7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras 2.1.1. Mikrokontroller ATMega8535 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi baru. Sebagai teknologi baru, yaitu teknologi semi konduktor dengan kandungan transistor yang lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang kecil serta dapat diproduksi secara massal (dalam jumlah banyak) sehingga harga menjadi lebih murah (dibandingkan mikroprosesor). Sebagai kebutuhan pasar, mikrokontroler hadir untuk memenuhi selera industri dan para konsumen akan kebutuhan dan keinginan alat-alat bantu sddan mainan yang lebih canggih serta dalam bidang pendidikan. Tidak seperti sistem komputer, yang mampu menangani berbagai macam program aplikasi (misalnya pengolah kata, pengolah angka, dan lain sebagainya), mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk satu aplikasi tertentu saja. Perbedaan lainnya terletak pada perbandingan RAM dan ROM-nya. Pada sistem komputer perbandingan RAM dan ROM-nya besar, artinya program-program pengguna disimpan dalam ruang RAM yang relatif besar, sedangkan rutin-rutin antar muka perangkat keras disimpan dalam ruang ROM yang kecil. Sedangkan pada mikrokontroler, perbandingan ROM dan RAM-nya yang besar artinya program Universitas Sumatera Utara 8 kontrol disimpan dalam ROM yang ukurannya relatif lebih besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat penyimpanan sederhana sementara, termasuk registerregister yang digunakan pada mikrokontroler yang bersangkutan. Mikrokontroler ATMega8535 adalah suatu keping IC dimana terdapat mikroprosesor dan memori program (ROM) serta memori serbaguna (RAM), bahkan ada beberapa jenis mikrokontroler yang memiliki fasilitas ADC, PLL, EEPROM dalam satu kemasan. Mikrokontroler merupakan keseluruhan sistem komputer yang dikemas menjadi sebuah chip di mana di dalamnya sudah terdapat Mikroprosesor, I/O, Memori bahkan ADC, berbeda dengan Mikroprosesor yang berfungsi sebagai pemroses data. Mikrokontroller AVR (Alf and Vegard’s Risc processor) memiliki arsitektur 8 bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 siklus clock atau dikenal dengan teknologi RISC (Reduced Instruction Set Computing). Secara umum, AVR dapat dikelompokan ke dalam 4 kelas, yaitu keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing adalah kapasitas memori, peripheral dan fungsinya (Heryanto, dkk, 2008:1). Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama. Berikut ini gambar Mikrokontroler Atmega8535. Universitas Sumatera Utara 9 Gambar 2..1 Mikrokontroler ATMega8535 2.1.1.1 Arsitektur Mikrokontroler ATMega8535 Mikrokontroler berbasis arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computing) 8 bit. Berbeda dengan mikrokontroler keluarga 8051 yang mempunyai arsitektur CISC (Complex Instruction Set Computing), AVR menjalankan sebuah instruksi tunggal dalam satu siklus dan memiliki struktur I/O yang cukup lengkap sehingga penggunaan komponen eksternal dapat dikurangi. Mikrokontroler AVR didesain menggunakan arsitektur Harvard, di mana ruang dan jalur bus bagi memori program dipisahkan dengan memori data. Memori program diakses dengan single-level pipelining, di mana ketika sebuah instruksi dijalankan, instruksi lain berikutnya akan di-prefetch dari memori program. Mikrokontroler ATMega8535 merupakan keluarga dari mikrokontroler AVR sehingga feature dasar dari mikrokontroler AVR dimiliki oleh ATMega8535. Arsitektur yang sangat mendasar dari ATMega8535 bawaan kluarga AVR adalah aritektur RISC 8 bit. Arsitektur dari Mikrokontroler ATMega8535 dapat di gambarkan sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara 10 Gambar 2.2 Arsitektur Mikrokontroler ATMega8535 Universitas Sumatera Utara 11 2.1.1.2 Kontruksi ATMega8535 Mikrokontroler