Penatalayanan 17 Juli 2016

advertisement
G K RI EXODU S
A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER
Susunan Liturgi Ibadah Minggu
Panggilan beribadah
Pengkhotbah
Votum
Pengkhotbah
Bacaan Bertanggapan
Pujian Pengakuan Dosa
Doa Pengakuan Dosa Secara Pribadi
Doa Pengakuan Dosa
Berita Anugerah
Petunjuk Hidup baru
Pujian “Salam Damai” / “Shalom shalom”
Pujian Syukur 1
Pujian Syukur 2
Pengakuan Iman
Pujian
Doa Firman Tuhan
Khotbah
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Jemaat
Liturgos
Liturgos
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Persembahan
Liturgos & Jemaat
Doa Persembahan & Doa Syafaat
Pengumuman & Seri Pembinaan
Doxology /
“Kami memuji Kebesaran-Mu”
Doa berkat
Amin / “Thank You Lord”
Theme Song “Jesus At The Center“
Petugas Doa
Pengkhotbah
Hamba Tuhan GKRI Exodus
GEMBALA SIDANG SENIOR
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
Telp : 0815 5055 985
Email: [email protected]
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Pengkhotbah
GEMBALA BAVARIAN
Pdt. Reyco Wattimury, S.Th.
Telp.081-331515954
Email: [email protected]
GEMBALA LOKAL NGINDEN
Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A
Telp : 0812 3378 0070
Email: ev.yohanesdodik@gmail.
com
2
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ
Yesus Penanggung taurat (Roma 8:1-4)
Mimbar GKRI Exodus | Pdt. Samuel Sugiarto, M.Th
PENDAHULUAN
B
agian firman Tuhan ini menyatakan
dengan jelas bahwa orang yang sudah
hidup di dalam Yesus Kristus, mengambil
bagian di dalam kematian dan kebangkitan-Nya, tidak akan lagi mendapatkan hukuman. Berita semacam ini tentu menjadi
berita sukacita bagi orang-orang berdosa,
yang tidak lagi memiliki jalan keluar untuk
dapat lepas dari hukuman Tuhan. Dan, kitalah orang-orang berdosa yang bersukacita tersebut.
keselamatan yang demikian bukanlah doktrin yang membahagiakan, tetapi justru
doktrin yang terlihat berbahaya dan merupakan sebuah pengajaran yang jahat. Setidaknya ada dua alasan yang bisa dipelajari
di dalam kesempatan ini.
TUDUHAN 1#
Bukankah jahat jika kita menimpakan hukuman - apalagi sampai berupa kematian
- kepada seseorang yang tidak bersalah, sementara seorang yang berbuat salah bisa
dengan mudahnya lepas dari hukuman
Tetapi, jika kita mencoba memikirkan se- yang harusnya diterima?!
cara lebih serius kebenaran pengajaran ini,
maka sebenarnya kita akan menjumpai Hal inilah yang diajarkan oleh Paulus di
bahwa doktrin keselamatan dan jaminan dalam bagian kitab Roma ini. Beberapa
3
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ contoh ayat yang menjelaskan wa “keserupaan” Yesus dengan manusia itu
hal ini: Roma 1:18-19, 3:9, 23.
Ketiga bagian firman Tuhan ini
dengan tegas menyatakan bahwa manusia
itu berdosa merupakan keputusan pribadi
manusia berdasarkan kehendak bebas yang
diberikan Tuhan. Dosa bukanlah disebabkan oleh Tuhan, tetapi keputusan bebas
manusia - tanpa adanya pihak lain yang
bisa dikambing hitamkan.
Namun Roma 8:1 menyatakan bahwa manusia yang berdosa ini tidak lagi akan
mendapat hukuman karena sudah hidup di
dalam Yesus Kristus. Kata “tidak ada” dalam ayat pertama ini merupakan terjemahan dari kata Yunani “ouden” yang memiliki pengertian “tidak ada sama sekali.” Kata
ini merupakan sebuah bentuk kata negasi
yang sangat kuat, sehingga pengertian dari
kata ini adalah “benar-benar tidak ada [dan
tidak mungkin ada].” Penghukuman bagi
manusia itu tidak lagi ada dikarenakan ada
Yesus yang sudah menanggung hukuman
tersebut. Orang yang percaya kepada Yesus
adalah orang yang sudah mati bersama-sama dengan Yesus Kristus dan kemudian
dibangkitkan bersama-sama dengan Yesus
Kristus (bdk. Roma 6:4).
Sepanjang pemaparan Alkitab, termasuk
kitab Roma, dipaparkan bagaimana Yesus
- Allah yang menjadi manusia itu hidup
tanpa dosa. Ayat 3 menyatakan bahwa “Allah mengutus Anak-Nya ke dalam daging,
yang serupa dengan daging karena dosa.”
Di dalam tafsirannya The Epistle to the
Romans, Douglas Moo menjelaskan bah-
bukanlah bersifat tampilan luar, tetapi meliputi keseluruhan bagian kehidupan manusia berdosa. Meskipun demikian, Yesus
tidak terpenjara di dalam daging. Ia ada di
dalam tubuh berdosa, tetapi Ia tidak berbuat dosa (bdk. Ibr. 4:15).
Dengan dua pemaparan ini terlihat jelas
perbedaan antara manusia dan Yesus: manusia berdosa dengan kehendak dan di dalam hidupnya sendiri, sementara Yesus yang
adalah Allah berinkarnasi di dalam tubuh
berdosa tetapi tetap menang dari dosa dan
tidak melakukan dosa. Maka, ketika manusia yang harusnya layak dan patut dihukum
karena memilih untuk memberontak tetapi
tidak dihukum, justru Yesus yang benarlah
yang dihukum, menjadikan konsep ini sebuah konsep yang jahat.
TUDUHAN 2#
Dengan mempercayai konsep keselamatan
karena karya penebusan ini seharusnya
mendorong seseorang hidup lebih jahat ketimbang hidup baik.
Jika seseorang diminta untuk memilih: apakah ia mau menjadi orang yang baik (taat
hukum dan hidup susah melakukan kebenaran) atau menjadi orang jahat (hidup
sebebas dan sekehendak diri sendiri tanpa
ada batasan apapun) dengan satu jaminan
bahwa pilihan manapun ia akan tetap menerima berkat Tuhan, manakah yang lebih
akan dipilih? Sudah tentu mayoritas orang
akan memilih untuk hidup bebas tanpa
4
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ harus susah mengikuti aturan, bukan pengajaran yang jahat.
bukan?! Untuk apa hidup bersusah-susah jika tanpa hal terse- Di dalam menjelaskan mengenai kondisi
but jaminan kenyamanan dan kenikmatan manusia yang sudah berdosa dengan pilihannya sendiri, Paulus menyatakan satu
sudah diberikan.
keterangan tambahan, yakni kondisi itu
Bukankah konsep semacam ini merupa- adalah kondisi yang tidak memiliki pengkan konsep yang berbahaya dan jahat?! Ti- harapan. Hukum Taurat yang harusnya
dak heran ada begitu banyak orang Kristen adalah hukum Tuhan yang benar dan memyang hidup dengan konsep semacam ini bawa kepada kebahagiaan dan kepenuhan
hidupnya tidak memiliki daya juang untuk hidup, justru tidak berdaya apa-apa untuk menolong manusia (ay. 3). Justru denberbuat baik dan menjadi berkat.
gan adanya keberdosaan manusia, hukum
Pertanyaannya, benarkah konsep penebu- Taurat menjadi hukum yang mematikan
san dan pengampunan dalam karya pen- dan menghukum (menjadi hukum dosa
ebusan Yesus Kristus adalah sebuah konsep dan maut; ay. 2b). Hal ini dapat digambarkan dengan ilustrasi oksigen dan api. Keyang salah dan jahat?
beradaan oksigen merupakan sesuatu yang
berguna bagi kehidupan manusia. Tetapi
TANGGAPAN 1#
ketika oksigen itu berada di sekitar kobaKonsep penebusan Yesus Kristus adalah ran api, maka oksigen justru membarakan
pengajaran tentang kasih yang luar biasa, bukan meredakannya. Dengan demikian,
maka pilihan manusia berdosa itu telah
menjebak manusia dalam jalan buntu yang
berujung pada kebinasaan. Tidak ada jalan
alternatif untuk keluar.
