bab iii metode penelitian - Perpustakaan Universitas Mercu Buana

advertisement
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Gambaran Umum
Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan PT. Bank Mandiri
(Persero)Tbk.. Lokasi ini dipilih karena secara metodelogis maupun secara
teknis memenuhi persyaratan. Secara metodelogis kedua variabel yang
akan diteliti terdapat ditempat ini sedangkan secara teknis prosedur untuk
mengadakan penelitian ini relatif mudah.
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Pada akhir bulan Pebruari 1998, Pemerintah mengumumkan
rencana untuk melakukan restrukturisasi dan penggabungan ke 4 (empat)
Bank Bergabung sebagai bagian dan rencana untuk restruktunisasi dan
rekapitalisasi sektor perbankan di Indonesia. Restruktunisasi secara
menyeluruh diperlukan untuk memperbaiki kualitas Aktiva Produktif dan
meningkatkan efisiensi dengan, antara lain, melakukan perbaikan
organisasi, sistim dan sumber daya manusia dan ke empat Bank
Bergabung tersebut.
Bank Bergabung terdiri dan Bank Bumi Daya, Bank Dagang
Negara, Bank Exim dan Bapindo yang merupakan 4 (empat) bank dan 7
(tujuh) bank umum yang saham-sahamnya dimiliki oleh Negara Republik
Indonesia, yang secara signifikan telah terkena dampak dan krisis
ekonomi. Untuk menghindari terjadinya Iikuidasi terhadap bank-bank
26
tensebut,
Pemerintah
kemudian
memutuskan
untuk
melakukan
restrukturisasi dan rekapitalisasi bank-bank tersebut. Saham yang dimiliki
Negara Republik Indonesia pada Bank Bergabung dialihkan ke Bank
Mandiri, dan sebagai gantinya Negara Republik Indonesia memiliki saham
di Bank Mandiri. Sebelum tahun 2001, penatausahaan penyertaan modal
Negara pada Bank Mandiri dilakukan oleh Kementrian Keuangan, dan
sejak tahun 2001 tanggung jawab tersebut dialihkan kepada Kementrian
BUMN. Sejak pendirian hingga tanggal efektif penggabungan secara
hukum, Bank Mandiri bertindak selaku perusahaan induk (holding
company) bagi Bank Bergabung. Tabel berikut ini menyajikan informasi
mengenai masing-masing Bank Bergabung sebelum dilakukannya
penggabungan:
Tabel 3.1.
Komposisi Bank Bergabung
Bank
Jumlah
Jumlah Kantor
Jumlah Kantor
Pegawai
Cabang Dalam
Cabang Luar
Negeri
Negeri
Bank Bumi Daya
8.300
212
4
Bank Exim
6.500
255
4
Bank Dagang Negara
8.900
190
9
Bapindo
3.100
83
2
Sumber : Arsip Human Capital Group Bank Mandiri 2008
27
Pelaksanaan restrukturisasi Bank Bergabung, kapitalisasi Bank
Mandiri serta penggabungan dan Bank Bergabung ke dalam Bank Mandiri
merupakan komitmen Pemerintah yang dituangkan dalam Letter of Intent
(Lol) antara Pemerintah dengan IMF pada tanggal 16 Maret 1999 dan 14
Mei 1999. Lol tersebut berisi kondisi yang spesifik dan jadwal untuk
restrukturisasi dan penggabungan secara hukum. Pada prinsipnya, proses
restrukturisasi dan penggabungan meliputi:
1. Pendirian Bank Mandiri.
2. Pengalihan kredit non-performing tertentu ke BPPN.
3. Penggabungan secara hukum.
4. Penyuntikan dana oleh Pemerintah pada Bank Mandiri.
5. Pembelian Obligasi Pemerintah dengan menggunakan dana yang
disuntikkan.
Hal-hal pokok yang telah dilakukan setelah penggabungan meliputi:
1. Rasionalisasi aktiva bukan kredit.
2. Rasionalisasi kantor cabang dalam negeri dan luar negeni, termasuk
konsolidasi jaringan komputer dan sistim komunikasi.
3. Rasionalisasi sumber daya manusia melalui pelaksanaan Program
Pensiun Sukarela (PPS).
