BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II

advertisement
BAB II
TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI
II.1. Tinjauan Umum
II.1.1. Pengertian Hotel
Menurut Hunt, William Duley Jr., Encyclopedia of American
Architecture. Hotel merupakan bangunan tempat menginapnya para wisatawan
dan orang asing yang disertai kemudahan mendapatkan makanan, hiburan dan
pelayanan lainnya.
Menurut Dirjen Pariwisata – Depparpostel, Hotel adalah suatu jenis
akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan, untuk
menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya bagi
umum, yang dikelola secara komersial.
Menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan R.I No. PM 10/PW –
301/Phb. 77, tanggal 12 Desember 1977, Hotel adalah suatu bentuk akomodasi
yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh
pelayanan penginapan, berikut makan dan minum.
Menurut Webster, Hotel adalah suatu bangunan atau suatu lembaga
yang menyediakan kamar untuk menginap, makan dan minum serta pelayanan
lainnya untuk umum.
Di Amerika, hotel disebut juga dengan nama Inn. Biasanya jumlah
kamar yang tersedia di Inn sangat sedikit dengan jumlah kurang dari 50 kamar.
Penggunaanyapun bukan untuk sesuatu yang formal dan cenderung digunakan
untuk acara berlibur.
Di Perancis, hotel mulai dikenal pada abad 18 dan diberikan untuk
suatu rumah tinggal yang sangat besar, memiliki ruangan yang banyak untuk
penginapan umum, pegawai pemerintah atau untuk tempat peristirahatan orang
sakit.
Hotel merupakan bangunan umum yang disediakan bagi wisatawan
yang mau membayar dan kepada para tamu diberikan pelayanan utama seperti
akomodasi dan makan minum.
Saat ini hotel telah berkembang demikian pesatnya, fasilitas yang
disediakan tidak hanya berupa fasilitas restoran untuk makan dan minum,
namun telah berkembang dengan fasilitas lainnya seperti sarana olah raga,
ruang musik, ruang pusat bisnis yang semuanya itu tergantung dari pangsa
pasar utama yang ditentukan oleh manajemen puncak perusahaan.
II.1.2. Pengertian Resor
Resor adalah suatu perubahan tempat tinggal untuk sementara bagi
seseorang di luar tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk
mendapatkan kesegaran jiwa dan raga serta hasrat ingin mengetahui sesuatu.
Dapat juga dikaitkan dengan kepentingan yang berhubungan dengan kegiata
olah raga, kesehatan, konvensi, keagamaan serta keperluan usaha lainnya.
Resor adalah tempat peristirahatan di musim panas, di tepi pantai/di
pegunungan yang banyak dikunjungi.
Resor adalah tempat wisata atau rekreasi yang sering dikunjungi orang
dimana pengunjung datang untuk menikmati potensi alamnya.
Resor adalah sebuah tempat menginap dimana mempunyai fasilitas
khusus untuk kegiatan bersantai dan berolah raga seperti tennis, golf, spa,
tracking, dan jogging, bagian concierge berpengalaman dan mengetahui betul
lingkungan resort, bila ada tamu yang mau hitch-hiking berkeliling sambil
menikmati keindahan alam sekitar resort ini.
Resor adalah sebuah kawasan yang terencana yang tidak hanya
sekedar untuk menginap tetapi juga untuk istirahat dan rekreasi.
Sebuah hotel resor sebaiknya mempunyai lahan yang ada kaitannya
dengan obyek wisata, oleh sebab itu sebuah hotel resor berada pada perbukitan,
pegunungan, lembah, pulung kecil dan juga pinggiran pantai.
II.1.3. Pengertian Hotel Resor
Hotel Resor didefinisikan sebagai hotel yang terletak dikawasan
wisata, dimana sebagian pengunjung yang menginap tidak melakukan
kegiatan usaha. Umumnya terletak cukup jauh dari pusat kota sekaligus
difungsikan sebagai tempat peristirahatan. Dari definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa hotel resort secara total menyediakan fasilitas untuk
berlibur, rekreasi dan olah raga. Pada umumnya tidak bisa dipisahkan dari
kegiatan menginap bagi pengunjung yang berlibur dan menginginkan
perubahan dari kegiatan sehari-hari.
II.1.4. Sejarah dan Perkembangan Hotel
Hotel berasal dari kata hostel, konon diambil dari bahasa Perancis
kuno. Bangunan publik ini sudah disebut-sebut sejak akhir abad ke-17.
Maknanya adalah
"tempat penampungan buat pendatang" atau bisa juga
"bangunan penyedia pondokan dan makanan untuk umum". Pada mulanya hotel
memang diciptakan untuk melayani masyarakat, tidak aneh kalau di Inggris dan
Amerika, yang namanya pegawai hotel dulunya mirip pegawai negeri alias abdi
masyarakat. Seiring perkembangan zaman dan bertambahnya pemakai jasa,
layanan inap-makan ini mulai meninggalkan misi sosialnya. Tamu pun
dipungut bayaran, sementara bangunan dan kamar-kamarnya mulai ditata
sedemikian rupa agar membuat tamu betah. Meskipun demikian, bertahuntahun
standar
layanan
hotel
tak
banyak
berubah.
Sampai pada tahun 1793, saat City Hotel dibangun di cikal bakal
wilayah kota New York. City Hotel itulah pelopor pembangunan penginapan
gaya baru yang lebih fashionable, sebab dasar pembangunannya tak hanya
mementingkan letak yang strategis tetapi juga pemikiran bahwa hotel adalah
tempat peristirahat, jadi tak ada salahnya didirikan di pinggir kota.
Setelah itu, muncul hotel-hotel legendaris seperti Tremont House
(Boston, 1829) yang selama puluhan tahun dianggap sebagai salah satu tempat
paling top di Amerika Serikat (AS). Tremont bersaing ketat dengan Astor
House, yang dibangun di New York, 1836. Pada saat itu, hotel modern identik
dengan perkembangan lalu lintas dan tempat beristirahat, pembangunan
jaringan kereta api sedang gencar-gencarnya hampir di tiap perhentian (stasiun)
ada hotel.
