"BELAJAR BEHAVIORISTIK" Oleh : Nilna Rohmatul Maghfiroh (120111410000) Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lian, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal yang penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah laku. selain itu dalam teori ini faktor yang dianggap penting adalah faktor penguatan (reinforcement). Apabila penguatan ditambahkan (Positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat, dan apabila penguatan dikurangi (Negative reinforcement) maka responpun akan semakin kuat. Tokoh aliran behavioristik seperti Thorndike, Skinner, Ivan Pavlov, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie. 1. CLASSICAL CONDITIONING Classical Conditioning atau pengkondisian klasik adalah proses yang ditemukan oleh Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing. Di mana perangsang asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan. Eksperimen dari Ivan Pavlov adalah sebagai berikut : US UR CS1 + US1 UR1 CS2 + US2 UR2 CS3 + US3 UR3 CS32 + US32 UR32 Ket : US = Unconditional Stimulus "daging" UR = Unconditional Respon "air liur" CS = Conditioning Stimulus "bunyi bel" CR = Conditioning Respon "air liur keluar karena mendengan bunyi bel" CSn CRn Eksperimen Pavlov memperlihatkan bahwa, apabila rangsangan netral sebelumnya dipasangkan dengan rangsangan tanpa pengondisian, rangsangan netral tersebut menjadi rangsangan yang dikondisikan dan memperoleh kekuatan untuk mendorong tanggapan serupa terhadap apa yang dihasilkan oleh rangsangan tadi pengkondisian tadi. Eksperimen-eksperimen Pavlov dan ahli lain sangat terpengaruh oleh pandangan behaviorisme, di mana gejala-gejala kejiwaan dilihat dari perilakunya Pavlov berasumsi bahwa perilaku manusia dapat berubah-ubah sesuai yang dinginkan. 2. OPERANT CONDITIONING Tokoh teori ini adalah B. F Skinner. Skinner berpendapat bahwa perilaku refleks hanyalah sebagian kecil dari semua tindakan. Skinner mengusulkan kelompok perilaku lain yang dinamai perilaku operan (Operant behaviour) karena perilaku tersebut berlangsung pada lingkungan , tidak ada satupun rangsangan yang tanpa dikondisikan. Skinner berpusat pada hubungan antara perilaku seseorang langsung diikuti oleh konsekuensi yang menyenangkan, orang itu akan sering melakukan perilaku tersebut. Penggunaan konsekuensi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan untuk mengubah perilaku sering disebut pengkondisian operan (Operant conditioning). Karya Skinner terfokus pada penempatan subjek dalam situasi yang dikendalikan dan pada pengamatan perubahan perilaku mereka yang dihasilkan oleh perubahan sistematis konsekuensi perilaku mereka (lihat Bigge & Shermis, 2004). Eksperimen skinner yaitu percobaan terhadap tikus, tikus dimasukkan ke dalam kotak (kotak skinner), dalam kotak terdapat tombol yang apabila ditekan maka tikus tersebut akan mendapatkan makanan, apabila tikus tersebut kebetulan menekan tombol itu dan kemudian mendapatkna makanan maka tikus tersebut akan sering mengulanginya. Salah satu keunggulan penting dari Skinner ialah bahwa alat tersebut memungkinkan studi ilmiah yang seksama terhadap perilaku dalam lingkungan yang dikendalikan (Bigge & Shermis, 2004 ; Delprato & Midgley, 1992) Ada 2 macam respon, yaitu : a. Respondent Respons, yaitu respon yang ditimbulkan perangsang tertentu karena sifatnya relatif menetap b. Operant Respons atau Instrumental Respons. Perangsangnya disebut Reinforcer yaitu respon yang timbul dan berkembang diikuti perangsang-perangsang tertetu. Respon ini memperkuat apa yang telah dilakukan organisnme. 3. KONEKSIONISME Tokoh dalam teori ini adalah Thorndike. Belajar dapat terjadi dengan dibentuknya hubungan yang kuat antara stimulus dan respon, untuk mencapai hubungan yang kuat antara stimulus dan respon maka perlu adanya kemampuan untuk memilih respon yang tepat melalui percobaan-percobaan (trials) dan kegagalan (error) terlebih dahulu. Hukum-hukum belajar Thorndike : a. Hukum Kesiapan (The Law of Readiness) Bila individu telah siap melakukan sesuatu yang diinginkan dan merasa puas maka individu tersebut tidak akan berperilaku lain. Bila individu siap melakukan suatu perilaku tetapi tidak dilakukan maka ia akan merasa kecewa. Bila individu belum siap melakukan perilaku dan kemudian tidak melakukannya maka individu tersebut akan merasa puas. b. Hukum Latihan (The Law of Exercise) Prinsip utamanya adalah ulangan. Apabila materi sering diulangi maka akan semakin dikuasai dan juga sebaliknya. c. Hukum Akibat (The Law Of Effect) Hubungan antara stimulus dan respon diperkuat bila akibatnya memuaskan dan diperlemah bila akibatnya tidak memuaskan. 4. SOCIAL COGNITION Tokoh dari teori ini adalah Albert Bandura. Disebut teori kognitif sosial karena ia menekankan fakta bahwa hampir semua informasi yang kita peroleh dari interaksi kita dengan orang lain. Teori kognitif sosial ini merupakan faktor sosial dan kognitif yang berperan dalam pembelajaran. Hal ini berarti faktor kognitif berupa ekspektasi murid terhadap perilaku orangtuanya. Individu sebagai organisme yang dinamis dalam memproses informasi dan sebagai organisme sosial. Belajar secara langsung/ tidak langsung terkadang melibatkan orang lain dalam setting sosial. Berdasarkan pengamatan dan interaksi dengan orang lain inilah kognisi, termasuk standar performa dan penilaian moral terus berkembang. Proses-proses dalam teori kognitif sosial. a. Proses Atensional Pada proses ini sebelum mempelajari sesuatu dari model maka model tersebut harus diperhatikan. Terdapat 2 hal yang mempengaruhi pengamatan : b. Kapasitas sensoris seseorang Karakteristik model Proses Retensional Apabila informasi yang sudah diperoleh dari hasil pengamatan dapat berguna maka informasi tersebut harus disimpan dan diingat. Informasi tersebut dapat disimpan dengan 2 cara yaitu imajinasi dan verbal c. Proses Motivasional Yakni menyediakan motif untuk menggunakan apap-apa yang telah dipelajari. Sumber Pustaka : Budiningsih, C Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Slavin, Robert E. 2008. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Edisi Kedelapan. Jakarta: PT Indeks http://slideshare.net/inggridmatahelumual/teori-kognitif-sosial-albert-bandura diakses 22 januari 2014 http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/T%20behavioristik.pdf diakses 22 januari 2014