G K RI EXODU S A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER Susunan Liturgi Ibadah Minggu Panggilan beribadah Pengkhotbah Votum Pengkhotbah Bacaan Bertanggapan Pujian Pengakuan Dosa Doa Pengakuan Dosa Secara Pribadi Doa Pengakuan Dosa Berita Anugerah Petunjuk Hidup baru Pujian “Salam Damai” / “Shalom shalom” Pujian Syukur 1 Pujian Syukur 2 Pengakuan Iman Pujian Doa Firman Tuhan Khotbah Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Jemaat Liturgos Liturgos Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Pengkhotbah Pengkhotbah Persembahan Liturgos & Jemaat Doa Persembahan & Doa Syafaat Pengumuman & Seri Pembinaan Doxology / “Kami memuji Kebesaran-Mu” Doa berkat Amin / “Thank You Lord” Theme Song “Jesus At The Center“ Petugas Doa Pengkhotbah Hamba Tuhan GKRI Exodus GEMBALA SIDANG SENIOR Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M Telp : 0815 5055 985 Email: [email protected] Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah GEMBALA BAVARIAN Pdt. Reyco Wattimury, S.Th. Telp.081-331515954 Email: [email protected] GEMBALA LOKAL NGINDEN Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A Telp : 0812 3378 0070 Email: ev.yohanesdodik@gmail. com 2 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ Yesus Penanggung taurat (Roma 8:1-4) Mimbar GKRI Exodus | Pdt. Samuel Sugiarto, M.Th PENDAHULUAN B agian firman Tuhan ini menyatakan dengan jelas bahwa orang yang sudah hidup di dalam Yesus Kristus, mengambil bagian di dalam kematian dan kebangkitan-Nya, tidak akan lagi mendapatkan hukuman. Berita semacam ini tentu menjadi berita sukacita bagi orang-orang berdosa, yang tidak lagi memiliki jalan keluar untuk dapat lepas dari hukuman Tuhan. Dan, kitalah orang-orang berdosa yang bersukacita tersebut. keselamatan yang demikian bukanlah doktrin yang membahagiakan, tetapi justru doktrin yang terlihat berbahaya dan merupakan sebuah pengajaran yang jahat. Setidaknya ada dua alasan yang bisa dipelajari di dalam kesempatan ini. TUDUHAN 1# Bukankah jahat jika kita menimpakan hukuman - apalagi sampai berupa kematian - kepada seseorang yang tidak bersalah, sementara seorang yang berbuat salah bisa dengan mudahnya lepas dari hukuman Tetapi, jika kita mencoba memikirkan se- yang harusnya diterima?! cara lebih serius kebenaran pengajaran ini, maka sebenarnya kita akan menjumpai Hal inilah yang diajarkan oleh Paulus di bahwa doktrin keselamatan dan jaminan dalam bagian kitab Roma ini. Beberapa 3 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ contoh ayat yang menjelaskan wa “keserupaan” Yesus dengan manusia itu hal ini: Roma 1:18-19, 3:9, 23. Ketiga bagian firman Tuhan ini dengan tegas menyatakan bahwa manusia itu berdosa merupakan keputusan pribadi manusia berdasarkan kehendak bebas yang diberikan Tuhan. Dosa bukanlah disebabkan oleh Tuhan, tetapi keputusan bebas manusia - tanpa adanya pihak lain yang bisa dikambing hitamkan. Namun Roma 8:1 menyatakan bahwa manusia yang berdosa ini tidak lagi akan mendapat hukuman karena sudah hidup di dalam Yesus Kristus. Kata “tidak ada” dalam ayat pertama ini merupakan terjemahan dari kata Yunani “ouden” yang memiliki pengertian “tidak ada sama sekali.” Kata ini merupakan sebuah bentuk kata negasi yang sangat kuat, sehingga pengertian dari kata ini adalah “benar-benar tidak ada [dan tidak mungkin ada].” Penghukuman bagi manusia itu tidak lagi ada dikarenakan ada Yesus yang sudah menanggung hukuman tersebut. Orang yang percaya kepada Yesus adalah orang yang sudah mati bersama-sama dengan Yesus Kristus dan kemudian dibangkitkan bersama-sama dengan Yesus Kristus (bdk. Roma 6:4). Sepanjang pemaparan Alkitab, termasuk kitab Roma, dipaparkan bagaimana Yesus - Allah yang menjadi manusia itu hidup tanpa dosa. Ayat 3 menyatakan bahwa “Allah mengutus Anak-Nya ke dalam daging, yang serupa dengan daging karena dosa.” Di dalam tafsirannya The Epistle to the Romans, Douglas Moo menjelaskan bah- bukanlah bersifat tampilan luar, tetapi meliputi keseluruhan bagian kehidupan manusia berdosa. Meskipun demikian, Yesus tidak terpenjara di dalam daging. Ia ada di dalam tubuh berdosa, tetapi Ia tidak berbuat dosa (bdk. Ibr. 4:15). Dengan dua pemaparan ini terlihat jelas perbedaan antara manusia dan Yesus: manusia berdosa dengan kehendak dan di dalam hidupnya sendiri, sementara Yesus yang adalah Allah berinkarnasi di dalam tubuh berdosa tetapi tetap menang dari dosa dan tidak melakukan dosa. Maka, ketika manusia yang harusnya layak dan patut dihukum karena memilih untuk memberontak tetapi tidak dihukum, justru Yesus yang benarlah yang dihukum, menjadikan konsep ini sebuah konsep yang jahat. TUDUHAN 2# Dengan mempercayai konsep keselamatan karena karya penebusan ini seharusnya mendorong seseorang hidup lebih jahat ketimbang hidup baik. Jika seseorang diminta untuk memilih: apakah ia mau menjadi orang yang baik (taat hukum dan hidup susah melakukan kebenaran) atau menjadi orang jahat (hidup sebebas dan sekehendak diri sendiri tanpa ada batasan apapun) dengan satu jaminan bahwa pilihan manapun ia akan tetap menerima berkat Tuhan, manakah yang lebih akan dipilih? Sudah tentu mayoritas orang akan memilih untuk hidup bebas tanpa 4 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ harus susah mengikuti aturan, bukan pengajaran yang jahat. bukan?! Untuk apa hidup bersusah-susah jika tanpa hal terse- Di dalam menjelaskan mengenai kondisi but jaminan kenyamanan dan kenikmatan manusia yang sudah berdosa dengan pilihannya sendiri, Paulus menyatakan satu sudah diberikan. keterangan tambahan, yakni kondisi itu Bukankah konsep semacam ini merupa- adalah kondisi yang tidak memiliki pengkan konsep yang berbahaya dan jahat?! Ti- harapan. Hukum Taurat yang harusnya dak heran ada begitu banyak orang Kristen adalah hukum Tuhan yang benar dan memyang hidup dengan konsep semacam ini bawa kepada kebahagiaan dan kepenuhan hidupnya tidak memiliki daya juang untuk hidup, justru tidak berdaya apa-apa untuk menolong manusia (ay. 3). Justru denberbuat baik dan menjadi berkat. gan adanya keberdosaan manusia, hukum Pertanyaannya, benarkah konsep penebu- Taurat menjadi hukum yang mematikan