Hotel Renaissance Ohio, maksudnya jelas untuk mengakomodasi
orang-orang yang baru saja bepergian dengan kereta api, karena masa itu naik
kereta api sangat melelahkan hotel-hotel pun "dipersenjatai" berbagai hiburan
pelepas penat. Hotel jenis ini, diembeli-embeli dengan kata "transit", karena
memang ditujukan buat para musafir. Seiring dengan berkembangnya teknologi
dan makin luasnya jangkauan angkutan darat (terlebih setelah ditemukannya
kendaraan bermotor), kawasan sekitar rel kereta api tak lagi menarik minat para
investor. Orang kemudian lebih suka jalan-jalan pakai mobil ketimbang kereta.
Kepopuleran hotel transit pun tersaingi oleh kehadiran "motel", gabungan kata
"motor hotel" alias tempat istirahat para pengendara kendaraan bermotor.
Hotel kapsul di Osaka, Jepang. Kejayaan motel tak berlangsung lama.
Seiring makin pesatnya perkembangan kota, berakhir pula era motel. Terutama
karena letaknya yang agak di pinggir kota dan fasilitasnya yang kalah bagus
dengan hotel di pusat kota. Kalaupun terpaksa bermalam di kawasan pinggiran,
motel harus bersaing dengan hotel resort, yang banyak tumbuh di tempattempat peristirahatan.
Selain hotel, resort, anak-anak kandung hotel yang lahir di era 1990-an
tak kalah hebatnya. Sebut saja berbagai extended-stay hotel, khusus buat tamu
yang membutuhkan tempat menginap minimal lima malam. Sedangkan pelaku
bisnis yang harus bernegosiasi di kampung atau negeri orang, bisa mencari
hotel apartment. Di Amerika, dua jenis hotel ini berkembang sangat pesat.
Burj al-Arab atau Menara Arab adalah salah satu hotel mewah di
Dubai, Uni Emirat Arab. Bangunan Burj al-Arab di desain oleh Tom Wright.
Tinggi bangunan ini mencapai 321 meter, dan berdiri di pulau buatan yang
berada 280 meter lepas pantai di Teluk Persia. Hotel ini sering disebut sebagai
hotel bintang tujuh. Konstruksi Burj al-Arab di mulai pada tahun 1994, dan
dibuka untuk pengunjung pada 1 Desember 1999. Rancangannya mengambil
bentuk layar. Salah satu elemen yang unik adalah dinding atrium yang
menghadap ke pantai yang terbuat dari kain fiberglass yang dilapisi teflon.
Interior bangunan ini didesain oleh Khuan Chew. Burj al-Arab juga memiliki
atrium lobi tertinggi di dunia setinggi 180 meter. Atrium tersebut dapat
melingkupi Gedung World Trade Center Dubai yang tingginya 38 lantai, yang
merupakan bangunan tertinggi di Dubai dari akhir 1970-an sampai pertengahan
1990-an.
Di Indonesia, ada beberapa hotel tua, di antaranya Hotel Salak yang
terletak di samping depan istana Bogor, Jawa Barat. Hotel Salak didirikan pada
1856 dengan nama Binnenhof Hotel, yang pada waktu itu dimaksudkan sebagai
hotel kelompok elite istana dan dimiliki oleh keluarga istana. Semula bangunan
tersebut difungsikan untuk kepentingan peristirahatan, penginapan, dan tempat
berkumpul bagi administratur atau pengusaha perkebunan dan para pejabat
pemerintahan.
Pada masa kedudukan Jepang, sekitar tahun 1941 sampai Agustus
1945, hotel yang berkapasitas 54 kamar itu pernah dijadikan markas Kompetai.
Pada tahun 1945, bangsa Indonesia berhasil mencapai kemerdekaan dan hal ini
berpengaruh pada Binnenhof Hotel. Tahun 1948, nama hotel itu diubah menjadi
Hotel Salak karena hotel ini terletak di kaki Gunung Salak. Sejumlah tamu yang
mempersiapkan Konferensi Asia Afrika tahun 1955 juga menginap di hotel
tersebut.
Hotel tua lainnya adalah Hotel Oranje yang didirikan oleh pedagang
Lucas Martin Sarkies dari Armenia. Hotel ini dibangun pada tahun 1910 dan
direncanakan oleh seorang arsitek Inggris bernama James Afprey dalam
arsitektur Art Nouveau. Hotel Oranje dibuka pada 1911. Pada 1931 di depan
pintu masuk lama dibangun gaya Art Deco oleh arsitek Prof.Ir. Charles Prosper
Wolff Schoemaker (1882-1949). Dengan tambahan ini, hotelnya menjadi salah
satu hotel paling indah dan keren di dunia. Pada masa kedudukan Jepang, hotel
ini berganti nama menjadi Yamato Hoteru dan berfungsi sebagai penjara. Pada
19 September 1945, di hotel ini terjadi "Insiden Bendera". Ekstremis kolonial
Belanda menaikkan bendera merah- putih-biru di menara hotel ini. Pejuang
Indonesia menaiki menaranya dan menyobek bagian biru dari bendera Belanda
yang berubah menjadi bendera Indonesia.
II.1.5. Faktor Penyebab Timbulnya Hotel Resor
Sesuai dengan tujuan dari keberadaan Hotel Resor yaitu selain untuk
menginap juga sebagai sarana rekreasi. Oleh sebab itu timbulnya hotel resort
disebabkan oleh faktor-faktor berikut :
9 Berkurangnya waktu untuk beristirahat
Bagi masyarakat kota khususnya kota Jakarta kesibukan akan
pekerjaan selalu menyita waktu mereka untuk dapat beristirahat dengan
tenang dan nyaman.
9 Kebutuhan Manusia akan rekreasi
Manusia pada umumnya cenderung membutuhkan rekreasi untuk
dapat bersantai dan menghilangkan kejenuhan yang diakibatkan oleh aktivitas
mereka.
9 Kesehatan
Gejala-gejala stress dapat timbul akibat pekerjaan yang melelahkan
sehingga dapat mempengaruhi kesehatan tubuh manusia. Untuk dapat
memulihkan kesehatan baik para pekerja maupun para manula membutuhkan
kesegaran jiwa dan raga yang dapat diperoleh di tempat berhawa sejuk dan
berpemandangan indah yang disertai dengan akomodasi penginapan sebagai
sarana peristirahatan.
