fakultas ilmu komunikasi - Perpustakaan Universitas Mercu Buana

advertisement
Di susun Oleh :
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
AKTIVITAS MARKETING PUBLIC RELATIONS TUPPERWARE
INDONESIA DALAM MEMPROMOSIKAN PRODUK
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu (S1) Fakultas Ilmu Komunikasi
Disusun oleh :
Nama
: Hastari Julianita
Nim
: 04201-044
JAKARTA
2008
UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
BIDANG STUDI HUBUNGAN MASYARAKAT
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
Nama
: Hastari Julianita
NIM
: 04201-044
Bidang Studi
: Hubungan Masyarakat
Judul Skripsi
: Aktivitas Marketing Public Relations Tupperware
Indonesia dalam Mempromosikan Produk
Disetujui dan diterima oleh :
Pembimbing I
Pembimbing II
( Dra. Agustina Zubair, M.Si )
( Siti Dewi Sri Ratna Sari, SS,
M.Si )
i
UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
BIDANG STUDI HUBUNGAN MASYARAKAT
LEMBAR TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI
Nama
: Hastari Julianita
NIM
: 04201-044
Bidang Studi
: Hubungan Masyarakat
Judul Skripsi
: Aktivitas Marketing Public Relations Tupperware
Indonesia dalam Mempromosikan Produk
Jakarta, September 2008
1. Ketua Sidang
Dra. Diah Wardhani, M.Si
(.....................................)
2. Penguji Ahli
Drs. Ahmad Mulyana, M.Si
(.....................................)
3. Pembimbing I
Dra. Agustina Zubair, M.Si
(.....................................)
4. Pembimbing II
Siti Dewi Sri Ratna Sari, SS, M.Si
(.....................................)
i
UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
BIDANG STUDI HUBUNGAN MASYARAKAT
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
Nama
: Hastari Julianita
NIM
: 04201-044
Bidang Studi
: Hubungan Masyarakat
Judul Skripsi
: Aktivitas Marketing Public Relations Tupperware
Indonesia dalam Mempromosikan Produk
Jakarta, September 2008
Disetujui dan diterima oleh :
Pembimbing I
Pembimbing II
( Dra. Agustina Zubair, M.Si )
( Siti Dewi Sri Ratna Sari, SS, M.Si
)
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
Ketua
Relations
i
Bidang
Studi
Public
( Dra. Diah Wardhani, M.Si )
( Marhaeni F. Kurniawati, S.Sos, M.Si )
v
UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
BIDANG STUDI HUBUNGAN MASYARAKAT
ABSTRAKSI
Hastari Julianita (04201-044)
Aktivitas Marketing Public Relations Tupperware Indonesia dalam
Mempromosikan Produk
xi + 69 halaman ; 12 lampiran
Bibliografi : 27 Acuan (1993-2004)
Marketing Public Relations sebagai pengembang sinergi dari fungsi
perpaduan pemasaran dan Public Relations, cukup efektif dalam mempromosikan
produk. Dalam menerapkan Marketing Public Relations itu sendiri, pihak
perusahaan harus memiliki program yang terarah agar tujuan dari Marketing
Public Relations dapat tercapai dengan baik. Salah satu perusahaan yang
melakukan aktivitas Marketing Public Relations adalah Tupperware Indonesia
yakni suatu perusahaan yang memproduksi peralatan rumah tangga yang terbuat
dari plastik yang telah berjalan dengan sistem pelayanan terhadap pelanggannya.
Tupperware Indonesia pernah mengalami suatu persaingan yang cukup kuat pada
tahun 1990 karena produk plastik pesaing yang datang bermunculan membuat
produk Tupperware terpuruk. Akhirnya Tupperware Indonesia memakai
Marketing Public Relations (MPR) untuk lebih mempromosikan produknya
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
bagaimana Aktivitas Marketing Public Relations Tupperware Indonesia dalam
mempromosikan produk pada periode tahun 2007 - 2008. Sedangkan tujuan
penelitiannya adalah untuk mengetahui bagaimana Aktivitas Marketing Public
Relations dalam mempromosikan produk periode tahun 2007 - 2008
Konsep penelitian yang digunakan mengacu pada konsep Marketing
Public Relations yang dikemukakan oleh Thomas L. Harris yang meliputi :
Mendefiniskan permasalahan, Perencanaan dan Program, Tindakan dan
Komunikasi dan Evaluasi Program.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
metode deskriptif kualitatif dan data yang diperoleh hasil dari wawancara dengan
key informan yakni Manager Public Relations dan Staff Marketing dari
Tupperware Indonesia
Hasil penelitian dari seluruh kegiatan aktivitas marketing public relation
Tupperware Indonesia yang dijabarkan berdasarkan konsep MPR telah
dilaksanakan sesuai dengan program yang disusun, sehingga pada pelaksanaan
aktivitas tersebut berjalan dengan baik dan telah berhasil meningkatkan awareness
dari produk Tupperware. Hanya ada beberapa hasil yang belum optimal dari
pelaksanaan aktivitas tersebut seperti kendala pemasaran yang belum mencapai
kepada seluruh target market dan belum menjangkau kepada seluruh media. Oleh
karena itu Tupperware Indonesia harus melakukan terobosan-terobosan yang baru
dalam pelaksanaan aktivitas marketing public relations-nya
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahirobbil’aalamin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, karunia serta hidayah-Nya, sehingga
penulis berhasil menyelesaikan skripsi yang berjudul : “Aktivitas Marketing
Public Relations Tupperware Indonesia dalam Mempromosikan Produk.” dengan
baik. Arti pentingnya skripsi ini dalam konteks ilmu komunikasi paling tidak
memberikan informasi yang cukup dan dapat membuka wawasan pembaca
mengenai Marketing Public Relations pada sebuah perusahaan..
Mengingat hanya Allah SWT-lah Yang Maha Sempurna, penulis
menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penulis mengharapkan saran, kritik dan masukan demi perbaikan pemikiran dan
penyusunan yang lebih baik lagi.
Terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak yang banyak memberikan sumbangan yang sangat berarti baik moril
maupun materil. Untuk itu dengan segala ketulusan hati, penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agustina Zubair, M.Si. selaku pembimbing I dan selaku Kepala
Bidang Studi Advertising yang telah sabar untuk memberikan bimbingan
dan semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini kepada penulis.
2. Ibu Siti Dewi Sri Ratna Sari, SS, M.Si. selaku pembimbing II yang
memberikan
waktu
diantara
bimbingannya kepada penulis.
iv
kesibukannya
untuk
memberikan
3. Ibu Dra. Diah Wardhani. M.si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
4. Ibu Dra. Marhaeni F. Kurniawati, S.Sos. M.Si. selaku Ketua Jurusan
Hubungan Masyarakat Dan Pak Farid selaku Sekertaris Jurusan Hubungan
masyarakat.
5. Kedua orang tua ku Mama Dan Papa atas dukungan dan doa yang tiada
henti dalam setiap langkahku… Kedua Adeku Tersayang Rangga dan
Desta yang selalu memberikan Support dan nasehat-nasehat yang dapat
membuat ku semangat.
6. My beib... Awal Fajar yang selaku memberikan dukungan, motivasi, serta
doanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Ibu Ety Zuir selaku Manager Marketing Public Relations Tupperware
Indonesia dan Ibu Rini Widiastuti slaku Staf Marketing Tupperware atas
kesempatan waktu, data dan kesempatan yang telah diberikan kepada
penulis untuk melakukan penelitian.
8. Bang nyam2.. thanks yaa buat semua konsep-konsepnya.
9. Anak–anak ”TOGHEDER” (Ana, Ane, Anis, Dina, Wanda, Rora, Tessa,
Maya, Novi) BRHOTHER (Ichay, Agus, Dodho, Aghay, Eko Louhan,
Derfan) Sangat menyenangkan dan membahagiaan bersama kalian serta
teman-teman lainya yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang
senantiasa pernah lama hadir pada masa perkulihan.
10. Seluruh staf Tata Usaha Fikom yang selalu bersedia melayani kebutuhan
administrasi penulis dalam kegiatan perkuliahan
penyelesaian skripsi.
v
maupun
proses
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta
memberikan balasan yang setimpal kepada semua pihak tersebut di atas, dan
semoga penelitian dalam skripsi ini dapat memberikan sumbangan dan manfaat
bagi bidang ilmu komunikasi dan pihak-pihak yang berkenan membacanya.
Jakarta, September 2008
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN...............................................................................
ii
ABSTRAKSI.....................................................................................................
v
KATA PENGANTAR .......................................................................................
vi
DAFTAR ISI .....................................................................................................
ix
BAB
BAB
I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah .........................................................
1
1.2. Perumusan Masalah................................................................
6
1.3. Tujuan Penelitian....................................................................
6
1.4. Manfaat Penelitian..................................................................
7
II : KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Komunikasi Organisasi ........................................................
8
2.2. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) .....................................
9
2.3. Public Relations ...................................................................
12
2.4. Fungsi Public Relations........................................................
14
2.5. Khalayak Public Relations ...................................................
16
2.6. Aktivitas Public Relations ....................................................
17
2.7. Marketing Public Relations ..................................................
18
2.8. Aktivitas Marketing Public Relations ...................................
27
BAB III : METODELOGI PENELITIAN
3.1. Tipe Penelitian .....................................................................
32
3.2. Metode Penelitian.................................................................
33
3.3. Tehnik Pengumpulan Data ...................................................
34
3.4. Nara Sumber ( Key Informan )..............................................
35
3.5. Definisi Konsep ...................................................................
35
3.6. Fokus Penelitian...................................................................
36
3.7. Teknik Analisa Data.............................................................
40
ix
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA
4.1. Sekilas tentang Tupperware Indonesia..................................
42
4.1.1. Filosofi, Visi dan Misi Tupperware Indonesia ...........
44
4.2.2. Struktur dan Manajemen Tupperware
Indonesia ..................................................................
45
4.2. Hasil Penelitian ....................................................................
46
4.2.1. Mendefiniskan permasalahan ....................................
46
4.2.2. Tahap Perencanaan dan Program...............................
49
4.2.3. Tindakan dan Komunikasi ........................................
52
4.2.4. Tahap Evaluasi .........................................................
57
4.3. Pembahasan .........................................................................
61
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ..........................................................................
69
5.2. Saran .................................................................................
71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA
x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Komunikasi
merupakan
suatu
kegiatan
yang
mendasar
serta
memegang peranan penting dalam melakukan kegiatan dalam organisasi
khususnya dan kegiatan kehidupan manusia pada umumnya. Dengan
berkomunikasi maka manusia dapat saling berinteraksi. Di dalam berinteraksi
tersebut maka dapat terjadi pertukaran informasi dan pengetahuan serta
pengalaman antara komunikator dengan komunikan. Sehingga dengan kata
lain manusia tidak mungkin menghindar dari kegiatan komunikasi dimana saja
dan kapan saja ia berada, jadi komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah
dibutuhkan.
Komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua organisasi atau
perusahaan, oleh karena itu bagi para pemimpin perusahaan dan para
komunikator dalam perusahaan perlu memahami dan menyempurnakan
kemampuan berkomunikasi.1
Didalam suatu organisasi komunikasi yang efektif sangat penting salah
satu bidang yang sangat berpengaruh atau memegang peranan penting dalam
komunikasi adalah public relations, public relations adalah salah satu bidang
yang sangat luas yang menyangkut hubungan dengan berbagai pihak. Public
Relations tidak sama dengan sekedar menjalin hubungan tapi sudah
1
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Bumi Aksara, Jakarta, 2000), hal. 1.
1
2
berkembang dan berkaitan dengan bidang pemasaran produk atau jasa.
Banyak
pengelola
Marketing
menerapkan
Public
Relations
sebagai
pendukung unsur promosi dalam bauran pemasaran (Marketing Mix). Begitu
erat dan pentingnya kerjasama antara bidang Marketing dan Publik Relations
sehingga ada istilah untuk menggabungkan aktivitas keduanya.
Pendekatan baru dengan memanfaatkan kekuatan Public Relations
untuk pemasaran inilah yang kemudian dikenal dengan Marketing Public
Relations (MPR). Istilah MPR mulai terkenal sejak tahun 1990-an. Pencetus
pertama konsep MPR adalah Thomas L. Harris yang menyatakan bahwa, agar
sukses dalam persaingan keras 90-an, para pemasar tidak akan dapat lagi
bergantung pada periklanan masa untuk meraup uang konsumen. Di sinilah
Marketing Public Relations masuk atau berada. Sebuah ilmu yang berbeda,
Marketing Public Relations menggunakan kekuatan berita, kegiatan, program
komunikasi dan bentuk lain komunikasi untuk menarik perhatian terhadap
produk, jasa maupun ide.2
MPR adalah bagian dari kegiatan pemasaran, penanggung jawab
tertingginya adalah manajer pemasaran, dan objective dari kegitan MPR
adalah pendukung objective di bidang pemasaran yang dikenal dengan Hard
Selling. Sedangkan CPR adalah adalah suatu staff khusus dibawah CEO
(Chief Eksekutif Officer) atau Direktur Utama. Levelnya adalah level korporat.
CPR mempunyai tugas menjaga kepuasan para stakeholders termasuk
pemegang saham dan pemerintah atau disebut juga fungsi manajamen
2
Rhenald Kasali, Manajemen Publi Relation Konsep dan Aplikasinya di Indonesia,
Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 2003, hal 12
3
perusahaan dan mendukung tujuan perusahaan. CPR juga bertanggung jawab
terhadap pencegahan dan pemecahan krisis yang dapat menurunkan citra
perusahaan. Antara MPR dan CPR adalah suatu kemitraan yang saling
mempengaruhi. Hal ini tidak akan tercapai apabila MPR dan CPR sama-sama
melihat sebagai lawan atau sekutu.3
Bentuk
komunikasi
dari
Marketing
Public
Relations
adalah
komunikasi yang berkaitan dengan nilai tambah mengenai produk melalui
keunikan, kepercayaan dan pesan-pesan atas produk yang disampaikan.
Di perusahaan-perusahaan MPR sangat penting sekali karena
Marketing Public Relations sebagai pengembang sinergi dari fungsi
perpaduan pemasaran dan Public Relations, cukup efektif dalam membangun
Brand awareness dan brand knowledge. Dengan demikian Marketing Public
Relations akan menghasilkan dampak positif yaitu daya yang lebih kuat dalam
meyakinkan manfaat suatu produk kepada masyarakat, sebagai target
khalayaknya, sehingga dapat berkiprah dalam menghadapi tantangan dan
persaingan yang makin ketat di kalangan dikalangan dunia usaha (bisnis).4
Untuk dapat menerapkan Marketing Public Relations agar dapat
bersaing dan menunjukan eksistensinya, sebuah perusahaan harus memiliki
strategi komunikasi. Strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional
tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan.5
3
Rosady Ruslan, Konsep dan Aplikasi Marketing Public Relations, (Jakarta PT Raja
Grafindo Persada 1998), hal. 11
4
Ibid, hal. 9
5
Anwar Arifin, Stategi Komunikasi, Sebuah Pengantar Ringkas, (Amrico, Bamdung,
1999), hal 10
4
Dalam menerapkan Marketing Public Relations itu sendiri, pihak
perusahaan atau humas memiliki strategi agar tujuan dari Marketing Public
Relations dapat tercapai dengan baik. Jadi strategi Marketing Public Relations
merupakan suatu upaya untuk memadukan strategi pemasaran dan praktek
Public Relations.
Salah satu perusahaan yang menerapkan Marketing Public Relations
dalam aktivitas pemasaran produknya adalah Tupperware Indonesia yakni
suatu perusahaan yang memproduksi peralatan rumah tangga yang terbuat dari
plastik yang telah berjalan dengan sistem pelayanan terhadap pelanggannya
sejak tahun 1991. Tupperware pertama kali diproduksi dan dipasarkan di
Amerika Serikat pada tahun 1946 dengan nama Tupper Plastic yakni produk
plastik kualitas tinggi yang memiliki keistimewaan "SEAL" atau tutupnya
yang kedap udara dan kedap cairan. Tupperware mulai dikenal masyarakat
Indonesia sekitar tahun 1978. Namun, kenyataannya pada waktu itu produk
Tupperware belum dapat berkembang luas, karena belum memiliki kantor
perwakilan dan distributor resmi Tupperware di Indonesia.6
Setelah beberapa kali gagal mencari rekanan, tahun 1990 Kantor Pusat
Tupperware dari Orlando, datang ke Jakarta untuk menyeleksi beberapa
rekanan. Pada tahun tersebut pula Tupperware Indonesia pernah mengalami
suatu persaingan yang cukup kuat karena disisi lain produk plastik pesaing
yang datang bermunculan membuat produk Tupperware terpuruk. Akhirnya
Tupperware Indonesia memakai Marketing Public Relations (MPR) untuk
6
www.tupperware.co.id
5
lebih mempromosikan produknya dan Tupperware Indonesia sampai sekarang
masih tetap exist (bertahan) dalam perkembangannya meskipun sudah banyak
kompetitor atau pesaing di dalam negeri dan saat ini Tupperware Indonesia
yang diwakili oleh PT Imawi Benjaya telah memiliki lebih dari 91 Distributor
resmi yang tersebar di beberapa kota di Indonesia.