san dan pengampunan dalam karya pen- dan menghukum (menjadi hukum dosa ebusan Yesus Kristus adalah sebuah konsep dan maut; ay. 2b). Hal ini dapat digambarkan dengan ilustrasi oksigen dan api. Keyang salah dan jahat? beradaan oksigen merupakan sesuatu yang berguna bagi kehidupan manusia. Tetapi TANGGAPAN 1# ketika oksigen itu berada di sekitar kobaKonsep penebusan Yesus Kristus adalah ran api, maka oksigen justru membarakan pengajaran tentang kasih yang luar biasa, bukan meredakannya. Dengan demikian, maka pilihan manusia berdosa itu telah menjebak manusia dalam jalan buntu yang berujung pada kebinasaan. Tidak ada jalan alternatif untuk keluar. Tetapi, ini semua bukanlah akhir cerita. Memang manusia masuk ke dalam jalan buntu tanpa adanya jalan keluar yang bisa ditempuh. Namun karena kasih-Nya, Tuhan membuka satu jalan keluar, yakni dengan mengutus Yesus Kristus hidup dan menang atas dosa meskipun hidup di dalam daging keberdosaan. Kemenangan Yesus adalah kemenangan yang mematahkan dan mengalahkan dosa secara final, karena Yesus tetap hidup suci meski hidup dalam 5 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ “keharusan” dosa (natur daging). Kehidupan Yesus yang suci sampai mati menjadi tanda bahwa dosa (di dalam kondisi paling kuat-pun, yakni dalam daging) tidak sanggup mengalahkan Yesus. Di dalam kematian Yesus, dosa juga mati dan kalah. Maka inilah jalan keluar dari Allah bagi manusia. Seseorang yang hidup di dalam Yesus (en christo), maka ia tidak akan lagi dikalahkan oleh dosa dan maut. Sama seperti semua benda yang masuk ke dalam air pasti basah, tetapi tidak dengan benda yang dibungkus di dalam plastik kedap udara. Demikian juga semua orang yang berdosa harusnya binasa, tetapi tidak dengan mereka yang hidup di dalam Kristus. Kehidupan di dalam Kristus membawa sebuah perubahan status yang memberikan akses bebas dari hukuman dosa. Namun semua penjabaran ini belum menjawab tuntas persoalan diatas. Bagaimana orang yang tidak salah bisa dilepaskan begitu mudah dan orang yang benar justru dihukum? Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang valid dan benar jika Yesus tidak rela menyerahkan diri. Tentu saja pengorbanan Yesus menjadi sebuah tindakan yang keji kalau Yesus tidak dengan penuh kasih menyerahkan diri-Nya sendiri. Namun karena pengorbanan putra tunggal Allah itu juga merupakan penyerahan diri sang Anak, maka kisah ini bukan menjadi sebuah kisah tragis, tetapi kisah kasih. TANGGAPAN 2# Konsep penebusan Yesus Kristus secara aktif mendorong seseorang untuk hidup berdasarkan hukum Taurat (Kasih) bukannya hidup sembarangan. Kebenaran ini bisa dilihat dari ayat ke-4, dimana semua karya penebusan Yesus Kristus itu diberikan supaya orang yang telah dihidupkan bisa hidup memenuhi tuntutan hukum Taurat. Apa maksudnya hidup berdasarkan hukum Taurat? Apakah berarti kehidupan legalis di dalam menjalankah aturan belaka? Kata “tuntutan” yang digunakan di dalam bagian ini berasal dari kata “dikaioma,” yang lebih tepat diartikan dengan “righteous requirement”, atau syarat yang benar. Dengan sengaja Paulus menggunakan kata ini untuk menunjukkan bahwa kehidupan benar yang dijalani oleh orang yang sudah ditebus bukan sekadar mengikuti aturan atau perintah atau batasan. Ini bukanlah syarat yang benar dari hukum Taurat. Sebaliknya, kehidupan yang benar menurut hukum Taurat adalah kehidupan di dalam kasih, karena kasih itu adalah kegenapan dari hukum Taurat (13:10). 6 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ Kesimpulannya, seorang yang sudah merasakan kasih pengampunan dan pengorbanan Yesus Kristus yang demikian besar, pasti akan mengarahkan diri untuk hidup di dalam kasih dan belajar mengasihi. PENUTUP Pertanyaan paling akhir, apakah seorang yang sudah merasakan kasih pengampunan pasti bisa sukses hidup selalui dalam kasih dan mengasihi? Tentu saja tidak. Di dalam natur keberdosaan, manusia bergumul dan masih bisa jatuh ke dalam kegagalan. Tetapi, sebagaimana ayat 1, di dalam Kristus kegagalan itu tidak akan membawa kepada penghukuman, tetapi pengampunan yang akan mendorong seseorang untuk bangkit dan kembali belajar hidup mengasihi di dalam Kristus (en Christos). “Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat” (Roma 13:10) 7 e Po ko k Do a Syafaat & K at e k i s m u s H e i d e l b e r g | #TEACH ING MAGZ POKOK DOA SYAFAAT 1.Doakan untuk pelayanan multimedia Grace Alone. • Doakan untuk pak Herry agar Tuhan memberikan hikmat di dalam pengembangan pelayanan multimedia Grace Alone • Doakan agar melalui Grace Alone, Injil dapat menjangkau banyak orang. 2.Doakan untuk Ijin GKRI pos PI Este Square • Bersyukur untuk semua persyaratan yang sudah ada • Doakan agar Tuhan menolong dalam semua proses, agar ijin dapat segera keluar Pertanyaan 72: KATEKISMUS HEIDELBERG Bagaimana iman membenarkan seorang berdosa dalam pandangan Allah? Jawaban Iman membenarkan seorang berdosa dalam pandangan Allah, bukan karena karuniakarunia lain yang selalu menyertainya, atau karena perbuatan baik yang dihasilkannya; bukan juga karena karunia iman atau salah satu tindakannya diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran, melainkan hanya karena iman itu merupakan alat yang melaluinya ia menerima Kristus dan kebenaran-Nya dan menjadikannya miliknya sendiri. a. Gal 3:11; Rom 3:28. b. Rom 4:5 bersama Rom 10:10. c. Yoh 1:12; Fil 3:9; Gal 2:16. 