Bab III Metodologi Manajemen Risiko

advertisement
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Berpikir
Dimulai dari krisis perbankan di Asia yang berimbas ke Indonesia pada tahun
1998, yang dilanjutkan dengan reformasi politik di Indonesia, bencana-bencana
alam yang terus menerus terjadi di berberapa daerah di Indonesia seperti tsunami di
Sumatra, gempa bumi di pulau Jawa dan bencana banjir beberapa kota besar dan
meningkatnya harga minyak dunia, serta krisis ekonomi di Amerika Serikat, yang
mana peristiwa-peristiwa tersebut memberikan dampak untuk kelangsungan
perusahaan.
Akibat dari ketidak-siapan perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam
melaksanakan tata kelola perusahaan dengan baik, termasuk penerapan manajemen
risiko dalam menghadapi peristiwa tersebut diatas, menghasilkan tingkat kerugian
yang tinggi bagi perusahaan, pemegang saham, customer dan stakeholder.
Dengan kondisi tersebut, penerapan manajemen risiko yang baik menjadi
semakin penting untuk kelangsungan perusahaan, dan hal ini sesuai dengan
penerapan Good Corporate Governance dalam dunia usaha di Indonesia.
Dari beberapa penelitian, pelaksanaan manajemen risiko oleh perusahaanperusahaan di Indonesia menggunakan kerangka kerja yang sangat beragam yang
dalam pelaksanaannya dilakukan dengan pendekatan yang berbeda untuk tujuan
yang sama yaitu mengurangi risiko perusahaan. Pelaksanaan manajemen risiko oleh
perusahaan-perusahaan dapat dikelompokan pada :
•
Manajemen risiko dengan skala kecil, yaitu sebagai sebuah kewajiban yang
harus dilakukan oleh perusahaan berdasarkan peraturan yang berlaku.
•
Manajemen risiko dengan skala menengah, yaitu sebagai proses untuk
menghilangkan risiko-risiko perusahaan yang mungkin terjadi.
•
Manajemen
risiko
dengan
skala
besar,
yaitu
sebagai
proses
untuk
memaksimalkan keuntungan perusahaan dengan memanfaatkan risiko baik dan
menghindari risiko buruk.
21
22
Pandangan umum dari perusahaan, khususnya untuk perusahaan menengah
kecil / Small Medium Enterprise ialah : untuk manajemen risiko yang baik harus
dilakukan dengan skala besar dan memerlukan energi yang besar pula, dimulai dari
penambahan karyawan, penyiapan kerangka kerja dan perubahan kebijakan /
prosedur kerja serta penambahan budget operasional perusahaan.
Studi dari penelitian ini ialah mendapatkan kerangka kerja manajemen risiko
yang dapat dipergunakan oleh semua skala perusahaan untuk mendorong
pertumbuhan usaha atau organisasi melalui inovasi dengan tetap berjalan pada
koridor akuntabilitas dan kepatuhan.
3.2. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui studi literatur untuk mempelajari,
membandingkan dan mencari kesamaan dari berbagai kerangka kerja manajemen
risiko yang ada. Kerangka kerja manajemen risiko yang dihasilkan secara khusus
diarahkan kepada inovasi proses kerja atau proses bisnis yang di tujukan semua
fungsi diperusahaan, yaitu bagi pemimpin perusahaan (executive / strategic level)
bahkan sampai pada tatanan teknis operasional.
Ilustrasi dari kerangka kerja manajemen risiko akan mengacu pada analisis
proses kerja dan kinerja dari perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam penerapan
manajemen risiko.
3.3. Desain Penelitian
Variabel-variabel yang akan dipergunakan dalam penelitian ini antara lain
sebagai berikut :
•
Kerangka kerja manajemen risiko yang umum dipergunakan seperti COSO,
BASEL II dan sebagainya.
•
Business Strategies models yang umum dipergunakan seperti 3Cs model, 5
Forces model, 7Ss model, 7Cs model, 8 Strategic Laws of Gravity, 9Ss model
•
Business Invovation Models yang mencakup proses kerja atau proses bisnis
yang menghasilkan inovasi
23
•
Proses kerja atau proses bisnis dari beberapa perusahaan di Indonesia,
khususnya sektor keuangan, manufacturing dan perdagangan.
3.4. Teknik Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menganalisa model bisnis yang umum
dipergunakan untuk mendapatkan Kerangka Kerja Manajement Risiko berbasis
Peluang dan Inovasi.
Penelitian ini dilakukan dengan metode perbandingan (pengabungan) dari
kerangka kerja manajemen risiko dengan business strategies models dan business
innovation models sehingga didapat sebuah “Kerangka Kerja Manajemen Risiko
berbasis Peluang dan Inovasi” yang dapat diterapkan pada berbagai jenis usaha
dengan skala usaha beragam.
3.5. Teknik Analisa Proses
Dari penelitian yang dilakukan, didapat perlunya Kerangka Kerja Manajemen
Risiko berbasis Peluang dan Inovasi dan juga perubahan paradigma bahwa
manajemen risiko yang dikelola dengan baik akan memberikan peluang usaha yang
dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Kerangka Kerja Manajemen Risiko berbasis Peluang dan Inovasi dan
perubahan paradigma dari tingkat manajemen sampai tingkat operasional
diperlukan untuk membuat keseimbangan antara pertumbuhan perusahaan dengan
risiko yang mungkin terjadi, yang dikelola secara efisien dan efektif dalam
penggunaan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan perusahaan.
Kerangka kerja manajemen risiko dibuat berdasarkan beberapa kondisi
perusahaan secara umum di Indonesia yang meliputi :
•
Struktur organisasi pada perusahaan yang umumnya terdiri dari Dewan Direksi,
Senior Manajemen dan Satuan Unit Kerja, dengan fungsi yang bersifat strategi,
taktikal dan operasional. Pada perusahaan dengan skala kecil, umumnya fungsi
strategi dan taktikal dapat digabung menjadi satu untuk mendukung fungsi
operasional.
24
•
Faktor eksternal perusahaan yang dapat mempengaruhi perusahaan secara
langsung ataupun tidak langsung, seperti ekonomi, sosial politik, sumber daya
alam, tehnologi, peraturan, pelanggan perusahaan, perusahaan pesaing dalam
industri sejenis dan faktor-faktor eksternal lainnya.
•
Faktor internal perusahaan yang akan mempengaruhi semua kegiatan
perusahaan, seperti organisasi, sumber daya, bisnis proses, sistim informasi dan
faktor-faktor internal lainnya.
•
Sasaran utama perusahaan yang dinyatakan dalam visi dan misi perusahaan dan
diturunkan menjadi sasaran dari masing-masing fungsi di perusahaan.
FAKTOR
INTERNAL
MANAJEMEN
RISIKO
DEWAN
DIREKSI
(strategi)
SENIOR
MANAJEMEN
(taktikal)
SATUAN
UNIT KERJA
(operasional)
FAKTOR
EKSTERNAL
Visi, Misi
Perusahaan
Strategi
Program
Taktikal
Program
Operasional
Program
Gambar 3.1. Kerangka Kerja Manajemen Risiko
Kerangka kerja manajemen risiko (gambar 3.1) mengambarkan proses
manajemen risiko yang dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal pada
level Dewan Direksi dengan fungsi strategi, level Senior Manajemen dengan fungi
taktikal dan level Satuan Unit Kerja dengan fungsi operasional. Alur kerja ini
mengalir turun sesuai dengan alur kerja yang dimulai dari sararan utama perusahaan
mengalir melalui masing-masing fungsi di perusahaan, dimulai dari visi dan misi
perusahaan, strategi program, taktikal program sampai pada operasional program.
Dan sebaliknya informasi kinerja berupa laporan mengalir naik dari level Satuan
Unit Kerja terkecil ke level Senior Manajemen sampai pada level Dewan Direksi.
25
Informasi yang lengkap dan akurat akan mendukung proses kerja dalam semua
fungsi di perusahaan.
Dewan Direksi
Dewan Direksi yang merupakan fungsi tertinggi di perusahaan atau
manajemen puncak, akan memainkan peran penting dalam fungsi strategi seperti
penentuan sasaran utama perusahaan, melakukan formulasi strategi perusahaan dan
alokasi sumber daya perusahaan. Dewan Direksi bertanggung jawab secara
langsung untuk semua kegiatan perusahaan. Secara alami, Dewan Direksi pada
masing-masing perusahaan mempunyai tanggung jawab yang berbeda, tergantung
pada karakteristik perusahaan. Secara umum tanggung jawab Dewan Direksi
mencakup hal-hal seperti :
•
Menentukan sasaran strategik, strategi, dan sasaran utama perusahaan. Dewan
Direksi juga menentukan kebijakan tingkat luas dan mengembangkan filosofi
manajemen perusahaan
•
Mengambil tindakan berkenaan dengan struktur organisasi, informasi dan
komunikasi kebijakan perusahaan, dan jenis perencanaan dan sistem pelaporan
yang akan digunakan perusahaan.
•
Memberikan kepemimpinan dan arahan pada Senior Manajemen. Dewan
Direksi bersama dengan Senior Manajemen membentuk nilai perusahaan,
prinsip perusahaan, dan kebijakan perusahaan yang membentuk dasar yang kuat
pondasi untuk operasional perusahaan.
•
Meeting secara periodik dengan Senior Manajemen untuk melakukan review
pada area-area fungsional utama, seperti penjualan, pemasaran, produksi,
pengadaan, pembiayaan, sumber daya manusia.
Senior Manajemen
Senior Manajemen yang bertanggung jawab atas unit fungsional perusahaan
memiliki tanggung jawab untuk mengelola strategi yang sudah ditentukan oleh
Dewan Direksi yang terkait dengan sasaran unit fungsional mereka. Senior
Manajemen mengkonversi strategi kedalam sasaran fungsional, mengidentifikasi
26
proses kerja operasional dan memastikan operasional perusahaan berjalan dengan
baik. Manajer senior biasanya menetapkan tanggung jawab untuk prosedur kerja
operasional khusus pada manajer dalam proses tertentu, fungsi atau departemen
tertentu. Senior Manajemen juga membuat merekomendasikan mengenai aktivitas
kontrol terkait, memonitor operasional, dan bertemu dengan Dewan Direksi atas
untuk melaporkan kinerja dari unit fungsional mereka.