9 Keinginan Menikmati Potensi Alam
Keberadaan potensi alam yang indah dan sejuk sangat sulit
didapatkan di daerah perkotaan yang penuh sesak dan polusi udara. Dengan
demikian keinginan masyarakat perkotaan untuk menikmati potensi alam
menjadi permasalahan, oleh sebab itu hotel resort menawarkan pemandangan
alam yang indah dan sejuk sehingga dapat dinikmati oleh pengunjung ataupun
pengguna hotel tersebut.
II.1.6. Jenis-Jenis Hotel
II.1.6.1. Hotel Berdasarkan Lokasinya
1. Resort Hotels
Sesuai dengan namanya, maka hotel ini dapat berada di
daerah rekreasi ataupun daerah peristirahatan. Lokasi dari resort
hotel dapat berada di daerah pegunungan, daerah pantai ataupun
daerah dataran rendah biasa. Karakter dari resort hotel biasanya
menggunakan bahan bangunan yang bersifat alamiah.
Di Indonesia hotel seperti ini banyak terdapat di Carita
untuk daerah wisata pantai, di daerah puncak untuk daerah wisata
gunung, di daerah sekitar Danau Toba dan Ujung Kulon sebagai
kawasan wisata.
2. Mountain Hotels
Hotel jenis ini terdapat dipegunungan dengan suhu yang
sangat dingin dan digunakan sebagai tempat rekreasi ataupun berolah
raga. Biasanya hotel jenis ini banyak terdapat di daerah pegunungan
es sebagai fasilitas penginapan bagi mereka yang gemar bermain
salju.
Di Indonesia hotel jenis ini terdapat di Gunung Bromo
yang terkenal dengan tempat wisatawan untuk melihat matahari
terbit setelah menyusuri lembah berpasir tebal.
3. Beach Hotels
Hotel jenis ini hanya terdapat di daerah pantai untuk rekreasi
ataupun peristirahatan. Sesuai dengan namanya, maka fasilitas yang
banyak disediakan adalah yang berhubungan dengan rekreasi
ataupun olah raga air.
Di Indonesia hotel jenis ini banyak terdapat di daerah Carita,
di daerah kepulauan Seribu, di daerah Kuta-Bali.
4. City Hotels
City hotel merupakan hotel yang berada di tengah kota,
biasanya hotel jenis ini mempunyai orientasi pelayanan sebagai hotel
bisnis atau hotel untuk konvensi.
Di Jakarta hotel jenis ini adalah President dan Hilton Hotel.
5. Highway Hotels
Highway hotels merupakan hotel yang terletak di tepi jalan
dengan jalur cepat, biasanya hotel jenis ini merupakan hotel transit
ataupun motel.
Di Jakarta hotel jenis ini terdapat di sepanjang jalan
Pamanukan-Jawa Barat, serta jalan raya yang menghubungkan antar
kota lainnya.
II.1.6.2. Hotel Berdasarkan Kelasnya
1. Grade System
Grade
system
merupakan
pengelompokan
hotel
berdasarkan kelas kemewahannya, biasanya terbagi atas kelas
ekonomi, kelas menengah, dan kelas mewah. Kemewahan yang
dimaksud di sini adalah yang berkaitan dengan material yang
digunakan dan kelengkapan fasilitasnya sesuai dengan kebutuhan
fasilitas tiap golongan ekonomi tamunya.
Di Indonesia pengelompokan kelas hotel berdasarkan
golongan kemewahannya tidak populer.
2. Star System
Star system merupakan pengelompokan hotel berdasarkan
kelas bintangnya, biasanya terbagi atas kelas bintang 1, 2, 3, 4, 5.
Penentuan bintang ini mengacu kepada standar yang
diberlakukan sesuai dengan kelas bintangnya dan merupakan
tuntutan standar minimal terhadap :
• Jumlah kamar minimal yang berbeda jumlahnya untuk setiap
kelas.
• Perbandingan jumlah kelas kamar yang tersedia, misalnya
untuk bintang lima dikenal kelas kamar standard, superior, suite
room, dan president suite.
• Besaran minimal tiap kelas kamar, makin tinggi bintangnya
maka luas minimal kamarnya akan makin besar.
• Banyaknya fasilitas yang tersedia, makin tinggi bintang suatu
hotel, maka jumlah fasilitas, variasi fasilitas dan besaran
fasilitasnya akan makin banyak. Untuk hotel bintang 1 cukup
disediakan 1 restoran saja, sementara untuk hotel bintang 5,
jumlah restoran yang disediakan minimal 4 buah yang terbagi
atas berbagai jenis restoran dan masakannya yang satu sama
lain harus berbeda.
• Standar pelayanannya yang berhubungan dengan rasio jumlah
karyawan terhadap tamu, hal ini mempengaruhi tingkat
kecepatan pelayanan suatu hotel.
Hotel yang akan dirancang masuk kedalam tipe hotel
berdasarkan lokasinya. Tipe
dari hotel ini adalah hotel resort
karena berada di daerah rekreasi ataupun daerah peristirahatan.
Lokasi dari hotel resort ini berada di kawasan Ancol, Jakarta
Utara.
II.1.7. Klasifikasi Hotel
Yang dimaksud dengan klasifikasi atau penggolongan hotel ialah suatu
sistem pengelompokkan hotel-hotel ke dalam berbagai kelas atau tingkatan,
berdasarkan ukuran penilaian tertentu. Hotel dapat dikelompokkan ke dalam
berbagai kriteria menurut kebutuhannya, namun ada beberapa kriteria yang
dianggap paling lazim digunakan. Sistem klasifikasi atau penggolongan hotel
di dunia berbeda antara negara yang satu dengan negara yang lainnya. Sebagai
contoh, klasifikasi hotel di negara tertentu antara lain :
• Republik Rakyat Cina (RRC) mempergunakan klasifikasi : Tourist Class,
Standard dan Superclass Hotel
• Bulgaria, Columbia, Equador, Syria, Quait, mempergunakan klasifikasi :
Hotel kelas 3, 2, 1 dan Deluxe
• Yunani menggunakan klasifikasi : Hotel kelas A, B, C, D, E
Di Indonesia pada tahun 1970 oleh pemerintah menentukan klasifikasi hotel
berdasarkan penilaian-penilaian tertentu sebagai berikut :
• Luas Bangunan
• Bentuk Bangunan
• Perlengkapan (fasilitas)
• Mutu Pelayanan
Pada tahun 1977 ternyata sistem klasifikasi yang telah ditetapkan
tersebut dianggap tidak sesuai lagi. Maka dengan Surat Keputusan Menteri
Perhubungan No. PM.10/PW. 301/Pdb – 77 tentang usaha dan klasifikasi
hotel, ditetapkan bahwa penilaian klasifikasi hotel secara minimum
didasarkan pada :
• Jumlah Kamar
• Fasilitas
• Peralatan yang tersedia
• Mutu Pelayanan
Berdasarkan pada penilaian tersebut, hotel-hotel di Indonesia
kemudian digolongkan ke dalam 5 (lima) kelas hotel, yaitu :
• Hotel Bintang 1 (
• Hotel Bintang 2 (
)
)
• Hotel Bintang 3 (
• Hotel Bintang 4 (
• Hotel Bintang 5 (
)
)
)
Hotel-hotel yang tidak bisa memenuhi standar kelima kelas tersebut,
ataupun yang berada di bawah standar minimum yang ditentukan oleh Menteri
Perhubungan disebut Hotel Non Bintang.
