BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

advertisement
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Kinerja Keuangan
Analisis keuangan akan lebih tajam bila data keuangan dibandingkan dengan standar
tertentu. Untuk menilai perkembangan usaha perusahaan dari tahun ke tahun digunakan
analisis kinerja keuangan dengan perbandingan historis, Dengan
pembandingan akan
diketahui apakah prestasi keuangan suatu perusahaan menunjukkan perbaikan atau
sebaliknya menunjukkan penurunan. Dalam penelitian ini, analisis kinerja keuangan yang
digunakan adalah analisis rasio dan analisis Dupont.
4.1 Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio digunakan untuk menilai tingkat likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan
aktivitas usaha PT. Plexis Erakarsa Pirantiniaga. Melalui hasil analisis ini akan diperoleh
gambaran mengenai kondisi keuangan dan perkembangan perusahaan pada tahun 20052009. Dalam menginterpretasikan angka rasio, dipergunakan hasil yang diperoleh dari
analisis trend dan analisis persentase perkomponen.
Rasio Likuiditas
2005
2006
2007
2008
2009
Rata-rata
Cu rrre n t Ra ti o
2,076
3,084
2,130
2,292
0,978
2,112
Qu i ck Ra ti o
1,924
2,839
1,977
2,127
0,978
1,969
4.1.1 Currrent Ratio
Rasio
lancar
menggambarkan
kemampuan
perusahaan
dalam membayar
semua
kewajiban jangka pendeknya. Standar yang lazim digunakan untuk mengukur rasio ini
minimal 200 persen. Hal ini dimaksudkan bila terjadi sesuatu maka perusahaan bisa
segera memenuhi
seluruh
kewajibannya
dalam
jangka
pendek. Berdasarkan hasil
perhitungan, nilai rata-rata rasio lancar PT. Plexis Erakarsa Pirantiniaga adalah sebesar
211,2 persen. Angka ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,00,- hutang
lancar dijamin
dengan aktiva lancar sebesar Rp. 2,11,-, dengan standar 200 persen, maka dapat
dilihat bahwa kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya
cukup baik akan tetapi pada tahun 2009 rasio lancar perusahaan turun ke posisi 97,8
persen, dengan standar 200 persen, maka dapat dilihat bahwa kemampuan perusahaan
untuk
Currrent Ratio
memenuhi
3,500
3,000
kewajiban
2,500
jangka
2,000
1,500
Currrent Ratio
pendeknya
kurang baik
1,000
0,500
dan
2005
2006
2007
2008
2009
memiliki
posisi yang kurang aman bagi kreditur jangka pendek. Dengan kata lain, kemampuan
perusahaan yang masih sangat jauh dari standar minimum. Aktiva lancar perusahaan
kurang mampu menutupi hutang lancarnya (kurang likuid).
4.1.2 Quick Ratio
Dalam keuangan Quiick ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahan untuk
menggunakan uang tunai atau asset dekat cepat untuk membayar kewajibanya dengan cepat.
Sebuah perusahaan dengan rasio cepat kurang dari 1 diartikan tidak dapat membayar
kewajibanya dengan cepat. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai rata-rata rasio cepat PT.
Plexis Erakarsa Pirantiniaga adalah sebesar 1,926. Dengan standar rasio cepat samadengan
1, maka dapat dilihat bahwa perusahaan mampu untuk memenuhi kewajiban dengan
cepat.
Quick Ratio
3,000
2,500
2,000
1,500
Quick Ratio
1,000
0,500
2005
2006
2007
2008
2009
akan tetapi pada tahun 2009 rasio cepat perusahaan turun ke posisi 0,978 Dengan standar
rasio cepat samadengan 1, maka dapat dilihat bahwa perusahaan tidak mampu untuk
memenuhi kewajiban dengan cepat pada tahun 2009.
Rasio Profitabilitas
2005
2006
2007
2008
2009
Rata-rata
Ma rgi n La b a Ko to r
35,97%
56,83%
20,22%
23,53%
70,33%
41,38%
Ma rgi n La b a Op e ra s i
13,70%
8,48%
8,70%
5,61%
-1,30%
7,04%
Ma rgi n La b a Be rs i h
10,19%
6,31%
6,40%
4,26%
-1,55%
5,12%
R e tu rn On Co m m o n Sto ckh o l d e r Eq u i ty
14,76%
14,14%
15,88%
12,18%
0,00%
11,39%
8,24%
8,05%
9,13%
6,79%
0,00%
6,44%
R e tu rn o n To ta l As s e ts (R OA)
Data di hitung berdasarkan data mentah dari lampiran
4.1.3 Margin Laba Kotor
Rasio marjin laba kotor (gross profit margin ratio) memberikan informasi mengenai
laba
kotor
yang
dapat
dicapai dari
setiap
rupiah penjualan
yang dilakukan.
