12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pemasaran

advertisement
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pengertian Pemasaran
Kegiatan pemasaran sering diartikan sebagai kegiatan dalam memasarkan
suatu produk yang diperjual belikan oleh perusahaan dan ditujukan kepada para
konsumen. Padahal jika dilihat dari makna sebenarnya pemasaran bukan hanya
sekedar menjual produk saja, akan tetapi kegiatan pemasaran merupakan suatu
aktivitas dalam menganalisis dan mengevaluasi segala kebutuhan dan keinginan
para konsumen.
Aktivitas pemasaran juga bertujuan untuk memuaskan serta memenuhi
kebutuhan manusia akan suatu produk yang berupa barang ataupun jasa. Kotler
dan Amstrong dalam bukunya Prinsip-Prinsip Pemasaran mendefinisikan bahwa
pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan
kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang
bernilai dengan pihak lain.7
Sementara itu menurut Stanton dalam Umar pengertian dari pemasaran
adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan
untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan
barang dan jasa yang memuaskan berdasarkan kebutuhan kepada pembeli yang
7
Philip Kotler & Gary Amstrong: Prinsip Prinsip Pemasaran. Erlangga. Jakarta. 2011 hal 71
13
ada maupun pembeli potensial.8 Jadi dapat disimpulkan bahwa pemasaran
merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan dalam menyampaikan
produknya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen lewat penciptaan
dan pertukaran yang dapat memuaskan tujuan individu dan organisasi.
2.1.1. Bauran Pemasaran Jasa
Bauran pemasaran merupakan bagian dari aktivitas pemasaran yang
mempunyai peranan penting bila dilihat dari sisi perusahaan sebagai pemasar
maupun konsumen sebagai pengguna suatu produk. Dari sisi perusahaan, bauran
pemasaran dapat memberikan pengetahuan bagi perusahaan dalam menetapkan
produk atau jasa yang akan dijual kepada konsumen sesuai dengan apa yang
dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen dengan harga yang sesuai serta dalam
menentukan saluran penjualan dan memilih cara promosi yang tepat. Sementara
dari sisi konsumen, bauran pemasaran berperan dalam memberikan informasi
mengenai spesifikasi produk yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen beserta
harga produk tersebut.
Bauran pemasaran merupakan tools atau alat bagi pemasar yang terdiri
dari berbagai elemen suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar
implementasi strategi pemasaran dan positioning dapat berjalan sukses.9 Kotler
dan Amstrong mendefinisikan bahwa bauran pemasaran merupakan kumpulan
8
Husein Umar: Manajemen Riset dan Perilaku Konsumen. PT Gramedia Pusat. Jakarta. 2005 hal
31
9
Rambat Lupiyoadi: Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi Kedua. Salemba. Jakarta. 2006 hal 58
14
alat pemasaran teknis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan
respon yang diinginkan dari pasar sasaran.10
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran
merupakan unsur dalam pemasaran yang saling berhubungan dan digunakan oleh
perusahaan dalam mencapai tujuan pemasaran yang efektif dalam memuaskan
kebutuhan dan keinginan konsumen. Bauran pemasaran tersebut menggambarkan
pandangan penjual tentang alat pemasaran yang digunakan untuk memberi
pengaruh kepada pembeli.
Bauran pemasaran terbagi dalam bauran pemasaran untuk produk berupa
barang dan produk berupa jasa. Dalam pemasaran produk yang berupa jasa
diperlukan bauran pemasaran yang diperluas dengan penambahan unsur yang
telah berkembang. Pemasaran jasa dikatakan sebagai salah satu bentuk produk
yang berarti setiap tindakan atau perbuatan yang ditawarkan dari satu pihak ke
pihak lainnya bersifat tidak berwujud. Alat pemasaran untuk sebuah produk yang
berupa barang dikenal dengan istilah “4P” dan dikembangkan menjadi “7P” yang
digunakan untuk pemasaran produk yang berupa jasa. Menurut Kotler dan Keller
7P didefinisikan sebagai berikut:11
1) Produk (product)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk
memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan konsumen. Produk dapat
berupa sub kategori yang menjelaskan dua jenis seperti barang dan jasa
yang ditujukan kepada target pasar.
10
Philip Kotler & Gary Amstrong. Prinsip Prinsip Pemasaran. Erlangga. Jakarta. 2011 hal 62
Philip Kotler & Kevin L. Keller: Marketing Management. Alih Bahasa oleh Benyamin Molan.
PT Indeks. Jakarta. 2007 hal 23.
11
15
2) Harga (price)
Harga adalah sejumlah nilai (uang) yang mempunyai nilai tukar untuk
memperoleh keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk
atau jasa. Harga merupakan bauran pemasaran yang bersifat fleksibel di
mana suatu harga akan stabil dalam jangka waktu tertentu tetapi dalam
seketika harga dapat meningkat atau menurun yang terdapat pada
pendapatan dari hasil penjualan.
3) Tempat/distribusi (place)
Tempat merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan
untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia pada konsumen
sasaran. Distrubusi memiliki peranan yang sangat penting dalam
membantu perusahaan guna memastikan produknya tersedia. Hal ini
dikarenakan tujuan dari distribusi adalah menyediakan barang dan jasa
yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat
yang tepat.
