9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab tinjauan

advertisement
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab tinjauan pustaka ini akan diuraikan secara ringkas mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan basis data dan topik pendukung analisis dan perancangan
aplikasi basis data sistem penjualan dan pembelian pada PT. Karunia Lestari Xpresif.
Berikut ringkasannya:
2.1 Teori yang berkaitan dengan Basis Data
Dalam tinjauan pustaka yang berhubungan dengan basis data akan
diuraikan secara ringkas antara lain: data, basis data, sistem manajemen basis
data (DBMS), bahasa basis data (Database Language), siklus basis data
(Database System Development Lifeycle), model relasional, diagram hubungan
entitas (Entity Relationship Diagram), normalisasi, kemanan basis data.
2.1.1 Pengertian Data
Menurut Hoffer, Prescott & Topi (2009, p46), data adalah sebuah
fakta tentang objek dan kejadian yang dapat disimpan dalam sebuah
media komputer. Data dibagi menjadi 2 tipe data, yaitu yang terstruktur
dan tidak terstruktur.
2.1.2 Pengertian Basis Data
Menurut Indrajani (2009, p2), Basis data merupakan suatu
kumpulan data yang berhubungan secara logis dan deskripsi data
tersebut, yang dirancang untuk memenuhi informasi yang dibutuhkan
oleh suatu organisasi.
Menurut pendapat Connolly & Begg (2005, p15), basis data adalah
kumpulan data yang saling berhubungan secara logika dan dibuat agar
memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi. Basis data berdiri
secara tunggal yang menyimpan data dalam jumlah yang besar dan dapat
digunakan secara terus menerus oleh banyak pengguna. Bukan sebagai
file yang tidak berhubungan dan redundan melainkan seluruh data
terintegrasi dengan jumlah duplikasi yang sangat minimum.
9
10
Sedangkan menurut Hoffer, Prescott & Topi (2009, p46), basis data
didefinisikan sebagai kumpulan data yang telah memiliki relasi secara
terorganisir, dan dapat memiliki berbagai ukuran dan juga kompleksitas.
2.1.3 Database Management System (DBMS)
2.1.3.1 Pengertian DBMS
Menurut Connolly & Begg (2005, p16), Database Management
System
(DBMS)
memungkinkan
adalah
sebuah
pengguna
sistem
dapat
perangkat
mendifinisikan,
lunak
yang
menciptakan,
memelihara dan mengkontrol akses ke basis data.
Sedangkan menurut Hoffer, Prescott & Topi (2009, p49), Database
Management System (DBMS) adalah sebuah sistem perangkat lunak yang
digunakan untuk membuat, menjaga, dan menyediakan akses kontrol ke
basis data pengguna.
2.1.3.2 Keuntungan DBMS
Menurut Connolly & Begg (2005, p26) kelebihan yang terdapat pada
DBMS, yaitu:
1.
Mengontrol data yang berulang (Control of data redundancy)
2.
Data yang konsisten (Data consistency)
3.
Semakin banyak informasi yang didapatkan data yang sama (More
information from the same amount of data)
4.
Data yang dibagikan (Sharing of data)
5.
Meningkatkan integritas data (Improved data integrity)
6.
Meningkatkan keamanan data (Improved security)
7.
Penetapan standarisasi (Enforcement of standards)
8.
Pengurangan biaya (Economoy of scale)
9.
Mempermudah pengoperasian data (Balance of conflicting requirements)
10. Meningkatkan pengaksesan data (Improved data accessibility and
responsiveness)
11. Menambah produktivitas (Increased productivity)
12. Meningkatkan
pemeliharaan
data
yang
maintenance through data independence)
independen
(Improved
11
13. Menambah konkurensi (Increased concurrency)
2.1.3.3 Kerugian DBMS
Menurut Connolly & Begg (2005, p29) ada 7 kekurangan yang
terdapat pada DBMS, yaitu:
1.
Memiliki sistem yang kompleks (Complexity)
2.
Memiliki ukuran yang besar (Size)
3.
Harga DBMS memiliki harga yang bervariasi tergantung fungsi dan
kebutuhannya (Cost of DBMSs)
4.
Penambahan biaya karena membutuhkan perangkat keras lainnya
(Additional hardware costs)
5.
Penambahan biaya konversi (Costs of conversion)
6.
DBMS dirancang untuk dapat diakses lebih dari satu aplikasi sehingga
performanya menurun (Performance)
7.
Kegagalan dalam DBMS mengakibatkan
operasi yang tidak berjalan
(Higher impact of a failure)
2.1.3.4 Fungsi DBMS
Menurut Connolly & Begg (2005, p48) DBMS memiliki 10 fungsi
yang sangat berguna, yaitu:
1.
Menyimpan data, pengambilan data, dan memperbaharui data (Data
storage, retrieval, and update)
2.
Catalog data yang dapat di akses secara mudah (A user-accesible catalog)
3.
Laporan transaksi (Transaction support)
4.
Layanan control konkurensi (Concurrency control services)
5.
Layanan untuk pemulihan basis data jika terjadi kerusakan (Recovery
services)
6.
Layanan untuk memberikan hak akses (Authorization services)
7.
Dukungan
data
terhadap
perangkat
lunak
(Support
for
data
communication)
8.
Layanan data yang terintegritas (Integrity services)
9.
Layanan untuk mendukung data yang independent (Services to promote
data independece)
12
10. Layanan utilitas (Utility services)
2.1.3.5 Komponen – Komponen DBMS
Menurut Connolly & Begg (2005, p19) DBMS memiliki 5 komponen
penting yaitu:
1.
Perangkat Keras (Hardware)
2.
Perangkat Lunak (Software)
3.
Data
4.
Prosedur
5.
Manusia
2.1.4 Database Languages
2.1.4.1 Data Definition Language (DDL)
Menurut Connolly & Begg (2005, p40), DDL adalah sebuah bahasa
yang memungkinkan seorang DBA (Database Administrator) atau
pengguna untuk mendeskripsikan dan menamai sebuah entitas, atribut,
dan hubungan yang dibutuhkan untuk sebuah aplikasi dengan
menggunakan asosiasi yang terintegrasi dan batasan keamanan.
Beberapa pernyataan pada DDL adalah:
- CREATE TABLE untuk membuat tabel dengan mengidentifikasikan tipe
data pada tiap kolom yang ada.
- DROP TABLE untuk menghapus tabel beserta semua data yang berada
didalam tabel.
- ALTER TABLE untuk menambah atau menghapus kolom pada suatu tabel
dan constraint.
2.1.4.2 Data Manipulation Language (DML)
Menurut Connolly & Begg (2005, p41), DML adalah sebuah bahasa
yang menyediakan seperangkat operasi untuk mendukung memanipulasi
data didalam basis data.
Operasi DML pada umumnya adalah:
- Memasukkan data baru kedalam basis data. (INSERT)
- Memodifikasi data yang disimpan didalam basis data. (UPDATE)
13
- Mengambil data yang terdapat didalam basis data. (SELECT)
- Menghapus data yang terdapat didalam basis data. (DELETE)
Menurut Connolly & Begg (2005, p41), DML dibedakan menjadi dua
tipe, yaitu:
-
Prosedural
Sebuah bahasa yang memungkinkan pengguna untuk memberitahukan
system data apa yang dibutuhkan dan bagaimana untuk mengambil data.
-
Non-Prosedural
Sebuah bahasa yang memungkinkan pengguna untuk menyatakan apa
yang dibutuhkan data daripada bagaimana data itu harus diambil.
2.1.5 Database System Development Lifecycle
Menurut Connolly dan Begg (2005, p282), Sistem basis data adalah
komponen fundamental dari organisasi yang besar dan memiliki sistem
informasi yang luas. Pengembangan siklus hidup sistem basis data secara
inheren terkait dengan siklus hidup sistem informasi . Tahapan siklus
pembangunan sistem basis data ditunjukkan pada gambar 2.1.
Untuk sistem database dalam skala kecil dengan sejumlah kecil
pengguna , siklus pengembangan basis data tidak perlu menjadi sangat
kompleks . Namun, ketika merancang media untuk sistem basis data besar
dengan puluhan hingga ribuan pengguna
yang menggunakan ratusan
query dan program aplikasi , siklus pengembangan basis data dapat
menjadi sangat kompleks. Sub bab ini akan terkonsentrasi pada kegiatan
yang diasosiasikan dengan perkembangan media untuk sistem basis data
yang besar . Pada bagian berikut kita menggambarkan kegiatan utama
yang terkait dengan setiap tahap dari sistem database pembangunan
siklus hidup secara lebih rinci.
14
Gambar 2.1 Database System Development Lifecycle
15
Tabel 2.1 Database System Development Lifecycle
TAHAPAN SIKLUS
FUNGSI UTAMA
Database Planning
Merencanakan bagaimana
dari
siklus
direalisasikan
langkah
database
secara
dapat
efisien
dan
efektif.
System Definition
Menspesifikasikan
ruang
sistem
termasuk
database,
lingkup
sudut
pandang utama pengguna, pengguna
itu sendiri, dan area aplikasi.
Requirements
Collection
Analysis
and Mengumpulkan
dan
menganalisis
kebutuhan sistem basis data yang
baru.
Database Design
Perancangan basis data konseptual,
logikal, dan fisikal.
DBMS Selection (optional)
Memilih DBMS yang paling sesuai
dengan sistem basis data.
Application Design
Merancang antarmuka pengguna dan
program aplikasi yang menggunakan
dan memproses basis data.