Satuan Unit Kerja
Satuan Unit Kerja, seperti unit kerja produksi, unit kerja keuangan, unit kerja
penjualan dan lainnya, memiliki tanggung jawab untuk mencapai sasaran kerja yang
sudah ditentukan oleh Senior Manajemen terkait dengan sasaran unit kerja mereka,
bekerja sama dengan unit kerja lainnya untuk melaksanakan program kerja,
melakukan monitoring dan melaporkan kinerja dari unit kerja mereka.
Satuan Unit Kerja dengan sumber daya yang ada memainkan peran penting
dalam operasional harian yang membahas sasaran–sasaran unit, seperti teknik untuk
identifikasi proses kerja, menentukan pengembangan proses unit kerja dan penilaian
peningkatan kinerja dari unit kerja mereka.
Faktor Eksternal
Setiap perusahaan pasti berhubungan dengan sistim di luar perusahaan yang
mempunyai dampak langsung ataupun tidak langsung pada operasional dan kinerja
perusahaan. Seperti tingkat pertumbuhan ekonomi, pola belanja konsumen, pasar
modal, tingkat inventasi, suku bunga, indek harga barang-barang pokok, ketenagakerjaan, pemasok, peraturan pemerintah, sistim perpajakan termasuk perubahannya,
produk-produk penganti, jalur distribusi, perkembangan tehnologi dan faktor-faktor
lainnya yang berhubungan secara spesifik untuk masing-masing jenis usaha. Faktor
eksternal yang sangat dinamis ini dapat berguna bagi perusahaan bila dianalisa
secara benar, tetapi juga dapat merupakan risiko bagi perusahaan disisi lainnya.
Setiap faktor eksternal yang berhubungan dengan perusahaan harus di analisa
dengan baik sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan pada setiap proses
27
kerja. Seperti ketersediaan material produksi yang tergantung dengan kondisi alam
sampai pada proses penjualan yang menggunakan tehnologi otomatis.
Faktor yang di analisa oleh setiap perusahaan tidak pasti sama, tergantung
pada jenis usaha, kebutuhan dan kepentingan perusahaan. Untuk jenis usaha retail,
faktor suplier dan sistim penjualan adalah yang paling utama. Pada jenis usaha
keuangan, faktor peraturan pemerintah dan perubahan peta kompetisi di dunia
adalah fokus utama yang harus diperhatikan.
Perubahan dari eksternal ini akan memberikan dampak bagi operasional dan
kinerja perusahaan. Seorang Manager perusahaan harus dapat mengelola perubahan
yang terjadi dengan baik untuk mendapatkan peluang untuk perusahaan.
Keberhasilan dalam menghadapi perubahan yang terjadi, baik dalam jenis usaha
yang sama ataupun berbeda diperusahaan lain, dapat dijadikan sebagai patokan baru
yang harus dicapai oleh manager tersebut. Perubahan gaya hidup, kemajuan
tehnologi, perubahan jalur transportasi, konsep usaha baru, peluncuran produk baru
dari pesaing adalah perubahan yang akan menjadi risiko atau peluang untuk
perusahaan, tergantung dari cara perusahaan menghadapi perubahan tersebut.
Dan yang harus di antisipasi oleh perusahaan adalah kombinasi dari
perubahan yang terjadi saat ini pasti akan memberikan risiko atau peluang baru bagi
perusahaan secara cepat atau lambat. Antisipasi perusahaan terhadap perubahan ini
adalah melakukan perbandingan dengan cara yang tidak sistimatis atau diluar dari
kebiasaan yang umum dipergunakan. Seperti penerbitan majalah yang diberikan
secara gratis kepada pelangan akan mendapatkan fokus untuk mendapatkan
pemasukan dari pemasang iklan.
Faktor Internal
Selain faktor eksternal, kinerja perusahaan dipengaruhi pula oleh faktor
internal perusahaan, seperti biaya operasional, modal kerja, proses kerja, persediaan,
pendapatan dan keuntungan, kemampuan untuk berkembang, tehnologi yang
dipergunakan, jaringan distribusi, dan sistim operasional yang menghasilkan
budaya kerja. Faktor internal ini juga sangat dinamis, sehingga perusahaan harus
melakukan proses dokumentasi yang baik dan secara rutin dilakukan analisa
28
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi untuk meningkatkan kinerja perusahaan
pada setiap proses kerja, seperti peningkatan pendapatan, pengurangan waktu
proses dan efisiensi biaya yang akan meningkatkan keuntungan perusahaan.
Proses analisa faktor internal ini dapat menggunakan bisnis model modern
seperti aplikasi untuk laporan keuangan sampai pada bisnis model tradisional
seperti perhitungan persediaan menggunakan kartu stok. Faktor yang di analisis
oleh setiap perusahaan tidak pasti sama, tergantung pada jenis usaha, kebutuhan dan
kepentingan perusahaan. Untuk jenis usaha services, faktor pengurangan waktu
proses lebih menghasilkan keuntungan dibanding dengan mencari pelanggan baru.
Pada jenis usaha hotel, faktor efisiensi penggunaan air dan listrik lebih
menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan meningkatnya tingkat hunian hotel.
Perubahan di internal perusahaan dapat dipengaruhi oleh perubahan yang
terjadi di eksternal, seperti operasional menjadi lebih sempurna dengan adanya
tehnologi baru, komunikasi antar karyawan lebih baik dengan menggunakan
perangkat komunikasi terbaru, operasional berubah mengikuti permintaan dari
principle dan lainnya.
Keberhasilan dalam menghadapi perubahan yang terjadi, baik dalam jenis
usaha yang sama atuapun berbeda diperusahaan lain, dapat dijadikan sebagai
patokan baru yang harus dicapai oleh perusahaan untuk mencapai operasional yang
lebih baik.
Manajemen risiko
Manajemen risiko adalah satu set keyakinan dan sikap bersama yang
mencirikan bagaimana perusahaan mempertimbangkan risiko dalam segala sesuatu
yang dilakukannya, dari pengembangan strategi dan pelaksanaan operasional
hariannya. Filosofi manajemen risiko mencerminkan nilai-nilai perusahaan,
mempengaruhi gaya dan kultur kerja, mempengaruhi bagaimana komponen
manajemen risiko diaplikasikan, meliputi bagaimana risiko diidentifikasi, jenis
risiko yang diterima, dan bagaimana hal ini dikelola dengan baik.
Ketika manajemen risiko dikembangkan dengan baik, dimengerti dan
dipahami oleh seluruh bagian, perusahaan ini diposisikan untuk secara efektif untuk
29
mengenali dan mengelola risiko yang ada. Jika tidak, ada pengelolaan yang tidak
merata dari manajemen risiko perusahaan pada Satuan Unit Kerja, satuan fungsi,
atau departmen. Tetapi bahkan ketika manajemen risiko perusahaan berkembang
dengan baik, namun mungkin ada perbedaan gaya dan kultur kerja diantara unitunitnya, menghasilkan variasi dalam
aplikasi manajemen risiko perusahaan.
Misalkan, sebuah fungsi penjualan yang agresif mungkin memfokuskan perhatian
pada pihak-pihak eksternal, akan mengabaikan semua kebijakan internal dan
pengabaian kepatuhan dan peraturan yang ada. Secara terpisah, gaya dan kultur
kerja yang berbeda ini bisa berpengaruh buruk pada operasional perusahaan. Tetapi
dengan bekerja sama secara baik, unit-unit ini bisa dengan tepat mencerminkan
filosofi manajemen risiko perusahaan.
Manajemen risiko perusahaan tercemin secara nyata dalam segala sesuatu
yang dilakukan manajemen dalam menjalankan perusahaan. Ini dapat dilihat pada
laporan kebijakan, komunikasi tulisan dan oral, dan pembuatan keputusan. Ketika
manajemen menekankan kebijakan tertulis, standar perilaku, indikator kinerja, dan
laporan kinerja, atau tatap muka dengan manajemen kunci, yang penting adalah
bahwa level manajemen atas akan memperkuat filosofi manajemen risiko tidak
hanya dengan kata tetapi juga dengan tindakan harian.
3.5.1. Manajemen Risiko berbasis Peluang dan Inovasi
Manajemen risiko yang umum dipergunakan oleh perusahaan mempunyai
pola yang seragam yaitu manajemen risiko hanya membahas risiko dari strategi
perusahaan dan merupakan tanggung jawab dari bagian yang ditunjuk . Dimulai
dari proses identifikasi risiko-risiko yang mungkin akan dapat membuat sasaran
strategik perusahaan tidak tercapai, dilanjutkan dengan tindakan yang dilakukan
oleh perusahaan berdasarkan respon risiko yang dipilih untuk mengurangi /
menghilangkan risiko perusahaan.
Manajement Risiko berbasis Peluang dan Inovasi dibuat secara sederhana
secara dengan pola yang sama secara umum untuk setiap fungsi pada perusahaan
dan dapat mencakup proses yang terstruktur secara lengkap untuk menterjemahkan
30
sasaran perusahaan yang sudah ditentukan oleh level diatasnya menjadi programprogram yang akan dilaksanakan oleh fungsi tersebut.
Manajement Risiko berbasis Peluang dan Inovasi (gambar 3.2 ) dimulai dari
melakukan idenfikasi risiko yang ada untuk mencapai sasaran yang ditentukan.
Identifikasi risiko ini akan membuat masing-masing fungsi mendapatkan gambaran
mengenai jenis risiko yang ada, dampak negatif risiko pada pencapaian sasaran,
kemungkinan timbulnya risiko, dan respon yang akan dilakukan terhadap risikorisiko tersebut.
FAKTOR INTERNAL
SASARAN
IDENTIFIKASI
RISIKO
IDENTIFIKASI
PELUANG
SOLUSI
INOVATIF
PELAKSANAAN
FAKTOR EKSTERNAL
Gambar 3.2. Kerangka kerja Manajemen Risiko berbasis Peluang dan Inovasi
Dari risiko yang ada tersebut kemudian dilakukan identifikasi peluang yang
akan menghasilkan peluang dengan mempertimbangkan faktor-faktor internal yang
menjadi kelebihan atau kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan dan juga potensipotensi yang ada lingkungan eksternal perusahaan untuk menghadapi risiko tersebut.
Identifikasi peluang ini akan memberikan pandangan yang akan mengantar
masing-masing fungsi untuk mendapatkan solusi inovatif yang akan mengatasi
risiko yang ada tersebut. Solusi inovatif ini akan merubah dampak negatif menjadi
dampak positif, memperbesar kesempatan untuk melakukan solusi inovatif dan juga
potensi yang timbul dari solusi inovatif tersebut.
