Analisis faktor yang dipertimbangkan konsumen

advertisement
ANALISIS FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN
KONSUMEN RESTORAN DAIJI RAAMEN BOGOR
SKRIPSI
MAIKA FITRIANA
H34063423
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
ii
RINGKASAN
MAIKA FITRIANA. Analisis Faktor Yang Dipertimbangkan Konsumen
Restoran Daiji Raamen Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan
HARIANTO)
Jumlah penduduk Indonesia selalu meningkat setiap tahunnya. Menurut
data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia
adalah 206.264.595 jiwa. Jumlah ini terus meningkat, data terakhir dari sensus
penduduk BPS menyebutkan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah
237.556.363 jiwa. Jumlah ini meningkat 31.291.768 jiwa, dari jumlah awal pada
tahun 2000.
Bogor merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat yang memiliki jumlah
penduduk cukup besar. Pertumbuhan penduduk di wilayah ini dari tahun ke tahun
juga mengalami peningkatan. Berdasarkan data BPS Kota Bogor jumlah
penduduk Kota Bogor pada tahun 2010 adalah 949.066 jiwa, dengan luas wilayah
111,73 Km2 maka kepadatan penduduk Kota Bogor adalah 8.494 jiwa/Km2.
Peningkatan jumlah penduduk tersebut mengakibatkan jumlah permintaan
masyarakat terhadap makanan dan minuman akan terus meningkat karena
menurut teori Maslow makanan merupakan kebutuhan fisiologis yang akan selalu
dibutuhkan selama manusia hidup
Proses globalisasi saat ini telah menyebabkan perubahan hampir di setiap
aspek kehidupan. Era globalisasi yang dicirikan dengan pesatnya perdagangan,
industri pengolahan pangan, jasa, dan informasi akan mengubah gaya hidup dan
pola konsumsi makanan masyarakat. Perubahan gaya hidup masyarakat di atas
menimbulkan suatu peluang bisnis di industri jasaboga, termasuk restoran.
Berkembangnya jumlah restoran di Bogor menciptakan kondisi persaingan yang
mendorong pengusaha untuk membangun dan memperkuat usahanya agar tetap
dipilih oleh konsumen. Oleh sebab itu, studi mengenai perilaku konsumen
dibutuhkan agar dapat digunakan dalam penyusunan alternatif strategi bauran
pemasaran yang tepat sesuai harapan konsumen. Sehingga restoran dapat bertahan
dalam persaingan dan mampu mencapai target penjualan yang diharapkan.
Daiji Raamen merupakan specialty restauran dalam makanan khas Jepang.
Daiji Raamen yang berada di Kota Bogor merupakan salah satu restoran yang
berada dalam persaingan. Penelitian dilakukan di Restoran Daiji Raamen yang
berlokasi di Jalan Pajajaran Indah No.7.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengidentifikasi dan menganalisis
karakteristik umum konsumen Daiji Raamen, 2) Mengidentifikasi dan
menganalisiss keputusan pembelian oleh konsumen Daiji Raamen, 3)
Menganalisis faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen restoran Daiji
Raamen. Karakteristik dan proses keputusan pembelian dianalisis secara kualitatif
dan deskriptif. Pengolahan secara kualitatif menggunakan Analisis Faktor untuk
mengetahui faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen restoran Daiji
Raamen.
Karakteristik konsumen Daiji Raamen dapat dibagi berdasarkan usia, jenis
kelamin, status pernikahan, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan tingkat
pendapatan. Berdasarkan usia, mayoritas konsumen Daiji Raamen adalah dewasa
ii
awal yang berusia 19-24 tahun. Mayoritas konsumen tersebut berjenis kelamin
perempuan. Status pernikahan mayoritas konsumen adalah belum menikah.
Tingkat pendidikan mayoritas konsumen adalah SMA. Mayoritas jenis pekerjaan
responden adalah pelajar atau mahasiswa. Sedangkan tingkat pendapatan rata-rata
konsumen adalah RP 500.000 sampai Rp 1.500.000 per bulan.
Proses keputusan pembelian konsumen Daiji Raamen mengacu pada teori
Engel, et. al. Pada tahap pengenalan kebutuhan, sebagian besar konsumen
memiliki motivasi pembelian karena menu yang khas dan alasan ingin mencobacoba, dan manfaat yang diperoleh adalah makanan selingan dan keakraban. Pada
tahap pencarian informasi 83,75 persen responden mendapatkan informasi dari
teman, fokus utama perhatian mereka terhadap informasi adalah rasa makanan,
dan alat promosi yang mempengaruhi mereka adalah papan nama restoran. Proses
pembelian, niat konsumen membeli di Daiji Raamen adalah hampir sama
besarnya antara mendadak, terencana, dan tergantung situasi. Pada proses pasca
pembelian apabila harga makanan mengalami kenaikan maka konsumen
mayoritas akan mengurangi frekuensi pembelian di Daiji Raamen. Umumnya
konsumen sudah merasa puas setelah melakukan konsumsi di restoran di Daiji
Raamen.
Hasil dari Analisis Faktor menunjukkan bahwa ada enam faktor yang
menjadi pertimbangan konsumen restoran Daiji Raamen. Faktor pertama adalah
Pelayanan dan Harga yang terdiri dari kemudahan pembayaran, perhatian
pramusaji, bentuk penyajian, harga, keramahan dan kesopanan pramusaji,
penataan ruangan restoran, dan alunan musik. Faktor kedua adalah Proses dan
Keragaman menu yang terdiri dari kebersihan, kecepatan penyajian, keamanan
pangan, dan keragaman menu. Faktor ketiga adalah Akses dan Fasilitas Restoran
yang terdiri dari pendingin ruangan, akses lokasi restoran, dan areal parkir. Faktor
keempat adalah Atribut Ramen yang terdiri dari rasa, aroma, dan porsi ramen.
Faktor kelima adalah Promosi yang terdiri dari variabel promosi dan iklan. Faktor
keenam adalah Pengaruh Eksternal yang terdiri dari keluarga dan teman. Keenam
faktor tersebut dapat menjelaskan keragaman sebesar 68.675 persen.
iii
ANALISIS FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN
KONSUMEN RESTORAN DAIJI RAAMEN BOGOR
MAIKA FITRIANA
H34063423
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
iv
Judul Skripsi
Nama
: Analisis Faktor Yang Dipertimbangkan Konsumen Restoran
Daiji Raamen Bogor
: Maika Fitriana
NRP
: H34063423
Menyetujui,
Pembimbing
Dr. Ir. Harianto, MS
NIP. 19581021 198501 1 001
Mengetahui
Ketua Departemen Agribisnis
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir Nunung Kusnadi, MS
NIP. 19580908 198403 1 002
Tanggal Lulus :
v
PERNYATAAN
Dengan ini, menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Faktor
Yang Dipertimbangkan Konsumen Restoran Daiji Raamen Bogor” adalah karya
sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Maret 2011
Maika Fitriana
H34063423
vi
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Banyuwangi pada tanggal 27 Mei 1988. Penulis
adalah anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Saeran dan Ibu Siti
Julaikah.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Yosomulyo V pada
tahun 2000 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2003 di
SLTPN 1 Genteng. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMAN 1 Genteng
diselesaikan pada tahun 2006.
Penulis diterima pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa
Baru (SPMB) pada tahun 2006.
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkat dan karuniaNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor
Yang Dipertimbangkan Konsumen Restoran Daiji Raamen Bogor”. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis karakteristik konsumen, tahapan proses keputusan
pembelian konsumen, dan faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen restoran
Daiji Raamen Bogor. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak.
Bogor, Maret 2011
Maika Fitriana
viii
UCAPAN TERIMAKASIH
Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dai bantuan berbagai pihak.
Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan
terima kasih dan penghargaan kepada :
1. Dr. Ir. Harianto, MS selaku pembimbing skripsi atas bimbingan, waktu, dan
kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
2.
Dr. Ir Nunung Kusnadi, MS selaku dosen penguji utama yang berkenan
memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.
3.
Eva Yolynda Aviny, SP, MM selaku dosen penguji wakil komisi pendidikan
yeng berkenan memberikan saran dan kritik demi perbaikan skripsi ini.
4.
Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS yang telah menjadi pembimbing akademik dan
seluruh dosen dan staf Departemen Agribisnis.
5.
Ibu Siti Julaikah dan Bapak Saeran tercinta, dan Dicky Febriansyah, serta
keluarga besar di Banyuwangi, untuk setiap dukungan cinta kasih dan do’a
sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Departemen Agribisnis IPB.
6.
Alexander Richard, Indra Chendrawijaya, dan Krisnadi Setiawan, Manager
dan karyawan Daiji Raamen, serta konsumen Daiji Raamen yang telah
membantu penulis dalam pengambilan data dan penyusunan skripsi ini.
7.
Dina Mas Eirene Waruwu selaku pembahas seminar, yang memberikan
masukan saran maupun kritik untuk memperbaiki skripsi ini.
8.
Sherly Andika Sari (sheloy) dan Widyastuti Utami (Windi), yang membantu
banyak dalam pencarian responden, terimakasih banyak teman.
9.
Sahabatku (Rieska, Niecan, Ine, Dewi, Fat, Emi, Mb Jo, Rina T, Rina K,
Gista, Tiwi), WA Crew, Irwansyah, Nymph House, Pandawa, Lare
Blambangan, terima kasih atas bantuan, dukungan serta doanya.
10. Rekan - rekan Agribisnis Angkatan 43, 42, dan 44 serta semua pihak yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga tali persaudaraan dan persahabatan kita tetap terjalin dan hanya
Allah SWT yang dapat membalas amal kebaikan, Amin.
Bogor, Maret 2011
Maika Fitriana
ix
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL .............................................................................
DAFTAR GAMBAR ........................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................
I
PENDAHULUAN ................................................................
1.1 Latar Belakang .................................................................
1.2 Perumusan Masalah .........................................................
1.3 Tujuan ...............................................................................
1.4 Kegunaan Penelitian .........................................................
Halaman
xii
xiii
xiv
1
1
3
6
6
II
TINJAUAN PUSTAKA .......................................................
2.1 Konsep Restoran ..................................................................
2.1.1 Definisi Restoran ........................................................
2.1.2 Sejarah Perkembangan Restoran ...............................
2.1.3 Jenis Restoran ............................................................
2.2 Masakan jepang .................................................................
2.2.1 Ramen .......................................................................
2.3 Penelitian Terdahulu ...........................................................
7
7
7
8
8
11
12
13
III
KERANGKA PEMIKIRAN ................................................
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................
3.1.1 Konsumen ................................................................
3.1.2 Karakteristik Konsumen ...........................................
3.1.3 Proses Pembelian......................................................
3.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pengambilan
Keputusan ................................................................
3.1.5 Pemasaran dan Bauran Pemasaran ............................
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ......................................
METODE PENELITIAN ....................................................
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................
4.2 Data dan Metode Pengambilan Sampel ............................
4.3 Metode Pengolahan Data ..................................................
4.3.1 Analisis Faktor ....................................................... ...
4.3.1.1 Interpretasi Output ................................. .......
17
17
17
17
19
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .................
5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ...............................
5.2 Komitmen, Motto, dan Nilai Dasar Daiji Raamen ...........
5.3 Struktur Organisasi Perusahaan ..........................................
5.4 Personalia Perusahaan ........................... ...........................
5.5 Pengadaan Bahan Baku ........................... .........................
5.6 Suasana Restoran ..................................................................
5.7 Menu Restoran Daiji Raamen ...............................................
KERAGAAN KONSUMEN RESTORAN DAIJI RAAMEN ....
6.1 Karakteristik Demografi ...................................................... .
38
38
39
39
42
43
43
45
49
49
IV
V
VI
22
27
30
32
32
32
33
33
35
x
6.2 Keragaan Perilaku Pembelian .........................................
VII FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN
KONSUMEN DAIJI RAAMEN ..........................................
7.1 Analisis Faktor yang Dipertimbangkan Konsumen Daiji
Raamen.......................................................... ......................
7.2 Faktor (Komponen) Utama pada Keputusan Pembelian
oleh Konsumen Daiji Raamen............................................
7.3 Implikasi Bauran Pemasaran Restoran Daiji Raamen ........
53
VIII KESIMPULAN DAN SARAN .............................................
8.1 Kesimpulan .....................................................................
8.2 Saran ...............................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................
LAMPIRAN ..................................................................................
76
76
77
78
80
61
61
65
71
xi
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1.
Daftar Restoran Jepang di Kota Bogor Tahun 2011 ...............
5
2.
Sebaran Responden Berdasarkan Usia ...................................
49
3.
Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ....................
50
4.
Sebaran Responden Berdasarkan Status Pernikahan ..............
50
5.
Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..........
51
6.
Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ..................
51
7.
Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan ..........
52
8.
Sebaran Motivasi Responden Memilih Makan Di Daiji
Raamen ...................................................................................
54
Sebaran Manfaat Yang Diperoleh Responden Memilih
Berkunjung Ke Daiji Raamen .....................................................
54
Sebaran Jumlah Responden Berdasarkan Media Yang
Mempengaruhi Keputusan Dalam Memilih Daiji Raamen ....
55
Fokus Utama Yang Menjadi Perhatian Konsumen Dari
Sumber Informasi ...................................................................
56
Sebaran Responden Berdasarkan Alat Promosi Yang Paling
Mempengaruhi Keputusan ......................................................
56
Sebaran Responden Berdasarkan Pertimbangan Awal
Pemilihan Daiji Raamen .........................................................
57
Sebaran Responden Berdasarkan Cara Memutuskan
Pembelian ................................................................................
58
Sebaran Responden Berdasarkan Kepuasan Pasca Pembelian
Konsumen Daiji Raamen .......................................................
59
Perilaku Konsumen Pasca Pembelian Apabila Harga Jual
Yang Ditawarkan Daiji Raamen Mengalami
Kenaikan...................................................................................
59
Tes KMO dan Barlett Pada Analisis Faktor-Faktor Yang
Dipertimbangkan Konsumen Restoran Daiji Raamen ............
61
Nilai Rata-Rata Dan Standar Deviasi Tiap Variabel Yang
Dipertimbangkan Konsumen Restoran Daiji Raamen ............
63
Enam Komponen Utama Yang Dipertimbangkan Konsumen
Restoran Daiji Raamen ............................................................
66
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
29.
xii
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Halaman
Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun 1961-2010 ................
Perspektif Pemecahan Masalah Mengenai Lima Langkah
Dalam Pengambilan Keputusan Konsumen .........................
Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen ...........
Kerangka Pemikiran Operasional .........................................
Struktur Organisasi Restoran Daiji Raamen .........................
Dapur yang Langsung Menghadap ke Meja Konsumen ......
Contoh Susunan Meja dan Kursi di Ruangan Kedai Ramen
Suasana Restoran saat Malam Natal .....................................
Ramen dengan Tambahan Ebikatsu ......................................
Donburi Menggunakan Lauk Katsudon ...............................
Nasi Kare Menggunakan Lauk Katsudon .............................
Matcha-green tea ..................................................................
Edamame ..............................................................................
2
19
27
31
41
43
44
44
45
46
47
47
48
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
1.
Halaman
Nilai Communalities Berdasarkan Hasil Output SPSS
Analisis Faktor yang Dipertimbangkan Konsumen
Restoran Daiji Raamen .........................................................
81
Nilai Anti Image Matriks Berdasarkan Hasil output SPSS
Analisis Faktor yang Dipertimbangkan Konsumen
Restoran Daiji Raamen .........................................................
82
Nilai Total Expalined Berdasarkan Hasil output SPSS
Analisis Faktor yang Dipertimbangkan Konsumen
Restoran Daiji Raamen .........................................................
84
Scree Plot Berdasarkan Hasil Output SPSS Analisis Faktor
yang Dipertimbangkan Konsumen Restoran Daiji
Raamen .................................................................................
85
5.
Component Matrix Hasil dari proses Rotasi ........................
86
6.
Foto-foto Restoran Daiji Raamen .........................................
87
7.
Kuisioner Penelitian .............................................................
90
2.
3.
4.
xv
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jumlah penduduk Indonesia selalu meningkat setiap tahunnya. Menurut
data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia
adalah 206.264.595 jiwa. Jumlah ini terus meningkat, data terakhir dari sensus
penduduk BPS menyebutkan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah
237.556.363 jiwa. Jumlah ini meningkat 31.291.768 jiwa, dari jumlah awal pada
tahun 2000.
Penyebaran penduduk Indonesia tidak merata. Pulau Jawa merupakan
pulau terpadat di Indonesia karena Pulau Jawa memiliki beberapa perkotaan besar
yang menjadi sasaran urbanisasi tiap tahunnya. Provinsi Jawa Barat merupakan
provinsi dengan penduduk terbanyak di Pulau Jawa, bahkan di Indonesia. Pada
tahun 2000 jumlah penduduk Jawa Barat mencapai 35.729.537 jiwa dan terus
meningkat menjadi 39 juta jiwa di tahun 2005, 40 juta jiwa di tahun 2008, 41 juta
jiwa di tahun 2009, hingga 43.021.826 jiwa pada tahun 2010. Wilayah Jawa Barat
memiliki kepadatan penduduk sebesar 1.236 jiwa/Km2 (BPS 2010a).
Bogor merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat yang memiliki jumlah
penduduk cukup besar. Pertumbuhan penduduk di wilayah ini dari tahun ke tahun
juga mengalami peningkatan. Berdasarkan data BPS Kota Bogor jumlah
penduduk Kota Bogor pada tahun 2010 adalah 949.066 jiwa, dengan luas wilayah
111,73 Km2 maka kepadatan penduduk Kota Bogor adalah 8.494 jiwa/Km2.
Berikut akan ditampilkan grafik pertambahan jumlah penduduk Kota Bogor dari
tahun 1961 ketika pertama kali dilakukan sensus penduduk (Gambar 1.)
Pada tahun 1961, ketika sensus penduduk pertama setelah Indonesia
merdeka, jumlah penduduk Kota Bogor sebanyak 154,1 ribu jiwa. Pada tahun
1971 penduduk Kota Bogor sebanyak 195,9 ribu jiwa, tahun 1980 sebanyak 246,9
ribu jiwa, tahun 1990 sebanyak 271,7 ribu jiwa, tahun 2000 sebanyak 750,8 ribu
jiwa, dan pada tahun 2010 sebanyak 949,1 ribu jiwa. Kenaikan yang cukup tinggi
dalam kurun waktu 1990 – 2000 disebabkan wilayah Kota Bogor bertambah 46
kelurahan dari kabupaten Bogor berdasarkan PP No. 2/1995 (BPS 2010b).
80
Gambar 1. Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun 1961- 2010
Sumber : BPS (2010)
Peningkatan jumlah penduduk tersebut mengakibatkan jumlah permintaan
masyarakat terhadap makanan dan minuman akan terus meningkat karena
menurut teori Maslow makanan merupakan kebutuhan fisiologis yang akan selalu
dibutuhkan selama manusia hidup (Engel et al. 1994).
Proses globalisasi saat ini telah menyebabkan perubahan hampir di setiap
aspek kehidupan. Era globalisasi yang dicirikan dengan pesatnya perdagangan,
industri pengolahan pangan, jasa, dan informasi akan mengubah gaya hidup dan
pola konsumsi makanan masyarakat. Pemikiran tersebut memperlihatkan bahwa
tingginya konsumsi makanan saat ini juga dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup
dan pola konsumsi makan. Seiring dengan meningkatnya pendapatan masyarakat
maka semakin banyak orang yang berorientasi pada kesenangan dan rekreasi,
tidak hanya sekedar memenuhi rasa lapar. Kesibukan masyarakat menyebabkan
mereka tidak lagi memiliki waktu cukup untuk menyiapkan makanan di rumah,
sehingga muncul kebiasaan baru yaitu makan di luar rumah. Hal ini menyebabkan
tingginya permintaan masyarakat terhadap jasa penyedia makanan termasuk
restoran. Masyarakat juga menjadikan kebiasaan makan di restoran sebagai ajang
berkumpul dan bersosialisasi.
Perubahan gaya hidup masyarakat di atas menimbulkan suatu peluang
bisnis di industri jasaboga, termasuk restoran. Bisnis restoran kini berkembang
pesat dengan menawarkan berbagai manfaat dan fasilitas dari sekedar menyajikan
81
makanan. Pada tahun 2005, jumlah restoran di Kota Bogor hanya sekitar 178 unit.
Namun pada tahun berikutnya jumlah restoran terus meningkat sebesar 14,05
persen menjadi 203 unit di tahun 2006 dan 11,82 persen menjadi 227 unit di tahun
2007. Hingga tahun 2009 tercatat sekitar 240 unit restoran yang yang meningkat
cukup jauh dari tahun 2005 yaitu sebesar 34,83 persen (Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Bogor 2010).
Berkembangnya jumlah restoran di Bogor menciptakan kondisi persaingan
yang mendorong pengusaha untuk membangun dan memperkuat usahanya agar
tetap dipilih oleh konsumen. Masyarakat sebagai konsumen yang cerdas semakin
menuntut adanya pemenuhan pangan yang berkualitas, terjangkau, cepat, dan
praktis. Hal ini menjadi tantangan dan daya tarik bagi restoran untuk terus
mengembangkan pelayanan demi memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin
dinamis. Agar dapat bertahan dalam lingkungan persaingan, pihak restoran
memerlukan strategi bersaing yang tidak hanya berasal dari strategi manajemen
internal saja, tetapi juga harus memperhatikan kinerja berorientasi konsumen
sehingga dapat memenuhi harapan konsumen. Apabila harapan konsumen
terpenuhi maka konsumen akan merasa puas dan diharapkan kepuasan tersebut
dapat mendorong mereka melakukan pembelian ulang terhadap produk dan jasa
yang ditawarkan. Dengan demikian, restoran dapat menarik pelanggan baru atau
paling tidak mempertahankan pelanggan yang telah ada.
Oleh sebab itu, studi mengenai perilaku konsumen dibutuhkan agar dapat
digunakan dalam penyusunan alternatif strategi bauran pemasaran yang tepat
sesuai harapan konsumen. Sehingga restoran dapat bertahan dalam persaingan dan
mampu mencapai target penjualan yang diharapkan.
1.2 Perumusan Masalah
Restoran yang berada di Bogor beraneka ragam jenisnya, mulai dari
restoran tradisional yang menyajikan masakan khas Indonesia hingga restoran
bercita rasa internasional. Ada beragam restoran yang memiliki menu
internasional, antara lain Restoran Jepang, Restoran China, Restoran Timur
Tengah, Restoran Eropa, dan lain-lain.
Daiji
Raamen
merupakan salah satu
restoran
yang
bercitarasa
internasional, khususnya untuk makanan Jepang. Makanan Jepang merupakan
82
salah satu jenis masakan yang memilki keunikan tersendiri baik dalam proses
pembuatannya maupun penyajiannya. Selain keunikannya, makanan Jepang
merupakan jenis makanan yang diminati oleh masyarakat karena faktor
kesehatannya. Masakan Jepang terkenal dengan kandungan gizinya yang tinggi
dan menyehatkan, terutama kandungan seratnya. Hal ini sesuai dengan minat dan
fokus konsumen dewasa ini terhadap gaya hidup dan konsumsi makanan yang
lebih menyehatkan.
Restoran ini tidak hanya menyajikan ramen atau mi jepang namun juga
berbagai menu lain seperti menu nasi jepang (bowl rice/donburi), onigiri, dan
berbagai makanan dan minuman khas jepang. Restoran Daiji Raamen berada di
Jalan Pajajaran Indah No. 7 yang merupakan jalan yang dekat pusat Kota Bogor
yang berdekatan dengan pusat perbelanjaan, pendidikan, perkantoran, dan
perumahan sehingga merupakan lokasi yang strategis. Lokasi yang strategis
tersebut mengakibatkan persaingan yang dihadapi Daiji Raamen semakin besar
terlebih dengan perkembangan jumlah restoran yang terus meningkat.
