investasi - UIGM | Login Student

advertisement
INVESTASI




Investasi
merupakan
prasyarat
penting
dalam
pembangunan ekonomi suatu negara, krn mell investasi
akan meningkat kapasitas ekonomi dan menjaga
kesinambungan laju pertumbuhan ekonomi.
Agar roda pembangunan dpt berjalan, maka perlu
diciptakan iklim yg kondusif bagi par investor utk
menanamkan investasinya baik investor domestik
(PMDN) maupun asing.
Kebijakan pemerintah utk menaikkan iklim investasi
dituangkan dlm UU no. 1/1967 ttg Penanaman Modal
Asing dan UU No. 6/1968 ttg Penanaman Modal Dalam
Negeri.
Implementasi kedua UU tsb sejalan dgn tampilnya rezim
Orde Baru yg pro masuknya investasi asing sbg koreksi
terhadap kebijakan anti investasi asing yg diberlakukan
semasa Orde Lama.

Dlm rangka menarik investasi asing dan domestik,
pemerintah menindaklanjuti kedua UU tsb dgn
berbagai paket kebijakan debiroktisasi dan
deregulasi.
Maksud
paket
tsb
adalah
penyederhanaan proses perizinan dan menekan
biaya danpungutan yg tdk relevan.
Tingginya pungutan liar proses perizinan yg resmi
lebih dikenal dgn pungutan liar (jungle) menjadi
salah satu kendala masuknya para investor krn:
1. akan menambah biaya produksi (high cost
economy), dan
2. mengurangi daya saing produk Indonesia di luar
negeri.

PERANAN INVESTASI DLM
PEREKONOMIAN



Mendorong pertumbuhan ekonomi shg dpt
meningkatkan kapasitas produksi, meningkat
kualitas produk dan penciptaan lapangan kerja.
Melalui investasi, kegiatan ekonomi dpt
berkembang dan kesejahteraan masyarakat
dpt semakin meningkat.
Jadi investasi merupakan prasyarat yg harus
dipenuhi bagi suatu perekonomian yg sdg
membangun, disamping faktor pertumbuhan
penduduk dan kemajuan teknologi.
Kajian Rostow – tahap2 pertumbuhan
ekonomi (the stage of economic growth)
 Tahap masyarakat tradisional;
 Prasyarat tinggal landas;
 Tahap lepas landas;
 Menuju kedewasaan;
 Masa konsumsi tinggi.
 Masa krusial bagi proses
pembangunan
suatu negara adalah tahap prasyarat tinggal
landas menuju tahap lepas landas krn pd
masa itu merupakan proses pembentukan
dasar2
pembangunan
ekonomi
yg
menentukan tahap berikutnya.
Suatu negara dikatakan telah mencapai tahap lepas
landas atau belum, jika telah memenuhi cir-ciri:
a. Berlakunya kenaikan dlm penanaman modal yg
produksi dr 5% atau kurang menjadi 10% dr
produk nasional netto.
b. Berlakunya perkembangan satu atau beberapa
sektor industri dgn pertumbuhan yg tinggi.
c. Terciptanya suatu rangka dasar politik, sosial dan
kelembagaan yg akan menciptakan menjadi
kenyataan utk perluasan sektor modern serta
tumbuhnya sektor ekonomi eksternal shg proses
pertumbuhan ekonomi akan terus berlanjut.

RANIS dan FEI serta teori Nelson
RANIS dan FEI; mensyaratkan adanya
kegiatan investasi agar tercapainya
pertumbuhan ekonomi dan perubahan
struktur ekonomi;
 Nelson; mensyaratkan adanya penanaman
modal yg tinggi agar masyarakat dapat
terlepas dr the low level equilibrium trap.
Utk meningkatkan penanaman modal
perlu dilakukan dgn meningkatkan
tabungan masyarakat.

