21 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Sehubungan

advertisement
21
BAB 4
KONSEP DESAIN
4.1
Landasan Teori
Sehubungan dengan media buku yang akan digunakan sebagai bentuk
pemecahan masalah yang ada, maka beberapa teori yang relevan dan digunakan
dalam pendekatannya antara lain:
4.1.1
Teori Publikasi (buku)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Buku (kb) adalah (1)
lembar kertas yang berjilid berisi tulisan atau kosong; kitab; (2) beberapa
helai kertas yang terjilid (berisi tulisan untuk dibaca atau halaman kosong
untuk ditulisi – buku tulis)
Sedangkan menurut Oxford Dictionary, Buku (kb) adalah (1) hasil
karya yang ditulis atau dicetak dengan halaman-halaman yang dijilid
pada satu sisi; (2) hasil karya yang ditujukan untuk penerbitan.
Menurut Thoman Manss dalam buku “Ordnung & Eccentricity”
bahwa mendesain sebuah buku lebih dari menampilkan teks dan gambar
dengan jelas, walaupun beliau memiliki nasionalis Jerman yang
mencintai kejelasan tipografi. Sebuah buku harus memenuhi keinginan
dan menjadi sebuah objek yang bernilai.
Supon Phornirunlit yang juga memiliki Supon Design Group
dalam bukunya “Breaking the Rules in Publication Design” mengatakan
22
bahwa buku juga masih memiliki peraturan structural, yang jika
digunakan dengan baik akan memperbaiki, bukan membatasi, solusi
desain yang efektif. Supon juga menambahkan teorinya yaitu bahwa
sebuah sampul depan buku yang dapat memberikan pengaruh yang besar
terhadap persepsi pembaca tentang isi dari buku tersebut.
4.1.2
Teori Desain
Menurut kutipan yang diambil dari buku “Tipografi dalam Desain
Grafis”, Danton Sihombing MFA, desain grafis adalah bidang yang
penuh dengan tantangan kreatif dan artistik.
Desainer
grafis
memecahkan
masalah
komunikasi
yang
ditugaskan kepadanya dan memaksa pemirsanya menangkap gagasan
tertentu yang bisa membangkitkan emosi, logika, atau keinginan tertentu.
Pada umumnya desainer grafis banyak memanfaatkan gambar, foto,
simbol dan berbagai bentuk bahasa dan elemen visual.
Desain yang baik adalah tercapainya komunikasi visual, sebagai
tujuan desainer, kepada sasaran yang dituju. Dengan menggunakan
elemen-elemen dasar desain yang baik, akan menghasilkan karya yang
baik pula. Untuk menghasilkan karya yang maksimal, para desainer harus
mendalami, mengerti, dan menggunakan teori dasar yang ada di dalam
masing-masing elemen desain tersebut. Akan tetapi, bukan hal yang
mudah dalam menggabungkan kaidah-kaidahnya sehingga tidak saling
bertabrakan melainkan saling menunjang satu sama lainnya karena
23
masing-masing elemen desain mempunyai arti visual dan karakter
sendiri.
4.1.3
Teori Ilustrasi
Drs. Soemarsono. D menyatakan bahwa ilustrasi dapat dibedakan
menjadi 2, yaitu: utama dan pendamping. Ilustrasi utama digunakan untuk
menyajikan ide besar, ilustrasi pendamping untuk memperjelas ide utama.
Sementara menurut Andrew Loomis, Five P’s dan Five C’s
adalah dasar dalam menggambar objek dalam bukunya Succesful
Drawing. 5 P’s mencakup :
•
Proportion (Proporsional ) : proporsi objek dalam 3
dimensi (tinggi, kedalaman, dan ketebalan)
•
Placement (penempatan) : posisi objek di dalam sebuah
ruang
•
Perspective (perspektif) : hubungan antara sudut
pandang dengan subjek
•
Planes (Bidang) : penampakan permukaan yang
terbentuk oleh cahaya dan bayangan
•
Pattern (Pola) : pertimbangan akan penyusunan tones
dari subjek
5C’s mencakup:
•
Conception (konsep) : visualisasi atas sebuah ide (rough
sketch).