ATmega8535 memiliki 3 jenis memori, yaitu memori program, memori data dan memoriEEPROM. Ketiganya memiliki ruang sendiri dan terpisah. a. Memori program ATmega8535 memiliki kapasitas memori progam sebesar 8 Kbyte yang terpetakan dari alamat0000h ± 0FFFh dimana masing-masing alamat memiliki lebar data 16 bit. Memori program ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu bagian programboot dan bagian program aplikasi. b. Memori data ATmega8535 memiliki kapasitas memori data sebesar 608 byte yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu register serba guna, register I/O dan SRAM. ATmega8535 memiliki 32 byte register serba guna, 64 byte register I/O yang dapat diakses sebagai bagian dari memori RAM (menggunakan instuksi LD atau ST) atau dapat juga diakses sebagai I/O (menggunakan instruksi IN atau OUT), dan 512 byte digunakan untuk memori data SRAM. c. Memori EPROM Sesuai dengan keperluannya, dalam susunan MCS-51 memori penyimpanan program ini dinamakan sebagai memori program. Random Access Memory (RAM) isinya akan sirna begitu IC kehilangan catu daya, dipakai untuk menyimpan data pada saat program bekerja. RAM yang dipakai untuk menyimpan data ini disebut sebagai memori data. Universitas Sumatera Utara 12 Ada berbagai jenis ROM. Untuk mikrokontroler dengan program yang sudah baku dan diproduksi secara massal, program diisikan kedalam ROM pada saat IC mikrokontroler dicetak dipabrik IC. Untuk keperluan tertentu mikrokontroler menggunakan ROM yang dapat diisi ulang atau Programble-Eraseable ROM yang disingkat menjadi PROM (PEROM). Dulu banyak UV-EPROM (Ultra Violet Eraseable Programble ROM) yang kemudian dinilai mahal dan ditinggalkan setelah ada flash PEROM yang harganya jauh lebih murah. 2.1.1.3 Pin-Pin pada Mikrokontroler ATMega8535 Deskripsi pin-pin pada Mikrokontroler ATMega8535 : Gambar 2.3. IC Mikrokontroller ATMega8535 1. PORT A, PORT B, PORT C, PORT D merupakan pin I/O 2. GND merupakan pin Ground 3. VCC merupakan pin input catu daya (5 Volt) 4. AREF merupakan pin input tegangan referensi ADC Universitas Sumatera Utara 13 5. AVCC merupakan pin input tegangan ADC 6. XTALL 1 & XTALL 2 merupakan pin clock eksternal 7. RESET merupakan pin untuk mereset mikrokontroler (active low) SPESIFIKASI PORT • PORT A Pada seri AVR ATMega8535 ini telah dilengkapi dengan 8 saluran ADC internal dengan fidelitas 10 bit. Dalam mode operasonya, ADC dapat dikonfigurasi baik secara single ended maupun differetial input. Selain itu, ADC ATMega8535 memiliki konfigurasi pewaktuan, tegangan referensi, mode operasi, dan kemampuan filter derau yand sangat fleksibel sehingga dapat dengan mudah disesuaikan dengan kebutuhan dengan ADC itu sendiri. Tabel 2.1 Fungsi PORT A: PORT A Fungsi Tambahan PA0 ADC 0 (input ADC channel 0) PA1 ADC 1 (input ADC channel 1) PA2 ADC 2 (input ADC channel 2) PA3 ADC 3 (input ADC channel 3) PA4 ADC 4 (input ADC channel 4) PA5 ADC 5 (input ADC channel 5) PA6 ADC 6 (input ADC channel 6) PA7 ADC 7 (input ADC channel 7) Universitas Sumatera Utara 14 Tabel 2.2 Fungsi PORT B PORT B Fungsi Tambahan T0 (Timer/Counter Input)XCK PB0 0 (USART External Counter Eksternal Clock Input/Output) PB1 T1 (Timer/Counter 1 External Counter Input) AIN0 (Analog Comparator Positive Input)INT2 PB2 (Eksternal Interrupt 2 Input) AIN1 (Analog Comparator Negative Input)OC0 PB3 (Timer/Counter0 Output-Compare Match Output) PB4 SS (SPI Slave Select Input) PB5 MOSI (SPI Bus Master Output Slave Input) PB6 MISO (SPI Bus Master Input Slave Output) PB7 SCK (SPI Bus Serial Clock) 1. T0/T1 sebagai input Timer/Counter Eksternal 2. AIN0 dan AIN1 sebagai input komparator (AIN0 = input positif, AIN1 = input negatif ) 3. SS (SPI) sebagai port untuk komunikasi antar mikrokontroler 