Volume : 1 No: 1 ISSN : 2548-3137 e-ISSN : 2548

advertisement
Volume : 1 No: 1
ISSN
: 2548-3137
e-ISSN : 2548-3145
ii
Volume 1 Nomor 1 tahun 2016
ISSN : 2548-3137
e-ISSN : 2548-3145
REDAKSI
JURNAL PUSDIKLAT PERDAGANGAN
Jaringan Informasi Diklat dan Kebijakan Perdagangan
Diterbitkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perdagangan,
Kementerian Perdagangan RI dua kali setahun.
Penanggung Jawab :
R. Sapuratwi, S.Sos, M.Si
Pemimpin Redaksi :
Drs. M.Hadi Adji Susanto, MM
Editor :
Sunang Kori, SE, MM
Mitra Bestari :
Dr. Parluhutan Tado Sianturi, SE
Dr. Teja Primawati Utami, S.TP, MM
Dr. Miftah Farid, S.Tp, MSE
Dr. Azis Muslim, ST, MSE
Dudi Adi Firmansyah, Ph.d
Dr. Sukoco, S.Tp, MSE
Dr. Wahyu Widji Pamungkas, S.KOM, MM
Design Grafis :
Nasrudin
Fotografer :
Suaip Rizal, ST
Penerbit :
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perdagangan
Alamat :
Gedung Pusdiklat Perdagangan, Jalan Abdul Wahab No. 8, Cinangka,
Sawangan, Depok, Jawa Barat
Telp/fax : 021-7422570, e-mail : [email protected]
ii
Volume 1 Nomor 1 tahun 2016
ISSN : 2548-3137
e-ISSN : 2548-3145
PENGANTAR REDAKSI
Jurnal Pusdiklat Perdagangan merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perdagangan, Kementerian Perdagangan. Maksud
dan tujuan diterbitkannya Jurnal Pusdiklat Perdagangan adalah sebagai sarana
pertukaran ilmu pengetahuan dan informasi yang berkaitan dengan pendidikan dan
pelatihan aparatur dan non aparatur, keilmuan di bidang perdagangan dan kebijakan di
sektor perdagangan. Jurnal ini diharapkan dapat menumbuhkan kreativitas dan
pertukaran gagasan para widyaiswara, peneliti, akademisi dan pemangku kebijakan
sektor perdagangan. Jurnal Pusdiklat Perdagangan berisi pokok-pokok permasalahan
baik dalam pengembangan kerangka teoritis, implementasi maupun pengembangan
sistem pendidikan dan pelatihan perdagangan serta pengkajian kebijakan di sektor
perdagangan secara keseluruhan. Dalam Vol. 1 No.1, Desember 2016 Jurnal
Cendekia Niaga memuat 14 tulisan ilmiah. Diharapkan setiap naskah yang diterbitkan
didalam jurnal ini memberikan kontribusi yang nyata bagi peningkatan sumberdaya
penelitian didalam bidang ilmu pendidikan dan perdagangan.
Tim redaksi membuka pintu lebih lanjut untuk masukan baik kritik, saran dan
pembahasan. Semoga jurnal Pusdiklat Perdagangan dapat bermanfaat bagi kita
semua
Selamat menyimak dan semoga bermanfaat.
Salam redaksi
iii
Volume 1 Nomor 1 tahun 2016
ISSN : 2548-3137
e-ISSN : 2548-3145
DAFTAR ISI
PERAN PUSAT LOGISTIK
MENURUNKAN DWELLING
INDONESIA
Aviv Haryana
BERIKAT (PLB) DALAM
TIME DI PELABUHAN
1-10
PENGARUH FAKTOR MOTIVASI KERJA TERHADAP
KINERJA KARYAWAN PT. SURABAYA AUTOCOMP
INDONESIA MOJOKERTO
Budi Mulyadi Muslim
11-20
DAMPAK KERJASAMA EKONOMI DAN PERDAGANGAN
INDONESIA-YORDANIA DALAM KERANGKA ASEAN
JORDAN FREE TRADE AREA (FTA)
Dian Dwi Laksani
21-27
PENERAPAN MARKETING PUBLIC RELATIONS PADA
PERTUMBUHAN INDUSTRI FARMASI
Dwi Putri Destiani
28-34
ANALISIS EKSPORT
MAKROEKONOMI
Edy Purwoto
INDIKATOR
35-47
ANALISIS KETERBUKAAN DAN DAYA SAING UNTUK
MENINGKATKAN
PERTUMBUHAN
INVESTASI
DI
INDONESIA
Ilham Winoto
48-57
ANALISIS FAKTOR PENINGKATAN NILAI EKSPOR
INDONESIA UNTUK PRODUK BERBASIS DESIGN
Noto Yuhartono
58-68
PENTINGNYA KEBERADAAN PASAR FISIK KOMODITI
UNTUK PENGEMBANGAN PERDAGANGAN BERJANGKA
DI INDONESIA
Nurlisa Arfani
69-82
IMPORT
SEBAGAI
iv
Volume 1 Nomor 1 tahun 2016
ISSN : 2548-3137
e-ISSN : 2548-3145
DAFTAR ISI
DESAIN STRATEGIS UNTUK MENINGKATKAN DAYA
SAING INDONESIA DALAM KOMPETISI PASAR
GLOBAL
83-103
Azman Ridha
VIDEO PRODUCTION
AS
A LEARNING TOOL TO
INCREASE
TRAINING
PARTICIPANTS’
LEARNING
MOTIVATION IN ACHIEVING LEARNING GOAL
Ratnaningsih Hidayati
104-113
MENGUKUR KESIAPAN PEMBELAJARAN DIGITAL PADA