Banyaknya jumlah restoran Jepang di Bogor juga menandakan bahwa
adanya persaingan yang tinggi dalam usaha penyedia masakan Jepang. Saat ini
terdapat sepuluh pesaing Daiji Raamen yang merupakan restoran bergaya Jepang
dan menyediakan makanan dan minuman khas Jepang yang berada di Kota Bogor.
Berikut pada Tabel 1 ditampilkan daftar restoran Jepang di Bogor pada tahun
2011.
Banyak dan beragamnya restoran membuat konsumen bebas memilih
makanan dan minuman yang akan dikonsumsinya dengan selektif. Karena Daiji
Raamen merupakan restoran yang masih terus berkembang dan merupakan
restoran yang mengorganisasiannya masih sederhana (lihat gambar struktur
organisasi di halaman 38), sehingga saat ini belum dilakukan riset mengenai
perilaku konsumen oleh pihak manajemen. Dalam usaha meraih pangsa pasar
83
Tabel 1. Daftar Restoran Jepang di Kota Bogor Tahun 2011
Nama Restoran
Daiji Raamen
Alamat
Jl. Pajajaran Indah No. 7
Jl. Sudirman No. 11-13 lt.2
Chidori Japanese
Takoyaku
Botani Square samping XX1
Lapangan Sempur
Midori Japanese
Jl. Pajajaran No. 53
Oto Bento
Jl. Pajajaran (Saras)
Jl. Jenderal Ahmad Yani (Air Mancur)
Jl. Pajajaran depan B’Bos
Hanamasa
Jl. Pajajaran No. 32
D’oishi
Jl. Pajajaran No.21
Shierary
Jl. Pajajaran samping Hanamasa
Hoka Hoka Bento
Jl. Pajajaran No. 25
Bogor Trade Mall
Botani Square
Ekalokasari Plaza
Daiji Raamen perlu mengetahui secara mendalam mengenai perilaku konsumen
yang akan menjadi sasarannya. Termasuk didalamnya karakteristik konsumen,
tahapan pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen, dan faktor-faktor
yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian di restoran Daiji Raamen.
Berdasarkan hal tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana karakteristik konsumen Daiji Raamen?
2. Bagaimana keputusan pembelian di
restoran Daiji Raamen oleh
konsumen?
3. Faktor-faktor apa yang dipertimbangkan konsumen restoran Daiji
Raamen?
84
1.3 Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka
penelitian ini bertujuan untuk:
1) Mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik umum konsumen
Daiji Raamen
2) Mengidentifikasi dan menganalisis keputusan pembelian di restoran
Daiji Raamen oleh konsumen
3) Menganalisis faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen restoran
Daiji Raamen.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak
yang berkepentingan:
1.
Pengusaha: Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan
informasi sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam merumuskan
kebijakan apa yang harus dilakukan dalam meningkatkan mutu produk serta
layanan.
2.
Peneliti: Penelitian ini diharapkan menjadi kesempatan dalam mengamalkan
ilmu yang diperolehnya di kuliah dan belajar menganalisis permasalahan
yang terjadi pada dunia bisnis sesungguhnya.
3. Kalangan akademis: hasil penelitian diharapkan dapat menjadi acuan untuk
penelitian selanjutnya.
85
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Restoran
2.1.1. Definisi Restoran
Pengertian restoran menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 304 Tahun
1989 tentang : Persyaratan Kesehatan Rumah Makan Dan Restoran pada Bab 1
Ketentuan Umum, restoran adalah salah satu usaha jasa pangan yang bertempat di
sebagian atau seluruh bangunan yang permanen dilengkapi dengan peralatan dan
perlengakapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian dan penjualan
makanan dan minuman bagi umum ditempat usahanya.
Menurut Atmodjo 2005, restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang
diorganisasi secara komersial, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik
kepada semua tamunya baik berupa makan maupun minum. Restoran ada yang
berada dalam suatu hotel, kantor maupun pabrik, dan banyak juga yang berdiri
sendiri di luar bangunan itu.
Sebuah restoran mempersiapkan dan menyajikan makanan, minuman dan
makanan pencuci mulut untuk pelanggan dengan imbalan uang. Makanan
umumnya dilayani dan dimakan di tempat, tapi banyak restoran juga menawarkan
take-out (dibawa pulang) dan jasa pengiriman makanan. Restoran sangat
bervariasi dalam penampilan dan penawaran, termasuk berbagai masakan utama
dan model layanan1.
Restoran tidak hanya memproduksi dan menjual menu makanan dan
minuman namun juga menawarkan jasa kepada konsumen. Hal inilah yang
menyebabkan bisnis restoran adalah bisnis yang unik karena menggabungkan
antara penjualan produk berupa makanan dan minuman dengan usaha yang
memberikan pelayanan jasa kepada konsumennya.
1
http://en.wikipedia.org/wiki/Restaurant
86
2.1.2. Sejarah Perkembangan Restoran2
Perusahaan katering yang dapat digambarkan sebagai restoran dikenal sejak
abad ke-11 di Kaifeng, ibukota utara China selama paruh pertama Dinasti Song
(960-1279). Dengan populasi lebih dari 1.000.000 orang, budaya keramahan dan
mata uang kertas, Kaifeng sudah matang untuk pengembangan restoran. Mulai
tumbuh dari rumah teh dan bar yang melayani wisatawan, restoran Kaifeng
berkembang menjadi sebuah industri katering untuk penduduk setempat serta
orang-orang dari daerah lain di China.
Menurut Guinness Book of Records, Sobrino de Botin di Madrid, Spanyol,
adalah restoran tertua di Eropa dibuka pada tahun 1725. Restoran yang pertama di
Amerika Serikat (Jullien's Restarator) dibuka di Boston pada tahun 1794.
Restoran kemudian menyebar dengan cepat di seluruh dunia.
2.1.3. Jenis Restoran
Menurut Atmodjo (2007), terdapat 22 macam-macam tipe restoran, yaitu:
1) A’la Carte Restaurant : terdapat berbagai macam makanan, dan tamu bebas
memilih sendiri makanan yang akan dimakan. Tiap-tiap makanan di dalam
restoran ini mempunyai harga sendiri-sendiri.
2) Coffee Shop atau Brasserie : suatu restoran yang pada umumnya
berhubungan dengan hotel, suatu tempat di mana tamu bisa mendapatkan
makan pagi, makan siang dan makan malam secara cepat dengan harga yang
terjangkau. Dengan penyajian yang diutamakan adalah kecepatannya,
makanan-makanan sudah diatur pada piring penyajian masing-masing
terkadang juga dalam bentuk prasmanan.
3) Table D’hite Restaurant : restoran ini menjual menu lengkap mulai dari
makanan pembuka hingga makanan penutup, dengan harga yang telah
ditetapkan pula.
4) Cafetaria atau Café : restoran ini mengutamakan penjualan kue-kue,
makanan kecil, dan minuman kopi dan teh, pilihan makanan yang ditawarkan
sangat terbatas dan tidak menjual minuman beralkohol.
2
http://en.wikipedia.org/wiki/Restaurant
87
5) Canteen : restoran yang berhubungan dengan kantor, pabrik, atau sekolah,
tempat di mana para pekerja dan para pelajar bisa mendapatkan makan siang
dan disertai makanan kecil untuk selingan jam kerja, jam belajar ataupun
dalam rapat-rapat dan seminar.
6) Continental Restaurant : suatu restoran yang menitikberatkan hidangan dan
dengan pelayanan yang megah. Suasananya santai, susunannya agak rumit
dengan berbagai peraturan, disediakan bagi tamu yang ingin makan secara
santai atau rileks.
7) Carvery : suatu restoran yang sering berhubungan dengan hotel. Makanan
yang disediakan adalah berbagai hidangan panggang, dan konsumen dapat
mengiris atau mengambil hidangannya sendiri.
8) Dining Room : terdapat di hotel kecil, motel atau Inn, merupakan tempat
makan yang sangat ekonomis. Dining Room pada dasarnya disediakan untuk
para tamu yang tinggal di hotel itu, namun juga terbuka bagi konsumen dari
luar.
9) Discotheque : suatu restoran yang pada dasarnya berarti juga tempat dansa
sambil menikmati alunan musik. Bar adalah salah satu fasilitas utama untuk
sebuah diskotik sehingga menyediakan minuman beralkohol. Hidangan yang
tersedia pada umumnya berupa makanan ringan.
10) Fish and Chip Shop : suatu restoran yang banyak terdapat di Inggris, di mana
dapat dibeli macam-macam kripik dan ikan goreng. Biasanya makanan
langsung dibawa pulang, sehingga makanannya tidak dinikmati di tempat itu.
11) Grill Room (Rotisserie) : suatu restoran yang menyediakan bermacammacam daging panggang. Pada umumnya antara restoran dengan dapur
dibatasi oleh sekat dinding kaca sehingga para tamu dapat memilih sendiri
potongan daging
yang
diinginkan
dan
melihat
sendiri
bagaimana
memasaknya. Restoran ini juga disebut sebagai Steak House.
12) Inn Tavern : suatu restoran dengan harga terjangkau dan suasananya dibuat
senyaman mungkin, namun hidangan yang disajikan tetap lezat.
88
13) Night Club/Super Club : suatu restoran yang pada umumnya mulai dibuka
menjelang larut malam, menyediakan makan malam bagi tamu-tamu yang
ingin santai. Dekorasi mewah, pelayanan megah, band merupakan
kelengkapan yang diperlukan. Para tamu dituntut berpakaian resmi dan rapi
sehingga menaikkan gengsi.
14) Pizzeria : suatu restoran yang khusus menjual pizza. Kadang-kadang juga
berupa spaghetti serta makanan khas Italia yang lain.
15) Pan Cake House/Creperie : suatu restoran yang khusus menjual Pan Cake
serta Crepe yang diisi dengan berbagai macam manisan di dalamnya.
16) Pub : merupakan restoran yang menyediakan minuman beralkohol dan baru
buka pada tengah malam. Konsumen dapat menikmati sambil berdiri atau
sambil duduk di meja makan. Hidangan yang tersedia berupa makanan
ringan.
17) Snack Bar/Café/Milk Bar : semacam restoran yang sifatnya tidak resmi
dengan pelayanan cepat, di mana konsumen mengambil makanan mereka di
atas baki yang diambil dari atas counter dan kemudian membawanya ke meja
makan. Para tamu bebas memilih makanan yang disukainya. Makanan yang
disediakan pada umumnya adalah hamburger, sausages, dan sandwich.
18) Specialty Restaurant : restoran yang suasana dan dekorasi seluruhnya
disesuaikan dengan tipe khas makanan yang disajikan atau temanya.
Restoran-restoran semacam ini menyediakan masakan Cina, Jepang, India,
Italia dan sebagainya. Pelayanan biasanya berdasarkan tata cara negara
tempat asal makanan yang disajikan itu.
19) Terrace Restaurant : suatu restoran yang terletak di luar bangunan, namun
pada umumnya masih berhubungan dengan hotel maupun restoran induk. Di
negara-negara barat pada umumnya restoran tersebut hanya buka pada waktu
musim panas saja. Restoran ini berada pada teras sebuah hotel atau restoran,
dengan menambahkan tenda-tenda.
20) Gourmet Restaurant : suatu restoran yang menyediakan pelayanan makan
dan minum untuk orang-orang yang berpengalaman luas dalam bidang rasa
makanan dan minuman. Keistimewaan restoran ini ialah makanan dan
minumannya yang lezat, pelayanannya megah dan harga yang mahal.
89
21) Family Type Restaurant : suatu restoran sederhana yang menghidangkan
makanan dan minuman dengan harga terjangkau. Konsumen dari restoran
terutama adalah tamu-tamu keluarga maupun rombongan.
22) Main Dining Room : suatu restoran atau ruang makan utama yang pada
umumnya terdapat di hotel-hotel besar, di mana penyajian makanannya
secara resmi, dengan berbagai peraturan yang ketat. Konsumen diharuskan
berbakaian formal untuk mengunjungi restoran ini.
Restoran Daiji Raamen termasuk ke dalam jenis Specialty Restaurant yang
menyediakan menu khas dari jepang dan disain dekorasi seluruhnya disesuaikan
dengan tipe khas makanan yang disajikan. Restoran ini menyediakan menu
andalan berupa berbagai macam ramen atau Mi Jepang. Kelengkapan komponen
ramen dan bahan-bahan yang berasal dari Jepang serta modifikasi ramen oleh
koki Daiji merupakan pembeda restoran ini dengan restoran ramen lainnya.
2.2.
Masakan Jepang3
Masakan dan makanan Jepang tidak selalu harus berupa "makanan yang
sudah dimakan orang Jepang secara turun temurun." Makanan orang Jepang
berbeda-beda menurut zaman, tingkat sosial, dan daerah tempat tinggal. Cara
memasak masakan Jepang banyak meminjam cara memasak dari negaranegara Asia Timur dan negara-negara Barat. Di zaman sekarang, definisi makanan
Jepang adalah semua makanan yang dimakan orang Jepang dan makanan tersebut
bukan merupakan masakan asal negara lain.
Dalam arti sempit, masakan Jepang mengacu pada berbagai jenis makanan
yang khas Jepang. Makanan yang sudah sejak lama dan secara turun temurun
dimakan orang Jepang, tapi tidak khas Jepang tidak bisa disebut makanan Jepang.
Makanan seperti gyudon atau nikujaga merupakan contoh makanan Jepang karena
menggunakan bumbu khas Jepang seperti shōyu, dashidan mirin. Makanan yang
dijual rumah makan Jepang seperti penjual soba dan warung makan kappō juga
disebut makanan Jepang. Makanan yang mengandung daging sapi sering dianggap
bukan masakan Jepang karena kebiasaan makan daging baru dimulai
sejak Restorasi Meiji sekitar 130 tahun lalu. Menurut orang di luar Jepang,
berbagai masakan dari daging sapi seperti sukiyaki dan gyudon juga termasuk
90
makanan Jepang. Dalam arti luas, bila masakan yang dibuat dari bahan makanan
yang baru dikenal orang Jepang ikut digolongkan sebagai makanan Jepang, maka
definisi masakan Jepang adalah makanan yang dimasak dengan bumbu khas
Jepang.
Ciri khas Masakan Jepang terdapat pada bahan makan dan bumbunya.
Pada umumnya, bahan-bahan masakan Jepang berupa: beras, hasil pertanian
(sayuran dan kacang-kacangan), dan makanan laut. Bumbu berupa dashi yang
dibuat dari konbu, ikan dan shiitake, ditambah miso dan shōyu. Berbeda dengan
masakan negara-negara lain, makanan Jepang sama sekali tidak menggunakan
bumbu berupa rempah-rempah dari biji-bijian (merica) atau penyedap yanng
mengandung biji (seperti cabai) yang harus ditumbuk atau dihaluskan. Masakan
Jepang juga tidak menggunakan bumbu yang berbau tajam seperti bawang putih.
Kacang kedelai merupakan bahan utama makanan olahan. Penyedap biasanya
berupa sayur-sayuran beraroma harum yang dipotong-potong halus atau diparut.
Masakan Jepang umumnya rendah lemak, tapi mengandung kadar garam yang
tinggi. Masakan Jepang mengenal 5 bumbu utama yang harus dimasukkan secara
berturutan sesuai urutan sa-shi-su-se-so yang merupakan singkatan dari:

gula pasir (satō)

garam (shio)

cuka (su)

shōyu (seuyu: kecap asin)

miso (miso: fermentasi rebusan kedelai, beras, atau campuran keduanya
dengan garam).
2.2.1. Ramen4
Ramen adalah sup mie yang awalnya diimpor ke Jepang dari China pada
Periode Meiji. Dekade belakangan telah menjadi hidangan yang sangat populer di
Jepang, dan disesuaikan dengan selera Jepang. Restoran ramen, dan ramen instan
(diciptakan tahun 1958) sangat populer baik dalam dan luar Jepang.
Mie Ramen setipis spaghetti dan disajikan dalam sup yang bervariasi
berdasarkan wilayah, kota dan bahkan kios tertentu. Popularitas ramen semakin
berkembang karena harganya yang murah dan tersedia dimana-mana, sehingga
91
pilihan yang ideal bagi wisatawan yang dibatasi anggaran sehingga semakin
mempercepat kepopuleran ramen di luar Jepang.
2.3. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai perilaku konsumen khususnya kepuasan dan loyalitas
konsumen pada sebuah restoran sudah pernah dilakukan. Salah satunya Tity (200)
yang melakukan penelitian mengenai analisis kepuasan konsumen pada sebuah
restoran yaitu di Restoran Macaroni Panggang Bogor. Tujuan dari penelitian ini
adalah
mengidentifikasi
karakteristik
konsumen,
menganalisis
proses
pengambilan keputusan terhadap pembelian produk, dan menganalisis sejauh
mana kepuasan konsumen terhadap atribut produk dan atribut restoran. Hasil
penelitian tersebut adalah atribut yang perlu dipertahankan adalah rasa,
kebersihan, dan kehalalan. Kepuasan konsumen terhadap atribut restoran
diketahui bahwa konsumen merasa puas terhadap kecepatan penyajian, kesesuaian
menu dengan pesanan, penanganan keluhan pengunjung, keramahan, perhatian
dan kesopanan pramusaji, keamanan dan kenyamanan pengunjung, serta
kebersihan dan kerapihan restoran.
Sudarsono (2009), melakukan kajian mengenai tingkat kepuasan dan
loyalitas konsumen di restoran De”leuit di Kota Bogor. Dalam penelitian ini
atribut yang digunakan antara lain untuk pengukuran tingkat kepentingan dan
kinerja adalah tempat parkir, pelayanan, kesigapan dalam menangani konsumen,
kualitas
keramahtamahan
karyawan
restoran,
kemampuan
karyawan
berkomunikasi dengan konsumen dan pengetahuan karyawan terhadap produk.
3
http://id.wikipedia.org/wiki/Masakan_Jepang
4
http://www.japan-guide.com/e/e2042.html
92
Penelitian mengenai kepuasan dan loyalitas konsumen juga dilakukan
Ginting (2009), dengan mengambil tempat di Rumah Makan Dinar, Kota Bogor.
Dalam penelitian ini atribut yang digunakan untuk mengukur tingkat kepentingan
dan kinerja adalah atribut kesigapan pramusaji, keramahan dan kesopanan
pramusaji, kecepatan penyajian, citarasa, aroma, kehigienisan makanan dan
perlengkapannya, kenyamanan restoran, kebersihan ruang makan, lokasi, porsi
makanan, sarana parkir, dekorasi restoran, penampilan pramusaji, penggunaan
iklan dan harga.
Rahmatillah (2009) juga melakukan penelitian yang sama mengenai
tingkat kepuasan dan loyalitas konsumen dengan mengambil tempat di Rumah
Makan Sop Buah Pak Ewok di Jalan Bukit Tunggul, Bogor. Atribut yang
digunakan untuk mengukur tingkat kepentingan dan kinerja dalam penelitian ini
lebih kompleks antara lain perlengkapan makan, toilet, sarana parkir, dan
kecepatan hidangan, citarasa makanan, kehigienisan makanan, harga, kenyamanan
ruang makan, kebersihan ruangan, wastafel, kesigapan pramusaji, keramahan dan
kesopanan pramusaji, porsi makanan, promosi, pemutaran musik, pencahayaan
ruangan, lokasi, aroma masakan, kerapihan pakaian pramusaji, kemudahan dan
kecepatan transaksi pembayaran serta dekorasi.
Penelitian lain mengenai mengenai perilaku konsumen yaitu analisis
persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk dalam pengambilan
keputusan konsumsi di sebuah restoran dilakukan oleh Latriani (2007). Penelitian
ini mengambil tempat di restoran Obonk Steak dan Ribs Bogor. hasil penelitian
menunjukkan bahwa lasan konsumen mengkonsumsi steak di Obonk Steak dan
Ribs
Bogor adalah karena restoran tersebut memiliki tempat yang nyaman,
harganya murah, rasa yang enak, dan ada juga yang memiliki alasan hanya ingin
mencoba. Sedangkan sumber informasi yang mempengaruhi konsumen untuk
mengkonsumsi steak di Obonk Steak dan Ribs Bogor sebagian besar dari teman.
Penelitian mengenai persepsi konsumen juga dilakukan Septiana (2010).
Penelitian ini berjudul “ Analisis Persepsi konsumen Cokelat Stick pada
Perusahaan Alia Chocolate Kabupaten Bogor, Jawa Barat”. Hasil dari penelitian
tersebut adalah: karakteristik konsumen cokelat stick “Alia Chocolate” dapat
dibagi berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan,
93
dan jenis pekerjaan. Dihasilkan tiga komponen utama yang mempengaruhi
keputusan pembelian cokelat stick “Alia Chocolate”. Ketiga komponen utama
didapat dari hasil Faktor Analisis dengan metode ekstraksi Principal Component.
Ketiga faktor (komponen utama) tersebut adalah:faktor promosi dan harga
produk, faktor atribut dan kemasan produk, dan faktor distribusi produk.
Konsumen yang melakukan pembelian produk cokelat di bazar memiliki
penilaian yang lebih baik terhadap faktor atribut dan kemasan produk, harga, dan
promosi produk dibandingkan konsumen yang membeli produk di outlet.
Sementara itu, konsumen yang melakukan pembelian di outlet memiliki penilaian
yang lebih baik terhadap faktor distribusi produk dibandingkan konsumen yang
membeli di bazar.
Hamid
(2010)
dengan
judul
skripsi
“Analisis
Faktor
yang
Dipertimbangkan dalam Pembelian Steak (kasus pada Waroeng Steak and Shake,
Bogor)”. Penelitian ini mengkaji tentang karakteristik umum konsumen, dengan
hasil konsumen adalah pria dan wanita dengan rentang usia 25-34 tahun dengan
tingkat pendidikan sarjana, pekerjaan adalah pegawai swasta dan mahasiswa
dengan tingkat pendapatan antara Rp 1.500.000 sampai Rp 2.500.000 perbulan.
Dan umumnya responden berstatus belum menikah. Hasil dari analisis faktor
(Analisis komponen Utama) menunjukkan bahwa ada tujuh faktor yang
dipertimbangkan dalam pembelian steak. Faktor pertama adalah rasa steak yang
terdiri dari rasa dan aroma. Faktor kedua adalah kemudahan akses dan
transportasi, faktor ketiga adalah faktor eksternal yang terdiri dari keluarga dan
teman. Faktor yang keempat adalah tampilan steak yang terdiri dari ukuran dan
keragaman menu steak. Faktor kelima adalah atribut restoran yang terdiri dari
penataan dan kebersihan ruangan. Faktor keenam adalah faktor tata cara penyajian
yang terdiri dari bentuk dan kecepatan penyajian, dan faktor ketujuh adalah faktor
promosi yang terdiri dari iklan dan promosi.
Friza (2007) dengan judul skripsi “Analisis Sikap dan Faktor-Faktor yang
mempengaruhi Keputusan Konsumen dalam Memilih Restoran fastfood (kasus
pada restoran KFC Padjajaran dan A&W Botani Square, Bogor)”. Penelitian ini
mengkaji tentang preferensi konsumen terhadap atribut produk dan restoran serta
mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih
94
restoran fastfood dengan menggunakan analisis fishbein. Berdasarkan analisis
Fishbein pada atribut restoran, maka dapat diketahui sikap responden restoran
KFC secara keseluruhan terhadap atribut restoran KFC adalah baik dengan total
skor 232,62, dan pada restoran A&W interpretasi penilaian responden juga baik
dengan total skor 223,93, nilai ini menunjukkan bahwa responden KFC dan A&W
telah merasa puas terhadap atribut restoran yang diberikan oleh pihak restoran
KFC dan A&W.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan responden dalam pemilihan
restoran fastfood digunakan uji diskriminan. Uji diskriminan ini dilakukan pada
semua atribut produk dan atribut restoran. Dengan melakukan uji diskriminan,
didapatkan hasil tiga variabel yang berpengaruh terhadap keputusan konsumen
dalam memilih restoran fastfood yaitu variabel harga makanan, areal parkir dan
rasa makanan yang dihidangkan, ketiga variabel ini kemudian digunakan untuk
membentuk fungsi diskriminan.
