BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Adapun yang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang masalah
Adapun yang melatarbelakangi mengapa peneliti merasa tertarik
untuk mengangkat topik penelitian ini bermula dari postulat atau asumsi
bahwa setiap korporasi pasti memiliki tujuan. Adapun tujuan korporasi pada
umumnya adalah bertahan usaha mereka. Dan jika bisa unggul dalam
persaingan usaha di tengah-tengah kompetitif usaha yang semakin ketat.
Salah satu upaya untuk bertahan atau bahkan memenangkan persaingan
usaha adalah dengan meningkatkan prestasi kerja atau hasil kerja atau
kinerja (performance). Salah satu bentuk kinerja yang dibutuhkan oleh
korporasi yang memiliki volume kerja yang besar adalah kinerja pegawai
yang terakumulasi menjadi kinerja organisasi.
Adapun urgensi mengapa kinerja pegawai harus mendapat perhatian
dari jajaran manajemen korporasi adalah terletak pada sangat vitalnya
sumber daya manusia sebagai penggerak utama organisasi dalam rangka
mencapai tujuan organisasi. Dalam konsteks ini, Achmad S Rucky di dalam bukunya yang
berjudul Sistem Manajemen Kinerja, menjelaskan bahwa 1
jajaran
manajemen korporasi harus memperhatikan kinerja karyawannya untuk
1
Achmad S. Ruky, 2002. Sistem Manajemen Kinerja. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. hlm. 78.
2
supaya kinerja organisasi bisa optimal sehingga diharapkan korporasi
mampu bertahan bahkan memenangkan persaingan dalam kompetisi usaha.
Mengapa dikatakan demikian? Robert Bacal di dalam bukunya yang
berjudul Manajemen Kinerja menjelaskan bahwa 2 yang dimaksud dengan
kinerja (performance) adalah suatu proses kemitraan komunikasi antara
seorang pegawai dengan atasan tentang harapan yang hendak dicapai
(establishing clear expectation) yang terkait dengan: 1. Esensi dari fungsi
pekerjaan untuk dikerjakan pegawai; 2. Bagaimana pegawai berkonstribusi
dalam pekerjaannya untuk mencapai sasaran organisasi; 3. Adanya
kejelasan terminologi pekerjaan bagaimana sebaiknya sesuatu dapat
dikerjakan dengan baik (doing the job well); 4. Bagaimana pegawai dan
atasan bekerja bersama-sama untuk meningkatkan atau membangun kinerja
pegawai secara berkelanjutan; 5. Bagaimana kinerja dari suatu pekerjaan
dapat
diukur;
dan
6.
Mengidentifikasi
berbagai
rintangan
untuk
menggerakkan kembali kinerja.
Ditengarai dalam konsep kinerja terdapat dimensi-dimensi sebagai
berikut: 1. Kecepatan kerja; 2. Kualitas hasil kerja; 3. Layanan kerja; 4.Nilai
Kerja; 5. Ketrampilan personal; 6. Mental untuk sukses; 7. Terbuka untuk
perubahan; 8. Kreativitas; 9. Ketrampilan berkomunikasi; 10. Inisiatif; dan
11. Perencanaan dalam organisasi. Kesebelas dimensi ini secara sinergi
menciptakan kinerja karyawan.
2
Robert Bacal. 2002. Manajemen Kinerja. terj. Jakarta. Salemba Empat. hlm. 126.
3
Stephen P Robbins dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar
Manajemen Sumber Daya Manusia menjelaskan bahwa dalam upaya
mewujudkan kinerja karyawan yang optimal ditengarai ada beberapa faktor
penentu (determinant factor) antara lain adalah disiplin kerja, motivasi
kerja, semangat kerja, budaya organisasi, komitmen organisasi dan iklim
komunikasi organisasi. 3
Iklim komunikasi organisasi ditengarai pula memberikan pengaruh
terhadap kinerja karyawan. Karena, komunikasi memiliki peranan yang
sangat penting dalam kehidupan manusia, baik secara individu, kelompok,
maupun dalam organisasi.
