Naskah Publikasi - UMY Repository

advertisement
GAMBARAN PERILAKU ORANGTUA TERHADAP PENYAKIT
KONJUNGTIVITIS PADA ANAK DI DUSUN POTROBAYAN
SRIHARDONO PUNDONG BANTUL
Naskah Publikasi
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
Disusun oleh :
DESI ANDARU PUSPARINI
20120320107
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
ii iii The Parents Behavior against Conjunctivitis Disease on Child in Hamlet
Potrobayan Srihardono Pundong Bantul
By : Desi Andaru Puparini1, Romdzati2
1
Student of School of Nursing, Faculty of Medicine & Health Sciences, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
2
Lecturer of School of Nursing, Faculty of Medicine & Health Sciences,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
ABSTRACT
Conjunctiva and cornea are the part of eyes that often interact with
surrounding environment. It cause conjunctiva and cornea more at risk to be
trought an inflammation or conjunctivitis. In this case, the most conjunctivitis
patients is children. Then parents behavior is very important due to the lack of
children awareness and responsibility to his own health related to conjunctivitis.
So there is a need to have a research about parents behavior against conjunctivitis
disease on child.
The purpose of this research was to know about parents behavior in
handling conjunctivitis and their behavior in preventing conjunctivitis on child.
This research uses the quantitative descriptive method by cross sectional
design. The subjects of this research is parents in Potrobayan Srihardono Pundong
Bantul, with a population of 246 people and 71 people as the sample. The study is
done in June 2016. The population of the research is all parents who lives in
Potrobayan Srihardono Pundong Bantul and the sample is all parents that are
willing to become respondents and have children who experienced conjunctivitis.
The results of the study concluded that there are 58 people (81.7 %)from 71
that have good prevention behavior and 13 people ( 18.3 % ) have enough
prevention behavior. As for handling conjuctivitis behavior found that 53 people
(74.6 % ) from 71 have enough handling behavior, 14 people ( 22.5 % ) have good
handling behavior, and 2 people ( 2.8 % ) have less handling behavior..
The most of the parents behavior in preventing conjunctivitis to their
children in Potrobayan Srihardono Pundong Bantul is good and the parents
behavior in handling conjunctivitis disease on child in potrobayan srihardono
pundong bantul is mainly enough.
Keywords : Behavior – Parents - Conjunctivitis disease
iv GAMBARAN PERILAKU ORANGTUA TERHADAP PENYAKIT
KONJUNGTIVITIS PADA ANAK DI DUSUN POTROBAYAN
SRIHARDONO PUNDONG BANTUL
Oleh : Desi Andaru Puparini1, Romdzati2
1
Mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran an Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
INTISARI
Latar Belakang : Konjungtiva dan kornea merupakan bagian mata yang
sering berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Ini menyebabkan konjugtiva dan
kornea lebih beresiko mengalami peradangan atau konjungtivitis. Pada kasus ini,
sebagian besar penderita konjungtivitis adalah anak-anak. Oleh karena itu, perilaku
orang tua sangat berperan penting karena rendahnya kesadaran serta tanggung
jawab anak-anak terhadap kesehatannya sendiri terkait konjungtivitis. Sehingga
perlu dilakukan penelitian tentang gambaran perilaku orangtua terhadap penyakit
konjungtivitis pada anak.
Tujuan Penelitian : Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perilaku
orangtua dalam mengatasi konjungtivitis dan perilaku orangtua dalam mencegah
konjungtivitis pada anak. Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kuantitatif dengan desain cross sectional. Subyek penelitian ini adalah orangtua di
Dusun Potrobayan Srihardono Pundong Bantul, dengan populasi 246 orang dan
sampel 71 orang. Populasi dalam penelitian ini adalah semua orangtua yang tinggal
di Dusun Potrobayan Srihardono Pundong Bantul dan sampel penelitian yaitu
orangtua yang bersedia menjadi responden dan mempunyai anak yang pernah
mengalami konjungtivitis.
Hasil Penelitian : Hasil penelitian disimpulkan bahwa dari 71 orangtua
ditemukan 58 orang (81,7%) berperilaku pencegahan baik dan 13 orang (18,3%)
berperilaku pencegahan cukup. Sedangkan untuk perilaku penanganan
konjungtivitis ditemukan bahwa 53 orang (74,6%) dari 71 orang tua berperilaku
penanganan cukup, 14 orang ( 22,5%) berperilaku penanganan baik, dan 2 orang
(2,8%) berperilaku penanganan kurang.
