Unjuk Kerja TD-CDMA (Time Division Code Division Multiple

advertisement
Unjuk Kerja TD-CDMA (Time Division Code Division Multiple Access) dan
TD-SCDMA (Time Division Synchronous Code Division Multiple Access)
Pada Infrastruktur Jaringan
HAPS (High Altitude Platform Stations)
(Skripsi)
Oleh
Nurhayati
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
ABSTRAK
UNJUK KERJA TD-CDMA (TIME DIVISION CODEDIVISION MULTIPLE
ACCESS) DAN TD-SCDMA (TIME DIVISION SYNCRONOUS
CODEDIVISION MULTIPLE ACCESS) PADA INFRASTRUKTUR
JARINGAN HAPS (HIGH ALTITUDE PLATFORM STATIONS)
Oleh
NURHAYATI
Perkembangan teknologi telekomunikasi yang semakin pesat, dan
bertambahnya permintaan kecepatan akses, menuntut penambahan lebar pita
frekuensi di bidang telekomunikasi. Solusi yang paling rasional adalah dengan
pemanfaatan teknologi insfrastruktur telekomunikasi baru yang mempunyai
kemampuan tinggi, namun relatif murah biayanya yang dikenal dengan HAPS
(High Altitude Platform Stations). Metode akses yang yang diperkirakan menjadi
kandidat teknologi pada HAPS adalah TD-CDMA (Time Division Code Division
Multiple Acces) dan TD-SCDMA (Time Division Synchronous Code Division
Multiple Access).
Pada penelitian ini, dibahas mengenai unjuk kerja dari kedua teknologi
tersebut yaitu TD-CDMA dan TD-SCDMA.Parameter yang diuji meliputi
kecepatan akses, kapasitas transfer data, dan tingkat konsumsi daya. Pengujian
unjuk kerja ini dilakukanmelaluiperhitungan matematis untuk menentukan
efisiensi dari kedua teknologi tersebut setelah diimplementasikan pada HAPS.
Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh, menunjukan bahwa
besarnya kapasitas data pada TD-CDMA lebih besar dibandingkan TD-SCDMA.
Fenomena lain yang dapat diketahui adalah, semakin jauh jarak yang diberikan
maka semakin besarpula daya yang ditransmisikan,dimana dayamaksimum yang
ditransmisikan dari HAPS ke user sebesar 19,423W pada jarak 50000 m.
Kata Kunci: HAPS, TD-CDMA, TD-SCDMA
ABSTRACT
The Performance of TD-CDMA (Time Division Code Division Multiple
Access) and TD-SCDMA (Time Division Syncronous Code Division Multiple
Access) on Network Infrastructures of HAPS (High Altitude Platform
Stations)
By
NURHAYATI
The technology of telecommunication was developing rapidly and
demand of speed access required the larger bandwith of telecommunication
frequency. The use of emerging telecommunication infrastructures technology,
known as HAPS (High Altitude Platform Stations),is the most rational solution
due to the availability of high capacityand low costs. Two access methods, i.e.,
TD-CDMA (Time Division Code Division Multiple Acces) and TD-SCDMA
(Time Division Synchronous Code Division Multiple Access) has been assigned
as the main candidate of HAPS’ technology.
In this research, the performance of both technologies (TD-CDMA and TDSCDMA) will be discussed. The access speed, capacity of data transfer and
power consumption level are the parameters that has been considered and
evaluated. Furthermore, the performance evaluation was conducted to determine
eficiency of both technology. Based on calculations, the results show that data
capacity of TD-CDMA is larger than TD-SCDMA. Additionaly, it can also be
found that the transmitted power from HAPS is increase as the distance increased.
The maximum transmitted power of 19,423 W was occurred at 50000 meters.
Key words: HAPS, TD-CDMA, TD-SCDMA
Unjuk Kerja TD-CDMA (Time Division Code Division Multiple Access) dan
TD-SCDMA (Time Division Synchronous Code Division Multiple Access)
Pada Infrastruktur Jaringan
HAPS (High Altitude Platform Stations)
Oleh
Nurhayati
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA TEKNIK
Pada
Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Lampung
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis
dilahirkan
di
kota
Bandarlampung,
Kelurahan
Kampung Baru pada tanggal 19 Maret 1992. Anak kedua dari
pasangan Bapak (Alm) Ahmad Sanusi dan Ibu Runtah. Penulis
diberi nama Nurhayati. Pendidikan Sekolah Dasar Negeri 2
Kampung Baru diselesaikan pada tahun 2003. Sekolah
Menengah Pertama Negeri 8 Bandarlampung diselesaikan pada tahun 2006.
Sekolah Menengah Atas Utama 2 Bandarlampung diselesaikan pada tahun 2010.
Tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Teknik, Universitas Lampung melalui Program PMPAP (Penerimaan Mahasiswa
Perluasan Akses Pendidikan). Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi
Asisten Praktikum Laboratorium Pengukuran Besaran Elektrik (PBE) pada tahun
2013-2015 dan aktif di Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro (HIMATRO). Pada
tahun 2013, penulis melaksanakan Kerja Praktik di PT. Plasa Telkom
Bandarlampung. Judul laporan Kerja Praktik yaitu “ Konfigurasi IPTV (Usee TV
Cable)
pada
Bandarlampung.
PT.
Telekomunikasi
Indonesia,
Tbk
Cabang
Kedaton
PERSEMBAHAN
Skripsi ini Ananda persembahkan kepada
Ayahanda dan Ibunda tercinta
(Alm) Ahmad Sanusi dan Runtah
Kakanda dan Adinda
Hanariah, Rudi Habibi, S.H., dan Ahmad Firdaus
MOTTO
MAN JADDA WAJADA
“siapa bersungguh-sungguh pasti berhasil”
“Kerjakan apa yang bisa dikerjakan, jangan menunda-nunda
hingga waktunya hampir habis”
Stop dreaming and start doing
“berhenti berkhayal dan mulai melakukan”
SANWACANA
Bismillahirahmanirrahim…
Dengan mengucapkan Alhamdulillah penulis panjatkan puji syukur kehadirat
Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya telah memberikan kekuatan dan
kemampuan berpikir kepada penulis dalam penyelesaian penulisan Tugas Akhir
ini sehingga laporan ini dapat selesai tepat pada waktunya. Shalawat serta salam
tak lupa penulis sampaikan kepada Rasulullah SAW karena dengan perantaranya
kita semua dapat merasakan nikmatnya kehidupan. Laporan Tugas Akhir ini
berjudul “Unjuk Kerja TD-CDMA (Time Division Code Division Multiple Access)
dan TD-SCDMA (Time Division Syncronous Code Division Multiple Access)
Pada Infrastruktur Jaringan HAPS (High Altitude Platform Stations)” ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung.
Selama menjalani pengerjaan Tugas Akhir ini, penulis mendapatkan bantuan
pemikiran serta dorongan moril dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam
kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Suharno, M.S, M.Sc, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Teknik.
2. Bapak Dr. Ing. Ardian Ulvan, S.T., M.Sc. selaku Ketua Jurusan Teknik
Elektro.
3. Bapak Herman Halomoan S, S.T., M.T. selaku Sekretaris Jurusan Teknik
Elektro.
4. Bapak Dr. Ing. Ardian Ulvan, S.T., M.Sc.. sebagai Pembimbing Utama, yang
telah meluangkan waktunya untuk memberi arahan, bimbingan, saran serta
kritikan yang bersifat membangun dalam pengerjaan Tugas Akhir ini.
5. Bapak Ing. Hery Dian Septama S.T., M.T. selaku Pembimbing Kedua, yang
telah meluangkan waktunya untuk memberi arahan, bimbingan, saran, serta
kritikan yang bersifat membangun dalam pengerjaan Tugas Akhir ini.
6. Ibu Melvi S.T., M.T. selaku Penguji Utama, yang telah memberikan masukan,
saran serta kritikan yang bersifat membangun dalam Tugas Akhir ini.
7. Ibu Dr. Eng. Dikpride Despa, S.T., M.T. selaku Kepala Laboratorium
Pengukuran Besaran Elektrik, yang telah memberikan semangat dan
arahannya.
8. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung, atas pengajaran
dan bimbingannya yang telah diberikan kepada penulis selama menjadi
mahasiswa Teknik Elekto Universitas Lampung.