4. Rasionalisasi produk dan jasa.
5. Reorganisasi fungsi manajemen risiko dan kepatuhan.
Walaupun restrukturisasi dan operasional dan Bank Bergabung
telah dilaksanakan sebelum penggabungan, namun kompleksitas dan
28
proses penggabungan tersebut menyebabkan beberapa bagian dan proses
restrukturisasi, khususnya yang berkaitan dengan kantor cabang, pegawai
dan sistim pendukung, tidak dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Sedangkan dalam hal rasionalisasi terhadap aktiva bukan kredit, prosesnya
masih berjalan terus.
Bank Mandiri adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara Republik
Indonesia berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 10, tanggal
2 Oktober 1998, yang dibuat oleh Sutjipto, SH, Notaris di Jakarta, dan
telah memperoleh pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia
berdasarkan Surat Keputusan No.C2-16561.HT.01.01.Th.98, tanggal 2
Oktober 1998 (‘Akta No.10”), didaftarkan dalam Daftar Perusahaan di
Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Selatan di bawah
No.3264/BH.09.03/X/98, tanggal 9 Oktober 1998, dan diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia No.97, tanggal 4 Desemben 1998,
Tambahan No. 6859. Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa No.97, tanggal 24 Juli 1999, dibuat oleh
Sutjipto, SH, Notanis di Jakarta, Rapat antara lain menyetujui dan
memutuskan untuk melakukan penggabungan PT Bank Bumi Daya
(Pensero), PT Bank Dagang Negara (Persero), PT Bank Ekspor Impor
Indonesia (Persero) dan PT Bank Pembangunan Indonesia (Persero) ke
dalam Bank Mandiri, dimana Bank Mandiri akan menjadi perusahaan hasil
penggabungan, dan Bank Bergabung akan bubar demi hukum tanpa
29
didahului likuidasi. Penggabungan tersebut dimuat dalam Akta Merger
No.100, tanggal 24 Juli 1999, dibuat di hadapan Sutjipto, SH, Notaris di
Jakarta. yang efektif pada tanggal 31 Juli 1999.
Restruktunisasi kredit dan Bank Bergabung antara lain dilakukan
dengan pengalihan kredit non-performing ke BPPN. Kredit-kredit yang
dialihkan ke BPPN oleh Bank Bergabung adalah kredit yang tergolong
“macet” yang nilainya berjumlah di atas Rp5 miliar. Setelah kredit macet
dialihkan ke BPPN, kredit tersebut tidak lagi merupakan aktiva Bank
Mandiri.
Sebagai reaksi atas krisis ekonomi di Indonesia pada tahun 1997
dan 1998, yang mengakibatkan banyak bank pemerintah yang secara
teknis insolvent, karena besarnya jumlah kepemilikan kredit nonperforming, Pemerintah melakukan rekapitalisasi bank-bank bermasalah
tersebut dengan Obligasi Pemerintah. Obligasi Pemerintah terdiri dan
obligasi bunga tetap, obligasi bunga tidak tetap dan obligasi lindung nilai
(yang dihubungkan dengan kurs Dolar Amerika Serikat dengan Rupiah)
dengan berbagai tanggal jatuh tempo. Rekapitalisasi Bank Mandiri
dilaksanakan secara bertahap dengan tujuan untuk melakukan kompensasi
atas kredit macet yang dialihkan ke BPPN dan untuk merekapitalisasi
Bank Mandiri akibat akumulasi kerugian Bank Bergabung. Sejalan dengan
itu, Pemerintah menyuntikkan dana ke Bank Mandiri yang langsung
digunakan untuk membeli Obligasi Pemerintah yang keseluruhannya
berjumlah Rp178.000 miliar, yang diterbitkan dalam 2 (dua) tahap yaitu
30
sebesar Rp103.000 miliar pada tanggal 12 Oktober 1999 dan sebesar
Rp75.000 miliar pada tanggal 28 Desember 1999. Sejak awal
rekapitalisasi, Bank Mandiri melakukan pembicaraan secara terus menerus
dengan
Pemerintah
berkaitan
dengan
proses
rekapitalisasi,
yang
menghasilkan pengembalian sejumlah Obligasi Pemerintah kepada
Pemerintah yang mengakibatkan penurunan jumlah dana rekapitalisasi
yang diterima menjadi Rp173.801 miliar sebagaimana telah ditegaskan
oleh Menteri Keuangan pada tanggal 23 Mei 2003.
