BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai personal selling telah banyak dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Namun, penelitian tentang personal selling terhadap brand awareness sangat minim untuk didapat. Dari penelitian yang ada dan telah dipelajari, peneliti mengambil tiga penelitian terdahulu yang memiliki ketiga metode maupun objek penelitian yang memiliki kemiripan dengan apa yang diteliti oleh peneliti saat ini. Adapun tiga penelitian terdahulu yang dimaksud adalah sebagai berikut. Penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Ery Novita Handayani dengan judul “Strategi Komunikasi Persuasi Pada Kegiatan Personal Selling Di Pt. Focus Quantum Success Dalam Mempersuasi Klien ”. Penelitian yang mengangkat strategi personal selling ini, peneliti bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi personal selling yang dilakukan oleh Ery Novita Handayani serta latar belakang oleh adanya ketertarikan akan perubahan dimana proses personal selling tidak lagi ditujukan untuk produk maupun korporasi, tetapi juga untuk personal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teori yang digunakan dalam penelitian ini meliputi teori pemenuhan kebutuhan, self disclosure, serta personal selling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Ery Novita Handayani telah melalui beberapa proses dalam strategi personal selling. 12 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 Penelitian kedua, peneliti menggunakan milik dari Sandy Bayu Tristiyanto dengan judul “Strategi Personal Selling Melalui Event Marketing Dalam Membangun Kesadaran Merek”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi personal selling. Pada penelitian ini dirujukan studi kasus pada kegiatan Personal Selling dalam rangka Soft launching Produk Play Media diwilayah Sunter. Menurut peneliti, penelitian ini sangat bagus dan detail. Dalam artian, penulis membahas secara lengkap dan runut dalam melakukan wawancara mendalam dan menggunakan teori perencanaan event dan metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian tersebut dapat memberikan evaluasi terhadap strategi Personal Selling yang dilakukan oleh Sandy Bayu Tristiyanto seperti evaluasi terhadap startegi evaluasi terhadap Personal Selling merupakan strategi yang paling efektif. Dan untuk penelitian ketiga, peneliti menggunakan juga mengacu pada jurnal mengenai komunikasi pemaasaran. Salah satunya adalah jurnal yang berjudul Strategi Personal Selling Melalui Event Dalam Pembentukan Brand Equity oleh Dina dan Agus Purtanto. Jurnal tersebut bertujuan untuk mengetahui pembentukan brand equity Pocari Sweat melalui event Pocari Sweat Futsal Championship 2013 dengan menggunakan teori-teori tentang Personal Selling, perencanaan event, brand equity, brand awareness, brandassociation, dan beberapa teori lainnya serta pendekatan kualitatif sebagai metodologi yang digunakan. Adapun hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa strategi Personal Selling melalui event yang digunakan Pocari Sweat dalam membentuk brand equity terdapat pada strategi media saluran pesan personal atau berinteraksi secara http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 langsung dengan konsumen dan strategi pesan. Hal ini didukung dengan isi acara, dan suasana yang dibangun saat event berlangsung. 2.2 Kajian Teoritis 2.2.1 Personal Selling Komunikasi dan pemasaran sebenarnya sangat menunjang satu sama lain. Pemasaran dengan lingkup yang cukup luas dan dapat digunakan untuk menciptakan, menjaga, dan memberikan kepuasan atas kebutuhan konsumen tentu membutuhkan peran komunikasi yang tidak kecil bahkan dapat dikatakan bahwa pemasaran yang efektif dan efisien tidak dapat tercapai tanpa komunikasi yang juga efektif dan efisien. Personal Selling adalah sarana dimana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung mengenai produk dan merek yang dijual. 