9. Mbak Ning, Mas Daryono dan seluruh jajarannya atas semua bantuannya
dalam menyelesaikan urusan administrasi di Jurusan Teknik Elektro.
10. Kedua orang tuaku Bapak Alm. Ahmad Sanusi dan Ibuku Runtah serta
Kakakku Rudi Habibi., S.H beserta Istri Rama Yeti., S.H dan adikku Ahmad
Firdaus, yang sangat penulis cintai dan sayangi yang telah memberikan do’a,
dorongan moril, cinta, kasih sayang dan semangat sehingga penulis mampu
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
11. Keponakanku Azizil, Alfar, Radit dan yang tidak bisa disebutkan satu per satu
terimakasih untuk semangat dan doanya.
12. Special thanks for someone, yang selalu memberikan semangat dan doanya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
13. Sahabat seperjuangan, teman-teman, partner terbaik sekaligus sahabat terbaik
“alin adilah dan annida puspa” yang selalu berjuang bersama, mendengarkan
segala keluh kesah dalam mengerjakan Tugas Akhir dan segala bentuk
curahan hati di kehidupan sehari-hari.
14. Semua rekan asisten Laboratorium Pengukuran Besaran Elektrik (PBE), Mba
Ciki, Mba Ayu S.T., Mba Muth S.T., Bang Oka S.T., Dek Yona, Dek Citra,
Dek Ubay, Dek Niken, Dek Nurul, Dek Riza, Dek Ikrom, Dek Rasyid, Teknisi
(Mas Makmur Santosa) beserta staff Laboratorium PBE yang selalu memberi
semangat dalam pengerjaan Tugas Akhir ini.
15. Abang-abang ElevenEngineer SIE & SKI atas kebersamaan dan dukungan
yang sangat besar terhadap penulis. SALAM IKHLAS 
16. Sahabat seperjuangan SIE ( Alin adilah, Annida Puspa, Prasetya Muharam,
Sigit Santoso, dkk yang tidak dapat disebutkan satu per satu, Thank You untuk
ilmu, persahabatan, persaudaraan, nasihat dan kasih sayang serta semangatnya
selama ini yang telah tercurahkan untuk Penulis.
17. Ten Sister, Timbil (Alin Adilah), Deded (Annida Puspa), Punny sc (Fanny
Retawati Simatupang), Minan (Eliza Hara), Cenuy (Nurhayati), Rancup (Rani
Kusuma Dewi), Umi (Yunita Bahati), Enti (Fenti Triani), dan Inot (Octarina
Firmaningtyas),
yang
sudah
memberikan
semangat,
kasih
sayang,
mengajarkan arti persahabatan dan kekeluargaan serta bantuan kepada penulis.
18. Semua pihak yang tidak dapat disebut satu per satu yang telah membantu serta
mendukung penulis dari awal kuliah sampai dengan terselesaikannya Tugas
Akhir ini.
19. Almamater tercinta, atas kisah hidup yang penulis dapatkan semasa kuliah.
20. Laptopku tercinta si hitam, terima kasih selama hampir 4 Tahun ini telah
banyak membantu dalam segala tugas dan selesainya pengerjaan Tugas Akhir
ini.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan dan semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Alhamdulillahirrabbilalamin...
Bandar Lampung, Juni 2016
Penulis,
Nurhayati
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ................................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ v
RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... vi
PERSEMBAHAN........................................................................................ vii
MOTTO ....................................................................................................... viii
SANWACANA ............................................................................................ ix
DAFTAR ISI................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv
DAFTAR ISTILAH ................................................................................... xv
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................
1
1.2 Tujuan Penelitian .................................................................................
3
1.3 Manfaat Penelitian ...............................................................................
3
1.4 Rumusan Masalah ................................................................................
4
1.5 Batasan Masalah...................................................................................
4
1.6 Sistematika Penulisan ..........................................................................
4
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka......................................................................................
6
2.2
8
TD-CDMA (Time Division Code Division Multiple Access) .............
xii
2.2.1 TD-CDMA Blok Fungsional dan Parameter.........................
8
2.3 TD-SCDMA (Time Division Synchronous Code Division Multiple
Access)................................................................................................ 9
2.3.1 TD-SCDMA Blok Fungsional dan Parameter....................... 10
2.3.2 Standar TD-SCDMA ............................................................. 11
2.3.3 Keunggulan Dari TD-SCDMA.............................................. 17
2.3.4 Kekurangan TD-SCDMA...................................................... 18
2.4 Penentuan Nilai Kapasitas Transfer Data ........................................... 19
2.4.1 Persamaan Matematis Kapasitas Transfer Data .................... 19
2.5 Penentuan Nilai Daya Konsumsi dengan Perhitungan Matematis ...... 22
2.5.1 Persamaan Matematis Daya Transmisi ................................. 22
2.6 High Altitude Platform Station (HAPS) .............................................. 25
2.6.1 Karakteristik Kanal Komunikasi HAPS................................ 27
2.6.2 Redaman Hujan (Rain Attenuation) ...................................... 28
2.6.3 Delay Spread ......................................................................... 28
2.6.4 Doppler Spread ..................................................................... 28
2.6.5 Sudut Elevasi Antara Platform HAPS dengan Penerima ...... 29
2.6.6 K Factor ................................................................................ 30
2.6.7 Kanal Rician .......................................................................... 30
2.7 Framework Penelitian ......................................................................... 31
III.
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 32
3.2 Jadwal Kegiatan ................................................................................... 33
3.3 Tahap Penelitian.................................................................................... 34
3.4 Diagram Alir penelitian.......................................................................... 35
3.5 Diagram Sistem...................................................................................... 36
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Penentuan metrik-metrik TD-CDMA (Time Division Code Division
Multiple Acces) dan TD-SCDMA (Time Division Syncronous Code
xiii
Division Multiple Acces pada infrastruktur HAPS ............................. 38
4.2 Hubungan Besar Kapasitas Data (NHAPS) Dengan Variabel Lain.......... 39
4.3 Hubungan Besar Kecepatan Akses (N) Dengan Variabel Lain ............. 42
4.4 Hubungan Besar Daya Konsumsi Dengan Variabel Lain...................... 43
V.
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ............................................................................................... 48
5.2 Saran...................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
Gambar 2.1
Perbandingan FDD dan TDD ..................................................... 11
Gambar 2.2
Mode Operasi FDD .................................................................... 12
Gambar 2.3
Mode Operasi TDD .................................................................... 12
Gambar 2.4
Pembagian Kanal FDMA .......................................................... 13
Gambar 2.5
Sistem FDMA ........................................................................... 14
Gambar 2.6
Pembagian Kanal TDMA .......................................................... 14
Gambar 2.7
Struktur Frame TDMA .............................................................. 15
Gambar 2.8
Pembagian Kanal CDMA .......................................................... 16
Gambar 2.9
Balon Udara (HAPS).................................................................. 25
Gambar 2.10 Arsitektur layanan teknologi HAPS........................................... 26
Gambar 2.11 Komunikasi HAPS dengan perbedaan sudut elevasi ................. 29
Gambar 2.12 Framework penelitian ................................................................ 31
Gambar 3.1
Diagram Alir Penelitian ............................................................. 35
Gambar 3.2
Diagram system skenario penelitian .......................................... 36
Gambar 4.1
Grafik hubungan antara NHAPS dengan Bandwidth (BT) ............ 41
Gambar 4.2
Grafik hubungan antara N dengan Bandwidth (BT)................... 43
Gambar 4.3
Grafik hubungan daya transmisi (Pt) dengan jarak ................... 45
Gambar 4.4
Grafik hubungan daya receiver (Pr) dengan jarak...................... 47
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
Tabel 2.1 TD-CDMA Sistem Parameter....................................................... 9
Tabel 2.2 TD-SCDMA Sistem Parameter..................................................... 10
Tabel 2.3 Hubungan TD-SCDMA dengan standar 3G lainnya ................... 17
Tabel 2.4 Perbedaan karakteristik komunikasi Terestrial, Satelit dan
HAPS . ........................................................................................... 27
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ........................................................... 33
Tabel 4.1 Parameter Sistem........................................................................... 39
xiv
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem telekomunikasi nirkabel telah menjadi kegiatan penelitian yang intensif
beberapa tahun belakangan. Sistem komunikasi bergerak generasi kedua seperti
GSM (Global System for Mobile Communications) dan IS-95 telah menyebar di
seluruh dunia dan memenuhi kebutuhan untuk perangkat mobile yang lebih
canggih. Kebutuhan akan jasa multimedia seperti ini disamping menuntut
penambahan lebar pita frekuensi juga kecepatan akses.
