regulasi dan kebijakan pengembangan energi angin

advertisement
5/14/2013
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI
REGULASI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
ENERGI ANGIN
Disampaikan oleh
Abdi Dharma Saragih
Kasubdit Investasi dan Kerjasama
Direktorat Energi Baru dan Energi Terbarukan
Dalam acara:
Potensi Energi Angin dan Teknologi Pembangkit Listrik Hibrid Berbasis Energi Angin di Indonesia
Jakarta, Mei 2013
EBT : POTENSI DAN YANG TERPASANG
Biomass
Hydro
Wind energy
Potential: >75.000 MW
Present:
>6.657 MW
Potential: >49,810 MW
Present:
1.618 MW
Potential : 3-6 m/s
Present:
1,87 MW
Geothermal
Solar energy
Potential: 4,84 kWh/m2
Present: 22,47 MW
Ocean energy
Potential of tidal power: 49 GW
Present:
0,01 MW (prototipe)
Potential: 28,543 MW
Present:
1,189 MW
14.05.2013
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
1
5/14/2013
POTENSI ANEKA ENERGI BARU DAN ENERGI TERBARUKAN DI INDONESIA
NO
ENERGI
TERBARUKAN/
SUMBER DAYA
(SD)
KAPASITAS
TERPASANG (KT)
RASIO KT/SD
(%)
1
2
3
4
5 = 4/3
1
Tenaga Air
2
Minihidro
3
Mikro Hydro
4
6.057 MW
8,01%
75.000 MW
419 MW
0,56%
181 MW
0,25%
Tenaga Surya
112.000 GW*****)
22,45 MW
-
5
Tenaga Angin
3 – 6 m/s
1,87 MW
-
6
Samudera
49 GW***)
0,01 MW****)
0%
7
Uranium
3.000 MW *)
30 MW **)
0%
*) Hanya di Kalan – Kalimantan Barat
**) Sebagai pusat penelitian, non-energi
***) Sumber Dewan Energi Nasional
****) Prototype BPPT
*****) Sumber www.litbang.esdm.go.id
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
3
Rencana Pengembangan Pembangkit
10,000
9,000
8,000
7,000
6,000
MW5,000
4,000
3,000
2,000
1,000
0
2012
110
2013
5
2014
63
2015
188
2016
660
2017
1,375
2018
1,260
2019
1,588
2020
1,045
2021
55
-
-
-
-
-
1,040
-
-
450
450
PLTA
130
85
-
78
546
694
660
936
482
183
PLTM
18
158
150
201
32
6
6
2
2
-
PLTG/MG
272
412
652
1,963
138
131
181
180
30
85
PLTP
PS
PLTGU
PLTU
PLT lain
740
160
90
550
250
-
-
-
-
750
4,304
3,098
2,705
2,199
4,707
5,652
7,213
2,630
2,950
2,240
0.2
25
145
17
7
16
15
6
-
-
EBT
Sumber : RUPTL PLN 2011-2020
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
2
5/14/2013
Kebijakan Pemanfaatan Energi
(Berdasarkan UndangUndang-Undang 30 Tahun 2007 tentang Energi)
 Energi dikelola berdasarkan asas kemanfaatan, efisiensi berkeadilan,
peningkatan nilai tambah, berkelanjutan, kesejahteraan masyarakat,
pelestarian lingkungan hidup, ketahanan nasional dan keterpaduan
dengan mengutamakan kemampuan nasional. (pasal 2)
 Pemanfaatan energi dilakukan dengan: (pasal 2 ayat (1))
 Mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya energi;
 Mempertimbangkan aspek teknologi, sosial, ekonomi, konservasi, dan
lingkungan; dan
 Memprioritaskan pemenuhan kebutuhan masyarakat dan peningkatan
kegiatan ekonomi di daerah penghasil sumber energi.
 Pemanfaatan energi baru dan energi terbarukan wajib ditingkatkan
oleh Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.
(pasal 2 ayat (2))
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Kebijakan Sektor Ketenagalistrikan
(Berdasarkan UndangUndang-Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan)
 Tujuan Pembangunan Ketenagalistrikan
Untuk menjamin ketersediaan tenaga listrik dalam jumlah yang cukup,
kualitas yang baik, dan harga yang wajar dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata serta
mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan (Pasal 2 ayat (2)).
 Pemanfaatan Sumber Energi Primer
 Sumber energi primer yang terdapat di dalam negeri dan/atau berasal
dari luar negeri harus dimanfaatkan secara optimal sesuai dengan
Kebijakan Energi Nasional untuk menjamin penyediaan tenaga listrik
yang berkelanjutan (Pasal 6 ayat (1)).
 Pemanfaatan sumber energi primer harus dilaksanakan dengan
mengutamakan sumber energi baru dan energi terbarukan (Pasal 6 ayat
(2))
 Pemanfaatan sumber energi primer yang terdapat di dalam negeri
diutamakan untuk kepentingan ketenagalistrikan nasional (Pasal 6 ayat
(3)).
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
3
5/14/2013
Overview of Indonesian Electricity Condition
(Current Condition)