8 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ Apa yang anda harapkan? Menebus Realitas Pernikahan | Kerajaan Siapa? P ada usia 12 tahun, Gwen membolak-balik majalah-majalah mengenai rumah dan membayangkan rumah dan keluarga masa depannya. Saat ia masuk ke perguruan tinggi, ia sudah punya gambaran mengenai rumah dan keluarga yang ia inginkan. Gwen mencari pria istimewa yang dapat menolongnya mewujudkan impiannya. Jadi, semakin ia mengenal Barry, semakin ia tertarik kepadanya, dan Barry mencintai kenyataan bahwa Gwen tergila-gila padanya. Masa pacaran mereka singkat. Pernikahan mereka sangat menarik dan indah. Mereka terlihat benar-benar seperti pasangan sempurna. Gwen bersemangat dan memiliki banyak relasi, dan Barry pandai mengatur dan berpikir analitis; mereka terlihat me- lengkapi satu sama lain dengan sempurna. Gwen ingat mimpi masa kecilnya, dan ia akan menghidupi apa yang ia impikan itu! Menjadi hamil di masa awal pernikahan bukan bagian dari mimpi Gwen, tetapi banyak hal lain yang jatuh pada tempatnya dengan sempurna sehingga ia menanganinya dengan mudah. Terkejutnya, Gwen sedang mengandung anak kembar. Tidak ada dalam impian Gwen mengenai anak kembar, rumah kecil, pinjaman biaya kuliah yang membebani, atau pekerjaan sebagai pegawai baru dengan bayaran rendah. Hidup terlihat tidak lebih dari sekadar bangun tidur pagi hari, kerja sepanjang hari, tidur, bangun di pagi hari, dan mengerjakan hal yang sama lagi dan lagi. Tetapi kekecewaan Gwen lebih dalam daripada jadwal 9 e MAGZ Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E sibuk dan lingkungan sekitarnya. Ia kecewa dengan Barry. Cara Barry melihat hidup sangat berguna semasa mereka pacaran; sekarang caranya cenderung menjengkelkan Gwen. Sepertinya Barry terus-menerus tidak puas dengan ketidakteraturan dari hidup mereka bersama. Ia terus-menerus mengeluh mengenai betapa kacaunya rumah, dan selalu memberitahu Gwen bagaimana Gwen seharusnya bekerja dengan lebih efisien. Bagi Gwen, Barry terlihat dingin, menjaga jarak, dan terus-menerus nyaris marah. mimpinya. Pertama-tama, Gwen dan Barry berembuk bersama-sama dan mencoba membuat segala sesuatunya berjalan baik, tetapi hal itu tidak berlangsung lama. Dimulai dengan sedikit komentar yang ditujukan untuk menimbulkan rasa bersalah dan sedikit pernyataan yang dimaksudkan untuk menunjukkan ketidakpuasan. Mereka punya banyak hal untuk dikatakan, dan tidak ada seorang pun dari mereka yang sepertinya ingin mendengar. Semakin mereka berdebat, semakin banyak pandangan negatif Barry sedang bergumul juga. Gwen terli- atas satu sama lain dan kehidupan mereka hat lebih tertarik berbincang berjam-jam berdua. di telepon daripada merawat anak-anak dan rumah mereka. Ia letih melihat wanita Gwen berkata-kata tanpa berpikir di suatu yang dulu ia pikir paling cantik, sekarang malam ketika Barry terlambat pulang ruterus memakai kaos longgar dan terlihat mah, walaupun dia tahu si kembar sedang seperti baru saja bangun tidur. Ia tahu ti- sakit dan Gwen kelelahan. “Aku pikir aku dak baik berpikir mengenai hal ini, tetapi telah membuat kesalahan besar, Barry. Seia memang memikirkannya. Sepertinya tiap hari semakin sulit bagiku untuk tidak Gwen tidak pernah siap menghidangkan menyesali bahwa kita pernah menikah.” makan malam ketika ia tiba di rumah dan Hal itu menusuk Barry seperti sebilah pitidak pernah menidurkan anak-anak tepat sau. Gwen tahu betapa keras Barry telah waktu. bekerja untuknya; Gwen tahu segala hal yang sudah Barry berikan untuknya, dan Diam-diam Gwen bertanya-tanya ke inilah ucapan terima kasih yang Gwen bermanakah hilangnya pria yang telah menar- ikan untuknya! ik perhatiannya. Barry berpakaian sesukanya. Ia tidak punya waktu untuk berolah- Hari berikutnya, menjadi sangat sulit bagi raga dan sering makan di luar jam makan, Barry untuk pulang ke rumah setelah kerja. sehingga ia bertambah gemuk. Ia tentunya Sulit baginya menghadapi hidup bersama tidak setanggap atau penuh perhatian sep- dengan seseorang yang tidak benar-benar erti saat masa pacaran. Menjadi semakin ingin bersamanya. Hal ini sulit untuk Gwen sulit bagi Gwen untuk meyakinkan dirinya juga; mimpi indahnya berubah menjadi bahwa ia sedang menghidupi bagian dari mimpi buruk, dan ia tidak tahu apa yang 10 e MAGZ Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E satu-satunya yang perlu dimenangkan adalah peperangan yang berkecamuk di dalam PERTEMPURAN YANG LEBIH DA- diri mereka secara pribadi. Perubahan sejati berarti memenangkan peperangan ini. LAM harus ia lakukan. Gwen dan Barry yang malang – begitu terluka, bingung, dan ingin memutar waktu kembali, tetapi mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi, dan itulah masalahnya. Sulit untuk memperbaiki sesuatu yang tidak Anda mengerti, dan lebih sulit lagi untuk memperbaikinya ketika Anda pikir masalahnya adalah orang lain. KETERTARIKAN ATAU KASIH? 2 Korintus 5:14-15: “Sebab kasih Kristus yang menguasai kami,… Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka”. Di sini Rasul Paulus meringkaskan apa yang dosa perbuat terhadap kita semua. Dosa mengakibatkan kita mengharapkan mimpi yang mementingkan diri dan merancang rencana yang berorientasi diri. Karena dosa, kita benar-benar mencintai diri, dan kita memiliki rencana yang indah untuk hidup kita! Hanya sedikit pasangan yang menyadari satu hal yang mereka butuhkan untuk mengerti perubahan yang terjadi dalam pernikahan mereka. Mereka berpikir pertarungan mereka adalah dengan pasangan mereka, atau dengan keadaan-keadaan yang mereka hadapi yang perlu berubah. Tetapi inlah realitasnya: segala pertempuran horizontal merupakan buah dari peperangan yang leb- Di sinilah fungsi pengamatan alkitabiah ih dalam. Peperangan yang paling penting, yang cermat. Yaitu, kita adalah orang-orang yang berorientasi kerajaan. Kita selalu melayani salah satu dari dua kerajaan. Kita melayani kebahagiaan pribadi dari kerajaan diri, atau kita hidup dalam pelayanan dari agenda yang besar yang sudah ditetapkan dari kerajaan Allah. Pikirkan mengenai Gwen. Ia tidak marah karena Barry sudah melanggar hukum-hukum Kerajaan Allah. Ia tidak bersedih bahwa Barry menghalangi jalan yang Allah ingin ia capai di dalam dan melalui pernikahannya. Tidak, Gwen terluka dan marah karena Barry telah melanggar hukum kera11 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ jaannya. Di bumi ini, ada pertempuran terus-menerus yang diperjuangkan di setiap hati kita antara kerajaan diri dan kerajaan Allah. Dosa yang berorientasi pada diri sendiri dapat menghasilkan rasa tertarik yang sangat kuat kepada orang lain, tetapi rasa tertarik itu tidak seharusnya dianggap sebagai kasih, karena rasa tertarik tidak dapat melakukan apa yang kasih lakukan ketika alasan untuk tertarik mati. Dan kematian dari mimpi terjadi pada setiap pasangan. Tidak seorang pun dari kita mendapatkan mimpi sesuai dengan apa yang