BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan alternatif investasi yang semakin memasyarakat namun banyak hal yang harus diketahui oleh investor sebelum memutuskan untuk berinvestasi di pasar modal karena keputusan investasi pada saham perusahaan publik memiliki rasio relatif tinggi, dibandingkan dengan deposit. Secara umum semakin terbatas informasi, keahlian dan modal yang dimiliki investor, semakin tinggi resiko yang mereka hadapi, perusahaan yang membutuhkan investasi modal. Pasar modal adalah sarana yang mempertemukan penjual dan pembeli dana. Tempat penawaran penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut bursa efek (Zaki, 1997). Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang. Salah satu aspek yang dinilai oleh investor adalah kinerja keuangan. Pada prinsipnya semakin baik prestasi perusahaan maka akan meningkatkan permintaan saham perusahaan tersebut, sehingga pada gilirannya akan meningkatkan pula harga saham perusahaan (Tandellin, 2001). 1 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2 Menurut Fred dan Copeland (1999) saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dari suatu perusahaan. Harga saham mencerminkan nilai dari suatu perusahaan. Jika suatu perusahaan mencapai prestasi yang baik, maka saham perusahaan tersebut akan banyak diminati oleh para investor. Salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham adalah kemampuan perusahaan membayar deviden. Apabila deviden yang dibayar tinggi, harga saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi. Kemampuan membayar deviden erat hubungannya dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba. Tinggi rendahnya harga saham ini juga merupakan refleksi dari keputusan investasi, keputusan pendanaan dan pengelolaan aset tersebut. Informasi yang diperlukan oleh para investor di pasar modal tidak hanya informasi yang bersifat fundamental saja, tetapi juga informasi yang bersifat teknikal. Informasi yang bersifat fundamental diperoleh dari kondisi intern perusahaan seperti laporan keuangan perusahaan. Dan informasi yang bersifat teknikal diperoleh dari luar perusahaan, seperti ekonomi dan politik (Jogiyanto, 1998). Bagi pemegang saham faktor fundamental memberikan gambaran yang jelas dan bersifat analisis terhadap prestasi manajemen perusahaan dalam mengelola perusahaan yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam kerangka inilah penelitian ini dilakukan, walaupun disadari bahwa faktor-faktor fundamental sangat luas dan kompleks cakupannya tidak saja meliputi kondisi http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3 internal perusahaan, tetapi juga kondisi fundamental makro ekonomi yang berada diluar kendali perusahaan. Alasan peneliti memilih perusahaan sub-sektor industri textile & garment karena menurut (Kemenperin: 2013) industri tekstil dan garmen di Indonesia menjadi salah satu tulang punggung sektor manufaktur dalam beberapa dekade terakhir. Industri tekstil dan garmen memberikan kontribusi cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi, selain menciptakan lapangan kerja yang cukup besar, industri ini juga mendorong peningkatan investasi dalam dan luar negeri. Produk asal China mengancam jaringan perdagangan tekstil nasional yang telah dibangun sejak puluhan tahun lalu. Intervensi produk China menyebabkan industri tekstil dan produsen garmen nasional mati satu per satu setelah kehilangan pasar di dalam negeri. Dalam tahun ini, Indonesia sangat kesulitan untuk mendapatkan bahan baku kapas bagi keperluan Industri tekstil dalam negeri, kapas yang dihasilkan oleh beberapa negara seperti, Amerika serikat, India, Pakistan dan sebagian Negara Amerika Latin, telah habis diborong oleh Importir dari China tahun lalu, lewat perdagangan berjangka atau yang lebih dikenal dengan istilah future trading, imbasnya produsen tekstil ditanah air kalang kabut dan harus mengikuti fluktuatif kenaikan harga yang ditetapkan oleh Eksportir China hingga mencapai 50% dari harga dasar dipasar Internasional. Lonjakan harga tersebut berimbas pada penghentian kegiatan produksi garment maupun Industri rumahan di dalam negeri, kenaikan harga bahan baku tidak diimbangi dengan kenaikan harga jual produk sehingga http://digilib.mercubuana.ac.id/ 4 konsumer tidak melakukan pembelian produk secara rutin akhirnya stock menumpuk dan tidak ada kepastian kapan produk tersebut akan diserap oleh pasar (www.kompas.com ). Berikut daftar harga saham pada perusahaan manufaktur sub sektor texrile dan garment yang aktif dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2012-2014 : Tabel 1.1 Harga Saham Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Textile dan Garment Selama Periode Tahun 2012-2014 No Nama Perusahaan Harga Saham Perusahaan (Rupiah) 2012 2013 2014 1 ADMG 365 220 165 2 ARGO 1.000 1.200 1.150 3 CNTX 6.700 7.800 17.500 4 ERTX 325 280 630 5 ESTI 160 190 193 6 HDTX 950 415 390 7 INDR 1.420 1.000 770 8 MYTX 375 305 128 9 