24
•
Construction (konstruksi) : sebuah upaya untuk
menyempurnakan bentuk dari kehidupan ataupun dari
pengetahuan dasar.
•
Contour (kontur) : batas-batas dari bentuk dalam ruang,
berdasarkan sudut pandang.
•
Character (karakter) : kualitas yang khusus dari masingmasing objek.
•
Consistency (konsistensi) : seluruh esensi dari
konstruksi, pencahayaan, dan pattern tergabung sebagai
satu kesatuan.
4.1.4 Teori Layout
Menurut Frank F Jefkin, untuk mendapatkan layout yang baik
diperlukan adanya:
1.
Kesatuan komposisi yang baik dan enak untuk dilihat;
2.
Variasi, agar tidak monoton / membosankan;
3.
Keseimbangan dalam layout sehingga terlihat sepadan,
serasi dan selaras;
4.
Irama, yang berupa pengulangan bentuk atau unsur-unsur
layout dan warna;
5.
Harmoni adalah keselarasan atau keserasian hubungan
antara unsur-unsur yang memberikan kesan kenyaman dan
keindahan;
25
6.
Proporsi, yang merupakan suatu perbandingan;
7.
Kontras, yang merupakan perpaduan antara warna gelap
dan terang.
4.1.5 Teori Tipografi
Menurut kutipan dari buku “Tipografi dalam Desain Grafis”,
Danton Sihombing MFA, tipografi bukan lagi merupakan pelengkap
suatu statement visual, tetapi sudah menjadi sajian utama komunikasi
grafis yang berbentuk buku, katalog atau brosur. Baik sebagai pelengkap
suatu bentuk komunikasi visual, maupun sebagai unsur utama, huruf
memainkan peranan sangat penting dalam keberhasilan suatu bentuk
komunikasi grafis.
Tipografi bisa saja menjadi inti gagasansuatu komunikasi grafika
dan huruf menjadi satu-satunya visualisasi yang efektif. Kekeliruan atau
ketidak pekaan dalam tipografi bisa merusak hasil komunikasi grafis,
walaupun bentuk visualisasi lainnya telah dibuat dengan prima.
Untuk pemilihan jenis huruf atau font yang tepat, beberapa
kriteria yang harus, terpenuhi antara lain :
•
Clearity adalah bahwa suatu huruf mempunyai fungsi
tertentu yaitu harus dapat dilihat secara jelas.
•
Readability adalah keterbacaan dan jenis huruf tersebut.
•
Legibility lebih menekankan apakah kita mudah
membacanya atau tidak.
26
•
Visibility lebih menekankan pada keindahan jenis huruf
tersebut.
4.1.6
Teori Warna
Menurut Russel, 1992, salah satu unsur yang paling serba guna
untuk sebuah desain adalah warna. Warna dapat menarik perhatian dan
membantu menciptakan sebuah mood (suasana hati). Bergantung pada
daya tarik suatu karya, warna dapat digunakan dengan beberapa alasan
berikut:
1.
Warna merupakan sebuah alat untuk mendapat perhatian.
2.
Warna dapat menyoroti unsur-unsur khusus secara realistis
dalam warna
3.
Warna memiliki bahasa psikologis yang menyusun mood
karya tersebut.
4.
Menurut Affendi, 1978, intesitas warna dapat dinaikan
atau diturunkan dengan cara:
a.
Meletakkan di atas latar yang kontras-intesitas naik.
b.
Meletakkan di atas latar yang analog-intesitas turun.
c.
Mencampur dengan abu-abu-intesitas turun.
Untuk itu pada publikasi buku Lupus Kecil ini menggunakan
warna-warna yang cerah atau warna intermediet, agar menarik perhatian
target.
27
4.1.7
Teori Komunikasi
Dalam buku Teori Komunikasi oleh Werner J. Severin dan James
W. Tankard, disebutkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian
suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau
untuk merubah sikap, pendapat, perilaku, baik langsung secara lisan atau
tidak langsung melalui media.
Komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat
terdapat kesaamaan mengenai hal yang dikomunikasikan.
Dari pengertian di atas, maka unsur-unsur atau komponen yang
merupakan persyaratan terjadinya komunikasi, adalah:
1.