Penelitian terdahulu tersebut diatas terkait dengan sikap, preferensi dan
persepsi konsumen, serta faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian
suatu produk oleh konsumen. Hal ini disebabkan akan selalu terjadi perubahan
selera konsumen dari waktu ke waktu, yang memungkinkan perlunya dilakukan
riset pasar secara kontinyu agar menghasilkan produk yang berkualitas sesuai
keinginan konsumen.
95
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1. Konsumen
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan jasa yang tersedia
dalam masyarakat, baik bagi kepentingan sendiri, keluarga, orang lain, maupun
mahluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan (Undang-Undang No 8 Tahun
1999 tentang perlindungan konsumen). Menurut Sumarwan (2004), konsumen
terdiri dari dua jenis yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi.
Konsumen individu membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri. Konsumen
organisasi terdiri dari organisasi bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor
pemerintah dan lembaga lainnya. Semua jenis organisasi ini harus membeli
produk peralatan dan jasa-jasa lainnya untuk menjalankan seluruh kegiatan
organisasinya.
Engel et al. (1994) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan
yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, menghabiskan
produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli
tindakan ini. Menurut Sumarwan (2004), perilaku konsumen adalah semua
kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut
pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan,
produk dan jasa setelah melakukan hal-hal atau kegitan mengevaluasi.
Nicholson (1995) mendefinisikan individu sebagai konsumen adalah para
individu meminta berbagai barang konsumsi dan jasa yang menghasilkan
kesejahteraan. Para ekonom memperlakukan semua barang sebagai suatu yang
memberikan kepuasan kepada konsumen. Konsumen mengkonsumsi barang atau
jasa untuk mendapatkan kepuasan yang optimal.
3.1.2. Karakteristik Konsumen
Beberapa karakteristik demografi yang sangat penting untuk memahami
konsumen menurut Sumarwan (2004) adalah usia, jenis kelamin, pekerjaan,
pendidikan,
pendapatan,
status
pernikahan.
Konsumen
yang
memiliki
karakteristik yang berbeda akan memilki selera dan kesukaan terhadap merek
96
yang berbeda. Para pemasar harus memahami karakteristik konsumennya agar
produknya dapat diterima dengan baik oleh konsumen.
1. Usia
Memahami usia konsumen merupakan hal penting karena konsumen yang
memiliki usia yang berbeda dalam mengonsumsi barang atau jasa. Perbedaan usia
ini juga akan menyebabkan perbedaan selera dan kesukaan pada merek tertentu.
Dari sisi pemasaran, semua penduduk berapapun usianya adalah konsumen.
Namun, pemasar perlu mengtahui dengan pasti apakah usia dijadikan dasar untuk
segmentasi produknya. Jika ya, maka pemasar perlu mengetahui pasar potensial
dari produk atau jasa yang dipasarkannya. Pemasar perlu mengetahui komposisi
dan distribusi usia penduduk dari suatu wilayah atau daerah yang menjadi target
pasarnya.
1. Pendidikan dan Pekerjaan
Pendidikan dan pekerjaan adalah dua karakteristik konsumen yang saling
berhubungan. Pendidikan akan menentukan jenis pekerjaan apa yang dilakukan
oleh seorang konsumen. Beberapa profesi membutuhkan syarat pendidikan formal
untuk dipilih. Dan selanjutnya, pekerjaan atau profesi yang dipilih konsumen akan
mempengaruhi tingkat pendapatan dari seorang konsumen. Pendapatan dan
pendidikan tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi proses keputusan dan pola
konsumsi seseorang.
Tingkat pendidikan seseorang juga mempengaruhi nilai-nilai yang
dianutnya, cara berpikir, cara pandang bahkan persepsinya terhadap suatu
masalah. Konsumen yang memiliki pendidikan yang lebih baik akan sangat
responsif terhadap informasi, pendidikan juga mempengaruhi konsumen dalam
memilih produk ataupun merek. Pendidikan yang berbeda akan menyebabkan
selera dari konsumen berbeda. Dari segi pemasaran, semua konsumen dari tingkat
pendidikan yang berbeda adalah konsumen yang potensial. Pemasar harus
memahami kebutuhan konsumen dengan tingkat pendidikan yang berbeda, dan
produk apa yang bisa memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Pendapatan
Pendapatan merupakan imbalan yang diterima oleh seseorang konsumen
dari suatu pekerjaan yang dilakukan untuk mencari nafkah. Pendapatan adalah
97
sumber daya material yang sangat penting bagi konsumen. Karena dengan
pendapatan itulah, konsumen bisa membiayai kegiatan konsumsinya. Jumlah
pendapatan akan menggambarkan besarnya daya beli konsumen. Daya beli ini
akan menggambarkan banyaknya produk atau jasa yang mampu dibeli dan
dikonsumsi oleh konsumen. Karena alasan inilah pemasar perlu mengetahui
pendapatan konsumen yang menjadi sasaran pasarnya, karena pendapatan
konsumen akan menjadi indikator penting besarnya jumlah produk yang bisa
dibeli konsumen
3.1.3. Proses Pembelian
Perilaku manusia dalam melakukan proses pembelian tidak mudah untuk
didefinisikan. Hal ini disebabkan karena terlalu kompleksnya hal-hal yang
mempengaruhi manusia untuk mengkonsumsi atau membeli suatu produk.
Keputusan konsumen yang dilaksanakan dalam bentuk tindakan membeli tidak
muncul begitu saja, tetapi melalui berbagai tahapan. Menurut Engel, et al. (1994),
terdapat lima tahapan proses keputusan konsumen yaitu pengenalan kebutuhan,
pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan evaluasi hasil. Tahaptahap keputusan pembelian ini dapat dilihat pada Gambar 2.
Pengenalan Kebutuhan
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Pembelian
Hasil
Sumber : Engel et al. (1994)
Gambar 2. Perspektif Pemecahan Masalah Mengenai Lima Langkah Dalam
Pengambilan Keputusan Konsumen
1) Pengenalan Kebutuhan
Kebutuhan muncul karena adanya perbedaan antara kondisi atau keadaan
aktual konsumen pada saat sekarang dengan kondisi yang diinginkan. Kebutuhan
ini dipacu oleh adanya rangsangan dari dalam diri (internal) maupun dari luar diri
98
(eksternal). Rangsangan internal yaitu kebutuhan dasar yang timbul dari dalam
diri seseorang yang mencapai titik tertentu sehingga menjadi suatu pendorong
untuk memenuhi keinginan tersebut. Rangsangan eksternal yaitu kebutuhan yang
ditimbulkan oleh pihak luar diri sendiri seperti adanya rangsangan pemasaran.
Adanya kebutuhan ini menyebabkan konsumen memulai suatu proses pembelian.
Menurut Engel et al. (1994), pengenalan kebutuhan pada dasarnya
bergantung pada seberapa banyak ketidaksesuaian yang ada diantara keadaan
aktual (situasi konsumen sekarang) dan keadaan yang diinginkan. Ketidak
sesuaian ini melebihi tingkat atau ambang tertentu, kebutuhan dikenali, namun
ketika ketidaksesuaian itu berada dibawah ambang, maka pengenalan kebutuhan
tidak terjadi.
2) Pencarian Informasi
Pada tahapan ini individu berusaha mencari informasi mengenai
produk maupun jasa yang mereka perlukan untuk memecahkan masalah yang
ada atau untuk memenuhi kebutuhan yang telah disadari. Pencarian ini bisa
terjadi secara aktif maupun terbatas. Hal ini tergantung pada keterlibatan dari
masing-masing konsumen. Pada tahapan ini dimungkinkan terjadi dua macam
pencarian dari individu, yaitu:
1. Internal search
Pencarian internal terjadi ketika dalam usaha mencari informasi
individu melakukan pencarian informasi dari memori jangka panjangnya
sendiri
mengenai
suatu
produk
atau
jasa
yang
dapat
memecahkan
masalahnya.
2. External search
Pencarian eksternal mengacu pada pencarian informasi yang dilakukan
individu
mengenai
produk
atau
jasa
yang
dapat memecahkan
permasalahannya yang berasal dari luar individu. Contohnya adalah melalui
peran teman, iklan, kemasan, laporan konsumen lainnya, personil pemasaran,
dan lain sebagainya.
Menurut Engel et al. (1994), pencarian informasi didefinisikan sebagai
aktifitas termotifasi dari pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan atau
perolehan informasi dari lingkungan. Hal tersebut terjadi bila konsumen
99
melakukan pencarian terhadap pemuas kebutuhan yang potensial. Pencarian
informasi ini dapat bersifat internal ataupun eksternal.
Penacarian dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu situasi, ciri
produk, lingkungan eceran, dan konsumen (Engel et al. 1994). Menurut Kotler
dan Keller (2007) sumber informasi terdiri dari: sumber pribadi, sumber komersil,
sumber umum, dan sumber pengalaman.
3) Evaluasi Alternatif
Tahap ini menggambarkan tahap pengambilan keputusan, dimana
konsumen mengevaluasi berbagai alternatif, dan membuat pertimbangan nilai
yang terbaik, untuk membuat pilihannya. Pada tahap ini konsumen harus; a)
menentukan kriteria evaluasi berbagai alternatif yang akan digunakan untuk
menilai alternatif, b) memutuskan alternatif mana yang akan dipertimbangkan, c)
menilai kinerja dari alternatif yang dipertimbangkan, dan d) memilih dan
menerapkan kaidah keputusan untuk membuat pilihan akhir (Engel et al. 1994).
Dalam menentukan evaluasi, konsumen menentukan kriteria. Kriteria
evaluasi merupakan dimensi atau atribut yang dipergunakan dalam menilai
alternatif-alternatif pilihan akhir. Kriteria alternatif yang sering digunakan
konsumen, yaitu: harga, kepercayaan konsumen akan merek, negara asal, dan
kriteria evaluasi yang bersifat hedonik (bersifat kesenangan). Penentuan kriteria
evaluasi tertentu yang akan digunakan oleh konsumen selama pengambilan
keputusan, akan bergantung pada beberapa faktor, diantaranya adalah pengaruh
situasi, kesamaan alternatif pilihan, motivasi, keterlibatan, dan pengetahuan.
Pada tahap pembelian konsumen memperoleh alternatif yang dipilih atau
mengganti yang dapat diterima bila diperlukan. Pada tahap ini, konsumen harus
mengambil tiga keputusan, yaitu kapan membeli, di mana membeli, dan
bagaimana cara membayarnya. Pembelian merupakan fungsi dari dua determinan
yaitu: niat membeli dan pengaruh lingkungan dan perbedaan individu. Niat
pembelian dibedakan menjadi pembelian terencana dan mendadak (Engel et al.
1994).
Setelah melakukan pembelian, konsumen mengevaluasi apakah alternatif
yang dipilih memenuhi kebutuhan dan harapan. Konsumen akan merasa puas
100
apabila hasil yang diperoleh sesuai harapan. Sebaliknya konsumen tidak akan
merasa puas bila hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan yang diharapkan.
3.1.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Pengambilan Keputusan
Proses keputusan pembelian konsumen tidak terjadi begitu saja, tetapi
dipengaruhi oleh banyak faktor. Engel, et al. (1994) mengungkapkan ada tiga
faktor utama yang mempengaruhi keputusan pembelian, yaitu: 1) faktor
lingkungan meliputi budaya, kelas sosial, pengaruh keluarga, dan situasi, 2) faktor
perbedaan individu meliputi sumberdaya konsumen, motivasi, pengetahuan,
sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi, dan 3) faktor psikologis meliputi
pengolahan informasi, pembelajaran, dan perubahan sikap atau perilaku.
1) Pengaruh Lingkungan
Pengaruh lingkungan memainkan peranan yang cukup besar terhadap
perilaku konsumen. Informasi yang lengkap mengenai faktor-faktor lingkungan
yang mempengaruhi perilaku konsumen memberikan masukan yang sangat berarti
bagi strategi dan taktik pemasaran sebuah perusahaan. Faktor lingkungan ini
terdiri dari budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga, dan situasi.
a) Budaya
Budaya adalah kumpulan nilai, pemikiran, simbol yang mempengaruhi
perilaku, sikap, kepercayaan, dan kebiasaan seseorang dan masyarakat. Budaya
bukan hanya yang bersifat abstrak, seperti nilai, pemikiran dan kepercayaan;
budaya bisa berbentuk objek material. Objek material dari budaya disebut sebagai
artifak budaya (cultural artifacts) atau manifestasi material dari sebuah budaya
(Sumarwan 2004). Menurut Engel et al. (1995) beberapa sikap dan perilaku yang
lebih penting yang dipengaruhi oleh budaya yaitu: rasa diri dan ruang, komunikasi
dan bahasa, pakaian dan penampilan, makanan dan kebiasaan makan, waktu dan
kesadaran akan waktu, hubungan (keluarga, organisasi, pemerintah, dan
sebagainya), nilai dan norma, kepercayaan dan sikap, proses mental dan
pembelajaran, dan kebiasaan kerja dan praktek.
b) Kelas Sosial
Kelas sosial adalah pembagian di dalam masyarakat yang terdiri atas
individu dan berbagai nilai, minat dan perilaku yang sama, atau kelompokkelompok yang relatif homogen dalam suatu masyarakat lama yang tersususn
101
secara hierarki (Kotler dan Keller 2007). Kelas sosial yang berbeda cenderung
memunculkan perilaku konsumen yang berbeda. Kelas sosial mengacu pada
pengelompokan orang yang sama dalam perilaku mereka berdasarkan posisi
ekonomi dalam pasar. Kelompok status mencerminkan suatu harapan komunitas
akan gaya hidup di kalangan masing-masing kelas dan juga estimasi sosial yang
positif atau negatif mengenai kehormatan yang diberikan pada masing-masing
kelas. Kotler dan Keller (2007) mengemukakan bahwa kelas sosial memilki
beberapa ciri. Pertama, orang-orang di dalam kelas yang sama cenderung
bertingkah laku seragam dibanding dengan kelas sosial yang berbeda. Kedua,
orang-orang merasa menempati posisi yang inferior atau superior di kelas sosial
mereka. Ketiga, kelas sosial seseorang lebih ditandai oleh sekumpulan variabel
bukan satu variabel, seperti pekerjaan, penghasilan, kesejahteraan, pendidikan,
dan pandangan terhadap nilai. Keempat, individu dapat berpindah dari satu kelas
sosial ke kelas sosial lain sepanjang hidupnya.
c) Pengaruh Pribadi
Pengaruh pribadi sangat menentukan keputusan pembelian terhadap
suatu merek produk tertentu. Konsumen yang selektif akan melibatkan diri
mereka dalam proses pengambilan keputusan pembelian. Pengaruh pribadi
diekspresikan melalui kelompok acuan maupun melalui komunikasi lisan.
Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh
langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang
tersebut. Kelompok yang memilki pengaruh langsung terhadap seseorang
dinamakan kelompok keanggotaan. Beberapa kelompok keanggotaan merupakan
kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja, yang
berinteraksi secara terus-menerus dan informal. Kelompok sekunder, seperti
kelompok keagamaan, profesi, dan asosiasi perdagangan, yang cenderung lebih
formal dan membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin.
Pengaruh pribadi juga diekspresikan melalui pemimpin opini (opinion
leader), yang merupakan orang yang komunikasi informalnya atas produk dapat
memberikan saran atau informasi tentang produk atau jenis produk tertentu,
seperti merek apa yang terbaik atau apa manfaat produk tertentu. Para pemasar
harus berusaha menjangkau para pemimpin opini dengan men gidentifikasi ciri102
ciri demografis dan psikografis yang berkaitan dengan kepemimpinan opini,
mengidentifikasi media yang dibaca oleh pemimpin opini, dan mengarahkan
pesan iklan kepada pemimpin opini (Kotler dan Keller 2007).
d) Keluarga
Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting
dalam masyarakat. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang
paling berpengaruh (Kotler dan Keller 2007). Keluarga adalah unit pemakaian
dan pembelian untuk banyak konsumen. Menurut Engel, et. al (1994) keluarga
adalah kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih yang dihubungkan melalui
darah, perkawinan, atau adopsi, dan yang tinggal bersama.
e)
Situasi
Situasi dapat memberikan pengaruh yang kuat dalam perilaku konsumen.
Pengaruh situasi ini dapat timbul dari pengaruh fisik (lokasi, tata ruang, suara,
warna), lingkungan sosial (orang lain), waktu atau momen, tugas (tujuan dan
sasaran), serta keadaan dan suasana hati (kondisi sementara konsumen).
2) Perbedaan Individu
Perbedaan indivudi adalah faktor internal yang menggerakkan dan
mempengaruhi perilaku. Menurut Engel, et. al (1994) terdapat lima cara dimana
konsumen akan berbeda dalam mengambil keputusan belanja sehingga
berpengaruh terhadap perilaku konsumen, yaitu sumberdaya, pengetahuan, sikap,
motivasi, serta kepribadian, gaya hidup, dan demografi.
a) Sumberdaya
Sumberdaya konsumen terdiri atas sumber daya ekonomi, temporal
(waktu) dan kognitif (perhatian). Umumnya terdapat keterbatasan yang jelas pada
ketersediaan setiap sumber daya tersebut, sehingga memerlukan alokasi yang
tepat.
b) Pengetahuan
Secara sederhana, pengetahuan didefinisikan sebagai informasi yang
tersimpan dalam ingatan. Himpunan bagian dari informasi total yang relevan
dengan fungsi konsumen di dalam pasar disebut pengetahuan konsumen (Engel,
et. al 1994). Berdasarkan manfaat yang akan dirasakan oleh pemasar, pengetahuan
dibagi menjadi tiga bidang umum, yaitu pengetahuan produk (kesadaran produk,
103
atribut produk dan kepercayaan merek), pengetahuan pembelian (dimana membeli
dan kapan membeli) dan pengetahuan pemakaian.
c)
Sikap
Sikap konsumen didefinisikan sebagai evaluasi menyeluruh yang
memungkinkan orang merespon dengan cara menguntungkan secara konsisten
berkenan dengan objek atau alternatif yang diberikan. Sikap merupakan
keseluruhan evaluasi yang dilakukan konsumen (Engel, et. al 1994). Sedangkan
Kotler dan Keller (2007) mendefinisikan sikap sebagai evaluasi perasaan
emosional
dan
kecenderungan
tindakan
menguntungkan
atau
tidak
menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap beberapa objek atau
gagasan.
d) Motivasi
Motivasi adalah dorongan yang kuat untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu, dalam hal ini untuk melakukan kegiatan pembelian dan
konsumsi. Perilaku yang termotivasi dimulai dari pengaktifan, atau pengenalan
kebutuhan. Kebutuhan atau motif diaktifkan ketika ada ketidakcocokan yang
diinginkan dengan kondisi aktual.
e)
Kepribadian, Gaya Hidup, dan Demografi
Menurut Kotler dan Keller (2007) gaya hidup adalah pola seseorang di
dunia yang di ekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup
menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan
lingkungannya sebagai konsepsi yang mencerminkan nilai konsumen dan
pembelajaran sebelumnya, kelas sosial, demografi, dan variabel lainnya.
3) Proses Psikologis
Kotler (2007) menyebutkan bahwa pembelian yang dilakukan dipengaruhi
oleh empat faktor psikologis utama, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan dan
keyakinan, serta pendirian. Sedangkan proses psikologis sendiri meliputi tiga
proses, yaitu pemrosesan informasi, pembelajaran, dan perubahan sikap dan
perilaku.
a) Pemrosesan Informasi
104
Pemrosesan informasi menurut Engel, et. al (1994) adalah suatu proses
yang mengacu pada bagaimana stimulus diterima, ditafsirkan, disimpan dalam
ingatan dan kemudian diambil kembali.
b) Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses dimana pengalaman menyebabkan
perubahan dalam pengetahuan, sikap, dan perilaku. Pembelajaran merupakan
proses memahami bagaimana konsumen belajar. Menurut Kotler dan Keller
(2007) pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari
pengalaman. Sebagian besar perilaku adalah hasil dari belajar.
c)
Perubahan Sikap dan Perilaku
Menurut Engel, et. al (1994), perubahan dalam sikap dan perilaku adalah
sasaran pemasaran yang lazim. Proses ini mencerminkan pengaruh psikologis
dasar yang menjadi subyek dari beberapa dasawarsa penelitian yang intensif.
Model perilaku pengambilan keputusan konsumen dapat digambarkan pada
Gambar 3.
3.1.5. Pemasaran dan Bauran Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu-individu
dan kelompok-kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
melalui penciptaan penawaran dan pertukaran produk-produk yang bernilai.
Definisi pemasaran ini berpijak pada konsep-konsep inti sebagai berikut:
kebutuhan, keinginan, dan permintaan; produk; nilai, biaya dan kepuasan;
pertukaran, transaksi dan hubungan; pasar; dan pemasaran dan pemasar (Kotler
dan Keller 2007).
105
Pengaruh Lingkungan
Budaya, Kelas Sosial, Pengaruh
Pribadi, keluarga, Situasi
Perbedaan Individu
Proses Keputusan
Proses Psikologis
Sumber daya konsumen,
motivasi dan keterlibatan,
pengetahuan, sikap,
kepribadian, gaya hidup,
demografi
Pengenalan kebutuhan,
pencarian informasi,
evaluasi alternatif,
pembelian, hasil
Pemrosesan Informasi,
Pembelajaran, Perubahan
sikap/perilaku
Strategi Pemasaran
Produk, Harga, Promosi,
Distribusi (Tempat), Orang,
Proses, Bukti Fisik
Sumber : Engel et al. (1994)
Gambar 3. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen
The American Marketing Association mendefinisikan pemasaran sebagai
satu
fungsi
organisasi
dan
seperangkat
proses
untuk
menciptakan,
mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola
hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para
pemilik sahamnya.
Pemasaran bukan sekedar perluasan dari penjualan, pemasaran sama sekali
bukan aktivitas khusus, tetapi merupakan keseluruhan bisnis yang dilihat dari
sudut pandang hasil akhir yang dicapai, yaitu dari sudut pelanggan. Dalam setiap
bisnis hanya pemasaran dan inovasi yang menciptakan pendapatan yang lain
hanya menciptakan biaya (Ducker 1954, diacu dalam Kartajaya 2002).
106
Konsep bauran pemasaran lebih dikenal dengan 4P yaitu product (produk),
Price (harga), Place (tempat) dan Promotion (promosi) (Kotler dan Keller 2007).
Bauran pemasaran 4P tersebut menggambarkan pandangan perusahaan sebagai
penjual tentang alat-alat pemasaran yang digunakan untuk mempengaruhi
pembeli. Dalam perkembangannya, untuk layanan jasa dikenal juga istilah 7 P
dimana 4 P pertama adalah Product, Price, Place, dan Promotion. Untuk 3 P yang
selanjutnya adalah Bukti Fisik (Physical Evidence), Proses (Process) dan Orang
(People).