INSTITUSI PEMERINTAHAN
Reni Sri Marliani
114-124
POTENSI PASAR INTERNASIONAL DALAM INDUSTRI
PRODUK BERBASIS DESAIN: DAMPAK DARI FAKTOR
PERMINTAAN DAN GAYA HIDUP MASYARAKAT
Teguh Sayekti
125-138
DAMPAK KEBIJAKAN UU NOMOR 5 TAHUN 2014
TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PPC DI ERA
PASAR BEBAS
Sang Saniaka Tajul Fitri
139-147
PENGGUNAAN INTERNET OF THINGS (IOT) DAN
TEKNOLOGI RFID DALAM MENINGKATKAN VISIBILITAS
MANAJEMEN RANTAI PASOKAN
148-164
Victor Tulus Pangapoi Sidabutar
v
Jurnal Cendekia Niaga, Vol. 1 No. 1, DESEMBER 2016 : 48-57
KETERBUKAAN DAN DAYA SAING UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN
INVESTASI DI INDONESIA
Ilham Winoto
Bank Indonesia Jakarta
Abstract
Maintaining investment has become main concern for Indonesian government. However,
determining the investment rate needs to understand the variables impacting the investment
rate. The purpose of this study was to determine the effect of investment in Indonesia which
measured by the Gross Domestic Product variable, degree of openness, Foreign Investment,
Investment Affairs, rates, number of workers, number of production and government policy.
The research method is quantitative research featuring the OLS regression in the E-views
software. The results showed that based on the results of OLS regression analysis, there was a
significant relationship between GDP, degree of openness, Foreign Investment, total
employment, and government policies on the investment whereas exchange rates and
domestic product were insignificant. It is suggested that the government can maintain stability
of the foreign exchange rate against the rupiah through selective allocation of domestic
investment. Priority is given to programs that bring productive and vital effect.
Keywords: Gross Domestic Product, openness level, Foreign Direct Investment, Exchange
Rate, Total employment, total production and government policies
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh investasi di Indonesia yang di ukur
dengan variable Pendapatan Domestik Bruto, Derajat tingkat keterbukaan Indonesia, Investasi
Penanaman Modal Asing, Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri, Kurs, Jumlah tenaga
kerja, jumlah produksi dan kebijakan pemerintah. Metode penelitian adalah penelitian kuantitatif
regresi OLS dengan menggunakan software Eviews. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
berdasarkan hasil regresi OLS pada hasil analisis disimpulkan terdapat hubungan yang
signifikan antara variable Pendapatan Domestik Bruto, Derajat tingkat keterbukaan Indonesia,
Investasi Penanaman Modal Asing, Jumlah tenaga kerja , dan kebijakan pemerintah terhadap
nilai investasi, sedangkan untuk variable Kurs dan Product terbukti tidak signifikan. Hal ini
dibuktikan dari nilai probabilitas variabel yang lebih besar dari taraf signifikansi 5% ataupun
10%.Saran dalam penelitian ini adalah diharapkan pemerintah dapat menjaga kestabilan kurs
dollar AS terhadap rupiah, Diharapkan pemerintah dapat lebih selektif dalam pengalokasian
PMDN. Prioritas diberikan untuk program-program yang produktif dan vital.
Kata kunci :Pendapatan Domestik Bruto, Derajat tingkat keterbukaan Indonesia, Investasi
Penanaman Modal Asing, Kurs, Jumlah tenaga kerja, jumlah produksi dan kebijakan
pemerintah
Pendahuluan
internal Indonesia antara lain adalah
rendahnya pemahaman masyarakat
terhadap AEC, ketidaksiapan daerah
menghadapi AEC, tingkat pembangunan
daerah yang masih sangat bervariasi
dan kondisi SDM dan ketenagakerjaan
Indonesia (Soesastro, 2004).
Dalam
menghadapi
implementasi AEC 2015, Indonesia
masih menghadapi beberapa tantangan
baik
eksternal
maupun
internal.
