BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Pemasaran 2.1.1. Pengertian Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran merupakan kegiatan yang mencakup seluruh seluk beluk pasar dan berusaha untuk mencapai suatu transaksi potensial. Mencapai tujuan perusahaan melalui penentuan kebutuhan dan keinginan dari pasar sasaran merupakan kunci dari konsep pemasaran. Tujuan dari itu semua tidak lain adalah agar terjadinya dorongan untuk terjadinya transaksi transaksi atau pertukaran. Sedangkan tujuan dari transaksi itu adalah untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan manusia, yang mana kebutuhan dan keinginan merupakan sesuatu kebutuhan primer yang harus dipenuhi. Gambaran definisi manajemen pemasaran telah diutarakan oleh para ahli, berikut beberapa pendapat dari para ahli, antara lain : Menurut Kotler & Keller dalam buku Manajemen Pemasaran Jilid 1 (2009:6) : “Manajemen Pemasaran adalah seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul”. Menurut Lupiyo Adi (2006:6) : “Manajemen pemasaran adalah suatu analisis, perencana, pelaksanaan serta kontrol program-program yang telah direncanakan dalam hubungannya dengan pertukaran-pertukaran yang diinginkan terhadap konsumen yang dituju untuk memperoleh keuntungan pribadi maupun bersama.” Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran merupakan proses manajerial yang dimulai dari merencanakan strategi pemasaran yang akan digunakan dalam memasarkan suatu produk di pasar, lalu 10 11 pengorganisasian sistem pendistribusian barang, penetapan harga dan bentuk pasar sasaran dan mengontrol serta mengawasi kegiatan pemasaran dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi yang efektif dan efisien. Dengan begitu seluruh aktivitas pemasaran dapat terlaksana dengan baik demi mencapai tujuan perusahaan. 2.2. Bauran Pemasaran 2.2.1. Pengertian Bauran Pemasaran Dalam konsep pemasaran terdapat variabel Bauran Pemasaran atau Marketing Mix . Bauran Pemasaran merupakan kumpulan variabel-variabel pemasaran yang dikendalikan oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan khususnya pasar sasaran. Beberapa definisi bauran pemasaran diutarakan beberapa ahli diantaranya sebagai berikut : Menurut Kotler & Keller (2009:22) : “Bauran Pemasaran (Marketing Mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemsarannya di pasar sasaran”. Menurut Tjiptono (2006) : “Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik produk yang ditawarkan kepada pelanggan”. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa istilah bauran promosi mengacu pada empat variabel inti yaitu produk, harga, distribusi/tempat, dan promosi yang dirancang untuk mencapai pasar sasaran sehingga kegiatan pemasaran dapat efektif dan efisien. Dengan begitu tujuan perusahaan dapat dicapai dengan maksimal. 12 Kotler & Keller (2009:63) mengklasifikasikan Marketing Mix yang terdiri dari : 1. Produk Merupakan wujud yang ditawarkan perusahaan kepada pasar, yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Wujud produk terdiri dari kualitas, rancangan, bentuk, merek, dan kemasan. Produk dapat berupa barang ataupun jasa. 2. Harga Merupakan suatu ukuran untuk profitabilitas suatu produk, dan sebagai sinyal untuk mengkomunikasikan suatu proporsi nilai produk kepada konsumen. Jadi harga merupakan suatu nilai tukar yang sepadan dengan nilai suatu objek yang diinginkan konsumen. 3. Tempat Merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan perusahaan sehingga produk dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen. 4. Promosi Serangkaian aktivitas yang dilakukan perusahaan khususnya pemasar yang akan menawarkan produknya kepada konsumen dengan cara memperkenalkan, mengkomunikasikan dan membujuk konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang suatu produk atau brand yang dijual. 2.3. Promosi 2.3.1. Pengertian Promosi Pada hakekatnya promosi adalah segala upaya atau cara untuk memberitahukan atau menawarkan suatu produk atau jasa kepada konsumen dengan tujuan agar konsumen tertarik dan mau membeli produk tersebut dan mengkonsumsinya. Dengan begitu, perusahaan atau distributor produk mendapatkan feedback berupa memperoleh keuntungan lewat peningkatan penjualan. 13 Beberapa pendapat ahli tentang Promosi menjelaskan tentang pengertian promosi, beberapa pendapat itu antara lain : Menurut Kotler & Keller (2009:32) mendefinisikan sebagai berikut : “Promosi adalah sarana yang digunakan untuk perusahaan dalam upaya menginformasikan, membujuk, mengingatkan konsumen secara langsung atau tidak langsung tentang produk dan merek yang mereka jual”. Menurut William J Stanton yang dikutip oleh Djaslim Saladin ( 2006:171 ) : “Promosi adalah salah satu unsur dalam bauran pemasaran perusahaan yang didayagunakan untuk memberitahukan, membujuk, dan mengingatkan tentang produk perusahaan”. Menurut Basu Swastha dalam buku Marketing Modern (2005 :49) mendifinisikan bahwa : “Promosi merupakan arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran”. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa promosi merupakan inti dari kegiatan pemasaran yang berperan penting dalam memperkenalkan, memberitahukan dan mengingatkan kembali manfaat produk agar dapat mendorong dan menarik minat konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan dalam sebuah promosi. Promosi hanya bisa efektif apabila perusahaan memiliki perencanaan yang matang mengenai bentuk promosi yang akan dilakukan sehingga target penjualan yang direncanakan perusahaan dapat tercapai dengan keberhasilan dalam penjualan produk. 14 2.3.2. Bauran Promosi Bauran promosi merupakan alat yang digunakan untuk melakukan promosi. Alat promosi ini digunakan oleh perusahaan pada saat produk akan dipromosikan ke pasar sasaran. Bauran promsi sangat penting bagi pemasar yang akan menentukan bentuk promosi yang akan dilakukan sehingga dapat tercapai target penjualan yang diinginkan. Jenis-jenis alat promosi atau bentuk-bentuk promosi dinamakan Promotional Mix. Menurut Kotler & Keller (2009:24) mendefinisikan Bauran Promosi sebagai berikut : “Bauran Promosi merupakan tugas dari perusahaan dalam mendistribusikan total anggaran promosi melalui lima alat promosi, yaitu : periklanan, promosi, penjualan, hubungan masyarakat, penjualan perorangan dan pemasaran langsung”. Menurut Basu Swastha dan Irawan ( 2008:349) : “Promotional mix adalah kombinasi strategi yang paling baik dari periklanan, personal selling, dan alat promosi yang lain yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan penjualan”. Menurut Menurut William J. Stanton yang dikutip oleh Djaslim Saladin ( 2006:172 ) : “Bauran promosi adalah kombinasi dari penjualan tatap muka, periklanan, promosi penjualan, publisiti, dan hubungan masyarakat yang membantu pencapaian tujuan perusahaan”. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bauran promosi adalah sebuah alat promosi meliputi penjualan tatap muka, periklanan, promosi penjualan dan publisitas yang direncanakan dalam rangka aktivitas perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Bauran promosi memegang peran penting 15 dalam pembentukan strategi pemasaran yang akan dilakukan perusahaan dalam rangka memasarkan produknya di pasar sasaran. Kotler dan Keller (2009:24), mengatakan bahwa unsur bauran promosi terdiri atas lima perangkat utama yaitu : 1. Iklan / Advertising : Adalah semua bentuk penyajian non personal berupa promosi ide, barang atau jasa yang berbayar dengan sponsor tersebut. 2. Sales Promotion : merupakan beragam jenis insentif jangka pendek untuk mendorong minat pembelian produk terhadap konsumen. 3. Public Relation and Publicity : Berbagai program untuk mempromosikan dan / atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya. 4. Personal Selling : Suatu bentuk interaksi pribadi langsung antara penjual dengan calon pembeli. Penjual melakukan presentasi kepada pembeli untuk menjawab dan menerima pesan dari konsumen. 5. Direct Marketing : Hubungan langsung dengan konsumen individual yang ditargetkan secara cermat untuk memperoleh respon segera dari pelanggan. Dengan begitu diharapkan segera terbangun hubungan pelanggan yang intens. Penggunaan surat, telepon, faksimil, e-mail dan alat penghubung nonpersonal lain yang digunakan untuk berkomunikasi langsung dengan konsumen tertentu. 2.4. Advertising 2.4.1. Pengertian Advertising Dalam perkembangannya, iklan menjadi sarana vital dan sangat penting bagi perusahaan yang akan mengenalkan produknya kepada calon pembeli. Dengan iklan, calon pembeli akan mengetahui adanya produk baru berikut segala pesan yang disampaikan dalam iklan tersebut. Berikut definisi Advertising dari beberapa ahli : 16 Menurut Kotler & Keller (2009:202) Mendefinisikan iklan sebagai berikut : “Periklanan / Advertising adalah semua bentuk terbayar atas presentasi nonpribadi dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor yang jelas”. Menurut Kriyantono (2008:174) : "Iklan bisa didefinisikan sebagai bentuk komunikasi nonpersonal yang menjual pesan-pesan persuasif dari sponsor yang jelas untuk mempengaruhi orang membeli produk dengan membayar sejumlah biaya untuk media.” Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Advertising atau periklanan adalah segala bentuk presentasi nonpersonal tentang sebuah ide, barang atau jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu untuk melaksanakan promosinya. Sponsor disini diartikan sebagai pihak yang menayangkan iklan tersebut. 