Secara umum Tupperware Indonesia berupaya memberikan pelayanan
yang optimal bagi setiap pelanggannya. Seperti yang diungkapkan dalam
mottonya yaitu tetap mengutamakan kepuasan pelanggan disamping bentukbentuk kepuasan lainnya seperti kualitas produk yang selalu dijaga. Struktur
bisnis Tupperware Indonesia ini terbagi dalam beberapa divisi, salah satu
divisi yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Marketing Public
Relations. Divisi ini adalah divisi yang menangani produk pemasaran atau
distribusi dari produk Tupperware di Indonesia.
Distribusi produk dari Tupperware merupakan sebuah terobosan dalam
sistem pemasaran. Salah satu langkah yang diambil dalam pemasarannya
adalah membentuk jangkauan distribusi yang seluas-luasnya. Produk mudah
didapat dengan distributor yang telah tersebar di seluruh Indonesia. Salah satu
cara pemasaran produk Tupperware yang diandalkan adalah melalui Home
Party atau peragaan produk di rumah-rumah yang terbukti lebih sukses dan
efektif karena disertai oleh penjelasan mengenai keistimewahan dari feature
dan benefit bentuk dan manfaat tiap-tiap produk Tupperware.
Untuk menunjang aktivitas operasionalnya tersebut Tupperware
Indonesia memiliki bagian Marketing Public Relations. Bagian ini
6
mempunyai tugas menangani masalah yang ada hubungannya dengan
perusahaan baik ke dalam maupun ke luar yang dituangkan dalam system
kerja yang baik. Salah satunya adalah melakukan aktivitas Marketing Public
Relations yang ditujukan untuk masyarakat diluar perusahaan yang
memerlukan informasi atau penerangan dalam upaya meluaskan distribusi
pemasaran dan demi mencapai kepuasan konsumen terhadap produk
Tupperware agar menjangkau target sasaran produknya dengan maksimal.
Dilatarbelakangi dari penjelasan tersebut di atas akhirnya penulis ingin
mengetahui bagaimana Aktivitas Marketing Public Relations Tupperware
Indonesia dalam mempromosikan produk selama periode tahun 2007 -2008.
1.2. Perumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas oleh penulis adalah :
Bagaimana Aktivitas Marketing Public Relations Tupperware Indonesia
dalam mempromosikan produk yang dilakukan pada periode tahun 2007 2008 ?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
Aktivitas Marketing Public Relations, yang dilakukan Humas Tupperware
Indonesia dalam mempromosikan produk yang dilakukan pada periode tahun
2007 - 2008.
7
1.4. Signifikasi Penelitian
a. Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi di dalam ilmu
hubungan masyarakat, khususnya dalam menjalankan konsep Marketing
Public Relations dan program kerja Humas dalam bidang mempromosikan
suatu produk.
b. Praktis
Kegunaannya berkaitan dengan hal-hal yang dipraktekkan dalam suatu
kehidupan nyata atau lebih khusus lagi terhadap suatu perusahaan,
organisasi, lembaga dan lain-lain. Untuk itu penulisan ini diharapkan dapat
menjadi bahan masukan yang bermanfaat bagi kemajuan bagi Tupperware
Indonesia terutama yang berkaitan dengan promosi produk.
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Komunikasi organisasi
Dalam organisasi, komunikasi menjadi sumber bagi kehidupan dan
kedinamisan lembaga atau organisasi. Komunikasi menjadi sarana yang
menghubungkan semua individu dalam perusahaan untuk mencapai tujuan.
Komunikasi diibaratkan sebagai darah yang mengalir dalam organisasi dan
disebut sebagai komunkasi organisasi.
Menurut Uday Pareek, komunikasi organisasi merupakan proses aliran
(pengiriman dan penerimaan) pesan-pesan yang berorientasi tujuan di antara
sumber-sumber komunikasi dalam suatu pola dan melalui suatu medium atau
media.7
Miftah Thoha membedakan komunikasi organisasi dengan komunikasi
yang ada di luar organisasi ialah struktur hierarki. Struktur hirarki ini
merupakan karakteristik dari setiap organisasi sehingga perilaku orang-orang
yang berada di luar organisasi dalam berkomunikasi tidak mengikat karena
tidak adanya struktur hirarki. 8
Bentuk komunikasi dalam suatu organisasi terbagi menjadi dua yaitu :
1. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah bentuk yang paling umum digunakan dalam
organisasi. Komunikasi verbal merupakan karakteristik khusus dari manusia,
7
8
Uday Pareek, Perilaku Organisasi, Jakarta, 1984, hal. 97
Miftah Thoha, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasi, Jakarta, 1992, hal 18
8
9
tidak ada mahluk lain yang dapat menyampaikan bermacam-macam arti
melalui kata-kata. Hal yang dimaksud dengan komunikasi verbal adalah
komunikasi yang menggunakan simbol-simbol atau kata-kata, baik yang
dinyatakan secara oral atau lisan maupun secara tulisan.9
2. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal sama pentingnya dengan komunikasi verbal
karena keduanya itu saling bekerjasama dalam proses komunikasi. Dengan
adanya komunikasi nonverbal dapat memberikan penekanan, pengulangan,
melengkapi dan mengganti komunikasi verbal, sehingga lebih mudah
ditafsirkan maksudnya. Oleh karena itu yang dimaksud dengan komunikasi
nonverbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan dengan tidak menggunakan
kata-kata seperti komunikasi yang menggunakan gerak tubuh, sikap tubuh,
vokal yang bukan kata-kata, kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak dan
sentuhan. Atau dapat juga dikatakan bahwa semua kejadian disekeliling situasi
komunikasi yang tidak berhubungan dengan kata-kata yang diucapkan atau
dituliskan.10
2.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Menurut Kotler, public relations merupakan salah satu unsur dari
marketing mix bersama-sama dengan 4P lainnya dan Power. Marketing mix
adalah kombinasi dari 4 kegiatan yang merupakan inti sistem pemasaran
9
10
Arni Muhammad, Op cit, hal. 95
Ibid, hal. 130
1
perusahaan yaitu produk (product), harga (price), tempat (place) dan promosi
(promotion).11
Bauran
pemasaran adalah
campuran
dari
variabel-variabel
pemasaran yang dapat dikendalikan dan digunakan oleh suatu perusahaan
untuk mengejar tingkat penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran.
Dari pengertian di atas pengertian marketing mix atas produk, jasa
dan harga serta bauran promosi terdiri dari promosi penjualan, periklanan,
gugus
wiraniaga, hubungan masyarakat, surat langsung dan pemasaran
jarak jauh untuk menjangkau saluran distribusi pelanggan akhir.
Secara singkat masing-masing variabel marketing mix akan diuraikan
sebagai berikut :
a. Product (produk)
Produk merupakan hasil akhir dari suatu proses produksi atau hasil
dari kegiatan perusahaan. Dalam pengelolaan produk atau jasa ini termasuk
pula perencanaan dan pengembangan produk baik untuk mengubah produk
yang ada, menambah produk baru ataupun keputusan yang dapat
mempengaruhi produk dan jasa tersebut. Adapun keputusan-keputusan yang
dimaksud antara lain : mutu produk, pemberian merek, ciri-ciri bentuk
kemasan, warna, berat serta jaminan dan pelayanannya.
Menurut Kotler dalam bukunya “Manajemen Pemasaran”, definisi
produk itu sendiri adalah : ”Sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar
11
Kotler Philip, Manajemen Pemasaran,
Jakarta, 1995, hal 12.
edisi Indonesia, Penerbit Salemba Empat,
1
untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan”. 12
Pada dasarnya hal yang penting dalam pemasaran adalah kualitas
konsumen, produk dan para
memberikan
pelayanan
kompetitor atau pesaing. Perusahaan
dapat
yang terbaik dengan memperhatikan produksi
terhadap barang dan jasa yang benar-benar memberikan suatu kepuasan
terhadap konsumen.
b. Price (harga)
Penentuan kebijaksanaan harga jual suatu barang merupakan suatu
faktor yang penting karena :
1) Harga jual dapat mempengaruhi kedudukan perusahaan di dalam pasar
dan akan berpengaruh juga terhadap market share (pangsa pasar) perusahaan.
2) Harga jual dari suatu barang atau jasa juga dapat berpengaruh terhadap
permintaan barang atau jasa dan akan berhubungan dengan keuntungan
yang diharapkan oleh perusahaan.
c. Place (Tempat)
Agar suatu produk mempunyai nilai bagi konsumen, produk tersebut
haruslah tersedia dimanapun yang mudah dijangkau
seorang
konsumen
dan
kapanpun
yang membutuhkannya. Place disini merupakan
pemindahan atau penempatan suatu produk dari produsen ke konsumen. Hal
ini menyangkut masalah pemilihan saluran distribusi.
d. Promotion (Promosi)
12
Kotler Philip, Manajemen Pemasaran,
Jakarta, 1995,
hal 55.
edisi Indonesia, Penerbit Salemba Empat,
1
Promosi
diperlukan untuk memperkenalkan produk-produk yang
dihasilkan oleh perusahaan. Dengan adanya promosi diharapkan dapat
mempengaruhi konsumen untuk mengkomsumsi produk yang ditawarkan
tersebut.
2.3 Public Relations
Public Relations dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan istilah
Hubungan Masyarakat atau disingkat dengan “Humas”, merupakan salah satu
bagian dari tiga bagian besar ilmu komunikasi yaitu jurnalistik, hubungan
masyarakat dan periklanan.
Definisi Public Relations menurut Frank Jefkins adalah “sesuatu yang
merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu kedalam
maupun keluar antara suatu organisasi dengan semua khalayak dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian,
definisi ini mempunyai pengertian bahwa kegiatan Public Relations adalah
suatu kegiatan di dalam bidang komunikasi, baik itu komunikasi internal
seperti hubungan karyawan di dalam suatu organisasi maupun komunikasi
eksternal yaitu hubungan antar organisasi dengan masyarakat. Komunikasi ini
terencana untuk mencapai tujuan spesifik, tujuan ini biasanya adalah
penanggulangan masalah-masalah komunikasi yang memerlukan suatu
perubahan tertentu, seperti perubahan sikap negatif menjadi positif yang
berlandaskan pada saling pengertian.
1
Sedangkan definisi Public Relations menurut Cutlip dan Center adalah
“Fungsi management yang menilai sikap publik, mengidentifikasikan
kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau organisasi demi kepentingan
publik serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk
meraih pengertian dan dukungan publik”.13
Pengertian dari definisi ini menerangkan bahwa kegiatan Public
Relations diberbagai organisasi adalah menunjang management untuk
mencapai tujuannya secara efektif dan efisien serta membina hubungan antar
manusia di dalam serta di luar organisasi untuk mendapatkan dukungan
masyarakat.
Berdasarkan definisi tersebut Public Relations adalah penyelenggara
kegiatan komunikasi antara suatu lembaga dengan publiknya yaitu
menciptakan dan memelihara saling pengertian karena publik juga akan
mempengaruhi sukses tidaknya sebuah lembaga tersebut.
Menurut Edward L. Bernays dalam bukunya Public Relations
mengatakan “Public Relations has tree meanings, (1) information given to the
public, (2) persuasion directed to the public to modify attitudes and actions of
an institution, (3) efforts to intergrate attitudes and action of an institution”.14
Menurut artinya Public Relations mempunyai tiga arti yaitu, (1) penerangan
kepada masyarakat, (2) persuasi untuk mengubah sikap dan tingkah laku
masyarakat, (3) usaha untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu
badan dengan sikap perbuatan masyarakat.
13
Onong Uchjana Effendy, Human Relations dan Public Relations dalam Management,
(Mandar Maju, Bandung, 1989), hal. 116.
14
F. Rachmadi, op.cit, hal. 19.
1
Setelah mengutip beberapa pengertian Public Relations Bertrand R.
Canfield menggunakan fungsi dan tugas Public Relations yaitu “it should
serve the public’s interest, maintain good communication and stress good
morals and manners”.15 Menurut pendapat Canfield yang pertama mengenai
fungsi public relations adalah “sebagai pengabdian kepada kepentingan
umum”. Pengertian mengabdi kepada kepentingan umum adalah suatu
perilaku yang positif dan berminat untuk membantu orang lain atau
masyarakat dalam memperoleh manfaat bersama. Selanjutnya ia harus
“memelihara komunikasi yang baik” dan terakhir adalah “menitikberatkan
moral dan perilaku yang baik”.
Berdasarkan beberapa definisi Public Relations tersebut Public
Relations atau hubungan masyarakat merupakan suatu usaha untuk
menciptakan hubungan yang harmonis baik itu kedalam membina hubungan
antara atasan beserta stafnya dengan para karyawan, mengusahakan agar para
karyawan bekerja dengan senang dan merasa puas, meneliti perasaan,
kesulitan dan keinginan para karyawan. Tugasnya keluar membina hubungan
yang harmonis antara organisasi dengan public ekstern, memperkenalkan
produksi, menjaga image perusahaan meningkatkan jumlah langganan dan
sebagainya, karena itu Public Relations dapat dianggap sebagai alat atau
media untuk menciptakan hubungan dengan siapa saja yang dapat membawa
keuntungan dan kemajuan bagi organisasi atau perusahaan.
15
Rosady Ruslan, Praktek dan Solusi dalam Situasi Krisis dan Pemulihan Citra, (Ghalia
Indonesia, Jakarta,1995), hal. 42.
1
2.4 Fungsi Public Relations
Fungsi Public Relations adalah menciptakan pemahaman yang
menguntungkan, yang disebut dengan image atau citra, reputasi seseorang
atau lembaga atau organisasi swasta maupun pemerintahan. Dapat dikatakan
fungsi Public Relations merupakan jembatan antara organisasi publiknya, baik
eksternal maupun internal. Public Relations harus mampu mengadakan analisa
intern organisasi, memahami filosofi dan arah kebijakan organisasi serta
mampu menganalisa kondisi publik organisasi itu pula.
Seperti yang dikemukakan F. Rachmadi sebagai berikut :
Public Relations mempunyai fungsi timbal balik, keluar dan kedalam. Keluar
ia harus mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran (image) masyarakat
yang positif terhadap segala tindakan dan kebijakan organisasi atau
lembaganya. Kedalam, ia harus mengenali, mengidentifikasi hal-hal yang
dapat menimbulkan sikap dan gambaran yang negatif (kurang
menguntungkan) dalam masyarakat sebelum sesuatu tindakan atau kebijakan
itu dijalankan.16
Seorang Public Relations diharapkan kemampuannya untuk mencapai
saling pengertian, menghargai dan saling mempercayai, Penyampaian pesan
(komunikator) dengan pihak penerima pesan (komunikan). Bila tercapai
keadaan saling mengerti dan mempercayai maka akan ada umpan balik (feed
back) yang positif dari komunikan.
Hal tersebut selaras dengan tugas dan kewajiban utama dari seorang
Public Relations, seperti yang dikemukakan oleh Frank Jefkins :
Yang berkewajiban untuk menyediakan informasi kepada khalayak, informasi
tersebut berupa kebijakan organisasi, kegiatan, produk, jasa dan personalia
16
F. Rachmadi, op. cit, hal. 22.
1
sekomprehensif mungkin agar khalayak mendapatkan pengetahuan yang
optimal.17
Seperti yang telah dikemukakan diatas hubungan kerjasama kedua
belah pihak dapat dibina dengan baik jika adanya kegiatan penyampaian
informasi kepada publik.
Hal penting untuk diperhatikan adalah cara penyampaian semua pesan
tersebut haruslah komunikatif, akrap dan tidak kaku. Informasi atau
keterangan yang telah disusun dengan benar dan disertai dengan ide-ide
cemerlang yang dapat menunjukkan kualitas kegiatan perusahaan.
2.5 Khalayak Public Relations
Seorang Public Relations harus mampu menciptakan hubungan baik
dengan publik atau khalayak internal maupun eksternal perusahaan. Menurut
definisi yang dirumuskan oleh IPR (Institute of Public Relations) yang dikutip
oleh Frank Jefkins dalam bukunya “Public Relations”, istilah khalayak
sengaja dituangkan dalam istilah bermakna majemuk, yaitu publics.18
Hal ini dikarenakan, kegiatan-kegiatan Public Relations tidak
diarahkan kepada khalayak dalam pengertian yang seluas-luasnya (masyarakat
umum). Dengan kata lain, kegiatan-kegiatan Public Relations tersebut khusus
diarahkan kepada khalayak terbatas atau pihak-pihak tertentu yang berbedabeda, dan masing-masing dengan cara yang berlainan pula.
17
18
Frank Jefkins, op. cit, hal. 28
F. Rachmadi, op.cit, hal. 18
1
Khalayak Public Relations yang utama diidentifikasikan ada delapan
(The 8 basic publics of Public Relations), yaitu:
a. Community (Masyarakat umum)
b. Potential employees (Calon pegawai)
c. Employees (Pegawai)
d. Suppliers (Pemasok)
e. Money market (Investor atau pemegang saham)
f. Distributor (distributor)
g. Consumers (konsumen)
h. Opinion leaders (pemimpin pendapat umum)19
Berbicara tentang sasaran atau khalayak yang menjadi target dari
perusahaan, khalayak tersebut dibagai mejadi dua yakni khalayak internal dan
khalayak eksternal.