Kesimpulan : Tingkat perilaku sebagian besar orangtua dalam mencegah
penyakit konjungtivitis pada anaknya di Dusun Potrobayan Srihardono Pundong
Bantul adalah baik dan tingkat perilaku orangtua dalam menangani penyakit
konjungtivitis pada anak di Dusun Potrobayan Srihardono Pundong Bantul
sebagian besar cukup.
Kata kunci : Perilaku - Orangtua - Penyakit konjungtivitis
v PENDAHULUAN
Konjungtiva
dan
kornea
glaucoma
(22,7%),
konjungtivitis
merupakan bagian mata yang sering
virus (14,7%) dan sindroma mata
berhubungan dengan dunia luar,
kering (5,3%)4.
sehingga
lebih
peradangan
beresiko
atau
terjadi
Prevalensi
konjungtivitis1.
konjungtivitis
tertinggi di DIY
yaitu Kabupaten
radang
Bantul. Apabila dilihat dari bentang
yang terjadi di konjungtiva atau
alamnya, wilayah Kabupaten Bantul
radang selaput lendir yang menutupi
terdiri dari daerah dataran yang
belakang dan bola mata. Penyebab
terletak pada bagian tengah dan
dari konjungtivitis yaitu bakteri,
daerah
virus,
terletak pada bagian timur dan barat,
Konjungtivitis merupakan
klamidia,
alergi
toksik,
molluscum contagiosum2.
Prevalensi
daerah
perbukitan
yang
serta kawasan pantai sebelah selatan.
Kondisi
kejadian
bentang
alam
tersebut
konjungtivitis bakteri di Amerika
relative membujur dari utara ke
mencapai 135 per 10.000 penderita.
selatan.
Sedangkan
menjadikan masyarakat daerah bantul
prevaensi
penderita
juta
per
yang
Kejadian
Terdapat penelitian di Poliklinik
konjungtivitis di Indonesia pada
Cicendo Bandung pada tahun 2010,
tahun 2009, dari 135.749 kunjungan
hasil penelitian ini menunjukkan
ke
kasus
bahwa terdapat hubungan antara
konjungtivitis dan gangguan lain pada
perilaku pasien dengan kejadian
konjungtiva didapatkan hasil sebesar
konjungtivitis6.
73%. Konjungtivitis merupakan 10
diartikan bahwa responden yang
penyakit terbesar yang dialami pasien
memiliki
poli
tahun.
tersebut
rentan terkena konjungtivitis 5.
konjungtivitis di Inggris yaitu sekitar
6
Hal
mata,
total
3
Hal
perilaku
rawat jalan tahun 2009 . Prevalensi
kemungkinan
penyakit mata di DIY, tepatnya RS
konjungtivitis
DKT Dr.Soetarto terdapat kejadian
responden
konjungtivitis alergi sebesar (30,7%),
perilaku beresiko.
konjungtivitis
bakteri
(26,7%),
1 ini
dapat
beresiko
menderita
lebih
yang
tinggi
tidak
dari
memiliki
2 Perilaku
faktor
desain cross sectional. Penelitian
faktor
dilaksanakan di Dusun Potrobayan
mempengaruhi
Srihardono Pundong Bantul pada
kesehatan individu, kelompok, atau
bulan Juni 2016. Sampel yang diuji
masyarakat.
adalah 71 orangtua yang mempunyai
terbesar
merupakan
kedua
lingkungan
faktor
setelah
yang
Berkenaan
perilaku
yang
menyebabkan
konjungtivitis7.
dengan
dapat
anak
yang
pernah
mengalami
penyakit
konjungtivitis di Dusun Potrobayan
besar
Srihardono Pundong Bantul. Sampel
Sebagian
penderita konjungtivitis adalah anak-
diambil
dengan
menggunakan
anak yang ditularkan melalui teman-
Purposive Sampling atau judgement
temannya sendiri8.
sampling.
sangat
Kriteria inklusi dalam penelitian
berperan penting karena terbatasnya
ini adalah orangtua yang bersedia
kesadaran anak-anak serta rendahnya
menjadi responden serta orangtua
tanggung
terhadap
yang mempunyai anak dan pernah
Perilaku
mengalami konjungtivitis. Data yang
kesehatan orangtua yang baik tentang
diperoleh adalah data primer yang
suatu
Perilaku
orang
tua
jawab
kesehatannya
sendiri.
penyakit
mencegah
dan
penyakit
akan
penularan
dan
terutama
dalam
berasal dari instrument penelitian
menangani
suatu
berupa kuesioner yang disebarkan
meminimalkan
kepada responden setelah melalui uji
terhindar
dari
penyakit7.
validitas dan reabilitas.
