- STIE Perbanas Surabaya

advertisement
PENGARUH LITERASI DAN PENGALAMAN KEUANGAN TERHADAP
PENGGUNAAN KARTU KREDIT PEKERJA DI BANYUWANGI
Cintya Restu Destianata
STIE Perbanas Surabaya
Email: [email protected]
ABSTRACT
Nowadays, credit card isn’t luxury goods that only owned by person who has high income. It
easily obtained by everyone, starting from the middle class and above, including employees.
Credit card provides many advantages and facilities for daily transaction, but a lot of credit
card user unwisely used it for unimportant stuff. To use a credit card, a user should be
accompanied by financial literacy and financial experience, so they can use credit card based
on their needs and financial capabilities. This study’s aim is to examine the financial literacy
and financial experience on credit card usages on workers. Data were collected using a
questionnaire. The respondent of this study is 110 workers who has credit card in
Banyuwangi by snowball sampling. By using Multiple Regression Analysis, this study found
that financial experience positively affected on credit card usage, but financial literacy has
no impact on credit card usage.
Key words : Financial Literacy, Financial Experience, and Credit Card Used
PENDAHULUAN
Dalam
kehidupan
sehari-hari
seorang individu memiliki banyak
kebutuhan,
kebutuhan
pokok
atau
kebutuhan sekunder. Pemenuhan atas
kebutuhan
masing-masing
individu
menjadi hal yang penting bagi individu
tersebut dalam mencapai kehidupan yang
selaras dengan lingkungannya.
Fenomena tersebut oleh pihak bank
dijadikan acuan untuk me-nawarkan
sebuah produk yang praktis dan aman
digunakan dalam berbelanja yang disebut
dengan kartu kredit. Kartu kredit adalah
alat pem-bayaran dengan menggunakan
kartu (APMK) yang dapat digunakan
untuk melakukan pembayaran atas
kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan
ekonomi termasuk transaksi pembelanjaan
dan alat untuk melakukan penarikan tunai
dimana kewajiban pembayaran pemegang
kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh
acquirer atau penerbit, dan pemegang
kartu berkewajiban me-lakukan pelunasan
kewajiban pem-bayaran tersebut pada
waktu yang disepakati baik secara
sekaligus (charge card) ataupun secara
angsuran (Rivai, 2007: 1367).
Pola konsumsi dengan menggunakan kartu kredit terlihat ada kaitannya
dengan kelas sosial, tingkat penghasilan
dan gaya hidup seseorang (Sumarto dan
Andi Subroto, 2011). Terdapat dua jenis
pola penggunaan kartu kredit yaitu pola
penggunaan yang positif dan pola penggunaan yang negatif. Pola penggunaan
yang positif dimaksudkan adalah pola atau
sikap yang dalam memanfaatkan kartu
kredit sebagai alat yang mempermudah
transaksi pembelian dan dapat menaikkan
harga diri penggunanya sekaligus menjadi
ciri individu modern dan dapat mengelola
penggunaannya dengan baik seperti melakukan pembayaran kartu kredit secara
lunas, penggunaan tidak melebihi batas
kartu kredit.
1
Sedangkan pola penggunaan yang negatif
dimaksudkan adalah pola atau sikap yang
dalam memanfaatkan kartu kredit tidak
hanya sebagai alat yang mempermudah
transaksi pembelian dan dapat menaikkan
harga diri penggunanya namun juga
digunakan sebagai suatu pemborosan
dalam
pemenuhan
kebutuhan
dan
konsumsinya yang tidak disesuaikan
dengan
kemampuan
keuangannya,
individu yang memiliki pola penggunaan
negatif ini dalam pembayaran kartu kredit
cenderung membayar terlambat dan
dikenakan sanksi biaya keterlambatan,
individu juga cenderung menggunakan
kartu kredit melebihi batas kartu kredit
sehingga dikenakan biaya pemakaian
tambahan. Pola negatif inilah yang
akhirnya cenderung membentuk individu
menjadi berperilaku konsumtif serta suka
berhutang melalui kartu kredit karena
menggunakannya secara berlebihan yang
tidak sesuai dengan kebutuhan.
Seiring dengan hal tersebut, maka
diperlukan literasi keuangan yang baik
agar dapat menjadi konsumen yang cerdas,
dapat memilah barang, dapat mengatur
keuangan dengan baik dan merencanakan
masa depan. Disamping itu, konsumen
yang memiliki literasi keuangan akan lebih
cerdas memilih dan memberikan komplain
terhadap produk-produk keuangan yang
ada, sesuai dengan pendapat Darman
Nababan dan Isfenti Sadalia (2012) bahwa
dengan memiliki penguasaan ilmu serta
skill di bidang keuangan mendorong
individu untuk memahami dan terlibat isuisu nasional di bidang keuangan seperti
biaya perawatan kesehatan, pajak,
investasi dan memiliki akses ke dalam
sistem keuangan.