Tetapi, ini semua bukanlah akhir cerita.
Memang manusia masuk ke dalam jalan
buntu tanpa adanya jalan keluar yang bisa
ditempuh. Namun karena kasih-Nya, Tuhan membuka satu jalan keluar, yakni
dengan mengutus Yesus Kristus hidup dan
menang atas dosa meskipun hidup di dalam daging keberdosaan. Kemenangan Yesus adalah kemenangan yang mematahkan
dan mengalahkan dosa secara final, karena
Yesus tetap hidup suci meski hidup dalam
5
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ “keharusan” dosa (natur daging). Kehidupan Yesus yang suci sampai mati
menjadi tanda bahwa dosa (di dalam kondisi paling kuat-pun, yakni dalam
daging) tidak sanggup mengalahkan Yesus. Di dalam kematian Yesus, dosa
juga mati dan kalah.
Maka inilah jalan keluar dari Allah bagi manusia. Seseorang yang hidup di dalam Yesus
(en christo), maka ia tidak akan lagi dikalahkan oleh dosa dan maut. Sama seperti semua
benda yang masuk ke dalam air pasti basah, tetapi tidak dengan benda yang dibungkus
di dalam plastik kedap udara. Demikian juga semua orang yang berdosa harusnya binasa, tetapi tidak dengan mereka yang hidup di dalam Kristus. Kehidupan di dalam Kristus
membawa sebuah perubahan status yang memberikan akses bebas dari hukuman dosa.
Namun semua penjabaran ini belum menjawab tuntas persoalan diatas. Bagaimana
orang yang tidak salah bisa dilepaskan begitu mudah dan orang yang benar justru dihukum? Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang valid dan benar jika Yesus tidak rela
menyerahkan diri. Tentu saja pengorbanan Yesus menjadi sebuah tindakan yang keji
kalau Yesus tidak dengan penuh kasih menyerahkan diri-Nya sendiri. Namun karena
pengorbanan putra tunggal Allah itu juga merupakan penyerahan diri sang Anak, maka
kisah ini bukan menjadi sebuah kisah tragis, tetapi kisah kasih.
TANGGAPAN 2#
Konsep penebusan Yesus Kristus secara aktif mendorong seseorang untuk hidup berdasarkan hukum Taurat (Kasih) bukannya hidup sembarangan.
Kebenaran ini bisa dilihat dari ayat ke-4, dimana semua karya penebusan Yesus Kristus itu diberikan supaya orang yang telah dihidupkan bisa hidup memenuhi tuntutan
hukum Taurat. Apa maksudnya hidup berdasarkan hukum Taurat? Apakah berarti kehidupan legalis di dalam menjalankah aturan belaka?
Kata “tuntutan” yang digunakan di dalam bagian ini berasal dari kata “dikaioma,” yang
lebih tepat diartikan dengan “righteous requirement”, atau syarat yang benar. Dengan
sengaja Paulus menggunakan kata ini untuk menunjukkan bahwa kehidupan benar yang
dijalani oleh orang yang sudah ditebus bukan sekadar mengikuti aturan atau perintah
atau batasan. Ini bukanlah syarat yang benar dari hukum Taurat. Sebaliknya, kehidupan
yang benar menurut hukum Taurat adalah kehidupan di dalam kasih, karena kasih itu
adalah kegenapan dari hukum Taurat (13:10).
6
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ
Kesimpulannya, seorang yang sudah merasakan kasih pengampunan dan
pengorbanan Yesus Kristus yang demikian besar, pasti akan mengarahkan
diri untuk hidup di dalam kasih dan belajar mengasihi.
PENUTUP
Pertanyaan paling akhir, apakah seorang yang sudah merasakan kasih pengampunan
pasti bisa sukses hidup selalui dalam kasih dan mengasihi? Tentu saja tidak. Di dalam
natur keberdosaan, manusia bergumul dan masih bisa jatuh ke dalam kegagalan. Tetapi,
sebagaimana ayat 1, di dalam Kristus kegagalan itu tidak akan membawa kepada penghukuman, tetapi pengampunan yang akan mendorong seseorang untuk bangkit dan
kembali belajar hidup mengasihi di dalam Kristus (en Christos).
“Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu
kasih adalah kegenapan hukum Taurat”
(Roma 13:10)
7
e
Po ko k Do a Syafaat & K at e k i s m u s H e i d e l b e r g | #TEACH ING
MAGZ
POKOK DOA SYAFAAT
1.Doakan untuk pelayanan multimedia Grace Alone.
• Doakan untuk pak Herry agar Tuhan memberikan hikmat di dalam pengembangan
pelayanan multimedia Grace Alone
• Doakan agar melalui Grace Alone, Injil dapat menjangkau banyak orang.
2.Doakan untuk Ijin GKRI pos PI Este Square
• Bersyukur untuk semua persyaratan yang sudah ada
• Doakan agar Tuhan menolong dalam semua proses, agar ijin dapat segera keluar
Pertanyaan 72:
KATEKISMUS HEIDELBERG
Bagaimana iman membenarkan seorang berdosa dalam pandangan Allah?
Jawaban
Iman membenarkan seorang berdosa dalam pandangan Allah, bukan karena karuniakarunia lain yang selalu menyertainya, atau karena perbuatan baik yang dihasilkannya;
bukan juga karena karunia iman atau salah satu tindakannya diperhitungkan kepadanya
sebagai kebenaran, melainkan hanya karena iman itu merupakan alat yang melaluinya ia
menerima Kristus dan kebenaran-Nya dan menjadikannya
miliknya sendiri.
a. Gal 3:11; Rom 3:28. b. Rom 4:5 bersama Rom 10:10. c.
Yoh 1:12; Fil 3:9; Gal 2:16.
8
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
Apa yang anda harapkan?
Menebus Realitas Pernikahan | Kerajaan Siapa?
P
ada usia 12 tahun, Gwen membolak-balik majalah-majalah mengenai
rumah dan membayangkan rumah dan
keluarga masa depannya. Saat ia masuk ke
perguruan tinggi, ia sudah punya gambaran mengenai rumah dan keluarga yang
ia inginkan. Gwen mencari pria istimewa
yang dapat menolongnya mewujudkan impiannya. Jadi, semakin ia mengenal Barry,
semakin ia tertarik kepadanya, dan Barry
mencintai kenyataan bahwa Gwen tergila-gila padanya.
Masa pacaran mereka singkat. Pernikahan
mereka sangat menarik dan indah. Mereka
terlihat benar-benar seperti pasangan sempurna. Gwen bersemangat dan memiliki
banyak relasi, dan Barry pandai mengatur
dan berpikir analitis; mereka terlihat me-
lengkapi satu sama lain dengan sempurna.
Gwen ingat mimpi masa kecilnya, dan ia
akan menghidupi apa yang ia impikan itu!
Menjadi hamil di masa awal pernikahan
bukan bagian dari mimpi Gwen, tetapi banyak hal lain yang jatuh pada tempatnya dengan sempurna sehingga ia menanganinya
dengan mudah. Terkejutnya, Gwen sedang
mengandung anak kembar.
Tidak ada dalam impian Gwen mengenai
anak kembar, rumah kecil, pinjaman biaya
kuliah yang membebani, atau pekerjaan sebagai pegawai baru dengan bayaran rendah.