Pengolahan
Merujuk pada fenomena di atas,
dilakukan
data
dengan
penelitian
tahapan
yaitu
maka peneliti tertarik untuk meneliti
Seleksi Data (editing), Pemberian
tentang “Gambaran perilaku orang
Skor (scoring), Pemberian Kode
tua terhadap penyakit konjungtivitis
(coding),
Tabulasi,
pada anak”.
dianalisis
secara
BAHAN DAN METODE
menggunakan program SPSS. Data
Penelitian
ini
menggunakan
metode deskriptif kuantitatif dengan
Entry
serta
deskriptif
disajikan dalam bentuk tabel disertai
teks atau narasi.
3 HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Responden
Tabel 1. Gambaran Karakteristik Responden Orangtua di Dusun Potrobayan
Srihardono Pundong (N=71)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Karakteristik Subyek Penelitian
Jumlah
(%)
Total
26
41
4
71
36,6
57,7
5,6
100
Total
32
39
71
45,1
54,9
100
Total
71
71
100
100
Total
71
71
100
100
Total
2
5
27
19
9
1
3
1
1
3
71
2,8
7,0
38,0
26,8
12,7
1,4
4,2
1,4
1,4
4,2
100
6
1
29
25
10
8,5
1,4
40,8
35,2
14,1
71
100
71
100
71
100
5
2
7,0
2,8
Usia
20-40
41-64
65-70
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
Agama
Islam
Suku
Jawa
Pekerjaan
Pensiunan
PNS
Buruh
IRT
Pedagang
Karyawan
Tidak bekerja
Sopir
PRT
Wiraswasta
Pendidikan
S1
D3
SMA/SMK
SMP
SD
Total
Anak pernah mengalami konjungtivitis
Ya
Total
Sumber Informasi terkait konjungtivitis
Media Cetak
Media Elektronik
4 No
Karakteristik Subyek Penelitian
Penyuluhan
Keluarga/tetangga/oranglain
Tidak mendapat info
Total
Jumlah
3
41
20
(%)
4,2
57,7
28,2
71
100
Sumber: data primer
Berdasarkan
tabel,
beragama
Islam
(100%).
mayoritas usia responden berusia
Pekerjaan paling banyak adalah
41-64 tahun (57,7%), berjenis
buruh (38%) dengan pendidikan
kelamin perempuan (54,9%) dan
terakhir SMA/SMK (40,8%).
sebagian
besar
responden
1. Analisa Deskriptif
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Perilaku Orangtua dalam Pencegahan
Konjungtivitis (N=71)
Kategori
Baik
Cukup
Kurang
Jumlah
N
58
13
0
71
(%)
81,7
18,3
0
100
Sumber: data primer
Berdasarkan
persentase
tabel
responden
2
yang
memiliki perilaku pencegahan
konjungtivitis baik adalah 58
orang
(81,7%)
dari
total
responden.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Perilaku orangtua dalam penanganan
konjungtivitis di Dusun Potrobayan Srihardono (N=71)
Kategori
Baik
Cukup
Kurang
Jumlah
N
14
53
2
71
(%)
22,5
74,6
2,8
100
Sumber: data primer
Berdasarkan
8
penanganan cukup sebanyak 53
persentase responden yang paling
orang dari total responden atau
banyak
sekitar 74,6%.
adalah
tabel
berperilaku
5 jawabkan oleh setiap orang tua
PEMBAHASAN
A. Perilaku
orangtua
dalam
mencegah
penyakit
konjungtivitis pada anak
Berdasarkan
persentase
tabel
responden
2
yang
berbagai
kehidupannya.
aspek
Diantaranya
bertanggung
jawab
dalam
pendidikan,
kesehatan,
kasih
sayang, perlindungan yang baik
memiliki perilaku pencegahan
dan
konjungtivitis baik adalah 58
Seperti firman Allah dalam QS
orang
At-Tahrim ayat 6 yaitu :
(81,7%)
dari
total
berbagai
aspek
lainnya.
responden. Perilaku pencegahan
“Hai orang-orang yang beriman,
yaitu perilaku untuk mencegah
peliharalah
penyakit
keluargamu dari api neraka yang
dan
kesehatan.
meningkatkan
Perilaku
dirimu
dan
tersebut
bahan bakarnya adalah manusia
disebut juga perilaku preventif
dan batu, penjaganya malaikat-
yaitu tindakan atau upaya untuk
malaikat yang kasar, yang keras,
mencegah dari sakit dan masalah
yang tidak mendurhakai Allah
kesehatan yang lain8. Faktor yang
terhadap
mempengaruhi
diperintahkan-Nya
perilaku
apa
yang
kepada
pencegahan
dalam
penelitian
mereka dan selalu mengerjakan
diantaranya
yaitu
agama,
apa yang diperintahkan” (QS. At-
pendidikan dan sumber informasi.