Tantangan eksternal yang dihadapi
antara lain adalah tingkat persaingan
perdagangan yang semakin ketat,
semakin besarnya defisit
neraca
perdagangan Indonesia dengan negara
ASEAN
lainnya,
dan
bagaimana
Indonesia dapat meningkatkan daya
tarik investasi. Sementara itu, tantangan
Disamping tantangan yang ada,
Indonesia tetap memiliki peluang besar
untuk dapat mengambil manfaat dari
implementasi MEA bagi kesejahteraan
masyarakat Indonesia.Sampai saat ini,
Indonesia
masih
menjadi
tujuan
48
Keterbukn dan Daya Saing untuk...,Ilham Winoto
investasi pemodal dalam negeri ataupun
luar negeri. Tingginya investasi tersebut
telah mendorong pertumbuhan ekonomi
yang relatif tinggi dibandingkan dengan
negara-negara ASEAN lainnya.
ekonomi modern, keterbukaan ekonomi
diyakini dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi suatu negara (Al Arif, et al.,
2006).
Potensi lain yang dimiliki oleh
Indonesia adalah jumlah penduduk.
Jumlah penduduk Indonesia yang besar
ini (bonus demografi) dapat menjadi
kunci sukses bagi peningkatan daya
saing Indonesia. Dengan dukungan
peningkatan
pendidikan
dan
ketrampilan, maka produktivitas tenaga
kerja akan meningkat. Peningkatan
produktivitas tenaga kerja ini pada
akhirnya mendorong peningkatan daya
saing nasional.
Menurut
proyeksi
OECD,
kawasan ASEAN dalam kurun waktu
2012-2016 akan menjadi kawasan yang
dinamis dengan rata-rata pertumbuhan
sebesar 5,6% - sedikit di bawah ratarata pertumbuhan pra krisis 2008
sebesar 6,1%. Kawasan ASEAN
menjadi salah satu kawasan yang
pertama pulih dari imbas krisis
2008.Prospek ekonomi ASEAN yang
cerah ditambah tingkat suku bunga yang
relatif tinggi sejalan dengan tren
peningkatan arus modal portofolio ke
pasar modal negara-negara ASEAN.
Salah satu faktor sektoral yang
menentukan dalam hal ini adalah tingkat
keterbukaan dan daya saing pasar
modal dari suatu Negara (Setiawan,
2012).
Menurut
Grossman
dan
Helpman
(1991)
pengaruh
dari
keterbukaan
ekonomi
terhadap
pertumbuhan ekonomi tergantung dari
sempurna atau tidaknya pengaruh
eksternalitas
.
Eksternalitas
pengetahuan yang dimaksud adalah
keuntungan yang diperoleh negaranegara berkembang atas sejumlah
barang dan jasa yang diimpor dari
negara-negara maju. Levine dan Renelt
(1992) menunjukkan bahwa pengaruh
dari keterbukaan perdagangan pada
pertumbuhan
ekonomi
tidak
jelas.Mereka
menjelaskan
bahwa
keterbukaan perdagangan mendorong
Foreign Direct Invesment atau investasi
asing langsung meningkat karena
adanya tindakan pengurangan tarif.
Keterbukaan ekonomi adalah
faktor penting yang berkontribusi pada
pertumbuhan
di
negara-negara
maju.Keterbukaan
ekonomi
dapat
memberikan peluang pada setiap
negara untuk mengekspor barang yang
faktor
produksinya
menggunakan
sumber daya berlimpah dan mengimpor
barang yang faktor produksinya langka
atau mahal jika diproduksi di dalam
negeri.Menurut
teori
pertumbuhan
Gambar 1. Investasi asing langsung Miliar USD dan persen dari PDB
Sumber: Bank Indonesia.
49
Jurnal Cendekia Niaga, Vol. 1 No. 1, DESEMBER 2016 : 48-57
Namun, keterbukaan ekonomi di
Indonesia bertolak belakang dengan
pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat
dilihat dari data tingkat keterbukaan dan
data PDB negara-negara anggota
ASEAN. Jika dilihat dari gambar 2 ,
tingkat keterbukaan Indonesia tergolong
rendah diantara negara-negara anggota
ASEAN lainnya. Tetapi jika dilihat dari
data PDB di bawah ini terlihat bahwa
PDB Indonesia paling tinggi dari pada
PDB negara-negara anggota ASEAN
lainnya.
Sumber : IMF, PDB negara anggota ASEAN, 2015
Gambar 2. PDB Negara Anggota ASEAN Tahun 2009-2013
LANDASAN TEORI
Negara
yang
memiliki
perekonomian terbuka tidak hanya akan
Pengertian Daya saing
memperoleh aliran modal dari luar
negeri tetapi juga akan masuk dalam
Daya saing suatu negara selalu
pasar dunia sehingga harus melakukan
menjadi
bahan pembicaraan yang
ekspor impor. Ekspor maupun impor
menarik,
baik
di ekonomi, politik, sosial,
merupakan faktor
penting
dalam
maupun teknologi.Daya saing suatu
merangsang pertumbuhan ekonomi
negara dianggap sebagai salah satu
suatu negara.Dengan adanya ekspor,
sumber dari ketahanan suatu negara
negara dapat menjalankan usaha
menghadapi segala rintangan dalam
pembangunan mereka melalui promosi
membangun
peradaban
serta penguatan sektor-sektor ekonomi
bangsa.Peradaban
yang
hanya
bisa
yang
mengandung
keunggulan
dibangun melalui kekuatan ekonomi,
komparatif.Ekspor juga dapat membantu
politik, dan budaya yang unggul.Dengan
semua negara dalam mengambil
daya saing yang tinggi, perekonomian
keuntungan dari skala ekonomi yang
dapat
menjaga
pertumbuhan
mereka miliki.