Solusi yang paling rasional adalah dengan pemanfaatan teknologi infrastruktur
telekomunikasi yang mempunyai kemampuan tinggi, tetapi relatif murah biayanya
yang dikenal dengan HAPS (High Altitude Platform Station). HAPS dapat
menjadi alternatif bagi infrastuktur telekomunikasi selular lain dari dua metode
yang sudah ada saat ini yaitu (terestrial dan satelit). HAPS merupakan platform
komunikasi udara kuasi-stationer berupa balon udara atau pesawat yang
beroperasi pada lapisan stratosfer yang lokasinya 17-22 km diatas permukaan
bumi. Metode akses yang diperkirakan menjadi kandidat teknologi pada HAPS
adalah TD-CDMA (Time Division Code Division Multiple Acces) / UMTS-TDD
(Universal Mobile Telecomunication System Time Division Duplexing) atau TDSCDMA (Time Division Synchronous Code Division Multiple Access).
2
TD-CDMA/ UMTS-TDD adalah teknologi jaringan data 3G yang dibangun pada
jaringan telepon selular yang berbasis pada standar UMTS/WCDMA. UTRA
TDD (Universal Terrestrial Radio Access Time Division Duplexing) direncanakan
untuk beroperasi dalam spektrum yang tidak berpasangan [1]. TDD adalah dasar
dari teknik akses radio yang diusulkan oleh kelompok ETSI Delta pada spesifikasi
1999. TD-CDMA menggunakan pembagian waktu dan kode dalam skema
gabungan.
Teknologi lainnya TD-SCDMA (Time Division Synchronous Code Division
Multiple Access) adalah teknologi 3G yang masih dikembangkan China melalui
Chinese Academy of Telecomunications Technology (CATT) [1]. Teknologi ini
dikembangkan untuk menghilangkan ketergantungan pada teknologi barat, tetapi
kurang banyak diminati para operator di Asia dikarenakan memerlukan perangkat
keras (hardware) yang benar-benar baru dan tidak bisa menggunakan teknologi
sebelumnya (CDMA2000 1x).
TD-SCDMA menggunakan mode Time Division Duplex (TDD), yang
mentransmisikan trafik uplink (lalu lintas dari terminal mobile ke base station)
dan downlink (lalu lintas dari base station ke terminal) di frame yang sama namun
pada slot waktu yang berbeda. Hal ini berarti bahwa uplink dan downlink
spektrum ditempatkan fleksibel, tergantung pada jenis informasi yang dikirimkan.
Ketika data asimetris seperti e-mail dan internet dihubungkan dari base station,
slot waktu lebih digunakan untuk downlink daripada uplink. Sebuah perpecahan
simetris di uplink dan downlink berlangsung dengan layanan simetris seperti
telepon.
3
Dengan demikian sebuah sistem infrastruktur yang dibentuk oleh HAPS akan
menjadi generasi sistem baru untuk komunikasi nirkabel. ITU (International
Telecommunication Union) sendiri menjelaskan bahwa HAPS merupakan stasiun
yang berada di sebuah objek pada ketinggian 20-50 km. Sehingga dikenal juga
sebagai Stratospheric Platform/SPFs [5]. Didalam platform ini dapat dimuati
berbagai perangkat keras dan perangkat lunak sesuai dengan aplikasi yang akan
didukungnya sehingga dapat berlaku sebagai perangkat pemancar, penerima, dan
pengolah sinyal komunikasi dengan menggunakan gelombang radio.
1.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui mekanisme kerja dari TD-CDMA dan TD-SCDMA untuk High
Altitude Platform Station (HAPS)
2. Menganalisis
unjuk
kerja
dari
TD-CDMA
dan
TD-SCDMA
saat
diimplementasikan pada HAPS
1.3 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan pengetahuan mengenai teknologi TD-CDMA dan TDSCDMA saat diimplementasikan pada HAPS
2. Mengetahui
bagaimana
teknologi
diimplementasikan dalam jaringan.
TD-CDMA
dan
TD-SCDMA
4
1.4 Rumusan Masalah
HAPS merupakan teknologi terbaru berupa balon udara yang berada pada
ketinggian 20-50 Km di atas permukaan bumi. Mekanisme teknologi TD-CDMA
dan TD-SCDMA yang diimplementasikan pada HAPS merupakan salah satu
solusi yang dipilih untuk mengetahui bagaimana perbedaan unjuk kerja dan
mekanisme kerja dari teknologi TD-CDMA dan TD-SCDMA, sehingga tingkat
efisiensi diantara kedua teknologi tersebut dapat diketahui.
1.5 Batasan Masalah
Pada penelitian ini terdapat batasan masalah, yaitu sebagai berikut:
1. Hanya membahas perbedaan unjuk kerja dan mekanisme kerja TD-CDMA dan
TD-SCDMA yang diimplementasikan pada HAPS.
2. Tidak membahas konstruksi HAPS, kecuali konsep teknis dan layanannya.
3. Parameter unjuk kerja yang dianalisis meliputi kecepatan akses, kapasitas
transfer data, dan tingkat konsumsi daya.
1.6 SistematikaPenulisan
Adapun sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Memuat latar belakang, tujuan, perumusan masalah, batasan masalah, metode
penelitian dan sistematika penulisan.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi penjelasan secara umum yang berkaitan dengan materi yang
dibahas, seperti penjelasan umum mengenai HAPS, karakteristik HAPS.
Teknologi TD-CDMA dan TD-SCDMA, pengertian, cara kerja Teknologi TDCDMA dan TD-SCDMA, parameter Teknologi TD-CDMA dan TD-SCDMA.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini memuat langkah-langkah penelitian yang dilakukan, di antaranya waktu
dan tempat penelitian, tahap-tahap penelitian dan skenario penelitian.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi penjelasan spesifik tentang mekanisme kerja antara TD-CDMA dan
TD-SCDMA yang diimplementasikan dengan HAPS dan perbedaan unjuk kerja
TD-CDMA dan TD-SCDMA.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Memuat kesimpulan berdasarkan hasil pembahasan dari penelitian yang telah
dilakukan dan berisi saran yang diharapkan dapat menjadi acuan untuk
menjadikan penelitian selanjutnya yang membahas hal yang sama diwaktu
mendatang dan meningkatkan wawasan serta kemajuan bersama.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka
Penulis [1] menjelaskan tentang teknologi komunikasi terbaru yaitu 3G (Third
Generation) atau generasi ketiga untuk komunikasi selular. Teknologi 3G (Third
Generation) bukanlah teknologi terakhir tetapi merupakan teknologi yang akan
ditingkatkan kemampuannya. Terdapat lima teknologi untuk 3G yaitu WCDMA
(Wide Code Division Multiple Access), didukung oleh ETSI (Eurpean
Telecomunications Standards Institute), CDMA2000 (CDMA2000 IX EV-DO
dan CDMA2000 IX EV-DV) didukung oleh komunitas CDMA Amerika Utara,
TD-SCDMA (Time Division Syncronous Code Division Multiple Access)
didukung oleh China, UWC-136, dan DECT+. Kelima teknologi 3G tersebut
merupakan pengembangan dari teknologi sebelumnya untuk menambah
kemampuan aplikasi yang bersifat mobile.
Penulis [2] menjelaskan tentang Evolusi dan Global Roaming yang merupakan
salah satu manfaat penting dari TD-CDMA yaitu sebagai pendekatan evolusi,
bandwidth yang dibutuhkan per-operator untuk TD-CDMA, dan rencana spektrum
UMTS Operator publik. Layanan multimedia dengan bitrate 100 kbps memiliki
lalu lintas bursty dan asimetris dengan faktor sekitar 10:1 antara uplink dan
downlink. Perhitungan spektrum hanya mempertimbangkan berapa kali transfer
data efektif dalam setiap sesi, dengan asumsi sebuah antar muka udara yang
7
dioptimalkan
untuk
datagram
switching.
UMTS
(Universal
Mobile
Telecomunications System) muncul untuk memperkirakan spektrum untuk
memenuhi permintaan pasar, jika transfer data yang optimal pada interface udara
tidak dapat dicapai, permintaan spektrum UMTS untuk multimedia akan jauh
lebih tinggi.