Kapasitas Terpasang: 44.216 MW (PLN 73%, IPP 23%, and PPU 4%)
Rasio Elektrifikasi: 76,56%
Energi mix pembangkitan tenaga listrik: Batubara 51%, Gas 23%,
BBM 15%, Air 6%, Panas Bumi 5%
Investasi Sektor Ketenagalistrikan sekitar USD 10,7 miliar per tahun
Investment Needs
Kapasitas Terpasang Pembangkit
(based on RUKN draft 2012-2031)
(juta USD )
Sarana
Pembangkit
Jaringan Transmisi dan
Gardu Induk *)
Jaringan Tegangan
Menengah, Jaringan
Tegangan Rendah dan
Gardu Distribusi *)
Total
PPU
IPP
PLN
2006
1,321
5,012
23,355
2007
1,354
5,835
23,664
2008
1,414
6,017
24,031
2009
1,414
6,179
24,366
2010
1,448
6,197
26,338
2011
1,704
7,653
30,529
2012
1,729
10,287
32,048
Note:
Jawa - Bali
Luar Jawa - Bali
Total
178,858.1
176,672.2
355,530.3
6,010.3
5,503.5
11,513.8
6,194.0
6,005.5
12,199.5
191,062
188,181
379,244
RUKN : National Electricity General Plan
Target Energy Mix Pembangkitan Tenaga Listrik
2020 *)
2012
Target
Oktober
Gas
17%
Gas
23%
Panas Bumi
12%
Panas Bumi
5%
Air
6%
Batubara
51%
BBM
16%
Air
6%
Lain-lain
0.1%
BBM
1%
Batubara
64%
 Pangsa energi terbarukan dalam pembangkitan tenaga listrik
ditargetkan meningkat dari 11% pada tahun 2012 menjadi 18% pada
tahun 2020.
*Sumber:
RUPTL PLN 2011-2020
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
4
5/14/2013
Kebijakan Investasi Sektor Ketenagalistrikan

Mendorong dan meningkatkan iklim investasi yang lebih baik pada sektor
ketenagalistrikan, dan meningkatkan partisipasi swasta pada bisnis
ketenagalistrikan.

Meningkatkan kemampuan PLN untuk berinvestasi di bidang infrastruktur
ketenagalistrikan.

Mendorong investasi swasta dan badan usaha lainnya, terutama sisi
pembangkitan melalui mekanisme IPP (termasuk melalui PPP).

Mendorong efisiensi dan transparansi investasi ketenagalistrikan.