Hidup terlihat tidak lebih dari sekadar bangun tidur pagi hari, kerja sepanjang hari, tidur, bangun di pagi hari, dan mengerjakan
hal yang sama lagi dan lagi. Tetapi kekecewaan Gwen lebih dalam daripada jadwal
9
e
MAGZ
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
sibuk dan lingkungan sekitarnya. Ia kecewa dengan Barry.
Cara Barry melihat hidup sangat berguna
semasa mereka pacaran; sekarang caranya
cenderung menjengkelkan Gwen. Sepertinya Barry terus-menerus tidak puas dengan ketidakteraturan dari hidup mereka
bersama. Ia terus-menerus mengeluh mengenai betapa kacaunya rumah, dan selalu
memberitahu Gwen bagaimana Gwen seharusnya bekerja dengan lebih efisien. Bagi
Gwen, Barry terlihat dingin, menjaga jarak,
dan terus-menerus nyaris marah.
mimpinya.
Pertama-tama, Gwen dan Barry berembuk bersama-sama dan mencoba membuat
segala sesuatunya berjalan baik, tetapi hal
itu tidak berlangsung lama. Dimulai dengan sedikit komentar yang ditujukan untuk menimbulkan rasa bersalah dan sedikit pernyataan yang dimaksudkan untuk
menunjukkan ketidakpuasan. Mereka punya banyak hal untuk dikatakan, dan tidak
ada seorang pun dari mereka yang sepertinya ingin mendengar. Semakin mereka berdebat, semakin banyak pandangan negatif
Barry sedang bergumul juga. Gwen terli- atas satu sama lain dan kehidupan mereka
hat lebih tertarik berbincang berjam-jam berdua.
di telepon daripada merawat anak-anak
dan rumah mereka. Ia letih melihat wanita Gwen berkata-kata tanpa berpikir di suatu
yang dulu ia pikir paling cantik, sekarang malam ketika Barry terlambat pulang ruterus memakai kaos longgar dan terlihat mah, walaupun dia tahu si kembar sedang
seperti baru saja bangun tidur. Ia tahu ti- sakit dan Gwen kelelahan. “Aku pikir aku
dak baik berpikir mengenai hal ini, tetapi telah membuat kesalahan besar, Barry. Seia memang memikirkannya. Sepertinya tiap hari semakin sulit bagiku untuk tidak
Gwen tidak pernah siap menghidangkan menyesali bahwa kita pernah menikah.”
makan malam ketika ia tiba di rumah dan Hal itu menusuk Barry seperti sebilah pitidak pernah menidurkan anak-anak tepat sau. Gwen tahu betapa keras Barry telah
waktu.
bekerja untuknya; Gwen tahu segala hal
yang sudah Barry berikan untuknya, dan
Diam-diam Gwen bertanya-tanya ke inilah ucapan terima kasih yang Gwen bermanakah hilangnya pria yang telah menar- ikan untuknya!
ik perhatiannya. Barry berpakaian sesukanya. Ia tidak punya waktu untuk berolah- Hari berikutnya, menjadi sangat sulit bagi
raga dan sering makan di luar jam makan, Barry untuk pulang ke rumah setelah kerja.
sehingga ia bertambah gemuk. Ia tentunya Sulit baginya menghadapi hidup bersama
tidak setanggap atau penuh perhatian sep- dengan seseorang yang tidak benar-benar
erti saat masa pacaran. Menjadi semakin ingin bersamanya. Hal ini sulit untuk Gwen
sulit bagi Gwen untuk meyakinkan dirinya juga; mimpi indahnya berubah menjadi
bahwa ia sedang menghidupi bagian dari mimpi buruk, dan ia tidak tahu apa yang
10
e
MAGZ
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
satu-satunya yang perlu dimenangkan adalah peperangan yang berkecamuk di dalam
PERTEMPURAN YANG LEBIH DA- diri mereka secara pribadi. Perubahan sejati berarti memenangkan peperangan ini.
LAM
harus ia lakukan.
Gwen dan Barry yang malang – begitu terluka, bingung, dan ingin memutar waktu
kembali, tetapi mereka tidak tahu apa yang
sedang terjadi, dan itulah masalahnya. Sulit untuk memperbaiki sesuatu yang tidak
Anda mengerti, dan lebih sulit lagi untuk
memperbaikinya ketika Anda pikir masalahnya adalah orang lain.
KETERTARIKAN ATAU KASIH?
2 Korintus 5:14-15: “Sebab kasih Kristus
yang menguasai kami,… Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka
yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya
sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati
dan telah dibangkitkan untuk mereka”. Di
sini Rasul Paulus meringkaskan apa yang
dosa perbuat terhadap kita semua. Dosa
mengakibatkan kita mengharapkan mimpi
yang mementingkan diri dan merancang
rencana yang berorientasi diri. Karena
dosa, kita benar-benar mencintai diri, dan
kita memiliki rencana yang indah untuk
hidup kita!
Hanya sedikit pasangan yang menyadari
satu hal yang mereka butuhkan untuk mengerti perubahan yang terjadi dalam pernikahan mereka. Mereka berpikir pertarungan
mereka adalah dengan pasangan mereka,
atau dengan keadaan-keadaan yang mereka hadapi yang perlu berubah. Tetapi inlah
realitasnya: segala pertempuran horizontal
merupakan buah dari peperangan yang leb- Di sinilah fungsi pengamatan alkitabiah
ih dalam. Peperangan yang paling penting, yang cermat. Yaitu, kita adalah orang-orang
yang berorientasi kerajaan. Kita selalu melayani salah satu dari dua kerajaan. Kita
melayani kebahagiaan pribadi dari kerajaan diri, atau kita hidup dalam pelayanan
dari agenda yang besar yang sudah ditetapkan dari kerajaan Allah.
Pikirkan mengenai Gwen. Ia tidak marah
karena Barry sudah melanggar hukum-hukum Kerajaan Allah. Ia tidak bersedih bahwa Barry menghalangi jalan yang Allah
ingin ia capai di dalam dan melalui pernikahannya. Tidak, Gwen terluka dan marah
karena Barry telah melanggar hukum kera11
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ jaannya. Di bumi ini, ada pertempuran terus-menerus yang diperjuangkan
di setiap hati kita antara kerajaan diri dan kerajaan Allah.
Dosa yang berorientasi pada diri sendiri dapat menghasilkan rasa tertarik yang sangat
kuat kepada orang lain, tetapi rasa tertarik itu tidak seharusnya dianggap sebagai kasih,
karena rasa tertarik tidak dapat melakukan apa yang kasih lakukan ketika alasan untuk
tertarik mati. Dan kematian dari mimpi terjadi pada setiap pasangan. Tidak seorang
pun dari kita mendapatkan mimpi sesuai dengan apa yang kita mimpikan karena tidak
seorang pun dari kita yang menulis kisah kita sendiri. Allah, dalam kasih-Nya, menulis
cerita yang lebih baik daripada apa yang dapat kita tuliskan untuk diri kita sendiri.
Pernikahan Gwen dan Barry tidak mati; mimpi yang egois ya. Hidup mereka bersama
tidak terlihat seperti mimpi yang pernah mereka miliki, tetapi mereka akan saling mengasihi lebih dari sebelumnya dan mereka sangat bersyukur bahwa Allah menginginkan
sesuatu yang lebih baik bagi mereka daripada apa yang mereka inginkan bagi diri mereka.
URUTAN YANG SALAH
Hanya ketika suami dan istri hidup dalam kesetiaan yang bertujuan dan penuh sukacita terhadap rencana, tujuan, dan Allah dari kerajaan Allah, pernikahan mereka dapat
benar-benar menjadi tempat dari kesatuan, pengertian, dan kasih. Sekarang, bebas dari
kekhawatiran yang melumpuhkan dari agenda keinginan, kebutuhan, dan perasaan
kepuasan dari kerajaan diri, mereka bebas saling mengasihi dan melayani. Pernikahan
merupakan hal indah yang hanya mencapai apa yang dirancangkan melalui metodologi
dari proses yang menyakitkan.