Tujuan umum daripada penggolongan kelas hotel adalah :
• Untuk menjadi pedoman teknis bagi calon investor (penanam modal) di
bidang usaha perhotelan.
• Agar calon penghuni hotel dapat mengetahui fasilitas dan pelayanan yang
akan diperoleh di suatu hotel, sesuai dengan golongan kelasnya.
• Agar tercipta persaingan (kompetisi) yang sehat antara pengusahaan hotel.
• Agar tercipta keseimbangan antara permintaan (demand) dan penawaran
(supply) dalam usaha akomodasi hotel.
Pada tahun 1970-an sampai dengan tahun 2001, penggolongan kelas
hotel bintang 1 sampai dengan bintang 5 lebih mengarah ke aspek
bangunannya seperti luas bangunan, jumlah kamar dan fasilitas penunjang
hotel dengan bobot penilaian yang tinggi.
Tetapi sejak tahun 2002 berdasarkan Keputusan Menteri Kebudayaan
dan Pariwisata No. KM 3/HK 001/MKP 02 tentang penggolongan kelas hotel,
bobot penilaian aspek mutu pelayanan lebih tinggi dibandingkan dengan
aspek fasilitas bangunannya, walaupun demikian seorang perencana dan
perancang bangunan yang ingin membuat sebuah Hotel khususnya Hotel
Ressort dapat mengacu pada Ketentuan dan Kriteria Klasifikasi Hotel yang
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pariwisata tahun 1995.
Jumlah kamar tidak diharuskan sesuai dengan golongan kelas hotel
asalkan seimbang dengan fasilitas penunjang serta seimbang antara
pendapatan dan pengeluaran dari hotel tersebut. Hal ini berdasarkan
Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor. KM 3/HK
001/MKP/02.
Hotel resort yang akan dirancang menggunakan klasifikasi hotel
bintang 5 dengan menggunakan persyaratan dan ketentuan yang berlaku.
Hotel resor ini menggunakan klasifikasi hotel bintang 4.
II.2. Tinjauan Tapak
Alternatif 1
Gambaran Proyek :
Kasus Proyek
: Fiktif
Pemilik Proyek
: Swasta
Lahan
n
o Perruntukan lahaan
: Hunian
H
semenntara
o Luaas Tapak
: ± 1.8998 hekttar.
o KD
DB
: 500 %
o KL
LB
:5
o GSB
B
: 100 m (bagian selatan)
o Battas Ketinggiaan Bangunann
: 100 lantai
Letak Proyek
: Paademangan Ancol,
A
Jakarrta Utara
Gambbar 1. Peta Lookasi Tapak Hotel
H
Marinaa – Alternatif 1
natif 2
Altern
Gamb
baran Proyeek :
Kasus Proyek
: Fiiktif
Pemiliik Proyek
: Sw
wasta
Lahan
o Peruntukan lahan
: Hunian sementara
o Luas Tapak
: ± 2.0055 hektar.
o KDB
: 45 %
o KLB
:4
o GSB
: 10 m (Bagian Utara)
: 10 m (Bagian Timur)
: 6 m (Bagian Selatan)
o Batas Ketinggian Bangunan
: 24 lantai
Letak Proyek
: Pademangan Ancol, Jakarta Utara.
Foto1. tapak
Gambar 2. Peta Lokasi Tapak Hotel Marina – Alternatif 2
Gambar 3. Peta Lokasi Tapak Hotel Marina-Pademangan Ancol, Jakarta Utara
Kesimpulan
Dipilih tapak pada alternatif ke 2. Alasannya adalah tapak pada alternatif ke 2
luasannya lebih besar dari tapak pada tapak pada alternatif ke 1, batas ketinggian bangunan
pada alternatif ke 1 hanya 10 lantai, sedangkan batas ketinggian bangunan pada atlernatif ke
2 dapat mencapai 24 lantai. Tapak pada alternatif ke 2 dekat dengan dermaga, hal tersebut
menjadi nilai positif karena dapat dijadikan fasilitas penunjang. Di sebelah kiri pada tapak
pada alternatif ke 2 terdapat pabrik, tetapi tidak menjadi masalah karena jauh dari tapak.
Pabrik Dermaga Gambar 4. Peta Lokasi Tapak Hotel Marina-Pademangan Ancol, Jakarta Utara
II.3. Tinjauan Topik dan Tema
Tema yang dipakai dalam perancangan ini adalah : “Penerapan Teknologi
Struktur Beton untuk Menghasilkan Bentuk Metafora”.
II.3.1. Pengertian Teknologi dalam Bangunan
Teknologi bagi kita merupakan pengetahuan terhadap penggunaan alat
dan kerajinan, dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi kemampuan untuk
mengontrol dan beradaptasi dengan lingkungan alamnya. Kata teknologi
berasal dari bahasa Yunani technología (τεχνολογία) ‐ TECHNE 'kerajinan'
dan‐Logia studi tentang sesuatu, atau cabang pengetahuan dari suatu disiplin.