Masing-masing alat pemasaran tersebut harus dirancang supaya dapat
memberikan manfaat bagi pelanggan.
a) Produk. Menurut Kotler dan Keller (2007) produk adalah apa saja yang
dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh, digunakan, atau
dikonsumsi yang dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan. Produk harus
ditetapkan dan disediakan secara tepat bagi pasar yang dituju, sehingga
memuaskan konsumennya, sekaligus meningkatkan keuntungan jangka
panjang perusahaan melalui peningkatan penjualan dan peningkatan pangsa
pasar.
b) Harga. Harga mengkomunikasikan posisi nilai yang dimaksudkan
perusahaan tersebut kepada pasar tentang produk dan mereknya (Kotler dan
Keller 2007). Salah satu prinsip dalam penentuan harga adalah
menitikberatkan pada kemauan pembeli untuk harga yang telah ditentukan
dengan jumlah yang cukup untuk menutupi seluruh biaya dan menghasilkan
laba.
c) Tempat. Tempat atau pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan
pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian
barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Melalui kegiatan distribusi
yang tepat, perusahaan dapat mencapai keunggulan bersaing (competitive
advantage).
d) Promosi. Pada kegiatan promosi meliputi dua hal yang harus diperhatikan
yaitu komunikasi pemasaran dan promotional mix. Komunikasi pemasaran
mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan
semua pihak untuk berbuat lebih baik, sedangkan promotional mix
107
merupakan kombinasi strategi dari variabel-variabel periklanan, personal
selling, dan alat promosi lainnya, yang semuanya direncanakan untuk
mencapai tujuan program penjualan.
Kartajaya
(2002)
menyebutkan
bahwa
marketing
mix
adalah
mengintegrasikan tawaran (offers), logistic (logistics), dan komunikasi
(communication). Tawaran dari perusahaan terdiri dari produk dan harga,
harus diintegrasikan secara baik dengan logistik (termasuk saluran
distribusi) dan komunikasi untuk menciptakan sebuah kekuatan pamasaran
yang kokoh di pasar. Karena itu disebut sebagai kreasi taktik dari suatu
perusahaan.
e) People. People merupakan orang - orang yang mengerjakan semua kegiatan
mendeliver atau mengantar produk sampai ke tangan konsumen. Orang orang yang mengerjakan semua kegiatan ini harus mempunyai passion
semangat atau gairah.
f) Proses. Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara
alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau
sumber daya lainnya, yang menghasilkan suatu hasil. Proses adalah semua
prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk
menyampaikan produk.
g) Physical evidence. Unsur-unsur yang mencakup bukti fisik adalah tata letak
fasilitas, tema, dekorasi, penerangan,
service counter, kebersihan,
penampilan dan kesehatan karyawan, keamanan peralatan, tempat parkir,
kemudahan penggunaan, dan kecocokan.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Proses globalisasi saat ini telah menyebabkan perubahan hampir di setiap
aspek kehidupan. Perubahan gaya hidup masyarakat ini menimbulkan suatu
peluang bisnis di industri jasaboga, termasuk restoran. Bisnis restoran kini
berkembang pesat dengan menawarkan berbagai manfaat dan fasilitas dari sekedar
menyajikan makanan. Berkembangnya jumlah restoran di Bogor menciptakan
kondisi persaingan yang mendorong pengusaha untuk membangun
dan
memperkuat usahanya agar tetap dipilih oleh konsumen. Masyarakat sebagai
konsumen yang cerdas semakin menuntut adnya pemenuhan pangan yang
108
berkualitas, terjangkau, cepat, dan praktis. Hal ini menjadi tantangan dan daya
tarik bagi restoran untuk terus mengembangkan pelayanan demi memenuhi
kebutuhan konsumen yang semakin dinamis. Agar dapat bertahan dalam
lingkungan persaingan, pihak restoran memerlukan strategi bersaing yang tidak
hanya berasal dari strategi manajemen internal saja, tetapi juga harus
memperhatikan kinerja berorientasi konsumen sehingga dapat memenuhi harapan
konsumen. Apabila harapan konsumen terpenuhi maka konsumen akan merasa
puas dan diharapkan kepuasan tersebut dapat mendorong mereka melakukan
pembelian ulang terhadap produk dan jasa yang ditawarkan.
Daiji Raamen merupakan pendatang baru dalam bisnis makanan
(restoran). Sebagai pendatang baru restoran membutuhkan penelitian mengenai
perilaku konsumen, termasuk didalamnya adalah mengidentifikasi karakteristik
pengunjung, proses keputusan pembelian serta faktor-faktor apa saja yang
dipertimbangkan dalam pembelian.
Karakteristik pengunjung dan proses keputusan pembelian dianalisis
secara deskriptif, sedangkan faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pembelian
deanalisis menggunakan Analisis Komponen Utama. Selanjutnya hasil dari
analisis tersebut direkomendasikan sebagai aplikasi manajerial bagi perusahaan
dan diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi pihak restoran Daiji Raamen
untuk merumuskan strategi pemasaran yang tepat. Bagan alur kerangka pemikiran
operasional dapat dilihat pada Gambar 4.
109
Daiji Raamen
Usaha Daiji Raamen untuk meningkatkan pangsa pasar
Tingkat persaingan yang ketat
Perlunya pengetahuan mangenai keputusan pembelian konsumen
Karakteristik
konsumen:
Jenis kelamin,usia,
tingkat pendidikan,
pekerjaan,tingkat
pendapatan, status
pernikahan
Tahapan proses
keputusan
pembelian:
Pengenalan
kebutuhan, pencarian
informasi, evaluasi
alternatif, keputusan
pembelian, evaluasi
pasca pembelian
Analisis Deskriptif
Faktor-faktor yang
dipertimbangkan
dalam pembelian
ramen di Daiji
Raamen
Analisis Faktor
Informasi tambahan bagi Daiji Raamen
Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional
110
IV METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu penelitian
Penelitian dilakukan terhadap pengunjung Daiji Raamen yang terletak di
Jalan Pajajaran No. 7. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja
(purposive), karena terletak pada lokasi yang strategis, yaitu di dekat pusat
perbelanjaan, pendidikan, dan perkantoran. Penelitian dilaksanakan pada bulan
Desember 2010 – Februari 2011.
4.2. Data dan Metode Pengambilan Sampel
Penarikan contoh dilakukan dengan metode Convenience Sampling,
dimana sampel diambil berdasarkan kesediaan dan kemudahan mendapatkannya.
Jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 80 orang. Penentuan jumlah sampel
tersebut didasarkan pada kemampuan peneliti dalam pengambilan data di lokasi
penelitian. Ukuran populasi tidak dapat diukur atau diketahui karena anggota
populasi dapat mengunjungi restoran beberapakali atau berulangkali. Untuk itu
pengambilan sampel dilakukan diatas sebaran normal dalam statistika yakni
minimal 30 sampel untuk menghindari sampel error atau tidak menyebar normal.
Pengambilan sampel dilakukan dengan dua cara yaitu yang pertama adalah
menunggu konsumen Daiji Raamen yang bersedia diwawancarai di lokasi
penelitian (Restoran Daiji Raamen). Peneliti melakukan tiga kali kunjungan dua
hari merupakan hari libur, dimulai pada jam makan siang hingga jam makan
malam. Sedangkan hari ketiga dilakukan pada hari kerja pada jam makan siang.
Cara yang kedua adalah menghubungi calon responden melalui jejaring sosial
yang dimiliki oleh Daiji Raamen. Wawancara dilakukan dengan cara menelepon
responden atau mengirim email kepada responden.
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
sekunder. Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara secara
langsung yang disertai dengan pengisian kuisioner dan pengamatan langsung.
Data sekunder diperoleh dari studi literatur berupa buku, dokumen, skripsi, dan
situs internet.
111
Dalam pengisian kuisioner, responden mengisi karakteristik umum
responden,
proses
keputusan
pembelian
dan
variabel-variabel
yang
dipertimbangkan oleh responden. Variabel-variabel yang dirumuskan merupakan
hasil dari diskusi pihak manajemen perusahaan dan peneliti sebelum
dilakasanakan penelitian. Berikut disajikan 21 variabel yang digunakan dalam
penelitian.
XI
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
X10
X11
X12
X13
X14
X15
X16
X17
X18
X19
X20
X21
Iklan
Promosi
Bentuk Penyajian
Keluarga
Teman
Perhatian Pramusaji
Harga
Kemudahan Pembayaran
Penataan Ruang (Dekorasi)
Alunan Musik
Keramahan dan Kesopanan Pramusaji
Rasa Ramen
Aroma Ramen
Pendingin Ruangan
Kemudahan Menjangkau Lokasi
Keamanan Pangan
Areal Parkir yang Luas
Ukuran (Porsi)
Keragaman Menu Ramen
Kecepatan Penyajian
Kebersihan Ruangan
4.3. Metode Pengolahan Data
Data dan informasi yang telah terkumpul baik dari tingkat individu dan
organisasi kemudian diolah secara deskriptif dan kuantitatif. Pengolahan tersebut
bertujuan untuk mengetahui karakteristik konsumen, proses pembelian konsumen
serta faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen restoran Daiji Raamen.
4.3.1. Analisis Faktor (Komponen Utama)
Tujuan utama Analisis Faktor adalah untuk menjelaskan, jika mungkin,
hubungan kovarians antara variabel- variabel yang tidak teramati dalam jumlah
tertentu yang disebut Faktor. Variabel-variabel dapat dikelompokkan dengan
korelasinya. Semua variabel dalam grup tertentu sangat berkorelasi antara mereka
112
sendiri, tetapi memiliki korelasi yang relatif kecil dengan variabel dalam
kelompok yang berbeda (Johnson dan Wichern 2007).
Salah satu teknik yang sering digunakan dalam analisis multivariat adalah
Analisis Faktor. Analisis Faktor dimulai dengan pengujian variabel-variabel yang
biasa dilakukan proses factoring, melakukan ekstraksi variabel, rotasi jika
diperlukan dan diakhiri dengan penamaan faktor atau komponen (Simamora
2005). Analisis Faktor digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang menjadi
pertimbangan utama konsumen Daiji Raamen. Dalam Analisis Faktor, tidak
dipilih salah satu variabel, tetapi mencari variabel baru (yang dinamakan faktor
atau komponen utama) untuk mewakili seluruh variabel.
Secara matematis, Analisis Faktor menyerupai analisis regresi berganda
dalam hal adanya kombinasi linier yang diperhatikan setiap variabel pada faktorfaktor yang mendasarinya. Perbedaannya adalah bila dalam regresi berganda
terdapat variabel bebas dan tak bebas, namun pada Analisis Faktor tidak terdapat
variabel tersebut sehingga tidak ada model kausalitas untuk Analisis Faktor
(Santoso, 2006).
Ekstraksi faktor bertujuan untuk menghasilkan sejumlah faktor dari data
yang ada. Dalam penelitian, tujuan dari ekstraksi adalah untuk menghasilkan
variabel latent. Oleh karena itu, hanya faktor-faktor yang memiliki latent root
(eigenvalue) minimum satu yang akan dipertahankan. Ini dapat berarti bahwa
sebuah faktor dapat dianggap sebagai faktor, bila paling sedikit dapat menjelaskan
variansi suatu variabel atau setiap variabel menyumbangkan nilai satu pada total
eigenvalue. Maka hanya faktor dengan eigenvalue > 1 yang dianggap signifikan.
Ada dua metode dasar Analisis Faktor, yaitu Principal Component
Analysis dan Metode Maksimum Likelihood (Johnson and Wichern 2007). Dalam
Analisis Faktor, total varians terdiri dari tiga elemen. Pertama, common variance,
yaitu varians suatu variabel yang juga dimiliki variabel-variabel lain (variance in
a variable that is shared with all other variables). Kedua, specific variance, yaitu
varians yang dimiliki hanya oleh sebuah variabel. Ketiga, error, yaitu varians
yang disebabkan oleh kesalahan pengukuran, kesalahan alat ukur ataupun
kesalahan pemilihan sampel.
113
Pada penelitian kali ini yang digunakan adalah Principal Component atau
Komponen Utama. Analisis Komponen Utama menggunakan total varians dalam
analisisnya. Metode ini menghasilkan faktor yang memiliki spesific variance dan
error variance yang paling kecil. Analisis Komponen Utama bertujuan untuk
mengetahui jumlah faktor minimal yang dapat diekstrak (Simamora 2005).
Pengolahan data menggunakan Analisis Faktor metode ekstraksi Komponen
Utama dengan SPSS 17.0 dan Microsoft Office Excel 2007.
4.3.1.1. Interpretasi Output
Analisis deskriptif memberikan gambaran tentang data yang dimiliki.
Dalam mendeskripsikan data, dapat digunakan berbagai cara. Pada Analisis
Faktor, gambaran diberikan melalui rata-rata dan standar deviasi setiap variabel.
Data hasil penelitian Analisis Faktor terhadap 21 variabel yang
dipertimbangkan konsumen restoran Daiji Raamen diuji kelayakannya dengan
menggunakan alat pengujian berdasarkan korelasi antar variabel yaitu dengan
Kaiser-Meyer Olkin - Measure of Sampling Adequacy (KMO-MSA) dan Tes
Bartlett. Nilai uji KMO yang nilainya berkisar antara 0 sampai 1 ini
mempertanyakan kelayakan (appropriateness) Analisis Faktor. Apabila nilai
indeks tinggi (berkisar antara 0,5 sampai 1), Analisis Faktor layak dilakukan.
Sebaliknya, bila nilai KMO di bawah 0,5 Analisis Faktor tidak layak dilakukan.
Tes Bartlett merupakan tes statistik untuk menguji apakah betul variabelvariabel yang dilibatkan berkorelasi, sehingga variabel memadai untuk
menganalisis faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen Daiji Raamen.
Hipotesis nol (H0) adalah variabel-variabel asal belum memadai untuk
menganalisis faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen Daiji Raamen.
Sedangkan Hipotesis satu (H1) adalah variabel-variabel asal sudah memadai untuk
menganalisis faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen Daiji Raamen. Nilai
Tes Bartlett didekati dengan dengan nilai Chi-Square, kriterianya dengan melihat
probabilitas (signifikansi):
a. Angka sig > 0.05 berarti variabel-variabel asal kurang signifikan untuk
menganalisis faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen
Daiji
Raamen pada taraf nyata 5 persen (H0 diterima).
114
b. Angka sig < 0.05 berarti variabel-variabel cukup signifikan untuk
menganalisis faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen
Daiji
Raamen pada taraf nyata 5 persen (H0 ditolak).
Selanjutnya dilakukan proses ekstraksi variabel sehingga dihasilkan
beberapa variabel atau disebut Komponen Utama. Jumlah optimal Komponen
Utama yang terbentuk ditentukan berdasarkan Eigenvalue dengan nilai lebih besar
dari 1. Selain dengan perhitungan yang disajikan oleh Tabel Total Variance
Explained, jumlah Komponen Utama yang optimal juga ditampilkan oleh grafik
Scree Plot (pada lampiran hasil olahan Analisis Faktor).
Eigenvalue menunjukkan kepentingan relatif masing-masing faktor dalam
menghitung keragaman seluruh variabel yang dianalisis. Pengelompokan sebuah
variabel ke dalam Komponen Utama ditentukan oleh Loading Factor dari masingmasing variabel yang tersaji pada Tabel Component Matrix (pada lampiran hasil
olahan Analisis Faktor).
Loading Factor yang didapat biasanya tidak terlalu bagus untuk
diinterpretasikan. Hal ini dikarenakan Komponen Utama yang terbentuk, pada
banyak kasus kurang berbeda nyata, sehingga dapat mengganggu analisis. Untuk
mempermudah interpretasi, dilakukan rotasi terhadap Matrix Loading. Sehingga
perbedaan antara Komponen Utama yang terbentuk lebih jelas. Rotasi dilakukan
dengan memutar kedua faktor yang belum dirotasi. Rotasi dapat dilakukan dengan
dua cara. Pertama, rotasi dilakukan dengan mempertahankan sudut kedua faktor
sebesar 900, cara ini disebut rotasi ortogonal. Tujuannya selain untuk
mempertajam perbedaan Factor Loading setiap variabel untuk kedua faktor, juga
untuk mempertahankan keadaan di mana di antara faktor-faktor yang diekstrak
tidak terdapat korelasi. Kedua, rotasi tanpa memperhatikan sudut kedua faktor
setelah rotasi. Rotasi demikian disebut rotasi Oblique. Quartimax, Varimax, dan
Equimax adalah metode rotasi ortogonal yang umum dikenal (Simamora 2005).
Yanng paling banyak dipakai adalah Varimax, dan pada penelitian kali ini metode
Varimax-lah yang dipakai. Metode ini dipilih selain karena sering digunakan, juga
karena sering terbukti lebih baik dalam menunjukkan perbedaan antar faktor.
Rotasi ini dilakukan dengan merotasi faktor awal hasil ekstraksi sehingga
diperoleh hasil rotasi dimana dalam satu kolom, nilai yang ada sebanyak mungkin
115
mendekati nol. Hasil dari proses rotasi tersebut akan disajikan dalam Tabel
Rotated Component Matrix.
Alat analisis ini dipilih dengan pertimbangan bahwa kelebihan Analisis
Faktor adalah dapat menjelaskan hubungan antar variabel-variabel yang diduga
dipertimbangkan konsumen restoran Daiji Raamen. Dengan demikian pihak
manajemen dapat mendapatkan tambahan informasi mengenai faktor-faktor yang
dipertimbangkan konsumen, sehingga pihak manajemen akan dapat menyusun
strategi yang berdasar informasi konsumen.
116
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
Daiji Raamen merupakan perusahaan yang memproduksi ramen dan
beberapa makanan Jepang lainnya. Disamping itu konsep dari penjualan Daiji
Raamen yaitu menjual produknya secara langsung dalam bentuk restoran.
Keunikan dari restoran ini adalah keseluruhan dekorasi ruang yang disesuaikan
dengan tipe khas makanan yang disajikan. Oleh karena hal tersebut restoran ini
termasuk ke dalam specialty restaurant.
Daiji Raamen didirikan pada 20 Mei 2009 di Jalan Pajajaran Indah No. 7,
sebagai usaha bersama tiga orang sahabat, yaitu Alexander Richard, Indra
Chendrawijaya, dan Krisnadi Setiawan. Pada saat menjadi mahasiswa mereka
mempunyai hobi berwisata kuliner dan memiliki mimpi mempunyai tempat
makan (restoran) sendiri. Karena tiga sahabat ini sama-sama menyukai anime asal
Jepang Naruto yang sangat menyukai ramen, maka dipilihlah ramen dalam bisnis
ini.
Pada awalnya Daiji Raamen hanya berupa kedai kecil. Konsep dari Daiji
Raamen adalah warung mi Jepang. Pada saat berdiri merupakan perusahaan yang
belum berbadan hukum namun sekarang Daiji Raamen telah berbentuk CV,
dengan nama CV. Inka Tritunggal.
Pada awal berdiri perusahaan hanya terdiri empat orang, kedua pendiri
terjun langsung dari hal menyiapkan kedai, memasak, bahkan mencuci piring
dengan dibantu oleh dua karyawan. Sedangkan pendiri yang ketiga masih bekerja
di luar negeri. Jam operasi kedai awalnya dari pagi sampai malam bahkan pada
akhir pekan hingga tengah malam. Pada perkembangannya telah terlihat bahwa
ramen tidak cocok untuk sarapan dan para pengunjung baru akan datang pada jam
makan siang sehingga Daiji Raamen sekarang buka pada jam makan siang dan
tutup lebih awal kecuali pada Hari Sabtu tutup pada jam 22.00.
Selain ramen, saat ini perusahaan juga menyediakan jenis ramen dan
makanan lain seperti curry rice, donburi, dan makanan ringan pendamping seperti
konyaku, edamame, teriyaki serta berbagai pilihan minuman. Juga terdapat
layanan pesan antar untuk onigiri atau nasi kepal Jepang.
117
Pada tanggal 1 Oktober 2010, Daiji Raamen membuka cabang di Yogya
Foodlife Jalan Sudirman No. 11-13 Lt. 2, dan akan segera dibuka Daiji Raamen di
Kota Bandung. Alasan dipilihnya Kota Bandung adalah karena ketiga pemilik
Daiji Raamen dulu kuliah di kota ini dan mereka merasa sudah mengenal seluk
beluk Bandung.
5.2. Komitmen, Motto, dan Nilai Dasar Daiji Raamen
Daiji Raamen memang belum memiliki Visi dan Misi perusahaan yang
telah dituliskan, namun perusahaan telah merumuskan komitmen, motto, dan nilai
dasar yang dimiliki perusahaan. Komitmen yang dimiliki oleh perusahaan ini
adalah “Di Daiji Raamen kami berkomitmen untuk memikat pelanggan kami
melalui ketulusan dan keramahan pada pelayanan kami”. Komitmen ini harus
menjadi janji yang dipegang teguh oleh seluruh karyawan Daiji Raamen, dan
dijalankan sepenuh hati selama bekerja melayani pengunjung restoran.
Nilai dasar yang dimiliki oleh perusahaan antara lain: unik, tulus, ramah,
nyaman, kreatif, dan menyenangkan. Sedangkan motto perusahaan adalah
“Kreatifitas, Kejujuran, dan Kerja keras”. Dengan memiliki komitmen, nilai dasar,
dan motto yang terus dipegang teguh dan dijalankan yang diharapkan mampu
membuat Daiji Raamen menjadi ramen shop yang terus menawarkan keunikan,
kualitas produk dan layanan, serta ketulusan. Sehingga Daiji Raamen akan terus
dapat meningkatkan kualitas produk dan layanan, yang membuat pengunjung
merasa puas terhadap Daiji Raamen, dan Daiji Raamen dapat mempertahankan
dan menarik pelanggan baru.
5.3. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi yang diterapkan di Daiji Raamen masih bersifat
sederhana. Pemilik, manajer, dan pelaksana usaha masih dominan berada dalam
satu tangan yaitu pimpinan atau pemilik Daiji Raamen. Bagan struktur organisasi
Daiji Raamen dapat dilihat pada Gambar 5.
Perusahaan Daiji Raamen ini dipimpin oleh pemilik perusahaan. Tugas
dan wewenang yang dimiliki oleh pimpinan antara lain menetapkan kebijaksanaan
seluruh aktivitas perusahaan, menetapkan harga jual produk, dan menentukan
jumlah pegawai yang dibutuhkan. Pimpinan perusahaan juga turut melakukan
pengawasan bagi mutu produk.
118
Ketiga pendiri masih tetap terjun langsung dalam operasional dan produksi
Daiji Raamen. Pemilik perusahaan yang pertama adalah Alexander Richard yang
bertugas dalam bidang bisnis dan kitchen, bertugas dalam memasarkan produk
dan merumuskan strategi bisnis juga berinovasi dalam keragaman produk yang
ditawarkan. Pemilik kedua adalah Indra Chendrawijaya yang bertugas dalam
bidang service dan kitchen, bertugas memberikan arahan dalam layanan dengan
memberikan training course baik teori dan praktik serta pengawasan pelayanan
juga bekerjasama dalam berinovasi menciptakan produk yang lebih beragam
(pengembangan produk). Pemilik ketiga adalah Krisnadi Setiawan yang bertugas
dalam bidang keuangan. Beliau bertugas melakukan pencatatan dan pembukuan
keuangan operasional restoran.
Ketiga pimpinan perusahaan dibantu oleh manajer dalam melakukan
kegiatan pengawasan. Manajer merupakan karyawan yang ditunjuk oleh pimpinan
perusahaan yang bertugas mengkoordinasi, serta bertanggung jawab mengawasi
keseluruhan kegiatan yang terjadi di restoran mulai dari persiapan pra produksi,
produksi, mengontrol seluruh personalia restoran, mengontrol pekerjaan seluruh
personalia, dan sebagainya.