4) Promosi (promotion)
Promosi adalah semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar
sasaran. Aktivitas dari promosi yaitu periklanan (advertising), promosi
penjualan (sales promotion), acara dan pengalaman (events and
experiences), hubungan masyarkat dan publisitas (public relations and
publicity), pemasaran langsung (direct marketing) dan penjualan prbadi
(personal selling).
16
5) Orang (people)
People menurut Philip Kotler yaitu proses seleksi, pelatihan, dan
pemotivasian
karyawan
yang
nantinya
dapat
digunakan
sebagai
pembedaan perusahaan dalam memenuhi kepuasan pelanggan.
6) Bukti fisik (physical evidence)
Bukti fisik menurut Philip Kotler yaitu bukti yang dimiliki oleh penyedia
jasa yang ditujukan kepada konsumen sebagai usulan nilai tambah
konsumen. Bukti fisik merupakan wujud nyata yang ditawarkan kepada
pelanggan ataupun calon pelanggan.
7) Proses (process)
Proses yaitu semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran aktivitas
dengan mana jasa disampaikan yang merupakan sistem penyajian atas
operasi jasa. Proses merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan untuk
memasarkan produk barang atau jasa kepada calon pelanggan.
Dari definisi yang ada maka dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran
jasa merupakan pengembangan dari bauran pemasaran 4P yang menjadi 7P. Alat
pemasaran 7P tersebut terdiri dari product, price, place, promotion, people,
physical evidence, dan process. Bauran pemasaran jasa biasanya diterapkan oleh
perusahaan yang bergerak sebagai penyedia layanan jasa. Hal ini digunakan oleh
perusahaan guna mencapai pasar sasaran yang ditentukan.
2.2.
Komunikasi Pemasaran
Dalam setiap kegiatan pemasaran elemen yang sangat penting untuk
diperhatikan adalah komunikasi. Dengan berkomunikasi, kegiatan pemasaran
17
akan berlangsung dengan sedemikian rupa dan dapat mencapai segala sesuatu
yang diinginkan salah satunya adalah terjadinya proses pembelian. Pada tingkat
dasar, komunikasi dapat menginformasikan dan membuat konsumen dan potensial
konsumen menyadari atas keberadaan produk yang ditawarkan. Komunikasi dapat
berusaha membujuk konsumen dan potensial konsumen agar berkeinginan masuk
ke dalam hubungan pertukaran (exchange relationship).12
Komunikasi juga dapat dijadikan sebagai pengingat bagi konsumen
mengenai keberadaan produk, yang pada masa lalu pernah dilakukan transaksi
pertukaran pada produk tersebut. Selain itu peran lain dari komunikasi dalam
pemasaran adalah untuk membedakan produk yang ditawarkan oleh suatu
perusahaan dengan perusahaan lainnya. Pada tingkatan yang lebih tinggi, peran
komunikasi tidak hanya pada pendukung transaksi dengan menginformasikan,
membujuk, mengingatkan, dan membedakan produk, tetapi juga menawarkan
sarana pertukaran itu sendiri.13
Saat ini komunikasi pemasaran sudah mengkaji sebuah kegiatan yang
sangat penting semenjak era bisnis industri berubah menjadi bisnis informasi.
Konsumen yang semula bersifat homogen yang lebih mudah dijangkau dibanding
konsumen sekarang yang lebih heterogen dengan perbedaan kebutuhan dan
kepentingan.
Jika bisnis konvensional berusaha untuk menekan anggaran serendah
mungkin untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Sementara bisnis
modern berusaha untuk lebih mementingkan penempatan posisi produk di pasar
12
Nugroho J. Setiadi. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian
Pemasaran. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. 2003 hal 250
13
Ibid. hal 251
18
agar dapat menggeser kedudukan para pesaing. Meskipun konsekuensinya adalah
membutuhkan biaya yang cukup besar. Biaya tersebut dianggap sebagai investasi
oleh beberapa perusahaan. Maka dalam hal inilah komunikasi pemasaran
mempunyai peran yang sangat penting dalam kesuksesan suatu produk.
Perusahaan harus dapat mengelola sistem komunikasi pemasaran yang
sangat kompleks. Perusahaan berkomunikasi dengan perantaranya, konsumen, dan
masyarakat
dengan
berbagai
tingkatan
sosial.
Sementara
konsumen
berkomunikasi dari mulut ke mulut antar satu kelompok ke kelompok yang lain
dan itu dapat memberikan umpan balik pada setiap kelompok lain yang menjadi
lawan komunikasinya. Oleh sebabnya, komunikasi pemasaran yang dilakukan
perusahaan haruslah memiliki konsistensi, kemanunggalan dalam pesan dan citra
yang disampaikan kepada konsumen sehingga dengan demikian proses
komunikasi pemasaran yang dijalankan akan lebih efektif.