1. Publik Internal
Publik Internal sebagai sasaran humas terdiri atas orang-orang yang punya
kegiatan didalam organisasi dan secara fungsional mempunyai tugas dan
pekerjaan serta hak dan kewajiban tertentu. Dalam organisasi, publik
internal meliputi publik karyawan dan publik pemegang saham. Fungsi
humas itu sendiri di dalam perusahaan berkisar pada kegiatan menciptakan
dan mewujudkan hubungan yang harmonis antara pimpinan organisasi
dengan para karyawan.
19
hal.140
LCCI Examinations Board, How to Pass Public Relations, (third level,1st ed,1999),
1
Begitu pula dengan pemegang saham, hubungan dengan para pemegang
saham harus selalu dibina dalam rangka menumbuhkan kepercayaan
mereka kepada perusahaan. Hal tersebut dapat dilakukan tentunya dengan
beberapa kegiatan, yakni memberikan kesan yang baik, mengirimkan
terbitan berkala organisasi serta menyampaikan laporan tahunan.
2. Publik Eksternal
Publik eksternal sebagai sasaran kegiatan humas terdiri dari orang-orang
di luar organisasi, baik yang ada kaitannya dengan organisasi ataupun
yang diharapkan ada kaitannya dengan organisasi.
Bagi suatu perusahaan pelanggan merupakan faktor yang teramat penting
serta diperlukannya pembinaan hubungan yang berkesinambungan dengan
pelanggan. Dapat dilihat bahwa hubungan konsumen adalah bagian dari
hubungan eksternal dari kegiatan public relations yang memperlakukan
para konsumen dengan pelayanannya yang sebaik mungkin. Adapun
hubungan eksternal dari kegiatan public relations meliputi :
1. Hubungan dengan komunitas (community relations) berorientasi
kepada kegiatan (action oriented) yakni kegiatan yang dilakukan oleh
lembaga yang bersifat partisipatif. Dengan partisipasi itu, keuntungan
bukan hanya pada organisasi atau lembaga saja, tapi juga pada
lingkungan di sekitarnya. Dalam hal ini komunikasi dan evaluasi turut
menentukan berhasil tidaknya hubungan dengan komunitas ini. Teknik
dan media sudah tentu bergantung pada komunitas yang terdapat di
sekitar lembaga.
1
2. Hubungan dengan pemerintah sangat perlu dilakukan dan diperhatikan,
bahwa bagian PR suatu organisasi atau lembaga perlu ditetapkan
seorang petugas khusus, terutama berkaitan dengan organisasi tempat
PR itu berada. Pelaksanaan hubungan dengan pemerintah mempunyai
dua jenis kegiatan, yakni : Menguasai peraturan-peraturan pemerintah
dan Membina hubungan dengan instansi daerah.
3. Hubungan dengan media massa adalah terbinanya hubungan PR
dengan orang-orang media massa, seperti redaktur surat kabar dan
majalah, wartawan radio, atau reporter televisi. PR perlu membina
hubungan yang akrab dengan orang-orang media massa, agar segala
sesuatu yang menyangkut penyebaran informasi kepada publik
eksternal berjalan lancar.20
Dari hubungan dengan publik atau khalayak tersebut, praktisi PR dapat
menggunakan media sebagai sarana pelengkap kegiatannya untuk
mendapatkan perhatian khalayak itu sendiri.
2.6. Aktivitas Public Relations
Aktivitas Humas sehari-hari adalah menjebatani komunikasi timbal
balik antara suatu perusahaan atau organisasi dengan pihak publik yang
menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi tercapainya tujuan yang di
inginkan untuk mendapatkan image dan reputasi positif bagi perusahaan atau
organisasi yang bersangkutan.
20
Bachtiar Aly, Tehnik hubungan Masyarakat, (Jakarta : UT, 1995), hal 31
2
Pada garis besarnya seperti yang dikemukakan Effendi, kegiatan
Public Relations dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu hubungan ke dalam
(internal relations) dan hubungan ke luar (eksternal relations). Untuk itu
mutlak diperlukan kegiatan komunikasi.21
Sesuatu dimaksud dengan internal relations adalah semua kegiatan
Public Relations yang ditujukan kepada Publik Internal, yang terdiri dari
orang-orang terkait secara langsung diperusahaan, yaitu : karyawan, keluarga
karyawan, pemegang saham, eksekutif puncak.
Sementara itu kegiatan Public Relations yang lain yaitu Eksternal
Relations menurut Oemi Adburachman dapat diartikan sebagai kegiatan yang
ditujukan kepada Publik Eksternal yakni masyarakat di luar perusahaan yang
memerlukan informasi atau penerangan melalui aktifitas Publisitas yang
dilaksanakan oleh pihak Public Relationsnya 22
2.7. Marketing Public Relations
Komunikasi merupakan unsur penting dalam kegiatan public relations.
Para praktisi public relations menetapkan strategi dan teknik-teknik
komunikasi yang sesuai
dengan tugas
yang dijalankan. Ada
beberapa
strategi dan teknik-teknik tersebut yang dapat digunakan untuk mendukung
pemasaran. Hunt & Grunig menyatakan sebagai berikut : komunikasi
merupakan sebuah
bagian integral dari public relations dan pemasaran.
21
Onong Uchjana Effendy, Humas Suatu Studi Komunikologis, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1992) hal.18
22
Oemi Abdurrachman, Dasar-Dasar Public Relations, (Bandung :PT. Citra Aditya Bakti,
1995) hal. 38
2
Bukan merupakan hal yang mengejutkan jika para praktisi public relations
sering disuruh untuk memenuhi strategi komunikasi dan teknik-teknik untuk
mendukung pemasaran. 23
Pendekatan baru dengan memanfaatkan kekuatan public relations
untuk pemasaran inilah yang kemudian dikenal dengan Marketing Public
Relations. Marketing Public Relations menggunakan kekuatan berita,
kegiatan, program komunikasi dan bentuk lain komunikasi untuk menarik
perhatian terhadap produk, jasa dan ide.24
Marketing Public
Relations atau MPR adalah suatu proses
perencanaan dan evaluasi program yang meretas kearah terjadinya transaksi
dan keputusan konsumen terhadap perusahaan dan prodiknya yang dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan.25
Marketing Public Relations merupakan perpaduan antara pelaksanaan
program dan strategi pemasaran dengan aktivitas program kerja humas dalam
upaya meluaskan pemasaran dan demi mencapai kepuasan konsumen. Bila
dalam pemasaran kita mengenal istilah Marketing Mix atau bauran pemasaran
yang terdiri dari 4p yakni : product, price, place, promotion, maka MPR
adalah opsi promosional yang menambah nilai terhadap kampanye iklan.
Walaupun MPR tidak dapat menggantikan iklan, MPR dapat membuat pesan
iklan yang lebih efektif dan efisien dalam penyebaran informasi atau pesan,
selain mempunyai kemampuan dalam hal membujuk dan sekaligus dapat
23
Grunig, JE, Hunt, T, Managing Public Relations, Harcourth Brace Jovanovich, New
York, 1994,hal 361
24
Rhenald Kasali, Op.cit, hal 12
25
Rosady Ruslan, Konsep dan Aplikasi Marketing Public Relations, (Jakarta PT Raja
Grafindo Persada 1998), hal. 8
2
mendidik masyarakat atau publiknya dalam membangun pengenalan merek
dan pengetahuan merek.
Menurut Thomas L. Harris melalui bukunya yang berjudul The
Marketer’s Guide to Public Relations, mengatakan :
“ MPR is process of planning and evaluating programs, that
encourage purchase and customer through credible communication of
informating and impression that identify companies and their products with
the needs, concerns of customer.
(MPR adalah sebuah proses perencanaan dan pengevaluasian programprogram yang merangsang pembelian dan kepuasan pelanggan. Hal tersebut
dilakukan melalui penginformasian yang kredibel dan kesan-kesan yang dapat
menghubungkan perusahaan, produk dengan kebutuhan, keinginan, perhatian
dan kepentingan pelanggan)
Melihat definisi di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat dua frase
kunci :
1. Merangsang pembelian dan kepuasan konsumen merupakan hal yang sangat
mendasar dari sasaran pemasaran.
2. Melalui kesan-kesan kata yang dapat dipercaya
publisitas media
mengandung konsep
dan public relations. Ada suatu kredibilitas atau
kepercayaan. Keunggulan nyata dari publisitas media-media, kiranya hanya
dapat diperoleh melalui public relations. Singkatnya, ada hubungan antar
komunikasi yang dapat dipercaya dan public relations.
2
Sedangkan Theodore Levitt dalam bukunya The Marketing Mode,
antara lain mengemukakan : ”Ketika sebuah pesan dikirim atau disampaikan
oleh pihak ketiga atau “third party objective”, seperti jurnalis atau orang-orang
penyiaran (broadcaster), pesan tersebut disampaikan lebih persuasif”. 26
Yang dimaksud “third party” disini adalah pihak ketiga. Pesan public
relations (public relations message) lebih unggul daripada pesan iklan
(advertising message), karena pesan-pesan public relations disampaikan oleh
pihak ketiga yang karena itu menyandang kredibilitas dibanding pesan-pesan
iklan yang disampaikan pihak pertama.
Konsep“third-party”
atau
“third-party
credibility”
ini
juga
diungkapkan oleh Burgess Daering, seorang praktisi public relations dari
Burgess Daering public relations. Menurut Daering, orang-orang lebih
mempercayai informasi tentang sebuah produk dalam bentuk berita atau
disahkan oleh para jurnalis yang dipilih untuk mempublikasikan berita
tersebut. 27
MPR diharapkan dapat menjembatani kesenjangan hambatan yang
terjadi dalam penyampaian pesan atau informasi mengenai produk atau
perusahaannya kepada publiknya, sehingga target atau sasaran MPR lebih
diarahkan kepada kepentingan konsumen dan agar tercapai kepuasan
pelanggannya. Dengan demikian kerja sama tersebut akan menambah daya
saing yang lebih kuat dalam menarik perhatian dan meyakinkan konsumen
terhadap produk yang dipasarkan.
26
27
Kasali, Rhenald, Op.cit, hal 38
Ibid, hal 36
2
Ruang lingkup pekerjaan Marketing Public Relations meliputi
beberapa hal, diantaranya adalah :
1. Membangun kepercayaan konsumen.
2. Memperkenalkan produk.
3. Memperluas jangkauan iklan.
4. Menyebarkan berita sebelum iklan.
5. Mempromosikan perusahaan sebagai leader atau expert.28
Dalam beberapa hal MPR dapat dianggap lebih hemat biaya dalam
proses publikasi untuk mencapai publisitas tinggi, jika dibandingkan melalui
iklan komersil yang biayanya cukup mahal dan jangka waktunya relative
pendek.
Alat atau Media yang digunakan dalam Aktivitas Marketing Public
Relations dalam penelitian ini adalah :
1. Push Strategy
a. Pameran
Pameran merupakan suatu media promosi dan iklan yang bertujuan
memperkenalkan suatu produk atau jasa kepada masyarakat dengan
harapan konsumen tertarik dan kemudian membelinya. Efektifnya
pameran adalah pada sarana komunikasi itu. Publik dapat menyaksikan
peragaan proses produksi barang atau benda tertentu. Konsumen juga
dapat bertanya sepuas hati mereka bahkan mungkin mencobanya.
b. Publisitas
28
Rheinald Kasali, Op.cit, hal 13
2
Untuk pengenalan (awareness), mencari publisitas hingga melakukan
kegiatan kampanye yang bertujuan untuk mempengaruhi opini public
dilakukan melalui media massa. Bahkan upaya untuk menetralisir suatu
berita negative atau masalah tertentu lainnya yang perlu diketahui atau
diungkapkan secara terbuka kepada publiknya juga dilakukan melalui
media massa.
2. Pull Srategy
a. Konferensi pers
Untuk memberikan suatu informasi, berita, publikasi dan promosi, dan
aktivitas Humas yang dianggap penting untuk diketahui secara luas oleh
publik sasarannya, yaitu yang menonjolkan segi pengenalan. Menjelaskan
suatu peristiwa yang mungkin atau telah terjadi, diharapkan penjelasan
melalui media massa tersebut akan muncul saling pengertian dan saling
menghargai dimasyarakat terhadap peristiwa tersebut. Dapat juga untuk
“meluruskan“ atau sekaligus untuk membantah tentang suatu berita negatif
yang telah tersiar di media massa.
b. Special Events
Untuk memberikan informasi secara langsung
(bertatap muka) dan
mendapatkan hubungan timbal balik yang positif dengan publiknya
melalui program kerja atau acara ajang khusus yang sengaja dirancang dan
dikaitkan dengan event (peristiwa khusus) dalam kegiatan dan program
kerja kehumasan tertentu.dan juga sebagai media komunikasi dan
sekaligus untuk mendapatkan publikasi, dan pada akhirnya media massa
2
atau publik sebagai target sasarannya akan memperoleh pengenalan,
pengetahuan, pengertian yang mendalam dan diharapkan dari acara khusus
tersebut dapat menciptakan citra positif terhadap perusahaan atau produk
yang diwakilinya.29
Marketing public relations merupakan fungsi public relations yang
dilaksanakan untuk melengkapi dan membantu pencapaian tujuan pemasaran.
Dimensi dari marketing public relations terletak pada upaya untuk
mengakomodasikan minat konsumen dan mendorong motivasi pembelian
produk melalui informasi yang mempunyai nilai kredibilitas.
Pendekatan Marketing Public Relations (MPR) berorientasi pada
minat, harapan, aspirasi dan kepedulian konsumen untuk kemudian
mengkaitkan kesan yang terjadi pada produk dan perusahaan.
Marketing public relations (MPR) penekanannya bukan pada selling
seperti pada kegiatan pemasaran, namun pada peran pemberian informasi,
pendidikan
dan
upaya
peningkatan
pengertian
melalui
penambahan
pengetahuan mengenai suatu produk atau jasa dari perusahaan sehingga akan
lebih kuat dampaknya dan agar lebih lama diingat oleh konsumen.
Penggunaan marketing public relations (MPR) dapat mendukung
berbagai program, antara lain berperan untuk menciptakan kepercayaan
konsumen, memperkenalkan produk-produk baru,
mengkomunikasikan
manfaat produk, mengembangkan lebih jauh upaya periklanan, menangkal
29
Rosady Ruslan, Op.cit, hal. 225-232
2
sikap menolak konsumen terhadap periklanan dan menciptakan prakondisi
dari periklanan.
2.8 Aktivitas Marketing Public Relations
Rumusan untuk mendukung pemasaran public relations menurut Scoot
M Cutlip, Allen H Center & Gleen M Brown adalah sdengan langkah-langkah
sebagai berikut : 30
1. Definisikan permasalahan.
Tahap ini merupakan tahapan penelitian yang berkaitan dengan opini,
persepsi dan respon dari mereka yang berkepentingan dengan aksi dan
kebijaksanaan-kebijaksanaan suatu perusahaan yang berkaitan dengan
pemasaran public relations. Kemudian Humas akan menetapkan suatu fakta
dan informasi kepentingan perusahaan sebelum melakukan tindakan.
2. Perencanaan dan Program
Informasi yang terkumpul dalam langkah pertama digunakan untuk
membuat keputusan publik program, tujuan, tindakan, serta strategi, taktik
dan tujuan komunikasi. Untuk itu penemuan dari langkah pertama harus
dijadikan faktor kebijakan dan program organisasi. Langkah kedua dari proses
ini menjawab ” Berdasarkan situasi yang telah kita pelajari, apa yang
sebaiknya kita ubah, lakukan dan katakan ”.
3. Aksi dan Komunikasi
30
Cutlip, M. Scott, Center, H. Allen dan Broom, M. Glen, Effective Public Relations, Edisi
Kedelapan, hal 269
2
Langkah ketiga mencakup pelaksanaan program tindakan dan komunikasi
yang dirancang untuk mencapai tujuan spesifik bagi setiap publik demi
mencapai tujuan program. Pertanyaan dalam langkah ini adalah ”Siapa yang
harus melakukan dan mengatakannya, kapan,dimana dan bagaimana ?”
4. Evaluasi Program
Langkah terakhir ini mencakup penilaian persiapan, pelaksanaan, dan hasil
program. Saat program sedang dilaksanakan dibuat penyesuaian berdasarkan
evaluasi umpan balik tentang bagaimana program berjalan atau tidak. Program
diteruskan atau dihentikan setelah mempelajari ”Bagaimana kita sekarang
atau dulu ?”
Berkaitan dengan Marketing Public Relations yang merupakan
penggunaan teknik-teknik public relations untuk mendukung pemasaran,
mengungkapkan bahwa Marketing Public Relations terdiri atas teknik-teknik
yang didesain atau dibuat untuk menempatkan material/bahan-bahan di media
massa, untuk mendapatkan perhatian media atau untuk melayani media.
Sebagian besar praktisi juga mempertimbangkan penggunaan keahlian
jurnalistik untuk mendukung pemasaran seperti penulisan dan produksi siaran
pers, laporan-laporan, atau brosur-brosur untuk menjadi Marketing Public
Relations.