Penulis [6] mengambil judul Evaluasi Interferensi High Altitude Platform Stations
(HAPS) dengan Fixed Satellite Sarvice (FSS) pada Frekuensi 28 GHz. Dalam
jurnal ini menggunakan 4 skenario, diantaranya skenario 1 yaitu interferensi
HAPS dengan station bumi satelit, skenario 2 yaitu interferensi station bumi
satelit dan HAPS, skenario 3 yaitu interferensi HAPS GS dengan station bumi
satelit, skenario 4 yaitu interferensi HAPS dengan satelit. Hasil simulasi dari
penelitian pada skenario 1 yaitu interferensi terbesar yang diterima oleh stasiun
bumi satelit adalah berasal dari HAPS yang terletak pada tier (lingkaran) pertama,
pada skenario 2 hasil yang didapat yaitu interferensi berasal dari stasiun bumi
satelit dan diterima oleh HAPS Space Shuttle. Interferensi ini terjadi dikarenakan
adanya side lobe dari stasiun bumi satelit yang mentransmisikan sinyal kedaerah
yang tidak seharusnya. Hasil pada skenario 3 yaitu terlihat bahwa untuk sudut
elevasi HAPS GS adalah 20 derajat, terlihat bahwa yang membutuhkan jarak
pisah dikarenakan besarnya interferensi melebihi batas maksimal adalah untuk
sudut elevasi FSS 20 derajat, dan hasil pada skenario 4 yaitu besarnya interferensi
ini sangat kecil berada di kisaran -250 sampai dengan – 285 dBW/Mhz.
8
2.2 TD-CDMA (Time Division Code Division Multiple Access)
TD-CDMA (Time Division Code Division Multiple Access) adalah teknologi
jaringan data 3G yang dibangun pada jaringan telepon selular dengan standar
UMTS-TDD/WCDMA (Universal Mobile Telecomunication System – Time
Division Duplexin/ Wideband Code Division Multilpe Access. Keduanya baik
UMTS/WCDMA maupun TD-CDMA/UMTS-TDD tidak saling mendukung
dikarenakan perbedaan cara kerja, desain, teknologi, dan frekuensi yang dipakai.
Di Eropa frekuensi yang dipakai UMTS-TDD berada pada frekuensi 2010-2020
MHz yang dapat mentransfer data pada kecepatan 16 Mbps (pada saat kecepatan
maksimum baik Downlink maupun Uplink).
Salah satu manfaat paling penting dari TD-CDMA adalah pendekatan evolusi.
Hal ini dibangun pada keberhasilan GSM (Global System for Mobile
Communications), sehingga TD-CDMA yang paling cocok untuk pengenalan di
jaringan generasi ke-2 dan untuk jaringan baru. Sistem 2G akan ditawarkan oleh
kombinasi radio lapisan jaringan UMTS dan GSM. GSM dengan cakupan area
yang luas menawarkan langkah awal terbaik dan kombinasi TD-CDMA / GSM
dengan biaya terendah, dibandingkan dengan solusi lainnya.
2.2.1 TD-CDMA Blok Fungsional dan Parameter
Bagian ini membahas blok fungsional TD-CDMA dan bagaimana parameter
sistem yang ditunjukan pada tabel 2.1 digunakan dalam konteks penerima dan
pemancar.
9
Tabel 2.1 TD-CDMA Sistem Parameter [3].
Parameter
Value
Carrier Bandwidth
1.6 MHz
Carrier Spacing
1.6 MHz
Chip Rate
Duplex Type
Multiple Access Scheme
Frame Length
Number of Slots/Frame
3.84 Mcps
TDD
TDMA, CDMA, FDMA
10 ms
15
Radio Frame Length
10 ms
Radio Sub-Frame Length
10 ms
Data Modulation
QPSK
Voice Data Rate
8 Kbit/s
Receiver
Joint Detector
Spreading Factors
1,2,4,8 dan 16
Max Data Rate per User
Synchronization
3.3 Mbps
Downlink and Uplink
2.3 TD-SCDMA (Time Division Synchronous Code Division Multiple Access)
TD-SCDMA (Time Division Synchronous Code Division Multiple Access)
merupakan teknologi generasi ketiga yang masih dikembangkan China oleh
CATT (Chinese Academy of Telecomunications Technology). TD-SCDMA
diusulkan oleh kelompok CWTS (China Wireless Telecommunication Standards)
10
dan disetujui oleh ITU pada tahun 1999. TD-SCDMA menggunakan mode TDD
(Time Division Duplex) yang mentransmisikan trafik uplink (dari terminal mobile
ke base station) dan downlink (dari base station ke terminal) di frame yang sama
namun slot waktu yang berbeda. Hal ini menunjukan spektrum uplink dan
downlink ditugaskan fleksibel, tergantung pada jenis informasi yang dikirimkan.
Ketika data asimetris seperti e-mail dan internet dihubungkan dari base station,
slot waktu lebih digunakan untuk downlink daripada uplink, TD-SCDMA
memiliki kecepatan transfer data dari 9.6 kbits/s sampai 2048 kbits/s [3].
2.3.1 TD-SCDMA Blok Fungsional dan Parameter
Bagian ini membahas blok fungsional TD-SCDMA dan bagaimana parameter
sistem yang ditunjukan pada tabel 2.2 digunakan dalam konteks penerima dan
pemancar.
Tabel 2.2 TD-SCDMA Sistem Parameter [3]
Parameter
Value
Carrier Bandwidth
1.6 MHz
Carrier Spacing
1.6 MHz
Chip Rate
Duplex Type
Multiple Access Scheme
Frame Length
Number of Slots/Frame
Radio Frame Length
1.28 Mcps
TDD
TDMA, CDMA, FDMA
10 ms
7
10 ms
11
Radio Sub-Frame Length
5 ms
Data Modulation
QPSK or 8 PSK
Voice Data Rate
8 Kbit/s
Receiver
Joint Detector
Spreading Factors
1,2,4,8 dan 16
Max Data Rate per User
Synchronization
2 Mbps
Downlink and Uplink
Antenna Processing
Smart Antena with beam forming
2.3.2 STANDAR TD-SCDMA
Sistem nirkabel menggunakan teknik dupleks baik dalam domain waktu atau
domain frekuensi yang memungkinkan pengguna untuk mengirim dan menerima
informasi. Gambar 2.1 dibawah ini merupakan perbandingan antara FDD dan
TDD.
Gambar 2.1 Perbandingan FDD dan TDD

Frekuensi Division Duplexing (FDD) : Menyediakan dua band frekuensi yang
berbeda untuk digunakan dalam sistem, satu untuk uplink dan yang lainnya
untuk downlink (lihat Gambar 2.2) [3].
12
Gambar 2.2 Mode Operasi FDD

Time Division Duplexing (TDD) : Menggunakan pita frekuensi tunggal untuk
uplink dan downlink, tetapi uplink dan downlink terjadi pada slot waktu yang
telah ditentukan (lihat Gambar 2.3) [3].
Gambar 2.3 Mode Operasi TDD
Dengan demikian, mengingat sistem dengan bandwidth yang lebar, FDD akan
menggunakan Wide / 2 untuk uplink dan Wide / 2 untuk downlink, sehingga
kedua link mengirimkan secara bersamaan. Sebuah sistem TDD akan
menggunakan Wide bandwidth yang sama untuk uplink dan downlink, tetapi tidak
akan mengirimkan pada waktu yang sama [3].
Sistem komunikasi nirkabel tidak hanya berbagi sumber daya seperti waktu dan
frekuensi untuk uplink dan downlink tetapi mengharuskan pengguna untuk
mengirim dan menerima informasi di kedua arah menggunakan sumber daya yang
sama. Karena sumber daya bersama spektrum yang sangat terbatas, banyak
13
pengguna mungkin harus mengakses dan berbagi spektrum secara bersamaan.
Berbagi sumber daya dicapai melalui teknik multiple access (MA).
1. Frekuensi Division Multiple Access (FDMA). Menempatkan setiap user pada
kanal frekuensi yang berbeda. Kanal frekuensi ini disediakan berdasarkan
permintaan user yang menginginkan layanan. Pada periode panggilan, tidak
ada user manapun yang bisa menggunakan kanal frekuensi yang sama [14].