Segera
setelah
penggabungan,
Bank
Mandiri
melakukan
konsolidasi dan reorganisasi terhadap jaringan domestik dimana Bank
Mandiri telah merasionalisasi jaringan kantor cabang domestik. Untuk
mencegah duplikasi fasilitas dan sumber daya, Bank Mandiri melakukan
evaluasi terhadap operasional kantor cabang dalam dan luar negeri dan
Bank Bergabung untuk menentukan kantor-kantor mana yang akan
dipertahankan, ditutup atau direlokasi. Sampai akhir tahun 2000, Bank
Mandiri telah mampu untuk merasionalisasi jaringan domestik Bank
Bergabung dan sebanyak 740 kantor cabang dan kantor kas menjadi 546
kantor cabang dan kantor kas per 31 Desember 2000. Sementara jumlah
kantor operasional di luar negeri telah dikurangi dan 15 (lima belas) kantor
menjadi berjumlah 4 (empat) kantor per 31 Desember 2002. Bank Mandiri
telah mulai mempenluas jaringan cabangnya secara selektif dan
mempunyai 687 kantor cabang dan cash outlet per 31 Desember 2002.
31
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang saham Tahunan tanggal 16
Mei 2005, telah diangkat anggota Komisaris dan Direksi baru sehingga
susunan anggota Komisaris dan Direksi Bank Mandiri adalah sebagai
berikut:
Dewan Komisaris :
Komisaris Utama
:
Edwin Gerungan
Wakil Komisaris Utama
:
Muchayat
Komisaris
:
Soedarjono
:
Richard Claproth
:
Goenarni Soeworo
:
Pradjoto
:
Yap Tjay Soen
Direktur Utama
:
Agus Martowardojo
Wakil Direktur Utama
:
I Wayan Agus Mertayasa
Direktur Corporate Banking
:
Abdul Rahman
Direktur Treasury
:
J.B. Kendarto
Direktur Distrubution Network
:
Zulkifli Zaini
Direktur Consumer Banking
:
Omar S. Anwar
Direktur UKM
:
Sasmita
:
Nimrod Sitorus
Komisaris Independent
Dewan Direksi :
Direktur
Compliance,
Human
Capital & Corporate Secretary
32
3.1.2 Kegiatan Usaha
Produk dan jasa yang ditawarkan Bank Mandiri adalah kredit yang
diberikan dan simpanan, Bank Mandiri juga menawarkan jasa-jasa feebased seperti trade finance, kredit sindikasi, kustodian dan jasa penukaran
mata uang asing, cash management, sistim pembayaran tagihan, kartu
debit dan kartu kredit. Bank Mandiri merencanakan untuk meningkatkan
kemampuan penawaran produk pada beberapa tahun mendatang dengan
cara meningkatkan kualitas dan fitur produk-produk investment banking
seperti
pada
perusahaannya
industri
yaitu
sekuritas
PT
yang
Mandiri
ditawarkan
Sekuritas,
dan
melalui
anak
meningkatkan
infrastruktur untuk pendistribusian produk investasi dan jasa pengelolaan
harta. Pada tañggal 2 Desember 2002, Bank Mandiri telah menandatangani
Share Sale and Purchase Agreement dengan National Mutual International
Pty Limited yang merupakan anggota dan grup AXA, untuk secara
bersama-sama mengembangkan dan memasarkan produk dan jasa
bancassurance di Indonesia.
Bank Mandiri telah mengalami perubahan yang signifikan sejak
penggabungan pada tahun 1999, terutama pada proses integrasi dan
pengembangan usahanya. Fokus utama pada saat penggabungan adalah
melakukan integrasi di bidang teknologi informasi, jaringan kantor
cabang, pegawai, struktur organisasi, dan administrasi pendukungnya.
Hampir seluruh proses integrasi yang berhubungan dengan penggabungan
tersebut telah selesai. Bank Mandiri telah menyempurnakan sistim dan
33
penilaian risiko, struktur pelaporan, corporate governance, teknologi
informasi, dan telah meluncurkan produk konsumer seperti kartu kredit
dan kartu debit, serta memperbaharui strategi Bank Mandiri di dalam iklim
kompetisi jasa keuangan yang telah berubah drastis di Indonesia.
Upaya pengembangan teknologi informasi masih terus berlangsung
dan diläkukan untuk meningkatkan kualitas, ketepatan waktu integrasi arus
informasi dan meningkatkan kemampuan secara signifikan dalam
penyampaian produk dan jasa kepada nasabah. Pada tahun 2001, Bank
Mandiri mengalokasikan dana sebesar US$200 juta untuk capital
expenditure di bidang teknologi informasi selama 3 (tiga) tahun.