4. MOSI, MISO, SCK sebagai input downloader ISP Universitas Sumatera Utara 15 Tabel 2.3 Fungsi PORT C PORT C Fungsi Tambahan PC0 SCL (Two-wire Serial Bus Clock Line) PC1 SDA (Two-wire Serial Bus Data I/O Line) PC2 TCK (JTAG Tesr Clock) PC3 TMS (JTAG Test Mode Select) PC4 TDO (JTAG Test Data In) PC5 TDI (JTAG Test Data Out) PC6 TOSC1 (Timer Oscilator Pin 1) PC7 TOSC2 (Timer Oscilator PIN 2) 1. SCL dan SDA sebagai pengatur Interface Serial 2 jalur 2. TCK sebagai operasi sinkronisasi dari JTAG ke TCK. Jika pin ini digunakan seperti fungsi peripheral tersebut maka pin ini tidak berfungsi sebagai I/O 3. TMS sebagai pengontrol navigasi mesin TAP. Jika pin ini digunakan seperti fungsi peripheral tersebut maka pin ini tidak dapat berfungsi sebagai I/O 4. TDO dan TDI sebagai Output/Input data serial ke register atau data register 5. TOSC1 dan TOSC2 sebagai penguat amplifier oscillator ketika disambungkan dengan kristal dan bit ASR serta ASSR di set “1” untuk mengaktifkan asynchronous clocking dari Timer/Counter2. Universitas Sumatera Utara 16 Tabel 2.4 Fungsi PORT D PORT D Fungsi Tambahan PD0 RXD (Pin Input USART/Pin terima komunikasi Serial) TXD (Pin Output USART/Pin kirim komunikasi PD1 Serial) PD2 INT0 (input Interrupt Eksternal 0) PD3 INT1 (input Interrupt Eksternal 1) OC1B (Timer/Counter1 Output Compare B Match PD4 Ouput) OC1A (Timer/Counter1 Output Compare A Match PD5 Ouput) PD6 ICP1 (Timer/Counter1 Input Capture Pin) PD7 OC2 (Timer/Counter Ouput Compare Match Ouput) 1. RXD dan TXD sebagai pin komunikasi serial (USART) 2. INT0 dan INT1 sebagai input Interupsi Eksternal 0 dan Interupsi Eksternal 1 3. OC1A dan OC1B sebagai Output untuk PWM mode fungsi timer dan OC1A juga berfungsi sebagai Output Eksternal dari pembanding timer/counter A. Sedangkan OC1B berfungsi sebagai Output Eksternal dari pembanding timer/counter B. 4. ICP1 sebagai penampung input timer/counter 1 Universitas Sumatera Utara 17 5. OC2 sebagai output untuk PWM mode fungsi timer dan Output Eksternal dari pembanding timer/counter. 2.1.2. Sensor Suhu LM35 Untuk mendeteksi suhu digunakan sebuah sensor suhu LM 35 yang dapat dikalibrasikan langsung , LM 35 ini difungsikan sebagai basic temperature sensor seperti pada gambar 2.4 Gambar 2.4. LM 35 Basic Temperature Sensor IC LM 35 sebagai sensor suhu yang teliti dan terkemas dalam bentuk Integrated Circuit (IC), dimana output tegangan keluaran sangat linear berpadanan dengan perubahan suhu. Sensor ini berfungsi sebagai pengubah dari besaran fisis suhu ke besaran tegangan yang memiliki koefisien sebesar 10 mV /°C yang berarti bahwa kenaikan suhu 1° C maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10 mV. IC LM 35 ini tidak memerlukan pengkalibrasian atau penyetelan dari luar karena ketelitiannya sampai lebih kurang seperempat derajat celcius pada temperatur ruang. Jangka sensor mulai dari – 55°C sampai dengan 150°C, IC LM35 penggunaannya sangat mudah, difungsikan sebagai kontrol dari indikator tampilan Universitas Sumatera Utara 18 catu daya terbelah. IC LM 35 dapat dialiri arus 60 m A dari supplay sehingga panas yang ditimbulkan sendiri sangat rendah kurang dari 0 ° C di dalam suhu ruangan. Gambar 2.5. Rangkaian Pengukur Suhu LM 35 ialah sensor temperatur paling banyak digunakan untuk praktek, karena selain harganya cukup murah, linearitasnya juga lumayan bagus. LM35 tidak membutuhkan kalibrasi eksternal yang menyediakan akurasi ± ¼ °C pada temperatur ruangan dan ± ¾ °C pada kisaran -55 °C to +150 °C. LM35 dimaksudkan untuk beroperasi pada -55 °C hingga +150 °C, sedangkan LM35C pada -40 °C hingga +110 °C, dan LM35D pada kisran 0-100°C. LM35D juga tersedia pada paket 8 kaki dan paket TO-220. Sensor LM35 umunya akan naik sebesar 10mV setiap kenaikan 1°C (300mV