BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada jaman kolonial penjajahan, Indonesia terkenal karena kesuburan
tanahnya, sehingga berbagai jenis pangan dan rempah dapat dihasilkan sebagai
budidaya utama untuk dikirim ke negeri asalnya yaitu Belanda. Kesuburan tanah
di Indonesia ini mayoritas disebabkan oleh karena tanahnya sering mengalami
pergantian kontur. Pergantian kontur ini disebabkan oleh adanya aktivitas
vulkanik yang tinggi dari gunung-gunung berapi yang ada di Indonesia.
Indonesia memiliki banyak gunung berapi, dimana hampir di setiap pulau
besar yang tersebar di Indonesia terdapat gunung berapi (lihat Gambar 1.1).
Gambar 1.1. Jumlah dan Penyebaran Gunung Berapi Aktif di Indonesia
(sumber: www.2bp.blogspot.com/gunung-Map_volcanoes.gif)
Dari Gambar 1.1 di atas, didapatkan penjelasan sebagai berikut:
a. Jumlah gunung api aktif
: 129
b. Jumlah gunung api yang meletus 400 th terakhir : 70
c. Luas daerah yang terancam
: 16.670 km²
d. Perkiraan jumlah jiwa yang terancam
: 5.000.000 orang
e. Penyebaran Gunung Berapi di Indonesia :
1. P. Sumatera
: 30
2. P. Jawa
: 35
3. P. Bali & Nusa Tenggara
: 30
4. Kep. Maluku
: 16
5. P. Sulawesi
: 18
1 Dari sekian banyak gunung berapi yang terdapat di Indonesia, Gunung
Merapi yang terdapat di Pulau Jawa, merupakan gunung berapi paling aktif dan
terkenal karena letusannya. Gunung Merapi ini terdapat di sebelah utara
Yogyakarta dan terletak di perbatasan antara DIY dan Jawa Tengah. Ketinggian
puncak Gunung Merapi berada pada elevasi sekitar 2968 m di atas permukaan
laut.
Apabila dilihat dari tipe letusannya, Gunung Merapi merupakan gunung
yang bertipe eruption, dimana massa lava yang disemburkan dari letusan dapat
mencapai jutaan meter kubik keluar dari bagian atas gunung yang mengalir
menutupi sisi bawah dan meluncur ke bawah lereng yang terdiri dari luluran
vulkanik panas dan gas dengan suhu 900o C – 1200o C. Bahkan terkadang sering
disertai dengan turunnya awan panas (wedhus gembel) yang kecepatannya bisa
mencapai 120 km/jam.
Aktivitas vulkanik harian adalah terbentuknya kubah lava yang sulit untuk
diperhitungkan jumlah dan aktivitasnya. Pada Juli 1998 terjadi letusan yang cukup
besar dan menyebabkan terjadinya endapan awan panas yang berada di hulu
sungai Kali Senowo, Kali Lamat, Kali Blongkeng dan Kali Pakis. Selain itu pada
pertengahan tahun 2006 Gunung Merapi mengeluarkan lahar dan endapan awan
panas, dimana lahar dinginnya sebagian besar mengalir ke Kali Gendol.
Berdasarkan perkiraan dari Badan Meteorologi dan Geofisika yang menyebutkan
bahwa daerah sekitar Gunung Merapi merupakan daerah yang terkena pengaruh la
nina sehingga diperkirakan akan mengalami curah hujan yang cukup tinggi.
Dengan kondisi tersebut maka endapan awan panas sangat berpotensi untuk
bergerak ke bawah secara tiba-tiba dengan terbawa air hujan dan mengalir melalui
sungai-sungai sampai ke hilir. Hal ini jika tidak diantisipasi dengan benar dapat
menimbulkan bencana yang dapat membahayakan kehidupan manusia di
sekitarnya dan dapat merusak fasilitas di sekitar Gunung Merapi.
Erupsi terakhir adalah erupsi yang terjadi pada Tanggal 15 November
2010. Erupsi ini berpengaruh langsung pada 12 Sungai Besar yang berhulu di
Gunung Merapi, dimana sungai tersebut terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Bagian Selatan terdiri dari Sungai Woro, Sungai Gendol, Sungai Opak,
Sungai Kuning.