Teknologi juga dapat diartikan benda‐benda yang berguna bagi manusia,
seperti mesin, tetapi dapat juga mencakup hal yang lebih luas, termasuk
sistem, metode organisasi, dan teknik. Istilah ini dapat diterapkan secara
umum atau spesifik: contoh‐contoh mencakup "teknologi konstruksi",
"teknologi medis", atau "state‐of‐the‐art teknologi" materi teknologi bangunan
mencakup tiga hal yang utama yang berkaitan dengan bangaunan, yaitu
struktur, konstruksi dan utilitas.
Struktur
dapat
diartikan
sebagai
kerangka/organisasi,
bangunan/gedung, dan susunan. Konstruksi bangunan merupakan ilmu yang
mempelajari bagaimana caranya mengkonstruksikan sesuatu hingga menjadi
suatu bentuk (bangunan) yang dapat dipertanggungjawabkan dalam hal
kekuatan, keamanannya, kegunaannya (fungsi) dan lainnya sesuai maksud dan
tujuannya.
Struktur dalam hubungannya dengan arsitektur merupakan salah satu
pokok permasalahan yang paling mendesak yang harus dipecahkan para
arsitek dalam rancangan bangunan.
Watak bangunan ditentukan sebagian besar oleh terbatasnya bahanbahan bangunan yang tersedia contohnya di Amerika pada permulaanya
orang-orang Eropa bermukim, pengadaan kayu unggul banyak sekali dengan
harga yang relatif rendah, merupakan faktor pokok dalam perkembangan
prototype arsitektur Amerika asli seperti bangsal, balai kota, rumah, dan
gedung yang serupa (konstruksi kayu).
Pokok
persoalannya
ialah
bahwa
tiap
arsitektur
harus
mempertimbangkan tidak hanya bagaimana memasukkan struktur kedalam
bangunan, tetapi juga bagaimana meletakkan dasar guna memilih metodametoda struktural dan bahan-bahan yang tepat sehubungan dengan desain
bangunan.
II.3.2. Pengertian Metafora dalam Arsitektur
Metafora merupakan bagian dari gaya bahasa yang digunakan untuk
menjelaskan sesuatu melalui persamaan dan perbandingan. Metafora
berasal dari bahasa latin yaitu “Methapherein” yang terdiri dari 2 buah kata
yaitu “metha” yang berarti setelah, melewati dan “pherein” yang berarti
membawa. Secara etimologis diartikan sebagai pemakaian kata-kata bukan
arti sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan dan
perbandingan.
Pada awal tahun 1970-an muncul ide untuk mengkaitkan arsitektur
dengan bahasa, menurut Charles Jenks dalam bukunya “The Language of
Post Modern” dimana Arsitektur dikaitkan dengan gaya bahasa, antara lain
dengan cara metafora. Pengertian Metafora dalam Arsitektur adalah kiasan
atau ungkapan bentuk, diwujudkan dalam bangunan dengan harapan akan
menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau memakai karyanya.
Arsitektur yang berdasarkan prinsip-prinsip Metafora, pada
umumnya dipakai jika:
1. Mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu subjek ke
subjek lain.
2. Mencoba atau berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan sesuatu
hal yang lain.
Kegunaan penerapan Metafora dalam Arsitektur sebagai salah
satu cara atau metode sebagai perwujudan kreativitas Arsitektural, yakni
sebagai berikut :
‐ Mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interpretasi pengamat.
‐ Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang kemudian dianggap
menjadi hal yang tidak dapat dimengerti ataupun belum sama sekali ada
pengertiannya.
‐ Dapat menghasilkan karya Arsitektur yang lebih ekspresif.
Terdapat 3 kategori Metafora dalam Arsitektur :
™ Intangible methaphors/Metafora Abstrak (metafora yang tidak dapat
diraba) metafora yang berangkat dari suatu konsep, ide, hakikat manusia
dan nilai-nilai seperti : individualisme, naturalisme, komunikasi, tradisi
dan budaya.
™ Tangible methaphors/Metafora Konkrit (metafora yang nyata), Metafora
yang berangkat dari hal-hal visual serta spesifikasi/karakter tertentu dari
sebuah benda seperti sebuah rumah adalah puri atau istana, maka wujud
rumah menyerupai istana.
™ Combined methafors (metafora kombinasi), merupakan penggabungan
kategori 1 dan kategori 2 dengan membandingkan suatu objek visual
dengan yang lain dimana mempunyai persamaan nilai konsep dengan
objek visualnya. Dapat dipakai sebagai acuan kreativitas perancangan.
Metafora abstrak dapat kita lihat pada beberapa karya arsitek
Jepang. Salah satu arsitek tersebut adalah Kisho Kurokawa. Kisho
Kurokawa mengangkat konsep simbiosis dalam karya-karyanya. Kisho
Kurokawa mencoba ‘membawa’ elemen sejarah dan budaya pada engawa
(tempat peralihan sebagai “ruang antara” pada bangunan: antara alam dan
buatan, antara masa lalu dan masa depan). Konsep ini diterapkan pada salah
satu karya Kisho Kurokawa yaitu Nagoya City Art Museum. Sejarah dan
budaya adalah sesuatu obyek yang abstrak dan tidak dapat dibendakan
(intangible). Oleh karena itu, karya Kisho Kurokawa ini tergolong pada
metafora abstrak.
Stasiun TGV yang terletak di Lyon, Perancis, adalah salah satu
contoh karya arsitektur yang menggunakan gaya bahasa metafora konkrit
karena menggunakan kiasan obyek benda nyata (tangible). Stasiun TGV ini
dirancang oleh Santiago Calatrava, seorang arsitek kelahiran Spanyol.
Melalui pendekatan tektonika struktur, Santiago Calatrava merancang
Stasiun TGV dengan konsep metafora seekor burung. Bentuk Stasiun TGV
ini didesain menyerupai seekor burung. Bagian depan bangunan ini runcing
seperti bentuk paruh burung. Dan sisi-sisi bangunannya pun dirancang
menyerupai bentuk sayap burung.