2
Adapun rumusan yang spesifik
dalam mendukung kampanye
pemasaran public relations menurut Thomas L. Haris adalah dengan
langkah-langkah sebagai berikut : 31
1. Definisikan permasalahan.
a. Pertanyaan pokok PR. What’s happening now?
b. Pertanyaan spesifik marketing public relations
1. Siapa sasaran pasar utamanya (primary market)?
2. Siapa sasaran pasaran sekundernya?
3. Bagaimana jaringan distribusinya?
4. Bagaimana trend penjualannya?
5. Bagaimana penguasaan pasarnya (market share)?
6. Bagaimana proyeksi ke depannya?
7. Dari mana penjualan baru muncul?
8. Siapa pesaingnya?
9. Berapa kekuatan pesaing?
10. Di mana diposisikan?
11. Bagaimana program kampanye promosinya?
2. Perencanaan dan Program
a. Pertanyaan pokok PR: What should we do and why?
b. Pertanyaan spesifik Marketing Public Relations:
1. Apa yang hendak dicapai?
2. Siapa sasaran publik kita?
31
Kasali, Rhenald, Op.cit, hal 85-87
3
3. Apa yang diharapkan Public Relations Tupperware Indonesia
(dalam pelaksanaan kegiatan Marketing Public Relations
Tupperware Indonesia)?
3. Aksi dan Komunikasi
a. Pertanyaan pokok PR: How we do it and say it?
b. Pertanyaan spesifik Marketing Public Relations:
1. Apa elemen program yang akan dipakai untuk menjangkau
setiap sasaran kelompok pasar?
2. Bagaimana setiap program itu diimplementasikan?
3. Bahan-bahan/materi apa yang diperlukan?
4. Bagaimana perencanaan medianya?
5. Bagaimana time table-nya?
6. Berapa anggaran dan biayanya?
7. Siapa yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan
tersebut ?
4. Evaluasi Program
a, Pertanyaan pokok PR: How did we do?
b. Pertanyaan spesifik Marketing Public Relations:
1. Apakah kita menjangkau sasaran yang tepat?
2. Berapa banyak yang terjangkau?
3. Apakah kita berhasil meningkatkan awareness?
4. Apakah kita berhasil menanamkan interest pada konsumen?
5. Bagaimana kita mengukur hasilnya?
3
6. Apa manfaat yang dapat ditarik untuk membuat program
berjalan lebih baik?
7. Bagaimana mengubah program?
8. Haruskah kita ubah lagi?
Di perusahaan-perusahaan MPR sangat penting sekali karena
sebagai pengembang sinergi dari fungsi perpaduan pemasaran dan Publik
Relation, cukup efektif dalam membangun Brand awareness dan brand
knowledge.
Dengan
demikian
Marketing
Publik
reations
akan
menghasilkan dampak positif yaitu daya yang lebih kuat dalam
menyakinkan manfaat suatu produk kepada masyarakat, sebagai target
khalayaknya, sehingga dapat berkiprah dalam menghadapi tantangan dan
persaingan yang makin ketat dikalangan dunia usaha (bisnis).
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1. Tipe Penelitian
Dalam penelitian ini tipe yang digunakan adalah tipe penelitian yang
bersifat deskriptif, yaitu memberikan gambaran dari suatu gejala sosial
tertentu secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang
tertentu secara faktual dan cermat.32
Penelitian deskriptif menurut Koentjaraningrat bertujuan untuk
menggambarkan secara tepat sifat individu, keadaan, gejala atau kelompok
tertentu atau menentukan frekuensi atau penjabaran suatu gejala..33
Penelitian deskriptif ini tanpa pengujian terhadap suatu hipotesa,
pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Menurut
Vrendenbertgt, kualitatif lebih menekankan pada pencarian struktur hubungan
yang ada pada masyarakat, sadangkan kuantitatif lebih ditekankan pada
pengujian
hubungan-hubungan
tersebut.
Pendekatan
kualitatif
dalam
penelitian dimaksudkan untuk memperoleh data dan analisis yang sifatnya
mendalam.34
Kirk dan miller yang dikutip oleh Lexy J. Moleong mendefinisikan
bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan
sosial yang secara fudamental tergantung pada pengamatan manusia dalam
32
Yin Robert K. Studi Kasus (Desain dan Metode), (Raja Grafindo Persada, Jakarta,1997), hal. 25.
Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat (Jakarta: LP3ES, 1981), hal.42
34
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Gajah Mada University, 1985), hal 131
33
32
33
kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam
bahasanya dan dalam peristilahannya.35
3.2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif, Muhamad Najir mendefinisikan metode deskriptif sebagai suatu
metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek suatu kondisi
suatu sistem pemikiran atau pun peristiwa pada masa sekarang. Yang
bertujuan adalah untuk membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara
sistematis faktual dan akurat mengenai faktor-faktor, sifat-sifat serta hubungan
antara fenomena yang diselidiki36 pedekatan yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah kualitatif.
Dalam penelitian ini tipe yang digunakan adalah tipe penelitian yang
bersifat deskriptif yaitu memberikan gambaran dari suatu gejala social tertentu
secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu secara factual dan
cermat.
Penelitian deskriptif ini tanpa pengujian terhadap suatu hipotesa
pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Kualitatif
lebih menekankan pada pencarian struktur hubungan yang pada pada
masyarakat, pendekatan kualitatif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
memperoleh data dan analisis yang sifatnya mendalam.37
35
Ibid, hal. 132
Muhammad Nazir. Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia. 1993. hal. 98
37
Vredenberg. Metode dan Tehnik penelitian Masyarakat. Jakarta. PT. Gramedia.1987. hal 9
36
34
Data yang diperoleh hasil dari wawancara dengan key informan diolah
dan dianalisa secara mendalam sesuai dengan pokok permasalahan. Adapun
pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan
pendekatan kualitatif, yaitu data yang terbentuk berupa uraian kata-kata atau
lampiran untuk dikumpulkan dan kemudian dilakukan analisa secara
deskriptif.
3.3. Tehnik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis
adalah melalui :
a. Data primer :
Yakni dengan melakukan wawancara mendalam (In depth interview).
Wawancara memdalam ini dilakukan tanya jawab langsung dengan
Manager Public Relations dan Staf Marketing dari Tupperware Indonesia
serta data perusahaan yakni data dari kegiatan PR baik yang bersifat
internal maupun eksternal seperti media internal, press release, web site
dan data-data lainnya.
b. Data sekunder :
Data sekunder dilakukan dengan cara studi kepustakaan yaitu mengadakan
pengumpulan, pencarian dan penelaahan data-data yang terkait dengan
penelitian terhadap buku-buku, majalah-majalah, literatur-literatur dan
referensi tertulis lain yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.
35
3.4. Nara Sumber ( Key Informan )
Merupakan nara sumber penelitian dalam sebuah perusahaan atau
organisasi yang memiliki jabatan penting yang dapat memberikan informasi
kunci. Dalam penelitian ini key informan yang berkaitan dengan permasalahan
adalah :
1.
Manager Marketing Public Relation Tupperwear Indonesia
yakni Saudari Ety Zuir selaku yang melaksanakan dan
bertanggung jawab dalam aktivitas promosi produk Tupperware.
2.
Staf Marketing Tupperwear Indonesia yakni Saudari Rini
Widiastuti selaku karyawan yang terlibat langsung dalan
pelaksanaan kegiatan pemasaran produk.
3.
Media massa yakni Saudari Kartika yang merupakan media
partner dalam pelaksanaan publisitas Tupperware Indonesia.
4.
Konsumen yakni Saudari Yanti Jaricha sebagai pengguna atau
pemakai produk Tupperware.
3.5. Definisi Konsep
Konsep yang didefinisikan dalam penelitian ini akan dijabarkan
sebagai berikut :
- Aktivitas Marketing Public Relations
Suatu proses perencanaan dan evaluasi program pemasaran public
relations yang meretas kearah terjadinya transaksi dan keputusan
konsumen terhadap perusahaan dan produknya yang dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan.
36
- Promosi :
Suatu kegiatan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan atau organisasi
dalam rangka memperkenalkan produk-produknya kepada khalayak dari
perusahaan atau organisasi itu sendiri.
- Produk :
Produk merupakan hasil akhir dari suatu proses produksi atau hasil
dari kegiatan perusahaan. Dalam pengelolaan produk atau jasa ini
termasuk pula perencanaan dan pengembangan produk baik untuk
mengubah produk yang ada, menambah produk baru ataupun keputusan
yang dapat mempengaruhi produk dan jasa tersebut.
3.6. Fokus Penelitian
Fokus penelitian bertujuan untuk membatasi masalah pada apa yang
akan diteliti oleh peneliti, di mana dengan adanya fokus yang jelas dan mantap
pada penelitian, seorang peneliti dapat membuat keputusan yang tepat tentang
data yang akan dikumpulkan dan yang tidak perlu dikumpulkan atau tidak
perlu digunakan. Maka dalam penelitian ini fokus penelitian akan dijabarkan
melalui aktivitas Marketing Public Relations yaitu berdasarkan ruang lingkup
pekerjaan Marketing Public Relations meliputi beberapa hal, yaitu :
1. Mendefiniskan permasalahan.
Tahap pertama ini mencakup penyelidikan dan pemantauan pengetahuan,
opini, sikap dan perilaku mereka yang peduli dan terpengaruh oleh
tindakan kebijakan organisasi dalam mempromosikan produk. Tahap ini
merupakan basis dari semua proses tahapan pemecahan masalah
37
selanjutnya dengan menentukan keadaan yang terjadi. Kemudian Humas
akan menetapkan suatu fakta dan informasi kepentingan perusahaan
sebelum melakukan tindakan. Pada tahap ini akan dilihat beberapa
pertanyaan yang meliputi pertanyaan pokok PR What’s happening now
dan pertanyaan spesifik marketing public relations yaitu :
1. Bagaimana sasaran pasar utamanya (primary market)?
2. Bagaimana jaringan distribusinya?
3. Bagaimana trend penjualannya?
4. Bagaimana penguasaan pasarnya (market share)?
5. Bagaimana proyeksi ke depannya?
6. Bagaimana pesaingnya?
7. Bagaimana program kampanye promosinya?
2. Perencanaan dan Program
Informasi yang didapat pada tahap pertama digunakan untuk membuat
program, tujuan, strategi komunikasi. Untuk itu penemuan dari langkah
pertama ini harus dijadikan faktor kebijakan dan program maupun strategi.
Tahap kedua ini menjawab berdasarkan situasi yang dipelajari, apa yang
sebaiknya dirubah dan dilakukan. Pada tahap ini akan dilihat pertanyaan
pokok PR: What should we do and why dan pertanyaan spesifik Marketing
Public Relations yaitu :
1. Apa yang hendak dicapai dari program MPR?
2. Siapa sasaran public dari program MPR?
3. Apa yang diharapkan dari kegiatan MPR?
38
3.
Melakukan Tindakan dan Komunikasi
Tahap ketiga mencakup pelaksanaan program tindakan dan komunikasi
yang dirancang untuk mencapai tujuan yang spesifik agar tercapai tujuan
program mempromosikan produk. Pertanyaan dalam tahap ini adalah
”siapa sasarannya, haru melakukan dan mengatakan apa, serta kapan ,
bagaimana dan dimana”. Pada tahap ini akan dilihat pertanyaan pokok PR:
How we do it and say it dan pertanyaan spesifik Marketing Public
Relations yaitu :
1. Bagaimana elemen program MPR yang akan dipakai untuk
menjangkau setiap sasaran kelompok pasar?
2. Bagaimana perencanaan medianya dalam pelaksanaan MPR?
3. Bagaimana program aiktivitas MPR diimplementasikan ?
4.
Evaluasi Program
Tahap yang terakhir adalah mengevaluasi program maupun aktivitas yang
telah dijalankan “apa yang telah dilakukan, bagaimana mengetahuinya,
bagaimana hasilnya dan apakah perlu diubah”. Pada tahap ini akan dilihat
pertanyaan pokok PR How did we do dan pertanyaan spesifik Marketing
Public Relations yaitu :
1. Apakah kegiatan Marketing Public Relations telah menjangkau
sasaran yang tepat?
2. Apakah kegiatan Marketing Public Relations berhasil meningkatkan
awareness?
39
3. Apakah kegiatan Marketing Public Relations dapat menanamkan
interest pada konsumen?
4. Bagaimana mengukur hasil dari kegiatan Marketing Public Relations ?
5. Apa manfaat yang dapat ditarik untuk membuat program MPR
berjalan lebih baik?
Adapun kegiatan Marketing Public Relations akan dilihat melalui
beberapa aktivitas yang meliputi :
a. Pameran
Adalah salah satu kegiatan untuk menunjang kegiatan pemasaran produk
dengan mengadakan pameran tunggal atau berpartisipasi dalam suatu
pameran. Dalam penelitian ini akan menjelaskan pameran-pameran yang
telah dilakukan pada tahun 2007 - 2008.
b. Publisitas
Publikasi adalah kegiatan untuk memberitakan secara luas kepada
masyarakat atau media tentang hasil suatu produk atau jasa yang akan
dipasarkan atau dijual. Dalam penelitian ini akan menjelaskan aktivitas
publisitas yang dilakukan pada tahun 2007 - 2008.
c. Konferensi Pers
Adalah sebuah pertemuan para jurnalis yang sengaja berkumpul untuk
mendapatkan informasi perihal topik yang tengah hangat dibicarakan.
40
Dalam penelitian ini akan dijelaskan konferensi pers yang dilakukan oleh
marketing public relations dalam aktivitas public relations.
d. Spesial Events
Menjelaskan berbagai peristiwa atau event istimewa yang diselenggarakan
dalam dalam aktivitas public relations selama tahun 2007 - 2008.
3.7. Teknik Analisa Data
Dalam penelitian ini teknik analisa yang digunakan adalah triangulasi
di mana dalam triangulasi data, teknik yang digunakan adalah dengan
membedakan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang
diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda.38
Penelitian ini akan diuji secara kualitatif dan hal ini dapat dicapai
dengan jalan membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum
dengan apa yang dikatakan secara pribadi. Penelitian ini akan dideskripsikan
dan dijabarkan secara kualitatif yang sesuai dengan tujuan penulisan yaitu
untuk mengetahui bagaimana aktivitas marketing public relations Tupperware
Indonesia dalam mempromosikan produk.
Setelah seluruh data diperoleh melalui teknik yang ditentukan, datadata tersebut dihimpun untuk dipelajari dan dianalisa secara deskriptif,
kemudian dari hasil analisa tersebut maka dapat ditarik kesimpulan.
Karena metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif, maka artinya semua data yang didapat dihimpun dan
disusun secara sistematis, cermat dan diolah menjadi data deskriptif kualitatif,
38
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, Raja Grafindo Persada, Jakarta 2001, hal
178
41
yang bertujuan untuk membuat gambaran, deskripsi secara sistematik, faktual,
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta fenomena-fenomena yang diteliti.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA
Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian dan analisa data. Data
yang diperoleh berupa data tertulis dari perusahaan serta dari hasil wawancara
dengan key informan dalam penelitian ini yakni Manager Marketing Public
Relation, Staf Marketing dan konsumen distributor dari PT Imawi Benjaya selaku
perusahaan yang memasarkan produk Tupperware di Indonesia pada tanggal 4 - 6
Agustus 2008.
Secara berurutan pada bab ini akan diuraikan mengenai sejarah singkat
dari Tupperware Indonesia, hasil penelitian yang berisi : informasi mengenai
aktivitas marketing public relations Tupperware Indonesia dalam mempromosikan
produk dan analisa data.
4.1.
Sekilas tentang Tupperware Indonesia
Pada tahun 1938, Mr. Earl Tupper, seorang ahli kimia dari Amerika
Serikat berusia 31 tahun mendirikan perusahaan Tupper Plastic Company dan
pabrik pertamanya di Farnumsville, Massachussets, USA inilah produk plastik
dengan merk Tupper Plastic mulai dijual tahun 1946 melalui toko dan katalog.
Namun penjualan kurang sukses karena keistimewaan produk Tupperware yaitu
"Seal" atau tutupnya yang kedap udara dan kedap cairan ini tidak diketahui
konsumen karena tidak ada penjelasan tentang itu.
42
43
Keadaan berubah ketika seorang wanita bernama Brownie Wise
memperkenalkan cara penjualan produk Tupperware melalui "party plan / home
party" atau peragaan di rumah-rumah yang terbukti lebih sukses dan efektif
karena disertai penjelasan mengenai keistimewaan dan manfaat dari tiap produk.
Fakta yang menajubkan saat ini setiap 2,5 detik terdapat Tupperware Party.
Dengan Tupperware Party setiap 2,5 detik membuat Tupperware merupakan
produk yang paling terkenal didunia.
Dalam usianya yang lebih dari setengah abad, saat ini Tupperware telah
menjadi salah satu perusahaan terkemuka didunia dibidang wadah plastik untuk
penyimpanan maupun penyajian yang berkualitas tinggi. Dengan kantor pusat di
Orlando, Florida (US), saat ini Tupperware telah dipasarkan hampir di 100 negara
didunia. Saat ini Tupperware mempunyai lebih dari 200 item produk yang terdiri
dari : Food storage containers, Tuppertoys, Entertainment products, Microwave
products, dan lain-lain.
Tupperware mulai dikenal masyarakat Indonesia sekitar tahun 1978.
Namun, nyatanya belum dapat berkembang luas, karena belum memiliki kantor
perwakilan dan distributor resmi Tupperware di Indonesia. Sebagai sebuah
peluang bisnis yang menjanjikan, Tupperware pernah dilirik beberapa orang.
