ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERINGKAT SUKUK (Studi Kasus Pada Perusahaan Penerbit Sukuk Non Keuangan) SKRIPSI Disusun Oleh : Dimas Pangga Wisesa NIM : 1113081000117 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERINGKAT SUKUK (Studi Kasus Pada Perusahaan Penerbit Sukuk non Keuangan) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Disusun Oleh : Dimas Pangga Wisesa NIM: 1113081000117 Di Bawah Bimbingan Pembimbing I Pembimbing II Dr. Pudji Astuty, SE, MM Deni Pandu, SE, M.Sc JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI Hari ini, 25 November 2016 telah dilakukan Ujian Skripsi atas Mahasiswa: 1. 2. 3. 4. Nama NIM Jurusan Judul Skripsi : : : : Dimas Pangga Wisesa 1113081000117 Manajemen/ MIPS Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Sukuk (Studi Kasus Pada Perusahaan Penerbit Sukuk Non Keuangan) Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 25 November 2016 1. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si. NIP.19731221 200501 2 002 ( 2. Dr. Pudji Astuty, SE., MM. NIP.- ( 3. Dr. Indoyama Nasaruddin, SE. ,MAB. NIP. 19741127 200112 1 002 ( 4. Dr. Pudji Astuty, SE., MM. NIP.- ( 5. Deni Pandu, SE., M.Sc. NIP.- ( ) Ketua ) Sekretaris ) Penguji Ahli ) Pembimbing I ) Pembimbing II LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPERHENSIF Hari ini Rabu Tanggal 10 Bulan Agustus 2016 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa: Nama : Dimas Pangga Wisesa NIM : 1113081000117 Jurusan : Manajemen Informasi Perbankan Syariah Judul Skripsi : Analisa Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Sukuk Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 10 Agustus 2016 Supriyono, SE, MM. NIP.19720111201411101 Rahmat Gunawan, SE, MM. NIP. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Dimas Pangga Wisesa NIM : 1113081000117 Jurusan : Manajemen Informasi Perbankan Syariah Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya: 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan. 2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain. 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya. 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data. 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini. Jikalau di kemudian hari ada tuntutan Dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Jakarta, 25 November 2016 Yang Menyatakan Dimas Pangga Wisesa 1113081000117 DAFTAR RIWAYAT HIDUP IDENTITAS HIDUP Nama : Dimas Pangga Wisesa Tempat / Tanggal Lahir : Ciamis, 15 Februari 1994 Tinggi / Berat : 171cm / 74kg Agama : Islam Alamat : Komplek. Batan Lama A – 14, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan. Telp / Hp : 089622371171 Email : [email protected] : [email protected] PENDIDIKAN FORMAL 2000-2006 : SDN Puspiptek 2006-2009 : SMPN 2 Cisauk (SMPN 8 Kota Tangerang Selatan) 2009-2012 : SMAN 3 Kota Tangerang Selatan 2012-2014 : CCIT-FTUI 2013-2016 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta i ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari variabel independen yaitu rasio-rasio keuangan yang diwakili oleh rasio likuiditas, leverage, profitabilitas dan aktifitas, dan variabel independen non-rasio keuangan yaitu ukuran perusahaan terhadap peringkat sukuk yang diterbitkan perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Badan Pemeringkat Pefindo periode Januari 2012Desember 2015. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling untuk pengambilan sampelnya. Sampel perusahaan yang digunakan adalah 37 sampel. Metode analisis yang digunakan menggunakan analisis regresi berganda dengan menggunakan bantuan program spss 16.0 .Hasil penelitian ini menunjukan bahwa model penelitian ini layak digunakan karena telah memenuhi asumsi klasik. Berdasarkan Uji koefisien determinasi, bahwa besarnya kemampuan prediksi dari kelima variabel independen terhadap peringkat sukuk sebesar 85,4%. Berdasarkan Uji F menunjukan bahwa model layak digunakan karena memiliki nilai signifikan yang kurang dari taraf nyata 5%. Berdasarkan Uji t menunjukan bahwa, rasio likuiditas, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap peringkat sukuk dan rasio proftabilitas, leverage dan aktivitas tidak berpengaruh secara parsial terhadap peringkat sukuk. Kata Kunci : Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio Profitabilitas, Rasio Aktivitas, Ukuran Perusahaan, dan Peringkat Sukuk. ii ABSTRACT The purpose of this study is to analyze the influence of independent variabel that is Liquidity ratio, Leverage ratio, Profitability ratio, Activity Ratio, Company Size, toward sukuk rate that was published by non-financial company listed in rating agencies PEFINDO on period between January 2012-Desember 2015. This research method purposive sampling for sampling. There 37 sample used by. The analytical method used multiple regression analysis by using spss programme 16.0. The result of this research show that research model is fit to use because has fullfilled classical assumption. Based on the coefficient determination, that the measure of the predictive capability of five independent variables toward sukuk rate amounting to 85.4%. Based on the F test showed that the model fit to use because it has a significance value of less than 5%. Based on the T test showed that liquidity ratio and company size partialy influenence sukuk rate and profitability ratio, leverage ratio, and activity ratio are not partialy influenence sukuk rate. Key Word : Liquidity ratio, Leverage ratio, Profitability ratio, Activity Ratio, Company Size, and sukuk rate. iii KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmat dan karunia-Nya. Sholawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita Dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang. Mudah-mudahan kita mendapat syafaatnya di akhirat. Aamiin. Rasa syukur kami haturkan kepada Allah SWT karena dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisa Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Sukuk”, sebagai salah satu syarat untuk menyelsaikan Program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen Informasi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Banyak kendala dan hambatan yang dihadapi penulis dalam penyusunan skripsi ini, hingga akhirnya skripsi ini dapat diselsaikan. Selesainya penulisan skripsi ini tidak lepas Dari bantuan dan bimbingan Dari berbagai pihak. Oleh karenanya penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Kedua orang paling berpengaruh dalam hidup saya, yang memberikan kasih sayang dan waktunya untuk membimbing saya hingga saat ini dan selalu menanamkan nilai-nilai kejujuran dan kebaikan dalam kehidupan. Ibu Dra. Rina Yanti dan Ayah Ir. Imam Prasetyo. Semoga ridho keduanya bersama penulis. 2. Teruntuk adik saya Adithya Raidipa Wisesa yang turut mendoakan kelancaran penyusunan skripsi. Semoga kita berdua dapat membanggakan Ibu dan Ayah. 3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc, M.Si.selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta jajarannya. 4. Ibu Dr. Pudji Astuti sebagai Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya di tengah kesibukan untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini serta motivasinya yang begitu besar pada penulis. iv 5. Bapak Deni Pandu, SE, M.Sc. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya di tengah kesibukan untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini serta motivasinya yang begitu besar pada penulis. 6. Ibu Titi Dewi Warnida, SE, M.Si.selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Ibu Ela Patriana, MM. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Bapak Sopyan, SE, MM. selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah mengarahkan dan memotivasi selama penulis menuntut ilmu di kampus ini. 9. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah mencurahkan dan mengamalkan ilmu yang tak ternilai hingga penulis menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 10. Seluruh Staf Tata Usaha dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu dan penulis dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain. 11. Sahabat terbaikku, Eka Ulfatul Fitriani yang membantu penulis dalam penulisan skripsi dan selalu memberi semangat dalam mengerjakan skripsi. 12. Teman-teman yang membantu dalam penyelsaian skripsi ini, Asep Septian Firdaus, Azka Amany dan Indita Indriana atas bantuan dan waktunya. 13. Teman seperjuanganku selama di CCIT FTUI dan MIPS, terimakasih atas dukungan dan motivasi kalian. Semoga Allah SWT selalu memudahkan langkah kalian untuk menuju cita-cita dan tujuan. 14. Dan terakhir semua pihak yang berperan dalam penulisan skripsi ini dari awal yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Tangerang Selatan, 25 November 2016 Dimas Pangga Wisesa v DAFTAR ISI DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................................... i ABSTRACT ...............................................................................................................................ii KATA PENGANTAR .............................................................................................................. iv DAFTAR ISI............................................................................................................................. vi DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. viii DAFTAR TABEL ..................................................................................................................... ix BAB I ......................................................................................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1 B. Perumusan Masalah................................................................................................... 12 C. Tujuan Penelitian....................................................................................................... 12 D. Manfaat Penelitian..................................................................................................... 13 BAB II...................................................................................................................................... 14 A. Landasan Teori .......................................................................................................... 14 1. Definisi Pasar Modal ................................................................................................. 14 2. Lembaga Penunjang Pasar Modal ............................................................................. 18 3. Fungsi Pasar Modal ................................................................................................... 19 4. Jenis Pasar Modal ...................................................................................................... 20 5. Pasar Modal Syariah.................................................................................................. 21 6. Definisi Sukuk ........................................................................................................... 21 7. Ketentuan Sukuk ....................................................................................................... 24 8. Jenis-jenis Sukuk ....................................................................................................... 25 9. Keistimewaan Sukuk ................................................................................................. 26 10. Resiko Sukuk ......................................................................................................... 28 11. Peringkat Sukuk ..................................................................................................... 30 12. Laporan Keuangan ................................................................................................. 31 13. Analisa Laporan Keuangan ................................................................................... 35 14. Analisis Rasio Keuangan ....................................................................................... 35 15. Macam – Macam Rasio Keuangan ........................................................................ 36 16. Ukuran Perusahaan (Company Size) ..................................................................... 40 vi B. Penelitian Terdahulu ................................................................................................. 40 C. Keterkaitan Antar Variabel ....................................................................................... 47 D. Kerangka Pemikiran .................................................................................................. 49 E. Hipotesis .................................................................................................................... 53 BAB III .................................................................................................................................... 55 A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................................... 55 B. Metode Penentuan Sampel ........................................................................................ 55 C. Metode Pengumpulan Data ....................................................................................... 57 D. Metode Analisis Data ................................................................................................ 57 E. Operasional Variabel Penelitian ................................................................................ 69 BAB IV .................................................................................................................................... 73 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................................. 73 B. Analisa Pembahasan Data ......................................................................................... 74 2. Analisis Deskriptif..................................................................................................... 74 3. Uji Asumsi Klasik ..................................................................................................... 76 4. Uji Regresi Berganda ................................................................................................ 82 5. Uji Hipotesis.............................................................................................................. 86 6. Interpretasi Hasil ....................................................................................................... 88 BAB V ..................................................................................................................................... 91 A. Kesimpulan................................................................................................................ 91 B. Saran .......................................................................................................................... 91 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 93 LAMPIRAN ............................................................................................................................. 96 vii DAFTAR GAMBAR Gambar 1. 1 Grafik .................................................................................................................. 6 Gambar 3. 1 PP Plots ............................................................................................................77 Gambar 3. 2 Scatterplot ......................................................................................................... 81 viii DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Daftar Perusahaan non-Keuangan Penerbit Sukuk .................................................. 9 Tabel 3. 1 Proses Pemilihan Sampel ...................................................................................... 56 Tabel 3. 2 Sampel Penelitian ................................................................................................. 56 Tabel 4.1 Descriptive Statistics .............................................................................................. 75 Tabel 4.2 One Sample Kolmogorov-smirnov ........................................................................ 78 Tabel 4.3 Model Summary .................................................................................................... 79 Tabel 4.4 Run Test ................................................................................................................. 79 Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas .................................................................................... 80 Tabel 4.6 Coefficients ............................................................................................................ 