Gambar. 2.4 Pembagian Kanal FDMA
Berikut adalah karakteristik dari FDMA yaitu:
-
Pembagian kanal berdasarkan pembagian frekuensi
-
Pengiriman dan penerimaan informasi berlangsung dalam waktu yang
bersamaan.
-
FDMA mempunyai bandwidth yang lebih sempit (+/- 30 kHz)
-
Lower transmission overhead.
-
Proses handoff cukup kompleks.
-
Tidak flexible terhadap layanan-layanan baru.
-
Control channel terletak di Frekuensi 1 untuk menghandle pemutusan
hubungan.
-
Bersifat continous transmission.
14
Kapasitas FDMA
Kapasitas kanal pada FDMA adalah sebagai berikut:
=
Keterangan:
−2
Bt adalah total alokasi spektrum pada sistem FDMA
Bguard adalah guard band yang letaknya berada pada ujung spektrum frekuensi
Bc adalah bandwidth kanal.
Berikut ini adalah gambar yang menunjukan sistem FDMA.
Gambar. 2.5 Sistem FDMA
2. Time Division Multiple Access (TDMA). Sistem TDMA membagi kanalnya
menjadi beberapa time slot. Satu time slot digunakan oleh satu user untuk
mengirimkan
informasi
maupun
untuk
menerima.
Sistem
TDMA
mengirimkan data dengan metode buffer and burst, sehingga proses transmisi
dari tiap user tidak berlangsung secara kontinyu.
Gambar. 2.6 Pembagian kanal TDMA
15
Karakteristik TDMA
-
Alokasi kanal berdasarkan time slot
-
TDMA menggunakan satu frekuensi carrier yang sama pada banyak user,
tiap user dibedakan dari time slot.
-
Jumlah time slot per frame tergantung banyak hal diantaranya teknik
modulasi, available bandwidth, dll.
-
Data transmission bersifat burst transmission.
-
Proses handoff menjadi lebih sederhana dibandingkan FDMA.
-
Memerlukan bit-bit sinkronisasi.
-
Alokasi slot bagi user bisa beragam tergantung pada kebutuhan traffic dari
user.
Kanal dan struktur frame TDMA
Jumlah kanal
=
(
Gambar.2.7 Struktur frame TDMA
16
3. Code Division Multiple Access (CDMA). Merupakan teknologi komunikasi
wireless dimana pengiriman data (voice) yang masuk kedalam saluran/kanal
dan akan dipecah-pecah menjadi potongan yang kecil-kecil dan masuk
kedalam saluran frekuensi yang terpisah-pisah, kemudian paket data yang
kecil-kecil tersebut akan disebarkan dengan kode yang “unik” dan hanya
dapat diterima pada penerima yang mempunyai kesesuaian data yang akan
diambil [3].
Gambar. 2.8 Pembagian kanal CDMA
Karakteristik CDMA
-
User pada sistem CDMA menggunakan frekuensi yang sama, sistem
duplexing dapat menggunakan TDD maupun FDD.
-
Meningkatkan jumlah user pada CDMA akan menaikan tingkat noise secara
linier.
-
Performansi system akan berangsur-angsur menurun dengan bertambahnya
jumlah user, dan akan naik bila jumlah user dikurangi.
-
Multipath fading akan terkurangi banyak, karena sinyal disebar pada
spektrum yang lebih lebar. Jika bandwidth dari spread spektrum lebih besar
dari bandwidth koheren kanal, maka perbedaan frekuensi akan mengurangi
efek small scale fading.
17
-
Channel data rate yang besar. Konsekuensinya durasi symbol akan sangat
pendek dan biasanya akan lebih kecil dari waktu delay spread kanal.
-
Selt jamming merupakan masalah pada CDMA. Selt jamming meningkat jika
spreading sequence dari user yang berbeda tidak benar-benar orthogonal.
Table 2.3. Hubungan TD-SCDMA dengan standar 3G lainnya [3].
Standard
Acces Mode
Chip Rate
WCDMA
FDD
3,84 Mcps
TDD-CDMA
TDD
3,84 Mcps
TD-SCDMA
TDD
3,84 Mcps
Standar TD-SCDMA memiliki dukungan penuh dari pemerintah China, bersama
dengan keuntungan yang membuat teknis TD-SCDMA menjadi pesaing tangguh
untuk komunikasi mobile tidak hanya di Cina, tetapi di bagian dunia lain. Fitur
unik TD-SCDMA menawarkan keuntungan yang berbeda atas teknologi 2G yang
ada dan bahkan lebih dari standar 3G saat ini [3].
2.3.3 Keunggulan Dari TD-SCDMA
TD-SCDMA memiliki sejumlah keunggulan, yaitu sebagai berikut:
a. Alokasi spektrum yang efisien. Untuk memberikan layanan data rate yang
tinggi, kita perlu alokasi bandwidth yang besar. Sistem TD-SCDMA hanya
membutuhkan satu pita frekuensi untuk komunikasi antar base stations dan
mobile.
b. Konsumsi daya yang rendah. TD-SCDMA menggunakan antena cerdas, base
station dapat mengarahkan kekuatan untuk ponsel aktif daripada mengirim
keseluruh sel. Dalam sistem TD-SCDMA, pengguna aktif hanya pada slot yang
telah ditentukan dalam waktu.
18
c. Biaya rendah untuk RF karena sebagai sistem TDD, TD-SCDMA
menggunakan pita frekuensi tunggal untuk transmisi dan penerimaan, sehingga
perlu hanya satu bagian RF, tidak seperti sistem FDD yang membutuhkan dua
bagian RF hampir identik untuk frekuensi uplink dan downlink [2].
2.3.4 Kekurangan TD-SCDMA
TD-SCDMA memiliki sejumlah kekurangan, yaitu sebagai berikut:
a. Membutuhkan sinkronisasi akurat. Dalam uplink, sinkronisai dicapai sebagai
base station memonitor sinyal dari ponsel dan penyesuaian waktu yang dibuat
dalam transmisi. Sinkronisasi antar base station dan mobile harus sangat
akurat. Semua BTS harus disinkronkan waktu untuk meminimalkan gangguan
sel lain, terutama dalam situasi serah terima. Hal ini memerlukan prosedur
sinkronisai jaringan canggih, seperti penggunaan sistem penentuan posisi
global (GPS).
b. Mobilitas tinggi. Sistem TDD secara inheren terbatas dalam kemampuan untuk
mendukung. Sementara keterbatasan ini dapat diatasi dengan antena cerdas.
Sistem TDD masih belum sebanding mencapai kinerja seperti sistem
WCDMA.
c. Complex dan teknologi mahal. TD-SCDMA menuntut informasi posisi yang
akurat pada pengguna ponsel. Antena cerdas dapat memenuhi tuntutan
tersebut, namun sistem ini bergantung pada teknologi yang kompleks dan
mahal.
19
2.4 Penentuan Nilai Kapasitas Transfer Data
2.4.1 Persamaan Matematis Kapasitas Transfer Data
Parameter TD-CDMA dan TD-SCDMA terhadap sistem HAPS melibatkan
bagian-bagian penting sebagai berikut yaitu bit data rate (Rb), chip rate (Rc),
gain (G), durasi frame (Tf), guard time (Tg), jumlah bit per slot waktu (n), dan bit
header frame (F) [10][11]. Dapat dilihat pada persamaan berikut:
Nhd =
(2.1)
Jumlah saluran channel :
N = Nhd /2 =
(2.2)
Proses gain dalam sistem TD-CDMA dan TD-SCDMA adalah Rc = GRb maka
persamaan (4.2) menjadi:
NTDMA =
(2.3)
Persamaan diatas memberikan jumlah saluran yang masing-masing operator
CDMA dapat mendukung secara bersamaan ketika waktu akses dibagi menjadi
slot.