Prototyping (Optional)
Membangun model kerja dari sistem
database, yang memungkinkan para
desainer
atau
pengguna
untuk
memvisualisasikan dan mengevaluasi
bagaimana sistem final akan terlihat
dan berfungsi.
Implementation
Membuat definisi basis data fisikal
dan program aplikasi.
Data Conversion and Loading
Mengambil data dari sistem lama ke
sistem baru dan jika memungkinkan
mengubah aplikasi yang ada untuk
16
dijalankan pada basis data baru.
Testing
Sistem Basis Data diuji dan divalidasi
terhadap persyaratan yang ditentukan
oleh pengguna.
Operational Maintenance
Sistem
basis
dilaksanakan.
data
sepenuhnya
Sistem
ini
terus
dipantau dan dipelihara. Bila perlu,
jika
ada
persyaratan
baru
juga
dimasukkan ke dalam sistem basis
data melalui tahap sebelumnya.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai tahapan database lifecycle :
1. Perencanaan Basis Data (Database Planning)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p286) Perencanaan basis data
adalah kegiatan pengelolaan yang memungkinkan tahapan database
system lifecycle untuk direalisasikan secara efisien dan efektif.
Database planning harus terintegrasi dengan keseluruhan strategi
sistem informasi organisasi. Ada tiga isu utama yang terlibat dalam
merumuskan strategi sistem informasi, yaitu:
•
Identifikasi rencana dan tujuan perusahaan dengan menentukan
kebutuhan sistem informasi.
•
Evaluasi sistem informasi saat ini untuk menentukan kekuatan dan
kelemahan yang ada.
•
Penilaian terhadap peluang teknologi informasi yang dapat menghasilkan
keuntungan yang kompetitif.
Langkah pertama dalam perencanaan basis data adalah untuk
mendefinisikan mission statement dalam sistem basis data . Mission
statement mendefinisikan tujuan utama dari sistem basis data. Setelah itu
langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi mission objectives. Mission
objectives harus mengidentifikasi tugas tugas tertentu yang didukung oleh
sistem basis data.
Perencanaan database juga harus mencakup pengembangan
standar yang mengatur bagaimana data akan dikumpulkan , bagaimana
17
format harus ditentukan , dokumentasi apa yang dibutuhkan , serta
bagaimana desain dan implementasi harus dilanjutkan.
2.
Definisi Sistem (System Definition)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p285), Menjelaskan ruang
lingkup dan batas-batas dari aplikasi database dan pandangan pengguna
utama (user view). User View mendefinisikan apa yang dibutuhkan sistem
basis data dari perspektif peran pekerjaan tertentu (seperti Manager atau
Supervisor) atau
bidang aplikasi enterprise
(seperti
pemasaran,
personalia, atau kontrol stok).
Sebuah sistem basis data dapat memiliki satu atau lebih user view .
Mengidentifikasi user view merupakan aspek yang amat penting untuk
mengembangkan sistem basis data karena membantu untuk memastikan
bahwa tidak ada pengguna utama sistem basis data yang dilupakan ketika
mengembangkan persyaratan untuk sistem basis data baru .
Sebuah tampilan pengguna mendefinisikan apa yang dibutuhkan
dari sistem basis data dalam hal data yang akan diadakan dan transaksi
yang akan dilakukan pada data ( dengan kata lain , apa yang pengguna
akan lakukan dengan data).
3. Pengumpulan dan Analisis Data (Requirement Collection and Analysis)
Proses mengumpulkan dan menganalisis informasi dari sebuah
organisasi, dan menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasi
persyaratan untuk sistem basis data baru.
Ada beberapa cara yang digunakan dalam tahap ini menurut Connolly
dan Begg (2005, p287), yaitu:
1. Pendekatan Terpusat ( Centralized Approach)
Kebutuhan untuk tiap pandangan pengguna disatukan menjadi satu set
kebutuhan untuk aplikasi basis data. Umumnya pendekatan ini dipakai
jika basis datanya tidak terlalu kompleks.
2. Pendekatan integrasi view (View Integration Approach)
18
Kebutuhan untuk setiap pandangan pengguna dipisahkan. Model data
menggambarkan setiap pandangan pengguna yang telah dibuat dan
kemudian disatukan selama desain basis data.
4. Perancangan Basis Data (Database Design)
Perancangan basis data adalah proses menciptakan rancangan
yang akan mendukung pernyataan misi perusahaan dan misi objektif
untuk sistem basis data yang diperlukan. Ada dua pendekatan utama
dalam perancangan basis data :
a. Pendekatan bottom up
Pendekatan bottom-up dimulai pada tingkat dasar atribut (properti
dari entitas dan relasi), lalu menganalisis hubungan antara atribut,
kemudian dikelompokkan ke dalam satu relasi yang merepresentasikan
tipe dari entity-entity dan hubungannya. Pendekatan bottom-up cocok
untuk merancang basis data sederhana dengan jumlah atribut yang
relatif kecil dan biasanya diilustrasikan melalui konsep normalisasi.
b. Pendekatan top down
Sebuah strategi yang lebih tepat untuk merancang database yang
kompleks adalah
dengan
menggunakan
pendekatan
top-down.
Pendekatan ini dimulai dengan pengembangan model data yang berisi
sedikit entitas dan relasi tingkat tinggi dan kemudian menerapkan
perbaikan top-down secara berturut-turut untuk mengidentifikasi
entitas tingkat rendah, relasi, dan atribut yang terkait. Pendekatan topdown diilustrasikan menggunakan konsep Entity-Relationship (ER)
model, dimulai dengan identifikasi entitas dan relasi antara entitas.
Menurut Connolly dan Begg (2005, p293), Perancangan basis
data dibagi ke dalam tiga tahapan utama, yaitu :
a. Perancangan Basis Data Konseptual (Conceptual Database Design)
Perancangan basis data konseptual adalah proses pembangunan
sebuah model dari data yang digunakan dalam suatu perusahaan, yang
tidak bergantung pada semua pertimbangan fisikal. Model data
dibangun dengan menggunakan informasi yang didokumentasikan
19
dalam persyaratan spesifikasi pengguna. Perancangan basis data
konseptual tidak bergantung pada DBMS, program aplikasi, bahasa
pemrograman, platform perangkat keras, atau pertimbangan fisikal
lainnya. Tahapan yang dilakukan dalam perancangan basis data
konseptual dapat diuraikan sebagai berikut (Connoly dan Begg, 2005,
p442-458) :
a. Menentukan tipe entitas yang dibutuhkan
Menentukan objek utama yang menarik perhatian user.
b. Menentukan tipe relationship
Mengidentifikasi hubungan-hubungan yang penting antar tipe entitas
yang telah diidentifikasi.
c. Menentukan
dan
menghubungkan
atribut
dengan entitas
(relationship)
Menentukan atribut-atribut apa saja yang terdapat dalam suatu
entitas.
d. Menentukan atribut domain
Menentukan domain pada setiap atribut yang ada di dalam model data
konseptual lokal.
e. Menentukan atribut candidate key dan primary key
Menentukan candidate key dari suatu entitas yang kemudian akan
dipilih sebuah primary key dari candidate key yang ada.
f. Mempertimbangkan penggunaan enhanced modeling concepts
Mempertimbangkan perlu tidaknya menggunakan konsep model
spesialisasi atau generalisasi, agregasi, dan composition.
g. Memeriksa model untuk redundansi
Memeriksa model untuk menemukan adanya redundansi dalam
model.
h. Validasi model lokal dengan transaksi user
Memeriksa apakah model konseptual lokal sudah dapat memenuhi
segala transaksi yang dilakukan user, jika masih ada transaksi yang
tidak dapat dilakukan secara manual maka perlu dilakukan perbaikan
terlebih dahulu.
20
i. Review model data konseptual lokal dengan user
Melakukan pemeriksaan ulang dengan user untuk memastikan
apakah model konseptual ini sudah selesai.
b. Perancangan Basis Data Logikal (Logical Database Design)
Menurut Connolly dan Begg, (2005, p294), Perancangan basis data
logikal adalah proses pembangunan sebuah model dari informasi yang
digunakan dalam suatu perusahaan berdasarkan pada model data yang
spesifik, tetapi tidak bergantung pada DBMS tertentu dan pertimbangan
fisikal lainnya.
Tahapan yang dilakukan dalam perancangan basis data logikal adalah
(Connolly dan Begg, 2005, p462-491): Membangun dan memvalidasi
data model logikal. Menerjemahkan data model konseptual menjadi data
model logikal dan memvalidasi model untuk memeriksa bahwa secara
struktural benar dan mampu mendukung transaksi yang dibutuhkan
(Connolly dan Begg, 2005, p462). Langkah-langkah yang akan dilakukan
adalah sebagai berikut :
a.
Menghilangkan fitur-fitur yang tidak sesuai dengan model
Relasional
Membuat model data logikal dan relasinya untuk memunculkan
lagi entitas, relasi, dan atribut – atribut yang telah diindentifikasi
pada tahap sebelumnya untuk diturunkan.
b. Menurunkan relasi untuk data model logikal
Membuat relasi data model logikal lokal untuk merepresentasikan
entitas, relationship, dan atribut yang telah diidentifikasi.
c.
Memvalidasi relasi-relasi menggunakan normalisasi
Memvalidasi model data logikal global dengan menggunakan
teknik normalisasi dan meyakinkan relasi tersebut mendukung
kebutuhan transaksi yang ada.
d. Memvalidasi relasi melalui transaksi user
Memeriksa relasi yang telah dibuat pada tahap sebelumnya
apakah transaksi ini mendukung transaksi user, dan untuk
21
memastikan tidak ada kesalahan yang dibuat selama membuat
relasi-relasi.
e.
