METODOLOGI PENELITI2lN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini terdiri dari percobaan laboratorium dan percobaan rumah kaca. Percobaan laboratorium dan rumah kaca ini dilakukan di Jurusan Ilmu-ilmu Tanah, Fakultas Pertanian IPB. Untuk penetapan asam-asam organik meracun dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Pangan, Bogor dan laboratorium Kimia Terpadu IPB, Bogor. Penelitian ini dimulai dari bulan Juni 1993 dan berakhir bulan Juni 1995. Desain Penelitian Bentuk Penelitian Bertitik tolak telah dari permasalahan pada tanah gambut yang diungkapkan di muka, maka perlu didesain suatu bentuk penelitian yang dapat memecahkan permasalahan tersebut. Adapun bentuk penelitian yang dilakukan terdiri dari penelitian laboratorium dan penelitian rumah kaca. Penelitian laboratorium merupakan percobaan untuk mempelajari karakteristik tanah gambut dan perilaku asam-asam fenolat dan karboksilat dalam keadaan tergenang sebagai akibat pemberian Na dan unsur mikro terpilih. Pemilihan unsur mikro yang dicobakan didasarkan pada hasil percobaan kurva erapan dengan melihat nilai konstanta yang berkaitan dengan energi ikatan (k) yang besar. Penelitian rumah kaca merupakan percobaan penanaman padi pada tanah gambut yang diberi garam Na dan dan unsur mikro terpilih. Penelitian ini dimaksudkan untuk mem- pelajari pengaruh pemberian Na dan unsur mikro terpilih ter- hadap kandungan asam-asam organik meracun tanah gambut dalam kaitannya dengan peningkatan hasil padi, dicobakan dipilih berdasarkan nilai k Unsur mikro yang dan peranannya dalam mengurangi asam-asam fenolat dan karboksilat yang paling besar. Peranan Na dan unsur mikro terpilih adalah untuk mengurangi kandungan asam-asam fenolat dan karboksilat melalui pembentukan kompleks organo-kation. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang permasalahan tanah gambut dan pemecahannya dapat dilihat pada Gambar 11. Adapun tahap-tahap penelitian yang dilakukan disajikan pada Gambar 12. Pengambilan Contoh Tanah Contoh tanah gambut yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari daerah transmigrasi pasang surut Air Sugihan antara Jalur 14 dan 15 di desa Margorukun, Kecamatan (Perwakilan) Muara Padang, Kabupaten Musi Selatan (Gambar 13). Banyuasin, Sumatera Untuk keperluan percobaan laboratorium dan rumah kaca, tanah diambil dari berbagai tingkat dekomposisi tanah gambut yaitu fibrik, hemik saprik (dekat Jalur 14). (dekat Jalur 15) dan Kondisi tanah gambut tersebut dijaga supaya tidak terjadi perubahan kadar air yang relatif besar. Untuk penetapan bobot isi digunakan ring sample kecil pada masing-masing tingkat dekomposisi. Tanah gambut I v w Fibrik Hemik Saprik I i Produksi asam-asam organik I - Non-fitotoksik Fitotoksik - - Natrium dan unsur mikro v Kompleks organo-kation - Fitotoksik rendah Pertumbuhan dan produksi naik Gambar 11. Bagan alir pernasalahan tanah gambut dan pemecahannya. I '7 I-l Ihmah Kaca Contoh Tanah Gambut + 4 ~ p l l l Penggenangan Penggenangan Natrium dan unsur nikro Cu I ( Gambar 12. Pengaratan pertunbuhan dan produksi tanaman padi I Bagan alir tahap-tahap penelitian. Penetapan kadar hara W, P, K, dan Cu dalaa Metode Penelitian Secara keseluruhan penelitian terdiri utama yaitu: (1) percobaan perilaku asam-asam organik dari 3 kegiatan pendahuluan, (2) penelitian meracun, dan (3) percobaan pengaruh garam Na dan unsur mikro terpilih terhadap hasil. Percobaan pendahuluan terdiri dari 4 kegiatan yaitu: (a) analisis tanah, (b) percobaan kurva erapan, (c) percobaan kultur larutan, dan (d) percobaan penetapan dosis Na dan unsur mikro terpilih. Analisis tanah terdiri