Terdapat lima divisi dalam perusahaan, yaitu divisi kasir, divisi waiter,
divisi kitchen, divisi bartender, dan divisi product. Masing-masing divisi
memiliki tugas yang berbeda-beda. Divisi kasir tediri dari satu orang karyawan
yang memilki tanggung jawab atas transaksi pembayaran produk langsung dan
pembelian produk take away.
Divisi waiter terdiri dari enam orang karyawan. Yang disebut waiter (lakilaki) atau waitress (perempuan) ialah seseorang yang menyajikan makanan dan
minuman di dalam sebuah restoran. Definisi yang lengkap tentang waiter adalah
karyawan di sebuah restoran yang bertugas menunggu tamu-tamu, membuat
tamu-tamu merasa mendapatkan sambutan dengan baik dan nyaman, mengambil
pesanan makanan dan minuman serta menyajikannya, juga membersihkan
restoran dan lingkungannya serta mempersiapkan meja makan untuk tamu
berikutnya.
Divisi kitchen terdiri dari dua orang karyawan. Divisi ini bertanggung
jawab dalam menyiapkan proses praproduksi dan produksi makanan yang akan
119
disajikan. Dalam hal ini, karyawan divisi kitchen bertugas untuk memasak dan
menyiapkan semua menu yang dipesan oleh pengunjung restoran.
Divisi bartender terdiri dari dua orang karyawan. Divisi ini bertanggung
jawab dalam menyiapkan segala jenis minuman yang dipesan oleh pengunjung
restoran. Persiapan dilakukan mulai dari mempersiapkan bahan yang dibutuhkan,
meracik
minuman,
mencampur
minuman
(shake
atau
blender),
dan
menyajikannya dalam gelas serta membuat tampilan minuman menarik dalam
gelas.
Divisi yang terakhir adalah divisi product, yang terdiri dari dua orang
karyawan. Divisi ini bertanggung jawab dalam hal mutu produk, kualitas dan
kuantitas produk. Kelima divisi yang telah dijelaskan diatas langsung
mempertanggungjawabkan seluruh tugas dan pekerjaannya kepada manajer.
Manajer atau juga disebut manajer area dalam restoran Daiji Raamen
berkewajiban mengawasi kelima divisi tersebut.
Gambar 5. Struktur Organisasi Restoran Daiji Raamen
Penerapan struktur organisasi dan pembagian tugas dan wewenang dalam
praktiknya masih bercampur dan belum terpisah-pisah secara jelas. Terlebih pada
jam-jam yang padat seperti saat jam makan siang dan makan malam saat
pengunjung berjumlah sangat banyak maka semua karyawan harus dapat
membaca situasi dan membantu tugas karyawan dari divisi lainnya. Seperti
120
misalnya saat suasana sangat sibuk manajer pun dapat mengerjakan tugas
membersihkan alat-alat makan.
5.4. Personalia Perusahaan
Pada saat ini jumlah karyawan Daiji Raamen sebanyak empat belas orang
dan ditambah dengan tiga orang pemilik yang masih terjun langsung dalam
kegiatan operasional perusahaan. Usia karyawan berkisar antara awal dua puluhan
dan pertengahan dua puluhan, semua karyawan termasuk masih dalam usia yang
muda dan produktif. Umumnya karyawan adalah lulusan sekeloh menengah atas,
namun ada juga yang lulusan sekolah menengah pertama.
Kualitas pendidikan tenaga kerja pada bagian waiter relatif rendah.
Sebagian besar karyawan belum mencapai tingkat pendidikan yang tinggi.
Namun, rendahnya tingkat pendidikan tidak mengganggu jalannya perusahaan
karena pekerjaan yang dilakukan relatif tetap dari waktu ke waktu, serta terdapat
training selama tiga bulan bagi karyawan baru.
Rekrutmen pegawai sebagian besar dilakukan dengan menggunakan
sistem kekeluargaan dan pendekatan personal. Pimpinan Daiji Raamen
memberikan kesempatan bagi siapa saja untuk bergabung menjadi karyawan.
Namun masalah yang masih dihadapi oleh perusahaan adalah tingginya arus
keluar masuk pegawai, yang menyebabkan cost atau biaya untuk men-training
menjadi lebih tinggi.
Budaya perusahaan yang tumbuh dalam perusahaan adalah adanya suasana
kekeluargaan dan gotong-royong yang kuat diantara pegawai. Seluruh karyawan
dibuat merasa gembira dan bebas dalam bekerja. Pihak perusahaan memberikan
kebebasan dalam hal bekerja, namun semua tugas yang harus diselesaikannya
dapat dikerjakan dengan baik.
5.5. Pengadaan Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan oleh Daiji Raamen adalah produk-produk
yang berkualitas tinggi. Produk-produk yang digunakan sebagian besar adalah
produk impor dengan presentase hingga delapan puluh persen. Hal ini
dikarenakan produk yang dibuat adalah makanan dan minuman khas Negara
Jepang, sehingga untuk mempertahankan kualitas dibutuhkan produk asli dari
121
Jepang. Bahan baku yang digunakan antara lain: shoyu, miso, sapporo miso, nori,
matcha, dan lain-lain. Sedangkan untuk mi yang digunakan dalam ramen adalah
mi resep turun temurun dari salah satu pemilik Daiji Raamen.
5.6. Suasana Restoran
Restoran Daiji Raamen merupakan restoran yang bergaya Jepang.
Terdapat berbagai ornamaen-ornamen khas Jepang yang ditempelkan di dinding
maupun yang digantung di pintu serta di tiang. Ornamen-ornamen tersebut antara
lain: layangan ikan, tirai pintu, lampion, lukisan wanita Jepang, serta berbagai
figur anime Jepang.
Suasana restoran yang ditawarkan Daiji Raamen adalah suasana kedai
ramen Jepang. Dimana dapur terbuka dan berada dihadapan konsumen. Koki yang
sedang menyiapakan hidangan dapat dilihat langsung oleh konsumen. Berikut
pada Gambar 6 dapat dilihat suasana dapur Daiji Raamen yang bercampur dengan
meja makan pengunjung. Di ruangan ini, juga ada beberapa meja dan kursi yang
terbuat dari kayu yang tidak langsung menghadap ke dapur. Contoh susunan kursi
dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 6. Dapur yang Langsung Menghadap ke Meja Konsumen
Selain suasana kedai ramen khas Jepang, Daiji Raamen juga menyediakan
suasana restoran yang kurang bersuasana Jepang, letaknya berada di belakang
kedai ramen. Disini bisa diadakan acara arisan, acara keluarga, acara kantor, dan
lain-lain. Dekorasi ruangan ini biasanya disesuaikan dengan peristiwa (even t)atau
hari besar keagamaan misalnya natal, lebaran, tahun baru. Berikut pada Gambar 8
dapat dilihat gambar yang menunjukkan suasana restoran saat malam natal.
122
Gambar 7. Contoh Susunan Meja dan Kursi di Ruangan Kedai Ramen
Gambar 8. Suasana Restoran saat Malam Natal
5.7. Menu Restoran Daiji Raamen
Daiji Raamen memiliki berbagai macam menu, mulai dari makanan berat
dan makanan ringan serta tersedia berbagai minuman. Berikut merupakan daftar
menu yang ditawarkan oleh Daiji Raamen.
1. Ramen
Terdapat empat jenis kaldu ramen yang ditawarkan yaitu miso, sapporo miso,
shoyu, dan kaldu racikan Daiji Raamen. Miso adalah bahan makanan Jepang
yang dibuat dari fermentasi rebusan kedelai, beras, atau campuran keduanya
dengan garam. Sapporo miso merupakan miso yang berasal dari daerah
123
Sapporo di Prefektur Hokkaido. Sapporo terkenal sebagai tempat kelahiran
miso ramenSedangkan shoyu merupakan kecap Jepang yang berasal dari
fermentasi kedelai.
Gambar 9. Ramen dengan Tambahan Ebikatsu
2. Donburi
Donburi adalah makanan Jepang berupa nasi putih dengan berbagai macam
lauk di atasnya seperti ikan, daging dan sayur-sayuran berkuah yang
dihidangkan di dalam mangkuk besar yang juga disebut donburi. Kuah untuk
donburi
bergantung
pada
jenis
makanan,
tapi
pada
umumnya
berupa dashi dicampur kecap asin dan mirin.
Gambar 10. Donburi Menggunakan Lauk Katsudon
Beberapa jenis donburi yang disediakan oleh Daiji Raamen:

Oyakodon
Donburi berisi nasi putih dengan lauk berupa potongan daging
ayam dan bawang bombay yang dimasak bersama telur ayam dan dashi.
124
Masakan ini dinamakan "oyakodon" karena berisi daging ayam yang
merupakan "orang tua" dari telur.

Gyudon
Donburi berisi nasi putih dengan lauk berupa irisan tipis daging sapi dan
bawang bombay yang dimasak seperti semur dengan dashi, kecap asin, dan
mirin.

Katsudon
Donburi berisi nasi putih dengan lauk chicken katsu (gorengan potongan
lebar daging ayam yang dibungkus tepung panir) dan disiram saus kental.
3. Curry
Curry (kare) adalah salah satu hidangan paling populer di Jepang. Kare
umumnya disajikan dalam tiga bentuk utama: nasi kari, Kare ramen dan
kare-pan (roti). Berbagai macam sayuran dan daging digunakan untuk
membuat kari Jepang. Sayuran dasar yang biasa digunakan adalah bawang,
wortel, dan kentang. Untuk tambahan lauk yang digunakan adalah daging
sapi, ayam, udang, dan cumi-cumi. Berikut merupakan gambar kari
menggunakan lauk ayam goreng tepung.
Gambar 11. Nasi Kare Menggunakan Lauk Katsudon
4. Teh
Teh hijau (ryokucha) adalah teh yang sangat umum di Jepang sehingga bila
disebut "teh" (ocha) maka kemungkinan besar yang dimaksudkan adalah teh
hijau, dan baru disebut sebagai teh Jepang (nihoncha) kalau memang tersedia
pilihan teh yang lain. Teh biasanya dijual dengan harga yang bergantung pada
kualitas dan bagian dari tanaman yang dibuat teh. Daiji Raamen menyedian
125
beberapa macam teh antara lain: teh hitam Indonesia, ocha, ryokucha, dan
matcha. Matcha merupakan teh hijau berkualitas tinggi yang digiling menjadi
bubuk teh dan biasa dipakai untuk upacara minum teh. Matcha mempunyai aroma
yang harum sehingga digunakan sebagai perasa untuk es krim rasa teh hijau,
berbagai jenis kue tradisional Jepang (wagashi), berbagai permen dan coklat.
Gambar 12. Matcha-green tea
5. Edamame
Nama Jepang harfiah dari edamame berarti "ranting kacang" (eda =
"ranting" + mame = "kacang") dan mengacu pada kedelai muda yang diambil
beserta rantingnya. Edamame adalah makanan ringan atau pendamping yang
sangat populer di restoran Jepang.
Gambar 13. Edamame
126
Garam merupakan bumbu paling penting dalam edamame, karena
edamame ini hanya direbus dengan garam. Edamame merupakan makanan ringan
yang kaya akan karbohidrat, proten dan serat, omega-3 asam lemak dan
mikronutrien, khususnya asam folat, mangan dan vitamin K.
127
VI KERAGAAN KONSUMEN RESTORAN DAIJI
RAAMEN
6.1. Karakteristik Demografi
Karakteristik konsumen dapat mempengaruhi pilihan konsumen terhadap
produk maupun merek yang akan dibeli. Dalam penelitian ini terdapat beberapa
karakteristik konsumen yang mempengaruhi pilihan konsumen terhadap
pembelian produk di Restoran Daiji Raamen.
a. Usia
Memahami usia konsumen merupakan hal penting karena konsumen yang
memiliki usia yang berbeda dalam mengonsumsi barang atau jasa. Perbedaan usia
ini juga akan menyebabkan perbedaan selera dan kesukaan pada merek tertentu.
Berdasarkan siklus hidup yang dijelaskan oleh Sumarwan (2004), responden
dibagi dalam 4 kategori umur. Kategori tersebut adalah remaja lanjut (16-18
tahun), dewasa awal (19-24 tahun), dewasa lanjut (25-35), separuh baya (36-50
tahun).
Berdasarkan data yang diperoleh dari total 80 responden, dapat dilihat
kisaran usia yang paling tinggi persentasenya adalah usia 19 sampai 24 tahun
yaitu sebanyak 61,25 persen (Tabel 2). Dimana menurut Sumarwan (2005) usia
19 sampai 24 tahun ini merupakan usia dewasa awal. Dapat dilihat bahwa
segmentasi dari restoran Daiji Raamen adalah usia dewasa awal yang merupakan
peralihan dari remaja lanjut. Hal tersebut telah mengalami perubahan segmentasi
dimana awalnya segmen restoran adalah untuk segala umur, namun dalam
kenyataannya yang memilki persentase tertinggi adalah usia dewasa awal.
Sehingga Daiji Raamen perlu menyesuaikan disain dengan nuansa Jepang yang
lebih muda dan modern namun tidak kekanak-kanakan serta tidak terlalu klasik.
Tabel 2. Sebaran Responden Berdasarkan Usia
Usia (tahun)
16-18
19-24
25-35
>36
Total
Jumlah (orang)
17
49
11
3
80
Persentase (%)
21,25
61,25
13,75
3,75
100,00
128
b. Jenis Kelamin
Berdasarkan data yang diperoleh yaitu 71,25 persen berjenis kelamin
perempuan dari 80 responden, sedangkan jumlah laki-lakinya adalah 23 orang
atau sebesar 28,75 persen (Tabel 3). Saat ini konsumen restoran Daiji Raamen
lebih banyak didominasi oleh konsumen perempuan. Hal ini dimungkinkan
karena, lokasi Daiji Raamen yang dekat dengan pusat perbelanjaan yang identik
dengan konsumen perempuan.
Tabel 3. Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin
Perempuan
Laki-laki
Total
Jumlah (orang)
57
23
80
Persentase (%)
71,25
28,75
100,00
c. Status Pernikahan
Berdasarkan data yang didapat dari total 80 responden yaitu 92,50 persen
atau 74 orang berstatus belum menikah, sedangkan yang sudah menikah hanya 6
orang atau sebanyak 7,5 persen (Tabel 4). Berdasarkan wawancara kepada
responden yang belum menikah, keputusan pembelian di restoran Daiji Raamen
umumnya dipengaruhi oleh menu yang khas dan ingin coba-coba atau penasaran
serta keakraban antar teman.
Tabel 4. Sebaran Responden Berdasarkan Status Pernikahan
Status Pernikahan
Menikah
Belum Menikah
Total
Jumlah (orang)
6
74
80
Persentase (%)
7,50
92,50
100,00
d. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan responden beragam mulai dari SMP hingga Pasca
Sarjana. Tingkat pendidikan yang paling banyak adalah SMA yaitu berjumlah 52
orang atau sebanyak 65 persen, diikuti Sarjana sebanyak 19 orang atau 23,75
persen. Tingkat pendidikan seseorang akan sangat mempengaruhi pola konsumsi
serta preferensi mereka terhadap suatu produk (makanan). Hal ini menunjukkan
129
bahwa konsumen Daiji Raamen adalah orang yang berpendidikan tinggi yang
terlihat dari prosentase tertinggi adalah mahasiswa dan pelajar yang masih belum
selesai menempuh pendidikan formalnya. Sehingga konsumen restoran Daiji
Raamen lebih responsif terhadap informasi dan dalam pemilihan produk. Secara
lengkap tingkat pendidikan responden Daiji Raamen dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan
SMP
SMA
Diploma
Sarjana
Pasca Sarjana
Total
Jumlah (orang)
2
Persentase (%)
2,50
52
65,00
5
6,25
19
23,75
2
2,50
80
100,00
e. Jenis Pekerjaan
Pekerjaan yang dimiliki responden sebagian besar adalah pelajar atau
mahasiswa sebesar 68,75 persen, diikuti oleh golongan pegawai swasta sebesar
18,75 persen, dengan besar yang sama pegawai wiraswasta dan pegawai negeri
dan BUMN adalah masing-masing 4 orang atau 5 persen, dan terakhir adalah ibu
rumah tangga sebanyak 2 orang atau sebesar 2,5 persen. Hal ini disebabkan letak
restoran yang tidak jauh dengan sekolah atau universitas dan lokasi perkantoran.
Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Jenis Pekerjaan
Pegawai Swasta
Wiraswasta
Pelajar/Mahasiswa
Pegawai Negeri/BUMN
Ibu Rumah Tangga
Total
Jumlah (orang)
15
Persentase (%)
18,75
4
5,00
55
68,75
4
5,00
2
2,50
80
100,00
130
f. Tingkat Pendapatan
Pendapatan merupakan penghasilan yang diperoleh responden dari
pekerjaannya, bagi mahasiswa dan pelajar, penghasilan merupakan uang saku
yang diterimanya setiap bulan. Tingkat pendapatan responden dibagi menjadi
beberapa kelompok interval tertentu. Tingkat pendapatan seseorang akan
mempengaruhi daya beli mereka terhadap suatu produk terutama makanan, karena
makanan adalah salah satu kebutuhan utama seseorang selain tempat tinggal dan
pakaian.
Berdasarkan hasil wawancara menggunakan kuisioner, didapatkan
persentase responden terbesar sebanyak 57,50 persen atau 46 orang dengan
pendapatan
perbulan
sebesar Rp 500.001 – Rp 1.500.000. Disusul dengan
jumlah pendapatan kurang dari Rp 500.000 sebanyak 18,75 persen atau sebanyak
15 orang. Dengan posisi selanjutnya adalah 11 orang atau 13,75 persen dengan
tingkat pendapatan Rp 2.500.001 – Rp 4.000.000. Dan masing-masing 4 orang
atau sebesar 5 persen dengan tingkat pendapatan antara Rp 1.500.001 – Rp
2.500.000 dan tingkat pendapatan lebih dari Rp 4.000.000. Banyaknya responden
yang memiliki pendapatan antara Rp 500.000 – Rp 1.500.000 kemungkinan
disebabkan karena responden yang didapat kebanyakan pelajar dan mahasiswa
yang masih mendapatkan uang jajan dari orang tua mereka. Sebaran responden
berdasarkan tingkat pendapatan dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan
Tingkat Pendapatan
< Rp 500.000
Rp 500.000 – Rp 1.500.000
Rp 1.500.001 – Rp 2.500.000
Rp 2.500.001 – Rp 4.000.000
> Rp 4.000.001
Total
Jumlah (orang)
Persentase (%)
15
18,75
46
57,50
4
5,00
11
13,75
4
5,00
80
100,00
131
6.2. Keragaan Perilaku Pembelian (Proses keputusan Pembelian)
Proses Keputusan Pembelian konsumen restoran Daiji Raamen dimulai
ketika mereka merasakan dan mengenali adanya kebutuhan akan produk tersebut.
Kesadaran akan kebutuhan yang dipenuhi membuat responden mencari produk
yang dapat mengatasi masalah yang mereka rasakan. Saat seperti inilah yang
menjadi kunci keberhasilan kegiatan pemasaran Daiji Raamen. Perusahaan dapat
mendeteksi kapan responden mengenali suatu kebutuhan dan mampu menawarkan
alternatif solusi yang realistis dapat dijalankan dan dikembangkan.
6.2.1. Pengenalan Kebutuhan
Proses keputusan pembelian oleh konsumen restoran Daiji Raamen
dimulai ketika mereka memiliki persepsi atas perbedaan keadaan yang diinginkan
dan situasi aktual yang memadai untuk menggugah dan mengaktifkan keputusan,
proses ini disebut dengan pengenalan kebutuhan. Kebutuhan dapat tercetus oleh
rangsangan internal dan eksternal. Rangsangan internal adalah kebutuhan dasar
yang timbul dari dalam diri seseorang, seperti rasa lapar, haus dan lain sebagainya
yang mencapai titik tertentu dan menjadi dorongan tersebut. Rangsangan eksternal
adalah kebutuhan yang timbul oleh dorongan dari lingkungan diri seseorang.
Tahap pengenalan kebutuhan dimulai dari mendeteksi motivasi atau alasan
responden dalam melakukan pembelian di restoran Daiji Raamen, dan tujuan
berkunjung ke restoran Daiji Raamen. Pada Tabel 8, dapat dilihat sebaran
responden berdarakan motivasi atau alasan utama yang mendasari responden
memilih berkunjung ke Daiji Raamen. Dari Tabel tersebut terlihat bahwa paling
banyak responden mempunyai motivasi untuk mencari menu yang khas yang
dimiliki oleh daiji Raamen, yaitu sebesar 46,25 persen atau sebanyak 37 orang.
Hal tersebut dimungkinkan karena Daiji Raamen merupakan restoran yang
menyediakan menu ramen pertama di Bogor serta ramen yang sangat khas jepang.
Alasan yang lain adalah karena rasa penasaran yang dimiliki konsumen karena
telah diberi informasi oleh kerabatnya. Disini dapat dilihat bahwa proses word of
mouth atau promosi dari mulut ke mulut berjalan sangat efektif sehingga pihak
perusahaan harus tetap mempertahankan dan meningkatkan kinerja sehingga citra
perusahaan tetap baik. Alasan lain yang dipilih oleh responden adalah
132
kenyamanan restoran dan alasan mengantar rekan dengan masing-masing 5 persen
dan 3,75 persen.
Tabel 8. Sebaran Motivasi Responden Memilih Makan di Daiji Raamen
Motivasi
Coba-coba
Tempat Nyaman
Menu Khas
Mengantar
Total
Jumlah (orang)
36
4
37
3
80
Persentase (%)
45,00
5,00
46,25
3,75
100,00
Selain informasi mengenai motivasi kunjungan konsumen, tahap
pengenalan kebutuhan juga memerlukan informasi mengenai manfaat yang dicari
oleh konsumen dalam pembelian di restoran Daiji Raamen. Berdasarkan hasil
olahan kuisioner, terdapat sebanyak 33 responden atau 41,25 persen responden
mendapatkan manfaat makan di Daiji Raamen sebagai makanan selingan.
Sedangkan 26 orang atau 32,50 persen mendapatkan manfaat terjalinnya
keakraban baik dengan teman atau keluarga, dapat dilihat selain menjadi tempat
makan restoran Daiji Raamen juga menjadi tempat yang nyaman untuk berkumpul
dengan keluarga maupun teman.
Terdapat 21 orang responden yang merasakan manfaat pembelian sebagai
makanan utama. Dapat dilihat bahwa sudah cukup banyak responden yang merasa
terbiasa mengkonsumsi ramen sebagai makanan utama dan menu Daiji Raamen
yang sebenarnya bukanlah makanan pokok orang Indonesia, kemungkinan karena
porsi ramen di Restoran Daiji Raamen yang besar sehingga bisa dianggap makan
pokok. Pada Tabel 9, dapat dilihat sebaran responden berdarakan manfaat utama
yang mendasari responden memilih berkunjung ke Daiji Raamen.
Tabel 9. Sebaran Manfaat yang Diperoleh Responden Memilih Berkunjung Ke
Daiji Raamen
Manfaat
Makanan Selingan
Makanan Utama
Keakraban
Total
Jumlah (orang)
33
21
26
80
Persentase (%)
41,25
26,25
32,50
100,00
133
6.2.2. Pencarian Informasi
Tahap kedua setelah pengenalan kebutuhan adalah tahap pencarian
informasi. Setelah konsumen mengetahui motivasi atau alasan dan manfaat yang
dicari, konsumen akan mulai mencari berbagai informasi mengenai restoran, baik
sumber informasi maupun segala aspek yang ada dalam informasi tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 67 orang atau 83,75 persen
konsumen mendapatkan informasi mengenai restoran dari teman dan 10 persen
atau 8 orang konsumen mendapatkan informasi mengenai restoran dari spanduk.