Disamping pentingnya seorang
individu memiliki literasi keuangan yang
baik, diperlukan juga sebuah pengalaman
keuangan. Pengalaman keuangan adalah
pengalaman seorang individu dalam
melakukan
keputusan
keuangan.
Pengalaman keuangan individu tidak dapat
diukur melalui seberapa banyak jenis
produk keuangan atau kekayaan yang
dimiliki oleh seorang individu, melainkan
diukur melalui jenis-jenis transaksi
keuangan yang dilakukan oleh individu
tersebut.
Pengalaman keuangan individu ini
menjadi peran penting dalam pengelolaan
keuangan individu karena pada dasarnya
semua orang harus bisa mengatur
pengeluaran uang yang digunakan agar
tidak menjadi boros dan kesulitan dalam
membeli kebutuhan yang terkadang serba
mendadak, bahkan anak berusia lima tahun
telah memandang bahwa uang itu sebuah
hal yang penting (Duravasula &
Lysonsnki, 2007)
Berdasarkan uraian diatas, maka
penulis
tertarik
untuk
melakukan
penelitian tentang literasi keuangan dan
pengalaman keuangan. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui lebih jauh tentang
pengaruh variabel literasi keuangan dan
pengalaman keuangan terhadap pola
penggunaan kartu kredit secara simultan
maupun secara parsial pada pekerja yang
tinggal di Banyuwangi.
RERANGKA TEORITIS YANG
DIPAKAI DAN HIPOTESIS
Kartu Kredit
Kartu kredit adalah alat pembayar-an
dengan menggunakan kartu (APMK) yang
dapat digunakan untuk melakukan
pembayaran atas kewajiban yang timbul
dari suatu kegiatan ekonomi termasuk
transaksi pembelanjaan dan alat untuk
melakukan penarikan tunai. Menurut
Ingene & Levy (1982) terdapat tiga alasan
mengapa seseorang memilih untuk
memakai kartu kredit daripada membayar
tunai. Pertama, karena pemegang kartu
kredit membutuhkan kredit untuk mampu
membeli barang atau jasa yang diinginkan.
Kedua, pemegang kartu kredit memanfaatkan kenyamanan untuk tidak perlu
membawa uang tunai. Ketiga, pemegang
2
kartu kredit merupakan orang yang sangat
perhitungan dan memahami keuntungan
yang diperoleh dari membeli sekarang dan
membayar kemudian.
Dalam perkembangan, penggunaan
kartu kredit pada akhirnya tidak hanya
berfungsi utama sebagai alat pembayaran
dalam perjanjian jual beli dan pendanaan
lainnya semata, tetapi juga telah menjadi
trend komoditi gaya hidup dari kalangan
masyarakat tertentu.
LITERASI KEUANGAN
Lusardi dan Mitchell (2007)
mendefinisikan literasi keuangan sebagai
pengetahuan keuangan dan kemampuan
untuk meng-aplikasikannya (knowledge
and ability). Literasi keuangan adalah cara
yang baik untuk mengajarkan konsumen
tentang manfaat memiliki hubungan
dengan lembaga keuangan. Diantaranya
adalah pendanaan dan kredit, kemampuan
untuk membangun keuangan yang positif
(Rohrke & Robinson, 2000).
Penelitian yang dilakukan oleh Chen
dan Volpe (1998) dimensi literasi
keuangan dibagi menjadi empat dimensi,
yaitu : (1) pemahaman dasar keuangan, (2)
pemahaman mengenai tabungan dan
pinjaman,
dalam menggunakan kartu kredit secara
tepat.
PENGALAMAN KEUANGAN
Pengalaman
keuangan
adalah
pengalaman seorang individu dalam
melakukan keputusan keuangan Tingkat
pengalaman keuangan individu dapat
diukur dari jenis-jenis transaksi keuangan
yang dilakukan oleh individu tersebut
(Lusardi dan Tufano, 2009). Disamping
itu, pengalaman keuangan dapat menjadi
pembelajaran dalam mengelola keuangan
maupun perencanaan investasi sehingga
dalam membuat keputusan keuangan
setiap hari bisa terarah dan lebih bijak.
Pengalaman setiap individu dalam
mengelola keuangan berbeda-beda, seperti
dalam merencanakan investasi, dana
pensiun, asuransi dan kredit. Pengalaman
dalam mengelola keuangan juga sangat
dibutuhkan untuk kelangsungan hidup
dimasa yang akan datang. Pada penelitian
ini
pengalaman
keuangan
adalah
pengalaman seseorang yang diukur
melalui kegiatan dalam melakukan
transaksi di bidang keuangan, seperti
saving, kredit, dan investasi.