Dalam menganalisis fenomena kemiskinan di negara
ketiga, NURKSE mengungkapkan:



A country is poor because it is poor (suatu
negara miskin krn negara itu miskin).
Utk
mengatasi
persoalan
lingkaran
kemiskinan (the vicious circle), hrs
diputuskan dgn adanya suatu langkah utk
terciptanya pembentukan modal (capital
forming) yg tinggi.
Jadi pandangan para ahli ekonomi
pembangunan di atas dpt diketahui
pentingnya kegiatan invetasi atau penanaman
modal utk mendorong kegiatan ekonomi.
KEBIJAKAN INVESTASI DI
INDONESIA
1.
2.
3.
4.
Kebijakan yg berorientasi domestik
(1945-67);
Kebijakan substitusi impor (1967-84);
Kebijakan peningkatan iklim investasi
(1984-94);
Kebijakan liberalisasi investasi (1994sekarang)
Kebijakan yg berorientasi domestik
(1945-67)

1.
2.
3.
4.


ditandai dgn situasi perekonomian kurang
mendukung krn:
politik yg berimbas pd rusaknya pilar ekonomi
nasional.
inflasi yg tinggi,
pengangguran dan
melambatnya pertumbuhan ekonomi nasional.
Arah kebijakan ekonomi berorientasi domestik yg
sempit dgn melakukan nasionalisasi perusahaan
asing dan pengawasan yg ketat pd investasi
domestik dan asing.
Semangat nasionalisme yg berlebihan berdampak
pd menurunnya para investor.
Kebijakan
(1967-84)



1.
2.
3.
4.
5.
substitusi
impor
Tekad pemerintah orde baru utk mendorong masuknya investor
diwujudkan dlm bentuk pengurangan dan penghapusan pajak (tax
holiday) pd bidang ekonomi yg tertentu yg diprioritaskan.
Pemberian insentif investor PMA dan PMDN utk mendorong
berkembangnya para pelaku ekonomi nasional disamping membuka
pintu bagi masukan para investor asing, juga pembatasan2 kpd PMA.
Ada lima pembatasan bagi perusahaan PMA:
Perusahaan PMA tdk diizinkan masuk jenis tertentu;
Diberlakukan berbagai persyaratan pd kegiatan tertentu dan harus
mendapat izin tertentu;
Akses perusahaan PMA thdp modal domestik diawasi dgn ketat;
Perusahaan PMA tdk dpt menikmati sepenuhnya program insentif
dr pemerintah;
Perusahaan PMA dikenakan berbagai peraturan khusus
menyangkut: batas modal minimum, batas minimum kepemilikan
modal dan laih kemepilikan dr pihak asing ke mitra lokal.

Kurun waktu 1974-83, perekonomian
Indonesia mengalami pertumbuhan yg
pesat krn boom minyak dan peningkatan
harga minyak dan gas.
Kebijakan peningkatan iklim investasi
(1984-94);
Ada pergeseran arah ke perubahan tantangan
dan struktur ekonomi global.
 Pd periode ini perekonomian Indonesia
bergeser semakin terbuka yg ditandai dgn
munculnya:
a. Kebijakan deregulasi impor dan kepabeanan;
b. Pelonggaran peraturan penanaman modal
domestik dan asing;
c. Pengurangan ketergantungan pd perusahaan
publik dan milik negara;
d. Pengembangan kontribusi sektor swasta.

Paket kebijakan deregulasi telah diluncurkan, yaitu
Paket Mei 86 (Pakem) yg memperkenalkan
sejumlah pembebasan dan pengecualian yg
bertujuan utk meningkatkan ekspor dan
mengarahkan invetasi di kawasan timur (Katimin)
dan mendorong perkembangan iklim investasi dan
pasar modal.
 Kemudian paket Desember 87 (Pakdes): mengenai
konsesi ttg alih kepemilikan saham.
 Paket Oktober 93 (Pakto): memberi kelonggaran
yg semakin besar dgn membolehkan kepemilikan
100% oleh pihak asing dan minimum modal yg
disetor.

Kebijakan liberalisasi investasi (1994sekarang)
Pd Mei 94 pemerintah mengeluarkan paket
deregulasi penting yg merupakan tonggak
baru dlm usaha mendorong kekuatan
ekonomi Indonesia dlm konteks ekonomi
global.
 Thn 1996 diluncurkan kebijakan deregulasi
dgn tujuan untuk:
a. Meningkatkan iklim bisnis sbg usaha utk
meingkatkan ekspor dan daya saing;
b. Meningkatkan efisiensi dan menghilangkan
ekonomi biaya tinggi (high cost economy).