Sedangkan informasi yang didapat dari keluarga adalah sebanyak 4 orang atau 5
persen, dan 1 orang responden atau sebesar 1,25 persen mendapatkan informasi
dari iklan. Hal ini menunjukkan bahwa informasi mengenai restoran masih
banyak dilakukan dengan cara word of mouth (dari mulut ke mulut). Cara seperti
ini diyakini lebih mudah dipercaya oleh konsumen karena adanya pengalaman
yang nyata dari orang lain. Namun juga dapat dilihat bahwa promosi dan
pengiklanan pihak Daiji Raamen masih sangat kecil sehingga perlu diupayakan
lagi. Berikut disajikan sebaran responden berdasarkan perolehan sumber
informasi dalam Tabel 10.
Tabel 10. Sebaran Jumlah Responden Berdasarkan Media yang Mempengaruhi
Keputusan dalam Memilih Daiji Raamen
Sumber Informasi
Keluarga
Teman
Spanduk
Iklan
Total
Jumlah (orang)
4
67
8
1
80
Persentase (%)
5,00
83,75
10,00
1,25
100,00
Setelah mendapatkan informasi mengenai restoran, konsumen akan
mencari informasi lain yang lebih mendalam mengenai aspek-aspek yang menjadi
fokus utama yang terkandung dalam informasi tersebut. Rasa dari makanan yang
ditawarkan oleh Daiji Raamen merupakan hal penting dan menjadi fokus
perhatian utama konsumen dalam informasi yang diperoleh yaitu sebesar 61,25
persen atau sebanyak 49 orang. Perlu terus ditingkatkan dan dipertahankan rasa
dari berbagai menu yang telah ditawarkan Daiji Raamen.
134
Selain itu, 22,50 persen atau sebanyak 18 orang berpendapat lokasi
merupakan hal yang juga penting dan menjadi fokus perhatian utama konsumen
restoran Daiji raamen. Hal mengenai harga dan layanan merupakan fokus
informasi lain yang diperhatikan konsumen dengan besaran persentase masingmasing 15 persen dan 1,25 persen.
Tabel 11. Fokus Utama yang Menjadi Perhatian Konsumen dari Sumber
Informasi
Fokus Utama informasi
Rasa
Harga
Lokasi
Layanan
Total
Jumlah (orang)
49
12
18
1
80
Persentase (%)
61,25
15,00
22,50
1,25
100,00
Berdasarkan alat promosinya, ternyata responden lebih mengetahui
keberadaan Daiji raamen dari papan nama restoran dengan jumlah 40 responden
atau sebesar 50 persen. selanjutnya responden mengetahui keberadaan Daiji
Raamen dari media elektronik seperti internet khususnya jejaring sosial yang kini
populer di internet sebanyak 24 orang atau sebesar 30 persen. Sedangkan untuk
media massa, spanduk, dan brosur merupakan alat promosi yang tidak terlalu
dipertimbangkan konsumen. Terlihat bahwa Daiji Raamen saat ini belum terlalu
gencar dalam mempromosikan produknya melalui media massa. Berikut dapat
dilihat secara lengkap sebaran responden berdasarkan alat promosi pada Tabel 12.
Tabel 12. Sebaran Responden Berdasarkan Alat Promosi yang Paling
Mempengaruhi Keputusan
Alat Promosi
Spanduk
Papan Nama
Media Elektronik
Brosur
Media Cetak
Total
Jumlah (orang)
6
40
24
8
2
80
Persentase (%)
7,50
50,00
30,00
10,00
2,50
100,00
135
6.2.3. Evaluasi Alternatif
Tahapan yang ketiga dalam suatu proses keputusan pembelian adalah
tahap evaluasi alternatif. Pada tahap ini responden menetapkan kriteria-kriteria
yang relevan dengan keinginannya untuk dapat membuat suatu keputusan yang
dirasakan paling bermanfaat untuk memenuhi kebutuhannya. Kriteria ini
dijadikan sebagai pertimbangan awal responden dalam memilih Daiji Raamen.
Pada Tabel 13 disajikan sebaran responden berdasarkan hal yang
dipertimbangkan dalam memilih Daiji Raamen. Dapat dilihat bahwa hal yang
paling mempengaruhi adalah ajakan teman yaitu sebanyak 39 responden atau
48,75 persen. Hal yang dipertimbangkan selanjutnya adalah masalah selera
responden sebanyak 33 orang responden atau 41,25 persen, kriteria yang
dipertimbangkan terakhir adalah lokasi yang strategis bagi responden yaitu dekat
dengan tempat tinggal, kantor, sekolah atau berlokasi strategis sebanyak 8 orang
responden atau sebesar 10 persen.
Tabel 13. Sebaran Responden Berdasarkan Pertimbangan Awal Pemilihan Daiji
Raamen
Pertimbangan Awal
Selera
Teman
Lokasi Strategis
Total
Jumlah (orang)
33
39
8
80
Persentase (%)
41,25
48,75
10,00
100,00
6.2.4. Keputusan Pembelian
Sebaran responden berdasarkan cara memutuskan pembelian di Daiji
Raamen dapat dilihat pada Tabel 14. Berdasarkan hasil dari kuisioner sebanyak 28
responden atau 35 persen menyatakan mereka merencanakan untuk melakukan
pembelian di Daiji Raamen. Sebagian besar menyatakan memutuskan membeli
ramen di restoran Daiji Raamen karena merasa mempunyai pengalaman yang baik
tentang ramen di Daiji Raamen dan juga mendapatkan rekomendasi dari teman
mereka.
Pembelian yang dilakukan secara tidak terencana atau mendadak
dilakukan oleh 27 responden. Sebagian besar menyatakan memutuskan membeli
di Daiji Raamen karena sedang melintas dan melihat papan nama di perjalanan.
136
Hal ini mengindikasikan bahwa responden merasa ingin tahu atau penasaran, dan
mencoba berkunjung ke Daiji Raamen.
Terdapat 25 responden yang menyatakan cara memutuskan pembeliannya
karena tergantung situasi. Situasi dapat memberikan pengaruh yang kuat dalam
perilaku konsumen. Pengaruh situasi ini dapat timbul dari pengaruh fisik (lokasi,
tata ruang, suara, warna), lingkungan sosial (orang lain), waktu atau momen, tugas
(tujuan dan sasaran), serta keadaan dan suasana hati (kondisi sementara
konsumen). Situasi dalam hal ini misalnya adalah adanya paket diskon yang
diberikan Daiji Raamen pada pukul 14.00 samapai pukul 16.00 sebesar 15 persen,
juga terdapat promo mengumpulkan stempel Daiji Ramen yang dapat ditukar
dengan satu menu pilihan gratis.
Tabel 14. Sebaran Responden Berdasarkan Cara Memutuskan Pembelian
Niat Pembelian
Terencana
Mendadak
Situasi
Total
Jumlah (orang)
28
27
25
80
Persentase (%)
35,00
33,75
31,25
100,00
6.2.5. Perilaku Pasca Pembelian
Tahap terakhir dari tahap pengambilan keputusan pembelian konsumen
adalah perilaku pasca pembelian. Setelah melakukan pembelian, responden akan
mengevaluasi apakah hasil yang diperoleh dari pembelian produk tersebut
memuaskan atau tidak. Keyakinan dan sikap pada tahap ini akan mempengaruhi
niat pembelian selanjutnya dimasa mendatang. Berdasarkan sebaran responden
berdasarkan sikap pasca pembelian (Tabel 15), sebanyak 74 responden atau 92,50
persen menyatakn puas dan 6 orang responden atau 7,50 persen responden
menyatakan tidak puas. Responden yang merasa puas diharapkan akan menjadi
pelanggan yang loyal dan akan melakukan pembelian ulang. Selain itu, responden
yang merasa puas diharapkan akan menjadi informan bagi calon konsumen
berikutnya.
137
Tabel 15. Sebaran Responden Berdasarkan Kepuasan Pasca Pembelian
Konsumen Daiji Raamen
Kepuasan Konsumen
Puas
Tidak Puas
Total
Jumlah (orang)
74
6
80
Persentase (%)
92,50
7,50
100,00
Tabel 16. Perilaku Konsumen Pasca Pembelian Apabila Harga Jual Yang
Ditawarkan Daiji Raamen Mengalami Kenaikan
Sikap Responden
Pindah Restoran
Mengurangi frekuensi
Tetap Membeli
Total
Jumlah (orang)
9
51
20
80
Persentase (%)
11,25
63,75
25,00
100,00
Perilaku setelah pembelian apabila harga jual yang ditawarkan Daiji
Raamen mengalami kenaikan dapat dilihat pada Tabel 16. Sejumlah 51 orang
responden atau sebesar 63, 75 persen menyatakan bahwa mereka akan tetap
membeli ramen dengan mengurangi frekuensi pembelian, dan sebesar 20
responden tidak terpengaruh oleh kebijakan tersebut, sedangkan 9 orang
responden atau sebesar 11,25 persen menyatakan pindah ke restoran lain. Dari
hasil ini dapat dilihat bahwa kebanyakan konsumen Daiji Raamen merupakan
konsumen yang setia.
6.2.6. Rangkuman Hasil Proses Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil penelitian untuk proses keputusan pembelian, konsumen
Daiji Raamen secara keseluruhan merupakan konsumen yang pada tahap
pengenalan kebutuhannya memiliki motivasi melakukan pembelian di Daiji
Raamen karena menu yang khas dan unsur coba-coba serta manfaat makanan
selingan yang diperoleh saat melakukan pembelian di Restoran Daiji Raamen.
Untuk tahap pencarian informasi, secara keseluruhan konsumen Restoran Daiji
Raamen memperoleh informasi mengenai restoran dari teman dan rasa adalah
fokus utama konsumen dari sumber informasi tersebut. Konsumen restoran Daiji
Raamen menganggap alat promosi yang paling dianggap atau mempengaruhi
proses keputusan adalah papan nama restoran.
138
Tahap keputusan pembelian, konsumen Restoran Daiji Raamen melakukan
pembelian secara terencana. Secara keseluruhan, konsumen Restoran Daiji
Raamen merasakan kepuasan setelah mengkonsumsi makanan dari Restoran Daiji
Raamen, dan apabila ada peningkatan harga konsumen akan mengurangi
frekuensi pembelian.
139
VII FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN
KONSUMEN RESTORAN DAIJI RAAMEN
Analisis faktor digunakan untuk mereduksi sejumlah variabel yang akan
membentuk sejumlah faktor yang lebih sedikit daripada variabel yang
sebelumnya. Data yang digunakan untuk analisis ini adalah persepsi responden
yang diperoleh dari kuisioner yang disebarkan kepada responden yang sedang
berkunjung ke Daiji Raamen serta melalui jejaring sosial Restoran Daiji Raamen.
Skala yang digunakan dalam analisis ini adalah skala Likert yang berada diantara
skala 1 (satu) untuk sangat tidak penting sampai skala 5 (lima) untuk sangat
penting.
7.1 Analisis Faktor yang Dipertimbangkan Konsumen Daiji Raamen
Multikolinieritas cenderung dihindari dalam regresi ganda (multiple
regression), sebaliknya dalam analisis faktor diinginkan. Bahkan analisis faktor
tidak dapat dilakukan jika tidak terdapat multikolinieritas. Multikolinieritas adalah
korelasi
antarvaribel.
Pada
bagian
Correlation
Matrix
(Lampiran
1.),
diperlihatkan koefisien korelasi antar variabel. Korelasi antarvariabel yang sama
(misalnya X1 dan X1), yang nilainya 1,000 tidak perlu diperhatikan. Karena
variabel-variabel tersebut dikorelasikan “dengan dirinya sendiri”. Yang perlu
diperhatikan adalah korelasi antarvariabel yang berbeda. Dari Correlation Matrix
dapat diketahui adanya multikolinieritas karena antarvariabel saling berkorelasi.
Tes KMO and Barleet adalah kesimpulan tentang layak tidaknya analisis
faktor dilakukan, baru sah secara statistik dengan menggunakan uji KMOMeasure of adequency (perhitungan kecukupan sampel) dan Tes Barlett of
Speciracity-kebulatan (Simamora 2005). Adapun hasil Tes KMO and Barlett,
angka KMO-MSA dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17.
Tes KMO dan Barlett pada Analisis Faktor-Faktor yang
Dipertimbangkan Konsumen Restoran Daiji Raamen
Kaiser Meyer Olkin-perhitungan kecukupan sampel
Tes Kebulatan Bartlett
Pendekatan Chi-Square
Derajat bebas
0,826
777,914
210
140
Kaiser Meyer Olkin-perhitungan kecukupan sampel
0,826
Tes Kebulatan Bartlett
Pendekatan Chi-Square
777,914
Derajat bebas
210
Signifikansi
0,000
Berdasarkan Tabel 17. diatas, angka KMO-MSA mencapai 0,823 maka
dapat dikatakan bahwa variabel asal mempunyai pengaruh terhadap keputusan
pembelian oleh konsumen Daiji Raamen. Pernyataan tersebut didukung oleh nilai
signifikasi pada uji Barleet sebesar 0,000. Nilai tersebut kurang dari 0,05 yang
artinya variabel asal secara signifikan untuk menganalisis faktor-faktor yang
dipertimbangkan konsumen Daiji Raamen (tolak H0). Oleh karena itu, variabel
awal ini dapat dianalisis untuk mengetahui variabel mana saja yang harus
dikeluarkan. Proses analisis yang dilakukan adalah dengan mengeluarkan variabel
yang memiliki nilai MSA dibawah 0,5 dari 21 variabel. Namun pada penelitian ini
semua variabel memiliki nilai MSA di atas 0,5 sehingga tidak ada variabel yang
dikeluarkan.
Pada lampiran 2, Tabel Anti Image Matrice, pada Anti Image Correlation,
nilai variabel pada angka bertanda a (arah diagonal dari kiri atas ke kanan bawah).
Dari hasil output tidak ditemukan variabel yang memiliki MSA yang lebih kecil
dari 0,5.
Analisis deskriptif memberikan gambaran tentang data yang dimiliki.
Dalam mendeskripsikan data, dapat digunakan berbagai cara. Pada analisis faktor,
gambaran diberikan melalui rata-rata dan standar deviasi setiap variabel. Dengan
melihat rata-rata skala tiap variabel dapat dilihat kepentingan variabel itu
dipertimbangkan oleh responden. Skala yang digunakan adalah skala Likert,
dengan nilai 1 = sangat tidak penting, 2 = tidak penting, 3 = cukup penting, 4 =
penting, 5 = sangat penting. Berikut disajikan mean tiap variabel dalam Tabel 18.
Rata-rata semua variabel adalah diatas empat yang berarti menurut
responden variabel itu penting diperhatikan, namun ada tiga variabel yang
memiliki nilai rata-rata kurang dari 4. Variabel itu adalah pengaruh keluarga
dengan rata-rata 3,16, variabel pengaruh teman 3,79, dan pendingin ruangan
sebesar 3,90. Variabel yang mendekati nilai 3 dirasa cukup penting bagi
responden, namun pada dua variabel pengaruh teman dan pendingin ruangan
sudah mendekati skala 4 maka dapat dikatakan dianggap penting bagi responden.
141
Tabel 18.
Nilai Rata-rata dan Standar Deviasi Tiap Variabel yang
Dipertimbangkan Konsumen Restoran Daiji Raamen
Variabel
Rata-rata
Std. Deviasi
Iklan
4,04
0,863
Promosi
4,20
0,833
Penyajian
4,49
0,656
Keluarga
3,16
0,934
Teman
3,79
0,852
Perhatian Pramusaji
4,16
0,849
Harga
4,34
0,841
Pembayaran
4,18
0,792
Dekorasi
4,53
0,675
Musik
4,13
0,769
Keramahan
4,63
0,603
Rasa
4,73
0,573
Aroma
4,54
0,674
Pendingin
3,90
0,836
Akses
4,24
0,815
Keamanan
4,60
0,608
Parkir
4,21
0,774
Porsi
4,20
0,753
Menu
4,49
0,656
Kecepatan
4,45
0,673
Kebersihan
4,71
0,532
Variabel yang memiliki nilai rata-rata tertinggi adalah variabel rasa dengan
nilai rata-rata 4,73. Rasa adalah tingkat kelezatan sebuah masakan. Responden
memberikan penilaian dengan skala yang besar pada variabel rasa makanan yang
disajikan Daiji Raamen.
Variabel berikutnya adalah kebersihan ruangan dengan nilai rata-rata
sebesar 4,71. Kebersihan ruangan dianggap penting karena kenyamanan
142
pengunjung ditentukan oleh kebersihan ruangan. Kebersihan ruangan sangat
diperhatikan oleh pihak manajemen Daiji Raamen dengan selalu memeriksa dan
membersihkan seluruh ruangan sebelum membuka restoran, saat sedang tidak
ramai pengunjung, dan ketika pengunjung selesai menyantap makanan. Sehingga
ketika pengunjung datang kembali, ruangan sudah bersih dan tidak mengganggu
kenyamanan para pengunjung saat menyantap makanan dan minuman.
Variabel yang menempati urutan ketiga adalah variabel keramahan dan
kesopanan pramusaji dengan nilai 3,63. Keramahan dan kesopanan pramusaji
merupakan hal yang dianggap penting oleh konsumen. Responden yang
menyatakan keramahan atau layanan pramusaji di Daiji Raamen sangat baik,
karena komitmen yang dimiliki oleh perusahaan ini adalah “Di Daiji Raamen
kami berkomitmen untuk memikat pelanggan kami melalui ketulusan dan
keramahan pada pelayanan kami”. Komitmen ini harus menjadi janji yang
dipegang teguh oleh seluruh karyawan Daiji Raamen, dan dijalankan sepenuh hati
selama bekerja melayani pengunjung restoran.
Variabel keempat adalah variabel keamanan pangan dengan nilai rata-rata
4,60. Keamanan yang dimaksud adalah keamanan pangan yang disajikan dalam
ramen Daiji Raamen. Saat ini memang belum ada sertifikat halal dari Majelis
Ulama Indonesia (MUI), karena proses yang dianggap rumit dan biaya yang
mahal dan menurut pihak manajemen belum sebanding dengan apa yang akan
diterima oleh Daiji Raamen. Namun pihak Daiji Raamen telah memastikan bahwa
semua produk yang digunakan adalah produk-produk yang halal.
Variabel kelima adalah aroma ramen dengan nilai rata-rata 4,54.
Responden memilih untuk mengkonsumsi ramen di Daiji Raamen karena aroma
ramen yang mengundang selera makan konsumen. Sehingga membuat konsumen
ingin kembali berkunjung ke Daiji Raamen dikemudian hari.
Adapun nilai respon faktor-faktor yang dipertimbangkan responden dapat
dilihat pada Tabel 19. Tabel tersebut merupakan rangkuman hasil penelitian untuk
seluruh variabel yang dipertimbangkan responden, dapat dilihat pada lampiran1.
Communalities menyatakan varians atau keragaman setiap variabel yang
dijelaskan oleh faktor-faktor yang diekstrak.
143
7.2. Faktor (Komponen) Utama pada Keputusan Pembelian Oleh Konsumen
Daiji Raamen
Pengolahan data terhadap 21 variabel asal dengan menggunakan Analisis
Faktor metode ekstraksi Komponen Utama, menghasilkan enam komponen yang
mampu menerangkan keragaman data sebesar 68,675 persen. Pengelompokan
variabel asal ke dalam Komponen Utama dilihat dari nilai loading atau nilai
korelasi yang dipilih berdasarkan angka mutlak terbesar. Nilai loading atau nilai
korelasi dari hasil rotasi orthogonal varimax yang dilakukan terhadap 21 variabel
asal pada Analisis Faktor. Adapun enam Komponen Utama yang dipertimbangkan
oleh Konsumen di Restoran Daiji Raamen dapat dilihat pada Tabel 20.
7.2.1. Komponen (Faktor) Utama Pertama
Varibel penciri Komponen Utama pertama tersusun atas 7 variabel,
diantaranya kemudahan pembayaran (X8), perhatian pramusaji (X6), bentuk
penyajian makanan (X3), harga yang ditawarkan (X7), keramahan dan kesopanan
pramusaji (X11), dekorasi atau penataan ruangan restoran (X9), serta alunan
musik yang diputar di restoran (X10). Ketujuh variabel tersebut saling berkorelasi
positif dan mampu menerangkan keragaman data Komponen Utama sebesar
15,581 persen. Komponen Utama pertama ini dinamai dengan Pelayanan dan
Harga.
Harga merupakan hal yang dianggap sangat penting. Terdapat 42 orang
responden atau sebesar 52,5 persen yang menyatakan harga merupakan hal yang
sangat penting untuk dipertimbangkan dalam pembelian di Daiji Raamen. Ratarata skala Likert dari variabel harga adalah sebesar 4,34 atau pada skala penting.
Daiji Raamen memberikan kemudahan dalam cara pembayaran, tidak
hanya menerima pembayaran secara tunai pada tanggal 6 Desember Daiji Ramen
menerima pembayaran non tunai melalui debit beberapa bank terkemuka. Dari
hasil pengisian kuisioner oleh responden sebanyak 38,75 persen menyatakan
penting dan 36,25 persen menyatakan sangat penting dengan rata-rata skala adalah
4,18 yang berarti penting bagi responden.
144
Perhatian pramusaji serta keramahan dan kesopanan pramusaji, masingmasing memiliki skala rata-rata 4,16 dan 4,63. Terdapat 41,25 persen responden
yang menyatakan bahwa pengaruh pramusaji sangat penting atau memberi skala
5, sedangkan untuk keramahan dan kesopanan pramusaji terdapat 70 persen
responden menyatakan sangat penting. Responden yang menyatakan keramahan
atau layanan pramusaji di Daiji Raamen sangat baik, karena memang komitmen
yang dimiliki oleh perusahaan ini adalah “Di Daiji Raamen kami berkomitmen
untuk memikat pelanggan kami melalui ketulusan dan keramahan pada pelayanan
kami”. Komitmen ini menjadi janji yang dipegang teguh oleh seluruh karyawan.
Tabel 19. Enam Komponen Utama yang Dipertimbangkan Konsumen Restoran
Daiji Raamen
Komponen Utama
Variabel
Nilai Muatan
Kemudahan Pembayaran
Perhatian Pramusaji
Bentuk Penyajian
Harga Ramen
Keramahan dan Kesopanan
Pramusaji
Penataan Ruangan Restoran
Alunan Musik
0,752
0,673
0,658
0,633
0,606
Kebersihan
Kecepatan Penyajian
Keamanan Pangan
0,765
0,739
0,689
Keragaman Menu
0,584
Pendingin Ruangan
Kemudahan Akses Lokasi
0,823
0,739
Areal Parkir
Aroma
0,668
0,735
Rasa
Porsi
0,695
0,503
Promosi
Promosi
Iklan
0,837
0,777
Pengaruh Eksternal
Keluarga
Teman
0,754
0,718
Pelayanan dan Harga
Proses dan Keragaman
Menu
Akses dan Fasilitas
Restoran
Atribut Ramen
0,604
0,434
145
Variabel selanjutnya adalah bentuk penyajian dengan 57,5 persen
responden menyatakan sangat penting. Bentuk penyajian makanan yang dilakukan
Daiji Raamen adalah dalam keadaan panas dengan mangkok keramik besar yang
dilengkapi dengan sumpit dan sendok.
Penataan ruangan bagi 62,5 persen responden merupakan hal yang sangat
penting untuk dipertimbangkan. Penataan ruangan yang dilakukan Daiji Raamen
adalah penataan gaya jepang dengan kitchen yang berada di ruangan yang sama
dengan tempat duduk konsumen, berbagai hiasan khas jepang seperti layanglayang yang berbentuk ikan, lukisan jepang, serta lampion-lampion jepang.
hiasan-hiasan tersebut sangat mendukung dekorasi atau penataan ruangan yang
disesuaikan dengan menu yang ditawarkan yaitu berbagai makanan khas jepang.