Maka jumlah saluran CDMA dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
N=1+
−
(2.4)
Karena kuasi-orthogonality antar kode CDMA, setiap operator CDMA tunggal
menempati seluruh bandwidth transponder, BT oleh karena itu:
G=
(2.5)
Dengan menggabungkan persamaan (4.4) dan (4.5), maka kita memperoleh nilai
maksimum saluran yang dapat didukung pada frekuensi yang sama:
20
−
N=1+
(2.6)
Jumlah saluran CDMA dalam satu spot beam pada sistem HAPS dapat diperoleh
dengan persamaan berikut:
NCDMA = T +
(
−
)
(2.7)
Maka, jumlah saluran yang didukung spot beam tunggal dalam skema akses TDCDMA adalah:
Nc = NCDMA NTDMA
=
+
(
−
)
(2.8)
Maka untuk mencari jumlah saluran dalam sistem HAPS menggunakan Z spot
beams adalah:
NHAPS = ZNc
(2.9)
Maka metode perhitungan kapasitas sistem TD-CDMA pada HAPS telah
diperoleh.
Sistem kapasitas jaringan komunikasi HAPS dibatasi oleh tidak hanya sumber
daya yang diberikan, tetapi juga daya transmisi terbatas. Kentungan dan kerugian
yang disebabkan oleh keragaman besar faktor sepanjang jalur transmisi sinyal
menurunkan tingkat data yang tersedia dalam satu atau cara lain yang mengarah
ke penyusunan sistem. Hampir sama dengan anggaran satelit, maka persamaan
link budget sebagai berikut:
(
Atau
)=
+
−
−
(
)=
+
−
−
−
-
−
(2.10)
-
−
(2.11)
21
EIRP merupakan (Effective Isotropic Radiated Power), Gr adalah gain antena
penerima, L adalah total kerugian Link, Ts menunjukan suhu kebisingan sistem,
dan margin dikenal sebagai anggaran tambahan kompensasi kerugian yang
disebabkan oleh multipath fading dan bayangan.
Dengan asumsi P adalah daya transmisi dari kekuatan masing-masing operator
CDMA dalam skema TD-CDMA sel adalah: [8]
PCDMA =
(2.12)
Substitusikan EIRP pada persamaan (2.11) dengan PCDMA (2.12), dengan
memperoleh:
(
)=
Atau
=
+
+
−
−
−
-
−
(2.13)
(2.14)
.
Dengan menggabungkan persamaan (2.8) dan (2.14), maka jumlah total saluran
dalam satu berkas dapat dinyatakan sebagai berikut:
Nc =
(
)
(
(
)
)
(2.15)
.
Maka jumlah saluran HAPS dengan Z spot beam adalah
NHAPS = ZNc
=Z
(
)
(
(
)
)
.
(2.16)
Untuk menyederhanakan perhitungan, maka persamaan (4.16) dinyatakan sebagai
berikut:
Nc =
(2.17)
22
Dimana:
p=
q=
(
(
)
.
r=
(2.18)
)
=
(2.19)
(2.20)
2.5 Penentuan Nilai Daya Konsumsi dengan Perhitungan Matematis
2.5.1 Persamaan Matematis Daya Transmisi
Dalam pengoperasian metrik-metrik yang telah ditentukan sebelumnya digunakan
beberapa teorema dalam menentukan besarnya daya konsumsi yang diterima
maupun yang dipancarkan oleh (High Altitude Platform Stations) HAPS. Adapun
persamaan teorema yang dapat digunakan dalam perhitungan ini adalah sebagai
berikut:
a. Teorema Nyquist
Teorema Nyquist menyatakan bahwa sebuah sinyal sampling harus memiliki
frekuensi dua kali lebih besar dari frekuensi sinyal yang akan disampling.
Teorema Nyquist menunjukan hubungan antara data rate dengan frekuensi
ataupun bandwidth dari sinyal yang terukur [9][13]. Dapat dilihat pada persamaan
Teorema Nyquist sebagai berikut:
RN = 2W Log2M
dimana:
R = Data Rate (Bits Per Second)
W = Bandwidth (Hz)
M = Maximum Bits
(2.21)
23
b. Teorema Shannon
Teorema Shannon menunjukan hubungan kapasitas sistem sebuah kanal dengan
daya sinyal rata-rata yang diterima, rata-rata daya noise dan bandwidth [13].
Teorema Shannon dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
RS = W Log 2 (1 +
)
(2.22)
dimana:
P = Daya (Watts)
NO = Kerapatan spectral derau (Watts/Hz) = k.T
K = Konstanta Boltzman (1,38.10-23 J/K)
T = Temperature (K)
Selanjutnya untuk menentukan persamaan mencari nilai daya pada receiver (P)
dengan mensubstitusikan kedua persamaan dari masing-masing teorema tersebut,
yaitu persamaan (2.21) dan (2.22)
RN = RS
2W Log2M = W Log 2 (1 +
2Log2M = Log 2 (1 +
Log2M2 = Log 2 (1 +
)
)
)
M2 = 1 +
M2 – 1 =
Maka diperoleh,
P = (M2 – 1) (NOW)
(2.23)
24
c. Rumus Friss
Rumus Friss digunakan untuk menghitung daya yang diterima dari satu antena
(dengan gain G1), ketika ditransmisikan dari antena laim (dengan gain G2),
dipisahkan oleh jarak (r), dan beroperasi pada frekuensi (f) atau panjang
gelombang (λ) [10] [11] [12].
Persamaan friss dinyatakan sebagai berikut:
)
Pr = PtGtGr (
Dimana:
(2.24)
Pt = Daya pada transmitter (Watts)
Pr = Daya pada receiver (Watts)
Gt = Gain antena pada transmitter
Gr = Gain antena pada receiver
r = Jarak antena (m)
λ = Panjang gelombang (m) = c/f
c = Kecepatan elektromagnetik (3.108 m/s)
f = Frekuensi spektrum (Hz)
Dengan mensubstitusikan nilai daya receiver (Pr) yang diperoleh dari
persamaan (4.6) ke persamaan (4.7) maka diperoleh:
(M2 – 1) (NOW) = PtGtGr (
Maka nilai Pt ,
Pt =
(
– )(
(
)
)
)
(2.25)
(2.26)
25
2.6 High Altitude Platform Station (HAPS)
Sudah lebih dari satu dekade, ada alternatif lain dari dua metode layanan
komunikasi nirkabel yang sudah ada (terestrial dan satelit) yaitu High Altitude
Platform Station (HAPS). HAPS bisa dipertimbangkan sebagai solusi yang baru
dalam menyediakan layanan telekomunikasi. HAPS merupakan platform
komunikasi udara kuasi-stasioner berupa balon udara atau pesawat yang
beroperasi pada lapisan stratosfir (sehingga dikenal juga dengan nama
Stratospheric Platforms / SPFs) dan lokasinya 17 - 22 km di atas permukaan
bumi. ITU sendiri menjelaskan bahwa HAPS adalah stasiun yang berada di
sebuah obyek pada ketinggian 20 - 50 km dan pada titik yang tetap dan tertentu,
relatif terhadap bumi. Di dalam platform ini dapat dimuati berbagai perangkat
keras dan perangkat lunak sesuai dengan aplikasi yang akan didukungnya
sehingga dapat berlaku sebagai perangkat pemancar, penerima, dan pengolah
sinyal komunikasi dengan menggunakan gelombang radio [5].
Apabila teknologi platform baik balon udara maupun pesawat telah tersedia, maka
platform tersebut dapat mengakomodasi penggelaran berbagai wireless network
baik itu selular IMT, WMAN, maupun DVB-T/H dengan jangkauan yang jauh
lebih luas. Selain itu, platform ini pun mampu mengakomodasi point-to-point
broadband microwave link [4].
Gambar 2.5 Balon Udara (HAPS) [4].
26
Teknologi
HAPS
dapat
digunakan
untuk
berbagai
macam
aplikasi
telekomunikasi. Aplikasi HAPS yang dapat digunakan dalam satu buah platform
seperti mobile wireless, pemancaran siaran TV (Broadcast TV), teknologi
multimedia pita lebar, remote sensing dan high speed fixed acces system seperti
ditunjukan pada gambar 2.7 di bawah ini.
Gambar 2.6 Arsitektur layanan teknologi HAPS [4]
Layanan komunikasi yang disediakan HAPS dapat dibagi menjadi dua kategori
utama, yaitu:
-
Low data rate service yang digunakan untuk terminal yang bergerak.
-
High data rate service yang digunakan untuk terminal tetap.