Peningkatan platform teknologi informasi selesai pada akhir tahun 2003.
Bank
Mandiri
berkeyakinan
bahwa
dengan
peningkatan
penggunaan teknologi yang signifikan akan memberikan peluang efisiensi
biaya dan kemampuan untuk meningkatkan kualitas dan manfaat produk.
Jika sistim informasi teknologi yang baru telah diterapkan secara
menyeluruh maka pengendalian risiko dapat menjadi Iebih baik.
3.1.3
Struktur Organisasi
3.1.3.1 Consumer Cards Group
Consumer Cards Group Bank Mandiri selaku group (setingkat
divisi) saat ini memiliki 472 pegawai yang terbagi dalam 7 Departemen,
yaitu :
34
1. Card Business Development Department
2. Card Sales Manajemen Department
3. Card Service Department
4. Card Business Support
5. Card Finance & Accounting Depertment
6. Card Busines & Analysis Department
7. Card Operation Department
Fungsi organisasi Bank Mandiri dan keberadaan unit kerja
Consumer Cards Group yaitu mengembangkan business aliansi kartu
kredit Bank Mandiri. Di Indonesia Bank Mandiri adalah Bank BUMN
terbesar dan sudah menerbitkan kartu kredit Mandiri sebanyak 1,4 juta.
Saat ini untuk penerbit kartu kredit VISA, kartu kredit Mandiri menduduki
peringkat 1, sedangkan total kartu kredit (Visa dan MasterCard) nomor 3
di Indonesia. Untuk Bank lokal Bank Mandiri mempunyai jaringan cabang
yang luas dan memiliki jaringan ATM tersebar di seluruh wilayah. Pada
tahun 2003 Bank Mandiri mengambil alih pengelolaan
kartu kredit
Mandiri yang sebelumnya dikelola oleh GE Money, kartu kredit Mandiri
langsung dikelola dibawah bendera Bank Mandiri.
Pada tanggal 17 Oktober 2003, Bank Mandiri sebagai Issuer
memperoleh penghargaan dari Visa International dengan predikat THE
BEST PERFORMER 2003, CUSTOMER ROYALTY AWARD 2004
serta BEST ACHIEVEMENT CARD 2005 untuk kategori
penerbit
jumlah kartu Visa terbesar di Indonesia merupakan suatu penghargaan
35
kepada Bank Mandiri atas prestasi dalam pertumbuhan jumlah pemegang
kartu dan aktivitas pemakaian kartu kredit Mandiri. Dalam kurun waktu
yang cukup singkat 6 (enam) tahun telah tercatat sekitar 1.400.000
pemegang kartu kredit Mandiri Visa (Platinum, Gold & Classic) dan
Mastercard (launching Agustus 2006) yang tersebar dikota-kota besar
seluruh Indonesia. Pencapaian ini akan terus berkembang sehingga
diperkirakan pada tahun 2009 akan meningkatkan target pencapaian
akuisisi kartu kredit sebanyak 1.800.000 pemegang kartu kredit Mandiri
Visa dan Mastercard. Saat ini Pemegang Kartu Kredit Mandiri yang
1.400.000 tersebut terdiri dari:
•
Silver
: 741.000
•
Gold
: 320.000
•
Platinum
: 39.000
•
Golf Card
: 46.000
•
Bethany
: 7.500
•
Master Card
: 181.500
•
Hypermart Card
: 65.000
Target pencapaian tersebut optimis dapat tercapai mengingat Bank
Mandiri merupakan bank terbesar di Indonesia dengan jaringan kantor
cabang lebih dari 1000 kantor cabang dan tersebar di seluruh Indonesia
dengan customer base yang sangat potensial.
Untuk menunjang pencapaian target tersebut diperlukan programprogram yang dapat menstimulasi masyarakat dalam memilih kartu kredit
36
Mandiri sebagai pilihan kartu kredit utamanya tentunya dengan dukungan
dari mitra kerja yang potensial dan terkemuka. Untuk itu program-program
yang akan disusun diharapkan dapat merangsang pemegang kartu kredit
Mandiri untuk menggunakan kartunya dalam bertransaksi (active
customers).
Saat ini Bank Mandiri memiliki beberapa produk kartu kredit yang
terdiri dari : MV Platinum Card, MV Regular Card (Gold & Classic), MV
Golf Card, Garda Oto Visa, Everyday Card, Titanium Mastercard,
Contactless Card & Hypermart Card.
