GAMBARAN PERILAKU ORANGTUA TERHADAP PENYAKIT KONJUNGTIVITIS PADA ANAK DI DUSUN POTROBAYAN SRIHARDONO PUNDONG BANTUL Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Disusun oleh : DESI ANDARU PUSPARINI 20120320107 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016 ii iii The Parents Behavior against Conjunctivitis Disease on Child in Hamlet Potrobayan Srihardono Pundong Bantul By : Desi Andaru Puparini1, Romdzati2 1 Student of School of Nursing, Faculty of Medicine & Health Sciences, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2 Lecturer of School of Nursing, Faculty of Medicine & Health Sciences, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ABSTRACT Conjunctiva and cornea are the part of eyes that often interact with surrounding environment. It cause conjunctiva and cornea more at risk to be trought an inflammation or conjunctivitis. In this case, the most conjunctivitis patients is children. Then parents behavior is very important due to the lack of children awareness and responsibility to his own health related to conjunctivitis. So there is a need to have a research about parents behavior against conjunctivitis disease on child. The purpose of this research was to know about parents behavior in handling conjunctivitis and their behavior in preventing conjunctivitis on child. This research uses the quantitative descriptive method by cross sectional design. The subjects of this research is parents in Potrobayan Srihardono Pundong Bantul, with a population of 246 people and 71 people as the sample. The study is done in June 2016. The population of the research is all parents who lives in Potrobayan Srihardono Pundong Bantul and the sample is all parents that are willing to become respondents and have children who experienced conjunctivitis. The results of the study concluded that there are 58 people (81.7 %)from 71 that have good prevention behavior and 13 people ( 18.3 % ) have enough prevention behavior. As for handling conjuctivitis behavior found that 53 people (74.6 % ) from 71 have enough handling behavior, 14 people ( 22.5 % ) have good handling behavior, and 2 people ( 2.8 % ) have less handling behavior.. The most of the parents behavior in preventing conjunctivitis to their children in Potrobayan Srihardono Pundong Bantul is good and the parents behavior in handling conjunctivitis disease on child in potrobayan srihardono pundong bantul is mainly enough. Keywords : Behavior – Parents - Conjunctivitis disease iv GAMBARAN PERILAKU ORANGTUA TERHADAP PENYAKIT KONJUNGTIVITIS PADA ANAK DI DUSUN POTROBAYAN SRIHARDONO PUNDONG BANTUL Oleh : Desi Andaru Puparini1, Romdzati2 1 Mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran an Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2 Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta INTISARI Latar Belakang : Konjungtiva dan kornea merupakan bagian mata yang sering berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Ini menyebabkan konjugtiva dan kornea lebih beresiko mengalami peradangan atau konjungtivitis. Pada kasus ini, sebagian besar penderita konjungtivitis adalah anak-anak. Oleh karena itu, perilaku orang tua sangat berperan penting karena rendahnya kesadaran serta tanggung jawab anak-anak terhadap kesehatannya sendiri terkait konjungtivitis. Sehingga perlu dilakukan penelitian tentang gambaran perilaku orangtua terhadap penyakit konjungtivitis pada anak. Tujuan Penelitian : Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perilaku orangtua dalam mengatasi konjungtivitis dan perilaku orangtua dalam mencegah konjungtivitis pada anak. Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan desain cross sectional. Subyek penelitian ini adalah orangtua di Dusun Potrobayan Srihardono Pundong Bantul, dengan populasi 246 orang dan sampel 71 orang. Populasi dalam penelitian ini adalah semua orangtua yang tinggal di Dusun Potrobayan Srihardono Pundong Bantul dan sampel penelitian yaitu orangtua yang bersedia menjadi responden dan mempunyai anak yang pernah mengalami konjungtivitis. Hasil Penelitian : Hasil penelitian disimpulkan bahwa dari 71 orangtua ditemukan 58 orang (81,7%) berperilaku pencegahan baik dan 13 orang (18,3%) berperilaku pencegahan cukup. Sedangkan untuk perilaku penanganan konjungtivitis ditemukan bahwa 53 orang (74,6%) dari 71 orang tua berperilaku penanganan cukup, 14 orang ( 22,5%) berperilaku penanganan baik, dan 2 orang (2,8%) berperilaku penanganan kurang. Kesimpulan : Tingkat perilaku sebagian besar orangtua dalam mencegah penyakit konjungtivitis pada anaknya di Dusun Potrobayan Srihardono Pundong Bantul adalah baik dan tingkat perilaku orangtua dalam menangani penyakit konjungtivitis pada anak di Dusun Potrobayan Srihardono Pundong Bantul sebagian besar cukup. Kata kunci : Perilaku - Orangtua - Penyakit konjungtivitis v PENDAHULUAN Konjungtiva dan kornea glaucoma (22,7%), konjungtivitis merupakan bagian mata yang sering virus (14,7%) dan sindroma mata berhubungan dengan dunia luar, kering (5,3%)4. sehingga lebih peradangan beresiko atau terjadi Prevalensi konjungtivitis1. konjungtivitis tertinggi di DIY yaitu Kabupaten radang Bantul. Apabila dilihat dari bentang yang terjadi di konjungtiva atau alamnya, wilayah Kabupaten Bantul radang selaput lendir yang menutupi terdiri dari daerah dataran yang belakang dan bola mata. Penyebab terletak pada bagian tengah dan dari konjungtivitis yaitu bakteri, daerah virus, terletak pada bagian timur dan barat, Konjungtivitis merupakan klamidia, alergi toksik, molluscum contagiosum2. Prevalensi daerah perbukitan yang serta kawasan pantai sebelah selatan. Kondisi kejadian bentang alam tersebut konjungtivitis bakteri di Amerika relative membujur dari utara ke mencapai 135 per 10.000 penderita. selatan. Sedangkan menjadikan masyarakat daerah bantul prevaensi penderita juta per yang Kejadian Terdapat penelitian di Poliklinik konjungtivitis di Indonesia pada Cicendo Bandung pada tahun 2010, tahun 2009, dari 135.749 kunjungan hasil penelitian ini menunjukkan ke kasus bahwa terdapat hubungan antara konjungtivitis dan gangguan lain pada perilaku pasien dengan kejadian konjungtiva didapatkan hasil sebesar konjungtivitis6. 73%. Konjungtivitis merupakan 10 diartikan bahwa responden yang penyakit terbesar yang dialami pasien memiliki poli tahun. tersebut rentan terkena konjungtivitis 5. konjungtivitis di Inggris yaitu sekitar 6 Hal mata, total 3 Hal perilaku rawat jalan tahun 2009 . Prevalensi kemungkinan penyakit mata di DIY, tepatnya RS konjungtivitis DKT Dr.Soetarto terdapat kejadian responden konjungtivitis alergi sebesar (30,7%), perilaku beresiko. konjungtivitis bakteri (26,7%), 1 ini dapat beresiko menderita lebih yang tinggi tidak dari memiliki 2 Perilaku faktor desain cross sectional. Penelitian faktor dilaksanakan di Dusun Potrobayan mempengaruhi Srihardono Pundong Bantul pada kesehatan individu, kelompok, atau bulan Juni 2016. Sampel yang diuji masyarakat. adalah 71 orangtua yang mempunyai terbesar merupakan kedua lingkungan faktor setelah yang Berkenaan perilaku yang menyebabkan konjungtivitis7. dengan dapat anak yang pernah mengalami penyakit konjungtivitis di Dusun Potrobayan besar Srihardono Pundong