Komunikator, seseorang yang akan menyampaikan pesan;
2.
Pesan, merupakan pernyataan yang didukung oleh
lambang;
3.
Media, adalah sarana untuk menyampaikan pesan;
4.
Komunikan, orang yang akan menerima pesan.
Ruang lingkup komunikasi :
•
Komunikasi sosial merupakan komunikasi yang lebih
diarahkan kepada pencapaian suatu situasi integrasi sosial.
•
Komunikasi massa adalah suatu kegiatan komunikasi
yang ditujukan kepada orang banyak yang tidak dikenal,
selain itu sifat lain dari komunikasi massa adalah bahwa
komunikasi heterogen yaitu heterogen dalam latar belakang
sosial, latar belakang ekonomi, latar belakang budaya dan
latar belakang pendidikan. Komunikasi massa dapat
28
mempergunakan media massa dan dapat pula terjadi tanpa
media. Beberapa kriteria komunikasi massa adalah :
4.1.8
•
Khalayak luas (banyak jumlahnya).
•
Khalayak heterogen.
•
Khalayak anonim (tidak dikenal).
Teori Psikologi Anak
Menurut Fawzia Aswin Hadits, (Dosen dari Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia) Oktober 2003 dalam tulisannya “Teknik Menulis
Cerita Anak”, mengatakan psikologi perkembangan anak usia Sekolah
Dasar mempunyai ciri-ciri yang berbeda dan psikologi anak balita
maupun remaja, baik dalam perkembangan fisik, kognitif dan bahasa,
serta
perkembangan
sosial
emosional
mereka.
Perbedaan
ini
menyebabkan pula dalam pembuatan buku baca bagi mereka. Buku-buku
bagi anak balita (TK) yang biasanya didominasi gambar-gambar yang
besar dan jumlah kata-kata yang sedikit. Buku bacaan bagi anak usia
Sekolah Dasar (SD) juga berpesan:
•
Melatih kelancaran bahasa.
•
Melatih kelancaran membaca (secara tidak langsung)
•
Melatih minat baca.
•
Memperluas wawasan pengetahuan mereka.
•
Perangsang untuk meningkatkan daya imajinasi
•
Meningkatkan kreatifitas.
29
Menurut Catharine Fishel ( Designing for Children, 2001,
Rockport Publisher) desain untuk anak-anak yang efektif adalah:
•
Desain tersebut harus menarik, tidak harus baru, namun
dapat merangsang untuk berinteraksi.
•
Desain tersebut dapat memberi informasi. Desain yang
efektif untuk anak-anak menghargai intelegensi mereka,
memberitahu mereka tentang dunia luar dan mereka
sendiri.
•
Desain tersebut harus dapat memuaskan anak-anak, baik
itu memuaskan secara isi, nilai estetis, maupun value yang
ada di dalam produk tersebut.
4.2 Strategi Kreatif
4.2.1
Strategi Komunikasi
4.2.1.1 Fakta Kunci
•
Buku cerita bergambar buatan Indonesia masih sangat kurang
dibandingkan dengan buku cerita bergambar luar negeri. Sehingga
anak-anak Indonesia masih kekurangan bacaan buatan dalam
negeri yang memiliki budaya yang sesuai dengan budaya
Indonesia.
•
Sebagian besar buku cerita bergambar buatan Indonesia masih
belum bisa menyaingi buku cerita bergambar buatan luar negri.
30
•
Buku cerita bergambar buatan Indonesia masih dipersepsikan
buruk secara kualitas cerita, maupun kualitas teknis ilustrasi.
Diperlukan adanya pengenalan lebih dini terhadap cerita buatan
Indonesia.
4.2.1.2 Masalah Yang Akan Dikomunikasikan
•
Teknis ilustrasi yang menarik
•
Tampilan / layout yang tidak membosankan dan mudah dibaca.
•
Desain yang menarik untuk dilihat dan dikoleksi dan disesuaikan
dengan profil target yang baru.