Selain pencapaian target perolehan akuisisi kartu kredit Mandiri,
pemeliharaan nasabah (customer retention) dan mengupayakan pemegang
kartu untuk menggunakan kartu kredit Mandiri adalah merupakan program
yang menjadi prioritas utama, Untuk itu Bank Mandiri mengajak
perusahaan – perusahaan terkemuka (merchant) untuk melakukan
kerjasama program.
Hingga saat ini Bank Mandiri terus mengembangkan programprogram yang sangat memanjakan dan mengerti akan kebutuhan
nasabahnya, sehingga nasabah tersebut tidak berpaling ke kartu kredit lain.
37
PT. BANK MANDIRI (Persero) Tbk.
Gambar 3.1 : Struktur Organisasi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Arsip, 2007)
38
CONSUMER CARDS GROUP
Group Head
Consumer
Vice Pres.
Vice Pres.
Vice Pres.
Vice Pres.
Vice Pres.
Vice Pres.
Vice Pres.
Card
Card Sales
Card
Card Buss
Bussiness
Bussiness
Card
Senior Mgr
Senior Mgr
Senior Mgr
Senior Mgr
Partnership
Usage
Loyalty
Product
Prod Mgr
Prod Mgr
Prod Mgr
Prod Mgr
Prod Mgr
Prod Mgr
Belanja
Power Buy
Power Bill
Insurance
Power
Transfer
Asst Prod Mgr
Gambar 3.2 : Struktur Organisasi Consumer Cards Group (Arsip, 2007)
39
3.2
Cash Flow (Arus Kas)
Cash flow (aliran kas) merupakan “sejumlah uang kas yang keluar
dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain
adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan
aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode. Hal
utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus
kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana/uang yang kita miliki, kita
simpan atau investasikan.
Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga yaitu :
1. Pertama, fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan
memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu
singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal.
2. Kedua, fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari
resiko penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat
dicairkan dengan relatif cepat.
3. Ketiga,
capital
growth,
dana
yang
diperuntukkan
untuk
penambahan/perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif
panjang..
Arus kas bersih mencerminkan jumlah kas yang dihasilkan oleh
bisnis untuk para pemegang sahamnya dalam satu tahun tertentu. Suatu
40
arus kas bersih bisnis umumnya berbeda dari laba akuntansi, karena
beberapa pendapatan dan pengeluaran yang tercantum daidalam laporan
rugi laba tidak dibayarkan secara tunai selama tahun berjalan. Hubungan
antara arus kas bersih dan laba bersih dinyatakan sebagai berikut :
Arus Kas Bersih = Laba bersih – Pendapatan Non Kas + Beban Non Kas
Titik
awal
dari
setiap
analisi
penganggaran
modal
adalah
mengindentifikasikan arus kas relevan, menurut Brigham dan Huston
dalam bukunya Fundamental OF Financial Management arus kas relevan
yaitu serangkaian arus kas yang spesifik yang harus diperhitungkan dalam
pengambilan keputusan.
Sebagaimana nilai sebuah perusahaan akan tergantung pada arus kas
bebasnya, demikian pula nilai suatu program dengan perhitungan sebagai
berikut :
Arus Kas = Laba Operasi
Bebas
+ Depresiasi – Pengeluaran – Perubahan Dalam
Setelah Pajak
Modal
= EBIT (1-T) + Depresiasi – Pengeluaran
Modal
Kerja Operasional
– ∆ Aktiva Sekarang
∆Kewajiban Spontan
Aliran kas yang berhubungan dengan suatu program dapat di bagi menjadi
tiga kelompok yaitu:
-
Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang
berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya;
41
pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan dsb. Aliran kas awal
dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out flow)
-
Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran
kas yang berkaitan dengan operasional proyek seperti; penjualan,
biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional
merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar
(cash out flow).
-
Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang
berkaitan dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal
kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.
Adapun kegunaan dalam menyusun estimasi cash flow dalam
perusahaan sangat berguna bagi beberapa pihak terutama manajemen.
diantaranya:
1. Memberikan seluruh rencana penerimaan kas yang berhubungan
dengan rencana keuangan perusahaan dan transaksi yang menyebabkan
perubahan kas.
2. Sebagian dasar untuk menaksir kebutuhan dana untuk masa yang akan
datang dan memperkirakan jangka waktu pengembalian kredit.