2.4.2. Jenis Advertising Dalam beriklan setidaknya perusahaan perlu menentukan target pasar dari iklan tersebut, apakah untuk pembeli akhir atau ditujukan kepada penyalur/distributor. Menurut Basu Swastha (2005:730) jenis advertising dibagi berdasarkan target pasarnya periklanan dibagi menjadi dua golongan yaitu : 1. Pull Demand Advertising Iklan yang ditujukan untuk pembeli akhir atau pembeli yang langsung mengkonsumsi produk tersebut dengan tujuan agar permintaan terhadap produk dapat meningkat. Biasanya dalam iklan produsen akan mendorong konsumen supaya membeli produknya ke penjual terdekat. Istilah lain dari Pull Demand Advertising adalah Consumer Advertising . 17 2. Push Demand Advertising Iklan yang khusus ditujukan kepada penyalur, maksudnya agar para penyalur mau dan bersedia meningkatkan permintaan produk dengan menjual sebanyak-banyaknya produk yang ditawarkan kepada pembeli atau pengecer, Push Demand Advertising disebut juga Trade Advertising. 2.4.3. Tujuan Advertising Tujuan iklan harus mengalir dari keputusan sebelumnya tentang pasar sasaran, positioning merek, dan program pemasaran. Sasaran iklan adalah tugas komunikasi khusus dan tingkat pencapaian yang harus dicapai dengan pemirsa tertentu dalam jangka waktu tertentu. Menurut Kotler&Keller (2009:203), Tujuan iklan dapat digolongkan menurut apakah tujuannya, baik untuk menginformasikan, meyakinkan, mengingatkan, atau memperkuat. Tujuan iklan tersebut yaitu: 1. Iklan Informatif Bertujuan untuk menciptakan kesadaran merek dan pengetahuan tentang produk atau fitur baru produk yang sudah ada. 2. Iklan Persuasif Bertujuan menciptakan kesukaan preferensi, keyakinan, dan pembelian produk atau jasa. 3. Iklan Pengingat Bertujuan untuk menstimulasikan pembelian berulang produk dan jasa. 4. Iklan Penguat Bertujuan untuk meyakinkan pembeli saat ini bahwa mereka telah melakukan pembelian yang tepat. 18 2.4.4. Memutuskan Media yang Digunakan Pemilihan media adalah salah satu cara untuk mengefisiensikan biaya yang akan dikeluarkan saat beriklan. Media adalah sarana / tempat / alat yang digunakan untuk menyimpan, dan menyampaikan informasi kepada konsumen. Dengan media, produsen dapat membentuk iklan yang disesuaikan dengan segmen dan posisioning produk yang akan ditawarkan. Media muncul untuk memenuhi kebutuhan informasi sehingga dalam pembuatan media perlu dilihat untuk siapa sasarannya, kebutuhannya seperti apa, dengan begitu media yang dihasilkan efektif dan tepat sasaran. Dalam sebuah perencanaan media produsen diharuskan mengetahui jenis-jenis media utama untuk menghasilkan Jangkauan, Frekuensi dan Dampak. Beberapa media memiliki keunggulan dan keterbatasan seperti dikemukakan oleh Kotler & Keller (2009:211): Tabel 2.1 Keunggulan dan Kelemahan Media Iklan Media Surat Kabar Keunggulan Kelemahan Fleksibilitas, ketepatan Umur pendek, waktu, cakupan pasar lokal, kualitas produksi penerimaan luas, tingkat buruk, mutu kepercayaan tinggi. produksi buruk, responden “terusan” kecil. Televisi Menggabungkan pendangan, Biaya absolut suara dan gerakan, menarik tinggi, kerumunan panca indera, perhatian tinggi, paparan tinggi, jangkauan tinggi singkat, selektivitas pemirsa sedikit. 19 Pengeposan Selektivitas pemirsa, Biaya relatif tinggi, Langsung (email, fleksibilitas, tidak ada citra surat jelek surat langsung) persaingan iklan dalam media yang sama, personalisasi Radio Penggunaan masal, Hanya presentasi selektivitas geografis dan audio, perhatian demografis tinggi, biaya lebih rendah relatif rendah daripada televisi, struktur peringkat tidak terstandarisasi, paparan singkat Majalah Luar Ruangan Selektivitas geografis dan Waktu tunggu/jeda demografis tinggi, kredibilitas iklan yang lama, dan gengsi, kualitas produksi ada sirkulasi tinggi, umur panjang, terusan buangan, tidak ada pembaca tinggi jaminan posisi. Fleksibilitas, paparan ulang Selektivitas tinggi, biaya rendah, pemirsa terbatas, persaingan rendah keterbatasan kreatifitas Yellow Pages Cakupan Lokal yang sangat Persaingan tinggi, baik, tingkat kepercayaan waktu tunggu/jeda tinggi, jangkauan luas, biaya iklan yang panjang, rendah keteratasan kreatifitas 20 Buletin Selektivitas sangat tinggi, Biaya bisa kendali penuh, peluang melambung tinggi, interaktif, biaya relatif rendah tidak dapat diprediksi Brosur Fleksibilitas, kendali penuh, Kelebihan produksi dapat mendaramtisasikan dapat pesan menyebabkan biaya melambung tinggi. Biaya relatif tinggi, Telepon Banyak pengguna, peluang untuk memberikan sentuhan pribadi Internet kecuali menggunakan sukarelawan Selektivitas tinggi, Media relatif baru kemungkinan interaktif, biaya dengan jumlah relatif rendah pengguna rendah di beberapa negara. Sumber : Kotler & Keller (2009:211) Pemilihan media terfokus pada suatu masalah bagaimana mencari cara yang paling efektif dan efisien dalam menyampaikan sejumlah pesan yang dikehendaki oleh audiens sasaran dengan cara yang menarik dan dapat mengena langsung kepada calon konsumen. Tahapan-tahapan dalam menetapkan media menurut Kotler & Keller (2009:210) adalah : 21 1. Menetapkan Jangkauan, Frekuensi dan Dampak. 