10 Personal Selling sendiri berusaha untuk menyampaikan pesan kepada publik mengenai keberadaan produk di pasar, karena itu, Personal Selling memegang peranan yang sangat penting bagi pemasar. Tidak adanya komunikasi dapat menyebabkan konsumen maupun masyarakat secara keseluruhan tidak mengetahui keberadaan produk di pasar. Karena Personal Selling ini memerlukan dana yang sangat besar, maka pemasar harus hati-hati dan penuh perhitungan dalam menyusun rencana Personal Selling. Penentuan siapa saja yang menjadi sasaran komunikasi sangat menentukan keberhasilan komunikasi. Dengan 10 Philip Kotler & Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Erlangga, Jakarta, 2009. Hal. 172 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 penentuan sasaran yang tepat, proses komunikasi akanberjalan efektif dan efisien.11Personal Selling juga memungkinkan perusahaan untuk menghubungkan merek mereka dengan orang, tempat, acara, merek, pengalaman, perasaan, dan hal lainnya. Mereka dapat berkontribusi pada ekuitas merek dengan menanamkan merek dalam ingatan dan menciptakan citra merek serta mendorong penjualan. Hubungan yang dimaksud dapat terlihat dari bagan berikut. Definisi dari Personal Selling dapat mengacu dari Terence A. Shimp yang mendefinisikan bahwa Personal Selling sebagai aspek penting dalam keseluruhan misi pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran. 12 Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya. Personal Selling adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual. Selain itu juga merupakan kegiatan yang membantu dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik. Untuk mendukung definisi tersebut, Terence A. Shimp juga menguraikan bahwa dalam Personal Selling terdapat bentuk-bentuk utama antara lain: 11 Sutisna: Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. 2001 hal 268 12 A, Shimp, Terence, Periklanan Promosi & Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran., Erlangga, Jakarta,2003 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 1. Penjualan Perorangan (Personal Selling) Penjualan perorangan adalah bentuk komunikasi antar individu dimana tenaga penjual menginformasikan, mendidik, dan melakukan persuasi kepada calon pembeli untuk membeli produk atau jasa dari perusahaan tersebut. 2. Iklan (Advertising) Iklan dapat dikategorikan sebagai komunikasi massa karena perusahaan secara simultan berkomunikasi dengan penerima pesan yang beraneka ragam,bukan kepada individu atau kelompok tertentu. 3. Promosi Penjualan (Sales Promotion) Promosi penjualan terdiri dari semua kegiatan pemasaran yang mencoba merangsang terjadinya aksi pembelian suatu produk yang cepat. 4. Pemasaran Sponsorship (Sponsorship Marketing) Pemasaran sponsorship adalah aplikasi dalam mempromosikan perusahaan dan merek mereka dengan mengasosiasikan perusahaan atau salah satu merek dari perusahaan dengan kegiatan tertentu. 5. Publisitas (Publicity) Publisitas biasanya dilakukan dalam bentuk berita atau komentar editorial mengenai produk atau jasa dari perusahaan. 2.3 Personal Selling Terintegrasi Sama halnya seperti pemasaran, Personal Selling juga memiliki bauran, yaitu bauran Personal Selling. Bauran Personal Selling adalah sarana dimana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 yang dijual.13Pada masa lalu, perusahaan sering kali memisahkan baik anggaran maupun tujuan dari pemasaran dan promosi. Hal ini jelas tidak efektif dan cenderung pemasaran yang dilakukan gagal. Hingga pada tahun 1980-an, berbagai perusahaan di negara maju mulai menyadari perlunya upaya untuk mengintegrasikan seluruh instrumen yang dimiliki untuk meningkatkan penjualan. Adrienne Eard Fawcett mengungkapkan, pada saat itu perusahaan-perusahaan mulai bergerak menuju proses yang disebut dengan Personal Selling terpadu atau Integrated Marketing Communication (IMC) dimana merupakan upaya koordinasi dari berbagai elemen promosi dan kegiatan pemasaran lainnya. 