PERAN BUDAYA ORGANISASI PERAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN Hepiyanto Program Studi Manajemen STIE YAPAN Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran budaya organisasi terhadap kinerja karyawan yang ada didalam suatu organisasi perusahaan, serta menemukan solusi pemecahan permasalahan organisasi. Penelitian terhadap peran budaya organisasi dimulai dari mengidentifikasi persepsi karyawan mengenai budaya organisasi, kemudian mengidentifikasi peran budaya organisasi, serta mengidentifikasi nilai-nilai budaya organisasi. Sehingga budaya organisasi menunjukan kepribadian dari organisasi itu sendiri.Dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa Budaya organisasi mempunyai kekuatan untuk menggiring anggota ke arah pencapaian tujuan organisasi dan berpengaruh terhadap individu dan kinerjanya, bahkan terhadap lingkungan kerja,. Kemudian pada tataran implementasi, budaya organisasi akan diwujudkan dalam bentuk perilaku individu masing-masing anggota organisasi dalam pembelajaran mengatasi persoalan yang dihadapai. Sehingga budaya organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung akan sangat berperan dan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Kata Kunci: Budaya Organisasi, Kinerja Karyawan Pendahuluan Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya yang diciptakan, dan ikatan budaya tercipta oleh masyarakat yang bersangkutan, baik dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan masyarakat satu dengan yang lain dalam cara berinteraksi dan bertindak menyelesaikan suatu pekerjaan. Budaya mengikat anggota kelompok masyarakat menjadi satu kesatuan pandangan yang menciptakan keseragaman berperilaku atau bertindak. Seiring dengan bergulirnya waktu, budaya pasti terbentuk dalam organisasi dan dapat pula dirasakan manfaatnya dalam memberi kontribusi bagi efektivitas organisasi secara keseluruhan Vol 1 No 2 2016 Globalisasi merupakan perkembangan kontemporer yang mempunyai pengaruh dalam mendorong munculnya berbagai kemungkinan tentang perubahan dunia yang akan berlangsung. Tidak ada negara yang mampu menutup diri dari perkembangan yang terjadi, mau tidak mau setiap negara harus mampu menghadapi derasnya arus globalisasi, walaupun arus globalisasi memberikan berbagai dampak dalam kehidupan. Setiap perusahaan berusaha untuk mencari keunggulan kompetitif, sementarapesaing juga melakukan hal yang serupa. Kondisi tersebut merupakan konsekuensi dariglobalisasi yang berkembang dalam dunia bisnis yang membuat persaingan menjadisangat ketat, dinamis, tidak terprediksi dan tidak pasti. Perubahan yang terjadi setiapsaat dan makin cepat ini menuntut organisasi untuk mampu beradaptasi dengan cepatdan tangkas, guna untuk memperoleh keunggulan kompetitif. Organisasi membutuhkanstrategi baru yang lebih sesuai dengan kondisi intern dan ekstern organisasi saat ini(Widyaningsih, 2003). Lebih lanjut Wibowo menyatakan bahwa banyak manajer menyadari bahwasebuah organisasi akan sungguh-sungguh memiliki keunggulan kompetitif bergantungpada karyawankaryawan yang ada didalamnya. Semua anggota organisasi perlu untukdiikutsertakan dan berperan aktif dalam mencapai keberhasilan perusahaan. Apabilasemua sumber daya seperti teknologi dan pendanaan dapat diadopsi maka yang tersisahanyalah sumber daya manusia dan kinerja yang meliputinya. Kinerja suatu organisasi sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yangberada di dalamnya. Sumber daya manusia yang memiliki motivasi tinggi, kreatif danmampu mengembangkan inovasi akan membuat kinerja sumber daya manusia tersebutmenjadi makin baik. Oleh karena itu diperlukan adanya upaya untuk meningkatkankemampuan sumber daya manusia (Wibowo, 2006). Widyaningsih menyatakan bahwa rasa tanggung jawab yangtinggi oleh karyawan sangatlah diperlukan untuk meraih tujuan pekerjaan, dan hal itubisa terwujud dengan memenuhi kondisi