Teknologi HAPS dinilai memiliki kelebihan yang dapat menutupi kekurangan
dari teknologi terestrial maupun satelit. Sebagai contoh penggunaan IEEE 802.16
(jaringan terestrial) untuk menjangkau sampai daerah rural area membutuhkan
biaya yang begitu besar karena harus menambah base station. Begitu pula jika
dibandingkan dengan teknologi satelit, biaya untuk membangun satelit sangat
membutuhkan biaya yang sangat besar. Untuk lebih jelasnya berikut tabel
perbandingan teknologi HAPS dengan teknologi terestrial dan satelit [7].
27
Tabel. 2.4 Perbedaan Karakteristik Komunikasi Terestrial, Satelit dan
HAPS [7].
No. Aspek
Terestrial
HAPS
Satelit
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Sedang
Sedang
Kecil
Lokal
Besar
Besar
Kecil
Kecil
Besar
Kecil
Sedang
Sedang
Lokal
Sedang
Besar
Besar
Kecil
Kecil
Besar
Besar
Besar
Internasional
Besar
Kecil
Sangat Besar
Besar
Kecil
Investasi
Biaya Operasional
Resiko
Koordinasi
Biaya Upgrade
Kapasitas Sistem
Cakupan Geografis
Delay Time
Fading
2.6.1 Karakteristik Kanal Komunikasi HAPS
Penting sekali untuk memahami karakteristik kanal wireless. Hal ini bertujuan
untuk memudahkan kita mendesain sinyal yang sesuai untuk model kanal
tersebut. Juga dengan memahami karakteristik kanal kita bisa mengembangkan
teknologi yang lebih cerdas dan lebih canggih untuk perkembangan sistem
komunikasi. Penggunaan teknologi yang berbeda akan memberikan perilaku yang
berbeda pada kanal wireless.
Pada suatu kanal ideal, sinyal yang diterima oleh stasiun penerima adalah sinyal
yang hanya terdiri dari satu lintasan sinyal langsung yang merupakan suatu
rekonstruksi sempurna dari sinyal yang dikirimkan. Tetapi sesungguhnya, pada
kanal real, sinyal yang diterima oleh stasiun penerima merupakan penjumlahan
dari beberapa versi sinyal yang dikirimkan dengan redaman dan waktu tunda
(delay) yang bervariasi. Hal yang terpenting adalah kanal akan menambahkan
derau pada sinyal sehingga menyebabkan pergeseran frekuensi carrier jika stasiun
pemancar atau stasiun penerima dalam keadaan bergerak (efek Doppler). Oleh
karena itu, perlu untuk memahami karakteristik suatu kanal, karena kinerja sistem
28
komunikasi nirkabel sangat bergantung pada karekteristik kanal itu sendiri [4].
2.6.2 Redaman Hujan (Rain Attenuation)
Redaman atau atenuasi adalah penurunan daya sinyal ketika transmisi dari suatu
titik ke titik lainnya. Redaman yang diakibatkan oleh hujan dapat memberi
pengaruh yang cukup besar ketika menggunakan frekuensi yang tinggi (diatas 20
GHz). Semakin besar frekuensi yang digunakan semakin besar redaman yang
terjadi dan semakin besar pula pengaruhnya pada performansi system. Hujan akan
meredam sinyal dengan cara penghamburan ataupun penyerapan radiasi. Bukan
hanya hujan yang berpengaruh tetapi kabut, uap air dan oksigen juga ikut
menambah redaman yang terjadi [4].
2.6.3 Delay Spread
Delay Spread adalah perbedaan waktu antara kedatangan sinyal yang pertama dan
sinyal multipath dilihat oleh stasiun penerima. Dalam sistem digital, spread bisa
memicu terjadinya ISI (Inter Symbol Interference). Hal ini dikarenakan sinyal
multipath yang tertunda bertumpuk (overlapping) dengan simbol-simbol
berikutnya, dan dapat menyebabkan error yang signifikan pada sistem dengan bit
rate yang tinggi. Karena bit rate transmisi ditingkatkan, maka jumlah ISI juga
akan meningkat. Pengaruhnya mulai menjadi sangat signifikan ketika delay
spread lebih besar dari ~50% durasi bit.
2.6.4 Doppler Spread
Pergeseran
relatif antara platform HAPS dan penerima akan menimbulkan
pelebaran spektrum yang disebabkan oleh laju perubahan waktu terhadap kanal
(time varying). Jika suatu sinyal sinusoidal fc dikirim, spektrum sinyal yang
29
diterima (spektrum Doppler) akan memiliki rentang frekuensi fc – fd , dimana fd
merupakan Doppler Shift.
2.6.5 Sudut Elevasi Antara Platform HAPS dengan penerima
Propagasi sinyal radio dari HAPS menuju penerima (user terminal) atau
sebaliknya dipengaruhi oleh kanal aeronautical untuk beberapa kondisi kanal.
Namun masih ada faktor lain yang lebih penting dan mendominasi propagasi
sinyal tersebut yaitu fenomena multipath. Pada kondisi kanal terpengaruh
multipath, sudut elevasi antara antenna penerima (user terminal) dengan antenna
HAPS sangat memegang peranan penting [6]. Dapat diilustrasikan dengan gambar
berikut ini:
Gambar 2.7 Komunikasi HAPS dengan perbedaan sudut elevasi [4].
Dari gambar diatas kita dapat mengetahui bahwa dalam mendisain system
komunikasi HAPS sudut elevasi menjadi faktor yang perlu dikaji lebih dalam.
Semakin besar sudut elevasi maka menyebabkan sinyal mengalami multipath
fading jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan keadaan dimana area tercover
dengan sudut elevasi kecil, penghalang-penghalang yang ada disekitar user
terminal menjadi sangat berpengaruh dalam menghasilkan multipath. Masing-
30
masing lintasan sinyal dari HAPS memiliki power fading dan delay yang berbedabeda [4].
2.6.6 K Factor
Ketika platform stratosfer (HAPS) dikembangkan sebagai base station pada
ketinggian di sekitar 21 km, kemungkinan untuk mendapat keadaan LOS menjadi
sangat besar. Oleh karena itu, daerah jangkauan kanal HAPS dapat ditinjau
sebagai kanal Rician yang mendekati kanal Gaussian (tidak ada fading) daripada
kanal Rayleigh fading (deep fading).
2.6.7 Kanal Rician
Kanal yang sesuai dengan karakteristik teknologi HAPS adalah kanal Rician dan
kanal AWGN. Hal ini disebabkan karena posisi HAPS yang berada pada
ketinggian 21 km dari permukaan bumi sehingga pancaran dari stasiun pengirim
yang ada pada HAPS dengan ground station memiliki satu lintasan (path) yang
bersifat LOS tetapi tidak memungkinkan juga terjadinya multipath fading karena
struktur bumi, bangunan maupun pepohonan di sekitar ground station yang
menjadi acuan yang dapat digambarkan dalam distribusi Rician. Perbandingan
daya sinyal LOS dan daya sinyal multipath disebut Rician K-factor yang
menggambarkan kekuatan relatif komponen LOS.
31
2.7 Framework penelitian
Gambar 2.9 berikut ini merupakan gambar dari kerangka kerja penelitian “ Unjuk
Kerja Teknologi TD-CDMA dan TD-SCDMA yang diimplementasikan pada
jaringan HAPS ”.
Gambar 2.8 Framework penelitian
32
III. METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas rencana unjuk kerja teknologi TD-CDMA dan TDSCDMA pada implementas HAPS. Pembahasan diawali dengan skenario
penelitian, penentuan parameter dari kedua teknologi tersebut, kemudian
dilanjutkan dengan analisis perhitungan yang telah dlakukan dan diakhiri oleh
analisis terhadap mekanisme unjuk kerja antara TD-CDMA dan TD-SCDMA
pada HAPS.
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan pada:
Waktu
: November 2015 – Mei 2016
Tempat
: Laboratorium Teknik Universitas Lampung
33
3.2 Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan penelitian yang akan dilakukan yaitu:
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
November
No.