Komunikasi pemasaran didefinisikan sebagai usaha untuk menyampaikan
pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di
pasar. Komunikasi pemasaran memegang peranan yang sangat penting bagi
pemasar. Tanpa komunikasi, konsumen maupun masyarakat secara keseluruhan
tidak akan mengetahui keberadaan produk di pasar. Komunikasi pemasaran ini
memerlukan ataupun menyedot dana yang sangat besar, oleh karena itu pemasar
harus hati-hati dan penuh perhitungan dalam menyusun rencana komunikasi
pemasaran. Penentuan siapa saja yang menjadi sasaran komunikasi sangat
19
menentukan keberhasilan komunikasi. Dengan penentuan sasaran yang tepat,
proses komunikasi akan berjalan efektif dan efisien.14
Komunikasi adalah aspek penting dalam keseluruhan misi pemasaran serta
penentu suksesnya pemasaran. Dalam dekade terakhir ini, komponen komunikasi
pemasaran dalam bauran pemasaran menjadi penting. Bahkan telah di klaim
bahwa “pemasaran di era 1990-an adalah komunikasi dan komunikasi adalah
pemasaran”, keduanya tidak dapat dipisahkan.15 Komunikasi pemasaran harus
dapat mempresentasikan gabungan semua unsur yang ada dalam bauran
pemasaran. Dimana bauran pemasaran ini merupakan perangkat variabel yang
dapat dikontrol dan digabungkan untuk mendapatkan feedback dari khalayak.
Ketika perusahaan mengkomunikasikan pesan yang unik dan positif
melalui iklan, penjualan perorangan, promosi penjualan, dan cara cara lain,
mereka dapat membedakan merek secara efektif melalui penawaran yang
kompetitif dan melindungi diri dari kompetisi harga. Koordinasi dari kegiatan
tersebut dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas suatu organisasi yang
dikenal sebagai bauran komunikasi pemasaran (marketing communication mix).
Bauran komunikasi pemasaran sebenarnya berkembang dari salah satu
bauran pemasaran (marketing mix) yaitu promosi. Bauran komunikasi pemasaran
tersebut terdiri dari advertising (iklan), sales promotion (promosi penjualan),
events and experiences (acara dan pengalaman), public relation and publicity
(hubungan masyarakat dan publisitas), direct marketing (pemasaran langsung),
14
Sutisna: Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.
2001 hal 268
15
Hifni Alifahmi: Sinergi Komunikasi Pemasaran: Iklan, Public Relation, dan Promosi. Quantum.
Jakarta. 2005 hal 14
20
dan personal selling (penjualan tatap muka). Komponen tersebut menjadi bagian
dari konsep pemasaran terpadu.16
2.2.1. Komunikasi Pemasaran Terpadu (Bauran Promosi)
Perusahaan di masa lalu sering menganggap elemen komunikasi sebagai
aktivitas yang terpisah dari pemasaran, sedangkan filosofi pemasaran saat ini
menekankan pentingnya keterpaduan keduanya untuk meraih sukses, seperti yang
diringkaskan pada kutipan di bawah ini:
“Pemasar yang sukses dalam lingkungan baru adalah orang yang
mengkoordinasikan bauran komunikasi secara ketat, sehingga dapat dilihat
dari media (periklanan) yang satu ke media yang lainnya, dari program
event yang satu ke program event lainnya, dan secara instan dapat melihat
bahwa merek tersebut berbicara satu suara. Alasan mendasar dari
komunikasi pemasaran terpadu ini adalah bahwa komunikasi pemasaran
akan menjadi satu-satunya keunggulan kompetitif yang terus berlanjut dari
suatu organisasi pemasaran di tahun 1990-an memasuki abad 21”17
Fokus penelitian akan menggunakan model bauran komunikasi pemasaran
terpadu (Integrated Marketing Communication atau IMC) yang mengarah pada
bauran promosi demi tercapainya tujuan penelitian. Kitchen et al memberikan
poin tersendiri bahwa IMC bukan lagi hanya sebuah proses komunikasi, tetapi
sebuah proses yang terkait dengan pengelolaan sebuah merek. IMC melibatkan
cara pengelolaan komunikasi pemasaran secara holistik untuk mencapai tujuan
strategis.18
Terdapat beberapa definisi mengenai komunikasi pemasaran terpadu yang
dikemukakan oleh sejumlah pakar. Integrated Marketing Communication (IMC)
16
Hermawan Agus: Komunikasi Pemasaran. Erlangga. Jakarta. 2012 hal 55
Terence A. Shimp. Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu.
Erlangga. Jakarta. 2003 hal 23
18
Philip J. Kitchen et al: Integrated Marketing Communication: A Primer. Routledge Taylor &
Francis Group. New York. 2004
17
21
atau komunikasi pemasaran terpadu menurut Tuckwell adalah sebuah koordinasi
dari semua bentuk komunikasi pemasaran yang dilakukan melalui sebuah
program terpadu guna memaksimalkan dampak pada target audien.19 Definisi
tersebut menekankan pada komunikasi pemasaran terpadu yang memanfaatkan
semua bentuk promosi untuk menciptakan hasil yang maskimal.
Definisi lain dari IMC adalah proses pengembangan dan implementasi
berbagai bentuk program komunikasi persuasif kepada pelanggan dan calon
pelanggan serta berkelanjutan dengan menggunakan semua bentuk komunikasi
yang relevan serta dapat diterima pelanggan dan calon pelanggan.20
Fokus utama pada kedua definisi IMC tersebut adalah pemahaman dan
pemanfaatan alat-alat komunikasi secara holistik yang bertujuan untuk
mempengaruhi atau memberikan efek langsung kepada konsumen terhadap merek
atau produk suatu perusahaan. Dari definisi IMC diatas dapat disimpulkan bahwa
IMC merupakan sebuah sinergi, kreatifitas, integrasi, dan komunikasi pemasaran
secara terpadu dengan cara memanfaatkan beragam elemen komunikasi yang
berbeda-beda agar tercipta koherensi yang saling mendukung.