Bantul. Sampel Sebagian penderita konjungtivitis adalah anak- diambil dengan menggunakan anak yang ditularkan melalui teman- Purposive Sampling atau judgement temannya sendiri8. sampling. sangat Kriteria inklusi dalam penelitian berperan penting karena terbatasnya ini adalah orangtua yang bersedia kesadaran anak-anak serta rendahnya menjadi responden serta orangtua tanggung terhadap yang mempunyai anak dan pernah Perilaku mengalami konjungtivitis. Data yang kesehatan orangtua yang baik tentang diperoleh adalah data primer yang suatu Perilaku orang tua jawab kesehatannya sendiri. penyakit mencegah dan penyakit akan penularan dan terutama dalam berasal dari instrument penelitian menangani suatu berupa kuesioner yang disebarkan meminimalkan kepada responden setelah melalui uji terhindar dari penyakit7. validitas dan reabilitas. Pengolahan Merujuk pada fenomena di atas, dilakukan data dengan penelitian tahapan yaitu maka peneliti tertarik untuk meneliti Seleksi Data (editing), Pemberian tentang “Gambaran perilaku orang Skor (scoring), Pemberian Kode tua terhadap penyakit konjungtivitis (coding), Tabulasi, pada anak”. dianalisis secara BAHAN DAN METODE menggunakan program SPSS. Data Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan Entry serta deskriptif disajikan dalam bentuk tabel disertai teks atau narasi. 3 HASIL PENELITIAN A. Karakteristik Responden Tabel 1. Gambaran Karakteristik Responden Orangtua di Dusun Potrobayan Srihardono Pundong (N=71) No 1 2 3 4 5 6 7 8 Karakteristik Subyek Penelitian Jumlah (%) Total 26 41 4 71 36,6 57,7 5,6 100 Total 32 39 71 45,1 54,9 100 Total 71 71 100 100 Total 71 71 100 100 Total 2 5 27 19 9 1 3 1 1 3 71 2,8 7,0 38,0 26,8 12,7 1,4 4,2 1,4 1,4 4,2 100 6 1 29 25 10 8,5 1,4 40,8 35,2 14,1 71 100 71 100 71 100 5 2 7,0 2,8 Usia 20-40 41-64 65-70 Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Agama Islam Suku Jawa Pekerjaan Pensiunan PNS Buruh IRT Pedagang Karyawan Tidak bekerja Sopir PRT Wiraswasta Pendidikan S1 D3 SMA/SMK SMP SD Total Anak pernah mengalami konjungtivitis Ya Total Sumber Informasi terkait konjungtivitis Media Cetak Media Elektronik 4 No Karakteristik Subyek Penelitian Penyuluhan Keluarga/tetangga/oranglain Tidak mendapat info Total Jumlah 3 41 20 (%) 4,2 57,7 28,2 71 100 Sumber: data primer Berdasarkan tabel, beragama Islam (100%). mayoritas usia responden berusia Pekerjaan paling banyak adalah 41-64 tahun (57,7%), berjenis buruh (38%) dengan pendidikan kelamin perempuan (54,9%) dan terakhir SMA/SMK (40,8%). sebagian besar responden 1. Analisa Deskriptif Tabel 2. Distribusi Frekuensi Perilaku Orangtua dalam Pencegahan Konjungtivitis (N=71) Kategori Baik Cukup Kurang Jumlah N 58 13 0 71 (%) 81,7 18,3 0 100 Sumber: data primer Berdasarkan persentase tabel responden 2 yang memiliki perilaku pencegahan konjungtivitis baik adalah 58 orang (81,7%) dari total responden. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Perilaku orangtua dalam penanganan konjungtivitis di Dusun Potrobayan Srihardono (N=71) Kategori Baik Cukup Kurang Jumlah N 14 53 2 71 (%) 22,5 74,6 2,8 100 Sumber: data primer Berdasarkan 8 penanganan cukup sebanyak 53 persentase responden yang paling orang dari total responden atau banyak sekitar 74,6%. adalah tabel berperilaku 5 jawabkan oleh setiap orang tua PEMBAHASAN A. Perilaku orangtua dalam mencegah penyakit konjungtivitis pada anak Berdasarkan persentase tabel responden 2 yang berbagai kehidupannya. aspek Diantaranya bertanggung jawab dalam pendidikan, kesehatan, kasih sayang, perlindungan yang baik memiliki perilaku pencegahan dan konjungtivitis baik adalah 