Tahap identifikasi peluang dan solusi inovatif merupakan proses yang akan
melengkapi kerangka kerja manajemen risiko yang umum dipergunakan, sebelum
dilanjutkan dengan tindakan yang dilakukan oleh perusahaan berdasarkan respon
31
risiko yang dipilih untuk mengurangi / menghilangkan risiko perusahaan.
Penambahan tahap identifikasi peluang dan solusi inovatif diantara tahap
identifikasi peluang dan pelaksanaan ini merupakan point utama dari kerangka kerja
Manajemen Risiko berbasis Peluang dan Inovasi.
Selanjutnya setiap fungsi akan menghasilkan program pelaksanaan yang
mencakup semua aspek sebelumnya, yaitu sasaran yang ada, risiko yang mungkin
timbul dan solusi inovatif yang akan mendukung pencapaian sasaran yang sudah
ditentukan di awal.
Manajemen
Risiko
berbasis
Peluang
dan
Inovasi
ini
juga
harus
memperhitungkan faktor internal dan faktor eksternal yang ada dan dapat
mempengaruhi seluruh proses ini. Dan pasti akan memberikan perubahan pada
lingkungan internal perusahaan, baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Manajement Risiko berbasis Peluang dan Inovasi merupakan suatu proses
yang tidak akan berhenti pada satu proses saja, tetapi juga akan mempengaruhi
proses kerja di level berikutnya. Dan perubahan yang dihasilkan oleh manajemen
risiko ini, khususnya pada lingkungan internal perusahaan akan menjadi masukan
pada proses berikutnya.
Sasaran
Elemen terpenting dari perusahaan adalah sasaran yang akan dicapai oleh
sebuah perusahaan. Apa yang butuhkan oleh sebuah organisasi? Apa yang
dilakukan untuk mencapainya? Apa yang dapat membantu sebuah pengambilan
keputusan selalu bertujuan untuk mendorong perusahaan secara konsisten menuju
ke arah yang sama? Apa sasaran yang akan dicapai perusahaan akan memotivasi
karyawan, arahan untuk keputusan investasi dan memberikan inspirasi bagi para
pemegang saham? Sebuah visi dan misi yang nyata adalah jawaban dari semua
pertanyaan diatas secara mudah dan jelas dari semua sasaran perusahaan.
Sebuah visi dan misi dapat berupa sesuatu yang tegas dan bebas dari pengaruh
yang lain, ataupun posisi yang relatif terhadap pesaing, kelompok pelanggan,
tehnologi, proses dan elemen lainnya yang dapat di definikan secara sistimatik.
32
Untuk mencapai keberhasilan, visi dan misi perusahaan harus dapat
diterjemahkan kedalam strategi-strategi yang akan di lanjutkan dengan membuat
program-program kerja dengan pengukuran keberhasilan yang jelas. Sebuah visi
dan misi akan dapat mengarahkan beberapa strategi. Sebuah strategi akan dapat
mengarahkan beberapa taktik. Dan taktik, secara umum dalam istilah militer adalah
kegiatan yang dilaksanakan saat menghadapi musuh, yang harus dipahami dengan
jelas untuk mendukung tujuan yang ditentukan dengan keranga kerja yang akan
mengarah pada keputusan yang terbaik untuk terus maju. Tanpa visi dan misi
perusahaan yang jelas, baik pada proses pembuatan keputusan dan pelaksanaan
yang baik dari strategi tersebut akan memberikan ketidak jelasan dari tujuan yang
akan dicapai dan hanya akan menghasilkan sedikit pemimpin yang dapat
menginspirasi setiap anggota kelompok untuk memberikan yang terbaik untuk
mencapai tujuan perusahaan.
Sebuah visi dan misi perusahaan ditentukan dalam arti luas apa yang ingin
dicapai oleh perusahaan. Ini penting bahwa manajemen secara nyata membangun
sasaran-sasaran dari masing-masing fungsi, menentukan program strategi,
memformulasikan strategi, dan operasional, kepatuhan pada peraturan yang ada,
dan sasaran pelaporan untuk pengukuran kinirja perusahaan. Ketika visi dan misi
perusahaan atau sasaran strategik perusahaan pada umumnya stabil, strateginya dan
banyak sasaran terkait lebih dinamik dan disesuaikan untuk kondisi internal dan
eksternal yang berubah. Ketika faktor internal dan eksternal berubah, strategi dan
sasaran terkait disesuaikan dengan sasaran strategik perusahaan.
Sasaran perlu dimengerti dengan mudah dan bisa diukur. Manajemen risiko
meminta setiap karyawan pada semua level memiliki pengertian yang disyaratkan
dari sasaran perusahaan ketika mereka berhubungan dengan bagian lainnya. Semua
karyawan harus memiliki pengertian bersama mengenai apa yang dicapai dan cara
mengukur apa yang dicapai.
Identifikasi risiko
Setiap fungsi harus dapat melakukan identifikasi risiko sesuai dengan jenis
risiko yang secara potensial akan dapat mempengaruhi perusahaan dalam mencapai
33
sasaran yang sudah ditetapkan, dan menentukan apakah risiko tersebut berpengaruh
buruk pada kemampuan perusahaan untuk meng-implementasikan strategi dan
mencapai sasaran. Risiko dengan dampak negatif merepresentasikan keadaan yang
membutuhkan penilaian dan respon terhadap risiko tersebut. Ketika melakukan
identifikasi risiko, setiap fungsi harus mempertimbangkan berbagai faktor-faktor
internal dan faktor-faktor eksternal yang dapat meningkatkan risiko dan kesempatan
risiko tersebut dalam lingkup perusahaan secara menyeluruh.
Identifikasi risiko akan mengelompokan risiko yang ada dalam lima jenis
risiko, yaitu risiko strategis, risiko operasional, risiko kepatuhan, risiko hukum, dan
risiko reputasi.
•
Risiko strategi, adalah risiko yang dapat timbul bila perusahaan tidak dapat
menentukan sasaran strategik, membuat rencana kerja strategi menjadi program
kerja operasional terkait yang disesuaikan atau mendukung sasaran perusahaan.
•
Risiko operasional, adalah risiko yang melekat di setiap operasional perusahaan,
yang dapat disebabkan oleh ketidak sesuaian rencana, pelaksanaan dan
pengembangan dan sarana pendukung proses operasional.
•
Risiko kepatuhan, adalah risiko yang dapat timbul bila perusahaan tidak
mempunyai sistim yang memastikan kepatuhan perusahaan terhadap ketentuan
atau peraturan yang berlaku bagi perusahaan. Risiko kepatuhan ini berdampak
pada reputasi serta citra perusahaan, dan juga pada kesempatan pengembangan
usaha atau ekspansi.
•
Risiko hukum, adalah risiko yang disebabkan oleh tuntutan hukum akibat
pelanggaran ketentuan atau peraturan, tidak adanya ketentuan atau peraturan
yang mendukung atau kelemahan kontrak seperti tidak dipenuhinya syarat sah
suatu kontrak oleh perusahaan.
•
Risiko reputasi, adalah risiko timbulnya opini masyarakat yang negatif yang
disebabkan oleh kegagalan perusahaan, adanya permasalahan pada produk
perusahaan dan ketidakmampuan perusahaan dalam mendukung perkembangan
perusahaan. Risiko ini dapat menurunkan kinerja perusahaan akibat dari
ketidak-percayaan dari masyarakat umum terhadap perusahaan.
34
Proses identifikasi risiko untuk mengenali bahwa ketidakpastian selalu ada,
tetapi tidak tahu apakah risiko akan terjadi, atau kapan, dan dampaknya pada
perusahaan. Identifikasi risiko dilakukan dengan mempertimbangkan satu range
event potensial yang berasal dari internal dan eksternal – tanpa harus fokus pada
apakah
dampak
ini
positif atau
negatif.
Dengan
cara
ini
manajemen
mengidentifikasi tidak hanya event potensial dengan dampak negatif, tetapi juga
yang merepresentasikan kesempatan yang dicapai.
Identifikasi risiko memungkinkan perusahaan untuk mempertimbangkan
tingkat dari risiko yang potensial memiliki dampak pada pencapaian sasaran.
Manajemen dapat menilai risiko dari dua perspektif, yaitu kemungkinan dan
dampak negatif, dengan menggunakan kombinasi metode kualitatif dan kuantitatif.
Kemungkinan merepresentasikan kemungkinan bahwa event itu akan terjadi,
sedangkan dampak negatif merepresentasikan efeknya. Kemungkinan dan dampak
adalah istilah yang umum digunakan, meskipun beberapa perusahaan menggunakan
istilah lain seperti probabilitas, keparahan, keseriusan, atau konsekwensi.
Terkadang kata ini memiliki konotasi khusus yang lebih banyak dengan
‘kemungkinan’ menunjukkan kemungkinan event ini terjadi dalam arti kualitatif
seperti tinggi, sedang, dan rendah, atau skala penilaian yang lain, dan dengan
probabilitas menunjukkan ukuran kuantitatif seperti prosentase, frekuensi kejadian,
atau ukuran numerik yang lain.
Menentukan berapa banyak perhatian harus diberikan untuk menghasilkan
susunan daftar risiko yang dihadapi perusahaan adalah sulit dan menantang. Kita
mengenali bahwa sebuah risiko dengan kemungkinan rendah kejadian dan sedikit
dampak potensial pada umumnya tidak menjamin pertimbangan lebih lanjut. Di sisi
lain, sebuah risiko dengan kemungkinan kejadian tinggi dan dampak potensial
signifikan membutuhkan perhatian besar. Kondisi diantara ekstrim ini biasanya
membutuhkan penilaian yang sulit. Ini penting bahwa analisis harus rasional dan
dilakukan dengan teliti. Dampak negatif dari risiko potensial harus dibahas pada
level Dewan Direksi sampai pada level Satuan Unit Kerja.
Batasan waktu dapat dipergunakan untuk menilai risiko dan harus sesuai
dengan waktu strategi dari sasaran terkait. Karena banyak strategi perusahaan dan
35
fokus sasaran pada jangka pendek, menengah sampai jangka panjang. Namun,
beberapa aspek dari arah dan sasaran strategi jangka pendek atau menengah dapat
memperluas ke masa jangka panjang. Sebagai hasil, manajemen perlu menaruh
perhatian pada jangka waktu yang lebih panjang dengan tidak mengabaikan risiko
yang mungkin terjadi.