kita mimpikan karena tidak seorang pun dari kita yang menulis kisah kita sendiri. Allah, dalam kasih-Nya, menulis cerita yang lebih baik daripada apa yang dapat kita tuliskan untuk diri kita sendiri. Pernikahan Gwen dan Barry tidak mati; mimpi yang egois ya. Hidup mereka bersama tidak terlihat seperti mimpi yang pernah mereka miliki, tetapi mereka akan saling mengasihi lebih dari sebelumnya dan mereka sangat bersyukur bahwa Allah menginginkan sesuatu yang lebih baik bagi mereka daripada apa yang mereka inginkan bagi diri mereka. URUTAN YANG SALAH Hanya ketika suami dan istri hidup dalam kesetiaan yang bertujuan dan penuh sukacita terhadap rencana, tujuan, dan Allah dari kerajaan Allah, pernikahan mereka dapat benar-benar menjadi tempat dari kesatuan, pengertian, dan kasih. Sekarang, bebas dari kekhawatiran yang melumpuhkan dari agenda keinginan, kebutuhan, dan perasaan kepuasan dari kerajaan diri, mereka bebas saling mengasihi dan melayani. Pernikahan merupakan hal indah yang hanya mencapai apa yang dirancangkan melalui metodologi dari proses yang menyakitkan. Mendamaikan pernikahan Anda dimulai ketika Anda mulai berdamai dengan Allah. Hal ini dimulai ketika Anda mulai memanjatkan doa yang radikal ini: “Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.” Hal yang baik terjadi sebagai akibat dari doa tersebut. Ringkasan Bagian Prakata, Bab 3, dari buku: What Did You Expect? Redeeming the Realities of Marriage – Paul David Tripp ~ bersambung ~ 12 e B agaim an a p and an gan Al k i t ab t e n t an g p o s i ti f Thi nki ng? | #Q and A MAGZ Bagaimana pandangan Alkitab tentang Positive Thinking? Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M “Berpikir positif ” secara Alkitabiah B agaimana cara “berpikir positif ” yang benar? Untuk menjawab pertanyaan ini, marilah kita bercermin dari pengalaman Paulus pada saat ia menghadapi duri dalam daging (2 Korintus 12:7-10). Apa pun bentuk konkrit dari duri dalam daging ini (penyakit? musuh dalam pelayanan? roh jahat?), Paulus menyebutnya sebagai seorang utusan Iblis (12:7). Ini pasti bukan sesuatu yang positif (paling tidak dalam kaca mata penganut “berpikir positif ”). Pengalaman Paulus sebagai kritik terhadap “berpikir positif ” Paulus meminta Allah untuk mengambil duri itu. Jawaban Allah adalah “tidak”. Apa yang salah dengan doa Paulus? Apakah permohonannya keliru? Tidak! Ia ingin dijauhkan dari utusan Iblis. Apakah Paulus kurang rohani? Tidak! Ia baru saja menceritakan bagaimana ia diangkat ke sorga tingkat ketiga (12:1-6). Apakah Paulus kurang beriman? Pasti juga tidak! Pelayanannya diwarnai dengan begitu banyak tanda ajaib dan mujizat (12:12). Jika iman adalah satu-satunya syarat sebuah doa dikabulkan Allah, Paulus pasti akan mendapatkan apa 13 e MAGZ B agaim an a p and an gan Al k i t ab t e n t an g p o s i ti f Thi nki ng? | #Q and A yang ia inginkan. Hal-hal positif dalam doa yang tidak dikabulkan Berbeda dengan para tokoh “berpikir positif ” yang melihat kegagalan untuk mendapatkan apa yang diharapkan seseorang sebagai suatu hal yang negatif, Allah justru mengajarkan kepada Paulus tentang sisi positif dari doanya yang tidak dikabulkan Allah. Pertama, Allah mengajar Paulus untuk tidak sombong (12:7). Poin ini diulang dua kali di ayat yang sama untuk penekanan. Di tengah tantangan para rasul palsu yang menyombongkan diri (11:13-17), Paulus dijaga Tuhan untuk tidak turut dalam kesombongan itu. Secara manusia, Paulus memiliki semua alasan untuk sombong. Dia berasal dari keturunan dan budaya yang etrhormat (11:22). Ia banyak berkorban dalam pelayanan (11:23-28). Ia memiliki pengalaman rohani yang menakjubkan (12:1-6). Ia dipakai Allah dalam berbagai mujizat (12:12). Duri dalam daging merupakan sarana ilahi untuk menjaga Paulus tetap rendah hati. Bukankah kerendahhatian adalah hal yang positif? Kedua, Allah mengajar Paulus untuk menghargai kasih karunia Allah (12:9a). Tuhan berkata kepadanya: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu”. Sebagaimana kita tahu, kasih karunia adalah adalah tanpa batas. Namun, hal ini tidak berarti bahwa semuanya pasti diberikan pada kita. Kasih karunia berarti sesuatu yang diberikan Allah secara cuma-cuma tanpa mempertimbangkan jasa dan kelayakan manusia. Jika seluruh kasih karunia Allah harus dilimpahkan pada kita, maka kasih karunia akan berhenti menjadi kasih karunia. Kasih karunia telah berubah menjadi “jatah”. Jika kasih karunia Allah ditentukan oleh iman dan kekuatan pikiran kita, apakah kasih karunia itu masih pantas disebut sebagai pemberian cuma-cuma dari Allah tanpa mempertimbangkan jasa dan kelayakan kita? Justru dengan menerima kasih karunia yang secukupnya, kita didorong untuk lebih menghargai kasih karunia itu. Bukankah segelas air di padang gurun jauh lebih bernilai daripada satu galon air di tepi sungai yang jernih? Demikian pula dengan kasih karunia Allah yang secukupnya bagi kita. Cukup seringkali jauh lebih baik daripada berlebihan. Ketiga, Allah mengajar Paulus untuk mengalami kuasa Allah yang sempurna (12:9b). Tuhan juga berkata kepada Paulus: “justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna”. Pernyataan ini sedikit membingungkan. Bukankah kuasa Allah selalu sempurna? Mengapa kuasa itu bisa “menjadi sempurna”? Allah memang memiliki kuasa yang sempurna, namun kita seringkali tidak merasakan kesempurnaan dari kuasa itu. Mengapa? Karena kita masih merasa diri mampu. Kecuali kita bisa mengatakan “I am nothing” dan “I can do nothing without God”, kita tidak akan bisa merasakan dan menghargai kuasa Allah yang sempurna dalam kehidupan kita. Jadi, ketidakmampuan adalah hal yang 14 e MAGZ B agaim an a p and an gan Al k i t ab t e n t an g p o s i ti f Thi nki ng? | #Q and A positif, yaitu sebagai sarana untuk mengalami kuasa ilahi yang sempurna. Sikap positif terhadap doa yang tidak dikabulkan Hal-hal positif dalam “kegagalan doa” diresponi Paulus secara positif pula (12:9-10). Tidak ada nada pesimis dan putus asa. Penyesalan atau kemarahan pun tidak terungkap sedikit pun. Sebagai gantinya, Paulus menggunakan kata-kata positif seperti “suka”, “bermegah”, “senang”, dan “rela”. Kosa kata ini mengandung nuansa positif yang kental. Bedanya, Paulus bersikap positif dalam hal-hal yang terlihat negatif, yaitu penderitaan, keterbatasan, ketidakmampuan, dan tekanan. Ini adalah “berpikir positif ” yang sebenarnya. Sebagai konklusi, “berpikir positif ” menurut Alkitab diwarnai oleh tiga karakteristik: realistis, optimis, dan theosentris. Realistis berarti menerima kenyataan apa adanya, tanpa melebih-lebihkan maupun menyangkalinya. Optimis berarti selalu menemukan halhal positif dari Allah dalam setiap keadaan. Theosentris berarti melihat segala sesuatu dari perspektif Allah. Apa yang disebut positif oleh manusia belum tentu positif di mata Allah. Begitu pula sebaliknya. Soli Deo Gloria. 