Dukungan Diri, Keluarga dan Masyarakat Serta

advertisement
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit Jantung Koroner
Tubuh akan selalu sehat, jika seluruh pembuluh darah dalam kondisi yang
lancar, tidak mengalami penyempitan dan penyumbatan (Atherosklerosis).
Pembuluh darah merupakan saluran logistik yang memiliki peranan amat penting
yaitu menyalurkan oksigen dan tat makanan (Tjondro, 1995). Apabila oksigen dan
zat makanan yang diperlukan tubuh untuk menjalankan fungsinya terganggu, maka
akan terjadi gangguan pada semua organ tubuh dalam melaksanakiln fungsinya.
Pembuluh darah yang bebas dari penyempitan dan penyumbatan membuat tubuh
menjadi sehat. Makanan yang sehat berperan membantu pembuluh darah bebas
dari penyempitan dan penyumbatan.(Hu ,2000).
Apabila konsumsi lemak dalam hidangan terutama berasal dari asam lemak
jenuh melebihi 30 % dari energi total, menimbulkan penyakit yang disebabkan
karena kelebihan lemak. Salah satu dari jenis penyakit tersebut adalah penyakit
jantung koroner. Penyakii jantung koroner disebabkan karena kelebihan dan
penimbunan lemak pada lapisan pembuluh darah di dalam tubuh sehingga
menyebabkan terjadinya penyumbatan sebagian atau total dari satu atau lebih
pembuluh darah koroner. ( Dixon dan Ernest, 2001). Penyumbatan pembuluh darah
koroner terjadi akibat adanya proses asterosklerosis (pengapuran) pada dinding
arteri koroner. Bila penyempitan dan pengerasan cukup berat,akan menyebabkan
pasokan darah ke jantung tidak cukup jumlahnya sehingga menimbulkan penyakii
jantung koroner (Gerhard,2000). Dari hasil penelitian terdahulu dikatahui 34,7 %
para eksekutif muda kedapatan menderita penyakit jantung koroner. Penyakit
jantung koroner umumnya terjadi seiring dengan bertambahnya usia, perubahan
gaya hidup,dan perubahan pola makan (Hu,2000).
Gejala penyakii jantung koroner yang sering dialami pendent? adalah nyeri
dada di sebelah kiri dan sesak napas. Rasa nyeri di bagian dada sebelah kiri hilang
timbul, dimana kadar nyeri sesuai dengan gradasi penyakit. Tiqgginya kadar
kolesterol dalam darah, penyakit darah tinggi, penyakit diabetes melitus,
kegernukan, kurangnya gerak tubuh perubahan pola hidup termasuk perubahan pola
makan, dianggap sebagai penyebab timbulnya penyakit jantung k~roner(Elroy,
1989).Menghindari kegemukan merupakan tindakan penting yang dapat dilakukan
untuk menghindari penyakit jantung koroner. Berat badan yang berlebihan akan
menambah beban kerja jantung. Timbunan lemak dalam otot jantung menggangu
efisiensi gerakan jantung. Penimbunan lemak disekeliling organ - organ abdomen
dapat menggangu gerakan diagfragma, keadaan tersebut menambah gejala sesak
napas yang terdapat pada penyakit jantung koroner (Gerhard, 2000).
Berbagai penelitian menunjukkan dengan mengurangi kadar kolesterol
dalam darah dapat menurunkan risiko penyaki jantung koroner. Di dalam tubuh,
kolesterol diangkut ke dalam darah oleh suatu jenis lemak yang disehut lipoprotein.
Ada tiga jenis lipoprotein :
1. High Density Lipoprotein Cholesterol ( HDL). Mengandung sebagian besar
protein. HDL membawa kolesterol keluar dari pembuluh qarah ke hati,
memiliki kemampuan untuk membuang kelebihan kolesterol gari pembuluh
darah arteri dan karena itu disebut dengan "kolesterol baik ". Makin tinggi
kadar HDL makin terlindung seseorang dari penyakit jantung k~roner.