Mendamaikan pernikahan Anda dimulai ketika Anda mulai berdamai dengan Allah.
Hal ini dimulai ketika Anda mulai memanjatkan doa yang radikal ini: “Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.” Hal yang baik terjadi sebagai
akibat dari doa tersebut.
Ringkasan Bagian Prakata, Bab 3, dari buku:
What Did You Expect? Redeeming the Realities of Marriage – Paul David Tripp
~ bersambung ~
12
e
B agaim an a p and an gan Al k i t ab t e n t an g p o s i ti f Thi nki ng? | #Q and A
MAGZ
Bagaimana pandangan Alkitab tentang
Positive Thinking?
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
“Berpikir positif ” secara Alkitabiah
B
agaimana cara “berpikir positif ” yang
benar? Untuk menjawab pertanyaan
ini, marilah kita bercermin dari pengalaman Paulus pada saat ia menghadapi duri
dalam daging (2 Korintus 12:7-10). Apa
pun bentuk konkrit dari duri dalam daging ini (penyakit? musuh dalam pelayanan?
roh jahat?), Paulus menyebutnya sebagai
seorang utusan Iblis (12:7). Ini pasti bukan
sesuatu yang positif (paling tidak dalam
kaca mata penganut “berpikir positif ”).
Pengalaman Paulus sebagai kritik
terhadap “berpikir positif ”
Paulus meminta Allah untuk mengambil
duri itu. Jawaban Allah adalah “tidak”. Apa
yang salah dengan doa Paulus? Apakah
permohonannya keliru? Tidak! Ia ingin dijauhkan dari utusan Iblis. Apakah Paulus
kurang rohani? Tidak! Ia baru saja menceritakan bagaimana ia diangkat ke sorga
tingkat ketiga (12:1-6). Apakah Paulus kurang beriman? Pasti juga tidak! Pelayanannya diwarnai dengan begitu banyak tanda
ajaib dan mujizat (12:12). Jika iman adalah
satu-satunya syarat sebuah doa dikabulkan
Allah, Paulus pasti akan mendapatkan apa
13
e
MAGZ
B agaim an a p and an gan Al k i t ab t e n t an g p o s i ti f Thi nki ng? | #Q and A
yang ia inginkan.
Hal-hal positif dalam doa yang tidak dikabulkan
Berbeda dengan para tokoh “berpikir positif ” yang melihat kegagalan untuk mendapatkan apa yang diharapkan seseorang sebagai suatu hal yang negatif, Allah justru mengajarkan kepada Paulus tentang sisi positif dari doanya yang tidak dikabulkan Allah.
Pertama, Allah mengajar Paulus untuk tidak sombong (12:7). Poin ini diulang dua kali
di ayat yang sama untuk penekanan. Di tengah tantangan para rasul palsu yang menyombongkan diri (11:13-17), Paulus dijaga Tuhan untuk tidak turut dalam kesombongan
itu. Secara manusia, Paulus memiliki semua alasan untuk sombong. Dia berasal dari
keturunan dan budaya yang etrhormat (11:22). Ia banyak berkorban dalam pelayanan
(11:23-28). Ia memiliki pengalaman rohani yang menakjubkan (12:1-6). Ia dipakai Allah
dalam berbagai mujizat (12:12). Duri dalam daging merupakan sarana ilahi untuk menjaga Paulus tetap rendah hati. Bukankah kerendahhatian adalah hal yang positif?
Kedua, Allah mengajar Paulus untuk menghargai kasih karunia Allah (12:9a). Tuhan
berkata kepadanya: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu”. Sebagaimana kita tahu, kasih
karunia adalah adalah tanpa batas. Namun, hal ini tidak berarti bahwa semuanya pasti
diberikan pada kita. Kasih karunia berarti sesuatu yang diberikan Allah secara cuma-cuma tanpa mempertimbangkan jasa dan kelayakan manusia. Jika seluruh kasih karunia
Allah harus dilimpahkan pada kita, maka kasih karunia akan berhenti menjadi kasih
karunia. Kasih karunia telah berubah menjadi “jatah”. Jika kasih karunia Allah ditentukan oleh iman dan kekuatan pikiran kita, apakah kasih karunia itu masih pantas disebut
sebagai pemberian cuma-cuma dari Allah tanpa mempertimbangkan jasa dan kelayakan
kita? Justru dengan menerima kasih karunia yang secukupnya, kita didorong untuk lebih
menghargai kasih karunia itu. Bukankah segelas air di padang gurun jauh lebih bernilai
daripada satu galon air di tepi sungai yang jernih? Demikian pula dengan kasih karunia
Allah yang secukupnya bagi kita. Cukup seringkali jauh lebih baik daripada berlebihan.
Ketiga, Allah mengajar Paulus untuk mengalami kuasa Allah yang sempurna (12:9b).
Tuhan juga berkata kepada Paulus: “justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna”. Pernyataan ini sedikit membingungkan. Bukankah kuasa Allah selalu sempurna?
Mengapa kuasa itu bisa “menjadi sempurna”? Allah memang memiliki kuasa yang sempurna, namun kita seringkali tidak merasakan kesempurnaan dari kuasa itu. Mengapa?
Karena kita masih merasa diri mampu. Kecuali kita bisa mengatakan “I am nothing” dan
“I can do nothing without God”, kita tidak akan bisa merasakan dan menghargai kuasa Allah yang sempurna dalam kehidupan kita. Jadi, ketidakmampuan adalah hal yang
14
e
MAGZ
B agaim an a p and an gan Al k i t ab t e n t an g p o s i ti f Thi nki ng? | #Q and A
positif, yaitu sebagai sarana untuk mengalami kuasa ilahi yang sempurna.
Sikap positif terhadap doa yang tidak dikabulkan
Hal-hal positif dalam “kegagalan doa” diresponi Paulus secara positif pula (12:9-10).
Tidak ada nada pesimis dan putus asa. Penyesalan atau kemarahan pun tidak terungkap sedikit pun. Sebagai gantinya, Paulus menggunakan kata-kata positif seperti “suka”,
“bermegah”, “senang”, dan “rela”. Kosa kata ini mengandung nuansa positif yang kental.
Bedanya, Paulus bersikap positif dalam hal-hal yang terlihat negatif, yaitu penderitaan,
keterbatasan, ketidakmampuan, dan tekanan. Ini adalah “berpikir positif ” yang sebenarnya.
Sebagai konklusi, “berpikir positif ” menurut Alkitab diwarnai oleh tiga karakteristik:
realistis, optimis, dan theosentris. Realistis berarti menerima kenyataan apa adanya, tanpa melebih-lebihkan maupun menyangkalinya. Optimis berarti selalu menemukan halhal positif dari Allah dalam setiap keadaan. Theosentris berarti melihat segala sesuatu
dari perspektif Allah. Apa yang disebut positif oleh manusia belum tentu positif di mata
Allah. Begitu pula sebaliknya. Soli Deo Gloria.
