Di susun Oleh : FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI AKTIVITAS MARKETING PUBLIC RELATIONS TUPPERWARE INDONESIA DALAM MEMPROMOSIKAN PRODUK SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Fakultas Ilmu Komunikasi Disusun oleh : Nama : Hastari Julianita Nim : 04201-044 JAKARTA 2008 UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUDI HUBUNGAN MASYARAKAT LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI Nama : Hastari Julianita NIM : 04201-044 Bidang Studi : Hubungan Masyarakat Judul Skripsi : Aktivitas Marketing Public Relations Tupperware Indonesia dalam Mempromosikan Produk Disetujui dan diterima oleh : Pembimbing I Pembimbing II ( Dra. Agustina Zubair, M.Si ) ( Siti Dewi Sri Ratna Sari, SS, M.Si ) i UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUDI HUBUNGAN MASYARAKAT LEMBAR TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI Nama : Hastari Julianita NIM : 04201-044 Bidang Studi : Hubungan Masyarakat Judul Skripsi : Aktivitas Marketing Public Relations Tupperware Indonesia dalam Mempromosikan Produk Jakarta, September 2008 1. Ketua Sidang Dra. Diah Wardhani, M.Si (.....................................) 2. Penguji Ahli Drs. Ahmad Mulyana, M.Si (.....................................) 3. Pembimbing I Dra. Agustina Zubair, M.Si (.....................................) 4. Pembimbing II Siti Dewi Sri Ratna Sari, SS, M.Si (.....................................) i UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUDI HUBUNGAN MASYARAKAT LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI Nama : Hastari Julianita NIM : 04201-044 Bidang Studi : Hubungan Masyarakat Judul Skripsi : Aktivitas Marketing Public Relations Tupperware Indonesia dalam Mempromosikan Produk Jakarta, September 2008 Disetujui dan diterima oleh : Pembimbing I Pembimbing II ( Dra. Agustina Zubair, M.Si ) ( Siti Dewi Sri Ratna Sari, SS, M.Si ) Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Ketua Relations i Bidang Studi Public ( Dra. Diah Wardhani, M.Si ) ( Marhaeni F. Kurniawati, S.Sos, M.Si ) v UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUDI HUBUNGAN MASYARAKAT ABSTRAKSI Hastari Julianita (04201-044) Aktivitas Marketing Public Relations Tupperware Indonesia dalam Mempromosikan Produk xi + 69 halaman ; 12 lampiran Bibliografi : 27 Acuan (1993-2004) Marketing Public Relations sebagai pengembang sinergi dari fungsi perpaduan pemasaran dan Public Relations, cukup efektif dalam mempromosikan produk. Dalam menerapkan Marketing Public Relations itu sendiri, pihak perusahaan harus memiliki program yang terarah agar tujuan dari Marketing Public Relations dapat tercapai dengan baik. Salah satu perusahaan yang melakukan aktivitas Marketing Public Relations adalah Tupperware Indonesia yakni suatu perusahaan yang memproduksi peralatan rumah tangga yang terbuat dari plastik yang telah berjalan dengan sistem pelayanan terhadap pelanggannya. Tupperware Indonesia pernah mengalami suatu persaingan yang cukup kuat pada tahun 1990 karena produk plastik pesaing yang datang bermunculan membuat produk Tupperware terpuruk. Akhirnya Tupperware Indonesia memakai Marketing Public Relations (MPR) untuk lebih mempromosikan produknya Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana Aktivitas Marketing Public Relations Tupperware Indonesia dalam mempromosikan produk pada periode tahun 2007 - 2008. Sedangkan tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui bagaimana Aktivitas Marketing Public Relations dalam mempromosikan produk periode tahun 2007 - 2008 Konsep penelitian yang digunakan mengacu pada konsep Marketing Public Relations yang dikemukakan oleh Thomas L. Harris yang meliputi : Mendefiniskan permasalahan, Perencanaan dan Program, Tindakan dan Komunikasi dan Evaluasi Program. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode deskriptif kualitatif dan data yang diperoleh hasil dari wawancara dengan key informan yakni Manager Public Relations dan Staff Marketing dari Tupperware Indonesia Hasil penelitian dari seluruh kegiatan aktivitas marketing public relation Tupperware Indonesia yang dijabarkan berdasarkan konsep MPR telah dilaksanakan sesuai dengan program yang disusun, sehingga pada pelaksanaan aktivitas tersebut berjalan dengan baik dan telah berhasil meningkatkan awareness dari produk Tupperware. Hanya ada beberapa hasil yang belum optimal dari pelaksanaan aktivitas tersebut seperti kendala pemasaran yang belum mencapai kepada seluruh target market dan belum menjangkau kepada seluruh media. Oleh karena itu Tupperware Indonesia harus melakukan terobosan-terobosan yang baru dalam pelaksanaan aktivitas marketing public relations-nya iii KATA PENGANTAR Alhamdulillaahirobbil’aalamin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, karunia serta hidayah-Nya, sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi yang berjudul : “Aktivitas Marketing Public Relations Tupperware Indonesia dalam Mempromosikan Produk.” dengan baik. Arti pentingnya skripsi ini dalam konteks ilmu komunikasi paling tidak memberikan informasi yang cukup dan dapat membuka wawasan pembaca mengenai Marketing Public Relations pada sebuah perusahaan.. Mengingat hanya Allah SWT-lah Yang Maha Sempurna, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran, kritik dan masukan demi perbaikan pemikiran dan penyusunan yang lebih baik lagi. Terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang banyak memberikan sumbangan yang sangat berarti baik moril maupun materil. Untuk itu dengan segala ketulusan hati, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada : 1. Ibu Dra. Agustina Zubair, M.Si. selaku pembimbing I dan selaku Kepala Bidang Studi Advertising yang telah sabar untuk memberikan bimbingan dan semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini kepada penulis. 2. Ibu Siti Dewi Sri Ratna Sari, SS, M.Si. selaku pembimbing II yang memberikan waktu diantara bimbingannya kepada penulis. iv kesibukannya untuk memberikan 3. Ibu Dra. Diah Wardhani. M.si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi 4. Ibu Dra. Marhaeni F. Kurniawati, S.Sos. M.Si. selaku Ketua Jurusan Hubungan Masyarakat Dan Pak Farid selaku Sekertaris Jurusan Hubungan masyarakat. 5. Kedua orang tua ku Mama Dan Papa atas dukungan dan doa yang tiada henti dalam setiap langkahku… Kedua Adeku Tersayang Rangga dan Desta yang selalu memberikan Support dan nasehat-nasehat yang dapat membuat ku semangat. 6. My beib... Awal Fajar yang selaku memberikan dukungan, motivasi, serta doanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 7. Ibu Ety Zuir selaku Manager Marketing Public Relations Tupperware Indonesia dan Ibu Rini Widiastuti slaku Staf Marketing Tupperware atas kesempatan waktu, data dan kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian. 8. Bang nyam2.. thanks yaa buat semua konsep-konsepnya. 9. Anak–anak ”TOGHEDER” (Ana, Ane, Anis, Dina, Wanda, Rora, Tessa, Maya, Novi) BRHOTHER (Ichay, Agus, Dodho, Aghay, Eko Louhan, Derfan) Sangat menyenangkan dan membahagiaan bersama kalian serta teman-teman lainya yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang senantiasa pernah lama hadir pada masa perkulihan. 10. Seluruh staf Tata Usaha Fikom yang selalu bersedia melayani kebutuhan administrasi penulis dalam kegiatan perkuliahan penyelesaian skripsi. v maupun proses Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta memberikan balasan yang setimpal kepada semua pihak tersebut di atas, dan semoga penelitian dalam skripsi ini dapat memberikan sumbangan dan manfaat bagi bidang ilmu komunikasi dan pihak-pihak yang berkenan membacanya. Jakarta, September 2008 Penulis vi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................... ii ABSTRAKSI..................................................................................................... v KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix BAB BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah................................................................ 6 1.3. Tujuan Penelitian.................................................................... 6 1.4. Manfaat Penelitian.................................................................. 7 II : KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Komunikasi Organisasi ........................................................ 8 2.2. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ..................................... 9 2.3. Public Relations ................................................................... 12 2.4. Fungsi Public Relations........................................................ 14 2.5. Khalayak Public Relations ................................................... 16 2.6. Aktivitas Public Relations .................................................... 17 2.7. Marketing Public Relations .................................................. 18 2.8. Aktivitas Marketing Public Relations ................................... 27 BAB III : METODELOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian ..................................................................... 32 3.2. Metode Penelitian................................................................. 33 3.3. Tehnik Pengumpulan Data ................................................... 34 3.4. Nara Sumber ( Key Informan ).............................................. 35 3.5. Definisi Konsep ................................................................... 35 3.6. Fokus Penelitian................................................................... 36 3.7. Teknik Analisa Data............................................................. 40 ix BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA 4.1. Sekilas tentang Tupperware Indonesia.................................. 42 4.1.1. Filosofi, Visi dan Misi Tupperware Indonesia ........... 44 4.2.2. Struktur dan Manajemen Tupperware Indonesia .................................................................. 45 4.2. Hasil Penelitian .................................................................... 46 4.2.1. Mendefiniskan permasalahan .................................... 46 4.2.2. Tahap Perencanaan dan Program............................... 49 4.2.3. Tindakan dan Komunikasi ........................................ 52 4.2.4. Tahap Evaluasi ......................................................... 57 4.3. Pembahasan ......................................................................... 61 BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan .......................................................................... 69 5.2. Saran ................................................................................. 71 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BIODATA x BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu kegiatan yang mendasar serta memegang peranan penting dalam melakukan kegiatan dalam organisasi khususnya dan kegiatan kehidupan manusia pada umumnya. Dengan berkomunikasi maka manusia dapat saling berinteraksi. Di dalam berinteraksi tersebut maka dapat terjadi pertukaran informasi dan pengetahuan serta pengalaman antara komunikator dengan komunikan. Sehingga dengan kata lain manusia tidak mungkin menghindar dari kegiatan komunikasi dimana saja dan kapan saja ia berada, jadi komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah dibutuhkan. Komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua organisasi atau perusahaan, oleh karena itu bagi para pemimpin perusahaan dan para komunikator dalam perusahaan perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan berkomunikasi.1 Didalam suatu organisasi komunikasi yang efektif sangat penting salah satu bidang yang sangat berpengaruh atau memegang peranan penting dalam komunikasi adalah public relations, public relations adalah salah satu bidang yang sangat luas yang menyangkut hubungan dengan berbagai pihak. Public Relations tidak sama dengan sekedar menjalin hubungan tapi sudah 1 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Bumi Aksara, Jakarta, 2000), hal. 1. 1 2 berkembang dan berkaitan dengan bidang pemasaran produk atau jasa. Banyak pengelola Marketing menerapkan Public Relations sebagai pendukung unsur promosi dalam bauran pemasaran (Marketing Mix). Begitu erat dan pentingnya kerjasama antara bidang Marketing dan Publik Relations sehingga ada istilah untuk menggabungkan aktivitas keduanya. Pendekatan baru dengan memanfaatkan kekuatan Public Relations untuk pemasaran inilah yang kemudian dikenal dengan Marketing Public Relations (MPR). Istilah MPR mulai terkenal sejak tahun 1990-an. Pencetus pertama konsep MPR adalah Thomas L. Harris yang menyatakan bahwa, agar sukses dalam persaingan keras 90-an, para pemasar tidak akan dapat lagi bergantung pada periklanan masa untuk meraup uang konsumen. Di sinilah Marketing Public Relations masuk atau berada. Sebuah ilmu yang berbeda, Marketing Public Relations menggunakan kekuatan berita, kegiatan, program komunikasi dan bentuk lain komunikasi untuk menarik perhatian terhadap produk, jasa maupun ide.2 MPR adalah bagian dari kegiatan pemasaran, penanggung jawab tertingginya adalah manajer pemasaran, dan objective dari kegitan MPR adalah pendukung objective di bidang pemasaran yang dikenal dengan Hard Selling. Sedangkan CPR adalah adalah suatu staff khusus dibawah CEO (Chief Eksekutif Officer) atau Direktur Utama. Levelnya adalah level korporat. CPR mempunyai tugas menjaga kepuasan para stakeholders termasuk pemegang saham dan pemerintah atau disebut juga fungsi manajamen 2 Rhenald Kasali, Manajemen Publi Relation Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 2003, hal 12 3 perusahaan dan mendukung tujuan perusahaan. CPR juga bertanggung jawab terhadap pencegahan dan pemecahan krisis yang dapat menurunkan citra perusahaan. Antara MPR dan CPR adalah suatu kemitraan yang saling mempengaruhi. Hal ini tidak akan tercapai apabila MPR dan CPR sama-sama melihat sebagai lawan atau sekutu.3 Bentuk komunikasi dari Marketing Public Relations adalah komunikasi yang berkaitan dengan nilai tambah mengenai produk melalui keunikan, kepercayaan dan pesan-pesan atas produk yang disampaikan. Di perusahaan-perusahaan MPR sangat penting sekali karena Marketing Public Relations sebagai pengembang sinergi dari fungsi perpaduan pemasaran dan Public Relations, cukup efektif dalam membangun Brand awareness dan brand knowledge. Dengan demikian Marketing Public Relations akan menghasilkan dampak positif yaitu daya yang lebih kuat dalam meyakinkan manfaat suatu produk kepada masyarakat, sebagai target khalayaknya, sehingga dapat berkiprah dalam menghadapi tantangan dan persaingan yang makin ketat di kalangan dikalangan dunia usaha (bisnis).4 Untuk dapat menerapkan Marketing Public Relations agar dapat bersaing dan menunjukan eksistensinya, sebuah perusahaan harus memiliki strategi komunikasi. Strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan.5 3 Rosady Ruslan, Konsep dan Aplikasi Marketing Public Relations, (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 1998), hal. 11 4 Ibid, hal. 9 5 Anwar Arifin, Stategi Komunikasi, Sebuah Pengantar Ringkas, (Amrico, Bamdung, 1999), hal 10 4 Dalam menerapkan Marketing Public Relations itu sendiri, pihak perusahaan atau humas memiliki strategi agar tujuan dari Marketing Public Relations dapat tercapai dengan baik. Jadi strategi Marketing Public Relations merupakan suatu upaya untuk memadukan strategi pemasaran dan praktek Public Relations. Salah satu perusahaan yang menerapkan Marketing Public Relations dalam aktivitas pemasaran produknya adalah Tupperware Indonesia yakni suatu perusahaan yang memproduksi peralatan rumah tangga yang terbuat dari plastik yang telah berjalan dengan sistem pelayanan terhadap pelanggannya sejak tahun 1991. Tupperware pertama kali diproduksi dan dipasarkan di Amerika Serikat pada