Gambaar 5. Stasiunn TGV
U
Untuk
metaffora komb
binasi, dapaat kita lihatt pada E.X
X Plaza
Indonesiia, karya Budiman
B
H
Hendropur
rnomo (DC
CM). Dalam
m buku
“Indonesian Architecture Now””, Imelda Akmal
A
menuulis bahwa gubahan
ma buah kotaak dengan posisi
p
miringg adalah
massa E..X yang terddiri atas lim
hasil eksppresi dari gaya kinetik mobil-mobiil yang sedaang bergerakk dengan
kecepatann tinggi daan merespon gaya senntrifugal daari Bundaraan Hotel
Indonesiaa yang padatt. Kolom-koolom penyanngga diibarattkan dengan ban-ban
mobil, seedangkan beeberapa lapiss dinding meelengkung sebagai
s
kiasaan garisgaris bann yang mengggesek aspal. Dari konseep-konsep teersebut, gayaa kinetik
merupakaan sebuah obbyek yang abbstrak (intanngible).
Gambbar 6. Gedungg E.X
K tidak dappat melihat gaya
Kita
g
kinetikk secara visuaal. Akan tetaapi, banban mobil merupakaan obyek yanng dapat kitta lihat secaara visual (taangible).
(
Perpaduaan antara gayya kinetik (oobyek abstraak) dan ban--ban mobil (konkrit)
inilah yanng menghasiilkan metafoora kombinassi.
G
Gambar
7. Syddney Opera House
H
Seelain dapat dikategorikkan berdasarrkan kiasann obyeknya, sebuah
karya arssitektur bisa memiliki multi-interpre
m
etasi bahasa metafora baagi yang
melihatnyya. Sydney Opera Hoouse adalah salah satu contohnya. Sydney
Opera House
H
diranncang oleh Jørn Utzoon, seorangg arsitek kelahiran
k
Denmarkk. Setiap oranng yang mellihat karya arsitektur
a
ini,, akan mengghasilkan
berbagai macam intterpretasi seesuai dengann pikiran masing-masin
m
ng. Ada
yang berppendapat bahhwa konsep metafora Syydney Operaa House berasal dari
cangkangg siput atau kerang.
k
Adaa pula yang berpendapat
b
, karya arsitektur ini
adalah kiiasan layar kapal yangg sedang terrkembang. Dan
D ada puula yang
berpendaapat, bagaikaan bunga yanng sedang mekar.
Ituulah keunikkan metaforra dalam arrsitektur. Seetiap orang ‘bebas’
mengapreesiasi dan menginterpre
m
etasikan sebuuah karya arsitektur.
a
Tiidak ada
yang bisaa dikatakan ‘salah’. Arsiitek pun dituuntut untuk bisa mempeerhatikan
bagaimanna masyarakkat ‘membaaca’ karyanya. Metaforra dalam arsitektur
a
memberikkan sebuah perspektif baru bagi arsitek dan orang awaan untuk
menikmaati karya arsitektur. Mellalui perwujudan kualitaas visual, kiita dapat
menikmaati metafora dalam
d
arsitektur.
II.3..3. Elaborassi dan Entep
pretasi Tem
ma
”P
Penerapan Teknologi
T
Strruktur Betonn untuk Mennciptakan Metafora”
M
adalah teema yang saya ambil. Kita serinng melihat banyak baangunanbangunann yang terlihhat monoton dan kurang menarik. Baangunan hottel resort
ini diharapkan bukan hanya meenawarkan pemandanga
p
an alam yanng indah
sehingga dapat dinikkmati oleh peengunjung ataupun
a
penggguna hotel tersebut,
t
tetapi jugga memiliki bangunan yang
y
menariik dan ekspresif sehinggga orangorang yang
y
melew
wati hotel resort ini dapat meenikmati keeindahan
bangunannnya. Banguunan ini jugaa diharapkann dapat menjjadi icon di kawasan
k
Ancol terrsebut yang dapat mewaakili hotel-hotel resort yang
y
ada di kawasan
k
tersebut.
I
II.4.
Studi Banding
B
II.4.1. Hotel
H
Merccure Di Kaw
wasan Ancoll
Foto 2. Hotel Mercure
Nama Hotel
: Mercure Convention Center (MCC).
Alamat
: Jl. Pantai Indah Ancol Jakarta Baycity Jakarta Utara 14430.
Klasifikasi
: Resort and Bussiness 4 Stars International Hotel.
MCC adalah satu-satunya hotel berbintang 4 di Jakarta, yang memiliki
pemandangan laut (seaside hotel).
Akses :
• Airport: Soekarno-Hatta Airport, 10 km.
• Pantai: Pantai Ancol terletak di belakang hotel.
• Pusat Perbelanjaan: Mangga Dua dan Kelapa Gading shopping center, 10
menit berkendaraan.
• Pusat Pameran: Jakarta International Expo, 10 menit berkendaraan.
Fasilitas :
1. Lapangan tenis/futsal/basket.
2. 3 restoran : Japanesse Restaurant, Nelayan Lobby Bar, dan Coffee shop.
3. Swimming Pool (International Style).
4. Children Playground & Mimo Kid’s Club.
- Facilities
: Ball Pool, Barbie House, Lego, Dolls, Playstation 2 (Rp.
10.000 / hour).
- Activities
: Drawing, Coloring, Handicrafting, Cartoon TV, Mimo Chef,
Kid’s Movie & Popcorn.
5. Bussiness Center.
6. Florist.
7. Drug Store.
8. Butik.
9. Meeting Rooms.
10.Ballroom.
11.Travel.
12.Wine Corner.
13.Wedding Bar in display.
14.Service 24 hours of bar.
15.Bicycle Rental.
16.Billiard.
17.Jetski, Windsurfing.
18.Batavia lounge and family karaoke.
Jumlah
J
parrkir
ƒ 550 parkir mobil.
ƒ 150 parkir motor.
ƒ parkir bus mencapai
m
300 buah, denggan menggunnakan area -nn parkiran mobil.
m
ƒ Mobil servvis (untuk loaading) di baggian belakanng dengan kaapasitas 2-3 mobil.
Foto 3. Parkir Motor
Footo 4. Parkir Mobil
M
Foto 5. Paarkir Servis
Jumlah kamar : 434 unit kamar.
Tipe-tipe kamar :
1. Superior (standard)
: Twin bed 124 unit kamar, King bed 20 unit kamar.
2. Deluxe (tower)
: Twin bed 70 unit kamar, King bed 15 unit kamar.
3. Deluxe ocean
: Twin bed 118 unit kamar, King bed 28 unit kamar.