Namun setelah mengetahui cara penjualan yang unik, antara lain dipasarkan
melalui pesta/demo Tupperware mereka mundur teratur.
Setelah beberapa kali gagal mencari rekanan, tahun 1990 Kantor Pusat
Tupperware dari Orlando, datang ke Jakarta untuk menyeleksi tujuh calon
44
rekanan. Diluar dugaan, dari hasil seleksi terpilih Ibu Nafisah Emir yang
sebetulnya cuma iseng-iseng saja mengikuti seleksi. Akhirnya pada 11 Juni 1991
diadakanlah pesta Tupperware pertama di Indonesia. Inilah cikal bakal bisnis
Tupperware yang begitu hebat di Indonesia. Dapat dikatakan, tahun 1991 - 1994
merupakan masa peletakan pondasi bagi Tupperware Indonesia, tahun 1995
perlahan-lahan Tupperware bangkit dan berkembang pesat pada periode
berikutnya. Pada saat ini Tupperware Indonesia yang diwakili oleh PT Imawi
Benjaya telah memiliki lebih dari 91 Distributor resmi yang tersebar di beberapa
kota di Indonesia.
4.1.1. Filosofi, Visi dan Misi Tupperware Indonesia
Tupperware telah sukses lebih dari 50 tahun dengan filosofi yang sangat
sederhana. Kita percaya bahwa yang menjadi dasar untuk sukses tergantung pada :
people (orang), product (produk) dan party plan / home party (rencana).
Adapun visi dan misi dari Tupperware Indonesia yaitu :
a. Visi ada 2 (dua) yaitu Visi Internal dan Visi External
-
Visi Internal, Mendidik Sumber Daya Manusia yang ada agar
profesional dalam memenuhi komitmen kerja.
-
Visi External, Mendidik dan mensosialisasikan bagaimana dan
apa yang terbaik bagi kebutuhan manusia.
b. Misi perusahaan, selalu menghadirkan produk yang berkualitas untuk
kebutuhan manusia.
45
4.1.2. Struktur dan Manajemen Tupperware Indonesia
Dibawah ini adalah gambaran mengenai struktur organisasi yang ada pada
Tupperware Indonesia dan uraian singkat mengenai tugas dan tanggung jawab
yang merupakan wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian .
Tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian adalah sebagai
berikut :
1. Presiden Direktur sebagai pimpinan tertinggi perusahaan dan bertanggung
jawab terhadap keseluruhan aktivitas perusahaan.
2. Wakil Presiden Direktur sebagai wakil tertinggi perusahaan bertanggung
jawab membantu seluruh aktivitas atasan.
3. Divisi Sales dan Distribution yang mengorganisir serta bertanggung jawab
terhadap perencanaan pemasaran produksi perusahaan dan penyaluran
produk ke seluruh wilayah Indonesia.
4. Divisi Marketing yang mengorganisir serta bertanggung jawab terhadap
perencanaan penjualan hasil produksi perusahaan untuk jangka pendek,
sedang, dan menengah.
5. Divisi Marketing Public Relations mempunyai tugas merencanakan,
mengkoordinasikan dan mengendalikan pemasaran dan kegiatan-kegiatan
humas mengembangkan citra positif perusahaan bagi masyarakat serta
menjalin komunikasi internal dan eksternal perusahaan.
6. Divisi Finance mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam mengatur
segala keuangan perusahaan
46
4.2. Hasil Penelitian
Untuk mendapatkan data dan informasi yang terkait dengan tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk mengetahui aktivitas marketing public relations dalam
mempromosikan produk Tupperware. Maka penulis menggunakan tehnik
pengumpulan data dengan wawancara (depth interview) kepada pihak yang terkait
yaitu : kepala Manager Marketing Public Relation Tupperware Indonesia yakni
Saudari Ety Zuir,
Staf Marketing Tupperware Indonesia yakni Saudari Rini
Widiastuti dan Konsumen distributor Tupperware Indonesia yakni Saudari
Kartika. Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data kualitatif sesuai
dengan metode penelitian study kasus dan diuraikan secara deskriptif, sebagai
berikut :
4.2.1. Mendefiniskan permasalahan
Produk dari Tupperware yang dipromosikan dalam aktivitas Marketing
Public Relations merupakan produk peralatan rumah tangga berkualitas tinggi
yang terbuat dari plastik yang memiliki mutu produk yang baik dan aman bagi
konsumen. Segmen Tupperware adalah distributor, ibu – ibu rumah tangga dan
pengelola usaha untuk golongan menengah ke atas, dikarenakan produknya yang
ekslusif maka disesuaikan dengan harga yang di atas produk sejenis yang
ditujukan untuk menengah ke atas karena produk Tupperware diimpor dari
Amerika Serikat.
Perlu diketahui bahwa target produk Tupperware adalah untuk kalangan
menengah ke atas, maka Tupperware Indonesia juga yakin bahwa dalam
mempromosikan produknya akan berjalan lancar di setiap wilayah sasaranya.
47
Apabila melihat tujuan-tujuan yang diinginkan oleh perusahaan dapat
dipahami bahwa dalam membuat suatu perencanaan aktivitas khususnya aktivitas
marketing public relations, Tupperware sangat memperdulikan sekali hubungan
yang terjalin antara perusahaan dengan memberikan pelayanan-pelayanan terbaik
mereka untuk konsumennya. Sebab menurut saudari Ety Zuir selaku Manager
Marketing Public Relation Tupperware Indonesia mengatakan :
“Konsumen kami sudah cukup cerdas untuk memilih produk mana yang
mereka anggap baik dan layak untuk dipakai. Untuk itulah Tupperware
sedapat mungkin memberikan pelayanan yang terbaik untuk konsumennya
baik dari segi produk, komunikasi pemasarannya maupun dari segi
pelayanan yang diberikan oleh perusahaan”.
Sedangkan untuk jaringan pemasaran produk Tupperware Indonesia
melakukan pengembangan distribusi pada customer. Seperti yang dikatakan Ety
Zuir :
“kami mengandalkan distributor-distributor yang kami kembangkan dari
konsumen untuk memasarkan produk Tupperware..dari konsumen tersebut
kami harapkan terus muncul distributor-distributor baru”
Untuk pesaing dari produk Tupperware dipasaran memang cukup
kompetitif walaupun Tapperware memiliki pangsa pasar tersendiri yakni kelas
menengah ke atas seperti dijelaskan Saudari Ety Zuir :
“Kami belum menganggapnya sebagai ancaman yang besar karena
Tupperware lebih dulu berkembang di Indonesia dan kami memiliki
pangsa pasar sendiri karena mereka mempercayai mutu dan kualitas
produk kami yang kami anggap masih lebih baik”
Produk Tupperware sendiri untuk segi kualitas dan mutu diposisikan
teratas dibandingkan dengan produk pesaing dipasaran, karena banyak produkproduk sejenis dipasaran yang ingin meniru produk Tapperware namun kualitas
48
dan mutunya masih dibawah produk Tapperware. Seperti yang dijelaskan Saudari
Ety Zuir :
“Produk Tupperware diposisikan teratas... Produk Tupperware selalu
memberikan pilihan yang terbaik untuk customernya dan selalu
mengembangkan produk-produk baru dengan kualitas dan mutu tinggi
yang sangat di butuhkan oleh customer tentunya sesuai dengan fungsi dan
kebutuhannya. Tidak hanya pengembangan produk tetapi juga melakukan
mengembangkan penjualan produk Tupperware, maksudnya kami
memudahkan para customer untuk mendapatkan produk”
Pada kegiatan marketing public relations, Tapperware Indonesia lebih
cenderung melakukannya untuk berhubungan langsung dengan customer atau
konsumen. Hal ini dilakukan agar produk-produk dari Tupperware dapat lebih
diketahui dan dikenal oleh konsumen. Seperti yang dikatakan Ety Zuir :
“Program kampanye MPR yang kami lakukan adalah lebih cenderung
dengan pemberian informasi melalui telemarketing dan demo produk
kepada konsumen. Walaupun kami tetap melakukan event-event ataupun
melakukan kegiatan pameran”
Untuk mengatasi masalah-masalah yang ada dalam melaksanakan aktivitas
marketing public relations perusahaan dalam menghadapi persaingan dengan
perusahaan lain Tupperware Indonesia menjalankan beberapa kebijaksanaan
seperti yang dikatakan Staf Marketing Tupperware Indonesia saudari Rini
Widiastuti :
“Tupperware melakukan pengembangan produk dan pengawasan mutu
agar fasilitas produknya lebih bervariasi dan lebih banyak diminati oleh
masyarakat sehingga dapat meningkatkan hasil dari kegiatan marketing
public relations. Tupperware memberitahukan atau menginformasikan
keunggulan-keunggulan yang menarik dibandingkan dengan produk lain
kepada konsumen ataupun khalayak sasarannya. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan atau menarik konsumen untuk memakai produk Tupperware
tersebut”
49
4.2.2. Tahap Perencanaan dan Program
Perencanaan adalah penyusunan suatu program kegiatan yang akan
dilaksanakan. Penyusunan kegiatan tersebut haruslah berdasarkan data dan fakta
yang ada agar tujuan pelaksanaan kegiatan tersebut dapat tercapai, seperti yang
dikatakan Staf Marketing Tupperware Indonesia Saudari Rini Widiastuti :
“Intinya kegiatan ini dilakukan adalah untuk menarik perhatian dan
meyakinkan konsumen terhadap produk yang dipasarkan melalui
penyampaian pesan atau informasi kepada target konsumen sehingga
target atau sasaran diarahkan kepada kepentingan konsumen untuk
mencapai tujuan yang diharapkan”
Pada tahap ini untuk mengatasi banyaknya produk-produk sejenis maka
dalam perencanaanya Tupperware Indonesia melakukan pengembangan kualitas
produk yakni dengan melakukan pengembangan produk dan pengawasan mutu
agar fasilitas produknya lebih bervariasi dan lebih banyak diminati oleh
masyarakat sehingga dapat meningkatkan hasil dari kegiatan marketing public
relations tersebut. Selain itu Tupperware juga melakukan diversifikasi sasaran
produk yakni dengan melakukan mengembangkan penjualan produk Tupperware
terhadap sasaran konsumen yang dituju dengan memberikan pelayanan,
maksudnya adalah memudahkan para customer untuk mendapatkan informasi
produk Tupperware.
Sasaran khalayak dari kegiatan marketing public relations itu Tupperware
Indonesia itu sendiri tidak berbeda dengan sasaran produknya, seperti yang
dikatakan Rini Widiastuti :
Karena jenis produk kami ini memang banyak digunakan oleh konsumen
rumah tangga, maka khalayak sasaran dari kegiatam MPR yang kami
lakukan adalah para ibu-ibu rumah tangga, wanita karier yang berusia
50
muda, distributor-distributor dan toko-toko penyedia makanan yang ada
di kota-kota besar di Indonesia.
Untuk mengetahui perencanaan aktivitas marketing public relations dalam
mempromosikan produk Tupperware, maka langkah-langkah yang diambil
Tupperware Indonesia adalah : Memanfaatkan media untuk beriklan, dimana
Iklan di media massa (media advertising) adalah salah satu bentuk yang lebih jelas
dalam mengkomunikasikan tujuan perusahaan kepada khalayak luas. Media
advertising ini dilakukan melalui pemasangan iklan pada media-media massa
seperti majalah atau tabloid, diantaranya yang digunakan oleh Tupperware
Indonesia adalah : Majalah Femina, Majalah Cosmopolitan, Tabloid Wanita
Indonesia. Seluruh media ini disesuaikan dengan segmentasi pasar dari produk,
seperti yang dikatakan oleh Saudari Ety Zuir selaku Manager Marketing Public
Relation Tupperware Indonesia:
“Dalam memperkenalkan produk kami melalui kegiatan marketing
public relations yakni dengan melaksanakan publisitas dan membuat
iklan, atau pemasangan iklan pada media-media massa, jadi dalam
iklan tersebut kami membuat promosi yang inovatif, yang diharapkan
akan menghasilkan penjualan produk yang berkesinambungan”
Berikutnya adalah dengan menggunakan media elektronik seperti
pemanfaatan website dan beriklan di internet yang merupakan salah satu media
yang dapat digunakan untuk kegiatan promosi dan memiliki kekuatan yang
sekaligus keunikannya sebagai media dalam beriklan, seperti yang dikatakan Rini
Widiastuti :
Website kami www.tupperware.co.id, dan beriklan pada internet juga
dimanfaatkan oleh kami. internet merupakan media komunikasi yang
cepat dan dapat diakses dimana saja kapan saja.
51
Selain program-program untuk menjangkau sasaran pasar tersebut, dalam
aktivitas
marketing
public
relation-nya
Tupperware
dalam
memperluas
promosinya akan mengembangkan juga produknya pada counter-counter
pelayanan dan tetap melakukan kegiatan marketing public relations di beberapa
kota lainnya. Hal ini dilakukan agar terjadi perkembangan dan peningkatan dalam
pemasaran produknya baik melalui distributor ataupun konsumen langsung.
Mengenai peningkatan pemasaran produk Tupperware tersebut Saudari Ety Zuir
mengatakan :
Yang pasti peningkatan yang dilakukan setiap tahunnya harus lebih baik.
Pada tahun 2007 lalu Tupperware Indonesia meningkatkan penjualan
produk, terpasangnya atribut-atribut promo, memperluas jangkauan
layanan distributor baru, memelihara loyalitas dan relationship para
distributor, dealer, menjamin ketersediaan produk untuk meningkatkan
penjualan produk dan memudahkan customer kami untuk memperoleh
layanan.
4.2.3. Tindakan dan Komunikasi
Untuk menjangkau setiap sasaran kelompok pasar elemen program yang
dipakai dalam kegiatan Mareketing Public Relations tersebut. Rini Widiastuti
mengatakan :
Dengan mengadakan demo produk, pemberian informasi yang dilakukan
oleh telemaketernya, pemanfaatan website yang bertujuan untuk memberikan
informasi seputar produk tupperware. Kami juga membuat hubungan baik
dengan media cetak, elektronik, serta para distributor. Membuat advertorial,
mengadakan tatap muka dengan pengguna produk kami. Merencanakan kegiatan
pameran, open house dan bekerja sama dengan perusahaan lain dalam acara
atau kegiatan tertentu.
52
Media komunikasi yang digunakan dan di manfaatkan pihak Tupperware
dalam mempromosikan produk terdiri dari media cetak dan elektronik. Pada
media cetak antara lain berupa : Buletin, Brosur, Surat kabar, dan Majalah.
Untuk buletin internal Tupperware hanya ditujukan untuk internal
perusahaan dan distributor resmi dan dicetak setiap bulannya karena buletin ini
terbit setiap bulan. Secara terperinci Saudari Rini Widiastuti menjelaskan tentang
media yang digunakan Tupperware Indonesia yang sudah ada pada perencanaan
sebelumnya pada aktivitas marketing public relations adalah :
1. Bulletin Tupperware berisi tentang kegiatan yang berhubungan
dengan Internal perusahaan, membahas mengenai produk
Tupperware mulai dari kegunaan serta fungsi, juga manfaatmanfaat yang sangat penting dalam setiap produk. Di dalam
bulletin Tupperware juga terdapat testimoni dari customer yang
berisi tentang pengalaman menggunakan produk Tupperware.
2. Brosur mengenai produk dari Tupperware atau yang berbentuk
iklan mengenai perusahaan.
3. Majalah atau tabloid yang merupakan media yang relative
digunakan untuk tujuan publikasi atau beriklan yang efektif dalam
tujuan pencapain penjualan produknya. Alasan kami
menggunakan majalah adalah :
a. Karena majalah atau tabloid dibutuhkan untuk mendapatkan
informasi yang actual dan factual
b. Jangakuan distribusi majalah atau tabloid tidak di batasi dan
lebih luas
c. Kualitas visual majalah cukup prima, karena pada umumnya
dicetak diatas kertas yang berkualitas tinggi dan nilai
beritanya/informasinya lebih panjang jika dibandingakan
dengan surat kabar.
d. Menjangkau segmen pasar tertentu yang terspesialisasi atau
pembaca kalangan khusus.
e. Kemampuannya yang dapat mengangkat produk yang
diiklankan sejajar dengan persepsi khlayak sasaran terhadap
prestise majalah yang bersangkutan.
5.
Website kami www.tupperware.co.id, dan beriklan pada internet
juga dimanfaatkan oleh kami. internet merupakan media
komunikasi yang cepat dan dapat diakses dimana saja kapan
saja.
53
Berikut adalah salah satu event atau kegiatan dari aktivitas marketing
public relations Tupperware Indonesia yang dilakukan pada beberapa kota besar
di Indonesia :
Tabel 4.1.
Event kegiatan Tupperware Indonesia
Periode 2007 - 2008
Tanggal
Tempat
Distributor
Tema
Sunday, June
01, 2008
Pukul 07.00-17.00
WIB
Lapangan Parkir
Delta Plaza,
Surabaya
Agapina Rajawali
Perkasa, PT
Mrs. Endang
Tulasih
“Sehat Lagi,
Semangat Lagi”
sponsor acara
Nutrisari
Wednesday,
June 11, 2008
Pukul 07.00-15.00
Sampai tanggal 15
Juni 2008
Graha SA, Jl. Raya
Gubeng 19-21,
Surabaya
Asta Kencana
Cemerlang, PT
Mrs. Ide
Suwiharti & Mr.