tahun 1946 dengan nama Tupper Plastic yakni produk plastik kualitas tinggi yang memiliki keistimewaan "SEAL" atau tutupnya yang kedap udara dan kedap cairan. Tupperware mulai dikenal masyarakat Indonesia sekitar tahun 1978. Namun, kenyataannya pada waktu itu produk Tupperware belum dapat berkembang luas, karena belum memiliki kantor perwakilan dan distributor resmi Tupperware di Indonesia.6 Setelah beberapa kali gagal mencari rekanan, tahun 1990 Kantor Pusat Tupperware dari Orlando, datang ke Jakarta untuk menyeleksi beberapa rekanan. Pada tahun tersebut pula Tupperware Indonesia pernah mengalami suatu persaingan yang cukup kuat karena disisi lain produk plastik pesaing yang datang bermunculan membuat produk Tupperware terpuruk. Akhirnya Tupperware Indonesia memakai Marketing Public Relations (MPR) untuk 6 www.tupperware.co.id 5 lebih mempromosikan produknya dan Tupperware Indonesia sampai sekarang masih tetap exist (bertahan) dalam perkembangannya meskipun sudah banyak kompetitor atau pesaing di dalam negeri dan saat ini Tupperware Indonesia yang diwakili oleh PT Imawi Benjaya telah memiliki lebih dari 91 Distributor resmi yang tersebar di beberapa kota di Indonesia. Secara umum Tupperware Indonesia berupaya memberikan pelayanan yang optimal bagi setiap pelanggannya. Seperti yang diungkapkan dalam mottonya yaitu tetap mengutamakan kepuasan pelanggan disamping bentukbentuk kepuasan lainnya seperti kualitas produk yang selalu dijaga. Struktur bisnis Tupperware Indonesia ini terbagi dalam beberapa divisi, salah satu divisi yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Marketing Public Relations. Divisi ini adalah divisi yang menangani produk pemasaran atau distribusi dari produk Tupperware di Indonesia. Distribusi produk dari Tupperware merupakan sebuah terobosan dalam sistem pemasaran. Salah satu langkah yang diambil dalam pemasarannya adalah membentuk jangkauan distribusi yang seluas-luasnya. Produk mudah didapat dengan distributor yang telah tersebar di seluruh Indonesia. Salah satu cara pemasaran produk Tupperware yang diandalkan adalah melalui Home Party atau peragaan produk di rumah-rumah yang terbukti lebih sukses dan efektif karena disertai oleh penjelasan mengenai keistimewahan dari feature dan benefit bentuk dan manfaat tiap-tiap produk Tupperware. Untuk menunjang aktivitas operasionalnya tersebut Tupperware Indonesia memiliki bagian Marketing Public Relations. Bagian ini 6 mempunyai tugas menangani masalah yang ada hubungannya dengan perusahaan baik ke dalam maupun ke luar yang dituangkan dalam system kerja yang baik. Salah satunya adalah melakukan aktivitas Marketing Public Relations yang ditujukan untuk masyarakat diluar perusahaan yang memerlukan informasi atau penerangan dalam upaya meluaskan distribusi pemasaran dan demi mencapai kepuasan konsumen terhadap produk Tupperware agar menjangkau target sasaran produknya dengan maksimal. Dilatarbelakangi dari penjelasan tersebut di atas akhirnya penulis ingin mengetahui bagaimana Aktivitas Marketing Public Relations Tupperware Indonesia dalam mempromosikan produk selama periode tahun 2007 -2008. 1.2. Perumusan Masalah Adapun masalah yang akan dibahas oleh penulis adalah : Bagaimana Aktivitas Marketing Public Relations Tupperware Indonesia dalam mempromosikan produk yang dilakukan pada periode tahun 2007 2008 ? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Aktivitas Marketing Public Relations, yang dilakukan Humas Tupperware Indonesia dalam mempromosikan produk yang dilakukan pada periode tahun 2007 - 2008. 7 1.4. Signifikasi Penelitian a. Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi di dalam ilmu hubungan masyarakat, khususnya dalam menjalankan konsep Marketing Public Relations dan program kerja Humas dalam bidang mempromosikan suatu produk. b. Praktis Kegunaannya berkaitan dengan hal-hal yang dipraktekkan dalam suatu kehidupan nyata atau lebih khusus lagi terhadap suatu perusahaan, organisasi, lembaga dan lain-lain. Untuk itu penulisan ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang bermanfaat bagi kemajuan bagi Tupperware Indonesia terutama yang berkaitan dengan promosi produk. BAB II KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Komunikasi organisasi Dalam organisasi, komunikasi menjadi sumber bagi kehidupan dan kedinamisan lembaga atau organisasi. Komunikasi menjadi sarana yang menghubungkan semua individu dalam perusahaan untuk mencapai tujuan. Komunikasi diibaratkan sebagai darah yang mengalir dalam organisasi dan disebut sebagai komunkasi organisasi. Menurut Uday Pareek, komunikasi organisasi merupakan proses aliran (pengiriman dan penerimaan) pesan-pesan yang berorientasi tujuan di antara sumber-sumber komunikasi dalam suatu pola dan melalui suatu medium atau media.7 Miftah Thoha membedakan komunikasi organisasi dengan komunikasi yang ada di luar organisasi ialah struktur hierarki. Struktur hirarki ini merupakan karakteristik dari setiap organisasi sehingga perilaku orang-orang yang berada di luar organisasi dalam berkomunikasi tidak mengikat karena tidak adanya struktur hirarki. 8 Bentuk komunikasi dalam suatu organisasi terbagi menjadi dua yaitu : 1. Komunikasi Verbal Komunikasi verbal adalah bentuk yang paling umum digunakan dalam organisasi. Komunikasi verbal merupakan karakteristik khusus dari manusia, 7 8 Uday Pareek, Perilaku Organisasi, Jakarta, 1984, hal. 97 Miftah Thoha, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasi, Jakarta, 1992, hal 18 8 9 tidak ada mahluk lain yang dapat menyampaikan bermacam-macam arti melalui kata-kata. Hal yang dimaksud dengan komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan simbol-simbol atau kata-kata, baik yang dinyatakan secara oral atau lisan maupun secara tulisan.9 2. Komunikasi Nonverbal Komunikasi nonverbal sama pentingnya dengan komunikasi verbal karena keduanya itu saling bekerjasama dalam proses komunikasi. Dengan adanya komunikasi nonverbal dapat memberikan penekanan, pengulangan, melengkapi dan mengganti komunikasi verbal, sehingga lebih mudah ditafsirkan maksudnya. Oleh karena itu yang dimaksud dengan komunikasi nonverbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata-kata seperti komunikasi yang menggunakan gerak tubuh, sikap tubuh, vokal yang bukan kata-kata, kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak dan sentuhan. Atau dapat juga dikatakan bahwa semua kejadian disekeliling situasi komunikasi yang tidak berhubungan dengan kata-kata yang diucapkan atau dituliskan.10 2.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Menurut Kotler, public relations merupakan salah satu unsur dari marketing mix bersama-sama dengan 4P lainnya dan Power. Marketing mix adalah kombinasi dari 4 kegiatan yang merupakan inti sistem pemasaran 9 10 Arni Muhammad, Op cit, hal. 95 Ibid, hal. 130 1 perusahaan yaitu produk (product), harga (price), tempat (place) dan promosi (promotion).11 Bauran pemasaran adalah campuran dari variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan dan digunakan oleh suatu perusahaan untuk mengejar tingkat penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran. Dari pengertian di atas pengertian marketing mix atas produk, jasa dan harga serta bauran promosi terdiri dari promosi penjualan, periklanan, gugus wiraniaga, hubungan masyarakat, surat langsung dan pemasaran jarak jauh untuk menjangkau saluran distribusi pelanggan akhir. Secara singkat masing-masing variabel marketing mix akan diuraikan sebagai berikut : a. Product (produk) Produk merupakan hasil akhir dari suatu proses produksi atau hasil dari kegiatan perusahaan. Dalam pengelolaan produk atau jasa ini termasuk pula perencanaan dan pengembangan produk baik untuk mengubah produk yang ada, menambah produk baru ataupun keputusan yang dapat mempengaruhi produk dan jasa tersebut. Adapun keputusan-keputusan yang dimaksud antara lain : mutu produk, pemberian merek, ciri-ciri bentuk kemasan, warna, berat serta jaminan dan pelayanannya. Menurut Kotler dalam bukunya “Manajemen Pemasaran”, definisi produk itu sendiri adalah : ”Sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar 11 Kotler Philip, Manajemen Pemasaran, Jakarta, 1995, hal 12. edisi Indonesia, Penerbit Salemba Empat, 1 untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan”. 12 Pada dasarnya hal yang penting dalam pemasaran adalah kualitas konsumen, produk dan para memberikan pelayanan kompetitor atau pesaing. Perusahaan dapat yang terbaik dengan memperhatikan produksi terhadap barang dan jasa yang benar-benar memberikan suatu kepuasan terhadap konsumen. b. Price (harga) Penentuan kebijaksanaan harga jual suatu barang merupakan suatu faktor yang penting karena : 1) Harga jual dapat mempengaruhi kedudukan perusahaan di dalam pasar dan akan berpengaruh juga terhadap market share (pangsa pasar) perusahaan. 2) Harga jual dari suatu barang atau jasa juga dapat berpengaruh terhadap permintaan barang atau jasa dan akan berhubungan dengan keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan. c. Place (Tempat) Agar suatu produk mempunyai nilai bagi konsumen, produk tersebut haruslah tersedia dimanapun yang mudah dijangkau seorang konsumen dan kapanpun yang membutuhkannya. Place disini merupakan pemindahan atau penempatan suatu produk dari produsen ke konsumen. Hal ini menyangkut masalah pemilihan saluran distribusi. d. Promotion (Promosi) 12 Kotler Philip, Manajemen Pemasaran, Jakarta, 1995, hal 55. edisi Indonesia, Penerbit Salemba Empat, 1 Promosi diperlukan untuk memperkenalkan produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan adanya promosi diharapkan dapat mempengaruhi konsumen untuk mengkomsumsi produk yang ditawarkan tersebut. 2.3 Public Relations Public Relations dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan istilah Hubungan Masyarakat atau disingkat dengan “Humas”, merupakan salah satu bagian dari tiga bagian besar ilmu komunikasi yaitu jurnalistik, hubungan masyarakat dan periklanan. Definisi Public Relations menurut Frank Jefkins adalah “sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar antara suatu organisasi dengan semua khalayak dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian, definisi ini mempunyai pengertian bahwa kegiatan Public Relations adalah suatu kegiatan di dalam bidang komunikasi, baik itu komunikasi internal seperti hubungan karyawan di dalam suatu organisasi maupun komunikasi eksternal yaitu hubungan antar organisasi dengan masyarakat. Komunikasi ini terencana untuk mencapai tujuan spesifik, tujuan ini biasanya adalah penanggulangan masalah-masalah komunikasi yang memerlukan suatu perubahan tertentu, seperti perubahan sikap negatif menjadi positif yang berlandaskan pada saling pengertian. 1 Sedangkan definisi Public Relations menurut Cutlip dan Center adalah “Fungsi management yang menilai sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau organisasi demi kepentingan publik serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian dan dukungan publik”.13 Pengertian dari definisi ini menerangkan bahwa kegiatan Public Relations diberbagai organisasi adalah menunjang management untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien serta membina hubungan antar manusia di dalam serta di luar organisasi untuk mendapatkan dukungan masyarakat. Berdasarkan definisi tersebut Public Relations adalah penyelenggara kegiatan komunikasi antara suatu lembaga dengan publiknya yaitu menciptakan dan memelihara saling pengertian karena publik juga akan mempengaruhi sukses tidaknya sebuah lembaga tersebut. Menurut Edward L. Bernays dalam bukunya Public Relations mengatakan “Public Relations has tree meanings, (1) information given to the public, (2) persuasion directed to the public to modify attitudes and actions of an institution, (3) efforts to intergrate attitudes and action of an institution”.14 Menurut artinya Public Relations mempunyai tiga arti yaitu, (1) penerangan kepada masyarakat, (2) persuasi untuk mengubah sikap dan tingkah laku masyarakat, (3) usaha untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan dengan sikap perbuatan masyarakat. 13 Onong Uchjana Effendy, Human Relations dan Public Relations dalam Management, (Mandar Maju, Bandung, 1989), hal. 116. 14 F. Rachmadi, op.cit, hal. 19. 1 Setelah mengutip beberapa pengertian Public Relations Bertrand R. Canfield menggunakan fungsi dan tugas Public Relations yaitu “it should serve the public’s interest, maintain good communication and stress good morals and manners”.15 Menurut pendapat Canfield yang pertama mengenai fungsi public relations adalah “sebagai pengabdian kepada kepentingan umum”. Pengertian mengabdi kepada kepentingan umum adalah suatu perilaku yang positif dan berminat untuk membantu orang lain atau masyarakat dalam memperoleh manfaat bersama. Selanjutnya ia harus “memelihara komunikasi yang baik” dan terakhir adalah “menitikberatkan moral dan perilaku yang baik”. Berdasarkan beberapa definisi Public Relations tersebut Public Relations atau hubungan masyarakat merupakan suatu usaha untuk menciptakan hubungan yang harmonis baik itu kedalam membina hubungan antara atasan beserta stafnya dengan para karyawan, mengusahakan agar para karyawan bekerja dengan senang dan merasa puas, meneliti perasaan, kesulitan dan keinginan para karyawan. Tugasnya keluar membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan public ekstern, memperkenalkan produksi, menjaga image perusahaan meningkatkan jumlah langganan dan sebagainya, karena itu Public Relations dapat dianggap sebagai alat atau media untuk menciptakan hubungan dengan siapa saja yang dapat membawa keuntungan dan kemajuan bagi organisasi atau perusahaan. 15 Rosady Ruslan, Praktek dan Solusi dalam Situasi Krisis dan Pemulihan Citra, (Ghalia Indonesia, Jakarta,1995), hal. 42. 1 2.4 Fungsi Public Relations Fungsi Public Relations adalah menciptakan pemahaman yang menguntungkan, yang disebut dengan image atau citra, reputasi seseorang atau lembaga atau organisasi swasta maupun pemerintahan. Dapat dikatakan fungsi Public Relations merupakan jembatan antara organisasi publiknya, baik eksternal maupun internal. Public Relations harus mampu mengadakan analisa intern organisasi, memahami filosofi dan arah kebijakan organisasi serta mampu menganalisa kondisi publik organisasi itu pula. Seperti yang dikemukakan F. Rachmadi sebagai berikut : Public Relations mempunyai fungsi timbal balik, keluar dan kedalam. Keluar ia harus mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran (image) masyarakat yang positif terhadap segala tindakan dan kebijakan organisasi atau lembaganya. Kedalam, ia harus mengenali, mengidentifikasi hal-hal yang dapat menimbulkan sikap dan gambaran yang negatif (kurang menguntungkan) dalam masyarakat sebelum sesuatu tindakan atau kebijakan itu dijalankan.16 Seorang Public Relations diharapkan kemampuannya untuk mencapai saling pengertian, menghargai dan saling mempercayai, Penyampaian pesan (komunikator) dengan pihak penerima pesan (komunikan). Bila tercapai keadaan saling mengerti dan mempercayai maka akan ada umpan balik (feed back) yang positif dari komunikan. Hal tersebut selaras dengan tugas dan kewajiban utama dari seorang Public Relations, seperti yang dikemukakan oleh Frank Jefkins : Yang berkewajiban untuk menyediakan informasi kepada khalayak, informasi tersebut berupa kebijakan organisasi, kegiatan, produk, jasa dan personalia 16 F. Rachmadi, op. cit, hal. 22. 1 sekomprehensif mungkin agar khalayak mendapatkan pengetahuan yang optimal.17 Seperti yang telah dikemukakan diatas hubungan kerjasama kedua belah pihak dapat dibina dengan baik jika adanya kegiatan penyampaian informasi kepada publik. Hal penting untuk diperhatikan adalah cara penyampaian semua pesan tersebut haruslah komunikatif, akrap dan tidak kaku. Informasi atau keterangan yang telah disusun dengan benar dan disertai dengan ide-ide cemerlang yang dapat menunjukkan kualitas kegiatan perusahaan. 