ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI Ny. N UMUR

advertisement
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI
Ny. N UMUR 0 HARI DENGAN ASFIKSIA RINGAN
DI RSUD KARANGANYAR
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk Memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
SHARCE ERLINCE MALELAK
NIM : B13086
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA
HUSADASURAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah
melimpahkan
rahmat
dan
berkat-Nya
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikanKarya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Kebidanan Bayi Baru
Lahir Pada Bayi Ny. N umur 0 hari dengan Asfksia Ringan di RSUD Karanganyar
Tahun 2016”.
Karya Tulis Ilmiah ini di susun dengan maksud untuk memenuhi tugas
akhir sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma
Husada Surakarta.Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari
berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu penulis megucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
2. Ibu Siti Nurjanah, SST., M.Keb selaku Ka. Prodi D III Keebidanan
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Ika Budi Wijayanti, SST., M.Sc selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberi petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
4. Pimpinan RSUD Karanganyar yang telah mengijinkan penulis melakukan
studi pendahuluan.
5. Ny. N yang telah bersedia bayi nya menjadi pasien dalam penulisanKarya
Tulis Ilmiah ini.
6. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebianan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah di berikan.
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
iv
Penulis menyadari dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
SemogaKarya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, April2016
Penulis
v
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Karya Tulis Ilmiah, 02 April 2016
Sharce Erlince Malelak
B13086
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI
Ny. N UMUR 0 HARI DENGAN ASFIKSIA RINGAN
DI RSUD KARANGANYAR
xiii + 79 halaman + 19 lampiran + 3 tabel + 1 gambar
INTISARI
Latar Belakang : Menurut SDKI tahun 2012 dalam laporan menjelaskan bahwa
asfiksia neonatus merupakan salah satu penyumbang angka kematian bayi baru
lahir sebanyak 27% dan berdasarkan data yang didapat dari RSUD Karanganyar
kasus bayi dengan asfiksia ringan hingga 952 bayi.
Tujuan : Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir By. Ny. N
umur 0 Hari dengan asfiksia ringan di RSUD Karanganyar.
Metode penelitian : Karya tulis ilmiah ini merupakan studi kasus dengan
menggunakan metode deskriptif. Lokasi di RSUD Karanganyar. Waktu pada
tanggal 18 Februari – 4 April 2016. Subjek adalah bayi Ny. N umur 0 hari dengan
asfiksia ringan. Instrumen yang digunakan format asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir dengan tujuh langkah Varney dan SOAP. Teknik pengambilan data
menggunakan data primer dan sekunder.
Hasil Studi Kasus : Setelah diberikan asuhan selama 3 hari didapatkan keadaan
umum bayi baik, warna kulit badan dan ekstremitas berwarna merah, denyut
jantung bayi normal > 100 x/menit, bayi bernafas normal, reflek moro, sucking,
rooting, tonick neck positif dan kuat, bayi bergerak aktif dan masalah bayi
teratasi.
Kesimpulan : Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir Ny. N umur 0 hari dengan
asfiksia ringan yang dilaksanakan dengan dengan cepat dan benar sehingga
mencengah terjadinya asfiksia sedang. Dalam pelaksanaan tidak terdapat
kesenjangan teori dan praktek lapangan.
Kata Kunci : Asuhan Kebidanan, bayi baru lahir, asfiksia ringan
Kepustakaan : 27 literatur (2007 s/d 2015)
vi
MOTTO
1. Hargai usaha anda, hargai diri anda. Pengharapan kepada diri sendiri akan
membawa kita menuju disiplin diri. Ketika memiliki keduanya itulah
kekuatan sejati (Anonim)
2. Antusiasme adalah ibu dari upaya dan tanpa itu anda tidak akan meraih halhal hebat ( Ralph Waldo Emmerson )
3. Jika kita mempunyai impian, beri impian itu kesempatan untuk terwujud
( Richard Devos )
4. Saat kita merasa tidak percaya diri saat itulah keraguan muncul ( Penulis )
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan:
1. Kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan anugerah dan kasihNya dalam setiap penulisan karya Tulis Ilmiah ini.
2. Kepada mama dan papa yang sangat saya cintai yang selalu sabar
mendoakan dan mendukung saya dan juga budeku Siti Chun Mariana
tersayang yang senantiasa mendukung saya.
3. Kepada kakak saya mba Dessy, mas Surya dan mas Rio yang selalu
mendukung alin dan juga adik saya Audy dan Putri yang selalu
mendoakan mba alin.
4. Kepada sahabat tercinta saya yang terpisah oleh jarak (SMA) Jublika,
Dian, Cicy, Cynthia dan Anggry terima kasih atas doa kalian semua,
misslove.
5. Kepada sahabat terkece saya Hendrina, Nuryani, Aprilia dan Melda yang
selalu berkeceria setiap hari love you guys.
6. Kepada ibu Ika Budi Wijayanti, SST., M.Sc tercinta terima kasih atas
bimbingannya beserta staff D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta terima kasih atas ilmu yang telah saya pelajari.
vii
CURICULUM VITAE
Nama
Tempat/Tanggal Lahir
Agama
Jenis Kelamin
Alamat
: Sharce Erlince Malelak
: Dili, 16 Agustus 1995
: Kristen Protestan
: Perempuan
: Ngemplak RT 02/29 Mojosongo, Jebres, Surakarta
Riwayat Pendidikan
1. SD GMIT Airnona 2
LULUS TAHUN 2007
2. SMP N 3 Kupang
LULUS TAHUN 2010
3. SMA N 1 Kupang
LULUS TAHUN 2013
4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2013
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. iii
KATA PENGANTAR ........................................................................... iv
INTISARI .............................................................................................. vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... vii
CURICUUM VITAE ............................................................................ viii
DAFTAR ISI .......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .............................................................. 3
C. Tujuan Studi Kasus ............................................................... 3
D. Manfaat Studi Kasus ............................................................. 5
E. Keaslian Studi Kasus ............................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis ........................................................................... 8
1. Bayi Baru Lahir ............................................................... 8
2. Asfiksia ........................................................................... 16
3. Hipotermi ........................................................................ 25
B. Teori Manajemen Kabidanan ................................................ 28
C. Landasan Hukum .................................................................. 47
BAB III METODOLOGI
A. Jenis Studi Kasus ................................................................... 48
B. Lokasi Studi Kasus ................................................................ 48
C. Subjek Studi Kasus................................................................ 48
D. WaktuStudi Kasus ................................................................. 49
E. InstrumenStudi Kasus ........................................................... 49
F. Teknik pengumpulan data ..................................................... 49
G. Alat-alat yang dibutuhkan ..................................................... 52
H. Jadwal penelitian ................................................................... 53
ix
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus ............................................................................ 54
B. Pembahasan ................................................................................. 71
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 77
B. Saran............................................................................................ 78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel APGAR score................................................................ 11
Tabel 4.1 Tabel Pemeriksaan APGAR score .......................................... 58
Tabel 4.2 Tabel Pemeriksaan APGAR score .......................................... 64
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir ................................. 27
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penyusunan KTI
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Dari RSUD Karanganyar
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 6. Lembar Surat Permohonan Menjadi Pasien
Lampiran 7. Lembar Persetujuan Pasien Dalam Pengambilan Kasus
Lampiran 8. Lembar Format Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
Lampiran 9. Satuan Acara Penyuluhan Peawatan Tali Pusat
Lampiran 10. Leaflet Perawatan Tali Pusat
Lampiran 11. Satuan Acara Penyuluhan Perawatan Bayi Baru Lahir
Lampiran 12. Leaflet Perawatan Bayi Baru Lahir
Lampiran 13. Satuan Acara Penyuluhan Tentang Asi Eksklusif
Lampiran 14. Leaflet Tentang Asi Eksklusif
Lampiran 15. Satuan Acara Penyuluhan Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
Lampiran 16. Leaflet Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
Lampiran 17. Lembar Konsultasi
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia setiap bulan lebih dari 400 bayi (usia 0-11 bulan)
meninggal dunia. Dibandingkan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka
Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih lebih banyak. Kementrian
Kesehatan menyatakan, tingginya AKB di antaranya di sebabkan masih
banyaknya persalinan yang dilakukan dirumah dan usia ibu melahirkan yang
terlalu muda. Penyebab lainnya karena jumlah ibu yang melahirkan banyak.
Untuk mencapai target MileniumDevelopment Goal’s (MDGs), Indonesia
harus menurunkan AKB hingga 24 per 1.000 kelahiran hidup pada 2015
(Suryani dkk, 2014).
Angka Kematian Bayi (AKB) di Jawa Tengah mencapai 32/1000
kelahiran hidup (Depkes,2012). Sedangkan target MDG’s ke 4 diharapkan
tahun 2015 yaitu 23/1000 perkelahiran hidup. Penyebab kematian bayi di
Indonesia karena BBLR 29%, asfiksia 27%, masalah pemberian minum 10%,
tetanus 10%, gangguan hematologi 6%, infeksi 5% dan lain-lain 8%
(SDKI, 2012).
Asfiksia merupakan salah satu penyebab tingginya AKB dan
berperan penting dalam pencapaian penurunan AKB di Indonesia.
(SDKI, 2012 dan Suryani dkk, 2014).
1
2
secara umum asfiksiamenurut Proverawati dkk (2010), adalah suatu
keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas secara spontan dan teratur segera
setelah lahir, sehingga dapat menurunkan O² dan mungkin meningkatkan
CO².
Pengertian asfiksia yang di tulis oleh Prawirohardjo (2009), adalah
hipoksia yang progesif melakukan penimbunan CO² dan asidosis. Bila proses
ini berlangsung terlalu jauh dapat mengakibatkan kerusakan otak atau
kematian. Asfiksia juga dapat mempengaruhi organ vital lainnya. Pada bayi
yang kekurangan oksigen akan terjadi pernafasan yang cepat dalam periode
yang singkat dan apabila berlanjut gerak nafas akan berhenti, denyut jantung
neuromuskular berkurang berangsung-angsur memasuki periode apnu yang
dikenal dengan apnu primer adalah kondisi pernapasan yang megap-megap
dan tonus otot yang turun, bayi akan terlihat lemas (flaccid) lalu apabila
pernafasan makin lama makin lemah sampai bayi memasuki periode apnu
sekunder, selama apnu sekunder ini denyut jantung, tekanan darah dan kadar
oksigen didalam (PaO2) terus menurun tidak menunjukkan pernafasan secara
spontan.
Akibat yang mungkin muncul pada bayi asfiksia secara keseluruhan
mengalami kematian sekitar 10-20%, sedangkan 20-45% dari yang hidup
mengalami kelainan neurologi. Sekitar 60% dengan gejala sisa berat, dan
lain-lain (Proverawati dkk, 2010).
3
Berdasarkan data yang didapat dari RSUD Karanganyar pada
tanggal 19 November 2015 bahwa jumlah bayi lahir sejak September 2014
hingga September 2015 adalah sebanyak 4758 bayi, dan diantaranya jumlah
bayi normal 1627 bayi (34,20%), jumlah bayi lahir dengan asfiksia ringan
sebanyak bayi 952 (20%), jumlah bayi dengan asfiksia sedang 900 bayi
(18,9%), jumlah bayi dengan ikterus 652 bayi (13,7%), jumlah bayi dengan
berat badan lahir rendah 512 bayi (10,8%), dan jumlah bayi dengan asfiksia
berat 115 bayi (2,4%).
Masih tingginya angka kematian bayi baru lahir akibat asfiksia, serta
didukung dari hasil studi pendahuluan di atas maka penulis tertarik untuk
mengambil studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
pada Bayi Ny. N umur 0 Hari dengan Asfiksia Ringan di RSUD
Karanganyar”.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam studi kasus ini adalah “Bagaimana asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir By. Ny. N umur 0 Hari dengan asfiksia ringan
tahun 2016 di RSUD Karanganyar dengan tujuh langkah Varney?”.
C. Tujuan Studi Kasus
1.
Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
By. Ny. N umur 0 Hari dengan asfiksia ringan dengan menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan tujuh langkah Varney.
4
2.
Tujuan Khusus
a.
Penulis mampu:
1) Melakukan pengkajian data secara lengkap dan sistematis pada
bayi baru lahir By. Ny. N dengan asfiksia ringan.
2) Menganalisa
data,
menentukan
diagnosa,
masalah
dan
kebutuhan pada bayi baru lahir By. Ny. N dengan asfiksia
ringan.
3) Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial pada bayi
baru lahir By. Ny. N dengan asfiksia ringan.
4) Menetapkan tindakan segera untuk mengatasi masalah potensial
dengan melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lainnya pada bayi baru lahir By. Ny. N dengan
asfiksia ringan.
5) Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh pada bayi baru
lahir By. Ny. N dengan asfiksia ringan.
6) Melaksanakan rencana asuhan secara langsung pada bayi baru
lahir By. Ny. N dengan asfiksia ringan.
7) Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan pada
bayi baru lahir By. Ny. N dengan asfiksia ringan.
b.
Penulis mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus
nyata di lapangan termasuk faktor pendukung dan penghambat pada
bayi baru lahir By. Ny. N dengan asfiksia ringan.
5
D. Manfaat Studi Kasus
1.
Bagi penulis
Dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku
perkuliahan serta dapat dijadikan pengalaman nyata dalam melakukan
asuhan kebidanan dalam kasusasfiksia ringan.
2.
Bagi profesi
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam rangka
menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan bayi baru lahir dengan
asfiksia ringan. Sehingga dapat memberikan pelayanan kebidanan secara
profesional dan sesuai dengan kode etik kebidanan.
3.
Bagi Institusi
a.
Rumah Sakit
Diharapkan dapat mempertahankan serta meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan khususnya pada kasus bayi baru lahir dengan
asfiksia ringan secara komprehensif untuk membantu menurunkan
Angka Kematian Bayi (AKB).
b.
Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat menambah referensi untuk di perpustakaan tentang
Bayi Baru Lahir (BBL) dengan komplikasi khususnya asfiksia
ringan.
6
E. Keaslian Studi Kasus
Studi kasus serupa tentang asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan
asfiksia sudah pernah dilakukan oleh:
1.
Diva Oktikasari (2013), STIKes Kusuma Husada Surakarta dengan judul
“Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Dengan Asfiksia Ringan Di RSUD
Dr. Moewardi” dengan asuhan yang di berikan mengeringkan dan
menghangatkan bayi kemudian mengobservasi keadaan bayi dan
kolaborasi dengan dokter
spesialis anak dengan pemberian injeksi
penicilin procain 3 x 0,5 cc/IM, injeksi Vit A 1 x 1 mm. Hasil dari
asuhan yang diberikan adalah asfiksia teratasi keadaan umum baik, bayi
tidak hipotermi.
2.
Sri Wulan (2007), Universitas Kadiri Prodi D III Kebidanan dengan judul
“Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Dengan Asfiksia Ringan di
BPS Ny. Wahyuningsih Amd.Keb”. asuhan yang diberikan adalah
membebaskan jalan nafas dengan menghisap lendir dan merangsang
taktil, menghangatkan bayi, mengobservasi keadaan umum bayi dan
kolaborasi dengan dokter spesialis anak dalam pemberian terapi yaitu:
injeksi kalfoxcim 1 x 160 mg/hari, injeksi vit. K 1 mg secara IM. Hasil
dari asuhan yang diberikan adalah asfiksia teratasi keadaan umum bayi
baik, dan bayi tidak hipotermi.
Berdasarkan dari 2 keaslian studi kasus, diperoleh perbedaan antara
keaslian studi kasus dengan Karya Tulis Ilmiah yang dibuat oleh penulis,
perbedaan tersebut diantaranya adalah lokasi, subyek, waktu dan asuhan yang
7
diberikan sedangkan persamaan terletak pada judul dan hasil dari asuhan
yang diberikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1.
Bayi baru lahir
a.
Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500
gram sampai dengan 4000 gram (Sudarti, 2010).
Menurut Sholeh Kosim, M (2007) bayi baru lahir normal
adalah berat lahir antara 2500-4000 gram, cukup bulan, lahir
langsung
menangis,
dan
tidak
ada
kelainan
kongenital
(cacat bawaan) yang berat.
b.
Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal
1.
Lahir aterm antara 37-42 minggu
2.
Berat badan 2500-4000 gram
3.
Panjang badan 48-52 cm
4.
Lingkar dada 30-38 cm
5.
Lingkar kepala 33-35 cm
6.
Lingkar lengan 11-12 cm
7.
Frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit
8.
Pernapasan 40-60 x/menit
9.
Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan yang
cukup
8
9
10. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna.
11. Kuku agak panjang dan lemas
12. Nilai APGAR >7
13. Gerak aktif
14. Bayi lahir langsung menangis
15. Reflek rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil
pada pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik
16. Reflek sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik
17. Reflek morro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah
terbentuk dengan baik.
18. Reflek grasping (menggenggam) sudah baik
19. Genetalia
a) Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang
berada pada skrotum dan penis yang berlubang.
b) Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan
uretra yang berlubang, serta adanya labia minora dan
mayora.
20. Eliminasi baik ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24
jam pertama dan berwarna hitam kecokelatan (Dewi, 2013).
10
c.
Klasifikasi bayi baru lahir menurut usia gestasi (Marmi, 2015)
1) Kehamilan cukup bulan (term atau aterm) : masa gestasi 37-42
minggu.
2) Kehamilan kurang bulan (preterm) : masa gestasi kurang dari 37
minggu.
3) Kehamilan lebih bulan (postterm) : masa gestasi lebih dari 42
minggu.
4) Bayi cukup bulan (term infant) : bayi dengan usia gestasi 37-42
minggu.
5) Bayi kurang bulan (preterm infant) : bayi dengan usia gestasi
kurang dari 37 minggu.
d.
Klasifikasi Klinik Nilai APGAR (Proverawati dkk, 2010)
1) Asfiksia berat (nilai APGAR 0-3) memerlukan resusitasi segera
secara aktif, dan pemberian oksigen terkendali. Karena selalu
disertai dengan asidosis, maka perlu diberikan natrikus
bikarbonas 7,5% dengan dosis 2,4 mililiter per kilogram berat
badan, dan cairan glukosa 40% 1-2 mililiter per kilogram beerat
badan, di berikan via vena umbilikus.
2) Asfiksia ringan sedang (nilai APGAR 4-6) memerlukan
resusitasi dan pemberian oksigen sampai bayi dapat bernafas
normal kembali.
3) Bayi normal atau sedikit asfiksia (nilai APGAR 7-9).
4) Bayi normal dengan nilai APGAR 10.
11
e.
Penilaian APGAR pada bayi baru lahir
Penilaian awal pada bayi baru lahir dapat dilakukan dengan
observasi melalui pemeriksaan nilai APGAR. Penilaian APGAR ini
merupakan standar evaluasi untuk bayi baru lahir, dimana nilai ini
dapat mengidentifikasi bayi tersebut membutuhkan tindakan
resusitasi atau tidak (Rohani, 2011).
Nilai APGAR di nilai dari 1 menit, 5 menit dan 10 menit,
sehingga dapat di ketahui bayi normal atau terjadi asfiksia ringan
(APGAR 7-10), asfiksia sedang (APGAR 4-6) dan asfiksia berat
(APGAR 0-3) (Maryanti, 2011)
Tabel 2.1 APGAR Score
Nilai
Tanda
0
1
2
A : appearance color Pucat
(warna kulit)
Badan
merah, Seluruh
ekstremitas biru
kemerahan
P : pulse/heart rate Tidak
(frekuensi jantung)
ada
Lambat (<100 per (>100 per menit)
menit)
G : grimace (refleks Tidak
terhadap rangsangan)
ada
Hanya pergerakan
wajah
ketika
distimulasi
Ekstremitas fleksi
sedikit
Lambat,
tidak
teratur
A : activity (tonus otot)
Lemah
R
:
respiration Tidak
(pernapasan)
ada
Menangis,
bersin
tubuh
batuk,
Gerakan aktif
Menangis kuat, usaha
nafas baik
Sumber : Rohani, Saswita, Marisah (2011)
f.
Asuhan Bayi Baru Lahir Normal
Menurut Sudarti (2010), asuhan segera bayi baru lahir
normal adalah asuhan yang diberikan pada bayi selama jam pertama
12
setelah kelahiran. Aspek penting dari asuhan segera setelah lahir
adalah:
1.
Menjaga agar bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit
bayi dengan kulit ibu.
a) Pastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit
bayi dengan kulit ibu.
b) Ganti
handuk/kain
yang basah, dan bungkus
bayi
tersebutdengan selimut dan memastikan bahwa kepala telah
terlindungi dengan baik untuk mencengah keluarnya panas
tubuh.
c) Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi
setiap 15 menit.
d) Apabila telapak bayi terasa dingin, periksa suhu aksila bayi.
e) Apabila suhu bayi kurang dari 36.5°C, segera hangatkan
bayi.
2.
Mengusahakan ada kontak antara kulit bayi dengan kulit ibu
segera mugkin.
a) Berikan bayi kepada ibunya secepat mungkin. Kotak dini
antara
ibu
dan
bayi
penting
untuk
kehangatan
mempertahankan panas yang benar pada bayi baru lahir dan
ikatan batin dan pemberian ASI.
13
b) Doronglah ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi tetap
siap dengan menunjukkan rooting reflek. Jangan paksakan
bayi untuk menyusu.
c) Jangan pisahkan bayi sedikitnya satu jam setelah persalinan.
3.
Menjaga pernafasan
a) Memeriksa pernapasan dan warna kulit setiap 5 menit
b) Jika tidak bernafas, lakukan hal sebagai berikut: keringkan
bayi dengan selimut atau handuk hangat, gosoklah
punggung bayi dengan lembut.
c) Jika belum bernafas setelah 1 menit mulai resusitasi
d) Bila sianosis/kulit biru atau sukar bernafas/frekuensi
pernapasan 30-60 x/menit, berikan oksigen dengan kateter
nasal.
4.
Merawat mata
a) Berikan Eritromicin 0.5% atau Tetrasiklin 1%, untuk
pencengahan penyakit mata klr klamidia, atau
b) Berikan tetes mata perak nitrat atau Neosporin segera
setelah lahir.
Menurut Prawiroharjo (2009), asuhan tambahan yang
diberikan:
a) Membersihkan jalan napas
b) Masalah memotongan tali pusat tanpa membubuhi apapun
14
c) Memberikan vitamin K 1 mg intramuskuler, dipaha kiri
anterolateral setelah inisiasi menyusu dini.
g.
Masalah Pada Bayi Baru Lahir
Menurut Saifuddin (2010), masalah bayi baru lahir yang
perlu tindakan segera dalam 1 jam pertama, adalah:
1) Tidak bernapas atau megap-megap, penanganan umum yang
biasa di lakukan:
a) Keringkan bayi, ganti kain yang basah dan bungkus dengan
pakaian hangat-kering.
b) Jika belum dilakukan, segera klem dan potong tali pusat.
c) Letakkan
bayi
ditempat
yang
keras
dan
hangat
(dibawah radiant heater) untuk resusitasi.
d) Lakukan perawatan resusitasi.
2) Sianosis atau sukar bernapas, jika bayi sianosis (biru) atau sukar
bernapas (frekuensi < 30 atau > 60 x per menit, tarikan dinding
dada kedalam atau merintih).
a) Isap mulut dan hidung untuk memastikan jalan napas bersih
b) Beri oksigen 0.5 liter/menit lewat kateter nassal
c) Rujuk kekamar bayi atau ke pelayanan yang dituju.
3) Bayi berat lahir rendah (BBLR) <2500 gram, ada dua macam
BBLR, yang pertama bayi lahir kecil akibat kurang bulan, dan
yang kedua adalah bayi lahir kecil dengan berat badan yang
15
kurang dari 2500 gram yang seharusnya untuk masa gestasi
(dismatur) (Dewi, 2010).
Bayi lahir kecil akibat kurang bulan (prematur) yaitu
masa gestasi kurang dari 37 minggu. Faktor penyebab ibu
mengalami pendarahan antepartum, trauma fisik/psikologis dan
diabetes atau usia ibu masih terlalu muda (<20tahun) dan
multigravidarum dengan jarak kehamilan yang dekat.
Bayi kecil dengan berat badan yang seharusnya untuk
masa gestasi (dismatur), kondisi seperti ini dapat terjadi
preterm, aterm, maupun postterm. Bayi yang lahir dengan berat
sangat kecil yaitu < 1500 gram atau usai 32 minggu sering
mengalami masalah berat seperti, sukar bernafas, sukar
menghisap,
ikterus
berat,
infeksi,
rentan
hipotermi
(Dewi, 2010).
4) Letargi adalah tonus otot rendah dan tidak ada gerakan sehingga
sangat mungkin bayi sedang sakit berat. Jika ditemukan kondisi
demikian, maka segera rujuk (Dewi, 2010).
5) Hipotermi (suhu < 36°C)
Bayi mengalami hipotermi berat jika suhu aksila
<35°C untuk mengatsi kondisi tersebut gunakan alat yang ada
inkubator, radian heater, kamar hangat, atau tempat tidur yang
hangat, atau lakukan rujukan ke pelayanan kesehatan yang
memiliki Neonatal Instensif Care Unit (NICU) (Dewi, 2010).