dari analisis pendahuluan yang dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kesuburan tanah dan analisis asam-asam organik meracun untuk mengetahui jenis dan kandungan asam-asam tersebut. Percobaan kurva erapan bertu- juan untuk menentukan unsur mikro mana yang dipilih sebagai perlakuan pada penelitian perilaku asam-asam organik meracun berdasarkan besarnya nilai k. Percobaan kultur larutan di- maksudkan untuk menentukan kadar dan urutan tingkat meracun asam-asam karboksilat dan fenolat pada media air yang diberi asam-asam murni tersebut. Percobaan penetapan dosis Na dan unsur mikro terpilih merupakan percobaan pendahuluan dengan menggunakan tanaman yang bertujuan untuk melihat respon tanaman akibat pemberian Na dan unsur mikro terpilih serta untuk menentukan dosis Na dan unsur mikro terpilih pada titik pusat Central Composite Rotatable Design (CCRD). perilaku asam-asam organik meracun bertujuan Penelitian mempelajari jenis, kandungan, dan perilaku asam-asam organik tersebut dalam keadaan tergenang akibat pemberian Na dan dua unsur mikro terpilih. Selain itu untuk menentukan satu unsur mikro yang akan dipilih sebagai perlakuan dalam percobaan di rumah kaca didasarkan pada reaktivitas unsur tersebut dalam bersenyawa dengan asam-asam tersebut. Percobaan pengaruh garam Na dan unsur mikro terpilih terhadap hasil padi dengan CCRD bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemberian Na dan unsur mikro terpilih terhadap kandungan asam-asam organik tanah gambut dalam kaitannya dengan peningkatan hasil padi. Percobaan Pendahuluan Analisis tanah. Analisis tanah pendahuluan dilakukan pada masing-masing tingkat dekomposisi tanah gambut terhadap pH (HZO), pH (KCl), kadar abu, C-organik, N-total, P-total, K-total, kapasitas tukar kation (KTK), kejenuhan basa (KB), lignin, selulosa, dan protein. Metode analisis tanah penda- huluan disajikan pada Tabel 15. Analisis inkubasi tanah yang digenangi adalah asam-asam karboksilat (asam asetat, asam butirat, asam propionat, asam suksinat) dan asam-asam fenolat (asam ferulat, asam vanilat, asam p-hidroksibenzoat, asam p-kumarat) yang dilakukan setiap 2 minggu sekali. Penetapan jenis asam-asam tersebut berda- sarkan bahwa asam-asam tersebut merupakan senyawa utama yang dihasilkan selama terjadinya proses organik. Untuk analisis asam-asam dekomposisi bahan organik tersebut pada Tabel 15. No. Metode analisis sifat kimia tanah gambut. Sifat tanah Metode pH H20 (1 : 5) Elektroda gelas C-organik Pengabuan kering N-total Kjeldahl P-total Pengabuan kering Ca-total Pengabuan kering Mg-total Pengabuan kering K-total Pengabuan kering Na-total Pengabuan kering Cu-total Pengabuan kering Zn-total Pengabuan kering Mn-total Pengabuan kering KTK 1 Asam-asam fenolat Ekstraksi air dan metanol Asam-asam karboksilat Ekstraksi air Lignin van Shoest 16. Selulosa van Shoest 17. Protein Mikro Kjeldahl 18. Kadar abu Pengabuan kering N NH40Ac pH 7.0 & 4 . 0 dasarnya menggunakan metode seperti yang digunakan oleh Tsutsuki dan Ponnamoperuma (1987). Analisis kadar asam-asam fenolat dan karboksilat menggunakan ekstraksi dengan air, yang tujuannya adalah untuk mengukur kadar asam-asam organik tersebut yang bebas dalam tanah (Whitehead et aZ., 1981 daZam Hartley dan Whitehead, 1985). Hasil ekstraksi tersebut diasamkan dengan 2 M HC1 sampai pH di bawah 2.5 dengan tujuan agar asam-asam organik tersebut tidak mudah terurai. yang telah diasamkan diukur dengan HPLC Ekstrak (High Performance Liquid Chromatography) Waters Division Millipore. Percobaan kurva erapan. dahulu dilakukan penetapan lama dalam larutan dilakukan percobaan Sebelum percobaan