Mendefinisikan batasan integritas (constraint)
Dilakukan untuk menjaga agar basis data tetap konsisten. Data
yang disimpan ke dalam sebuah basis data harus valid dan
konsisten.
f.
Melakukan pemeriksaan model data kembali dengan user
Menentukan apakah model ini sudah sesuai dengan representasi
perusahaan.
g.
Menggabungkan model data logikal lokal ke dalam model
logikal global yang menggambarkan perusahaan
Menggabungkan entitas pada model data lokal yang sama,
memasukkan hubungan yang unik dari setiap model data lokal,
melakukan pemeriksaan untuk entitas yang hilang, foreign key,
dan batasan integritas, kemudian menggambarkan global ER, dan
memperbaharui dokumentasi.
h.
Menentukan perubahan di masa mendatang
Menentukan apakah akan sering terjadi perubahan yang drastis di
masa yang akan datang dan menilai apakah model data logikal
global ini dapat mengakomodasi perubahan yang terjadi.
c. Perancangan Basis Data Fisikal (Physical database design)
Menurut Connolly dan Begg, (2005, p496). Perancangan basis data
fisikal adalah proses menghasilkan deskripsi dari implementasi basis data
dalam penyimpanan sekunder yang menjelaskan relasi dasar, organisasi file,
dan penggunaan indeks untuk mencapai pengaksesan data yang efisien dan
hal lain yang berhubungan dengan batasan integritas dan masalah keamanan
Secara umum, tujuan utama dari perancangan database fisikal adalah untuk
menggambarkan bagaimana kita berniat untuk fisik menerapkan desain
database logikal. Model relasional melibatkan:
• menciptakan satu set tabel relasional dan constraints pada tabel dari
informasi yang disajikan dalam model data logikal;
22
• mengidentifikasi struktur penyimpanan yang spesifik dan metode akses
data untuk mencapai kinerja yang optimal untuk sistem basis data.
• merancang perlindungan keamanan untuk sistem.
Perancangan basis data fisikal adalah proses menghasilkan deskripsi
dari implementasi basis data dalam secondary storage. Perancangan ini
menjelaskan basis relasi, organisasi file, dan penggunaan indeks untuk
mencapai pengaksesan data yang efisien dan hal lain yang berhubungan
dengan batasan integritas dan masalah keamanan (Connolly dan Begg,
2005, p496).
Tahapan yang dilakukan pada perancangan basis data fisikal adalah
(Connolly dan Begg, 2005, p496-497): Menerjemahkan model data logikal
untuk target DBMS. Dilakukan untuk menghasilkan skema basis data
relasional dari model data logikal bahwa dapat diimplementasikan di dalam
DBMS yang diinginkan. (Connolly dan Begg, 2005, p497). Adapun langkahlangkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Merancang relasi-relasi dasar
Menentukan bagaimana merepresentasikan relasi dasar yang telah
didentifikasikan di dalam model data logikal global ke dalam
DBMS.
b. Merancang representasi dari data yang diturunkan
Menentukan bagaimana merepresentasikan beberapa data yang
diturunkan dalam model data logikal data logikal global ke
dalam DBMS.
c. Merancang batasan perusahaan
Merancang representasi fisikal
Dilakukan untuk menentukan organisasi file yang optimal untuk
menyimpan hubungan dasar dan indeks yang diperlukan untuk mencapai
kinerja yang dapat diterimam yaitu cara dimana relasi dan tuple akan
diselenggarakan pada penyimpanan sekunder (Connolly dan Begg, 2005, p501).
Adapun langkah-langkah yang akan diuraikan adalah sebagai berikut :
23
a. Menganalisa transaksi
Bertujuan untuk memahami fungsi dari transaksi-transaksi yang
akan
berjalan pada basis data dan menganalisa transaksi yang penting.
b. Memilih organisasi file
Bertujuan untuk menentukan organisasi file yang efisien pada masingmasing base relation.
c. Memilih indeks-indeks
Memilih dan menentukan dimana saja indeks harus dibuat untuk
meningkatkan performa dari sistem.
d. Memperkirakan kebutuhan disk space yang dibutuhkan oleh basis
data.
Merancang user view
Merancang
user
view
dan
menentukan
bagaimana
cara
mengimplementasikan masing-masing user view.
Merancang mekanisme keamanan
Merancang mekanisme keamanan untuk melindungi data agar tidak
dapat
diakses oleh pihak yang tidak berwenang termasuk merancang kontrol akses
yang dibutuhkan pada relasi dasar.
Mempertimbangkan pengenalan redundansi terkontrol
Melakukan proses denormalisasi yang ditujukan untuk membiarkan dan
mengontrol
redundansi
pada
model
data logikal
untuk
meningkatkan
performa sistem secara keseluruhan.
Mengawasi dan menyempurnakan sistem operasional
Memonitor sistem operasional untuk mengidentifikasi dan memecahkan
semua permasalahan yang terjadi setelah perancangan dan mengimplementasi
kebutuhan yang baru atau perubahan kebutuhan.
24
5.
Pemilihan DBMS (DBMS Selection) (optional)
Menurut Connolly dan Begg (2005,p295), DBMS selection merupakan
suatu pemilihan suatu DBMS yang tepat untuk mendukung sistem basis data.
DBMS selection digunakan untuk memilih sistem yang memenuhi
persyaratan saat ini dan masa depan perusahaan, seimbang terhadap biaya-biaya
yang meliputi pembelian produk DBMS, perangkat lunak tambahan / perangkat
keras yang dibutuhkan untuk mendukung sistem database, dan biaya yang
terkait dengan changeover dan pelatihan staf.
Pendekatan sederhana untuk seleksi adalah memeriksa fitur DBMS
terhadap kebutuhan. Dalam memilih produk DBMS baru, ada kesempatan untuk
memastikan bahwa proses seleksi direncanakan dengan baik, dan sistem
memberikan manfaat nyata bagi perusahaan.
Dalam memilih DBMS ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
- Menentukan kerangka acuan
Menetapkan kerangka acuan untuk pemilihan DBMS, menyatakan tujuan dan
ruang lingkup penelitian, dan tugas-tugas yang perlu dilakukan. Dokumen ini
juga dapat mencakup deskripsi dari kriteria (berdasarkan persyaratan
spesifikasi pengguna ) yang akan digunakan untuk mengevaluasi produk
DBMS, daftar awal produk(mungkin), dan semua kendala yang diperlukan
dan rentang waktu untuk penelitian.
- Shortlist two or three products
Pertimbangan kriteria menjadi penentu kesuksesan implementasi yang
digunakan untuk mengahasilkan daftar awal produk DBMS untuk evaluasi.
Sebagai contoh, keputusan untuk memilih DBMS tergantung pada anggaran
yang tersedia, tingkat dukungan vendor, kompatibilitas dengan perangkat
lunak, dan ketentuan menjalankan produk di perangkat keras tertentu.
Membuat tolak ukur untuk membandingkan kinerja dua atau tiga produk
DBMS. Setelah studi awal fungsi dan fitur dari produk DBMS, langkah
selanjutnya adalah identifikasi produk tersebut.
- Evaluasi produk
Ada berbagai fitur yang dapat digunakan untuk mengevaluasi produk DBMS .
Evaluasi produk DBMS dapat dikelompokkan berdasarkan definisi data ,
25
definisi fisik, aksesibilitas , penanganan transaksi , utilitas , pengembangan ,
dan fitur lainnya.
6. Perancangan Aplikasi (Application Design)
Perancangan aplikasi merupakan suatu tahap perancangan antar muka
pemakai (user interface), program aplikasi yang digunakan, dan proses
basis data (Connolly dan Begg, 2005, p299). Ada 2 (dua) aspek dalam
perancangan aplikasi yaitu :
1. Perancangan transaksi (transaction design)
Merupakan tindakan ataupun serangkaian tindakan yang dilakukan
oleh satu pengguna ataupun program aplikasi, yang mengakses atau
mengubah isi dari basis data (Connolly, 2005, p300). Tujuan
dari
perancangan
dan
transaksi
adalah
untuk mendefinisikan
mendokumentasikan karakteristik tingkat tinggi dari transaksi yang
dibutuhkan pada basis data, meliputi:
a. Data yang akan digunakan oleh transaksi.
b. Karakteristik fungsional dari transaksi.
c. Hasil dari transaksi.
d. Kepentingan untuk pengguna.
e. Nilai yang diharapkan dari pemakaian.
Perancangan ini harus dilakukan lebih awal dalam proses perancangan
untuk memastikan bahwa basis data yang diimplementasikan mampu
mendukung semua transaksi yang dibutuhkan. Ada tiga jenis transaksi,
yaitu:
a. Retrieval transactions
Digunakan untuk mengambil data untuk ditampilkan pada layar atau pada
laporan.
b. Update transactions
Digunakan untuk memasukkan record baru, menghapus record lama,
atau mengubah record yang terdapat di dalam basis data.
c. Mixed transactions
Meliputi retrieval (pengambilan) dan update (pengubahan) data.
26
2. Perancangan antarmuka (user interface design)
Perancangan antarmuka yang sesuai dilakukan agar fungsionalitas
yang dibutuhkan tercapai dalam sebuah aplikasi basis data. Tampilan antar
muka ini harus menyajikan informasi yang dibutuhkan secara user friendly.