3. Membantu menager untuk mengambil keputusan kebijakan financial.
4. Untuk kreditur dapat melihat kemampuan perusahaan untuk membayar
kredit yang diberikan kepadanya
42
Ada empat langka dalam penyusunan cash flow, yaitu :
1. Menentukan minimum kas.
2. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran.
3. Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan
untuk
menutupi deficit kas dan membayar kembali pinjaman dari
pihak ketiga.
4. Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah
adanya transaksi financial dan budget kas yang final.
3.3
Desain Penelitian
Dalam membahas dan meyelesaikan permasalahan yg ada di dalam
penelitian ini dengan menggunakan penelitian deskriptif kuantitaif .
3.4.
Variabel dan Skala Pengukuran
Didalam penelitian ini variabel dan skala pengukuran yang
digunakan adalah metode nilai bersih sekarang (NPV) dan metode tingkat
pengembalian internal (IRR), karena dengan data-data maupun fakta-fakta
yang ada tersebut dapat dibuat suatu perhitungan apakan program ini
layak dijalankan atau tidak.
3.4.1 Net Present Value (NPV) yaitu metode nilai sekarang bersih.
Dasar pemikiran untuk metode NPV cukup sedehana, Jika nilai
NPV > 0, maka program diterima. Nilai NPV sebesar “Nol” menunjukkan
bahwa arus kas program tersebut pasti memadai untuk membayar kembali
43
modal yang diinvestasikan dan untuk menghasilkan tingkat pengembalian
yang diminta atas modal tersebut. Jika sebuah program memiliki nilai
NPV positif, maka program tersebut menghasilkan kas yang lebih banyak
daripada yang dibutuhkan untuk melayani utangnya dan untuk
memberikan pengembalian yang diminta kepada para pemegang saham.
NPV = Present Cash Inflow – Present Value Investasi
3.4.2 Internal Rate of Return (IRR) yaitu tingkat pengembalian internal.
Metode tingkat pengembalian internal (Internal rate of return –
IRR) dinyatakan sebagai tingkat diskonto yang menyamakan nilai
sekarang dari ekspektasi arus kas masuk kesuatu program kenilai sekarang
dari biaya program.
Kriteria penerimaan atau penolakan suatu usulan program ditentukan
sebagai berikut :
Usulan program diterima apabila :
IRR > cost of capital
Dan akan ditolak apabila,
IRR < cost of capital
3.5
Metode Pengumpulan Data
Peneliti melakukan riset kepustakaan dengan melihat hasil-hasil
penelitian
sebelumnya
untuk
digunakan
44
sebagai referensi dalam
melakukan penulisan pada penelitian ini. Dalam pengumpulan data penulis
lakukan di perpustakaan guna mendapatkan teori, definisi, serta analisis
yang dipergunakan dalam penelitian ini dan untuk menambah pemahaman
tentang masalah tersebut, maka diambil literatur dari berbagai buku yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
3.6
Jenis Data
Data-data yang diperoleh oleh peneliti merupakan data sekunder,
didapat peneliti melalui riset kepustakaan, dengan cara mengumpulkan
data-data, informasi, dan teori melalui buku-buku literatur dan jurnaljurnal yang terdapat pada laporan keungan perusahaan, majalah dan artikel
bulanan yang berkaitan dengan topik yang diteliti..
3.6
Metode Analisis Data
Dalam pengolahan dan pengenalisaan data, penulis menghitung
nilai NPV dan IRR untuk menganalisa apakah program tersebut layak
dijalankan atau tidak. Data-data yang dikumpulkan kemudian dihitung,
diolah, serta dianalisis lebih lanjut.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah :
3.6.1. Net Present Value
Untuk mengimplementasikan pendekatan ini, kita akan melakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
45
4. Mengitung dari setiap arus kas, termasuk arus kas masuk dan arus kas
keluar, yang didiskontokan pada biaya modal program.
5. Menjumlahkan arus-arus kas terdiskonto diatas kemudian jumlah ini
dinyatakan sebagai NPV program tersebut.
6. Jika NPV memiliki nilai positif, program tersebut sebaiknya diterima,
sedangkan jika negatif sebaiknya ditolak. Jika terdapat dua program
dengan NPV positif bersifat saling ekslusif, maka yang sebaiknya
diterima adalah dengan program yang mempunyai nilai NPV positif
terbanyak.