Penataan ruangan ini membuat konsumen menjadi betah dan tertarik untuk
berkunjung.
Alunan musik juga disesuaikan dengan dekorasi ruangan, sehingga musik
yang diputar adalah lagu-lagu yang berbahasa jepang. Terdapat 43,75 persen
menyatakan alunan musik penting, variabel ini memiliki rata-rata skala sebesar
4,13. Namun dari beberapa saran yang didapat dari responden, responden
mengeluhkan pilihan lagu jepang yang kurang popular untuk saat ini. Karena
sebesar 68,75 persen responden adalah pelajar dan mahasiswa maka pilihan lagu
yang sesuai bagi mereka adalah pilihan lagu dengan genre pop atau yang biasa
disebut J-pop.
7.2.2. Komponen (Faktor) Utama Kedua
Varibel penciri Komponen Utama kedua
tersusun atas 4 variabel,
diantaranya kebersihan (X21), kecepatan penyajian (X20), keamanan pangan
(X16), dan keragaman menu (X19). Keempat variabel tersebut saling berkorelasi
positif dan mampu menerangkan keragaman data Komponen Utama sebesar
13,082 persen. Komponen Utama kedua ini dinamai dengan Proses dan
Keragaman Menu.
Kebersihan merupakan hal yang sangat penting bagi konsumen terbukti
dengan 75 persen responden menyatakan kebersihan merupakan variabel yang
sangat penting untuk dipertimbangkan konsumen Daiji Raamen. Kebersihan dapat
146
mencerminkan kesan bahwa makanan dan minuman yang ditawarkan sehat untuk
dikonsumsi serta dapat mempengaruhi selera makan konsumen.
Kecepatan penyajian menjadi hal yang perlu diperhatikan, terlebih apabila
konsumen merupakan para karyawan yang sedang istirahat makan siang dan akan
segera kembali ke kantornya. Perlu dilakukan persiapan untuk penyajian makanan
sehingga akan dibutuhkan waktu yang lebih singkat sehingga konsumen tidak
perlu menunggu waktu yang cukup lama. Terdapat 56,25 menyatakan kecepatan
dalam penyajian merupakan hal yang sangat penting untuk dipertimbangkan
dalam pembelian.
Keamanan Pangan penting dalam menjamin pangan yang aman dan layak
dikonsumsi. Menurut Undang-Undang Pangan, keamanan pangan diartikan
sebagai kondisi atau upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari
kemungkinan cemaran biologic, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu,
merugikan dan membahayakan kesehatan. Dalam Undang-Undang Pangan
tersebut terlihat jelas bahwa keamanan pangan terkait langsung dengan kesehatan
manusia, yang dapat terjadi sebagai akibat cemaran biologi& seperti bakteri,
virus, parasit dan cendawan, pencemaran kimia seperti pestisida, vaksin (racun)
dan logam berat serta pencemaran fisik seperti radiasi.
Keamanan
pangan
merupakan
hal
yang
sangat
penting
untuk
dipertimbangkan konsumen, terdapat 66,25 persen responden yang menyatakan
demikian. Keamanan yang dimaksud adalah keamanan pangan yang disajikan
dalam ramen pada Daiji Raamen. Saat ini memang belum ada sertifikat halal dari
Majelis Ulama Indonesia (MUI), karena proses yang dianggap rumit dan biaya
yang mahal dan menurut pihak manajemen belum sebanding dengan apa yang
akan diterima Daiji Raamen. Namun pihak Daiji Raamen telah memastikan
bahwa semua produk yang digunakan adalah produk-produk yang halal. Namun
perlu adanya upaya pihak manajemen Daiji Raamen untuk mendaftarkan
restorannya untuk mendapatkan sertifikat halal MUI, karena sebagian besar
penduduk Bogor dan Indonesia pada umumnya adalah beragama islam.
Keragaman menu yang ditawarkan oleh Daiji Raamen merupakan hal
yang sangat penting dipertimbangkan oleh konsumen. Keragaman menu dapat
menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih tempat makan atau restoran
147
untuk mengurangi kebosanan terhadap makanan tertentu ketika berkunjung
kembali ke suatu restoran. Berdasarkan sebaran responden mengenai keragaman
menu, sebesar 57,5 persen responden menyatakan sangat penting dengan rata-rata
skala variabel ini adalah 4, 49 yang berarti lebih dari skala penting yaitu 4
(empat).
7.2.3. Komponen (Faktor) Utama Ketiga
Variabel penciri Komponen Utama ketiga tersusun atas 3 variabel,
diantaranya pendingin ruangan (X14), kemudahan akses lokasi (X15), dan areal
parkir restoran (X17). Ketiga variabel tersebut saling berkorelasi positif dan
mampu menerangkan keragaman data Komponen Utama sebesar 12,307 persen.
Komponen Utama ketiga ini dinamai dengan Akses dan Fasilitas Restoran.
Variabel pertama dari Komponen Utama ketiga adalah pendingin ruangan.
Jam sibuk pengunjung di Daiji Raamen adalah saat makan siang dan makan
malam. Suhu siang hari di jalan Pajajaran Indah, Bogor cenderung sangat panas
terlebih di Daiji Shop yang bercampur dengan kitchen menambah suhu ruangan
yang semakin panas. Sehingga pertimbangan adanya pendingin ruangan sangat
diperhatikan oleh konsumen. Saat ini di Daiji Raamen terdapat beberapa kipas
angin, namun belum terdapat AC hal ini dikarenakan restoran Daiji Raamen yang
terbuka yang tidak memungkinkan dipasang AC. Namun pemasangan kipas angin
dirasa sudah cukup membantu mendinginkan suhu ruangan saat ini. Berdasarkan
sebaran responden mengenai kepentingan pendingin ruangan, sebesar 40 persen
responden menyatakan penting dengan rata-rata skala variabel ini adalah 3,90
yang berarti lebih dari skala cukup penting yaitu 3 dan mendekati skala penting.
Kemudahan akses lokasi restoran menjadi pertimbangan konsumen dalam
memilih tempat untuk makan. Lokasi yang strategis seperti dekat dengan
perkantoran, sekolah, perumahan, dan universitas dapat menjadi pertimbangan
konsumen untuk berkunjung ke Daiji Raamen. Berdasarkan hasil sebaran
responden mengenai kepentingan kemudahan akses lokasi restoran, sebesar 47,5
persen responden menyatakan sangat penting dengan rata-rata skala variabel ini
adalah 4,24 yang berarti lebih dari skala penting.
Tempat parkir yang memadai juga menjadi bahan pertimbangan konsumen
dalam memilih tempat makan. Konsumen yang memiliki dan membawa
148
kendaraan pribadi seperti mobil atau motor lebih menyukai lahan parkir yang luas.
Berdasarkan hasil sebaran responden mengenai fasilitas areal parkir, sebesar 41,3
persen responden menyatakan sangat penting dan 40 persen responden
menyatakan penting dengan rata-rata skala variabel ini adalah 4,21 yang berarti
lebih dari skala penting (4).
7.2.4. Komponen (Faktor) Utama Keempat
Variabel penciri Komponen Utama keempat tersusun atas 3 variabel,
diantaranya aroma ramen (X13), rasa ramen (X12), dan porsi ramen (X18).
Ketiga variabel tersebut saling berkorelasi positif dan mampu menerangkan
keragaman data Komponen Utama sebesar 10,034 persen. Komponen Utama
keempat ini dinamai dengan Atribut Ramen.
Aroma ramen merupakan bau wangi yang timbul dari bahan makanan
untuk membuat ramen. Aroma ini berasal dari kaldu dan kuah serta sayuran yang
ada dalam ramen. Aroma merupakan salah satu parameter yang mempengaruhi
daya terima konsumen. Berdasarkan hasil sebaran responden mengenai
kepentingan aroma, sebesar 65 persen responden menyatakan sangat penting
dengan rata-rata skala variabel ini adalah 4,54 yang berarti lebih dari skala penting
yaitu 4.
Cita rasa dinilai penting dimata responden. Cita rasa yang enak dapat
mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian terhadap menu ramen di
Daiji Raamen. Berdasarkan hasil sebaran responden mengenai kepentingan
aroma, sebesar 81,3 persen responden menyatakan sangat penting dengan rata-rata
skala variabel ini adalah 4,73 yang berarti lebih dari skala penting yaitu 4, bahkan
hampir mendekati skala sangat penting (5).
Ukuran atau porsi ramen merupakan salah satu variabel yang dapat dinilai
dalam mempersepsikan mutu suatu produk. Besar porsi adalah seberapa banyak
makanan yang dihidangkan. Cukup atau tidaknya porsi yang disajikan tergantung
dari karakteristik konsumen yang mengkonsumsinya. Berdasarkan hasil sebaran
responden mengenai kepentingan aroma, sebesar 40 persen responden
menyatakan sangat penting dengan rata-rata skala variabel ini adalah 4,20 yang
berarti lebih dari skala penting yaitu 4.
149
7.2.5. Komponen (Faktor) Utama Kelima
Variabel penciri Komponen Utama kelima tersusun atas 2 variabel,
diantaranya promosi (X2), dan iklan
(X1). Kedua variabel tersebut saling
berkorelasi positif dan mampu menerangkan keragaman data Komponen Utama
sebesar 9,143 persen. Komponen Utama kelima ini dinamai dengan promosi.
Iklan dan promosi mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen
Daiji Raamen. Sebanyak 47,5 persen responden merasa iklan adalah variabel
penting yang dipertimbangkan, sedangkan untuk promosi masing-masing sebesar
41,25 persen menyatakan penting dan sangat penting untuk dipertimbangkan
dalam pembelian.
7.2.6. Komponen (Faktor) Utama Keenam
Variabel penciri Komponen Utama keenam tersusun atas 2 variabel,
diantaranya pengaruh keluarga (X4), dan pengaruh teman (X5). Kedua variabel
tersebut saling berkorelasi positif dan mampu menerangkan keragaman data
Komponen Utama sebesar 8,258 persen. Komponen Utama kelima ini dinamai
dengan pengaruh eksternal.
Informasi dari mulut ke mulut yang bersumber dari teman merupakan
bentuk promosi yang cukup cepat dan efektif untuk mempromosikan Daiji
Raamen. Sebesar 45 persen responden menyatakan penting, 31,3 persen cukup
penting, dan 20 persen responden menyatakan sangat penting. Demikian pula
dengan pengaruh keluarga yang mempengaruhi keputusan pembelian ke Daiji
raamen. Sebesar 48,8 persen responden menyatakan bahwa pengaruh keluarga
cukup penting, 22,5 persen menyatakan penting, dan 20 persen responden
menyatakan sangat penting.
7.3. Implikasi Bauran Pemasaran Restoran Daiji Raamen
Tedapat enam Komponen Utama berdasarkan hasil analisis faktor, keenam
faktor tersebut berkaitan dengan bauran pemasaran, artinya sebagai perangkat alat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan
pemasarannya di pasar sasaran (Kotler 2002). Bauran pemasaran diklasifikasikan
150
menjadi empat kelompok yang disebut empat P (product, price, promotion, place)
dalam pemasaran. Dalam perkembangannya, untuk layanan jasa dikenal juga
istilah 7 P dimana 4 P pertama adalah Product, Price, Place, dan Promotion.
Untuk 3 P yang selanjutnya adalah Bukti Fisik (Physical Evidence), Proses
(Process) dan Orang (People).
a. Produk (product)
Dari keenam Komponen Utama yang telah diperoleh dari Faktor Analisis,
terdapat dua Komponen Utama yang berkaitan dengan produk. Komponen
tersebut yaitu Komponen Utama Kedua (Proses dan Keragaman Menu) dan
Komponen Utama Keempat (Atribut Ramen). Faktor Atribut Produk terdiri dari
kebersihan, kecepatan penyajian, keamanan pangan, serta keragaman menu.
Faktor Atribut Ramen terdiri dari variabel rasa, aroma, dan besar porsi ramen.
Strategi yang disarankan untuk faktor atribut produk adalah dengan
meningkatkan keamanan pangan ramen Daiji Raamen dengan mendaftarkan
produk guna memperoleh sertifikat Halal MUI, hal ini karena ramen bukan
merupakan makanan asli Indonesia dan dari negara asalnya biasanya bukan
merupakan makanan halal dan disamping itu mayoritas dari penduduk Indonesia,
Bogor khususnya adalah beragama Islam. Dengan mendapatkan serifikat Halal
dari MUI maka para konsumen akan mendapatkan keamanan pangan yang
terjamin dan kemungkinan calon konsumen yang masih ragu akan semakin
tertarik dan memutuskan menjadi konsumen. Strategi selanjutnya adalah dengan
menambah
keragaman
menu
yang
ditawarkan,
serta
terus
berinovasi
menampilkan menu-menu variasi dari Daiji Raamen.
Faktor yang kedua adalah Atribut Ramen, yang terdiri dari rasa, aroma,
dan porsi. Strategi yang disarankan adalah dengan terus mempertahankan kualitas
rasa dan aroma yang saat ini sudah dianggap baik oleh konsumen. Sedangkan
untuk porsi, porsi yang diberikan oleh Daiji Raamen sudah dianggap memuaskan
sehingga manajemen Daiji Raamen harus tetap bisa mempertahankannya.
b. Harga (price)
Komponen Utama yang berhubungan dengan strategi harga adalah Faktor
harga itu sendiri. Strategi harga yang diterapkan oleh Daiji Raamen saat ini adalah
151
dengan memberikan potongan harga sebesar 15 persen dari harga normal pada
jam setelah makan siang yaitu pada pukul 14.00 sampai 16.00 di luar hari libur
dan Hari Sabtu serta Minggu. Strategi ini sebaiknya terus dipertahankan karena
sebagian besar konsumen adalah pelajar dan mahasiswa yang masih sangat
terpengaruh oleh perubahan harga. Bila dimungkinkan diberikan diskon harga
khusus bagi pelajar dan mahasiswa.
c. Promosi (promotion)
Terdapat dua Faktor yang berkaitan dengan strategi promosi yaitu
Komponen Utama Keenam (promosi) dan Komponen Utama Ketujuh (pengaruh
eksternal). Faktor promosi terdiri dari dua variabel yaitu: variabel promosi dan
iklan. Faktor eksternal juga terdiri dari dua variabel yaitu pengaruh teman dan
pengaruh keluarga.
Promosi sangat penting dalam memperkenalkan produk ke masyarakat
luas. Sebagai suatu usaha yang bergerak di bidang jasa boga, restoran juga harus
selalu mempromosikan produk atau restorannya kepada masyarakat umum,
terutama pada target pasar restoran. Promosi yang telah dilakukan oleh pihak
Daiji Raamen adalah dengan memberikan takjil gratis untuk berbuka puasa pada
bulan Ramadhan, serta pengumpulan kupon yang dapat ditukar dengan satu menu
pilihan konsumen. Strategi promosi iklan dapat dilakukan dengan memasang iklan
pada berbagai media massa cetak seperti majalah dan surat kabar, media
elektronik misalnya internet. Promosi di internet bisa dilakukan melalui
mengiklankan pada akun jejaring sosial yang kini sedang marak di kalangan
masyarakat.
Promosi tidak hanya dilakukan melalui media massa, akan tetapi juga
dapat melalui orang atau mulut ke mulut (word of mouth). Media ini biasanya
sangat efektif dan dapat berdampak positif bagi pihak Daiji Raamen. Akan tetapi
juga sangat berisiko karena seseorang akan menyampaikan informasi sesuai
dengan apa yang dirasakannya. Strategi ini mewakili pengaruh eksternal teman
dan keluarga. Agar strategi promosi melalui word of mouth dapat berjalan dengan
baik pihak Daiji Raamen harus bisa mempertahankan dan meningkatkan kualitas
produk maupun layanannya.
152
d. Tempat (place)
Faktor yang berhubungan dengan strategi tempat adalah faktor akses
lokasi restoran. Berdasarkan saran yang diperoleh dari pengumpulan kuisioner
responden, para konsumen menyarankan dibukanya cabang Daiji Raamen. Saat
ini Daiji Raamen hanya memiliki satu cabang yaitu yang terletak di Jalan
Sudirman No 11-13 Bogor.
e. People
Merupakan strategi yang berkaitan dengan seluruh orang atau semua
karyawan yang berkaitan dengan produk mulai dari persiapan hingga produk siap
disajikan pada konsumen. Strategi yang telah dilakukan adalah dengan
memberikan training kepada karyawan-karyawan baru dan memiliki komitmen
perusahaan, yaitu “Di Daiji Raamen kami berkomitmen untuk memikat pelanggan
kami melalui ketulusan dan keramahan pada pelayanan kami”. Komitmen ini
harus menjadi janji yang dipegang teguh oleh seluruh karyawan Daiji Raamen,
dan dijalankan sepenuh hati selama bekerja melayani pengunjung restoran.
Kerapihan dan kebersihan para karyawan juga harus dipelihara, pihak manajemen
Daiji Raamen memberikan seragam khusus bagi para karyawan agar terlihat
bersih dan rapi.
f. Proses
Proses adalah urutan pelaksanaan atau semua prosedur aktual, mekanisme,
dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan produk kepada
konsumen. Proses yang baik akan memberikan produk yang baik sesuai dengan
apa yang diharapkan konsumen dan sampai ke tangan konsumen tepat waktu. Perlu
diadakan training sehingga para karyawan mampu menjalankan proses sesuai
dengan apa yang telah ditetapkan dan merupakan standar operasi pihak Daiji
Raamen.
153
g. Bukti Fisik (physical evidence)
Faktor yang terkait dengan strategi bukti fisik adalah Faktor Pelayanan dan
Faktor Fasilitas Restoran. Faktor Pelayanan terdiri dari variabel kemudahan
pembayaran, pengaruh pramusaji, penataan ruangan (dekorasi), dan alunan musik.
Faktor Fasilitas terdiri dari pendingin ruangan dan areal parkir.
Strategi yang telah dilakukan oleh Daiji raamen untuk kemudahan
pembayaran adalah dengan menyediakan pembayaran non tunai menggunakan
kartu debit beberapa bank ternama di Indonesia. Sedangkan untuk dekorasi
ruangan, tata ruang semuanya adalah bertema Jepang dengan segala budayanya.
Namun untuk momen tertentu misal hari besar Keagamaan suasana restoran akan
disesuaikan dengan momen tersebut misalnya pada momen Idul Fitri, Natal, serta
Tahun Baru. Untuk pemutaran musik, musik pilihan Daiji Raamen menurut para
responden dalam kolom saran masih kurang modern dan belum mengikuti tren
musik di Jepang, sehingga disarankan untuk lebih memperbarui koleksi lagu yang
akan diputar menjadi lagu-lagu yang lebih populer. Faktor fasilitas yang terdiri
dari areal parkir dan pendingin ruangan sudah dirasa cukup oleh konsumen.
154
VIII KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
Karakteristik konsumen Daiji Raamen dapat dibagi berdasarkan usia, jenis
kelamin, status pernikahan, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan tingkat
pendapatan. Berdasarkan usia, mayoritas konsumen Daiji Raamen adalah dewasa
awal yang berusia 19-24 tahun. Mayoritas konsumen tersebut berjenis kelamin
perempuan. Status pernikahan mayoritas konsumen adalah belum menikah.
Tingkat pendidikan mayoritas konsumen adalah SMA. Mayoritas jenis pekerjaan
responden adalah pelajar atau mahasiswa yang masih mendapatkan uang saku dari
orang tua mereka.
Berdasarkan hasil penelitian untuk proses keputusan pembelian, konsumen
Daiji Raamen secara keseluruhan merupakan konsumen yang pada tahap
pengenalan kebutuhannya memiliki motivasi melakukan pembelian di Daiji
Raamen karena menu yang khas dan unsur coba-coba serta manfaat makanan
selingan yang diperoleh saat melakukan pembelian di Restoran Daiji Raamen.
Untuk tahap pencarian informasi, secara keseluruhan konsumen Restoran Daiji
Raamen memperoleh informasi mengenai restoran dari teman dan rasa adalah
fokus utama konsumen dari sumber informasi tersebut. Konsumen restoran Daiji
Raamen menganggap alat promosi yang paling dianggap atau mempengaruhi
proses keputusan adalah papan nama restoran. Tahap keputusan pembelian,
konsumen Restoran Daiji Raamen melakukan pembelian secara terencana. Secara
keseluruhan, konsumen Restoran Daiji Raamen merasakan kepuasan setelah
mengkonsumsi makanan dari Restoran Daiji Raamen, dan apabila ada
peningkatan harga konsumen akan mengurangi frekuensi pembelian.
Hasil dari Analisis Faktor menunjukkan bahwa ada enam faktor yang
menjadi pertimbangan konsumen restoran Daiji Raamen. Faktor pertama adalah
Pelayanan dan Harga yang terdiri dari kemudahan pembayaran, perhatian
pramusaji, bentuk penyajian, harga, keramahan dan kesopanan pramusaji,
penataan ruangan restoran, dan alunan musik. Faktor kedua adalah Proses dan
Keragaman Menu yang terdiri dari kebersihan, kecepatan penyajian, keamanan
pangan, dan keragaman menu. Faktor ketiga adalah Akses dan Fasilitas Restoran
155
yang terdiri dari pendingin ruangan, akses lokasi restoran, dan areal parkir. Faktor
keempat adalah Atribut Ramen yang terdiri dari rasa, aroma, dan porsi ramen.
Faktor kelima adalah Promosi yang terdiri dari variabel promosi dan iklan. Faktor
keenam adalah Pengaruh Eksternal yang terdiri dari pengaruh keluarga dan
pengaruh teman.
8.2 Saran
1. Berdasarkan hasil penelitian responden Daij Raamen memilki persentase tertinggi
adalah usia dewasa awal. Sehingga Daiji Raamen perlu menyesuaikan disain dengan
nuansa Jepang yang lebih muda dan modern namun tidak kekanak-kanakan serta tidak
terlalu klasik.
2. Dilihat dari tahap pengambilan keputusan, diketahui bahwa responden
mendapatkan informasi mengenai Daiji Raamen kebanyakan dari papan nama
restoran sehingga dapat disimpulkan promosi dan pengiklanan Daiji Raamen
masih kurang. Disarankan pihak Daiji Raamen untuk meningkatkan Promosi
dan mengiklankan di berbagai media massa.
3. Adanya keterbatasan dalam penelitian, maka dapat dilakukan penelitian
mengenai analisis perilaku konsumen secara menyeluruh bagi penelitian
selanjutnya dengan menganalisis persepsi serta preferensi konsumen agar dapat
dihasilkan strategi pemasaran yang tepat untuk dijalankan oleh perusahaan.
156
DAFTAR PUSTAKA
[BPS]. Badan Pusat Statistik. 2010. Penduduk Indonesia menurut Provinsi. Badan
Pusat Statistik. Jakarta.
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=12&
notab=1 [15 Desember 2010]
[BPS]. Badan Pusat Statistik Kota Bogor. 2010. Hasil Sensus Penduduk 2010,
data agregat per Kecamatan di Bogor. Badan Pusat Statistik. Bogor.
[Deperindag] Direktorat Jenderal Perindustrian dan Perdagangan Dalam Negeri.
1999. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan konsumen. Jakarta: Deperindag
[Depkes] Departemen Kesehatan. 1989. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 304 Tahun 1989 tentang Persyaratan Kesehatan Rumah Makan dan
Restoran. Jakarta: Menteri Kesehatan.
Admojo, Marsum. 2005. Restoran dan Segala Permasalahannya. Yogyakarta:
Andi.