berikut, yaitu tujuan pekerjaan harusdinyatakan dengan jelas dan karyawan harus diberikan kebebasan sebesar mungkinmelalui cara dan metode yang dapat mereka gunakan untuk mencapai tujuan tersebut.Namun bukan berarti karyawan bebas melakukan segala sesuatu sesuai kehendaknya,melainkan karyawan bebas untuk merencanakan dan menggunakan cara sebanyakHepiyanto 24 Vol 1 No 2 2016 budaya organisasi mendukung strategi organisasi, dan bila budayaorganisasi dapat menjawab atau mengatasi tantangan lingkungan dengan cepat (Soedjono, 2005). Dalam kehidupan sehari-hari seseorang tidak akan terlepas dari lingkungannya.Kepribadian seseorang akan dibentuk pula oleh lingkungannya dan agar kepribadiantersebut mengarah kepada sikap dan perilaku yang positif tentunya harus didukung olehsuatu norma yang diakui tentang kebenarannya dan dipatuhi sebagai pedoman dalambertindak. Pada dasarnya manusia atau seseorang yang berada dalam kehidupanorganisasi berusaha untuk menentukan dan membentuk sesuatu yang dapatmengakomodasi kepentingan semua pihak, agar dalam menjalankan aktivitasnya tidakberbenturan dengan berbagai sikap dan perilaku dari masing-masing individu. Sesuatuyang dimaksud tidak lain adalah budaya dimana individu berada, seperti nilai,keyakinan, anggapan, harapan dan sebagainya (Koesmono, 2005). Budaya organisasi menurut McShane dan Von Glinow (Widodo, 2011) adalahorganizational culture is the basic pattern of shared values and assumptions governingthe way employees within an organization think about and act on problems andopportinities. McShane dan Von Glinow juga mengatakan, bahwa budaya organisasiyang kuat memiliki potensi meningkatkan kinerja dan sebaliknya bila budayaorganisasinya lemah mengakibatkan kinerja menurun. Budaya organisasi memiliki tigafungsi penting yaitu sebagai sistem pengawasan, perekat hubungan sosial, dan salingmemahami. Robbins (2008) mendefinisikan budaya organisasi sebagai suatu sistem maknabersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi tersebutdengan organisasi yang lain. Lebih lanjut, Robbins menyatakan bahwa sebuah system pemaknaan bersama dibentuk oleh warganya yang sekaligus menjadi pembeda denganorganisasi lain. Sistem pemaknaan bersama merupakan seperangkat karakter kunci darinilai-nilai organisasi. Robbins (2008) berusaha memberikan karakteristik budaya organisasi sebagaiberikut : (1) Inovasi dan keberanian mengambil resiko (Inovation and Risk Taking) yaitusejauh mana organisasi mendorong para karyawan bersikap inovatif dan beranimengambil resiko. Selain itu, bagaimana organisasi menghargai tindakan pengambilanresiko oleh karyawan dan membangkitkan ide, (2) Perhatian pada hal-hal rinci atauperhatian terhadap detail (Attention to PERAN BUDAYA ORGANISASI banyaknya untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan sehingga karyawanmasih berada di dalam batasan yang wajar. Salah satu faktor yang membedakan suatu organisasi dari organisasi yanglainnya ialah budayanya. Dalam kehidupan masyarakat seharihari tidak terlepas dariikatan budaya yang diciptakan. Ikatan budaya tercipta oleh masyarakat yangbersangkutan baik dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budayamembedakan masyarakat satu dengan yang lain dalam cara berinteraksi dan bertindakmenyelesaikan suatu pekerjaan. Budaya mengikat anggota kelompok masyarakatmenjadi satu kesatuan pandangan yang menciptakan keseragaman berperilaku danbertindak. Seiring dengan bergulirnya waktu, budaya pasti terbentuk dalam organisasidan dapat pula dirasakan manfaatnya dalam memberi kontribusi bagi efektivitasorganisasi secara keseluruhan. Rivai dan Basri (2009) mengatakan bahwa kinerja adalah hasil seseorang secarakeseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas, seperti standar hasilkerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telahdisepakati bersama. Bahkan suatu penelitian telah memperlihatkan