Risiko dalam range dari yang jelas sampai yang tidak jelas, dan dampak dari
risiko dari yang sangat signifikan sampai yang tidak signifikan. Untuk menghindari
pengabaian risiko-risiko relevan, identifikasi dibuat paling baik dari penilaian
kemungkinan risiko terjadi dan dampaknya, yang merupakan topik dari penilaian
risiko. Namun, batasan praktis ada, dan ini sering sulit untuk tahu kemana
menggambarkan garis ini. Tetapi bahkan risiko dengan kemungkinan kejadian
rendah harus menjadi fokus perhatian jika dampak negatif pada pencapaian sasaran
penting adalah besar.
Metodologi identifikasi risiko mungkin merupakan kombinasi teknik-teknik
yang dipergunakan bersama dengan tool pendukung. Teknik identifikasi risiko
melihat pada masa lalu dan masa depan. Teknik yang fokus pada masa lalu dan
trend mempertimbangkan persoalan seperti sejarah gagal bayar, perubahan dalam
harga komoditas, kehilangan waktu dan kecelakaan. Teknik yang fokus pada masa
depan membahas persoalan seperti pergeseran demografi, kondisi pasar baru, dan
tindakan kompetitor.
Pada level fungsi yang berbeda, teknik identifikasi risiko juga berbeda secara
luas. Dan sebagian besar tehnik identifikasi risiko didapat dari pendekatan umum
dalam spesifikasi industri sejenis. Misalkan, industri jasa keuangan, industri
kesehatan dan industri keamanan menggunakan teknik tracking event rugi. Teknik
ini mulai dengan satu fokus pada data masa lalu, dimana pendekatan yang lebih
dasar melihat pada risiko-risiko berdasarkan persepsi internal, dan digabung dengan
sumber data risiko dan kemudian dimasukkan dalam model proyeksi risiko.
Beberapa tehnik fokus pada analisa data detail dan menciptakan pandangan risiko
dari level bawah ke atas, sedangkan yang lain fokus dari level atas ke bawah.
Perusahaan–perusahaan lebih maju dalam manajemen risiko biasanya menggunakan
satu kombinasi teknik yang mempertimbangkan masa lalu dan masa depan.
36
Satu risiko bisa memicu risiko yang lain, dan risiko bisa terjadi secara
bersamaan. Dalam identifikasi risiko, setiap fungsi harus mengerti bagaimana risiko
berhubungan satu dengan yang lain. Dengan menilai hubungan tersebut, dapat
ditentukan kemana identifikasi risiko diarahkan lebih baik. Misalkan, sebuah
perubahan dalam suku bunga bank sentral mempengaruhi rate nilai tukar valuta
asing yang relevan dengan keuntungan dan rugi transaksi mata uang. Sebuah
keputusan untuk mengurangi investasi modal menunda sebuah upgrade terhadap
sistem manajemen distribusi, menyebabkan downtime tambahan dan biaya operasi
yang meningkat. Sebuah keputusan untuk mengekspansi training pemasaran
mungkin memperbaiki kapabilitas penjualan dan kualitas jasa, menghasilkan
peningkatan dalam frekuensi dan volume order pelanggan berulang. Sebuah
keputusan untuk masuk garis bisnis baru, dengan dorongan yang terkait dengan
kinerja yang dilaporkan, bisa meningkatkan risiko kesalahan dalam aplikasi prinsipprinsip akuntansi dan pelaporan yang curang.
Dari identifikasi risiko yang dilakukan dengan dua perspektif, yaitu
kemungkinan dan dampak negatif, setiap fungsi harus menentukan bagaimana akan
memberikan respon terhadap risiko tersebut. Dalam mempertimbangkan responnya,
harus menilai efek pada kemungkinan risiko, dampak, dan biaya serta benefit-nya,
memilih respon yang membawa risiko dalam toleransi risiko yang diinginkan.
Respon meliputi penghindaran risiko, pengurangan risiko, penyebaran risiko, dan
menerima risiko.
•
Penghindaran risiko, adalah mengeluarkan kegiatan yang meningkatkan risiko.
Penghindaran risiko melibatkan pengeluaran line produk baru, penurunan
ekspansi ke pasar geografis baru, atau menjual satu divisi.
•
Pengurangan risiko, adalah tindakan yang diambil untuk mengurangi
kemungkinan risiko atau dampak atau keduanya. Ini biasanya melibatkan
banyak keputusan bisnis harian.
•
Penyebaran risiko, adalah melakukan reduksi kemungkinan atau dampak risiko
dengan mentransfer ke tempat lain satu bagian dari risiko ini. Teknik umumnya
meliputi pembelian produk asuransi, terlibat dalam transaksi hedging, atau
outsourcing aktivitas.
37
•
Penerimaan
risiko,
artinya
tidak
ada
tindakan
yang
diambil
untuk
mempengaruhi kemungkinan risiko atau dampak risiko.
Untuk banyak risiko, opsi respon yang tepat adalah jelas dan diterima dengan
baik. Misalkan, opsi respon yang relevan terhadap peredaan efek aktivitas
kompetitor pada nilai brand mungkin membutuhkan riset dan analisis pasar. Untuk
risiko lain, opsi yang ada mungkin tidak jelas, membutuhkan investigasi dan
analisis. Dalam menentukan respon risiko, harus mempertimbangkan hal-hal :
•
Efek dari respon potensial pada kemungkinan dan dampak risiko dan opsi
respon mana yang sesuai dengan toleransi risiko perusahaan.
•
Biaya versus keuntungan.
•
Kesempatan yang mungkin untuk mencapai sasaran perusahaan lebih dari risiko
perusahaan.
Untuk risiko yang cukup signifikan, penerapan pada perusahaan umumnya
mempertimbangkan respon potensial dari satu range opsi respon. Hal ini akan
memberikan arahan untuk melakukan seleksi respon dan juga untuk menghindari
respon yang sama, yang sering dilakukan secara rutin.
Identifikasi peluang
Dari tahapan identifikasi risiko sebelumnya, setiap fungsi harus menentukan
bagaimana akan memberikan respon terhadap risiko tersebut. Dan untuk respon
risiko, yang mana perusahaan dapat menerima risiko, yang artinya tidak ada
tindakan yang diambil untuk mempengaruhi kemungkinan risiko atau dampak
risiko. Tetapi untuk respon risiko yang lain seperti penghindaran risiko,
pengurangan risiko, dan penyebaran risiko, perusahaan akan membawa risiko
tersebut masuk dalam toleransi risiko yang dapat diterima oleh perusahaan.
Identifikasi peluang dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor
internal yang menjadi kelebihan atau kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan dan
juga potensi-potensi yang ada lingkungan eksternal perusahaan untuk menghadapi
risiko tersebut.
38
Perusahaan-perusahaan yang sukses pasti memiliki sumber daya yang menjadi
kelebihan atau kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan. Dan bagian terpenting dari
suatu rantai perubahan yang terintegrasi dengan baik untuk menjadi pemenang dari
persaingan yang semakin ketat. Dalam perkembangan dunia usaha yang sangat
pesat dan kompleks ini, faktor internal yang kuat seperti struktur organisasi yang
optimal, bisnis proses yang tersusun dengan baik dan sistim informasi yang tepat
akan membantu perusahaan untuk membuat semua elemen di perusahaan bekerja
dalam sistim perusahaan dan juga meningkatkan optimalisasi pada semua
komponen diperusahaan melalui eksprolasi semua peluang yang ada untuk
menciptakan proses kerja baru yang lebih baik.
Hal terpenting dalam melakukan identifikasi peluang adalah fokus, terutama
dalam penggunaan sumber daya yang berbeda-beda di dalam perusahaan untuk
mencapai standar operasional yang unggul pada masing-masing bagian dengan
membuat prioritas pada rencana kerjanya. Masing-masing fungsi harus fokus pada
hal-hal yang menjadi keungulannya, memanfaatkan elemen kompetitif yang
dimiliki, termasuk aset ataupun kegiatan-kegiatan yang tidak berhubungan dengan
bisnis perusahaan.
Identifikasi peluang ini akan memberikan pandangan baru kepada masingmasing fungsi, yang akan mengantar masing-masing fungsi untuk mendapatkan
solusi inovatif yang akan mengatasi risiko yang ada tersebut. Solusi inovatif ini
akan merubah dampak negatif menjadi dampak positif, memperbesar kesempatan
untuk melakukan solusi inovatif dan juga potensi yang timbul dari solusi inovatif
tersebut.
Solusi Inovatif
Perusahaan mengenali bahwa risiko dan peluang akan selalu ada, seperti dua
sisi mata uang. Setelah dilakukan proses identifikasi risiko dan identifikasi peluang,
tahap selanjutnya adalah mendapatkan solusi inovatif untuk memastikan perusahaan
dapat mencapai sasaran yang sudah ditetapkan.
Proses identifikasi risiko akan mengenali bahwa ketidakpastian selalu ada,
tetapi tidak tahu apakah risiko akan terjadi, atau kapan, atau dampaknya pada
39
perusahaan. Dan identifikasi peluang akan mempertimbangkan faktor-faktor
internal yang menjadi kelebihan atau kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan dan
juga potensi-potensi yang ada lingkungan eksternal perusahaan untuk menghadapi
risiko tersebut. Sedangkan solusi inovatif adalah untuk memastikan suatu keputusan
yang diambil oleh perusahaan yang akan memberikan dampak positif untuk
kemajuan perusahaan. Solusi inovatif ini harus dapat dituangkan dalam detail
rencana kerja yang efektif, dapat di implementasikan dan merupakan suatu proses
yang selaras dan berkesinambungan bagi perusahaan. Penentuan target yang
spesifik, fungsi kontrol, parameter pengukuran dan tahapan dari setiap proses yang
akan dilakukan oleh perusahaan harus sudah ditentukan pada saat pembuatan solusi
inovatif ini.
Ketika melakukan proses untuk mendapatkan solusi yang inovatif, setiap
fungsi harus mempertimbangkan faktor internal dan faktor eksternal yang dapat
membantu perusahaan untuk merubah kemungkinan adanya risiko dan dampak
negatif yang dapat mempengaruhi perusahaan dalam mencapai sasaran yang sudah
ditetapkan, dan menentukan apakah solusi inovatif tersebut berpengaruh positif
pada kemampuan perusahaan untuk mengimplementasikan strategi dan mencapai
sasaran.