2. Low Density Lipoprotein Cholesterol (LDL) merupakan inti ~ermasalahan
penyakit jantung koroner dan sering disebut "kolesterol jahat ". LDL di dalam
darah dapat mengendap di dinding arteri, menjadi padat, yqng terdiri dari
campuran kalsium, fiber dan zat - zat lain yang disebut plak. Terbentuknya
plak menyebabkan penyakit arterosklerosis. Sebenarnya jantungnya sendiri
biasanya sehat, namun saluran darahnya yang tersumbat oleh plak tersebut.
Hal ini disebut Coronary Heart Disease atau penyaki jantung lqoroner. Makin
besar kadar LDL di dalam darah, risiko penyakii jantung kopner semakin
tingi.
3. Very Low Density Lipoprotein Cholesterol. Merupakan suatu senyawa yang
digunakan oleh hati untuk membuat LDL. Makin tinggi kadar VLDL dalam
hati, makin besar kemungkinan seseorang mengalami penyakit jantung
koroner ( Gerhard,2000).
Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi memudahkan segala
informasi diterima secara cepat oleh individu. Perubahan gaya hidup yang
berhubungan dengan pola makan dimana pola makan gaya asing mulai dominan
disukai dan dikonsumsi oleh masyarakat. Hal ini dapat secara bertahap mengubah
pola makan tradisionai dengan menu seimbang, menjadi pola makap tinggi lemak
karbohidrat, garam dan rendah serat yang memiliki risiko tinggi sebqgai pencetus
penyakii jantung koroner.
Pencegahan yang dapat dilakukan dengan cara: konsumsi l e p k < 30 % dari
energi tota1,konsumsi lemak tidak jenuh < 30 % dari energi tota1,konsumsi lemak
jenuh < 10 % dari energi tota1,kurangi konsumsi hidrat arang mqrni, konsumsi
protein hewani : nabati = 1:1, makan makanan segar, kurangi garam dapur < 5 gr I
hari, olah raga secara teratur, tidak merokok, tidak minum alkohol, hidccp dan bekerja
dengan suasana yang teratur, menjauhi stres (Dixon dan Ernes~,2001).Hasil
penelitian yang telah dilakukan di beberapa negara maju menunjukkan bahwa laki -
laki berpeluang mendapatkan penyakit jantung koroner terutama mulqi pada usia 35
- 54 tahun. Pada wanita mulai usia 55 - 64 tahun,
atau setelah wanita mengalami
menopause. Hal ini berkaitan dengan hormon estrogen
yang bqrperan untuk
mencegah terjadinya aterosklerosis. Setelah wanita mengalami plremenopause,
sedikit demi sedikit akan kehilangan hormon estrogen yang sebelumnya melindungi
pembuluh darah dari kerusakan yang dapat menimbulkan aterosklerosis.
Faktor resiko penyaki jantung koroner pada wanita bersifat alami hingga
dapat dicegah dengan intervensi. Menopause adalah proses alami yang terjadi pada
wanita, dimana produksi hormon estrogen mulai berhenti. Bila haid bqrhenti selama
12 bulan berturut-turut tanpa sebab lain kecuali oleh faktor umur, Menopause
umumnya terjadi pada wanita saat usia 45-55 tahun. Saat itulah wanita akan
mengalami perubahan siklus hormonal yang menimbulkan berbagai keluhan yang
tidak menyenangkan. Kondisi ini merupakan penyebab timbulnya pqyakit jantung
koroner pada wanita (Gerhard, 2000).