Ditengarai ada beberapa dimensi dalam konsep iklim komunikasi
organisasi yaitu: 1. supportiveness yang ditunjukkan dengan sikap bawahan
mengamati bahwa hubungan komunikasi mereka dengan atasan membantu
mereka membangun dan menjaga perasaan diri berharga dan penting; 2.
partisipasi dalam merumuskan keputusan; 3. kepercayaan, dapat dipercaya
dan dapat menyimpan rahasia; 4. keterbukaan dan keterusterangan; 5. tujuan
kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja dikomunikasikan
dengan jelas kepada anggota organisasi.
4
. Kelima dimensi ini dapat
memberikan pengaruh terhadap kinerja karyawan.
Mengapa dikatakan demikian? Karena, komunikasi dalam organisasi
memiliki kompleksitas yang tinggi, yaitu bagaimana menyampaikan
informasi dan menerima informasi merupakan hal yang tidak mudah, dan
3
Stephen P. Robbins. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Sumber Daya Manusia. Terj. Jakarta.
Salemba Empat. hlm. 124.
4
Muhammad Arni. 2009. Komunikasi Organisasi, Jakarta. Bumi Aksara. hlm 85
4
menjadi tantangan dalam proses komunikasinya. Dalam komunikasi
organisasi, aliran informasi merupakan proses yang rumit, karena
melibatkan seluruh bagian yang ada dalam organisasi. Informasi tidak hanya
mengalir dari atas ke bawah, tetapi juga sebaliknya dari bawah ke atas dan
juga mengalir diantara sesama karyawan. Untuk membentuk kerjasama
yang baik antara organisasi dan para anggota, maka dibutuhkan bentuk
hubungan serta komunikasi yang baik antara para anggota organisasi.
Organisasi tidak mungkin berada tanpa komunikasi.
Komunikasi
merupakan
aktivitas
dasar
manusia.
Dengan
berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik
dalam kehidupannya sehari-hari dalam rumah tangga, ditempat pekerjaan, di
pasar, dan dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada. Tidak ada
manusia yang tidak terlibat dalam komunikasi.
Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri, begitu
juga halnya bagi suatu organisasi atau dunia usaha (korporasi). Dengan
adanya suatu komunikasi yang baik, suatu korporasi dapat berjalan dengan
lancar dan berhasil. Begitu pula sebaliknya, kurang atau tidak adanya
komunikasi, korporasi dapat menjadi tersendat.
Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada
peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam
mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk
komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa
yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-
5
faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban
bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk
selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi
tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi
dengan
memperhitungkan
situasi
tertentu
pada
saat
komunikasi
dilancarkan 5
Pendapat Haney yang dikutip oleh Effendy Uchjana Onong di dalam
bukunya yang berjudul Teori Ilmu Komunikasi, menjelaskan bahwa makin
tinggi kepercayaan cenderung motivasi kinerja makin tinggi.
Lebih lanjut, menurut Haney yang dikutip oleh Effendy Uchjana
Onong di dalam bukunya yang berjudul Teori Ilmu Komunikasi,
menjelaskan bahwa ada 2 (dua) siklus yaitu yang bersifat konstruktif dan
distruktif.
Komunikasi yang konstruktif adalah jalinan komunukasi yang
terbangun oleh adanya partisipasi semua anggota yang terlibat di dalam
jalinan komunikasi tersebut secara merata. Maksudnya semua mendapat
kesempatan yang sama dalam memberikan konstribusi pesan yang hendak
disampaikan atau pesan yang diterima. Selain itu, akses komunikasinya.
Contoh, setiap anggota organisasi berkesempatan yang sama dalam
menerima dan mengirim pesan dengan akses yang sama pula.
Dalam
siklus komunikasi konstruktif yang tinggi disebabkan oleh kepercayaan
yang tinggi.
5
Effendy Uchjana Onong. 2006. Teori Ilmu Komunikasi, Bandung. Remaja Rosdakarya. hlm 115
6
Sedangkan komunikasi distruktif adalah jalinan komunikasi yang
tidak memberikan kesempatan untuk berpartisipasi pada setiap anggota yang
terlibat di dalam jalinan komunikasi tersebut secara merata. Maksudnya
tidak semua anggota mendapat kesempatan yang sama dalam memberikan
konstribusi pesan yang hendak disampaikan atau pesan yang diterima.