2.5 Khalayak Public Relations Seorang Public Relations harus mampu menciptakan hubungan baik dengan publik atau khalayak internal maupun eksternal perusahaan. Menurut definisi yang dirumuskan oleh IPR (Institute of Public Relations) yang dikutip oleh Frank Jefkins dalam bukunya “Public Relations”, istilah khalayak sengaja dituangkan dalam istilah bermakna majemuk, yaitu publics.18 Hal ini dikarenakan, kegiatan-kegiatan Public Relations tidak diarahkan kepada khalayak dalam pengertian yang seluas-luasnya (masyarakat umum). Dengan kata lain, kegiatan-kegiatan Public Relations tersebut khusus diarahkan kepada khalayak terbatas atau pihak-pihak tertentu yang berbedabeda, dan masing-masing dengan cara yang berlainan pula. 17 18 Frank Jefkins, op. cit, hal. 28 F. Rachmadi, op.cit, hal. 18 1 Khalayak Public Relations yang utama diidentifikasikan ada delapan (The 8 basic publics of Public Relations), yaitu: a. Community (Masyarakat umum) b. Potential employees (Calon pegawai) c. Employees (Pegawai) d. Suppliers (Pemasok) e. Money market (Investor atau pemegang saham) f. Distributor (distributor) g. Consumers (konsumen) h. Opinion leaders (pemimpin pendapat umum)19 Berbicara tentang sasaran atau khalayak yang menjadi target dari perusahaan, khalayak tersebut dibagai mejadi dua yakni khalayak internal dan khalayak eksternal. 1. Publik Internal Publik Internal sebagai sasaran humas terdiri atas orang-orang yang punya kegiatan didalam organisasi dan secara fungsional mempunyai tugas dan pekerjaan serta hak dan kewajiban tertentu. Dalam organisasi, publik internal meliputi publik karyawan dan publik pemegang saham. Fungsi humas itu sendiri di dalam perusahaan berkisar pada kegiatan menciptakan dan mewujudkan hubungan yang harmonis antara pimpinan organisasi dengan para karyawan. 19 hal.140 LCCI Examinations Board, How to Pass Public Relations, (third level,1st ed,1999), 1 Begitu pula dengan pemegang saham, hubungan dengan para pemegang saham harus selalu dibina dalam rangka menumbuhkan kepercayaan mereka kepada perusahaan. Hal tersebut dapat dilakukan tentunya dengan beberapa kegiatan, yakni memberikan kesan yang baik, mengirimkan terbitan berkala organisasi serta menyampaikan laporan tahunan. 2. Publik Eksternal Publik eksternal sebagai sasaran kegiatan humas terdiri dari orang-orang di luar organisasi, baik yang ada kaitannya dengan organisasi ataupun yang diharapkan ada kaitannya dengan organisasi. Bagi suatu perusahaan pelanggan merupakan faktor yang teramat penting serta diperlukannya pembinaan hubungan yang berkesinambungan dengan pelanggan. Dapat dilihat bahwa hubungan konsumen adalah bagian dari hubungan eksternal dari kegiatan public relations yang memperlakukan para konsumen dengan pelayanannya yang sebaik mungkin. Adapun hubungan eksternal dari kegiatan public relations meliputi : 1. Hubungan dengan komunitas (community relations) berorientasi kepada kegiatan (action oriented) yakni kegiatan yang dilakukan oleh lembaga yang bersifat partisipatif. Dengan partisipasi itu, keuntungan bukan hanya pada organisasi atau lembaga saja, tapi juga pada lingkungan di sekitarnya. Dalam hal ini komunikasi dan evaluasi turut menentukan berhasil tidaknya hubungan dengan komunitas ini. Teknik dan media sudah tentu bergantung pada komunitas yang terdapat di sekitar lembaga. 1 2. Hubungan dengan pemerintah sangat perlu dilakukan dan diperhatikan, bahwa bagian PR suatu organisasi atau lembaga perlu ditetapkan seorang petugas khusus, terutama berkaitan dengan organisasi tempat PR itu berada. Pelaksanaan hubungan dengan pemerintah mempunyai dua jenis kegiatan, yakni : Menguasai peraturan-peraturan pemerintah dan Membina hubungan dengan instansi daerah. 3. Hubungan dengan media massa adalah terbinanya hubungan PR dengan orang-orang media massa, seperti redaktur surat kabar dan majalah, wartawan radio, atau reporter televisi. PR perlu membina hubungan yang akrab dengan orang-orang media massa, agar segala sesuatu yang menyangkut penyebaran informasi kepada publik eksternal berjalan lancar.20 Dari hubungan dengan publik atau khalayak tersebut, praktisi PR dapat menggunakan media sebagai sarana pelengkap kegiatannya untuk mendapatkan perhatian khalayak itu sendiri. 2.6. Aktivitas Public Relations Aktivitas Humas sehari-hari adalah menjebatani komunikasi timbal balik antara suatu perusahaan atau organisasi dengan pihak publik yang menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi tercapainya tujuan yang di inginkan untuk mendapatkan image dan reputasi positif bagi perusahaan atau organisasi yang bersangkutan. 20 Bachtiar Aly, Tehnik hubungan Masyarakat, (Jakarta : UT, 1995), hal 31 2 Pada garis besarnya seperti yang dikemukakan Effendi, kegiatan Public Relations dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu hubungan ke dalam (internal relations) dan hubungan ke luar (eksternal relations). Untuk itu mutlak diperlukan kegiatan komunikasi.21 Sesuatu dimaksud dengan internal relations adalah semua kegiatan Public Relations yang ditujukan kepada Publik Internal, yang terdiri dari orang-orang terkait secara langsung diperusahaan, yaitu : karyawan, keluarga karyawan, pemegang saham, eksekutif puncak. Sementara itu kegiatan Public Relations yang lain yaitu Eksternal Relations menurut Oemi Adburachman dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan kepada Publik Eksternal yakni masyarakat di luar perusahaan yang memerlukan informasi atau penerangan melalui aktifitas Publisitas yang dilaksanakan oleh pihak Public Relationsnya 22 2.7. Marketing Public Relations Komunikasi merupakan unsur penting dalam kegiatan public relations. Para praktisi public relations menetapkan strategi dan teknik-teknik komunikasi yang sesuai dengan tugas yang dijalankan. Ada beberapa strategi dan teknik-teknik tersebut yang dapat digunakan untuk mendukung pemasaran. Hunt & Grunig menyatakan sebagai berikut : komunikasi merupakan sebuah bagian integral dari public relations dan pemasaran. 21 Onong Uchjana Effendy, Humas Suatu Studi Komunikologis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992) hal.18 22 Oemi Abdurrachman, Dasar-Dasar Public Relations, (Bandung :PT. Citra Aditya Bakti, 1995) hal. 38 2 Bukan merupakan hal yang mengejutkan jika para praktisi public relations sering disuruh untuk memenuhi strategi komunikasi dan teknik-teknik untuk mendukung pemasaran. 23 Pendekatan baru dengan memanfaatkan kekuatan public relations untuk pemasaran inilah yang kemudian dikenal dengan Marketing Public Relations. Marketing Public Relations menggunakan kekuatan berita, kegiatan, program komunikasi dan bentuk lain komunikasi untuk menarik perhatian terhadap produk, jasa dan ide.24 Marketing Public Relations atau MPR adalah suatu proses perencanaan dan evaluasi program yang meretas kearah terjadinya transaksi dan keputusan konsumen terhadap perusahaan dan prodiknya yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan.25 Marketing Public Relations merupakan perpaduan antara pelaksanaan program dan strategi pemasaran dengan aktivitas program kerja humas dalam upaya meluaskan pemasaran dan demi mencapai kepuasan konsumen. Bila dalam pemasaran kita mengenal istilah Marketing Mix atau bauran pemasaran yang terdiri dari 4p yakni : product, price, place, promotion, maka MPR adalah opsi promosional yang menambah nilai terhadap kampanye iklan. Walaupun MPR tidak dapat menggantikan iklan, MPR dapat membuat pesan iklan yang lebih efektif dan efisien dalam penyebaran informasi atau pesan, selain mempunyai kemampuan dalam hal membujuk dan sekaligus dapat 23 Grunig, JE, Hunt, T, Managing Public Relations, Harcourth Brace Jovanovich, New York, 1994,hal 361 24 Rhenald Kasali, Op.cit, hal 12 25 Rosady Ruslan, Konsep dan Aplikasi Marketing Public Relations, (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 1998), hal. 8 2 mendidik masyarakat atau publiknya dalam membangun pengenalan merek dan pengetahuan merek. Menurut Thomas L. Harris melalui bukunya yang berjudul The Marketer’s Guide to Public Relations, mengatakan : “ MPR is process of planning and evaluating programs, that encourage purchase and customer through credible communication of informating and impression that identify companies and their products with the needs, concerns of customer. (MPR adalah sebuah proses perencanaan dan pengevaluasian programprogram yang merangsang pembelian dan kepuasan pelanggan. Hal tersebut dilakukan melalui penginformasian yang kredibel dan kesan-kesan yang dapat menghubungkan perusahaan, produk dengan kebutuhan, keinginan, perhatian dan kepentingan pelanggan) Melihat definisi di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat dua frase kunci : 1. Merangsang pembelian dan kepuasan konsumen merupakan hal yang sangat mendasar dari sasaran pemasaran. 2. Melalui kesan-kesan kata yang dapat dipercaya publisitas media mengandung konsep dan public relations. Ada suatu kredibilitas atau kepercayaan. Keunggulan nyata dari publisitas media-media, kiranya hanya dapat diperoleh melalui public relations. Singkatnya, ada hubungan antar komunikasi yang dapat dipercaya dan public relations. 2 Sedangkan Theodore Levitt dalam bukunya The Marketing Mode, antara lain mengemukakan : ”Ketika sebuah pesan dikirim atau disampaikan oleh pihak ketiga atau “third party objective”, seperti jurnalis atau orang-orang penyiaran (broadcaster), pesan tersebut disampaikan lebih persuasif”. 26 Yang dimaksud “third party” disini adalah pihak ketiga. Pesan public relations (public relations message) lebih unggul daripada pesan iklan (advertising message), karena pesan-pesan public relations disampaikan oleh pihak ketiga yang karena itu menyandang kredibilitas dibanding pesan-pesan iklan yang disampaikan pihak pertama. Konsep“third-party” atau “third-party credibility” ini juga diungkapkan oleh Burgess Daering, seorang praktisi public relations dari Burgess Daering public relations. Menurut Daering, orang-orang lebih mempercayai informasi tentang sebuah produk dalam bentuk berita atau disahkan oleh para jurnalis yang dipilih untuk mempublikasikan berita tersebut. 27 MPR diharapkan dapat menjembatani kesenjangan hambatan yang terjadi dalam penyampaian pesan atau informasi mengenai produk atau perusahaannya kepada publiknya, sehingga target atau sasaran MPR lebih diarahkan kepada kepentingan konsumen dan agar tercapai kepuasan pelanggannya. Dengan demikian kerja sama tersebut akan menambah daya saing yang lebih kuat dalam menarik perhatian dan meyakinkan konsumen terhadap produk yang dipasarkan. 26 27 Kasali, Rhenald, Op.cit, hal 38 Ibid, hal 36 2 Ruang lingkup pekerjaan Marketing Public Relations meliputi beberapa hal, diantaranya adalah : 1. Membangun kepercayaan konsumen. 2. Memperkenalkan produk. 3. Memperluas jangkauan iklan. 4. Menyebarkan berita sebelum iklan. 5. Mempromosikan perusahaan sebagai leader atau expert.28 Dalam beberapa hal MPR dapat dianggap lebih hemat biaya dalam proses publikasi untuk mencapai publisitas tinggi, jika dibandingkan melalui iklan komersil yang biayanya cukup mahal dan jangka waktunya relative pendek. Alat atau Media yang digunakan dalam Aktivitas Marketing Public Relations dalam penelitian ini adalah : 1. Push Strategy a. Pameran Pameran merupakan suatu media promosi dan iklan yang bertujuan memperkenalkan suatu produk atau jasa kepada masyarakat dengan harapan konsumen tertarik dan kemudian membelinya. Efektifnya pameran adalah pada sarana komunikasi itu. Publik dapat menyaksikan peragaan proses produksi barang atau benda tertentu. Konsumen juga dapat bertanya sepuas hati mereka bahkan mungkin mencobanya. b. Publisitas 28 Rheinald Kasali, Op.cit, hal 13 2 Untuk pengenalan (awareness), mencari publisitas hingga melakukan kegiatan kampanye yang bertujuan untuk mempengaruhi opini public dilakukan melalui media massa. Bahkan upaya untuk menetralisir suatu berita negative atau masalah tertentu lainnya yang perlu diketahui atau diungkapkan secara terbuka kepada publiknya juga dilakukan melalui media massa. 2. Pull Srategy a. Konferensi pers Untuk memberikan suatu informasi, berita, publikasi dan promosi, dan aktivitas Humas yang dianggap penting untuk diketahui secara luas oleh publik sasarannya, yaitu yang menonjolkan segi pengenalan. Menjelaskan suatu peristiwa yang mungkin atau telah terjadi, diharapkan penjelasan melalui media massa tersebut akan muncul saling pengertian dan saling menghargai dimasyarakat terhadap peristiwa tersebut. Dapat juga untuk “meluruskan“ atau sekaligus untuk membantah tentang suatu berita negatif yang telah tersiar di media massa. b. Special Events Untuk memberikan informasi secara langsung (bertatap muka) dan mendapatkan hubungan timbal balik yang positif dengan publiknya melalui program kerja atau acara ajang khusus yang sengaja dirancang dan dikaitkan dengan event (peristiwa khusus) dalam kegiatan dan program kerja kehumasan tertentu.dan juga sebagai media komunikasi dan sekaligus untuk mendapatkan publikasi, dan pada akhirnya media massa 2 atau publik sebagai target sasarannya akan memperoleh pengenalan, pengetahuan, pengertian yang mendalam dan diharapkan dari acara khusus tersebut dapat menciptakan citra positif terhadap perusahaan atau produk yang diwakilinya.29 Marketing public relations merupakan fungsi public relations yang dilaksanakan untuk melengkapi dan membantu pencapaian tujuan pemasaran. Dimensi dari marketing public relations terletak pada upaya untuk mengakomodasikan minat konsumen dan mendorong motivasi pembelian produk melalui informasi yang mempunyai nilai kredibilitas. Pendekatan Marketing Public Relations (MPR) berorientasi pada minat, harapan, aspirasi dan kepedulian konsumen untuk kemudian mengkaitkan kesan yang terjadi pada produk dan perusahaan. Marketing public relations (MPR) penekanannya bukan pada selling seperti pada kegiatan pemasaran, namun pada peran pemberian informasi, pendidikan dan upaya peningkatan pengertian melalui penambahan pengetahuan mengenai suatu produk atau jasa dari perusahaan sehingga akan lebih kuat dampaknya dan agar lebih lama diingat oleh konsumen. Penggunaan marketing public relations (MPR) dapat mendukung berbagai program, antara lain berperan untuk menciptakan kepercayaan konsumen, memperkenalkan produk-produk baru, mengkomunikasikan manfaat produk, mengembangkan lebih jauh upaya periklanan, menangkal 29 Rosady Ruslan, Op.cit, hal. 225-232 2 sikap menolak konsumen terhadap periklanan dan menciptakan prakondisi dari periklanan. 2.8 Aktivitas Marketing Public Relations Rumusan untuk mendukung pemasaran public relations menurut Scoot M Cutlip, Allen H Center & Gleen M Brown adalah sdengan langkah-langkah sebagai berikut : 30 1. Definisikan permasalahan. Tahap ini merupakan tahapan penelitian yang berkaitan dengan opini, persepsi dan respon dari mereka yang berkepentingan dengan aksi dan kebijaksanaan-kebijaksanaan suatu perusahaan yang berkaitan dengan pemasaran public relations. Kemudian Humas akan menetapkan suatu fakta dan informasi kepentingan perusahaan sebelum melakukan tindakan. 2. Perencanaan dan Program Informasi yang terkumpul dalam langkah pertama digunakan untuk membuat keputusan publik program, tujuan, tindakan, serta strategi, taktik dan tujuan komunikasi. Untuk itu penemuan dari langkah pertama harus dijadikan faktor kebijakan dan program organisasi. Langkah kedua dari proses ini menjawab ” Berdasarkan situasi yang telah kita pelajari, apa yang sebaiknya kita ubah, lakukan dan katakan ”. 3. Aksi dan Komunikasi 30 Cutlip, M. Scott, Center, H. Allen dan Broom, M. Glen, Effective Public Relations, Edisi Kedelapan, hal 269 2 Langkah ketiga mencakup pelaksanaan program tindakan dan komunikasi yang dirancang untuk mencapai tujuan spesifik bagi setiap publik demi mencapai tujuan program. Pertanyaan dalam langkah ini adalah ”Siapa yang harus melakukan dan mengatakannya, kapan,dimana dan bagaimana ?” 