Bedah Lutut Robotik, Teknologi Terbaru Atasi Radang Sendi Membandel 3 Shares Ilustrasi. JAKARTA, KOMPAS.com - Jenis radang sendi atau arthritis yang paling umum adalah osteoarthrtis. Umumnya, penyakit ini muncul karena penuaan. Pasalnya, seiring bertambahnya usia, tubuh juga tentu akan mengalami perubahan. Ukuran dan kekuatan otot akan berkurang, karena tak lagi banyak melakukan aktivitas fisik. Osteoarthritis pada lutut akan menyebabkan nyeri, keterbatasan gerak, kekakuan lutut, sendi bengkak, kecacatan, dan kelemahan. Timbulnya osteoarthritis disebabkan oleh beberapa faktor seperti usia, berat badan, genetik, riwayat cedera, infeksi dan penyakit. Sedangkan pada wanita, osteoarthritis akan berisiko lebih tinggi setelah masa menopause. Dr. Jeffrey Chew Tec-Hock, spesialis bedah tulang dari Mount Elizabeth Novena Hospital, Singapore, menyarankan untuk segera berkonsultasi pada dokter ketika merasakan sakit pada sendi. “Jangan menunda-nunda. Biasanya akan dilakuakn pemeriksaan dengan X-ray dan pemeriksaan fisik, Anda juga akan diminta menceritakan derajat nyeri lutut, fleksibilitas lutut, dan bagaimana mobilitasnya. Dengan demikian, dokter dapat menentukan treatment yang tepat sesuai kondisi pasien,” ungkap Dr. Jeffrey dalam acara Health Talk: Bebas Bergerak dengan Bedah Lutut Robotik di Penang Bistro, Jakarta (26/1). Kebanyakan kasus osteoarthritis dapat diobati dengan obat oles, obatobatan anti radang, fisioterapi, serta suntikan asam hyaluronic ke lutut. Namun, jika opsi-opsi tersebut tak juga berhasil mengatasi osteoarthritis, pilihan terakhir dengan melakukan operasi. Masalahnya, banyak orang enggan melakukan bedah lutut, selain karena rasa sakitnya, juga karena waktu pemulihan yang membutuhkan waktu lama, hingga mengganggu aktivitas. Dr. Jeffrey menjelaskan, kini selain bedah lutut konvensional, telah dikembangkan prosedur pengobatan MAKOplasty di Singapura, yaitu perawatan bedah yang dirancang untuk menghilangkan rasa sakit di lutut karena keausan tulang rawan sendi. “Prosedur bedah ini merawat sebagian dari dalam lutut dilakukan dengan menggunakan lengan robot yang memungkinkan dokter melakukan tindakan hanya pada bagian dalam lutut yang rusak. Target tindakan lebih tepat dan hanya 0,5 mm akurasi. Ini sangat aman, karena tulang dan jaringan sehat di sekitarnya takkan tersentuh,” papar Dr. Jeffrey. Kelebihan lain bedah lutut robotik adalah masa pemulihan yang lebih singkat. Bahkan, menurut Dr. Jeffrey, sehari setelah bedah lutut robotik, pasien sudah dapat mulai berjalan kembali. Prosedur MAKOplasty ini dilakukan terhadap salah satu dari tiga kompartemen lutut, yang tidak memiliki syarat penggantian lutut total. Meski demikian, Dr Jeffrey menegaskan, bahwa tindakan bedah lutut adalah pilihan terakhir jika pengobatan cara lain tidak berhasil. Tidak semua cedera lutut atau radang sendi harus dioperasi. “Sebelum dioperasi, lakukan dulu metode non operasi, misalnya dengan fisioterapi dan mengurangi berat badan, agar kerusakan pada tulang rawan tidak memburuk. Atau bisa juga diberikan suntikan pada lutut,” ujarnya.