15 e Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G MAGZ P E NE B U S A N TE R B ATA S (Lanjutan tgl 10 Juli 2016) yang adil (propisiasi Rm. 3:25; Ibr. 2:17; 1Yoh. 2:2; 4:10); (3) Ia memperdamaikan Penebusan Allah Anak umat-Nya dengan Allah – maksudnya Ia meleyapkan perseteruan antara mereka ntuk menjawab pertanyaan: “bagi sia- dan Allah (Rm. 5:10; 2Kor. 5:20, dll.) dan pa Kristus mati?” kita perlu menge- (4) Ia menebus mereka dari kutuk Hukum tahui arti dari kata mati. Apa yang dimak- Taurat (Gal. 3:13). sudkan dengan mati? Apakah yang akan dilakukan oleh Kristus pada saat Ia mati? Pertanyaan yang memerlukan jawaban yang Inilah inti pertanyaannya. tepat adalah : Apakah Kristus memenuhi semua itu atau tidak? Apakah Kristus secara Alkitab menjelaskan tentang kematian aktual menjadi korban penghapusan dosa Kristus sedikitnya dengan empat cara yang sebagai ganti kita atau tidak? Bila jawabanberbeda. Pada saat Kristus mati, (1) Ia nya adalah “Ya”, maka Kristus melakukannmempersembahkan diri-Nya sebagai kor- ya bukan untuk seluruh dunia, karena bila ban penghapusan dosa-dosa sebagai ganti Kristus melakukannya untuk seluruh dunkita (Ibr. 9-10); (2) Ia menjadi pendamaian ia, seluruh dunia akan diselamatkan. bagi kita dengan memuaskan murka Allah U 16 e Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G MAGZ Apakah kristus secara aktual – bukan hanya secara teori, bukan hanya di atas kertas, tetapi secara nyata – menebus Yudas dari kutuk Hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk demi dia (Gal 3:13), sehingga Yudas tidak lagi berada di bawah kutuk Hukum Taurat? Tentu tidak. Paulus menulis bahwa Kristus dijadikan kutuk demi kita, yaitu Paulus dan orang-orang Galatia yang percaya. Karena Yudas tidak percaya kepada Kristus, maka ia berada di neraka di bawah kutuk Hukum Taurat. Kristus tidak mati baginya. Apakah Kristus sungguh-sungguh, secara aktual, sebenar-benarnya, memperdamaikan Esau dengan Allah Bapa melalui kematian-Nya (Rm. 5:10), atau tidak? Apakah melalui kematian-Nya Ia sungguh-sungguh meleyapkan perseteruan antara Allah dan Esau, atau tidak? Hanya ada satu jawaban yang benar. Bila Kristus memperdamaikan Esau dengan Allah, bila Ia menjadi kutuk bagi Yudas, bila Ia menanggung derita neraka bagi semua orang – dengan kata lain, bila Ia mati bagi semua orang – maka tak akan ada seorang pun yang akan terhilang. Semuanya ditebus dan diperdamaikan-Nya dengan Allah. Tetapi pernyataan ini bertentangan dengan Alkitab. Jadi, natur dari penebusan – apa yang sesungguhnya dilakukan oleh Kristus – menjawab pertanyaan: “bagi siapakah Kristus mati?” kata benda dari penebusan menentukan kata sifat terbatas. Bila penebusan tidak menyelamatkan secara aktual, tidak benar-benar melenyapkan murka Allah terhadap manusia, tidak menebus manusia secara aktual, makapenebusan ini sangat mungkin berlaku untuk semua orang, termasuk juga orang-orang yang berada di dalam neraka. Tetapi bila kematian Kristus seperti yang dinyatakan oleh Alkitab – yaitu sebagai korban penghapusan dosa sebagai ganti kita, suatu penebusan yang aktual dan bukan hipotesis, dan dengannya orang berdosa benar-benar diperdamaikan dengan Allah – maka jelaslah bahwa penebusan oleh Kristus tidak mungkin bagi setiap orang didunia. Karena bila demikian, setiap orang pasti diselamatkan, sedangkan pada kenyataannya, tidak semua orang diselamatkan. Bersambung……… Sumber: Lima Pokok Calvinisme oleh H. Palmer 17 e S iap ak ah F ir au n i t u ? | #D OYO U K N OW MAGZ S i a pa k a h F i r a u n it u? I stilah Firaun pertama kali muncul di Alkitab dalam Kejadian 12:15. Selanjutnya nama Firaun terus bermunculan dalam kisah Yusuf. Keluaran 1:8 menyatakan bahwa ada seorang raja baru yang memerintah Mesir namun dia tidak mengenal Yusuf. Dan Alkitab selanjutnya terus memakai nama Firaun untuk merujuk pada raja tersebut. Terminologi kan istilah ini merupakan gabungan dari kata Ra, artinya matahari atau dewa matahari dan kata pre yang merujuk para artikel ‘the’ atau ‘sebelumnya’ sehingga Per-Aa berarti ‘Sang dewa matahari’. Namun arti yang paling tepat dari kata Per-Aa ini adalah ‘Rumah yang besar’ (Great House). Pada awalnya istilah ini dipakai untuk merujuk pada bangunan istana yang menjadi tempat tinggal raja dalam pengertian bahwa Per-Aa ini bertanggung jawab sepenuhnya terhadap sistim perpajakan yang dikenakan pada rumah-rumah yang lebih kecil (Perw) yang biasanya berupa tempat ibadah atau rumah pribadi. Istilah ‘Firaun’ sebenarnya tidak pernah dipakai oleh orang Mesir kuno sendiri untuk menyebut raja mereka hingga pada pemerintahan dinasti ke-18. Istilah Firaun kita kenal dari bahasa Yunani dan penggunaanPada akhir abad ke-12, penulisan di atas nya di Perjanjian Lama. diganti dan ditambahi sehingga artinya Dari segi etimologinya, ‘Firaun’ berasal dari bukan hanya ‘Great House’, tetapi menjadi bahasa Mesir Per-Aa. Ada yang menafsir- ‘Great House, may it live, prosper and be 18 e S iap ak ah F ir au n i t u ? | #D OYO U K N OW MAGZ in health.” Tetapi perubahan ini belum mengubah artinya sebagai suatu bangunan. Baru pada dinasti ke-18 terjadi perubahan berarti dari arti kata tersebut: dari bangunan istananya berubah menjadi rajanya sendiri. Contoh paling awal yang didapatkan tentang pergantian arti istilah ini adalah sebuah surat yang ditujukan kepada Amenhotep IV (Akhenaten) dengan sebutan “Pharaoh, given life, prosperity and health, the Master.” Dan mulai dinasti ke-19, istilah ini semakin popular merujuk pada raja Mesir dan istilah Firaun ini disejajarkan dengan istilah yang berarti “Yang Terhormat” (His Majesty). Sekitar dinasti ke-22-23, banyak istilah Mesir kuno yang seringkali menyebutkan Firaun dengan par-ʕoʔ. Dan puncaknya terjadi bahwa penyebutan Firaun diikuti dengan namanya sekaligus (bdg. Firaun Hofra dalam Yer. 44:30) pada pemerintahan dinasti ke-22. Istilah par-ʕoʔ selanjutnya diambil oleh bahasa Yunani kuno dengan pharaō dan Latin kuno menyebutkannya dengan pharaō..Dan selanjutnya bahasa Inggris mengadopsinya dengan istilah ‘pharaoh.’ Nama-nama Firaun Menjelang akhir periode yang disebut Middle Kingdom (2133-1786), masing-masing raja Mesir yang akan naik tahta, akan memiliki 5 nama: 1 nama yang diperolehnya ketika dia lahir dan 4 nama lainnya yang diberikan saat dia dinobatkan menjadi Firaun. Dari kelima nama tersebut, 2 bagian yang paling penting, yaitu nama lahirnya dan nama ketika dia tahta. Dan nama seorang Firaun ketika dia naik tahta itulah yang menjadi namanya kelak. Misalnya nama lahir Tutankhaten dan namanya saat naik tahta menjadi Tutankhamun, maka Firaun ini selanjutnya akan terkenal dengan nama Tutankhamun, bukan Tutankhaten. Bersambung…….. NK_P Untuk menjadi seorang Firaun, seorang laki-laki harus menikahi seorang perempuan yang memiliki darah ningrat dan biasanya perempuan itu adalah anak perempuan tertua dari Firaun sebelumnya. Hal ini terjadi karena dalam budaya Mesir, yang mewariskan darah ningrat adalah seorang perempuan, bukan laki-laki. 19 e B AB I V | #MI S S I O N MAGZ KESELAMATAN (Lanjutan tgl 10 Juli 2016) BEBAS DARI DIRI UNTUK MELAYANI K eselamatan yang kita alami sekarang, pembebasan dari kungkungan keegoisan kita ke dalam pelayanan yang membebaskan, membawa tuntutan-tuntutan yang lengkap dari pada yang biasanya kita akui. Mengutip dari Perjanjian Lausanne, “hasil dari penginjilan termasuk ketaatan pada Kristus, menjadi bagian dari gereja-Nya dan pelayanan yang bertanggung jawab di dalam dunia.” Kecuali kita telah benar-benar diselamatkan dari perbudakan tradisi, kompromi dan materialism yang borjuis dari budaya sekuler, kecuali pemuridan kita sudah sangat radikal untuk membuat kita kritis terhadap sikap-sikap institusi dan geram terhadap semua bentuk penindasan dan kecuali kita sekarang sudah bebas dan sungguh-sungguh setia kepada Kristus, gereja dan masyarakat, barulah kita bisa menegaskan bahwa kita sudah diselamatkan atau berada dalam proses keselamatan akhir. Keselamatan dan kerajaan Allah adalah sinonim (bdk. Mak 10:23-27) dan dalam kerajaan ini, otoritas Kristus bersifat absolut. Tidaklah mungkin untuk memahami sepenuhnya tahap sekarang dari keselamatan seperti yang digambarkan dalam Perjanjian Baru, tanpa merasa malu terhadap kesalahan-kesalahan orang Kristen masa kini. Kita cenderung meninggikan keselamatan yang telah kita dapatkan sebagai pemberian Cuma-Cuma di masa lalu, sehingga melalaikan panggilan untuk “bertumbuh menuju keselamatan” dan memberi diri sepenuh hati bersama-sama orang 20 e MAGZ B AB I V | #MI S S I O N percaya ke dalam pelayanan kepada Allah dan manusia. Kita tidak menolak penyataan Uppsala bahwa gereja itu sendiri adalah tempat utama bagi misi dan inilah yang dirujuk oeh Philip Potter dalam laporannya di Bangkok, “gereja merupakan penerima keselamatan hari ini perlu diselamatkan, dibebaskan dari semua bentuk yang salah menuju kepada natur Injil yang revolusioner, meyakinkan dan memperbaharui.” bagai anak akan dinyatakan secara penuh. Kita akan mendapatkan kebebasan mulia sebagai anak-anak Allah (lihat Rom 8:1825; 2 Pet 3:1-3). Apakah kita sudah benar-benar diselamatkan? Sudah dan kita “bermegah” di dalamnya (Rom 5:2-3; 11). Apakah kita sudah diselamatkan? Belum final, karena kita sebagai ciptaan masih mengeluh dan menunggu penyempurnaan di akhir zaman. Kita bermegah dan kita mengeluh: ini adalah pengalaman paradoks orang Kristen yang BEBAS DARI KEBINASAAN Ketiga, keselamatan Allah, yang adalah sudah diselamatkan dan saat ini sedang dapemberian dan proses yang terus berlan- lam proses yang sulit, tetapi pada saat yang jut, juga merupakan obyek dari penghara- sama belum mengalami keselamatan akhir. pan kita sebagai orang Kristen. Kita sudah diselamatkan dan dalam proses menuju Jadi Injil adalah kabar baik keselamatan keselamatan akhir dan “pengharapan kes- dan seperti Paulus, kita harus mampu elamatan’ adalah ketopong yang dikenakan menyatakan bahwa kita tidak malu akan hal itu. Karena seperti yang dikatakan denprajurit Kristen,” (I Tes 5:8; Rom 8:24). gan benar oleh Michael Green, “tetap ada Seperti apakah keselamatan akhir itu? Per- rasa lapar akan keselamatan” dalam duntama, diselamatkan dari murka yang akan ia masa kini. Dan kabar baik Allah masih datang (Rom 5:9; 1 Tes 1:10; 5:9). Selain itu, merupakan kekuatan-Nya yang menyekeslamatan akhir termasuk “penebusan tu- lamatkan bagi mereka yang percaya. Dia buh kita.” Karena tubuh kita menjadi bagian masih menyelamatkan orang-orang perdegan seluruh ciptaan yang “pasti binasa” caya melalui kerygma, pemberitaan Yesus sehingga ciptaan mengeluh setiap saat. Kita Kristus. merindukan tubuh baru kita (yang akan dibebaskan dari kerapuhan fisik, naturn- Bersambung....... ya yang berdosa dan kematian) dan dunia yang baru ( yang di dalamnya tidak ada lagi penindasan, tetapi hanya ada keadilan dan kebenaran). Pengharapan yang ada dalam Perjanjian Baru ini juga digambarkan secara positif. Kerinduan batiniah kita untuk “diangkat menjadi anak,” saat status kita se21 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E RENUNGAN HARIAN Senin, 18 Juli 2016 HIDUP YANG BERCAHAYA (Bacaan: 1 Petrus 2:11-12) Tujuan hidup setiap orang percaya adalah memuliakan Allah dan menikmati Dia selama-lamanya. Tidak sedikit orang yang tahu kebenaran ini. Namun sayangnya sedikit di antara mereka yang memahami bagaimana memiliki hidup yang demikian. Di dalam teks ini memberikan dua cara hidup yang memuliakan Allah. Pertama, Menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging. Tentang keinginan daging, Paulus di dalam Galatia 5:19-21 