bahwa suatulingkungan kerja yang menyenangkan sangat penting untuk mendorong tingkat kinerjakaryawan yang paling produktif. Jelaslah, bahwa peranan budaya organisasi sangatberpengaruh terhadap kinerja seorang karyawan, sebab setiap kegiatan organisasi harusdapat diukur dan dinyatakan keterkaitannya dengan pencapaian arah organisasi dimasa yang akan datang yang dinyatakan dalam visi dan misi organisasi. Berhasiltidaknya pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi akan dipengaruhi oleh kinerja parakaryawan itu sendiri. Tujuan penerapan budaya organisasi adalah agar seluruh individu dalamperusahaan atau organisasi mematuhi dan berpedoman pada sistem nilai keyakinandan norma-norma yang berlaku dalam perusahaan atau organisasi tersebut. Dengandemikian budaya organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung akanberpengaruh terhadap kinerja seorang karyawan. Pembahasan Budaya Organisasi Budaya organisasi merupakan sistem penyebaran kepercayaan dan nilai-nilaiyang berkembang dalam suatu organisasi dan mengarahkan perilaku anggota-anggotanya. Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif yangutama, yaitu bila Hepiyanto 25 Vol 1 No 2 2016 sistem nilai dalam budaya organisasi dapat dijadikan acuan perilaku manusia dalam organisasi yang berorientasi pada pencapaian tujuan atau hasil kinerja yang ditetapkan, sehingga jika budaya organisasi baik, maka tidak mengherankan jika anggota organisasi adalah orang-orang yang baik dan berkualitas pula. Dengan demikaian budaya organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap kinerja seorang karyawan. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan budaya organisasi adalahsistem nilai organisasi yang dianut oleh anggota organisasi yang kemudianmempengaruhi cara bekerja dan perilaku para anggota organisasi. Dalam masyarakat,budaya organisasi mempengaruhi nilai-nilai atau etika individu, sikap-sikap, asumsiasumsidan harapan-harapan individu. Perpaduan budaya masyarakat dan budayaorganisasional dapat menghasilkan dinamika di dalam suatu organisasi. Budaya organisasi sangat berpengaruh terhadap perilaku para anggota organisasi karena sistem nilai dalam budaya organisasi dapat dijadikan acuan perilaku manusia dalam organisasi yang berorientasi pada pencapaian tujuan atau hasil kinerja yang ditetapkan, sehingga jika budaya organisasi baik, maka tidak mengherankan jika anggota organisasi adalah orang-orang yang baik dan berkualitas pula. PERAN BUDAYA ORGANISASI detail) yaitu sejauh mana karyawan diharapkanmenjalankan presisi, analisis, dan perhatian pada hal-hal detail, (3) Orientasi Hasil(Outcome Orientation) yaitu sejauh mana manajemen berfokus lebih pada hasilketimbang pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut, (4)Orientasi Orang (People Orientation) yaitu sejauh mana keputusan-keputusanmanajemen mempertimbangkan efek dari hasil tersebut atas orang yang ada diorganisasi, (5) Orientasi Tim (Team Orientation) yaitu sejauh mana kegiatankegiatankerja diorganisasi pada tim ketimbang pada individu-individu, (6) Keagresifan(Aggressiveness) yaitu sejauh mana orang bersikap agresif dan kompetitif ketimbangsantai, (7) Stabilitas (Stability) yaitu sejauh mana kegiatan-kegiatan organisasimenekankan dipertahankannya status quo dalam perbandingannya denganpertumbuhan. Sejalan dengan pendapat Robbins di atas, Robert dan Angelo (Abdullah danArisanti Herlin, 2010) menyebutkan tiga definisi karakteristik budaya organisasi yangpenting yaitu : (1) budaya organisasi diberikan kepada para karyawan baru melaluiproses sosialisasi, (2) budaya organisasi mempengaruhi perilaku kita di tempat kerja, (3)budaya organisasi berlaku pada dua tingkat yang berbeda. Misalkan, bila sebuahperusahaan benar-benar menyediakan layanan berkualitas tinggi, para karyawan akanlebih cenderung menyesuaikan perilaku merespons protes konsumen dengan cepat.Para