Engel James, Blackwell Roger, Miniard Paul. 1994. Perilaku Konsumen Jilid 1.
Budiyanto, penerjemah; Jakarta : Binarupa Aksara. Terjemahan dari:
Consumer Behaviour
.
1995. Perilaku Konsumen Jilid 2.
Budiyanto, penerjemah; Jakarta : Binarupa Aksara. Terjemahan dari:
Consumer Behaviour
Friza. 2007. Analisis Sikap dan Faktor-Faktor yang mempengaruhi Keputusan
Konsumen dalam Memilih Restoran fastfood (kasus pada restoran KFC
Padjajaran dan A&W Botani Square, Bogor) [skripsi]. Fakultas Ekonomi
dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.
Ginting, Alessandro. 2009. Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen pada
Rumah Makan Dinar, Kota Bogor, Provinsi Jabar [skripsi]. Fakultas
Ekonomi Manajemen. Institut Pertanian Bogor.
Hamid, Muh. Azyadhi. 2010. Analisis Faktor Yang Dipertimbangkan Dalam
Pembelian Steak, kasus Waroeng Steak and Shake Bogor, Jawa Barat
[skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.
157
Johnson, Richard and Wichern, Dean. 2007. Applied Multivariate Statistical
Analysis. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Kartajaya, Hermawan. 2002. Mark Plus on Strategy. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Kotler, P dan Keller, KL. 2007. Manajemen Pemasaran Jilid 1. Benyamin Molan,
penerjemah; Jakarta: PT. Indeks. Terjemahan dari Marketing Management.
.
Manajemen Pemasaran Jilid 2. Benyamin Molan,
penerjemah; Jakarta: PT. Indeks. Terjemahan dari Marketing Management.
Lastriani, Disti. 2007. Persepsi konsumen tentang Mutu Pelayanan dan Produk
Steak dalam Pengambilan Keputusan Mengkonsumsi, studi kasus di
Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor, Jawa Barat [skripsi]. Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Nicholson, Walter. 1995. Teori Mikroekonomi. Daniel Wirajaya, penerjemah;
Jakarta: Binarupa Aksara. Terjemahan dari Microeconomic Theory.
Rahmatillah, Reni. 2009. Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen pada
Rumah Makan (kasus: Rumah Makan Sop Buah Pak Ewok) [skripsi].
Fakultas Ekonomi Manajemen. Institut Pertanian Bogor.
Santoso, Singgih. 2006. Menggunakan SPSS dan Excel untuk Mengukur Sikap
dan Kepuasan Konsumen. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Simamora, Bilson. 2005. Analisis Multivariat Pemasaran. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Septiana, Indah. 2010. Analisis Persepsi konsumen Cokelat Stick pada Perusahaan
Alia Chocolate Kabupaten Bogor, Jawa Barat [skripsi]. Fakultas Ekonomi
dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.
Sumarwan, Ujang. 2004. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
158
159
LAMPIRAN
160
Lampiran 1. Nilai Communalities berdasarkan Hasil Output SPSS
Analisis Faktor yang Dipertimbangkan Konsumen Restoran Daiji
Raamen
Communalities
Initial
Extraction
Iklan
1.000
.729
Promosi
1.000
.801
Penyajian
1.000
.577
Keluarga
1.000
.627
Teman
1.000
.564
Pramusaji
1.000
.684
Harga
1.000
.783
Pembayaran
1.000
.676
Dekorasi
1.000
.657
Musik
1.000
.451
Keramahan
1.000
.689
Rasa
1.000
.724
Aroma
1.000
.722
Pendingin
1.000
.752
Akses
1.000
.689
Keamanan
1.000
.720
Parkir
1.000
.642
Porsi
1.000
.637
Menu
1.000
.726
Kecepatan
1.000
.792
Kebersihan
1.000
.780
Extraction Method: Principal Component Analysis.
161
162
Lampiran 2. Nilai Anti Image Matriks Berdasarkan Hasil output SPSS Analisis Faktor yang Dipertimbangkan Konsumen Restoran
Daiji Raamen
iklan
Anti-image
Covariance
iklan
rasa
aroma pendingin akses keamanan parkir
porsi
menu kecepatan kebersihan
-.201
.002
-.023
-.133
-.063
-.013
.020
-.013
-.133
.066
.023
-.057
.026
.044
-.090
-.064
.038
.074
-.005
-.030
-.201
.424
-.017
.034
-.063
.046
-.105
.049
.040
.055
.002
-.024
-.028
-.040
.087
.059
-.047
.009
-.089
.074
-.071
penyajian
.002
-.017
.506
.044
-.083
.010
-.126
-.002
-.070
-.050
-.060
.057
-.020
.046
-.017
-.025
.029
-.009
-.031
.090
-.050
keluarga
-.023
.034
.044
.681
-.100
-.187
-.025
.141
-.013
-.052
-.005
.076
.021
.050
.015
-.048
-.049
-.102
.040
-.024
-.002
teman
-.133
-.063
-.083
-.100
.611
-.105
.118
-.042
.016
-.013
.003
-.055
.085
.058
-.102
.004
.123
-.140
-.033
-.095
.101
pramusaji
-.063
.046
.010
-.187
-.105
.432
-.055
-.103
-.069
.023
-.083
-.014
.026
-.116
.056
.051
-.053
.117
-.025
.056
-.039
harga
-.013
-.105
-.126
-.025
.118
-.055
.278
-.125
.054
-.029
-.021
-.107
.037
-.038
-.075
-.024
.035
-.041
-.012
.005
.042
.020
.049
-.002
.141
-.042
-.103
-.125
.383
-.077
-.027
-.023
.040
-.017
.093
-.057
.007
-.074
-.027
.090
-.058
-.034
dekorasi
-.013
.040
-.070
-.013
.016
-.069
.054
-.077
.435
-.049
-.101
-.018
-.068
.009
-.023
-.006
-.006
.019
-.059
.002
-.021
musik
-.133
.055
-.050
-.052
-.013
.023
-.029
-.027
-.049
.675
-.077
.027
-.048
-.057
.049
.087
.033
-.015
-.055
.046
-.037
keramahan
.066
.002
-.060
-.005
.003
-.083
-.021
-.023
-.101
-.077
.411
-.018
-.017
.003
.094
-.086
.026
-.073
.012
-.045
-.026
rasa
.023
-.024
.057
.076
-.055
-.014
-.107
.040
-.018
.027
-.018
.365
-.211
.026
.070
-.056
.016
-.083
.026
.047
-.053
-.057
-.028
-.020
.021
.085
.026
.037
-.017
-.068
-.048
-.017
-.211
.391
-.067
-.059
.033
.019
.013
.023
-.092
.033
pendingin
.026
-.040
.046
.050
.058
-.116
-.038
.093
.009
-.057
.003
.026
-.067
.448
-.162
.039
-.059
-.039
-.094
-.024
.086
akses
.044
.087
-.017
.015
-.102
.056
-.075
-.057
-.023
.049
.094
.070
-.059
-.162
.437
-.072
-.088
-.032
-.001
.043
-.092
promosi
pembayaran
aroma
Anti-image
Correlation
promosi penyajian keluarga teman pramusaji harga pembayaran dekorasi musik keramahan
.496
keamanan
-.090
.059
-.025
-.048
.004
.051
-.024
.007
-.006
.087
-.086
-.056
.033
.039
-.072
.453
-.108
.088
-.103
.030
-.079
parkir
-.064
-.047
.029
-.049
.123
-.053
.035
-.074
-.006
.033
.026
.016
.019
-.059
-.088
-.108
.478
-.116
-.037
-.056
.054
porsi
.038
.009
-.009
-.102
-.140
.117
-.041
-.027
.019
-.015
-.073
-.083
.013
-.039
-.032
.088
-.116
.495
-.058
-.048
.018
menu
.074
-.089
-.031
.040
-.033
-.025
-.012
.090
-.059
-.055
.012
.026
.023
-.094
-.001
-.103
-.037
-.058
.301
-.099
-.047
-.149
kecepatan
-.005
.074
.090
-.024
-.095
.056
.005
-.058
.002
.046
-.045
.047
-.092
-.024
.043
.030
-.056
-.048
-.099
.339
kebersihan
-.030
-.071
-.050
-.002
.101
-.039
.042
-.034
-.021
-.037
-.026
-.053
.033
.086
-.092
-.079
.054
.018
-.047
-.149
.325
iklan
.751
a
-.438
.003
-.039
-.241
-.137
-.034
.047
-.028
-.231
.146
.055
-.129
.055
.094
-.190
-.131
.076
.191
-.013
-.075
promosi
-.438
.753
-.037
.064
-.125
.108
-.305
.121
.094
.102
.004
-.061
-.068
-.091
.201
.135
-.104
.019
-.250
.195
-.193
penyajian
.003
-.037
a
.075
-.148
.021
-.335
-.005
-.149
-.085
-.132
.132
-.046
.097
-.036
-.052
.059
-.019
-.079
.216
-.124
keluarga
-.039
.064
.075
.526
a
-.156
-.345
-.058
.276
-.024
-.076
-.009
.152
.041
.090
.027
-.086
-.086
-.175
.089
-.049
-.005
teman
-.241
-.125
-.148
-.156
.530
a
-.205
.287
-.086
.032
-.020
.006
-.116
.174
.111
-.198
.007
.228
-.255
-.077
-.208
.226
pramusaji
-.137
.108
.021
-.345
-.205
.800
a
-.158
-.252
-.160
.043
-.198
-.035
.064
-.264
.129
.115
-.117
.253
-.071
.146
-.104
harga
-.034
-.305
-.335
-.058
.287
-.158
.825
-.383
.155
-.066
-.064
-.335
.113
-.107
-.215
-.067
.095
-.110
-.042
.015
.139
.047
.121
-.005
.276
-.086
-.252
-.383
.811
a
-.190
-.052
-.059
.107
-.044
.224
-.139
.017
-.174
-.063
.265
-.161
-.097
dekorasi
-.028
.094
-.149
-.024
.032
-.160
.155
-.190
.926
-.090
-.239
-.045
-.164
.021
-.054
-.013
-.013
.040
-.162
.005
-.057
musik
-.231
.102
-.085
-.076
-.020
.043
-.066
-.052
-.090
.879
a
-.146
.055
-.094
-.103
.089
.156
.059
-.027
-.122
.097
-.080
.146
.004
-.132
-.009
.006
-.198
-.064
-.059
-.239
-.146
a
-.046
-.044
.007
.221
-.199
.059
-.163
.035
-.122
-.070
pembayaran
keramahan
a
.885
a
a
.910
163
rasa
a
.055
-.061
.132
.152
-.116
-.035
-.335
.107
-.045
.055
-.046
.787
-.129
-.068
-.046
.041
.174
.064
.113
-.044
-.164
-.094
-.044
-.558
.818
pendingin
.055
-.091
.097
.090
.111
-.264
-.107
.224
.021
-.103
.007
.065
-.159
.780
akses
.094
.201
-.036
.027
-.198
.129
-.215
-.139
-.054
.089
.221
.175
-.143
-.367
.787
aroma
-.558
.065
.175
-.138
.039
-.195
.079
.133
-.154
a
-.159
-.143
.079
.044
.029
.068
-.252
.092
a
-.367
.086
-.128
-.083
-.257
-.061
.226
a
-.162
-.192
-.070
-.003
.113
-.243
-.233
.187
-.278
.075
-.205
a
-.238
-.097
-.140
.138
a
-.150
-.117
.045
a
-.311
-.149
a
keamanan
-.190
.135
-.052
-.086
.007
.115
-.067
.017
-.013
.156
-.199
-.138
.079
.086
-.162
.863
parkir
-.131
-.104
.059
-.086
.228
-.117
.095
-.174
-.013
.059
.059
.039
.044
-.128
-.192
-.233
.865
porsi
.076
.019
-.019
-.175
-.255
.253
-.110
-.063
.040
-.027
-.163
-.195
.029
-.083
-.070
.187
-.238
.850
menu
.191
-.250
-.079
.089
-.077
-.071
-.042
.265
-.162
-.122
.035
.079
.068
-.257
-.003
-.278
-.097
-.150
.864
a
kecepatan
-.013
.195
.216
-.049
-.208
.146
.015
-.161
.005
.097
-.122
.133
-.252
-.061
.113
.075
-.140
-.117
-.311
.808
kebersihan
-.075
-.193
-.124
-.005
.226
-.104
.139
-.097
-.057
-.080
-.070
-.154
.092
.226
-.243
-.205
.138
.045
-.149
-.450
-.450
.851
a
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
164
Lampiran 3. Nilai Total Expalined Berdasarkan Hasil output SPSS Analisis Faktor yang Dipertimbangkan Konsumen Restoran Daiji
Raamen
Initial Eigenvalues
Component
Total
% of Variance
Extraction Sums of Squared Loadings
Cumulative %
Total
% of Variance
Rotation Sums of Squared Loadings
Cumulative %
Total
% of Variance
Cumulative %
1
7.404
35.258
35.258
7.404
35.258
35.258
3.272
15.581
15.581
2
1.787
8.511
43.768
1.787
8.511
43.768
2.747
13.082
28.662
3
1.673
7.967
51.735
1.673
7.967
51.735
2.585
12.307
40.970
4
1.406
6.694
58.429
1.406
6.694
58.429
2.107
10.034
51.003
5
1.130
5.380
63.809
1.130
5.380
63.809
1.977
9.413
60.417
6
1.022
4.865
68.675
1.022
4.865
68.675
1.734
8.258
68.675
7
.879
4.185
72.859
8
.800
3.810
76.669
9
.721
3.432
80.101
10
.627
2.985
83.086
11
.583
2.778
85.865
12
.499
2.375
88.239
13
.440
2.094
90.333
14
.346
1.649
91.981
15
.336
1.602
93.583
16
.300
1.427
95.010
17
.288
1.372
96.383
18
.226
1.075
97.457
19
.218
1.037
98.494
20
.172
.820
99.314
21
.144
.686
100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
165
Lampiran 4. Scree Plot Berdasarkan Hasil Output SPSS Analisis Faktor yang
Dipertimbangkan Konsumen Restoran Daiji Raamen
166
Lampiran 5. Component Matrix Hasil dari proses Rotasi
Rotated Component Matrix
a
Component
1
2
3
pembayaran
.752
.235
.158
pramusaji
.673
.076
.202
penyajian
.658
.129
.101
harga
.633
.053
.376
keramahan
.606
.405
.007
dekorasi
.604
.425
.104
musik
.434
-.011
.029
kebersihan
.338
.765
.097
kecepatan
.068
.739
.250
keamanan
.292
.689
.260
menu
.105
.584
.500
pendingin
.065
-.016
.823
akses
.252
.261
.739
parkir
.163
.381
.668
aroma
.235
.212
.179
rasa
.291
.163
.055
porsi
.087
.220
.478
promosi
.070
.097
.165
iklan
.175
.136
-.029
keluarga
.069
.029
.072
teman
.034
.105
.001
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
a. Rotation converged in 8 iterations.
4
.134
-.027
.092
.259
.354
.284
.375
.188
.343
-.095
.221
.236
-.008
-.028
.735
.695
.503
.241
.068
-.220
.108
5
6
-.075
.146
.328
.389
.005
-.040
.181
.187
-.117
.283
.212
.101
-.044
.123
.166
.314
-.024
.837
.777
.006
.155
-.075
.402
-.029
-.141
.178
.137
.297
.008
.218
-.056
.174
.069
-.093
.091
-.147
-.167
.315
.023
.267
.754
.718
Lampiran 6. Foto-foto Restoran Daiji Raamen
1
Gambar Restoran Daiji Raamen pada malam hari
Gambar Restoran Tampak dalam yang Bertema Ramen Shop Jepang
2
Gambar Contoh Menu yang Ditawarkan Restoran Daiji Raamen
3
Gambar Daftar Menu Restoran Daiji Raamen
4
Lampiran 7. Kuisioner Penelitian
ANALISIS FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN
KONSUMEN RESTORAN DAIJI RAAMEN BOGOR
Nama :...............................................................................
Alamat :...............................................................................
...............................................................................
No Responden :..................................................................
(diisi peneliti)
Tanggal Pengisian:...............................................................
Peneliti:
Maika Fitriana
(H34063423)
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
5
KUISIONER PENELITIAN
Lembaran kuisioner ini digunakan untuk pengumpulan data konsumen guna
menyusun skripsi
yang
berjudul
“ANALISIS
FAKTOR
YANG
DIPERTIMBANGKAN KONSUMEN RESTORAN DAIJI RAAMEN BOGOR”,
oleh Maika Fitriana (H34063423) Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan
Manajemen Institut Pertanian Bogor. Atas bantuan dan kerjasamanya saya
ucapakan terimakasih.
Petunjuk : Isilah data Anda pada kotak yang telah disediakan. Berikan tanda (X)
pada tempat yang telah disediakan.
Profil Responden
Nama
Umur
Jumlah ang keluarga
Jenis kelamin
Pendidikan terakhir
Status
:..................
:............... tahun
:............... orang
:
laki-laki
perempuan
: [ ] SD
[ ] SMP
[]
[ ] S1
[ ] S2/S3
:
Pekerjaan
:
[ ] Pelajar/Mahasiswa
[ ] Pegawai swasta
[ ] Pensiunan
Belum Menikah
SMA
[ ] D1/D3
Sudah Menikah
[ ] TNI/Polri
[ ] Pegawai Negeri
[ ] Pegawai BUMN [ ] Wiraswasta/Pengusaha
[ ] Lainnya,sebutkan................
Pendapatan per Bulan (mahasiswa/pelajar pengeluaran per bulan):
[ ] < Rp 500.000
[ ] Rp 500.001 – Rp 1.500.000
[ ] Rp 1.500.001 – Rp 2.500.000
[ ] Rp 2.500.001 – Rp 4.000.000
[ ] > Rp 4.000.001
6
Proses Pengambilan Keputusan
Pengenalan Kebutuhan
1. Alasan memilih makan di Daiji Raamen ?
a. Sekedar ingin mencoba
b. Sebagai gaya hidup
c. Mencari menu yang khas
d. Mencari tempat yang nyaman
e. Lainnya, sebutkan.....................
2. Manfaat apa yang Anda peroleh dari makan di Daiji Raamen?
a. Makanan utama
b. Makanan selingan
c. Simbol status sosial
d. Keakraban antar keluarga atau rekan
e. Lainnya, sebutkan.................
Pencarian Informasi
3. Dari manakah anda mendapatkan informasi mengenai Daiji Raamen ?
a. Keluarga
b. Teman
c. Iklan media massa, TV, Radio, Internet
d. Spanduk/Brosur
4. Menurut Anda, dari sumber informasi tersebut hal apa yang penting untuk
Anda ketahui?
a. Lokasi restoran
b. Rasa makanan dan minuman
c. Harga yang ditawarkan
d. Keamanan dan kenyamanan
e. Kehigienisan makanan dan minuman
f. Pelayanan
g. Lainnya, sebutkan.............
5. Alat promosi yang mempengaruhi Anda dalam pencarian informasi?
a. Papan nama restoran
b. Koran/majalah
c. Tv/radio/internet
d. Spanduk/reklame
7
e. Brosur/pamflet
f. Lainnya, sebutkan...........
Evaluasi alternatif
6. Pertimbangan apakah yang Anda pakai dalam memilih Daiji Raamen?
a. Dekat dengan tempat tinggal/kampus/sekolah
b. Ajakan teman
c. Selera
d. Kecepatan penyajian
e. Lainnya, sebutkan...........
Proses Pembelian
7. Cara memutuskan kunjungan ke Daiji Raamen adalah?
a. Terencana/sengaja
b. Tergantung situasi
c. Mendadak
d. Lainnya, sebutkan...........
8. Siapa yang mempengaruhi Anda untuk datang ke Daiji Raamen?
a. Sendiri
b. Keluarga
c. Teman
d. Lainnya, sebutkan.................
Perilaku Pasca Pembelian
9. Setelah melakukan kunjungan ke Daiji Raamen, yang Anda rasakan adalah
a. Puas
b. Tidak Puas
Alasan...........
10. Apabila harga rata-rata di Daiji Raamen meningkat, maka apa yang akan
Anda lakukan?
a. Tetap membeli
b. Pindah ke restoran yang lebih murah
c. Mengurangi frekuensi pembelian
8
FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN KONSUMEN
Petunjuk : Berikan tanda (X) pada tempat yang telah disediakan.
Keterangan angka:
1. Sangat tidak penting
2. Tidak penting
3. Cukup
4. Penting
5. Sangat penting
1. Proses iklan yang dilakukan oleh pihak Daiji Raamen
Sangat penting ___ : ___ : ___ : ___ : ___ sangat tidak penting
5
4
3
2
1
2. Adanya paket promosi yang dilakukan Daiji Raamen
Sangat penting ___ : ___ : ___ : ___ : ___ sangat tidak penting
5
4
3
2
1
3. Bentuk penyajian makanan yang dilakukan Daiji Raamen
Sangat penting ___ : ___ : ___ : ___ : ___ sangat tidak penting
5
4
3
2
1
4. Pengaruh keluarga dalam membeli di Daiji Raamen
Sangat penting ___ : ___ : ___ : ___ : ___ sangat tidak penting
5
4
3
2
1
5. Pengaruh teman dalam membeli di Daiji Raamen
Sangat penting ___ : ___ : ___ : ___ : ___ sangat tidak penting
5
4
3
2
1
6. Pengaruh Pramusaji
Sangat penting ___ : ___ : ___ : ___ : ___ sangat tidak penting
5
4
3
2
1
7. Harga yang ditawarkan
9
Sangat penting ___ : ___ : ___ : ___ : ___ sangat tidak penting
5
4
3
2
1
8.
Kemudahan Pembayaran
Sangat penting ___ : ___ : ___ : ___ : ___ sangat tidak penting
5
4
3
2
1
9.
Penataan Ruangan
Sangat penting ___ : ___ : ___ : ___ : ___ sangat tidak penting
5
4
3
2
1
10. Alunan musik
Sangat penting ___ : ___ : ___ : ___ : ___ sangat tidak penting
5
4
3
2
1
11. Keramahan dan kesopanan pramusaji
Sangat penting ___ : ___ : ___ : ___ : ___ sangat tidak penting
5
4
3
2
1
12. Rasa ramen yang dihidangkan
Sangat penting ___ : ___ : ___ : ___ : ___ sangat tidak penting
5
4
3
2
1
13. Aroma ramen
Sangat penting ___ : ___ : ___ : ___ : ___ sangat tidak penting
5
4
3
2
1
14. Pendingin ruangan
Sangat penting ___ : ___ : ___ : ___ : ___ sangat tidak penting
5
4
3
2
1
15. Kemudahan menjangkau lokasi
Sangat penting ___ : ___ : ___ : ___ : ___ sangat tidak penting
5
4
3
2
1
16. Keamanan dan kenyamanan pengunjung
Sangat penting ___ : ___ : ___ : ___ : ___ sangat tidak penting
5
4
3
2
1
10
17. Areal parkir yang luas dan lapang
Sangat penting ___ : ___ : ___ : ___ : ___ sangat tidak penting
5
4
3
2
1
18. Ukuran/porsi ramen yang disajikan oleh Daiji Raamen
Sangat penting ___ : ___ : ___ : ___ : ___ sangat tidak penting
5
4
3
2
1
19. Keragaman menu atau variasi menu Daiji Raamen
Sangat penting ___ : ___ : ___ : ___ : ___ sangat tidak penting
5
4
3
2
1
20. Kecepatan penyajian
Sangat penting ___ : ___ : ___ : ___ : ___ sangat tidak penting
5
4
3
2
1
21. Kebersihan ruangan
Sangat penting ___ : ___ : ___ : ___ : ___ sangat tidak penting
5
4
3
2
1
Saran:
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
TERIMAKASIH
11
Download