14 Kegiatankegiatan dari Personal Selling tersebut mencakup iklan, pemasaran langsung, promosi penjualan, penjualan personal, pemasaran interaktif, dan hubungan masyarakat. Asosiasi Biro Iklan Amerika (American Association of Advertising) juga memiliki definisi tersendiri mengenai Personal Selling terpadu ini. Definisi tersebut adalah: "Suatu konsep perencanaan Personal Selling yang mengakui nilai tambah dari satu rencana komprehensif yang mengevaluasi peran strategis dari berbagai disiplin komunikasi-misalnya, iklan umum, respons langsung, promosi 13 penjualan, dan hubungan masyarakat- Shimp, Terence A. Periklanan dan Promosi.Erlangga.Jakarta : 2003. Fawcett, Adrienne Eard, dalam Morissan, Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu, 14 Kencana, Jakarta, 2010. Hal. 6 http://digilib.mercubuana.ac.id/ dan 18 menggabungkan berbagai disiplin tersebut guna memberikan kejelasan, konsistensi, serta dampak komunikasi yang maksimal.15 Personal Selling selain untuk mengefektifkan fungsi pemasaran dan promosi juga memiliki tujuan untuk mempengaruhi masyarakat dengan elemen promosinya sampai ke tingkat kognisi, affeksi, dan konasi. Elemen promosi yang dimaksud terbagi dua, yang pertama adalah soft sell berupa iklan, hubungan masyarakat, program sosial perusahaan, juga pemasaran interaktif yang bertujuan untuk memengaruhi konsumen ke tingkat kognisi dan affeksi. Kemudian elemen yang kedua adalah hardsell berupa personal selling, pemasaran langsung, promosi penjualan yang bertujuan untuk mempengaruhi konsumen ke tingkat konasi. Bauran Personal Selling terdiri dari delapan model komunikasi utama, yaitu Iklan 1. Iklan adalah struktur informasi dan susunan komunikasi non personal yang dibiayai dan bersifat persuasif dan promosi tentang prooduk, jasa,atau ide oleh sponsor yang teridentifikasi melalui berbagai macam media. 2. Promosi penjualan Promosi penjualan berfungsi untuk mendorong percobaan atau pembelian produk dan jasa dengan berbagai insentif jangka pendek. 15 Schultz, Don E., Integrated Marketing Communications: maybe Definitions is in the Point of View, Marketing news, 1993, dalam Morissan, Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu, Kencana, Jakarta,2010 Hal. 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 3. Acara dan Pengalaman Maksud dari acara dan pengalaman ini adalah kegiatan dan programyang disponsori oleh perusahaan yang dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau interaksi yang berhubungan dengan merek tertentu. 4. Hubungan Masyarakat dan Publisitas Tugas dari hubungan masyarakat atau humas dan publisitas adalahmerancang berbagai program untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk individunya. 5. Pemasaran Langsung Pemasaran langsung biasanya dillakukan secara personal baik tanpa media tambahan ataupun dengan media seperti telepon, email, ataufaksimile dan diharapkan mendapat respon langsung dari konsumen. 6. Pemasaran Interaktif Pemasaran interaktif muncul karena perkembangan teknologi yang juga berimbas ke teknologi komunikasi. Berfungsi untuk merancang kegiatan atau program online dengan melibatkan konsumen baiksecara langsung maupun tidak langsung. 7. Word of Mouth Marketing Berbentuk komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik antar masyarakat yang berhubungan dengan keunggulan menggunakan produk atau jasa. http://digilib.mercubuana.ac.id/ atau pengalaman membeli atau 20 8. Penjualan personal Penjualan personal dapat berbentuk presentasi, tanya jawab, ataupun pengadaan pesanan dengan cara interaksi tatap muka dengan satu atau lebih konsumen. 2.3.1 Strategi Pemasaran Strategi sering kali dikaitkan dengan metode, teknik, dan taktik. Dalam komunikasi, strategi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen (communications management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi.16 Kerangka kerja dalam Personal Selling terpadu mengungkapkan bahwa organisasi dapat dipandang sebagai sistem sosial yang terbuka dan semua komponen-komponen yang ada dalam sistem secara interaktif saling bergantung satu dengan yang lainnya. Modifikasi salah satu bagian dari suatu sistem dan melakukan suatu penyesuaian dibuat oleh semua komponen lain agar mengakomodasi perubahan tersebut. Efek tersebut dapat dilihat dari tingkat makrodan mikro. 