2 2. Bagian Barat terdiri Sungai Krasak, Sungai Lamat, Sungai Putih, Sungai
Pabelan, Sungai Senowo, Sungai Trising dan Sungai Apu
Erupsi Gunung Merapi pada Tahun 2010 mengakibatkan banyak warga
mengungsi. Peta sebaran jumlah pengungsi ditunjukkan pada Gambar 1.2. Erupsi
yang terjadi pada tahun 2010 yang lalu memberikan dampak positif dan negatif
bagi masyarakat sekitar, di antaranya adalah:
1. Dampak Positif
a. Menambah kesuburan kawasan sekitar Merapi
b. Dapat dijadikan objek wisata
c. Hasil erupsi (pasir) dapat dijadikan mata pencaharian sebagai
penambangan pasir dan karya seni dari endapan lava yang telah
dingin.
d. Aktivitas Gunung Merapi dapat menghasilkan Geothermal atau panas
bumi yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari.
e. Membangkitkan industri semen dan industri yang berkaitan dengan
infrastruktur yang bisa bangkit.
2. Dampak Negatif
a. Merusak permukiman warga sekitar bencana
b. Menyebabkan kerusakan hutan rakyat
c. Menyebabkan gagal panen karena rusaknya perkebunan & pertanian
d. Rusaknya infrastruktur
e. Terhentinya aktifitas mata pencaharian warga sekitar bencana
f. Pemerintah harus mengeluarkan biaya yang tidak terduga untuk
memperbaiki infrastruktur yang rusak.
g. Terhentinya industri pariwisata di sekitar Gunung Merapi (misalnya :
Malioboro dan Candi Borobudur)
h. Bandar Udara tidak dapat beroperasi atau tidak dapat melakukan
penerbangan karena debu vulkanik dikhawatirkan dapat merusak dan
menyebabkan mesin pesawat mati.
(Sumber : BPBD Kab. Sleman. 2010)
3 4 Gambar 1.2. Peta Sebaran Jumlah Pengungsi Akibat
Banjir Lahar Dingin Gunung Merapi
Dari sekian banyak dampak negatif yang terjadi akibat erupsi Gunung
Merapi, secara otomatis menyebabkan masyarakat sekitar harus meninggalkan
lahan pertanian serta ternak. Sedangkan dampak paling merugikan yang harus
juga diperhatikan adalah adanya korban jiwa. Ketika erupsi terjadi, banyak sekali
korban jiwa yang jatuh. Hal ini disebabkan karena ada yang terlambat untuk
mengevakuasi diri ataupun tidak tahu dengan keadaan Gunung Merapi
Setelah rangkaian letusan dan Gunung Merapi telah dalam status siaga,
ternyata masih ada lagi bahaya yang mengancam yaitu banjir lahar dingin.
Kondisi lereng Gunung Merapi yang relatif “gundul” akibat terbakarnya
pepohonan karena awan panas mengakibatkan air hujan yang turun di lereng
Gunung Merapi tidak ditahan oleh akar-akar pohon yang tumbuh di lereng
Gunung Merapi tersebut.
Akibat dari tidak adanya pohon yang menahan aliran air hujan yang
mengalir di lereng Gunung Merapi tersebut, maka air hujan mengalir dengan
sangat deras dan cepat serta membawa material-material yang dimuntahkan oleh
Gunung Merapi tanpa halangan yang berarti. Aliran air ini membawa material
melewati semua sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Material yang terbawa
oleh arus air ini kemudian secara langsung melakukan pendangkalan sungai yang
akan sangat berbahaya bila dilewati material ini lagi secara berkelanjutan. Untuk
itu perlu diteliti karakteristik hujan yang berpengaruh pada terjadinya banjir lahar
dingin.
1.2 Rumusan Masalah
1. Seberapa besar kedalaman hujan yang terjadi di lereng atau puncak Gunung
Merapi yang mempengaruhi kejadian banjir lahar dingin?
2. Karakteristik hujan yang seperti apakah yang berpengaruh terhadap terjadinya
banjir lahar dingin?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menentukan berapa kedalaman hujan yang terjadi di puncak atau lereng
Gunung Merapi yang mempengaruhi kejadian banjir lahar dingin.
5 2. Mengetahui karakteristik hujan yang menjadi penyebab terjadinya banjir lahar
dingin.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Mengetahui berbagai karakteristik hujan penyebab banjir lahar dingin.
2. Sebagai peringatan dini terjadinya banjir lahar dingin.
6 
Download