81 Tabel 4.7 Coefficients ............................................................................................................ 85 ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan sosial ekonomi Islam, termasuk investasi, tidak dapat dilepaskan Dari prinsip-prinsip syariah. Investasi syariah adalah investasi yang didasarkan prinsip-prinsip syariah. Baik investasi pada sektor riil maupun sektor keuangan. Islam mengajarkan investasi yang menguntungkan semua pihak (win win solution) dan melarang manusia melakukan investasi zero sum game atau win loss. Al qur’an melarang manusia mencari rizki dengan berspekulasi atau cara lainnya yang merugikan salah satu pihak. Islam juga melarang investasi yang mengandung riba, gharar (mengubah kondisi certainty menjadi kondisi uncertainty untuk mendapatkan keuntungan), maysir (judi), menjual sesuatu yang tidak dimiliki, dan berbagi transaksi lain yang merugikan salah satu pihak. Islam juga melarang semua tindakan yang merusak dan merugikan. Islam menghendaki aktivitas perekonomian yang didasarkan pada prinsip saling meridhoi. Islam juga tidak melarang umatnya untuk menanggung risiko dalam menjalankan investasi. Setiap mukmin harus melakukan tindakan yang terbaik untuk hari ini dan menyerahkan hasilnya kepada Allah. Sebab manusia tidak mengetahui hasil upaya yang dilakukan saat ini (Muhammad Nafik, 2009:23). Dalam Islam, investasi merupakan kegiatan muamalah yang sangat di anjurkan, karena dengan berinvestasi harta yang dimiliki menjadi produktif dan juga mendatangkan manfaat bagi orang lain. Investasi menurut definisi adalah menanam atau menempatkan aset, baik berupa harta maupun dana pada sesuatu 1 yang diharapkan akan memberikan hasil pendapatan atau akan meningkatkan nilainya di masa yang akan datang. Untuk mengimplementasikan anjuran dalam berivestasi, maka harus diciptakan sarana untuk berinvestasi. Banyak pilihan untuk menanamkan modal dalam bentuk investasi. Sejumlanh instrumen investasi yang disediakan yang diharapkkan akan meningkatkan nilai di masa mendatang diantaranya sukuk ritel dan deposito. Investasi itu sendiri berbeda dengan menabung, karena investasi biasanya dilakukan dengan perencaan yang lebih matang berbeda dengan menabung yang biasanya tanpa perencanaan. Dalam prosesnya investasi dan menabung hampir sama tetapi orientasi Dari keduanya yang berbeda jika menabung hanyalah kegiatan menetapkan sejumlah dana yang kita miliki pada produk tabungan, dalam hal ini kita hanya akan mendapatkan bunga atau bagi hasil Dari setiap bulannya akan tetapi berbeda dengan investasi merupakan kegiatan penanaman modal untuk suatu tujuan tertentu pada jangka menengah dan panjang yang berkaitan dengan mengakumulasi suatu bentuk aktiva dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa depan dan investasi itu sendiri banyak jenisnya seperti sukuk yang semakin diminati. Salah satu bentuk instrumen keuangan syariah yang telah banyak diterbitkan baik oleh korporasi maupun negara adalah sukuk. Di beberapa negara, sukuk telah menjadi instrumen pembiayaan anggaran negara yang penting. Pada saat ini, beberapa negara telah menjadi regular issue dari sukuk, misalnya Malaysia, Bahrain, Brunei Darussalam, Uni Emirat Arab, Qatar, Pakistan, dan State sof Saxony Anhalt – Jerman. Penerbitan sovereign sukuk biasanya ditujukan untuk keperluanpembiayaan negara secara umum (general funding) atau untuk pembiayaan proyek-proyek tertentu, misalnya pembangunan bendungan, unit 2 pembngkit listrik, pelabuhan, bandar udara, rumah sakit, dan jalan tol.Selain itu, sukuk juga dapat digunakan untuk keperluan pembiayaan cash-mismacth, yaitu dengan menggunakan sukuk dengan jangka waktu pendek (Islamic Tresury Bills) dan juga dapat digunakan sebagai instrumen pasar uang.Total emisi sukuk internasional berkembang pesat dari semula pada tahun 2002 hanya sekitar USD 1 miliar, menjadi USD 17 miliar pada bulan April 2007. jumlah dan jenis instrumen sukuk juga terus berkembang, dari semula hanya dikenal sukuk al ijarah berkembang menjadi 14 jenis sukuk sebagaimana ditetapkan oleh The Accounting and Auditing Organization of Islamic Financial Institutions (AAOIFI). adapun investor sukuk, tidak lagi hanya terbatas pada investor islami, karena pada saat ini sebagain besar investor sukuk justru merupakan investor konvensional. Perkembangan sukuk yang menjadikan salah satu investasi pilihan adalah karena sukuk memiliki keistimewaan tersendiri dibanding investasi lain yang membuat pertumbuhan sukuk meningkat yaitu dikarenakan sukuk memberikan penghasilan atau nisbah bagi hasil yang lebih kompetitif dan dibayarkan setiap bulannya, pembayaran imbalan dan nilai nominal sampai dengan sukuk jatuh tempo dijamin oleh pemerintah, memunginkan didapatnya penghasilan tambahan berupa margin (capital gain) dan yang terpenting sukuk aman dan terbebas dari unsur riba, gharar dan maysir. Dalam negeri sendiri, pasar keuangan syariah, termasuk pasar sukuk juga tumbuh secara cepat, meskipun proporsinya dibandingkan konvensional masih relatif kecil. untuk keperluan pengembangan basis sumber pembiayaan anggaran negara dan dalam rangka pengembangan pasar keuangan syariah dalam negeri, pemerintah telah menyusun RUU tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). UU SBSN 3 tersebut akan menjadi legal basis bagi penerbitan dan pengelolaan sukuk negara atau SBSN. Pasar Modal Syariah di Indonesia dimulai dengan diterbitkannya Reksa Dana Syariah oleh PT. Danareksa Investment Management pada 3 Juli 1997. Selanjutnya, Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) berkerjasama dengan PT. Danareksa Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menginvestasikan dananya secara syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut, maka para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat dijadikan sarana berinvestasi sesuai dengan prinsip syariah. Pada tanggal 18 April 2001, untuk pertama kali Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa yang berkaitan langsung dengan pasar modal, yaitu Fatwa Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah. Selanjutnya, instrumen investasi syariah di pasar modal terus bertambah dengan kehadiran Obligasi Syariah PT. Indosat Tbk pada awal September 2002. Instrumen ini merupakan Obligasi Syariah pertama dan akad yang digunakan adalah akad mudharabah. Pasar Modal Syariah juga dapat ditelusuri Dari perkembangan institusional yang terlibat dalam pengaturan Pasar Modal Syariah tersebut. Perkembangan tersebut dimulai Dari MoU antara Bapepam dan DSN-MUI pada tanggal 14 Maret 2003. MoU menunjukkan adanya kesepahaman antara Bapepam dan DSN-MUI untuk mengembangkan pasar modal berbasis syariah di Indonesia. Pada tanggal 23 Nopember 2006, Bapepam-LK menerbitkan paket Peraturan Bapepam dan LK terkait Pasar Modal Syariah. Paket peraturan tersebut yaitu Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan 4 Nomor IX.A.14 tentang Akad-akad yang digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal. Selanjutnya, pada tanggal 31 Agustus 2007 BapepamLK menerbitkan Peraturan Bapepam dan LK Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah dan diikuti dengan peluncuran Daftar Efek Syariah pertama kali oleh Bapepam dan LK pada tanggal 12 September 2007. Perkembangan Pasar Modal Syariah mencapai tonggak sejarah baru dengan disahkannya UU Nomor 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada tanggal 7 Mei 2008. Undang-undang ini diperlukan sebagai landasan hukum untuk penerbitan surat berharga syariah negara atau sukuk negara. Pada tanggal 26 Agustus 2008 untuk pertama kalinya Pemerintah Indonesia menerbitkan SBSN seri IFR0001 dan IFR0002. Pada tahun 2002, PT Indosat pertama kali menerbitkan sukuk senilai 175 miliar yang direspon baik oleh pasar. Sejak saat itu, sukuk mulai dikembangkan dalam pasar modal Indonesia dan diikuti sampai sekarang. Hingga tahun 2013, total nilai sukuk yang bereDar yaitu 8,387 miliar rupiah. Pada tahun 2009, terjadi lonjakan penerbitan emisi sukuk dari 29 menjadi 43. Di tahun 2009 terjadi kenaikan emisi sukuk mencapai 48%. Di tahun 2008 tercatat nilai sukuk 5,4 Triliun di akhir tahun 2009 tercatat nilai emisi sukuk sebesar 7 Triliun. Kenaikan sebesar 1,6 Triliun ini adalah kenaikan terbesar dibanding tahun-tahun lain yang rata-rata kenaikannya tidak mencapai 1 Triliun. Keunggulan sukuk, Sukuk mampu tumbuh cepat di tengah krisis finansial global 2007. Meskipun nilai outstanding Sukuk relatif kecil dibanding obligasi konvensional, tetapi Pasar Sukuk Indonesia mengalami perkembangan yang sangat signifikan dari tahun ke tahunnya. 5 Gambar 1. 1 Grafik Perkembangan Sukuk (Sumber: Laporan OJK per Desember 2015) Dari grafik ini dapat kita lihat bahwa perkembangan sukuk pertahunnya hampir mengalami kenaikan. Dapat dilihat kenaikan nilai outstanding sukuk mengalami kenaikan pertahunnya walaupun tidak terlalu signifikan dibandingan dengan nilai akumulasi penerbitan yang terus meningkat signifikan, akan tetapi perkembangan nilai akumulasi penerbitan yang signifikan dikarenakan investasi pada produk sukuk semakin menarik minat investor untuk berinvestasi dikarenakan banyaknya kelebihan yang ditawarkan dari investasi sukuk. Terdapat sejumlah kelebihan yang didapat bila menerbitkan sukuk antara lain; (1) Investasi yang aman (pemerintah sebagai penjamin). (2) Memberikan return yang relatif tinggi (12% gross => 9.6% nett) dibandingkan produk konservatif lain seperti reksadana pasar uang atau deposito. (3) Mendapatkan pembayaran imbalan yang dilakukan secara berkala (perbulan). (4) Berpotensi memperoleh Capital Gain, ketika harga sedang naik di pasar sekunder. 6 Namun dalam dunia investasi sukuk memiliki resiko yang harus diperhatikan para investor antara lain, Resiko Gagal Bayar (Default Risk), adalah resiko dimana investor tidak dapat memperoleh pembayaran dana yang dijanjikan oleh penerbit pada saat produk investasi jatuh tempo. berhubung yang menerbitkan pemerintah, resiko ini sangatlah kecil (diasumsikan risk free). Resiko Pasar (Market Risk), adalah potensi kerugian bagi investor (capital loss) karena menjual sukuk ritel sebelum jatuh tempo (pada saat nilainya turun). Resiko Likuiditas (Likuiditas Risk), adalah kesulitan dalam pencairan, resiko ini bisa disebabkan karena kecenderungan produk syariah ditahan (tidak diperjual belikan hingga jatuh tempo), tetapi untuk sukuk ritel para agen penjual telah menjamin untuk membeli kembali barang yang dijual oleh investor. resiko yang bisa terjadi adalah investor terpaksa menjual kepada agen penjual dengan harga di bawah harga pasar. apabila pembelian dalam jumlah tidak besar, bunganya yang relatif kecil dan ditransfer ke bank bisa menjadi tidak signifikan dan bisa terpakai. Agar investor memiliki gambaran tingkat risiko ketidakmampuan perusahaan dalam membayar, maka sebelum perusahaan mengeluarkan sukuk, akan dilakukan proses pengujian terhadap sukuk tersebut, dimana di Indonesia dilakukan oleh Bapepam selaku pengawas pasar modal dengan melakukan pengujian peringkat (rating) sukuk. Rating itu sendiri merupakan salah satu acuan Dari investor ketika akan memutuskan membeli suatu obligasi. Proses rating sebuah obligasi membutuhkan waktu sekitar satu sampai dua bulan. Terdapat dua kategori kelompok peringkat obligasi yaitu kategori kelas investasi (investment grade) dan kategori bukan kelas investasi (non investment grade). Sehingga muncul pertanyaan apakah pemeringkatan obligasi sudah tepat dan akurat sebagai 7 pandangan para investor nantinya. Peringkat obligasi syariah memberikan pernyataan informatif dan memberikan sinyal tentang probabilitas default hutang perusahaan. Peringkat juga berfungsi untuk membantu kebijakan publik untuk membatasi investasi spekulatif para investor. Sehingga kualitas obligasi dapat dinilai dari peringkatnya. (Margareta dan Poppy : 2009) Dari rating inilah kita dapat menentukan apakah investasi yang kita pilih adalah investasi yang baik dan mengguntungkan, dan rating ini memberikan gambaran seberapa besar perkembangan suatu sukuk yang diterbitkan kepada publik. Dan proses rating ini melewati pengolahan dari data keuangan dan non keuangan, data keuangan untuk melakukan rating didapat dari rasio – rasio keuangan perusahaan yang diolah dari data laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan dan data non keuangan yang digunakan adalah kemampuan audit dari auditor independen yang melakukan audit pada tingkat produktivitas, secure dan maturity yang dimiliki perusahaan. Di Indonesia terdapat salah satu lembaga pemeringkat sekuritas hutang yaitu,PT Pemeringkat Efek Indonesia atau yang lebih dikenal dengan PEFINDO merupakan rating agency tertua di Indonesia. Hingga saat ini PEFINDO telah memberi peringkat kepada lebih Dari 500 perusahaan dan pemerintah daerah. Selain itu, instrumen pasar modal seperti obligasi, sukuk, medium-term notes telah diperingkat oleh PEFINDO. PEFINDO juga merupakan market leader rating agency di Indonesia. Dengan menggunakan peringkat yang diberikan oleh PEFINDO diharapkan penelitian ini dapat mencakup sebagian besar sukuk yang telah diterbitkan di Indonesia. Karena kebanyakan sukuk diperingkat oleh PEFINDO. Peringkat obligasi yang diberikan oleh agen pemeringkat dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu investment grade dan non-investment grade. 8 Obligasi investment grade memiliki peringkat AAA, AA, A, dan BBB. Sedangkan untuk non-investment grade dengan peringkat BB, B, CCC, dan D. Investment grade merupakan obligasi dengan risiko kredit yang rendah sehingga berperingkat 3 tinggi. Non investment grade merupakan obligasi yang memiliki risiko tinggi sehingga berperingkat rendah. Tabel 1.1 Daftar Perusahaan non-Keuangan Penerbit Sukuk Nama Perusahaan Kode ADHI MPPA MAPI MYOR ROTI 3 AISA 1 7 PT Adhi Karya (Persero) PT Matahari Putra Prima Tbk. PT Mitra Adiperkasa Tbk. PT Mayora Indah Tbk. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. PT Sumberdaya Sewatama Jumlah Sukuk yang Beredar 7 1 4 3 SSMA 2 8 PT Matahari Putra Prima Tbk. MPPA 1 9 PT. PPLN PPLN 12 37 No 1 2 3 4 5 6 Jumlah Sampel Sumber : data diolah Dari gambar tabel di atas dapat dilihat beberapa sukuk non keuangan yang diterbitkan dan telah mendapatkan peringkat dari perusahaan pemeringkat Pefindo antara tahun 2012-2015. Dapat dilihat peringkat sukuk yang beredar di indonesia adalah A, AA dan AAA, bisa disimpulkan bahwa sukuk yang beredar di Indonesia berada pada kategori investment grade. Untuk mengukur peringkat sukuk tersebut Pefindo menggunakan beberapa faktor untuk mengukur peringkat salah satunya rasio keuangan. Sejumlah penelitian yang meneliti faktor apa saja yang dapat mempengaruhi peringkat sukuk. Adapun diantaranya telah dilakukan oleh: Purwaningsih (2013) yang memberikan bukti bahwa rasio leverage, likuiditas secure, dan maturity 9 mampu digunakan untuk memprediksi peringkat sukuk, begitu juga dengan penelitian Afiani (2010) yang menemukan bahwa rasio likuiditas dan profitabilitas mampu digunakan untuk memprediksi peringkat sukuk dan rasio leverage dan produktivitas tidak dapat digunakan untuk memprediksi peringkat sukuk. Penelitian Magreta dan Poppy (2009) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi prediksi peringkat obligasi, dengan hasil bahwa Firm Size, likuiditas, profitabilitas, leverage, produktivitas, secure, maturity dan reputasi auditor berpengaruh terhadap prediksi peringkat sukuk. Penelitian Melis (2014) yang menemukan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap peringkat sukuk sedangkan profitabilitas, leverage, produktivitas, secure, maturity dan reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap peringkat sukuk. Penelitian ini mencoba untuk menguji kembali faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat sukuk. penelitian ini akan menggunakan variabel Profitablitas, Likuiditas, Leverage. Penggunaan variabel tersebut dikarenakan pada penelitian sebelumnya masih terjadi perbedaan hasil, sehingga memotivasi penulis mengambil variabelvariabel tersebut. Inkonsistensi hasil dari berbagai penelitian juga menjadi salah satu motivasi penulis. Sejumlah penelitian mengenai sukuk maupun obligasi yang penulis sebutkan sebelumnya menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Pemilihan variabel yang bervariasi dalam model penelitian diasumsikan dapat mempengaruhi peringkat sukuk. Adanya research gap penelitian ini yang membuat penulis tertarik untuk meneliti kembali mengenai pemeringkatan sukuk. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian Faktor – faktor yang mempengaruhi peringkat sukuk karena terdapat banyak hasil yang menunjukan research gap dari setiap penelitian sebelumnya dan Penelitian ini 10 menggunakan faktor akuntansi yaitu rasio keuangan likuiditas, leverage, profitabilitas dan aktivitas dan ukuran perusahaan. Dari faktor akuntansi diteliti pengaruhnya terhadap peringkat sukuk, maka oleh karena itu penulis mengambil judul: “Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Sukuk (Studi Kasus Pada Perusahaan Penerbit Sukuk Non Keuangan)” 11 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang akan diangkat adalah sebagai berikut: 1. Apakah rasio keuangan (likuiditas) mempengaruhi secara parsial peringkat sukuk? 2. Apakah rasio keuangan (leverage) mempengaruhi secara parsial peringkat sukuk? 3. Apakah rasio keuangan (profitabilitas) mempengaruhi secara parsial peringkat sukuk? 4. Apakah rasio keuangan (aktivitas) mempengaruhi secara parsial peringkat sukuk? 5. Apakah ukuran perusahaan mempengaruhi secara signifikan parsial sukuk? 6. Apakah rasio keuangan (likuiditas, profitabilitas, leverage, dan aktivitas) dan ukuran perusahaan mempengaruhi peringkat sukuk secara bersamasama? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisa pengaruh rasio keuangan (likuiditas) secara parsial terhadap peringkat sukuk. 2. Menganalisa pengaruh rasio keuangan (leverage) secara parsial terhadap peringkat sukuk. 3. Menganalisa pengaruh rasio keuangan (profitabilitas) secara parsial terhadap peringkat sukuk. 12 4. Menganalisa pengaruh rasio keuangan (aktivitas) secara parsial terhadap peringkat sukuk. 5. Menganalisa pengaruh ukuran perusahaan secara parsial terhadap peringkat sukuk. 6. Menganalisa pengaruh rasio keuangan (likuiditas, profitabilitas, leverage, dan aktivitas) dan ukuran perusahaan secara bersama-sama terhadap peringkat sukuk. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Peneliti/Akademisi Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi ataupun landasan pijak bagi penelitian selanjutnya. 2. Bagi Perusahaan Diharapkan penelitian ini dapat masukan mengenai faktor – faktor keuangan (khususnya rasio keuangan) yang berpotensi mempengaruhi peringkat sukuk. 3. Bagi Investor dan Calon Investor Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam pengambilan keputusan investasi sukuk. 13 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Definisi Pasar Modal Pasar modal (Capital Market) merupakan kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum perdagangan efek perusahaan publik yang berkaitan dengan produk. Dalam arti sempit pasar modal adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka panjang baik hutang maupun modal sendiri diperdagangkan. Dengan kata lain pasar modal merupakan tempat pertemuan antara penawaran dan permintaan surat berharga. Jenis surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun. Dua jangka ynag merupakan modal sendiri berbentuk saham biasa (Common Stock) dan saham prefern (Preferen Stock), sedangkan dana jangka hutang berbentuk obligasi (Bond). (Martono, 2004:181) Pasar Modal dalam arti sempit adalah suatu tempat yang terorganisasi di mana efek-efek diperdagangkan yang disebut bursa efek.Bursa efek atau stock exchange adalah suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun dengan melalui wakilwakilnya. Fungsi bursa efek ini antara lain adalah menjaga kontinuitas pasar dan menciptakan harga efek yang wajar melalui mekanisme permintaan dan penawaran (Siamat, 2005:487). 14 Di dalam Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pengertian pasar modal dijelaskan dengan lebih spesifik sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan Perdagangan Efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. Pengertian pasar modal berdasarkan keputusan presiden No. 52 tahun 1976 tentang pasar modal menyebutkan bahwa pasar modal adalah Bursa Efek seperti yang dimaksud dalam undang-undang No. 15 tahun 1952. menurut undang-undang tersebut, bursa adalah gedung atau ruangan yang ditetapkan sebagai kantor dan tempat kegiatan perdagangan efek, sedangkan surat berharga yang dikategorikan efek adalah saham, obligasi serta surat bukti lainnya yang lazim dikenal sebagai efek. Pasar modal merupakan tonggak penting dalam perekonomian dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi ini sabagai media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat posisi keuangannya. Pasar modal memiliki peran yang sangat besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). (Darmadji dan Fakhruddin, 2001: 2). Pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan 15 semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan suratsurat berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek (Kasmir, 2009:104). Para pemain utama yang terlibat di pasar modal dan lembaga penunjang yang terlibat langsung dalam proses transaksi antara pemain utama sebagai berikut : a. Emiten. Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau melakukan emisi di bursa (disebut emiten). Dalam melakukan emisi, para emiten memiliki berbagai tujuan dan hal ini biasanya sudah tertuang dalam rapat umum pemegang saham (RUPS), antara lain : 1) Perluasan usaha, modal yang diperoleh dari para investor akan digunakan untuk meluaskan bidang usaha, perluasan pasar atau kapasitas produksi. 2) Memperbaiki struktur modal, menyeimbangkan antara modal sendiri dengan modal asing. 3) Mengadakan pengalihan pemegang saham. Pengalihan dari pemegang saham lama kepada pemegang saham baru. b. Investor. Pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan yang melakukan emisi (disebut investor). Sebelum membeli surat berharga yang ditawarkan, investor biasanya 16 melakukan penelitian dan analisis tertentu. Penelitian ini mencakup bonafiditas perusahaan, prospek usaha emiten dan analisis lainnya. Tujuan utama para investor dalam pasar modal antara lain : 1) Memperoleh deviden. Ditujukan kepada keuntungan yang akan diperolehnya berupa bunga yang dibayar oleh emiten dalam bentuk deviden. 2) Kepemilikan perusahaan. Semakin banyak saham yang dimiliki maka semakin besar pengusahaan (menguasai) perusahaan. 3) Berdagang. Saham dijual kembali pada saat harga tinggi, pengharapannya adalah pada saham yang benar-benar dapat menaikkan keuntungannya dari jual beli sahamnya. c. Lembaga Penunjang. Fungsi lembaga penunjang ini antara lain turut serta mendukung beroperasinya pasar modal, sehingga mempermudah baik emiten maupun investor dalam melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pasar modal. Lembaga penunjang yang memegang peranan penting di dalam mekanisme pasar modal adalah sebagai berikut : 1) Penjamin emisi (underwriter). Lembaga yang menjamin terjualnya saham/obligasi sampai batas waktu tertentu dan dapat memperoleh dana yang diinginkan emiten. 2) Perantara perdagangan efek (broker / pialang). Perantaraan dalam jual beli efek, yaitu perantara antara si penjual (emiten) dengan si pembeli (investor). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh broker antara lain meliputi : 17 a) Memberikan informasi tentang emiten b) Melakukan penjualan efek kepada investor 2. Lembaga Penunjang Pasar Modal Lima lembaga penunjang pasar modal berikut ini merupakan lembaga yang menyediakan kegiatan yang membantu terselenggaranya pasar modal yang sehat. (Tandelilin, 2010:71) a. Biro Administrasi efek (Securities Administration Bureau) Biro administrasi efek adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten melaksanakan pencatatan pemilikan efek dan pembagian hak yang berkaitan dengan efek. b. Kustodian Kustodian (custodian) adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan hak lain menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya. c. Wali Amanat Wali amanat (trustee), adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek bersifat utang. d. Penasihat Investasi Penasihat investasi (investment advisor) adalah pihak yang memberi nasihat kepada pihak lain mengenai penjualan atau pembelian efek. e. Pemeringkat Efek Perusahaan pemeringkat efek (rating agencies) merupakan lembaga yang dapat menjembatani kesenjangan informasi antara emiten dan investor dengan menyediakan informasi standar atas tingkat risiko kredit suatu perusahaan. 18 3. Fungsi Pasar Modal Pasar modal berperan penting dalam perekonomian suatu negara karena dapat menciptakan fasilitas bagi investor dalam memenuhi permintaan dan penawaran modal sehingga banyak industri maupun perusahaan yang memanfaatkan pasar modal ini sebagai media untuk menarik investor yang dapat memperkuat posisi keuangan perusahaan tersebut. disebutkan bahwa pasar modal memiliki dua fungsi utama yaitu: (Darmadji dan Fakhruddin, 2001: 2) a. Fungsi ekonomi. Maksud dari pasar modal memiliki fungsi ekonomi adalah peran dimana pasar modal bertindak sebagai media penghubung dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki dana (investor) dengan pihak yang memerlukan dana (issuer). Pasar modal diharapkan dapat menjadi fasilitator bagi investor untuk menginvestasikan dana yang ia miliki dengan harapan memperoleh imbalan di masa depan sedangkan bagi pihak issuer atau perusahaan dapat memanfaatkan dana tersebut tanpa harus menunggu dana tersedia dari operasi perusahaan. b. Fungsi keuangan. Maksud dari pasar modal disebut memiliki fungsi keuangan adalah karena pasar modal memberikan kemungkinan dan 15 kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana sesuai dengan karakteristik dan instrumen investasi yang dipilih. 19 4. Jenis Pasar Modal Dalam menjalankan fungsinya, pasar modal dibagi menjadi tiga macam, yaitu: (Umam, 2013:178) a. pasar perdana, pasar sekunder, dan bursa paralel. Pasar perdana adalah penjualan perdana efek atau penjualan efek oleh perusahaan yang menerbitkan efek sebelum efek tersebut dijual melalui bursa efek. Pada pasar perdana, efek dijual dengan harga emisi, sehingga perusahaan yang menerbitkan emisi hanya memperoleh dana dari penjualan tersebut. b. Pasar sekunder adalah penjualan efek setelah penjualan pada pasar perdana berakhir. Pada pasar sekunder ini harga efek ditentukan berdasarkan kurs efek tersebut. Naik turunnya kurs suatu efek ditentukan oleh daya tarik menarik antara permintaan dan penawaran efek tersebut. Bagi efek yang dapat memenuhi syarat listing dapat menjual efeknya di dalam bursa efek, sedangkan bagi efek yang tidak memenuhi syarat listing dapat menjual efeknya di luar bursa efek. c. Bursa paralel merupakan pelengkap bursa efek yang ada. Bagi perusahaan yang menerbitkan efek yang akan menjual efeknya melalui bursa dapat dilakukan melalui bursa paralel. Bursa paralel diselenggarakan oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE). 20 5. Pasar Modal Syariah Pasar modal merupakan tempat perusahaan menerbitkan surat berharga, baik berupa saham ataupun obligasi, agar memperoleh dana dari investor. Di Bursa Efek Indonesia, saham atau obligasi yang diterbitkan berdasarkan klasifikasi aspek kesyariahannya yang dapat dilihat pada DES. Adapun indikator perkembangansaham yang sesuai syariah dinyatakan dalam Jakarta Islamic Index (JII). Bank syariah yang memiliki kelebihan dana dan memandang penempatan pasar modal syariah merupakan sesuatu yang menguntungkan, secara bisnis dapat menggunakan surat berharga untuk menyalurkan kelebihan likuiditas tersebut. Sejauh ini, untuk menyalurkan kelebihan likuiditas di pasar modal, bank syariah diizinkan sebatas pembelian sukuk.(Yaya dkk, 2014:21) 6. Definisi Sukuk Menurut Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI), sukuk adalah “certificate of equal value representing undivided shares ownership of tangible asset, usufruct and services (in the ownership of) the assets of particular projects or special investment activity”. Jadi sukuk adalah sebagai sertifikat dari suatu nilai yang dipresentasikan setelah menutup pendaftaran, bukti terima nilai sertifikat, dan menggunakannya sesuai rencana. sama halnya dengan bagian dan kepemilikan atas aset yang jelas, barang, atau jasa atau modal dari suatu proyek tertentu atau modal dari suatu aktivitas investasi tertentu. Sukuk pada prinsipnya mirip dengan obligasi konvensional, dengan perbedaan pokok antara 21 lain berupa penggunaan konsep imbalan dan bagi hasil sebagai pengganti bunga, adanya suatu transaksi pendukung (underlying transaction) berupa sejumlah tertentu aset yang menjadi dasar penerbitan sukuk, dan adanya akad atau perjanjian antara para pihak yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip bagi syariah. selain itu, sukuk juga harus distruktur secara syariah agar instrumen keuangan ini aman dan terbebas dari riba, gharar dan maysir. Pendapat lain mengartikan sukuk sebagai sertifikat dengan nilai yang sama yang mewakili bagian kepemilikan sepenuhnya terhadap aset yang tangible, manfaat dan jasa atau (kepemilikan dari) aset dari suatu proyek atau aktivitas investasi khusus. (Huda dan Edwin, 2007: 122) Menurut fatwa Majelis Ulama Indonesia No. 31/DSN- MUI/IX/2002 sukuk adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah. sukuk mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. Sedangkan menurut Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. KEP-130/BL/2006 tahun 2006 Peraturan No. IX .A. 13, sukuk ádalah efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas kepemilikan aset berwujud tertentu nilai manfaat dan jasa atas aset proyek tertentu atau aktivitas 22 investasi tertentu, dan kepemilikan atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu. Dari sisi istilah, sukuk didefinisikan suatu dokumen sah yang menjadi bukti penyertaan modal atau bukti utang terhadap pemilik suatu harta yang boleh dipindahmilikan dan bersifat jangka panjang. (Nazaruddin, 2010:93). Sampai saat ini masih seringkali sukuk disamakan dengan obligasi syariah. Pengertian obligasi syariah adalah surat utang dari suatu lembaga atau perusahaan yang dijual kepada investor untuk mendapatkan dana segar. Para investor akan mendapatkan return dalam bentuk tingkat suku bunga tertentu yang sangat bervariasi tergantung kekuatan bisnis penerbitnya. (Sudarsono, 2004 : 221). Karakteristik sukuk yang banyak dikenal di Indonesia tidak berbeda juga dengan karakteristik sukuk secara internasional. Berikut karakteristik sukuk: (Umam, 2013 : 178). a. Merupakan bukti kepemilikan suatu asset berwujud atau hak manfaat (beneficial title) b. Pendapatan berupa imbalan (kupon), margin, dan bagi hasil, sesuai jenis akad yang digunakan c. Terbebas dari unsur riba, gharar, dan maysir d. Penerbitannya melalui special purpose vehicle (SPV) e. Memerlukan underlying asset f. Penggunaan proceeds harus sesuai prinsip syariah. 23 7. Ketentuan Sukuk Ketentuan AAOIFI dalam al-Ma‟ayir al-Syar‟iyah, Mi‟yar no. 17 tentang Sukuk al-Istitsmar, bagian penerbitan, perdagangan, dan penarikan kembali (redemption) Sukuk Milkiyah al-Maujudat: Boleh melakukan sekuritisasi (menerbitkan sukuk yang mewakili kepemilikan atas) aset, baik barang (tangible assets), manfaat (usufructs) maupun jasa (services); dengan cara membagi/memecah asset tersebut menjadi beberapa bagian yang sama dan menerbitkan sukuk sesuai dengan nilainya. Sedangkan piutang yang masih menjadi tanggung jawab orang lain tidak boleh disekuritisasi dengan tujuan untuk diperdagangkan. Sejak diterbitkan memindahtangankan sampai dengan (memperdagangkan) jatuh Sukuk tempo, Milkiyah boleh al- Maujudat al-Mu‟jarah au al-Mau‟ud Bisti‟jariha (sukuk yang mewakili kepemilikan atas asset yang disewakan atau asset yang akan disewakan) setelah pemegang sukuk tersebut memilikinya. 24 Penerbit Sukuk Milkiyah al-Maujudat al-Mu‟jarah au al-Mau‟ud Bisti‟jariha boleh menarik kembali (redeem) Sukuk tersebut sebelum jatuh tempo, dengan harga pasar atau harga yang disepakati oleh penerbit dan pemegang Sukuk pada saat penarikan (at the date of redemption) (Fatwa DSN. NO: 76/DSN-MUI/ VI/2010). 8. Jenis-jenis Sukuk Sukuk, berdasarkan strukturnya terdapat berbagai jenis, yang dikenal secara internasional dan telah mendapatkan endorsement dari The Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI) adalah : a. Sukuk Ijarah : Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad ijarah, dimana satu pihak bertindak sendiri atau melalui wakilnya menyewakan hak manfaat atas suatu aset kepada pihak lain berdasarkan harga dan periode yang disepakati, tanpa diikuti perpindahan kepemilikan aset itu sendiri. b. Sukuk Mudharabah: perjanjian atau akad Sukuk yang diterbitkan mudharabah, dimana berdasarkan satu pihak menyediakan modal (rab-al-maal/shahibul maal) dan pihak lain menyediakan tenaga dan keahlian (mudharib), keuntungan dari kerjasama tersebut akan dibagi berdasarkan proporsi perbandingan (nisbah) yang disepakati sebelumnya. Kerugian yang timbul akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak penyedia modal, sepanjang kerugian tersebut tidak ada unsur moral hazard (niat tidak baik dari mudharib). 