iii ABSTRACT ANISA NURAINI. Effects of External and Domestic Shocks on the Indonesian Macroeconomy. Under direction of HERMANTO SIREGAR and NUNUNG NURYARTONO. As a small open economy country, Indonesia is exposed to various external and domestic events that can potentially interfere its domestic macroeconomic stability. Hence, it is necessary to have appropriate policies in order to reduce the excessive fluctuations in economy. The aim of this study is to assess the main shocks affecting the domestic economy and also to find out domestic macroeconomic responses when shocks happen. To achieve aforementioned objectives we use a SVECM method with a set of short run restrictions based on the New Keynesian framework. This study finds that the domestic shocks hold an important role for the fluctuations of the domestic macroeconomy, meanwhile the external shocks including world oil price shock have less important role. Demand shock, ultimately real exchange rate shock, evidently become as important as supply shock, which is permanently responded by GDP and the real exchange rate. Moreover, this study also find that money neutrality occurs both in the shortrun and long-run. Keywords: business cycle, Indonesian macroeconomy, agregrat demand shocks, oil price shock, SVECM v RINGKASAN ANISA NURAINI. Dampak Guncangan Eksternal dan Domestik terhadap Makroekonomi Indonesia. Dibimbing oleh HERMANTO SIREGAR dan NUNUNG NURYARTONO. Visi Indonesia 2025 adalah mengangkat Indonesia menjadi negara maju dan merupakan kekuatan 12 besar dunia di tahun 2025 dan 6 besar dunia pada tahun 2050 melalui pertumbuhan ekonomi tinggi yang inklusif, berkeadilan dan berkelanjutan. Dalam rangka mencapai visi Indonesia tersebut diperlukan stabilitas dalam perekonomian. Namun fluktuasi ekonomi, ekspansi dan kontraksi output, senantiasa mengikuti perjalanan perekonomian suatu negara. Kontraksi perekonomian kadang berlangsung lama, namun tidak berlangsung selamanya. Meski demikian ternyata kontraksi perekonomian menyebabkan penurunan output dan peningkatan pengangguran serta kemiskinan, sehingga diperlukan upaya untuk meredam dampak negatif dari krisis yang terjadi. Sebagai negara dengan perekonomian terbuka, Indonesia tidak hanya terpapar oleh peristiwa domestik seperti kebijakan ekonomi pemerintah namun juga berbagai peristiwa dunia seperti krisis dan fluktuasi tajam harga minyak dunia, yang bersifat mengganggu stabilitas ekonomi. Studi fluktuasi perekonomian dengan pendekatan business cycle masih sedikit dilakukan di negara berkembang seperti Indonesia meskipun pada level nasional. Berdasarkan uraian tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis dinamika respon variabel makroekonomi akibat guncangan tertentu.; dan (2) mengkaji guncangan yang paling berperan terhadap business cycle Indonesia. Cakupan penelitian ini adalah kajian dampak berbagai guncangan terhadap business cycle nasional. Identifikasi guncangan dilakukan berdasarkan kerangka kerja New Keynesian. Guncangan eksternal dari sisi penawaran adalah guncangan harga minyak dunia, sedangkan guncangan eksternal dari sisi permintaan berupa guncangan suku bunga Amerika Serikat (AS). Guncangan domestik dari sisi penawaran diidentifikasi sebagai guncangan output, sedangkan guncangan domestik dari sisi permintaan meliputi guncangan kurs riil, guncangan permintaan uang serta guncangan kebijakan moneter domestik. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari berbagai sumber antara lain BPS, BI dan The Federal Reserve. Data yang digunakan untuk analisis berupa data triwulanan mulai periode 1990:1 hingga 2012:2. Metode yang digunakan untuk menjawab tujuan pertama adalah analisis IRF yang dihasilkan model SVEC, sedangkan untuk menjawab tujuan kedua digunakan analisis FEVD. Model yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti model Siregar dan Ward (2000) yang dimodifikasi dengan menambahkan guncangan baru berupa guncangan harga minyak dunia yang belum dicakup pada penelitian sebelumnya. Berdasarkan model tersebut variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi PDB, kurs riil, permintaan uang riil, suku bunga domestik, suku bunga AS dan harga minyak dunia. Berdasarkan hasil pengujian asumsi time series diperoleh bahwa model memenuhi asumsi stasioneritas, ditemukan satu rank kointegrasi serta model yang dibangun adalah stabil. Karena seluruh variabel stasioner pada first difference vi kecuali suku bunga domestik yang stasioner dalam level dan ditemui adanya hubungan kointegrasi maka digunakan VECM yang dilanjutkan dengan menerapkan restriksi jangka pendek berdasarkan kerangka kerja New Keynesian sehingga menjadi SVECM. Berdasarkan hasil IRF ditemukan bahwa respon makroekonomi domestik terhadap guncangan eksternal berupa guncangan harga minyak dunia ternyata tidak signifikan. Hal ini disebabkan karena pemerintah merespon kenaikan harga minyak dunia dengan meningkatkan subsidi harga BBM domestik, sehingga harga BBM domestik belum mengikuti harga keekonomiannya. Guncangan eksternal lain yaitu guncangan suku bunga AS hanya direspon secara signifikan oleh suku bunga domestik, sedangkan PDB dan variabel makroekonomi lainnya tidak merespon guncangan ini secara signifikan. Guncangan output direspon secara permanen oleh PDB dan permintaan uang riil. Guncangan kurs riil menyebabkan perubahan permanen dalam PDB dan kurs riil, sedangkan guncangan permintaan uang hanya direspon secara signifikan oleh permintaan uang riil. Guncangan kebijakan moneter penting dalam fluktuasi jangka pendek suku bunga domestik namun PDB tidak merespon guncangan ini secara signifikan. Analisis FEVD membuktikan bahwa guncangan domestik tidak mampu menjelaskan fluktuasi variabel eksternal. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara small open economy, sehingga perekonomian Indonesia terpapar oleh berbagai peristiwa dunia. Namun berdasarkan hasil FEVD ditemukan bahwa peristiwa eksternal yang dicakup dalam penelitian ini yaitu guncangan harga minyak dunia dan guncangan suku bunga AS ditemukan tidak berperan penting bagi fluktuasi perekonomian domestik. Guncangan domestik ditemukan lebih penting bagi fluktuasi makroekonomi Indonesia. Guncangan domestik dari sisi permintaan ternyata sama pentingnya seperti guncangan domestik dari sisi penawaran. Guncangan sisi permintaan yang utama adalah guncangan kurs riil. Guncangan kebijakan moneter domestik tidak mampu menjelaskan fluktuasi PDB di jangka pendek maupun di jangka panjang, mengindikasikan money neutrality di seluruh horizon waktu. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka yang dapat disarankan yaitu: (1) Meski pengaruh harga minyak dunia bagi perekonomian domestik tidak signifikan karena harga BBM domestik masih disubsidi, namun arah respon PDB adalah negatif. Oleh karena itu pemerintah direkomendasikan untuk mulai mengurangi subsidi BBM dengan cara pembatasan BBM bersubsidi dengan aturan berbentuk undang-undang atau meningkatkan harga BBM domestik secara bertahap hingga sesuai harga keekonomiannya disertai realokasi dana subsidi BBM ke sektor produktif. (2) Guncangan kurs riil perlu diwaspadai karena menyebabkan PDB terkontraksi secara permanen. Ketika kurs riil berfluktuasi maka kebijakan fiskal adalah salah satu kebijakan yang dapat diimplementasikan untuk menstabilkannya. (3) Kebijakan moneter efektif dipakai untuk stabilisasi fluktuasi permintaan uang riil dan fluktuasi suku bunga domestik. Kata Kunci: business cycle, makroekonomi Indonesia, guncangan permintaan, guncangan harga minyak, SVECM