16
2.
Asfiksia
a.
Pengertian
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi yang baru dilahirkan
tidak segera bernafas secara spontan dan teratur setelah dilahirkan
(Sofian, 2011).
Menurut Sukarni dan Sudarti (2014), asfiksia adalah
kegagalan untuk memulai dan melanjutkan pernapasan secara
spontan dan teratur pada saat bayi baru lahir atau beberapa saat
sesudah lahir. Bayi mungkin lahir dalam kondisi asfiksia
(asfiksia primer) atau mungkin dapat bernafas tetapi kemudian
mengalami asfiksia atau biasa di sebut asfiksia sekunder.
b.
Etiologi
Aliran darah ibu ke bayi dapat di pengaruhi oleh keadaan
ibu. Jika aliran oksigen berkurang akan menyebabkan asfiksia pada
bayi baru lahir. Akan tetapi bayi juga dapat mengalami asfiksia tanpa
didahului tanda gawat janin (Sondakh, 2013).
Banyak hal yang dapat menyebabkan bayi tidak bernafas
saat lahir. Sering kali ini terjadi ketika bayi sebelumnya mengalami
gawat janin. Akibat gawat janin, bayi tidak menerima oksigen yang
cukup. Gawat janin adalah reaksi janin pada kondisi dimana terjadi
ketidakcukupan oksigen (Sondakh, 2013).
Gawat janin dapat diketahui yaitu dari frekuensi bunyi
jantung janin kurang dari 100 atau lebih 180 kali per menit, dan
17
berkurangnya gerakan janin (janin normal bergerak lebih dari 10 kali
dalam sehari), kemudian adanya air ketuban yang bercampur
mekonium atau berwarna kehijauan (pada bayi presentasi kepala),
(Sondakh, 2013).
Menurut Prawirahardjo (2009), penggolongan penyebab
kegagalan pernafasan pada bayi adalah :
1) Faktor Ibu
a) Hipoksia ibu
Hal ini akan menimbulkan hipoksia janin dengan segala
akibatnya.
Hipoksia
ibu
ini
dapat
terjadi
karena
hipoventilasi akibat pemberian obat analgetik atau anestesi
dalam.
b) Gangguan aliran darah uterus
Berkurangnya aliran darah pada uterus akan menyebabkan
berkurangnya pengaliran oksigen ke plasenta dan demikian
pula ke janin. Hal ini sering ditemukan pada keadaan seperti
gangguan kontraksi uterus misalnya hipertoni, hipotensi
mendadak pada ibu perdarahan, hipertensi pada penyakit
eklamsia.
2) Faktor plasenta
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh
luas dan kondisi plasenta. Asfiksia janin akan terjadi bila
18
terdapat gangguan mendadak pada plasenta, misalnya solusio
plasenta, perdaharan plasenta.
3) Faktor
fetus
kompresi
umbilikus
akan
mengakibatkan
terganggunya aliran darah dalam pembuluh darah umbilikus dan
menghambat pertukaran gas antara ibu dan janin. Gangguan
aliran darah ini dapat di temukan pada keadaan tali pusat
menumbung, tali pusat melilit leher, kompresi tali pusat antara
janin dan jalan lahir dan lain-lain.
4) Faktor noenatus
Depresi pusat pernafasan pada bayi baru lahir dapat
terjadi karena beberapa hal yaitu:
a.
Pemakaian obat anestesi atau analgetik yang berlebihan
pada ibu secara langsung.
b.
Trauma yang terjadi pada persalinan, misalnya perdarahan
intrakranial.
c.
Kelainan
kongenital
pada
bayi,
misalnya
herni
diafragmatik, atresia saluran pernafasan, hipoplasia paru.
c.
Patofisiologi
Menurut Sondakh (2013), patofisiologi asfiksia dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1) Kondisi patofisiologis yang menyebabkan asfiksia meliputi
kurangnya oksigenasi sel, retensi karbon dioksida yang
19
berlebihan dan asidosis metabolik yang menyebabkan kerusakan
sel dan lingkungan biokimia yang tidak cocok dengan
kehidupan.
2) Frekuensi jantung dan tekanan darah akan meningkat dan bayi
melakukan upaya megap-megap kemudian masuk ke periode
apnea primer. Apabila bayi menerima stimulasi adekuat selama
periode ini akan mulai bernafas lagi, seperti rangsangan taktil.
3) Bayi yang mengalami asfiksia lebih jauh berada dalam tahap
apnea sekunder yang harus segera didukung pernapasan buatan
karena dapat menyebabkan kematian pada bayi.
4) Kurangnya oksigen menyebabkan metabolisme pada bayi baru
lahir berubah menjadi metabolisme anaerob, terutama karena
kurangnya glukosa yang dibutuhkan untuk sumber energi pada
saat kedaruratan, hal ini mengakibatkan akumulasi asam laktat
dan asidosis metabolik.
5) Efek hipoksia pada otak sangat terlihat. Pada hipoksia awal
aliran darah ke otak meningkat, sebagai bagian mekanisme
kompensasi. Jika hipoksia berlanjut maka tidak akan terjadi
penyesuaian akibat hipoksia pada sel-sel otak.
20
d.
Tanda Gejala Asfiksia
Menurut
Sudarti
dan
Fauziah
(2013),
atas
dasar
pemeriksaan klinis dan penilaian APGAR, asfiksia neonaturum di
bagi atas:
1.
Asfiksia Ringan (nilai APGAR 7-10)
Pada kasus asfiksia ringan bayi dianggap sehat dan
tidak memerlukan tindakan apapun tetapi juga dilihat dari nilai
APGAR bayi, tanda gejala yang muncul yaitu:
a.
Tidak bernafas atau nafas megap-megap atau pernapasan
lambat(kurang dari 30 kali per menit).
b.
Pernafasan
tidak
teratur,
dengkuran
atau
retraksi
(pelekukan dada).
c.
Tangisan lemah atau merintih.
d.
Warna kulit pucat atau biru.
e.
Tonus otot lemas atau ekstremitas terkulai.
f.
Denyut
jantung
tidak
ada
atau
lambat
(kurang dari 100 kali per menit).
2.
Asfiksia sedang (nilai APGAR 4 - 6)
Pada asfiksia sedang, tanda dan gejala yang muncul
meliputi:
a.
Tidak bernafas atau nafas megap-megap atau pernapasan
lambat (kurang dari 30 kali per menit).
21
b.
Pernafasan
tidak
teratur,
dengkuran
atau
retraksi
(pelekukan dada).
c.
Tangisan lemah atau merintih.
d.
Warna kulit pucat atau biru.
e.
Tonus otot lemas atau ekstremitas terkulai.
f.
Denyut
jantung
tidak
ada
atau
lambat
(kurang dari 100 kali per menit).
3. Asfiksia berat (nilai APGAR 0 - 3)
Pada asfiksia berat, tanda dan gejala yang muncul
meliputi:
a.
Tidak bernafas atau nafas megap-megap atau pernapasan
lambat (kurang dari 30 kali per menit).
b.
Pernafasan
tidak
teratur,
dengkuran
atau
retraksi
(pelekukan dada).
c.
Tangisan lemah atau merintih.
d.
Warna kulit pucat atau biru.
e.
Tonus otot lemas atau ekstremitas terkulai.
f.
Denyut jantung tidak ada atau lambat (kurang dari 100 kali
per menit).
e.
Diagnosa
Aspek yang sangat penting dari resusitasi adalah menilai
bayi, menentukan tindakan yang akan dilakukan dan akhirnya
22
melaksakan tindakan. Nilai APGAR pada umumnya dilaksanakan
pada 1 menit, 5 menit, 10 menit sesudah bayi lahir dan penilaian
bayi harus di mulai sesegera sesudah bayi lahir dan bayi memerlukan
interventasi berdasarkan penilaian pernapasan, denyut jantung atau
warna bayi, maka penilaian ini harus dilakukan segera, walaupun
nilai APGAR tidak penting dalam pengambilan keputusan pada awal
resusitasi, tetapi dapat menolong dalam upaya penilaian keadaan
bayi dan penilaian efektivitas upaya resusitasi, jadi nilai APGAR
perlu dinilai apa awal 1 menit dan 5 menit (Prawirohardjo, 2009).
f.
Penatalaksanaan
Tindakan yang dapat dilakukan pada bayi asfiksia
neonaturum secara umummenurut Arief dan Kristiyanasari (2009)
adalah sebagai berikut:
a.
Membersihkan jalan nafas dengan penghisap lendir dan
kassa steril.
b.
Potong tali pusat dengan teknik aseptic dan antiseptic.
c.
Apabila bayi tidak menangis lakukan rangsangan taktil
dengan cara menepuk nepuk telapak kaki, mengelus-eelus
dada, perut atau punggung. Bila rangsangan taktil belum
menangis lakukan mouth to mouth (nafas buatan mulut ke
mulut).
23
d.
Pertahankan suhu tubuh agar tidak memperburuk keadaan
asfiksia dengan cara membungkus bayi dengan kain hangat,
badan
bayi
harus
dalam
keadaan
kering,
jangan
memandikan bayi dengan air dingin gunakan baby oil untuk
membersihkan tubuhnya, kepala bayi di tutup dengan topi.
e.
Apabila nilai APGAR pada menit kelima sudah baik
(7-10) lakukan perawatan badan bayi, tali pusat, pemberian
ASI
sedini
mungkin
dan
adekuat,
melaksanakan
antropometri dan pengkajian kesehatan, memakaian pakaian
bayi dan memasang tanda pengenal bayi.
f.
Mengajarkan orangtua menetekkan dengan baik, perawatan
talipusat, memandikan bayi, dan mengobservasi keadaaan
pernapasan bayi.
g.
Menjelaskan pentingnya pemberian ASI sedini mungkin
sampai 2 tahun, makanan tinggi protein bagi ibu, makanan
tambahan untuk bayi usia 6 bulan dan mengikuti program
KB segera mungkin.
h.
Apabila nilai APGAR pada menit kelima belum mencapai
nilai normal, persiapkan bayi untuk rujuk kerumah sakit.
Jelaskan pada keluarga bahwa anaknya harus di rujuk ke
rumah sakit.
1.
Penatalaksanaan padaasfiksia ringan (Dewi, 2010)
a.
Bersihkan jalan nafas dengan penghisapan lendir dan kasa
steril
b.
Potong tali pusat dengan teknik naseptik dan antiseptik
c.
Segera keringkan tubuh bayi dengan handuk/kain kering
dan bersih dan hangat
d.
Nilai status pernapasan. Lakukan hal berikut
1) Segera baringkan dengan kepala bayi sedikit ekstensi dan
penolong berdiri disisi kepala bayi dari sisi air ketuban
2) Miringkan kepala bayi
3) Bersihkan mulut dengan dengan kasa yang dibalut pada
jari telunjuk
4) Isap cairan dari mulut dan hidung
e.
Lanjutkan menilai status pernapasan apabila masih ada
tanda asfiksia, lakukan rangsangan taktil pada punggung.
Bila tidak ada perubahan beri napas buatan.
2.
Penatalaksanaan pada asfiksia sedang (Maryanti dkk, 2011).
a.
Membersihkan jalan nafas
b.
Memberikan oksigen 2 liter per menit
c.
Rangsangan pernapasan dengan menepuk telapak kaki
apabila belum bereaksi, bantu pernapasan dengan masker
(sungkup)
8
25
d.
Bila bayi sudah mulai bernapas tetapi masih sianosis,
berikan natrium bikarbonat 7,5% sebanyak 6 mililiter.
Dekstrosan 40% sebanyak 4 mililiter disuntikkan melalui
vena umbilikalis secara perlahan-lahan untuk mencengah
tekanan intra cranial meningkat.
3.
Penatalaksanaan pada asfiksia berat (Maryanti dkk, 2011).
a.
Bersihkan jalan napas sambil pompa dengan sungkup
b.
Berikan oksigen 4-5 liter per menit
c.
Bila tidak lakukan ondotrakeal tube (ETT)
d.
Bersihkan jalan napas melalui ETT
e.
Apabila bayi sudah mulai bernapas tetapi masih sianosis,
berikan natrium bikarbonat 7,5% sebanyak 6 mililiter.
Dekstrosa 40% sebanyak 4 mililiter.
3.