25 c. Sukuk Musyarakah : Sukuk yang diterbitkan berdasarka perjanjian atau akad musyarakah, dimana dua pihak atau lebih bekerjasama menggabungkan modal untuk membangun proyek baru, mengembangkan proyek yang sudah ada, atau membiayai kegiatan usaha. Keuntungan maupun kerugian yang timbul ditanggung bersama sesuai dengan jumlah partisipasi modal masing-masing pihak. d. Sukuk Istishna : Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad istishna, dimana para pihak menyepakati jual-beli dalam rangka pembiayaan suatu proyek atau barang. Adapun harga, waktu penyerahan dan spesifikasi proyek/barang ditentukan terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan. 9. Keistimewaan Sukuk Dengan mengamati berbagai sifat umum mengenai sukuk, dapat dilihat bahwasukuk memiliki kualitas yang sama dengan semua pasar lain yang berorientasi aset keuangan konvensional, termasuk hal – hal berikut:(Huda dan Edwin, 2007 : 124) 26 Tabel 2.1 Keistimewaan Sukuk Dapat diperdagangkan Sukuk mewakili pihak pemilik aktual dari aset yang jelas, manfaat aset atau kegiatan bisnis dan juga dapat diperdagangkan pada harga pasar. Dapat diperingkat Sukuk dapat diperingkat dengan mudah oleh Agen Pemberi Peringkat regional dan internasional. Dapat ditambah Sebagai tambahan terhadap aset utama atau kegiatan bisnis, sukuk dapat dijamin dengan bentuk kolateral berlandaskan syariah lainnya. Fleksibelitas hukum Sukuk dapat distruktur dan ditawarkan secara nasional dan global dengan pajak yang berbeda Dapat ditebus Struktur sukuk diperbolehkan kemungkinan penebusan. untuk Sumber : data diolah Keistemewaan lain yang ada pada sukuk dalam referensi yang berbeda adalah: a. Memberikan penghasilan berupa imbalan atau n isbah bagi hasil yang kompetitif dibandingkan dengan instrumen keuangan lain. b. Pembayaran imbalan dan nilai nominal sampai dengan sukuk jatuh tempo dijamin oleh Pemerintah. c. Dapat diperjual belikan di pasar sekunder. d. Memungkinkan diperolehnya tambahan pengahasilan berupa margin (capital again). e. Aman dan terbebas dari riba (unsury), gharar (uncertainty), dan maysir (gambling). f. Berinvestasi sambil mengikuti dan melaksanakan ajaran Islam. 27 10. Resiko Sukuk Secara umum, risiko pada sukuk mirip dengan risiko obligasi konvensional karena keduanya merupakan instrumen pada pasar modal.Menurut Chartered Financial Analyst , risiko-risiko yang dihadapi investor sukuk sebagai berikut: a. Risiko Tingkat Pengembalian (Rate of Return Risk) Risiko tingkat pengembalian ada pada semua tipe sukuk dengan pengembalian tetap (fixed rate). Imbal hasil yang mengacu pada LIBOR atau benchmark konvensional lainnya membuat return pada sukuk dipengaruhi suku bunga. Sedangkan pada akad mudharabah, imbal hasil sangat bergantung pada kinerja perusahaan yang dapat naik dan turun. b. Risiko Kredit (Current ratioedit Risk) Risiko kredit pada sukuk ijarah dihadapi oleh investor disebabkan kegagalan pembayaran (default) atas sewa underlying asset. Kecenderungan default menjadi lebih besar karena mekanisme penjadwalan ulang atas hutang dengan imbal hasil/suku bunga lebih tinggi tidak diperbolehkan dalam hukum Islam. Risiko kredit pada sukuk harus dinilai secara independen khususnya jika pemberi pinjaman memiliki alternatif penggantian lain ketika underlying asset tidak dapat menutupi kerugian yang terjadi. c. Risiko Nilai Tukar (Foreign Exchange Rate Risk) Risiko nilai tukar dapat terjadi jika return atas pengelolaan underlying asset diberikan dalam mata uang asing. Penerbit dapat menghitung 28 dan memberikan jaminan atas risiko tersebut dalam rangka melindungi investor dari pergerakan nilai tukar. d. Risiko Tingkat Harga (Price/Collateral Risk) Risiko tingkat harga terjadi ketika spesifikasi aset yang tercermin pada nilai penerbitan sukuk yang diajukan berbeda dengan sesungguhnya dan laporan atas nilai pasar nilai underlying asset. Sukuk ijarah paling rentan menghadapi risiko ini karena aset yang disewakan dapat mengalami depresiasi hingga dibawah harga pasar. Pengelolaan yang baik atas aset menjadi faktor penting dalam menghadapi risiko ini. e. Risiko Likuiditas (Likuiditas Risk) Pertumbuhan pasar sekunder yang lambat membuat investor sukuk menghadapi risiko likuditas. Kecenderungan membeli dan menahan (buy and hold) pada mayoritas investor sukuk membuat mekanisme transfer kepemilikan sukuk tidak efisien. Hal ini terjadi pula pada Sukuk Salam, dimana aset yang mewadahi kontrak merupakan komoditas pertanian. Sehingga perdagangan pada sekuritas tersebut menimbulkan unsur spekulasi. Zero Coupon Sukuk seperti Sukuk Istisna dan Murabahah juga tidak dapat diperdagangkan dipasar sekunder karena mirip dengan jual beli hutang (bai ad-dayn) yang dilarang oleh mayoritas ulama. f. Risiko Kepatuhan Perkembangan pasar Syariah (Sharia yang pesat Compliance Risk) memungkinkan adanya struktur sukuk yang tidak memenuhi aspek syariah. Standarisasi dan perhatian atas aturan-aturan syariah pada sukuk dibuat dalam 29 rangka melindungi investor muslim dari praktek-praktek yang prinsip-prinsip Islam. 11. Peringkat Sukuk Peringkat sukuk adalah suatu standarisasi yang diberikan oleh Lembaga pemeringkat terkemuka sukuk yang mencerminkan kemampuan penerbit sukuk dan kesediaan mereka untuk membayar pembayaran pokok sesuai jadwal. Badan-badan ini menggunakan alat kuantitatif dan penilaian kualitatif untuk mengevaluasi kelayakan kredit dari penerbit. Secara umum, hanya obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan terbesar dan terkuat yang menunjukkan kredit relatif tinggi. Peringkat kualitas tertinggi adalah triple- A . Tingkat Peringkat turun ke triple- C sebagai kemungkinan gagal bayar meningkat dan akhirnya ke D, atau default. Analis dan para investor sering menggunakan peringkat sebagai deskriptor dari kualitas kredit emiten obligasi dari pada deskripsi kualitas obligasi sendiri (Hull, Predescu, dan White, 2004). Indonesia memiliki lembaga pemeringkat efek yang disebut PT. Pefindo. Pemeringkatan sukuk sangat diperlukan untuk mencerminkan kemampuan emiten memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo, dengan kualitas sukuk yang baik maka akan semakin meningkatkan minat investor untuk memilih berinvestasi pada sukuk. Adapun teknis pemeringkatan sukuk korporasi di Indonesia agak berbeda dengan pemeringkatan obligasi korporasi konvensional karena dalam penerbitan sukuk, pemeringkatan juga dilakukan dengan menelaah 30 aset dasar atau underlying asset yang digunakan sebagai jaminan untuk pelunasan hutang. 12. Laporan Keuangan a. Definisi Laporan Keuangan Dalam upaya untuk membuat keputusan yang rasional, pihak ekstern perusahaan maupun pihak intern perusahaan seharusnya menggunakan suatu alat yang mampu menganalisis laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan yang bersangkutan. Laporan Keuangan adalah laporan yang diharapkan bisa memberi informasi mengenai perusahaan, dan digabungkan dengan informasi yang lain, seperti industri, kondisi ekonomi, bisa memberikan gambaran yang lebih baik mengenai prospek dan risiko perusahaan.(Mamduh dan Halim, 2005:63). Disini laporan keuangan digunakan sebagai gambaran data awal untuk menghitung rasio – rasio keuangan yang dibutuhkan dalam penelitian ini. b. Jenis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan melibatkan penggunaan berbagai macam laporan keuangan yang terdiri atas bagian tertentu mengenai suatu informasi yang penting. Sebenarnya laporan keuangan banyak macamnya, namun yang akan penulis bahas di sini hanyalah laporan keuangan yang pokok saja, yaitu neraca dan laporan rugi laba. 1) Laporan Neraca Neraca adalah laporan yang meringkas posisi keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Neraca menampilkan sumber daya ekonomis (asset), kewajiban ekonomis (hutang), modal saham, dan 31 hubungan antar item tersebut.(Mamduh dan Halim, 2005:63). Laporan Neraca, yang disebut juga dengan laporan posisi keuangan perusahaan, adalah laporan yang menggambarkan posisi aktiva, kewajiban dan modal pada saat tertentu.(Sofyan, 2006:107). Neraca itu sendiri mempunyai elemen-elemen antara lain sebagai berikut : a) Aktiva (Assets, Harta) Aktiva adalah sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Aktiva biasanya terdiri dari : b) Aktiva Lancar Meliputi kas dan aktiva lain yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan dengan uang tunai. Aktiva lancar disajikan di neraca berdasarkan urutan likuiditasnya, dimulai dari akun yang paling likuid. Yang termasuk dalam aktiva lancar, yaitu kas, surat berharga, piutang usaha, persediaan barang dagangan, dan lainnya. c) Aktiva Tetap Merupakan aktiva tetap perusahaan yang secara fisik tidak dapat dinyatakan dan biasanya memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi mengenai manfaatnya dimasa yang akan dating. Aktiva tetap antara lain : peralatan, mesin, bangungan, dan lainnya. d) Aktiva Lain-Lain Pos-pos yang tidak dapat secara layak digolongkan ke dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap perusahaan, antara lain : hak paten, nama baik ( goodwill ), dan lainnya. 32 e) Hutang ( Liabilities ) Hutang adalah kewajiban-kewajiban yang harus dilunasi oleh suatu perusahaan. Hutang biasanya terbagi menjadi : (a). Hutang Lancar adalah kewajiban-kewajiban yang harus segera dilunasi oleh perusahaan dengan penggunaan aktiva lancar atau dengan pembentukan kewajiban lancar lainnya dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun. Yang termasuk hutang lancar adalah hutang dagang, hutang gaji, hutang biaya, serta hutang lancar lainnya. (b). Hutang Jangka Panjang Adalah kewajiban-kewajiban yang tidak diharapkan untuk segera dilunasi dalam siklus operasi normal perusahaan, tetapi pengembaliannya dilakukan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Yang termasuk hutang jangka panjang adalah hutang hipotek, hutang obligasi, dan hutang jangka panjang lainnya. f) Modal Modal pada hakikatnya adalah hak pemilik perusahaan atas kekayaan perusahaan. Yang termasuk elemen dalam modal antara lain modal saham, laba ditahan, dan elemen modal lainnya. 2) Laporan Laba Rugi Laba rugi menggambarkan hasil yang diperoleh atau diterima oleh perusahan selama satu periode tertentu, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut. Hasil dikurangi biaya- 33 biaya merupakan laba atau rugi. Kalau hasil lebih besar dari biaya berarti laba,sebaliknya, kalau hasil lebih kecil dari biaya-biaya, berarti rugi.(Sofyan, 2006:73). Laporan LabaRugi adalah lebih meringkaskan hasil dari kegiatan perusahaan selama periode akuntansi tertentu. Laporan Laba/Rugi sendiri punya elemen-elemen antara lain sebagai berikut : (Mamduh dan Halim, 2005:56) a) Pendapatan Adalah aliran masuk atau kenaikan aktiva suatu perusahan atau penyelesaian kewajiban (kompensasi keduanya) selama periode tertentu, yang timbul dari penjualan barang-barang, penyerahan jasa, dan elemen pendapatan lainnya. b) Biaya Adalah kenaikan dalam ekuitas atau penggunaan selama periode tertentu yang timbulnya dari penjualan barang, penyerahan jas, dan lainnya. c) Keuntungan Adalah kenaikan dalam aktiva bersih yang timbul dari transaksitransaksi atau kejadian lain dank arena kondisi-kondisi yang mempengaruhi aktiva bersih. d) Kerugian Adalah penurunan dari aktiva bersih yang timbul dari transaksitransaksi atau kegiatan lain dan kondisi yang mempengaruhi aktiva bersih. 34 13. Analisa Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan terbagi menjadi dua yaitu, analisis dan laporan keuangan. Kata analisis adalah memecahkan atau menguraikan suatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaaan pada ssat tertentu atau jangka waktu tertentu.(Sofyan, 2006:189). Sehingga dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan maenjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mmpunyai makna antar satu dengan yang lain antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan putusan yang tetap. 14. Analisis Rasio Keuangan Rasio dalam analisa laporan keuangan adalah suatu angka yang menunjukan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Rasio keuangan merupakan kegiatan membagikan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antarkomponen yang ada di antara laporan keuangan. Kemudian angka yang dibandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode.(Kasmir, 2009:104) 35 Analisis rasio adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara unsur-unsur dalam laporan keuangan. Hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana. (Arief Sugiono, 2009:64). Analisis rasio sangat bermanfaat untuk perencanaan dan pengevaluasian prestasi atau kinerja bagi perusahaanya bila dibandingkan dengan rata-rata industri, sedangkan bagi para kreditor analisis rasio dapat digunakan untuk memperkirakan potensi yang akan dihadapi dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjamannya. Analisis rasio juga bermanfaat bagi para investor dalam mengevaluasi nilai saham dan adanya jaminan atas kemanana dana yang akan ditanamkan pada suatu perusahaan. Dengan demikian analisis rasio keuanga dapat diterapkan dalam setiap model analisis, baik yang dipergunakan oleh manajemen untuk pegambilan keputusan jangka pendek maupun jangka panjang, peningkatan efisiensi dan efektivitas operasi, serta untuk mengevaluasi dan meningkatkan kerja. 15. Macam – Macam Rasio Keuangan a. Rasio Likuiditas Tingkat rasio likuiditas yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut memiliki kemampuan untuk membayar seluruh kewajiban lancarnya dan menunjukkan kuat kondisi keuangan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aset lancar yaitu aset yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang, persediaan. Jadi 36 semakin tinggi rasio likuiditas ini berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Fred Weston dikutip dari Kasmir (2008:129): menyebutkan bahwa rasio likuiditas (likuiditas ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Dalam rasio-rasio likuiditas, Rasio yang digunakan adalah: 1) Rasio Lancar (Current ratio) Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. (Kasmir, 2009:134) b. Rasio Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas ini memberikan gambaran seberapa efektif perusahaan beroperasi sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan. Tingkat profitabilitas yang tinggi dapat mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk going concern. Profitabilitas yang tinggi juga dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. (Sofyan, 2008:304). Rasio yang digunakan adalah: 37 c. Rasio Leverage Menurut Fred Weston dikutip dari (Kasmir, 2009:150), Rasio Leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang dan mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panajang apabila perusahaan dilikuidasi (dibubarkan). Rasio yang digunakan adalah: 1) Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Total Debt to asset ratio ) Rasio ini mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Rumusnya dibawah ini d. Rasio Aktifitas Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada padanya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio-rasio aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antara penjualan dan beragam unsur aktiva misalnya persediaan, aktiva tetap dan aktiva lainnya. Aktiva yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila 38 ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif. Rasio yang digunakan adalah : 1) Total Asset Turn Over Total assets turn over merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aktiva suatu perusahaan dimana rasio ini menggambarkan kecepatan perputarannya total aktiva dalam satu periode tertentu. Total assets turn over merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu. Total assets turn over merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Jadi semakin besar rasio ini semakin baik yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dengan kata lain jumlah asset yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila assets turn overnya ditingkatkan atau diperbesar. Total assets turn over ini penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan, tapi akan lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan, karena hal ini akan menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aktiva dalam perusahaan. Total assets turn over dihitung sebagai berikut: 39 16. Ukuran Perusahaan (Company Size) Ukuran perusahaan merupakan proksi volatilitas operasional dan inventory cotrolability yang seharusnya dalam skala ekonomis besarnya perusahaan menunjukkan pencapaian operasi lancar dan pengendalian persediaan. Ukuran perusahaan diproksikan dari penjualan bersih (net sales). Total penjualan mengukur besarnya perusahaan. Karena biayabiaya yang mengikuti penjualan cenderung lebih besar, maka perusahaan dengan tingkat penjualan yang tinggi cenderung memilih kebijakan akuntansi yang mengurangi laba. B. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian mengenai kemampuan rasio keuangan dalam peringkat sukuk diantaranya : a. Purwaningsih (2013), melakukan penelitian dengan menggunakan data sampel sebanyak 35 emisi dari 5 perusahaan. Rasio keuangan yang digunakan adalah sebanyak 2 rasio keuangan yaitu current ratio dan debt to equity ratio dan digunakan juga variabel secure dan maturity untuk membantu proses penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling dan menggunakan pengujian data dengan teknik analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa variabel leverage secara parsial tidak berpengaruh terhadap rating sukuk. Variabel liqudity secara parsial tidak berpengaruh terhadap rating sukuk. Variabel secure secara parsial berpengaruh terhadap rating sukuk. Variabel maturity secara parsial berpengaruh terhadap rating sukuk. Leverage, likuiditas, secure dan maturity secara simultan berpengaruh terhadap rating sukuk. 40 b. Afiani (2010), melakukan penelitian dengan menggunakan data sampel sebanyak 51 emisi dari 17 perusahaan. Rasio keuangan yang digunakan adalah sebanyak 4 rasio keuangan yaitu current ratio, debt to equity ratio, Total Asset Turn Over dan Return on asset . Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling dan menggunakan pengujian data dengan teknik analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengujian secara simultan ke empat variabel tidak mempengaruhi peringkat sukuk. Pengujian secara parsial, variabel likuiditas dan profitabilitas mempengaruhi peringkat sukuk, sedangkan produktivitas dan leverage tidak mempengaruhi peringkat sukuk. c. Margreta, dan Poppy Nurmayanti (2009), melakukan penelitian dengan menggunakan data sampel sebanyak 80 emisi. Rasio keuangan yang digunakan adalah sebanyak 4 rasio keuangan yaitu likuiditas, profitabilitas produktivitas dan leverage dan digunakan juga variabel secure, maturity, firm size dan reputasi auditor untuk membantu proses penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling dan menggunakan pengujian data dengan teknik analisis regresi logistik. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa variabel leverage, liqudity, profitabilitas, firm size dan reputasi auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap rating sukuk. Variabel secure dan productivity berpengaruh signifikan terhadap rating sukuk. 41 d. Enny Dwi Maharti Drs. Daljono Msi, Akt (2014), melakukan penelitian dengan menggunakan data sampel sebanyak 45 emisi. Rasio keuangan yang digunakan adalah sebanyak 3 rasio keuangan yaitu likuiditas, profitabilitas, dan leverage dan digunakan juga variabel firm size dan guarantee untuk membantu proses penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling dan menggunakan pengujian data dengan teknik analisis regresi logistik. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa tidak ada variabel independen yang signifikan pada tingkat 0,05. Namun pada tingkat 0,10 ada satu variabel yang signifikan yaitu leverage. Hasil tersebut diinterpretasikan penilaian tidak difokuskan pada rasio utang saja tetapi juga point kredibilitas perusahaan. e. Kalia Melis (2014), melakukan penelitian dengan menggunakan data sampel sebanyak 65 emisi. Rasio keuangan yang digunakan adalah sebanyak 3 rasio keuangan yaitu likuiditas, profitabilitas, dan leverage dan digunakan juga variabel reputasi auditor untuk membantu proses penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling dan menggunakan pengujian data dengan teknik analisis regresi logistik. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa variabel rasio likuiditas (current ratio) berpengaruh secara positif terhadap rating sukuk. Sedangkan rasio profitabilitas (return on assets), rasio leverage (debt to equity ratio), dan reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap rating sukuk. Secara simultan, variabel rasio 42 likuiditas (current ratio), rasio profitabilitas (return on assets), rasio leverage (debt to equity ratio) dan reputasi auditor bersama-sama mempengaruhi rating sukuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model ini dapat dipakai untuk memprediksi rating sukuk. f. Maylia P Sari (2007), melakukan penelitian dengan menggunakan data sampel sebanyak 160 emisi dari 38 perusahaan. Rasio keuangan yang digunakan adalah sebanyak 5 rasio keuangan yaitu likuiditas, profitabilitas, produktivitas, solvability dan leverage. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling dan menggunakan pengujian data dengan teknik analisis regresi logistik dan MDA. Hasil pengujian dengan diskriminan analisis menghasilkan rasio yang signifikan yaitu sejumlah sembilan variabel (LEVTLE, LIKCLWC, LIKWCTA, SOLNWLTLFA, SOLNWTL, PRFOIS, PRFCFOTS, PRODSTA dan PRODCFOTA) dengan tingkat kebenaran overall percentage yang tinggi yaitu sebesar 96,9 %. Maka hipotesis kedua (H2) diterima karena rasio keuangan terbukti mempunyai kemampuan untuk memprediksi peringkat obligasi suatu perusahaan. g. Hengki Junius Sihombing dan Eka Nuraini Rachmawati (2015), melakukan penelitian dengan menggunakan data sampel sebanyak 45 emisi. Rasio keuangan yang digunakan adalah sebanyak 2 rasio keuangan yaitu profitabilitas, dan leverage dan digunakan juga variabel Firm Size dan Pertumbuhan Perusahaan untuk membantu proses penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling dan 43 menggunakan pengujian data dengan teknik analisis regresi logistik. Hasil analisis menunjukkan bahwa Ukuran (Firm Size) secara signifikan berpengaruh terhadap Peringkat obligasi pada level of significance kurang dari 5%, namun, Pertumbuhan(Growth), Leverage (DER) dan Profitabilitas (return on asset) tidak berpengaruh terhadap Peringkat Obligasi. h. Ni Putu Tresna Widiastuti dan Henny Rahyuda (2016), melakukan penelitian dengan menggunakan data sampel sebanyak 26 emisi. Rasio keuangan yang digunakan adalah sebanyak 2 rasio keuangan yaitu likuiditas, dan aktivitas dan digunakan juga variabel maturity dan Pertumbuhan Perusahaan untuk membantu proses penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling dan menggunakan pengujian data dengan teknik analisis regresi logistik. Hasil analisis menunjukkan bahwa maturity secara signifikan berpengaruh terhadap Peringkat obligasi namun, Pertumbuhan, Likuiditas dan aktivitas tidak berpengaruh terhadap Peringkat Obligasi. 44 Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu No 1 2 3 4 5 Peneliti Tujuan Septi Mengetahui Purwaningsih. pengaruh (2013) leverage, likuiditas, secure dan maturity terhadap rating sukuk. Damalia Mengetahui Afiani. (2010) pengaruh leverage, likuiditas, productivity dan profitabilitas terhadap rating sukuk. Margreta, dan menjelaskan Poppy faktor yang Nurmayanti. mempengaruhi (2009) obligasi tersebut. Metode Penelitian Variabel leverage, Analisis likuiditas, secure Regresi dan maturity Berganda Variabel independen dan periode penelitian leverage, likuiditas, productivity profitabilitas Variabel independen dan periode penelitian Analisis Regresi dan Berganda Firm Size, likuiditas, profitabilitas, leverage, produktivitas, secure, maturity dan reputasi auditor Enny Dwi menjelaskan (1)profitabilitas,(2) Maharti Drs. faktor yang likuiditas,(3) firm Daljono Msi, mempengaru- size,(4) leverage, Akt (2014) hi obligasi and (5) guarantee tersebut (bond give or not). Kalia Melis Menganalisis (2014) faktor yang mempengaruhi tingkat sukuk Perbedaan Analisis Regresi Logistik Dalam penelitian ini lebih mangacu pada (sukuk) Analisis Regresi Logistik Dalam penelitian ini lebih mangacu pada (sukuk) Variabel independen dan periode penelitian Reputasi auditor, Analisis likuiditas, Regresi profitabilitas, Berganda leverage, 45 Lanjutan Tabel 2.2 No Peneliti 6 Maylia P Sari (2007) 7 Hengki Junius Sihombing Eka Nuraini Rachmawati (2015) 8. Ni Putu Tresna Widiastuti dan Henny Rahyuda (2016) Metode Perbedaan Penelitian Sebagai bukti bond rating, MDA Dalam empiris financial ratios penelitian tentang rasio (leverage, ini lebih keuangan likuidity, mangacu dalam solvability, pada membentuk profitabilitas and (sukuk) model yang productivity) digunakan untuk memprediksi obligasi rating Menguji Peringkat regresi Dalam pengaruh Obligasi, Ukuran logistik penelitian Ukuran Perusahaan, ordinal ini lebih Perusahaan, Pertumbuhan mangacu Pertumbuhan perusahaan , pada Perusahaan, Leverage , (sukuk) Leverage, dan Profitabilitas Profitabilitas terhadap Peringkat Obligasi. Penelitian ini pertumbuhan regresi Dalam bertujuan perusahaan, rasio logistik penelitian untuk likuiditas, ini lebih mengetahui maturity, dan rasio mangacu signifikansi aktivitas pada pengaruh (sukuk) variabel pertumbuhan perusahaan, rasio likuiditas, maturity, dan rasio aktivitas terhadap peringkat obligasi Tujuan Variabel 46 C. Keterkaitan Antar Variabel Likuiditas Current Ratio Leverage Debt To Asset Ratio Profitabilitas Return On Asset Peringkat Sukuk Aktivitas Total Asset Turn Over Ukuran Perusahaan Company Size Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Tingkat likuiditas dapat dijadikan faktor untuk mengukur peringkat sukuk. Penelitian Purwaningsih (2013), Afiani (2010), Margareta & Poppy (2009), Melis (2014), Maharti & Daljono (2014), Sari (2007), menemukan hubungan antara likuiditas dengan rating sukuk. Sehingga semakin tinggi tingkat likuiditas suatu perusahaan maka semakin baik kemungkinan peringkat sukuk perusahaan tersebut. Sehingga dapat 47 disimpulkan apabila perusahaan memiliki rasio likuiditas yang tinggi, maka kemungkinan peringkat sukuk akan tinggi. Rasio likuiditas dalam penelitian ini adalah Current ratio. Rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang dan mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi. Penelitian Purwaningsih (2013), Sari (2007), menemukan hubungan secara parsial dari leverage dengan rating sukuk, sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat leverage perusahaan dapat memprediksi peringkat sukuk perusahaan. Rasio leverage yang digunakan adalah Debt to asset ratio. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Penelitian Afiani (2010), Margareta & Poppy (2009), menunjukan adanya pengaruh rasio profitabiltas terhadap kenaikan dan penurunan peringkat sukuk. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on asset. Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada padanya. Rasio ini digunakan sebagai rasio baru sebagai pembeda dengan penelitian sebelumnya. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah Total Asset Turn Over. Penelitian Ni Putu Tresna Widiastuti dan Henny Rahyuda (2016), menunjukan bahwa rasio aktivitas tidak berpengaruh secara parsial terhadap peringkat. 48 Ukuran perusahaan merupakan proksi volatilitas operasional dan inventory cotrolability yang seharusnya dalam skala ekonomis besarnya perusahaan menunjukkan pencapaian operasi lancar dan pengendalian persediaan. Penelitian Margareta & Poppy (2009), Maharti & Daljono (2014) menunjukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan dan penelitian Hengki & Eka (2015) ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan. D. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran adalah model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seseorang menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Sekaran, 2014:114). Kerangka pemikiran membahas saling ketergantungan hubungan antar variabel yang dianggap perlu untuk melengkapi paradigma situasi dan kondisi yang sedang diteliti. Sukuk pada prinsipnya mirip dengan obligasi konvensional yaitu surat kepemilikan modal hutang yang diperjualbelikan di pasar modal, dengan perbedaan pokok antara lain berupa penggunaan konsep imbalan dan bagi hasil sebagai pengganti bunga, adanya suatu transaksi pendukung (underlying transaction) berupa sejumlah tertentu aset yang menjadi dasar penerbitan sukuk, dan adanya akad atau perjanjian antara para pihak yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip bagi syariah. selain itu, sukuk juga harus distruktur secara syariah agar instrumen keuangan ini aman dan terbebas dari riba, gharar dan maysir merupakan. Seorang investor yang hendak membeli sukuk harus memperhatikan risiko yang mungkin terjadi yaitu salah satunya adalah risiko tingkat pengembalian (Rate of Return Risk) risiko tingkat 49 pengembalian ada pada semua tipe sukuk dengan pengembalian tetap (fixed rate). Imbal hasil yang mengacu pada LIBOR atau benchmark konvensional lainnya membuat return pada sukuk dipengaruhi suku bunga. Sedangkan pada akad mudharabah, imbal hasil sangat bergantung pada kinerja perusahaan yang dapat naik dan turun. Sebelum sukuk diterbitkan, sukuk terlebih dahulu diperingkatkan oleh lembaga pemeringkat yang sudah terpercaya. Lembaga pemeringkat adalah lembaga independen yang memberikan informasi pemeringkatan berdasarkan skala risiko. Proses pemeringkatan ini dilakukan untuk menilai kinerja perusahaan, sehingga dapat memnetukan sukuk yang diterbitkan layak diinvestasikan atau tidak. Salah satu alat yang dipergunakan untuk melakukan pridiksi terhadap peringkat sukuk ialah dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan. Dalam penelitian ini hendak menganalisis apakah rasio-rasio yang digunakan (current ratio, debt to asset,return on asset dan total asset turn over) dan ukuran perusahaan(company size) dapat membedakan kinerja keuangan perusahaan dan apakah dapat membentuk faktor yang signifikan untuk digunakan dalam mengetahui pengaruhnya terhadap peringkat sukuk atau tidak. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dilakukan pengujian normalitas dengan uji One Sample Kolmogrov-Smirnov, uji ini dilakukan untuk melihat apakah setiap data yang digunakan dapat berdistribusi dengan normal. Selain melakukan uji normalitas penelitian ini juga menggunakan uji asumsi klasik dan regresi linear berganda. Uji asumsi klasik berfungsi untuk menguji apakah sampel memenuhi untuk dilakukan 50 pengujian regresi linear berganda. Sedangkan regresi berganda digunakan untuk mengetahui apakah faktor-faktor yang diuji sebelumnya tadi mampu untuk membentuk model dan dapat digunakan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap peringkat sukuk. 51 Sumber Data : Bursa Efek Indonesia, Laporan Keuangan Perusahaan, Pefindo Current Ratio (X1) Debt to Asset Ratio (X2) Total Asset Turn Over (X4) Return on Asset (X3) Company Size (X5) Peringkat Sukuk (Y) Metode Analisis : Uji Asumsi Klasik Regresi Linear berganda Uji Hipotesis Hasil & Interpretasi Kesimpulan & Saran 52 E. Hipotesis Hipotesis bisa di definisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat di uji (Sekaran, 2014:135). Berdasarkan uraian perumusan diatas, maka penulis mengajukan hipotesis untuk dilakukan pengujian ada tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dan hasil hipotesis sementara dari penelitian ini ialah : 1. Terdapat pengaruh current ratio terhadap peringkat sukuk. Ho: β1 = 0 Artinya, current ratio tidak berpengaruh secara parsial terhadap peringkat sukuk. H1: β1 ≠ 0 Artinya, current ratio berpengaruh secara parsial terhadap peringkat sukuk. 2. Terdapat pengaruh debt to asset terhadap peringkat sukuk. Ho: β1 = 0 Artinya, debt to asset tidak berpengaruh secara parsial terhadap peringkat sukuk. H1: β1 ≠ 0 Artinya, debt to asset berpengaruh secara parsial terhadap peringkat sukuk. 3. Terdapat pengaruh return on asset terhadap peringkat sukuk. Ho: β1 = 0 Artinya, return on asset tidak berpengaruh secara parsial terhadap peringkat sukuk. H1: β1 ≠ 0 Artinya, rasio return on asset berpengaruh secara parsial terhadap peringkat sukuk. 4. Terdapat pengaruh total asset turn over terhadap peringkat sukuk. Ho: β1 = 0 Artinya, total asset turn over tidak berpengaruh secara parsial terhadap peringkat sukuk. 53 H1: β1 ≠ 0 Artinya, rasio total asset turn over berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat sukuk. 5. Terdapat pengaruh company size terhadap peringkat sukuk. Ho: β1 = 0 Artinya, company size tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat sukuk. H1: β1 ≠ 0 Artinya, company size berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat sukuk. 6. Terdapat pengaruh secara simultan current ratio, debt to asset, return on asset, total asset turn over, dan company size terhadap peringkat sukuk. Ho: β1 = 0 Artinya, current ratio, debt to asset, return on asset, total asset turn over, dan company size tidak berpengaruh secara simultan terhadap peringkat sukuk. H1: β1 ≠ 0 Artinya, current ratio, debt to asset, return on asset, total asset turn over, dan company size berpengaruh secara simultan terhadap peringkat sukuk. 