(+)
Literasi
Keuangan
(+)
Pola Penggunaan
Kartu Kredit
Pengalaman
Keuangan
Gambar
1
Pengaruh
Literasi Keuangan terhadap
Kerangka
Pemikiran
(3) pemahaman mengenai asuransi, dan
(4)
Pola Penggunaan Kartu Kredit
pemahaman mengenai investasi. Literasi
Nurdan sevim, et al (2012)
keuangan dalam penelitian ini diartikan
menyatakan didalam penelitiannya bahwa
sebagai
pengetahuan
tentang
seseorang dengan literasi keuangan rendah
keuangan seseorang terkait dengan hal-hal
akan mengambil keputusan pendanaan
keuangan yang dapat dijadikan acuan
tanpa melihat kebutuhan, sehingga
menimbulkan excess lending. Berbeda
3
halnya dengan seseorang yang memiliki
tingkat literasi keuangan yang tinggi,
orang tersebut akan lebih berhati-hati
didalam melakukan pinjaman. Literasi
keuangan memiliki hubungan yang kuat
dengan perilaku hutang individu, sekalipun
setelah pengendalian dari aspek demografi.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Robb pada tahun 2011 menunjukkan
bahwa
tingkat
literasi
keuangan
merupakan
faktor
signifikan
yang
menentukan
pengambilan
keputusan
penggunaan kartu kredit pada mahasiswa.
Mahasiswa dengan skor yang tinggi atas
tingkat literasi keuangannya cenderung
lebih bertanggung jawab atas penggunaan
kartu kreditnya. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Lusardi dan
Tufano
pada
tahun
2009
yang
menunjukkan bahwa hanya sepertiga dari
jumlah keseluruhan sampel penelitian
yang memahami penyusunan atas bunga
hutang atau syarat dan ketentuan atas
penggunaan kartu kredit. Secara spesifik
individu dengan tingkat pengetahuan
hutang yang rendah cenderung melakukan
perilaku
yang
berbiaya
tinggi,
menimbulkan pembayaran yang tinggi,
sehingga menggunakan pinjaman yang
tinggi. Literasi keuangan merupakan salah
satu faktor dasar pengelolaan keuangan
sesuai dengan hasil penelitian yang
dikemukakan oleh Norma Yulianti dan
Meliza Silvy pada tahun 2013 yang
menyebutkan bahwa terdapat pengaruh
positif tingkat pengetahuan keuangan
Hipotesis 1 : Literasi Keuangan secara
signifikan
berpengaruh
positif
terhadap
pola
penggunaan kartu kredit
karyawan di Banyuwangi.
Pengaruh
Pengalaman
Keuangan
terhadap Pola Penggunaan Kartu
Kredit
Pola penggunaan kartu kredit
dipengaruhi oleh tingkat pengalaman
keuangan individu tersebut. Secara tidak
langsung,
pengalaman
keuangan
membentuk perilaku keuangannya. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Lusardi dan
Tufano (2009) menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh yang kuat antara
pengalaman keuangan dengan pengelolaan
kartu kredit seseorang, dan terdapat dua
tipe individu ditinjau dari hubungan antara
pengalaman keuangan dan penggunaan
kartu kreditnya, yaitu (1) Individu yang
pengalaman dalam penggunaan kartu
kreditnya tinggi. (2) Individu yang
pengalaman dalam penggunaan kartu
kreditnya rendah.
pada pola penggunaan kartu kredit
karyawan di Banyuwangi.
Hipotesis 2 : Pengalaman Keuangan secara
signifikan
berpengaruh
positif
terhadap
pola
penggunaan kartu kredit
karyawan di Banyuwangi.
METODE PENELITIAN
terhadap perilaku perencanaan investasi
dan mendorong seorang pengelola
keuangan lebih tepat dan bijak dalam
mengambil
keputusan
keuangan
keluarganya.
Selebihnya dalam literasi keuangan,
siapapun yang dapat memahami dasar dari
konsep hutang, cenderung akan lebih
menyukai untuk membayar kartu kreditnya
secara full (Lusardi dan Tufano, 2009).
Klasifikasi Sampel
Populasi yang akan digunakan dalam
penelitian adalah masyarakat pengguna
kartu kredit yang ada di Banyuwangi.
Sampel penelitian ini didasarkan pada
pekerja yang memiliki dan menggunakan
kartu kredit.
Metode pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
metode non probability sampling, selain
4
itu juga dilakukan pengambilan sampel
secara snowball sampling. Adapun yang
menjadi kriteria sampel adalah individu
yang memiliki dan menggunakan kartu
kredit.
Data Penelitian
Penelitian ini mengambil sampel
pada masyarakat yang memiliki pekerjaan
di wilayah Banyuwangi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif. Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini dilakukan dengan penyebaran kuesioner yakni dengan memberikan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan
kepada orang lain yang dijadikan
responden untuk dijawabnya.
Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah
literasi keuangan dan pengalaman
keuangan sebagai variabel bebas, dan pola
penggunaan kartu kredit sebagai variabel
terikat.
Definisi Operasional Variabel
Pola Penggunaan Kartu Kredit
Pola penggunaan kartu kredit adalah
sikap individu dalam menggunakan kartu
kredit yang diukur melalui intensitas
penggunaan dan pendapat personal
mengenai kartu kredit dengan nomor item
PKK 1-PKK 5. Pengukuran variabel ini
menggunakan skala likert yaitu skala yang
meneliti seberapa kuat subjek setuju atau
tidak setuju dengan pernyataan pada skala
(Uma Sekaran 2006:31), pada umumnya
masing-masing item scale mempunyai
lima kategori yang berkisar antara “sangat
tidak setuju” sampai dengan “sangat
setuju”. Untuk melakukan analisis, setiap
pernyataan diberi skor numerik, berkisar
dari 1 sampai 5. Dibagi menjadi dua jenis
pernyataan, yakni pernyataan positif
dengan skor 1 untuk “sangat tidak setuju”
hingga skor 5 untuk “sangat setuju”, dan
sebaliknya untuk pernyataan negatif skor 1
untuk “sangat setuju” dan skor 5 untuk
“sangat tidak setuju”.
Literasi Keuangan
Terdapat 10 item pertanyaan untuk
variabel ini dengan nomor item LK 1-LK
10, dimana setiap jawaban yang benar
akan mendapatkan nilai 10, sedangkan
setiap jawaban yang salah maupun tidak
terisi akan mendapatkan nilai 0, sehingga
jika semua jawaban benar mendapatkan
nilai 100. Tinggi rendahnya nilai yang
diperoleh
subyek
dari
menjawab
pertanyaan mengenai literasi keuangan
menunjukkan tingkat literasi keuangan
individu tersebut.
Literasi keuangan dalam penelitian
ini diartikan sebagai pengetahuan tentang
keuangan seseorang terkait dengan hal-hal
keuangan yang dapat dijadikan acuan
dalam menggunakan kartu kredit secara
tepat. Sehingga, dapat dikatakan bahwa
apabila seorang individu memiliki literasi
keuangan yang tinggi, maka akan memiliki
perilaku yang lebih baik dalam pola
penggunaan
kartu
kreditnya
yang
disesuaikan dengan kemampuan untuk
membayarnya dalam membeli suatu
barang atau jasa berdasarkan kebutuhan.
Begitu juga sebaliknya, jika literasi
keuangan rendah maka akan memiliki
perilaku yang buruk dalam pola
penggunaan kartu kreditnya yang tidak
disesuaikan
dengan
kemampuan
keuangannya dan cenderung melakukan
pembelian atas barang dan jasa berdasarkan keinginan, bukan berdasarkan
kebutuhan.
Pengalaman Keuangan
Pengalaman
keuangan
adalah
pengalaman individu dalam melakukan
transaksi keuangan. Tingkat pengalaman
keuangan dapat diukur melalui jenis-jenis
transaksi yang dilakukan oleh individu
tersebut. Ada 9 item pertanyaan untuk
variabel ini dengan nomor item PK 1-PK
9. Hasil pengumpulan data dari responden
akan diubah dalam bentuk skala rasio,
5
dimana
perhitungannya
dari
total
keseluruhan jawaban yang menjawab “Ya”
dibagi
dengan
total
keseluruhan
pertanyaan. Responden yang dapat
menjawab “Ya” atas pertanyaan dalam
kuesioner lebih dari enam pertanyaan akan
dikategorikan
memiliki
pengalaman
keuangan yang tinggi, responden yang
dapat menjawab “Ya” atas pertanyaan
dalam
kuesioner
sebanyak
empat
pertanyaan hingga enam pertanyaan akan
dikategorikan
memiliki
pengalaman
keuangan yang sedang,sebaliknya
digunakan untuk mengetahui pengaruh
beberapa variabel bebas (X) terhadap
variabel terikat (Y). Berikut ini persamaan
regresinya :
PKK = α + β1 LK + β2 PK + e
Keterangan :
Y
= Penggunaan Kartu Kredit
α
= Konstanta
β1-2
= Koefisien Regresi
LK
= Literasi Keuangan
PK
= Pengalaman Keuangan
e
= Standard error
HASIL ANALISIS DAN
PEMBAHASAN
Uji Deskriptif
Analisis deskriptif memberikan
gambaran mengenai variabel penelitian
yang diteliti melalui jawaban yang diberi-
kan oleh responden dari pertanyaan yang
tertera pada instrument penelitian. Tabel 1
berikut adalah hasil uji deskriptif :
Berdasarkan nilai rata-rata dalam
Tabel 1
tabel
1
Hasil Analisis Deskriptifpola penggunaan kartu kredit,
responden yang menjawab “Ya” atas
diketahui sebesar 3,41 nilai meannya yang
pertanyaan dalam kuesioner kurang dari
menunjukkan bahwa
dari 110 data
empat pertanyaan akan dikategorikan
responden, rata-rata responden memberi
memiliki pengalaman keuangan yang
jawaban setuju atas seluruh item perrendah.