Elemen komunikasi pemasaran terpadu yang memiliki kaitan dengan
sebuah ekuitas merek yaitu kesadaran merek, citra merek, respon merek, dan
hubungan merek dapat dilihat pada Gambar dibawah ini:
19
Keith J. Tuckwell: Integrated Marketing Communication: Strategic Planning Perspective.
Second Edition. Pearso Pretice Hall. USA. 2008
20
Terence A. Shimp. Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu.
Erlangga. Jakarta. 2003 hal 23
22
Periklanan
Promosi
Penjualan
Kesadaran
Merek
Acara dan
Pengalaman
Hubungan
Masyarakat
& Publisitas
Program
Komunikasi
Pemasaran
Pemasaran
Langsung
Penjualan
Tatap Muka
Ekuitas
Merek
Citra
Merek
Respon
Merek
Hubungan
Merek
Gambar 2.1 Model Komunikasi Pemasaran Terpadu
Sumber : Agus Hermawan (2012: 55)
Gambar di atas merupakan model komunikasi pemasaran terpadu yang
menggambarkan hubungan antara program komunikasi pemasaran dengan ekuitas
sebuah merek. Berdasarkan Gambar di atas dapat dilihat bahwa strategi
komunikasi pemasaran yang dilakukan melalui kegiatan acara dan pengalaman
(event and experience) diindikasikan memiliki pengaruh dalam membangun
kesadaran merek sebuah produk.
Penjelasan mengenai program komunikasi pemasaran terpadu tersebut
akan diuraikan melalui poin-poin berikut ini:
23
1.
Periklanan (Advertising)
Iklan merupakan model komunikasi yang dapat menjangkau publik
secara luas. Iklan dapat digunakan untuk membangun citra jangka panjang
dan juga mempercepat quick sales. Selain itu iklan juga bersifat baku dan
dapat ditayangkan berulang-ulang serta dapat memperoleh efek dramatis
dari iklan yang telah ditayangkan.21 Namun iklan hanya dapat membawa
pesan secara monolog (komunikasi satu arah). Karakteristik dari
periklanan antara lain:
1.
Dapat mencapai konsumen yang terpencar secara geografis
2.
Dapat mengulang pesan berkali-kali
3.
Bersifat impersonal, dan komunikasi satu arah
4.
Dapat sangat mahal untuk beberapa jenis media
Kelebihan dari periklanan pada unsur komunikasi pemasaran bisa
dilihat bahwa iklan dapat berpengaruh dan berlaku sangat cepat. Iklan
memberikan kemungkinan melaksanakan jenis kreatif yang sangat banyak
dan dapat menggunakan gambar visual, suara, dan bahkan teknologi
“strach and snift”.
Penggunaan periklanan merupakan salah satu cara efektif yang
dapat meraih konsumen lebih besar dan meningkatkan penggunaan oleh
konsumen. Periklanan memiliki kelemahan yang dapat kita lihat pada
situasi tertentu dimana anggaran untuk periklanan sangat terbatas sehingga
hanya dapat menyampaikan promosi secara kecil-kecilan saja.
21
Hermawan Agus: Komunikasi Pemasaran. Erlangga. Jakarta. 2012 hal 54-56 dan 64-65
24
2.
Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Promosi penjualan yaitu kegiatan pemasaran yang memberikan
nilai tambah atau insentif kepada tenaga penjualan, distributor, atau
konsumen yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan. Contoh
promosi penjualan adalah pemberian potongan harga (diskon) atau undian
berhadiah.22
Promosi penjualan berfungsi sebagai sarana komunikasi, di mana
alat promosi ini merupakan sarana untuk menarik perhatian dan
memberikan informasi yang akhirnya mengarahkan konsumen ke produk.
Hal tersebut memberikan kontribusi nilai tambah kepada konsumen dan
juga dapat secara aktif mengajak konsumen membeli produk yang
ditawarkan.23
Karakteristik dari promosi penjualan antara lain:
1.
Menggunakan berbagai cara pendekatan
2.
Menarik perhatian pelanggan
3.
Menawarkan kekuatan dari insentif untuk membeli
4.
Mengundang dan cepat memberikan penghargaan atas respons
konsumen
5.
Efeknya hanya berjangka pendek.
Promosi penjualan juga memiliki kelemahan yaitu promosi
penjualan tidak dapat dilakukan secara terus menerus sepanjang tahun. Hal
tersebut
22
dikarenakan
akan
menimbulkan
kerugian
bagi
Morissan: Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Kencana Prenada Media Grup. Jakarta.
2010 hal 25
23
Hermawan Agus: Komunikasi Pemasaran. Erlangga. Jakarta. 2012 hal 54-56 dan 64-65
25
pemasar/perusahaan dan juga dapat menjadikan konsumen tidak bisa lagi
membedakan periode promosi penjualan dan hasilnya akan tidak efektif.
3.