ekonominya dan mulai membangun
kehidupan negara yang teratur dan saat
Tujuan penelitian
itu pembangunan peradaban dimulai
Tujuan penelitian ini adalah untuk
(Tylor, 1887).
mengetahui
pengaruh
Pendapatan
Sementara itu untuk analisis daya
Domestik
Bruto,
Derajat
tingkat
saing
sektor pasar modal digunakan
keterbukaan
Indonesia,
Investasi
metode komparatif kuantitatif beberapa
Penanaman Modal Asing, Kurs , Jumlah
indikator, yang dipilih berdasarkan
tenaga kerja , jumlah produksi dan
relevansi dan ketersediaan data.
kebijakan pemerintah terhadap nilai
Indikator-indikator tersebut adalah (1)
investasi di Indonesia.
turnover velocity dan stock market
turnover; (2) stock traded to GDP; (3)
50
Analisis Faktor-Faktor yang..., Edy Purwoto
jumlah perusahaan tercatat; (4) indeks
bursa; (5) nilai kapitalisasi pasar; dan (6)
kapitalisasi pasar terhadap GDP.
orientasi pertumbuhan perekonomian
daerah
5.
Mempertahankan standar
hidup yang tinggi mengharuskan
integrasi dengan ekonomi internasional
(Daryanto,2004).
Keterbukaan Ekonomi
Menurut Nopirin (1999: 239)
keterbukaan
ekonomi
melalui
perdagangan internasional dapat dilihat
dari dua komponen yaitu ekspor dan
impor.Ekspor
diartikan
sebagai
pengiriman dan penjualan barangbarang yang diproduksi di dalam negeri
ke luar negeri. Pengiriman ini akan
menimbulkan aliran pendapatan yang
masuk ke sektor perusahaan. Ekspor
merupakan injeksi ke dalam aliran
pendapatan sama seperti investasi.
Sedangkan
impor
merupakan
kebocoran dari pendapatan karena
menimbulkan aliran modal ke luar
negeri. Oleh karena itu pendapatan
yang ditimbulkan dari proses produksi
dapat digunakan untuk membeli barang
dan jasa dalam negeri (C). Atau keluar
dari
aliran
pendapatan
sebagai
tabungan (S) atau pembelian barang
dari luar negeri (M). Ekspor neto (X-M)
adalah jembatan yang menghubungkan
antara pendapatan nasional dengan
transaksi internasional.
Menurut Grossman dan Helpman
(1991) pengaruh dari keterbukaan
ekonomi
terhadap
pertumbuhan
ekonomi tergantung dari sempurna atau
tidaknya
pengaruh
eksternalitas
pengetahuan.
Eksternalitas
pengetahuan yang dimaksud adalah
keuntungan yang diperoleh negaranegara berkembang atas sejumlah
barang dan jasa yang diimpor dari
negara-negara maju.Barang dan jasa
impor tersebut mengandung teknologi
modern. Negara-negara berkembang
dapat mempelajari teknologi modern
tersebut untuk meningkatkan efisiensi
yang akhirnya dapat meningkatkan
produksi.
Penanaman modal asing
Penanaman modal asing (PMA)
atau Foreign direct investment (FDI)
lebih banyak mempunyai kelebihan.
Selain sifatnya yang permanen/jangka
panjang, penanaman modal asing
memberi andil dalam alih teknologi, alih
keterampilan manajemen dan membuka
lapangan kerja baru. Lapangan kerja ini
penting diperhatikan, mengingat bahwa
masalah menyediakan lapangan kerja
merupakan masalah yang cukup
memusingkan pemerintah.
Keterbukaan merupakan ukuran
seberapa jauh perekonomian suatu
daerah berhubungan dengan daerah
lain yang tercermin dari perdagangan
daerah tersebut dengan daerah lain
dalam
cakupan
nasional
dan
internasional, indikator ini menentukan
daya saing melalui prinsip-prinsip
sebagai berikut:
Vernon
(1966)
menjelaskan
penanaman modal asing dengan model
yang disebut Model Siklus Produk
(Pandji Anoraga, 1995: 53). Dalam
model ini, introduksi dan pengembangan
produk baru di pasar mengikuti tiga
tahap.Pendorong
untuk
mengembangkan produk baru diberikan
oleh kebutuhan dan peluang pasar.
1.
Keberhasilan
suatu
daerah
dalam
perdagangan
internasional merefleksikan daya saing
perekonomian daerah tersebut.
2.
Keterbukaan
suatu
daerah baik dalam perdagangan
domestik
maupun
internasional
meningkatkan kinerja perekonomiannya.
3.
Investasi
internasional
mengalokasikan sumber daya secara
lebih efisien ke seluruh penjuru dunia.