ini terlebih pendahuluan yaitu percobaan inkubasi untuk mencapai titik keseimbangan tanah yang diberi kation. Dalam percobaan ini pemberian garam Na dengan takaran 62.5 dan 500 pg/g gambut setara kering mutlak sedangkan unsur mikro (Cu, Zn, Mn) dengan takaran 125 dan 1000 pg/g gambut setara kering mutlak. Selanjutnya diinkubasi selama 1, 2, 3, 4, 6, dan 8 hari, di mana setiap 10 jam dilakukan pengocokan selama 1 jam. Dari percobaan ini diperoleh lama inkubasi untuk menca- pai titik keseimbangan suatu kation dalam larutan tanah. Sedangkan percobaan kedua merupakan percobaan untuk membuat kurva erapan. Percobaan kurva erapan ini dilakukan dengan menambahkan berbagai taraf takaran Cu, Zn, Mn, dan Na, dari konsentrasi rendah sampai tinggi yaitu 0, 100, 200, 300, 400, 500, 600, 700, 800, 900, dan 1000 pg/g gambut setara kering mutlak pada tanah gambut dari berbagai tingkat dekomposisi (fibrik, hemik dan saprik). Pada prinsipnya kurva erapan untuk masing- masing unsur ditetapkan berdasarkan prosedur dari Fox dan Kamprath (1971) yang dimodifikasi oleh Widjaja-Adhi et al., (1990) dengan prosedur sebagai berikut: (1) ke dalam tabung plastik ukuran 90 ml dimasukkan sejumlah tanah setara dengan 3 ml kering mutlak, (2) kemudian ditambahkan 15 ml larutan 0.02 M CaC12 sebagai pengatur kekuatan ion (ionic strength) dan 10 ml larutan kation masing-masing Cu, Zn, Mn, dan Na yang diberikan secara terpisah, (3) setelah itu ditambahkan sejumlah air destilata sehingga larutan termasuk yang berasal dari tanah menjadi kemudian ditutup kocok, 30 ml, plastik, (5) setiap hari (4) selanjutnya seluruh tabung dan ditempatkan seluruh tabung di atas dikocok dua mesin kali masing-masing 1 jam dengan selang waktu siang hari selama 10 jam, (6) pada hari ketiga (yaitu setelah pengocokan keenam), seluruh kemudian tabung disaring dengan kertas saring Whatman No. 42, ditetapkan kadarnya dengan Absorbtion Atomic Spectrophotometer (AAS). Perhitungan erapan maksimum ditetapkan dengan metode Langmuir (Syers, Browman, Smillie dan Corey, 1973): Persamaan ini dapat diubah menjadi bentuk linier : dimana : x/m = jumlah kation terjerap per satuan bobot k = konstanta yang berkaitan dengan energi ikatan = erapan maksimum b = kadar kation dalam keseimbangan c Dengan menghubungkan c/(x/m) sebagai sumbu y dan c sebagai sumbu x akan diperoleh nilai k (intersep) dan b (gradien). Erapan maksimum merupakan resiprokal dari nilai gradien l/b. Analisis erapan yang didasarkan kepada metode Langmuir diuraikan sebagai berikut : a. hitunglah nilai c, yaitu kadar kation dalam keseimbangan ( pg/ml) b. hitunglah x/m tanah (~g/g)- c. hitung nilai c/(x/m). d. sebarkan c/(x/m) e. dari sebaran ini akan digambarkan jumlah tapak jerapan dan batasi tapak yang diperoleh. f. buat regresi linier pada tiap tapak dan hitung serta harus menggambarkan kecocokan yang tinggi. Jika tidak sebaran titik harus dibatasi kembali sampai diperoleh kecocokan. g. dari grafik linier yang diperoleh, hitung erapan maksimum kation, Bila erapan lebih dari satu tapak, maka penjenuhan kation seluruhnya merupakan penjumlahan masing-masing tapak. h. jumlah tapak dapat ditetapkan dengan membandingkan nilaiApabila nilai k dan b masing-masing garis regresi. perbedaan yang diperoleh sangat kecil, maka tapak yang diperoleh sebenarnya hanya satu. Pada keadaan demikian, maka analisis diulang lagi menjadi analisis satu tapak. Kurva mana yang yaitu jumlah kation terjerap tiap gram sebagai sumbu Y dan c sebagai sumbu X. erapan ini dapat berguna untuk menentukan kation dipilih sebagai perlakuan percobaan laboratorium tentang perilaku asam-asam organik