BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada akhir tahun 1950-an banyak laporan (report) dan publikasi yang memuat temuan dari bentuk sediaan dan kandungan yang sarna dari suatu obat berkhasiat, tetapi pabrik farmasi yang berbeda memberikan kemanjuran yang berbeda (Sjuib, 2000). Hal ini yang menjadi alasan utama dilakukan studi bioekivalensi Beberapa obat dibuat dan dipasarkan oleh lebih dari satu pabrik farmasi. Dari studi biofarmasetika memberi fakta yang kuat bahwa metode fabrikasi dan formulasi dengan nyata mempengarnhi bioavailabilitas obat tersebut (Shargel dan Yu, 1985). Karena kebanyakan produk-produk obat mengandung jumlah bahan obat aktif yang sarna, maka doktcr, farmasis dan orang lain yang menulis resep, menyalurkan atan membeli obat hams memilih produk yang memberikan efek terapetik yang ekivalen. Untuk memudahkan mengambil keputusan tersebut, suatu pedoman telah dikembangkan oleh FDA (Food and Drug Administration). FDA pada tahun 1975 yang dimuat dalam federal register no. 21 mensyaratkan bahwa industri farmasi yang membuat produk yang telah dikeluarkan oleh pabrik lain (me too product) barn boleh mengeluarkan produknya sesudah menunjukkan 1 2 bahwa produk yang dibuat telah memenuhi syarat bioekiva1en dengan produk inovator (Sjuib,2000). Pada penelitian ini dipilih uji disintegrasi dan uji disolusi untuk mengetahui kualitas in vitro produk obat yang ada di pasaran. Dengan alasan uji disintegrasi memberikan pengukuran tepat pada pembentukan fragmen, granul atau agregat dari bentuk sediaan padat; sedangkan uji disolusi memberikan informasi laju pelarutan dari obat aktif dalam media aqueous yang merupakan suatu bagian penting sebelum obat diabsorpsi sistemik. Penelitian ini dilakukan dengan sampling berbagai sediaan tablet furosemida yang beredar di pasaran. Furosemida adalah obat diuretika saluretik kuat yang sering digunakan untuk pengobatan edema dan dapat pula untuk pengobatan hipertensi ringan (Foye, 1995). Diuretik furosemida merupakan zat yang paling banyak digunakan, terutama karena sangat bermanfaat jika diperlukan kerja yang cepat dan intensif(Mutschler, 1991). Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi kalangan farmasis di Indonesia khususnya sebagai masukull berwenang. dUll bahan cvaluasi bagj il1stallsi yang 3 B. Perumusan Masalah Persyaratan bioekivalensi produk obat dibuat oleh FDA untuk uji in vitro dan atau in vivo pada produk-produk obat tertentu yang persyaratan tersebut hams dipenuhi sebagai kondisi untuk pemasaran. Kondisi seperti ini belurn begitu menggugah industri farmasi di Indonesia untuk melakukan uji bioavailabilitas komparatif dari produk yang dikeluarkan (Sjuib, 2000). Diharapkan penelitian ini dapat menjawab permasalahan yang dirurnuskan sebagai berikut 1. Apakah produk obat generik mempunyai kualitas in vitro yang setara dengan produk obat paten yang beredar ? 2. Apakah produk tablet furosemida yang beredar di pasaran memenuhi persyaratan kualitas uji in vitro sesuai dengan farmakope? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujunn untuk : 1. Membandingkan kualitas tablet in vitro furosemida generik dengan prodUk paten yang beredar di pasaran, 2. Untuk mengetahui kualitas furosemida yang beredar di pasaran yang disesuaikan dengan persyaratan farmakope. -------~------- ---,\