pada 30 °C). Gambar 2.6 Bentuk Fisik LM 35 Sensor suhu LM35 berfungsi untuk mengubah besaran fisis yang berupa suhu menjadi besaran elektrik tegangan. Sensor ini memiliki parameter bahwa setiap kenaikan 1°C tegangan keluarannya naik sebesar 10mV dengan batas maksimal keluaran sensor adalah 1,5V pada suhu 150°C. Universitas Sumatera Utara 19 Pada perancangan kita tentukan keluaran ADC mencapai full scale pada saat suhu 100°C, sehingga tegangan keluaran tranduser (10mV/°C x 100°C) = 1V. Pengukuran secara langsung saat suhu ruang, keluaran LM35 adalah 0,3V (300mV). Tengan ini diolah dengan mengunakan rangkaian penglondisi sinya agar sesuai dangan tahapan masukan ADC. LM35 memiliki kelibihan – kelebihan sebagai berikut: 1. Di kalibrasi langsung dalam celsius 2. Memiliki faktor skala linear + 10.0 mV/°C 3. Memiliki ketetapan 0,5°C pada suhu 25°C 4. Jangkauan maksimal suhu antara -55°C sampai 150°C 5. Cocok untuk applikasi jarak jauh 6. Harganya cukup murah 7. Bekerja pada tegangan catu daya 4 sampai 30Volt 8. Memiliki arus drain kurang dari 60 uAmp 9. Pemanasan sendiri yang lambat ( low self-heating) 10. 0,08˚C diudara diam 11. Ketidak linearannya hanya sekitar ±¼°C 12. Memiliki Impedansi keluaran yang kecil yaitu 0,1 watt untuk beban 1 mAmp. Sensor suhu tipe LM35 merupakan IC sensor temperatur yang akurat yang tegangan keluarannya linear dalam satuan celcius. Jadi LM35 memilik kelebihan dibandingkan sensor temperatur linear dalam satuan kelvin, karena tidak memerlukan pembagian dengan konstanta tegangan yang besar dan keluarannya untuk mendapatkan nilai dalam satuan celcius yang tepat. LM35 memiliki impedansi keluaran yang rendah, keluaran yang linear, dan sifat ketepatan dalam pengujian Universitas Sumatera Utara 20 membuat proses interface untuk membaca atau mengontrol sirkuit lebuh mudah. Pin V+ dari LM35 dihubungkan kecatu daya, pin GND dihubungkan ke Ground dan pin Vout- yang menghasilkan tegangan analog hasil pengindera suhu dihubungkan ke vin (+) dan ADC 0804. 2.1.3. Komponen-Komponen Pendukung 2.1.3.1. Resistor Resistor komponen pasif elektronika yang berfungsi untuk membatasi arus listrik yang mengalir. Berdasarkan kelasnya resistor dibagi menjadi 2 yaitu : Fixed Resistor dan Variable R esistor Dan umumnya terbuat dari carbon film atau metal film, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk dibuat dari material yang lain. Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa bahan tembaga perak emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil. Bahan–bahan tersebut menghantar arus listrik dengan baik, sehingga dinamakan konduktor. Kebalikan dari bahan yang konduktif, bahan material seperti karet, gelas, karbon memiliki resistansi yang lebih besar menahan aliran elektron dan disebut sebagai insulator. 2.1.3.2. Fixed Resistor Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Tipe resistor yang umum berbentuk tabung porselen kecil dengan dua kaki tembaga dikiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna untuk memudahkan Universitas Sumatera Utara 21 pemakai mengenali besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan ohm meter. Kode warna tersebut adalah standar menufaktur yang dikeluarkan oleh ELA (Electronic Industries Association). Gambar 2.7. Resistor karbon Tabel 2.5 Gelang Resistor WARNA GELANG I GELANG II GELANG III GELANG IV Hitam 0 0 1 - Coklat 1 1 10 - Merah 2 2 100 - Jingga 3 3 1000 - Kuning 4 4 10000 - Hijau 5 5 100000 - Biru 6 6 1000000 - Violet 7 7 10000000 - Abu-abu 8 8 100000000 - Putih 9 9 1000000000 - Emas - - 0,1 5% Perak - - 0,01 10% Tanpa Warna - - - 20% Universitas Sumatera Utara 22 Resitansi dibaca dari warna gelang yang paling depan ke arah gelang toleransi berwarna coklat, emas, atau perak. Biasanya