Sejalan dengan perubahan yang dilakukan di internal, perusahaan juga harus
mendefinisikan kembali peta persaingan yang terjadi dalam industri sejenis. Faktorfaktor perubahan di ekternal yang akan mempengaruhi perubahan dalam peta
persaingan, seperti merger, akuisisi, strategi aliansi, kerja sama operasional dan
peraturan pemerintahan. Perusahaan yang memiliki sasaran yang sudah
memperhitungkan perubahan ini adalah perusahaan yang akan mencapai sararan
yang sudah ditentukan, bahkan siap untuk memenangkan persaingan pada masa
yang akan datang.
Hal lain yang juga penting dalam proses untuk mendapat solusi inovatif
adalah menyelaraskan semua kegiatan dari masing-masing fungsi, menghilangkan
semua hal-hal yang menghambat pencapaian sasaran, dan juga faktor risiko yang
tidak pasti, serta menghimpun semua kekuatan perusahaan untuk memiliki
pandangan yang sama untuk mencapai sasaran dengan menyatukan semua elemen
40
dari perusahaan dan kemampuan untuk memaksimalkan segala potensi di
perusahaan.
Solusi inovatif ini akan memberikan kesempatan pada perusahaan untuk
menerapkan sistim bisnis baru pada perusahaan yang dapat dihasilkan dari
pembagian atau pemisahan proses kerja, outsourcing, akuisisi atau merger
perusahaan lain, pengabungan dan re-enginerring.
Satu kunci untuk menjadi sukses dalam pembuatan solusi inovatif adalah
fokus, terutama dalam mengurangi risiko yang ada dan meningkatkan peluang yang
ada di dalam perusahaan untuk mencapai standar operasional yang unggul pada
masing-masing fungsi.
Pelaksanaan
Pelaksanaan sebagai proses akhir dari Manajement Risiko berbasis Peluang
dan Inovasi yang mencakup eksekusi dari rencana kerja secara nyata, perbaikan
berkelanjutan atau penyempurnaan selama proses berlangsung, melakukan kegiatan
kontrol dan pengawasan pada setiap proses dan memastikan hasil yang diberikan
dari setiap proses sudah maksimal. Termasuk memberikan informasi mengenai
proses kerja yang dilakukan dan juga mengkomunikasikan informasi tersebut
kepada semua pihak yang berkepentingan.
Pelaksanaan yang efektif dari solusi yang sudah ada harus mempertimbangkan
faktor internal dan faktor eksternal yang dapat membantu masing-masing fungsi
untuk mencapai sasaran yang ditetapkan. Proses pelaksanaan ini juga akan
memberikan dampak secara langsung ataupun tidak langsung pada lingkungan
internal perusahaan, seperti perubahan struktur organisasi perusahaan, alokasi
sumber daya yang tersedia, pengembangan bisnis proses dan sistim informasi.
Detail dari setiap pelaksanaan ini termasuk hasil yang dicapai dari setiap
proses yang dilakukan harus dapat di dokumentasikan dengan baik, sehingga
kemajuan dari pelaksanaan strategi ini dapat diukur. Pelaksanaan yang efektif juga
memerlukan kepemimpinan dan motivasi dari masing-masing fungsi termasuk
komitmen dari manajemen perusahaan untuk melakukan bimbingan untuk
keberhasilan dari pelaksanaan ini.
41
Kontrol pelaksanaan
Kegiatan kontrol adalah kebijakan dan prosedur yang akan membantu masingmasing fungsi untuk memastikan proses pelaksanaan telah dilakukan sesuai dengan
rencana kerja. Kegiatan kontrol terjadi pada semua fungsi atau bagian diperusahaan.
Ini mencakup persetujuan, otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, review kinerja operasi,
keamanan aset dan kepatuhan pada aturan yang ada.
Kegiatan kontrol dapat dilakukan secara manual atau melalui aplikasi
teknologi sistim informasi yang sudah ada pada perusahaan. Yang perlu
diperhatikan adalah adanya kegiatan kontrol lintas bagian untuk suatu proses yang
berkesinambungan, artinya proses dimulai pada bagian tertentu diperusahaan, dan
setelah melewati proses-proses di beberapa bagian, berakhir pada satu bagian
lainnya. Untuk hal ini perlu dilakukan koordinasi untuk pembahasan kegiatan
kontrol bersama dengan bagian-bagian terkait lainnya, baik sebelum kegiatan
kontrol dilakukkan, saat kegiatan kontrol ataupun pembahasan hasil kontrol.
Pengawasan pelaksanaan
Melakukan pengawasan pada proses pelaksanaan adalah menilai kegiatan dan
fungsi masing-masing bagian sejalan dengan rencana kerja dan jadwal yang sudah
ditentukan. Pengawasan bisa dilakukan dengan dua cara: melalui pengawasan
melekat atau terus menerus atau pengawasan dengan melakukan evaluasi secara
periodik. Mekanisme pengawasan biasanya disusun untuk melakukan pengawasan
secara mandiri, minimal sampai tingkat tertentu. Semakin besar tingkat efektivitas
pengawasan yang terus-menerus, semakin sedikit kebutuhan pengawasan dengan
evaluasi yang dilakukan secara periodik. Frekuensi dari pengawasan dengan
evaluasi secara periodik dibutuhkan manajemen untuk memiliki jaminan yang layak
mengenai efektivitas dari proses pelaksanaan adalah persoalan penilaian yang
ditentukan oleh manajemen. Dalam membuat penentuan ini, pertimbangan
diberikan pada sifat dan tingkat perubahan dan risiko yang terjadi, kompetensi dan
pengalaman dari fungsi yang melakukan pengawasan. Biasanya, beberapa
kombinasi dari pengawasan yang terus-menerus dan evaluasi secara periodik akan
42
memastikan masing-masing fungsi melaksanakan proses sesuai dengan jadwal yang
sudah ditentukan.
Pengawasan terus-menerus dapat disusun untuk melakukan pengawasan
secara mandiri, minimal sampai tingkat tertentu dan dibuat dalam kegiatan
operasional normal perusahaan. Pengawasan yang terus-menerus dilakukan dengan
basis real time, sebagai reaksi secara dinamis terhadap perubahan kondisi dan
merupakan proses yang selalu ada dalam perusahaan. Sebagai hasil, pengawasan
terus menerus lebih efektif daripada pengawasan melalui evaluasi secara periodik.
Karena evaluasi secara periodik terjadi setelah adanya data atau informasi,
permasalahan sering kali diidentifikasi lebih cepat oleh pengawasan yang terusmenerus.
Pengawasan dengan melakukan evaluasi secara periodik yang dilakukan
secara mandiri yang dilakukan oleh bagian yang bertanggung jawab untuk unit atau
fungsinya. Yang secara personal atau kelompok menilai kegiatan pelaksanaan
manajemen risiko dan kegiatan lainnya yang terkait dengan strategi perusahaan,
termasuk faktor internal dan faktor internal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan
tersebut. Seperti Dewan Direksi yang melakukan pengawasan untuk menentukan
tingkat efektivitas dari pelaksanaan manajemen risiko. Satuan Unit Kerja dapat
fokus pada pengawasan operasional harian dan sasaran yang sudah ditentukan, yang
mana hasil pengawasan ini kemudian dibahas pada level diatasnya. Dan bila
diperlukan dapat dilakukan pembahasan hasil pengawasan dari bagian lain dari
perusahaan ini.
Pengawasan dengan evaluasi secara periodik juga dapat dilakukan bagian
pengawasan internal bila ada permintaan khusus dari Dewan Direksi atau Dewan
Komisaris, Senior Manajemen atau Pimpinan Cabang atau Satuan Unit Kerja
lainnya. Hasil pengawasan akan dilaporkan ke atasan dan untuk permasalahan yang
serius harus dilaporkan ke Dewan Direksi.
Informasi dan komunikasi
Setiap perusahaan mengidentifikasi dan menangkap berbagai informasi,
terkait dengan kegiatan pelaksanaan internal perusahaan dan keadaan eksternal,
43
yang relevan terhadap pengelolaan perusahaan. Informasi ini dibutuhkan oleh
semua fungsi dari perusahaan untuk mengidentifikasi, menilai, dan memberikan
laporan terhadap kegiatan perusahaan, dan status dari program atau rencana kerja
dan pengukuran kinerja untuk mencapai sasaran yang sudah ditentukan.
Informasi ini ditentukan dalam format dan periode pelaporan yang
memungkinkan masing-masing fungsi untuk melaksanakan rencana kerja yang
sudah ditentukan dan memberikan pertanggung jawabkan dari semua kegiatan yang
dilakukan. Informasi datang dari berbagai sumber internal dan eksternal, dan dalam
bentuk kuantitatif dan kualitatif, untuk memudahkan pelaksanaan rencana kerja dan
juga langkah-langkah antisipasi terhadap perubahan kondisi internal dan eksternal.
Aplikasi teknologi sistem informasi yang sudah pada perusahaan akan
melakukan pengolahan informasi secara internal, informasi eksternal, dan
terintegrasi antar pihak-pihak yang saling terkait. Sistim informasi ini akan
memberikan informasi untuk masing-masing fungsi melaksanakan rencana kerja
dan sumber data dalam membuat keputusan yang baik untuk mencapai sasaran yang
sudah ditentukan.
Melakukan pengolahan dan menyaring volume data yang besar kedalam
informasi yang bisa dipergunakan oleh perusahaan adalah suatu proses yang tidak
mudah. Proses ini harus dimulai dengan membangun sebuah infrastruktur sistem
informasi untuk dapat mencari, menangkap, memproses, menganalisa dan
melaporkan informasi-informasi yang relevan. Sistem informasi ini yang umumnya
terkomputerisasi tetapi juga dapat melibatkan proses manual, bukan hanya untuk
melakukan pengolahan data yang bersumber dari internal perusahaan. Tetapi sistem
informasi harus memiliki aplikasi yang jauh lebih luas, mencakup juga informasi
eksternal, misalkan, data ekonomi spesifik industri yang menunjukkan perubahan
dalam permintaan produk dan jasa perusahaan, data mengenai barang dan jasa
untuk proses distribusi, dan intelegensi pasar mengenai berkembangnya pola
konsumsi pelanggan atau kebutuhan pelanggan, informasi mengenai kegiatan
pengembangan produk pesaing, dan inisiatif perubahan atau pembuatan peraturan
baru oleh pemerintahan.