Hipotermia
a. Pengertian
Suhu tubuh rendah dapat disebabkan oleh karena terpapar
dengan lingkungan yang dingin (suhu lingkungan rendah permukaan
yang dingin atau basah) atau bayi dalam keadaan basah atau tidak
berpakaian (Sudarti dan Khoirunnisa, 2010).
b. Faktor yang menyebabkan hipotermia
Menurut Sudarti dan Fauziah tahun 2013, faktor-faktor yang
menyebabkan adalah:
26
1)
Kesalahan perawatan bayi segera setelah lahir
2)
Bayi di pisahkan dengan ibunya setelah lahir
3)
BBLR
4)
Kondisi ruang yang dingin
5)
Prosedur penghangatan yang tidak adekuat
6)
Asfiksia, hipoksia
c. Gejala hipotermia bayi baru lahir (Sarwono, 2009)
1) Bayi tidak mau minum/menetek
2) Bayi tampak lesu dan mengantuk saja
3) Tubuh bayi teraba dingin
4) Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan kulit
tubuh bayi mengeras (sklerema).
d. Penatalaksanaan menurut Sudarti dan Fauziah tahun 2013
1) Suhu ruang persalinan < 25°C
2) Tempat resusitasi hangat
3) Pengeringan langsung
4) Kontak kulit ke kulit (ibu dan bayi)
5) Menyusukan bayi
6) Menunda memandikan bayi
7) Memakaikan pakaian yang tepat
8) Rawat gabung ibu-bayi
9) Tenaga profesional yang selalu siap
27
BAYI LAHIR
PENILAIAN :
1. Bayi cukup bulan
2. Ketuban jernih, tidak bercampur dengan mekonium
3. Menangis dan bernafas
4. Otot tonus baik
Asuhan Bayi Normal
LANGKAH AWAL :
1. Jaga bayi tetap hangat
2. Atur posisi bayi
3. Isap lendir
4. Keringkan dan rangsangan taktil
5. Reposisi
NILAI NAFAS
Bayi bernapas normal asuhan
pasca resusitasi:
1. Pemantauan
2. Pencengahan hipotermi
3. Inisiasi menyusu dini
4. Pemberian vitamin K 1
5. Pencengahan infeksi
6. Pemeriksaan fisik
7. Pencatatan dan pelaporan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Bayi tidak bernapas atau megap-megap
Ventilasi
1. Pasang sungkup perhatikan letaknya
2. Ventiasi 2x dengan tekanan air 30 cm air
3. Bila tidak mengembang lakukan ventilasi
20x dengan tekanan 20 cm air selama 30
detik
NILAI NAFAS
Bayi tidak bernafas / megap-megap
1. Ulangi ventilasi sebanyak 20x selama
20detik
2. Hentikan ventilasi dan nilai kembali
nafas tiap 30 detik
3. Bila bayi tidak bernafas spontan
sesudah 2 menit setelah resusitasi
siapkan rujukan.
Konseling
Lanjutkan resusitasi
Pemantauan
Pencengahan hipotermi
Pemberian vitamin K 1
Pencengahan infeksi
Pencatatan dan pelaporan
Bila tidak mau dirujuk dan tidak berhasil:
1. Sesudah 10 menit pertimbangan
untuk menghentikan resustasi
2. Konseling
3. Pencatatan dan pelaporan
Dirujuk
Gambar 2.1 Manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir
Sumber : Rohani (2010)
28
B. Teori Manajemen Kebidanan
1.
Pengertian
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh
bidan dalammenerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis,
mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi (Ambarwati dkk, 2010 ).
2.
Proses Manajemen Kebidanan
Proses manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan
masalah yangmemperkenalkan sebuah metode atau pemikiran dan
tindakan-tindakan dengan urutan yang logis sehingga pelayanan
komperhensif dan aman dapat tercapai. Selain itu metode ini memberikan
pengertian untuk menyatukan pengetahuan dan penilaian yang terpisahpisah menjadi satu kesatuan yang berarti (Ambarwati dkk, 2010 ).
a.
Langkah pertama: pengumpulan data dasar atau pengkajian
1) Data Subjektif adalah data yang didapat dari pasien atau
keluarga pasien suatu pendapat terhadap suatu situasi dan
kejadian. Informasi tersebut tidak dapat ditentukan oleh tim
kesehatan secara independen tetap melalui suatu interaksi atau
komunikasi (Nursalam, 2008).
Dalam hal ini data yang diperoleh dari wawancara
dengan keluarga dan tim kesehatan yang lain, dimana
wawancara tersebut untuk mengetahui pada ibu meliputi:
29
a) Biodata
Menggunakan identitas menurut Ambarwati,dkk (2009),
yaitu:
(1) Nama Bayi
: Untuk mengetahui identitas bayi
danmenghindari kekeliruan.
(2) Umur Bayi
: Untuk mengetahui usia bayi yang
nantinya disesuaikan dengan tindakan
yang akan dilakukan.
(3) Tanggal Lahir : Untuk mengetahui usia neonatus.
(4) Jenis Kelamin : Untuk mengetahui jenis kelamin bayi
dan
memastikan
diperiksa
bahwa
benar-benar
yang
bayi
yang
dimaksud.
(5) Nama ayah/ibu : Untuk memudahkan memanggil atau
menghindari kekeliruan.
(6) Umur
: Untuk
mengetahui
apakah
ibu
termasuk resiko tinggi atau tidak.
(7) Agama
: untuk mengetahui keyakinan ayah/ibu
tersebut untuk membimbing atau
mengarahkan dalam berdoa.
(8) Pendidikan
: Berpengaruh
dalam
tindakan
kebidanan dan untuk mengetahui
sejauhmana
mana
tingkat
30
intelektualnya, sehingga bidan dapat
memberikan konseling sesuai dengan
pendidikanya.
(9) Suku/Bangsa
: Berpengaruh pada adat istiadat atau
kebiasaan sehari-hari.
(10) Pekerjaan
: Untuk mengetahui tinggkat sosial
ekonomi.
(11) Alamat
: Untuk memudahkan komunikasi dan
kunjungan rumah.
b) Keluhan utama
Untuk mengetahui masalah yang dialami bayi,
yaitu napas megap-megap, tangisan melemah atau merintih
(Ambarwati,dkk 2010).
c) Riwayat Kesehatan pada ibu
(1) Riwayat kesehatan yang lalu
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya riwayat atau penyakit akut, kronis seperti
jantung,
DM,
hipertensi,
asma
yang
dapat
mempengaruhi pada persalinan (Ambarwati,dkk 2010).
(2) Riwayat kesehatan sekarang
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya penyakit yang diderita pada saat ini yang ada
31
hubungan
nya
dengan
persalinan
(Ambarwati,dkk 2010).
(3) Riwayat kesehatan keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan
kesehatan ibu dan bayi, yaitu apabila ada penyakit
keluarga yang menyertai (Ambarwati,dkk 2010).
d) Riwayat perkawinan
Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, status
menikah syah atau tidak, karena bila melahirkan tanpa
status yang jelas akan berkaitan dengan psikologisnya
sehingga
akan
mempengaruhi
proses
persalinan
(Ambarwati,dkk 2010).
e) Riwayat Kehamilan dan Persalinan
(1) Riwayat Prenatal
Untuk mengetahui riwayat ANC, jumlah anak, ada
keluhan atau tidak, HPHT, HPL, dan kebiasaankebiasaan ibu saat hamil (Sondakh, 2013).
(2) Riwayat persalinan sekarang
Untuk mengetahui berapa usia kehamilan, jam berapa
waktu persalinan, jenis persalinan, lama kala I, lama
kala II, di tolong oleh siapa, adakah komplikasi dalam
32
persalinan, berapa nilai APGAR untuk bayi baru lahir
(Sondakh, 2013).
f)
Riwayat KB ibu
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan
kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama
menggunakan
kontrasepsi
serta
rencana
KB
(Ambarwati,dkk 2010).
g) Kehidupan sosial budaya ibu
Untuk mengetahui ibu dan keluarga yang menganut adat
istiadat yang akan menguntungkan atau merugikan ibu
khususnya pada saat bersalin (Ambarwati,dkk 2010).
h) Pola
pemenuhan
kebutuhan
sehari-hari
pada
ibu
(Ambarwati,dkk 2010) :
(2) Nutrisi
Menggambarkan tentang pola makan dan minum,
frekuensi, banyaknya, jenis makanan dan makanan
pantangan.
(3) Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan
buang air besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi,
dan bau serta kebiasaan buang air kecil meliputi
frekuensi, warna, jumlah.
33
(4) Istirahat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur ibu, berapa
jam ibu tidur, kebiasaan sebelum tidur misalnya
membaca,
mendengarkan
musik,
kebiasaan
mengkonsumsi obat tidur, kebiasaan tidur siang,
penggunaan waktu luang.
(5) Personal hygiene
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga
kebersihan tubuh terutama pada daerah genetalia.
(6) Aktivitas
Menggambarkan pola aktivitas ibu sehari-hari. Pada
pola ini perlu dikaji pengaruh aktivitas terhadap
kesehatan.
2) Data Objektif
Data ini dikumpulkan guna melengkapi data untuk
menegakan diagnosa pada bayi (Sulistyawati dkk, 2010).
a) Keadaan umum
Data ini didapat dengan mengamati keadaan pasien secara
keseluruhan(Sulistyawati dkk, 2010).
(1) Baik, jika bayi memperlihatkan respon yang baik
terhadap lingkungan.
(2) Lemah, jika bayi kurang atau tidak memberikan respon
yang baik terhadap sekitarnya
34
b) Kesadaran (Sulistyawati dkk, 2010).
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien,
kita dapat melakukan pengkajian derajat kesadaran pasien
dari keadaan komposmentis (kesadaran maksimal) sampai
koma (pasien tidak dalam keeadaan sadar).
c) Tanda vital bayi (Sulistyawati dkk, 2010).
(1) Denyut nadi kurang dari 100 x per menit atau tidak
(2) Pernapasan kurang dari 30 x per menit atau tidak
(3) Suhu tubuh < 36,5°c atau > 37,5°c
d) Menurut Sondakh (2013), pemeriksaan fisik sistematis
meliputi :
(1)Kepala
: Pemeriksaan terhadap ukuran, sutura
menutup atau terbuka, adanya caput
succedaneum,
kraniotabes,
dan
sebagainya.
(2)Muka
: Warna kulit merah atau tidak, simetris
atau tidak, adakah chepal hematoma
atau tidak.
(3)Mata
: Simetris atau tidak, warna conjungtiva
pucat atau tidak, adakah sklera ikterus
pada mata atau tidak.
35
(4)Mulut
: Reflek hisap baik atau tidak, bibir
kering atau tidak, adakah kelainan
palatum atau tidak.
(5)Hidung
: Simetris atau tidak,bersih atau tidak,
tidak atau ada pernafasan cuping
hidung.
(6)Telinga
: Simetris atau tidak, bersih atau tidak,
adakah kelainan.
(7)Leher
: Untuk mengetahui pembesaran kelenjar
tiroid dan bendungan vena juga laris.
(8)Dada
: Simetris atau tidak, adakah retraksi
dinding dada atau tidak, apakah ada
kelainan atau tidak.
(9)Tali pusat
: Bersih atau tidak,adakah pendarahan
atau tidak, terbungkus kasa atau tidak.
(10) Abdomen
:Simetris
atau
tidak,
adakah
perdarahan tali pusat atau tidak,
adakah tanda-tanda infeksi atau tidak.
(11) Genetalia
:Jika laki-laki apakah testis sudah
turun pada skrotum, jika perempuan
apakah labia mayora sudah menutupi
labia minora.
36
(12) Ekstemitas
:Simetris atau tidak, jumlah jari
tangan lengkap atau tidak dan kaki
lengkap atau tidak, adakah polidaktili
atau tidak.
(13) Anus
: Apakah anus berlubang atau tidak.
e) Pemeriksaan Reflek
(1) Reflek Moro
: Apabila
bayi
diberi
sentuhan
mendadak terutama dengan jari dan
tangan, maka menimbulkan gerak
terkejut (Rohani, 2010).
(2) Reflek Rotting : Apabila pipi bayi disentuh oleh jari
pemeriksa, maka bayi akan menoleh
dan
mencari
sentuhan
itu
(Rohani, 2010).
(3) Reflek Sucking
:Apabila bayi di beri dot atau puting,
maka
bayi
berusaha
untuk
menghisap (Rohani, 2010).
(4) Reflek Grasping :Reflek yang timbul jika ibu jari
diletakkan pada tangan bayi lalu
bayi akan menutup telapak tangan
nya (Rohani, 2010).
37
(5) Reflek Tonic Neck :Reflek yang timbul jika bayi
mengangkat
leher dan menoleh
kekanan atau kekiri jika diposisikan
tengkurap (Rohani, 2010).
f)
Pemeriksaan Antropometri
Menurut
Jitowiyono
(2011),
pemeriksaan
antroprometri meliputi :
(1) Lingkar Kepala
: Normal pada bayi baru lahir
antara 33-35 cm.
