30 okt - On Media - Universitas Narotama

advertisement
RADAR SURABAYA MINGGU, 30 OKTOBER 2011
HALAMAN 9
Nutrisi untuk Penderita Jantung Koroner (PJK) (2-Habis)
Pengaturan Pola Makan Bantu
Renovasi Fungsi Jantung
Jantung I ini diberikan kepada pasien
penyakit jantung akut seperti Myocard
Infarct (MCI) atau Dekompensasio
Kordis berat. Diet diberikan berupa 11,5 liter cairan/hari selama 1-2 hari
pertama bila pasien dapat menerimanya. Diet ini sangat rendah energi dan
semua zat gizi, sehingga sebaiknya
hanya diberikan selama 1-3 hari.
Lalu, Diet jantung II yang diberikan
dalam bentuk makanan saring atau lunak. Diet diberikan sebagai perpindahan dari Diet jantung I, atau setelah
fase akut dapat diatasi.
Jika disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai diet jantung II
Garam Rendah. Diet ini rendah energi,
protein, kalsium dan thiamin. Kemudian, diet jantung III yakni diberikan
dalam bentuk makanan lunak atau
biasa. Diet diberikan sebagai perpindahan dari diet jantung II atau kepada
pasien jantung dengan kondisi yang
tidak terlalu berat. Jika disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai diet jantung III garam rendah.
Diet ini rendah energi dan kalsium,
tetapi cukup zat gizi lain. Dan yang
terakhir yakni diet jantung IV yang diberikan diberikan dalam bentuk makanan biasa. Diet diberikan sebagai perpindahan dari diet jantung III atau
kepada pasien jantung dengan keadaan
ringan. Jika disertai hipertensi dan/atau
edema, diberikan sebagai diet jantung
IV garam rendah. Diet ini cukup energi
dan gizi lain, kecuali kalsium. (*)
dr Hidayat
Wiriantono,
M.Kes,DFN,SpGK
Spesialis Gizi
Klinik Rumah
Sakit Adi Husada
Undaan Wetan,
Surabaya
HANY A/RADAR SURABAYA
Pengaturan pola makan (diet
jantung) harus dilakukan oleh
penderita jantung koroner (PJK).
Hal ini dilakukan agar tidak
memberatkan kinerja jantung
dan untuk membantu renovasi
fungsi jantung. Bagaimanakah
diet jantung yang baik bagi PJK?
UMI HANY AKASAH
Wartawan Radar Surabaya
IKA kembali pada prinsip
kerja tubuh. Ibarat mesin,
tubuh tidak pernah berhenti
bekerja. Sinergi cara kerja
berbagai organ tubuh ini kelak menunjang setiap langkah produktivitas. Oleh
karena itu, tubuh memerlukan bahan
bakar yaitu makanan sesuai dengan banyaknya aktivitas. Tidak bisa sembarangan memasukkan makanan ke dalam tubuh, otomatis dapat menghambat kerja dan metabolisme, serta melemahkan daya tahan tubuh. Apalagi
bagi penderita jantung koroner (PJK),
tentu asupan gizi harus diatur sesuai
dengan kebutuhan tubuhnya.
Dari alasan itulah dr Hidayat Wiriantono mengatakan diperlukan diet jantung
bagi pasien Jantung Koroner. “Diet ini
modal utama bagi PJK, agar jantung kematian akibat serangan jantung koroner
berkurang,” katanya. Menurutnya, penyakit jantung terjadi akibat proses berkelanjutan, di mana jantung secara berangsur kehilangan kemampuannya untuk melakukan fungsi secara normal.
J
Pada awal penyakit, lanjut Hidayat,
biasanya jantung mampu mengkompensasi ketidakefisiensian fungsinya dan
mempertahankan sirkulasi darah normal
melalui pembesaran dan peningkatan
denyut nadi (Compensated Heart
Disease). Dalam keadaan tidak terkompensasi (Decompensatio Cordis), sirkulasi
darah yang tidak normal menyebabkan
sesak napas (dyspnea), rasa lelah, dan
rasa sakit di daerah jantung.
Berkurangnya aliran darah dapat
menyebabkan kelainan pada fungsi
ginjal, hati, otak, serta tekanan darah,
yang berakibat terjadinya resorpsi natrium. Hal ini akhirnya menimbulkan
edema. Agar tidak terjadi hal yang demikian, lanjut Hidayat, harus dilakukan diet jantung. “Tidak asal diet, tapi
harus mengetahui aturan diet jantung
yang benar,” tukasnya.