2. Memutuskan Diantara jenis Media Utama. 3. Memilih Sasaran Media Khusus. 4. Memutuskan Penentuan Waktu dan Alokasi Media. 5. Mengevaluasi Efektivitas Iklan. 2.4.5. Menetapkan Pesan yang Akan Disampaikan Dalam iklan terdapat pesan yang harus disampaikan secara tepat sehingga dapat mencapai sasaran yang akan dicapai. Dalam teknik menyampaikan pesan, keputusan pesan yang akan disampaikan sering dipengaruhi oleh tema, teknik, atau cara dan segmen yang akan dicapai. Menurut Kotler & Keller (2009:180181) ada tiga langkah yang harus dilakukan dalam menetapkan pesan yang akan disampaikan, ketiga langkah tersebut yaitu : 1. Strategi Pesan (Apa yang harus disampaikan) Untuk memilih strategi pesan, manajemen mencari daya tarik, tema, atau gagasan yang akan meningkat ke dalam penentuan posisi merek yang dibantu untuk membangun titk kesamaan atau titik perbedaan. 2. Strategi Kreatif (Bagaimana mengatakannya) Strategi kreatif adalah cara pemasaran menterjemahkan pesan mereka yang akan disampaikan kedalam satu bentuk komunikasi yang spesifik. Hal itu disebabkan karena efektifitas komunikasi dapat efektif apabila bentuk penyampaian pesan dapat diekspresikan dengan baik sehingga menimbulkan ketertarikan tersendiri terhadap audiens. Komunikasi tidak akan berjalan efektif apabila pesan yang disampaikan tidak tidak dapat diekspresikan dengan baik dan salah dalam penempatan pesannya. 22 3. Sumber Pesan (Siapa yang harus mengatakannya) Bentuk penyampaian pesan yang terdapat dalam iklan biasanya menggunakan Typical sebagai juru bicaranya. Hal ini dikarenakan dalam menyampaikan pesan haruslah dapat disampaikan secara menarik karena dengan begitu pesan yang disampaikan akan memperoleh perhatian dan mempengaruhi benak audiens yang melihat pesan tersebut. Penggunaan selebritas dapat menjadi pembawa pengaruh bagi audiens dikarenakan citra Typical yang kuat dan sering menjadi trendsetter gaya hidup masyarakat saat ini. Diharapkan pembawaan Typical dalam beriklan dapat menjadi bentuk penyampaian pesan yang efektif dan dapat melambangkan ciri produk. 2.5. Typical Endorsement 2.5.1. Pengertian Typical Endorsement Dalam periklanan dan kegiatan promosi lainnya, penggunaan sumber pesan untuk mengatakan atau memperlihatkan pesan iklan dapat dilakukan dengan cara memilih penyampai pesan yang dianggap dapat berpengaruh terhadap efektifitas komunikasi iklan. Testimoni atau Endorsement merupakan bentuk pernyataan tertulis atau ucapan mengenai suatu produk. Menurut Terence A.Shimp (2007:210) Endorser adalah : “Pendukung iklan atau juga yang dikenal sebagai bintang iklan yang mendukung produk yang akan diiklankan.” Menurut Revyani Sahrial dan Dyah Anikasari (2003:329) Typical Endorsement adalah : “Typical Person Endorser adalah orang biasa atau orang yang tidak terkenal untuk mendukung atau mengiklankan suatu produk.” 23 Untuk menyampaikan pesan dalam iklan, Typical memiliki beberapa daya tarik yang diharapkan mampu membangun brand image berkaitan dengan produk yang ditawarkan dalam iklan tersebut. Atribut Typical seperti talenta, kecantikan, kemampuan, dan keberanian serta tidak jarang daya sensualnya menjadi kekuatan yang dapat mempengaruhi pemikiran setiap orang yang melihatnya, dengan begitu Typical dapat membangun bentuk ekespresi penyampaian pesan yang menarik dan dapat mewakili daya tarik yang diinginkan perusahaan iklan. Hubungan antara Typical dengan produk yang ditawarkannya haruslah didasari atas kecocokan dan keterkaitan yang berarti agar terciptanya efektivitas komunikasi antara Typical sebagai pendukung produk yang diiklankan. Menurut Terence A. Shimp (2007:315) atribut seorang endorser adalah: 1. Trustworthiness / kepercayaan : tingkat kepercayaan, ketergantungan, citra diri yang dapat mempengaruhi kepercayaan. 2. Expertise / Keahlian : kemampuan khusus yang dimiliki oleh seorang endorser, pengetahuan dan karakteristik yang dapat membangun pengaruh terhadap merek produk yang di endorse. 3. Physical Attractiveness / Ketertarikan secara fisik : daya tarik dan perlakuan terhormat untuk bisa diterima dalam suatu kelompok. 