nyataan yang dicantumkan. Hal ini
menunjukkan bahwa responden menggunakan kartu kredit secara continuous
Alat Analisis
Untuk menguji hubungan antara
dalam melakukan transaksi pembelian
literasi keuangan dan pengalaman
barang atau jasa dan untuk memenuhi
keuangan terhadap pola pengguna kartu
kebutuhan lainnya.
kredit pada karyawan di Banyuwangi
Berdasarkan tabel 1, dapat
digunakan model regresi linier berganda
dijelaskan bahwa nilai minimum literasi
(multiple regression analysis). Alasan
keungan pada penelitian ini adalah 30
dipilihnya model regresi linier berganda
yang artinya responden hanya berhasil
adalah untuk menjawab, mem-buktikan,
menjawab tiga pertanyaan dengan benar.
dan menyimpulkan hipotesis dalam
Sedangkan, untuk nilai maksimum atau
Variabel
N Minimal Maksimal Rata-Rata Std. Deviasi
Pola Penggunaan Kartu Kredit 110
9
25
3,41
3,45
Literasi Keuangan
110
30
90
60,09
1,46
Pengalaman Keuangan
110
2
8
4,7
1,47
penelitian dengan menggunakan alat uji
nilai tertinggi literasi keuangan dalam
statistik analisis linier berganda yang
penelitian ini adalah 90, yang artinya
6
responden dapat menjawab 9 dari 10
pertanyaan dengan benar.
Nilai mean untuk variabel literasi
keuangan adalah 60,09 sedangkan nilai
tengahnya sebesar 60,00. Dalam penelitian
ini nilai yang paling banyak muncul adalah
60 yang artinya literasi keuangan
responden termasuk dalam kategori literasi
keuangan sedang.
keuangan dan pengalaman keuangan
terhadap pola penggunaan kartu kredit
pekerja di Banyuwangi secara parsial.
Berdasarkan hasil uji MRA, maka berikut
disajikan data hasilnya.
Tabel 2
HASIL UJI REGRESI BERGANDA
Berdasarkan tabel 2, dapat
diperoleh model persamaan regresi linier
berganda :
Dalam penelitian ini nilai yang
paling banyak muncul adalah 60 yang
PKK = 14,762 + 0,002 LK + 0,518 PK + e
artinya literasi keuangan responden
Dimana :
termasuk dalam kategori literasi keuangan
Y
=Pola Penggunaan Kartu Kredit
sedang.
α
=konstanta
Berdasarkan tabel 1 tersebut, dapat
β
=koefisien regresi literasi keuangan
disimpulkan bahwa tingkat pengalaman
1
β2
=koefisien regresi pengalaman
keuangan dari total data 110 pengguna
keuangan
kartu kredit yang bekerja di Banyuwangi
X1
= Literasi Keuangan
cenderung dalam kategori sedang yakni
X2
= Pengalaman Keuangan
sebesar 4,7.
e
= Standard error
Analisis Inferensial
Dapat diketahui bahwa nilai dari R square
Analisis inferensial ini digunakan
sebesar 0,050. Hal ini menunjukkan bahwa
untuk
menjawab
permasalahan,
hanya 5 persen pola penggunaan kartu
membuktikan dan menyimpulkan hipotesis
kredit dapat dipengaruhi oleh literasi
dalam penelitian ini dengan menggunakan
keuangan dan pengalaman keuangan,
alat uji statistic Multiple Regression
sedangkan sisanya 95 persen diengaruhi
Analysis (MRA). Penggunaan MRA ini
Variabel
B
thitung
Constant
14,762 8,917
Literasi Keuangan
0,002
0,015
Pengalaman Keuangan
0,518
2,343
Pola Penggunaan Kartu Kredit (Y1)
Fhitung
= 2,796
Sig. F
= 0,065
R Square = 0,050
adalah untuk mengetahui pengaruh
beberapa variabel bebas (X) terhadap
variabel terikat (Y). Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk menguji pengaruh literasi
Sig.
r2
0,000
1,64 0,604 0,0025
1,64 0,021 0,048
ttabel
Keputusan
H1 Ditolak
H1 Diterima
oleh variabel lain diluar literasi keuangan
dan pengalaman keuangan . Hasil ini
menunjukkan bahwa model penelitian ini
kurang bagus untuk menjelaskan pengaruh
7
variabel terhadap pola penggunaan kartu
kredit.