17 Dalam mencapai tujuan dari strategi Personal Selling, Morissan mengungkapkan bahwa perusahaan harus dapat memahami peran promosi dalam kegiatannya. Promosi sendiri merupakan koordinasi dari seluruh 16 Effendy, Onong Uchjana, Dimensi-dimensi Komunikasi. Remaja Rosda Karya. Bandung 1993. Hal. 32 17 Chris Fill: Marketing Communication; Framework, Theories and Application. Pretince Hall. 1995. Hal. 18 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 upaya yang dimulaipihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan.18Instrumen dasar untuk mencapai tujuan komunikasi perusahaan disebut sebagai bauran promosi atau promosional mix yang terdiri dari beberapa elemen dimana masing-masing elemen dapat menggunakan berbagai macam bentuk serta juga memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Elemen-elemen inilah yang juga dikemukakan sebagai strategi Personal Selling yang dapat digunakan oleh perusahaan.19 Adapun elemen-elemen tersebut adalah : Iklan, yaitu setiap bentuk komunikasi non personal mengenai suatu 1. organisasi, produk. Jasa, ataupun ide. Pemasaran langsung atau direct marketing, yaitu upaya perusahaan 2. atauorganisasi untuk berkomunikasi secara langsung dengan calon pelanggan sasaran dengan maksud untuk menimbulkan feedback atau bahkan transaksi penjualan. 3. Pemasaran interaktif, merupakan elemen promosi yang muncul karena perkembangan teknologi dengan internet sebagai media utamanya. Dalam pemasaran interaktif ini memungkinkan pengguna melakukan berbagai fungsi seperti menerima dan mengubah informasi, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan juga melakukan pembelian. 18 Ray, Michael L, Advertising and Communication Management, Englewood Cliffs, Prentice Hall, 1982,dalam Morissan, Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu, Kencana, Jakarta, 2010. Hal. 16 19 Philip Kotler . Manajemen Pemasaran. Prenhallindo. Jakarta: 1997. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 4. Promosi penjualan, yaitu kegiatan pemasaran yang memberikan nilai tambah baik bagi tenaga penjualan, distributor, juga konsumen dengan harapan dapat meningkatkan penjualan. 5. Hubungan masyarakat, yang dilakukan ketikan perusahaan merencanakan dan mendistribusikan informasi secara sistematis dalam upaya untuk mengontrol dan mengelola citra serta publisitas yang diterimanya. Penjualan personal atau personal selling. Penjualan personal adalah suatu 6. bentuk komunikasi langsung antara seorang penjual dengan calon pembelinya. Untuk melakukan penekanan dan mengeluarkan hal-hal penting yang bersangkutan kepada Personal Selling yang efektif, maka dapat digunakan Analisis Faktor Kunci. 20 Ada tujuh peran faktor kunci dalam Personal Selling, yaitu strategi pemasaran yang terdiri dari segmentasi pasar, penetapan pasar sasaran, dan penetapan posisi pasar. Peran berikutnya adalah proses informasi konsumen, proses pengambilan keputusan konsumen, stakeholder baik itu stakeholder primer ataupun sekunder, isu intra organisasional, riset pemasaran dan isu lingkungan. Chris Fill mengungkapkan bahwa strategi pemasaran bertindak sebagai tonggak bagi perkembangan Personal Selling yang terencana karena menentukan arah untuk mencapai tujuan-tujuan pemasaran dan mengarahkan para pelaku pemasaran. 20 Chris Fill: Marketing Communication; Framework, Theories and Application. Pretince Hall. 1995 hal 66 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 2.3.2 Strategi Personal Selling Kegiatan personal selling merupakan bagian dari kegiatan promosi yaitu cara untuk memperkenalkan dan menarik minat konsumen terhadap produk yang di tawarkan secara tatap muka. Promosi ini merupakan salah satu variable di dalam marketing mix yang sangat penting untuk dilaksanakan oleh perusahaan dalam menawarkan produknya. Personal selling merupakan alat promosi yang sifatnya secara lisan, baik kepada seseorang maupun lebih calon pembeli dengan maksud untuk menciptakan terjadinya transaksi pembelian yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak, dengan menggunakan manusia sebagai alat promosinya. Komunikasi yang dilakukan kedua belah pihak bersifat interaktif atau komunikasi dua arah sehingga penjual dapat langsung memperoleh tanggapan sebagai umpan balik tentang keinginan dan pendapat komsumen. Penyampaian berita atau proses komunikasi dapat dilakukan dengan sangat fleksibel karena dapat disesuaikan dengan situasi yang ada. Berikut beberapa definisi mengenai Personal Selling: Personal selling is oral communication with potential buyers of a product with the intention of making a sale. The personal selling may focus initially on developing a relationship with the potential buyer, but will always ultimately end with an attempt to “close the sale” Personal selling is one of the oldest forms of promotion. It involves the use of a sales force to support a push strategy (encouraging http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 intermediaries to buy the product) or a pull strategy (where the role of the sales force may be limited to supporting retailers and providing after-sales service). Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya. Personal selling adalah salah satu sarana komunikasi yang membawa pesan sesuai dengan kebutuhan dan keyakinan spesifik dari setiap konsumen adalah penjualan personal/personal selling (Spiro dan Weitz, 1990). Kita dapat menggambarkan personal selling sebagai dyadic communication yang melibatkan 2 orang atau lebih dimana penjual menyajikan informasi-informasi tentang suatu produk secara lansung kepada konsumen (face-to-face) sehingga kita akan mendapatkan efek dan feedback yang secara cepat dapat kita tindak lanjuti. Menurut Kotler (2003) Personal selling adalah seni penjualan yang kuno. Kita dapat menemukan berbagai buku yang membahas tentang personal selling. Walaupun kuno, personal selling adalah alat yang paling efektif dalam proses menghasilkan proses pembelian, terutama dalam membangun preferensi, keyakinan, dan tindakan pembelian. Sales people yang efektif lebih dari sekedar memiliki naluri dalam penjualan, namun mereka dapat dilatih sehingga memiliki kemampuan dalam metodemetode analisis dan manajemen pelanggan. Sales people fokus pada komunikasi http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 interpersonal, memahami kebutuhan dan karakteristik konsumen, membentuk dan menjaga hubungan dengan konsumen, dan unit analisisnya ada pada tim penjualan.21 2.3.2.1 Sifat-sifat Personal Selling Personal selling merupakan salah satu alat promosi yang paling efektif terutama dalam bentuk preferensi, keyakinan dan tindakan pembeli.menurut Philip Kotler (1997 :224) dalam bukunya manajemen pemasaran, personal selling bila di bandingkan dengan periklanan memeiliki tiga sifat khusus, yaitu : A. Konfrontasi Personal (Personal Confrontation) Personal selling mencakup hubungan yang hidup, langsung dan interaktif antara dua orang atau lebih. Masing masing pihak dapat melihat kebutuhan dan karakteristik pihak lain secara lebih dekat dan segera melakukan penyesuaian. B. Pengembangan (cultivation) Personal selling memungkinkan timbulnya berbagai jenis hubungan mulai dari hubungan penjualan sampai dengan hubungan persahabatan. C. Tanggapan (Response) Personal selling membuat pembeli merasa berkewajiban untuk mendengar, memperhatikan dan menanggapi wiraniaga. 21 LinggaPurnama, C. M.. 2002. Strategic Marketing Plan. Penerbit Gramedia: Jakarta, hal. 5556 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 2.3.2.2 Bentuk-bentuk Personal Selling Menurut Djasmin Saladin dan Yevis Merti Oesman (1994 : 195) terdapat tiga bentuk dari personal selling, yaitu: a) Retail Selling Tenaga penjual melakukan penjualan dengan jalan melayani konsumen yang datang ke toko atau perusahaan. b) Field Selling Pimpinan perusahaan yang bertindak sebagai tenaga penjual yang melakukan penjualan. c) Executive Selling Tenaga penjual yang melakukan penjualan di luar perusahaan, yakni dengan mendatangi konsumen ke rumah-rumah perusahaan, kantor-kantor dan lain-lain. Didalam suatu perusahaan bentuk – bentuk personal selling tersebut kadang digunakan secara bersama sama – sama dan kadang hanya menggunakan salah satu bentuk saja. Hal tersebut disesuaikan dengan produk yang ditawarkan, pasar yang dituju, dan kemampuan perusahaan. Tetapi bentuk manapun yang dipilih, perusahaan harus menentukan bentuk yang paling cocok dan efektif dalam mencapai sasaran. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 2.3.2.3 Tugas Personal Selling Menurut Saladin , tugas dari personal selling adalah: A. Mencari calon pembeli (prospekting) Personal selling setuju untuk mencari pelanngan bisnis baru yang kemudian dijadikan sebagai pelanggan bisnis potensial bagi perusahaannnya. B. Komunikasi (communicating) Personal selling memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pelanggan bisnis tentang produk yang jelas dan tepat. C. Penjualan (selling) Personal selling harus tahu seni menjual, mendekati pelanggan bisnis sasaran, mempresentasikan produk, menjawab keberatan-keberatan, menutup penjualan. D. Mengumpulkan Informasi (information gathering) Personal selling melakukan riset pasar sehingga mendapatkan informasi tentang pelanggan bisnis dan keadaan pasar serta membuat laporan kunjungan baik yang akan dilakukan maupun yang telah dilakukan. E. Pelayanan (servising) Personal selling melakukan pelayanan kepada pelanggan bisnis, mengkomunikasikan masalah pelanggan bisnis, memberikan bantuan teknis dan melakukan pengiriman. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 F. Pengalokasian (allocation) Personal selling setuju untuk memutuskan pelanggan bisnis mana yang akan lebih dulu memperoleh produk bila terjadi kekurangan produk pada produsen. Lima Aspek Penting Dalam Personal Selling Terdapat 5 aspek penting dalam personal selling: a) Professionalism (Profesionalisme) Professionalisme seorang sales person dalam bekerja sangatlah diperlukan. Apalagi di era globalisasi dan persaingan seperti sekarang sangat menuntut para sales person untuk bekerja seefektif mungkin dalam seni menjual. Sales people yang baik bukan hanya mereka yang secara pasif hanya menerima pesanan, namun mereka juga diharuskan menjadi pencari pesanan yang aktif. Maksud dari penerima pesanan pasif berasumsi bahwa konsumen adalah mereka yang mengetahui apa yang mereka butuhkan dan membenci upaya persuasi yang dilakukan sales person. Sekarang, banyak perusahaan menginvestasikan dananya secara besar-besaran untuk pembiayaan pelatihan sales personnya. Mereka diberi berbagai macam training untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menjual. Terdapat dua pendekatan pelatihan yang dilakukan untuk mengubah sales person bekerja lebih efektif. Pertama adalah sales-oriented-approach (pendekatan berorientasi penjualan) dengan teknik-teknik khas tekanan tinggi (hing-pressure techniques). Teknik ini berasumsi bahwa konsumen tidak akan melakukan kegiatan pembelian kecuali ia mendapat tekanan, bahwa konsumen akan terpengaruh oleh presentasi sales yang cerduk, dan mereka tidak akan merasa http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 menyesal telah membeli barang tersebut, jikapun menyesal, hal itu tidak akan menjadi masalah. Sedangkan pendekatan yang kedua adalah customer-oriented approach (pendekatan berorientasi pada pelanggan). Pendekatan ini berasumsi bahwa konsumen memiliki kebutuhan penting yang “terpendam” dan sales person harus pintar untuk menggali pemikiran konsumen. Sales person dilatih untuk mendengarkan konsumen dan mengajukan berbagai pertanyaan guna mengindentifikasi kebutuhan yang dimiliki konsumen. Pada akhirnya sales person harus bisa memberikan solusi terbaik berupa produk apa yang cocok untuk menyelesaikan masalah konsumen. Dalam pendekatan ini sales person harus bisa menghargai segala masukan yang membangun dari konsumen. Tidak ada pendekatan yang terbaik dalam segala situasi, tetapi pada umumnya program training salesperson diarahkan pada langkah-langkah utama dalam proses penjualan yang efektif. Berikut merupakan langkah-langkah utama dalam proses penjualan yang efektif: a) Mencari pelanggan dan melakukan kualifikasi : dulu, perusahaan membiarkan sales personnya untuk mencari calon konsumen. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, perusahaan lah sekarang yang mengambil alih untuk mencari dan mengkualifikasi calon konsumen sehingga sales person dapat menggunakan waktu nya untuk melakukan pekerjaanya dengan lebih baik. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 b) Pendekatan pendahuluan : sales person harus mempelajari sebanyak mungkin tentang calon pelanggannya (siapa dan apa yang mereka butuhkan) dan diri sales person itu sendiri. Sales person dapat mencari bahan referensi tentang calon pelanggan untuk merencanakan pendekatan hubungan terbaik yang akan dijalin dengan calon pelanggannya. c) Pendekatan : sales person harus tahu bagaimana cara berkomunikasi dengan calon konsumen dan bagaimana memulai hubungan dengan langkah awal yang terbaik sehingga calon konsumen merasa nyaman ketika sedang bertransaksi. d) Presentasi dan peragaan: bagaimana sales person dapat “menceritakan” tentang produk yang ia tawarkan. Bagaimana tentang fitur dari produk, keuntungan yang dapat diambil dari penggunaan produk, manfaat dari produk, serta nilai (value) yang terdapat pada produk tersebut. e) Mengatasi keberatan: biasanya para pelanggan mengajukan keberatannya selama sales person melakukan presentasi. Sales person yang baik harus dapat mengatasi hal tersebut dengan pendekatan yang positif. Sales person dapat meminta konsumen untuk menjelaskan keberatannya, bertanya kembali kepada konsumen sehingga konsumen dapat menjawab sendiri pertanyaannya, menyanggkal kebenaran dari keberatan tersebut, dan mengubah keberatan menjadi alasan untuk membeli, f) Menutup penjualan: sales person mungkin merasa sulit dan tidak percaya diri untuk melakukan penutupan penjualan. Maka dari itu sales person harus dapat memancing dengan menawarkan pancingan khusus untuk menutup penjualan seperti harga khusus, diskon, bonus, atau pemberian hadiah. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 g) Tindak lanjut dan pemeliharaan : tindak lanjut dilakukan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen dan kelanjutan bisnis dan melakukan pemeliharaan hubungan dengan konsumen. 2. Negotiation (Negosiasi) Negosiasi merupakan salah satu aspek penting dalam penjualan personal. Dalam negosiasi kedua pihak yaitu penjual dan pembeli membuat kesepakatan tentang harga, kuantitas, dan syarat-syarat lainnya. Dalam negosiasi kedua pihak dapat saling tawar-menawar untuk membuat suatu kesepakatan. Oleh sebab itu salesperson perlu untuk memiliki keahlian dalam bernegosiasi. Dalam kondisi dan situasi tertentu negosiasi merupakan kegiatan yang tepat menutup penjualan, terutama ketika sudah ada zona kesepakatan zone of agreement. Zona kesepakatan ini terjadi ketika hasil-hasil perundingan sudah dapat diterima oleh kedua pihak baik pembeli maupun penjual. Dalam negosiasi, strategi adalah hal penting dalam penjualan secara sukses. Strategi negosiasi adalah suatu komitmen terhadap pendekatan yang menyeluruh yang berpeluang untuk mencapai tujuan perundingan. Beberapa salesperson ada yang menggunakan strategi keras/hard sementara yang lain menggunakan strategi lunak/soft. Seorang negosiator juga menggunakan taktik yang biasa disebut sebagai taktik perundingan. Taktik ini seperti sebuah manuver yang dibuat sesuai dengan kondisi tertentu. Taktik harus selaras dengan strategi yang digunakan dalam bernegosiasi. Misal, jika ada pihak lain yang lebih kuat maka kita dapat menggunakan taktik BATNA (Best Alternative to a Negotiated Agreement). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 Taktik ini menjelaskan tentang bagaimana kita harus dapat mengidentifikasi alternatif lain jika tidak terjadi penyelesaian dengan menentukan standar-standar untuk mengukur setiap tawaran. Sehingga kita bisa terbebas dari tekanan-tekanan untuk menerima syarat-syarat yang tidak menguntungkan dari lawan yang lebih kuat. Taktik lainnya adalah tanggapan yang dimaksudkan untuk menipum membuat melenceng, atau memengaruhi perundingan tersebut. Seorang negosiator harus pandai-pandai mengenali taktik yang digunakan lawannya dan berusaha untuk menyusun taktik balasan agar tidak terjadi kerugian dipihaknya. 2.4 Merek (Brand) Merek atau brand secara sederhana dapat diartikan sebagai nama atausimbol yang diasosiasikan dengan produk atau jasa dan menimbulkan artipsikologis atau asosiasi. 22 Definisi merek lain adalah dari Keller dalam Tjiptono (2005) yangmenyebutkan bahwa merek adalah produk yang mampu memberikan dimensi tambahan yang secara unik membedakannya dari produkproduk lain yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan serupa. Perbedaan tersebut bisa bersifatrasional dan tangible (terkait dengan kinerja produk dari merek bersangkutan) maupun simbolik, emosional dan intangible (berkenaan dengan representasi merek).23 22 Philip Kotler & Kevin Lane Keller, Managemen Pemasaran, Erlangga, Jakarta,2009. 