menguraikannya demikian, “ Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya.” Kedua, yaitu miliki cara hidup yang baik. Ternyata tidak cukup bagi seorang percaya hanya untuk menjauhi yang jahat, dibutuhkan tindakan yang aktif untuk memiliki cara hidup yang baik. Kehidupan seorang Kristen seharusnya seperti terang yang bercahaya di depan orang, supaya orang melihat perbuatan baik mereka akan memuliakan Bapa yang di sorga. Caranya hanya bisa didapat dengan menjauhi yang jahat dan memiliki cara hidup yang baik. Sudahkah saudara melakukannya? NL 22 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Selasa, 19 Juli 2016 TUNDUK PADA OTORITAS (Bacaan: I Petrus 2: 18) Kita hidup di dalam jaman di mana banyak orang tidak lagi menghormati otoritas, entah itu di dalam keluarga, relasi suami istri, murid dan guru, bos dan bawahan dan lainnya. Teks kita mengajarkan nilai yang penting tentang hal ini. Di dalam jemaat penerima surat Petrus terdapat budak yang percaya kepada Tuhan Yesus sama dengan tuannya. Lalu budak itu menjadikan hubungan baru dengan majikannya sebagai saudara seiman sebagai alasan untuk melalaikan tugasnya. Petrus mengoreksi pemahaman ini dengan meminta mereka untuk “tunduk penuh dengan ketakutan” kepada tuanmu, bukan hanya kepada yang ramah, tetapi juga kepada yang bengis. Pauluspun senada dengan Petrus memberi perintah untuk menghormati tuannya dengan layak supaya nama Allah tidak dihujat orang, bahka tuan yang Kristen harusnya dilayani dengan lebih baik lagi (1Tim 6:1-2). Kita tidak bisa berargumentasi bahwa ajaran ini tidak ada hubungannya dengan kita karena kita tidak hidup dalam konteks perbudakan. Bukankah di dalam bisnis, rumah tangga, sekolah, dan bahkan dalam gereja, ada orang-orang yang ditempatkan di atas kita? Ini adalah panggilan kristen bagi kita untuk tunduk, bekerja sama dan tidak mengeluh, bahkan jika disakiti oleh perlakuan yang tidak adil. NL 23 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Rabu, 20 Juli 2016 PANGGILAN UNTUK BERBUAT BENAR (Bacaan: I Petrus 2:19-20) Fina diperlakukan tidak adil oleh majikannya. Ia disuruh bekerja lembur tanpa mendapatkan uang lembur yang sesuai dengan peraturan perusahaan. Ia juga mendapat diskriminasi bahkan beberapa kali difitnah. Semua itu terjadi karena ia orang Kristen. Jika saudara di dalam posisi Fina, bagaimana sikap saudara? terkadang kita sulit untuk menguasai diri dan akhirnya jatuh pada pertengkaran bahkan perkelahian dengan rekan-rekan di tempat kerja. Teks kita hari ini mengajarkan kita sebuah cara pandang yang sangat mendasar. Kita harus bisa melihat penderitaan yang diakibatkan karena status kita sebagai orang percaya sebagai kasih karunia. Menurut Calvin kata “kasih karunia” lebih tepat diartikan ‘praise’ (= pujian), atau ‘worthy of praise’ (= layak dipuji). Artinya menderita karena kebenaran merupakan sesuatu yang diterima oleh Allah. Tidak sedikit orang Kristen terlibat dalam pertengkaran yang memalukan karena merasa sudah bekerja dengan benar tetapi tidak dihargai. Mereka perlu sungguh-sungguh memahami cara pandang ini. Ingatlah tujuan hidup kita yaitu untuk kemuliaan Allah. Utamakanlah penilaian Allah, bukan penilaian manusia. Kita memang dipanggil untuk melakukan pekerjaan baik, jika karena itu kita harus menderita maka bersyukurlah karena kita dapat hidup menyenangkan Tuhan dengan tetap berbuat baik. Sebaliknya mereka yang menderita karena rupa-rupa kejahatan justru tidak akan luput dari murka Allah. NL Kamis, 21 Juli 2016 IKUTILAH TELADANNYA (Bacaan: I Petrus 2: 21-25) Tidak ada pribadi lain yang layak menjadi contoh atau teladan dalam hal menanggung penderitaan bagi sesama kecuali Yesus Kristus. Memang tidak semua tindakan Kristus harus kita teladani, karena jelas bahwa penderitaan / kematian Kristus yang bersifat menggantikan kita / menebus dosa kita, tidak mungkin kita teladani. Tak seorangpun bisa menebus nyawa orang lain atau memberi kepada Allah suatu tebusan untuknya , tebusan untuk satu nyawa sangat mahal, tidak ada pembayaran yang bisa mencukupi kecuali Yesus. 24 e Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E MAGZ Yang perlu kita teladani adalah kesabaran Kristus di dalam menanggung semuanya. Itu sebabnya kitapun harus menahan dengan sabar celaan dan kekerasan atau kekejaman dari orang-orang jahat, Allah sebagai Hakim yang benar dan adil yang akan menjadi pembela kita. Kita harus memulai dengan ‘Kristus menderita bagi kita’ jika kita mau hidup seperti Kristus. Hanya pada saat kita memandang kepada salib Kristus di mana Ia menyerahkan diriNya dan memikul beban dosa kita, maka barulah kita menerima kuasa untuk mengikuti Dia dan hidup sebagaimana Ia hidup. Maukah saudara mengikuti teladan Tuhan Yesus Kristus? NL Jumat, 22 Juli 2016 GEREJA YANG KUAT (Bacaan: I Petrus 3:8-12) Ancaman terbesar gereja tidak berasal dari luar tetapi justru berasal dari dalam gereja sendiri. Ancaman yang datang dari gereja hanya sanggup menghancurkan fisik atau bangunan gereja, tetapi tidak sanggup menghancurkan internal gereja. Petrus menjelaskan kualitas hubungan antar sesama di dalam gereja, termasuk hubungan suami istri yang dibahas di ayat sebelumnya. Pola tersebut dapat disimpulkan di dalam prinsip kasih. Prinsip kasih ini berlaku untuk semua jemaat. Petrus menggunakan lima sifat kasih, yaitu: a. Seia sekata (berarti satu pikiran dan harmonis). b. Seperasaan (empati) c. Mengasihi saudara-saudara (memiliki kasih persaudaraan) d. Penyayang (mesra, ramah, lemah lembut, berbelas kasih, dan berjiwa penghibur) . e. Rendah hati (sederhana, sopan santun, berpikiran rendah hati, dan tidak menganggap diri tinggi). Petrus mengharapkan lima sifat kasih ini dimiliki oleh jemaat. Di tengah penderitaan mereka, cara hidup jemaat haruslah demikian. Penderitaan sebagai tantangan yang datang dari luar tentu saja bisa melemahkan iman. Tetapi dengan adanya kondisi internal jemaat yang saling mengasihi, maka jemaat akan mendapatkan kekuatan untuk bertahan secara rohani maupun lahiriah. Kualitas kasih yang demikian inilah yang dibutuhkan oleh setiap gereja. Dengan kualitas gereja tidak akan mengalami perpecahan, sebaliknya