4. Evaluasi Program Langkah terakhir ini mencakup penilaian persiapan, pelaksanaan, dan hasil program. Saat program sedang dilaksanakan dibuat penyesuaian berdasarkan evaluasi umpan balik tentang bagaimana program berjalan atau tidak. Program diteruskan atau dihentikan setelah mempelajari ”Bagaimana kita sekarang atau dulu ?” Berkaitan dengan Marketing Public Relations yang merupakan penggunaan teknik-teknik public relations untuk mendukung pemasaran, mengungkapkan bahwa Marketing Public Relations terdiri atas teknik-teknik yang didesain atau dibuat untuk menempatkan material/bahan-bahan di media massa, untuk mendapatkan perhatian media atau untuk melayani media. Sebagian besar praktisi juga mempertimbangkan penggunaan keahlian jurnalistik untuk mendukung pemasaran seperti penulisan dan produksi siaran pers, laporan-laporan, atau brosur-brosur untuk menjadi Marketing Public Relations. 2 Adapun rumusan yang spesifik dalam mendukung kampanye pemasaran public relations menurut Thomas L. Haris adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut : 31 1. Definisikan permasalahan. a. Pertanyaan pokok PR. What’s happening now? b. Pertanyaan spesifik marketing public relations 1. Siapa sasaran pasar utamanya (primary market)? 2. Siapa sasaran pasaran sekundernya? 3. Bagaimana jaringan distribusinya? 4. Bagaimana trend penjualannya? 5. Bagaimana penguasaan pasarnya (market share)? 6. Bagaimana proyeksi ke depannya? 7. Dari mana penjualan baru muncul? 8. Siapa pesaingnya? 9. Berapa kekuatan pesaing? 10. Di mana diposisikan? 11. Bagaimana program kampanye promosinya? 2. Perencanaan dan Program a. Pertanyaan pokok PR: What should we do and why? b. Pertanyaan spesifik Marketing Public Relations: 1. Apa yang hendak dicapai? 2. Siapa sasaran publik kita? 31 Kasali, Rhenald, Op.cit, hal 85-87 3 3. Apa yang diharapkan Public Relations Tupperware Indonesia (dalam pelaksanaan kegiatan Marketing Public Relations Tupperware Indonesia)? 3. Aksi dan Komunikasi a. Pertanyaan pokok PR: How we do it and say it? b. Pertanyaan spesifik Marketing Public Relations: 1. Apa elemen program yang akan dipakai untuk menjangkau setiap sasaran kelompok pasar? 2. Bagaimana setiap program itu diimplementasikan? 3. Bahan-bahan/materi apa yang diperlukan? 4. Bagaimana perencanaan medianya? 5. Bagaimana time table-nya? 6. Berapa anggaran dan biayanya? 7. Siapa yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan tersebut ? 4. Evaluasi Program a, Pertanyaan pokok PR: How did we do? b. Pertanyaan spesifik Marketing Public Relations: 1. Apakah kita menjangkau sasaran yang tepat? 2. Berapa banyak yang terjangkau? 3. Apakah kita berhasil meningkatkan awareness? 4. Apakah kita berhasil menanamkan interest pada konsumen? 5. Bagaimana kita mengukur hasilnya? 3 6. Apa manfaat yang dapat ditarik untuk membuat program berjalan lebih baik? 7. Bagaimana mengubah program? 8. Haruskah kita ubah lagi? Di perusahaan-perusahaan MPR sangat penting sekali karena sebagai pengembang sinergi dari fungsi perpaduan pemasaran dan Publik Relation, cukup efektif dalam membangun Brand awareness dan brand knowledge. Dengan demikian Marketing Publik reations akan menghasilkan dampak positif yaitu daya yang lebih kuat dalam menyakinkan manfaat suatu produk kepada masyarakat, sebagai target khalayaknya, sehingga dapat berkiprah dalam menghadapi tantangan dan persaingan yang makin ketat dikalangan dunia usaha (bisnis). BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini tipe yang digunakan adalah tipe penelitian yang bersifat deskriptif, yaitu memberikan gambaran dari suatu gejala sosial tertentu secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.32 Penelitian deskriptif menurut Koentjaraningrat bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu atau menentukan frekuensi atau penjabaran suatu gejala..33 Penelitian deskriptif ini tanpa pengujian terhadap suatu hipotesa, pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Menurut Vrendenbertgt, kualitatif lebih menekankan pada pencarian struktur hubungan yang ada pada masyarakat, sadangkan kuantitatif lebih ditekankan pada pengujian hubungan-hubungan tersebut. Pendekatan kualitatif dalam penelitian dimaksudkan untuk memperoleh data dan analisis yang sifatnya mendalam.34 Kirk dan miller yang dikutip oleh Lexy J. Moleong mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fudamental tergantung pada pengamatan manusia dalam 32 Yin Robert K. Studi Kasus (Desain dan Metode), (Raja Grafindo Persada, Jakarta,1997), hal. 25. Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat (Jakarta: LP3ES, 1981), hal.42 34 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Gajah Mada University, 1985), hal 131 33 32 33 kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.35 3.2. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, Muhamad Najir mendefinisikan metode deskriptif sebagai suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek suatu kondisi suatu sistem pemikiran atau pun peristiwa pada masa sekarang. Yang bertujuan adalah untuk membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat mengenai faktor-faktor, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki36 pedekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Dalam penelitian ini tipe yang digunakan adalah tipe penelitian yang bersifat deskriptif yaitu memberikan gambaran dari suatu gejala social tertentu secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu secara factual dan cermat. Penelitian deskriptif ini tanpa pengujian terhadap suatu hipotesa pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Kualitatif lebih menekankan pada pencarian struktur hubungan yang pada pada masyarakat, pendekatan kualitatif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan analisis yang sifatnya mendalam.37 35 Ibid, hal. 132 Muhammad Nazir. Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia. 1993. hal. 98 37 Vredenberg. Metode dan Tehnik penelitian Masyarakat. Jakarta. PT. Gramedia.1987. hal 9 36 34 Data yang diperoleh hasil dari wawancara dengan key informan diolah dan dianalisa secara mendalam sesuai dengan pokok permasalahan. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu data yang terbentuk berupa uraian kata-kata atau lampiran untuk dikumpulkan dan kemudian dilakukan analisa secara deskriptif. 3.3. Tehnik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah melalui : a. Data primer : Yakni dengan melakukan wawancara mendalam (In depth interview). Wawancara memdalam ini dilakukan tanya jawab langsung dengan Manager Public Relations dan Staf Marketing dari Tupperware Indonesia serta data perusahaan yakni data dari kegiatan PR baik yang bersifat internal maupun eksternal seperti media internal, press release, web site dan data-data lainnya. b. Data sekunder : Data sekunder dilakukan dengan cara studi kepustakaan yaitu mengadakan pengumpulan, pencarian dan penelaahan data-data yang terkait dengan penelitian terhadap buku-buku, majalah-majalah, literatur-literatur dan referensi tertulis lain yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. 35 3.4. Nara Sumber ( Key Informan ) Merupakan nara sumber penelitian dalam sebuah perusahaan atau organisasi yang memiliki jabatan penting yang dapat memberikan informasi kunci. Dalam penelitian ini key informan yang berkaitan dengan permasalahan adalah : 1. Manager Marketing Public Relation Tupperwear Indonesia yakni Saudari Ety Zuir selaku yang melaksanakan dan bertanggung jawab dalam aktivitas promosi produk Tupperware. 2. Staf Marketing Tupperwear Indonesia yakni Saudari Rini Widiastuti selaku karyawan yang terlibat langsung dalan pelaksanaan kegiatan pemasaran produk. 3. Media massa yakni Saudari Kartika yang merupakan media partner dalam pelaksanaan publisitas Tupperware Indonesia. 4. Konsumen yakni Saudari Yanti Jaricha sebagai pengguna atau pemakai produk Tupperware. 3.5. Definisi Konsep Konsep yang didefinisikan dalam penelitian ini akan dijabarkan sebagai berikut : - Aktivitas Marketing Public Relations Suatu proses perencanaan dan evaluasi program pemasaran public relations yang meretas kearah terjadinya transaksi dan keputusan konsumen terhadap perusahaan dan produknya yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan. 36 - Promosi : Suatu kegiatan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan atau organisasi dalam rangka memperkenalkan produk-produknya kepada khalayak dari perusahaan atau organisasi itu sendiri. - Produk : Produk merupakan hasil akhir dari suatu proses produksi atau hasil dari kegiatan perusahaan. Dalam pengelolaan produk atau jasa ini termasuk pula perencanaan dan pengembangan produk baik untuk mengubah produk yang ada, menambah produk baru ataupun keputusan yang dapat mempengaruhi produk dan jasa tersebut. 3.6. Fokus Penelitian Fokus penelitian bertujuan untuk membatasi masalah pada apa yang akan diteliti oleh peneliti, di mana dengan adanya fokus yang jelas dan mantap pada penelitian, seorang peneliti dapat membuat keputusan yang tepat tentang data yang akan dikumpulkan dan yang tidak perlu dikumpulkan atau tidak perlu digunakan. Maka dalam penelitian ini fokus penelitian akan dijabarkan melalui aktivitas Marketing Public Relations yaitu berdasarkan ruang lingkup pekerjaan Marketing Public Relations meliputi beberapa hal, yaitu : 1. Mendefiniskan permasalahan. Tahap pertama ini mencakup penyelidikan dan pemantauan pengetahuan, opini, sikap dan perilaku mereka yang peduli dan terpengaruh oleh tindakan kebijakan organisasi dalam mempromosikan produk. Tahap ini merupakan basis dari semua proses tahapan pemecahan masalah 37 selanjutnya dengan menentukan keadaan yang terjadi. Kemudian Humas akan menetapkan suatu fakta dan informasi kepentingan perusahaan sebelum melakukan tindakan. Pada tahap ini akan dilihat beberapa pertanyaan yang meliputi pertanyaan pokok PR What’s happening now dan pertanyaan spesifik marketing public relations yaitu : 1. Bagaimana sasaran pasar utamanya (primary market)? 2. Bagaimana jaringan distribusinya? 3. Bagaimana trend penjualannya? 4. Bagaimana penguasaan pasarnya (market share)? 5. Bagaimana proyeksi ke depannya? 6. Bagaimana pesaingnya? 7. Bagaimana program kampanye promosinya? 2. Perencanaan dan Program Informasi yang didapat pada tahap pertama digunakan untuk membuat program, tujuan, strategi komunikasi. Untuk itu penemuan dari langkah pertama ini harus dijadikan faktor kebijakan dan program maupun strategi. Tahap kedua ini menjawab berdasarkan situasi yang dipelajari, apa yang sebaiknya dirubah dan dilakukan. Pada tahap ini akan dilihat pertanyaan pokok PR: What should we do and why dan pertanyaan spesifik Marketing Public Relations yaitu : 1. Apa yang hendak dicapai dari program MPR? 2. Siapa sasaran public dari program MPR? 3. Apa yang diharapkan dari kegiatan MPR? 38 3. Melakukan Tindakan dan Komunikasi Tahap ketiga mencakup pelaksanaan program tindakan dan komunikasi yang dirancang untuk mencapai tujuan yang spesifik agar tercapai tujuan program mempromosikan produk. Pertanyaan dalam tahap ini adalah ”siapa sasarannya, haru melakukan dan mengatakan apa, serta kapan , bagaimana dan dimana”. Pada tahap ini akan dilihat pertanyaan pokok PR: How we do it and say it dan pertanyaan spesifik Marketing Public Relations yaitu : 1. Bagaimana elemen program MPR yang akan dipakai untuk menjangkau setiap sasaran kelompok pasar? 2. Bagaimana perencanaan medianya dalam pelaksanaan MPR? 3. Bagaimana program aiktivitas MPR diimplementasikan ? 4. Evaluasi Program Tahap yang terakhir adalah mengevaluasi program maupun aktivitas yang telah dijalankan “apa yang telah dilakukan, bagaimana mengetahuinya, bagaimana hasilnya dan apakah perlu diubah”. Pada tahap ini akan dilihat pertanyaan pokok PR How did we do dan pertanyaan spesifik Marketing Public Relations yaitu : 1. Apakah kegiatan Marketing Public Relations telah menjangkau sasaran yang tepat? 2. Apakah kegiatan Marketing Public Relations berhasil meningkatkan awareness? 39 3. Apakah kegiatan Marketing Public Relations dapat menanamkan interest pada konsumen? 4. Bagaimana mengukur hasil dari kegiatan Marketing Public Relations ? 5. Apa manfaat yang dapat ditarik untuk membuat program MPR berjalan lebih baik? Adapun kegiatan Marketing Public Relations akan dilihat melalui beberapa aktivitas yang meliputi : a. Pameran Adalah salah satu kegiatan untuk menunjang kegiatan pemasaran produk dengan mengadakan pameran tunggal atau berpartisipasi dalam suatu pameran. Dalam penelitian ini akan menjelaskan pameran-pameran yang telah dilakukan pada tahun 2007 - 2008. b. Publisitas Publikasi adalah kegiatan untuk memberitakan secara luas kepada masyarakat atau media tentang hasil suatu produk atau jasa yang akan dipasarkan atau dijual. Dalam penelitian ini akan menjelaskan aktivitas publisitas yang dilakukan pada tahun 2007 - 2008. c. Konferensi Pers Adalah sebuah pertemuan para jurnalis yang sengaja berkumpul untuk mendapatkan informasi perihal topik yang tengah hangat dibicarakan. 40 Dalam penelitian ini akan dijelaskan konferensi pers yang dilakukan oleh marketing public relations dalam aktivitas public relations. d. Spesial Events Menjelaskan berbagai peristiwa atau event istimewa yang diselenggarakan dalam dalam aktivitas public relations selama tahun 2007 - 2008. 3.7. Teknik Analisa Data Dalam penelitian ini teknik analisa yang digunakan adalah triangulasi di mana dalam triangulasi data, teknik yang digunakan adalah dengan membedakan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda.38 Penelitian ini akan diuji secara kualitatif dan hal ini dapat dicapai dengan jalan membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi. Penelitian ini akan dideskripsikan dan dijabarkan secara kualitatif yang sesuai dengan tujuan penulisan yaitu untuk mengetahui bagaimana aktivitas marketing public relations Tupperware Indonesia dalam mempromosikan produk. Setelah seluruh data diperoleh melalui teknik yang ditentukan, datadata tersebut dihimpun untuk dipelajari dan dianalisa secara deskriptif, kemudian dari hasil analisa tersebut maka dapat ditarik kesimpulan. Karena metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, maka artinya semua data yang didapat dihimpun dan disusun secara sistematis, cermat dan diolah menjadi data deskriptif kualitatif, 38 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, Raja Grafindo Persada, Jakarta 2001, hal 178 41 yang bertujuan untuk membuat gambaran, deskripsi secara sistematik, faktual, akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta fenomena-fenomena yang diteliti. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian dan analisa data. Data yang diperoleh berupa data tertulis dari perusahaan serta dari hasil wawancara dengan key informan dalam penelitian ini yakni Manager Marketing Public Relation, Staf Marketing dan konsumen distributor dari PT Imawi Benjaya selaku perusahaan yang memasarkan produk Tupperware di Indonesia pada tanggal 4 - 6 Agustus 2008. Secara berurutan pada bab ini akan diuraikan mengenai sejarah singkat dari Tupperware Indonesia, hasil penelitian yang berisi : informasi mengenai aktivitas marketing public relations Tupperware Indonesia dalam mempromosikan produk dan analisa data. 4.1. Sekilas tentang Tupperware Indonesia Pada tahun 1938, Mr. Earl Tupper, seorang ahli kimia dari Amerika Serikat berusia 31 tahun mendirikan perusahaan Tupper Plastic Company dan pabrik pertamanya di Farnumsville, Massachussets, USA inilah produk plastik dengan merk Tupper Plastic mulai dijual tahun 1946 melalui toko dan katalog. Namun penjualan kurang sukses karena keistimewaan produk Tupperware yaitu "Seal" atau tutupnya yang kedap udara dan kedap cairan ini tidak diketahui konsumen karena tidak ada penjelasan tentang itu. 42 43 Keadaan berubah ketika seorang wanita bernama Brownie Wise memperkenalkan cara penjualan produk Tupperware melalui "party plan / home party" atau peragaan di rumah-rumah yang terbukti lebih sukses dan efektif karena disertai penjelasan mengenai keistimewaan dan manfaat dari tiap produk. Fakta yang menajubkan saat ini setiap 2,5 detik terdapat Tupperware Party. Dengan Tupperware Party setiap 2,5 detik membuat Tupperware merupakan produk yang paling terkenal didunia. Dalam usianya yang lebih dari setengah abad, saat ini Tupperware telah menjadi salah satu perusahaan terkemuka didunia dibidang wadah plastik untuk penyimpanan maupun penyajian yang berkualitas tinggi. Dengan kantor pusat di Orlando, Florida (US), saat ini Tupperware telah dipasarkan hampir di 100 negara didunia. Saat ini Tupperware mempunyai lebih dari 200 item produk yang terdiri dari : Food storage containers, Tuppertoys, Entertainment products, Microwave products, dan lain-lain. Tupperware mulai dikenal masyarakat Indonesia sekitar tahun 1978. Namun, nyatanya belum dapat berkembang luas, karena belum memiliki kantor perwakilan dan distributor resmi Tupperware di Indonesia. Sebagai sebuah peluang bisnis yang menjanjikan, Tupperware pernah dilirik beberapa orang. Namun setelah mengetahui cara penjualan yang unik, antara lain dipasarkan melalui pesta/demo Tupperware mereka mundur teratur. Setelah beberapa kali gagal mencari rekanan, tahun 1990 Kantor Pusat Tupperware dari Orlando, datang ke Jakarta untuk menyeleksi tujuh calon 44 rekanan. Diluar dugaan, dari hasil seleksi terpilih Ibu Nafisah Emir yang sebetulnya cuma iseng-iseng saja mengikuti seleksi. Akhirnya pada 11 Juni 1991 diadakanlah pesta Tupperware pertama di Indonesia. Inilah cikal bakal bisnis Tupperware yang begitu hebat di Indonesia. Dapat dikatakan, tahun 1991 - 1994 merupakan masa peletakan pondasi bagi Tupperware Indonesia, tahun 1995 perlahan-lahan Tupperware bangkit dan berkembang pesat pada periode berikutnya. Pada saat ini Tupperware Indonesia yang diwakili oleh PT Imawi Benjaya telah memiliki lebih dari 91 Distributor resmi yang tersebar di beberapa kota di Indonesia. 4.1.1. Filosofi, Visi dan Misi Tupperware Indonesia Tupperware telah sukses lebih dari 50 tahun dengan filosofi yang sangat sederhana. Kita percaya bahwa yang menjadi dasar untuk sukses tergantung pada : people (orang), product (produk) dan party plan / home party (rencana). Adapun visi dan misi dari Tupperware Indonesia yaitu : a. Visi ada 2 (dua) yaitu Visi Internal dan Visi External - Visi Internal, Mendidik Sumber Daya Manusia yang ada agar profesional dalam memenuhi komitmen kerja. - Visi External, Mendidik dan mensosialisasikan bagaimana dan apa yang terbaik bagi kebutuhan manusia. b. Misi perusahaan, selalu menghadirkan produk yang berkualitas untuk kebutuhan manusia. 45 4.1.2. Struktur dan Manajemen Tupperware Indonesia Dibawah ini adalah gambaran mengenai struktur organisasi yang ada pada Tupperware Indonesia dan uraian singkat mengenai tugas dan tanggung jawab yang merupakan wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian . Tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian adalah sebagai berikut : 1. Presiden Direktur sebagai pimpinan tertinggi perusahaan dan bertanggung jawab terhadap keseluruhan aktivitas perusahaan. 2. Wakil Presiden Direktur sebagai wakil tertinggi perusahaan bertanggung jawab membantu seluruh aktivitas atasan. 3. Divisi Sales dan Distribution yang mengorganisir serta bertanggung jawab terhadap perencanaan pemasaran produksi perusahaan dan penyaluran produk ke seluruh wilayah Indonesia. 4. Divisi Marketing yang mengorganisir serta bertanggung jawab terhadap perencanaan penjualan hasil produksi perusahaan untuk jangka pendek, sedang, dan menengah. 5. Divisi Marketing Public Relations mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan pemasaran dan kegiatan-kegiatan humas mengembangkan citra positif perusahaan bagi masyarakat serta menjalin komunikasi internal dan eksternal perusahaan. 6. Divisi Finance mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam mengatur segala keuangan perusahaan 46 4.2. Hasil Penelitian Untuk mendapatkan data dan informasi yang terkait dengan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui aktivitas marketing public relations dalam mempromosikan produk Tupperware. Maka penulis menggunakan tehnik pengumpulan data dengan wawancara (depth interview) kepada pihak yang terkait yaitu : kepala Manager Marketing Public Relation Tupperware Indonesia yakni Saudari Ety Zuir, Staf Marketing Tupperware Indonesia yakni Saudari Rini Widiastuti dan Konsumen distributor Tupperware Indonesia yakni Saudari Kartika. Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data kualitatif sesuai dengan metode penelitian study kasus dan diuraikan secara deskriptif, sebagai berikut : 4.2.1. Mendefiniskan permasalahan Produk dari Tupperware yang dipromosikan dalam aktivitas Marketing Public Relations merupakan produk peralatan rumah tangga berkualitas tinggi yang terbuat dari plastik yang memiliki mutu produk yang baik dan aman bagi konsumen. Segmen Tupperware adalah distributor, ibu – ibu rumah tangga dan pengelola usaha untuk golongan menengah ke atas, dikarenakan produknya yang ekslusif maka disesuaikan dengan harga yang di atas produk sejenis yang ditujukan untuk menengah ke atas karena produk Tupperware diimpor dari Amerika Serikat. Perlu diketahui bahwa target produk Tupperware adalah untuk kalangan menengah ke atas, maka Tupperware Indonesia juga yakin bahwa dalam mempromosikan produknya akan berjalan lancar di setiap wilayah sasaranya. 47 Apabila melihat tujuan-tujuan yang diinginkan oleh perusahaan dapat dipahami bahwa dalam membuat suatu perencanaan aktivitas khususnya aktivitas marketing public relations, Tupperware sangat memperdulikan sekali hubungan yang terjalin antara perusahaan dengan memberikan pelayanan-pelayanan terbaik mereka untuk konsumennya. Sebab menurut saudari Ety Zuir selaku Manager Marketing Public Relation Tupperware Indonesia mengatakan : “Konsumen kami sudah cukup cerdas untuk memilih produk mana yang mereka anggap baik dan layak untuk dipakai. Untuk itulah Tupperware sedapat mungkin memberikan pelayanan yang terbaik untuk konsumennya baik dari segi produk, komunikasi pemasarannya maupun dari segi pelayanan yang diberikan oleh perusahaan”. Sedangkan untuk jaringan pemasaran produk Tupperware Indonesia melakukan pengembangan distribusi pada customer. Seperti yang dikatakan Ety Zuir : “kami mengandalkan distributor-distributor yang kami kembangkan dari konsumen untuk memasarkan produk Tupperware..dari konsumen tersebut kami harapkan terus muncul distributor-distributor baru” Untuk pesaing dari produk Tupperware dipasaran memang cukup kompetitif walaupun Tapperware memiliki pangsa pasar tersendiri yakni kelas menengah ke atas seperti dijelaskan Saudari Ety Zuir : “Kami belum menganggapnya sebagai ancaman yang besar karena Tupperware lebih dulu berkembang di Indonesia dan kami memiliki pangsa pasar sendiri karena mereka mempercayai mutu dan kualitas produk kami yang kami anggap masih lebih baik” Produk Tupperware sendiri untuk segi kualitas dan mutu diposisikan teratas dibandingkan dengan produk pesaing dipasaran, karena banyak produkproduk sejenis dipasaran yang ingin meniru produk Tapperware namun kualitas 48 dan mutunya masih dibawah produk Tapperware. Seperti yang dijelaskan Saudari Ety Zuir : “Produk Tupperware diposisikan teratas... Produk Tupperware selalu memberikan pilihan yang terbaik untuk customernya dan selalu mengembangkan produk-produk baru dengan kualitas dan mutu tinggi yang sangat di butuhkan oleh customer tentunya sesuai dengan fungsi dan kebutuhannya. Tidak hanya pengembangan produk tetapi juga melakukan mengembangkan penjualan produk Tupperware, maksudnya kami memudahkan para customer untuk mendapatkan produk” Pada kegiatan marketing public relations, Tapperware Indonesia lebih cenderung melakukannya untuk berhubungan langsung dengan customer atau konsumen. Hal ini dilakukan agar produk-produk dari Tupperware dapat lebih diketahui dan dikenal oleh konsumen. Seperti yang dikatakan Ety Zuir : “Program kampanye MPR yang kami lakukan adalah lebih cenderung dengan pemberian informasi melalui telemarketing dan demo produk kepada konsumen. Walaupun kami tetap melakukan event-event ataupun melakukan kegiatan pameran” Untuk mengatasi masalah-masalah yang ada dalam melaksanakan aktivitas marketing public relations perusahaan dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan lain Tupperware Indonesia menjalankan beberapa kebijaksanaan seperti yang dikatakan Staf Marketing Tupperware Indonesia saudari Rini Widiastuti : “Tupperware melakukan pengembangan produk dan pengawasan mutu agar fasilitas produknya lebih bervariasi dan lebih banyak diminati oleh masyarakat sehingga dapat meningkatkan hasil dari kegiatan marketing public relations. Tupperware memberitahukan atau menginformasikan keunggulan-keunggulan yang menarik dibandingkan dengan produk lain kepada konsumen ataupun khalayak sasarannya. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan atau menarik konsumen untuk memakai produk Tupperware tersebut” 49 4.2.2. Tahap Perencanaan dan Program Perencanaan adalah penyusunan suatu program kegiatan yang akan dilaksanakan. Penyusunan kegiatan tersebut haruslah berdasarkan data dan fakta yang ada agar tujuan pelaksanaan kegiatan tersebut dapat tercapai, seperti yang dikatakan Staf Marketing Tupperware Indonesia Saudari Rini Widiastuti : “Intinya kegiatan ini dilakukan adalah untuk menarik perhatian dan meyakinkan konsumen terhadap produk yang dipasarkan melalui penyampaian pesan atau informasi kepada target konsumen sehingga target atau sasaran diarahkan kepada kepentingan konsumen untuk mencapai tujuan yang diharapkan” Pada tahap ini untuk mengatasi banyaknya produk-produk sejenis maka dalam perencanaanya Tupperware Indonesia melakukan pengembangan kualitas produk yakni dengan melakukan pengembangan produk dan pengawasan mutu agar fasilitas produknya lebih bervariasi dan lebih banyak diminati oleh masyarakat sehingga dapat meningkatkan hasil dari kegiatan marketing public relations tersebut. Selain itu Tupperware juga melakukan diversifikasi sasaran produk yakni dengan melakukan mengembangkan penjualan produk Tupperware terhadap sasaran konsumen yang dituju dengan memberikan pelayanan, maksudnya adalah memudahkan para customer untuk mendapatkan informasi produk Tupperware. Sasaran khalayak dari kegiatan marketing public relations itu Tupperware Indonesia itu sendiri tidak berbeda dengan sasaran produknya, seperti yang dikatakan Rini Widiastuti : Karena jenis produk kami ini memang banyak digunakan oleh konsumen rumah tangga, maka khalayak sasaran dari kegiatam MPR yang kami lakukan adalah para ibu-ibu rumah tangga, wanita karier yang berusia 50 muda, distributor-distributor dan toko-toko penyedia makanan yang ada di kota-kota besar di Indonesia. Untuk mengetahui perencanaan aktivitas marketing public relations dalam mempromosikan produk Tupperware, maka langkah-langkah yang diambil Tupperware Indonesia adalah : Memanfaatkan media untuk beriklan, dimana Iklan di media massa (media advertising) adalah salah satu bentuk yang lebih jelas dalam mengkomunikasikan tujuan perusahaan kepada khalayak luas. Media advertising ini dilakukan melalui pemasangan iklan pada media-media massa seperti majalah atau tabloid, diantaranya yang digunakan oleh Tupperware Indonesia adalah : Majalah Femina, Majalah Cosmopolitan, Tabloid Wanita Indonesia. Seluruh media ini disesuaikan dengan segmentasi pasar dari produk, seperti yang dikatakan oleh Saudari Ety Zuir selaku Manager Marketing Public Relation Tupperware Indonesia: “Dalam memperkenalkan produk kami melalui kegiatan marketing public relations yakni dengan melaksanakan publisitas dan membuat iklan, atau pemasangan iklan pada media-media massa, jadi dalam iklan tersebut kami membuat promosi yang inovatif, yang diharapkan akan menghasilkan penjualan produk yang berkesinambungan” Berikutnya adalah dengan menggunakan media elektronik seperti pemanfaatan website dan beriklan di internet yang merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk kegiatan promosi dan memiliki kekuatan yang sekaligus keunikannya sebagai media dalam beriklan, seperti yang dikatakan Rini Widiastuti : Website kami www.tupperware.co.id, dan beriklan pada internet juga dimanfaatkan oleh kami. internet merupakan media komunikasi yang cepat dan dapat diakses dimana saja kapan saja. 51 Selain program-program untuk menjangkau sasaran pasar tersebut, dalam aktivitas marketing public relation-nya Tupperware dalam memperluas promosinya akan mengembangkan juga produknya pada counter-counter pelayanan dan tetap melakukan kegiatan marketing public relations di beberapa kota lainnya. Hal ini dilakukan agar terjadi perkembangan dan peningkatan dalam pemasaran produknya baik melalui distributor ataupun konsumen langsung. Mengenai peningkatan pemasaran produk Tupperware tersebut Saudari Ety Zuir mengatakan : Yang pasti peningkatan yang dilakukan setiap tahunnya harus lebih baik. Pada tahun 2007 lalu Tupperware Indonesia meningkatkan penjualan produk, terpasangnya atribut-atribut promo, memperluas jangkauan layanan distributor baru, memelihara loyalitas dan relationship para distributor, dealer, menjamin ketersediaan produk untuk meningkatkan penjualan produk dan memudahkan customer kami untuk memperoleh layanan. 4.2.3. Tindakan dan Komunikasi Untuk menjangkau setiap sasaran kelompok pasar elemen program yang dipakai dalam kegiatan Mareketing Public Relations tersebut. Rini Widiastuti mengatakan : Dengan mengadakan demo produk, pemberian informasi yang dilakukan oleh telemaketernya, pemanfaatan website yang bertujuan untuk memberikan informasi seputar produk tupperware. Kami juga membuat hubungan baik dengan media cetak, elektronik, serta para distributor. Membuat advertorial, mengadakan tatap muka dengan pengguna produk kami. Merencanakan kegiatan pameran, open house dan bekerja sama dengan perusahaan lain dalam acara atau kegiatan tertentu. 52 Media komunikasi yang digunakan dan di manfaatkan pihak Tupperware dalam mempromosikan produk terdiri dari media cetak dan elektronik. Pada media cetak antara lain berupa : Buletin, Brosur, Surat kabar, dan Majalah. Untuk buletin internal Tupperware hanya ditujukan untuk internal perusahaan dan distributor resmi dan dicetak setiap bulannya karena buletin ini terbit setiap bulan. Secara terperinci Saudari Rini Widiastuti menjelaskan tentang media yang digunakan Tupperware Indonesia yang sudah ada pada perencanaan sebelumnya pada aktivitas marketing public relations adalah : 1. Bulletin Tupperware berisi tentang kegiatan yang berhubungan dengan Internal perusahaan, membahas mengenai produk Tupperware mulai dari kegunaan serta fungsi, juga manfaatmanfaat yang sangat penting dalam setiap produk. Di dalam bulletin Tupperware juga terdapat testimoni dari customer yang berisi tentang pengalaman menggunakan produk Tupperware. 2. Brosur mengenai produk dari Tupperware atau yang berbentuk iklan mengenai perusahaan. 3. Majalah atau tabloid yang merupakan media yang relative digunakan untuk tujuan publikasi atau beriklan yang efektif dalam tujuan pencapain penjualan produknya. Alasan kami menggunakan majalah adalah : a. Karena majalah atau tabloid dibutuhkan untuk mendapatkan informasi yang actual dan factual b. Jangakuan distribusi majalah atau tabloid tidak di batasi dan lebih luas c. Kualitas visual majalah cukup prima, karena pada umumnya dicetak diatas kertas yang berkualitas tinggi dan nilai beritanya/informasinya lebih panjang jika dibandingakan dengan surat kabar. d. Menjangkau segmen pasar tertentu yang terspesialisasi atau pembaca kalangan khusus. e. Kemampuannya yang dapat mengangkat produk yang diiklankan sejajar dengan persepsi khlayak sasaran terhadap prestise majalah yang bersangkutan. 