7. Membuat Prototype (Prototyping)
Prototyping merupakan tahap pembuatan model kerja dalam sebuah
sistem database (Connolly dan Begg, 2005, p304). Prototype adalah
sebuah model kerja yang memiliki seluruh fitur sesuai kebutuhan atau
menyediakan semua fungsi dalam sistem akhir. Tujuan utama dalam
pengembangan
prototype
sistem database adalah
memungkinkan
pengguna untuk menggunakan prototype untuk mengidentifikasi fitur sistem
yang bekerja dengan baik.
8. Implementasi (Implementation)
Implementasi
merupakan
realisasi
fisik
dari
basis
data
dan
perancangan aplikasi (Connolly dan Begg, 2005, p304). Implementasi
dari basis data dicapai dengan menggunakan DDL (Data Definition
Language) dari DBMS terpilih atau GUI (Graphical User Interface),
yang mendukung fungsi yang sama ketika menyembunyikan statement
DDL tingkat rendah. Statement DDL juga digunakan untuk membuat
struktur dan file basis data yang kosong. Beberapa sudut pandang
pengguna yang spesifik juga diimplementasikan pada tahap ini.
9. Konversi dan Pemuatan Data (Data Conversion and Loading)
Konversi dan pemuatan data adalah suatu proses pemindahan data
yang ada ke dalam basis data yang baru dan mengubah aplikasi yang ada
agar dapat digunakan pada basis data yang baru (Connolly dan Begg,
2005, p305). Tahapan ini dibutuhkan ketika sistem basis data yang baru
menggantikan sistem yang lama.
27
10. Pengujian (Testing)
Pengujian merupakan suatu proses eksekusi program aplikasi dengan
tujuan untuk menemukan kesalahan-kesalahan (Connolly dan Begg, 2005,
p305). Sebelum digunakan dalam suatu sistem, aplikasi basis data yang
baru harus diuji terlebih dahulu dengan menggunakan strategi testing
yang direncanakan dan menggunakan data yang sebenarnya.
11. Pemeliharaan Operasional (Operational Maintenance)
Pemeliharaan
(monitoring)
dan
operasional
pemeliharaan
merupakan
sistem
suatu
basis
proses pengawasan
data setelah dilakukan
instalasi (Connolly dan Begg, 2005, p306). Adapun tahapan-tahapan yang
terlibat dalam pemeliharaan operasional meliputi :
a. Pengawasan (monitoring) kinerja sistem, jika kinerja menurun
maka diperlukan perbaikan atau pengaturan ulang basis data.
b. Pemeliharaan dan pembaharuan aplikasi basis data (jika
diperlukan).
2.1.6 Model Relasional
A. Terminologi
Struktur data relasional
Ada beberapa istilah dalam struktur data relasional seperti (Connolly dan
Begg, 2005, p72-p74) :
1. Relasi
Relasi adalah sebuah tabel yang memiliki beberapa kolom dan baris,
digunakan untuk memegang informasi mengenai objek yang akan
direpresentasikan dalam basis data. Sebuah relasi digambarkan dengan
tabel dua dimensi yang memiliki baris yang merepresentasikan
sebuah record
dan nama kolom yang direpresentasikan atribut. Relasi
memiliki sifat-sifat sebagai berikut (Connolly, 2005, p77):
a. Nama relasi berbeda satu sama lain dalam skema relasional.
b. Setiap sel dari relasi berisi satu nilai atomik.
c. Setiap atribut memiliki nama yang berbeda.
28
d. Nilai satu atribut berasal dari domain yang sama.
e. Setiap tuple berbeda, dan tidak ada duplikasi tuple.
2. Atribut
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, atribut adalah nama kolom dari
sebuah relasi. Atribut dapat muncul dalam urutan apapun dan relasinya
akan tetap relasi yang sama, dan oleh sebab itu memilik arti yang
sama (Connolly dan Begg, 2005, p72).
2. Domain
Domain adalah kumpulan dari nilai yang diijinkan untuk satu atau
lebih
atribut.
Konsep
domain
penting
karena
domain
memperbolehkan user untuk mendifinisikan arti dan sumber nilai
yang dapat atribut gunakan (Connolly dan Begg, 2005, p72).
4. Tuple
Tuple adalah elemen dari relasi atau dapat dikatakan sebagai baris
dari suatu relasi. Tuple dapat muncul dalam urutan apapun dan relasinya
akan tetap relasi yang sama, dan oleh sebab itu memiliki arti yang
sama (Connolly dan Begg, 2005, p73).
5. Degree
Degree pada suatu relasi adalah jumlah atribut yang terdapat pada
relasi tersebut. Sebuah relasi yang terdiri dari satu atribut disebut
unary relation atau one tuple. Relasi dengan dua atribut disebut
binary, tiga atribut disebut ternary dan lebih dari tiga disebut n-ary
(Connolly dan Begg, 2005, p74).
6. Cardinality
Cardinality adalah jumlah dari tuple yang terdapat pada relasi. Cardinality
berubah-ubah bergantung pada tuples yang ditambah atau dihapus
(Connolly dan Begg, 2005, p74).
7. Basis data relasional
Basis
data
relasional
adalah
sekumpulan
relasi
yang
telah
dinormalisasi dengan nama relasi yang berbeda (Connolly dan Begg,
2005, p74).
29
a. Basis data relasi
Dari beberapa pengertian diatas, maka skema relasi dapat didefinisikan
yaitu
sebuah
nama
relasi
yang
mendefinisikan sekumpulan
pasangan atribut dan domain. Skema basis data relasi adalah
kumpulan dari skema relasi yang berbeda nama (Connolly dan
Begg, 2005, p76).
b. Relational Keys
Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa tidak ada tuples yang
sama dalam sebuah relasi. Oleh sebab itu, diperlukannya relational
keys untuk mengidentifikasikan satu atau lebih atribut agar dapat
membedakan tuple dalam sebuah relasi.
Berikut ini merupakan beberapa relational keys tersebut (Connolly dan
Begg, 2005, p78):
1. Superkey
Superkey adalah sebuah atribut atau kumpulan dari atribut yang
secara unik mengidentifikasikan sebuah tuple dalam sebuah relasi
(Connolly dan Begg, 2005, p78).
2. Candidate key
Candidate
key
adalah
sebuah
atribut
unik
yang
mengidentifikasikan sebuah table. Jumlah minimal atribut yang
dapat mengidentifikasikan record secara unik. Jika sebuah key
terdiri lebih dari satu atribut disebut composite key (Connolly dan
Begg, 2005, p78).
3. Primary key
Candidate key yang terpilih untuk mengidentifikasi tuple dengan
uniknya di dalam suatu relasi disebut primary key. Primary key
adalah sebuah atribut atau kumpulan atribut dalam satu relasi
yang cocok pada beberapa candidate key dari beberapa relasi
(Connolly dan Begg, 2005, p79). Candidate key yang tidak
dipilih menjadi primary key dinamakan alternate key.
30
4. Foreign key
Foreign key adalah sebuah atribut atau kumpulan atribut dalam
satu relasi yang cocok pada beberapa candidate key dari
beberapa relasi (Connolly dan Begg, 2005, p79).
B. Integritas Constraints
Data yang disimpan ke dalam sebuah basis data harus valid dan
konsisten.
Integrity
biasanya
diekspresikan
sebagai
constraint, dimana
constraint merupakan aturan yang tidak boleh dilanggar oleh basis data.
Berikut ini adalah definisi dari istilah yang digunakan (Connolly dan Begg,
2005, p81-83):
a. Nulls
Null
merepresentasikan
nilai
untuk
sebuah
atribut
yang tidak
diketahui atau tidak memiliki nilai pada tuple.
b. Integritas entitas
Dalam sebuah base relation, tidak ada atribut pada primary key
bernilai null. Primary key digunakan untuk mengidentifikasikan tuple
secara unik. Hal ini menyebabkan tidak ada subset dari primary key
yang cukup untuk menyediakan pengidentifikasian tuple yang unik.
c. Integritas referensial
Jika terdapat foreign key dalam relasi, maka nilai foreign key
tersebut akan dibandingkan dengan nilai candidate key dari beberapa
tuple pada relasi tersebut atau nilai foreign key harus null semuanya.
d. General Constraints
Aturan tambahan yang dispesifikasikan user atau database administrator
pada basis data dari suatu aspek dari enterprise.
2.1.7 Entity Relationship Diagram
Menurut Connolly dan Begg (2005, p342), Salah satu aspek yang paling
sulit
dari
desain
database
adalah
kenyataan
bahwa
perancang,
programmer, dan end-user cenderung melihat data dan penggunaannya dengan
cara berbeda.
31
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2005,
p342),
ERD
adalah
penggambaran dari sebuah kebutuhan penyimpanan data dengan cara kerja
dari suatu perusahaan atau organisasi tersebut yang bebas dari ambiguitas.
ERD digunakan untuk mengidentifikasikan data yang akan disimpan, diolah
dan diubah untuk mendukung aktivitas bisnis suatu organisasi. ERModelling adalah pendekatan top-down dari desain database yang dimulai
dengan mengidentifikasi data-data penting yang disebut entitas dan hubungan
antara data yang harus direpresentasikan dalam model yang disebut relasi,
serta informasi yang lebih detail mengenai entitas yang disebut atribut.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan ERD yaitu :
1. Tipe Entitas
Tipe entitas adalah sekumpulan objek yang memiliki sifat
yang sama, yang diidentifikasi oleh perusahaan dan memiliki
keberadaan yang independen (Connolly dan Begg, 2005, p343).