Disamping itu, tidak merata akses komunikasinya.
Dalam konteks ini, Haney mengatakan bahwa bila bawahan merasa
bahwa atasan mereka tidak percaya pada mereka, mereka akan berespons
dengan sedikit kebencian dan kurang kerelaan. Contoh, di dalam
merumuskan kebijakan korporasi, tidak semua anggota organisasi korporasi
yang bersangkutan mendapat kesempatan yang sama dalam turut
berpartisipasi
sumbang
saran
dan
masukan.
Selain
juga
akses
komunikasinya tidak terbuka bagi setiap anggota organisasi korporasi yang
bersangkutan.
Sedangkan, Kemudian menurut Haney yang dikutip Effendy Uchjana
Onong di dalam bukunya yang berjudul Teori Ilmu Komunikasi,
menjelaskan bahwa ada 2 (dua) cara untuk memecahkan siklus destruktif.
Metode pemecahan yang berasal dari inisiatif bawahan tergantung pada
kesabaran bawahan dalam toleransi kepercayaan yang rendah dari atasan,
sementara menjaga kinerja yang tinggi bawahan dapat mengharapkan
akhirnya
akan
dapat
membujuk
atasan
dengan
memperlihatkan
kesungguhannya. Metode kedua yaitu usaha memecahkan siklus dengan
menambah tanggung jawab dan kepercayaan, dengan harapan bahwa orang
7
yang mempunyai kinerja yang rendah termotivasi untuk meningkatkan
kinerjanya. Kedua metode ini mungkin sedikit kurang realistis dan bahkan
lebih sulit memulainya, tetapi keduanya adalah berharga dicoba jika mereka
lakukan akan menambah kepercayaan dan kinerja.
Tanpa adanya dukungan yang baik dari para karyawan maka
organisasi akan sulit dalam mencapai tujuan-tujuannya. Karyawan dapat
bekerja dengan baik apabila di dalam organisasinya terdapat bentuk
hubungan dan komunikasi yang baik antara korporasi yang diwakili oleh
pihak manajemen dan para karyawan sebagai bawahannya. Organisasi tidak
mungkin berada tanpa komunikasi. Apabila tidak ada komunikasi,
koordinasi kerja tidak mungkin dilakukan. Komunikasi dalam organisasi
merupakan bentuk interaksi pertukaran pesan antar anggota organisasi, baik
komunikasi secara verbal maupun non verbal.
Iklim komunikasi organisasi yang dapat berkembang dengan baik,
iklim komunikasi yang dapat meningkatkan saling keterbukaan dan
hubungan baik antara pihak manajemen dan setiap karyawan, iklim
komunikasi yang berorientasi pada kepentingan karyawan, dan dapat
membangkitkan minat dan semangat kerja yang mengarahkan pada
produktivitas kerja karyawan.
Iklim komunikasi organisasi tertentu memberi pedoman bagi
keputusan dan perilaku individu. Keputusan-keputusan yang diambil oleh
karyawan untuk melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif, untuk
mengikatkan diri mereka dengan organisasi, untuk bersikap jujur dalam
8
bekerja, untuk mendukung para rekan sekerja lainnya untuk melaksanakan
tugas secara kreatif, dan untuk menawarkan gagasan-gagasan inovatif
organisasi, semua ini dipengaruhi oleh iklim komunikasi organisasi.
Pembahasan mengenai iklim komunikasi organisasi tidak bisa lepas
dari kepuasan komunikasi yang merupakan hasil dari iklim organisasi yang
terdapat dalam organisasi. Kepuasan komunikasi ini cenderung menyoroti
tingkat kepuasan individu dalam lingkungan komunikasinya. Seperti yang
telah dibahas sebelumnya bahwa iklim komunikasi organisasi tertentu
memiliki pengaruh terhadap keputusan dan perilaku karyawan di dalam
organisasinya.
Iklim komunikasi organisasi yang baik hanya dapat tercapai jika
tercipta suatu iklim komunikasi yang baik pada organisasi tersebut. Iklim
komunikasi pada organisasi merupakan hal yang perlu menjadi perhatian
seorang pemimpin organisasi karena faktor tersebut banyak sedikitnya ikut
mempengaruhi tingkah laku karyawan.