Unggul Roseno
G.
“Tuppeware Show
Time” event
Wednesday,
June 25, 2008
Pukul 07.00-15.00
sampai tanggal 29
Juni 2008
Gedung Aneka
Tambang, Jl. TB
Simatupang, Jakarta
Selatan
Andira Wanodya
Citra, PT
Mrs. Agnes
Christiana & Mr.
Harry Soeryanto
“Tuppeware Show
Time” event
Saturday, July
05, 2008
Pukul 09.00-12.30
WIB
SD Islamic Village
(Unggulan),
Tangerang
Hasta Husnul
Khotimah, PT
Mrs. Anita Hasril
& Mr. Hasril
“Aku Anak Sehat
Tupperware”
Saturday, July
19, 2008
Restaurant Biyung
Jl. Raya Gubeng
Surabaya
Tupperware
Indonesia
Ricky Dendeng
Ezyliving Gathering
2008
Pukul: 09.00-13.00
Sumber : www.tupperware.co.id
54
Tujuan dari kegiatan dari aktivitas marketing public relations Tupperware
Indonesia ini dimaksudkan agar konsumen yang menjadi sasaran penjualan
mengetahui bahwa
manfaat dan keunggulan
dari produk
Tupperware.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Manager Marketing Public Relation
Tupperware Indonesia yakni Saudari Ety Zuir yang menangani langsung kegiatan
marketing public relations produk Tupperware ada beberapa tujuan khusus yang
diharapkan oleh perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut yaitu :
a. Menginformasikan kepada khalayak
Menginformasikan atau memberitahukan sekaligus mengenalkan
kepada khalayak (konsumen) tentang produk Tupperware agar mereka
mengetahui dan menyadari keberadaan produk dipasaran dan juga
memberikan informasi tentang produk itu sendiri.
b. Membujuk konsumen
Dengan membujuk sasaran konsumen melalui berbagai cara yang di
tempuh merupakan bentuk strategi komunikasi pemasaran yang harus
dilakukan oleh perusahaan.
c. Mengingatkan khalayak
Salah satu tujuan utama dilakukannya promosi ini adalah untuk selalu
mengingatkan khalayak (konsumen) bahwa produk Tupperware akan
menjangkau pasaran dan ini dilakukan supaya konsumen selalu punya
ingatan tentang produk di dalam benak mereka.
Tujuan menginformasikan, membujuk dan mengingatkan konsumen dapat
digunakan apabila konsumen atau khalayak sasaran tersebut tertarik terhadap
produk-produk Tupperware. Hal ini menjadi sangat penting walaupun pelanggan
telah tertarik dan produk telah terjual, namun mereka masih menjadi sasaran
empuk dari promosi pesaing. Membentuk satu ingatan yang kuat melalui
komunikasi pemasaran yang gencar terhadap kepuasan yang selalu didapatkan
agar menjaga mereka untuk tidak beralih kepada para pesaing. Apabila melihat
tujuan-tujuan yang diinginkan oleh perusahaan dapat dipahami bahwa dalam
membuat suatu perencanaan khususnya komunikasi pemasaran, Tupperware
55
sangat memperdulikan sekali hubungan yang terjalin antara perusahaan dengan
memberikan pelayanan-pelayanan terbaik dan tanggung jawab yang penuh untuk
kegiatan pemasaran yang dilakukan. Sebab menurut hasil wawancara dengan
Saudari Rini Widiastuti selaku Staf Marketing Tupperware Indonesia, beliau
mengatakan bahwa :
“Seluruh team bertanggung jawab, saya juga terlibat secara langsung
karena kami teamwork, dalam pengimplementasian program ini saya
berkordinasi dengan staf yang lain dan terjun secara langsung yang
sepenuhnya adalah untuk memberikan pelayanan yang terbaik terhadap
konsumen”
4.2.4. Evaluasi Program
Dari hasil penelitian di atas terlihat sampai sejauh mana aktivitas
marketing public relations yang dijalankan Tupperware tersebut telah dapat
menjangkau khalayak sasarannya dengan tepat. Menurut Manager Marketing
Public Relation Tupperware Indonesia yakni Saudari Ety Zuir selaku yang
menangani kegiatan marketing produk Tupperware, mengatakan bahwa :
“Sejauh ini kami sudah menjangkau sasaran pasar yang tepat, hanya
belum seluruhnya dapat kami jangkau. kami akan melakukannya beberapa
tahap sehingga kedepannya kami akan dapat menjangkau seluruh
khalayak sasaran dari produk Tupperware. Dan pada akhirnya orang
banyak menggunakan produk Tupperware” 24
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Saudari Kartika Candra Kurniawan
selaku perwakilan media massa atau wartawan yang diwawancarai penulis. Dia
mengatakan untuk jangkauan khalayak Tupperware yaitu :
Menurut saya belum sepenuhnya tepat sampai kepada sasaran yang dituju
karena media yang digunakan Tupperware dalam aktivitas marketing
public relation-nya masih terbatas, belum menjangkau seluruh media.
24
Hasil wawancara, Tanggal 5 agustus 2008
56
Seperti yang diketahui bahwa informasi atau pesan yang tertentu tentang
produk dan kegiatan usaha sangat berperan terutama dalam dunia bisnis pada
umumnya, khususnya perusahaan yang bergerak dibidang kebutuhan rumah
tangga seperti produk Tupperware. Informasi yang disampaikan Tupperware
Indonesia dalam aktivitas marketing public relations menjelaskan tentang suatu
informasi produk melalui aktivitas atau program acara ajang khusus (event) yang
akan ditampilkan baik dalam promosi atau publikasi. Pada umumnya, promosi
tersebut berisikan tentang suatu produk atau acara yang akan diselenggarakan oleh
Tupperware Indonesia.
Salah satu hasil evaluasi dari produk knowledge karyawan dapat dilihat
pada tahap tindakan dan komunikasi yakni pelaksanaan aktivitas marketing PR
Tupperware dalam mempromosikan produk Tupperware, dapat diketahui aktivitas
yang dilakukan adalah meliputi :
1. Menggunakan media massa
Penggunaan media massa ini di lakukan dengan pemasangan iklan pada media
cetak seperti majalah-majalah diantaranya : Majalah Femina, Majalah
Cosmopolitan, dan tabloid Wanita Indonesia.
2. Menggunakan media elektronik yakni website dan internet yang merupakan
salah satu media elektronik yang dapat digunakan untuk kegiatan berinteraksi
dengan konsumen, berpromosi, dan beriklan dikarenakan internet memiliki
kekuatan dan sekaligus keunikannya sebagai media dalam beriklan.
3. Melaksanakan Kegiatan Demo Produk
57
Kegiatan ini dilaksanakan untuk menarik minat customer atau calon
distributor dan mereka dapat bertanya mengenai seputar produk Tupperware.
Semua pertanyaan mengenai produk Tupperware akan di jawab langsung oleh
tenaga dari perusahaan.
4. Melakukan kegiatan pameran.
Kegiatan ini biasanya dilakukan dengan membuka stand-stand pameran
yang berisi segala produk dari Tupperware dan dilaksanakan di mal-mal pada
hasil distributor yang meningkat setiap bulannya. Kemudian dari peningkatan
konsumen yaitu berdasarkaan data yang terus di pantau setiap bulannya dan
berdasarkan tanggapan konsumen yang didapat dari media seperti internet,
telepon, dan media lainnya. Hal tersebut menunjukan bahwa produk
Tupperware telah diterima oleh konsumen dan mereka memberikan respon
yang sangat baik terhadap produk Tupperware.
Evaluasi merupakan tahap terakhir dalam pelaksanaan aktivitas marketing
public relations yang dilakukan oleh Tupperware Indonesia. Untuk mengukur
efektifitas dari aktivitas marketing public relations produk, Tupperware Indonesia
melakukan evaluasi pasca publikasi yang dilakukan setiap tahunnya. Evaluasi
yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana produk Tupperware
dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini sesuai pernyataan Saudari Ety Zuir selaku
Manager Marketing Public Relation Tupperware Indonesia :
“Dari evaluasi yang telah kami lakukan dapat dilihat apakah sesuai
dengan tujuan dari marketing public relation sebelumnya. Keberhasilan
pelaksanaan marketing dari produk Tupperware dapat dilihat dari
banyaknya animo masyarakat pada pelaksanaan acara ini”
58
Jadi evaluasi ini bertujuan untuk mengukur berhasil atau tidaknya
pelaksanaan marketing public relations yang dilakukan oleh Tupperware, serta
melihat tercapai atau tidaknya tujuan dari kegiatan tersebut
Dari keterngan-keterangan evaluasi tersebut keberhasilan dari kegiatan
marketing public relations Tupperware Indonesia mampu meningkatkan awarness
seperti yang dikatakan Saudari Ety Zuir:
“Kami rasa kegiatan MPR yang kami lakukan telah berhasil, terlihat
dengan adanya jumlah pelanggan kami dan program yang dijalankan
dirasa sudah cukup baik walaupun hasilnya belum signifikan yakni
adanya peningkatan jumlah pelanggan kami. Walaupun masih ada
kekurangan ataupun hambatan-hambatan akan tetapi program kerja dan
aktifitas MPR tetap berjalan dengan baik”
.
Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan Saudari Kartika Candra Kurniawan
selaku perwakilan dari wartawan atau median cetak yang dalam hal ini adalah dari
majalah femina:
“Ya, karena dilihat dari beberapa acara yang diadakan Tupperware
Indonesia, saya perhatikan animo khalayak cukup positif, hal tersebut
terlihat dari banyaknya masyarakat yang datang untuk menyasikan acaraacara yang diadakan oleh Tupperware Indonesia”
Pengukuran keberhasilan dari aktivitas marketing public relations
Tupperware Indonesia tersebut didapat dari evaluasi secara menyeluruh yang t
dilakukan management setiap bulannya, seperti yang dikatakan Saudari Ety Zuir :
”Setiap bulan kami membawa laporan perkembangan program ini ke
rapat manajemen. Pada akhirnya, evaluasi akhir kami lakukan pada akhir
tahun. Metode yang digunakan dalam mengevaluasi program ini adalah
dengan mengukur dampak kampanye MPR ini secara nyata baik kualitatif
maupun kuantitatif. Cara mengevaluasi dengan mendata jumlah
pelanggan pada periode sebelum, selama, setelah penyelenggaraan
kampanye MPR. Taget kami dalam setahun adalah bisa menambah jumlah
pelanggan“
59
Sedangkan pandangan dari media massa yang dalam penelitian ini adalah
wartawan majalah Femina mengenai hasil dari aktivitas marketing public relations
Tupperware Indonesia, Kartika Candra Kurniawan mengatakan :
Bisa dikatakan kami sebagai media partner Tupperware Indonesia
merasakan cukup baik dan efektif dengan marketing public relations yang
dilakukan Tupperware Indonesia. Komunikasi yang mereka lakukan dari
mulai customer support hingga informasinya berjalan dengan baik. Dari
segi kualitas dan mutu produk saya rasa masih lebih baik dari
kompetitornya. Yang utama adalah unsur kepercayaan dan relationship
yang baik yang diberikan oleh marketing public relations Tupperware
Indonesia
Dari pandangan wartawan tersebut dapat diketahui bahwa media massa
dilibatkan sebagai media partner dalam pelaksanaan aktivitas marketing public
relations, sehingga wartawan atau media tersebut mengetahui bagaimana kegiatan
tersebut dilakukan, seperti yang dikatakan Kartika Candra Kurniawan :
Ya, saya tahu Tupperware Indonesia pernah mengadakan demo produk,
pemberian informasi yang dilakukan oleh telemarketernya, pemanfaatan
website-nya untuk memberikan informasi seputar produk yang
dihasilkannya dan saya mengetahui program yang dilakukan Tupperware
Indonesia melalui informasi di internet undangan seminar, dan juga
pernah melihat brosurnya
Kartika juga mengatakan program MPR Tupperware Indonesia berbeda
sistem pemasaran produknya dengan produk lain sejenis dimana produk lain
dijual bebas di pasaran, seperti yang dikatakannya :
yang membedakan program MPR pada Tupperware Indonesia dengan
yang lain yaitu sistem pemasarannya yang menggunakan jaringanjaringan atau distributor untuk memasarkan produknya. Disamping itu
Tupperware juga melakukan pelayanan yang cukup baik kepada customer,
onestop service-nya juga baik, relationship yang baik. Saya juga
mengetahui orang memilih produk Tupperware sebagai alat kebutuhan
rumah tangga karena program yang ditawarkan dapat lebih menjelaskan
konsumen dengan pelayanan yang baik serta mutu produk yang
berkualitas dan certified.
60
Tabel 4.1
4 Tahap Aktivitas MPR Tupperware Indonesia dalam mempromosikan
produk periode tahun 2007 - 2008
No
Tahapan
Kegiatan
Hasil Traingulasi
1.
Mendefinisikan Pada tahap awal ini,
Masalah
Tupperware Indonesia
mendefinisikan masalah yang
terjadi, agar dapat ditentukan
langkah selanjutnya dalam
menentukan program yang
akan ditempuh.
Media dan customer
yang sudah mengenal
produk Tupperware
Indonesia.
2.
Membuat
Rencana dan
Program
Berdasarkan hasil
wawancara dengan
cross check yakni distri
butor atau konsumen
pengguna produk
Tupperware Indonesia,
dan media. Rencana
dan program yang
dilakukan dalam
kegiatan ini adalah
dengan menerapkan
Marketing Public
Relations yang di
dalamnya terdapat
pendekatan kampanye
melalui media massa
yakni dengan publikasi
di website, pemasangan
iklan, training dan
seminar, demo produk,
penyebaran brosur, info
produk melalui
telemarketer maupun
customer support.
Tahapan selanjutnya setelah
mengetahui
permasalahan
yang terjadi adalah dengan
menetapkan
rencana
dan
program untuk menentukan
tindakan selanjutnya. Dalam
menyusun
rencana
dan
program ini, khalayak yang
dituju adalah konsumen yang
akan menggunakan produk
Tupperware Indonesia.
Pendekatan maupun program
yang
digunakan
oleh
Tupperware Indonesia adalah
dengan menggunakan dua
macam pendekatan secara
terpadu, yaitu :
1.
Kegiatan
MPR.
Kegiatan
ini
digunakan
sebagai awal kegiatan dengan
menggalang segala macam
sumber dan memanfaatkan
momentum sebagai awal
kegiatan. Kegiatan Publisitas
Media. Kegiatan publisitas
media merupakan kampanye
yang
sebenarnya
yang
61
didukung oleh pendekatan
bauran media (media mix)
dengan memperhatikan faktor
pilihan medianya secara tepat
guna yakni dengan publikasi
melalui situs web, melalui
media iklan yakni dengan
memasang iklan di media
internet, demo
produk,
membuat dan menyebarkan
siaran pers ke berbagai
media, penyebaran brosur,
demo produk, penyebaran
company profile, sponsorship
pada kegiatan yang diadakan
customer,
pemberian
informasi
oleh
petugas
telemarketing serta mengikuti
kegiatan maupun ekshibisi.
3.
Melakukan
Tindakan dan
Komunikasi
Tahapan ketiga adalah
melaksanakan program melalui
tindakan dan komunikasi dan
strategi yang telah dirancang
oleh Tupperware Indonesia
sebagai berikut :
1.
Melakukan
pameran
dan demo produk dalam
jangka awal tahun 2007
hingga pertengahan 2008.
2.
Melakukan kerjasama
dengan para distributor dalam
melakukan pemasaran produk
3.
Memasang iklan pada
media internet
4.
Memasang siaran pers
pada situs perusahaan
5.
Penyebaran brosur
6.
Penyebaran company
profile
7.
Pemberian informasi
oleh petugas telemarketing
Tupperware
melakukan
Indonesia juga
program yang
Program MPR yang
dilakukan Tupperware
Indonesia hampir sama
dengan yang
diungkapkan oleh cross
check dalam penelitian
yakni :
1.
Pemanfaatan
situs internet
2.
Seminar &
training
3.
Demo produk
4.
Pemberian
informasi melalui
telemarketer
5.
Brosur
62
berbeda dengan pesaingnya
agar tercipta keunggulan yang
komparatif yaitu:
1.
Memberikan pelayanan
info produk.
2.
Menyediakan
jasa
customer support.
3.
Melakukan
demo
produk.
4.
Membuat
jaringan
distributor
4.
Evaluasi
Program
Mengevaluasi program adalah
langkah
terakhir
yang
dilakukan dalam proses kerja
MPR Tupperware Indonesia.
Hasil yang dicapai dalam
kegiatan MPR telah berhasil,
terlihat dengan adanya jumlah
pelanggan dan program yang
dijalankan dirasa sudah cukup
baik walaupun hasilnya belum
maksimal tetapi tetap ada
peningkatan jumlah pelanggan.
Menurut cross check,
hasil aktivitas MPR
yang dilakukan oleh
Tupperware Indonesia
sudah
cukup
baik
terbukti dengan respon
yang
positif
oleh
customer support dan
distributornya.
4.3. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melelui wawancara
mendalam pada nara sumber serta dengan melakukan pengumpulan dari data-data
perusahaan, peneliti akan menjelaskan secara rinci pembahasan yang menjadi
objek penelitian dan menganalisa semua data penelitian sesuai dengan fakta yang
sebenarnya secara keseluruhan mengenai aktivitas marketing public relations
Tupperware Indonesia dan kaitannya dengan pelaksanaan dari marketing public
relations tersebut.