Perkembangan rasio marjin laba kotor pada Plexis Erakarsa Pirantiniaga menunjukkan
nilai yang berfluktuasi dengan nilai rata-rata sebesar 41,4 persen. Angka ini bearati bahwa
dari setiap Rp. 1,00,- penjualan yang dilakukan perusahaan mampu menghasilkan laba
kotor sebesar Rp. 0,414,.
Margin Laba Kotor
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
Margin Laba Kotor
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
2005
2006
2007
2008
2009
Pada tahun 2009, nilai rasio ini berada di atas nilai rata-rata dengan nilai margin laba kotor
sebesar 70,3 persen. Hal ini disebabkan pada tahun tersebut, laba kotor yang diterima
perusahaan sangat besar akibat adanya transaksi penjualan aktiva tetap.
4.1.4 Margin Laba Operasi
Rasio
operasi
(operating
ratio)
menunjukkan
besarnya bagian
penjualan
yang
digunakan untuk beban pokok penjualan dan operasi. Rasio ini menunjukkan tingkat
efisiensi perusahaan dalam
operasi
guna
menghasilkan
laba
dari
setiap
rupiah
penjualaannya. Nilai rata-rata rasio ini selama tahun 2005-2009 adalah sebesar 7 persen.
Hal ini menunjukkan hanya sebagian kecil nilai penjualan yang diperoleh perusahaan
terserap ke dalam komponen biaya operasional.
Margin Laba Operasi
16,00%
14,00%
12,00%
10,00%
8,00%
6,00%
Margin Laba Operasi
4,00%
2,00%
0,00%
-2,00%
2005
2006
2007
2008
2009
-4,00%
Kondisi ini mengindikasikan tingginya efisiensi kegiatan perusahaan. Selama lima
tahun pengamatan, rasio ini menunjukkan peningkatan efisiensi tiap tahunnya. Pada tahun
2009, rasio ini mengalami peningkatan yang paling besar. Dengan rasio laba operasi
sebesar -0,013.
4.1.5 Margin Laba Bersih
Rasio marjin laba bersih (net profit margin ratio) menunjukkan tingkat keuntungan
bersih yang diperoleh dari setiap penjualan yang dilakukan perusahaan. Selama lima
tahun pengamatan, nilai rasio ini menunjukkan penurunan margin laba bersih dengan ratarata 5,2 persen. Nilai ini menunjukkan bahwa dari setiap Rp. 1,00,- penjualan,
perusahaan mampu menghasilkan keuntungan bersih sebesar Rp. 0,052, Pada tahun 2009,
rasio ini mengalami penurunan yang paling besar. Kondisi penurunan tersebut
menunjukkan menurunnya kemampuan perusahan dalam menghasilkan laba bersih.
Peningkatan yang terjadi pada nilai penjualan (pendapatan usaha) belum tentu dapat
meningkatkan marjin laba bersih ini karena harus memperhitungkan faktor-faktor
pengurang yang biasanya turut mengalami kenaikan seiring dengan naiknya nilai
penjualan. Bila efisiensi dalam harga pokok penjualan maupun beban usaha tidak
ditingkatkan, maka kenaikan pendapatan justru akan memperbesar beban atau biaya yang
timbul.
Margin Laba Bersih
12,00%
10,00%
8,00%
6,00%
4,00%
Margin Laba Bersih
2,00%
0,00%
-2,00%
2005
2006
2007
2008
2009
-4,00%
4.1.6 Return On Common Stockholder Equity
Rasio tingkat pengembalian ekuitas mengukur seberapa besar laba bersih yang dapat
dihasilkan perusahaan atas modal sendiri yang ditanamkan untuk pembiayaan usaha.
Dalam lima tahun pengamatan, nilai rasio ini berfluktuasi dengan nilai rata-rata 12,5 persen,
yang berarti dalam setiap Rp. 1,00,- modal sendiri yang ditanamkan, perusahaan
menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 0,125,-. Pada 2009 rasio initerjadi penurunan Hal
ini menunjukkan semakin menurunnya kemampuan modal sendiri perusahaan dalam
menghasilkan
meningkat.
keuntungan sehingga pendapatan yang diterima pemilik perusahaan
Return On Common Stockholder
Equity
18,00%
16,00%
14,00%
12,00%
10,00%
8,00%
6,00%
4,00%
2,00%
0,00%
Return On Common
Stockholder Equity
2005
2006
2007
2008
2009
4.1.7 Return on Total Assets (ROA)
Rasio tingkat pengembalian ekuitas mengukur seberapa besar laba bersih yang dapat
dihasilkan perusahaan atas modal sendiri yang ditanamkan untuk pembiayaan usaha.