23 Fandy Tjiptono, Brand Management & Strategy, Andi, Yogyakarta : 2005. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 Pada dasarnya merek mengidentifikasikan perusahaan.Merek sebenarnya merupakan janji perusahaan untuk secara konsisten memberikan keistimewaan, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli.Merek-merek yang terbaik memberikan jaminan mutu yang lebih baik kepada konsumen. 2.4.1 Manfaat Merek Sebagai pemberi perbedaan antara produk satu dengan produk lainnya,merek jelas memiliki manfaat baik untuk produsen maupun untuk konsumen. Menurut Keller, terdapat beberapa manfaat merek untuk produsen, yaitu: (a) Sarana identifikasi ataupelacakan untuk produk memudahkan bagi proses perusahaan, penanganan terutama dalam pengorganisasian sediaan dan pencatatan akuntansi. (b) Bentuk proteksi terhadap fitur atau aspek produk yang unik. (c) Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu. (d) Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari para pesaing. (e) Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum, loyalitas pelanggan, dan citra unik yang terbentuk dalam benak konsumen. (f) Sumber financial masadatang. http://digilib.mercubuana.ac.id/ returns, terutama menyangkut pendapatan 34 Sedangkan Bilson Simarmora dalam bukunya "Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel" mengungkapkan beberapa manfaat lain dari merek untuk produsen, yaitu : 1. Merek memudahkan penjual dalam mengolah pesanan dan menelusuri masalah yang timbul. 2. Merek dapat memberikan perlindungan hukum atas keistimewaan yang dimiliki oleh suatu produk. 3. Merek memungkinkan untuk menarik sekelompok pembeli yang setia dan menguntungkan. 4. Merek membantu penjual dalam melakukan segmentasi pasar. Selain manfaat untuk perusahaan, Bilson juga mengungkapkan bahwa merek juga bermanfaat bagi konsumen bahkan publik pada umumnya. Bagi konsumen, merek bermanfaat untuk dapat menceritakan sesuatu kepada pembeli tentang suatu mutu produk atau jasa, juga merek mampu menarik perhatian pembeli terhadap produk-produk baru yang mungkin akan bermanfaat bagi mereka. Sedangkan bagi publik, pemberian merek memungkinkan mutu lebih terjamin dan konsisten, selain manfaat merek untuk meningkatkan efisiensi dan meningkatkan inovasi produk baru, karena produsen terdorong untuk menciptakan keunikan baru guna mencegah peniruan dari para pesaing.24 24 Bilson Simamora, Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel, PT. Gramedia Pustaka http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 2.4.2 Brand Awareness Brand Awereness ( Kesadaran Merek ) adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Brand Awerenss mempunyai empat level ( tingkatan), yaitu sebagai berikut : 1. Unware brand ( tidak menyadari merek ) adalah tingkat terendah dalam piramida merek, dimana konsumen tidak menyadari adanya suatu merek. 2. Brand Recognition ( Pengenalan merek ) adalah tingkat minimal kesadaran merek dimana hal ini penting ketika seorang pembeli memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian. 3. Brand Recall ( Pengingatan kembali merek) adalah pengingatan kembali terhadap merek tanpa lewat bantuan karena berbeda dengan tugas pengenalan. 4. Top of mind ( Puncak Pikiran) adalah merek yang pertama kali diingat kali diingat ketika konsumen ditanya tentang kategori suatu produk yang dapat diingat kembali secara spontan tanpa bantuan. Semakin tinggi level brand awereness berarti suatu merek makin diingat atau berada dibenak konsumen disbanding merek lainnya. Selanjutnya kesadaran merek bukan menjadi suatu daya ingat, tetapi merupakan suatu proses pembelajaran bagi konsumen terhadap suatu merek. Membangun brand awereness biasanya dilakukan dalam waktu yang lama, karena penghafalan bisa berhasil dengan repetisi dan penguatan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 Tabel 1 Level of Brand Awareness Dalam kenyatannya, merek-merek dengan tingkat pengingatan kembali yang tinggi merupakan merek-merek yang berusia lama. Konsumen akan cenderung membeli produk dengan merek yang sudah merek kenal dibandingkan dengan produk yang mereknya masih asing ditelinga mereka. http://digilib.mercubuana.ac.id/