4. Respect / Dihormati : citra diri yang dapat dipuja dan dihormati oleh orang lain. 5. Similarity / Kesamaan dengan Target Audience : suatu kesamaan yang dimiliki endorser dengan target audience ( segmen pasar yang dituju). Dalam keputusan pemilihan endorser, typical yang menjadi endorser harus dikenal banyak orang, karena dapat mempengaruhi citra positif yang mencerminkan produknya sehingga pemilihan endorser yang tepat dalam iklan sangatlah penting. 24 2.5.2. Faktor-faktor Pemilihan Endorser Dalam memilih seorang Endorser, seorang pemasar perlu memperhatikan beberapa komponen yang dapat mempengaruhi efektifitas seorang endorser terhadap penyampaian pesan dalam iklan. Untuk menjaga agar iklan yang di endorse oleh seorang Typical dapat menyampaikan pesannya secara maksimal. Pemilihan endorser iklan tidak dapat dilakukan serampangan, perusahaan perlu memilih dan memilah typical yang akan dijadikan endorse iklan agar seorang typical tersebut dapat mempengaruhi secara positif dan mencerminkan merek produk yang di endorse nya dengan maksimal. Beberapa kriteria khusus biasanya ditentukan oleh perusahaan yang akan memilih endorser iklan. Terence A. Shimp (2007:314) menjelaskan bahwa seorang eksekutif periklanan menggunakan berbagai faktor untuk memilih typical yang akan di endorse, yaitu : 1. Typical and Audience Match Up Typical sebagai endorser mencerminkan konsumennya. 2. Typical and Brand Match Up Pengiklanan typical endorsement akan melibatkan perilaku, nilai dan penampilan dari typical tersebut yang dengan citra yang diinginkan dari merek yang diiklankan. 3. Celeb Crebility Kredibilitas seorang typical merupakan alasan utama untuk memilih typical sebagai endorser. Orang yang dapat dipercaya dan dinilai mempunyai pengetahuan tentang kategori produk adalah orang terbaik untuk meyakinkan orang lain. 25 4. Celeb Attractiveness Dalam memilih seorang typical sebagai pembawa pengaruh terhadap produk yang akan diiklankan, Seorang eksekutif perusahaan diharapkan dapat memilih seorang typical yang cocok dengan brand yang di endorse nya dan dapat diterima oleh audience. Beberapa aspek evealuasi yang perlu dilakukan oleh eksekutif perusahaan yaitu : a. Cost Consideration Seorang typical biasanya meminta bayaran yang tinggi untuk menjadi seorang endorser. b. Working Ease of Dificult Factor Beberapa typical mudah untuk diajak bekerja sama, beberapa cukup sulit karena kerasa kepala, arogan, tempramental, dan tidak dapat diatur. c. Saturation Factor Banyaknya produk yang di endorse oleh seseorang typical menjadi kunci lain sebagai pertimbangan. d. The Trouble Factor Pertimbangan akhir dalam memilih typical sebagai endorser adalah seberapa sering typical tersebut akan berurusan dengan berbagai masalah setelah menjadi endorser. 2.6. Perilaku Konsumen 2.6.1. Pengertian Perilaku Konsumen Karakteristik konsumen yang berbeda-beda dapat dipengaruhi oleh berbagai hal sebelum seorang konsumen tersebut melakukan pembelian, tugas 26 seorang pemasar adalah dapat memahami berbagai hal menyangkut keinginan konsumen dalam membeli sebuah produk. Pengertian Perilaku Konsumen menurut Schifman dan Kanuk (2007:18) perilaku konsumen adalah: “Studi perilaku konsumen terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia ( waktu dan uang ) guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Hal ini mencakup apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli, kapan mereka membeli, dimana mereka membeli, seberapa sering mereka membeli, dan seberapa sering mereka menggunakannya”. Menurut Kotler dan Keller (2009:312) mendefiniskan perilaku konsumen sebagai berikut : “Perilaku konsumen adala studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan begaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka”. Sedangkan menurut Tjiptono (2008:23) definisi perilaku konsumen adalah : “Perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh, menggunakan, dan menentukan produk dan jasa, termasuk proses pengembalian keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan-tindakan tersebut”. Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen merupakan suatu cara atau strategi bagaimana individu, kelompok, ataupun organisasi sebagai pembuat keputusan pembelian membuat keputusan beli dalam setiap transaksi suatu produk, mengkonsumsi, dan perilaku pasca pembelian. 