Persamaan NPV dapat dinyatakan sebagai berikut:
NPV
= CF0
=
+
CF1 + CF2 + .... = Cfn
(1+K)1 (1+K)2
(1+K)n
n
CFt
t=0 (1+k)t
Pengukuran cash inflow dan cash outflow yang didasarkan atas
nilai
sekarang
atau
present
valuenya
dapat
memberikan
suatu
perbandingan yang lebih tepat dari beberapa program yang sedang
dievaluasi. Apabila program yang dinilai mempunyai pola cash flow
konvensional (cash out flow diikuti oleh serangkaian cash flow) maka
present value dari invstasi adalah sebesar modal yang diinvestasikan,
sebaliknya
apabila
cash
flow
dari
suatu
program
mempunyai
nonkonvensional, maka terlebih dahulu harus dihitung present value dari
keseluruhan modal yang diinvestasikan, kemudian baru dikurangi dari
46
present value keseluruhan cah inflow. Keputusan program tersebut
diterima atau tidak sangat tergantung dari Net Present Value program
tersebut, usulan program diterima apabila VPV > 0.
NPV merupakan kombinasi pengertian present value penerimaan dengan
present value pengeluaran kas.
NPV = PV penerimaan – investasi yang diperlukan
Dengan demikian untuk investasi yang hanya berusia satu tahun rumus
untuk menghitung NPV adalah
NPV = A0 + A1
1+r
Penggunaan NPV nampaknya memang merupakan tujuan yang
wajar bagi perusahaan, karena pedoman NPV membantu perusahaan
dalam menggunakan investasi pada pasar modal untuk menemukan
opportunity cost capital sebagai tingkat keuntungan yang disyaratkan.
Net Present Value adalah selisih present value proceed dengan present
value investment (outlay). Metode ini merupakan metode discounted cash
flow dengan perhitungan sebagai berikut :
NPV =
n
At
t=0 (1+r)t
NPV = -A0 +
n
At
t=1 (1+r)t
47
Jika suatu investasi nilai NPVnya sama dengan nol, sebenarnya
telah memberikan keuntungan sebesar required rate of returnya. Sehingga
memang seharusnya menerima investasi yang memberikan keuntungan riil
sebesar tingkat keuntungan yang diharapkan. Jika perusahaan memiliki
NPV sama dengan nol, maka perusahaan tidak akan mengalami
pertumbuhan, hal ini disebabkan keuntungan perusahaan adalah nol.
Dengan kata lain keuntungan yang diperoleh hanya cukup untuk
membayar modal saja, maka sebaiknya dalam mengambil keputusan
seorang manager harus memilih program atau investasi yang memiliki
nilai net present value positif dan lebih besar.
3.6.2. Internal Rate Of Return (IRR)
IRR dari suatu program adalah ekpektasi tingkat pengembaliannya,
jika tingkat pengembalian internal melebihi biaya uang yang digunakan
untuk mendanai program, maka akan mendapat surplus setelah
pembayaran modal dan surplus ini akan diberikan kepada pemegang
saham perusahaan.
Oleh karena itu menerima sebuah program yang nilai IRR melebihi
biaya modalnya akan meningkatkan kekayaan pemegang saham dilain
pihak jika tingkat pengembalian internal lebih kecil dari biaya modalnya
maka menerima program akan menimbulkan biaya bagi perusahaan.
rumus perhitungan Tingkat Pengembalian Internal sebagai berikut :
48
PV ( Arus Kas Masuk = PV ( Biaya Investasi )
Atau ekuivalennya, tingkat yang memaksa NPV menjadi sama dengan nol
CF0 + CF1
(1+IRR)1
NPV
=
n
+ CF2
(1+IRR)2
CFt
t=o (1+IRR)t
+ ....... + CFn
(1+IRR)n
= 0
= 0
Secara sistemetis, tingkat bunga tersebut dinyatakan sebagai r, bisa
dinyatakan:
n
t-0
(At)
(1+r)t
=0
Apabila kas awal atau biaya terjadi pada waktu 0, persamaa bisa diubah
menjadi :
A0 =
A1
+ A2
+ …… + An
(1+r)
(1+r)2
(1+r) n
Karakteristik “impas” seperti inilah yang membuat IR bermanfaat dalam
mengevaluasi program-program dalam suatu perusahaan.IRR berganda
yaitu suatu situasi dimana sebuah program memiliki dua atau lebih IRR.
49
Download