Penjualan Tatap Muka (Personal Selling)
Penjualan tatap muka (personal selling) adalah bentuk komunikasi
antar individu dimana tenaga penjual/wiraniaga menginformasikan,
mendidik, dan melakukan persuasi kepada calon pembeli untuk membeli
produk atau jasa perusahaan. Penjualan tatap muka (personal selling)
mempunyai karakteristik yang sangat berbeda dengan alat promosi
lainnya. Perbedaan karakteristik itu menyebabkan penjualan tatap muka
(personal selling) mempunyai keunggulan – keunggulan tertentu
dibandingkan dengan alat promosi lainnya. Adapun keunggulan –
keunggulan penjualan tatap muka (personal selling) menurut Sutisna
dalam buku Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran adalah
sebagai berikut:24
1.
Penjualan tatap muka (personal selling) melibatkan komunikasi
langsung dengan konsumen (face to face).
2.
Pesan dari penjualan tatap muka (personal selling) lebih bisa
membujuk daripada periklanan publisitas di media massa.
3.
Proses komunikasi face to face menjadikan konsumen potensial harus
memperhatikan pesan yang disampaikan oleh wiraniaga.
24
Sutisna: Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.
2002 hal 315
26
4.
Bagi wiraniaga yang berkomunikasi dengan satu konsumen potensial
pada satu waktu, dia dapat merancang pesan secara berbeda pada
setiap konsumen potensial yang didatanginya.
5.
Dalam penjualan tatap muka (personal selling) proses alur komunikasi
terjadi dua arah, sehingga konsumen secara langsung bisa bertanya
mengenai produk kepada wiraniaga.
6.
Wiraniaga juga bisa menerima umpan balik secara langsung dari
konsumen potensial dalam bentuk keberatan, pertanyaan atau
komunikasi non variabel seperti mengangkat bahu atau menguap.
7.
Wiraniaga dapat menyampaikan pesan yang kompleks mengenai
karakteristik produk, yang tidak mungkin disampaikan iklan di media
elektronik dan media cetak.
8.
Wiraniaga dapat mendemonstrasikan produk atau menggunakan
tampilan audio visual untuk memperoleh perhatian penuh dari
konsumen potensial.
Selain mempunyai keunggulan, menurut Lupiyoadi penjualan tatap
muka (personal selling) juga mempunyai kelemahan dibandingkan dengan
alat promosi lainnya. Kelemahan utama dari penjualan tatap muka
(personal selling) adalah:25
1. Komunikasi terjadi daripada sekelompok kecil konsumen potensial.
Akibatnya pelaksanaan penjualan tatap muka (personal selling)
25
Rambat Lupiyoadi: Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Praktik. Salemba. Jakarta. 2001
27
menjadi mahal jika diukur berdasarkan biaya perkontak dengan
konsumen.
2. Image yang negatif terhadap wiraniaga, sehingga cenderung untuk
menghindar apabila didatangi oleh penjual.
4.
Pemasaran Langsung (Direct Marketing)
Pemasaran
langsung
atau
direct
marketing
adalah
usaha
perusahaan atau organisasi untuk berkomunikasi secara langsung dengan
calon pelanggan sasaran dengan maksud untuk menimbulkan tanggapan
dan/atau transaksi penjualan. Perlu ditegaskan di sini bahwa pemasaran
langsung bukanlah sekedar kegiatan mengirim surat (direct mail) dan
mengirim katalog perusahaan (mail-order catalogs) kepada pelanggan atau
calon pelanggan. Pemasaran langsung mencakup berbagai aktivitas
termasuk pengelolaan database (database management), penjualan
langsung (direct selling), telemarketing dan iklan tanggapan langsung
dengan menggunakan berbagai saluran komunikasi seperti mengirim surat
langsung kepada pelanggan dan calon pelanggan atau melalui internet,
media cetak, dan media penyiaran.26
Alat promosi ini hanya dapat menjangkau konsumen yang spesifik.
Namun pesan yang disampaikan melalui pemasaran langsung dapat
disesuaikan dengan karakter dan respons konsumen yang dituju serta dapat
diperbaharui secara tepat.27
26
Morissan: Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Kencana Prenada Media Grup. Jakarta.
2010 hal 22
27
Hermawan Agus: Komunikasi Pemasaran. Erlangga. Jakarta. 2012 hal 54-56 dan 64-65
28
Karakteristik dari pemasaran langsung antara lain:
1.
Bentuknya
yang
beragam
mencerminkan
empat
subkarakter:
nonpublic, segera, seragam, dan interaktif
2.
5.
Sangat tepat untuk pasar sasaran tertentu yang dituju.
Hubungan Masyarakat dan Publisitas (Public Relations and Publicity)
Humas yaitu sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi
yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar antara suatu organisasi
dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik
yang berlandaskan pada saling pengertian. Humas pada intinya senantiasa
berkenalan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan,
dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul suatu
dampak yakni perubahan yang positif.28
Alat promosi ini dapat menarik perhatian khalayak ramai jika
memiliki kredibilitas yang tinggi dan tidak memasukkan unsur penjualan,
sehingga hanya berfungsi sebagai pemberi informasi. Hubungan
masyarakat dan publisitas juga dapat memperoleh efek dramatis seperti
yang terjadi pada iklan.29
Karakteristik dari hubungan masyarakat dan publisitas antara lain:
28
1.