27 2.6.2. Model Perilaku Pembelian Konsumen Perilaku adalah serangkaian tindakan yang dilakukan seseorang untuk merefleksikan suatu rangsangan atau stimulus. Stimulus atau rangsangan tersebut bisa datang atau timbul dari dalam dirinya maupun dari luar. Menurut Kotler & Keller (2009:211) model perilaku pembelian adalah sebagai berikut: Gambar 2.1 Model Perilaku Pembelian Konsumen Psikologi Konsumen Pengaruh Pemasaran Pengaruh lain Produk Manufaktur & jasa Ekonomi Distribusi Politik Komunikasi Budaya Teknologi Motivasi Persepsi Pembelajar an Karakteristik Konsumen Budaya Sosial Pribadi 7 Proses Keputusan Pembelian Pengenalan masalah Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Perilaku Pasca Pembelian Keputusan Pembelian Pilihan Produk Pilihan Merek Pilihan Penyalur Jumlah Pembeli Waktu Pembelian Metode Pembayaran Sumber : Kotler & Keller (2009:211) Dari gambar 2.1 di atas dapat di simpulkan bahwa perilaku pembelian konsumen diawali dari adanya pengaruh pemasaran dan pengaruh lain tentang produk yang diluncurkan produsen dan dapat mempengaruhi kepada psikologi dan karakteristik konsumen. Apabila produk tersebut dapat diterima oleh konsumen, maka konsumen akan melakukan tahap-tahap proses keputusan pembelian yang akhirnya konsumen akan melakukan keputusan pembelian pada produk yang dirasa cocok oleh konsumen. 28 2.6.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Beberapa faktor-faktor mungkin dapat mempengaruhi karekteristik konsumen, hal ini dapat membedakan perilaku pembelian konsumen satu dengan yang lainnya. Kotler dan Keller (2009) mengatakan bahwa faktor-faktor perilaku konsumen dapat mempengaruhi proses keputusan pembelian, faktor-faktor tersebut adalah faktor Budaya, Sosial, Pribadi dan Psikologi. Di bawah ini terdapat beberapa penjelasan tentang faktor-faktor tersebut, beberapa faktor tersebut adalah: 1. Faktor Budaya Budaya, Sub-budaya, dan kelas sosial sangat mempengaruhi perilaku konsumen. Budaya (culture) adalah determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang. 2. Faktor Sosial Faktor sosial seperti kelompok referensi, keluarga, serta peran sosial dan status mempengaruhi perilaku pembelian. 3. Faktor Pribadi Karakteristik pribadi tentunya mempengaruhi keputusan pembelian. Faktor pribadi meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup pembeli; pekerjaan dan keadaan ekonomi; kepribadian dan konsep diri; serta gaya hidup dan nilai. 4. Faktor Psikologis Rangsangan pemasaran dan lingkungan memasuki kesadaran konsumen, dan sekelompok proses psikologis digabungkan dengan karakteristik konsumen tertentu menghasilkan proses pengambilan keputusan dan keputusan akhir pembelian. Faktor psikologis terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran dan memori 29 2.7. Proses Keputusan Pembelian 2.7.1. Definisi Proses Keputusan Pembelian Diantara banyak perilaku konsumen termasuk didalamnya adalah mengenai proses keputusan konsumen terhadap pembelian suatu produk. Konsumen akan mencari, menimbang dan membandingkan suatu produk dengan produk yang lain sebelum memutuskan untuk membeli. Jadi proses keputusan pembelian secara umum adalah cara seorang konsumen mencari dan membeli suatu produk dimana mereka akan memutuskan produk mana yang akan dibeli dari berbagai macam pilihan produk. Pengertian proses keputusan pembelian menurut Kotler & Keller (2009:213) adalah: Menurut Kotler (2007;223) proses keputusan pembelian adalah: “Beberapa tahapan yang dilakukan oleh konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian suatu produk.” Sedangkan menurut Tjiptono (2008:21) proses keputusan pembelian adalah: “Sebuah proses dimana konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing-masing alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya yang semua mengarah kepada keputusan pembeli. Menurut beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa proses keputusan pembelian adalah cara bagaimana seorang konsumen mencari, memilih dan memutuskan untuk membeli suatu produk yang dikehendaki dari beberapa produk pilihan dan alternatif yang dia pilih berdasarkan hal-hal tertentu. 30 2.7.2. Tahapan Proses Keputusan Pembelian Konsumen Keputusan pembelian merupakan reaksi atas respon psikologis yang mempengaruhi pemikiran konsumen untuk memilih suatu barang atau produk. Dalam akan memutuskan secara aktual pembelian suatu produk, konsumen akan melewati tahapan-tahapan proses psikologis ketika membeli produk, tetapi tidak semua konsumen melewati seluruh rangkaian proses psikologis itu. Kotler & Keller (2009:234) mendefinisikan tahapan-tahapan proses pembelian konsumen sebagai berikut: A. Pengenalan Masalah Kebutuhan atau keinginan dari pembeli merupakan titik awal adanya pengenalan masalah yang terjadi akibat adanya rangsangan internal maupun eksternal. Kesadaran akan kebutuhan akan terjadi ketika konsumen melihat perbedaan yang signifikan antara kondisi yang dirasakan dengan kondisi ideal yang diharapkan, jika kondisi ideal parallel dengan kondisi aktual, maka tidak akan ada masalah yang menyebabkan timbulnya kebutuhan. Tugas dari pemasar adalah dengan mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu, dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, karena