5. Website kami www.tupperware.co.id, dan beriklan pada internet juga dimanfaatkan oleh kami. internet merupakan media komunikasi yang cepat dan dapat diakses dimana saja kapan saja. 53 Berikut adalah salah satu event atau kegiatan dari aktivitas marketing public relations Tupperware Indonesia yang dilakukan pada beberapa kota besar di Indonesia : Tabel 4.1. Event kegiatan Tupperware Indonesia Periode 2007 - 2008 Tanggal Tempat Distributor Tema Sunday, June 01, 2008 Pukul 07.00-17.00 WIB Lapangan Parkir Delta Plaza, Surabaya Agapina Rajawali Perkasa, PT Mrs. Endang Tulasih “Sehat Lagi, Semangat Lagi” sponsor acara Nutrisari Wednesday, June 11, 2008 Pukul 07.00-15.00 Sampai tanggal 15 Juni 2008 Graha SA, Jl. Raya Gubeng 19-21, Surabaya Asta Kencana Cemerlang, PT Mrs. Ide Suwiharti & Mr. Unggul Roseno G. “Tuppeware Show Time” event Wednesday, June 25, 2008 Pukul 07.00-15.00 sampai tanggal 29 Juni 2008 Gedung Aneka Tambang, Jl. TB Simatupang, Jakarta Selatan Andira Wanodya Citra, PT Mrs. Agnes Christiana & Mr. Harry Soeryanto “Tuppeware Show Time” event Saturday, July 05, 2008 Pukul 09.00-12.30 WIB SD Islamic Village (Unggulan), Tangerang Hasta Husnul Khotimah, PT Mrs. Anita Hasril & Mr. Hasril “Aku Anak Sehat Tupperware” Saturday, July 19, 2008 Restaurant Biyung Jl. Raya Gubeng Surabaya Tupperware Indonesia Ricky Dendeng Ezyliving Gathering 2008 Pukul: 09.00-13.00 Sumber : www.tupperware.co.id 54 Tujuan dari kegiatan dari aktivitas marketing public relations Tupperware Indonesia ini dimaksudkan agar konsumen yang menjadi sasaran penjualan mengetahui bahwa manfaat dan keunggulan dari produk Tupperware. Berdasarkan hasil wawancara dengan Manager Marketing Public Relation Tupperware Indonesia yakni Saudari Ety Zuir yang menangani langsung kegiatan marketing public relations produk Tupperware ada beberapa tujuan khusus yang diharapkan oleh perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut yaitu : a. Menginformasikan kepada khalayak Menginformasikan atau memberitahukan sekaligus mengenalkan kepada khalayak (konsumen) tentang produk Tupperware agar mereka mengetahui dan menyadari keberadaan produk dipasaran dan juga memberikan informasi tentang produk itu sendiri. b. Membujuk konsumen Dengan membujuk sasaran konsumen melalui berbagai cara yang di tempuh merupakan bentuk strategi komunikasi pemasaran yang harus dilakukan oleh perusahaan. c. Mengingatkan khalayak Salah satu tujuan utama dilakukannya promosi ini adalah untuk selalu mengingatkan khalayak (konsumen) bahwa produk Tupperware akan menjangkau pasaran dan ini dilakukan supaya konsumen selalu punya ingatan tentang produk di dalam benak mereka. Tujuan menginformasikan, membujuk dan mengingatkan konsumen dapat digunakan apabila konsumen atau khalayak sasaran tersebut tertarik terhadap produk-produk Tupperware. Hal ini menjadi sangat penting walaupun pelanggan telah tertarik dan produk telah terjual, namun mereka masih menjadi sasaran empuk dari promosi pesaing. Membentuk satu ingatan yang kuat melalui komunikasi pemasaran yang gencar terhadap kepuasan yang selalu didapatkan agar menjaga mereka untuk tidak beralih kepada para pesaing. Apabila melihat tujuan-tujuan yang diinginkan oleh perusahaan dapat dipahami bahwa dalam membuat suatu perencanaan khususnya komunikasi pemasaran, Tupperware 55 sangat memperdulikan sekali hubungan yang terjalin antara perusahaan dengan memberikan pelayanan-pelayanan terbaik dan tanggung jawab yang penuh untuk kegiatan pemasaran yang dilakukan. Sebab menurut hasil wawancara dengan Saudari Rini Widiastuti selaku Staf Marketing Tupperware Indonesia, beliau mengatakan bahwa : “Seluruh team bertanggung jawab, saya juga terlibat secara langsung karena kami teamwork, dalam pengimplementasian program ini saya berkordinasi dengan staf yang lain dan terjun secara langsung yang sepenuhnya adalah untuk memberikan pelayanan yang terbaik terhadap konsumen” 4.2.4. Evaluasi Program Dari hasil penelitian di atas terlihat sampai sejauh mana aktivitas marketing public relations yang dijalankan Tupperware tersebut telah dapat menjangkau khalayak sasarannya dengan tepat. Menurut Manager Marketing Public Relation Tupperware Indonesia yakni Saudari Ety Zuir selaku yang menangani kegiatan marketing produk Tupperware, mengatakan bahwa : “Sejauh ini kami sudah menjangkau sasaran pasar yang tepat, hanya belum seluruhnya dapat kami jangkau. kami akan melakukannya beberapa tahap sehingga kedepannya kami akan dapat menjangkau seluruh khalayak sasaran dari produk Tupperware. Dan pada akhirnya orang banyak menggunakan produk Tupperware” 24 Pernyataan tersebut diperkuat oleh Saudari Kartika Candra Kurniawan selaku perwakilan media massa atau wartawan yang diwawancarai penulis. Dia mengatakan untuk jangkauan khalayak Tupperware yaitu : Menurut saya belum sepenuhnya tepat sampai kepada sasaran yang dituju karena media yang digunakan Tupperware dalam aktivitas marketing public relation-nya masih terbatas, belum menjangkau seluruh media. 24 Hasil wawancara, Tanggal 5 agustus 2008 56 Seperti yang diketahui bahwa informasi atau pesan yang tertentu tentang produk dan kegiatan usaha sangat berperan terutama dalam dunia bisnis pada umumnya, khususnya perusahaan yang bergerak dibidang kebutuhan rumah tangga seperti produk Tupperware. Informasi yang disampaikan Tupperware Indonesia dalam aktivitas marketing public relations menjelaskan tentang suatu informasi produk melalui aktivitas atau program acara ajang khusus (event) yang akan ditampilkan baik dalam promosi atau publikasi. Pada umumnya, promosi tersebut berisikan tentang suatu produk atau acara yang akan diselenggarakan oleh Tupperware Indonesia. Salah satu hasil evaluasi dari produk knowledge karyawan dapat dilihat pada tahap tindakan dan komunikasi yakni pelaksanaan aktivitas marketing PR Tupperware dalam mempromosikan produk Tupperware, dapat diketahui aktivitas yang dilakukan adalah meliputi : 1. Menggunakan media massa Penggunaan media massa ini di lakukan dengan pemasangan iklan pada media cetak seperti majalah-majalah diantaranya : Majalah Femina, Majalah Cosmopolitan, dan tabloid Wanita Indonesia. 2. Menggunakan media elektronik yakni website dan internet yang merupakan salah satu media elektronik yang dapat digunakan untuk kegiatan berinteraksi dengan konsumen, berpromosi, dan beriklan dikarenakan internet memiliki kekuatan dan sekaligus keunikannya sebagai media dalam beriklan. 3. Melaksanakan Kegiatan Demo Produk 57 Kegiatan ini dilaksanakan untuk menarik minat customer atau calon distributor dan mereka dapat bertanya mengenai seputar produk Tupperware. Semua pertanyaan mengenai produk Tupperware akan di jawab langsung oleh tenaga dari perusahaan. 4. Melakukan kegiatan pameran. Kegiatan ini biasanya dilakukan dengan membuka stand-stand pameran yang berisi segala produk dari Tupperware dan dilaksanakan di mal-mal pada hasil distributor yang meningkat setiap bulannya. Kemudian dari peningkatan konsumen yaitu berdasarkaan data yang terus di pantau setiap bulannya dan berdasarkan tanggapan konsumen yang didapat dari media seperti internet, telepon, dan media lainnya. Hal tersebut menunjukan bahwa produk Tupperware telah diterima oleh konsumen dan mereka memberikan respon yang sangat baik terhadap produk Tupperware. Evaluasi merupakan tahap terakhir dalam pelaksanaan aktivitas marketing public relations yang dilakukan oleh Tupperware Indonesia. Untuk mengukur efektifitas dari aktivitas marketing public relations produk, Tupperware Indonesia melakukan evaluasi pasca publikasi yang dilakukan setiap tahunnya. Evaluasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana produk Tupperware dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini sesuai pernyataan Saudari Ety Zuir selaku Manager Marketing Public Relation Tupperware Indonesia : “Dari evaluasi yang telah kami lakukan dapat dilihat apakah sesuai dengan tujuan dari marketing public relation sebelumnya. Keberhasilan pelaksanaan marketing dari produk Tupperware dapat dilihat dari banyaknya animo masyarakat pada pelaksanaan acara ini” 58 Jadi evaluasi ini bertujuan untuk mengukur berhasil atau tidaknya pelaksanaan marketing public relations yang dilakukan oleh Tupperware, serta melihat tercapai atau tidaknya tujuan dari kegiatan tersebut Dari keterngan-keterangan evaluasi tersebut keberhasilan dari kegiatan marketing public relations Tupperware Indonesia mampu meningkatkan awarness seperti yang dikatakan Saudari Ety Zuir: “Kami rasa kegiatan MPR yang kami lakukan telah berhasil, terlihat dengan adanya jumlah pelanggan kami dan program yang dijalankan dirasa sudah cukup baik walaupun hasilnya belum signifikan yakni adanya peningkatan jumlah pelanggan kami. Walaupun masih ada kekurangan ataupun hambatan-hambatan akan tetapi program kerja dan aktifitas MPR tetap berjalan dengan baik” . Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan Saudari Kartika Candra Kurniawan selaku perwakilan dari wartawan atau median cetak yang dalam hal ini adalah dari majalah femina: “Ya, karena dilihat dari beberapa acara yang diadakan Tupperware Indonesia, saya perhatikan animo khalayak cukup positif, hal tersebut terlihat dari banyaknya masyarakat yang datang untuk menyasikan acaraacara yang diadakan oleh Tupperware Indonesia” Pengukuran keberhasilan dari aktivitas marketing public relations Tupperware Indonesia tersebut didapat dari evaluasi secara menyeluruh yang t dilakukan management setiap bulannya, seperti yang dikatakan Saudari Ety Zuir : ”Setiap bulan kami membawa laporan perkembangan program ini ke rapat manajemen. Pada akhirnya, evaluasi akhir kami lakukan pada akhir tahun. Metode yang digunakan dalam mengevaluasi program ini adalah dengan mengukur dampak kampanye MPR ini secara nyata baik kualitatif maupun kuantitatif. Cara mengevaluasi dengan mendata jumlah pelanggan pada periode sebelum, selama, setelah penyelenggaraan kampanye MPR. Taget kami dalam setahun adalah bisa menambah jumlah pelanggan“ 59 Sedangkan pandangan dari media massa yang dalam penelitian ini adalah wartawan majalah Femina mengenai hasil dari aktivitas marketing public relations Tupperware Indonesia, Kartika Candra Kurniawan mengatakan : Bisa dikatakan kami sebagai media partner Tupperware Indonesia merasakan cukup baik dan efektif dengan marketing public relations yang dilakukan Tupperware Indonesia. Komunikasi yang mereka lakukan dari mulai customer support hingga informasinya berjalan dengan baik. Dari segi kualitas dan mutu produk saya rasa masih lebih baik dari kompetitornya. Yang utama adalah unsur kepercayaan dan relationship yang baik yang diberikan oleh marketing public relations Tupperware Indonesia Dari pandangan wartawan tersebut dapat diketahui bahwa media massa dilibatkan sebagai media partner dalam pelaksanaan aktivitas marketing public relations, sehingga wartawan atau media tersebut mengetahui bagaimana kegiatan tersebut dilakukan, seperti yang dikatakan Kartika Candra Kurniawan : Ya, saya tahu Tupperware Indonesia pernah mengadakan demo produk, pemberian informasi yang dilakukan oleh telemarketernya, pemanfaatan website-nya untuk memberikan informasi seputar produk yang dihasilkannya dan saya mengetahui program yang dilakukan Tupperware Indonesia melalui informasi di internet undangan seminar, dan juga pernah melihat brosurnya Kartika juga mengatakan program MPR Tupperware Indonesia berbeda sistem pemasaran produknya dengan produk lain sejenis dimana produk lain dijual bebas di pasaran, seperti yang dikatakannya : yang membedakan program MPR pada Tupperware Indonesia dengan yang lain yaitu sistem pemasarannya yang menggunakan jaringanjaringan atau distributor untuk memasarkan produknya. Disamping itu Tupperware juga melakukan pelayanan yang cukup baik kepada customer, onestop service-nya juga baik, relationship yang baik. Saya juga mengetahui orang memilih produk Tupperware sebagai alat kebutuhan rumah tangga karena program yang ditawarkan dapat lebih menjelaskan konsumen dengan pelayanan yang baik serta mutu produk yang berkualitas dan certified. 60 Tabel 4.1 4 Tahap Aktivitas MPR Tupperware Indonesia dalam mempromosikan produk periode tahun 2007 - 2008 No Tahapan Kegiatan Hasil Traingulasi 1. Mendefinisikan Pada tahap awal ini, Masalah Tupperware Indonesia mendefinisikan masalah yang terjadi, agar dapat ditentukan langkah selanjutnya dalam menentukan program yang akan ditempuh. Media dan customer yang sudah mengenal produk Tupperware Indonesia. 2. Membuat Rencana dan Program Berdasarkan hasil wawancara dengan cross check yakni distri butor atau konsumen pengguna produk Tupperware Indonesia, dan media. Rencana dan program yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah dengan menerapkan Marketing Public Relations yang di dalamnya terdapat pendekatan kampanye melalui media massa yakni dengan publikasi di website, pemasangan iklan, training dan seminar, demo produk, penyebaran brosur, info produk melalui telemarketer maupun customer support. Tahapan selanjutnya setelah mengetahui permasalahan yang terjadi adalah dengan menetapkan rencana dan program untuk menentukan tindakan selanjutnya. Dalam menyusun rencana dan program ini, khalayak yang dituju adalah konsumen yang akan menggunakan produk Tupperware Indonesia. Pendekatan maupun program yang digunakan oleh Tupperware Indonesia adalah dengan menggunakan dua macam pendekatan secara terpadu, yaitu : 1. Kegiatan MPR. Kegiatan ini digunakan sebagai awal kegiatan dengan menggalang segala macam sumber dan memanfaatkan momentum sebagai awal kegiatan. Kegiatan Publisitas Media. Kegiatan publisitas media merupakan kampanye yang sebenarnya yang 61 didukung oleh pendekatan bauran media (media mix) dengan memperhatikan faktor pilihan medianya secara tepat guna yakni dengan publikasi melalui situs web, melalui media iklan yakni dengan memasang iklan di media internet, demo produk, membuat dan menyebarkan siaran pers ke berbagai media, penyebaran brosur, demo produk, penyebaran company profile, sponsorship pada kegiatan yang diadakan customer, pemberian informasi oleh petugas telemarketing serta mengikuti kegiatan maupun ekshibisi. 3. Melakukan Tindakan dan Komunikasi Tahapan ketiga adalah melaksanakan program melalui tindakan dan komunikasi dan strategi yang telah dirancang oleh Tupperware Indonesia sebagai berikut : 1. Melakukan pameran dan demo produk dalam jangka awal tahun 2007 hingga pertengahan 2008. 2. Melakukan kerjasama dengan para distributor dalam melakukan pemasaran produk 3. Memasang iklan pada media internet 4. Memasang siaran pers pada situs perusahaan 5. Penyebaran brosur 6. Penyebaran company profile 7. Pemberian informasi oleh petugas telemarketing Tupperware melakukan Indonesia juga program yang Program MPR yang dilakukan Tupperware Indonesia hampir sama dengan yang diungkapkan oleh cross check dalam penelitian yakni : 1. Pemanfaatan situs internet 2. Seminar & training 3. Demo produk 4. Pemberian informasi melalui telemarketer 5. Brosur 62 berbeda dengan pesaingnya agar tercipta keunggulan yang komparatif yaitu: 1. Memberikan pelayanan info produk. 2. Menyediakan jasa customer support. 3. Melakukan demo produk. 4. Membuat jaringan distributor 4. Evaluasi Program Mengevaluasi program adalah langkah terakhir yang dilakukan dalam proses kerja MPR Tupperware Indonesia. Hasil yang dicapai dalam kegiatan MPR telah berhasil, terlihat dengan adanya jumlah pelanggan dan program yang dijalankan dirasa sudah cukup baik walaupun hasilnya belum maksimal tetapi tetap ada peningkatan jumlah pelanggan. Menurut cross check, hasil aktivitas MPR yang dilakukan oleh Tupperware Indonesia sudah cukup baik terbukti dengan respon yang positif oleh customer support dan distributornya. 4.3. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melelui wawancara mendalam pada nara sumber serta dengan melakukan pengumpulan dari data-data perusahaan, peneliti akan menjelaskan secara rinci pembahasan yang menjadi objek penelitian dan menganalisa semua data penelitian sesuai dengan fakta yang sebenarnya secara keseluruhan mengenai aktivitas marketing public relations Tupperware Indonesia dan kaitannya dengan pelaksanaan dari marketing public relations tersebut. 63 Marketing Public Relations adalah suatu proses perencanaan dan pengevaluasian program yang merangsang penjualan dan pelanggan yang dilakukan melalui pengkomunikasian informasi yang kredibel dengan kesankesan yang dapat menghubungkan perusahaan, produk dengan kebutuhan serta perhatian pelanggan. Marketing Public Relations merupakan perpaduan antara pelaksanaan program dan strategi pemasaran dengan aktivitas program kerja humas dalam upaya meluaskan pemasaran dan demi mencapai kepuasan konsumen.25 Untuk itulah sebelum melakukan kegiatan marketing public relations, Tupperware Indonesia menganalisa semua faktor-faktor penting yang digunakan untuk membuat perencanaan dari aktivitas komunikasi pemasaran yakni tujuan dari kegiatan aktivitas marketing public relations, pelaksanaan marketing public relations yang meliputi promosi penjualan, pameran, publisitas, serta kendala dari aktivitas marketing public relations Tupperware Indonesia. Dapat dikatakan bahwa komunikasi pemasaran merupakan salah satu kunci dari hasil aktivitas marketing pubic relations itu sendiri. Pada penjelasan yang memperlihatkan semua hubungan antara marketing pubic relations dan pelaksanaanyan pada Tupperware Indonesia peran public relations memiliki peran penting dalam memperkenalkan dan pemasaran produknya. Pada Tupperware Indonesia, sistem pemasaran atau marketing yang berisikan informasi mengenai suatu produk menjadi peringkat tertinggi selain bentuk pelayanan yang menjadi pusat perhatian dari Tupperware Indonesia. Pada 25 Rosady Ruslan, Konsep dan Aplikasi Marketing Public Relations, (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 1998), hal. 8 64 umumnya bentuk pemasaran tersebut berisikan tentang suatu produk atau suatu acara yang akan diselenggarakan oleh pihak Tupperware Indonesia. Peranan promosi yang merupakan salah satu bagian dari pemasaran dalam peluncuran produk baru menjadi sangat penting bagi Tupperware Indonesia karena tanpa adanya promosi atau publisitas bagaimana mungkin memperkenalkan dan menjelaskan tujuan serta manfaat produk yang akan ditawarkan. Tupperware Indonesia secara konseptual, operasional dan professional membuat suatu rancangan dalam pelaksanaan aktivitas marketing public relations untuk tujuan memasarkan, memperkenalkan dan menyampaikan informasi yang berkenaan dengan produk atau program acara tertentu. Untuk mencapai tujuan atau sasaran dan manfaat dari marketing public relations. Adapun hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini menjelaskan dan membahas mengenai aktivitas marketing public relations yang dilakukan oleh Tupperware Indonesia dalam memasarkan dan mempromosikan produk yang dihasilkannya yang mengacu pada indikator-indikator aktivitas marketing public relations dalam penelitian ini yaitu : 1. Aktivitas untuk menarik perhatian calon konsumen dari produk yang dipasarkan yakni Tupperware atau prospek akan produk yang dipasarkan (Building product Awareness). Media komunikasi yang digunakan yaitu : a. Pameran Exhibition Merupakan kegiatan yang dilakukan dengan membuka sejumlah gerai (stand) yang dilakukan diberbagai tempat dalam kegiatannya turut berpartisipasi dalam suatu pameran seperti Toko dan mal-mal. 65 Pameran ini dilaksanakan dengan membuat outlet-outlet di mal, pusat perbelanjaan, peruimahan dan bahkan mengadakan pameran berskala besar yang terlaksana setiap tahunnya di JCC Jakarta. Adapun rancangan yang disusun sebelum mengadakan pameran tersebut adalah : membentuk kepanitiaan, menyusun materi pameran, menentukan tema dan audience, skenario acara dan meyusun anggaran pameran. b. Promosi Pelaksanaan promosi yang dilakukan oleh Tupperware Indonesia berbarengan dengan kegiatan promosi penjualan dalam bentuk kegiatan pameran, atau penyebaran brosur. Publisitas digunakan hanya sebagai pendukung disetiap acara-acara promosi penjualan. Publikasi yang digunakan Tupperware Indonesia melalui media massa seperti : media cetak dan elektronik. Bagi Tupperware Indonesia pelaksanaan aktivitas Marketing Public Relations yang dilakukan adalah merupakan salah satu faktor yang sangat penting, begitu juga faktorfaktor yang mempengaruhi pelaksanaan kegiatan tersebut sangat mendukung dalam usaha memperkenalkan dan memasarkan produk Tupperware pada kondisi persaingan pasar peralatan rumah tangga. 2. Untuk menambah keyakinan konsumen terhadap suatu produk Tupperware maka dilaksanakan program-program yang diadopsi dari program-program PR untuk membantu pelaksanaan aktivitas marketing. Program-program tersebut adalah sebagai berikut : Seminar, Demo Produk, dan bentuk kegiatan lainnya. 66 Untuk melaksanakan aktivitas marketing public relations tersebut, Tupperware Indonesia melakukannya dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Mendefinisikan permasalahan Tahap pertama ini mencakup penyelidikan dan pemantauan pengetahuan, opini, sikap, dan prilaku mereka yang peduli dan terpengaruh oleh tindakan kebijakan organisasi dalam mempromosikan produk. 2. Perencanaan dan program Informasi yang didapat pada tahap pertama digunakan untuk membuat program, tujuan, strategi komunikasi. Untuk itu penemuan dari langkah pertama ini harus dijadikan faktor kebijakan dan program maupun strategi. 3. Melakukan Tindakan dan Komunikasi Tahap ketiga ini mencakup pelaksanaan program tindakan dan komunikasi yang dirancang untuk mencapai tujuan program mempromosikan produk. 4. Evaluasi Program Tahap yang terakhir adalah mengevaluasikan program maupun aktivitas yang telah dijalankan ”apa yang telah dilakukan, bagaimana mengetahuinya, bagaimana hasilnya dan apakah perlu diubah. Dari seluruh kegiatan aktivitas marketing public relation Tupperware Indonesia yang dijabarkan di atas telah dilaksanakan sesuai dengan program yang telah disusun, sehingga pada pelaksanaan aktivitas tersebut berjalan dengan baik dan telah mencapai sasaran dan telah berhasil meningkatkan awareness target market dari produk Tupperware. 67 Hanya ada beberapa hasil yang belum optimal dari pelaksanaan aktivitas marketing public relations produk yang dimiliki oleh Tupperware Indonesia seperti kendala pemasaran yang belum menjangkau kepada seluruh target market dari produk, hal ini disebabkan dari pelaksanaan promosi yang belum maksimal yang dilakukan oleh bagian pemasaran yang memang belum dilakukan secara menyeluruh karena kendala dana promosi yang masih terbatas. Aktivitas marketing public relations yang dilakukan oleh Tupperware Indonesia juga belum menjangkau kepada seluruh media. Hasil-hasil tersebut dibenarkan oleh hasil kroscek dengan kalangan media yang yang dalam penelitian ini adalah wartawan majalah Femina dimana hasilhasil marketing public relations yang dilakukan Tupperware Indonesia memang belum oprimal dilakukan. Akan tetapi pengamatan media tersebut mengatakan bahwa animo khalayak cukup positif terhadap kegiatan marketing public relations Tupperware Indonesia tersebut, hal tersebut terlihat dari banyaknya masyarakat yang datang untuk menyasikan acara-acara yang diadakan oleh Tupperware Indonesia. Media tersebut juga merasakan kegiatan tersebut cukup baik dan efektif dimana komunikasi yang mereka lakukan dari mulai customer support hingga informasinya berjalan dengan baik. Dari segi kualitas dan mutu produk masih lebih baik dari kompetitornya dan yang utama adalah unsur kepercayaan dan relationship yang baik yang diberikan oleh Tupperware Indonesia Hasil wawancara pada media tersebut mengatakan yang membedakan program MPR pada Tupperware Indonesia dengan yang lain yaitu sistem 68 pemasarannya yang menggunakan jaringan-jaringan atau distributor untuk memasarkan produknya. Disamping itu Tupperware juga melakukan pelayanan yang cukup baik kepada customer, onestop service-nya juga baik, relationship yang baik. Konsumen memilih produk Tupperware sebagai alat kebutuhan rumah tangga karena program yang ditawarkan dapat lebih menjelaskan konsumen dengan pelayanan yang baik serta mutu produk yang berkualitas dan certified. Penerapan konsep aktivitas marketing public relations di atas, merupakan komponen yang berbeda dan mandiri, bukan merupakan satu kesatuan akan tetapi dapat dipilih mana yang sesuai dengan targetnya. Jadi aktivitas marketing public relations yang diterapkan oleh Tupperware Indonesia telah disesuaikan dengan beberapa komponen dari marketing Public Relations yang dikeluarkan oleh Thomas L. Harris yaitu MPR adalah sebuah proses perencanaan dan pengevaluasian program-program yang merangsang pembelian dan kepuasan pelanggan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melihat hasil penelitian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka penulis mencoba untuk menyimpulkan apa yang telah diuraikan mengenai pelaksanaan dari aktivitas marketing public relations yang dilakukan oleh Tupperware Indonesia. Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan yang sudah didapat berkaitan dengan hasil penelitian yaitu : 1. Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini menjelaskan dan membahas aktivitas marketing public relations yang dilakukan oleh Tupperware Indonesia dalam mempublikasikan produk Tupperware yang mengacu pada konsep kegiatan marketing public relations dalam penelitian ini yaitu : Mendefiniskan permasalahan, Perencanaan dan Program, Tindakan dan Komunikasi dan Evaluasi Program. 2. Dari seluruh kegiatan aktivitas marketing public relation Tupperware Indonesia yang dijabarkan di atas telah dilaksanakan sesuai dengan program yang telah disusun, sehingga pada pelaksanaan aktivitas tersebut berjalan dengan baik dan telah mencapai sasaran dan telah berhasil meningkatkan awareness target market dari produk Tupperware. 3. Hanya ada beberapa hasil yang belum optimal dari pelaksanaan aktivitas marketing public relations produk yang dimiliki oleh Tupperwear 69 70 Indonesia seperti kendala pemasaran yang belum menjangkau kepada seluruh target market dari produk, hal ini disebabkan dari pelaksanaan promosi yang belum maksimal yang dilakukan oleh bagian pemasaran yang memang belum dilakukan secara menyeluruh karena kendala dana promosi yang masih terbatas. Aktivitas marketing public relations yang dilakukan oleh Tupperwear Indonesia juga belum menjangkau kepada seluruh media. 4. Pelaksanaan aktivitas marketing public relations yang dilakukan Tupperware Indonesia tidak terlepas dari masalah-masalah yang harus dihadapi perusahaan dan bagaimana pemecahannya diantaranya adanya beberapa produk pesaing sejenis yang membuat pangsa pasar semakin bersaing. Penyelesaiannya dengan melakukan perbaikan dan pengembangan produk dan promosi yang harus terus dilakukan. 5. Hasil kroscek dengan media mengatakan bahwa kegiatan marketing public relations yang dilakukan Tupperware Indonesia sudah cukup baik dan efektif dimana komunikasi yang mereka lakukan dari mulai customer support hingga informasinya berjalan dengan baik. Tupperware Indonesia tetap mengutamakan segi kualitas dan mutu produk yang masih lebih baik dari kompetitornya dan yang utama adalah unsur kepercayaan dan relationship yang baik yang diberikan kepada para konsumen. 5.2. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas penulis mencoba memberikan beberapa saran sebagai berikut : 71 a. Praktis : 1. Penulis memberi masukan bahwa sebaiknya dalam proses pelaksanaan aktivitas marketing public relations yang dilakukan oleh Tupperware Indonesia lebih menggunakan program-program yang jitu, tepat dan efisien. Sehingga akan menghasilkan aktivitas yang berdaya cipta baik, sesuai dengan tujuan yang diinginkan. 2. Untuk menghadapi persaingan dengan perusahaan lain yang memiliki produk sejenis, Tupperware Indonesia harus melakukan terobosanterobosan yang baru dalam pelaksanaan aktivitas marketing public relations-nya baik dari segi promosi yang dilakukan maupun dari segi pengembangan produk itu sendiri seperti dikeluarkan inovasi dan fasilitasfasilitas baru agar dapat menarik konsumen lebih banyak lagi. 3. Tupperware Indonesia harus lebih banyak lagi melakukan komunikasikomunikasi pemasaran pada berbagai kegiatan promosi dan pemakaian media-media promosi lain yang jarang atau belum pernah dipakai oleh perusahaan sehingga diharapkan dapat menjangkau lebih banyak lagi khalayak atau konsumen dari target market produk Tupperware. b. Akademis : Untuk penelitian selanjutnya penulis menyarankan agar lebih dalam atau lebih fokus lagi membahas permasalahan terutama untuk penerapan aktivitas atau strategi public relations yang diarahkan pada penelitian yang menganalisa suatu isi inti dari suatu permasalahan. DAFTAR PUSTAKA Abdurrachman, Oemi, Dasar-dasar Public Relations, (Bandung, PT. Citra Aditya Bakti) 1995. Arifin Anwar, Strategi Komunikasi : Sebuah Pengantar Ringkas, (Bandung, Armito), 1986 Bachtiar, Aly , Tehnik Hubungan Masyarakat, (Jakarta : UT, 1995) Harris Thomas L., The Marketer’s Guide to Public Relations, (John Wiley & Sons, Inc.USA: 1991) Jefkins, Frank., Public Relations, (Jakarta, Erlangga), 1995. Kasali Rheinald, Manajemen Public Relations, (Jakarta, Pustaka Utama Grafiti), 1994 Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat (Jakarta: LP3ES), 1981 Moekijat, Teori Komunikasi, (Bandung, Mandar Maju) 1992 Moleong Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya) 1991 Muhammad Arni, Komunikasi Organisasi, (Bumi Aksara, Jakarta) 2000 Nawawi Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Gajah Mada University), 1985. Rachmad, F, Public Relations dalam Teori dan Praktek, (Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama), 1994. Rahmat Jalalludin, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya), 1998 Robins Stephen P, Management Concept and Practice, (Prentice-Hall, Inc, Englewood Cliffs, New Jersey) 1994 Ruslan, Rosady, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada), 1997. _____________, Praktek dan Solusi Public Relations dalam Situasi Krisis dan Pemulihan Citra, (Jakarta, Ghalia Indonesia), 1994. _____________, Konsep dan Aplikasi Marketing Public Relations, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada), 1998. _____________, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi (Konsepsi dan Aplikasi), (PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta), 1999 Simandjuntak John P, Public Relations, (Graha Ilmu, Yogyakarta) 2003. Stanton William J, Prinsip Pemasaran, (Jilid 2, Univercity of Colorado, Erlangga, Jakarta) 1993 Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, (PT. Remaja Rosdakarya, Cetakan Kedua, Bandung)1998 Uchjana Effendy, Onong, Human Relations dan Public Relations dalam Manajemen, (Bandung, Mandar Maju), 1989. ______________________, Humas Suatu Study Komunikologis, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya), 1992. ____________________, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya), 1994 Wayne P R & Don F. Faules, Komuniksi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, (PT Remaja Rosdakarya ; ed 3), 2001 Widjaja, A.W, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Jakarta, Bumi Aksara, 1993 Yin Robert K. Studi Kasus (Desain dan Metode), (Jakarta, Raja Grafindo Persada), 1997 HASIL WAWANCARA A. Dengan Manager Marketing Public Relation Tupperwear Indonesia (Saudari Ety Zuir) : 1. Apa jenis produk sasaran pasar utamanya (primary market) dari produk Tupperwear di Indonesia ? - Jenis produk sasarannya yaitu peralatan rumah tangga yang memiliki keistimewaan yakni kualitasi tinggi, bermutu dan fungsi pengunaan yang berbeda. 