63
Marketing Public Relations adalah suatu proses perencanaan dan
pengevaluasian program yang merangsang penjualan dan pelanggan yang
dilakukan melalui pengkomunikasian informasi yang kredibel dengan kesankesan yang dapat menghubungkan perusahaan, produk dengan kebutuhan serta
perhatian pelanggan. Marketing Public Relations merupakan perpaduan antara
pelaksanaan program dan strategi pemasaran dengan aktivitas program kerja
humas dalam upaya meluaskan pemasaran dan demi mencapai kepuasan
konsumen.25
Untuk itulah sebelum melakukan kegiatan marketing public relations,
Tupperware Indonesia menganalisa semua faktor-faktor penting yang digunakan
untuk membuat perencanaan dari aktivitas komunikasi pemasaran yakni tujuan
dari kegiatan aktivitas marketing public relations, pelaksanaan marketing public
relations yang meliputi promosi penjualan, pameran, publisitas, serta kendala dari
aktivitas marketing public relations Tupperware Indonesia.
Dapat dikatakan bahwa komunikasi pemasaran merupakan salah satu
kunci dari hasil aktivitas marketing pubic relations itu sendiri. Pada penjelasan
yang memperlihatkan semua hubungan antara marketing pubic relations dan
pelaksanaanyan pada Tupperware Indonesia peran public relations memiliki peran
penting dalam memperkenalkan dan pemasaran produknya.
Pada Tupperware Indonesia, sistem pemasaran atau marketing yang
berisikan informasi mengenai suatu produk menjadi peringkat tertinggi selain
bentuk pelayanan yang menjadi pusat perhatian dari Tupperware Indonesia. Pada
25
Rosady Ruslan, Konsep dan Aplikasi Marketing Public Relations, (Jakarta PT Raja
Grafindo Persada 1998), hal. 8
64
umumnya bentuk pemasaran tersebut berisikan tentang suatu produk atau suatu
acara yang akan diselenggarakan oleh pihak Tupperware Indonesia. Peranan
promosi yang merupakan salah satu bagian dari pemasaran dalam peluncuran
produk baru menjadi sangat penting bagi Tupperware Indonesia karena tanpa
adanya promosi atau publisitas bagaimana mungkin memperkenalkan dan
menjelaskan tujuan serta manfaat produk yang akan ditawarkan.
Tupperware Indonesia secara konseptual, operasional dan professional
membuat suatu rancangan dalam pelaksanaan aktivitas marketing public relations
untuk tujuan memasarkan, memperkenalkan dan menyampaikan informasi yang
berkenaan dengan produk atau program acara tertentu. Untuk mencapai tujuan
atau sasaran dan manfaat dari marketing public relations.
Adapun hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini menjelaskan
dan membahas mengenai aktivitas marketing public relations yang dilakukan oleh
Tupperware Indonesia dalam memasarkan dan mempromosikan produk yang
dihasilkannya yang mengacu pada indikator-indikator aktivitas marketing public
relations dalam penelitian ini yaitu :
1. Aktivitas untuk menarik perhatian calon konsumen dari produk yang
dipasarkan yakni Tupperware atau prospek akan produk yang dipasarkan
(Building product Awareness). Media komunikasi yang digunakan yaitu :
a. Pameran Exhibition
Merupakan kegiatan yang dilakukan dengan membuka sejumlah gerai
(stand) yang dilakukan diberbagai tempat dalam kegiatannya turut
berpartisipasi dalam suatu pameran seperti Toko dan mal-mal.
65
Pameran ini dilaksanakan dengan membuat outlet-outlet di mal, pusat
perbelanjaan, peruimahan dan bahkan mengadakan pameran berskala
besar yang terlaksana setiap tahunnya di JCC Jakarta. Adapun
rancangan yang disusun sebelum mengadakan pameran tersebut adalah
: membentuk kepanitiaan, menyusun materi pameran, menentukan
tema dan audience, skenario acara dan meyusun anggaran pameran.
b. Promosi
Pelaksanaan promosi yang dilakukan oleh Tupperware Indonesia
berbarengan dengan kegiatan promosi penjualan dalam bentuk
kegiatan pameran, atau penyebaran brosur. Publisitas digunakan hanya
sebagai pendukung disetiap acara-acara promosi penjualan. Publikasi
yang digunakan Tupperware Indonesia melalui media massa seperti :
media cetak dan elektronik. Bagi Tupperware Indonesia pelaksanaan
aktivitas
Marketing
Public
Relations
yang
dilakukan
adalah
merupakan salah satu faktor yang sangat penting, begitu juga faktorfaktor yang mempengaruhi pelaksanaan kegiatan tersebut sangat
mendukung dalam usaha memperkenalkan dan memasarkan produk
Tupperware pada kondisi persaingan pasar peralatan rumah tangga.
2. Untuk menambah keyakinan konsumen terhadap suatu produk
Tupperware maka dilaksanakan program-program yang diadopsi dari
program-program
PR
untuk
membantu
pelaksanaan
aktivitas
marketing. Program-program tersebut adalah sebagai berikut :
Seminar, Demo Produk, dan bentuk kegiatan lainnya.
66
Untuk melaksanakan aktivitas marketing public relations tersebut,
Tupperware Indonesia melakukannya dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mendefinisikan permasalahan
Tahap pertama ini mencakup penyelidikan dan pemantauan pengetahuan,
opini, sikap, dan prilaku mereka yang peduli dan terpengaruh oleh tindakan
kebijakan organisasi dalam mempromosikan produk.
2. Perencanaan dan program
Informasi yang didapat pada tahap pertama digunakan untuk membuat
program, tujuan, strategi komunikasi. Untuk itu penemuan dari langkah pertama
ini harus dijadikan faktor kebijakan dan program maupun strategi.
3. Melakukan Tindakan dan Komunikasi
Tahap ketiga ini mencakup pelaksanaan program tindakan dan komunikasi
yang dirancang untuk mencapai tujuan program mempromosikan produk.
4. Evaluasi Program
Tahap yang terakhir adalah mengevaluasikan program maupun aktivitas
yang telah dijalankan ”apa yang telah dilakukan, bagaimana mengetahuinya,
bagaimana hasilnya dan apakah perlu diubah.
Dari seluruh kegiatan aktivitas marketing public relation Tupperware
Indonesia yang dijabarkan di atas telah dilaksanakan sesuai dengan program yang
telah disusun, sehingga pada pelaksanaan aktivitas tersebut berjalan dengan baik
dan telah mencapai sasaran dan telah berhasil meningkatkan awareness target
market dari produk Tupperware.
67
Hanya ada beberapa hasil yang belum optimal dari pelaksanaan aktivitas
marketing public relations produk yang dimiliki oleh Tupperware Indonesia
seperti kendala pemasaran yang belum menjangkau kepada seluruh target market
dari produk, hal ini disebabkan dari pelaksanaan promosi yang belum maksimal
yang dilakukan oleh bagian pemasaran yang memang belum dilakukan secara
menyeluruh karena kendala dana promosi yang masih terbatas. Aktivitas
marketing public relations yang dilakukan oleh Tupperware Indonesia juga belum
menjangkau kepada seluruh media.
Hasil-hasil tersebut dibenarkan oleh hasil kroscek dengan kalangan media
yang yang dalam penelitian ini adalah wartawan majalah Femina dimana hasilhasil marketing public relations yang dilakukan Tupperware Indonesia memang
belum oprimal dilakukan. Akan tetapi pengamatan media tersebut mengatakan
bahwa animo khalayak cukup positif terhadap kegiatan marketing public relations
Tupperware Indonesia tersebut, hal tersebut terlihat dari banyaknya masyarakat
yang datang untuk menyasikan acara-acara yang diadakan oleh Tupperware
Indonesia.
Media tersebut juga merasakan kegiatan tersebut cukup baik dan efektif
dimana komunikasi yang mereka lakukan dari mulai customer support hingga
informasinya berjalan dengan baik. Dari segi kualitas dan mutu produk masih
lebih baik dari kompetitornya dan yang utama adalah unsur kepercayaan dan
relationship yang baik yang diberikan oleh Tupperware Indonesia
Hasil wawancara pada media tersebut mengatakan yang membedakan
program MPR pada Tupperware Indonesia dengan yang lain yaitu sistem
68
pemasarannya yang menggunakan jaringan-jaringan atau distributor untuk
memasarkan produknya. Disamping itu Tupperware juga melakukan pelayanan
yang cukup baik kepada customer, onestop service-nya juga baik, relationship
yang baik. Konsumen memilih produk Tupperware sebagai alat kebutuhan rumah
tangga karena program yang ditawarkan dapat lebih menjelaskan konsumen
dengan pelayanan yang baik serta mutu produk yang berkualitas dan certified.
Penerapan konsep aktivitas marketing public relations di atas, merupakan
komponen yang berbeda dan mandiri, bukan merupakan satu kesatuan akan tetapi
dapat dipilih mana yang sesuai dengan targetnya. Jadi aktivitas marketing public
relations yang diterapkan oleh Tupperware Indonesia telah disesuaikan dengan
beberapa komponen dari marketing Public Relations yang dikeluarkan oleh
Thomas L. Harris yaitu MPR adalah sebuah proses perencanaan dan
pengevaluasian program-program yang merangsang pembelian dan kepuasan
pelanggan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Setelah melihat hasil penelitian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya
maka penulis mencoba untuk menyimpulkan apa yang telah diuraikan mengenai
pelaksanaan dari aktivitas marketing public relations yang dilakukan oleh
Tupperware Indonesia.
Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan yang
sudah didapat berkaitan dengan hasil penelitian yaitu :
1. Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini menjelaskan dan
membahas aktivitas marketing public relations yang dilakukan oleh
Tupperware Indonesia dalam mempublikasikan produk Tupperware yang
mengacu pada konsep kegiatan marketing public relations dalam
penelitian ini yaitu : Mendefiniskan permasalahan, Perencanaan dan
Program, Tindakan dan Komunikasi dan Evaluasi Program.
2. Dari seluruh kegiatan aktivitas marketing public relation Tupperware
Indonesia yang dijabarkan di atas telah dilaksanakan sesuai dengan
program yang telah disusun, sehingga pada pelaksanaan aktivitas tersebut
berjalan dengan baik dan telah mencapai sasaran dan telah berhasil
meningkatkan awareness target market dari produk Tupperware.
3. Hanya ada beberapa hasil yang belum optimal dari pelaksanaan aktivitas
marketing public relations produk yang dimiliki oleh Tupperwear
69
70
Indonesia seperti kendala pemasaran yang belum menjangkau kepada
seluruh target market dari produk, hal ini disebabkan dari pelaksanaan
promosi yang belum maksimal yang dilakukan oleh bagian pemasaran
yang memang belum dilakukan secara menyeluruh karena kendala dana
promosi yang masih terbatas. Aktivitas marketing public relations yang
dilakukan oleh Tupperwear Indonesia juga belum menjangkau kepada
seluruh media.
4. Pelaksanaan aktivitas marketing public relations yang dilakukan
Tupperware Indonesia tidak terlepas dari masalah-masalah yang harus
dihadapi perusahaan dan bagaimana pemecahannya diantaranya adanya
beberapa produk pesaing sejenis yang membuat pangsa pasar semakin
bersaing.
Penyelesaiannya
dengan
melakukan
perbaikan
dan
pengembangan produk dan promosi yang harus terus dilakukan.
5. Hasil kroscek dengan media mengatakan bahwa kegiatan marketing public
relations yang dilakukan Tupperware Indonesia sudah cukup baik dan
efektif dimana komunikasi yang mereka lakukan dari mulai customer
support hingga informasinya berjalan dengan baik. Tupperware Indonesia
tetap mengutamakan segi kualitas dan mutu produk yang masih lebih baik
dari kompetitornya dan yang utama adalah unsur kepercayaan dan
relationship yang baik yang diberikan kepada para konsumen.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas penulis mencoba memberikan beberapa
saran sebagai berikut :
71
a. Praktis :
1. Penulis memberi masukan bahwa sebaiknya dalam proses pelaksanaan
aktivitas marketing public relations yang dilakukan oleh Tupperware
Indonesia lebih menggunakan program-program yang jitu, tepat dan
efisien. Sehingga akan menghasilkan aktivitas yang berdaya cipta baik,
sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
2. Untuk menghadapi persaingan dengan perusahaan lain yang memiliki
produk sejenis, Tupperware Indonesia harus melakukan terobosanterobosan yang baru dalam pelaksanaan aktivitas marketing public
relations-nya baik dari segi promosi yang dilakukan maupun dari segi
pengembangan produk itu sendiri seperti dikeluarkan inovasi dan fasilitasfasilitas baru agar dapat menarik konsumen lebih banyak lagi.
3. Tupperware Indonesia harus lebih banyak lagi melakukan komunikasikomunikasi pemasaran pada berbagai kegiatan promosi dan pemakaian
media-media promosi lain yang jarang atau belum pernah dipakai oleh
perusahaan sehingga diharapkan dapat menjangkau lebih banyak lagi
khalayak atau konsumen dari target market produk Tupperware.
b. Akademis :
Untuk penelitian selanjutnya penulis menyarankan agar lebih dalam atau
lebih fokus lagi membahas permasalahan terutama untuk penerapan aktivitas atau
strategi public relations yang diarahkan pada penelitian yang menganalisa suatu
isi inti dari suatu permasalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrachman, Oemi, Dasar-dasar Public Relations, (Bandung, PT. Citra Aditya
Bakti) 1995.
Arifin Anwar, Strategi Komunikasi : Sebuah Pengantar Ringkas, (Bandung,
Armito), 1986
Bachtiar, Aly , Tehnik Hubungan Masyarakat, (Jakarta : UT, 1995)
Harris Thomas L., The Marketer’s Guide to Public Relations, (John Wiley &
Sons, Inc.USA: 1991)
Jefkins, Frank., Public Relations, (Jakarta, Erlangga), 1995.
Kasali Rheinald, Manajemen Public Relations, (Jakarta, Pustaka Utama Grafiti),
1994
Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat (Jakarta: LP3ES), 1981
Moekijat, Teori Komunikasi, (Bandung, Mandar Maju) 1992
Moleong Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Penerbit PT. Remaja
Rosdakarya) 1991
Muhammad Arni, Komunikasi Organisasi, (Bumi Aksara, Jakarta) 2000
Nawawi Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Gajah Mada University),
1985.
Rachmad, F, Public Relations dalam Teori dan Praktek, (Jakarta, PT. Gramedia
Pustaka Utama), 1994.
Rahmat Jalalludin, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya), 1998
Robins Stephen P, Management Concept and Practice, (Prentice-Hall, Inc,
Englewood Cliffs, New Jersey) 1994
Ruslan, Rosady, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, (Jakarta, PT. Raja
Grafindo Persada), 1997.
_____________, Praktek dan Solusi Public Relations dalam Situasi Krisis dan
Pemulihan Citra, (Jakarta, Ghalia Indonesia), 1994.
_____________, Konsep dan Aplikasi Marketing Public Relations, (Jakarta, PT.
Raja Grafindo Persada), 1998.
_____________, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi (Konsepsi dan
Aplikasi), (PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta), 1999
Simandjuntak John P, Public Relations, (Graha Ilmu, Yogyakarta) 2003.
Stanton William J, Prinsip Pemasaran, (Jilid 2, Univercity of Colorado, Erlangga,
Jakarta) 1993
Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, (PT. Remaja
Rosdakarya, Cetakan Kedua, Bandung)1998
Uchjana Effendy, Onong, Human Relations dan Public Relations dalam
Manajemen, (Bandung, Mandar Maju), 1989.
______________________, Humas Suatu Study Komunikologis, (Bandung, PT.
Remaja Rosdakarya), 1992.
____________________, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung, PT.
Remaja Rosdakarya), 1994
Wayne P R & Don F. Faules, Komuniksi Organisasi Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan, (PT Remaja Rosdakarya ; ed 3), 2001
Widjaja, A.W, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Jakarta, Bumi Aksara,
1993
Yin Robert K. Studi Kasus (Desain dan Metode), (Jakarta, Raja Grafindo
Persada), 1997
HASIL WAWANCARA
A. Dengan Manager Marketing Public Relation Tupperwear Indonesia
(Saudari Ety Zuir) :
1.
Apa jenis produk sasaran pasar utamanya (primary market) dari
produk Tupperwear di Indonesia ?
-
Jenis produk sasarannya yaitu peralatan rumah tangga yang
memiliki keistimewaan yakni kualitasi tinggi, bermutu dan fungsi
pengunaan yang berbeda.
2. Siapa sasaran pasaran sekundernya dari produk Tupperwear di
Indonesia ?
-
Para ibu rumah tangga dan kalangan usaha olahan makanan...
dan konsumen kami sudah cukup cerdas untuk memilih produk
mana yang mereka anggap baik dan layak untuk dipakai. Untuk
itulah Tupperwear sedapat mungkin memberikan pelayanan yang
terbaik untuk konsumennya baik dari segi produk, komunikasi
pemasarannya maupun dari segi pelayanan yang diberikan oleh
perusahaan.