PEMBAHASAN
Pembahasan ini mengenai analisis yang
telah disampaikan sebelumnya dalam
rangka mencari pemecahan masalah yang
diajukan dalam penelitian, sehingga dapat
tergambar dengan jelas bahwa tujuan
penelitian dapat tercapai. Berikut ini
adalah pembahasan tentang perumusan
masalah dan pengujian hipotesis:
Hipotesis 1, Tingkat Literasi Keuangan
terhadap Pola Penggunaan Kartu
Kredit
Pada hipotesis pertama ini akan
dilakukan pengujian pengaruh faktor
literasi keuangan terhadap pola penggunaan kartu kredit pekerja di Banyuwangi.
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 2,
dapat dijelaskan bahwa diperoleh nilai
thitung 0,015 dengan alpha 5 persen dan df =
107 maka dihasilkan ttabel sebesar 1,64.
Sehingga, nilai thitung lebih kecil daripada ttabel (0,015 < 1,64), sedangkan tingkat
signifikansi 0,604 > 0,05. Hasil dari
pengujian pada hipotesis pertama ini
menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1
ditolak, artinya faktor literasi keuangan
tidak berpengaruh positif terhadap pola
penggunaan kartu kredit pekerja di
Banyuwangi secara parsial. Berdasarkan
nilai dari besarnya koefisien determinasi
parsial (r2) yaitu sebesar 0,0025 yang
menunjukkan secara parsial literasi
keuangan memberikan kontribusi sebesar
0,25 persen terhadap pola penggunaan
kartu kredit.
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa literasi keuangan tidak berpengaruh
positif terhadap pola penggunaan kartu
kredit pekerja di Banyuwangi. Literasi
keuangan dalam penelitian ini diartikan
sebagai pengetahuan tentang keuangan
seseorang terkait dengan hal-hal keuangan
yang dapat dijadikan acuan dalam
menggunakan kartu kredit secara tepat.
Sehingga dapat dikatakan apabila seorang
individu memiliki literasi keuangan tinggi
akan lebih cenderung menggunakan kartu
kreditnya dengan baik disesuaikan
kebutuhannya.
Sebaliknya,
literasi
keuangan individu yang rendah akan
cenderung membentuk pola penggunaan
kartu kredit yang buruk.
Hal ini didukung oleh jawaban responden
berdasarkan pada item pertanyaan LK6
yang membahas tentang hal-hal yang tidak
tepat mengenai kartu kredit, hanya sebesar
43,60 persen saja yang menjawab
pertanyaan tersebut dengan benar. Hal ini
mengindikasikan bahwa masih terdapat
masyarakat pengguna kartu kredit yang
belum
memahami
tentang
syarat,
ketentuan, dan hal lainnya yang
berhubungan dengan kartu kredit miliknya,
yang menunjukkan bahwa kepemilikan
atas kartu kredit tidak didasarkan atas
literasinya
namun
didasarkan
atas
keinginannya.
Hasil penelitian ini berbeda dengan
penelitian sebelumnya, yakni penelitian
yang dilakukan oleh Robb (2011) yang
menyatakan bahwa tingkat literasi
keuangan merupakan faktor signifikan
yang menentukan pengambilan keputusan
penggunaan kartu kredit pada mahasiswa.
Mahasiswa dengan skor yang tinggi atas
tingkat literasi keuangannya cenderung
lebih bertanggung jawab atas penggunaan
kartu kreditnya. Adanya perbedaan hasil
penelitian dengan penelitian terdahulu
dimungkinkan karena perbedaan pola
pengukuran variabel yang digunakan,
dimana penelitian ini mengukur tingkat
literasi menggunakan seluruh aspek
keuangan (Chen dan Volpe, 1998)
sedangkan penelitian terdahulu hanya
menggunakan beberapa aspek saja.
Adanya perbedaan hasil penelitian
dimungkinkan juga karena adanya
perbedaan karakteristik responden yang
digunakan. Responden penelitian ini
adalah pekerja, sedangkan responden
penelitian terdahulu adalah mahasiswa.
8
Selain itu, perbedaan hasil
penelitian ini dipengaruhi karena adanya
perbedaan persentase jawaban yang cukup
signifikan yakni dalam nilai literasi
keuangan aspek tabungan dan pinjaman
termasuk dalam kategori tinggi namun
hasil ini berbanding terbalik dengan nilai
literasi keuangan dalam aspek investasi
yang cenderung rendah, dan beberapa poin
pertanyaan yang dijawab secara tidak
sungguh-sungguh.
Sehingga,
secara
keseluruhan variabel literasi keuangan
dalam penelitian ini berpengaruh tidak
signifikan terhadap pola penggunaan kartu
kredit.