(2) Lingkar Dada
: Normal pada bayi baru lahir
antara 30-38 cm.
(3) Panjang Badan
: Normal pada bayi baru lahir
antara 48-52 cm.
(4) Berat badan
: Normal berat badan bayi baru
lahir antara 2500 gram sampai
4000 gram.
g) Nutrisi
Kebutuhan nutrisi pada bayi baru lahir hari pertama
60
cc/kgBB,
selanjutnya
(Jitowiyono,2011).
di
tambah
30
cc/kgBB
38
h) Eliminasi
(1) Urine
: Pengeluaran urine pada bayi baru lahir
terjadi 24 jam pertama setelah lahir. Urine
yang
normal
berwarna
kuning
(Jitowiyono,2011).
(2) Mekonium : Pengeluaran mekonium pada bayi baru
lahir normal agak lembek dan berwarna
hitam kehijauan (Jitowiyono,2011).
i)
Data Penunjang adalah pemeriksaan untuk menunjang
diagnosis penyakit guna mendukung atau menyingkirkan
diagnosis lainnya. Pada kasus bayi baru lahir dengan
asfiksia ringan tidak memerlukan pemeriksaan penunjang
(Oktikasari, 2013).
b. Langkah kedua: Interpretasi Data
Mengidentifikasi
berdasarkan
interpretasi
diagnosa
yang
kebidanan
benar
atas
dan
masalah
data-data
yang
telah dikumpulkan. Dalam langkah ini data yang dikumpulkan
diinterpretasikan
penanganan
menjadi
yang
diagnosa
dituangkan
tetapi
dalam
terhadap pasien (Ambarwati dkk, 2010).
membutuhkan
rencana
asuhan
39
1) Diagnosa kebidanan
Diagnosa
dapat
di
tegakkan
yang
berkaitan
(Ambarwati, 2010). Diagnosa kebidanan pada kasus ini ialah
“Bayi Ny. N Umur 0 Hari dengan Asfksia Ringan”
Data dasar meiliputi:
a) Data Subjektif
Pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah pernah
abortus atau tidak, keterangan ibu tentang umur,
keterangan ibu tentang identitas bayinya dan keterangan
ibu tentang keluhannya (Ambarwati, 2010).
b) Data Obyektif
(1)
KU : lemah
(2)
TTV : R : <30 x/menit N : < 100 x/menit S : 3637°C (Sondakh, 2013).
(3)
Antropremetri : berat badan bayi 2500-4000 gram,
panjang badan 48-52 cm, lingkar kepala 33-35 cm,
dan lingkar dada 30-38 cm (Jitowiyono,2011).
(4)
Reflek
(a) Reflek Moro : positif atau negatif apabila
bayi diberi sentuhan mendadak
terutama
tangan,
dengan
maka
jari
dan
menimbulkan
gerak terkejut (Rohani, 2010).
40
(b) Reflek Rotting : positif atau negatif
apabila
pipi bayi disentuh oleh jari
pemeriksa, maka bayi akan
menoleh dan mencari sentuhan
itu(Rohani, 2010).
(c) Reflek Sucking :positif atau negatif apabila
bayi di beri dot atau puting,
maka bayi berusaha
untukmenghisap
(Rohani, 2010).
(d) Reflek Grasping :positif atau negatif jika ibu
jari diletakkan pada tangan bayi
lalu bayi akan menutup telapak
tangan nya (Rohani, 2010).
2) Masalah
Menurut Sulistyawati (2013) dalam asuhan kebidanan masalah
dan diagnosis dipakai keduanya karena beberapa masalah tidak
dapat
didefenisikan
sebagai
diagnosis
tetapi
perlu
di
pertimbangkan untuk membuat rencana yang menyeluruh.
Masalah bisa mucul dari bayi baru lahir dengan asfiksia yaitu
nafas berkurang dan sianosis (Saifuddin, 2010).
3) Kebutuhan
41
Dalam
bagian
ini
bidan
menentukan
kebutuhan
bayi
berdasarkan keadaan dan masalahnya (Sulistyawati, 2010).
Kebutuhan bayi baru lahir dengan asfiksia adalah keadaan yang
hangat, pembersihan jalan napas dan resusitasi atau pemberian
oksigen (Dewi, 2010).
c. Langkah III : Diagnosa Potensial
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang
mungkin akan terjadi. Pada langkah ini diidentifikasikan masalah
atau diagnosa potensial berdasarkan rangkaian masalah dan
diagnosa, hal ini membutuhkan antisipasi, pencegahan, bila
memungkinkan menunggu mengamati dan bersiap-siap apabila hal
tersebut benar-benar terjadi. Diagnosa potensial pada bayi baru
lahir
dengan
asfiksia
ringan
adalah
asfiksia
sedang
(Ambarwati dkk, 2010).
d. Langkah IV: Tindakan Segera / Antisipasi Masalah
Dalam penatalaksanaannya terkadang bidan dihadapkan
pada beberapa situasi yang memerlukan penanganan segera
(emergensi) di mana bidan harus segera melakukan tindakan untuk
menyelamatkan pasien, namun kadang juga berada pada situasi
pasien yang memerlukan tindakan segera sementara menunggu
intruksi dokter, atau bahkan mungkin juga situasi pasien yang
memerlukan
konsultasi
dengan
tim
kesehatan
lain
(Sulisyawati, 2010). Antisipasi dalam kasus bayi baru lahir dengan
42
asfiksia ringan adalah membersihkan jalan napas, mempertahankan
suhu tubuh bayi dan lakukan rangsangan taktil (Jitowiyono,2011).
e. Langkah V : Perencanaan
Langkah-langkah ini ditentukan oleh langkah-langkah
sebelumnya yang merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa
yang telah diidentifikasi atau di antisipasi. Rencana asuhan yang
menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat dari
kondisi pasien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga
berkaitan dengan kerangka pedoman antisipasi bagi wanita tersebut
yaitu apa yang akan teradi berikutnya (Ambarwati dkk, 2010).
Rencana yang dapat dilakukan pada bayi baru lahir dengan
asfiksia ringan adalah menurut Dewi (2010) :
b.
Bersihkan jalan nafas dengan penghisapan lendir dan kasa
steril
c.
Potong tali pusat dengan teknik naseptik dan antiseptik
d.
Segera keringkan tubuh bayi dengan handuk/kain kering dan
bersih dan hangat
e.
Nilai status pernapasan. Lakukan hal berikut
1) Segera baringkan dengan kepala bayi sedikit ekstensi dan
penolong berdiri disisi kepala bayi dari sisi air ketuban
2) Miringkan kepala bayi
3) Bersihkan mulut dengan dengan kasa yang dibalut pada jari
telunjuk
43
4) Isap cairan dari mulut dan hidung
f.
Lanjutkan menilai status pernapasan apabila masih ada tanda
asfiksia, lakukan rangsangan taktil pada punggung. Bila tidak
ada perubahan beri napas buatan.
f. Langkah VI : Pelaksanaan
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan
penyuluhan
melaksanakan
pada
klien
rencana
dan
keluarga,
asuhan
dari
mengarahkan
langkah
V
atau
diatas
(Ambarwati dkk, 2010).
a.
Membersihkan jalan nafas dengan penghisapan lendir dan kasa
steril
b.
Memotong tali pusat dengan teknik naseptik dan antiseptik
c.
Mengeringkan tubuh bayi dengan handuk/kain kering dan
bersih dan hangat
d.
Menilai status pernapasan. Lakukan hal berikut
1) Membaringkan dengan kepala bayi sedikit ekstensi dan
penolong berdiri disisi kepala bayi dari sisi air ketuban
2) Memiringkan kepala bayi
3) Membersihkan mulut dengan dengan kasa yang dibalut
pada jari telunjuk
4) Menghisap cairan dari mulut dan hidung
44
e.
Melanjutkan menilai status pernapasan apabila masih ada
tanda asfiksia, lakukan rangsangan taktil pada punggung. Bila
tidak ada perubahan beri napas buatan.
g. Langkah VII : Evaluasi
Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui
apa yang telah dilakukan bidan. Mengevaluasi keefektifan dari
asuhan yang diberikan, ulangi kembali proses manajemen dengan
benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tapi
belum efektif atau merencanakan kembali yang belum terlaksana.
(Ambarwati, 2010).
a) Jalan napas bayi telah di bersihkan
b) Tali pusat telah dipotong
c) Tubuh bayi telah dikeringkan
d) Pernapasan bayi telah dinilai dan telah di lakukan resusitasi
e) Telah dilakukan rangsangan taktil
3) Data Perkembangan SOAP (Subjektif Objektif Assesment
Planning)
Menurut Marmi dan Raharjo tahun 2015 metode SOAP
merupakan singkatan dari :
S
: Subjektif
a.
Menggambarkan
pendokumentasian
data klien melalui anamnesa
pengumpulan
45
b.
Tanda gejala subjekif yang diperoleh dari hasil
bertanya pada klien, suami atau keluarga (identitas
umum,
keluhan,
riwayat
menarche,
riwayat
perkawinan, riwayat kehamilan, riwayat persalinan,
riwayat KB, penyakit keluarga, riwayat penyakit
keturunan, riwaat psikososial, pola hidup)
c.
Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut
pandang
klien.
kekhawatiran
dan
Ekspresi
pasien
keluhannya
mengenai
dicatatat
sebagai
kutipan langsung atau ringkasan ang berhubungan
dengan diagnosa.
O : Objektif
a.
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan
fisik klien, hasil laboratorium dan tes diagnostik lain
yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung
assessment.
b.
Tanda geala objektif yyang diperoleh dari hasil
pemeriksaan
(keadaan
umum,
vital
sign,
fisik,
pemeriksaan dalam, laboratorium dan pemeriksaan
penunjang, pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi,
auskultasi dan perkusi).
c.
Data ini memberikan bukti gejala klinis klien dan fakta
yang berhubungan dengan diagnosa.
46
A : Assesment
a.
Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan
data atau informasi subjektif maupun objektif yang
dikumpulkan atau disimpulkan.
b.
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan
interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu
identifikasi.
P : Planning
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan
evaluasi berdasarkan assesment.
a.
Perencanaan
Membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan
datang. Untuk mengusahakan tercapaina kondisi klien
yang sebaik mungkin
b.
Implementasi
Pelaksanaan rencana tindakan untuk menghilangkan
dan mengurangi masalah klien. Tindakan ini harus
disetujui oleh klien kecuali bila tidak dilaksanakan akan
membahayakan keselamatan klien.
c.
Evaluasi
Tafsiran dari efek tindakan yang telah di ambil
merupakan hal penting untuk menilai keefektifan
asuhan yang diberikan. Analisis dari hasil yang dicapai
47
menjadi fokus dari kecepatan nilai tindakan. Jika
kriteria tuuan tidak tercapai, proses evaluasi dapat
menjadi
dasar
untuk
mengembangkan
tindakan
alterbatif sehingga mencapai tujuan.
C. Landasan Hukum
Bidan dalam menyenggarakan prakteknya berlandaskan pada Permenkes No.
1464/Menkes/Per/X/2010 pasal 16 ayat 2 yaitu pelayanan kebidanan kepada
anak meliputi:
1.
Perawatan bayi baru lahir
2.
Perawatan tali pusat
3.
Perawatan bayi
4.
Resusitasi pada bayi baru lahir
5.
Permantauan tumbuh kembang anak
6.
Pemberian imunisasi
7.
Pemberian penyuluhan (Permenkes, 2010).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Studi
Karya tulis ilmiah ini merupakan studi kasus dengan menggunakan
metode deskriptif yaitu pengumpulan data sebanyak-banyaknya mengenai
faktor-faktor yang merupakan pendukung terhadap kualitas belajar-mengajar,
kemudian menganalisis faktor-faktor tersebut untuk dicari peranannya
terhadap presentasi ilmu kimia (Arikunto, 2013).
Penelitian studi kasus adalah studi yang meengekplorasi suatu
masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan datayang
mendalam, dan menyertakan berbagai sumber informasi (Nasir dkk, 2011).
Studi kasus ini menggambarkan asuhan kebidanan bayi baru lahir
pada By. Ny. Numur 0 hari dengan asfiksia ringan.
B. Lokasi Studi Kasus
Lokasi
merupakan
tempat
pengambilan
kasus
dilaksanakan
(Notoatmodjo, 2012). Studi kasus inidilakukan di RSUD Karanganyar.
C. Subjek Studi Kasus
Subjek studi kasus adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh
peneliti menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti (Arikunto, 2013).