Keberadaan dari entitas yang independen ini dapat berupa bentuk
fisik (nyata) maupun konseptual (abstrak).
Entity
occurrence
merupakan objek yang dapat diidentifikasi secara unik dari tipe
entitas (Connolly dan Begg, 2005, p342).
2. Tipe relationship
Tipe relationship merupakan sebuah hubungan yang memiliki
arti diantara beberapa tipe entitas (Connolly dan Begg, 2005, p346).
Setiap tipe relasi diberi nama yang menjelaskan fungsinya.
Relationship occurrence merupakan sebuah hubungan yang dapat
diidentifkasikan secara unik, yang meliputi satu kejadian dari masingmasing tipe entitas yang berpartisipasi. Terdapat tiga dari jenis
relationship :
a. One-to-One (1:1) Relationship
Hubungan one-to-one terjadi ketika ada satu record dari tabel
pertama yang berkorepondensi dengan satu record dari tabel lain.
Contohnya
karyawan.
setiap
nama
karyawan
hanya
memiliki satu
ID
32
b. One-to-many (1:*) Relationship
Hubungan one-to-many terjadi ketika setiap record dalam tabel A
bisa memiliki beberapa link dari tabel B namum masing-masing
record dari tabel B hanya bisa berkorespondensi dengan satu record
dari
tabel
A.
Contohnya
sebuah
perusahaan
dengan semua
karyawannya bekerja di gedung Z (Merupakan tabel A). Nama
gedung memiliki hubungan dengan banyak karyawan (merupakan
tabel B). Jadi, satu record dari tabel A, yaitu tabel nama
gedung, memiliki relasi dengan banyak nama karyawan dari tabel
B.
c. Many-to-many (*:*) Relationship
Hubungan many-to-many terjadi ketika setiap record dari tabel A
memiliki hubungan dengan record-record yang ada di tabel B dan
sebaliknya.
3. Atribut
Atribut merupakan properti atau sifat dari sebuah entitas
atau tipe relationship (Connolly dan Begg, 2005, p350). Domain
atribut merupakan suatu kumpulan nilai yang diperbolehkan untuk
satu atau lebih atribut (Connolly dan Begg, 2005, p350). Atribut
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Simple and composite attributes
Simple atribute merupakan sebuah atribut yang terdiri dari satu
komponen dengan keberadaan yang independen (Connolly dan
Begg, 2005, p351). Composite attribute merupakan sebuah atribut
yang
tediri dari
beberapa
komponen,
masing-masing
dengan
keberadaan yang independen (Connolly dan Begg, 2005, p351).
b. Single-valued dan multi-valued attributes
Single-valued attribute adalah sebuah atribut yang memiliki
nilai tunggal untuk setiap konkurensi dalam sebuah tipe entitas
(Connolly dan Begg, 2005, p352). Multi-valued attribute adalah
sebuah atribut yang memiliki beberapa nilai untuk setiap konkurensi
dalam sebuah tipe entitas (Connolly dan Begg, 2005, p352).
33
c. Atribut turunan (derived attribute)
Derived attribute merupakan sebuah atribut yang mewakili sebuah
nilai yang dapat diturunkan dari nilai dari atribut yang berelasi
atau sekumpulan atribut, dan tidak harus dalam tipe entitas yang
sama (Connolly dan Begg, 2005, p352).
d. Keys
Candidate key merupakan sekumpulan atribut yang minimal
yang secara unik mengidentifikasikan setiap kejadian dari entitas
(Connolly dan Begg, 2005, p352).
Primary key merupakan candidate key yang memiliki dua atau
lebih atribut (Connolly dan Begg, 2005, p353).
Composite key merupakan candidate key yang terdiri atas dua
atau beberapa atribut. (Connolly dan Begg, 2005, p353).
4. Tipe entitas kuat dan lemah
Tipe
entitas
kuat
merupakan
tipe
entitas
yang
keberadaannya tidak bergantung pada entitas lain (Connolly dan
Begg, 2005, p354). Karakteristik dari entitas kuat ini adalah setiap
kejadian entitas diidentifikasikan secara unik menggunakan atribut
primary key dari tipe entitas berikut. Tipe entitas lemah merupakan
tipe entitas yang keberadaannya bergantung
pada
entitas
lain
(Connolly dan Begg, 2005, p355).
Karakteristik dari entitas lemah ini adalah setiap kejadian
entitas tidak bisa diidentifikasikan secara unik dengan hanya
menggunakan atribut yang berhubungan dengan tipe entitas tersebut.
5. Structural Constraint
Batasan utama dari relationship disebut multiplicity, yang
artinya jumlah dari kejadian-kejadian yang mungkin terjadi pada
entitas yang berhubungan dengan kejadian tunggal dari entitas
melalui relationship khusus (Connolly dan Begg, 2005, p356-359).
2.1.8 Normalisasi
Menurut Hoffer, Prescott & Topi (2009, p266),
normalisasi adalah
proses formal untuk memutuskan atribut mana yang harus dikelompokkan
menjadi satu dalam suatu relasi sehingga semua anomali dihapus. Normalisasi
34
adalah proses mengurangi relasi dengan anomali yang dilakukan berturut-turut
untuk menghasilkan relasi yang lebih baik dan terstruktur dengan baik. Berikut
ini adalah beberapa tujuan utama dari normalisasi:
1. Minimalkan
redundansi
data,
sehingga
menghindari
anomali
dan
melestarikan ruang penyimpanan
2. Menyederhanakan referential integrity constraints
3. Memudahkan untuk menjaga data (insert, update, dan delete)
4. Menyediakan desain yang lebih baik yang merupakan representasi yang
telah ditingkatkan dari dunia nyata dan dasar yang lebih kuat untuk
perkembangan di masa depan
Normalisasi dapat diselesaikan dan dipahami secara bertahap, masingmasing yang sesuai dengan bentuk normal. Sebuah normal form adalah
keadaan relasi yang dihasilkan dari penerapan aturan-aturan sederhana
mengenai dependensi fungsional (atau relasi antara atribut) pada relasi tersebut.
1. Bentuk normal pertama - atribut multivalued (juga disebut kelompok
berulang) telah dihapus, sehingga ada nilai tunggal (mungkin null) di
persimpangan setiap baris dan kolom tabel.
2. Bentuk normal kedua - dependensi fungsional parsial telah dihapus (yaitu,
nonkeys diidentifikasi oleh seluruh primary key)
3. Bentuk normal ketiga - dependensi transitif telah dihapus (yaitu, nonkeys
yang diidentifikasi hanya dengan primary key)
4. Boyce-Codd bentuk normal – sisa anomali yang dihasilkan dari dependensi
fungsional telah dihapus (karena ada lebih dari satu primary key untuk
nonkeys yang sama)
5. Bentuk normal keempat – semua dependensi multivalued telah dihapus
6. Bentuk normal kelima - semua anomali yang tersisa telah dihapus
Normalisasi
adalah suatu teknik untuk menghasilkan sekumpulan relasi
dengan sifat-sifat
yang
diinginkan,
memenuhi
perusahaan (Connolly dan Begg, 2005, p388).
kebutuhan
data pada
35
BENTUK NORMALISASI
Ada beberapa bentuk normalisasi, yaitu:
1. Unnormalized Form (UNF)
Sebuah relasi dimana masih terdapat redundansi data dan belum
melalui proses normalisasi.
Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan disimpan, dan tidak
ada
keharusan
untuk
mengikuti
suatu
format
tertentu. Data
dikumpulkan apa adanya, dan terdapat suatu tabel yang berisikan satu
atau lebih grup yang berulang (Connolly dan Begg, 2005,
p403).
Membuat tabel unnormalized yaitu dengan memindahkan data dari
sumber informasi kedalam format tabel dengan baris dan kolom.
2. First Normal Form (1NF)
Bentuk normal pertama mempunyai ciri yaitu data dibentuk dalam satu
record dan mulai menghilangkan adanya perulangan data. Merupakan
sebuah relasi di mana setiap irisan antara baris dan kolom berisikan
satu dan hanya satu nilai (Connolly dan Begg, 2005, p403).
3. Second Normal Form (2NF)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p407), Bentuk normal kedua
mempunyai syarat yaitu bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk
normal pertama. Atribut bukan kunci haruslah bergantung secara
fungsi pada kunci utama, sehingga untuk membentuk normal kedua
sudah ditentukan kunci-kunci field. Kunci field haruslah unik dan
dapat mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya. Berdasarkan
pada konsep full functional dependency, yaitu A dan B. Second
normal form merupakan atribut dari sebuah relasi, B dikatakan fully
dependent
(bergantung
penuh)
terhadap A,
jika
B
functionally
dependent pada A tetapi tidak sebenarnya merupakan bagian (proper
subset) dari A. Second Normal Form merupakan sebuah relasi dalan
1NF dan setiap atribut non-primary-key bersifat fully functionally
dependent pada primary key.
36
4. Third Normal Form (3NF)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p409), Untuk menjadi bentuk
normal ketiga, maka suatu relasi haruslah memenuhi bentuk normal
kedua dan setiap atribut yang bukan kunci harus bergantung hanya
pada kunci primer secara menyeluruh.
Berdasarkan
pada
konsep
ketergantungan transitif (transitively dependent), yaitu suatu kondisi di
mana A, B dan C merupakan atribut dari sebuah relasi, maka jika A→B
dan B→C, maka C bergantung secara transitif pada A melalui B (
Jika A tidak functionally dependent pada B atau C). Third normal
form adalah sebuah relasi dalam 1NF dan 2NF dan di mana tidak
terdapat atribut non-primary-key yang bersifat bergantung secara
transitif pada primary key.