4.
Daya saing yang di
dorong oleh ekspor terkait dengan
51
Jurnal Cendekia Niaga, Vol. 1 No. 1, DESEMBER 2016 : 48-57
Kurs
sistem kurs yang dianut oleh suatu
negara.
Mankiw
(2003:
123-125)
menyebutkan bahwa kurs/nilai tukar
(exchange rate) antara dua negara
adalah tingkat harga yang disepakati
penduduk kedua negara untuk saling
melakukan perdagangan.
METODE PENELITIAN
Metode
pendekatan
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif, karena informasi
atau data diwujudkan dalam bentuk
angka dan dianalisis berdasarkan
analisis statistik.Metode penelitian ini
menggunakan metode penelitian uji
stasioner,
uji
integrasi
dan
uji
kointegrasi. Penelitian ini menggunakan
data time series untuk 1 negara yaitu
Indonesia selama periode 2008 sampai
2015.
Kurs (exchange rate) adalah harga
sebuah mata uang dari suatu negara
yang diukur atau dinyatakan dalam mata
uang lainnya. Kurs memainkan peranan
penting dalam keputusan-keputusan
pembelanjaan,
karena
kurs
memungkinkan kita menerjemahkan
harga-harga dari berbagai negara
kedalam satu bahasa yang sama.
Metode regresi yang digunakan
yaitu OLS (Ordinary Least Square).
Model OLS sesuai dengan penelitian ini
karena penelitian ini menganalisis
pengaruh satu arah dari tiga variabel
bebas
(PDB,
derajat
tingkat
keterbukaan, PMA, PMDN, kurs, jumlah
tenaga kerja, produksi dan kebijakan
pemerintah) terhadap satu variabel
terikat (pertumbuhan investasi).
Secara sederhana kurs atau nilai
tukar didefinisikan sebagai harga mata
uang suatu negara terhadap mata uang
negara lain (Pilbeam, 2006). Sedangkan
definisi lainnya mengartikan kurs adalah
harga sebuah mata uang dari suatu
negara yang diukur atau dinyatakan
dalam mata uang lain. Pergerakan kurs
di pasar dapat dipengaruhi oleh faktor
fundamental tercermin dari variabelvariabel
ekonomi
makro,
seperti
pertumbuhan ekonomi, laju inflasi,
perkembangan ekspor impor (Krugman,
2000).
Teknik
analisis data dalam
penelitian ini menggunakan regresi linier
berganda (Multiple Regression Model)
untuk mengetahui pengaruh variabel
bebas
terhadap
variabel
terikat.Penelitian
ini
menggunakan
analisis regresi linier berganda karena
melibatkan dua atau lebih variabel
bebas.
Samuelson (1995) mendefinisikan
kurs sebagai “The price of one unit
foreign is currency in term of domestic
currency is determined, and the price is
called the foreign exchange rates”.
Sedangkan
menurut
Sawaldjo
Puspopranoto (2004:212) definisi kurs
adalah harga dimana mata uang suatu
negara dipertukarkan dengan mata
uang negara lain disebut nilai tukar
(kurs).
Invest = βo + β1 PDBt-1 + β2
OPENt + β3 PMAt + β4 PMDNt + β5
KURSt + β6 TENAGA KERJAt + β7
Produksit+ β8 Kebijakan + ut
Sumber : (Vijil, et al.,2011;
Salvatore, 1996; Chang dan Mendy,
2012)
Pentingnya peranan kurs mata
uang baik bagi negara maju maupun
negara
sedang
berkembang,
mendorong
dilakukannya
berbagai
upaya untuk menjaga posisi kurs mata
uang suatu negara berada dalam
keadaan yang relatif stabil.Stabilitas
kurs mata uang juga dipengaruhi oleh
Keterangan:
PDBt-1
:
Pendapatan
Domestik Bruto Indonesia pada tahun t
ut
52
:
Konstanta
Analisis Faktor-Faktor yang..., Edy Purwoto
OPEN
: Derajat tingkat
keterbukaan Indonesia pada tahun ke t
jangka pendek dengan ECM dapat
dilakukan dengan cara melakukan
regresi menggunakan variabel-variabel
yang telah stasioner ditambah varians
residual tahun sebelumnya yang disebut
sebagai ECT (Error Correction Term).
Jika variabel stasioner pada derajat
pertama maka regresi dilakukan dengan
menggunakan variabel yang sudah
diturunkan satu kali.Dan jika variabel
stasioner pada derajat kedua maka
regresi dilakukan dengan menggunakan
variabel yang sudah diturunkan dua
kali.Dalam penelitian ini berdasarkan uji
derajat integrasi didapatkan bahwa
semua variabel penelitian stasioner
pada derajat integrasi kedua. Hasil
estimasi pengujian dengan regresi OLS
dapat dilihat pada table 1.
PMAt
:
Investasi
Penanaman Modal Asing pada tahun ke
t
PMDNt : Investasi Penanaman
Modal Dalam Negeri pada tahun ke t
KURSt
: Kurs terhadap
dollar AS terhadap rupiah pada tahun ke
t.