Faktor yang pertama adalah
agama atau keyakinan.
Agama
responden seluruhnya yaitu Islam
dengan jumlah 71 orang (100%)
dengan 58 orang tua berperilaku
pencegahan baik dan 13 orang tua
berperilaku cukup.
agama
Islam,
Di dalam
anak
adalah
anugerah dan amanah dari Allah
SWT yang harus di pertanggung
dalam
Tahrim: 6).
Faktor yang kedua yaitu
pendidikan, mayoritas responden
berpendidikan
terakhir
SMA/SMK dengan jumlah 29
orang
dengan
22
orangtua
berperilaku pencegahan baik dan
7 orang cukup.
Pendidikan
SMA/SMK
merupakan
pendidikan yang cukup baik
karena sesuai dengan peraturan
6 pemerintah RI No.47 tahun 2008
responden mendapat informasi
pada pasal 3 ayat 2 yaitu,
dari keluarga, tetangga maupun
“Penyelenggaraan wajib belajar
oranglain sebanyak 34 orangtua
pada jalur formal dilaksanakan
berperilaku pencegahan baik dan
minimal pada jenjang pendidikan
7
dasar yang meliputi SD, MI,
pencegahan cukup.
SMP, MTs, dan bentuk lain yang
sederajat”.
berperilaku
Sumber
informasi
merupakan
Pendidikan akan berpengaruh
hal
yang
mempengaruhi
dapat
pengetahuan
pada pengetahuan, kecerdasan
seseorang dan berpengaruh pula
dan motivasi seseorang. Menurut
terhadap
Notoatmodjo (2003) pendidikan
tersebut. Sesuai dengan hasil
adalah
penelitian
segala
upaya
yang
direncanakan
untuk
perilaku
yang
bahwa
seseorang
menunjukan
mayoritas
sumber
mempengaruhi orang lain baik
informasi
individu,
kelompok
keluarga, tetangga ataupun orang
masyarakat
sehingga
atau
mereka
lain
didapatkan
dan
dari
mayoritas
pula
melakukan apa yang diharapkan
berperilaku pencehgahan baik.
oleh pelaku pendidikan.
Hal
itu
dikarenakan
setiap
Penelitian ini menunjukkan
individu sejak lahir terkait di
bahwa pendidikan yang cukup
dalam suatu kelompok, terutama
mempengaruhi
kelompok
motivasi
perilaku
dalam
dan
keluarga
yang
mencegah
membuka kemungkinan untuk
penyakit konjungtivitis. Tingkat
dipengaruhi dan mempengaruhi
pendidikan
cukup
anggota-anggota kelompok lain
memudahkan seseorang untuk
termasuk informasi yang didapat
mengolah
terkait
yang
informasi
yang
diterima menjadi suatu sikap
tertentu.
sumber informasi.
pencegahan
konjungtivitis9.
Sehingga
Faktor yang ke tiga yaitu
orangtua
Mayoritas
keluarga,
selain
tetangga
dari
maupun
oranglain seharusnya informasi
7 difasilitasi
oleh
pelayanan
kesehatan. Hal itu dikarenakan
untuk
informasi merupakan salah satu
penyakit infeksi.
mutu pelayanan kesehatan yang
diketahui bahwa cara ini efektif
akan
dan
mempengaruhi
perilaku
kesehatan seseorang10.
Berdasarkan hasil penelitian,
didapatkan
tiga
mengontrol
paling
penyebaran
Telah lama
murah
untuk
mengontrol penyakit11.
Tangan
yang kotor atau terkontaminasi
pernyataan
dapat memindahkan bakteri, virus
dengan nilai tertinggi dari sepuluh
atau pathogen, feses atau sumber
pertanyaan yang diberikan oleh
lain
peneliti.
Ketiga
Rachmayanti
tersebut
merupakan
pertanyaan
ke
makanan12.
Menurut
(2013),
dengan
bentuk
mencuci tangan menggunakan air
pencegahan
dan sabun dapat lebih efektif
yang dilakukan
menghilangkan kotoran dan debu
oleh responden terhadap anaknya.
secara mekanis dari permukaan
Setelah
kulit serta dapat mengurangi
perilaku
konjungtivitis
diidentifikasi,
pertanyaan
tersebut
mengenai
cuci
penyediaan
air
ketiga
yaitu
tangan,
bersih
dan
kebersihan lingkungan.
orangtua
untuk
menasihati
rajin
setelah
mencuci
beraktivitas
jumlah
mikroorganisme
penyebab penyakit seperti virus,
bakteri dan parasit melalui kedua
tangan, hal itu berkaitan dengan
Pernyataan pertama adalah
anaknya
tangan
penularan
konjungtivitis
yang
disebabkan virus, bakteri maupun
allergen.