5. Boyce – Codd Normal Form (BCNF)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p419), Relasi yang jika dan hanya
jika setiap determinan adalah candidate key.
6. Fourth Normal Form (4NF)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p430), Relasi yang terdapat pada
Boyce-Codd
normal
form
dan
tidak
mengandung ketergantungan
bernilai banyak (multi-valued dependency). Multi-valued dependency
merupakan ketergantungan antar atribut dalam suatu relasi, misalnya untuk
setiap nilai dari A merupakan satu set nilai untuk B dan C, dimana nilainilai B dan C tidak bergantung satu sama lain.
7. Fifth Normal Form (5NF)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p431), 5NF didefinisikan sebagai
relasi
yang
dependency).
tidak
mempunyai
Lossless
join
join dependency
(lossless
join
dependency merupakan property of
decomposition, yang meyakinkan tidak ada spurious
tuples
yang
dihasilkan ketika relasi-relasi disatukan melalui operasi natural join.
PROSES NORMALISASI
Proses
normalisasi
merupakan
suatu
teknik
formal
untuk
menganalisis relasi berdasarkan primary key dan ketergantungan fungsional
37
antar atribut. Proses ini dieksekusi dalam beberapa langkah. Setiap langkah
mengacu ke bentuk normal tertentu,sesuai dengan sifat yang dimilikinya.
Setelah normalisasi diproses, relasi menjadi secara bertahap lebih terbatas
atau kuat bentuk formatnya dan juga mengurangi tindakan update yang
anomali. Proses-proses yang terjadi yaitu:
a. UNF ke 1NF
Tunjuk satu atau sekumpulan atribut sebagai kunci untuk tabel
unnormalized. Identifikasikan grup yang berulang dalam tabel
unnormalized yang berulang untuk kunci atribut. Hapus grup yang
berulang dengan cara :
1. Masukkan data yang semestinya ke dalam kolom yang kosong pada
baris yang berisikan data yang berulang (flattening the table).
2. Menggantikan data yang ada dengan salinan dari kunci atribut yang
sesungguhnya ke dalam relasi terpisah.
b. 1NF ke 2NF
1. Identifikasikan primary key untuk relasi 1NF.
2. Identifikasikan ketergantungan fungsional dalam relasi.
3. Jika terdapat ketergantungan parsial terhadap primary key, maka hapus
dengan menempatkannya dalam relasi yang baru bersama dengan salinan
determinannya.
c. 2NF ke 3NF
1. Identifikasikan primary key untuk relasi 1NF.
2. Identifikasikan ketergantungan fungsional dalam relasi.
3. Jika terdapat ketergantungan transitif terhadap primary key, maka
hapus dengan menempatkannya dalam relasi yang baru bersama
dengan salinan determinannya.
d. 3NF ke BCNF
1. Merupakan relasi yang sama dengan relasi yang ada di dalam 3NF.
2. Untuk ketergantungan fungsional A→B, ditetapkan dalam relasi maka A
harus merupakan candidate key.
38
e. BCNF ke 4NF
1.
Menghilangkan
multi-valued
dependency
dari
relasi
dengan
menempatkan atribut-atribut ke dalam suatu relasi baru bersama dengan
copy of determinant.
2.1.9 Database Security
Menurut Connolly dan Begg (2005, p542), Database security adalah
mekanisme yang digunakan untuk memproteksi database dalam melawan
ancaman dari luar maupun dari dalam. Database security mencakup
hardware, software, user, dan data. Untuk menjalankan sistem keamanan
secara efektif, diperlukan beberapa kontrol yang sesuai, yang didefinisikan
pada mission objectives secara khusus dari sistem. Database security
termasuk dalam hubungan situasi seperti berikut :
1. Pencurian dan memanipulasi data
2. Kehilangan kerahasiaan data
3. Kehilangan privacy
4. Kehilangan integrity
5. Kehilangan availability
Dalam sebuah database security terdapat mekanisme keamanan yang
disebut dengan authorization dan authentification. Authorization adalah
pemberian hak akses apa saja yang dapat dilakukan oleh user kepada
suatu sistem, sedangkan authentification adalah suatu mekanisme yang
menentukan user manakah yang boleh masuk ke dalam sistem.
2.2 Teori yang terkait dengan Penelitian
Dalam tinjauan pustaka yang berhubungan dengan hal-hal khusus tentang
topik skripsi dan alat bantu analisis dan perancangan basis data akan diruaikan
secara ringkas, antara lain: travel, structured query language (SQL), diagram
aliran (Flowchart), data flow diagram (DFD), state transiton diagram (STD),
C#, SQL Server 2008, ASP.NET, Internet, HTML dan CSS.
39
2.2.1 Teori Travel
Pengertian secara umum perusahaan travel merupakan perusahaan jasa tour
dan travel yang bergerak dalam bidang jasa pemesanan tempat, pemesanan
dan pengantaran tiket termasuk menyediakan transportasi dan akomodasi
hotel. Perusahaan tour dan travel juga menyediakan informasi-informasi
dan menyarankan tentang kondisi tempat tujuan seperti iklim, situasi
politik, dan lain-lain. Selain itu perusahaan tour dan travel secara teknis
juga memberikan saran dan masukan tentang nilai pertukaran matauang,
adanya asuransi untuk penyewaan mobil dan asuransi jiwa pada perjalanan
melalui pesawat udara, asuransi kelebihan barang, biaya keberangkatan,
visa dan passport.(Poynters,1990).
Perusahaan tour dan travel juga mempunyai fungsi :
1. Fungsi sebagai perantara
Perusahaan tour dan travel mempunyai peranan yang cukup penting
dalam pembangunan daerah karena perusahaan ini dapat berperan
sebagai katalisator untuk pembangunan daerah-daerah baru sebagai
daerah tujuan wisata, sehingga peranannya sangat penting dalam
peningkatan perekonomian, khususnya bagi daerah kunjungan wisata
yang seringkali dikunjungi oleh para wisata secara tidak langsung dapat
meningkatkan pendapatan daerah.
2. Fungsi sebagai organisator
Perusahaan tour dan travel berfungsi sebagai pengatur tidak hanya
mempertemukan pelanggan dan pengusaha masing-masing industri
pariwisata seperti perusahaan angkutan, perhotelan, bar, restoran, dll.
Tapi yang lebih penting mempersiapkan macam-macam tour yang
mungkin dapat ditawarkan bagi calon wisatawan. (Drs. A. Yoeti, 1996).
Adapun jasa-jasa yang ditawarkan antara lain :
1. Tiket Pesawat Domestik
Reservasi atau pemesanan adalah penyediaan tempat atau
pembukuan pada dinas-dinas penerbangan bagi calon penumpang
beserta dengan permintaan akan fasilitas khusus lain apabila
40
diperlukan. Jadi pengertian reservasi tiket adalah suatu pemesanan
tempat duduk di pesawat terbang dan sekaligus permintaan khusus
yang dilakukan oleh calon penumpang baik melalui agen tiket.
Reservasi harus dilakukan oleh calon penumpang karena pihak
maskapai memiliki ketentuan penerbangan untuk memastikan jadi
atau tidaknya calon penumpang naik pesawat pilihan untuk pergi ke
tempat yang dituju.
2. Voucher Hotel
Voucher hotel adalah kupon prabayar yang dapat ditukarkan ketika
akan menginap di hotel tertentu. Sama seperti membeli tiket
pesawat, biaya menginap di hotel juga dapat dihemat dengan cara
melakukan reservasi dari jauh hari. Alasannya karena membayar
lebih murah dan kepastian mendapat kamar.
3. Paket Tur
Paket wisata diartikan sebagai suatu perjalanan wisata dengan satu
atau lebih tujuan kunjungan yang disusun dari berbagai fasilitas
perjlanan tertentu dalam suatu acara perjalanan yang tetap, serta
dijual dengan harga tunggal yang menyangkut seluruh komponen
dari perjalanan wisata.
2.2.2 Structured Query Language (SQL)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p112), Structured Query
Language (SQL) merupakan bahasa yang digunakan untuk database
relational dan didukung oleh semua produk di pasaran. SQL
awalnya dikembangkan oleh IBM Research pada awal tahun 1970
dan pertama kali diterapkan pada prototype komputer IBM yang bernama
System R.
Structured
Query
Language
(SQL) adalah suatu
bahasa
standard untuk implementasi operasi-operasi pada sistem basis data
model relational Standard ANSI-SQL92 atau International Standard
Database Query Language.
2.2.3 Diagram Aliran (Flowchart)
41
Menurut Mulyadi (2001, p60-63), Sistem akuntansi dapat
dijelaskan dengan menggunakan bagan alir dokumen. Berikut ini
merupakan simbol-simbol standar yang digunakan oleh analis sistem
untuk membuat bagan alir dokumen yang menggambarkan sistem
tertentu :
Tabel 2.2 Simbol Diagram Aliran
SIMBOL
KETERANGAN
Dokumen
Simbol
ini
digunakan
menggambarkan
dokumen,
semua
yang
untuk
jenis
merupakan
formulir yang digunakan untuk
merekam data terjadinya suatu
transaksi.
Kegiatan Manual
Simbol
ini
digunakan
menggambarkan
untuk
kegiatan
manual seperti :
a.
Menerima
order
dari
pembeli
b.
Mengisi formulir
c.
Membandingkan
memeriksa
berbagai
dan
jenis
kegaitan klerikal yang lain.