PBRX 470 420 505 10 POLY 193 80 95 11 RICY 174 173 174 12 SRIL 245 163 13 SSTM 134 79 103 14 STAR 50 50 50 15 TFCO 620 500 900 16 TRIS 400 356 350 17 UNIT 345 250 318 18 UNTX 3.700 3.700 3.700 Sumber : www.idx.com yang telah diolah Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa harga saham setiap perusahaan selama periode 2012-2014 mengalami fluktuasi, namun di dalam http://digilib.mercubuana.ac.id/ 5 penelitian ini pada perusahaan manufaktur sub sektor textile dan garment hanya dua perusahaan yang mengalami fluktuasi yang sangat tajam yaitu Century Textile Industry Tbk dan Ever Shine Textile Industry Tbk. Berbeda dengan Polychem Indonesia Tbk, Panasia Indo Resources Tbk, Indo-Rama Synthetics Tbk, Apac Citra Centertex Tbk, Sri Rejeki Isman Tbk dan Trisula Internasional Tbk yang mengalami penurunan dalam periode 2012-2014. Sedangkan Eratex Djaja Tbk, Pan Brothers Tbk, Ricky Putra Globalindo Tbk, Sunson Textile Manufacturer Tbk, Tifico Fiber Indonesia Tbk dan Nusantara Inti Corpora Tbk yang mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Hal ini membuktikan bahwa harga saham bersifat fluktuatif, berubah-ubah tiap tahunnya dan tidak tetap. Di dalam penelitian ini, Earning Per Share (EPS) yang dijadikan sebagai variabel independen karena peneliti ingin mengetahui apakah keuntungan setiap lembar saham perusahaan dapat mempengaruhi harga saham atau bahkan dapat mempengaruhi keputusan investor dalam membeli harga saham suatu perusahaan. Seperti pada penelitian (Sasongko dan Wulandari, 2006) meneliti tentang perngaruh EPS terhadap harga saham yang menunjukkan bahwa EPS berpengaruh signifikan dan positif terhadap harga saham. Artinya EPS dapat digunakan untuk menentukan nilai perusahaan. Sedangkan yang dilakukan oleh (Rizkiansyah, 2012) menjelaskan bahwa secara parsial variabel EPS tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Return On Assets (ROA) digunakan sebagai variabel independen dalam penelitian ini karena ingin mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi semua investor dan apakah dapat dijadikan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 6 sebagai acuan oleh investor untuk membeli harga saham dengan melihat nilai ROA. Seperti pada penelitian (Rocky, 2013) menjelaskan bahwa variabel ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan yang dilakukan oleh (Gatiningsih, 2009) menjelaskan bahwa variabel ROA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Artinya ROA dapat digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi semua investor. Berdasarkan latar belakang diatas serta dilandasi dengan beberapa penelitian terdahulu dan terdapat perbedaan dari masing-masing hasil penelitian, maka penelitian ini dilakukan untuk meninjau kembali dari hasil penelitian sebelumnya serta untuk mengetahui apakah earning per share dan return on asset mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan textile dan garment yang terdaftar pada BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode 2012-2014. Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini dilakukan untuk meninjau kembali penelitian-penelitian sebelumnya, dengan periode tahun yang berbeda, tetapi variabel yang diteliti baik dependen maupun independen sama. Maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul penelitian : “ Pengaruh Earning Per Share (EPS) Dan Return On Asset (ROA) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Tekstil dan Garment Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2012-2014).” http://digilib.mercubuana.ac.id/ 7 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat ditentukan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham di perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) ? 2. Apakah Return On Asset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap harga saham di perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)? C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan diadakannya penelitian antara lain : a. Untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). b. Untuk mengetahui pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Kontribusi Penelitian Maka konribusi dari penelitian ini adalah : a. Bagi Teoritis Dengan adanya penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi terhadap literatur akuntansi keuangan serta memperkaya pustaka dan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 8 bermanfaat sebagai referensi bagi pembaca untuk melakukan penelitian sejenis mengenai analisis harga saham . b. Bagi Praktik Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang dapat digunakan sebagai dasar kebijakan untuk pengambilan keputusan sebelum melakukan investasi saham agar dapat mendapatkan return sesuai dengan apa yang diharapkan oleh investor. Serta penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan untuk pengambilan keputusan sehingga perusahaan keuntungan yang lebih maksimal. http://digilib.mercubuana.ac.id/ dapat memperoleh