Dalam lima tahun pengamatan, nilai rasio ini berfluktuasi dengan nilai rata-rata 12,5 persen,
yang berarti dalam setiap Rp. 1,00,- modal sendiri yang ditanamkan, perusahaan
menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 0,125,-. Pada tahun 2009 rasio ini terjadi penurunan
Hal ini menunjukkan semakin menurunnya kemampuan modal sendiri perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan sehingga pendapatan yang diterima pemilik perusahaan
meningkat.
Return on Total Assets (ROA)
10,00%
9,00%
8,00%
7,00%
6,00%
5,00%
4,00%
3,00%
2,00%
1,00%
0,00%
Return on Total Assets
(ROA)
2005
2006
2007
2008
2009
Ra sio Le ve ra ge
2005
2006
2007
2008
2009
R as io H utang terhadap Aktiva
45,43%
40,42%
44,44%
43,96%
96,05%
54,06%
R as io H utang terhadap Ekuitas
30,00%
100,00%
30,00%
30,00%
30,00%
44,00%
Rata-rata
4.1.8 Rasio Hutang terhadap Aktiva
Rasio Hutang terhadap Aktiva merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang
jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian
dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang. Nilai rasio ini berfluktuasi dengan nilai
rata-rata 54,06 persen. pada tahun 2009 aktiva perusahaan telah dibiayai sebesar 96,05
persen oleh hutang. terjadi peningkatan yang signifikan, hal ini disebabkan oleh naiknya
total kewajiban lancar ditahun 2009 terutama biaya yang harus dibayar naik dari
Rp.167.563.565,00 .menjadi Rp.4.434.970.679,00. Sedangkan total aktiva yang dimiliki
perusahaan hanya meningkat 84,50 persen.
Rasio Hutang terhadap Aktiva
120,00%
100,00%
80,00%
60,00%
Rasio Hutang terhadap
Aktiva
40,00%
20,00%
0,00%
2005
2006
2007
2008
2009
4.1.9 Rasio Hutang terhadap Ekuitas
Rasio Hutang Atas Ekuitas merupakan perbandingan antara hutangjangka panjang dan
ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri,
perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya. nilai rata-rata rasio hutang atas modal
PT. Plexis Erakarsa Pirantiniaga adalah sebesar 44,00 persen. Rasio pada tahun 2005 hingga
tahun 2009 cenderung stabil dengan niali rasio yang paling sering terjadi yaitu 30,00 persen,
kecuali pada tahun 2006 dengan nilai rasio 100 persen, hal ini disebabkan stabilnya nilai
kewajiban jangka panjang dan ekuitas pemegang saham kecuali pada tahun 2006 nilai
kewajiban jangka panjang sebesar Rp 500.000.000,00. Rasio hutang terhadap ekuitas pada
tahun 2009 sebesar 30,00 persen berarti pinjaman jangka panjang perusahaan hanya 30,00
persen dari modal sendiri.
Rasio Hutang terhadap Ekuitas
120,00%
100,00%
80,00%
60,00%
Rasio Hutang terhadap
Ekuitas
40,00%
20,00%
0,00%
2005
2006
Rasio Aktivitas
2007
2005
2008
2009
2006
2007
2008
2009
Rata-rata
Recevaible Turn over
5,772
5,772
8,376
7,304
3,720
6,189
Inventory Turn over
8,257
8,257
17,271
18,815
-
13,150
Total As s et Turn Over
1,326
1,326
1,360
1,649
1,533
1,439
4.1.10 Recevaible Turn over
Recevaible Turn over menunjukkan seberapa cepat penagihan piutang atas penjualan usaha.
nilai rata-rata rasio hutang atas modal PT. Plexis Erakarsa Pirantiniaga adalah sebesar 6,189.
Rasio ini pada tahun 2009 terjadi penurunan hingga 3,720. hal ini disebabkan karena pada
tahun 2009 terjadi peningkatan piutang usaha atas penjualan hingga 236,74 persen,
sedangkan peningkatan penjualan hanya naik 71,51 persen.
Recevaible Turn over
9,000
8,000
7,000
6,000
5,000
4,000
Recevaible Turn over
3,000
2,000
1,000
2005
2006
2007
2008
2009
4.1.11 Inventory Turn Over
Inventory Turn over menunjukkan berapa kali jumlah persediaan barang dagangan diganti
atau dijual dalam satu tahun. Perputaran yang tinggi menunjukkan tingkat persediaan yang
ada cukup baik. nilai rata-rata (2005-2008) rasio hutang atas modal PT. Plexis Erakarsa
Pirantiniaga adalah sebesar 10,968. Inventory Turn over pada tahun 2009 menunjukkan
angka 0 dikarenakan pada tahun 2009 perusahaan tidak memiliki persediaan.