Berkembangnya proses aterosklerosis dipicu oleh faktor risik~yang dapat
diubah seperti misalnya : 1. tekanan darah tinggi ; 2. diabetes mellitus ; 3. obesitas ;
4. merokok ; 5. dislipidemia. Faktor yang tidak dapat diubah ialah: 1.umur ; 2. jenis
kelamin ; 3. keturunan.(Maryono,2000)
Orang yang memiliki kebiasaan merokok mempunyai risiko dua kali lebih besar
untuk mengalami serangan jantung terutama bagi perokok berat atau yang merokok
20 batang rokok perhari atau lebih, memiliki risiko kematian mendadalf lima kali lebih
besar dari pada orang yang tidak merokok sama sekali. Nikotin dalam, rokok adalah
racun bagi tubuh. Nikotin, karbon monoksida, karbon dioksida, sianida yang terserap
dalam setiap hisapan rokok sangat membahayakan jantung. Terjadilqh pengerasan
pembuluh nadi , serta mengganggu pekerjaan jantung yaitu irama jantung menjadi
kacau. Racun dalam rokok mengurangi kadar kemurnian oksigen yang dihirup oleh
perokok, maupun orang yang berada disebelahnya, racun tersebut memiliki daya
ikat yang sangat kuat terhadap hemoglobin, ha1 itu akan menimbulkan penyempitan
pembuluh darah. Timbul pembengkakan pada bilik kanan jantung @la darah yang
diangkut kotor karena jantung dipaksa bekerja lebih keras(Anies,2002).
Dukunnan Keluarqa Dan Masyarakat
Yang dirnaksud dengan dukungan adalah persepsi individu akan
kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang diberikan ohh orang lain I
kelompok lain. lnteraksi sosial yang positip bagi pasien penyakii jaqtung koroner
adalah adanya perhatian, penerimaan sehingga pasien dapat beradaptasi terhadap
berbagai rasa nyeri, ketidaknyamanan, dan ketidakmampuan yang dialami
berkenaan dengan penyakitnya.
Dukungan yang dimaksud adalah dukungan yang dipersepsikan pasien
berdasarkan interpretasinya terhadap perilaku orang lain seperti misalnya keluarga,
teman, dokter, dan perawat dalam berinteraksi dengannya (Gottlieb,l994). lnteraksi
personal antara pasien dengan lingkungan sekiiarnya, berkaitan erat dengan
adanya pernberian dukungan. Dukungan diberikan untuk mengurangi perasaan
sedih, lemah, tidak berdaya, yang pada umumnya dialami penderita penyaki
jantung koroner. Pemberian dukungan baik moril maupun materil dapat
menumbuhkan, meningkatkan harga diri, rasa percaya diri pasien penyakit jantung
koroner dalam menghadapi penyakitnya (Pashkow, 1997).
Dukungan diperoleh pasien penyakit jantung koroner dari hubungan yang
sifatnya pribadi, misalnya dari pasangan, orang tua, anak, saudara kandung, teman.
Orang yang memiliki hubungan erat dengan individu, lebih sering, memberikan
dukungan dibanding dari kenalan biasa. Perhatian, kasih sayang adalah bentuk
dukungan moril yang diberikan oleh keluarga. Pemberian informasi tqtang penyakit
jantung koroner dapat diberikan oleh dokter, perawat, atau sesama penderita
penyakit jantung koroner, sebagai salah satu contoh bentuk dukunggn moril yang
dapat diberikan (Pashkow,1997). lkatan hubungan antara anggota keluarga, orangorang diluar anggota keluarga dengan penderita penyakit jantung koroner
diperkirakan sebagai salah satu unsur yang memberikan kekuatan kepada penderita
untuk menjalani penyakitnya (Muro,2000).
Dukungan yang diberikan oleh anggota keluarga maupun oleh masyarakat
dapat berbentuk moril dan materil.
Bentuk dukungan moril beypa nasehat,
perhatian, kasih sayang. Adanya perasaan disayang, diperhatikan, dihargai dan
ditolong menyebabkan pasien penderita penyakit jantung koroner me~iliki
perasaan
tenang, karena ada orang lain yang masih menunjukkan keperduliaq, menghargai
dan menyayangi (Gottlieb,l994). Dukungan keluarga dan masygrakat dapat
diberikan dengan cara menjalin hubungan yang akrab antara individu atau
sekelompok orang lain dalam suatu jaringan sosial yang dapat dianqalkan. Dalam
hubungan tersebut individu merasakan adanya sekelompok orang lain yang dapat
memberikan bantuan, perhatian, kasih sayang, penilaian, dan nasehqt yang positif
bagi upaya pemulihan penyaki (Gottlieb, 1994). Beberapa contoh dy kungan moril
yang dapat diberikan keluarga dan masyarakat antara lain : mengatur pola makan
penderita penyaki jantung koroner, memberikan obat dengan teratur, menciptakan
lingkungan hidup yang sehat dan tentram, mendoakan pemulihan, memberi nasehat
yang berkaitan dengan pemulihan penderita penyaki jantung koroner.
