SUMMARY MEY SULISTYO PUTRI. 2013. Exploration of Microbial Role and Plant Nutrition Status toward Agarwood Formation in Aquilaria malaccensis. Supervised by GUNAWAN DJAJAKIRANA and BASUKI SUMAWINATA Agarwood is known as one of non-timber forest commodity in the world. Agarwood has a lot of function such as raw material for perfume, incense, cosmetics, and medicine for some diseases. Indonesia has a good potential resource to produce agarwoods. At present, mechanism and processes of agarwood formation is not yet known exactly. There are three hypothesis in agarwood formation, that are 1) pathology hypothesis, 2) sliced dan pathology, and 3) non-pathology hypothesis. Meanwhile, ancient community used traditional system to stimulate agarwood formation by slicing, nailing, branch cutting, and peeling of stem rind. This research was done to know microbial effect and plant nutrition status in Aquilaria malaccensis and their correlation in agarwood formation. Chemical and biological analysis were used in this research. Chemical analysis was used to determine plant nutrition status. Meanwhile biological analysis was used to examine the microbes that caused agarwood formation. The result of this reseach showed that agarwood was formed either because of assosiation between microbes and Aquilaria malaccensis and slicing in that plant. The highest microbial population was found in branch protected by canopy. According to physiologic analysis, not all microbes in agarwood can dissolve cellulose and pectin. A high number of Agarwood was formed in plant with high N and Mn contents. Field trial showed that fungi were more potential than bacteria in agarwood formation. Key words: agarwood formation, Aquilaria malaccensis, plant nutrition RINGKASAN MEY SULISTYO PUTRI. 2013. Eksplorasi Peran Mikrob dan Status Hara Tanaman terhadap Pembentukan Gaharu pada Aquilaria malaccensis. Di bawah bimbingan GUNAWAN DJAJAKIRANA dan BASUKI SUMAWINATA. Gaharu merupakan salah satu komoditas hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang sudah mendunia. Gaharu memiliki banyak kegunaan seperti, bahan dasar parfum, dupa, kosmetik, dan sebagai obat beberapa penyakit. Indonesia memiliki potensi sumberdaya pohon penghasil gaharu yang tinggi. Sampai saat ini, mekanisme dan proses pembentukan gaharu belum diketahui dengan pasti. Ada tiga hipotesis dalam pembentukan gaharu yaitu 1) hipotesis patologi, 2) pelukaan dan patologi, dan 3) hipotesis non patologi. Sementara itu, masyarakat awam menggunakan cara tradisional untuk merangsang pembentukan gaharu dengan pelukaan seperti: disayat, dipaku, pemangkasan cabang, dan mengelupas kulit batang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh mikrob dan status hara tanaman pada Aquilaria malaccensis serta hubungannya dengan pembentukan gaharu. Dalam penelitian ini dilakukan analisis kimia dan biologi. Analisis kimia dilakukan untuk mengetahui status hara tanaman. Analisis biologi dilakukan untuk mengetahui mikrob yang menyebabkan pembentukan gaharu. Hasil penelitian menunjukkan terbentuknya gaharu dikarenakan adanya asosiasi antara tanaman dengan mikrob ataupun adanya luka pada pohon. Populasi mikrob terbanyak terdapat di bagian dahan yang terlindung oleh kanopi. Dari uji fisiologis yang dilakukan, tidak semua mikrob yang ditemukan pada gaharu bisa melarutkan selulosa dan pektin. Gaharu dengan jumlah yang banyak terbentuk pada tanaman dengan kadar nitrogen (N) dan mangan (Mn) tinggi. Hasil uji lapang menunjukkan bahwa fungi lebih berpotensi merangsang pembentukan gaharu dibanding bakteri. Kata kunci: Aquilaria malaccensis, pembentukan gaharu, status hara