karyawan dapat memberikan layanan berkualitas tinggi karena pengalamannyasaat mereka berinteraksi dengan para pelanggan. Berbicara tentang budaya organisasi, biasanya yang dimaksud dengan budaya organisasi menurut Keith Davis dan John W. Newstrom (Mangkunegara, 2008) adalah “organizational culture is the set of assumptions, believes, values, and norms that is shared among its members”. Lebih lanjut John R. Schermerhorn dan James G. Hunt (Mangkunegara, 2008) mengemukakan bahwa “organizational culture is the system of shared beliefs and values that develop within an organization and guides the behavior of its members”. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, niali-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal. Budaya organisasi sangat berpengaruh terhadap perilaku para anggota organisasi karena Kinerja Karyawan Suatu penelitian telah memperlihatkan bahwa suatu lingkungan kerja yangmenyenangkan sangat penting untuk mendorong tingkat kinerja karyawan yang palingproduktif. Dalam interaksi sehari-hari, antara atasan dan bawahan berbagai asumsi danharapan lain muncul. Ketika atasan dan bawahan membentuk serangkaian asumsi danharapan mereka sendiri yang sering agak berbeda, perbedaan-perbedaan ini yangakhirnya berpengaruh pada tingkat kinerja. Kinerja adalah hasil seseorang secarakeseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas, seperti standar hasilkerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telahdisepakati bersama (Rivai dan Basri, 2009). Waldman menyatakan kinerja merupakan gabungan perilaku dengan prestasi dari apa yang diharapkan dan pilihannya atau bagian syaratsyarat tugas yang ada pada masing-masing individu dalam organisasi. Sejalan dengan pendapat di atas bahwa kinerja juga berarti prestasi kerja, prestasi penyelenggaraan sesuatu. Dengan demikian kinerja organisasi merupakan suatu prestasi kerja dan proses penyelenggaran tujuan organisai yang ingin dicapai (Abdullah dan Hepiyanto 26 Vol 1 No 2 2016 danbagaimana anggotanya harus berperilaku. Bagaimanapun, budaya yang kuat dicirikanoleh nilai inti dari organisasi yang dianut dengan kuat, diatur dengan baik, dan dirasakanbersama secara luas. Makin banyak anggota yang menerima nilainilai inti, menyetujuijajaran tingkat kepentingannya dan merasa sangat terikat kepadanya maka makin kuatbudaya tersebut. Pada dasarnya, budaya organisasi adalah seperangkat nilai-nilai, keyakinan, sikapdan tradisi bersama yang mengikat anggota organisasi sebagai acuan untuk bekerjadan berinteraksi antar sesama anggota organisasi. Banyak definisi budaya organisasiyang dikemukakan para pakar. Salah satu definisi dikemukakan oleh Amstrong (Ancok,2012) adalah sebagai berikut : “Organizational or corporate culture is the pattern ofvalues, norms, beliefs, attitudes, and assumptions that may not have been articulatedbut shape the way in which people behave and things get done. Values refer to what isbelieved to be important about how people and the organizations behave. Norms are theunwritten rules of behaviour”. Berdasarkan definisi di atas, budaya organisasi atau budaya korporat dapatdidefinisikan sebagai pola tata nilai, norma, keyakinan, sikap dan asumsi tentangbagaimana cara berperilaku dan melakukan pekerjaan di sebuah organisasi. Budaya initerbentuk karena kebiasaan kerja yang terbangun dalam organisasi, yang dibentuk olehpendiri dan pemilik organisasi. Budaya yang berasal dari para pendiri tersebutselanjutnya disosialisasikan kepada para karyawan dan karyawan generasi berikutnya.Budaya ini kemudian dipelajari oleh kelompok untuk dijadikan sebagai acuan dalampemecahan masalah yang dihadapi oleh anggota organisasi (Ancok, 2012). Budaya organisasi berperan sebagai perekat sosial yang mendekatkan antaranggota organisasi karena adanya pemahaman yang sama (shared meanings) tentangbagaimana anggota organisasi harus berperilaku. Seperti