Subjek dalam studi kasus ini adalah Bayi. Ny. N umur 0 hari dengan asfiksia
ringan.
48
49
D. Waktu Studi Kasus
Waktu studi kasus merupakan waktu dimana digunakan penulis
untuk mencari kasus (Notoatmodjo, 2012). Studi kasus ini dilaksanakan pada
tanggal 2 April 2016.
E. Instrumen Studi Kasus
Instrumen studi kasus adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Pada kasus ini penulis menggunakan
format asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan pendekatan menejeman 7
langkah Varney dan SOAP data perkembangan.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada klien adalah dengan cara mengambil
data primer dan data sekunder:
1.
Data Primer
Data primer diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan
mengenakan alat pengukuran atau alat pengambil data, langsung pada
subjek sebagai sumber informasi yang dicari (Saryono, 2011).
Data primer diperoleh dengan cara:
a.
Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang diperlukan untuk
mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau
informasi secara lisan dari seseorag sasaran penelitian (responden)
50
(Hidayat, 2014). Pada kasus ini wawancara dilakukan pada keluarga
pasien atau bidan serta tenaga kesehatan yang terkait dengan
menggunakan format asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dan
didokumentasikan.
b.
Observasi
Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan
pengamatan secara langsung kepada responden penelitian untuk
mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti (Hidayat, 2014).
Untuk memperoleh data objektif penelitian melakukan
pengamatan
langsung
untuk
mengetahui
perkembangan
dan
perawatan yang telah dilakukan pada pasien.
Pada kasus ini yang diobservasi adalah tanda-tanda vital,
nilai APGAR dan pemeriksaan fisik pada bayi (Hidayat, 2014).
c.
Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
Inspeksi merupakan proses observasi dengan menggunakan
mata (Priharjo, 2007). Dalam kasus ini inspeksi dilakukan dari
kepala hingga ekstremitas, melihat warna kulit bayi, pergerakan dada
ada retraksi atau tidak dan reflek bayi.
2) Palpasi
Palpasi dilakukan dengan menggunakan sentuhan atau
rabaan, metode ini dikerjakan untuk mendeterminasi ciri-ciri
51
jaringan atau organ (Priharjo, 2007). Dalam kasus ini dilakukan
pemeriksaan tugor kulit bayi.
3) Perkusi
Perkusi adalah metode pemeriksaan dengan cara mengetuk.
Tujuan perkusi adalah menentukan batas-batas organ atau bagian
tubuh dengan cara merasakan vibrassi yang ditimbulkan akibat
adanya gerakan yang diberikan kebawah jaringan (Priharjo, 2007).
Pada kasus ini dilakukan tepukan pada telapak kaki bayi untuk
memberikan rangsangan taktil.
4) Auskultasi
Auskultasi
menggunakan
merupakan
stetoskop
untuk
metode
pengkajian
memperjelas
yang
pendengaran
(Priharjo, 2007). Pada pengambilan kasus ini penulis melakukan
pemeriksaan auskultasi untuk mendengar detak jantung bayi.
2.
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak
langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitinya. Biasanya berupa
data dokumentasi atau data laporan yang tersedia (Saryono, 2011).
a.
Studi dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti,
notulen
(Arikunto, 2013).
rapat,
lengger,
agenda,
dan
sebagainya
52
Dalam
kasus
dokumentasi
ini
dilakukan
dengan
mengumpulkan data yang diambil dari cacatan atau status pasien dan
rekam medik pasien umum di RSUD Karanganyar.
b.
Studi kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan kagiatan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti dalam rangka mencari landasan teoritis dari
permasalahan penelitian (Hidayat, 2014). Studi kasus bayi baru lahir
dengan asfiksia ringan, penulis menggunakan sumber buku tahun
2007-2015.
G. Alat-alat yang dibutuhkan
Dalam melaksanakan studi kasus penulis menggunakan alat-alat
sebagai berikut:
1.
Alat dan bahan dalam pengambilan data (wawancara) :
a) Format pengkajian pada bayi baru lahir
b) Buku tulis daa alat tulis
2.
Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan fiisik dan observasi
a) Termometer
b) Stetoskop
c) Jam tangan (detik)
d) Timbangan bayi
e) Mistar
f) Metline
g) Alat resusitasi
53
3.
Alat dan bahan dalam pendokumentasian
a) Status atau cacatan pasien
b) Rekam medik
c) Alat tulis
H. Jadwal Penelitian
Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai
menyusun proposal studi kasus, sampai dengan penulisan laporan studi
kasus,beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut
(Notoatmojdo, 2012).Jadwal studi kasus terlampir.
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN KASUS
Tanggal
: 02 April 2016
Tempat
: RSUD Karanganyar
No Register
: 00366064
1. PENGKAJIAN
Tanggal : 02 April 2016
Pukul : 10.38 WIB
a. Identitas Bayi (Data Objektif) :
1. NamaBayi
: By. Ny. N
2. Umur
: 1 menit
3. Tgl/ Jam Lahir
: 02 April 2016
4. Jenis kelamin
: Perempuan
5. BB/PB
: 3200 gram / 47 cm
Identitas Ibu
Identitas Ayah
1. Nama
:Ny. N
Nama
: Tn. A
2. Umur
: 24 tahun
Umur
: 25 tahun
3. Agama
: Islam
Agama
: Islam
4. SukuBangsa : Jawa, Indonesia
SukuBangsa
: Jawa, Indonesia
5. Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMK
6. Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Wiraswasta
7. Alamat
: Bulak RT 01 / RW 07, Gondangrejo, Karanganyar
54
55
b. Anamnesa (Data Subjektif) :
Pada Ibu
1. RiwayatKehamilanSekarang
a) HPHT
:02 Juli 2015
b) HPL
:09 April 2016
c) Keluhan-keluhanpada
Trimester I
:Ibu
mengatakan
mual
dan
muntah
tetapi
tidakmenggangu aktifitas
Trimester II
:Ibu mengatakan tidak ada keluhan
Trimester III
:Ibu mengatakan tidak ada keluhan
d) ANC
:Ibu
mengatakan
memeriksakan
kehamilannya
sebanyak 7 kali di bidan secara teratur yaitu pada
umur kehamilan 3 bulan, 4 bulan, 5 bulan, 6 bulan, 7
bulan, 8 bulan dan 9 bulan.
e) Penyuluhan yang pernahdidapat
Ibu mengatakan pernah mendapatkan penyuluhan
gizi seimbang ibu hamil, senam hamil dan persiapan
persalinan.
f) Imunisasi TT
:Ibu mengatakan pernah mendapatkan munisasi TT
1 kali pada saat akan menikah
2. RiwayatPersalinanini
a) Tempatpersalian
:RSUD Karanganyar
b) JenisPersalinan
:Spontan
56
c) Komplikasi / Kelainandalampersalinan
Kontraksi tidak adekuat (inersia uteri) pada primigravida
d) umur kehamilan
:39 minggu 2 hari
e) plasenta
(1) Berat plasenta
: 500 gram
(2) Panjang tali pusat
: 37 cm
(3) Jumlah kotiledon
: 20 buah
(4) Cairan ketuban
: Keruh
(5) Inersi tali pusat
: Centralis
(6) Kelainan
: Tidak ada kelainan
(7) Lama persalinan
: 15 menit
3. RiwayatPenyakit
a) Riwayatpenyakitsaathamil
ibu mengatakan saat hamil tidak pernah menderita penyakit yang
menyertai kehamilan nya seperti flu, batuk, dan pilek.
b) Riwayatpenyakitsistemik
(1) Jantung
:Ibu mengatakan saat hamil tidak pernah berdebar –
debar saat beraktivitas, tidak nyeri dada bagian kiri
dan tidak berkeringat dingin bagian telapak tangan.
(2) Ginjal
:Ibu mengatakan saat hamil tidak pernah sakit pada
bagian pinggang sebelah kanan dan kiri.
57
(3) Asma / TBC :Ibu mengatakan saat hamil tidak pernah sesa nafas
dan tidak pernah batuk lebih dari 2 minggu disertai
keluar darah.
(4) Hepatitis
:Ibu mengatakan saat hamil tidak pernah terlihat
kuning pada daerah mata, ujung kuku dan kulit.
(5) DM
:Ibu mengatakan saat hamil tidak pernah menderita
penyakit gula dengan tanda gejala sering haus, lapar
dan sering kencing dimalam hari.
(6) Hipertensi
:Ibu menagatakan saat hamil hasil tekanan darahnya
tidak lebih dari 140 / 90 mmHg.
(7) Epilepsi
:Ibu mengatakan saat hamil yidak pernah kejangkejang sampai mengeluarkan busa dari mulut.
(8)Lain-lain
:Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit
menular seperti HIV/AIDS
c) Riwayatpenyakitkeluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya dan keluarga suaminya tidak ada
memiliki penyakit menular atau menurun.
d) RiwayatKeturunankembar
Ibu mengatakan dalam keluarga dalam keluarga nya maupun keluarga
suaminya tidak ada yang memiliki keturunan kembar.
e) Riwayat Operasi
Ibu mengatakan tidak pernah melakukan operasi apapun.
58
c. Pemeriiksaan Fisik Bayi
1. Riwayat Pemeriksaan khusus (APGAR SCORE)
Tabel 4.1 APGAR Score
NILAI
ASPEK YANG
DINILAI
0
Appearance
(WarnaKulit)
Pulse(DenyutJa
ntung)
Grimance
(Reflek)
Activity
(Aktifitas)
Respiratory
(Pernafasaan)
1
2
Biru/
Pucat
Badanmerahm
uda,
ektermitasbiru
Tidakterab < 100 x/menit
a
Tidakada
Lambat
Badandanektermitasm
erahmuda
Lemas
lumpuh
/ Gerakansedikit
/ fleksitungkai
Tidakada
JUMLAH
MNT
I
1
>100 x/menit
1
MenangisKuat
2
Aktif/
fleksitungkaibaik/
reaksimelawan
Baikmenangiskuat
1
Lambat,
tidakteratur
JUMLAH 7
2
2. PemiksaanUmum
a. Pernafasaan
: 42 x/menit
b. Denyut jantung
: 90 x/menit
c. Keaktifitas
: Kurang aktif
d. Suhu
: 36,1 °C
3. PemeriksaanFisikSistematik
a. Kepala
:Normal tidak ada pembesaran chepal hematoma,
caput succedenum.
b. Ubun – ubun
: Datar, berdenyut, dan belum menutup
c. Muka
: Pucat, simetris, tidak oedema
d. Mata
: Simetris, conjungtiva merah muda, sklera putih.
59
e. Telinga
: Bersih, simetris, tidak ada serumen
f. Hidung
: Terdapat sekret, tidak ada benjolan
g. Mulut
:Tidak ada labioskizis maupunlabiopalatoskizis.
h. Leher
:Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar
limfe.
i. Dada
:Gerakan dada sesuai pola napas, tidak ada retraksi
pada sela iga
j. Perut
: Tidak ada pembesaran hati dan limpa
k. Talipusat
: Tali pusat belum dipotong
l. Punggung
: Tidak ada pembengkakan pada daerah punggung
m. Ekstremitas
: Kebiruan, jari – jari normal dan lengkap
n. Genetalia
: Labia mayora sudah menutupi labia minora
o. Anus
: Positif berlubang.
4. Reflek
a. Reflek Moro
: Positif. Ketika diberi rangsangan dengan cara
menepuk telapak kaki dan reaksi bayi terkejut
dengan sedikit fleksi.
b. Reflek Rotting
: Positif. Ketika pipi bayi disentuh oleh jari
pemeriksa, bayi hanya menoleh dan tidak mencari
sentuhan itu.
c. Reflek Sucking
: Negatif. Bayi terjadi asfiksiadan bayi tidak
dilakukan IMD segera setelah lahir sehingga bayi
tidak dilakukan pemeriksaan reflek menghisap.
60
d. Reflek Grasping : Positif. Ketika ibu jari diletakkan pada tangan bayi,
bayi menutup telapak tangan nya.
5. Antroprometri
: Belum dilakukan
6. Eliminasi
a. Urine
: Belum keluar
b. Mekonium
: Sudah keluar berwarna hitam kecoklatan
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratarium
: Tidak dilakukan
b. Pemeriksaanpenjunjang lain : Tidak dilakukan
II. INTERPRETASI DATA
Tanggal : 02 April 2016
pukul : 10.41WIB
A. Diagnosa Kebidanan
Bayi baru lahir Ny. N umur 2 menit dengan asfiksia ringan.