44
Sistim informasi yang berkualitas menjadi dukungan yang sangat kuat untuk
meningkatkan kinerja perusahaan. Kualitas sistim informasi dapat mencakup
beberapa aspek, seperti
•
Materi informasi, apakah ini pada level detail yang tepat ?
•
Tepat waktu, apakan ada ketika dibutuhkan ?
•
Terbarukan, apakah ini terbaru yang tersedia ?
•
Akurat, apakah benar ?
•
Mudah diakses, apakan mudah untuk mendapatkannya ?
Komunikasi adalah bagian dari informasi. Sebagaimana dibahas di atas,
sistem informasi yang ada pada perusahaan harus memberikan informasi pada
orang yang tepat sehingga bisa menjalankan operasinal rutin, pelaporan, dan
tanggung jawab. Tetapi komunikasi juga akan memiliki arti yang lebih luas,
berhubungan dengan ekspektasi, tanggung jawab masing-masing fungsi atau
individual dan persoalan penting yang lain.
Komunikasi yang efektif akan mengalir ke semua arah dalam perusahaan, ke
bawah, ke atas, atau ke samping. Komunikasi ke bawah seperti pesan yang jelas
dari Dewan Direksi bahwa tanggung jawab manajemen risiko harus dijalankan
dengan serius. Komunikasi ke atas seperti mengkomunikasikan ke atas setiap
informasi yang diperlukan atau penting untuk pengambilan keputusan. Komunikasi
ke samping seperti komunikasi dengan pihak internal dan pihak eksternal, seperti
pelanggan, pemasok, dan lainnya.
Komunikasi bisa dilakukan dalam bentuk manual kebijakan, surat menyurat,
email, catatan, pesan dalam bentuk film, laporan-laporan dan bentuk lainnya yang
dapat dipertanggung jawabkan dengan baik dan jelas.
Ada pula komunikasi yang dilakukan secara oral, baik dalam kelompok besar,
meeting kecil, atau sesi satu ke satu lainnya. Komunikasi secara oral memerlukan
intonasi suara, gaya bicara dan bahasa tubuh untuk menekankan apa yang akan
disampaikan.
45
3.5.2. Manajemen Risiko berbasis Peluang dan Inovasi untuk Dewan Direksi
Manajemen Risiko berbasis Peluang dan Inovasi untuk Dewan Direksi
(gambar 3.3) sesuai dengan fungsinya yang merupakan fungsi tertinggi
diperusahaan atau manajemen puncak akan memberikan arahan mengenai sasaran
perusahaan yang diterjemahkan dalam visi dan misi perusahaan dengan strategik
program sebagai arahan yang jelas untuk mencapai sasaran tersebut pada setiap
fungsi di perusahaan dengan mempertimbangkan faktor internal dan faktor
eksternal yang ada dan dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.
DEWAN DIREKSI
FAKTOR INTERNAL
Organisasi / Sumber Daya / Bisnis Proses / Sistim Informasi
SASARAN
•Visi & Misi
IDENTIFIKASI
RISIKO
IDENTIFIKASI
PELUANG
SOLUSI
INOVATIF
•Kemungkinan
•Dampak Negatif
•Kontrol Risiko
•Kekuatan
•Peluang
•Dampak Positif
•Kesempatan
PELAKSANAAN
•Strategi program
FAKTOR EKSTERNAL
Sosial Politik / Sumber Alam / Ekonomi / Teknologi / Peraturan / Pelanggan / Pesaing
Gambar 3.3. Kerangka Kerja Manajemen Risiko berbasis Peluang dan Inovasi –
Dewan Direksi
Dimulai dari visi dan misi perusahaan yang ditentukan oleh Dewan Direksi
dengan memperhitungkan kemampuan perusahaan atau faktor internal dan juga
kondisi persaingan dalam industri sejenis, atau faktor eksternal.
Langkah selanjutnya adalah melakukan idenfikasi risiko untuk mendapatkan
hal-hal yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi perusahaan. Identifikasi
risiko ini dilakukan dengan memperhitungkan kemungkinan terjadinya risiko
tersebut, dampak negatif yang akan ditimbulkan dan respon yang akan dilakukan
terhadap risiko-risiko tersebut.
46
Selanjutnya dapat dilakukan identifikasi peluang dengan mempertimbangkan
faktor-faktor internal yang menjadi kelebihan atau kekuatan yang dimiliki oleh
perusahaan dan juga potensi-potensi yang ada lingkungan eksternal perusahaan
untuk menghadapi risiko tersebut.
Dari idenfikasi risiko dan identifikasi peluang, didapatkan solusi inovatif yang
akan merubah dampak negatif menjadi dampak positif, memperbesar kesempatan
untuk melakukan solusi inovatif dan juga potensi yang timbul dari solusi inovatif
tersebut.
Dari semua aspek sebelumnya, yaitu sasaran yang ada, risiko yang mungkin
timbul, peluang yang ada dan solusi inovatif yang akan mendukung pencapaian
sasaran yang sudah ditentukan di awal, Dewan Direksi akan membuat strategi
program yang dinyatakan dalam rencana kerja yang akan dikomunikasikan sebagai
sasaran yang melengkapi visi dan misi perusahaan pada fungsi berikutnya yaitu
fungsi Senior Manajemen diperusahaan.
Perusahaan asuransi kendaraan bermotor yang mengelola penerimaan dari
premi asuransi kendaraan dengan pengeluaran berupa pembayaran untuk klaim
asuransi dapat menjadi contoh pada Manajement Risiko berbasis Peluang dan
Inovasi untuk fungsi Dewan Direksi ini.
Visi dan misi perusahaan asuransi ini adalah meningkatkan penerimaan dari
premi asuransi dan penurunan pembayaran klaim asuransi, yang merupakan sasaran
yang harus dicapai oleh Dewan Direksi.
Dari data-data internal diketahui bahwa premi asuransi meningkat seiring
dengan bertambahnya penjualan kendaraan bermotor. Tetapi peningkatan premi
asuransi ini sejalan juga dengan meningkatnya klaim asuransi akibat tingginya
angka kecelakaan kendaraan bermotor.
Analisa pasar yang telah dilakukan oleh perusahaan menghasilkan informasi
tambahan berupa penjualan bermotor, khususnya untuk kendaraan bermotor jenis
roda dua akan terus meningkat dikarenakan penurunan daya beli masyarakat. Dan
juga akan terjadi pergeseran pola transportasi dari kendaraan bermotor jenis
kendaraan penumpang roda empat ke kendaraan bermotor roda dua, dikarenakan
kendaraan bermotor jenis roda dua lebih efisien dan efektif untuk jalan-jalan di
47
Jakarta yang semakin padat. Kondisi ini diperparah lagi oleh tidak adanya
penambahan jalan-jalan baru yang dapat mengimbangi pertumbuhan jumlah
kendaraan dan juga infrastruktur jalan yang masih buruk.
Risiko yang harus dihadapi oleh perusahaan dengan kondisi tersebut diatas
adalah jenis risiko reputasi, yaitu risiko meningkatnya klaim asuransi yang akan
mengganggu kinerja keuangan perusahaan dan dapat menimbulkan reputasi negatif.
Hal ini dikarenakan tingkat kecelakaan bermotor akan semakin meningkat seiring
dengan bertambahnya jumlah kendaraan bermotor dan terbatasnya pembangunan
jalan-jalan baru, dan akan meningkatkan klaim asuransi akibat kecelakaan. Selain
itu meningkatnya jumlah perusahaan asuransi kendaraan bermotor akan membuat
persaingan semakin ketat untuk mengambil segment kendaraan jenis roda empat.
Dan akan dapat menimbulkan penurunan pelanggan asuransi yang akan mengurangi
pendapatan pembayaran premi asuransi. Respon risiko yang diambil oleh
perusahaan asuransi adalah pengurangan risiko, artinya tindakan yang diambil
untuk mengurangi kemungkinan risiko atau dampak atau keduanya.
Kekuatan perusahaan sebagai perusahaan asuransi yang profesional dan juga
kecepatan melakukan proses identifikasi kecelakaan dan kecepatan dalam proses
pembayaran klaim asuransi sudah diketahui oleh para pelanggan.
Dari identifikasi risiko dan identifikasi peluang tersebut Dewan Direksi
mencari solusi inovatif untuk mengatasi risiko yang ada tersebut. Solusi inovatif
harus dapat merubah dampak negatif menjadi dampak positif, memperbesar
kesempatan untuk melakukan solusi inovatif dan juga potensi yang timbul dari
solusi inovatif tersebut. Yaitu perusahaan akan menjadi sponsor utama dalam
perbaikan sarana pendukung jalan raya di beberapa lokasi yang strategis dengan
tingkat kecelakaan tinggi.
•
Kegiatan ini akan dikategorikan sebagai kegiatan sosial dari perusahaan
•
Kegiatan ini akan memberikan lokasi baru untuk media luar ruang untuk media
komunikasi produk asuransi perusahaan.
•
Perbaikan sarana pendukung jalan raya diharapkan dapat mengurangi tingkat
kecelakaan kendaraan bermotor, dan akan mengurangi pembayaran klaim
asuransi
48
Solusi inovatif dari perusahaan asuransi ini akan memberikan dampak positif
dan juga potensi untuk peningkatan kinerja perusahaan.
•
Kegiatan pemasaran yang akan meningkatkan citra perusahaan sebagai
perusahaan asuransi yang baik dan terpercaya.
•
Kegiatan ini akan meningkatkan jumlah media luar ruang dengan lokasi yang
sangat strategis sebagai media promosi dan komunikasi produk asuransi .
•
Mempertahankan pelanggan yang sudah ada untuk tidak pindah ke perusahaan
asuransi lainnya.
•
Meningkatkan jumlah pelanggan baru dengan adanya kegiatan-kegiatan
pemasaran tersebut.
•
Penurunan tingkat kecelakaan kendaraan bermotor, yang akan mengurangi
pembayaran klaim asuransi.
Pelaksanaan sebagai proses akhir dari Manajement Risiko berbasis Peluang
dan Inovasi harus disiapkan oleh Dewan Direksi berupa strategi program. Strategi
program ini dapat dituangkan dalam rencana kerja yang mencakup program kerja,
jadwal dan target yang harus dicapai. Selain itu juga perlu disiapkan proses kontrol,
pengawasan dan juga sarana informasi dan komunikasi dari strategi program ini.