15
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ
P E NE B U S A N TE R B ATA S
(Lanjutan tgl 10 Juli 2016)
yang adil (propisiasi Rm. 3:25; Ibr. 2:17;
1Yoh. 2:2; 4:10); (3) Ia memperdamaikan
Penebusan Allah Anak
umat-Nya dengan Allah – maksudnya Ia
meleyapkan perseteruan antara mereka
ntuk menjawab pertanyaan: “bagi sia- dan Allah (Rm. 5:10; 2Kor. 5:20, dll.) dan
pa Kristus mati?” kita perlu menge- (4) Ia menebus mereka dari kutuk Hukum
tahui arti dari kata mati. Apa yang dimak- Taurat (Gal. 3:13).
sudkan dengan mati? Apakah yang akan
dilakukan oleh Kristus pada saat Ia mati? Pertanyaan yang memerlukan jawaban yang
Inilah inti pertanyaannya.
tepat adalah : Apakah Kristus memenuhi
semua itu atau tidak? Apakah Kristus secara
Alkitab menjelaskan tentang kematian aktual menjadi korban penghapusan dosa
Kristus sedikitnya dengan empat cara yang sebagai ganti kita atau tidak? Bila jawabanberbeda. Pada saat Kristus mati, (1) Ia nya adalah “Ya”, maka Kristus melakukannmempersembahkan diri-Nya sebagai kor- ya bukan untuk seluruh dunia, karena bila
ban penghapusan dosa-dosa sebagai ganti Kristus melakukannya untuk seluruh dunkita (Ibr. 9-10); (2) Ia menjadi pendamaian ia, seluruh dunia akan diselamatkan.
bagi kita dengan memuaskan murka Allah
U
16
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ
Apakah kristus secara aktual – bukan hanya secara teori, bukan hanya di atas
kertas, tetapi secara nyata – menebus Yudas dari kutuk Hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk demi dia (Gal 3:13), sehingga Yudas tidak lagi berada di bawah
kutuk Hukum Taurat? Tentu tidak. Paulus menulis bahwa Kristus dijadikan kutuk demi
kita, yaitu Paulus dan orang-orang Galatia yang percaya. Karena Yudas tidak percaya
kepada Kristus, maka ia berada di neraka di bawah kutuk Hukum Taurat. Kristus tidak
mati baginya.
Apakah Kristus sungguh-sungguh, secara aktual, sebenar-benarnya, memperdamaikan
Esau dengan Allah Bapa melalui kematian-Nya (Rm. 5:10), atau tidak? Apakah melalui
kematian-Nya Ia sungguh-sungguh meleyapkan perseteruan antara Allah dan Esau, atau
tidak?
Hanya ada satu jawaban yang benar. Bila Kristus memperdamaikan Esau dengan Allah,
bila Ia menjadi kutuk bagi Yudas, bila Ia menanggung derita neraka bagi semua orang –
dengan kata lain, bila Ia mati bagi semua orang – maka tak akan ada seorang pun yang
akan terhilang. Semuanya ditebus dan diperdamaikan-Nya dengan Allah. Tetapi pernyataan ini bertentangan dengan Alkitab.
Jadi, natur dari penebusan – apa yang sesungguhnya dilakukan oleh Kristus – menjawab pertanyaan: “bagi siapakah Kristus mati?” kata benda dari penebusan menentukan kata sifat terbatas. Bila penebusan tidak menyelamatkan secara aktual, tidak benar-benar melenyapkan murka Allah terhadap manusia, tidak menebus manusia secara
aktual, makapenebusan ini sangat mungkin berlaku untuk semua orang, termasuk juga
orang-orang yang berada di dalam neraka. Tetapi bila kematian Kristus seperti yang dinyatakan oleh Alkitab – yaitu sebagai korban penghapusan dosa sebagai ganti kita, suatu
penebusan yang aktual dan bukan hipotesis, dan dengannya orang berdosa benar-benar
diperdamaikan dengan Allah – maka jelaslah bahwa penebusan oleh Kristus tidak mungkin bagi setiap orang didunia. Karena bila demikian, setiap orang pasti diselamatkan,
sedangkan pada kenyataannya, tidak semua orang diselamatkan.
Bersambung………
Sumber: Lima Pokok Calvinisme oleh H. Palmer
17
e
S iap ak ah F ir au n i t u ? | #D OYO U K N OW
MAGZ
S i a pa k a h F i r a u n it u?
I
stilah Firaun pertama kali muncul di Alkitab dalam Kejadian 12:15. Selanjutnya
nama Firaun terus bermunculan dalam kisah Yusuf. Keluaran 1:8 menyatakan bahwa
ada seorang raja baru yang memerintah Mesir namun dia tidak mengenal Yusuf. Dan
Alkitab selanjutnya terus memakai nama
Firaun untuk merujuk pada raja tersebut.
Terminologi
kan istilah ini merupakan gabungan dari
kata Ra, artinya matahari atau dewa matahari dan kata pre yang merujuk para artikel ‘the’ atau ‘sebelumnya’ sehingga Per-Aa
berarti ‘Sang dewa matahari’. Namun arti
yang paling tepat dari kata Per-Aa ini adalah ‘Rumah yang besar’ (Great House). Pada
awalnya istilah ini dipakai untuk merujuk
pada bangunan istana yang menjadi tempat tinggal raja dalam pengertian bahwa
Per-Aa ini bertanggung jawab sepenuhnya
terhadap sistim perpajakan yang dikenakan
pada rumah-rumah yang lebih kecil (Perw)
yang biasanya berupa tempat ibadah atau
rumah pribadi.
Istilah ‘Firaun’ sebenarnya tidak pernah dipakai oleh orang Mesir kuno sendiri untuk
menyebut raja mereka hingga pada pemerintahan dinasti ke-18. Istilah Firaun kita
kenal dari bahasa Yunani dan penggunaanPada akhir abad ke-12, penulisan di atas
nya di Perjanjian Lama.
diganti dan ditambahi sehingga artinya
Dari segi etimologinya, ‘Firaun’ berasal dari bukan hanya ‘Great House’, tetapi menjadi
bahasa Mesir Per-Aa. Ada yang menafsir- ‘Great House, may it live, prosper and be
18
e
S iap ak ah F ir au n i t u ? | #D OYO U K N OW
MAGZ
in health.” Tetapi perubahan ini
belum mengubah artinya sebagai suatu bangunan. Baru pada dinasti
ke-18 terjadi perubahan berarti dari arti
kata tersebut: dari bangunan istananya berubah menjadi rajanya sendiri. Contoh paling awal yang didapatkan tentang pergantian arti istilah ini adalah sebuah surat yang
ditujukan kepada Amenhotep IV (Akhenaten) dengan sebutan “Pharaoh, given life,
prosperity and health, the Master.” Dan mulai dinasti ke-19, istilah ini semakin popular
merujuk pada raja Mesir dan istilah Firaun
ini disejajarkan dengan istilah yang berarti “Yang Terhormat” (His Majesty). Sekitar dinasti ke-22-23, banyak istilah Mesir
kuno yang seringkali menyebutkan Firaun
dengan par-ʕoʔ. Dan puncaknya terjadi
bahwa penyebutan Firaun diikuti dengan
namanya sekaligus (bdg. Firaun Hofra dalam Yer. 44:30) pada pemerintahan dinasti
ke-22. Istilah par-ʕoʔ selanjutnya diambil
oleh bahasa Yunani kuno dengan pharaō
dan Latin kuno menyebutkannya dengan
pharaō..Dan selanjutnya bahasa Inggris
mengadopsinya dengan istilah ‘pharaoh.’
Nama-nama Firaun
Menjelang akhir periode yang disebut Middle Kingdom (2133-1786), masing-masing
raja Mesir yang akan naik tahta, akan memiliki 5 nama: 1 nama yang diperolehnya ketika dia lahir dan 4 nama lainnya yang diberikan saat dia dinobatkan menjadi Firaun.
Dari kelima nama tersebut, 2 bagian yang
paling penting, yaitu nama lahirnya dan
nama ketika dia tahta. Dan nama seorang
Firaun ketika dia naik tahta itulah yang
menjadi namanya kelak. Misalnya nama
lahir Tutankhaten dan namanya saat naik
tahta menjadi Tutankhamun, maka Firaun
ini selanjutnya akan terkenal dengan nama
Tutankhamun, bukan Tutankhaten.
Bersambung……..