Pemberian insentif bagi investasi sektor ketenagalistrikan untuk kepentingan
umum.
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Insentif Bagi Investasi Sektor Ketenagalistrikan
 Non Fiskal
• Penyederhanaan mekanisme pembelian tenaga listrik oleh PLN dari pemegang
izin usaha pembangkitan tenaga listrik atau IO.
Dalam kondisi tertentu dapat dilakukan melalui penunjukan langsung:
pembelian tenaga listrik, energi baru terbarukan, di sekitar mulut tambang,
pembelian excess, kondisi krisis, atau ekspansi pembangkit.
• Penetapan harga patokan pembelian tenaga listrik yang lebih menarik bagi
dunia usaha (Permen ESDM 04/2012 & Permen ESDM 22/2012).
 Fiskal
• Pembebasan bea masuk impor barang modal untuk pembangunan pembangkit
tenaga listrik untuk kepentingan umum (PMK 154/2008 jo. PMK 128/2009)
• Pemberian fasilitas perpajakan dan kepabeanan untuk kegiatan pemanfaatan
sumber energi terbarukan (PMK 21/2010).
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
5
5/14/2013
Harga Jual Excess Power Dan Energi Terbarukan ≤ 10 MW
(Permen ESDM No. 04/2012)
MV
(Rp/ kWh)
LV
(Rp/ kWh)
Energi Terbarukan dan Excess Power
656 x F
1.004 x F
F=1
F = 1.2
F = 1.3
F = 1.5
Biogas/Biomass
975 x F
1,325 x F
F = 1 Jawa, Bali, Sumatera
F = 1.2 Sulawesi, Kalimantan, Nusa
Tenggara
F = 1.3 Maluku & Papua
Sampah kota (teknologi zero waste)
1,050
1,398
850
1,198
Energi
Sampah kota (teknologi sanitary
landfill)
Jawa, Bali
Sumatera, Sulawesi
Kalimantan, Nusa Tenggara
Maluku, Papua
Keterangan:
Tanpa Negosiasi
Tanpa persetujuan Menteri
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Harga Jual Panas Bumi
(Permen ESDM No. 22/2012)
Tegangan Tinggi
(sen US$/kWh)
Tegangan
Menengah
(sen US$/kWh)
Sumatera
10
11,5
Jawa, Madura, Bali
11
12,5
Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara
12
13,5
Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo
13
14,5
NTB, NTT
15
16,5
Maluku, Papua
17
18,5
Region
 PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) wajib membeli tenaga listrik dari pembangkit tenaga listrik panas
bumi.
 Harga pembelian tenaga listrik dipergunakan dalam perjanjian jual beli tenaga listrik (power purchase
agreement) dari pembangkit listrik tenaga panas bumi tanpa negosiasi dan bersifat final.
 PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dapat melakukan pembelian tenaga listrik dari pembangkit listrik
tenaga panas bumi dengan harga melebihi harga tersebut dengan melakukan negosiasi dan wajib
mendapatkan persetujuan Menteri ESDM.
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
6
5/14/2013
PROGRAM PENGEMBANGAN LISTRIK TENAGA ANGIN
TAHUN 2010 – 2015
No
I
Pengembangan
2010
2013
2014
2015
7
22
90
258
691
-
15
68
168
433
2
17
85
258
691
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
Pengembangan
1. Tambahan Kapasitas (MW)
2. Kumulatif Kapasitas Terpasang (MW)
III
2012
Rencana Berdasarkan KEN:
- Kapasitas Terpasang (MW)
II
2011
2
Pengembangan / Rencana KEN (%)
Catatan:
- CF PLT Angin = 40%
36
Aneka EBT - 2012
RENCANA KEN VS PENGEMBANGAN PLTB
37
Aneka EBT - 2012
7
5/14/2013
LOKASI PENGEMBANGAN LISTRIK TENAGA ANGIN & ET LAINNYA
SAMPAI 2015
Kota/
Kabupaten
Provinsi
Pengembang
Status
Pengembangan (MW)
2011
2012
2013
2014
2015
1.
Seluruh
Indonesia *
Seluruh
Indonesia
PT. PLN
Persiapan/Pen
danaan
--
5
8
8
8
2.
Jawa Barat
Sukabumi
PT. Viron Energy
Persiapan
Konstruksi
--
10
--
--
--
3.
D.I. Yogyakarta
Bantul
UPC Renewables
Indonesia Ltd
Persiapan
Konstruksi
--
--
--
50
--
4.
Sulawesi
Selatan
--
General Electric
Persiapan FS
dan DED
--
--
60
--
--
5.
Seluruh
Indonesia
Seluruh
Indonesia
IPP
--
--
--
160
425
6.
Seluruh
Indonesia
Seluruh
Indonesia
APBN dan APBD
--
0,024
0,2
0,5
0,5
* RUPTL PLN 2010-2019
38
Aneka EBT - 2012
www.esdm.go.id
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
8
5/14/2013
PERKEMBANGAN DAN TARGET ENERGY MIX TAHUN 2008 – 2013
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
2008
2009
2010
2013
2011
2012
36%
25%
22%
22,95%
13,83%
9,70%
Bio Diesel & EBT Lainnya
0%
0%
0%
0,07%
0,52%
0,52%
Hydro
9%
8%
12%
6,80%
6,29%
6,19%
Panas Bumi
3%
3%
3%
5,13%
4,79%
4,80%
Gas
17%
25%
25%
21,00%
23,18%
22,12%
Batubara
35%
39%
38%
44,06%
51,40%
56,66%
BBM
Realisasi pemakaian Energi Primer untuk pembangkit tenaga listrik dari bulan Januari s.d. September 2012 adalah : BBM (15,82%),
biodiesel dan energi terbarukan lainnya (0,11%), Hydro (6.21%), Panas Bumi (4,68%), Gas (22,20%) dan Batubara (50,98%).
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
9
Download