untuk
Pernyataan yang kedua yaitu
mencegah konjungtivitis yang
tentang penyediaan air bersih
memiliki nilai 86,3%. Responden
untuk keperluan keluarga yang
sudah
memiliki nilai 85,2 %. Responden
memiliki
perilaku
pencegahan yang baik dengan
sudah
menasihati
pencegahan yang baik dengan
anaknya
untuk
mencuci tangan guna mencegah
penyakit konjungtivitis. Mencuci
tangan merupakan pondasi awal
memiliki
meyediakan air bersih.
perilaku
8 Air mempunyai hubungan
yang erat
dengan
kesehatan.
seperti Indonesia masih banyak
Apabila tidak diperhatikan, maka
dipengaruhi
air
dipergunakan
lingkungan dan perilaku. Hal
masyarakat dapat mengganggu
tersebut sesuai dengan konsep
kesehatan manusia dan menjadi
Blum (1985), yang menyatakan
sumber penyakit. Saat ini menjadi
bahwa perilaku dan lingkungan
barang yang mahal karena air
merupakan faktor terbesar dalam
sudah
mempengaruhi derajat kesehatan
yang
banyak
tercemar
oleh
oleh
faktor
bermacam-macam limbah dari
masyarakat.
hasil kegiatan manusia, baik
kesehatan lingkungan merupakan
limbah
faktor
dari
kegiatan
rumah
Kebersihan atau
yang
mempengaruhi
tangga, limbah dari kegiatan
kesehatan seseorang9. Oleh sebab
industri dan kegiatan-kegiatan
itu
lainnya13.
kebersihan
lingkungan
kebersihan
diri
Air yang tercemar
tersebut
akan
mengandung
beresiko
bakteri,
seseorang
perlu
menjaga
dan
agar
tidak
kotoran
atau
virus
menyebarkan
yang
menularkan penyakit bagi diri
konjungtivitis.
sendiri maupun orang lain. Hal
Konjungtivitis mudah menular
itu berkaitan dengan penyakit
terutama
yang
konjungtivitis bakteri maupun
disebarkan melalui air seperti
virus yang bisa menular melalui
kolam renang14.
perantara
ataupun
allergen
menyebabkan
anak-anak
Pernyataan
tentang
yang
menjaga
ketiga
kebersihan
lingkungan yang memiliki nilai
83,8
%.
Responden
telah
menjaga kebersihan lingkungan
dengan intepretasi baik guna
mencegah
konjungtivitis.
penduduk di negara berkembang
lingkungan
seperti
benda yang terkontaminasi dan
air 14.
B. Perilaku
orangtua
menangani
dalam
penyakit
konjungtivitis pada anak
Berdasarkan
tabel
3
kejadian
persentase responden yang paling
Kesehatan
banyak yaitu memiliki perilaku
9 penanganan konjungtivitis cukup
promotif
dengan jumlah 53 orang (74,6%)
penelitian
mengkaji
dan
dari total responden.
menemukan
perempuan
lebih
Perilaku
Beberapa
penanganan disebut juga perilaku
mungkin untuk berlatih beberapa
kuratif yaitu perilaku orang sakit
perilaku
untuk memperoleh kesembuhan
diet, perawatan, dan masalah
dan
keamanan)
pemulihan
kesehatannya
kesehatan
(kebiasaan
daripada
laki-laki,
yang mencakup kegiatan: 1)
dengan pengecualian aktivitas
Mengenali gejala penyakit, 2)
fisik,
Upaya memperoleh kesembuhan
mungkin
dan pemulihan yaitu dengan
dalamnya15.
mengobati sendiri atau mencari
dengan hasil penelitian tersebut,
pelayananan
penelitian
(tradisional,
dimana
laki-laki
untuk
terlibat
Namun
ini
lebih
di
berbeda
menemukan
profesional), 3) Patuh terhadap
perempuan
proses
dan
perilaku
atau
konjungtivitis pada anaknya yang
beberapa
lebih rendah dibandingkan laki-
penyembuhan
pemulihan
(complientce)
kepatuhan8. Terdapat
faktor
perilaku
yang
mempengaruhi
penanganan
penelitian yaitu jenis
dalam
kelamin,
Faktor yang pertama yaitu
jenis kelamin, dalam penelitian
ini responden yang berperilaku
penanganan baik sebanyak 16
orang, 11 orang laki-laki dan 5
orang
Spears
perempuan.
dan
Kulbok
menunjukkan
penanganan
laki.
Hal
tersebut
menurut
BKKBN (2009) bahwa teori
kebudayaan memandang adanya
usia, pendidikan.