akan semakin kuat sekalipun mendapat ancaman dari luar. NL 25 e Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E MAGZ Sabtu, 23 Juli 2016 MENDERITA KARENA BENAR (Bacaan: I Petrus 3: 13-14) Beberapa orang suka berbuat baik, tetapi tidak bersemangat dalam melakukannya. Ini terlihat cukup baik, namun sebenarnya masih kurang baik. Kita harus bersemangat dalam melakukan apa yang baik. Pada umumnya jika kita bersemangat dalam berbuat baik, maka orang-orang tidak akan berbuat jahat kepada kita. Biasanya, tidak banyak orang yang demikian kejam dan jahat yang tega menganiaya mereka yang hidup dengan baik . Bagaimana jika tetap ada yang tega menganiaya kita yang sudah hidup dengan baik? Petrus berkata “ “Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran, kamu akan berbahagia”. Orang-orang Kristen harus menderita, bukan hanya karena pengakuan tentang Kristus, tetapi karena kemurnian hidup mereka, yang merupakan suatu celaan bagi orang-orang kafir. Apa yang harus dilakukan jika berada dalam kondisi tersebut? Petrus mengatakan, “Sebab itu janganlah kamu takuti apa yang mereka takuti dan janganlah gentar”. Mereka yang takut kepada Allah tidak perlu mempunyai rasa takut kepada yang lain. Bila kita harus mengalami penderitaan karena berdiri di atas kebenaran, bagaimana respon kita? Mengeluh, takut atau justru bersyukur karena itu berarti kita dianggap layak untuk itu? Kiranya surat Petrus ini mengingatkan kita senantiasa untuk merespons dengan tepat setiap penderitaan karena kita berpihak pada kebenaran. NL 26 e P E N G UM UM AN MAGZ AGENDA MINGGU INI Hari / Tanggal Senin, 18 Juli 2016 Pukul 23.00 Selasa, 19 Juli 2016 Rabu, 20 Juli 2016 19.00 Kamis, 21 Juli 2016 06.00 19.00 Jumat, 22 Juli 2016 Sabtu, 23 Juli 2016 06.00 18.30 22.00 Keterangan - Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Bahtera Yudha , 96,4 FM HUT : Bp. Reyco Wattimury HUT : Anak D’Semaya Gedalya Arindong Latihan Musik KU 3 HUT : Sdr. Roberto Atmajaya Doa Pagi Latihan Musik KU 1 dan 2 HUT : Sdr. Calvin Gratia Handoko HUT : Sdr. Febe Yulianita Cahya HUT : Ibu Julya Kusumawati HUT : Sdri. Mina Ondi HUT : Bp. Yohanes Dodik Iswanto Doa Pemuridan Persekutuan Pemuda Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Mercury, 96 FM Kepada jemaat yang berulang tahun, segenap hamba Tuhan, penatua, dan jemaat mengucapkan, “Selamat bertambah usia, kiranya kasih karunia dan hikmat Tuhan menyertai senantiasa, serta semakin mengasihi dan bertumbuh dalam pelayanan kepada Tuhan dan sesama.” 27 e JADWAL P E NATAL AYANAN MAGZ IBADAH UMUM Minggu, 17 Juli 2016 Penatalayanan Ibadah Remaja (Pk. 09.30 WIB) Liturgos (Pk. 07.00) Ibadah Umum II (Pk. 09.30) Ibadah Umum III (Pk. 17.00) Cab. Bavarian (07.00) Cab. Bavarian (Pk. 09.30) Ye s u s : P e n a n g g u n g Ta u r a t ( R o m 8 : 1 - 4 ) Tema Pengkhotbah Ibadah Umum I Kak Dodik Sdr. Daniel Ev. Samuel Sugiarto, M.Th Bp. Andreas W Sdri. Shinta Sdr. Andy Y Sdr. Ishak Sdr. Haris Sdr. Amir Pdt. Rudi Tedjalaksana Bp. Koesoemo Sdri. Debbie Sdr. Ishak Bp. Haryadi Sdr. Ishak Sdr. Haryadi Sdr. Amir Sdr. Dennis Pelayan Musik Sdr. Michael Pelayan LCD Sdr. James Sdr. Lutfi Penyambut Jemaat Sdr. Apin Sdri.Aaron Ibu Suani Sdri. Dessy A Ibu Nunuk Ibu Herlin Bp. Donny Bp. Budi Bp. Suyono SG Ibu Jai Shia Sdr. Ishak Sdri. NataIbu Evi lia Ibu Yuli Sdri. Lina Sdri. Elvi Sdr. Sonny Sdri. Lia Doa Syafaat Sdr. Clifford Sdri. Dessy A Sdr. Budhi TS Ev. Heri Bp. Koesoemo Sdri. Debbie Doa Persembahan Sdr. Clifford Sdri. Dessy A Sdr. Budhi TS Ev. Heri Sdri. Lina Sdr. Sonny Petugas Minggu Ini Ibu Herlin Ibu Christiana Ev. Heri Singer Sdr. Ikhsan Sdr. Joseph Sdri. Henny Sdr. Joseph Sdri. Kezia Sdri. Zizi Sdr. Andrew Sdr. Fredy Sdri. Risty Sdri. Febbe Bp. Eliazar Sdri. Ririt Sdr. Kevin Sdri. Marlin 28 e JADWAL P E NATAL AYANAN IBADAH UMUM MAGZ Minggu, 24 Juli 2016 Penatalayanan Ibadah Remaja (Pk. 09.30 WIB) Ibadah Umum I (Pk. 07.00) Liturgos Pelayan Musik Pelayan LCD (Pk. 09.30) Ibadah Umum III (Pk. 17.00) Cab. Bavarian (07.00) Cab. Bavarian (Pk. 09.30) Eksposisi 1 Korintus Tema Pengkhotbah Ibadah Umum II Ev. Heri Kristanto Sdr. Ikhsan Sdr. Andreas Kak Heri Sdr. Evan Sdr. Faith Sdr. Evan Ev. Yohanes Pdt. Yakub Tri Handoko, Dodik Th.M Iswanto, M.A Ibu Wilis Bp. Eliazar Ibu Ike TEAM Bp. Yakub Pdt. Yakub Pdt. Reyco Wattimury, Tri HanS.Th. doko, Th.M Ibu Luciana Sdr. Yefta Sdri. Jane Sdr. Ishak Sdr. Haryadi Sdr. Amir Sdr. Dennis Sdri. Ririt Sdr. Kevin Sdri. Zizi Penyambut Jemaat Sdr. Faith Sdri. Angie Bp. Santoso Ibu Titik Sdri. Krisna Sdr. Yori Bp. Imbo Ibu Suyatmi Sdr. Budhi TS Sdri. Handayani Bp. Donny Sdr. Nobel Sdr. Budi S Sdr. Kevin Die Sdri. Nini Sdri. Lina Sdri. Febbe Sdri. Lina Doa Syafaat Sdri. DebBp. Santoso orah Bp. Willy TW Ibu Carla Ibu Luciana Sdr. Yefta Doa Persembahan Sdri. DebBp. Santoso orah Bp. Willy TW Ibu Carla Sdri. Nini Sdri. Lina Sdri. Risty Sdri. Lia Sdr. Esau Sdri. Christine Petugas Minggu Ini Ev. Heri Bp. Willy TW Ev. Heri Singer Ibu Debby Bp. Stevie Bp. Stevie Sdri. Henny Sdr. Andrew Sdri. Lia Sdri. Wella 29 e JADWAL P E NATAL AYANAN MAGZ SEKOLAH MINGGU Penatalayanan 17 Juli 2016 24 Juli 2016 (Pk. 09.30 WIB) (Pk. 09.30 WIB) Liturgis Kak Debby Kak Dessy Pelayan Musik Stephanie Kak WIlly Doa Pra/Pasca SM Kak Debby Kak Dessy Tema Simon jadi penyihir Sida-sida dari Ethiopia yg percaya Sion Kak Budi Kak Budi Getsemani Kak Suani Kak Suani Yerusalem Kak Vena Kak Vena Nazareth Kak Evelyn Kak Debby Betlehem Kak Kezia Kak Santi IBADAH PEMUDA Sdr. Nies Sabtu, 16 Juli 2016 (Pk. 18.00 WIB) Sabtu, 23 Juli 2016 (Pk. 18.00 WIB) Tema Pengkhotbah Litrugos Pelayan Musik Pelayan LCD Seminar Gabung CPC Penyambut Jemaat Petugas Doa Singer 30 e Data Keh adir an Je m aat DATA KEHADIRAN JEMAAT MAGZ Ibadah Hari/Tanggal Jumlah Jemaat Keterangan Umum 1 Minggu,10 Juli 2016 31 orang Umum 2 Minggu,10 Juli 2016 68 orang Umum 3 Minggu,10 Juli 2016 74 orang Remaja Minggu,10 Juli 2016 13 orang Pemuda Minggu,10 Juli 2016 17 orang Cab. Bavarian KU 1 Minggu,10 Juli 2016 18 orang SM : - orang Cab. Bavarian KU 2 Minggu,10 Juli 2016 30 orang SM : 1 orang POS Batam Minggu,10 Juli 2016 28 orang SM: 30 orang Remaja: 22 orang SM: 25 orang 31