Menurutnya, banyak tujuan diet
jantung bagi PJK yakni untuk mem-
berikan makanan secukupnya tanpa
memberatkan kerja jantung, menurunkan berat badan bila terlalu gemuk dan
mencegah atau menghilangkan penimbunan garam dan air. Namun, tidak semua nutrisi atau makanan bisa dikonsumsi oleh PJK. Oleh karena itu, PJK
harus mengetahui syarat diet jantung
di antaranya yakni makanan itu mengandung energi cukup.
Artinya energi dalam makanan bisa
mencapai dan mempertahankan berat
badan normal. “Takutnya energi dalam
diet jantung malah menurunkan berat
badanya,” katanya. Selain itu, makanan
itu harus ada protein cukup yaitu 0,8 g/
kg BB. Tentunya dengan, kondisi lemak
sedang, yaitu 25-30% dari kebutuhan
energi total, 10% berasal dari lemak
jenuh, dan 10-15% lemak tidak jenuh.
Syarat lainnya yakni dalam makanan
harus berkolesterol rendah, terutama
jika disertai dengan dislipidemia. “Ada
vitamin dan mineral yang cukup, tidak
berlebihan,” tambahnya. Garam rendah,
2-3 g/hari, jika disertai hipertensi atau
edema dan mengandung serat cukup
untuk menghindari konstipasi. “Setiap
hari harus mengkonsumsi cairan ± 2
liter/hari sesuai dengan kebutuhan,”
ujarnya. Tentu syarat yang tidak kalah
penting yakni PJK harus menghindari
penggunaan suplemen kalium, kalsium,
dan magnesium jika tidak dibutuhkan.
“Makanan itu harus mudah cerna dan
tidak menimbulkan gas,” tambahnya. PJK
pun juga harus memperhatikan bentuk
makanan disesuaikan dengan keadaan
penyakit, diberikan dalam porsi kecil.
Bila kebutuhan gizi tidak dapat dipenuhi melalui makanan dapat diberikan tambahan berupa makanan enteral, parenteral, atau suplement gizi.
Hidayat menambahkan ada beberapa
jenis diet yang sebaiknya dilakukan
oleh PJK yakni diet jantung I. Diet
CONTOH MENU UNTUK
KEBUTUHAN 1500 KALORI
Jam 07.00
: 100 gram nasi
: 100 gram nasi
: 50 gram ikan tengiri
: 100 gram sayuran
: 1 gelas air jeruk
Jam 10.00
: 200 gram puding
tanpa susu
Jam 13.00
: 100 gram nasi
: 50 gram ayam
: 50 gram tahu
: 100 gram sayuran
Jam 15.00
: 1 buah pisang ambon
: 50 gram tomat
Jam 19.00
: 100 gram nasi
: 50 gram telur
(tanpa kuning)
: 1 gelas susu soya
Musim Pancaroba, Waspada Penyakit ISPA
MEMASUKI musim pancaroba, masyarakat harus mewaspadai penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA).
Cuaca yang panas dan kering,
menyebabkan udara yang dihirup bercampur dengan debu,
angin, kotoran dan kuman.
Jika udara kotor kita hirup
maka akan masuk ke tubuh
dan menimbulkan infeksi.
ISPA adalah penyakit infeksi
akut yang mengenai salah satu
bagian atau lebih dari saluran
napas mulai dari hidung (saluran
atas) hingga alveoli (saluran
bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga
telinga tengah dan juga pleura.
Penyakit ISPA yang paling
menjadi perhatian dalam kesehatan masyarakat adalah pneumonia, karena penyakit ini merupakan penyakit yang paling
banyak (80-90 persen) menyebabkan kematian khususnya
pada balita di antara penyakit
ISPA lainnya. Pneumonia adalah
proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli).
Tanda dan gejala pneumonia adalah adanya batuk
disertai kesukaran bernapas
seperti napas cepat dan atau
tarikan dinding dada bagian
bawah ke dalam.
KRITERIA NAPAS CEPAT
Umur < 2 bulan
: frekuensi napas
60 kali/menit
Umur 2-12 bulan : frekuensi napas
50 kali/menit
Umur > 1-5 tahun : frekuensi napas
40 kali/ menit
Berdasarkan penelitian di
berbagai negara menunjukkan
bahwa di negara berkembang, termasuk di Indonesia bakteri Streptokokus Pneumonia dan Haemofilus Influenzae merupakan bakteri
yang merupakan penyebab terbanyak pada kasus Pneumonia.
Daya tahan tubuh pun cenderung melemah ketika cuaca
panas dan perubahan iklim yang
ekstrim, sehingga membuat tubuh rentan terhadap penyakit.
Indikasi awal terserangnya tubuh oleh penyakit pun ditandai
dengan badan lemas dan terasa
panas. Apabila keadaan tersebut
terus dibiarkan tanpa adanya
penanganan, dapat mengakibatkan terserangnya tubuh oleh
berbagai penyakit.