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan data kuantitatif. Dimana data kuantitatif adalah data yang bersifat numerik atau angka. Penelitian ini menggunakan studi literatur mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi peringkat sukuk. Penelitian ini menggunakan Analisis Deskriptif ,Uji Asumsi Klasik, Uji Regresi Linear Berganda dan Uji Hipotesis. Rasio yang digunakan dalam Penelitian ini sebanyak 4 rasio dan ukuran perusahaan, yaitu Current ratio, Debt to asset ratio, Return on asset, Total Asset Turn Over dan Company Size. Sampel sukuknya ada sebanyak 37 sampel dengan periode penelitian yaitu selama 4 tahun mulai dari tahun 2012 hingga 2015. B. Metode Penentuan Sampel Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi. Sedangkan sampling, adalah proses memilih sejumlah elemen dari sebuah populasi yang mencukupi untuk mempelajari sampel dan memahami karakteristik elemen populasi. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini diambil secara purposive sampling, karena mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria Perusahaan yang terdaftar pada agen pemeringkat PT PEFINDO yang menjadi sampel dalam penelitian ini meliputi: 1. Perusahaan yang menerbitkan sukuk terdaftar dalam agen pemeringkat PT PEFINDO dalam kurun periode pengamatan. 55 2. Perusahaan yang memiliki laporan keuangan pada periode 2012 – 2015. 3. Perusahaan Non Keuangan yang menerbitkan sukuk. Tabel 3. 1 Proses Pemilihan Sampel No 1 2 3 Keterangan Perusahaan yang menerbitkan sukuk terdaftar dalam agen pemeringkat PT PEFINDO dalam kurun periode pengamatan. Perusahaan yang memiliki laporan keuangan pada periode 2012 – 2015 Perusahaan Non Keuangan yang menerbitkan sukuk Jumlah Sampel 13 13 9 Tabel diatas menunjukan bahwa dari 13 perusahaan penerbit sukuk yang terdaftar dalam agen PEFINDO hanya terdapat 9 perusahaan non keuangan saja yang menerbitkan sukuk dan memili laporan keuangan pada periode 2012 – 2015. Dan dapat dilihat pada tabel dibawah jumlah sukuk yang diterbitkan perusahaan non keuangan periode 2012-2015. Tabel 3. 2 Sampel Penelitian Nama Perusahaan Kode ADHI MPPA MAPI MYOR ROTI 3 AISA 1 7 PT Adhi Karya (Persero) PT Matahari Putra Prima Tbk. PT Mitra Adiperkasa Tbk. PT Mayora Indah Tbk. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. PT Sumberdaya Sewatama Jumlah Sukuk yang Beredar 7 1 4 3 SSMA 2 8 PT Matahari Putra Prima Tbk. MPPA 1 9 PT. PPLN PPLN 12 37 No 1 2 3 4 5 6 Jumlah Sampel 56 Tabel diatas menunjukan jumlah sukuk yang beredar dari dari perusahaan yang telah terdaftar di PEFINDO, dari kelima perusahaan tersebut didapatkan 37 sampel sukuk yang beredar pada kurun waktu 2012-2015. C. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitiam ini data yang digunakan adalah data sekunder yang telah diolah sebelumnya dan bersumber dari data -data statistik yang diterbitkan oleh : 1. Bursa Efek Indonesia 2. Indonesian Stock Exchange (IDX) 3. PT PEFINDO 4. Laporan Keuangan Perusahaan D. Metode Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajarai masalah-masalah dalam masyarakat serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta situasisituasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikapsikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Dalam metode deskriptif, peneliti bisa membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu studi komparatif. Peneliti juga bisa mengadakan klasifikasi, serta penelitian terhadap fenomena-fenomena dengan menetapkan suatu standar atau suatu norma tertentu sehingga banyak ahli menamakan metode deskriptif ini dengan nama survei normatif (normative survey). Dengan metode deskriptif ini juga diselidiki 57 kedudukan (status) fenomena atau faktor dan melihat hubungan antara satu faktor dengan faktor yang lain. Karenanya, metode deskriptif juga dinamakan studi status (status study). Prosedur Deskriptif juga memiliki kegunaan pokok untuk melakukan pengecekan terhadap input data, mengingat bahwa analisis ini akan menghasilkan resume data secara umum. Seperti berapa jumlah responden laki – laki, berapa jumlah responden perempuan dan sebagainya. Disamping itu, analisis ini juga memiliki kegunaan untuk menyediakan informasi deskripsi data dan demografic sampel yang diambil (Wahyono, 2009:18). a. Standar deviasi, menunjukan dispersi rata – rata sampel b. Maximum, menunjukan nilai tertinggi dari suatu deretan data c. Minimum, menunjukan nilai terendahi dari suatu deretan data d. Mean, menunjukan nilai rata – rata dari sampel 2. Uji Asumsi Klasik Karena pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat analisis regresi berganda (multiple regression), maka diperlukan uji asumsi klasik yang terdiri dari: a. Uji Normalitas Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Penggunaan uji normalitas karena pada analisis statistik parametik, asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah bahwa data tersebut harus terdistribusi secara normal. Maksud data terdistribusi secara normal adalah bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal (Santosa dan Ashari, 58 2005:231). Uji normalitas bisa dilakukan dengan dua cara. Yaitu dengan "Normal P-P Plot" dan "Tabel Kolmogorov Smirnov". Yang paling umum digunakan adalah Normal P-P Plot. Pada Normal P-P Plot prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan: a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data menyebar jauh garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali 2012:110-112). Pada Uji Normalitas dengan grafik dapat menyestakan jika tidak hati hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu disamping uji grafik dapat dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas adalah uji statistik non – parametik Kolmogrov-Smirnov (K-S). b. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi di mana variabel dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri, maksud korelasi dengan diri sendiri adalah bahwa nilai dari 59 variabel dependen tidak berhubungan dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai periode sebelumnya atau nilai periode sesudahnya (Santoso dan Ashari, 2005:240). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan antara satu dengan lainnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2012). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, dilakukan dengan uji Durbin Watson. Pengambilan keputusan mengenai ada atau tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: 1. Bila nilai D-W terletak antara angka -2 sampai +2, maka koefisien pada regresi tidak terdapat autokorelasi. 2. Bila D-W lebih rendah atau di bawah angka -2, maka koefisien pada regresi mengalami autokorelasi positif. Dan untuk memastikan apakah ulang apakah pengujian autokorelasi sudah benar maka dapat kita lakukan pengujian lain untuk menentukan apakah variabel independen tidak terjadi autokorelasi dengan melakukan uji run test dengan melihat nilai Asymp. Sig. (2-tailed) berada diatas nilai signifikansi > 0,05. c. Uji Multikolonearitas Uji Multikolonearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang digunakan ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Uji Multikolonearitas data dapat dilihat dari besarnya nilai VIP (Variance Inflation Factor) dan nilai teloransi. Jika terdapat nilai korelasi diantara variabel independen adalah satu maka koefisiennya : (a) koefisien untuk 60 nilai-nilai regresi tidak dapat diperkirakan (b) nilai standard error dari setiap nilai koefisien regresi menjadi nilai yang tak terhingga. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas dapat dilihat dari (1) Nilai tolerance (TOL) dan lawannya (2) variance inflation faktor (VIF). Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF=1/Tolerance). Nilai Cut off yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance <0,10 atau sama dengan nilai VIF>10 (Ghazali, 2012). Cara mengatasi multikolonieritas adalah (a) transformasi variabel. Jika terlihat pada model awal dengan adanya gejala multikolonieritas maka dapat dilakukan transformasi variabel yang bersangkutan kedalam bentuk logaritma natural atau bentukbentuk tranformasi lainnya, sehingga nilai t hitung yang dihasilkan secara individu variabel independen dapat secara signifikan mempengaruhi variabel terikat, (b) Meningkatkan jumlah data sampel. Dengan adanya peningkatan jumlah data sampel diharapkan mampu menurunkan standar error disetiap variabel independen dan akan diperoleh yang benar-benar bisa menaksirkan koefisien regresi secara tepat. d. Uji Heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari 61 residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, namun jika berbeda disebut heterokedstisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualny SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara ZPRED dan SRESID dimana sumbu Y adalah y yang telah diprediksi, dan sumbu x adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali, 2006). Dasar analisisnya adalah sebagai berikut: 1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yanga da membentuk pola tetentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara lain untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan uji Glejser yang dilakukan dengan meregres logaritma dari kuadrat residual sebagai variabel independen dengan variabel dependen yang digunakan dalam model regresi dalam penelitian. Apabila hasil output SPSS menunjukkan bahwa koefisien parameter beta dari persamaan regresi tersebut signifikan secara statistic, hal ini menunjukkan bahwa dalam data model empiris yang 62 diestimasi terdapat heteroskedastisitas. Namun apabila parameter beta tidak signifikan secara spesifik, maka dalam model regresi tersebut tidak terdapat heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini deteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat juga dengan menggunakan uji glejser. Uji glejser dilakukan dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika nilai signifikansi variabel independen diatas tingkat kepercayaan 5% maka model regresi dapat dikatakan tidak mengandung adanya heterokedastisitas. Sebaliknya, jika nilai signifikansi variabel independen berada dibawah tingkat kepercayaan 5% maka, model regresi mengandung heterokedastisitas. 3. Uji Regresi Linear Berganda Analisis regresi berganda bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Metode analisis statistic ini dipilih karena penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel-variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel dependen. Adapun model regresinya adalah: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e Dimana: Y = Peringkat Sukuk a = Konstanta X1 = Current ratio X2 = Debt to asset Ratio X3 = Return on asset 63 X4 = Total Asset Turn Over X5 = Company Size b1, b2, b3, b4, b5 = Koefisien regresi e = Standar error 4. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggnakan software SPSS for windows versi 16.0, dimana metode analisis yang digunakan untuk meguji hipotesis adalah metode regresi berganda, yaitu untuk memperkirakan atau meramalkan nilai dari variabel dependen (Y) dengan memperhitungkan variabel-variabel dependen. Untuk meramalkan variabel dependen (Y) apabila semua nilai variabel bebas (X) diketahui, dalam pengujian hipotesis analisis dilakukan melalui: a. Uji t-statistik Uji t-statistik pada dasaranya menunjukkan seberapa jauh prediksi satu variabel penjelas/variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Untuk mengetahui prediksi variabel independen terhadap variabel dependen adalah apabila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan derajat kepercayaannya sebesar 5% maka H0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut). Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel, maka hipotesis alternatif diterima (Ghazali, 2012). 64 Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan Uji t adalah sebagai berikut: 1) Merumuskan Hipotesis Uji T memerlukan perumusan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1). Hipotesis nol dan hipotesis alternatif dalam Uji T dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (a) Terdapat pengaruh current ratio terhadap peringkat sukuk. Ho: β1 = 0 Artinya, current ratio tidak berpengaruh secara parsial terhadap peringkat sukuk. H1: β1 ≠ 0 Artinya, current ratio berpengaruh secara parsial terhadap peringkat sukuk. (b) Terdapat pengaruh debt to asset terhadap peringkat sukuk. Ho: β1 = 0 Artinya, debt to asset tidak berpengaruh secara parsial terhadap peringkat sukuk. H1: β1 ≠ 0 Artinya, debt to asset berpengaruh secara parsial terhadap peringkat sukuk. (c) Terdapat pengaruh return on asset terhadap peringkat sukuk. Ho: β1 = 0 Artinya, return on asset tidak berpengaruh secara parsial terhadap peringkat sukuk. H1: β1 ≠ 0 Artinya, rasio return on asset berpengaruh secara parsial terhadap peringkat sukuk. 65 (d) Terdapat pengaruh fixed asset turn over terhadap peringkat sukuk. Ho: β1 = 0 Artinya, total asset turn over tidak berpengaruh secara parsial terhadap peringkat sukuk. H1: β1 ≠ 0 Artinya, rasio total asset turn over berpengaruh secara parsial terhadap peringkat sukuk. (e) Terdapat pengaruh company size terhadap peringkat sukuk. Ho: β1 = 0 Artinya, company size tidak berpengaruh secara parsial terhadap peringkat sukuk. H1: β1 ≠ 0 Artinya, company size berpengaruh secara parsial terhadap peringkat sukuk. 2) Merumuskan Dasar Pengambilan Keputusan Dasar pengambilan keputusan dalam hal ini maksudnya adalah dasar yang digunakan sehingga dapat menetapkan diterima tidaknya hipotesis penelitian. Kemudian, menetapkan taraf signifikansi sebesar 0,05. Lebih lanjutnya dapat dilihat melalui kriteria atau dasar pengambilan keputusan berikut. (a). Jika nilai signifikan < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. (b). Jika nilai signifikan > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Nilai signifikan penelitian dapat diketahui dari hasil pengolahan data dengan SPSS pada tabel Coefficients dalam kolom Sig. (Sarwono, 2007:91) 66 b. Uji statistik F Untuk mengetahui apakah suatu model regresi benar atau salah, diperlukan uji hipotesis dengan menggunakan Uji F dimaksudkan agara dapat diketahui pengaruh dari current ratio, debt to asset ratio dan return on asset secara simutan terhadap peringkat sukuk. Dengan kata lain Uji F dipergunkan untuk melihat pengaruh dari semua variabel bebas secara gabungan terhadap variabel terikat. (Sarwono, 2007:88) Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan Uji F adalah sebagai berikut : 2) Merumuskan Hipotesis Langkah pengujian hipotesis dapat dimulai dari menetapkan hipotesis nol (null hypothesis) dan hipotesis alternatif (alternative hypothesis). Hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1) dalam Uji F dari penelitian ini adalah: Ho: β1 = 0 Artinya, current ratio, debt to asset, return on asset, fixed asset turn over, dan company size tidak berpengaruh secara simultan terhadap peringkat sukuk. H1: β1 ≠ 0 Artinya, current ratio, debt to asset, return on asset, fixed asset turn over, dan company size berpengaruh secara simultan terhadap peringkat sukuk. 3) Merumuskan Dasar Pengambilan Keputusan Dasar pengambilan keputusan dalam hal ini maksudnya adalah dasar yang digunakan sehingga dapat menetapkan diterima tidaknya hipotesis penelitian. Yang pertama dilakukan adalah 67 menetapkan taraf signifikansi sebesar 0,05. Taraf signifikansi diperlukan untuk menjadi pembanding dalam menentukan diterima tidaknya hipotesis. Selanjutnya dapat dilihat melalui kriteria atau dasar pengambilan keputusan berikut. (a). Jika nilai signifikan < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. (b). Jika nilai signifikan > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Nilai signifikan penelitian dapat diketahui dari hasil pengolahan data dengan SPSS pada tabel ANOVA dalam kolom Sig. c. Uji Adjusted R square Uji Adjusted R square digunakan karena dalam penelitian ini variabel independen jumlahnya lebih dari satu, yaitu dua variabel independen. Uji adjusted R square digunakan untuk menentukan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Jika nilai Adjusted R square sebesar 1 berarti, fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan fluktuasi variabel dependen. Jika nilai Adjusted R square berkisar diantara 0 sampai dengan 1, berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dapat menjelaskan fluktuasi variabel dependen. Sedangkan jika nilai adjusted R square semakin mendekati 0 berarti semakin lemah kemampuan variabel independen dapat dijelaskan fluktuasi variabel dependen (Ghazali, 2012). 