Sangat terpercaya
2.
Bisa meraih orang yang menghindari tenaga penjualan dan periklanan
3.
Dapat mendramatisasi perusahaan dan produk
Morissan: Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Kencana Prenada Media Grup. Jakarta.
2010 hal 2
29
Hermawan Agus: Komunikasi Pemasaran. Erlangga. Jakarta. 2012 hal 54-56 dan 64-65
29
6.
4.
Sangat berguna
5.
Efektif dan ekonomis
Acara dan Pengalaman (Events and Experiences)
Sebagaimana diketahui hasil sebuah penelitian menunjukkan
bahwa seseorang memperoleh pengetahuannya 75% dari penginderaan
secara visual, 13% secara auditif, dan 12% melalui indera lainnya. Hal ini
merupakan suatu bukti bahwa event seperti pameran berdampak luas bagi
pengunjung maupun peserta pameran. Dengan mengikuti pameran,
pengunjung dan peserta pameran akan menemukan banyak hal yang dapat
dilihat secara langsung sehingga pengetahuannya akan suatu produk atau
perusahaan menjadi bertambah.30
Salah satu cara yang ampuh dalam menyampaikan pesan sebuah
merek adalah dengan mengajak pelanggan dan pelanggan potensial untuk
terlibat dalam sebuah acara yang diselenggarakan perusahaan. 31 Bagi 41
marketing manager dari berbagai perusahaan di Jakarta penggunaan
pemasaran acara (event marketing) ternyata bukanlah hal baru. Sembilan
puluh lima persen perusahaan telah menggunakan pemasaran acara dan
78% dari jumlah tersebut mengatakan bahwa pemasaran acara dinilai
efektif dalam kegiatan pemasaran.
Karakteristik dari acara dan pengalaman (event and experience)
antara lain:
1.
30
31
Merupakan dukungan untuk pendekatan individu dan publik.
Lidia MM. Evelina. Event Organizer Pameran. Cetakan Kedua. PT Indeks. Jakarta. 2007 hal 6
Hermawan Agus: Komunikasi Pemasaran. Erlangga. Jakarta. 2012 hal 54-56 dan 64-65
30
2.
Berorientasi pada pencapaian pasar sasaran yang terbatas namun
efektif.
Dalam melakukan strategi komunikasi pemasaran semua komponen
bauran komunikasi pemasaran sangat dibutuhkan dalam upaya penyampaian
pesan mengenai produk dengan tujuan agar konsumen mengetahui dan tertarik
terhadap produk yang ditawarkan perusahaan. Oleh karenanya diperlukan strategi
komunikasi pemasaran yang efektif dan efisien sehingga tujuan utama perusahaan
dalam menyampaikan pesan komunikasi pemasaran sebuah produk dapat berjalan
sesuai rencana. Fandy Tjiptono menjelaskan mengenai strategi komunikasi
pemasaran merupakan aktifitas perencanaan pemasaran yang berusaha untuk
menyampaikan pesan atau informasi, mempengaruhi, dan mengingatkan pasar
sasaran terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan yang bersangkutan.32
2.3.
Strategi Komunikasi Pemasaran
Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk
mencapai suatu tujuan. Akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut strategi tidak
hanya berfungsi sebagai perjalanan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan
harus dapat dan mampu membujuk bagaimana titik operasionalnya.33 Strategi
yang efektif merupakan hasil riset proses yang tersusun dan tergabung dengan
pengetahuan yang mendalam mengenai kebutuhan-kebutuhan, apresiasi, dan sikap
kelompok sasaran.
32
Fandy Tjiptono: Strategi Pemasaran. ANDI. Yogyakarta. 1997
Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. PT Remaja Rosdakarya.
Bandung 1994 hal 32
33
31
Strategi
komunikasi
pemasaran
diartikan
sebagai
panduan
dari
perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu
tujuan. Dalam mencapai tujuan tersebut, strategi komunikasi harus dapat
menunjukan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan dalam arti
kata bahwa pendekatan dapat berbeda sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan
kondisi. Kegiatan yang berkaitan dengan strategi komunikasi adalah kegiatan
persiapan, kegiatan penggarapan, dan kegiatan penyimpulan serta penjelasan
masing-masing kegiatan. Selanjutnya masalah strategi sering kali dikaitkan
dengan metode, teknik, dan taktik. Semuanya itu berguna untuk mengembangkan
strategi komunikasi pemasaran. Membuat suatu komunikasi yang efektif
merupakan cara yang tepat untuk membuat strategi komunikasi pemasaran.34
Pada buku Marketing
Communication: framework, theories and
applications, Chris Fill menjelaskan kerangka kerja dalam komunikasi pemasaran
terpadu bahwa organisasi dapat dipandang sebagai sistem sosial yang terbuka
(Katz dan Kahn 1978) dan semua komponen-komponen yang ada dalam sistem
secara interaktif saling bergantung satu dengan yang lainnya (Goldaber 1986).