warna gelang toleransi ini berada pada bahan resistor yang paling pojok atau juga dengan lebar yang lebih menonjol, sedangkan warna gelang yang keempat agak sedikit ke dalam. Dengan demikian pemakai sudah langsung mengetahui berapa toleransi dari resitor tersebut. Kalau anda telah bisa menentukan mana gelang pertama selanjutnya adalah membaca nilai resistansinya. Biasanya resistor dengan toleransi 5%, 10% atau 20% memiliki gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Tetapi resistor dengan toleransi 1% atau 2% (toleransi kecil) memiliki 4 gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Gelang pertama dan seterusnya berturut-turut menunjukkan besar nilai satuan, dan gelang terakhir adalah faktor penggalinya. 2.1.3.3. Kapasitor Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki elektroda metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif karena terpisah oleh bahan Universitas Sumatera Utara 23 elektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini “tersimpan” selama tidak ada konduktif pada ujung- ujung kakinya. Di alam bebas phenomena kapasitor terjadi pada saat terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif diawan dielektrik Elektroda Elektroda Gambar 2.8. Skema kapasitor. Kapasitor merupakan komponen pasif elektronika yang sering dipakai didalam merancang suatu sistem yang berfungsi untuk mengeblok arus DC, Filter, dan penyimpan energi listrik. Didalamnya 2 buah pelat elektroda yang saling berhadapan dan dipisahkan oleh sebuah insulator. Sedangkan bahan yang digunakan sebagai insulator dinamakan dielektrik. Ketika kapasitor diberikan tegangan DC maka energi listrik disimpan pada tiap elektrodanya. Selama kapasitor melakukan pengisian, arus mengalir. Aliran arus tersebut akan berhenti bila kapasitor telah penuh. Yang membedakan tiap - tiap kapasitor adalah dielektriknya. Berikut ini adalah jenis– jenis kapasitor yang dipergunakan dalam perancangan ini. 2.1.3.4 Electrolytic Capacitor (ELCO) Gambar 2.9. Electrolytic Capacitor (ELCO) Universitas Sumatera Utara 24 Elektroda dari kapasitor ini terbuat dari alumunium yang menggunakan membrane oksidasi yang tipis. Karakteristik utama dari Electrolytic Capacitor adalah perbedaan polaritas pada kedua kakinya. Dari karakteristik tersebut kita harus berhatihati di dalam pemasangannya pada rangkaian, jangan sampai terbalik. Bila polaritasnya terbalik maka akan menjadi rusak bahkan “meledak”. Biasanya jenis kapasitor ini digunakan pada rangkaian power supply. Kapasitor ini tidak bisa digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi. Biasanya tegangan kerja dari kapasitor dihitung dengan cara mengalikan tegangan catu daya dengan 2. Misalnya kapasitor akan diberikan catu daya dengan tegangan 5 Volt, berarti kapasitor yang dipilih harus memiliki tegangan kerja minimum 2 x 5 = 10 Volt. 2.1.3.5 Ceramic Capacitor Kapasitor menggunakan bahan titanium acid barium untuk dielektriknya. Karena tidak dikonstruksi seperti koil maka komponen ini dapat digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi. Biasanya digunakan untuk melewatkan sinyal frekuensi tinggi menuju ke ground. Kapasitor ini tidak baik digunakan untuk rangkaian analog, karena dapat mengubah bentuk sinyal. Jenis ini tidak mempunyai polaritas dan hanya tersedia dengan nilai kapasitor yang sangat kecil dibandingkan dengan kedua kapasitor diatas. Gambar 2.10 Ceramic Capacitor Universitas Sumatera Utara 25 Untuk mencari nilai dari kapasitor biasanya dilakukan dengan melihat angka/kode yang tertera pada badan kapasitor tersebut. Untuk kapasitor jenis elektrolit memang mudah, karena nilai kapasitansinya telah tertera dengan jelas pada tubuhnya. Sedangkan untuk kapasitor keramik dan beberapa jenis yang lain nilainya