yang dikemukakan olehKreitner dan Kinicki bahwa budaya organisasi merupakan pemersatuorganisasi dan mengikat anggota organisasi melalui nilai-nilai yang diyakini, serta symbol yang mengandung cita-cita sosial bersama yang ingin dicapai. Dalam lingkungandengan budaya organisasi yang kuat, karyawan merasakan adanya kesepahaman yangmenjadi pengikat antar anggota dan berpengaruh secara positif pada kinerja karyawan. Kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapaioleh seseorang karyawan dalam melaksanakan PERAN BUDAYA ORGANISASI Arisanti Herlin, 2010). Faustino Cardosa Gomes (Mangkunegara, 2005) mengemukakan definisi kinerjakaryawan sebagai ungkapan seperti output, efisiensi serta efektivitas seringdihubungkan dengan produktivitas. Selanjutnya, definisi kinerja karyawan menurutMangkunegara (2005) bahwa kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secarakualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakantugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Oleh karena itu,disimpulkan bahwa kinerja karyawan adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) baikkualitas maupun kuantitas yang dicapai SDM persatuan periode waktu dalammelaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikankepadanya. Kinerja juga berarti prestasi kerja, prestasi penyelenggaraan sesuatu. Dengandemikian kinerja organisasi merupakan suatu prestasi kerja dan prosespenyelenggaraan tujuan organisasi yang ingin dicapai. Secara umum dapat jugadikatakan bahwa kinerja merupakan usaha untuk mencapai suatu prestasi olehorganisasi dalam periode tertentu (Adullah dan Arisanti Herlin, 2010). Menurut Wirawan (Widodo, 2011) secara umum dimensi kinerja dapatdikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu 1) Hasil Kerja, 2) Perilaku Kerja, dan 3) SifatPribadi yang berhubungan dengan pekerjaan. Kinerja karyawan merupakan kombinasidari hasil kerja, perilaku kerja, dan sifat pribadi yang ada hubungannya denganpekerjaan. Hasil kerja harus dicapai dengan berperilaku tertentu sesuai standar dantidak boleh sekehendak hati pekerja. Demikian juga untuk mencapai hasil tertentudiperlukan sifat pribadi tertentu. Peranan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan Budaya organisasi memiliki pengertian sebagai : (1) nilai-nilai dominan yang didukung oleh organisasi, (2) falsafahyang menuntun kebijaksanaan organisasi terhadap pegawai dan pelanggan, (3) carapekerjaan dilakukan di tempat itu, (4) asumsi dan kepercayaan dasar yang terdapatdiantara anggota organisasi (Robbins, 1994). Suatu peninjauan yang lebih mendalam dari sederet definisi memperlihatkansebuah tema sentral budaya organisasi merujuk pada suatu sistem pengertian yangditerima secara bersama. Kesemua itu, pada gilirannya menciptakan pemahaman yangsama di antara para anggota mengenai bagaimana sebenarnya organisasi itu Hepiyanto 27 Vol 1 No 2 2016 organisasi sangat berpengaruh terhadap kinerja seorang karyawan sebab setiap kegiatan organisasi harus dapat diukur dan dinyatakan keterkaitannya dengan pencapaian arah organisasi di masa yang akan datang yang dinyatakan dalam visi dan misi organisasi. Berhasil tidaknya pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi akan dipengaruhi oleh kinerja para karyawan itu sendiri. PERAN BUDAYA ORGANISASI tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2005). Secara umum dapat jugadikatakan bahwa kinerja merupakan usaha untuk mencapai suatu prestasi olehorganisasi dalam periode tertentu (Ikhsan dan Muhammad, 2005). Jelaslah, bahwabudaya organisasi merupakan komponen yang sangat penting dalam meningkatkankinerja seorang karyawan. Dengan adanya budaya organisasi akan memudahkankaryawan dalam menyesuaikan dengan lingkungan kerjanya dan membantu karyawanuntuk mengetahui tindakan apa yang seharusnya dilakukan sesuai dengan nilai-nilaiyang ada dalam organisasi. Robbins (Abdullah dan