Modifikasi salah satu bagian dari suatu sistem dan melakukan suatu penyesuaian
dibuat oleh semua komponen lain agar mengakomodasi perubahan tersebut. Efek
tersebut dapat dilihat dari tingkat makro dan mikro.35
Pada tingkat makro saling ketergantungan antara organisasi telah dicatat
oleh sejumlah riset. Stern dan El Ansary dalam Chris Fill mengggambarkan
34
Jhon E. Kennedy dan R. Dermawan: Marketing & Communication: Taktik & Strategi. PT Buana
Ilmu Populer. Jakarta. 2006
35
Chris Fill: Marketing Communication: Framework, Theories and Application. Pretince Hall.
London. 1995
32
bahwa saluran distribusi sebagai suatu jaringan dari sistem. Dengan demikian
suatu organisasi dapat dikenali sebagai suatu unit yang saling tergantung. Pada
tingkat
mikro
secara
individual
bagian-bagian
dari
suatu
organisasi
mengakomodasi satu sama lain sebagai suatu organisasi yang mengakomodasi
satu sama lain sebagai suatu organisasi yang melakukan peyesuaian untuk
merubah lingkungannya. Dalam pengumpulan keputusan yang dihubungkan
dengan pengembangan dan penyerahan dari suatu strategi komunikasi pemasaran,
gambar di bawah ini menjadi mungkin untuk melihat kompleksitas dan kepekaan
dari setiap komponen dalam pengambilan keputusan.36
Gambar 2.2 A System of Marketing Communications
Sumber: Chris Fill (1995: 18)
Gambar 2.2 mengenai sistem komunikasi pemasaran tersebut diuraikan
melalui penjelasan pada poin selanjutnya.
36
Ibid. hal 18
33
2.3.1. Key Factor Analysis (Analisis Faktor Kunci)
Key Factor Analysis atau Analisis Faktor Kunci adalah sesuatu yang
berguna untuk melakukan penekanan dan mengeluarkan hal-hal penting yang
bersangkutan kepada komunikasi pemasaran yang efektif.37
Analisis faktor kunci merupakan bagian penting dalam membuat sistem
strategi komunikasi pemasaran bagi sebuah perusahaan atau organisasi. Agar
komunikasi pemasaran dapat sesukses yang diperkirakan maka perlu dilakukan
pengawasan
yang
terus-menerus
kepada
kompetitor,
peristiwa
sosial,
perkembangan ekonomi, aktifitas perundang-undangan, dan bahkan situasi
internal perusahaan. Pengawasan lingkungan (enviromental monitoring) atau yang
disebut sebagai analisis situasi (situation analysis), melibatkan dua kegiatan
umum. Pertama yaitu analisis Internal mengenai yang dilakukan terhadap
kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) organisasi. Pertimbangan
keuangan dan masalah ketenagakerjaan adalah topik utama dalam analisis
internal.38
Perusahaan dengan keuangan yang kuat serta tim ahli komunikasi yang
berbakat mempunyai peluang lebih besar untuk mengembangkan program kreatif
yang berhasil. Sementara perusahaan yang “terbelakang” mempunyai kemampuan
terbatas. Dalam analisis eksternal (external analysis), komponen kedua dari
pengawasan lingkungan, faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas komunikasi
dan kesuksesan produk ditinjau secara mendalam. Situasi ekonomi, aktifitas
kompetisi,
37
perkembangan sosial-budaya, iklim
perundang-undangan, dan
Ibid. hal 66
Terence A. Shimp. Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu.
Erlangga. Jakarta. 2003 hal 44
38
34
pertimbangan jalur distribusi, peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang
dihadapi merek pada suatu waktu merupakan faktor-faktor yang umumnya terlihat
dalam suatu analisis situasi eksternal. Aspek penting pengawasan lingkungan
dapat diingat dengan menggunakan SWOT yaitu yang terkenal atas analisis
kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity), dan ancaman
(Threat). 39
2.3.2. Promotion Objective (Tujuan Promosi)
Tujuan promosi merupakan analisa suatu tujuan dari komunikasi
pemasaran terhadap produk atau jasa yang akan ditawarkan. Analisa tersebut
berdasarkan atas pengidentifikasian peluang-peluang dan menetapkan sasaran
yang menjadi target marketnya.
Proses dalam mengatasi banyaknya permintaan yang berbeda ini dirasakan
ketika organisasi telah membuat dan menetapkan sasaran promosi yang sangat
sulit dan kompleks. Kompleksitas yang dirasakan ini terkadang telah menunjukan
sejumlah besar para manajer gagal dalam menetapkan sasaran promosi. Banyak
dari mereka yang menetapkan sasaran promosi sedemikian rupa sehingga sasaran
promosi yang telah ditetapkan tidak tepat atau tidak sesuai denga tujuan
pemasaran yang diinginkan. Promotion objective merupakan hasil dari key
analysis pada sebuah sistem pemasaran. Pada umumnya sasaran promosi
ditetapkan oleh para manajer yang berkaitan dengan penjualan.40
39
Ibid. hal 45
Chris Fill: Marketing Communication: Framework, Theories and Application. Pretince Hall.