Strategi program dan rencana kerja ini harus disampaikan ke fungsi-fungsi
terkait untuk dapat di tindak lanjuti dengan segera sesuai dengan jadwal dan target
yang ditentukan, termasuk koordinasi untuk pembahasan pelaksanaan program ini
secara berkala untuk mengetahui perkembangan dari pelaksanaan program ini.
•
Fungsi personalia membuat rencana kerja untuk program kegiatan sosial,
bekerja sama dengan pihak eksternal untuk pelaksanaan program ini.
•
Fungsi pemasaran membuat rencana kerja untuk kegiatan pemasaran yang
terkait dengan kegiatan sosial tersebut
•
Fungsi penjualan membuat rencana kerja untuk produk asuransi baru
•
Fungsi keuangan membuat rencana kerja yang berhubungan dengan keuangan,
seperti alokasi budget, estimasi peningkatan penerimaan premi, penurunan
pembayaran klaim asuransi dan lainnya.
49
3.5.3. Manajemen Risiko berbasis Peluang dan Inovasi untuk Senior Manajemen
Senior Manajemen yang bertanggung jawab atas unit fungsional perusahaan
memiliki tanggung jawab untuk mengelola strategi yang sudah ditentukan oleh
Dewan Direksi yang terkait dengan sasaran unit fungsional mereka. Senior
Manajemen mengkonversi strategi kedalam sasaran fungsional, mengidentifikasi
risiko yang ada pada proses kerja operasional dan memastikan operasional
perusahaan berjalan dengan baik, melihat peluang yang ada dan mencari solusi
inovatif untuk risiko tersebut dan pada akhirnya Senior Manajemen akan membuat
taktikal program yang dinyatakan dalam rencana kerja yang akan dikomunikasikan
pada fungsi berikutnya yaitu Satuan Unit Kerja sebagai sasaran yang melengkapi
visi dan misi perusahaan, dan strategi program yang sudah ditetapkan oleh Dewan
Direksi (gambar 3.4).
SENIOR MANAJEMEN
FAKTOR INTERNAL
Organisasi / Sumber Daya / Bisnis Proses / Sistim Informasi
SASARAN
•Visi & Misi
•Strategi program
IDENTIFIKASI
RISIKO
IDENTIFIKASI
PELUANG
SOLUSI
INOVATIF
•Kemungkinan
•Dampak Negatif
•Kontrol Risiko
•Kekuatan
•Peluang
•Dampak Positif
•Kesempatan
PELAKSANAAN
•Taktikal program
FAKTOR EKSTERNAL
Peraturan / Sosial Politik / Sumber Alam / Ekonomi / Tehnologi / Pelanggan / Pesaing
Gambar 3.4. Kerangka Kerja Manajemen Risiko berbasis Peluang dan Inovasi –
Senior Manajemen
Fungsi penjualan yang melakukan distribusi produk makanan ringan berupa
biskuit, kacang dan makanan ringan lainnya ke supermarket dan minimarket dapat
menjadi contoh dari Manajement Risiko berbasis Peluang dan Inovasi untuk fungsi
Senior Manajemen.
50
Penjualan makanan ringan yang berkwalitas kepada pelanggan dengan biaya
promosi yang paling efisien adalah strategi yang sudah disampaikan kepada Senior
Manajemen sebagai sasaran yang harus dicapai.
Dari data-data internal diketahui bahwa harga material untuk pembuatan
makanan ringan akan naik, dan untuk material yang masih harus di-import dari luar
negeri, harganya mengikuti nilai valuta asing. Kemasan makanan ringan selain
sebagai material pembungkus, juga dipergunakan sebagai bagian yang akan
menarik pembeli sangat berpengaruh pada peningkatan penjualan. Dan biaya untuk
pembuatan kemasan juga akan naik, dikarenakan material tersebut berasal dari
material import.
Dari analisa pasar yang telah dilakukkan oleh perusahaan menghasilkan
informasi tambahan berupa pembelian makanan ringan telah mengalami perubahan
kepada jenis makanan ringan yang lebih murah dengan berat yang lebih ringan
dikarenakan situasi ekonomi masyarakat dikalangan menengah ke bawah belum
membaik. Dan juga kemasan tetap sebagai faktor yang dominan untuk pelanggan
dalam memutuskan untuk melakukan pembelian makanan ringan.
Risiko yang harus dihadapi oleh perusahaan dengan kondisi tersebut diatas
adalah jenis risiko operasional, yaitu risiko pada operasional perusahaan yang
disebabkan oleh ketidak sesuaian rencana, pelaksanaan dan pengembangan produk
dikarenakan perubahan daya beli masyarakat, dimana persaingan makanan ringan,
khususnya dari industri kecil dengan harga produk yang semakin murah. Dan juga
peluncuran produk makanan ringan baru oleh beberapa perusahaan makanan ringan
untuk meningkatkan penjualan akan membuat tempat penyimpanan produk
makanan ringan semakin sedikit, baik penyimpanan digudang ataupun penjualan
didalam lokasi display supermarket atau minimarket, hal ini juga dapat
memperbanyak produk yang dikembalikan dikarenakan rusak akibat proses
penyimpanan yang tidak baik. Respon risiko yang diambil oleh fungsi penjualan
adalah penghindaran risiko, artinya mengeluarkan kegiatan yang meningkatkan
risiko dengan membuat suatu yang baru untuk pelanggan.
Dengan banyaknya produk makanan ringan baru yang dibuat dalam kemasan
ekonomis atau harga murah, terbuka potensi peningkatan penjualan dengan tetap
51
mempertahankan merek produk makanan ringan perusahaan yang ada atau sudah
dikenal dengan baik oleh pelanggan dengan tidak melakukan perubahan harga jual.
Dari identifikasi risiko dan identifikasi peluang tersebut Senior Manajemen,
khususnya untuk fungsi penjualan mencari solusi inovatif untuk mengatasi risiko
yang ada tersebut. Solusi inovatif harus dapat merubah dampak negatif menjadi
dampak positif, memperbesar kesempatan untuk melakukan solusi inovatif dan juga
potensi yang timbul dari solusi inovatif tersebut. Yaitu perubahan kemasan dari
kemasan plastik dengan gambar yang menarik dan penuh warna menjadi kemasan
plastik transparan dengan komposisi warna yang cerah sejumlah dua, maksimal tiga
warna.
•
Kemasan transparan akan membuat makanan ringan terlihat jelas oleh pembeli
•
Kemasan transparan akan memperlihatkan makanan ringan secara jelas,
sehingga produk akan ditangani lebih hati-hati.
•
Warna cerah dengan dua atau tiga warna akan memotong biaya cetak kemasan
Solusi inovatif dari perusahaan makanan ringan ini akan memberikan dampak
positif dan juga potensi untuk peningkatan kinerja perusahaan.
•
Kesan bersih dan berkwalitas akan meningkatkan pembelian oleh pelanggan
•
Penurunan produk yang rusak akibat penanganan produk yang lebih baik
•
Kontrol kualitas dari produk sebelum dijual semakin baik dikarenakan kemasan
yang tranparan atau langsung dapat terlihat oleh bagian kontrol.
•
Penurunan biaya cetak kemasan
Pelaksanaan sebagai proses akhir dari Manajement Risiko berbasis Peluang
dan Inovasi harus disiapkan oleh Senior Manajemen berupa taktikal program yang
dapat dituangkan dalam rencana kerja yang mencakup program kerja, jadwal dan
target yang harus dicapai. Selain itu juga perlu disiapkan proses kontrol,
pengawasan dan juga sarana informasi dan komunikasi dari program ini.
Strategi program dan rencana kerja ini harus disampaikan ke fungsi-fungsi
terkait untuk dapat di tindak lanjuti dengan segera sesuai dengan jadwal dan target
yang ditentukan, termasuk koordinasi untuk pembahasan pelaksanaan program ini
52
secara berkala untuk mengetahui perkembangan dari pelaksanaan program ini.
Bagian penjualan akan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk
pelaksanaan program ini yaitu menyampaikan informasi perubahan kemasan ini
kepada pelanggan untuk mendapatkan penempatan produk secara baik di
supermarket atau minimarket. Dengan bagian pemasaran membuat design kemasan
baru yang tranparan dengan jumlah warna dua atau tiga warna. Dengan bagian
produksi membuat rencana kerja untuk kemasan baru.
3.5.4. Manajemen Risiko berbasis Peluang dan Inovasi untuk Satuan Unit Kerja
Satuan Unit Kerja dengan sumber daya yang ada memainkan peran penting
dalam operasional harian, seperti teknik untuk identifikasi proses kerja, menentukan
pengembangan proses unit kerja dan penilaian peningkatan kinerja dari unit kerja.
Satuan Unit Kerja, juga memiliki tanggung jawab untuk mencapai sasaran
kerja yang sudah ditentukan oleh Senior Manajemen terkait dengan sasaran unit
kerja mereka, dengan melakukan identifikasi risiko, identifikasi peluang dan
mencari solusi inovatif untuk mencapai sasaran tersebut (gambar 3.5).
SATUAN UNIT KERJA
FAKTOR INTERNAL
Organisasi / Sumber Daya / Bisnis Proses / Sistim Informasi
SASARAN
•Visi & Misi
•Strategi program
•Taktikal program
IDENTIFIKASI
RISIKO
IDENTIFIKASI
PELUANG
SOLUSI
INOVATIF
•Kemungkinan
•Dampak Negatif
•Kontrol Risiko
•Kekuatan
•Peluang
•Dampak Positif
•Kesempatan
PELAKSANAAN
•Operasional harian
FAKTOR EKSTERNAL
Peraturan / Sosial Politik / Sumber Alam / Ekonomi / Tehnologi / Pelanggan / Pesaing
Gambar 3.5. Kerangka Kerja Manajemen Risiko berbasis Peluang dan Inovasi –
Satuan Unit Kerja
53
Satuan Unit Kerja bekerja sama dengan unit kerja lainnya untuk
melaksanakan program kerja, melakukan monitoring dan melaporkan kinerja dari
unit mereka.
Bagian mekanik melakukan pengaturan dan pengawasan untuk fungsi
pendukung produksi dalam hal ketersediaan tenaga listrik, penerangan dan
peralatan mekanik lainnya dapat menjadi contoh dari Manajement Risiko berbasis
Peluang dan Inovasi untuk fungsi Satuan Unit Kerja.