Aktifitas
1
Seminar Usul
2
Studi Pustaka
dan Literatur
3
Penentuan
parameter TDCDMA
dan
TD-SCDMA
terhadap
HAPS
Melakukan
perhitungan
matematis
Menganalisis
dan membahas
hasil
perhitungan
Seminar Hasil
4
5
6
7
Ujian
Komprehensif
1
2
3
Desember
4
1
2
3
Januari
4
1
2
3
Februari
4
1
2
3
Maret
4
1
2
3
April
4
1
2
3
4
34
3.3 Tahap Penelitian
Pada penyelesaian tugas akhir ini ada beberapa tahapan kerja yang dilakukan yang
meliputi:
1. Studi Pustaka dan Literatur
Dalam tahap ini dilakukan pencarian informasi yang bersumber dari buku, jurnal,
maupun bahan dari internet yang berhubungan dengan penelitian ini diantaranya
adalah:
a. Pengertian TD-CDMA dan TD-SCDMA
b. Parameter TD-CDMA dan TD-SCDMA
c. Teknologi HAPS
d. Karakteristik HAPS
2. Penentuan parameter
Pada tahap ini akan dilakukan penentuan parameter TD-CDMA dan TD-SCDMA
terhadap HAPS. Meliputi karakteristik HAPS, parameter TD-CDMA dan TDSCDMA. Hal ini diharapkan dapat mempermudah dalam peritungan matematis
untuk mekanisme kerja dari kedua teknologi tersebut.
3. Perhitungan Mekanisme unjuk kerja TD-CDMA dan TD-SCDMA pada
HAPS
Pada tahap ini akan dihitung hasil dari perhitungan berdasarkan parameter dari
kedua tetkologi TD-CDMA dan TD-SCDMA pada HAPS dan dapat diketahui
mekanisme unjuk kerja TD-CDMA dan TD-SCDMA pada teknologi HAPS.
35
4. Melakukan Analisa dan pembahasan
Dalam tahap ini akan dilakukan analisa dan pembahasan terkait dengan
mekanisme kerja TD-CDMA dan TD-SCDMA untuk High Altitude Platform
Station (HAPS) dan unjuk kerja dalam teknologi TD-CDMA dan TD-SCDMA
yang di implementasikan dengan teknologi HAPS.
5. Menarik hasil dan kesimpulan
Pada tahap ini merupakan tahap akhir dalam penelitian, yaitu memperoleh
simpulan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.
3.4 Diagram Alir Penelitian
Dalam bab ini, langkah-langkah penelitian dibuat dalam bentuk flowchart untuk
memudahkan dalam memahami tiap tahap penelitian yang telah direncanakan.
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
36
3.5 Diagram Sistem
Gambar 3.2 Diagram sistem skenario penelitian TD-CDMA dan TDSCDMA pada infrastruktur HAPS
Skenario:
Berdasarkan gambar 3.2 yang merupakan skenario model sistem, diasumsikan
pada jaringan LTE, UE akan mengakses permintaan layanan kepada HAPS.
Bandwidth pada masing-masing teknologi TD-CDMA dan TD-SCDMA yaitu
sebesar 2010 MHz, 2015 MHz, dan 2020 MHz. Pertama UE1 atau dalam hal ini
TD-CDMA meminta layanan terhadap HAPS dengan jarak HAPS yang sangat
jauh maka dalam hal ini diasumsikan jaraknya berkisar dari 20 Km sampai 50
Km. Kemudian UE1 memancarkan sinyal yang diterima oleh HAPS, dan HAPS
memancarkan sinyal
dan diterima oleh UE1. Pada tahap ini pengujian unjuk
kerja dari TD-CDMA terhadap HAPS dengan parameter pengujian kecepatan
akses, kapasitas transfer data, dan tingkat konsumsi daya.
37
Kedua UE2 atau dalam hal ini TD-SCDMA meminta layanan terhadap HAPS
dengan jarak HAPS yang sangat jauh maka dalam hal ini diasumsikan jaraknya
berkisar dari 20 Km sampai 50 Km Kemudian UE2 memancarkan sinyal yang
diterima oleh HAPS, dan HAPS memancarkan sinyal dan diterima oleh UE2.
Pada tahap ini pengujian unjuk kerja dari TD-SCDMA terhadap HAPS dengan
parameter pengujian kecepatan akses, kapasitas transfer data, dan tingkat
konsumsi daya.
48
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil perhitungan matematis serta pembahasan yang telah dilakukan,
maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan teknologi TD-CDMA dan TDSCDMA pada HAPS menunjukan bahwa besarnya kapasitas data TD-CDMA
lebih besar dibandingkan TD-SCDMA dengan besarnya nilai kapasitas pada
TD-CDMA sebesar 249,48 Mbps sedangkan pada TD-SCDMA sebesar
117,018 Mbps.
2. Jarak maksimum user pada TD-CDMA untuk menerima daya (Pt) sebesar
19,423 W pada jarak 50000 m sedangkan jarak maksimum user pada TDSCDMA untuk menerima daya (Pt) sebesar 7,314 W pada jarak 50000 m atau
dalam kata lain semakin jauh jarak maka semakin besar pula daya yang
ditransmisikan atau sebaliknya.
3. Besarnya daya maksimum receiver (Pr) pada user TD-CDMA sebesar 53,087
W pada jarak 20000 m atau dengan kata lain semakin kecil jarak maka
semakin besar pula daya receivernya atau sebaliknya.
4. Pada jarak yang sama pada TD-CDMA maupun TD-SCDMA menghasilkan
daya Pt yang lebih besar pada TD-CDMA dibandingkan pada TD-SCDMA
hal ini dikarenakan besarnya data rate pada kedua teknologi tersebut berbeda.
49
5.2 Saran
Selama pengerjaan tugas akhir ini tentu saja tidak terlepas dari berbagai
kekurangan, baik dari segi sistem atau perancangan yang dilakukan. Untuk itu
demi kesempurnaan hasil pada penelitian selanjutnya, maka disarankan:
1. Agar dapat dikembangkan dengan melakukan simulasi berdasarkan parameter
yang telah dibuat.
2. Dalam perkembangan selanjutnya agar dapat mencari nilai-nilai lainya
misalnya daya Threshold (Pth) dan daya Noise (Pnoise) atau nilai-nilai
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Oktaviani,Skom., MMSI. 2009. Mengenal Teknologi 3G. Universitas
Gunadarma
[2] SMG. 2010. “TD-CDMA (delta) the true global solution for multimedia
service”. Journal. Hal. 19-98.
[3] Martinez, Ed. 2004. “Introduction to TD-SCDMA on the MRC6011 RCF
Device”. Freescale Semiconductor. Rev. 1.
[4] Ferdinan Afriandi, Santoso Imam, Darjat. 2009. “Kinerja Teknik Transmisi
OFDM Melalui Kanal HAPS (High Altitude Platform Station)”. Jurnal Teknik
Elektro. Volume. 11 No.3, September 2009 , hal. 152-158.
[5] Direktorat Jendral Sumberdaya dan Perangkat Pos dan Informatika. 2011.
“Konsep Peta Jalan (ROADMAP) Infrastruktur Satelit Indonesia (ISI)”.
Indonesia.
[6] Irawan Eri. 2010. “Evaluasi Interferensi High Altitude Platform Stations
(HAPS) dengan Fixed Satellite Sarvice (FSS) pada Frekuensi 28 GHz”.
Bandung.
[8] International Telecomunication Union (ITU). 2011. ”Technical and
operational characteristics of gateway links in the fixed service using high
altitude platform stations in the band 5 850-7 075 MHz to be used in sharing
studie”. Geneva
[9] NN. 2016. “Bandwidth, Sample Rate, and Nyquist Theorem” (Online).
http://www.ni.com/white-paper/2709/en/#toc4 diakses pada tanggal 19 Maret
2016
[10] Dong Feihong, Li Hongjun, Gong Xiangwu. 2015. Energy Efficient
Transmissions For Remote Wireless Sensor Network An Integrated
HAP/Satellite Architectur For Emeggency Scenarios. Journal Ssensor.
Received 9 July 2015. ISSN: 1424-8220
[11] Bo Gong, Zhenyong Wang and Qing Guo. 2009 Research on Capacity
Calculation of TD-CDMA High Altitude Platform System. Conference on
Communication. Res. 987-1-935068-01-3
[12] NN. 2016. “The Friis Equation” (Online),
http://www.antenna- theory.com/basics/friis.php diakses pada tanggal 20
Maret 2016
[13] Dharmatama Dewi Sartika. 2014. Efisiensi Energi Jaringan Long Term
Evolution Dengan Skema Radio Kognitif dan Coperative Base Station.
Laporan Tugas Akhir. Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung.
[14] Lee Jhong Sam, Miller Leonardo E. 1998. CDMA Systems Engineering.
Handbook. London. ISBN 0-89006-990-5.
Download