NK_P
Untuk menjadi seorang Firaun, seorang laki-laki harus menikahi seorang perempuan
yang memiliki darah ningrat dan biasanya
perempuan itu adalah anak perempuan tertua dari Firaun sebelumnya. Hal ini terjadi
karena dalam budaya Mesir, yang mewariskan darah ningrat adalah seorang perempuan, bukan laki-laki.
19
e
B AB I V | #MI S S I O N
MAGZ
KESELAMATAN
(Lanjutan tgl 10 Juli 2016)
BEBAS DARI DIRI UNTUK MELAYANI
K
eselamatan yang kita alami sekarang,
pembebasan dari kungkungan keegoisan kita ke dalam pelayanan yang membebaskan, membawa tuntutan-tuntutan yang
lengkap dari pada yang biasanya kita akui.
Mengutip dari Perjanjian Lausanne, “hasil
dari penginjilan termasuk ketaatan pada
Kristus, menjadi bagian dari gereja-Nya
dan pelayanan yang bertanggung jawab di
dalam dunia.” Kecuali kita telah benar-benar diselamatkan dari perbudakan tradisi,
kompromi dan materialism yang borjuis
dari budaya sekuler, kecuali pemuridan
kita sudah sangat radikal untuk membuat
kita kritis terhadap sikap-sikap institusi dan
geram terhadap semua bentuk penindasan
dan kecuali kita sekarang sudah bebas dan
sungguh-sungguh setia kepada Kristus, gereja dan masyarakat, barulah kita bisa menegaskan bahwa kita sudah diselamatkan
atau berada dalam proses keselamatan akhir. Keselamatan dan kerajaan Allah adalah
sinonim (bdk. Mak 10:23-27) dan dalam
kerajaan ini, otoritas Kristus bersifat absolut.
Tidaklah mungkin untuk memahami
sepenuhnya tahap sekarang dari keselamatan seperti yang digambarkan dalam
Perjanjian Baru, tanpa merasa malu terhadap kesalahan-kesalahan orang Kristen
masa kini. Kita cenderung meninggikan
keselamatan yang telah kita dapatkan sebagai pemberian Cuma-Cuma di masa lalu,
sehingga melalaikan panggilan untuk “bertumbuh menuju keselamatan” dan memberi diri sepenuh hati bersama-sama orang
20
e
MAGZ
B AB I V | #MI S S I O N
percaya ke dalam pelayanan kepada Allah dan manusia. Kita
tidak menolak penyataan Uppsala bahwa
gereja itu sendiri adalah tempat utama bagi
misi dan inilah yang dirujuk oeh Philip Potter dalam laporannya di Bangkok, “gereja
merupakan penerima keselamatan hari ini
perlu diselamatkan, dibebaskan dari semua
bentuk yang salah menuju kepada natur
Injil yang revolusioner, meyakinkan dan
memperbaharui.”
bagai anak akan dinyatakan secara penuh.
Kita akan mendapatkan kebebasan mulia
sebagai anak-anak Allah (lihat Rom 8:1825; 2 Pet 3:1-3).
Apakah kita sudah benar-benar diselamatkan? Sudah dan kita “bermegah” di dalamnya (Rom 5:2-3; 11). Apakah kita sudah diselamatkan? Belum final, karena kita sebagai
ciptaan masih mengeluh dan menunggu penyempurnaan di akhir zaman. Kita
bermegah dan kita mengeluh: ini adalah
pengalaman paradoks orang Kristen yang
BEBAS DARI KEBINASAAN
Ketiga, keselamatan Allah, yang adalah sudah diselamatkan dan saat ini sedang dapemberian dan proses yang terus berlan- lam proses yang sulit, tetapi pada saat yang
jut, juga merupakan obyek dari penghara- sama belum mengalami keselamatan akhir.
pan kita sebagai orang Kristen. Kita sudah
diselamatkan dan dalam proses menuju Jadi Injil adalah kabar baik keselamatan
keselamatan akhir dan “pengharapan kes- dan seperti Paulus, kita harus mampu
elamatan’ adalah ketopong yang dikenakan menyatakan bahwa kita tidak malu akan
hal itu. Karena seperti yang dikatakan denprajurit Kristen,” (I Tes 5:8; Rom 8:24).
gan benar oleh Michael Green, “tetap ada
Seperti apakah keselamatan akhir itu? Per- rasa lapar akan keselamatan” dalam duntama, diselamatkan dari murka yang akan ia masa kini. Dan kabar baik Allah masih
datang (Rom 5:9; 1 Tes 1:10; 5:9). Selain itu, merupakan kekuatan-Nya yang menyekeslamatan akhir termasuk “penebusan tu- lamatkan bagi mereka yang percaya. Dia
buh kita.” Karena tubuh kita menjadi bagian masih menyelamatkan orang-orang perdegan seluruh ciptaan yang “pasti binasa” caya melalui kerygma, pemberitaan Yesus
sehingga ciptaan mengeluh setiap saat. Kita Kristus.
merindukan tubuh baru kita (yang akan
dibebaskan dari kerapuhan fisik, naturn- Bersambung.......
ya yang berdosa dan kematian) dan dunia
yang baru ( yang di dalamnya tidak ada lagi
penindasan, tetapi hanya ada keadilan dan
kebenaran). Pengharapan yang ada dalam
Perjanjian Baru ini juga digambarkan secara positif. Kerinduan batiniah kita untuk
“diangkat menjadi anak,” saat status kita se21
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
RENUNGAN HARIAN
Senin, 18 Juli 2016
HIDUP YANG BERCAHAYA
(Bacaan: 1 Petrus 2:11-12)
Tujuan hidup setiap orang percaya adalah memuliakan Allah dan menikmati Dia selama-lamanya. Tidak sedikit orang yang tahu kebenaran ini. Namun sayangnya sedikit di
antara mereka yang memahami bagaimana memiliki hidup yang demikian.
Di dalam teks ini memberikan dua cara hidup yang memuliakan Allah. Pertama, Menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging. Tentang keinginan daging, Paulus di
dalam Galatia 5:19-21 menguraikannya demikian, “ Perbuatan daging telah nyata,
yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya.” Kedua, yaitu miliki cara hidup
yang baik. Ternyata tidak cukup bagi seorang percaya hanya untuk menjauhi yang jahat, dibutuhkan tindakan yang aktif untuk memiliki cara hidup yang baik.
Kehidupan seorang Kristen seharusnya seperti terang yang bercahaya di depan orang,
supaya orang melihat perbuatan baik mereka akan memuliakan Bapa yang di sorga.
Caranya hanya bisa didapat dengan menjauhi yang jahat dan memiliki cara hidup yang
baik. Sudahkah saudara melakukannya? NL
22
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Selasa, 19 Juli 2016
TUNDUK PADA OTORITAS
(Bacaan: I Petrus 2: 18)
Kita hidup di dalam jaman di mana banyak orang tidak lagi menghormati otoritas,
entah itu di dalam keluarga, relasi suami istri, murid dan guru, bos dan bawahan dan
lainnya. Teks kita mengajarkan nilai yang penting tentang hal ini.
Di dalam jemaat penerima surat Petrus terdapat budak yang percaya kepada Tuhan
Yesus sama dengan tuannya. Lalu budak itu menjadikan hubungan baru dengan majikannya sebagai saudara seiman sebagai alasan untuk melalaikan tugasnya. Petrus
mengoreksi pemahaman ini dengan meminta mereka untuk “tunduk penuh dengan
ketakutan” kepada tuanmu, bukan hanya kepada yang ramah, tetapi juga kepada yang
bengis. Pauluspun senada dengan Petrus memberi perintah untuk menghormati tuannya dengan layak supaya nama Allah tidak dihujat orang, bahka tuan yang Kristen
harusnya dilayani dengan lebih baik lagi (1Tim 6:1-2).
