MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 TAMBAN PADA MATERI AJAR KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) Aidha Yuliandary, Zainuddin, dan Mustika Wati Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin Abstrak: Rendahnya hasil belajar siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Tamban terhadap pelajaran fisika mendorong perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Tamban pada materi ajar kalor menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI). Tujuan secara umum, yaitu mendeskripsikan:(1) keterlaksanaan RPP (2) keterampilan sosial siswa (3) hasil belajar siswa (4) respon siswa. Penelitian ini menggunakan alur penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tiga siklus, dimana setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes, angket dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis secara deskritif kualitatif dan deskritif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan: (1) keterlaksanaan RPP pada siklus I, II dan III, yakni sebesar 88%; 92% dan 100%. (2) ketuntasan siswa secara klasikal pada siklus I, II dan III masing-masing sebesar 74%; 83%; dan 96%. (3) keterampilan sosial siswa pada siklus I, II dan III, yakni sebesar 89 %, 96% dan 98% dengan kategori sangat baik. (4) respon siswa terhadap proses pembelajaran kooperatif tipe TAI banyak memberikan respon yang positif dengan katagori baik. Diperoleh simpulan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada materi ajar kalor efektif dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Tamban. Kata kunci : Hasil belajar, kooperatif, TAI, kalor. PENDAHULUAN Pembelajaran IPA memiliki peranan penting dalam pembentukan kepribadian dan perkembangan intelektual. Oleh karena Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 13 itu, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 menetapkan bahwa salah satu Standar Kompetensi Lulusan (SKL) mata pelajaran sains SMP sesuai dengan lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006 adalah melakukan pengamatan dengan peralatan yang sesuai, melaksanakan percobaan sesuai prosedur, mencatat hasil pengamatan, pengukuran dalam tabel, dan grafik yang sesuai, membuat kesimpulan dan mengkomunikasikan secara lisan dan tertulis sesuai dengan bukti yang diperoleh. SKL tersebut menjelaskan bahwa pembelajaran IPA diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Berdasarkan hasil observasi peneliti di kelas guru mitra yakni kelas VIIB SMPN 1 Tamban,ketuntasan hasil belajar sebesar 65% dari 23 siswa yang tidak tuntas dengan memperoleh nilai sesuai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan sekolah yakni untuk ketuntasan individu sebesar 65 dan ketuntasan klasikalnya ≥ 75% dari nilai 65. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa guru lebih sering menggunakan metode caramah tanpa melibatkan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, sehingga mengakibatkan ketidak pahaman siswa pada materi ajar serta menurunnya ketuntasan hasil belajar siswa. Berdasarkan permasalahan di atas, perlu dilakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Salah satu upaya untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah diterapkan pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI). Pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah model pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil (4 sampai 5 siswa) yang heterogen Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 14 dan diikuti dengan pemberian bantuan secara individu bagi siswa yang memerlukan. Hasil penelitian Slavin menyatakan bahwa metode kooperatif yang memusatkan pada proses belajar dalam kelompok dan bukan mengerjakan sesuatu bersama kelompok. Proses ini membantu siswa menentukan dan membangun sendiri pemahaman mereka tentang materi pelajaran yang tidak dapat ditemui pada metode konvensional. Menurut penelitian Agusrizani (2010), Aina (2011) dan Jahriati (2012) menunjukan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI, dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mendeskripsikan keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); 2) Mendeskripsikan hasil belajar siswa; 3) Mendeskripsikan keterampilan sosial siswa; 4) Mendeskripsikan respon siswa.Berdasarkan uraian di atas, untuk mengatasi masalah tersebut maka peneliti tertarik melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian yang dilakukan berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIB SMP Negeri 1 Tamban Pada Materi Ajar Kalor Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI)” . METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Karena