Permasalahan investasi di Indonesia


Hanya mengandalkan dr dorongan dr sektor
konsumsi dan terjadi pd sektor2 yg padat
modal dan nontradeble sehingga kurang
memberikan
dorongan
pertumbuhan
ekonomi
secara
mantap
dan
berkesinambungan.
Minimnya investasi pd kegiatan ekonomi
menyebabkan pertumbuhan ekonomi tdk
diikuti dgn aspek pemerataan dan
menimbulkan gelombang pengangguran dan
keimiskinan.
Aspek penting dlm UU Penanaman Modal,
yaitu ada insentif bagi para investor baik
fiskal maupun non fiskal.
 Ada 2 macam insentif investsi yg menarik
para investor:
1. Insentif diberikan kpd semua jenis industri
shg dpt mendorong perkembangan industri
nasional.
Bentuk
insentif
berupa
pengurangan pajak dan atau pembebasan
pajak.
2. Diberikan kpd jenis industri tertentu utk
mendukung kebijakan industri nasional.


1.
2.
3.
4.
Kriteria dlm pemberian insentif yg bersifat
selektif:
Dampak terhadap penciptaan lapangan
kerja;
Comparative dan competitive advantage;
Nilai tambah (value added);
Perkembangan sosio ekonomi.

a.
b.
c.
Insentif dapat diberikan dalam bentuk :
Pengurangan dan pembebasan pajak;
Insentif lokasi;
Pembebasan penggunaan tenaga kerja,
dsb.
Formulasi pemberian insentif
Perlu mempertimbangkan bentuk dan
arah pemberian insentif yg diberikan
negara pesaing spt China, Vietnam dan
Malaysia.
 Negara pesaing memberi insentif kpd
calon investor secara agresif spt:
Pembebasan pajak bahan baku dan barang
modal.

Rumusan bentuk insentif
Bentuk insentif adalah tanpa harus mengorbankan
kepentingan negara dalam arti luas melalui bentuk:
1. Pengurangan pajak korporat dan pajak individu secara
agresif namun dilakukan secara bertahap;
2. Pemutihan pajak (whitewashing tax) sbg alat transisi dlm
era patuh pajak; pengampunan pajak ini diharapkan sbg
strategi utk menarik para pemilik harta di luar negri utk
membawa uangnya kembali ke Indonesia;
3. Menyederhanakan prosedur pajak, bea cukai, dan
restitusi pajak. Mudahnya pembayaran pajak dgn
prosedur yg singkat/pendek dan waktu cepat sangat
membantu para pengusaha dlm menekan biaya
produksi.

Faktor yang menyebabkan
rendahnya nilai investasi
Faktor
eksternal,
yaitu
meningkatnya
persaingan dgn negara2 tetangga dlm bentuk
investasi asing:
 Faktor internal:
1. Prosedur perizinan yg panjang dan mahal;
2. Rendahnya kepastian hukum;
3. Kualitas SDM yg masih rendah;
4. Keterbatasan dan menurunnya kualitas
infrastruktur;
5. Kurangnya insentif yg diberikan kpd
investor.

EKSPOR NON-MIGAS
Sejak krisis , ekspor non migas Indonesia belum
mengalami perbaikan yg cukup signifikan untuk
beberapa tahun yg lalu.
 Permasalahan yg dihadapi dlm mendorong ekspor
non-migas yaitu produk ekspor yg masih memiliki
keragaman dan nilai produk yg rendah.
 Tujuan ekspor didominasi AS, Jepang dan
Singapura shg sangat rentan terhadap perubahan2
permintaan pd ketiga pasar ekspor tsb.
 Kendala lain dihadapi adalah masih adanya
hambatan perdagangan baik non-tarif dan
diskriminasi tarif di beberapa negara maju.

Upaya pemerintah utk meningkatkan
ekspor non migas:
Perbaikan
dan
peningkatan
efisiensi
perdagangan
dlm
negeri
yg
akan
diupayakan melalui pengembangan sistem
distribusi nasional yg efektif dan efisien.
2. Pengembangan dan penguatan lembaga
pengujian mutu barang, terutama produk
ekspor yg terus ditngkatkan.
3. Penyempurnaan
dan
penyederhanaan
prosedur ekspor agar praktek ekonomi
biaya tinggi dpt dihapuskan;
4. Optimalisasi
pemanfaatan
berbagai
perjanjian kerjasama perdagangan antara
indonesia dgn berbagai negara atau
kawasan
1.
Download