• Memiliki connecting door di tiap unit kamar.
• Dilengkapi dengan balkon.
• Ocean View.
4. Studio Suite
: King bed 31 unit kamar.
• Beberapa memiliki ocean view.
5. PeLangi Suite
: 1 unit kamar.
• Living room, dry kitchen, bedroom, bathroom.
6. Junior Suite
: King bed 9 unit kamar.
• Living room.
7. Senior Suite
: 6 unit kamar.
• King bedroom, twin bedroom, living room, dry kitchen.
• Junior Suite + Deluxe Ocean.
8. Royal Suite
: 1 unit kamar.
• Ocean view.
• Dilengkapi dengan balkon.
• Living room, dinning room, master bedroom, master bathroom, 1 twin
room, bathroom, kitchen.
9.
9 Presidentt Suite
: 1 unit kam
mar.
• Oceann view.
• Dilenngkapi dengaan balkon.
• Livingg room, dinning room, master bedrroom, masteer bathroom
m, 1 twin
room,, bathroom, kitchen.
Massa
M
banggunan
: Bangunan di bagi menjadi 2 bagian, main buildding dan
tow
wer.
Jumlah
J
lanttai
: Main
M
buildingg terdiri darri 7 lantai daan tower terrdiri dari
10 lantai.
l
Tinggi
T
plafoon
: - Kamar
K
: 2.5 m, drop ceilling 2,2 m.
- Koridor
K
2,2 m.
m
Lebar
L
korid
dor
: - 2 – 2,2 m.
Foto
F
– foto tipe
t
kamar :
Foto 6.
6 Deluxe Oceean
Foto 7. Presidential
P
S
Suite
Foto 8. Fasad Banngunan
Bussiness
B
C
Center
‐ Informaasi area2 rekrreasi dan wisata, khusussnya di Ancool.
‐ Travel Ticketing.
T
‐ Info tenntang hotel-hhotel lain.
‐ Penyew
waan komputer dan internnet.
‐ Fotocoppy.
‐ Dll.
Back
B
Officee
Back
B
Office terdiri dari :
- HRD (unnit yang mennangani segalla sesuatu mengenai
m
karryawan)
ƒ Ruangan
R
terdapat di lt. daasar
- Accountiing (menanggani segala seesuatu yang berhubungaan dengan keeuangan)
ƒ Terletak di lt. 2
Entrance
E
diibagi menjaadi 2:
™ Untuk tam
mu.
™ Untuk servis, karyawan.
Ruangan di area Servis
1. Ruang HRD : R. Asisten, R. HRM (human resources manager), ruang
penerima tamu.
2. Ruang pimpinan dan ruang wakil.
3. Financial Control.
4. Training Room.
5. Ruang Interview.
6. Engineering Room.
7. Ruang Tamu.
8. Kafetaria : dapur, smoking room.
9. Gudang : gudang kering, gudang basah, chiller, gudang ikan, gudang daging,
gudang sayur, gudang penyimpanan minuman, gudang perlengkapan (alatalat tulis).
10.Receiving Store.
11.Gudang Penerima.
12.Ruang Staff.
13.House Art.
14.Florist.
15.General Store.
16.AC Store.
17.Chemical Store.
18.
1 AHU.
19.
1 Tile Storee.
20.
2 STP Room
m.
21.
2 Kitchen & Steward Æ Dry kitchhen, banquett kitchen, drrink bar, bakkery, hot
kitchen, pastry,
p
butchher, etc.
Ruangg Assisten Ruang Assisten
n Ruang Kerja
Ruaang Tamu Ruang HR
RM Gambar 8. Denah
D
Ruangg HRD
Foto
F
:
Footo 9. Tamu
Foto 10. Ruang Assisten
Foto 11. Ruang Kerja
Gambar 9. Denah Ruang
f
Foto :
i
Foto 12. Ruang Makan
Pada area lobby terdapat :
- Bussiness Center.
• Melayani print, scan, fotocopy, fax.
• Memberikan informasi rekreasi (terutama di ancol), ticketing u/
travelling, informasi hotel lainnya.
• Dikenakan cash.
- Souvenir/Gift Shop.
• Menjual boneka, makanan (coklat, snack, dsb.), baju.
- Lounge (nelayan bar).
• Melayani welcome drink, minum santai, dinner & lunch, room
service.
• Buka 24 jam.
• Setiap hari senin – jumat ada live entertaint dari jam 6 – 10, sabtu
dari jam 7 – 11.
- Receptionist.
• Ada bagian front desk dan ada back office (menangani operasional &
reservasi).
- Boutique.
- Travel.
- Wine Shop.
- Penitipan barang.
- FOM room.
- Lift.
•
3 lift ke main building.
• 3 lift ke tower.
• 3 lift barang di back office.
• 1 lift servis unit.
Occupancy :
- Bln desember 2009 = 80,86%, 10879 room sold.
- February 2009 = 5347 room sold.
- February 2010 = 7558 room sold.
- Waktu senin – jumat lebih sedikit tamu yang menginap dibandingkan pada
saat weekend. u/ senin – jumat biasanya digunakan oleh tamu yang ingin
berbisnis (menggunakan meeting room), sedangkan weekend lebih banyak
family.
- Pada royal dan presidential suite yang memiliki lebih dari 1 kamar, apabila
unit tersebut tidak ada yang menyewa, maka kamar yang lain selain master
bedroom dapat disewakan seperti unit king bed & twin bed yang biasa.
- Royal suite terdapat di lt. 10 & presidential terdapat di lt. 6.
- Bedanya studio suite, junior suite, pelangi suite, dan senior suite :
• Studio suite tidak ada living room seperti standard room hanya saja ukuran
kamar & kamar mandi lebih luas.
• Junior suite ada living room dengan king bedroom.
• Pelangi suite seperti studio hanya saja ada living room.
• Senior suite, gabungan dari junior & deluxe.
• Perbedaan dapat dilihat dari luas kamar & fasilitasnya.
- Untuk kamar yang menghadap ke laut memiliki balkon.
- Kamar royal & presidential memiliki view yang menghadap ke laut.