Menurut
(2001)
menemukan bahwa gender adalah
faktor utama yang berhubungan
dengan tingkat perilaku kesehatan
seseorang.
perbedaan perempuan dan laki
laki yang pada hakikatnya adalah
hasil konstruksi sosial budaya,
sehingga menghasilkan peran dan
tugas yang berbeda dan perbedaan
tersebut
perempuan
terabaikan
menyebabkan
selalu
peran
tertinggal,
dan
kontribusinya dalam kehidupan
berkeluarga,
bermasyarakat,
10 berbangsa, dan bernegara. Hal
menyebutkan bahwa pada masa
tersebut
dihubungkan
ini seseorang juga akan mulai
dengan peran laki-laki yang lebih
mengubah gaya hidup serta lebih
mendominasi
terutama
memperhatikan kesehatan.
penanganan
suatu
dapat
dalam
penyakit
didalam keluarganya.
ini diperlukan dalam perilaku
penanganan suatu penyakit yang
Faktor yang kedua yaitu usia,
baik.
mayoritas responden berusia 41-
Faktor
ketiga
yaitu
64 tahun (57,7%) dan berperilaku
pendidikan, dari hasil penelitian
penanganan baik paling banyak
menunjukkan bahwa pendidikan
yaitu sejumlah 9 orang dan
terakhir
berperilaku penanganan cukup 32
yaitu SMA/SMK yaitu sejumlah
orang. Pada usia
40-65 tahun,
29 atau 40,8 % dengan 8 orang
seseorang mulai mencapai masa
yang berperilaku penanganan
keberhasilan dalam hidupnya dan
baik.
akan
mulai
memperhatikan
mayoritas
responden
Koentjoroningrat
(1997),
kesehatan16. Pada usia dewasa
mengatakan pendidikan adalah
tengah jarang terjadi perubahan
kemahiran
kognitif, bahkan pada usia ini
pengetahuan
kemampuan belajar seseorang
seseorang berhubungan dengan
tidak berbeda jauh dengan usia
sikap
dewasa
Hal
awal17.
Sehingga
menyerap
pendidikan
seseorang
terhadap
pengetahuan yang diserapnya.
responden akan lebih mampu
Semakin
tinggi
tingkat
dalam
pendidikan
semakin
mudah
hal
mengingat
dan
mempelajari hal baru khususnya
untuk
meningkatkan
pengetahuan.
pengetahuan
dapat
menyerap
Semakin
tinggi
mereka dan perilaku penanganan
pendidikan seseorang, maka akan
konjungtivitis. Pengetahuan yang
semakin mudah untuk menyerap
baik akan meningkatkan perilaku
informasi
yang baik pula9. Selain itu,
kesehatan. Mudahnya seseorang
Bastable
untuk menyerap informasi akan
dan
Dart
(2014)
dalam
bidang
11 terhadap
Air kencing atau urin atau
pembentukan perilaku baru yang
air seni sering dijadikan terapi
lebih sehat.
sejak beberapa tahun silam yang
berpengaruh
hasil
berawal dari India sejak 5.000
tiga
tahun lalu. Setelah itu beberapa
pernyataan dengan nilai tertinggi
negara mulai menerapkan terapi
dari limabelas pertanyaan yang
auto urin ini seperti negara
diberikan oleh peneliti. Ketiga
Eropa, Cina, dan Jepang. Terapi
pertanyaan tersebut merupakan
auto urin yaitu suatu metode
bentuk
untuk
Berdasarkan
penelitian,
didapatkan
perilaku
penanganan
kesehatan
konjungtivitis yang dilakukan
maupun
oleh
menggunakan air seni sendiri
responden
terhadap
pengobatan
sebagai
ketiga pertanyaan tersebut yaitu
perkembangan zaman modern
terkait pengobatan konjungtivitis
mulai
dengan
membuktikan
menggunakan
air
obat.
yang
anaknya. Setelah diidentifikasi,
Setelah
memperhatikan
secara
itu,
dan
ilmiah
kencing, usaha untuk mencari
tentang kandungan dan khasiat
pengobatan dan memeriksakan
dari urin18.
anaknya
ke
dokter
atau
pelayanan kesehatan lain.
orangtua
tidak
Pertemuan
besar
di
beberapa negara telah membahas
Pernyataan pertama yaitu
pernah
tentang efektivitas urin sebagai
obat dari penyakit serius seperti
menggunakan air kencing untuk
HIV/AIDS.
mengobati konjungtivitis pada
melaporkan pengalaman mereka
anaknya yang memiliki nilai
dalam terapi auto urin untuk
84,15%. Dalam hal ini responden
menyembuhkan
Beberapa
orang
penyakit
19
dikategorikan memiliki perilaku
HIV/AIDS . Namun, belum ada
penanganan yang baik dengan
penelitian terbaru terkait terapi
tidak menggunakan air kencing
auto urin. Kandungan urin yang
untuk pengobatan konjungtivitis.
dapat menghambat virus atau
bakteri
menjaga
juga
belum
dapat
12 Di dalam agama Islam,
dijelaskan oleh beberapa ilmuan
atau peneliti.