Tekert
: Jumlah tenaga
kerja yang bekerja disemua sektor di
Indonesia pada tahun ke t
Produksit
tahun ke t
: jumlah produksi
Kebijakan
pemerintah
:
ut
kebijakan
Berdasarkan hasil regresi OLS
pada tabel diatas disimpulkan bahwa
dari 8 variabel bebas yang peneliti
gunakan terdapat 2 variabel bebas yang
tidak signifikan mempengaruhi variabel
terikat secara parsial. Variabel bebas
yang tidak signifikan mempengaruhi nilai
investasi yaitu Kurs dan Product. Hal ini
dibuktikan dari nilai probabilitas variabel
yang lebih besar dari taraf signifikansi
5% ataupun 10%.
: error term
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini menggunakan
Metode
analisis
Ordinary
Least
Square(OLS).Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah nilai Investasi di
Indonesia,sedangkan variabel terikat
dalam penelitian ini adalah PDBt-1 ,
tingkat keterbukaan, PMA, PMDN, kurs,
tenaga kerja, produksi dan kebijakan
dalam jangka panjang.Analisis OLS
diproses dalam bantuan software EViews. Hasil analisis OLS dapat dilihat
pada Tabel 1
Nilai
R-Squared
0,85925
menunjukkan
bahwa
85,92
%
peningkatan investasi dapat dijelaskan
oleh variabel independennya yaitu
PDBt-1, tingkat keterbukaan, PMA,
PMDN, kurs, tenaga kerja, produksi dan
kebijakan
dalam jangka panjang.
Sedangkan sisanya sebesar 0,14%
dijelaskan oleh variabel lain di luar
persamaan. Nilai probabilitas F-Statistik
0,00000 kurang dari taraf signifikansi
5%
menunjukkan
bahwa
secara
bersama-sama terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel bebas secara
keseluruhan yang terdiri dari PDBt-1 ,
tingkat keterbukaan, PMA, PMDN kurs ,
tenaga kerja, produksi dan kebijakan
dalam jangka panjang. Nilai DurbinWatson sebesar 3,25618 menunjukkan
pada model diduga mengandung
autokorelasi karena nilai Durbin-Watson
lebih
dari
+2.
Apabila variabel terikat dan
variabel bebas saling berkointegrasi
maka terdapat hubungan keseimbangan
jangka panjang diantara kedua variabel.
Namun,
mungkin
saja
terdapat
ketidakseimbangan
antara
variabel
terikat dengan variabel bebas pada
jangka
pendek.Berdasarkan
teori
Granger Representation Theorem, jika
variabel saling berkointegrasi pada
jangka panjang maka bentuk model
yang
sesuai
untuk
mengetahui
hubungan jangka pendeknya adalah
model
koreksi
kesalahan
Error
Correction
Model(ECM).
Estimasi
53
Jurnal Cendekia Niaga, Vol. 1 No. 1, DESEMBER 2016 : 48-57
Table 1 Hasil Estimasi Regresi
Variable
C
Coefficien
t
-2142265
PDBt-1
1.092563
Open
PMA
PMDN
3637,673
0.938763
-1.05407
KURS
0,462716
Std.Error tstatistic
401642,4 3,056258
0.046280 23.18311
6
4372,527 1,827829
1,928474 0,382373
0.273452 3,054676
0,172634 2,638270
2
22,07420 2,784193
0,007014 2,938100
15,90560 2,708319
Tenker
0,145804
produt
0,014981
kebij
0,304823
R-Squared
Prob (F-Statistic)
Durbin-Watson
Stat
Sumber : hasil uji eviews (2016)
Prob.
0,0351
0.0000
0,0273
0,0434
0,0002
0,1104
0,0060
0,1434
0,0019
0,85925
0,00000
3,25618
PDBt-1 berpengaruh secara signifikan
terhadap nilai investasi di Indonesia
dalam jangka panjang. Nilai positif dari
PDBt-1
dapat diartikan bahwa jika
PDBt-1 meningkat 1 milyar rupiah maka
akan meningkat sebesar 1,09 milyar
rupiah dengan asumsi faktor lainnya
tetap. Hal ini dikarenakan dalam
menentukan PDB pada tahun tertentu
sangat dipengaruhi oleh PDB pada
tahun sebelumnya.
Setelah
melakukan
estimasi
jangka panjang atau regresi OLS pada
variabel bebas terhadap variabel terikat
maka langkah kedua uji kointegrasi yaitu
uji stasioneritas pada varians residual
yang didapatkan dari hasil regresi.
Berdasarkan tabel 1 hasil estimasi
dapat dibentuk persamaan regresi
sebagai berikut:
Invest = -2142265 +1.092563
PDBt-1 + 3637,673 Open + 0.938763
PMA -1.05407 PMDN+ 0,462716 Kurs
+ 0,145804 Tenker + 0,014981 produt
+0,304823 kebij +ut
Berdasarkan
hasil
pengujian
regresi dengan menggunakan OLS
diperoleh nilai koefisien regresi parsial
Open sebesar 3637,673 dengan nilai
statistic nilai t-statistik sebesar 1,827829
dan nilai probabilitas sebesar 0,0273.