meracun, unsur mikro Dari ketiga (Cu, Zn, dan Mn) dipilih dua unsur mikro yang mempunyai nilai k yang relatif tinggi dengan bahan gambut. Pertimbangan penggunaan Na berdasarkan persediaannya yang banyak dan harga murah serta khusus untuk daerah pasang surut terdapat banyak dalam air pasang laut. Dari percobaan kurva ini diperoleh hasil bahwa unsur mikro yang terpilih untuk penelitian perilaku asam-asam organik meracun adalah Cu dan Zn. Untuk percobaan penetapan dosis Na dan unsur mikro terpilih dan percobaan pengaruh Na dan unsur mikro terpilih adalah Cu. Percobaan kultur lamtan. Percobaan ini dilakukan di rumah kaca dengan botol plastik yang diisi dengan air bebas ion dan ditambahkan asam-asam fenolat murni. karboksilat dan asam-asam Takaran percobaan dengan asam-asam karbok- silat (asam asetat, butirat, propionat, suksinat) adalah 0, 25, 50, 75, 100, 125, 150, 175, 200, 300, dan 400 pg/ml. Sedangkan takaran pada percobaan dengan asam-asam fenolat (asam p-hidroksibenzoat, p-kumarat, ferulat, vanilat, sinapat, dan siringat) adalah 0, 0.78, 1.56, 3.12, 6.25, 12.5, 25, 50, 100, dan 200 pg/ml. Untuk memenuhi kebutuhan hara makro dan mikro diberikan melalui daun dengan pupuk daun dengan takaran 1 g/l. Percobaan ini dimaksudkan untuk menen- tukan batas meracun asam-asam organik tersebut pada media air dan urutan tingkat meracun dari asam-asam organik tersebut. Percobaan penetapan dosis Na dan unsur mikro terpilih. Berdasarkan hasil penelitian perilaku asam-asam organik meracun dalam tanah gambut diperoleh bahwa pemberian Cu dapat mengurangi kandungan asam-asam fenolat dan karboksilat lebih besar daripada Zn (Tabel Lampiran 5 dan 6). Dengan demikian Cu dipilih sebagai perlakuan bersama garam NaCl baik pada percobaan ini maupun percobaan pengaruh garam Na dan unsur mikro terpilih terhadap hasil padi dengan menggunakan rancangan CCRD. Percobaan ini dilakukan di rumah kaca yang terdiri dari 5 taraf takaran garam Natrium dan 5 taraf takaran unsur mikro Cu yaitu 0, 50, 100, 150, dan 200 mg/kg tanah gambut setara kering mutlak dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Percobaan rumah kaca ini terdiri dari dua seri perco- baan yaitu: (1) satu seri percobaan untuk menetapkan kadar hara tanaman (N, P, K, Cu yang lainnya untuk ), dan ( 2) satu seri percobaan pengamatan pertumbuhan dan produksi tanaman padi. Percobaan vegetatif dilakukan dengan menggunakan pot-pot plastik (ember plastik) berdiameter 18 cm, sedang untuk percobaan reproduktif dengan ember plastik berdiameter 30 cm. Untuk percobaan vegetatif setiap pot diisi tanah gambut (fibrik, hemik, dan saprik) dengan kadar air yang dipertahankan seperti keadaan lapangan berturut-turut sebanyak 450, 500, dan 650 gram tanah gambut setara kering mutlak. Untuk percobaan reproduktif berturut-turut adalah 1500, 1600, dan 2000 gram tanah gambut setara kering mutlak. Garam NaCl dan unsur mikro Cu diberikan sebelum penggenangan. penggenangan tanah gambut adalah 2 cm. Tinggi Setelah penggenangan selama 4 minggu dilakukan pemupukan dasar N, P, B, dan Mo dengan takaran 300 kg N/ha, 200 kg P/ha, 7.5 kg H3B03/ha, dan 7.5 kg NH4-Molibdat/ha (asumsi berat tanah 1 ha adalah 200.000 kg dengan BV 0.1 g/cm3) (Driessen, 1978) dengan cara diaduk merata dengan tanah. Pemupukan urea diberikan dalam tiga tahap yaitu tahap pertama diberikan pada sehari sebelum tanam, tahap kedua diberikan pada saat umur 30 hari dan tahap ketiga pada saat pertumbuhan vegetatif maksimum, masing- masing sebanyak 1/3 bagian. sebelum tanam. Pupuk TSP diberikan satu hari Unsur mikro (Mn dan Zn) dan unsur makro (K, Ca, dan Mg) diberikan melalui daun