68 E. Operasional Variabel Penelitian Pada bagian ini diuraikan definisi dari masing – masing variabel penelitian yang digunakan, berikut operasional dan cara pengukurannya. Penjelasan dari masing – masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Variabel Dependen Variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi variabel bebas. a. Rating Sukuk Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini ialah peringkat sukuk. Skala peringkat mulai dari AAA sampai dengan D secara umum terbagi menjadi dua kategori, yaitu investment grade (AAA, AA, A. BBB) dan non - investment grade (BB, B, CCC, D) pengukuran variabel dilakukan dengan memberi nilai pada masing – masing peringkat sesuai dengan peringkat yang dikeluarkan oleh PEFINDO. Pemberian nilai peringkat sukuk sebagai berikut : Tabel 3.3 Kategori Peringkat Sukuk Nilai Peringkat 0 1 2 3 4 5 6 7 Sumber : Pefindo data diolah Peringkat D CCC B BB BBB A AA AAA Kategori Non - Investment Grade Non - Investment Grade Non - Investment Grade Non - Investment Grade Investment Grade Investment Grade Investment Grade Investment Grade 69 2. Variabel Independen Variabel independen adalah variabel yang nilainya mempengaruhi variabel terikat. a. Rasio Likuiditas Tingkat rasio likuiditas yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut memiliki kemampuan untuk membayar seluruh kewajiban lancarnya dan menunjukkan kuat kondisi keuangan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aset lancar yaitu aset yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang, persediaan. Jadi semakin tinggi rasio likuiditas ini berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Fred Weston dikutip dari Kasmir (2008:129): menyebutkan bahwa rasio likuiditas (likuiditas ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Dalam rasio-rasio likuiditas, Rasio yang digunakan adalah: 1) Rasio Lancar (Current ratio) Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk memenuhi 70 kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. (Kasmir, 2009:134) b. Rasio Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas ini memberikan gambaran seberapa efektif perusahaan beroperasi sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan. Tingkat profitabilitas yang tinggi dapat mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk going concern. Profitabilitas yang tinggi juga dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. (Sofyan, 2008:304). Rasio yang digunakan adalah: c. Rasio Leverage Menurut Fred Weston dikutip dari Kasmir (150:2008), Rasio Leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang dan mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panajang apabila perusahaan dilikuidasi (dibubarkan). Rasio yang digunakan adalah: 1) Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Total Debt to asset ratio ) Rasio ini mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh 71 utang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Rumusnya dibawah ini d. Rasio aktivitas Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada padanya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. 1) Total Asset Turn Over Total assets turn over merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aktiva suatu perusahaan dimana rasio ini menggambarkan kecepatan perputarannya total aktiva dalam satu periode tertentu. Total assets turn over dihitung sebagai berikut: e. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan merupakan proksi volatilitas operasional dan inventory cotrolability yang seharusnya dalam skala ekonomis besarnya perusahaan menunjukkan pencapaian operasi lancar dan pengendalian persediaan. 72 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian PT. PEFINDO atau "PT Pemeringkat Efek Indonesia" didirikan di Jakarta pada tanggal 21 Desember 1993, melalui inisiatif Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan Bank Indonesia. Pada tanggal 31 Agustus 1994, PEFINDO memperoleh izin usahanya dari BAPEPAM dengan Nomor. 39/PMPI/1994 dan menjadi salah satu lembaga penunjang pasar modal di Indonesia. Tugas utama PEFINDO adalah untuk menyediakan suatu peringkat atas risiko kredit yang objektif, independen, serta dapat dipertanggung jawabkan atas penerbitan surat hutang yang diperdagangkan kepada masyarakat luas. Disamping melaksanakan kegiatannya dalam melakukan pemeringkatan surat hutang, PEFINDO juga menerbitkan dan mempublikasikan informasi kredit sehubungan dengan pasar perdagangan efek. Publikasi ini terdiri dari opini kredit atas perusahaan-perusahaan penerbit obligasi beserta sektor aset acuannya. PEFINDO adalah Perseroan Terbatas yang sahamnya per Desember 2006 tercatat dimiliki oleh 96 perusahaan domestik, yang terdiri dari dana pensiun, perbankan, asuransi, Bursa Efek Jakarta, Bursa Efek Surabaya dan perusahaan sekuriti. Guna meningkatkan metodologi pemeringkatan yang digunakan dan kriteria dalam melakukan pemeringkatan, maka PEFINDO didukung oleh mitra globalnya yaitu Standard & Poor's Rating Services (S&P's). PEFINDO juga aktif berpartisipasi dalam Asian Credit Rating Agencies Association (ACRAA). 73 B. Analisa Pembahasan Data 2. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui gambaran dari masingmasing variabel dalam penelitian. Dari analisis tersebut dapat diketahui nilai minimum, maksimum, mean dan standar deviasi atau tingkat penyimpangan dari masing-masing variabel. Dalam melakukan pengolahan data, penelitian ini menggunakan fasilitas elektronik yaitu dengan Ms.Excel dan SPSS 16.0 untuk mempermudah perolehan data sehingga dapat menjelaskan variabel-variabel yang diteliti. Sebelumnya, penelitian ini melakukan penentuan sampel berdsarkan kriteria tertentu. Dengan menggunakan metode tersebut, didapat sebanyak 21 sampel yang memenuhi kriteria yang ditentukan. Statistik deskriptif dapat memberikan gambaran tentang suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi yang dihasilkan dari variabel penelitian. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi current ratio, debt to asset dan return on asset, total asset turn over dan company size sebagai variabel independen, serta peringkat sukuk sebagai variabel dependen. Variabel-variabel tersebut akan diuji secara statistik deskriptif dengan menggunakan program SPSS seperti yang terlihat dalam tabel dibawah ini: 74 Tabel 4.1 Descriptive Statistics Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation CR 37 .52 2.44 1.3035 .42733 DAR 37 .96 .99 .9754 .00960 ROA 37 .64 .86 .7973 .04823 TATO 37 .34 1.04 .8522 .20365 Size 37 13.22 16.75 15.0278 1.33604 Valid N (listwise) 37 Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan menggunakan spss 16.0, output spss menunjukan bahwa dari 37 sampel current ratio(CR) yang diuji menunjukan nilai terendah 0.52 dan nilai tertingginya 2.24. mean atau ratarata variabel current ratio menunjukan nilai 1.3035 dan standar deviasi dari variabel current ratio adalah sebesar 0.42733. hal ini menunjukan bahwa terdapat penyimpangan dari variabel current ratio sebesar 0.42733 di atas ratarata hitungnya. Hasil analisis dengan statistik deskriptif terhadap variabel debt to asset ratio(DAR) menunjukan bahwa dari 37 sampel debt to asset ratio yang diuji menunjukan nilai terendah 0.96 dan nilai tertingginya 0.99. mean atau rata-rata variabel debt to asset ratio menunjukan nilai 0.9754 dan standar deviasi dari variabel debt to asset ratio adalah sebesar 0.00960. hal ini menunjukan bahwa terdapat penyimpangan dari variabel debt to asset ratio sebesar 0.00960 di atas rata-rata hitungnya. Hasil analisis dengan statistik deskriptif terhadap variabel return on asset(ROA) menunjukan bahwa dari 37 sampel return on asset yang diuji menunjukan nilai terendah 0.64 dan nilai tertingginya 0.86. mean atau rata-rata variabel return on asset menunjukan nilai 0.7973 dan standar deviasi dari 75 variabel return on asset adalah sebesar 0.04823. hal ini menunjukan bahwa terdapat penyimpangan dari variabel return on asset sebesar 0.04823 di atas rata-rata hitungnya. Hasil analisis dengan statistik deskriptif terhadap variabel total asset turn over(TATO) menunjukan bahwa dari 37 sampel total asset turn over yang diuji menunjukan nilai terendah 0.34 dan nilai tertingginya 1.04. mean atau rata-rata variabel total asset turn over menunjukan nilai 0.8522 dan standar deviasi dari variabel total asset turn over adalah sebesar 0.20365 hal ini menunjukan bahwa terdapat penyimpangan dari variabel fixed asset turn over sebesar 0.20365 di atas rata-rata hitungnya. Hasil analisis dengan statistik deskriptif terhadap variabel Company Size(Size) menunjukan bahwa dari 37 sampel Company Size yang diuji menunjukan nilai terendah 13.22 dan nilai tertingginya 16.75. mean atau ratarata variabel Company Size menunjukan nilai 15.0278 dan standar deviasi dari variabel Company Size adalah sebesar 1.33604 hal ini menunjukan bahwa terdapat penyimpangan dari variabel Company Size sebesar 1.33604 di atas ratarata hitungnya. 3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalittas dilakukan untuk mengetahui apakah model variabel bebas (independen) mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji ini dilakukan dengan menggunakan One-Sample Kolmogorov Smirnov Test. Data yang berdistribusi normal dapat menunjukkan bahwa hasil penelitian akan valid secara statistik dan dapat mempresentasikan keadaan yang sebenarnya Dari kejadian di 76 lapangan. Hasil dari uji ini dapat diketahui melalui dua cara. Cara yang pertama adalah dengan melihat grafik PP Plots yang menggambarkan distribusi frekuensi dari variabel dependen dibandingkan dengan distribusi frekuensi data. Cara ke kedua adalah dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Pada tabel uji Kolmogorov-Smirnov, pada baris "Asymp. Sig. (2-tailed)" baris paling bawah, apabila nilai tiap variabel lebih dari (>0,05) maka uji normalitas bisa terpenuhi. Gambar 3. 1 PP Plots Grafik PP Plots menunjukkan titik-titik yang mendekati garis diagonal yang berarti bahwa model regresi terdistribusi secara normal. 77 Tabel 4.2 One Sample Kolmogorov-smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters 37 a Mean Std. Deviation Most Extreme Differences .0000000 .31786065 Absolute .192 Positive .192 Negative -.189 Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) 1.166 .132 a. Test distribution is Normal. Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa semua variabel baik itu current ratio, debt to asset, return on asset, total asset turn over, dan company size telah terdistribusi normal. Hal ini didasarkan pada nilai Asymp.Sig. (2-tailed), jika nilainya >0.05maka data tersebut dapat dinyatakan terdistribusi dengan normal. Sebaliknya apabila nilainya <0.05 maka dikatakan tidak berdistribusi normal. Dari hasil perbedaan yang dilakukan, dengan menggunakan 5 rasio, semua rasio secara signifikan berbeda satu sama lain dan terjadi sampel acak. Dengan melihat hasil pengujian secara keseluran maka dapat disimpukan setiap sampel berbeda. 78 b. Uji Autokorelasi Tabel 4.3 Model Summary b Model Summary Model R 1 R Square .935 a Adjusted R Std. Error of the Durbin- Square Estimate Watson .874 .854 .34254 1.255 a. Predictors: (Constant), Size, DAR, ROA, TATO, CR b. Dependent Variable: Rating Hasil pengujian autokorelasi menunjukan nilai DurbinWatson(dW hitung) adalah sebesar 1.255. nilai dW hitung berada diantara -2 dan 2 yaitu, -2 < 1.255 < 2 maka dapat dikatakan bahwa hasil uji berhasil dan tidak terjadi autokorelasi. Tapi untuk memastikan hasil uji Durbin-Watson itu benar dapat dilakukan pengujian kedua dengan melakukan uji run untuk melihat apakah terjadi autokorelasi pada sampel yang diuji atau tidak. Tabel 4.4 Run Test Runs Test Unstandardized Residual a Test Value .01629 Cases < Test Value 17 Cases >= Test Value 20 Total Cases 37 Number of Runs 20 Z .041 Asymp. Sig. (2-tailed) .967 a. Median 79 Setelah dilakukan uji run maka dapat dilihat nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0.098 dan nilai itu >0.05 maka dapat dinyatakan bahwa uji run berhasil menunjukan bahwa tidak terjadi autokorelasi antar variabel. c. Uji Multikolinearitas Untuk dapat melihat gejala multikolinearitas, dapat dilihat dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS. Jika nilai toleransi masing-masing variabel bebas > 0,1 dan VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung gejala multikolinearitas. Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas Model CR DAR ROA TATO Size Tolerance VIF 0,474 2,110 0,348 2,870 0,613 1,630 0,501 1,998 0,552 1,810 Hasil uji multikolinearitas menunjukan bahwa current ratio, current ratio, debt to asset, return on asset, fixed asset turn over, dan company size tidak mengalami multikolinearitas karena nilai tolerance setiap variabel lebih besar dari 0.10 dan nilai VIF semua variabel independen lebih kecil dari 10.00. maka dapat disimpulkan dari pengujian multikolinearitas tidak terjadi multikolinearitas. d. Uji Heterokedaktisitas Untuk melihat persamaan regresi suatu penelitian apakah memenuhi asumsi heterokedastisitas ataukah tidak dapat dilihat dari 80 penyebaran residual yang terdapat pada hasil pengolahan data dengan memanfaatkan aplikasi SPSS. Gambar 3. 2 Scatterplot Berdasarkan output Scatterplot di atas, terlihat bahwa titiktitik tidak menyebar bebas dan hampir membentuk pola yang teratur tapi Scatterplot memiliki kelemahan yang cukup signifikan sebab sejumlah pengamatan tertentu sangat mempengaruhi hasil ploting maka untuk mengetahui apakah terjadi heteroskedastisitas atau tidak maka dilakukan uji glejser sebagai pengujian ulang. Tabel 4.6 Coefficients Coefficients Model 1 (Constant) CR DAR ROA TATO Size Unstandardized Coefficients Std. B Error a Standardized Coefficients t Sig. .000 1.000 .000 .000 1.000 .764 .000 .000 1.000 .000 .027 .000 .000 1.000 .000 .321 .000 .000 1.000 .000 .000 1.000 4,11E12 1.261 .000 .177 .000 .000 .056 a. Dependent Variable: Unstandardized Residual Beta 81 Nilai t-tabel dicari dengan distribusi nilai t-tabel n = 37 dan diperoleh nilai t-tabel = 2.037. Berdasarkan uji heteroskedastisitas dengan uji glejser diperoleh nilai t-hitung lebih kecil dibandingkan ttabel dan nilai signifikansi yang lebih besar dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi masalah heterokedastisitas. 4. Uji Regresi Berganda a. Uji t Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Hasil uji t dalam penelitian ini ditunjukkan dalam tabel dibawah ini. Tabel 4.7 Coefficients Coefficients Model 1 Unstandardized Coefficients Std. B Error a Standardized Coefficients Beta t Sig. (Constant) .528 .601 .443 4.787 .000 10.073 .114 1.055 .299 -.256 1.512 -.014 -.169 .867 .734 .396 .167 1.854 .073 -.712 a. Dependent Variable: Rating .057 -1.060 -12.386 .000 CR DAR ROA TATO Size 5.670 10.746 .929 .194 10.632 1) Uji hipotesis 1, variabel current ratio mempunyai nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,05. Oleh karena itu H0 ditolak dan H1 diterima, artinya H1 82 yang menyatakan current ratio mempunyai pengaruh terhadap peringkat sukuk, diterima. 2) Uji hipotesis 2, variabel debt to asset ratio mempunyai nilai signifikan 0,299 lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05. Oleh karena itu H0 diterima dan H1 ditolak, artinya H1 yang menyatakan debt to asset ratio mempunyai pengaruh terhadap peringkat sukuk, ditolak. 3) Uji hipotesis 3, variabel return on asset mempunyai nilai signifikan 0,867 lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05. Oleh karena itu H0 diterima dan H1 ditolak, artinya H1 yang menyatakan return on asset mempunyai pengaruh terhadap peringkat sukuk, ditolak. 4) Uji hipotesis 4, variabel total asset turn over mempunyai nilai signifikan 0,073 lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05. Oleh karena H0 diterima dan H1 ditolak, artinya H1 yang menyatakan total asset turn over mempunyai pengaruh terhadap peringkat sukuk, ditolak. 5) Uji hipotesis 5, variabel company size mempunyai nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,05. Oleh karena itu H0 ditolak dan H1 diterima, artinya H1 yang menyatakan company size mempunyai pengaruh terhadap peringkat sukuk, diterima. 