Keterangan / Komentar
Simbol ini memungkinkan ahli
sistem menambahkan keternagan
untuk memperjelas pesan yang
disampaikan dalam bagan alir.
Keputusan
Simbol
ini
menggambarkan
keputusan yang harus dibuat
dalam proses pengolahan data.
42
Keputusan yang dibuat ditulis di
dalam simbol.
Garis alir / flowline
Simbol ini menggambarkan arah
proses pengolahan data. Anak
panah tidak digambarkan jika
arus
dokumen
mengarah
ke
bawah dan ke kanan. Jika arus
dokumen mengalir ke atas atau
ke
kiri,
anak
panah
perlu
dicantumkan.
Mulai / berakhir (terminal)
Simbol
ini
untuk
menggambarkan awal dan akhir
suatu sistem akuntansi.
Dokumen dan Tembusannya
Simbol
ini
digunakan
untuk
menggambarkan dokumen asli
dan tembusannya.
Penghubung
halaman
yang
sama (onge page connector)
Dalam menggambarkan bagan
alir,
arus
dokumen
dibuat
mengalir dari atas ke bawah dan
dari kiri ke kanan. Namun,
dengan
keterbatasan
ruang
halaman
kertas
untuk
menggambar
makan
penghubung
digunakan
symbol
untuk
memungkinkan aliran dokumen
berhenti di suatu lokasi pada
halaman tertentu dan kembali
berjalan di likasi lain pada
43
halaman yang sama.
Penghubung
halaman
yang
berbeda (Off = page connector)
Apabila menggambar bagan alir
suatu sistem akuntansi melebihi
satu halaman, maka symbol ini
harus
digunakan
menunjukkan
kemana
untuk
dan
bagaimana bagan alir terkait satu
dengan lainnya. Nomor yang
tercantum pada halaman tertentu
terkait dengan bagan alir yang
tercantum pada halaman yang
lain.
2.2.4 Data Flow Diagram (DFD)
Menurut Whitten (2007, p317), Data Flow Diagram adalah alat
yang menggambarkan aliran data yang melewati sistem beserta hasil
yang diperoleh dari sistem tersebut. Selain itu, pengertian lain mengenai
Data Flow Diagram menurut Whitten (2007, p317) adalah model proses
yang digunakan untuk menggambarkan aliran data melalui sebuah sistem
dan tugas atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem.
Menurut McLeod (2010, p214), Data Flow Diagram
(DFD)
adalah suatu penyajian grafis dari suatu sistem yang mengilustrasikan
bagaimana data mengalir melalui proses-proses yang saling tersambung. Ada
beberapa simbol yang digunakan dalam DFD dimana simbol-simbol
tersebut mencerminkan :
1. Unsur-unsur lingkungan dengan sistem yang berinteraksi.
2. Proses.
3. Arus data.
4. Penyimpanan data.
Berdasarkan pengertian di atas, Data Flow Diagram (DFD) adalah
penggambaran grafis yang menampilkan aliran data dari sumber ke
44
dalam objek, dengan melewati proses yang mentransformasikannya ke
tujuan yang ada pada objek lain.
Data Flow Diagram (DFD)
memperlihatkan hubungan fungsional dari nilai yang dihitung oleh sistem,
termasuk
nilai masukan,
nilai keluaran,
serta
tempat
penyimpanan
internal. DFD membuat proses yang mentransformasi data, aliran data
yang menggerakan data, objek yang mengkonsumsi serta memproduksi
data, serta data store yang menjadi tempat penyimpanan data.
Menurut McLeod (2010, p215-217), Diagram nomor 0 (figure 0
diagram) mengidentifikasi proses-proses utama sistem. Sebuah diagram yang
mendokumentasikan sistem pada tingkat yang lebih ringkas disebut
diagram konteks (context diagram), sedangkan sebuah diagram yang
memberikan lebih banyak
detail disebut diagram nomor n (figure n
diagram). Ada 3 (tiga) tingkatan dalam DFD yaitu :
a. Diagram Konteks
Diagram yang menggambarkan sistem secara garis besar atau
merupakan
tingkatan
yang
paling
awal,
yang
menggambarkan
hubungan antara sistem dengan bagian luar dari sistem. Diagram ini
terdiri
atas
satu
simbol
proses
tunggal
yang
melambangkan
keseluruhan sistem. Berikut ini merupakan beberapa aturan yang
dapat digunakan dalam menggambarkan sebuah diagram konteks :
1. Hanya menggunakan satu simbol.
2. Memberikan label pada simbol proses untuk mencerminkan
keseluruhan sistem.
3. Jangan memberikan nomor pada simbol proses tunggal.
4. Memasukkan seluruh terminator untuk sistem.
5. Menunjukkan seluruh arus yang terjadi antara terminator dan
sistem.
b. Diagram Nol
Merupakan level tertinggi dari fungsi yang ada di dalam
sistem. Selain itu, pada diagram ini digambarkan proses-proses
penting yang ada di dalam sistem. Proses ini diperoleh dari
pemecahan diagram konteks.
45
c. Diagram Rinci / Diagram Level 1
Pada diagram ini digambarkan rincian dari setiap proses yang ada
pada diagram 0 (nol) sampai ketingkat proses yang paling rinci.
d. Diagram Level 2
Merupakan penjabaran rinci dari setiap proses yang baru
muncul pada diagram level 1 secara khusus. Dalam hal ini juga
memungkinkan munculnya proses-proses detilnya. DFD terdiri dari
simbol-simbol sebagai berikut :
Tabel 2.3 Simbol Data Flow Diagram
SIMBOL
KETERANGAN
Proses adalah sesuatu untuk mengubah input dan
output. Proses dapat digambarkan dengan sebuah
lingkaran, sebuah persegi panjang horizontal, atau
sebuah persegi panjang tegak bersudut melingkat.
Setiap symbol proses diidentifikasikan dengan label.
Teknik pembuatan label yang paling umum adalah
dengan menggunakan kata kerja atau objek, tetapi
juga dapat menggunakan sistem atau program
komputer.
Aliran data terdiri dari sekelompok unsure-unsur data
yang berhubungan secara logis yang bergerak dari
satu titik atau proses ke titik atau proses yang lain.
Simbol panah dapat digambarkan sebagai garis lurus
atau
lengkung.
Aliran
data
menggambarkan
perpindahan informasi dari satu bagian ke bagian lain
dari sistem. Awal panah menggambarkan asal data
sedangkan arah panah menggambarkan tujuan.
Penyimpanan data (data store) adalah suatu tempat
penyimpanan data. Proses dapat memasukkan atau
mengambil data dari data store.
46
Terminator (external entities) digunakan untuk
menyatakan
unsur-unsur
lingkungan
yang
menunjukkan titik-titik dimana sistem berakhir dan
dapat berupa orang, organisasi, dan sistem lain yang
memiliki antramuka dengan sistem.
2.2.5 State Transition Diagram (STD)
Menurut Pressman (2001, p317-318), Behavioral modelling adalah
sebuah prinsip operasional yang membutuhkan semua kebutuhan metode
analisis. State Transition Diagram (STD) merepresentasikan kelakuan
dari sistem dengan menggambarkan state dan event yang menyebabkan
sistem merubah state. Sebagai tambahan, STD mengindikasikan aksi apa
yang diambil sebagai akibat dari event tertentu.
Menurut
Marakas
(2006,
p135),
State
transition
diagram
menggambarkan bermacam-macam keadaan sebuah komponen sistem
yang terdapat dalam relasi pada kejadian-kejadian atau kondisi-kondisi
yang menyebabkan sebuah perubahan dari sebuah keadaan ke keadaan
lainnya.
State
Transition Diagram (STD) merupakan suatu tools
permodelan yang menggambarkan sifat ketergantungan pada waktu dari
suatu sistem. Adapun simbol yang digunakan adalah sebagai berikut :
Gambar 2.2 State / Keadaan (Marakas, 2006, p136)
47
Ada dua jenis state yaitu State Awal (Initial State) dan State Akhir
(Final State). Initial State hanya diperbolehkan satu saja, sedangkan
Final State dapat lebih dari satu. Dikatakan Final State jika tidak ada
perubahan keadaan dari keadaan tersebut ke keadaan lainnya. Akan
tetapi, jika masih ada dan Final State-nya hanya satu, maka akan terjadi
looping terus menerus tanpa pernah berhenti.
Notasi lainnya ialah transisi state / perubahan state. Setiap panah
diberikan label yang menunjukkan kejadian (event) yang akan
menyebabkan perubahan dari satu state ke state lainnya.
Label tersebut adalah kondisi dan aksi. Kondisi adalah sebuah
sinyal yang menyebabkan perubahan terhadap state dari state satu ke
state berikutnya. Aksi adalah sesuatu yang dilakukan sistem bila terjadi
perubahan state atau merupakan reaksi terhadap kondisi.
Gambar 2.3 Perubahan state / Keadaan (Marakas, 2006, p136)
Ada 2 (dua) cara pendekatan dalam membuat State Transition Diagram
yaitu :
a. Identifikasi setiap kemungkinan state dari sistem dan gambarkan
masing-masing pada sebuah kotak, lalu buatlah hubungan antar
state tersebut.
b. Mulai dengan state pertama dan dilanjutkan dengan state berikutnya
sesuai dengan aliran yang diinginkan.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, State Transition
Diagram merupakan suatu diagram yang menggambarkan kelakuan dari
48
sebuah sistem melalui state dan event, yang menunjukkan adanya
perubahan sebagai indikasi terhadap aksi yang dilakukan akibat event
tertentu.