Sehingga urin
sebagai
anak
adalah
anugerah
dan
pengobatan
amanah dari Allah SWT yang
konjungtivitis dengan berbagai
harus dipertanggung jawabkan
penyebab belum dapat dikatakan
oleh setiap orang tua dalam
efektif.
berbagai aspek kehidupannya.
Menurut pandangan Islam,
Diantaranya bertanggung jawab
urin atau air kencing manusia
dalam pendidikan, kesehatan,
merupakan najis. Hal tersebut
kasih sayang, perlindungan yang
dijelaskan dalam hadits Ibnu
baik dan berbagai aspek lainnya.
Abbas ra. yang diriwayatkan di
Seperti firman Allah dalam QS
dalam Shahihain (Shahih al-
At-Tahrim ayat 6 yaitu :
Bukhari dan Shahih Muslim)
“Hai
tentang dua orang penghuni
beriman, peliharalah dirimu dan
kubur yang diazab,
keluargamu dari api neraka
Rasulullah SAW bersabda,
“Adapun
salah
yang
yang bahan bakarnya adalah
dari
manusia dan batu, penjaganya
keduanya tidak membersihkan
malaikat-malaikat yang kasar,
dirinya dari kencingnya” (HR.
yang
Bukhari no. 216, 218, 1361, 1378
mendurhakai Allah terhadap apa
dan Muslim no. 292.
yang diperintahkan-Nya kepada
Pernyataan
yaitu
usaha
satu
orang-orang
yang
untuk
anaknya
78,52%.
mencari
apa yang diperintahkan” (QS.
At-Tahrim: 6).
nilai
Oleh sebab itu orangtua
sudah
perlu mengusahakan kesehatan
memiliki perilaku penanganan
anaknya
yang
konjungtivitis
baik
mencari
dengan
tidak
mereka dan selalu mengerjakan
dengan
Responden
yang
kedua
pengobatan terkait konjungtivitis
pada
keras,
berusaha
pengobatan
konjungtivitis pada anaknya.
terkait
penanganan
sesuai
dengan
perintah Allah SWT.
Pernyataan
yang
ketiga
yaitu orangtua memeriksakan
13 anaknya ke dokter dan pelayanan
Dusun Potrobayan Srihardono
kesehatan lain terkait belekan
Pundong Bantul sebagian besar
dengan nilai 77,81%. Responden
cukup yaitu 53 orang dari 71
sudah
responden.
memmpunyai
perilaku
penangan yang baik dengan
memeriksakan
anaknya
ke
1. Pembaca
dokter dan pelayanan kesehatan
Pembaca dapat menerap-
lain agar dapat memperoleh
kan perilaku pencegahan dan
kesembuhan dan mendapatkan
penanganan konjungtivitis.
2. Tenaga Kesehatan
pengobatan yang tepat.
Pelayanan kesehatan yang
Tenaga
baik merupakan suatu kebutuhan
memberikan
masyarakat
dan
kesehatan
menjadi
ukuran
keberhasilan
Hal
itu
sering
kali
dapat
pendidikan
terhadap
orangtua
terkait perilaku pencegahan dan
pembangunan20.
penanganan konjungtivitis pada
dimanfaatkan
mungkin
oleh
anak.
3. Peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya dapat
masyarakat.
menggunakan
KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian
penelitian
ini
sebagai bahan pertimbangan
dan referensi untuk melakukan
ini yaiu:
1. Tingkat perilaku orangtua dalam
mencegah
penyakit
konjungtivitis pada anaknya di
Dusun Potrobayan Srihardono
Pundong Bantul sebagian besar
baik dengan jumlah 58 orang
2. Tingkat perilaku orangtua dalam
menangani
penyakit
pada
penelitian selanjutnya dengan
memperdalam
pembahasan
penelitian yang dilakukan.
Daftar Pustaka
1. Ilyas,
Sidarta.
(2003).
Penuntun Ilmu Penyakit Mata.
Edisi Ke-2. Jakarta : Balai
dari 71 responden.
konjungtivitis
kesehatan
dalam
perlu
sebaik
SARAN
anak
di
Penerbit FKUI.
2. Ilyas,
Sidarta.
(2008).
Penuntun Ilmu Penyakit Mata.