dikodekan. Biasanya kode tersebut terdiri dari 4 digit, dimana 3 digit pertama merupakan angka dan digit terakhir berupa huruf yang menyatakan toleransinya. Untuk 3 digit pertama angka yang terakhir berfungsi untuk menentukan 10n, nilai n dapat dilihat pada tabel dibawah. Tabel 2.6 Nilai Kapasitor 3rd Digit Multiplier Letter Tolerance 0 1 D 0.5 pF 1 10 F 1% 2 100 G 2% 3 1,000 H 3% 4 10,000 J 5% 5 100,000 K 10 % 6,7 Not Used M 20 % 8 .01 P +100, -0 % 9 1 Z +80, -20 % Misalnya suatu kapasitor pada badannya tertulis kode 474J, berarti nilai kapasitansinya adalah 47 + 104 = 470.000 pF = 0.47µF sedangkan toleransinya 5%. Yang harus diingat didalam mencari nilai kapasitor adalah satuannya dalam pF (Pico Farad). Universitas Sumatera Utara 26 2.1.3.6 Transistor Transistor adalah komponen elektronika yang mempunyai tiga buah terminal. Terminal itu disebut emitor, basis, dan kolektor. Transistor seakan-akan dibentuk dari penggabungan dua buah dioda. Dioda satu dengan yang lain saling digabungkan dengan cara menyambungkan salah satu sisi dioda yang senama. Dengan cara penggabungan seperti dapat diperoleh dua buah dioda sehingga menghasilkan transistor NPN. Bahan mentah yang digunakan untuk menghasilkan bahan N dan bahan P adalah silikon dan germanium. Oleh karena itu, dikatakan : 1. Transistor germanium PNP. 2. Transistor silikon NPN. 3. Transistor silikon PNP. 4. Transistor germanium NPN. Semua komponen di dalam rangkaian transistor dengan simbol. Anak panah yang terdapat di dalam simbol menunjukkan arah yang melalui transistor. C C B B E NPN E PNP Gambar 2.11 simbol tipe transistor Universitas Sumatera Utara 27 Keterangan : C = kolektor Didalam E = emiter pemakaiannya B = basis transistor dipakai sebagai komponen saklar (switching) dengan memanfaatkan daerah penjenuhan (saturasi) dan daerah penyumbatan (cut off) yang ada pada karakteristik transistor. Pada daerah penjenuhan nilai resistansi persambungan kolektor emiter secara ideal sama dengan nol atau kolektor dan emiter terhubung langsung (short). Keadaan ini menyebabkan tegangan kolektor emiter (VCE) = 0 Volt pada keadaan ideal, tetapi pada kenyataannya VCE bernilai 0 sampai 0,3 Volt. Dengan menganalogikan transistor sebagai saklar, transistor tersebut dalam keadaan on seperti pada gambar 2.11. Vcc Vcc IC RB R Saklar On VCE VB IB VBE Gambar 2.12 Transistor sebagai Saklar ON Saturasi pada transistor terjadi apabila arus pada kolektor menjadi maksimum dan untuk mencari besar arus basis agar transistor saturi adalah : I max = Vcc ……………………………………………..…………….(2.1) Rc hfe . I B = IB = Vcc ………………………………………….…………….(2.2) Rc Vcc ………………………………………………………….(2.3) hfe . Rc Universitas Sumatera Utara 28 Hubungan antara tegangan basis (VB) dan arus basis (IB) adalah : IB = VB − VBE ……………………………………………………….(2.4) RB VB = IB . RB + VBE…………………………………………………..(2.5) VB = Vcc . R B + VBE …………………………………………………(2.5) hfe . Rc Jika tegangan VB telah mencapai VB = Vcc . R B + VBE , maka transistor akan hfe . Rc saturasi, dengan Ic mencapai maksimum. Pada daerah penyumbatan,nilai resistansi persambungan kolektor emiter secara ideal sama dengan tak terhitung atau terminal kolektor dan emiter terbuka (open). 2.1.3.7 Relay Relay adalah sebuah saklar magnetic yang biasanya menggunakan medan magnet dan sebuah kumparan untuk membuka atau menutup satu atau beberapa kontak saklar pada saat relay dialiri arus listrik. Pada dasarnya relay terdiri dari sebuah lilitan kawat yang terlilit pada suatu inti besi dari besi lunak berubah menjadi magnet yang menarik atau menolak suatu pegas sehingga kontak pun menutup atau membuka. Relay mempunyai anak kontak yaitu NO (Normally open) dan NC (Normally Close). listrik hingga mencapai batas maksimalnya Relay merupakan rangkaian yang