karena itu, investasi pada pasar modal seperti berinvestasi pada saham dan obligasi menjadi amat menarik karena return yang diperoleh dari dana yang diinvestasikan cukup besar. Investor yang melakukan investasi pada pasar modal tentunya harus memiliki pengetahuan dan keahlian dalam berinvestasi di pasar modal. Investor harus merencanakan untuk kebutuhan apa dana yang diinvestasikan, berapa lama waktu yang dibutuhkan, instrumen investasi apa yang akan dipilih, bagaimana mengalokasikan dana pada masingmasing instrumen, bagaimana melakukan implementasinya, bagaimana melakukan evaluasi, serta langkah penyesuaian apa yang diperlukan, selain itu investor juga harus memiliki kemampuan menganalisis secara fundamental dan teknikal atas kinerja sekuritas yang diperdagangkan. Dalam membuat strategi investasi tersebut, tentunya tidak semua investor dapat memiliki kemampuan seperti di atas. Ada orang yang mempunyai waktu banyak, tetapi tidak mampu menganalisis saham. Begitu juga sebaliknya, ada investor yang mempunyai kemampuan menganalisis saham secara akurat, tetapi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk mencermati sekuritas yang dimilikinya. Karena ada berbagai kendala itulah, maka investor mulai mencari sarana investasi yang lain. Alternatif investasi yang mungkin adalah investasi melalui reksa dana. Melalui reksa dana, masyarakat kelas menengah bisa mengalokasikan dananya hanya bernilai ratusan ribu rupiah saja. Melalui reksa dana, investor tidak perlu repot menangani sekuritasnya sendiri, karena melalui reksa dana sudah ada manajer investasi yang berpengalaman dan kompeten yang mengelolanya. Dengan makin banyaknya jenis reksa dana investor perlu melakukan yang bermunculan di Indonesia, maka seleksi terhadap reksa dana yang akan dipilihnya. Umumnya seleksi terhadap suatu reksa dana dilakukan melalui pengamatan terhadap kinerja historis reksa dana tersebut. Standar informasi yang lazim digunakan untuk menggambarkan kinerja dari suatu reksa dana adalah Nilai Aktiva Bersih per unit penyertaan (NAB/ unit). Perubahan NAB/unit memberikan indikator kinerja investasi suatu reksa dana. Reksa dana merupakan suatu portofolio investasi yang terdiri dari berbagai macam investasi pada sekuritas, sehingga naik turunnya NAB/unit dipengaruhi oleh nilai pasar dari masing-masing sekuritas yang dimiliki oleh reksa dana tersebut. Dalam mengukur kinerja reksa dana digunakan tolok ukur sebagai pembanding dari suatu kinerja portofolio reksa dana. Karena pembatasan masalah dalam skrispsi ini mengenai reksa dana saham, maka tolok ukur yang digunakan untuk mengukur kinerja reksa dana saham adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Penggunaan tolok ukur dalam pengukuran kinerja dimaksudkan untuk membandingkan apakah kinerja reksa dana yang dikelola oleh manajer investasi dapat “mengalahkan” (outperform) pasar atau justru “kalah” (underperform) dari pasar. Adanya IHSG sebagai tolok ukur itulah, yang menjadi pertimbangan bagi investor untuk memilih reksa dana saham yang baik dan layak untuk dibeli. Selain itu investor yang rasional akan berusaha menghilangkan risiko yang tidak perlu yakni risiko tidak sistematik, sehingga yang tersisa hanyalah risiko sistematik. Oleh karena itu manajer investasi yang mengelola reksa dana saham perlu mengetahui reksa dana yang dikelolanya tersebut sudah well diversified atau belum well diversified. Dalam reksa dana, informasi mengenai risiko menjadi penting dalam membandingkan kinerja investasi reksa dana. Pengukuran kinerja dengan melibatkan faktor risiko memberikan informasi yang lebih mendalam bagi investor tentang sejauh mana suatu return yang diberikan oleh manajer investasi dikaitkan dengan risiko yang diambil untuk mencapai kinerja tersebut. Menurut Pratomo dan Nugraha (2001, p.195) ada tiga ukuran kinerja reksa dana dengan memasukkan unsur risiko, yang sering digunakan yakni dengan Sharpe, Treynor, dan Jensen. Ukuran Sharpe mengukur seberapa besar penambahan hasil investasi yang diperoleh untuk setiap unit risiko yang diambil, demikian juga dengan ukuran Treynor, namun ukuran risiko yang digunakan adalah beta yang merupakan risiko sistematik. Sedangkan ukuran Jensen menilai kinerja manajer investasi berdasarkan atas seberapa besar manajer investasi tersebut mampu memberikan kinerja di atas kinerja pasar sesuai risiko yang dimilikinya. Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan di atas, maka akan diteliti kinerja dari masing-masing reksa dana saham periode 1 November 2004 – 28 Oktober 2005, periode ini dipilih karena berhubungan dengan pemerintahan baru yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sehingga dengan bergantinya pemerintahan, maka tentu berganti pula kebijakan pemerintahan yang dijalankan, sehingga secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kinerja pasar modal, khususnya kinerja reksa dana. Adapun alasan reksa dana saham yang dibahas dalam skripsi ini, karena reksa dana jenis ini menawarkan potensi keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan jenis reksa dana lain. Terdapat tigapuluh lima reksa dana saham dalam periode tersebut, tetapi yang melakukan transaksi setiap hari hanya ada tigabelas reksa dana saham. Oleh karena itu, skripsi ini diberi judul “ Analisis Kinerja Reksa Dana Saham Berdasarkan Ukuran Sharpe, Treynor, dan Jensen pada periode 1 November 2004 – 28 Oktober 2005.” 1.2 Identifikasi Masalah Permasalahan yang dirumuskan adalah: 1. Manakah di antara reksa dana saham yang lebih unggul atau sebaliknya kalah unggul dibandingkan IHSG untuk ukuran Sharpe, Treynor, dan Jensen? 2. Manakah reksa dana saham yang telah well diversified dan belum well diversified dengan membandingkan ukuran Sharpe dan Tryenor? 1.3 Tujuan dan Manfaat Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menunjukkan reksa dana saham yang lebih unggul atau sebaliknya kalah unggul dibandingkan IHSG untuk ukuran Sharpe, Treynor, dan Jensen. 2. Untuk menunjukkan reksa dana saham yang telah well diversified dan belum well diversified dengan membandingkan ukuran Sharpe dan Treynor. Manfaat dari penelitian ini adalah 1. Bagi investor Investor dapat menentukan manakah reksa dana saham yang harus dipilih jika ingin berinvestasi melalui reksa dana. Dengan adanya manajer investasi yang mengelola portofolio investasi melalui reksa dana, investor yang tidak memiliki pengetahuan tentang investasi dapat menanamkan modalnya di reksa dana yang baik yakni reksa dana yang lebih unggul daripada portofolio pasar. 2. Bagi Manajer Investasi Manajer investasi dapat mengetahui reksa dana saham yang belum well diversified sehingga perlu melakukan perubahan proporsi atau komposisi dana yang dialokasikan dalam asset allocation agar reksa dana sahamnya menjadi well diversified. Keuntungan reksa dana yang well diversified adalah risiko tidak sistematik dapat dikurangi. 1.4 Sistematika Penulisan Untuk memberikan garis besar gambaran pembahasan skripsi ini, akan dibagi dalam lima bab, yaitu: BAB I PENDAHULUAN Bab Pendahuluan dalam skripsi akan diuraikan mengenai latar belakang, identifikasi masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika pembahasan secara garis besar. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori-teori yang digunakan sebagai landasan pemecahan masalah yang berkaitan dengan masalah pokok yang ditemukan dalam penelitian dan metodologi penelitian yang menjelaskan tentang jenis penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum perusahaan investasi secara singkat. BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN Bab ini berisikan tentang hasil penelitian dan juga analisis hasil penelitian skripsi. Analisis terhadap hasil untuk bisa dipahami dan menjawab atas permasalahan atau mencapai tujuan dari penelitian. BAB V SIMPULAN dan SARAN Bab akhir ini merupakan simpulan, saran-saran yang diusulkan sebagai bahan masukan bagi investor dalam memilih reksa dana saham maupun manajer investasi dalam mengelola reksa dana saham.