Data Dasar
1) Data subjektif
a) Ibu mengatakan melahirkan bayinya pada tanggal 02 April
2016 jam 10.40 WIB
b) Ibu mengatakan bayinya tidak segera menangis saat lahir.
2) Data objektif
a) Tanda – tanda vital
Suhu
: 36,1°C
61
Respirasi
: 42 x/menit
Nadi
: 90 x/menit
b) Pemeriksaan fisik
(1)
Warna kulit
:Tubuh merah muda, ekstremitas biru,
muka pucat
(2)
Hidung:
: Terdapat sekret, tidak ada benjolan
(3)
Mulut
:Kebiruan, tidak ada labioskizis maupun
labiopalatoskizis.
(4)
Dada
:Gerakan dada sesuai pola napas, tidak ada
retraksi pada sela iga
c) Nilai APGAR score
:7
d) Pemeriksaan reflek
(1)Reflek Moro
: Positif. Ketika diberi rangsangan dengan
cara menepuk telapak kaki dan reaksi bayi
terkejut dengan sedikit fleksi
(2)Reflek Rotting
: Positif. Ketika pipi bayi disentuh oleh jari
pemeriksa, bayi hanya menoleh dan tidak
mencari sentuhan itu.
(3)Reflek Sucking
:Negatif. Bayi terjadi asfiksia dan bayi tidak
dilakukan IMD segera setelah lahir sehingga
bayi tidak dilakukan pemeriksaan reflek
menghisap.
62
(4)Reflek Grasping : Positif. Ketika ibu jari diletakkan pada tangan
bayi, bayi menutup telapak tangan nya.
B. Masalah
Bayi terjadi hipotermi
C. Kebutuhan
1) Menghangatkan bayi dengan cara menggedong dan memakaikan topi
2) Memberikan lampu sorot
3) disusukan dan skin to skin dengan ibu
III. DIAGNOSA POTENSIAL
Asfiksia sedang
IV. TINDAKAN SEGERA
1.
Resusitasi
2.
Berkolaborasi dengan dr. Sp.A
3.
Beri injeksi sesuai advis dokter yaitu Cefotaxim 1x2gr/hari
V. RENCANA TINDAKAN
Tanggal : 02 April 2016
pukul : 10.42 WIB
1. Bersihkan jalan nafas dengan penghisap lendir dan kasa steril
2. Potong tali pusat dengan teknik aseptik dan antiseptik
3. Keringkan tubuh bayi dengan handuk kering dan hangatkan bayi
4. Lakukan resusitasi
5. Nilai APGAR score pada menit kelima dan kesepuluh
63
VI. PELAKSANAAN
Tanggal : 02 April 2016
1. Pukul 10.42 WIB membersihkan jalan nafas dengan menghisap lendir
menggunakan selang dee lee dan kasa streril
2. Pukul 10.43 memotong tali pusat dengan teknik aseptik dan antiseptik
3. Pukul 10.43 WIB mengeringkan tubuh bayi dengan menggunakan handuk
kering
4. Pukul 10.44 WIB melakukan resusitasi
a) Meletakkan bayi dimeja resusitasi dan diberi lampu sorot 60 watt
dengan jarak 60 cm
b) Memastikan kepala bayi sedikit ekstensi
c) Menghisap lendir dengan menggunakan selang dee lee pada mulut
sedalam 5 cm dan hidung 3 cm.
d) Memberikan rangsangan taktil pada telapak kaki dan punggung bayi
e) Mengobservasi kembali denyut jantung bayi dengan stetoskop
5. Pukul 10.45 WIB menilai APGAR score pada menit kelima dan kesepuluh
VII. EVALUASI
Tanggal 02 April 2016
pukul : 10.50 WIB
1. Pukul 10.43 WIB telah dibersihkan jalan nafas bayi
2. Pukul 10.44 WIB tali pusat telah dipotong
3. Pukul 10.44 WIB tubuh bayi telah dikeringkan dengan menggunakan
handuk bersih
4. Pukul 10.45 WIB bayi telah diresusitasi
64
5. Pukul 10.50 WIB nilai APGAR score
ASPEK YANG
DINILAI
Tabel 4.2 APGAR Score
NILAI
1
2
0
Appearance
(WarnaKulit)
Biru/ Pucat
Pulse
(DenyutJantung)
Grimance
(Reflek)
Activity
(Aktifitas)
Respiratory
(Pernafasaan)
JUMLAH
Tidakada
JUMLAH
5 MNT
5 MNT
I
II
1
2
Badandanektermit
asmerahmuda
Tidakteraba
Badanmerahmu
da,
ektermitasbiru
< 100 x/menit
>100 x/menit
2
2
Tidakada
Lambat
MenangisKuat
2
2
Aktif/
fleksitungkaibaik/
reaksimelawan
Baikmenangiskua
t
1
1
2
2
8
9
Lemas
lumpuh
/ Gerakansedikit/
fleksitungkai
Lambat,
tidakteratur
65
DATA PERKEMBANGAN I
Tanggal : 02 April 2016
pukul : 11.00 WIB
S : Subjektif
Ibu mengatakan merasa senang karena bayinya sudah menangis dengan kuat
O : Objektif
1. Keadaan umum bayi baik dan bergerak aktif
2. Tanda – tanda vital bayi
Denyut jantung
: 120 x/menit
Respirasi
: 48 x/menit
Suhu
: 36,5°C
3. Warna kulit kemerahan
4. Tali pusat belum terbungkus kasa steril, masih basah dan diklem dengan
klem umbilikus.
A : Assesment
Bayi Ny. N umur 20 menit dengan riwayat asfiksia ringan
P : Planing
Tanggal : 02 April 2016
pukul : 11.07 WIB
1) Pukul 11.07 WIB melakukan pemeriksaan antropometri meliputi, lingkar
kepala, lingkar dada, panjang badan, berat badan dan lingkar lengan.
2) Pukul 11.08 WIB membungkus tali pusat dengan kasa steril tanpa di
bubuhi apapun
3) Pukul 11.09 WIB memberikan injeksi vitamin K 1 mg secara IM dipaha
kiri bagian lateral
66
4) Puul 11.09 WIB memberikan salep mata eritromisin 0,5 % pada bayi
5) Pukul 11.10 WIB menjaga kehangatan tubuh bayi dengan
(a) Menggedong bayi
(b) Mengenakan sarung tangan dan sarung kaki beserta topi
6) Pukul 11.10 WIB memberikan lampu sorot
7) Pukul 11.11 WIBMenilai ulang reflek bayi
8) Pukul 11.12 WIB memberitahukan ibu tentang bahaya bayi baru lahir
(a) Malas minum
(b) Gerak dan tangis lemah
(c) Suhu kurang dari 36°C dan lebih dari 38°C
(d) Pernapasan sulit atau lebih dari 60 x/menit
(e) Infeksi pada tali pusat dan mata
(f) Warna kulit kuning, biru atau pucat
(g) Kejang
9) Pukul 12.09 WIB memberikan injeksi Hb.O 0,5 cc secara IM dipaha kanan
bagian lateral satu jam setelah pemberian vitamin K.
10) Pukul 12.10 WIB melakukan rawat gabung dengan ibu
11) Pukul 12.11 WIB menganjurkan ibu untuk memberikan ASI sesuai
kebutuhan bayi dan jangan membatasi pemberian ASI kepada bayi,
semakin sering bayi menghisap payudara ibu, maka bertambah volume
ASI yang berada dalam payudara ibu
Evaluasi
Tanggal 02 April 2016
pukul : 12.15 WIB
67
1) Pukul 11.08 WIB Telah dilakukan pemeriksaan antropometri dengan hasil
a) Lingkar kepala
: 33 cm
b) Lingkar dada
: 35 cm
c) BB / PB
: 3200 gram / 47 cm
d) Lingkar lengan
: 11 cm
2) Pukul 11.09 WIB Tali pusat telah di bungkus dengan kasa steril
3) Pukul 11.10 WIB Telah diberi injeksi vitamin K 1 mg secara IM dipaha
kiri lateral
4) Pukul 11.10 WIB Telah diberi salep mata eritromisin 0,5 % pada bayi
5) Pukul 11.11 WIB Bayi sudah dipakaikan sarung tangan, sarung kaki, dan
topi serta digedong untuk menjaga kehangatan bayi
6) Pukul 11.11 WIB Lampu sorot 60 watt telah di sorotkan ke bayi dengan
jarak 60 cm
7) Pukul 11.12 WIB Reflek bayi
a) Reflek moro
: positif. Bayi melakukan gerakan seperti memeluk
saat di kagetkan
b) Reflek rooting
: positif. Mencari puting saat bayi dirangsang taktil
pada pipi dan daerah mulut.
c) Reflek sucking
: positif. Bayi sudah bisa mengisap puting dan
menelan ASI dengan baik.
d) Reflek grasping
: positif. Bayi dapat menggenggam jari ibunya.
8) Pukul 11.13 WIB Ibu sudah paham dengan tanda bahaya pada bayi baru
lahir
68
9) Pukul 12.10 WIB Bayi telah diberi injeksi Hb.O 0,55 cc secara IM dipaha
kanan lateral
10) Pukul 12.11 WIB Telah dilakukan rawat gabung dengan ibu
11) Pukul 12.12 WIB Ibu bersedia memberikan ASI sesuai kebutuhan bayi
69
DATA PERKEMBANGAN II
Tanggal : 03 April 2016
pukul : 08.00 WIB
S : Subjektif
1. Ibu mengatakan sudah mulai memberi ASI kepada bayinya namun ASI
nya belum lancar
2. Ibu mengatakan bayinya sudah dimandikan
3. Ibu mengatakan siang ini boleh pulang
O : Objektif
1. Keadaan umum bayi : baik
2. Tanda – tanda vital bayi
a) Denyut jantung
: 120 x/menit
b) Respirasi
: 48 x/menit
c) Suhu
: 36,6°C
3. Warna kulit bayi kemerah – merahan
4. Gerakan dada sesuai dengan pola pernapasan nya
5. Gerakan tangan dan reflek sangat aktif
A : Assesment
Bayi Ny. N umur 1 hari dengan riwayat asfiksia ringan
P : Planing
1. Pukul 08.01 WIB Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan menjaga bayi
tetap di bedong dan memakai topi agar suhu tubuh bayi tetap normal
2. Pukul 08.03 WIBMemberikan KIE pada ibu tentang perawatan bayi baru
lahir
70
a) Menempatkan bayi di tempat tidur yang nyaman
b) Memandikan bayi dengan bersih dan lembut dan selektif memilih
sabun mandi untuk bayi.
c) Menjaga kehangatan bayi dan ganti popok setiap kali bayi BAK dan
BAB
d) Merawat tali pusat dengan kassa steril. Ganti kasa 2 kali sehari atau
apabila basah untuk mencengah terjadinya infeksi dan tidak
membubuhi apapun pada tali pusat seperti betadine, alkohol atau
sebagainya.
e) Menjaga kebersihan hidung, mata, telinga, kulit dan kuku
f) Membawa bayi keluar setiap pagi hari untuk mendapatkan sinar
matahari dan biasakan dibawa keluar selama 1 atau 2 jam dalam sehari
(apabila cuaca baik).
3. Pukul 08.08 WIB Mengobservasi tanda –tanda vital dan eliminasi bayi
setiap 2 jam sekali
4. Pukul 08.10 WIB Bayi Ny. N berencana pulang pukul 14.00 WIB
5. Pukul 08.15 WIB memberitahu ibu untuk rutin memeriksakan bayinya
setiap bulan selama 1 tahun dimulai dengan imunisasi pada umur bayi 1
bulan yaitu BCG dan Polio 1
71
Evaluasi
1. Pukul 08.02 WIB Bayi telah dijaga kehangatan nya dengan dibedong dan
memakai topi
2. Pukul 08.04 WIB Ibu telah paham cara perawatan bayi baru lahir
3. Pukul 12.00 WIB Telah dilakukan observasi tanda – tanda vital dan
eliminasi bayi
a) Denyut jantung
: 120 x/menit
b) Respirasi
: 48 x/menit
c) Suhu
: 36,6°C
d) BAK
:4 kali. konsistensi Jernih, kekuningan
e) BAB
: 1 kali. Konsistensi Lunak, hitam kecoklatan
4. Pukul 14.00 WIB Bayi Ny. N pulang
5. Pukul 14.00 WIB ibu paham untuk memeriksakan bayi nya secara rutin.
B. PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas kasus tentang bayi baru lahir
dengan asfiksia ringan yang ada di lahan dengan teori yang ada. Karena
penulis menggunakan manajemen kebidanan tujuh langkah Varney, maka
pembahasan akan diuraikan dari langkah pertama yaitu :
1.