masing-masing sebanyak 0.05 pg/ml dan 0.25 pg/l. Tiap pot hari. ditanami dengan 3 bibit padi IR-64 berumur 21 Penyemprotan dilakukan dengan Thiodan 60 EC dan Dithane M-35 setiap 1 minggu sekali guna mencegah kerusakan tanaman padi oleh hama dan penyakit. Panen pertama pada percobaan vegetatif dilakukan pada saat umur 6 minggu (awal pembentukan primordia bunga) untuk dltentukan nya. Sebelumnya ditetapkan bobot sukkan ke dalam oven pada suhu 70 Panen kedua hara- keringnya dengan dima- OC selama 24 jam. pada seri percobaan pada saat umur 16 minggu. kadar reproduksi dilakukan Kemudian dilakukan penimbangan bobot hasil gabah total, bobot jerami, bobot akar. Penetap- an bobot kering bagian-bagian tanaman seperti di atas. ~enelitianPerilaku Asam-asam 0rganik Meracun Dari percobaan kurva erapan diperoleh hasil bahwa nilai k (konstanta yang berkaitan dengan energi ikatan) unsur mikro Cu > Zn > Mn. Nilai rata-rata konstanta energi ikatan Cu, Zn dan Mn berturut- turut adalah 0.387, 0.045, dan 0.025 ml/pg. Berdasarkan nilai k tersebut, unsur Cu dan Zn dipilih untuk percobaan laboratorium ini. Percobaan ini terdiri dari 8 perlakuan dengan tiga tingkat dekomposisi tanah gambut (fibrik, hemik dan saprik). Adapun perlakuan tersebut adalah kontrol, +Cut +Zn, +Na, +CuNa, +CuZn, +ZnNa, dan minggu. Takaran Cu yang +CuZnNa yang digenangi selama 12 diberikan adalah 50 mg/kg tanah setara kering mutlak (Didi dan Widjaja-Adhi, 1987). takaran Zn adalah 50 mg/kg (Ishaque, 1982). 250 mg NaCl/kg Suhardjo, 1976). nangi. tanah Untuk setara kering mutlak Sedangkan takaran Na yang diberikan adalah tanah setara kering mutlak (Driessen dan Perlakuan diberikan sebelum tanah dige- Tanah yang digunakan untuk percobaan ini adalah 7.5 g tanah gambut setara kering mutlak. Untuk menyesuaikan kon- disi anaerob maka pemberian air bebas ion ke dalam tanah perbandingannya adalah 1 : 20 (tanah : air). Setiap periode 2 minggu sekali dilakukan analisis terhadap asam-asam karboksilat dan asam-asam fenolat seperti yang telah disebutkan di atas pada berbagai tingkat dekomposisi tanah gambut. pertama-tama Adapun cara penetapan asam-asam tersebut, tanah beserta air yang ada dalam tabung plastik tersebut dikocok selama 1 jam, kemudian disentrifus dengan kecepatan 2500 rpm selama 15 menit dan disaring dengan kertas saring Whatman No. 42. Hasil saringan ini disentrifus lagi dengan kecepatan 10.000 rpm selama 15 menit dan kemudian disaring dengan kertas saring Whatman No. 42. Untuk dapat diinjeksikan ke HPLC maka filtrat tersebut harus disaring dengan kertas millipore. Sedangkan untuk mencegah terjadinya perubahan atau degradasi asam-asam organik maka hasil saringan tersebut disimpan dalam lemari pendingin. Untuk penguku- ran dengan HPLC, hasil ekstraksi diencerkan dengan metanol yang perbandingannya 3 : 7 kemudian diambil sebanyak (metanol : larutan ekstraktan), 10 p1 dengan menggunakan alat injeksi (syringe) dan diinjeksikan ke HPLC. Pelarut dalam fase bergerak adalah metanol dan air bebas ion dengan perbandingan 3 : 7. Percobaan Pengaruh Garam Na dan Unsur nikro Terpilih terhadap Hasil Padi Rancangan percobaan yang digunakan adalah Central Cornposite Rotatable Design rumah kaca yang (CCRD). Percobaan ini dilakukan di terdiri dari 5 taraf takaran garam Natrium yaitu 0, 29.28, 100, 170.72, dan 200 mg/kg setara kering mutlak dan saprik. tanah gambut untuk taraf dekomposisi fibrik, hemik, Untuk unsur mikro Cu terdiri dari 5 taraf taka- ran yaitu 0, 43.92, 150, 256.08, dan 300 mg/kg tanah gambut setara kering mutlak untuk taraf dekomposisi fibrik dan hemik. Sedangkan takaran untuk gambut dengan taraf dekompo- sisi