II.4.2. Jumeirah Beach Hotel
Jumeirah Beach Hotel merupakan sebuah hotel berbintang 5 di Dubai, Uni
Emirat Arab. Hotel ini, dibuka tahun 1997, dioperasikan oleh jaringan hotel Dubai
Jumeirah. Hotel ini berisi 598 kamar dan suite dan 19 villa. Hotel berbentuk
gelombang ini melengkapi Burj Al Arab yang berbentuk layar, terletak dekat
dengan Jumeirah Beach Hotel.
Ketika selesai tahun 1997, Jumeirah Beach Hotel menjadi bangunan
tertinggi ke-9 di Dubai. Hari ini, peringkatnya berada di bawah bangunan tertinggi
ke-100, meskipun peringkatnya di bawah, hotel ini masih menjadi markah tanah di
Dubai.
Hotel ini menduduki sepetak tanah di pantai. Pengunjung hotel dapat
mengunjungi pantai seluas 33,800 square meter (364,000 sq ft). Di samping hotel
adalah Wild Wadi Water Park. Seluruh tamu hotel memiliki akses tak terbatas ke
taman air ini.
Pembangun
: Jumeirah
Arsitek
: WS Atkins
Manajemen
: Jumeirah
Pemilik
: Jumeirah
Jumlah restoran
: 20+
Jumlah kamar
: 598
Jumlah tingkat
: 26
Gambar 10. Jumeirah Beach Hotel
Gambar 11. Kolam Renang Jumeirah Beach Hotel
Gambar 12. Jumeirah Beach Hotel
II.4.3. Titanic Hotel
Gambaar 13. Titanic Hotel
H
Hotel
Titanicc berlokasi di pantai dubai.
d
Hotel ini termasuuk hotel
berbintanng 5 yang memiliki
m
beentuk menyeerupai sebuah kapal. Hotel
H
ini
dikelilinggi 3 sisi denngan kolam
m renang. Tootal jumlah kamar di hotel
h
ini
adalah 5556 kamar.
Kamar
Seemua kamarr memiliki sambungan telepon lanngsung, minnibar, safe
box, TV satelit,
s
AC central,
c
show
wer, bathtub, wc, hair dryyer.
Gambar 14. Bedroom
B
Titaanic Hotel
Fasilitas
AC central, Pemanas ruangan central, ruang bermain, internet,
laundry, market, toko oleh-oleh, toko perhiasan, 24 jam room servis,
generator, dokter dan suster, baby sitter, parkir tanpa membayar, kolam
renang outdoor dan indoor, kolam renang Olympic, kolam renang anakanak, aquapark, sauna, massage, Jacuzzi, club kesehatan, fitness center,
erobik, tennis meja, billiards, pertunjukkan langsung, tennis, mini golf,
lapangan sepak bola, basket, jogging track, temat bermain anak-anak,
parasailing, banana, jet ski, canoe, wind surf, sailing, dan boling, breakfast
lounge, lobby bar, beach bar, disco bar and vitamin bar. 4 a la carte restoran,
5 outdoor restoran and 5 indoor restoran. International, Chinese, Italian and
fish cuisine, 8 meeting rooms (1874 kapasitas maksimal), ballroom,
Kesimpulan
Jumeirah beach hotel dan titanic hotel ini memiliki bentuk yang
sangat ekspresif dan dapat dijadikan inspirasi untuk merancang sebuah hotel.
Kedua hotel tersebut juga memiliki fasilitas penunjang yang lengkap dan
memiliki interior design yang menarik juga.
II.4.4. Legian Beach Hotel
Gambar . Legian Beach Hotel
Legian Beach Hotel merupakan hotel resor pantai bintang 4 dengan
pelayanan dan fasilitas standar internasional. Hanya beberapa langkah,
limpahan pasir putih menawarkan kesempatan tak terbatas untuk menikmati
pantai.
Pantai Legian yang indah yang terkenal dengan pantai selancar dan
matahari terbenam yang indah. Hotel ini juga hanya beberapa menit berjalan
kaki dari pusat Kuta dengan kegiatan kehidupan malam dan pusat
perbelanjaan yang menggoda.
Hotel ini sekitar 15 menit berkendara dari Bandara Internasional
Ngurah Rai. Jumlah kamar di hotel ini adalah 218 kamar.
Gambar . Kamaar Superior
Umum
R
Rumah
makaan/restoran, Bar,
B Resepsii 24 jam, Kooran harian, Taman,
Teras, Ruuangan bebaas asap rokokk, Ruangan/ffasilitas untuuk tamu penyandang
cacat, Braankas, Penyiimpanan baggasi , Toko didalam
d
hoteel.
Gambar . Reestoran
Kegiatan
n
Lapangan tennis , Pusatt kebugarann , Spa & pusat kebuugaran ,
Pemijatann, Selancar angin
a
(Winddsurfing), Faasilitas BBQ,, Fasilitas menyelam
m
, Olahragga squash, Kolam Renanng luar ruanggan (outdoor)).
Gaambar . Kolam
m Renang
Layanan
n
Layanan kam
mar (room service), Faasilitas rapaat/perjamuann , Alat
transportaasi
dari
bandara
u
udara,
Pussat
bisnis,
Pusat
p
penitipan
anak/babysitting , Layanan
L
binnatu, Layannan Dry Clleaning, Pem
mangkas
rambut/saalon kecanttikan, Sarappan didalam
m kamar hotel, Penukaar valuta
asing, Toko
T
suveniir/oleh-oleh , Penyewaaan mobil, Pusat tur wisata,
Fax/Fotokopi.
Internet
H
Hotspot
Interrnet Tanpa Kabel (Wirreless) terseedia di pusaat bisnis
dengan biaya USD 8,,00 setiap jam
m.
Parkiran
n Tamu
Paarkir pribadii gratis diperrbolehkan dii lokasi.
B
Berikut
adalaah kebijakann umum yanng berlaku untuk
u
Legiann Beach
Hotel. Kebijakan-kebbijakan ini dapat
d
bervarriasi menuruut jenis kam
mar yang
Anda pessan; harap peeriksa ulang deskripsi kaamar tersebuut.
Masuk (Check-in) : Dari jam 155:00
Keluar (Check-out)
(
: Sampai jaam 12:00
Jenis kam
mar
Mak
ksimum
Superior Rooom
Deluxe Garrden Bungaloow
Deluxe Beaach Bungalow
w
Kamar Keluuarga Superiior
Tabel . Jeniss Kamar
Download