Pengkajian
Pengkajian dengan pengumpulan data dasar yang merupakan data
awal dari manajemen kebidanan tujuh langkah Varney, dilaksanakan
dengan wawancara, obsevasi, pemeriksaan fisik.
72
Menurut Sondakh (2013), Bayi baru lahir dengan asfiksia
merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir yang mengalami gagal
bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir kemudian bayi
tidak mengalami pertukaran gas dan transpor oksigen sehingga bayi
kekurangan oksigen. Menurut Sudarti dan Fauziah (2013), dengan nilai
pemeriksaan fisik APGAR score 7-10 ditandai nafas megap – megap
(kurang dari 30 kali per menit), retraksi dada, tangisan merintih, warna
kulit pucat atau biru, tonus otot lemas dan denyut jantung kurang dari 100
kali per menit.
Pada pengkajian Bayi Ny. N umur 1 menit dengan asfiksia ringan
diperoleh data subjektif
dengan keluhan bayi tidak menangis secara
spontan. Data objektif dilakukan pemeriksaan khusus APGAR score
diperoleh nilai 7. Pemeriksaan fisik warna kulit tubuh merah muda,
ekstremitas biru, denyut jantung kurang darai 100 kali per menit, bayi
merintih, dan tonus otot lemas.
Jadi dalam pengkajian tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktek dilapangan.
2.
Interpretasi Data
Interpretasi data terdiri dari diagnosa kebidanan, menentukan
masalah dan kebutuhan pada bayi baru lahir dengan asfiksia ringan.
Diagnosa kebidanan pada kasus ini sesuai dengan teori menurut
Menurut Sudarti dan Fauziah (2013), yang menyatakan bahwa asfiksia
ringan ditandai tidak bernafas atau nafas megap-megap atau pernapasan
73
lambat (kurang dari 30 kali per menit), pernafasan tidak teratur, dengkuran
atau retraksi (pelekukan dada), tangisan lemah atau merintih, warna kulit
pucat atau biru, tonus otot lemas atau ekstremitas terkulai, Denyut jantung
tidak ada atau lambat (kurang dari 100 kali per menit).
Pada kasus ini penulis menentukan diagnosa kebidanan bayi Ny.
N umur 2 menit dengan asfiksia ringan. Masalah yang di temukan yaitu
terjadi hipotermi. Kebutuhan yang diberikan yaitu menghangatkan bayi
dengan cara menggedong dan memakaikan topi. Hal yang mendasari
penulis
menentukan
diagnosa
kebidanan
adalah
dari
anamnesa,
pemeriksaan fisik khusus, pemeriksaan fisik umum dan pemeriksaan fisik
sistematis.
Jadi pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktek lapangan.
3.
Diagnosa potensial
Pada kasus bayi Ny. N dengan asfiksia ringan diagnosa potensial
terjadi asfiksia sedang. Sesuai dengan teori menurut Ambarwati (2010),
bahwa diagnosa potensial asfiksia ringan adalah asfiksia sedang. Pada
kasus ini tidak terjadi asfiksia sedang karena asfiksia ringan dapat
ditangani dengan baik sehingga bayi dapat bernafas dengan spontan.
4.
Tindakan segera
Pada kasus ini tindakan yang dilakukan adalah resusitasi,
berkolaborasi dengan dr. SpA dan memberikan injeksi sesuai advis dokter,
tidak sesuai dengan teori Jitowiyono (2011), yaitu membersihan jalan
74
nafas dan mempertahankan suhu tubuh bayi disertai dengan melakukan
rangsangan taktil.
Jadi pada langkah ini terdapat kesenjangan antara teori dan
praktek lapangan.
5.
Perencanaan
Pada kasus bayi Ny. N dengan asfiksia ringan rencana tindakan
yang diberikan adalah:
a) bersihkan jalan nafas dengan menghisap lendir menggunakan
selang dee lee dan kasa streril
b) potong tali pusat dengan teknik aseptik dan antiseptik
c) keringkan tubuh bayi dengan menggunakan handuk kering
d) lakukan resusitasi
(1) letakkan bayi dimeja resusitasi dan diberi lampu sorot 60 watt
dengan jarak 60 cm
(2) pastikan kepala bayi sedikit ekstensi
(3) hisap lendir dengan menggunakan selang dee lee pada mulut
sedalam 5 cm dan hidung 3 cm.
(4) berikan rangsangan taktil pada telapak kaki dan punggung
bayi
(5) observasi kembali denyut jantung bayi dengan stetoskop
e) nilai APGAR score pada menit kelima dan kesepuluh.
Sedangkan menurut Dewi tahun 2010 :
a) Bersihkan jalan nafas dengan penghisapan lendir dan kasa steril
75
b) Potong tali pusat dengan teknik naseptik dan antiseptik
c) Segera keringkan tubuh bayi dengan handuk/kain kering dan bersih
dan hangat
d) Nilai status pernapasan. Lakukan hal berikut hal berikut
1) Segera baringkan dengan kepala bayi sedikit ekstensi dan
penolong berdiri disisi kepala bayi dari sisi air ketuban
2) Miringkan kepala bayi
3) Bersihkan mulut dengan dengan kasa yang dibalut pada jari
telunjuk
4) Isap cairan dari mulut dan hidung
e) Lanjutkan menilai status pernapasan apabila masih ada tanda
asfiksia, lakukan rangsangan taktil pada punggung. Bila tidak ada
perubahan beri napas buatan.
Jika dibandingkan antarateori dan praktek lapangan tidakterdapat
kesenjanganpada kasus asfiksia ringan.
6.
Pelaksanaan
Pada tahap ini dilakukan secara menyeluruh apa yang sudah
direncannakan pada langkah kelima perencanaan:
a) membersihkan jalan nafas dengan menghisap lendir menggunakan
selang dee lee dan kasa streril
b) memotong tali pusat dengan teknik aseptik dan antiseptik
c)
mengeringkan tubuh bayi dengan menggunakan handuk kering
d) melakukan resusitasi
76
1) meletakkan bayi dimeja resusitasi dan diberi lampu sorot 60
watt dengan jarak 60 cm
2) Memastikan kepala bayi sedikit ekstensi
3) Menghisap lendir dengan menggunakan selang dee lee pada
mulut sedalam 5 cm dan hidung 3 cm.
4) Memberikan rangsangan taktil pada telapak kaki dan
punggung bayi
5) Mengobservasi kembali denyut jantung bayi dengan stetoskop
e) menilai APGAR score pada menit kelima dan kesepuluh
7.
Evaluasi
Berdasarkan hasil asuhan yang diberikan pada bayi Ny. N dengan
asfiksia ringan tidak ada hambatan dan masalah yang terjadi pada bayi
teratasi.
Setelah asuhan untuk bayi baru lahir dengan asfiksia di lanjutkan
asuhan perawatan bayi baru lahir, asuhan perawatan tali pusat, pemantauan
nutrisi dan pemantauan eliminasinya. Hasilnya bayi dalam kondisi normal,
nutrisi dan eliminasi baik.
Berdasarkan hasil asuhan dan observasi selama 2 hari ini masalah
bayi teratasi, bayi dalam keadaan normal dan bayi dapat bernafas dengan
normal.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab – bab sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa:
1. Dari pengkajian pada bayi Ny. N dengan asfiksia ringan diketahui nilai
APGAR score pada menit pertama 7, warna kulit tubuh merah muda
ekstremitas biru, hidung terdapat sekret, mulut kebiruan, dan aktifitas
kurang.
2. Dari interpretasi data ditegakkan diagnosa bayi Ny. N umur satu menit
dengan asfiksia ringan. Masalah yang timbul adalah terjadi hipotermi
pada bayi, kebutuhan yang diberikan yaitu hangatkan bayi dengan cara
digedong, memakaikan topi dan memberi lampu sorot.
3. Diagnosa potensial pada bayi Ny. N dengan asfiksia ringan adalah
asfiksia sedang dan tidak terjadi asfiksia sedang.
4. Tindakan segera yang dilakukan pada bayi Ny. N dengan asfiksia
ringan adalah pembersihan jalan nafas dengan selang dee lee dan
menjaga kehangatan bayi agar tetap hangat.
5. Rencana asuhan kebidanan pada bayi Ny. N dengan asfiksia ringan
dilakukan secara menyeluruh yaitu dengan membersihkan jalan nafas,
potong tali pusat, keringkan bayi dengan handuk kering, lakukan
resusitasi dan nilai APGAR score menit kelima dan kesepuluh.
77
78
6. Pelaksanaan asuhan kebidanan yang dilakukan pada bayi Ny. N
dengan asfiksia ringan sesuai dengan rencana yang sudah dibuat yaitu
membersihkan jalan nafas, memotong tali pusat, mengeringkan tubuh
bayi dengan handuk kering, lakukan resusitasi dan nilai APGAR score
menit kelima dan kesepuluh.
7. Setelah dilakukan pemeriksaan bayi baru lahir dan perawatan bayi
selama 2 hari hasil dari kondisi asfiksia bayi dapat di atasi dan masalah
hipotermi pada bayi juga dapat diatasi. Kondisi bayi normal, nutrisi
dan eliminasi baik. Asuhan yang diberikan pada bayi Ny. N terlaksana
dengan baik.
8. Berdasarkan hasil pemantauan dari pengkajian sampai evaluasi
terdapat kesenjangan di tindakan segera antara teori dan praktek.
B. Saran
Berdaasarkan studi kasus yang sudah dilaksanakan maka penulis
dapat memberi saran:
1. Bagi profesi
Bidan diharapkan untuk menjaga standar pelayanan kebidanan
yang sesuai dengan pendekatan manajemen kebidanan tujuh langkah
Varney sehingga pelayanan yang dihasilkan efektif dan efisien dapat
tercapai pada pasien.
79
2. Bagi institusi
a. RSUD Karanganyar
Diharapkan untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan khususnya dalam asuhan kebidanan bayi baru lahir
dengan asfiksia ringan.
b. STIKes Kusuma Husada Surakarta
Diharapkan
dapat
menambah
bahan
bacaan
yang
bermanfaat tentang asfiksia ringan dan buku terkini tentang
patologi bayi baru lahir.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarsari, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogjakarta: Nuha Medika.
Arief, Dr, Kristiyanasari. 2009. Neonatus Dan Asuhan Keperawatan Anak.
Yogjakarta: Nuha Medika.
Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
RINEKA CIPTA.
Dewi, V,N,L. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Neonatus. Jakarta: Salemba
Medika.
Dinas Kesehatan. 2012. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.www.dinkesjatengprov.go.id
Hidayat. 2014. Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika.
Jitiwiyono, dkk. 2011. Asuhan Keperawatan Neonatus Dan Anak. Yogjakarta:
Nuha Medika.
Marmi, dkk.2015. Asuhan Neonatus Bayi Balita Dan Anak Prasekolah.
Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
Maryanti, D, Sujianti. 2011. Buku Ajar Neonatu Bayi Dan Balita. Jakarta: CV.
Trans Info Media.
Mochtar, dkk. 2011. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta: EGC.
Nasir, dkk. 2011. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kessehatan. Yogjakarta:
Nuha Medika.
Notoadmodjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT RINEKA
CIPTA.
Nursalam. 2008. Proses Dan Dokumentasi Keperawatan Konsep Dan Praktik
Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Oktikasari, D. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Dengan Asfiksia
Ringan Di RS Moewardi. Surakarta. STIKes Kusuma Husada. Karya
Tulis Ilmiah.
Prawirohardjo. 2009. Pelayanan KesehatanMaternal Neonatal. Jakarta: YBPSP
Priharjo. 2007. Pengkajian fisik keperawatan. Jakarta: ECG.
Proverawati, Ismawati. 2010. BBLR Berat Badan Lahir Rendah. Yogjakarta:
Nuha Medika.
Rohani, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba
Medika.
Saifuddin, A,B. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal. Jakarta: YBPSP.
Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogjakarta: PT Mitra Cendikia.
Sondakh, J,J,S. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sudarti. 2010. Kelaianan Dan Penyakit Pada Bayi Dan Anak. Yogjakarta: Nuha
Medika.
_______, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi Dan Balita. Yogjakarta:
Nuha Medika.
________,
Fauziah.
2013.
Asuhan
Neonatus
DanKegawatdaruratan. Yogjakarta: Nuha Medika.
Resiko
Tinggi
Sukarni, Sudarti. 2014. Patologi Kehamilan Persalinan Nifas Dan Neonatus
Resiko Tinggi. Yogjakarta: Nuha Medika.
Sulistyawati, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba
Medika.
Suryani, dkk. 2014. Prinsip-Prinsip Dasar Praktik Kebidanan. Jakarta Timur:
Dunia Cerdas.
Download