58 Seperti firman Allah dalam QS orang At-Tahrim ayat 6 yaitu : (81,7%) dari total berbagai aspek lainnya. responden. Perilaku pencegahan “Hai orang-orang yang beriman, yaitu perilaku untuk mencegah peliharalah penyakit keluargamu dari api neraka yang dan kesehatan. meningkatkan Perilaku dirimu dan tersebut bahan bakarnya adalah manusia disebut juga perilaku preventif dan batu, penjaganya malaikat- yaitu tindakan atau upaya untuk malaikat yang kasar, yang keras, mencegah dari sakit dan masalah yang tidak mendurhakai Allah kesehatan yang lain8. Faktor yang terhadap mempengaruhi diperintahkan-Nya perilaku apa yang kepada pencegahan dalam penelitian mereka dan selalu mengerjakan diantaranya yaitu agama, apa yang diperintahkan” (QS. At- pendidikan dan sumber informasi. Faktor yang pertama adalah agama atau keyakinan. Agama responden seluruhnya yaitu Islam dengan jumlah 71 orang (100%) dengan 58 orang tua berperilaku pencegahan baik dan 13 orang tua berperilaku cukup. agama Islam, Di dalam anak adalah anugerah dan amanah dari Allah SWT yang harus di pertanggung dalam Tahrim: 6). Faktor yang kedua yaitu pendidikan, mayoritas responden berpendidikan terakhir SMA/SMK dengan jumlah 29 orang dengan 22 orangtua berperilaku pencegahan baik dan 7 orang cukup. Pendidikan SMA/SMK merupakan pendidikan yang cukup baik karena sesuai dengan peraturan 6 pemerintah RI No.47 tahun 2008 responden mendapat informasi pada pasal 3 ayat 2 yaitu, dari keluarga, tetangga maupun “Penyelenggaraan wajib belajar oranglain sebanyak 34 orangtua pada jalur formal dilaksanakan berperilaku pencegahan baik dan minimal pada jenjang pendidikan 7 dasar yang meliputi SD, MI, pencegahan cukup. SMP, MTs, dan bentuk lain yang sederajat”. berperilaku Sumber informasi merupakan Pendidikan akan berpengaruh hal yang mempengaruhi dapat pengetahuan pada pengetahuan, kecerdasan seseorang dan berpengaruh pula dan motivasi seseorang. Menurut terhadap Notoatmodjo (2003) pendidikan tersebut. Sesuai dengan hasil adalah penelitian segala upaya yang direncanakan untuk perilaku yang bahwa seseorang menunjukan mayoritas sumber mempengaruhi orang lain baik informasi individu, kelompok keluarga, tetangga ataupun orang masyarakat sehingga atau mereka lain didapatkan dan dari mayoritas pula melakukan apa yang diharapkan berperilaku pencehgahan baik. oleh pelaku pendidikan. Hal itu dikarenakan setiap Penelitian ini menunjukkan individu sejak lahir terkait di bahwa pendidikan yang cukup dalam suatu kelompok, terutama mempengaruhi kelompok motivasi perilaku dalam dan keluarga yang mencegah membuka kemungkinan untuk penyakit konjungtivitis. Tingkat dipengaruhi dan mempengaruhi pendidikan cukup anggota-anggota kelompok lain memudahkan seseorang untuk termasuk informasi yang didapat mengolah terkait yang informasi yang diterima menjadi suatu sikap tertentu. sumber informasi. pencegahan konjungtivitis9. Sehingga Faktor yang ke tiga yaitu orangtua Mayoritas keluarga, selain tetangga dari maupun oranglain seharusnya informasi 7 difasilitasi oleh pelayanan kesehatan. Hal itu dikarenakan untuk informasi merupakan salah satu penyakit infeksi. mutu pelayanan kesehatan yang diketahui bahwa cara ini efektif akan dan mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang10. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan tiga mengontrol paling penyebaran Telah lama murah untuk mengontrol penyakit11. Tangan yang kotor atau terkontaminasi pernyataan dapat memindahkan bakteri, virus dengan nilai tertinggi dari sepuluh atau pathogen, feses atau sumber pertanyaan yang diberikan oleh lain peneliti. Ketiga Rachmayanti tersebut merupakan pertanyaan ke makanan12. Menurut (2013), dengan bentuk mencuci tangan menggunakan air pencegahan dan sabun dapat lebih efektif yang dilakukan menghilangkan kotoran dan debu oleh responden terhadap anaknya. secara mekanis dari permukaan Setelah kulit serta dapat mengurangi perilaku konjungtivitis diidentifikasi, pertanyaan tersebut mengenai cuci penyediaan air ketiga yaitu tangan, bersih dan kebersihan lingkungan. orangtua untuk menasihati rajin setelah mencuci beraktivitas jumlah mikroorganisme penyebab penyakit seperti virus, bakteri dan parasit melalui kedua tangan, hal itu berkaitan dengan Pernyataan pertama adalah anaknya tangan penularan konjungtivitis yang disebabkan virus, bakteri maupun allergen. untuk Pernyataan yang kedua yaitu mencegah konjungtivitis yang tentang penyediaan air bersih memiliki nilai 86,3%. Responden untuk keperluan keluarga yang sudah memiliki nilai 85,2 %. Responden memiliki perilaku pencegahan yang baik dengan sudah menasihati pencegahan yang baik dengan anaknya untuk mencuci tangan guna mencegah penyakit konjungtivitis. Mencuci tangan merupakan pondasi awal memiliki meyediakan air bersih. perilaku 8 Air mempunyai hubungan yang erat dengan kesehatan. seperti Indonesia masih banyak Apabila tidak diperhatikan, maka dipengaruhi air dipergunakan lingkungan dan perilaku. Hal masyarakat dapat mengganggu tersebut sesuai dengan konsep kesehatan manusia dan menjadi Blum (1985), yang menyatakan sumber penyakit. Saat ini menjadi bahwa perilaku dan lingkungan barang yang mahal karena air merupakan faktor terbesar dalam sudah mempengaruhi derajat kesehatan yang banyak tercemar oleh oleh faktor bermacam-macam limbah dari masyarakat. hasil kegiatan manusia, baik kesehatan lingkungan merupakan limbah faktor dari kegiatan rumah Kebersihan atau yang mempengaruhi tangga, limbah dari kegiatan kesehatan seseorang9. Oleh sebab industri dan kegiatan-kegiatan itu lainnya13. kebersihan lingkungan kebersihan diri Air yang tercemar tersebut akan mengandung beresiko bakteri, seseorang perlu menjaga dan agar tidak kotoran atau virus menyebarkan yang menularkan penyakit bagi diri konjungtivitis. sendiri maupun orang lain. Hal Konjungtivitis mudah menular itu berkaitan dengan penyakit terutama yang konjungtivitis bakteri maupun disebarkan melalui air seperti virus yang bisa menular melalui kolam renang14. perantara ataupun allergen menyebabkan anak-anak Pernyataan tentang yang menjaga ketiga kebersihan lingkungan yang memiliki nilai 83,8 %. Responden telah menjaga kebersihan lingkungan dengan intepretasi baik guna mencegah konjungtivitis. penduduk di negara berkembang lingkungan seperti benda yang terkontaminasi dan air 14. B. Perilaku orangtua menangani dalam penyakit konjungtivitis pada anak Berdasarkan tabel 3 kejadian persentase responden yang paling Kesehatan banyak yaitu memiliki perilaku 9 penanganan konjungtivitis cukup promotif dengan jumlah 53 orang (74,6%) penelitian mengkaji dan dari total responden. menemukan perempuan lebih Perilaku Beberapa penanganan disebut juga perilaku mungkin untuk berlatih beberapa kuratif yaitu perilaku orang sakit perilaku untuk memperoleh kesembuhan diet, perawatan, dan masalah dan keamanan) pemulihan kesehatannya kesehatan (kebiasaan daripada laki-laki, yang mencakup kegiatan: 1) dengan pengecualian aktivitas Mengenali gejala penyakit, 2) fisik, Upaya memperoleh kesembuhan mungkin dan pemulihan yaitu dengan dalamnya15. mengobati sendiri atau mencari dengan hasil penelitian tersebut, pelayananan penelitian (tradisional, dimana laki-laki untuk terlibat Namun