Dukungan materil dari keluarga dan masyarakat berupa uang, ~ a k a n a n
yang
sesuai dengan anjuran dokter, obat-obatan yang dibutuhkan, transpwasi (Lindsay,
2001). Menjalin korltak sosial dengan anggota keluarga dan masyarakat diharapkan
dapat memberikan kekuatan mod dan materil pada penderita penyakit jantung
koroner. Peningka1:an upaya Pemulihan dan rehabilitasi bagi penderita penyakii
,jantung koroner merupakan bentuk keterlibatan secara langsung dari keluarga,
masyarakat, maupiln pemerintah. (Andrew, 1999).
Dukungan keluarga dan masyarakat yang memiliki keintiman atau
keakraban secara emosional dianggap memiliki pengaruh terhadap upaya
pemulihan. Selain pasangan hidup, anggota keluarga yang lain seperti misalnya
anak, saudara, orang tua, teman dekat, teman kerja, kalangan profesiqnal di bidang
kesehatan juga mlerupakan pemberi dukungan baik moril maupun materil bagi
penderita penyakit jantung koroner.
Upaya adallah usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu maksud,
~memecahkanpersoalan, atau mencari jalan keluar (Poerwadarminta, 1999). Upaya
(dilakukan sebagai usaha pencapaian kebutuhan pemenuhan din. Mgnusia bukan
saja ingin mempertahankan kehidupan, namun juga ingin meningkqtkan kualitas
Ikehidupan. Kebutuhan akan pemenuhan din dilakukan melalui berbagai bentuk
yaitu :(A) mengemb'angkandan menggunakan potensi diri yang dimiliki dengan cara
yang kreatif, konstlluktif ; (2) memperkaya kualias kehidupan dengaq rnemperluas
rentangan kualitas pengalaman serta pemuasan ; (3) membentuk hybungan yang
lhangat dan berarti dengan orang lain ; (4) berusaha menjadi individu yang
menyenangkan. (Dj~okomoeljant0,2001).
Keputusan u~ntukmemberikan dukungan kepada seseorang didasarkan pada
Icebutuhan individu tersebut. Dwkungan dihasilkan dari adanya sikap atau
Icecenderungan beritindak, berpikir, dan merasa menghadapi situasi atqu nilai. Sikap
mempunyai daya pendorong atau ~motivasibersifat menetap dan mengandung unsur
evaluasi,yang timbul dari pengalaman (Djokomoeljanto,2001).
Keluarga adalah unit masyarakat terkecil, terdapat ikatan darqh atau ikatan
perkawinan. Diharapkan ada interaksi sosial yang baik di dalam lernbaga tersebut
(Hurlock, 2000). Fungsi sosial yang baik dapat diperoleh seseqrang melalui
pembentukan kepribadian di dalam keluarga. Beberapa ha1 yang qemungkinkan
terbentuknya fungsi sosial
adalah sebagai berikut: (1) kesehatqn yang baik
menyebabkan orang dapat berpartisipasi dalam kegiatan sosial yqng diperoleh
sebelumnya sehingga memperrnudah masalah sosial; (2) membentuk votivasi yang
dibutuhkan untuk ambil bagian dalam kegiatan sosial; (3) kemahiran dan
sketerampilan sosial yang diperolah sebelumnya dapat membantu mengatasi
masalah sosial yang timbul (Djokomoeljanto, 2001). Adanya persapsi diri yang
kurang menguntungkan seperti misalnya masih menganggap diri reqtan terhadap
penyakii, tingkat keparahan penyaki yang dialami, kesadaran diri untuk pulih,
hambatan yang dialami dalam upaya pemulihan merupakan ha1yang rqemperlambat
pemulihan (Bruess,1989).
Download