saprik yaitu 0, 58.56, 200, 341.44, dan 400 mg/kg tanah gambut setara kering mutlak. Penetapan takaran pada percobaan ini berdasarkan hasil percobaan rumah kaca dengan RAK, di mana untuk garam NaCl diperoleh hasil tertinggi pada takaran 100 mg/kg tanah gambut setara kering mutlak untuk ketiga taraf dekomposisi gambut. Untuk unsur mikro Cu diperoleh hasil tertinggi pada takaran 150 mg/kg tanah gambut setara kering mutlak untuk taraf dekomposisi fibrik dan hemik. Untuk gambut saprik diperoleh hasil tertinggi pada takaran 200 mg/kg tanah gambut setara kering mutlak. Dalam pelaksanaan percobaan rumah kaca dengan RAK dan CCRD pada prinsipnya adalah sama, hanya dibedakan takaran garam NaCl dan unsur mikro Cu serta kombinasi perlakuannya. Analisis Data Rancangan Acak Kelompok (RAK) Dalam percobaan rumah kaca untuk menetapan dosis Na dan Cu rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial 5 x 5 dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah takaran garam Natrium dan faktor kedua adalah takaran unsur mikro Cu. Sebagai kelompoknya adalah 3 tingkat dekomposisi bahan tanah gambut. Model statistik yang diguna- kan adalah sebagai berikut: di mana : i = 1, 2, 3. Keterangan: Yijk = nilai pengamatan yang mendapat perlakuan garam Na (G) ke-j, unsur mikro (L) ke-kt dan kelompok ke-i U = nilai tengah pengamatan I% = pengaruh kelompok ke-i = pengaruh perlakuan garam Na ke-j = pengaruh perlakuan unsur mikro Cu ke-k Gj Lk GLjk = pengaruh interaksi antara perlakuan garam Na ke-j dan perlakuan unsur mikro Cu ke-k. Eijk = galat percobaan. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang dicobakan maka dilakukan analisis ragam pada taraf u ji 1 % dan 5 %. melihat perbedaan antar perlakuan digunakan uji Untuk wilayah berganda Duncan (Steel dan Torrie, 1981). Central Composite Rotatable Design (CCRD) Dalam percobaan pengaruh garam Na dan Cu terhadap hasil padi dengan Central Composite Rotatable Design (CCRD) terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah takaran garam Natrium (NaC1) sebanyak 5 taraf. Faktor kedua adalah takaran unsur mikro terpilih (Cu) sebanyak 5 taraf. Gambaran geometrik dari rancangan tersebut ditunjukkan pada Gambar 14. Banyak- nya kombinasi perlakuan adalah 13, yang terdiri dari: (1) 4 titik dari 22 faktorial, yang merupakan titik sudut dari bujur sangkar, (2) 4 titik tambahan yang ditambahkan untuk membentuk suatu central composite design dengan a = J 2 , (3) 5 titik pusat. dan Penetapan titik pusat didasarkan pada hasil percobaan rumah kaca dengan RAK. Adapun rancangan percobaan secara lengkap disajikan pada Tabel 16. . Untuk melihat perubahan respon dengan faktor perlakuan dilakukan analisis regresi permukaan respon. Adapun model persamaan permukaan respon adalah: dimana Y adalah hasil, Na adalah takaran garam NaCl yang diberikan (mg/kg), M adalah takaran logam mikro yang diberikan (mg/kg) , dan bo, bl , b2, bll , b22, b12 adalah koef isien fungsi perxnukaan respon (Heady dan Dillon, 1961). H (O,J2) --. .\ -c---- / . 0 / /- \ / '\ ,'- I / / .' C(1,l) \ \ \ / / \ \ \ \ \ I \ \ I I E(- JZ.0) I I \ I I I ~(JZ,O) IJK LM \ \ \ \ \ \ '\\ A(-1,-1) / \ '\ .\ J -'c-~_,-,- G / / / / / I I I Na / D(l,-l) /A' (0,- J2) Cu-b Gambar 14. Geometrika rancangan percobaan . Tabel 16. Rancangan percobaan pemberian garam NaCl dan unsur mikro Cu dengan Central Composite R o t a table Design (CCRD) . Takaran pupuk Nilai notasi Per lakuan Na Cu (mg/kg tanah BKM) I 100.00 150.00 200.00 0 0 J 100.00 150.00 200.00 0 0 K 100.00 150.00 200.00 0 0 L 100.00 150.00 200.00 0 0 100.00 150.00 200.00 0 0 M - Keterangan: F = Fibrik, H = Hemik, S=Saprik