ini lebih di berbeda menemukan profesional), 3) Patuh terhadap perempuan proses dan perilaku atau konjungtivitis pada anaknya yang beberapa lebih rendah dibandingkan laki- penyembuhan pemulihan (complientce) kepatuhan8. Terdapat faktor perilaku yang mempengaruhi penanganan penelitian yaitu jenis dalam kelamin, Faktor yang pertama yaitu jenis kelamin, dalam penelitian ini responden yang berperilaku penanganan baik sebanyak 16 orang, 11 orang laki-laki dan 5 orang Spears perempuan. dan Kulbok menunjukkan penanganan laki. Hal tersebut menurut BKKBN (2009) bahwa teori kebudayaan memandang adanya usia, pendidikan. Menurut (2001) menemukan bahwa gender adalah faktor utama yang berhubungan dengan tingkat perilaku kesehatan seseorang. perbedaan perempuan dan laki laki yang pada hakikatnya adalah hasil konstruksi sosial budaya, sehingga menghasilkan peran dan tugas yang berbeda dan perbedaan tersebut perempuan terabaikan menyebabkan selalu peran tertinggal, dan kontribusinya dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, 10 berbangsa, dan bernegara. Hal menyebutkan bahwa pada masa tersebut dihubungkan ini seseorang juga akan mulai dengan peran laki-laki yang lebih mengubah gaya hidup serta lebih mendominasi terutama memperhatikan kesehatan. penanganan suatu dapat dalam penyakit didalam keluarganya. ini diperlukan dalam perilaku penanganan suatu penyakit yang Faktor yang kedua yaitu usia, baik. mayoritas responden berusia 41- Faktor ketiga yaitu 64 tahun (57,7%) dan berperilaku pendidikan, dari hasil penelitian penanganan baik paling banyak menunjukkan bahwa pendidikan yaitu sejumlah 9 orang dan terakhir berperilaku penanganan cukup 32 yaitu SMA/SMK yaitu sejumlah orang. Pada usia 40-65 tahun, 29 atau 40,8 % dengan 8 orang seseorang mulai mencapai masa yang berperilaku penanganan keberhasilan dalam hidupnya dan baik. akan mulai memperhatikan mayoritas responden Koentjoroningrat (1997), kesehatan16. Pada usia dewasa mengatakan pendidikan adalah tengah jarang terjadi perubahan kemahiran kognitif, bahkan pada usia ini pengetahuan kemampuan belajar seseorang seseorang berhubungan dengan tidak berbeda jauh dengan usia sikap dewasa Hal awal17. Sehingga menyerap pendidikan seseorang terhadap pengetahuan yang diserapnya. responden akan lebih mampu Semakin tinggi tingkat dalam pendidikan semakin mudah hal mengingat dan mempelajari hal baru khususnya untuk meningkatkan pengetahuan. pengetahuan dapat menyerap Semakin tinggi mereka dan perilaku penanganan pendidikan seseorang, maka akan konjungtivitis. Pengetahuan yang semakin mudah untuk menyerap baik akan meningkatkan perilaku informasi yang baik pula9. Selain itu, kesehatan. Mudahnya seseorang Bastable untuk menyerap informasi akan dan Dart (2014) dalam bidang 11 terhadap Air kencing atau urin atau pembentukan perilaku baru yang air seni sering dijadikan terapi lebih sehat. sejak beberapa tahun silam yang berpengaruh hasil berawal dari India sejak 5.000 tiga tahun lalu. Setelah itu beberapa pernyataan dengan nilai tertinggi negara mulai menerapkan terapi dari limabelas pertanyaan yang auto urin ini seperti negara diberikan oleh peneliti. Ketiga Eropa, Cina, dan Jepang. Terapi pertanyaan tersebut merupakan auto urin yaitu suatu metode bentuk untuk Berdasarkan penelitian, didapatkan perilaku penanganan kesehatan konjungtivitis yang dilakukan maupun oleh menggunakan air seni sendiri responden terhadap pengobatan sebagai ketiga pertanyaan tersebut yaitu perkembangan zaman modern terkait pengobatan konjungtivitis mulai dengan membuktikan menggunakan air obat. yang anaknya. Setelah diidentifikasi, Setelah