Hipotesis 2, Tingkat Pengalaman
Keuangan
Berpengaruh
Positif
terhadap Pola Penggunaan Kartu
Kredit
Pada hipotesis kedua ini akan
dilakukan pengujian pengaruh faktor
pengalaman keuangan terhadap pola
penggunaan kartu kredit pekerja di
Banyuwangi. Berdasarkan pengujian pada
tabel 2, dapat dijelaskan bahwa diperoleh
nilai thitung sebesar 2,343 dengan alpha 5
persen dan df = 107, maka didapat ttabel
sebesar 1,64. Sehingga, nilai thitung lebih
besar daripada ttabel (2,343 > 1,64), dengan
tingkat signifikansi 0,021 < 0,05. Hasil
dari pengujian hipotesis kedua dengan
alpha 5 persen menunjukkan bahwa H0
ditolak H2 diterima, artinya tingkat
pengalaman keuangan berpengaruh positif
signifikan terhadap pola penggunaan kartu
kredit pekerja di Banyuwangi secara
parsial. Berdasarkan nilai dari besarnya
koefisien determinasi parsial (r2) yaitu
sebesar 0,048 yang menunjukkan secara
parsial pengalaman keuangan memberikan
kontribusi sebesar 4,8 persen terhadap pola
penggunaan kartu kreditnya.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap pola
penggunaan kartu kredit. Pada penelitian
ini
pengalaman
keuangan
adalah
pengalaman seseorang yang diukur
melalui kegiatan dalam melakukan
transaksi di bidang keuangan, seperti
saving, kredit, dan investasi. Hasil ini
sama dengan penelitian yang dilakukan
oleh Lusardi dan Tufano (2009), yang
menyebutkan bahwa terdapat pengaruh
positif signifikan antara pengalaman
keuangan dengan pengelolaan kartu kredit
seseorang.
Dalam
penelitian
yang
dilakukan oleh Lusardi dan Tufano (2009)
juga dikemukakan bahwa terdapat dua tipe
individu ditinjau dari hubungan antara
pengalaman keuangan dan penggunaan
kartu kreditnya, yaitu individu yang
pengalaman dalam penggunaan kartu
kreditnya tinggi dan individu yang
pengalaman dalam penggunaan kartu
kreditnya rendah. Pengalaman keuangan
mendorong seseorang untuk dapat
mengelola keuangan dengan baik, dalam
hal penggunaan kartu kredit seseorang
yang memiliki pengalaman keuangan yang
tinggi cenderung lebih dapat bertanggungjawab dalam menggunakan kartu
kreditnya yang disesuaikan dengan
kemampuan keuangan dan kebutuhan
lainnya.
KESIMPULAN, KETERBATASAN
DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisa yang telah
dilaksanakan baik secara deskriptif
maupun statistik, maka dapat ditarik
kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan
hasil uji hipotesis yang telah dilakukan,
yakni (1) tingkat literasi keuangan pekerja
di Banyuwangi termasuk dalam kategori
sedang dengan persentase sebesar 55,85
persen, (2) literasi keuangan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pola
penggunaan kartu kredit pekerja di
Banyuwangi, (3) pengalaman keuangan
berpengaruh
positif
terhadap
pola
penggunaan kartu kredit pekerja di
Banyuwangi.
9
Terdapat
keterbatasan
dalam
penelitian ini, adapun keterbatasan
penelitian berikut ini (1) pengukuran
variabel literasi keuangan yang masih
terlalu umum dan kurang fokus pada pola
penggunaan kartu kredit, sehingga hasil
literasi keuangan cenderung dalam
kategori sedang dan H1 ditolak. (2) Nilai
R2 cenderung rendah yakni sebesar 5
persen yang meng-gambarkan pengaruh
variabel literasi keuangan dan pengalaman
masih terlalu lemah untuk mengukur pola
penggunaan kartu kredit.
Berdasarkan hasil dan keterbatas-an
penelitian, maka terdapat saran untuk
masyarakat Banyuwangi adalah sebaiknya
masyarakat dapat lebih banyak menambah
pengetahu-an melalui media cetak, visual,
ataupun media lainnya. Selain itu, saran
bagi peneliti selanjutnya untuk mendapatkan hasil yang baik, sebaiknya (1) dalam
melakukan peng-ukuran variabel literasi
keuangan
sebaiknya
menggunakan
pertanyaan yang memiliki sifat lebih
khusus dan disesuaikan dengan tujuan
penelitian-nya. (2) Peneliti selanjutnya
sebaiknya
menggunakan
responden
dengan wilayah penelitian yang lebih luas
agar hasilnya lebih dapat menggambarkan
tujuan penelitian. (3) Menambahkan
variabel lain sebagai prediktor pola
penggunaan kartu kredit seperti Locus of
Control, Debt Literacy, dan faktor
demografi.
DAFTAR RUJUKAN
Asmawati.
2015.”Analisis
Yuridis
Penyalahgunaan
Kartu
Kredit
Terhadap Para Pihak Dalam
Perjanjian”.Jurnal Ilmu Hukum .Vol
6. No 1.
Chen, Haiyang dan Volpe, Ronald P.