4.2.1.3 Tujuan Komunikasi
Dengan menggunakan metode AIDCA ( Attention > Interest >
Desire > Conviction > Action) buku ini akan menarik anak-anak sebagai
target utama, ataupun orang tua dari target. Para target akan tertarik
dengan tampilan dan isi dari buku cerita bergambar ini, dan tertarik untuk
melihatnya, timbul keinginan untuk membaca lebih jauh, lalu
berkepastian untuk membelinya. Dan menjadikan buku ini lebih
berkembang dan mampu merubah persepsi masyarakat bahwa buku cerita
Indonesia tidak menarik.
31
4.2.1.4 Profil Target
Geografis:
Domisili
: Kota-kota besar
Wilayah
: Semua wilayah
Kepadatan
: Perkotaan
Iklim
: Semua Iklim
Demografis:
Usia
: Primer: 6-10 tahun
Sekunder: 10-12 tahun, 20-40 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan
Pekerjaan
: Pelajar
Pendidikan
: TK, SD
Agama
: Semua agama
Kebangsaan
: Indonesia
Psikografis:
Status ekonomi sosial : Menengah ke atas
Kepribadian
: Aktif, ceria, optimis.
Prilaku
: Suka membaca, belajar, suka hal-hal baru
4.2.1.5 Unique Selling Proposition
•
Buku ini menawarkan konten cerita bernuansa dalam
negeri, dengan tokoh yang sudah memiliki penggemar
tersendiri, dan menawarkan cerita yang berbeda yang
32
berisikan humor-humor segar dan sarat dengan pesan
moral.
•
Dengan tampilan layout yang eksploratif dan kualitas
teknis ilustrasi yang menarik, buku ini menawarkan sajian
yang berbeda dari buku-buku cerita bergambar lainnya
yang memiliki target sama.
•
Regenerasi target dengan layout yang lebih sesuai,
menghadirkan kelebihan tersendiri.
4.2.1.6 Pendekatan Emosional/Rasional
Publikasi buku ini menawarkan cerita yang berisikan humorhumor segar dan sarat dengan pesan moral, dan juga dengan latar cerita
Indonesia yang cocok dengan budaya Indonesia, sehingga secara rasional
buku ini memiliki kelebihan dibandin kompetitornya.
Sedangkan secara emosional, untuk target sekunder, buku telah
cukup tertanam di benak pembaca orang tua muda, dan bagi kedua target,
akan memberikan kepuasan tersendiri karena kualitas teknis ilustrasi dan
desainnya yang baik, sehingga menjadikannya menyenangkan untuk
dibaca, dan menarik untuk dikoleksi.
33
4.2.2
Strategi Desain
4.2.2.1 Tone and Manner
Dalam
berkomunikasi
dengan
pembacanya,
buku
ini
menampilkan nuansa yang ceria, berwarna warni dan dinamis,
sehubungan dengan target audience buku ini yang merupakan anak-anak
yang aktif dan dinamis.
4.2.2.2 Strategi Verbal
Gaya bahasa yang digunakan adalah informal, mengingat bahasa
tersebut digunakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi lebih
mudah dipahami dan mengingat tujuan buku ini lebih bersifat menghibur.
4.2.2.3 Strategi Visual
Unsur-unsur desain yang dipilih dengan mempertimbangkan
target serta pendekatan yang dilakukan, yaitu:
•
Warna yang digunakan adalah warna-warna yang ceria
dan cerah ( skema warna vivid color) yang menarik
perhatian anak-anak
•
Jenis font yang digunakan sans serif agar terlihat lebih
modern, tidak terlalu formal, dan menyenangkan.
•
Layout yang didesain dengan grid yang tidak kaku, dengan
hierarki yang jelas dan mudah terbaca.
34
•
Ilustrasi yang digunakan bernuansa fun, ramai, dan
menggunakan teknik pewarnaan digital agar terlihat lebih
modern.
4.3
Pemilihan Item
Item-item yang dipilih untuk publikasi buku cerita bergambar Lupus
Kecil ini adalah:
•
Logo buku Lupus Kecil
•
Sistem grid
•
Spread (tampilan halaman-halaman buku)
•
Mock up dari satu buku penuh, dan dua cover buku serinya
•
Poster sebagai elemen pendukung penjualan
•
Sticker sebagai bonus buku
•
Pin sebagai bonus buku
•
X-Banner sebagai penarik perhatian pengunjung di toko buku
Download