Dikarenakan nilai probabilitas <0,05
maka dapat disimpulkan bahwa Open
berpengaruh secara signifikan terhadap
nilai investasi di Indonesia dalam jangka
panjang. Berdasarkan hasil pengujian
regresi dengan menggunakan OLS
diperoleh nilai koefisien regresi parsial
PMA sebesar 0.938763 dengan nilai
Pembahasan
Berdasarkan
hasil
pengujian
regresi dengan menggunakan OLS
diperoleh nilai koefisien regresi parsial
PDBt-1 sebesar 1.092563 dengan nilai
statistic
nilai
t-statistik
sebesar
23.18311dan nilai probabilitas sebesar
0,0000. Dikarenakan nilai probabilitas <
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
54
Analisis Faktor-Faktor yang..., Edy Purwoto
statistic
nilai
t-statistik
sebesar
0,382373dan nilai probabilitas sebesar
0,0434. Dikarenakan nilai probabilitas
<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
PMA berpengaruh secara signifikan
terhadap nilai investasi di Indonesia
dalam jangka panjang.
Berdasarkan
hasil
pengujian
regresi dengan menggunakan OLS
diperoleh nilai koefisien regresi parsial
kebij sebesar 0,304823 dengan nilai
statistik
nilai
t-statistik
sebesar
2,708319dan nilai probabilitas sebesar
0,0019. Dikarenakan nilai probabilitas
<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
kebij berpengaruh secara signifikan
terhadap nilai investasi di Indonesia
dalam jangka panjang.
Berdasarkan
hasil
pengujian
regresi dengan menggunakan OLS
diperoleh nilai koefisien regresi parsial
PMDN sebesar 1.05407 dengan nilai
statistik nilai t-statistik sebesar 3,054676dan nilai probabilitas sebesar
0,0002. Dikarenakan nilai probabilitas
<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
PMDN berpengaruh secara signifikan
terhadap nilai investasi di Indonesia
dalam jangka panjang.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil estimasi regresi
OLS pada tabel diatas disimpulkan
bahwa dari 8 variabel bebas yang
peneliti gunakan terdapat 2 variabel
bebas
yang
tidak
signifikan
mempengaruhi variabel terikat secara
parsial. Variabel bebas yang tidak
signifikan mempengaruhi nilai investasi
yaitu Kurs dan Product. Hal ini
dibuktikan dari nilai probabilitas variabel
yang lebih besar dari taraf signifikansi
5% ataupun 10%.
Berdasarkan
hasil
pengujian
regresi dengan menggunakan OLS
diperoleh nilai koefisien regresi parsial
Kurs sebesar 0,462716 dengan nilai
statistik
nilai
t-statistik
sebesar
2,638270dan nilai probabilitas sebesar
0,1104. Dikarenakan nilai probabilitas
>0,10 maka dapat disimpulkan bahwa
Kurs tidak
berpengaruh secara
signifikan terhadap nilai investasi di
Indonesia dalam jangka panjang.
Berdasarkan
hasil
pengujian
regresi dengan menggunakan OLS
diperoleh nilai koefisien regresi parsial
Open berpengaruh secara signifikan
terhadap nilai investasi di Indonesia
dalam jangka panjang.Sedangkan PDB
berpengaruh secara signifikan terhadap
nilai investasi di Indonesia dalam jangka
panjang.
Berdasarkan
hasil
pengujian
regresi dengan menggunakan OLS
diperoleh nilai koefisien regresi parsial
Tenker sebesar 0,145804 dengan nilai
statistik
nilai
t-statistik
sebesar
2,784193dan nilai probabilitas sebesar
0,0060. Dikarenakan nilai probabilitas
<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
Tenker berpengaruh secara signifikan
terhadap nilai investasi di Indonesia
dalam jangka panjang.
Berdasarkan
hasil
pengujian
regresi dengan menggunakan OLS
diperoleh nilai koefisien regresi parsial
PMA berpengaruh secara signifikan
terhadap nilai investasi di Indonesia
dalam jangka panjang. Sedangkan
PMDN berpengaruh secara signifikan
terhadap nilai investasi di Indonesia
dalam jangka panjang.
Berdasarkan
hasil
pengujian
regresi dengan menggunakan OLS
diperoleh nilai koefisien regre siparsial
produt sebesar 0,014981 dengan nilai
statistic nilai t-statistik sebesar 2,938100
dan nilai probabilitas sebesar 0,1434.
Dikarenakan
nilai
probabilitas
>0,10maka dapat disimpulkan bahwa
produt tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap nilai investasi di
Indonesia dalam jangka panjang.
Berdasarkan
hasil
pengujian
regresi dengan menggunakan OLS
diperoleh nilai koefisien regresi parsial
Kurs tidak
berpengaruh secara
55
Jurnal Cendekia Niaga, Vol. 1 No. 1, DESEMBER 2016 : 48-57
signifikan terhadap nilai investasi di
Indonesia dalam jangka panjang.