Penggunaan tenaga listrik yang efisien dengan biaya perawatan yang sekecil
mungkin adalah sasaran yang sudah disampaikan oleh Senior Manajemen kepada
bagian mekanik.
Dari data yang dimiliki oleh bagian mekanik, diketahui bahwa ketersediaan
tenaga listrik sebagai pendukung produksi tidak mempunyai masalah, dikarenakan
sudah tersedianya tenaga listrik cadangan yang akan langsung berfungsi saat tenaga
listrik dari PLN padam, sehingga mesin produksi tidak akan berhenti berfungsi.
Tetapi penggunaan tenaga listrik masih tinggi, khususnya untuk fungsi penerangan
di ruang produksi. Selain biaya yang tinggi untuk tenaga listrik, proses perawatan
atau pengantian lampu penerangan yang sudah tidak berfungsi juga menggangu
produktifitas dari bagian produksi, bahkan bila dipandang perlu, mesin produksi
dapat diberhentikan untuk menghindari terjadinya kerugian akibat hasil produksi
yang cacat atau salah dikarenakan penerangan yang tidak cukup.
Dari analisa kondisi yang ada di bagian produksi, bangunan sudah design
dengan memperhitungan adanya cahaya matahari sebagai sumber penerangan ruang
produksi, tetapi ada kondisi tertentu ketika cahaya matahari berkurang dikarenakan
cuaca mendung ataupun hujan, lampu penerangan tetap diperlukan untuk menerangi
ruang produksi.
Risiko yang harus dihadapi oleh bagian mekanik dengan kondisi tersebut
diatas adalah risiko operasional, yaitu risiko pada operasional perusahaan yang
disebabkan oleh ketidak sesuaian rencana, pelaksanaan dan pengembangan produk
dikarenakan terganggunya fungsi lampu penerangan diruang produksi akan
membuat mesin produksi berhenti dan akan menimbulkan kerugian perusahaan
dengan tidak produktifnya mesin dan sumber daya yang ada. Di lain sisi, terdapat
54
sumber penerangan lain, yaitu cahaya matahari yang dapat mengurangi biaya listrik,
tetapi sumber cahaya tersebut tidak dapat di kendalikan oleh bagian mekanik.
Respon risiko yang diambil oleh bagian mekanik adalah pengurangan
risiko,
artinya tindakan untuk mereduksi kemungkinan dan dampak risiko dengan
membuat suatu proses kerja yang baru.
Bangunan ruang produksi yang sudah dirancang dengan memperhitungkan
penggunaan cahaya matahari sebagai sumber penerangan merupakan hal yang harus
dipertahankan dan cahaya matahari yang dapat membantu penerangan ini sangat
mencukupi kebutuhan penerangan ruang produksi, khususnya saat musin panas.
Dari identifikasi tersebut bagian mekanik, mencari solusi inovatif untuk
mengatasi risiko yang ada tersebut. Solusi inovatif harus dapat merubah dampak
negatif menjadi dampak positif, memperbesar kesempatan untuk melakukan solusi
inovatif dan juga potensi yang timbul dari solusi inovatif tersebut. Yaitu perubahan
pola distribusi lampu penerangan pada ruang produksi, dengan menerapkan pola
ABC untuk penerangan ruang produksi.
•
Pola ABC adalah pengaturan lampu penerangan diruang produksi
•
Kontrol dilakukan oleh sistim sesuai dengan kondisi pencahayaan yang tersedia.
Pemicu dari sistim penerangan ini dapat dilakukan oleh petugas yang
bertanggung jawab di ruang produksi, dengan pertimbangan kondisi cahaya
matahari yang ditambah dengan lampu penerangan.
•
Pola A adalah lampu penerangan di aktifkan hanya sepertiga dari semua lampu
yang terpasang di ruang produksi, bila cahaya matahari sudah mencukupi
kebutuhan penerangan, khususnya penerangan untuk ruang-ruang yang tidak
mendapat cahaya matahari secara langsung.
•
Pola B adalah lampu penerangan diaktifkan hanya dua pertiga dari semua lampu
yang terpasang di ruang produksi, bila cahaya matahari tidak mencukupi
kebutuhan penerangan.
•
Pola C adalah lampu penerangan diaktifkan semuanya, khususnya untuk
kegiatan produksi malam hari atau cahaya matahari tidak ada atau dalam
kondisi mendung atau hujan.
55
Solusi inovatif dari ruang produksi ini akan memberikan dampak positif dan
juga potensi untuk peningkatan kinerja perusahaan.
•
Kegiatan produksi tetap akan berjalan lancar dengan penerangan yang sesuai
dengan kebutuhan penerangan. Dan pengaturan untuk penerangan tidak
menimbulkan gangguan dalam kegiatan produksi.
•
Biaya penggunaan tenaga listrik dapat dikurangi dengan signifikan.
•
Pola ABC dengan rotasi lampu penerangan secara berkala akan mengurangi
kejadian padamnya lampu penerangan.
•
Penggantian lampu penerangan dapat diatur dan sesuaikan antara kemampuan
atau daya kerja lampu penerangan dengan jadwal kerja kegiatan produksi.
Pelaksanaan sebagai proses akhir dari Manajement Risiko berbasis Peluang
dan Inovasi harus disiapkan oleh bagian mekanik berupa operasional program yang
dapat dituangkan dalam rencana kerja yang mencakup program kerja, jadwal dan
target yang harus dicapai. Selain itu juga perlu disiapkan proses kontrol,
pengawasan dan juga sarana informasi dan komunikasi dari program ini.
Strategi program dan rencana kerja ini harus disampaikan ke fungsi-fungsi
terkait untuk dapat di tindak lanjuti dengan segera sesuai dengan jadwal dan target
yang ditentukan, termasuk koordinasi untuk pembahasan pelaksanaan program ini
secara berkala untuk mengetahui perkembangan dari pelaksanaan program ini.
Bagian mekanik harus melakukan koordinasi dengan bagian produksi untuk
mengetahui jadwal kegiatan produksi, untuk melakukan perubahan pada pola
distribusi lampu penerangan. Selain itu juga harus dilakukan sosialisasi kepada
bagian produksi mengenai perubahan pola penerangan ini.
3.5.5. Kerangka Kerja Manajemen Risiko berbasis Peluang dan Inovasi
Manajemen Risiko berbasis Peluang dan Inovasi dibuat secara sederhana
secara dengan pola yang sama secara umum untuk setiap fungsi pada perusahaan
dan dapat mencakup proses yang terstruktur secara lengkap untuk menterjemahkan
sasaran perusahaan yang sudah ditentukan oleh level diatasnya menjadi programprogram yang akan dilaksanakan oleh fungsi tersebut.
56
Dimulai dari sasaran yang akan dicapai, kemudian dilakukan identifikasi
risiko dan identifikasi peluang yang ada, dan dilanjutkan dengan mencari solusi
inovatif untuk menghadapi risiko tersebut. Dan akhirnya pelaksanaan dari program
yang sudah ditentukan untuk mencapai sasaran. Manajemen Risiko berbasis
Peluang dan Inovasi ini juga harus memperhitungkan faktor internal dan faktor
eksternal yang ada dan dapat mempengaruhi seluruh proses ini. Dan pasti akan
memberikan perubahan pada lingkungan internal perusahaan, baik secara langsung
ataupun tidak langsung.
Manajemen Risiko berbasis Peluang dan Inovasi merupakan suatu proses
yang tidak akan berhenti pada satu proses saja, tetapi juga akan mempengaruhi
proses kerja di level berikutnya. Dan perubahan yang dihasilkan oleh manajemen
risiko ini, khususnya pada lingkungan internal perusahaan akan menjadi masukan
pada proses berikutnya.
Yang perlu dilengkapi dari Manajemen Risiko berbasis Peluang dan Inovasi
ini adalah sistim informasi dan komunikasi yang akan memberikan arahan ataupun
masukan mengenai informasi yang dapat mempengaruhi performance perusahaan
secara langsung ataupun tidak langsung (gambar 3.6).
S
A
S
A
R
A
N
DEWAN DIREKSI
SENIOR MANAJEMEN
SATUAN UNIT KERJA
FAKTOR INTERNAL
FAKTOR INTERNAL
FAKTOR INTERNAL
I
D
E
N
T
I
F
I
K
A
S
I
R
I
S
I
K
O
I
D
E
N
T
I
F
I
K
A
S
I
P
E
L
U
A
N
G
S
O
L
U
S
I
I
N
O
V
A
T
I
F
FAKTOR EKSTERNAL
P
E
L
A
K
S
A
N
A
A
N
S
A
S
A
R
A
N
I
D
E
N
T
I
F
I
K
A
S
I
R
I
S
I
K
O
I
D
E
N
T
I
F
I
K
A
S
I
P
E
L
U
A
N
G
S
O
L
U
S
I
I
N
O
V
A
T
I
F
FAKTOR EKSTERNAL
P
E
L
A
K
S
A
N
A
A
N
S
A
S
A
R
A
N
I
D
E
N
T
I
F
I
K
A
S
I
R
I
S
I
K
O
I
D
E
N
T
I
F
I
K
A
S
I
P
E
L
U
A
N
G
S
O
L
U
S
I
I
N
O
V
A
T
I
F
FAKTOR EKSTERNAL
Gambar 3.6. Kerangka Kerja Manajemen Risiko berbasis Peluang dan Inovasi –
Informasi dan Komunikasi
P
E
L
A
K
S
A
N
A
A
N
57
Komunikasi yang efektif akan mengalir ke semua arah dalam perusahaan, ke
bawah, naik ke atas, atau ke samping. Komunikasi ke bawah seperti pesan yang
jelas dari Dewan Direksi bahwa tanggung jawab manajemen risiko harus dijalankan
dengan serius. Komunikasi naik ke atas seperti mengkomunikasikan ke atas setiap
informasi yang diperlukan atau penting untuk pengambilan keputusan. Komunikasi
ke samping seperti komunikasi dengan pihak internal dan pihak eksternal, seperti
pelanggan, pemasok, dan lainnya.
Informasi ini perlu ditentukan dalam format, periode pelaporan yang
memungkinkan masing-masing fungsi untuk melaksanakan rencana kerja yang
sudah ditentukan dan memberikan pertanggung jawabkan dari semua kegiatan yang
dilakukan. Bahkan dapat ditentukan periode pertemuan secara rutin untuk
memudahkan pelaksanaan rencana kerja dan juga langkah-langkah antisipasi
terhadap perubahan kondisi internal dan eksternal.
Download