Inventory Turn over
20,000
18,000
16,000
14,000
12,000
10,000
8,000
6,000
4,000
2,000
-
Inventory Turn over
2005
2006
2007
2008
4.1.12 Total Asset Turn Over
Total Asset Turn Over menunjukkan perputan total aktiva diukur dari volume penjualan.
nilai rata-rata rasio hutang atas modal PT. Plexis Erakarsa Pirantiniaga adalah sebesar 1,439.
Rasio ini pada tahun 2009 terjadi penurunan yang, hal ini disebabkan karena pada tahun
2009 terjadi peningkatan penjualan hingga 71,51 persen, dan peningkatan aktiva sebesar
peningkatan 84,50 persen.
Total Asset Turn Over
1,800
1,600
1,400
1,200
1,000
0,800
Total Asset Turn Over
0,600
0,400
0,200
2005
2006
2007
2008
2009
4.2 Analisis Du Pont
Analisis Du Pont menunjukkan bagaimana rasio aktivitas dan profit marjin berinteraksi
untuk menentukan profitabilitas aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan serta tingkat
pengembalian ekuitas (ROE) yang dihasilkan. ROE digunakan untuk menganalisis cara
meningkatkan prestasi perusahaan dan untuk melihat efektifitas pengelolaan sumber
daya untuk memaksimumkan tingkat pengembalian yang diharapkan bagi pemegang
saham.
Analisis DuPont
2005
Ne t Pro fi t Ma rgi n
10,23%
4,19%
-1,30%
5,16%
To ta l As s e t Tu rn o ve r
75,30% 139,37% 142,21% 172,95%
153,26%
136,62%
-1,99%
6,17%
R e tu rn o n To ta l As s e ts (R OA)
7,70%
Fi n a n ci a l Le ve ra ge Mu l ti p l i e r (FLM)
R e tu rn o n Co m m o n Eq u i ty (R OE)
2006
6,29%
8,77%
2007
6,42%
9,13%
2008
2009
7,24%
Rata-rata
894,23% 828,17% 914,23% 857,03% 1581,24% 1014,98%
68,86%
72,62%
83,43%
62,03%
-31,48%
51,09%
ROE selama lima tahun pengamatan pada PT. Plexis Erakarsa Pirantiniaga cenderung
berfluktuasi dengan nilai rata-rata sebesar 54,14 persen. Pada tahun 2009 nilai ROE
mengalami penurunan yang cukup signifikan dan pada tahun tersebut didapat nilai
ROE terkecil, ini menunjukkan kinerja perusahaan yang menurun pada tahun itu.
Return on Common Equity (ROE)
100,00%
80,00%
60,00%
40,00%
Return on Common
Equity (ROE)
20,00%
0,00%
-20,00%
2005
2006
2007
2008
2009
-40,00%
Hal ini disebabkan karena ROA mengalami penurunan menjadi -1,03 persen dari tahun
sebelumnya dan proporsi hutang yang digunakan (rasio hutang) juga meningkat. Hal ini
menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap ROE dan proporsi hutang juga
memberikan pengaruh negatif terhadap tingkat pengembalian modal perusahaan.
Financial Leverage Multiplier (FLM)
1800,00%
1600,00%
1400,00%
1200,00%
1000,00%
Financial Leverage
Multiplier (FLM)
800,00%
600,00%
400,00%
200,00%
0,00%
2005
2006
2007
2008
2009
Keadaan ROA yang menurun pada tahun 2009 ini disebabkan karena penurunan
marjin laba bersih menjadi sebesar -0.67 persen dari tahun sebelumnya. Sementara itu,
perputaran total aktiva menurun menjadi sebesar 153,26
persen, yang menunjukkan
bahwa perusahaan kurang efisien dalam memanfaatkan aktivanya. Perputaran aktiva
yang menurun diiringi dengan menurunnya marjin laba bersih yang cukup besar
menyebabkan ROA menurun, dan marjin laba bersih yang menurun ini disebabkan
karena menurunya laba bersih yang diperoleh perusahaan menjadi sebesar -0.67 persen,
Return on Total Assets (ROA)
10,00%
8,00%
6,00%
4,00%
Return on Total Assets
(ROA)
2,00%
0,00%
-2,00%
2005
2006
2007
2008
2009
-4,00%
Peningkatan laba bersih yang lebih besar daripada peningkatan pendapatan ini
menyebabkan marjin laba bersih meningkat. Peningkatan laba bersih disebabkan karena
perusahaan melakukan efisiensi dalam penekanan biaya harga pokok penjualan dan bebanbeban usaha (operasional).
Download