motivasi konsumen perlu ditingkatkan agar pembeli potensial dapat memberikan pertimbangan pada produk. B. Pencarian Informasi Saat kebutuhan akan suatu produk telah muncul, maka konsumen akan terdorong untuk mencari lebih banyak informasi mengenai produk. Terdapat dua situasi pencarian informasi, pertama adalah penguatan perhatian, merupakan level dimana pembeli lebih peka terhadap informasi produk. Situasi pencarian informasi yang kedua adalah saat dimana pembeli mulai aktif mencari informasi dengan mencari bahan 31 bacaan, menelepon teman dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu. Dalam mencari informasi konsumen memiliki referensi baik dari lingkungan, maupun yang didapat dari perusahaan. Terdapat empat sumber informasi konsumen. Pertama adalah sumber pribadi yang diantaranya adalah keluarga, teman, tetangga dan kenalan. Kedua adalah sumber komersial diantaranya adalah iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan dan pajangan di toko. Ketiga sumber publik, yaitu media massa dan organisasi penentu peringkat konsumen. Dan yang keempat adalah penanganan, pengkajian dan pemakaian produk. Sumber informasi konsumen, merupakan salah satu faktor yang juga penting dalam menentukan apakah konsumen tersebut tertarik untuk menggunakan produk atau tidak, karena banyak sekali konsumen yang mengandalkan pengalaman dari lingkungannya yang sudah mempergunakan sebuah produk untuk ikut menggunakan produk tertentu. Pada kondisi ini pemasar memiliki tugas untuk memperkuat sumber informasi yang mudah untuk diakses oleh konsumen. C. Evaluasi Alternatif Informasi yang telah didapatkan oleh pembeli kemudian diolah dan dibuat penilaian akhir. Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dan model-model terbaru yang memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif, yaitu model tersebut menganggap kemasan membentuk penilaian atau produk dengan sangat sadar dan rasional Menurut Djaslim Saladin (2006:60), terdapat lima konsep dasar bagi pemasar dalam penilaian alternatif konsumen, yaitu: 32 Sifat-sifat produk apa yang menjadi ciri-ciri khusus dan perhatian konsumen terhadap produk atau jasa tersebut. Pemasar hendaknya lebih memperhatikan pentingnya ciriciri produk dari pada penonjolan ciri-ciri produk. Kepercayaan konsumen terhadap ciri merek yang menonjol. Fungsi manfaat, yaitu bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan yang diperoleh dari produk dengan tingkat alternatif yang berbeda-beda setiap hari. Bagaimana prosedur penilaian yang dilakukan konsumen dari sekian banyak ciri-ciri barang. Ciri-ciri produk yang khusus dan berbeda dapat menarik konsumen untuk mencoba produk, karena akan memudahkan konsumen untuk membedakan produk perusahaan dengan produk lainnya. Perusahaan dalam menciptakan ciri-ciri produk harus tetap memperhatikan manfaat dan juga kepuasan dari konsumen dalam menggunakan produk. D. Keputusan Pembelian Tahap evaluasi para pembeli akan membentuk preferensi atas merekmerek yang ada didalam kumpulan pilihan, sehingga dapat membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai. Dalam mengambil keputusan, konsumen dapat mengambil lima sub-keputusan diantaranya adalah merek, dealer, kuantitas, waktu dan metode pembayaran, Menurut Djaslim Saladin (2006:60), terdapat dua faktor dalam keputusan pembelian, yaitu: Sikap orang lain, dalam keputusan pembelian banyak dipengaruhi oleh orang lain seperti teman, tetangga, atau siapa saja yang dipercaya. Sikap orang lain ini bergantung pada dua 33 hal, pertama adalah intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai dan kedua adalah motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Maka itu semakin gencar sikap negatif dari orang lain dan semakin dekat orang lain tersebut dengan konsumen, maka akan sangat semakin mengubah niat pembeliannya. Faktor-faktor situasi yang tidak terduga, yaitu faktor harga, pendapatan, dan keuntungan yang diharapkan dari produk tersebut. E. Perilaku Pasca Pembelian Ketika konsumen telah melakukan pembelian produk, maka mereka akan mengalami berbagai pengalaman atas pembelian. Mungkin saja ada yang mengalami ketidaksesuaian karena memperhatikan fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar hal-hal yang menyenangkan tentang merek lain. Kepuasan Pelanggan adalah fungsi dari seberapa sesuainya harapan dengan kinerja produk, semakin besar kesenjangan antara harapan dan kinerja, maka akan semakin besar ketidakpuasan konsumen. Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan dipengaruhi perilaku konsumen. Jika konsumen merasa puas, maka kecenderungan untuk melakukan pembelian ulang akan terjadi, begitu pula sebaliknya. Untuk konsumen yang tidak merasa puas akan mungkin membuang atau mengembalikan barang tersebut, atau bahkan melakukan tindakan publik seperti mengajukan keluhan terhadap perusahaan kepada media ataupun lembaga-lembaga. Tugas pemasar adalah selalu memonitor cara pembeli memakai dan membuang produk tertentu. Karena jika para konsumen membuang produk tertentu, pemasar harus mengetahui untuk memperbaiki 34 kelemahan produk, dengan fokus utama adalah menciptakan citra pada pembeli. Kelima proses keputusan pembelian yang umum tersebut, sangat penting untuk diperhatikan oleh perusahaan, karena perusahaan dapat membuat analisis tentang perilaku pembelian konsumen, sehingga memudahkan dalam pembuatan strategi pemasaran. Selain itu kepuasan konsumen dalam menggunakan produk akan tetap terjaga karena perusahaan senantiasa memperbaiki kekurangan yang telah terjadi. 2.7.3. Jenis-jenis Keputusan Pembelian Konsumen Semakin kompleks keputusan yang diambil membuat semakin banyak pertimbangan yang diambil oleh konsumen dalam melakukan pembelian. Menurut Kotler & Keller (2009:261) jenis-jenis keputusan pembelian merujuk pada perilaku konsumen saat akan melakukan pembelian adalah sebagai berikut : a. Perilaku Pembelian Rumit Konsumen terlibat dalam pembelian yang rumit menyadari adanya perbedaan signifikan diantara berbagai merek. Seperti contohnya untuk produk yang mahal, jarang dibeli, beresiko, dan sangat mengekspresikan pribadi. Biasanya konsumen tidak banyak tahu tentang kategori produk tersebut dan harus belajar banyak. b. Perilaku Pembelian Pengurang Disonansi Kadang-kadang konsumen terlibat dalam sebuah pembelian namun melihat sedikit perbedaan dalam merek-merek. Hal ini didasari karena barang tersebut mahal, jarang dilakukan, dan beresiko. Biasanya konsumen akan berkeliling untuk mempelajari apa yang tersedia namun akan membeli bilamana dirasa tepat dan dirasa nyaman. 35 c. Perilaku Pembelian Karena Kebiasaan Konsumen kurang terlibat dalam pembelian produk yang dibeli dan tidak adanya perbedaan merek yang signifikan. Jika pun harus membeli produk tersebut hal itu dikarenakan keterbiasaan bukan pada kesetiaan merek yang kuat. d. Perilaku Pembelian Variasi Dalam beberapa situasi tertentu pembelian ditandai dengan keterlibatan konsumen yang rendah namun perbedaan merek yang signifikan. Sehingga konsumen sering melakukan perpindahan merek. 2.8. Pengaruh Typical Endorser Terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen Berbagai bentuk promosi yang dilakukan oleh perusahaan haruslah diikuti dengan berbagai kondisi yang ada. Advertising/iklan adalah salah satu kegiatan promosi yang banyak dilakukan oleh perusahaan. Agar iklan yang diterbitkan terlihat unik, menarik, menonjol diantara iklan-iklan lainnya dan menjadi perhatian konsumen dibutuhkan suatu pendekatan diferensiasi dengan iklan yang lain. Dalam hal ini salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan Typical Endorser. Typical merupakan tokoh-tokoh penting dan berpengaruh di masyarakat sehingga dapat mempengaruhi orang-orang mengenai suatu ideologi, paham ataupun gaya hidup seperti yang seorang Typical lakukan. Typical merupakan individu yang memiliki keunggulan atraktif dan membuat dirinya berbeda dari individu lain. Dalam penampilan seorang Typical biasanya terdapat aura kharisma yang membuat seseorang tertarik perhatiannya, baik melalui tutur bahasa, maupun bahasa tubuh, sehingga seseorang dapat terpengaruh dan mengarahkan perhatian kepadanya. Biasanya Typical terdiri dari aktor, penghibur, pelawak atau atlet yang dikenal masyarakat atas prestasinya dibidang-bidang yang berbeda dari golongan 36 produk yang didukung sehingga Typical Endorsement adalah memanfaatkan keunggulan yang dimiliki oleh seorang Typical yang mana telah diketahui orang banyak untuk mendukung produk yang akan diiklankan. Iklan yang mempertontonkan seorang Typical yang bertindak sebagai juru penyampai pesan atau Endorser sudah dilakukan sejak lama dalam kegiatan promosi. Dengan menggunakan Typical sebagai Endorser dipercaya dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dan mendongkrak penjualan produk. Typical dipercaya memiliki kemampuan untuk menjadi pusat perhatian, dan dapat menanamkan daya ingat yang lebih pada orang yang memperhatikannya. Selain itu, Typical juga sekaligus mewakili kepribadian dari merek yang mereka dukung sehingga diharapkan dapat mendekati konsumen dengan baik dan membuat konsumen mau membeli produk yang disampaikan sebelumnya oleh seorang Typical. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Terence A.Shimp (2007:465) bahwa Typical memiliki daya tarik dalam berbagai cara, yang menarik berbagai khalayak sasaran untuk melakukan keputusan pembelian.