Kita tidak bisa berargumentasi bahwa ajaran ini tidak ada hubungannya dengan kita
karena kita tidak hidup dalam konteks perbudakan. Bukankah di dalam bisnis, rumah tangga, sekolah, dan bahkan dalam gereja, ada orang-orang yang ditempatkan di
atas kita? Ini adalah panggilan kristen bagi kita untuk tunduk, bekerja sama dan tidak
mengeluh, bahkan jika disakiti oleh perlakuan yang tidak adil. NL
23
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Rabu, 20 Juli 2016
PANGGILAN UNTUK BERBUAT BENAR
(Bacaan: I Petrus 2:19-20)
Fina diperlakukan tidak adil oleh majikannya. Ia disuruh bekerja lembur tanpa mendapatkan uang lembur yang sesuai dengan peraturan perusahaan. Ia juga
mendapat diskriminasi bahkan beberapa kali difitnah. Semua itu terjadi karena ia
orang Kristen.
Jika saudara di dalam posisi Fina, bagaimana sikap saudara? terkadang kita sulit untuk menguasai diri dan akhirnya jatuh pada pertengkaran bahkan perkelahian dengan
rekan-rekan di tempat kerja. Teks kita hari ini mengajarkan kita sebuah cara pandang
yang sangat mendasar. Kita harus bisa melihat penderitaan yang diakibatkan karena
status kita sebagai orang percaya sebagai kasih karunia. Menurut Calvin kata “kasih
karunia” lebih tepat diartikan ‘praise’ (= pujian), atau ‘worthy of praise’ (= layak dipuji). Artinya menderita karena kebenaran merupakan sesuatu yang diterima oleh Allah.
Tidak sedikit orang Kristen terlibat dalam pertengkaran yang memalukan karena
merasa sudah bekerja dengan benar tetapi tidak dihargai. Mereka perlu sungguh-sungguh memahami cara pandang ini. Ingatlah tujuan hidup kita yaitu untuk kemuliaan
Allah. Utamakanlah penilaian Allah, bukan penilaian manusia. Kita memang dipanggil untuk melakukan pekerjaan baik, jika karena itu kita harus menderita maka bersyukurlah karena kita dapat hidup menyenangkan Tuhan dengan tetap berbuat baik.
Sebaliknya mereka yang menderita karena rupa-rupa kejahatan justru tidak akan luput dari murka Allah. NL
Kamis, 21 Juli 2016
IKUTILAH TELADANNYA
(Bacaan: I Petrus 2: 21-25)
Tidak ada pribadi lain yang layak menjadi contoh atau teladan dalam hal menanggung
penderitaan bagi sesama kecuali Yesus Kristus. Memang tidak semua tindakan Kristus
harus kita teladani, karena jelas bahwa penderitaan / kematian Kristus yang bersifat
menggantikan kita / menebus dosa kita, tidak mungkin kita teladani. Tak seorangpun
bisa menebus nyawa orang lain atau memberi kepada Allah suatu tebusan untuknya ,
tebusan untuk satu nyawa sangat mahal, tidak ada pembayaran yang bisa mencukupi
kecuali Yesus.
24
e
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
MAGZ Yang perlu kita teladani adalah kesabaran Kristus di dalam menanggung
semuanya. Itu sebabnya kitapun harus menahan dengan sabar celaan dan
kekerasan atau kekejaman dari orang-orang jahat, Allah sebagai Hakim
yang benar dan adil yang akan menjadi pembela kita.
Kita harus memulai dengan ‘Kristus menderita bagi kita’ jika kita mau hidup seperti
Kristus. Hanya pada saat kita memandang kepada salib Kristus di mana Ia menyerahkan diriNya dan memikul beban dosa kita, maka barulah kita menerima kuasa untuk
mengikuti Dia dan hidup sebagaimana Ia hidup. Maukah saudara mengikuti teladan
Tuhan Yesus Kristus? NL
Jumat, 22 Juli 2016
GEREJA YANG KUAT
(Bacaan: I Petrus 3:8-12)
Ancaman terbesar gereja tidak berasal dari luar tetapi justru berasal dari dalam gereja sendiri. Ancaman yang datang dari gereja hanya sanggup menghancurkan fisik atau
bangunan gereja, tetapi tidak sanggup menghancurkan internal gereja. Petrus menjelaskan kualitas hubungan antar sesama di dalam gereja, termasuk hubungan suami istri yang dibahas di ayat sebelumnya. Pola tersebut dapat disimpulkan
di dalam prinsip kasih. Prinsip kasih ini berlaku untuk semua jemaat. Petrus menggunakan lima sifat kasih, yaitu: a. Seia sekata (berarti satu pikiran dan harmonis).
b. Seperasaan (empati) c. Mengasihi saudara-saudara (memiliki kasih persaudaraan)
d. Penyayang (mesra, ramah, lemah lembut, berbelas kasih, dan berjiwa penghibur) .
e. Rendah hati (sederhana, sopan santun, berpikiran rendah hati, dan tidak menganggap diri tinggi). Petrus mengharapkan lima sifat kasih ini dimiliki oleh jemaat. Di tengah penderitaan mereka, cara hidup jemaat haruslah demikian. Penderitaan sebagai
tantangan yang datang dari luar tentu saja bisa melemahkan iman. Tetapi dengan adanya kondisi internal jemaat yang saling mengasihi, maka jemaat akan mendapatkan
kekuatan untuk bertahan secara rohani maupun lahiriah.
Kualitas kasih yang demikian inilah yang dibutuhkan oleh setiap gereja. Dengan kualitas gereja tidak akan mengalami perpecahan, sebaliknya akan semakin kuat sekalipun
mendapat ancaman dari luar. NL
25
e
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
MAGZ
Sabtu, 23 Juli 2016
MENDERITA KARENA BENAR
(Bacaan: I Petrus 3: 13-14)
Beberapa orang suka berbuat baik, tetapi tidak bersemangat dalam melakukannya. Ini
terlihat cukup baik, namun sebenarnya masih kurang baik. Kita harus bersemangat
dalam melakukan apa yang baik. Pada umumnya jika kita bersemangat dalam berbuat
baik, maka orang-orang tidak akan berbuat jahat kepada kita. Biasanya, tidak banyak
orang yang demikian kejam dan jahat yang tega menganiaya mereka yang hidup dengan baik .
Bagaimana jika tetap ada yang tega menganiaya kita yang sudah hidup dengan baik?
Petrus berkata “ “Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran, kamu
akan berbahagia”. Orang-orang Kristen harus menderita, bukan hanya karena pengakuan tentang Kristus, tetapi karena kemurnian hidup mereka, yang merupakan suatu
celaan bagi orang-orang kafir. Apa yang harus dilakukan jika berada dalam kondisi
tersebut? Petrus mengatakan, “Sebab itu janganlah kamu takuti apa yang mereka takuti dan janganlah gentar”. Mereka yang takut kepada Allah tidak perlu mempunyai rasa
takut kepada yang lain.