Berdasarkan
hasil
pengujian
regresi dengan menggunakan OLS
diperoleh nilai koefisien regresi parsial
Tenker berpengaruh secara signifikan
terhadap nilai investasi di Indonesia
dalam jangka panjang.Sedangkan produ
tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap nilai investasi di Indonesia
dalam jangka panjang.
4.
DAFTAR PUSTAKA
Al Arif, M. M., & Tohari, A.
2006.Peranan
Kebijakan
Moneter
Dalam
Menjaga
Stabilitas
Perekonomian
Indonesia
Sebagai
Respon
Terhadap
Fluktuasi
Perekonomian Dunia. Buletin Ekonomi
Moneter dan Perbankan, 9(2), 145-177.
Berdasarkan
hasil
pengujian
regresi dengan menggunakan OLS
diperoleh nilai koefisien regresi parsial
kebij
berpengaruh secara signifikan
terhadap nilai investasi di Indonesia
dalam jangka panjang.
Chang, Ching-Cheng & Mendy, Michael.
2012. Economic Growth and Openness
in Africa: What is the Empirical
Relationship?.Applied
Economics
Letters. 19. 1903-1907.
Berdasarkan
hasil
pengujian
regresi dengan OLS dapat disimpulkan
bahwa kurs tidak berpengaruh secara
signifikan
terhadap
pertumbuhan
ekonomi. Hal ini dikarenakan sebelum
tahun1998 Indonesia menganut sistem
nilai tukar tetap yang menjadikan nilai
tukar tidak sesuai dengan pasar dunia
sehingga mengakibatkan kurs tidak
terlalu
berpengaruh
terhadap
pertumbuhan ekonomi.
Grossman, G. and E. Helpman, 1991,
Innovation and growth in the global
economy (MIT Press,Cambridge, MA)
Grossman, G. M., & Helpman, E. 1991.
Quality ladders in the theory of growth.
The Review of Economic Studies, 58(1),
43-61.
Selain itu besarnya produksi
dalam negeri juga tidak menunjukkan
hubungan yang signifikan dengan nilai
investasi di Indonesia karena di
Indonesia
kebanyakan
hanya
memproduksi bahan mentah saja.
Issue.5emes Journees de Recherches
en Sciences Sociales.Pp1-17.
Krugman, P. R. 2000. The return of
depression economics. WW Norton &
Company.
Saran
1.
2.
3.
Indonesia masih tergantung pada
bahan baku dan barang modal dari
luar negeri.
Diharapkan pemerintah dapat lebih
selektif
dalam
pengalokasian
PMDN. Prioritas diberikan untuk
program-program yang produktif
dan vital.
Levine, R., & Renelt, D. 1992.A
sensitivity analysis of cross-country
growth
regressions.The
American
economic review, 942-963.
Pemerintah perlu menumbuhkan
kesadaran masyarakat terhadap
pentingnya pendidikan sehingga
kualitas tenaga kerja semakin baik.
Dengan semakin baiknya kualitas
tenaga kerja dapat meningkatkan
output dan dapat tercipta inovasiinovasi
baru.
Hal
tersebut
merupakan
faktor
pendorong
pertumbuhan
ekonomi
suatu
negara.
Diharapkan
pemerintah
dapat
menjaga kestabilan kurs dollar AS
terhadap rupiah karena industri
Mankiw,
N
Gregory.
2003.
Makroekonomi, Edisi Kelima, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Mattoo,
A.,
Rathindran,
R.,
&
Subramanian, A. 2006. Measuring
services trade liberalization and its
impact on economic growth: An
illustration.
Journal
of
Economic
Integration,
64-9
56
Jurnal Cendekia Niaga, Vol. 1 No. 1, DESEMBER 2016 : 48-57
Liberalisasi dan Integrasi ASEAN.Policy
Paper Kebijakan Fiskal, 2.
Nopirin. 1992. Ekonomi Moneter. Buku
II.Yogyakarta: BPFE
Pilbeam K., 2006, International Finance,
III ed., MacMillan Business.
Soesastro,
H.
2004.
Kebijakan
persaingan, daya saing, liberalisasi,
globalisasi, regionalisasi dan semua
itu.Economics.
Puspopranoto,
Sawaldjo.,
2004.Keuangan Perbankan dan Pasar
Keuangan: Konsep,Teori, dan Realita.
LP3ES,Jakarta.
Vernon,
R.
1966.
International
investment and international trade in the
product cycle.The quarterly journal of
economics, 190-207.
Salvatore, Dominick. 1997. Ekonomi
Internasional.
Ed.
Ke5.Terjemahan.Jakarta : Erlangga.
Vijil, Mariana. 2011. The Relationship
between
Trade
Openness
and
Economic Growth: Some New Insights
on the Openness Measurement.
Setiawan, S. 2012.Analisis Sektor Pasar
Modal
Indonesia
Menghadapi
57
Download