2.2.6 Pengenalan C#
Menurut Eric dan Tommy (2002, p2), C# adalah sebuah bahasa
pemrograman yang diciptakan oleh Microsoft dan diperkenalkan dengan
merilis visual studio .NET. C# adalah gabungan dari C++ dan Java,
dengan menggabungkan fitur yang ada pada C++ kemudian ditambah
dengan object oriented pada Java.
Beberapa contoh perbedaan yang dimiliki C# dibandingkan
dengan C++:
-
C# memiliki metode alternatif untuk mengakses daftar
inisialisasi ketika membangun sebuah kelas dasar
-
Sebuah kelas dapat mewarisi implementasi hanya dari satu
kelas dasar
-
C# memiliki
sintaks yang berbeda dengan C++ ketika
membuat sebuah arrays
-
C# dapat memanggil anggota kelas dasar dari kelas turunan
nya
Menurut Dietel (2008,p9), C# adalah sebuah bahasa pemrograman
yang berorientasi objek dan didesain secara spesifik untuk platform NET
sebagai bahasa
yang memungkinkan programmer untuk mudah
bermigrasi ke .NET. C# memiliki akar dari C, C++, dan Java,
mengadaptasikan
fitur-fitur
terbaik
dan
menambahkan
fitur-fitur
tersendiri. C# memiliki akses ke class library yang kuat dari komponenkomponen
yang
sudah
dibangun
sebelumnya,
memungkinkan
programmer untuk mengembangkan aplikasi dengan cepat, c# dan Visual
Basic menggunakan .NET Framework Class Library yang sama.
Bahasa pemrograman C# yang asli distandarisasi oleh Ecma
International pada Desember 2002. Sejak saat itu, Microsoft telah
49
menawarkan beberapa ekstensi bahasa yang telah diadopsi sebagai bagian
dari standar Ecma C# yang telah direvisi.
2.2.7 Pengenalan SQL Server 2008
SQL Server merupakan hal yang menarik bagi pengguna yang
masih menggunakan SQL 2000 karena SQL Server 2008 mencakup
semua fungsi yang ditemukan di SQL Server 2005. SQL Server 2008
mencakup koleksi fitur baru. Beberapa fitur yang ada di SQL 2008
adalah kompresi database, kompresi backup database, enkripsi data,
penanggalan baru, dan filestream yang merupakan tipe data baru. ( Otey
Michael, 2008:7)
Menurut Ray, Paul, Chris, dan Alex (2011, p9-10), SQL Server
2008 adalah sebuah sistem manajemen basis data (DBMS) yang berkelas
enterprise yang mampu menjalankan basis data pribadi yang hanya
beberapa megabyte hingga sistem database multiserver yang mengelola
informasi berukuran terabyte. SQL Server 2008 lebih dari sekedar sebuah
mesin database.
Ada 5 tugas utama dari DBMS yang dapat dilakukan oleh SQL Server
2008 :
-
Menyediakan penyimpanan data yang handal
-
Menyediakan sarana yang cepat untuk mengambil data
-
Menyediakan akses yang konsisten dengan data
-
Mengkontrol akses data melalui keamanan nya
-
Memastikan data terintegritas dengan baik sehingga data nya
konsisten
2.2.8 ASP.NET
Menurut
Liberty
(2006,p1),
Microsoft
pertama
kali
mengumumkan ASP.NET 1.0 dan .NET Framework pada July,2000. Pada
umumnya,
.NET
adalah
sebuah
kerangka
kerja
(framework)
pengembangan aplikasi yang menyediakan antar muka program aplikasi
yang baru dan Application Programming Interface dari sistem operasi
50
Windows klasik, terutama Windows 2000, juga menambahkan beberapa
teknologi yang berbeda yang dimunculkan Microsoft pada akhir dekade
1990an.
Pada saat ini .NET terdiri dari:
a. Kompiler untuk 5 bahasa yang berbeda (C#, Visual Basic, Managed
C++, J#, dan Jscript)
b. Sebuah pustaka kelas (class libraries) yang saling berhubungan,
dikenal sebagai Framework Class Library (FCL), yang menyertakan
dukungan untuk aplikasi windows dan web, akses data, dan lain-lain.
c. Common Language Runtime (CLR), sebuah mesin berorientasi objek
dari Framework ini yang menerjemahkan intermediate code yang
dihasilkan compiler bahasa ke dalam native code yang diperlukan
untuk mengeksekusi aplikasi.
Menurut Matthew, Adam, Mario (2010, p3-11), ASP.NET itu
sendiri memiliki 7 pilar :
1. ASP.NET terintegrasi dengan .NET Framework ( ASP.NET is
integrated with the .NET Framework)
2. ASP.NET dikompilasi, bukan diinterpretasikan (ASP.NET is
compiled not interpreted)
3.
ASP.NET adalah multi bahasa (ASP.NET is Multilanguage)
4. ASP.NET dihost dengan Common Language Runtime
(ASP.NET is hosted by Common Language Runtime)
5. ASP.NET berorientasi objek (ASP.NET is object oriented)
6. ASP.NET mendukung semua browser (ASP.NET supports all
browsers)
7. ASP.NET mudah disebarkan dan dikonfigurasikan (ASP. NET
is easy to deploy and configure)
ASP.NET
masih
merupakan
yang
terbaik
untuk
Visual
Studio.Net. Sejak ASP.NET di rilis ASP digantikan dan ASP.NET
memiliki kelebihan untuk terhubung ke banyak script. (Nick
Langley, 2005:34).
51
2.2.9 Internet
Menurut Shelly, Woods, Dorin (2008,p2) Internet adalah koleksi
jaringan komputer di seluruh dunia yang menghubungkan jutaan
komputer yang digunakan untuk bisnis, pemerintahan, institusi,
pendidikan, organisasi, dan individual menggunakan modem, kabel
telepon, kabel televise, satelit, dan peralatan komunikasi lainnya.
Menurut Shelly, Woods, Dorin (2008,p2) Internet backbone
adalah kumpulan jalur data berkecepatan tinggi yang menghubungkan
sistem komputer utama yang berlokasi di seluruh dunia.
Sampai saat ini sudah lebih dari 950 juta orang di 240 negara
terkoneksi melalui internet menggunakan komputer-komputer mereka di
rumah-rumah, kantor-kantor, sekolah-sekolah, dan lokasi-lokasi publik
seperti perpustakaan. Pengguna dengan koomputer yang terkoneksi ke
internet akan dapat mengakses berbagai macam layanan seperti email,
social networking, online shopping, dan world wide web.
2.2.10 HTML dan CSS
Menurut Shelly, Woods, Dorin (2008,p8) halaman-halaman web
dibuat menggunakan HTML yaitu sebuah bahasa penulisan yang
digunakan untuk membuat dokumen dalam world wide web. HTML
menggunakan seperangkat instruksi khusus dinamakan tags atau markup
untuk mendefinisikan struktur dan susunan dari sebuah dokumen dan
menentukan bagaimana halaman tersebut ditampilkan dalam browser.
Sebuah halaman web adalah sebuah file yang berisi teks dan
HTML tag. HTML tag digunakan untuk menandakan teks, menentukan
bagaimana suatu teks ditampilkan dalam suatu halaman pada web. HTML
memiliki ratusan tag yang dapat digunakan untuk mengatur tampilan pada
halaman web, juga untuk membuat hyperlink ke dokumen lain atau
halaman web lain.
HTML dapat digunakan berbarengan dengan teknologi web lain
untuk menyediakan fungsi-fungsi tambahan pada halaman web. Sebagai
contoh, DHTML ( Dynamic HTML ) mendeskripsikan sebuah kombinasi
dari tag-tag HTML, CSS, atau bahasa scripting lainnya.
52
Cascading Style Sheet (CSS) adalah sekumpulan kode yang
memungkinkan untuk mengatur elemen dalam sebuah halaman web
ataupun dalam keseluruhan situs web.
2.2.11 Eight Golden Rules of Interface Design
Menurut Shneiderman Ben dan Catherine Plaisant (2010),
merumuskan 8 (delapan) aturan yang dapat digunakan sebagai petunjuk
dasar untuk merancang suatu user interface. Delapan aturan ini disebut
dengan Eight Golden Rules of Interface Design, yaitu:
1. Konsistensi
Merupakan konsistensi terhadap urutan tindakan, perintah, dan
pada istilah-istilah yang digunakan.
2. Universal Usability
Gunanya untuk mengenali kebutuhan pengguna yang beragam dan
desain serta memberikan kemudahan dalam penggunaan, dengan
memfasilitasi transformasi konten agar pengguna yang belum
pernah maupun yang pernah menggunakan aplikasi dapat memakai
penggunaan Desain Interface yang ada.
3. Memberikan umpan balik yang informatif
Umpan balik yang berupa informasi jika ada informasi baru dan
jika ada kesalahan perintah.
4. Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan
Urutan tindakan sebaiknya terorganisir, jelas awal, pertengahan dan
akhirnya.
5. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana
Jika terjadi kesalahan, akan ada mekanisme sederhana untuk
menangani kesalahan tersebut.
6. Mudah kembali ke tindakan sebelumnya
Dirancang agar pengguna tidak takut menggunakan menu-menu
baru. Di setiap browser seperti Mozilla, Internet Exploler dan
Google Chrome terdapat menu undo atau back.
53
7. Mendukung tempat pengendali internal
Pengguna
menjadi
pengontrol
sistem
bukan
sistem
yang
mengontrol.
8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek
Dirancang agar pengguna tidak terlalu mengingat banyak perintah.
54
Download