memperhatikan secara itu, dan ilmiah kencing, usaha untuk mencari tentang kandungan dan khasiat pengobatan dan memeriksakan dari urin18. anaknya ke dokter atau pelayanan kesehatan lain. orangtua tidak Pertemuan besar di beberapa negara telah membahas Pernyataan pertama yaitu pernah tentang efektivitas urin sebagai obat dari penyakit serius seperti menggunakan air kencing untuk HIV/AIDS. mengobati konjungtivitis pada melaporkan pengalaman mereka anaknya yang memiliki nilai dalam terapi auto urin untuk 84,15%. Dalam hal ini responden menyembuhkan Beberapa orang penyakit 19 dikategorikan memiliki perilaku HIV/AIDS . Namun, belum ada penanganan yang baik dengan penelitian terbaru terkait terapi tidak menggunakan air kencing auto urin. Kandungan urin yang untuk pengobatan konjungtivitis. dapat menghambat virus atau bakteri menjaga juga belum dapat 12 Di dalam agama Islam, dijelaskan oleh beberapa ilmuan atau peneliti. Sehingga urin sebagai anak adalah anugerah dan pengobatan amanah dari Allah SWT yang konjungtivitis dengan berbagai harus dipertanggung jawabkan penyebab belum dapat dikatakan oleh setiap orang tua dalam efektif. berbagai aspek kehidupannya. Menurut pandangan Islam, Diantaranya bertanggung jawab urin atau air kencing manusia dalam pendidikan, kesehatan, merupakan najis. Hal tersebut kasih sayang, perlindungan yang dijelaskan dalam hadits Ibnu baik dan berbagai aspek lainnya. Abbas ra. yang diriwayatkan di Seperti firman Allah dalam QS dalam Shahihain (Shahih al- At-Tahrim ayat 6 yaitu : Bukhari dan Shahih Muslim) “Hai tentang dua orang penghuni beriman, peliharalah dirimu dan kubur yang diazab, keluargamu dari api neraka Rasulullah SAW bersabda, “Adapun salah yang yang bahan bakarnya adalah dari manusia dan batu, penjaganya keduanya tidak membersihkan malaikat-malaikat yang kasar, dirinya dari kencingnya” (HR. yang Bukhari no. 216, 218, 1361, 1378 mendurhakai Allah terhadap apa dan Muslim no. 292. yang diperintahkan-Nya kepada Pernyataan yaitu usaha satu orang-orang yang untuk anaknya 78,52%. mencari apa yang diperintahkan” (QS. At-Tahrim: 6). nilai Oleh sebab itu orangtua sudah perlu mengusahakan kesehatan memiliki perilaku penanganan anaknya yang konjungtivitis baik mencari dengan tidak mereka dan selalu mengerjakan dengan Responden yang kedua pengobatan terkait konjungtivitis pada keras, berusaha pengobatan konjungtivitis pada anaknya. terkait penanganan sesuai dengan perintah Allah SWT. Pernyataan yang ketiga yaitu orangtua memeriksakan 13 anaknya ke dokter dan pelayanan Dusun Potrobayan Srihardono kesehatan lain terkait belekan Pundong Bantul sebagian besar dengan nilai 77,81%. Responden cukup yaitu 53 orang dari 71 sudah responden. memmpunyai perilaku penangan yang baik dengan memeriksakan anaknya ke 1. Pembaca dokter dan pelayanan kesehatan Pembaca dapat menerap- lain agar dapat memperoleh kan perilaku pencegahan dan kesembuhan dan mendapatkan penanganan konjungtivitis. 2. Tenaga Kesehatan pengobatan yang tepat. Pelayanan kesehatan yang Tenaga baik merupakan suatu kebutuhan memberikan masyarakat dan kesehatan menjadi ukuran keberhasilan Hal itu sering kali dapat pendidikan terhadap orangtua terkait perilaku pencegahan dan pembangunan20. penanganan konjungtivitis pada dimanfaatkan mungkin oleh anak. 3. Peneliti selanjutnya Peneliti selanjutnya dapat masyarakat. menggunakan KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dan referensi untuk melakukan ini yaiu: 1. Tingkat perilaku orangtua dalam mencegah penyakit konjungtivitis pada anaknya di Dusun Potrobayan Srihardono Pundong Bantul sebagian besar baik dengan jumlah 58 orang 2. Tingkat perilaku orangtua dalam menangani penyakit pada penelitian selanjutnya dengan memperdalam pembahasan penelitian yang dilakukan. Daftar Pustaka 1. Ilyas, Sidarta. (2003). Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ke-2. Jakarta : Balai dari 71 responden. konjungtivitis kesehatan dalam perlu sebaik SARAN anak di Penerbit FKUI. 2. Ilyas, Sidarta. (2008). Penuntun Ilmu Penyakit Mata. 14 Edisi ke-3, cetakan ke-5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 3. Lolowang, M; Porotu’o, J ; Rares. (2014). Pola Bakteri Aerob Penyebab forikes.webs.com/volume4% 20nomor2.pdf. 7. Notoatmodjo,Soekidjo.(2013). Metodologi Penelitian Konjungtivitis pada Penderita Kesehatan. Jakarta : Rineka Rawat Cipta. Jalan di Kesehatan Mata Balai Masyarakat 8. Notoatmodjo,Soekidjo.(2010). Kota Manado. FK Universitas Metodologi Sam Kesehatan. Jakarta : Rineka Ratulangi Manado. Available from:http://ejournal. unsrat.ac.id/index.php/ebiome 4. Kurniadi, Arif. Penelitian Cipta. 9. Notoatmodjo,Soekidjo.(2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu & dik/article/view/ 3760 (2010). Hubungan Pengaruh Musim Seni. Jakarta : Rineka Cipta. 10. Departemen Kesehatan RI. Kemarau dan Musim Hujan (2009).Setiap Menit Satu Anak Terhadap Kejadian di Dunia Akan Menjadi Buta. Mata Merah di RS dr. Soetarto Available from : http://www. Yogyakarta. depkes.go.id. Angka Karya Tulis Ilmiah, UMY. 11. Tao SY, Cheng YL, Lu Y, Hu 5. Haryadi, Ratna. (2013). Mata Sehat Keluarga Sejahtera. YH,Chen DF. Handwashing (2013). behaviour Available from : www.scribd. among Chinese adults: a cross- com. sectional study in five provinces. Available from: 6. Nurhayati,Siti ; Hamzah, Ali & Tika, Ade. (2013). Hubungan antara Perilaku Pasien dengan Kejadian Konjungtivitis di www.sciencedirect.com 12. Fatonah S. dan (2005). Hygiene sanitasi Rumah Sakit Mata Cicendo Semarang: Bandung. Negeri Semarang. Kesehatan Available from :http://suara Forum Ilmiah (FORIKES). makanan. Universita =s 15 13. Arya Wardhana ,W.(2004). Dampak Pencemaran Lingkungan.Cetakan Ke-4. Yogyakarta: Penerbit Andi. 14. Ilyas, Sidarta ; Yulianti, Sri. (2014). Ilmu Penyakit Mata. Edisi 5. Jakarta : FKUI. Indonesia.Available from : http://putaka digital indonesia.blogspot.co.id/2014/ 04/anda-mau-sehat-lakukanterapi-urin-air,html 19. Pusat Informasi Pengobatan Medis Holistik untuk 15. Shaffer-Hudkins, E.J. (2011) HIV/AIDS.Terapi Urin, Air Health Promoting Behavior Hidup yang Terpancar dari and Tubuh Subjective Among Early Well-Being Adolescents. Sendiri. Available from:http://aidsalternative.co Thesis and Dissertation On m/?gpages=aidsalternative- Line. premium/22-terapi-urin-air- (6th ed). Belmont, Wodsworth. CA. Available hidup-yang-terpancar-dari- from http://scholarcommons.usf. tubuh-sendiri. 20. Rumengan edu/etd/3341). dkk. (2015). Faktor-Faktor yang Fundamental Berhubungan dengan Keperawatan : Konsep, Proses, Pemanfaatan Pelayanan dan Praktik. Edisi 4.Volume Kesehatan Pada Peserta BPJS 2.Alih Kesehatan 16. Potter,P.A,Perry,A.G.(2005). Buku Ajar Bahasa : Renata Komalasari, dkk. Jakarta:EGC. 17. Bastable,Susan ; Dart,Michelle. (2014). Developmental Stages of the Learner. Jones and Barthlett Publisher.Available from: http://www.jblearning.com/ samples/0763751375/46436_CH0 5_000_000.pdf 18. Gitoyo, Yohanes. (2014). Anda Mau Sehat? Lakukan Terapi Urin (Air Kencing) untuk Digital Kesehatan. Pustaka Paniki di Puskesmas Bawah Kecamatan Mapanget Kota Manado. FKM Universitas Manado. Sam Ratulangi Available from http://ejournal.unsrat.ac. id/index.php/jikmu/article/do wnload/7180/7388.