dalam penelitian ini untuk mengatasi adanya masalah yang ada dalam kelas VIIB SMP Negeri 1 Tamban berkaitan dengan hasil belajar siswa yang masih rendah pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Penelitian tindakan ini dilakukan terhadap siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Tamban. Subjek penelitian adalah peneliti sekaligus Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 15 guru dan siswa kelas VIIB SMP Negeri 1 Tamban tahun ajar yang berjumlah 23 orang siswa. Tempat penelitian adalah SMP Negeri 1 Tamban Jl.Purwosari 1 Ds.Sidorejo kec. Tamban Kab. Batola Kode Pos 70566 pada materi ajar Kalor. Penelitian ini dilaksanakan Juli sampai Desember 2012. Plan Action/ Observation Revised Plan Reflective Action/ Observation Revised Plan Reflective Action/ Observation Gambar 1 Rancangan Penelitian Tindakan Kelas Model Hopkins (Arikunto, 2010) Dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data adalah sebaagai berikut: (1) Merekam keterlaksanaan RPP selama pembelajaran dengan menerapkan LPK-RPP. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 16 (2) Merekam hasil belajar siswa setelah pembelajaran dengan menerapkan THB. (3) Merekam keterampilan sosial siswa (aktivitas siswa) setelah pembelajaran dengan menerapkan LP-KSS. (4) Merekam respon siswa setelah pembelajaran dengan menerapkan A-RS. (5) Merekam keefektifan pembelajaran dengan menentukan kategori LPK-RPP, THB-Produk, LP-KSS dan A-RS minimal baik. Prosedur Penelitian Tindakan Siklus I Rencana Awal (plan) Memberikan pengetahuan awal dengan memotivasi siswa, mempersiapkan kisi-kisi tes hasil belajar pada materi ajar kalor, mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mempersiapkan materi ajar, mempersiapkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS), mempersiapkan Tes Hasil Belajar (THB), mempersiapkan instrumen pembelajaran berupa lembar observasi keterlaksanaan RPP dan lembar keterampilan sosial siswa, yang diamati oleh 2 orang pengamat, mempersiapkan dokumentasi. Tindakan (Action) Tindakan dalam penelitian harus berhati-hati dan merupakan tindakan praktis yang terencana. Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan kegiatan skenario pembelajaran yang telah direncanakan, dan sebagai pengajar adalah peneliti sendiri. Skenario pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun pada tahap perencanaan Pada siklus I kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada hari Senin tanggal 15 oktober 2012 dengan jumlah siswa sebanyak Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 17 23 orang. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru dibantu dengan 2 pengamat keterlaksanaan RPP dan keterampilan sosial siswa adalah Ibu Sri Kundari, S.Pd sebagai pengemat 1 dan Noorhidayati sebagai pengamat 2.pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar yang berlangsung dikelas. Pengamatan (observation) Pengamatan dilakukan terhadap keterlaksanaan RPP, keterampilan sosial siswa dan hasil belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar di kelas. Selama melakukan penelitian, observasi pada penelitian tindakan mempunyai fungsi mendokumentasikan implementasi tindakan yang diberikan kepada subjek. Pada penelitian dilakukan observasi oleh observer (guru mitra dan teman sejawat) tentang keterlaksanaan RPP dan pengelolaan pembelajaran guru, setelah proses pembelajaran dilakukan tes hasil belajar. Refleksi (reflection) Berdasarkan hasil pengamatan keterlaksanaan RPP dan hasil evaluasi pada siklus I serta saran dari observer. ditemukan beberapa permasalahan yang terjadi pada siklus I, serta saran yang diterima menjadi solusi pada siklus berikutnya. Berikut ini hasil refleksi siklus I dan rencana tindakan yang akan dilakukan pada siklus II. Tindakan Siklus II Rencana Awal (plan) Perencanaan pelaksanakan tindakan siklus II dilakukan berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan pada siklus I. Oleh karena itu pembelajaran siklus ini lebih menitikberatkan pemahaman pembelajaran yang masih lemah oleh siswa dan melanjutkan pembelajaran yang belum selesai. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 18 Tindakan (Action) Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini dirancang berdasarkan refleksi pada siklus I. Kegiatan ini dilaksanakan sesuai Sintak pembelajaran kooperatif tipe TAI sesuai dengan setiap fasenya. Pengamatan (observation) Pengamatan dilakukan pada siklus II dengan pengematan yang sama seperti siklus I dengan membandingkanya dan melihat perbedaan apa yang terlihat untuk pelaksanaan pada siklus selanjutnya. Refleksi (reflection) Berdasarkan hasil pengamatan keterlaksanaan RPP dan hasil evaluasi pada siklus II serta saran dari observer ditemukan beberapa permasalahan yang terjadi pada siklus II, serta saran yang diterima menjadi solusi pada siklus berikutnya. Berikut ini hasil refleksi siklus II dan rencana tindakan yang akan dilakukan pada siklus III. Tindakan Siklus III Rencana Awal (plan) Perencanaan pelaksanakan tindakan siklus III dilakukan berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan pada siklus II. Oleh karena itu pembelajaran siklus ini lebih menitikberatkan pemahaman pembelajaran yang masih lemah oleh siswa dan melanjutkan pembelajaran yang belum selesai dan untuk pembelajaran selanjutnya. Tindakan (Action) Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini dirancang berdasarkan refleksi pada siklus II. Kegiatan ini dilaksanakan sesuai Sintak pembelajaran kooperatif tipe TAI sesuai dengan setiap fasenya. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 19 Pengamatan (observation) Pengamatan dilakukan pada siklus III dengan pengamatan yang sama seperti siklus I dengan membandingkanya dan melihat perbedaan apa yang terlihat untuk pelaksanaan pada siklus selanjutnya. Refleksi (reflection) Berdasarkan hasil pengamatan keterlaksanaan RPP dan hasil evaluasi pada siklus II serta saran dari observer ditemukan beberapa permasalahan yang terjadi pada siklus II, serta saran yang diterima menjadi solusi pada siklus berikutnya. Berikut ini hasil refleksi siklus II dan rencana tindakan yang akan dilakukan pada siklus III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Keterlaksanaan RPP Tabel 1 Hasil Keterlaksanaan RPP Penilaian Keterlaksanaan Kategori Reliabilitas Siklus 1 88 % Sangat Baik 97% Siklus 2 92 % Sangat Baik 98% Siklus 3 100% Sangat Baik 100% Hasil analisis menunjukkan bahwa kemampuan guru mengelola model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada siklus 1,2 dan 3 mengalami peningkatan dan rata-rata berkategori sangat baik, peneliti yang bertindak sebagai guru telah mampu beradaptasi dengan siswa dan mengelola pembelajaran dengan baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan RPP dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI meningkat setiap siklusnya, dimana pada siklus 1 sebesar 88% Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 20 (sangat baik), siklus 2 sebesar 92%(sangat baik), dan siklus 3 sebesar 100% (sangat baik dan sempurna). Tes Hasil Belajar Hasil belajar siswa yang diperoleh dari penelitian ini adalah siswa yang mencapai ketuntasan individual pada siklus I diperoleh ketuntasan belajar siswa secara klasikal 74% dari 23 siswa dimana 17 siswa tuntas secara individual dan 6 siswa belum tuntas. Pada siklus I ini ketutasan klasikalnya berada dibawah ketuntasan klasikal yang diharapkan yaitu 85%. Untuk siklus 2 yang mencapai ketuntasan individual sebanyak 19 siswa dengan ketuntasan klasikal sebesar 83%. Hasil evaluasi ketuntasan belajar siswa pada siklus ini dapat dikatakan tuntas karena hampir memenuhi ketuntasan klasikal yang diharapkan yaitu 85% dimana hal tersebut memenuhi indikator keberhasilan. Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus 3 dapat dikatakan sangat baik dan tuntas, hal ini dilihat dari ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebesar 96% yang naik sebesar 22% dari siklus 1, dimana dari 23 siswa yang mengikuti ada 22 siswa yang tuntas secara individual. Hasil evaluasi ketuntasan belajar siswa pada siklus ini dapat dikatakan tuntas dan sudah memenuhi indikator keberhasilan. Tabel 2 Hasil Belajar Siswa Siklus Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 Ketuntasan Individual Tuntas Tidak tuntas 17 6 19 4 22 1 Ketuntasan Klasikal 74% 83% 96% Jumlah 23 23 23 Keterampilan Sosial Siswa Keterampilan sosial siswa digunakan untuk melatih siswa aktif dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat saling bekerja sama Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 21 dalam kelompok dan dapat menghargai pendapat orang lain. Keterampilan sosial siswa ditekankan pada 4 aspek, (a) mendengarkan secara aktif, (b) mengemukakan pendapat dalam pembelajaran, (c) saling bekerja sama dalam kelompok dan (d) mengajukan pertanyaan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh 2 orang pengamat, kekurangan yang didapatkan pada pengajaran ini adalah ada beberapa orang siswa yang cenderung bercanda dengan teman sebangkunya sehingga waktu yang dialokasikan kurang sesuai. Setiap aspek dinyatakan dengan kategori tidak baik untuk 1, kurang baik untuk 2, cukup baik untuk 3 dan baik untuk 4. Pada siklus I