Iklim komunikasi organisasi yang negatif dapat benar-benar merusak
keputusan yang dibuat oleh anggota organisasi mengenai bagaimana mereka
akan bekerja dan berpartisipasi untuk organisasi. Lebih positif iklim, lebih
produktif organisasi. Iklim positif ini tidak hanya menguntungkan organisasi
tetapi juga penting bagi kehidupan manusia dalam organisasi.
Untuk itulah korporasi harus dapat menciptakan iklim komunikasi
organisasi yang baik yang dapat mendukung karyawannya dalam
menjalankan pekerjaannya dalam pencapaian tujuan korporasi. Tujuan
9
korporasi merupakan sumbangan dari jerih payah semua anggota organisasi
yang diberikan melalui satuannya masing-masing.
Tingkat urgensi mengapa penelitian ini harus dilakukan? Karena jika
salah satu dari faktor-faktor penentu (determinant factor) yang telah
disinggung dibagian terdahulu yaitu: disiplin kerja, motivasi kerja, semangat
kerja, budaya organisasi, komitmen organisasi dan iklim organisasi tidak
diperhatikan oleh jajaran manajemen korporasi maka hampir dipastikan
tingkat kinerja karyawan akan tidak optimal. Konsekuensi logisnya,
korporasi yang bersangkutan akan memenuhi banyak kendala dalam
mempertahankan keberlangsungan usaha apalagi untuk memenangkan
persaingan usaha yang semakin kompetitif di dalam era global sekarang ini.
Salah satu korporasi yang memiliki tingkat persaingan usaha yang
sangat kompetitif adalah korporasi yang bergerak dibidang jasa akomodasi.
Di antaranya adalah Hotel Acacia mempunyai orientasi bisnis baik lokal
maupun international dan merupakan sebuah korporasi yang dinamis. Visi
korporasi Hotel Acacia adalah mencapai komitmen terhadap nilai-nilai
kebersamaaan dan pencapaian kepuasan para pelanggan pada tingkatan yang
paling tinggi dengan penekanan yang kuat akan penggunaan kompetensi.
Terlebih era pasar bebas yang memasuki dunia usaha di Indonesia akan
membuat persaingan bisnis semakin kompetitif, dan hal ini membuat dunia
usaha, termasuk Hotel Acacia pun harus mampu bersaing. Untuk itu Hotel
10
Acacia pun harus dapat meningkatkan produktivitas kerjanya, baik secara
kualitas maupun secara kuantitas. 6
1.2. Perumusan masalah
Berlandaskan pada latar belakang tersebut di atas dan batasan masalah
maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Adakah hubungan antara iklim komunikasi organisasi dengan kinerja
karyawan?
2.
Bagaimana hubungan antara iklim komunikasi organisasi dengan
kinerja karyawan pada Hotel Acacia Jakarta?
1.3. Tujuan penelitian
Dengan berlandaskan pada uraian permasalahan di rumusan masalah
tersebut di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk
mendapatkan gambaran hubungan iklim komunikasi organisasi baik yang
bersifat internal dan eksternal yang dijalankan oleh public relation memiliki
hubungan dengan kinerja karyawan Hotel Acacia Jakarta.
1.4. Manfaat penelitian
1.4.1. Manfaat teoritis atau akademis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan bagi
mereka yang berminat untuk melakukan penelitian lanjutan (advance
research) khususnya dengan topik bahasan penelitian yang mendekati sama
kendati dengan objek penelitian yang berbeda. Pada gilirannya, akan
berkembang dan tersebar luas tentang arti penting iklim komunikasi
6
Organization Chart of Hotel Acacia
11
organisasi
dalam
menumbuhkembangan
kinerja
karyawan
yang
terakumulasi menjadi kinerja organisasi.
1.4.2. Manfaat praktis
Diharapkan hasil penelitian dapat memberikan manfaat bagi pembaca
untuk mengenal kemudian memahami arti penting kinerja karyawan dalam
rangkan pencapaian tujuan korporasi. Dan satu hal yang tidak kalah penting
adalah mengenal dan memahami arti penting iklim komunikasi organisasi
yang kondusif dalam upaya menciptakan dan meningkatkan kinerja
karyawan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
Download