Bila kita harus mengalami penderitaan karena berdiri di atas kebenaran, bagaimana respon kita? Mengeluh, takut atau justru bersyukur karena itu berarti kita dianggap layak untuk itu? Kiranya surat Petrus ini mengingatkan kita senantiasa untuk merespons
dengan tepat setiap penderitaan karena kita berpihak pada kebenaran. NL
26
e
P E N G UM UM AN
MAGZ
AGENDA MINGGU INI
Hari / Tanggal
Senin, 18 Juli 2016
Pukul
23.00
Selasa, 19 Juli 2016
Rabu, 20 Juli 2016
19.00
Kamis, 21 Juli 2016
06.00
19.00
Jumat, 22 Juli 2016
Sabtu, 23 Juli 2016
06.00
18.30
22.00
Keterangan
- Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri
Handoko, Th.M di Radio Bahtera Yudha ,
96,4 FM
HUT : Bp. Reyco Wattimury
HUT : Anak D’Semaya Gedalya Arindong
Latihan Musik KU 3
HUT : Sdr. Roberto Atmajaya
Doa Pagi
Latihan Musik KU 1 dan 2
HUT : Sdr. Calvin Gratia Handoko
HUT : Sdr. Febe Yulianita Cahya
HUT : Ibu Julya Kusumawati
HUT : Sdri. Mina Ondi
HUT : Bp. Yohanes Dodik Iswanto
Doa Pemuridan
Persekutuan Pemuda
Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri
Handoko, Th.M di Radio Mercury, 96
FM
Kepada jemaat yang berulang tahun, segenap hamba Tuhan, penatua, dan jemaat
mengucapkan, “Selamat bertambah usia, kiranya kasih karunia dan hikmat Tuhan
menyertai senantiasa, serta semakin mengasihi dan bertumbuh dalam pelayanan
kepada Tuhan dan sesama.”
27
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
MAGZ
IBADAH UMUM
Minggu, 17 Juli 2016
Penatalayanan
Ibadah
Remaja
(Pk. 09.30
WIB)
Liturgos
(Pk. 07.00)
Ibadah
Umum II
(Pk. 09.30)
Ibadah
Umum
III
(Pk. 17.00)
Cab. Bavarian
(07.00)
Cab. Bavarian
(Pk. 09.30)
Ye s u s : P e n a n g g u n g Ta u r a t ( R o m 8 : 1 - 4 )
Tema
Pengkhotbah
Ibadah
Umum I
Kak Dodik
Sdr. Daniel
Ev. Samuel Sugiarto, M.Th
Bp. Andreas W
Sdri. Shinta
Sdr. Andy
Y
Sdr. Ishak
Sdr. Haris
Sdr. Amir
Pdt. Rudi Tedjalaksana
Bp. Koesoemo
Sdri. Debbie
Sdr. Ishak
Bp. Haryadi
Sdr. Ishak
Sdr. Haryadi
Sdr. Amir
Sdr. Dennis
Pelayan
Musik
Sdr. Michael
Pelayan
LCD
Sdr. James
Sdr. Lutfi
Penyambut
Jemaat
Sdr. Apin
Sdri.Aaron
Ibu Suani
Sdri. Dessy
A
Ibu Nunuk
Ibu Herlin
Bp. Donny
Bp. Budi
Bp. Suyono
SG
Ibu Jai Shia Sdr. Ishak
Sdri. NataIbu Evi
lia
Ibu Yuli
Sdri. Lina
Sdri. Elvi
Sdr. Sonny
Sdri. Lia
Doa Syafaat
Sdr. Clifford
Sdri. Dessy
A
Sdr. Budhi
TS
Ev. Heri
Bp. Koesoemo
Sdri. Debbie
Doa
Persembahan
Sdr. Clifford
Sdri. Dessy
A
Sdr. Budhi
TS
Ev. Heri
Sdri. Lina
Sdr. Sonny
Petugas
Minggu Ini
Ibu Herlin
Ibu Christiana
Ev. Heri
Singer
Sdr. Ikhsan
Sdr. Joseph
Sdri. Henny
Sdr. Joseph
Sdri. Kezia
Sdri. Zizi
Sdr. Andrew
Sdr. Fredy
Sdri. Risty
Sdri. Febbe
Bp. Eliazar
Sdri. Ririt
Sdr. Kevin
Sdri. Marlin
28
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 24 Juli 2016
Penatalayanan
Ibadah
Remaja
(Pk. 09.30
WIB)
Ibadah
Umum I
(Pk. 07.00)
Liturgos
Pelayan
Musik
Pelayan
LCD
(Pk. 09.30)
Ibadah
Umum
III
(Pk. 17.00)
Cab. Bavarian
(07.00)
Cab. Bavarian
(Pk. 09.30)
Eksposisi 1 Korintus
Tema
Pengkhotbah
Ibadah
Umum II
Ev. Heri
Kristanto
Sdr. Ikhsan
Sdr. Andreas
Kak Heri
Sdr. Evan
Sdr. Faith
Sdr. Evan
Ev. Yohanes
Pdt. Yakub Tri Handoko,
Dodik
Th.M
Iswanto,
M.A
Ibu Wilis
Bp. Eliazar
Ibu Ike
TEAM
Bp. Yakub
Pdt. Yakub Pdt. Reyco
Wattimury,
Tri HanS.Th.
doko, Th.M
Ibu Luciana
Sdr. Yefta
Sdri. Jane
Sdr. Ishak
Sdr. Haryadi
Sdr. Amir
Sdr. Dennis
Sdri. Ririt
Sdr. Kevin
Sdri. Zizi
Penyambut
Jemaat
Sdr. Faith
Sdri. Angie
Bp. Santoso
Ibu Titik
Sdri. Krisna
Sdr. Yori
Bp. Imbo
Ibu Suyatmi
Sdr. Budhi
TS
Sdri. Handayani
Bp. Donny
Sdr. Nobel
Sdr. Budi S
Sdr. Kevin
Die
Sdri. Nini
Sdri. Lina
Sdri. Febbe
Sdri. Lina
Doa Syafaat
Sdri. DebBp. Santoso
orah
Bp. Willy
TW
Ibu Carla
Ibu Luciana
Sdr. Yefta
Doa
Persembahan
Sdri. DebBp. Santoso
orah
Bp. Willy
TW
Ibu Carla
Sdri. Nini
Sdri. Lina
Sdri. Risty
Sdri. Lia
Sdr. Esau
Sdri.
Christine
Petugas
Minggu Ini
Ev. Heri
Bp. Willy
TW
Ev. Heri
Singer
Ibu Debby
Bp. Stevie
Bp. Stevie
Sdri. Henny
Sdr. Andrew
Sdri. Lia
Sdri. Wella
29
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
MAGZ
SEKOLAH MINGGU
Penatalayanan
17 Juli 2016
24 Juli 2016
(Pk. 09.30 WIB)
(Pk. 09.30 WIB)
Liturgis
Kak Debby
Kak Dessy
Pelayan Musik
Stephanie
Kak WIlly
Doa Pra/Pasca SM
Kak Debby
Kak Dessy
Tema
Simon jadi penyihir
Sida-sida dari Ethiopia yg percaya
Sion
Kak Budi
Kak Budi
Getsemani
Kak Suani
Kak Suani
Yerusalem
Kak Vena
Kak Vena
Nazareth
Kak Evelyn
Kak Debby
Betlehem
Kak Kezia
Kak Santi
IBADAH PEMUDA
Sdr. Nies
Sabtu, 16 Juli 2016
(Pk. 18.00 WIB)
Sabtu, 23 Juli 2016
(Pk. 18.00 WIB)
Tema
Pengkhotbah
Litrugos
Pelayan Musik
Pelayan LCD
Seminar Gabung CPC
Penyambut Jemaat
Petugas Doa
Singer
30
e
Data Keh adir an Je m aat
DATA KEHADIRAN JEMAAT
MAGZ
Ibadah
Hari/Tanggal
Jumlah Jemaat
Keterangan
Umum 1
Minggu,10 Juli 2016
31 orang
Umum 2
Minggu,10 Juli 2016
68 orang
Umum 3
Minggu,10 Juli 2016
74 orang
Remaja
Minggu,10 Juli 2016
13 orang
Pemuda
Minggu,10 Juli 2016
17 orang
Cab. Bavarian KU 1
Minggu,10 Juli 2016
18 orang
SM : - orang
Cab. Bavarian KU 2
Minggu,10 Juli 2016
30 orang
SM : 1 orang
POS Batam
Minggu,10 Juli 2016
28 orang
SM: 30 orang
Remaja: 22 orang
SM: 25 orang
31
Download