14 Edisi
ke-3,
cetakan
ke-5.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
3. Lolowang, M; Porotu’o, J ;
Rares. (2014).
Pola Bakteri
Aerob
Penyebab
forikes.webs.com/volume4%
20nomor2.pdf.
7. Notoatmodjo,Soekidjo.(2013).
Metodologi
Penelitian
Konjungtivitis pada Penderita
Kesehatan. Jakarta : Rineka
Rawat
Cipta.
Jalan
di
Kesehatan Mata
Balai
Masyarakat
8. Notoatmodjo,Soekidjo.(2010).
Kota Manado. FK Universitas
Metodologi
Sam
Kesehatan. Jakarta : Rineka
Ratulangi
Manado.
Available from:http://ejournal.
unsrat.ac.id/index.php/ebiome
4. Kurniadi,
Arif.
Penelitian
Cipta.
9. Notoatmodjo,Soekidjo.(2007).
Kesehatan Masyarakat Ilmu &
dik/article/view/ 3760
(2010).
Hubungan Pengaruh Musim
Seni. Jakarta : Rineka Cipta.
10. Departemen
Kesehatan
RI.
Kemarau dan Musim Hujan
(2009).Setiap Menit Satu Anak
Terhadap
Kejadian
di Dunia Akan Menjadi Buta.
Mata Merah di RS dr. Soetarto
Available from : http://www.
Yogyakarta.
depkes.go.id.
Angka
Karya Tulis
Ilmiah, UMY.
11. Tao SY, Cheng YL, Lu Y, Hu
5. Haryadi, Ratna. (2013). Mata
Sehat
Keluarga
Sejahtera.
YH,Chen
DF.
Handwashing
(2013).
behaviour
Available from : www.scribd.
among Chinese adults: a cross-
com.
sectional
study
in
five
provinces.
Available
from:
6. Nurhayati,Siti ; Hamzah, Ali &
Tika, Ade. (2013). Hubungan
antara Perilaku Pasien dengan
Kejadian
Konjungtivitis
di
www.sciencedirect.com
12. Fatonah S.
dan
(2005). Hygiene
sanitasi
Rumah Sakit Mata Cicendo
Semarang:
Bandung.
Negeri Semarang.
Kesehatan
Available from :http://suara
Forum
Ilmiah
(FORIKES).
makanan.
Universita
=s
15 13. Arya Wardhana ,W.(2004).
Dampak
Pencemaran
Lingkungan.Cetakan
Ke-4.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
14. Ilyas, Sidarta ; Yulianti, Sri.
(2014). Ilmu Penyakit Mata.
Edisi 5. Jakarta : FKUI.
Indonesia.Available
from :
http://putaka digital
indonesia.blogspot.co.id/2014/
04/anda-mau-sehat-lakukanterapi-urin-air,html
19. Pusat Informasi Pengobatan
Medis
Holistik
untuk
15. Shaffer-Hudkins, E.J. (2011)
HIV/AIDS.Terapi Urin, Air
Health Promoting Behavior
Hidup yang Terpancar dari
and
Tubuh
Subjective
Among
Early
Well-Being
Adolescents.
Sendiri.
Available
from:http://aidsalternative.co
Thesis and Dissertation On
m/?gpages=aidsalternative-
Line.
premium/22-terapi-urin-air-
(6th
ed).
Belmont,
Wodsworth. CA. Available
hidup-yang-terpancar-dari-
from http://scholarcommons.usf.
tubuh-sendiri.
20. Rumengan
edu/etd/3341).
dkk.
(2015).
Faktor-Faktor
yang
Fundamental
Berhubungan
dengan
Keperawatan : Konsep, Proses,
Pemanfaatan
Pelayanan
dan Praktik. Edisi 4.Volume
Kesehatan Pada Peserta BPJS
2.Alih
Kesehatan
16. Potter,P.A,Perry,A.G.(2005).
Buku
Ajar
Bahasa
:
Renata
Komalasari, dkk. Jakarta:EGC.
17. Bastable,Susan ; Dart,Michelle.
(2014). Developmental Stages
of the Learner. Jones and
Barthlett Publisher.Available
from: http://www.jblearning.com/
samples/0763751375/46436_CH0
5_000_000.pdf
18. Gitoyo,
Yohanes.
(2014).
Anda Mau Sehat? Lakukan
Terapi Urin (Air Kencing)
untuk
Digital
Kesehatan.
Pustaka
Paniki
di
Puskesmas
Bawah
Kecamatan
Mapanget Kota Manado. FKM
Universitas
Manado.
Sam
Ratulangi
Available
from
http://ejournal.unsrat.ac.
id/index.php/jikmu/article/do
wnload/7180/7388.
Download