diperoleh persentase rata-rata sebesar 86% dan dinyatakan dengan kategori baik. Pada siklus II diperoleh persentase rata-rata sebesar 96% dan dinyatakan dengan kategori baik. Pada siklus III diperoleh persentase rata-rata sebesar 98% dan dinyatakan dengan kategori baik. Tabel 3 Keterampilan Sosial Siswa Aspek Aktivitas Siswa Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 Mendengarkan / Sangat aktif memperhatikan penjelasan guru Mendengarkan/memperhatika Sangat aktif n penjelasan siswa lain Membaca materi ajar Sangat aktif Sangat aktif Sangat aktif Sangat aktif Sangat aktif Sangat aktif Sangat aktif Mengerjakan latihan Sangat aktif Sangat aktif Sangat aktif Saling bekerja sama dgn siswa lain Melakukan percobaan Sangat aktif Sangat aktif Sangat aktif Sangat aktif Sangat aktif Sangat aktif Mempresentasikan hasil diskusi Sangat aktif Sangat aktif Sangat aktif Respon Siswa terhadap Pembelajaran Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 22 Respon siswa adalah nilai tanggapan siswa berupa minat terhadap pembelajaran kooperatif tipe TAI, yang direkam dengan angket respon siswa, dan selanjutnya dikategorikan sangat tidak setuju, tidak setuju, ragu-ragu, setuju, dan sangat setuju. Respon siswa terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada materi ajar kalor dikelas VIIB SMP Negeri 1 Tamban secara umum dikategorikan baik dengan nilai rata-rata 3,51. Untuk mengetahui bagaimana respon siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan model kooperatif tipe TAI, peneliti membagikan angket kepada siswa pada hari sabtu 20 oktober 2012 diakhir penelitian dengan jumlah siswa sebanyak 23 orang. Angket terdiri dari 2 aspek yaitu pernyataan yang positif dan pernyataan yang negatif. Tabel 4 Respon Siswa Respon siswa Rata-rata 3.51 Kategori Baik Berdasarkan hasil angket respon, didapatkan bahwa persentase dari pertanyaan positif sebesar 79% dan untuk pernyataan negatif sebesar 58%. Semua aspek yang diteliti tersebut berkategori baik, hal ini menunjukkan bahwa minat siswa terhadap model pembelajaran yang digunakan peneliti sudah cukup bagus dan model ini dapat digunakan sebagai alternatif bagi guru untuk mengajar di kelas. Respon siswa yang positif dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran yang efektif dan kondusif. Dalam proses pembelajaran ada berbagai faktor yang mempengaruhi terjadinya respon siswa, yaitu guru, materi, metode pembelajaran, waktu dan fasilitas pembelajaran. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 23 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan temuan hasil penelitian, diperoleh simpualn bahwa keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Tamban pada materi ajar kalor berkategori efektif. Saran Saran yang disampaikan penelti pada akhir laporan ini adalah sebagai berikut: (1) Memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya dengan penerapan pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) meningkatkann hasil belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sempurna. (2) Untuk peneliti berikutnya dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI, peneliti perlu terlebih dahulu menganalisis kesesuaian penerapannya, terutama dalam hal karakteristik siswa, alokasi waktu serta media pembelajaran yang akan digunakan. Agar lebih memperhatiakan siswa yang masih bermasalah dalam hal menganalisis penerapan rumus dalam bentuk soal hitungan. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 24 DAFTAR PUSTAKA Agusrizani, E. 2010. Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Assisted Individualization (TAI) pada Materi Ajar Listrik Dinamis di SMA Negeri 6 Banjarmasin. Skripsi Sarjana. Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin: Tidak Dipublikasikan Aina, Noor. 2011. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Efektif Dalam Meningkatkan Aktivitas Siswa Kelas VII A SMP Negeri 9 Banjarmasin Pada Materi Ajar Cahaya. Skripsi Sarjana. Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin: Tidak Dipublikasikan. Arikunto, S. 2010. Penelitian Tindakan untuk Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas. Aditya Media, Yogyakarta. Depdiknas. 2003. Peraturan Menteri Nasional Nomor 23 tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional. Jahriati, Rizky. 2012. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII B SMP Negeri 1 Tamban Pada Materi Ajar Kalor Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Asissted Individualization (TAI). Skripsi Sarjana. Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin: Tidak Dipublikasikan Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 25