83 b. Persamaan Regresi Dengan analisis regresi berganda maka dapat diketahui seberapa besar current ratio, debt to asset ratio, return on asset, total asset turn over, dan company size yang merupakan variabel bebas berpengaruh terhadap Peringkat Sukuk sebagai variabel terikat. Persamaan regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e Dimana: Y = Peringkat Sukuk a = Konstanta X1 = Current ratio X2 = Debt to asset Ratio X3 = Return on asset X4 = Total Asset Turn Over X5 = Company Size b1, b2, b3, b4, b5 = Koefisien regresi e = Standar error 84 Hasil regresi dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.8 Coefficients Coefficients Model 1 Unstandardized Coefficients Std. B Error a Standardized Coefficients Beta t Sig. (Constant) .528 .601 .443 4.787 .000 10.073 .114 1.055 .299 -.256 1.512 -.014 -.169 .867 .734 .396 .167 1.854 .073 -.712 a. Dependent Variable: Rating .057 -1.060 -12.386 .000 CR DAR ROA TATO 5.670 10.746 .929 .194 10.632 Size Berdasarkan tabel persamaan regresi berganda penelitian ini adalah: Y = 5.670 + 0.929X1 - 0.712X5 + e a. Koefisien konstanta (a) sebesar 5.670 Nilai konstanta yang positif menunjukkan bahwa tanpa ditambahkan variabel current ratio, debt to asset, return on asset, total asset turn over, dan company size nilai peringkat sukuk akan tetap mengalami kenaikan. b. Koefisien regresi current ratio (X1) sebesar 0.706 Koefisien regresi likuiditas bernilai positif. Hal ini berarti ketika variabel current ratio meningkat, sedangkan variabel debt to asset, return on asset, total asset turn over, dan company size dianggap konstan maka peringkat sukuk juga akan meningkat. c. Koefisien regresi company size (X5) sebesar -0.706 Koefisien regresi company size bernilai negatif. Hal ini berarti ketika variabel company size menurun, sedangkan variabel 85 current ratio, debt to asset, return on asset dan total asset turn over dianggap konstan maka peringkat sukuk juga akan meningkat. 5. Uji Hipotesis a. Uji F Untuk mengetahui apakah suatu model regresi benar atau salah, diperlukan uji hipotesis dengan menggunakan Uji F dimaksudkan agara dapat diketahui pengaruh dari current ratio, debt to asset, return on asset, total asset turn over, dan company size secara simutan terhadap peringkat sukuk. Tabel 4.9 Anova b ANOVA Sum of Model Squares Mean df Square 1 Regression 25.336 5 Residual 3.637 31 28.973 36 Total F Sig. 5.067 43.187 .000 a .117 a. Predictors: (Constant), Size, DAR, ROA, TATO, CR b. Dependent Variable: Rating Dari hasil uji F pada penelitian ini didapatkan nilai F hitung sebesar 43.187 dengan angka signifikansi (P value) sebesar 0.000. Dengan tingkat signifikansi 95% (α =0,05). Angka signifikansi (P value) sebesar 0.000<0.05. Atas dasar perbandingan tersebut, maka H0 ditolak atau berarti current ratio, debt to asset, return on asset, total asset turn 86 over, dan company size yang berpengaruh simultan secara bersama-sama terhadap variabel peringkat sukuk. b. Uji Adjusted R square Uji Adjusted R square digunakan karena dalam penelitian ini variabel independen jumlahnya lebih dari satu, yaitu dua variabel independen. Uji adjusted R square digunakan untuk menentukan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Tabel 4.10 Model Summary b Model Summary Model 1 R R Square .935 a Adjusted R Std. Error of the Durbin- Square Estimate Watson .874 .854 .34254 1.255 a. Predictors: (Constant), Size, DAR, ROA, TATO, CR b. Dependent Variable: Rating SPSS model summary menghasilkan besarnya adjusted R square adalah 0.854 yang berarti 85.4 %. Koefisien ini menunjukkan bahwa besarnya variabel terikat (peringkat sukuk) dipengaruhi oleh variabel bebas (current ratio, debt to asset ratio dan return on asset) sebesar 85.4% dan sisanya 14.6 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 87 6. Interpretasi Hasil Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini. melalui uji normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test diketahui bahwa semua variabel independen yaitu current ratio, debt to asset ratio dan return on asset sudah terdistribusi dengan normal dan uji asumsi klasik yang dilakukan pada keseluruhan variabel telah memenuhi standar pengujian yang berarti syarat untuk melakukan uji regresi berganda sudah terpenuhi. Hasil uji regresi berganda yang didapat adalah yang berpengaruh dan signifikan adalah current ratio, return on asset, total asset turn over, dan company size dan yang tidak berpengaruh dan tidak signifikan adalah debt to asset dan secara keseluruhan current ratio, debt to asset, return on asset, total asset turn over, dan company size bersama-sama berpengaruh secara simultan. a. Pengaruh current ratio terhadap peringkat sukuk Hipotesis pertama menyatakan bahwa current ratio berpengaruh terhadap peringkat sukuk. Terlihat pada Tabel coefficients atas variabel current ratio sebagai proksi dari rasio likuiditas sebesar 0.000. Karena nilai probabilitas lebih kecil dari α sebesar 5% maka H1 diterima. Kondisi ini menunjukkan bahwa current ratio berpengaruh secara parsial terhadap peringkat sukuk. Dengan demikian, hasil temuan penelitian ini konsisten dengan Purwaningsih (2013), Margreta, dan Poppy Nurmayanti (2009) dan Enny Dwi Maharti Drs. Daljono Msi, Akt (2014). 88 Arah pengaruh current ratio bernilai positif yang berarti semakin besar current ratio berarti semakin baik peringkat sukuk yang diperoleh. Hasil penelitian ini konsisten dengan Purwaningsih (2013), Afiani (2010), Margareta & Poppy (2009), Melis (2014), Maharti & Daljono (2014), Sari (2007), menemukan hubungan antara likuiditas dengan rating sukuk. Sehingga semakin tinggi tingkat likuiditas suatu perusahaan maka semakin baik kemungkinan peringkat sukuk perusahaan tersebut. Sehingga dapat disimpulkan apabila perusahaan memiliki rasio likuiditas yang tinggi, maka kemungkinan peringkat sukuk akan tinggi. b. Pengaruh debt to asset ratio terhadap peringkat sukuk Hipotesis kedua menyatakan bahwa debt to asset berpengaruh terhadap peringkat sukuk. Terlihat pada Tabel coefficients atas variabel debt to asset sebagai proksi dari rasio leverage sebesar 0.299. Karena nilai probabilitas lebih besar dari α sebesar 5% maka H1 ditolak. Kondisi ini menunjukkan bahwa debt to asset tidak berpengaruh secara parsial terhadap peringkat sukuk. Dengan demikian, hasil temuan penelitian ini konsisten dengan Enny Dwi Maharti Drs. Daljono Msi, Akt (2014) dan Maylia P Sari (2007). c. Pengaruh return on asset terhadap peringkat sukuk Hipotesis ketiga menyatakan bahwa return on asset berpengaruh terhadap peringkat sukuk. Terlihat pada Tabel coefficients atas variabel return on asset sebagai proksi dari rasio 89 profitabilitas sebesar 0.867. Karena nilai probabilitas lebih besar dari α sebesar 5% maka H1 ditolak. Kondisi ini menunjukkan bahwa return on asset tidak berpengaruh secara parsial terhadap peringkat sukuk. Dengan demikian, hasil temuan penelitian ini konsisten dengan Melis (2014), Margreta, dan Poppy Nurmayanti (2009) dan Enny Dwi Maharti Drs. Daljono Msi, Akt (2014). d. Pengaruh total asset turn over terhadap peringkat sukuk Hipotesis keempat menyatakan bahwa fixed asset turn over berpengaruh terhadap peringkat sukuk. Terlihat pada Tabel coefficients atas variabel total asset turn over sebagai proksi dari rasio aktivitas sebesar 0.073. Karena nilai probabilitas lebih besar dari α sebesar 5% maka H1 ditolak. Kondisi ini menunjukkan bahwa total asset turn over tidak berpengaruh secara parsial terhadap peringkat sukuk. Dengan demikian hasil temuan ini konsisten dengan Ni Putu Tresna Widiastuti dan Henny Rahyuda (2016). e. Pengaruh size terhadap peringkat sukuk Hipotesis keempat menyatakan bahwa size berpengaruh terhadap peringkat sukuk. Terlihat pada Tabel coefficients atas variabel size sebagai proksi dari company size sebesar 0.000. Karena nilai probabilitas lebih kecil dari α sebesar 5% maka H1 diterima. Kondisi ini menunjukkan bahwa size berpengaruh secara parsial terhadap peringkat sukuk. Hasil menunjukan bahwa pengaruh size (ukuran perusahaan) konsisten dengan penelitian Hengki & Eka (2015). 90 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penjelasan yang sudah dilakukan pada bab-bab sebelumnya bahwa penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Current ratio debt to asset, return on asset, total asset turn over, dan company size terhadap peringkat sukuk dengan tahun penelitian dari 2012 hingga 2015. Maka berdasarkan hasil regresi berganda penelitian ini dapat di tarik kesimpulan : 1. Current ratio berpengaruh secara parsial terhadap peringkat sukuk. 2. Debt to asset Ratio tidak berpengaruh secara parsial terhadap peringkat sukuk. 3. Return on asset tidak berpengaruh secara parsial terhadap peringkat sukuk. 4. Total asset turn over tidak berpengaruh secara parsial terhadap peringkat sukuk. 5. Company Size berpengaruh secara parsial terhadap peringkat sukuk 6. Current ratio, debt to asset, return on asset, total asset turn over, dan company size yang berpengaruh simultan secara bersama-sama terhadap variabel peringkat sukuk. B. Saran Berdasarkan pada hasil kesimpulan penelitian yang diperoleh, maka dapat diajukan beberapa masukan lebih lanjut dengan maksud dapat meningkatkan penelitian selanjutnya. Maka diharapkan saran sebagai berikut: 91 1. Bagi Investor dan Calon Investor Peringkat sukuk dapat dijadikan sebagai acuan dalam memilih sukuk yang berkualitas dan untuk mengetahui peringkat sukuk dapat dilihat dari rasio keuangan pada perusahaan tersebut. 2. Bagi Penelitian Selanjutnya a. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat meningkatkan jumlah sampel yang diuji agar pengujian yang dilakukan mendekati akurat. b. Penambahan variabel independen lain selain rasio keuangan, seperti pertumbuhan, maturity dan secure untuk mengukur peringkat sukuk. c. Dari hasil uji adjusted R square, model ini dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar 85,4% maka penelitian ini sudah dikatakan cukup baik jadi bagi penelitian selanjutnya dapat menggunakan model lain. 92 DAFTAR PUSTAKA Afiani, Damalia. “Pengaruh Likuiditas, Produktivitas, Profitabilitas, Dan Leverage Terhadap Peringkat Sukuk (Studi Empiris Pada Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha Syariah Periode 2008-2010)”: Accounting Analysis Journal 1, Hal 111-113. 2013 Darmadji, Tjiptono dan Fakhruddin, Hendy M. “pasar modal di Indonesia pendekatan Tanya jawab”. Selemba Empat, Jakarta 2001 Enny Dwi Maharti dan Drs. Daljono Msi, Akt. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi. Jurnal” : Universitas Diponogoro. 2011. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS”. Badan Penerbit UNDIP. Semarang. Hanafi, Mamduh dan Halim, Abdul. “Analisis Laporan Keuangan. Edisi ketiga”. Penerbit UPP STIM YKPN. Yogyakarta. 2012. Hengki Junius Sihombing Eka Nuraini Rachmawati. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. 118 Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol. 24 No. 1 Juni 2015. Huda, Nurul & Edwin, Mustafa. “Investasi Pada Pasar Modal Syariah” Penerbit Kencana Prenada Media Group.Jakarta. 2007. Huda, Nurul dan Heykal,, Mohammad. Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis, Kencana Prenada Media Group, Jakarta. 2010 Kasmir. “Analisis Laporan Keuangan”. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2009. 93 Margreta, dan Poppy Nurmayanti. “Faktor-FaktorYang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Ditinjau Dari Faktor Akuntansi Dan Non Akuntansi”. Dalam Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Volume 11 No. 3. 2009. Maylia Pramono Sari. “Kemampuan Rasio Keuangan Sebagai Alat Untuk Memprediksi Peringkat Obligasi. Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE)”, Hal 172182. 2007. Nafik, Muhammad. Bursa Efek dan Investasi Syariah. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta. Cahaya Amanah. Surabaya. 2009. Purwaningsih, S. “Faktor Yang Mempengaruhi Rating Sukuk Yang Ditinjau Dari Faktor Akuntansi Dan Non-Akuntansi”. Accounting Analysis Journal 2 (3). Hal. 360-368. 2013. Rahardjo, Budi. “Keuangan dan Akuntansi”, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.2007. Sekaran, Uma. “Research Methods for business Edisi I and 2”. Salemba Empat. Jakarta. 2011. Siamat, Dahlan. “Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan Perbankan”, Edisi Lima, Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta, 2005. Syafri Harahap, Sofyan. “Analisa Kritis atas Laporan Keuangan”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. 2006. Tandelilin, Eduardus. “Portofolio Investasi dan Investasi, Teori dan Aplikasi”, Edisi Pertama, Kanisius, Jakarta, 2010. Umam, Khairul. “Pasar Modal Syariah & Praktek Pasar Modal Syariah”, CV Pustaka Setia, Bandung. 2013 Wahid, Nazaruddin Abdul. “Sukuk, Memahami & Membedah Obligasi Pada Perbankan Syariah”, Ar-Ruzz Media. Yogyakarta. 2010. 94 Widiastuti, Ni Putu Tresna dan Henny Rahyuda. “Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan , Rasio Likuiditas, Maturity, Dan Rasio Aktivitas Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Jasa” E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 11, 2016 Yaya, Rizal. Dkk. “Akuntansi Perbankan Syariah” Salemba Empat. Jakarta. 2014 Data Perkembangan Pasar Modal Syariah, data diakses pada april 2016 http://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/Pages/Pasar-Modal-Syariah.aspx. 95 LAMPIRAN Lampiran 1 : Data Rasio Keuangan Kode ADHI MAPI MYOR SMRA ROTI PPLN AISA SSMM MPPA 2012 2,71 7,22 8,97 7,28 12,38 5,38 6,56 4,71 2,91 ROA 2013 2014 4,20 3,12 4,20 0,84 10,90 3,98 8,02 9,02 8,67 8,80 6,12 7,59 6,91 5,13 2,27 0,41 6,76 9,50 2015 2,77 0,32 11,02 5,67 10,00 5,23 2,91 2012 1,24 1,22 2,76 1,17 1,12 1,04 1,27 1,22 1,87 2013 1,39 1,12 2,44 1,28 1,14 0,96 1,75 0,61 1,37 96 CR 2014 1,30 1,34 2,09 1,52 1,37 0,98 2,66 0,52 1,42 2015 1,56 1,73 2,37 1,48 2,05 1,62 1,41 Kode ADHI MAPI MYOR SMRA ROTI PPLN AISA SSMM MPPA Kode ADHI MAPI MYOR SMRA ROTI PPLN AISA SSMM MPPA TATO 2012 0,46 1,01 1,01 0,89 1,00 0,89 0,98 0,95 1,02 2012 0,85 0,64 0,63 0,65 0,45 0,71 0,47 0,76 0,53 2013 0,58 1,01 1,01 0,88 0,99 0,90 0,99 0,94 1,04 2013 0,84 0,69 0,59 0,66 0,57 0,78 0,53 0,79 0,50 2014 0,45 1,01 1,02 0,90 0,99 0,91 0,98 0,95 1,05 DAR 2014 0,83 0,70 0,60 0,61 0,55 0,73 0,51 0,80 0,52 2015 0,34 1,01 1,02 0,88 0,99 0,97 #NUM! 1,05 2015 0,69 0,69 0,54 0,60 0,56 0,56 0,56 97 Kode ADHI ADMF MAPI MYOR SMRA ROTI PPLN AISA SSMM MPPA 2012 15,88 17,05 15,61 15,93 16,20 14,00 13,22 15,17 14,84 15,92 LnTA(Firm Size) 2013 2014 16,09 16,16 17,25 17,21 15,87 15,98 16,09 16,15 16,43 16,55 14,42 14,58 13,30 13,31 15,43 15,81 15,07 15,12 15,70 15,58 2015 16,63 17,14 16,07 16,24 16,75 14,81 16,02 15,66 98 Lampiran 2 : Data Peringkat Sukuk No Emiten 1 PT Adhi Karya (Persero) 2 3 4 PT Mitra Adiperkasa Tbk. PT Mayora Indah Tbk. PT Summarecon Agung Tbk. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. 5 6 7 8 9 PT. PPLN PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. PT Sumberdaya Sewatama PT Matahari Putra Prima Tbk. I Tahun 2012 II Tahun 2013 I Tahun 2009 II Tahun 2012 I Tahun 2008 2012 A(sy) AA-(sy) A+(sy) Rating 2013 2014 A(sy) A(sy) A(sy) A(sy) AA-(sy) AA-(sy) AA-(sy) AA-(sy) A+(sy) A+(sy) I Tahun 2013 I Tahun 2006 II Tahun 2007 III Tahun 2009 IV Tahun 2010 V Tahun 2010 AAA(sy) AAA(sy) AAA(sy) AAA(sy) AAA(sy) AA-(sy) AAA(sy) AAA(sy) AAA(sy) AAA(sy) AAA(sy) I Tahun 2013 I Tahun 2012 II Tahun 2013 - A(sy) A(sy) - Kode Obligasi ADHI ADHI MAPI MYOR SMRA ROTI PPLN AISA SSMM MPPA 2015 A(sy) A(sy) AA-(sy) AA-(sy) A+(sy) AAA(sy) AAA(sy) AAA(sy) AAA(sy) AAA(sy) AAA(sy) AAA(sy) A(sy) A(sy) - 99 Lampiran 3 : Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation CR 37 .52 2.44 1.3035 .42733 DAR 37 .96 .99 .9754 .00960 ROA 37 .64 .86 .7973 .04823 TATO 37 .34 1.04 .8522 .20365 Size 37 13.22 16.75 15.0278 1.33604 Valid N (listwise) 37 Lampiran 4 : Uji Autokorelasi b Model Summary Model 1 R .935 R Square a .874 Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .854 .34254 Durbin-Watson 1.255 a. Predictors: (Constant), Size, DAR, ROA, TATO, CR b. Dependent Variable: Rating 100 Lampiran 5 : Uji Autokorelasi (Run Test) Runs Test Unstandardized Residual a Test Value .01629 Cases < Test Value 17 Cases >= Test Value 20 Total Cases 37 Number of Runs 20 Z .041 Asymp. Sig. (2-tailed) .967 a. Median Lampiran 6 : Uji Heterokedastisitas (Glejser) Coefficients Model 1 (Constant) CR DAR ROA TATO Unstandardized Coefficients Std. B Error a Standardized Coefficients t Sig. .000 1.000 .000 .000 1.000 .764 .000 .000 1.000 .000 .027 .000 .000 1.000 .000 .321 .000 .000 1.000 .000 .000 1.000 4,11E12 1.261 .000 .177 .000 Beta Size .000 .056 a. Dependent Variable: Unstandardized Residual 101 Lampiran 6 : Uji Regresi & Uji T(Parsial) Coefficients Model 1 Unstandardized Coefficients Std. B Error a Standardized Coefficients Beta t Sig. (Constant) .528 .601 .443 4.787 .000 10.073 .114 1.055 .299 -.256 1.512 -.014 -.169 .867 .734 .396 .167 1.854 .073 -.712 a. Dependent Variable: Rating .057 -1.060 -12.386 .000 CR DAR ROA TATO 5.670 10.746 .929 .194 10.632 Size Lampiran 7 : Uji F b ANOVA Sum of Model Squares Mean df Square 1 Regression 25.336 5 Residual 3.637 31 28.973 36 Total F Sig. 5.067 43.187 .000 a .117 a. Predictors: (Constant), Size, DAR, ROA, TATO, CR b. Dependent Variable: Rating 102