1998. “An Analysis of Personal
Literacy Among College Students.
Journal of Financial Services
Review”. Vol 7 No 2. Pp : 107-128.
Chien, Yi-Wen and Devany, Sharon. 2001.
“The Effects of Credit Attitude and
Socioeconomic Factors on Credit
Card and Installment Debt”. Journal
of Consumer Affairs. Vol 35. Pp
169-179.
Donald R.Cooper & Pamela S.Schindler.
2006. Bussines Research Methods.
9th
edition.
McGraw-Hill
International Edition.
Durvasula, S and Lysonski, S. 2007.
Money Attitudes, Materialism, and
Achievement
Vanity:
An
Investigation of Young Chinese
Consumers
Perceptions.
International Marketing Conference
on Marketing & Society.
Ingene, C. & Levy, M. 1982. Cash
Discounts to Retail Customers: An
Alternative to Credit Card Sales.
Journal of Marketing, 46. Pp 92103.
Lusardi, A and Mitchell, O. 2007. Baby
Boomer Retirement Security: The
Roles Of Planning, Financial
Literacy, And Housing Wealth.
Journal of Monetary Economics. Vol
54. Pp 205–224.
Lusardi, A. (2008). Household Saving
Behavior: The Role of Financial
Literacy, Information, and Financial
Education
Programs,
National
Bureau
of
Economic
ResearchWorking Paper Series. Pp
1-44.
Lusardi, A and Tufano, P. 2009. “Debt
Literacy, Financial Experiences, and
Overindebtedness.” National Bureau
of Economic Research.
Malhotra, Naresh K. 2009. Riset
Pemasaran Pendekatan Terapan.
Edisi Keempat. Indeks. Jakarta
Susnaningsih Muat, Desrir Miftah, dan
Hesty Wulandari. 2013. “Analisis
10
Tingkat Literasi Keuangan dan
Dampaknya Terhadap Keputusan
Pinjaman
Pribadi”.
Journal
Economics and Business, 3. Pp: 465478.
Norma Yulianti
2013.”Sikap
dan Perilaku
Keluarga di
Business and
57-68.
dan Meliza Silvy.
Pengelola Keuangan
Perencanaan Investasi
Surabaya”.Journal of
Banking, Vol.3 (1). Pp
Rivai, Veithzal, Andria P. Veithzal., dan
Ferry N. Idroes. 2007. Bank and
Financial Institution Management.
PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Robb, Cliff A. 2011.“Financial Knowledge
and Credit Card Behaviour College
Students. Journal of Family and
Economic Issues.32 (April). Pp 690698
Rohrke, A, & Robinson, L. 2000. Guide to
Financial
Literacy
Resources.
Journal of Financial Literacy.
Hotpascaman Simbolon. 2009. “Hubungan
Antara Perilaku Konsumtif dengan
Konformitas pada Remaja”. Skripsi
Sarjana Tak Diterbitkan, Universitas
Sumatera Utara.
Sayono, J.A. 2009. Analisis faktor-faktor
yang mem-pengaruhi kepemilikan,
penggunaan,
pemba-yaran
dan
peluang terjadinya gagal bayar
dalam bisnis Kartu Kredit, Jurnal
Ekonomi dan Bisnis. Vol 3 No1. Pp:
61-80.
Uma
Sri Hermawati. 2013.”Pengaruh Gender,
Tingkat Pendidikan Dan Usia
Terhadap Kesadaran Berasuransi
pada Masyarakat Indonesia”.Jurnal
Asuransi
dan
Manajemen
Resiko.Vol.1 No.1 (Februari).ISSN
2337-5507.
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
.2008.Metode PenelitianKuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Bandung
.2013.Metodologi
Penelitian
Manajemen.Bandung : Alfabeta
Suharsimi
Arikunto.
2013.Prosedur
Penelitian:
Suatu
Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumarto, Andi Subroto, dan Adil Arianto.
2011. Penggunaan Kartu Kredit Dan
Perilaku
Kompulsif.
Jurnal
Manajemen Pemasaran, Vol. 6. Hal
1-7
Syarifudin Hidayat. 2002. Metode
Penelitian Bisnis.Edisi Pertama.
Bangung : CV. Mandar maju.
Uma Sekaran.2006.Metodologi Penelitian
untuk Bisnis. Edisi 4. Buku
1.Jakarta: Salemba Empat.
Sekaran. 2006.
Metodologi
Penelitian untuk Bisnis. Edisi 4 buku
1. Salemba Empat, Jakarta.
Sina, PG 2012, „Motivasi Berprestasi,
Literasi Keuangan Dan Mengelola
Pengeluaran
Rumah‟,
Jurnal
Motivasi
berprestasi,
Literasi
keuangan, Pengeluaran.
11
Download