2. Siapa sasaran pasaran sekundernya dari produk Tupperwear di Indonesia ? - Para ibu rumah tangga dan kalangan usaha olahan makanan... dan konsumen kami sudah cukup cerdas untuk memilih produk mana yang mereka anggap baik dan layak untuk dipakai. Untuk itulah Tupperwear sedapat mungkin memberikan pelayanan yang terbaik untuk konsumennya baik dari segi produk, komunikasi pemasarannya maupun dari segi pelayanan yang diberikan oleh perusahaan. 3. Bagaimana jaringan distribusi dari produk Tupperwear di Indonesia ? - Ya kami mengandalkan kembangkan dari distributor-distributor konsumen untuk yang memasarkan kami produk Tupperware..dari konsumen tersebut kami harapkan terus muncul distributor-distributor baru berkembang... 4. Bagaimana trend penjualannya ? - Cukup bagus yang nantinya akan terus 5. Bagaimana penguasaan pasarnya (market share) dari produk Tupperwear di Indonesia ? - Penguasaan pasarnya cukup bagus… Dan untuk pelaksanaan kegiatan pemasaran dalam rangka penyampaian pesan informasi yang gunanya untuk memenuhi target penjualan produk, Tupperware Indonesia memiliki strategi-strategi untuk memasarkan produknya. 6. Bagaimana proyeksi ke depannya ? - Diharapkan penjualan Tupperware akan meningkat pada tahun 2009 dan seterusnya karena banyak sekali kebutuhan rumah tangga yang terus meningkat. 7. Siapa pesaing dari produk Tupperware di Indonesia ? - Pesaing produk Tupperware yaitu Lock & Lock, MotherCare, Lion Star, Claris dan beberapa produk lainnya... 8. Bagaimana peta kekuatan para pesaing tersebut ? - Kami belum menganggapnya sebagai ancaman yang besar karena Tupperware lebih dulu berkembang di Indonesia dan kami memiliki pangsa pasar sendiri karena mereka mempercayai mutu dan kualitas produk kami yang kami anggap masih lebih baik, 9. Di mana diposisikan produk Tupperware di Indonesia terhadap produk pesaing ? - Produk Tupperware diposisikan teratas... Produk Tupperwear selalu memberikan pilihan yang terbaik untuk customernya dan selalu mengembangkan produk-produk baru dengan kualitas dan mutu tinggi yang sangat di butuhkan oleh customer tentunya sesuai dengan fungsi dan kebutuhannya. Tidak hanya pengembangan produk tetapi juga melakukan mengembangkan penjualan produk Tupperwear, maksudnya kami memudahkan para customer untuk mendapatkan produk 10. Bagaimana program kampanye Marketing Public Relations Tupperware Indonesia ? - Program kampanye MPR yang kami lakukan adalah lebih cenderung dengan pemberian informasi melalui telemarketing dan demo produk kepada konsumen. Walaupun kami tetap melakukan event-event ataupun melakukan kegiatan pameran. 11. Bagaimana dengan kendala dalam pelaksanaan kegiatan Marketing Public Relations yang dilakukan public relations Tupperware Indonesia ? - Belum ada kendala yang terlalu sulit karena beberapa kendala yang kita hadapi dapat diatasi. Kalau dari segi pemasaran yang belum menjangkau kepada seluruh target market dari Tupperwear kami pernah mengalaminya, hal ini disebabkan dari aktivitas promosi yang belum maksimal yang dilakukan oleh bagian pemasaran yang memang belum dilakukan secara optimal karena kendala dana promosi yang masih terbatas. Jadi promosi yang dilakukan oleh belum menjangkau kepada seluruh khalayaknya. 12. Bagaimana setiap program MPR itu diimplementasikan dan apa tujuannya ? - Sesuai dengan rencana yang ditargetkan... Program itu diimplementasikan dengan kerjasama yang diilakukan dalam rangka menerapkan program MPR dalam mengkampanyekan produk kami ini adalah dengan melakukan kerjasama dengan distributor-distributor kami dan tujuan program tersebut adalah : a. Menginformasikan kepada khalayak Menginformasikan atau memberitahukan sekaligus mengenalkan kepada khalayak (konsumen) tentang produk Tupperwear agar mereka mengetahui dan menyadari keberadaan produk dipasaran dan juga memberikan informasi tentang produk itu sendiri. b. Membujuk konsumen Dengan membujuk sasaran konsumen melalui berbagai cara yang di tempuh merupakan bentuk strategi komunikasi pemasaran yang harus dilakukan oleh perusahaan. c. Mengingatkan khalayak Salah satu tujuan utama dilakukannya promosi ini adalah untuk selalu mengingatkan khalayak (konsumen) bahwa produk Tupperwear akan menjangkau pasaran dan ini dilakukan supaya konsumen selalu punya ingatan tentang produk di dalam benak mereka. 13. Bagaimana pelaksanaan kegiataan perencanaan media dalam aktivitas MPR Tupperware Indonesia ? - Dalam memperkenalkan produk kami melalui kegiatan marketing public relations yakni dengan melaksanakan publisitas dan membuat iklan, atau pemasangan iklan pada media-media massa, jadi dalam iklan tersebut kami membuat promosi yang inovatif, yang diharapkan akan menghasilkan penjualan produk yang berkesinambungan 14. Apakah kegiatan Marketing Public Relations Tupperware Indonesia telah menjangkau sasaran yang tepat ? - Sejauh ini kami sudah menjangkau sasaran pasar yang tepat, hanya belum seluruhnya dapat kami jangkau. kami akan melakukannya beberapa tahap sehingga kedepannya kami akan dapat menjangkau seluruh khalayak sasaran dari produk Tupperware. Dan pada akhirnya orang banyak menggunakan produk Tupperware. 15. Apakah kegiatan Marketing Public Relations Tupperware Indonesia telah berhasil meningkatkan awareness ? Jekaskan ! - Kami rasa kegiatan MPR yang kami lakukan telah berhasil, terlihat dengan adanya jumlah pelanggan kami dan program yang dijalankan dirasa sudah cukup baik walaupun hasilnya belum signifikan yakni adanya peningkatan jumlah pelanggan kami. Walaupun masih ada kekurangan ataupun hambatan-hambatan akan tetapi program kerja dan aktifitas MPR tetap berjalan dengan baik. 16. Apakah kegiatan Marketing Public Relations Tupperware Indonesia telah berhasil menanamkan interest pada konsumen ? - Ya...terutama jika kami mengeluarkan produk baru dan kami perkenalkan dan menjelaskannya kepada distributor...mereka sangat interest sekali.. 17. Bagaimana public relations Tupperware Indonesia mengukur hasil dari kegiatan Marketing Public Relations ? - Setiap bulan kami membawa laporan perkembangan program ini ke rapat manajemen. Pada akhirnya, evaluasi akhir kami lakukan pada akhir tahun. Metode yang digunakan dalam mengevaluasi program ini adalah dengan mengukur dampak kampanye MPR ini secara nyata baik kualitatif maupun kuantitatif. Cara mengevaluasi dengan mendata jumlah pelanggan pada periode sebelum, selama, setelah penyelenggaraan kampanye MPR. Taget kami dalam setahun adalah bisa menambah jumlah pelanggan. 18. Apa manfaat yang dapat ditarik untuk membuat program berjalan lebih baik ? - Tentunya lebih meningkatkan kembali setelah hasil melihat hasil dari evaluasi kegiatan ini B. Dengan Staf Marketing Tupperwear Indonesia (Saudari Rini Widiastuti) : 1. Apa yang hendak dicapai dari pelaksanaan kegiatan Marketing Public Relations Tupperware Indonesia ? - Intinya kegiatan ini dilakukan adalah untuk menarik perhatian dan meyakinkan konsumen terhadap produk yang dipasarkan melalui penyampaian pesan atau informasi kepada target konsumen sehingga target atau sasaran diarahkan kepada kepentingan konsumen untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dan tujuan diadakan kegiatan ini adalah untuk mencapai kepuasan pelanggan atau konsumen terhadap produk yang sudah dibelinya dimana pihak konsumen memperoleh keuntungan, dan manfaat dari produk tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut kami harus mampu menciptakan produk yang memenuhi kebutuhan konsumen, mudah diperoleh, promosinya menarik dan disertai pelayanan yang memuaskan 2. Siapa sasaran publik dari pelaksanaan kegiatan Marketing Public Relations Tupperware Indonesia ? - Karena jenis produk kami ini memang banyak digunakan oleh konsumen rumah tangga, maka khalayak sasaran dari kegiatam MPR yang kami lakukan adalah para ibu-ibu rumah tangga, wanita karier yang berusia muda, distributordistributor dan toko-toko penyedia makanan yang ada di kotakota besar di Indonesia. 3. Apa yang diharapkan public relations Tupperware Indonesia (dalam pelaksanaan kegiatan Marketing Public Relations Tupperware Indonesia) ? - Yang pasti peningkatan yang dilakukan setiap tahunnya harus lebih baik. Pada tahun 2007 lalu Tupperware Indonesia meningkatkan penjualan produk, terpasangnya atribut-atribut promo, memperluas jangkauan layanan distributor baru, memelihara loyalitas dan relationship para distributor, dealer, menjamin ketersediaan produk untuk meningkatkan penjualan produk dan memudahkan customer kami untuk memperoleh layanan. 4. Bagaimana mengatasi masalah yang ada pada pelaksanaan aktivitas marketing public relations perusahaan dalam menghadapi persaingan dengan pesaing ? - Tupperwear melakukan pengembangan produk dan pengawasan mutu agar fasilitas produknya lebih bervariasi dan lebih banyak diminati oleh masyarakat sehingga dapat meningkatkan hasil dari kegiatan marketing public relations. Tupperwear memberitahukan atau menginformasikan keunggulan-keunggulan yang menarik dibandingkan dengan produk lain kepada konsumen. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan atau menarik konsumen untuk memakai produk Tupperwear tersebut. 5. Apa elemen program yang dipakai public relations Tupperware Indonesia untuk menjangkau setiap sasaran kelompok pasar dalam pelaksanaan kegiatan Marketing Public Relations ? - Dengan mengadakan demo produk, pemberian informasi yang dilakukan oleh telemarketernya, pemanfaat website yang bertujuan untuk memberikan informasi seputar produk Tupperware. Kami juga membuat hubungan baik dengan media cetak, elektronik serta para distributor. Membuat advertorial, mengadakan tatap muka dengan pengguna produk kami. Merencanakan kegiatan pameran, open house, sponsorship dan bekerjasama dengan perusahaan lain dalam acara atau kegiatan tertentu. 6. Bahan-bahan/materi apa yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan Marketing Public Relations ? - Seperti yang telah saya uraikan tadi bahwa kami menginformasikan produk kami mempunyai keunggulan yang komparatif dengan produk kompetitor yaitu memberikan pelayanan baik informasi maupun pada produk. Kemudian adanya kemudahan dengan menyediakan jasa customer support, hingga akan terjadi one stop service. 7. Bagaimana dalam pelaksanaan kegiataan perencanaan medianya ? - Perencanaan media kami tetapkan adalahi : 1. Bulletin Tupperwear berisi tentang kegiatan yang berhubungan dengan Internal perusahaan, membahas mengenai produk Tupperware mulai dari kegunaan serta fungsi, juga manfaatmanfaat yang sangat penting dalam setiap produk. Di dalam bulletin Tupperwear juga terdapat testimoni dari customer yang berisi tentang pengalaman menggunakan produk Tupperwear. 2. Brosur mengenai produk dari Tupperwear atau yang berbentuk iklan mengenai perusahaan. 3. Majalah atau tabloid yang merupakan media yang relative digunakan untuk tujuan publikasi atau beriklan yang efektif dalam tujuan pencapain penjualan produknya. Alasan kami menggunakan majalah adalah : a. Karena majalah atau tabloid dibutuhkan untuk mendapatkan informasi yang actual dan factual b. Jangakuan distribusi majalah atau tabloid tidak di batasi dan lebih luas c. Kualitas visual majalah cukup prima, karena pada umumnya dicetak diatas kertas yang berkualitas tinggi dan nilai beritanya/informasinya lebih panjang jika dibandingakan dengan surat kabar. d. Menjangkau segmen pasar tertentu yang terspesialisasi atau pembaca kalangan khusus. e. Kemampuannya yang dapat mengangkat produk yang diiklankan sejajar dengan persepsi khlayak sasaran terhadap prestise majalah yang bersangkutan. 5. Website kami www.tupperware.co.id, dan beriklan pada internet juga dimanfaatkan oleh kami. internet merupakan media komunikasi yang cepat dan dapat diakses dimana saja kapan saja. 8. Bagaimana pelaksanaan kegiatan time table-nya ? - Pelaksanaan kampanye MPR produk kami ini dilaksanakan dalam kurun waktu tahun 2007 hingga pertengahan 2008. Insya Allah setelah adanya sosialisasi ini masyarakat akan semakin aware terhadap pemanfaatn produk kami. 9. Berapa anggaran dan biaya dalam pelaksanaan kegiatan Marketing Public Relations Tupperware Indonesia ? - Maaf kami tidak bias memberi tahu mengenai anggaran yang kami keluarkan untuk kegiatan ini 10. Siapa yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan tersebut ? - ...yang bertanggung jawab adalah manager marketing PR sekaligus staff yang terkait dengan kegiatan ini... Seluruh team bertanggung jawab, saya juga terlibat secara langsung karena kami teamwork, dalam pengimplementasian program ini saya berkordinasi dengan staf yang lain dan terjun secara langsung yang sepenuhnya adalah untuk memberikan pelayanan yang terbaik terhadap konsumen. 11. Bagaimana kendala untuk memenuhi objective Marketing Public Relations yang dilakukan public relations Tupperware Indonesia dalam kegiatan Marketing Public Relations ? - Kendalanya adalah biasanya dari SDM kami yang belum banyak. Hal ini terutama jika terjadi troubleshoot di beberapa distributor dalam waktu yang bersamaan, pelayanan kami tidak dapat melakukan kunjungan dalam waktu yang bersamaan atau berdekatan. Jika SDM nya banyak, otomatis semua customer akan dapat terlayani dengan baik. C. Dengan Media Massa (Majalah Femina), Saudari Kartika Candra Kurniawan : 1. Apakah anda mengetahui produk Tupperware ? - Ya saya tahu 2. Apakah anda sebagai wartawan pernah mengetahui tentang kegiatan yang dilakukan Tupperware Indonesia ? - Ya, saya tahu Tupperware Indonesia pernah mengadakan demo produk, pemberian informasi yang dilakukan oleh telemarketernya, pemanfaatan website-nya untuk memberikan informasi seputar produk yang dihasilkannya dan saya mengetahui program yang dilakukan Tupperware Indonesia melalui informasi di internet undangan seminar, dan juga pernah melihat brosurnya. 3. Apa yang membedakan Tupperware Indonesia dengan perusahaan lain sejenis dalam strategi pemasaran produknya (MPR) ? - yang membedakan program MPR pada Tupperware Indonesia dengan yang lain yaitu sistem pemasarannya yang menggunakan jaringanjaringan atau distributor untuk memasarkan produknya. Disamping itu Tupperware juga melakukan pelayanan yang cukup baik kepada customer, onestop service-nya juga baik, relationship yang baik. Saya juga mengetahui orang memilih produk Tupperware sebagai alat kebutuhan rumah tangga karena program yang ditawarkan dapat lebih menjelaskan konsumen dengan pelayanan yang baik serta mutu produk yang berkualitas dan certified.. 4. Bagaimana hasil kegiatan marketing public relations Tupperware Indonesia menurut anda ? - Bisa dikatakan kami sebagai media partner Tupperware Indonesia merasakan cukup baik dan efektif dengan marketing public relations yang dilakukan Tupperware Indonesia. Komunikasi yang mereka lakukan dari mulai customer support hingga informasinya berjalan dengan baik. Dari segi kualitas dan mutu produk saya rasa masih lebih baik dari kompetitornya. Yang utama adalah unsur kepercayaan dan relationship yang baik yang diberikan oleh marketing public relations Tupperware Indonesia. 5. Menurut anda apakah kegiatan marketing public relations Tupperware Indonesia telah menjangkau sasaran yang tepat ? - Menurut saya belum sepenuhnya tepat sampai kepada sasaran yang dituju karena media yang digunakan Tupperware dalam aktivitas marketing public relation-nya masih terbatas, belum menjangkau seluruh media. 6. Menurut anda apakah kegiatan marketing public relations Tupperware Indonesia telah berhasil meningkatkan awareness ? - Ya, karena dilihat dari beberapa acara yang diadakan Tupperware Indonesia, saya perhatikan animo khalayak cukup positif, hal terebut terlihat dari banyaknya masyarakat yang datang untuk menyaksikan acara-acara yang diadakan oleh Tupperware Indonesia. STUKTUR DAN MANAJEMEN TUPPERWARE INDONESIA Presiden Direktur Wkl. Presiden Direktur Divisi Marketing Divisi Marketing Public Relations Divisi Finance