Arisanti Herlin, 2010) berpendapatbahwa kinerja seorang karyawan tergantung pada tingginya tingkat pengetahuannyadengan memahami cara yang benar untuk melakukan suatu pekerjaan. Oleh sebab itu, budaya organisasi sangat berpengaruh terhadap perilaku paraanggota organisasi karena sistem nilai dalam budaya organisasi dapat dijadikan acuanperilaku manusia dalam organisasi yang berorientasi pada pencapaian tujuan atau hasilkinerja yang ditetapkan, sehingga jika budaya organisasi baik, maka tidakmengherankan jika anggota organisasi adalah orang-orang yang baik dan berkualitaspula. Dengan demikian budaya organisasi baik secara langsung maupun tidak langsungakan berpengaruh terhadap kinerja organisasi. Sejalan dengan pendapat di atas, Mangkunegara mengatakan bahwabudaya perusahaan atau organisasi yang disosialisasikan dengan komunikasi yang baikdapat menentukan kekuatan menyeluruh perusahaan, kinerja dan daya saing dalamjangka panjang. Pembentukan kinerja yang baikdapat dihasilkan jika terdapat komunikasi antara seluruh karyawan sehingga membentukinternalisasi budaya perusahaan yang kuat dan dipahami sesuai dengan nilai-nilaiorganisasi yang dapat menimbulkan persepsi yang positif antara semua tingkatankaryawan untuk mendukung dan mempengaruhi iklim kepuasan yang berdampak padakinerja karyawan. Rivai dan Basri (2009) mengatakan bahwa kinerja adalah hasil seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Bahkan suatu penelitian telah memperlihatkan bahwa suatu lingkungan kerja yang menyenangkan sangat penting untuk mendorong tingkat kinerja karyawan yang paling produktif. Jelaslah, bahwa peranan budaya Kesimpulan dan Saran Budaya organisasi yang ada dalam perusahaan sangatlah menentukan terhadap inovasi yang dikembangkan perusahaan itu, sehingga perusahaan yang unggul ditandai oleh banyaknya inovasi yang dihasilkannya. Budaya organisasi yang kuat menjadi pengikat kebersamaan dalam bekerjasehingga budaya organisasi menjadi identitas sebuah organisasi yang mempengaruhi bagaimana orangorang berbuat dalam organisasi sehingga membuat organisasi menjadi produktif. Budaya organisasi mempunyai kekuatan untuk menggiring anggota ke arah pencapaian tujuan organisasi dan berpengaruh terhadap individu dan kinerjanya, bahkan terhadap lingkungan kerja. Kemudian pada tataran implementasi, budaya organisasi akan diwujudkan dalam bentuk perilaku individu masing-masing anggota organisasi dalam pembelajaran mengatasi persoalan yang dihadapai. Sehingga budaya organisasi baik secara langsung maupun tidak langsungakan sangat berperan dan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Daftar Pustaka Koesmono, H. Teman. 2005. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Motivasi danKepuasan Kerja serta Kinerja Karyawan pada Sub Sektor Industri PengolahanKayu Skala Menengah di Jatim. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 7,No. 2, September, hal. 167. Surabaya : Universitas Kristen Petra. Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung : RefikaAditama. Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2008. Perilaku dan Budaya Organisasi. Bandung :Refika Aditama. Hepiyanto 28 PERAN BUDAYA ORGANISASI Vol 1 No 2 2016 Robbins, P. Stephen. 1994. Teori Organisasi Struktur Desain dan Aplikasi. Edisi 3.Jakarta : Arcan. Rivai dan Basri. 2004. Penilaian Kinerja Karyawan : Definisi, Tujuan dan Manfaat. http ://jurnal-sdm-blogspot.com/2009/04/ penilaian-kinerja-karyawan-definisi.html. Siagian, P. Sondang. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta : RinekaCipta. Widyaningsih. 2003. Meraih Keunggulan Kompetitif melalui Pemberdayaan Karyawan.Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 8, No. 2, September. Widodo. 2011. Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru.Jurnal Pendidikan Penabur. No. 16, Tahun ke-10, Juni. Hepiyanto 29 PERAN BUDAYA ORGANISASI Hepiyanto Vol 1 No 2 2016 30