Oleh karena itu, agar masyarakat terhindar dari penyakit
ISPA, supaya menjaga kebersihan dan daya tahan tubuhnya.
Yakni dengan mengkonsumsi air
putih sangat dianjurkan dalam
kondisi cuaca seperti ini. Serta
mengkonsumsi vitamin B kompleks, C, dan E. (mh/dep)
Korban Penghulu Palsu Bisa Disahkan lewat Itsbat
DIASUH OLEH:
Tutiek Retnowati SH. MH
Dekan Falkutas Hukum
Universitas Narotama
Choirul Shodiq SH.MH
Redaktur
Radar Surabaya
Yth. Pengasuh Rubrik...
Putra teman saya, muslim, akan
menikah, namun karena kesibukannya, demikian juga calon
istri maupun kedua orang tuanya
sedang berobat di luar negeri,
maka dia meminta bantuan seseorang yang menyanggupi untuk
menguruskan pelaksanaan akad
tersebut sampai beres ( meskipun
dengan biaya yang tidak sedikit)
Selang sebulan pada pagi hari
yang telah disepakati, datanglah
rombongan
penghulu
dan dilangsungkanlah
akad nikah
di kediaman
calon mempelai wanita; dan sebagai wali nikahnya ayah dari mempelai wanita, sebagaimana lazimnya pelaksanaan akad nikah, mempelai berdua juga mendapatkan
buku nikahnya; kemudian pada
malam harinya dihelat resepsi
pernikahannya; semuanya nampak berlangsung dengan normal.
Sekitar setahun kemudian,
pasangan tersebut dikaruniai
seorang putra.
Akan tetapi ketika akan dibuatkan akta kelahiran, dinyatakan oleh yang berwenang ternyata Surat / Buku Nikah pasangan tersebut palsu; dan setelah
ditelusuri lebih lanjut ternyata
memang benar, semua pelaku
yang di kira “pejabat KUA “ tersebut ( penghulu , dllnya ) adalah palsu; yang berarti pihak
mempelai telah tertipu.
Masalah yang dipertanyakan di sini, bagaimana status “perkawinan” tersebut? Kemudian bagaimana status
anak yang baru dilahirkan tadi . dan
yang penting, bagaimana upaya
hukum yang perlu dilakukan agar
pasangan dan putranya tersebut tidak dirugikan, mengingat
pasangan tersebut sebenarnya beretikad
baik, tetapi ternyata
tertipu.
Demikian terima
kasih
Jawaban :
Status perkawinan tsb. Menurut
hukum tidak sah, karena pejabat
KUA yg menikahkan mereka
adalah palsu tetapi secara agama
perkawinan ini sah karena yang
menjadi wali nikah adalah ayah
kandung dari mempelai wanita
(kawin Siri), sedangkan status
anak yang baru dilahirkan hanya
mempunyai hubungan hukum
dengan ibu dan keluarga ibu kandungnya saja karena dianggap
sebagai anak luar kawin.
Upaya hukum yang dapat dilakukan oleh pasangan tersebut
adalah mengajukan permohonan
Itsbat ke Pengadilan Agama,
dengan diitsbatkan/ disahkannya perkawinan siri maka akan
terpenuhi Pencatatan perkawinan sebagaimana ditegaskan dalam pasal 2 ayat 2 UU No.1 Tahun 1974 yang pada prinsipnya
adalah untuk menginventarisir
dan menjadikan dokumen dalam
suatu perkawinan sebagai suatu
peristiwa hukum adanya pelaksanaan perkawinan, sehingga
secara administratif pencatatan
ini memberikan kekuatan yuridis akan kebenaran fakta hukum adanya perkawinan antara seorang pria dengan se-
orang wanita sebagai suami istri.
Bahkan di dalam penjelasan UU
No.1 Tahun 1974 pencatatan ini
sifatnya administratif karena
perkawinan adalah suatu peristiwa hukum sebagaimana adanya kelahiran, kematian dan
sebagainya yang dinyatakan dalam surat keterangan, suatu
akte resmi yang juga dimuat dalam daftar pencatatan.
Dengan demikian fungsi pencatatan ini secara formal adalah untuk menyatakan keabsahan hukum dari suatu perkawinan serta
melindungi secara yuridis hakhak keperdataan seorang yang
semestinya menjadi haknya.
Dalam Kompilasi Hukum Islam
pasal 7 ayat 1 : “Perkawinan hanya dapat dibuktikan dengan
Akta Nikah yang dibuat oleh Pegawai Pencatat Nikah”. Dengan
disahkannya perkawinan tersebut maka akan berakibat hukum
kepada anak yang dilahirkan dari
pasangan suami isteri tersebut
menjadi anak sah.(*)
redaktur: heti palestina yunani layouter: sapto hadi
Download