3. Bagaimana jaringan distribusi dari produk Tupperwear di Indonesia ?
-
Ya
kami
mengandalkan
kembangkan
dari
distributor-distributor
konsumen
untuk
yang
memasarkan
kami
produk
Tupperware..dari konsumen tersebut kami harapkan terus muncul
distributor-distributor
baru
berkembang...
4. Bagaimana trend penjualannya ?
-
Cukup bagus
yang
nantinya
akan
terus
5. Bagaimana penguasaan pasarnya (market share) dari produk
Tupperwear di Indonesia ?
-
Penguasaan pasarnya cukup bagus… Dan untuk pelaksanaan
kegiatan pemasaran dalam rangka penyampaian pesan informasi
yang gunanya untuk memenuhi target penjualan produk,
Tupperware
Indonesia
memiliki
strategi-strategi
untuk
memasarkan produknya.
6. Bagaimana proyeksi ke depannya ?
-
Diharapkan penjualan Tupperware akan meningkat pada tahun
2009 dan seterusnya karena banyak sekali kebutuhan rumah
tangga yang terus meningkat.
7. Siapa pesaing dari produk Tupperware di Indonesia ?
-
Pesaing produk Tupperware yaitu Lock & Lock, MotherCare,
Lion Star, Claris dan beberapa produk lainnya...
8. Bagaimana peta kekuatan para pesaing tersebut ?
-
Kami belum menganggapnya sebagai ancaman yang besar karena
Tupperware lebih dulu berkembang di Indonesia dan kami
memiliki pangsa pasar sendiri karena mereka mempercayai mutu
dan kualitas produk kami yang kami anggap masih lebih baik,
9. Di mana diposisikan produk Tupperware di Indonesia terhadap produk
pesaing ?
-
Produk Tupperware diposisikan teratas... Produk Tupperwear
selalu memberikan pilihan yang terbaik untuk customernya dan
selalu mengembangkan produk-produk baru dengan kualitas dan
mutu tinggi yang sangat di butuhkan oleh customer tentunya sesuai
dengan fungsi dan kebutuhannya. Tidak hanya pengembangan
produk tetapi juga melakukan mengembangkan penjualan produk
Tupperwear, maksudnya kami memudahkan para customer untuk
mendapatkan produk
10. Bagaimana
program
kampanye
Marketing
Public
Relations
Tupperware Indonesia ?
-
Program kampanye MPR yang kami lakukan adalah lebih
cenderung dengan pemberian informasi melalui telemarketing dan
demo produk kepada konsumen. Walaupun kami tetap melakukan
event-event ataupun melakukan kegiatan pameran.
11. Bagaimana dengan kendala dalam pelaksanaan kegiatan Marketing
Public Relations yang dilakukan public relations Tupperware
Indonesia ?
-
Belum ada kendala yang terlalu sulit karena beberapa kendala
yang kita hadapi dapat diatasi. Kalau dari segi pemasaran yang
belum menjangkau kepada seluruh target market dari Tupperwear
kami
pernah mengalaminya, hal ini disebabkan dari aktivitas
promosi yang belum maksimal yang dilakukan oleh bagian
pemasaran yang memang belum dilakukan secara optimal karena
kendala dana promosi yang masih terbatas. Jadi promosi yang
dilakukan oleh belum menjangkau kepada seluruh khalayaknya.
12. Bagaimana setiap program MPR itu diimplementasikan dan apa
tujuannya ?
-
Sesuai
dengan
rencana
yang
ditargetkan...
Program
itu
diimplementasikan dengan kerjasama yang diilakukan dalam
rangka menerapkan program MPR dalam mengkampanyekan
produk kami ini adalah dengan melakukan kerjasama dengan
distributor-distributor kami dan tujuan program tersebut adalah :
a. Menginformasikan kepada khalayak
Menginformasikan
atau
memberitahukan
sekaligus
mengenalkan kepada khalayak (konsumen) tentang produk
Tupperwear
agar
mereka
mengetahui
dan
menyadari
keberadaan produk dipasaran dan juga memberikan informasi
tentang produk itu sendiri.
b. Membujuk konsumen
Dengan membujuk sasaran konsumen melalui berbagai cara
yang di tempuh merupakan bentuk strategi komunikasi
pemasaran yang harus dilakukan oleh perusahaan.
c. Mengingatkan khalayak
Salah satu tujuan utama dilakukannya promosi ini adalah
untuk selalu mengingatkan khalayak (konsumen) bahwa produk
Tupperwear akan menjangkau pasaran dan ini dilakukan
supaya konsumen selalu punya ingatan tentang produk di
dalam benak mereka.
13. Bagaimana pelaksanaan kegiataan perencanaan media dalam aktivitas
MPR Tupperware Indonesia ?
-
Dalam memperkenalkan produk kami melalui kegiatan marketing
public relations yakni dengan melaksanakan publisitas dan
membuat iklan, atau pemasangan iklan pada media-media massa,
jadi dalam iklan tersebut kami membuat promosi yang inovatif,
yang diharapkan akan menghasilkan penjualan produk yang
berkesinambungan
14. Apakah kegiatan Marketing Public Relations Tupperware Indonesia
telah menjangkau sasaran yang tepat ?
-
Sejauh ini kami sudah menjangkau sasaran pasar yang tepat,
hanya belum seluruhnya dapat kami jangkau. kami akan
melakukannya beberapa tahap sehingga kedepannya kami akan
dapat menjangkau seluruh khalayak sasaran dari produk
Tupperware. Dan pada akhirnya orang banyak menggunakan
produk Tupperware.
15. Apakah kegiatan Marketing Public Relations Tupperware Indonesia
telah berhasil meningkatkan awareness ? Jekaskan !
-
Kami rasa kegiatan MPR yang kami lakukan telah berhasil,
terlihat dengan adanya jumlah pelanggan kami dan program yang
dijalankan dirasa sudah cukup baik walaupun hasilnya belum
signifikan yakni adanya peningkatan jumlah pelanggan kami.
Walaupun masih ada kekurangan ataupun hambatan-hambatan
akan tetapi program kerja dan aktifitas MPR tetap berjalan
dengan baik.
16. Apakah kegiatan Marketing Public Relations Tupperware Indonesia
telah berhasil menanamkan interest pada konsumen ?
-
Ya...terutama jika kami mengeluarkan produk baru dan kami
perkenalkan dan menjelaskannya kepada distributor...mereka
sangat interest sekali..
17. Bagaimana public relations Tupperware Indonesia mengukur hasil dari
kegiatan Marketing Public Relations ?
-
Setiap bulan kami membawa laporan perkembangan program ini
ke rapat manajemen. Pada akhirnya, evaluasi akhir kami lakukan
pada akhir tahun. Metode yang digunakan dalam mengevaluasi
program ini adalah dengan mengukur dampak kampanye MPR ini
secara
nyata
baik
kualitatif
maupun
kuantitatif.
Cara
mengevaluasi dengan mendata jumlah pelanggan pada periode
sebelum, selama, setelah penyelenggaraan kampanye MPR. Taget
kami dalam setahun adalah bisa menambah jumlah pelanggan.
18. Apa manfaat yang dapat ditarik untuk membuat program berjalan lebih
baik ?
-
Tentunya lebih meningkatkan kembali setelah hasil melihat hasil
dari evaluasi kegiatan ini
B. Dengan Staf Marketing Tupperwear Indonesia (Saudari Rini
Widiastuti) :
1. Apa yang hendak dicapai dari pelaksanaan kegiatan Marketing Public
Relations Tupperware Indonesia ?
-
Intinya kegiatan ini dilakukan adalah untuk menarik perhatian
dan meyakinkan konsumen terhadap produk yang dipasarkan
melalui penyampaian pesan atau informasi kepada target
konsumen sehingga target atau sasaran diarahkan kepada
kepentingan
konsumen
untuk
mencapai
tujuan
yang
diharapkan. Dan tujuan diadakan kegiatan ini adalah untuk
mencapai kepuasan pelanggan atau konsumen terhadap
produk yang sudah dibelinya dimana pihak konsumen
memperoleh keuntungan, dan manfaat dari produk tersebut.
Untuk
mencapai
tujuan
tersebut
kami
harus
mampu
menciptakan produk yang memenuhi kebutuhan konsumen,
mudah diperoleh, promosinya menarik dan disertai pelayanan
yang memuaskan
2. Siapa sasaran publik dari pelaksanaan kegiatan Marketing Public
Relations Tupperware Indonesia ?
-
Karena jenis produk kami ini memang banyak digunakan oleh
konsumen rumah tangga, maka khalayak sasaran dari
kegiatam MPR yang kami lakukan adalah para ibu-ibu rumah
tangga, wanita karier yang berusia muda, distributordistributor dan toko-toko penyedia makanan yang ada di kotakota besar di Indonesia.
3. Apa yang diharapkan public relations Tupperware Indonesia (dalam
pelaksanaan kegiatan Marketing Public Relations Tupperware
Indonesia) ?
-
Yang pasti peningkatan yang dilakukan setiap tahunnya harus
lebih baik. Pada tahun 2007 lalu Tupperware Indonesia
meningkatkan penjualan produk, terpasangnya atribut-atribut
promo, memperluas jangkauan layanan distributor baru,
memelihara loyalitas dan relationship para distributor, dealer,
menjamin ketersediaan produk untuk meningkatkan penjualan
produk dan memudahkan customer kami untuk memperoleh
layanan.
4. Bagaimana mengatasi masalah yang ada pada pelaksanaan aktivitas
marketing public relations perusahaan dalam menghadapi persaingan
dengan pesaing ?
-
Tupperwear
melakukan
pengembangan
produk
dan
pengawasan mutu agar fasilitas produknya lebih bervariasi
dan lebih banyak diminati oleh masyarakat sehingga dapat
meningkatkan hasil dari kegiatan marketing public relations.
Tupperwear
memberitahukan
atau
menginformasikan
keunggulan-keunggulan yang menarik dibandingkan dengan
produk lain kepada konsumen. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan atau menarik konsumen untuk memakai produk
Tupperwear tersebut.
5. Apa elemen program yang dipakai public relations Tupperware
Indonesia untuk menjangkau setiap sasaran kelompok pasar dalam
pelaksanaan kegiatan Marketing Public Relations ?
-
Dengan mengadakan demo produk, pemberian informasi yang
dilakukan oleh telemarketernya, pemanfaat website yang
bertujuan untuk memberikan informasi seputar produk
Tupperware. Kami juga membuat hubungan baik dengan
media cetak, elektronik serta para distributor. Membuat
advertorial, mengadakan tatap muka dengan pengguna produk
kami.
Merencanakan
kegiatan
pameran,
open
house,
sponsorship dan bekerjasama dengan perusahaan lain dalam
acara atau kegiatan tertentu.
6. Bahan-bahan/materi apa yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan
Marketing Public Relations ?
-
Seperti
yang
telah
saya
uraikan
tadi
bahwa
kami
menginformasikan produk kami mempunyai keunggulan yang
komparatif dengan produk kompetitor yaitu memberikan
pelayanan baik informasi maupun pada produk. Kemudian
adanya kemudahan dengan menyediakan jasa customer
support, hingga akan terjadi one stop service.
7. Bagaimana dalam pelaksanaan kegiataan perencanaan medianya ?
-
Perencanaan media kami tetapkan adalahi :
1. Bulletin Tupperwear berisi tentang kegiatan yang berhubungan
dengan Internal perusahaan,
membahas mengenai produk
Tupperware mulai dari kegunaan serta fungsi, juga manfaatmanfaat yang sangat penting dalam setiap produk. Di dalam
bulletin Tupperwear juga terdapat testimoni dari customer yang
berisi tentang pengalaman menggunakan produk Tupperwear.
2. Brosur mengenai produk dari Tupperwear atau yang berbentuk
iklan mengenai perusahaan.
3. Majalah atau tabloid yang merupakan media yang relative
digunakan untuk tujuan publikasi atau beriklan yang efektif dalam
tujuan
pencapain
penjualan
produknya.
Alasan
kami
menggunakan majalah adalah :
a. Karena majalah atau tabloid dibutuhkan untuk mendapatkan
informasi yang actual dan factual
b. Jangakuan distribusi majalah atau tabloid tidak di batasi dan
lebih luas
c. Kualitas visual majalah cukup prima, karena pada umumnya
dicetak diatas kertas yang berkualitas tinggi dan nilai
beritanya/informasinya lebih panjang jika dibandingakan
dengan surat kabar.
d. Menjangkau segmen pasar tertentu yang terspesialisasi atau
pembaca kalangan khusus.
e. Kemampuannya
yang
dapat
mengangkat
produk
yang
diiklankan sejajar dengan persepsi khlayak sasaran terhadap
prestise majalah yang bersangkutan.
5. Website kami www.tupperware.co.id, dan beriklan pada internet
juga dimanfaatkan oleh kami. internet merupakan media
komunikasi yang cepat dan dapat diakses dimana saja kapan saja.
8. Bagaimana pelaksanaan kegiatan time table-nya ?
-
Pelaksanaan kampanye MPR produk kami ini dilaksanakan
dalam kurun waktu tahun 2007 hingga pertengahan 2008.
Insya Allah setelah adanya sosialisasi ini masyarakat akan
semakin aware terhadap pemanfaatn produk kami.
9. Berapa anggaran dan biaya dalam pelaksanaan kegiatan Marketing
Public Relations Tupperware Indonesia ?
-
Maaf kami tidak bias memberi tahu mengenai anggaran yang
kami keluarkan untuk kegiatan ini
10. Siapa yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan tersebut ?
-
...yang bertanggung jawab adalah manager marketing PR
sekaligus staff yang terkait dengan kegiatan ini... Seluruh team
bertanggung jawab, saya juga terlibat secara langsung karena
kami teamwork, dalam pengimplementasian program ini saya
berkordinasi dengan staf yang lain dan terjun secara langsung
yang sepenuhnya adalah untuk memberikan pelayanan yang
terbaik terhadap konsumen.
11. Bagaimana kendala untuk memenuhi objective Marketing Public
Relations yang dilakukan public relations Tupperware Indonesia dalam
kegiatan Marketing Public Relations ?
-
Kendalanya adalah biasanya dari SDM kami yang belum
banyak. Hal ini terutama jika terjadi troubleshoot di beberapa
distributor dalam waktu yang bersamaan, pelayanan kami
tidak dapat melakukan kunjungan dalam waktu yang
bersamaan atau berdekatan. Jika SDM nya banyak, otomatis
semua customer akan dapat terlayani dengan baik.
C. Dengan Media Massa (Majalah Femina), Saudari Kartika Candra
Kurniawan :
1. Apakah anda mengetahui produk Tupperware ?
-
Ya saya tahu
2. Apakah anda sebagai wartawan pernah mengetahui tentang kegiatan yang
dilakukan Tupperware Indonesia ?
-
Ya, saya tahu Tupperware Indonesia pernah mengadakan demo produk,
pemberian informasi yang dilakukan oleh telemarketernya, pemanfaatan
website-nya
untuk
memberikan
informasi
seputar
produk
yang
dihasilkannya dan saya mengetahui program yang dilakukan Tupperware
Indonesia melalui informasi di internet undangan seminar, dan juga
pernah melihat brosurnya.
3. Apa yang membedakan Tupperware Indonesia dengan perusahaan lain sejenis
dalam strategi pemasaran produknya (MPR) ?
-
yang membedakan program MPR pada Tupperware Indonesia dengan
yang lain yaitu sistem pemasarannya yang menggunakan jaringanjaringan atau distributor untuk memasarkan produknya. Disamping itu
Tupperware juga melakukan pelayanan yang cukup baik kepada customer,
onestop service-nya juga baik, relationship yang baik. Saya juga
mengetahui orang memilih produk Tupperware sebagai alat kebutuhan
rumah tangga karena program yang ditawarkan dapat lebih menjelaskan
konsumen dengan pelayanan yang baik serta mutu produk yang
berkualitas dan certified..
4. Bagaimana hasil kegiatan marketing public relations Tupperware Indonesia
menurut anda ?
-
Bisa dikatakan kami sebagai media partner Tupperware Indonesia
merasakan cukup baik dan efektif dengan marketing public relations yang
dilakukan Tupperware Indonesia. Komunikasi yang mereka lakukan dari
mulai customer support hingga informasinya berjalan dengan baik. Dari
segi kualitas dan mutu produk saya rasa masih lebih baik dari
kompetitornya. Yang utama adalah unsur kepercayaan dan relationship
yang baik yang diberikan oleh marketing public relations Tupperware
Indonesia.
5. Menurut anda apakah kegiatan marketing public relations Tupperware
Indonesia telah menjangkau sasaran yang tepat ?
-
Menurut saya belum sepenuhnya tepat sampai kepada sasaran yang dituju
karena media yang digunakan Tupperware dalam aktivitas marketing
public relation-nya masih terbatas, belum menjangkau seluruh media.
6. Menurut anda apakah kegiatan marketing public relations Tupperware
Indonesia telah berhasil meningkatkan awareness ?
-
Ya, karena dilihat dari beberapa acara yang diadakan Tupperware
Indonesia, saya perhatikan animo khalayak cukup positif, hal terebut
terlihat dari banyaknya masyarakat yang datang untuk menyaksikan
acara-acara yang diadakan oleh Tupperware Indonesia.
STUKTUR DAN MANAJEMEN TUPPERWARE INDONESIA
Presiden Direktur
Wkl. Presiden Direktur
Divisi Marketing
Divisi Marketing Public Relations
Divisi Finance
Download