bersifat elektronis sederhana dan tersusun oleh ; - Saklar - medan elektromagnet (kawat koil) - poros besi Universitas Sumatera Utara 29 Cara kerja komponen ini dimulai pada saat mengalirnya arus listrik melalui koil,lalu membuat medan magnet sekitarnya merubah posisi saklar sehingga menghasilkan arus listrik yang lebih besar. Disinilah keutamaan komponen sederhana ini yaitu dengan bentuknya yang minimal bisa menghasilkan arus yang lebih besar. Komponen sederhana ini dalam perkembangannya digunakan (atau pernah digunakan) sebagai komponen dasar berbagai perangkat elektronika,lampu kendaraan bermotor,jaringan elektronik, televisi, radio, bahkan pada tahun 1930an pernah digunakan sebagai perangkat dasar komputer yang keberadaannya kini digantikan oleh mikroprosesor seperti IntelCorp.dan AMD. Semua itu karena pemakaian relay mempunyai Keuntungan yaitu ; - Dapat mengontrol sendiri arus serta tegangan listrik yang diinginkan - Dapat memaksimalkan besarnya tegangan - Dapat menggunakan baik saklar maupun koil lebih dari satu, disesuaikan dengan kebutuhan. Prinsip Kerja Relay Relay akan bekerja bila kontak-kontak yang terdapat pada relay tersebut bergerak membuka dan menutup. Relay pada keadaan normaly open kontak kontaknya yang mempunyai posisi tertutup pada saat relay tidak bekerja akan membuka setelah ada arus yang mengalir, sedangkan relay pada keadaan normaly close kontak-kontaknya yang mempunyai posisi terbuka pada relay tidak bekerja akan menutup setelah ada arus yang mengalir, banyaknya kontak-kontak dimana jangkar dapat melepas atau menyambung lebih dari satu kontak sekaligus, oleh karena itu relay yang dijual dipasaran ada yang membuka atau menutup lebih banyak kontak sekaligus. Universitas Sumatera Utara 30 Simbol relay yang ada jenis DPDT (Double pole Double Throw) dan SPDT (single pole double throw). Pole adalah kontak yang bergerak, sedangkan throw adalah kontak diam. NC (normally-closed) menunjukkan bahwa kontak tersebut pada keadaannya normal (relay- off) terhubung dengan pole. Sedangkan NO (normallyopened) pada keadaan normalnya tidak terhubung dengan pole. Relay yang baik mempunyai resistansi isolasi yang tinggi, sehingga tegangan yang tinggi pada peralatan tidak menggangu kerja dari rangkaian pengendali. Ada dua jenis relay yang bisa didapat yaitu inputnya bekerja pada arus searah dan yang bekerja pada arus bolak-balik. Pada umumnya relay yang digunakan pada rangkaian / sistem elektronika adalah yang bekerja pada tegangan DC. 2.2 Perangkat Lunak 2.2.1 Program Code-Vision AVR Untuk mengaktifkan micro sistem akuisisi data, penerima sinyal control dan sistem transmisi data maka terlebih dahulu mikrokontroller tersebut diberi program dengan cara mendownload program yang terlebih dahulu kita buat dengan bahasa C pada CodeVisionAVR. Universitas Sumatera Utara 31 Gambar 2.13 Form pembuatan program micro chip (CodeVisionAVR). Software CodeVision AVR merupakan C Compiler untuk mikrokontroler AVR. Pada CodeVision telah disediakan editor yang berfungsi untuk membuat program dalam bahasa C, setela melakukan proses kompilasi kita dapat mengisikan program yang telah dibuat ke dalam memory pada mikrokontroler menggunakan programmer yang telah disediakan oleh CodeVision AVR. Programmer yang didukung oleh CodeVision Programmer Cable dapat diintegrasik dengan CodeVision AVR, terlebih dahulu harus dilakukan konfigurasi sebagai berikut: -Jalankan Software CodeVision AVR. -Pilih menu Setting . Programmer. -Pilih tipe programmer -Lalu klik tombol OK. Universitas Sumatera Utara 32 Catatan: Proses ini hanya dapat dilakukan pada saat ada project yang telah dibuat atau dibuka. Tekan Shift+F9, download ke target board dengan cara klik pada tombol Program Universitas Sumatera Utara