London. 1995 hal 227
40
35
Sasaran promosi yang ditetapkan antara lain meliputi peningkatan dalam
penguasaan pasar, rasio laba dan modal, dan peningkatan volume penjualan. Halhal yang menyebabkan volume penjualan berubah-ubah atau bervasiasi antara lain
disebabkan oleh:41
a. Pesaing merubah harga
b. Pembeli membutuhkan perubahan
c. Kemajuan teknologi yang memudahkan proses produksi menjadi
meningkat, skala ekonomi, pengaruh pengalaman, dan untuk beberapa
organisasi kesempatan untuk mengurangi biaya
d. Masuk dan keluarnya pesaing yang berbeda
Chris Fill menerangkan bahwa pengaturan dari sasaran promosi adalah
penting. Hal tersebut dikarenakan adanya tiga pertimbangan utama yaitu:42
1. Sasaran promosi memberi makna dari komunikasi dan mengkoordinasi
antara dua kelompok (klien dan perusahaan) ketika melakukan suatu
kampanye.
2. Sasaran promosi bertindak sebagai pemandu dalam pengambilan
keputusan dan memberikan suatu fokus untuk keputusan dan memberikan
suatu fokus untuk keputusan yang diikuti dalam proses pengembangan
rencana promosi.
3. Sasaran promosi sebagai tanda sehingga suatu kegagalan atau keberhasilan
dari suatu program dapat diketahui.
41
42
Ibid. hal 228
Ibid. hal 229
36
2.3.3. Segmentation, Targeting, Positioning (STP)
Produsen pada dasarnya melakukan penciptaan nilai sekaligus penyerahan
nilai. Philip Kotler dalam Kasali menggabungkan proses penciptaan dan
penyampaian nilai kepada konsumen dalam bentuk yang disebut STP yaitu
Segmentation, Targeting, dan Positioning.43
A. Segmentasi
Segmentasi pasar adalah suatu konsep yang sangat penting.
Segmentasi pasar dapat didefinisikan sebagai suatu proses untuk membagibagi atau mengelompokkan pasar kedalam kotak-kotak yang lebih homogen.
Pasar pada umumnya memiliki sifat yang sangat heterogen sehingga akan
sangat sulit jika suatu perusahaan melayani secara keseluruhan. Oleh
karenanya pasar harus dipilih pada segmen tertentu saja dan meninggalkan
segmen yang lain.
Segmentasi pada dasarnya alah suatu strategi untuk memahami struktur
pasar dengan pemetaan atau pengelompokan konsumen yang diidentifikasikan
dengan keinginan, daya beli, lokasi geografis, perilaku dan kebiasaan
pembelian. Segmentasi pasar adalah suatu konsep yang sangat penting dalam
kehidupan ini. Bukan hanya untuk kepentingan bisnis tetapi juga untuk
kegiatan nirlaba lainnya.
43
Rhenald Kasali: Membidik Pasar Indonesia Segmentasi Targeting Positioning. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta. 1998
37
Segmentasi pasar dapat dibagi menjadi beberapa cara, yaitu:
1. Segmentasi Geografis, yaitu pembagian pasar menurut daerah unit
geografisnya. Misalnya wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan
Sulawesi. Atau luas daerah, luas kota, dan luas wilayah cakupannya.
2. Segmentasi Demografis, yaitu pembagian pasar kedalam kelompok yang
berbeda-beda berdasarkan kelas sosial, gaya hidup, dan atau ciri-ciri
kepribadian.
3. Segmentasi Psikografis, yaitu para konsumen dibagi berdasarkan
kelompok yang berbeda-beda berdasarkan kelas sosial, gaya hidup, dan
atau ciri-ciri kepribadian.
4. Segmentasi Perilaku, yaitu konsumen dibagi kedalam kelompokkelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan, atau tanggapan
mereka terhadap suatu produk. Banyak pemasar berpendapat bahwa
variabel ini merupakan titik awal terbaik untuk membuat segmen-segmen
pasar.
Kotler mengemukakan agar segmentasi yang dihasilkan dapat
bermanfaat dan memiliki nilai efektifitas yang tinggi, maka segmentasi harus
memiliki karakteristik sebagai berikut:44
a. Berbeda (distinctive), yaitu memiliki karakteristik dan perilaku
pembelian yang berbeda dengan yang lain.
b. Dapat diukur (measurable), yaitu daya beli dalam segmentasi harus
dapat diukur.
44
Philip Kotler: Marketing Management. Eleven Edition. Pretince Hall. London.
38
c. Dapat dijangkau (accesible), yaitu segmen pasar dapat dijangkau.
d. Cukup besar (substantially), yaitu segmen pasar cukup besar dan
menguntungkan.
e. Dapat digarap (actionable), yakni dapat dibuat program yang efektif
agar menarik segmen pasar.
B. Targeting
Menentukan target pasar adalah tahap selanjutnya dari strategi
komunikasi
pemasaran.
Dalam
bukunya
Dermawan
Soemanegara
mengungkapkan: menurut Morissan (1995) target pasar adalah memilih
satu atau beberapa segmen pasar yang akan menjadi fokus kegiatan
komunikasi pemasaran. Targeting memiliki dua fungsi sekaligus yaitu
menyeleksi target market sesuai dengan kriteria tertentu dan menjangkau
target pasar tersebut.45
Pasar sasaran (targeting) dilihat secara bahasa adalah segmen yang
dijadikan
sebagai
sasaran
pemasaran
produk.
Targeting
adalah
menetapkan target pasar untuk produk yang dihasilkan yaitu satu atau
beberapa segmen pasar yang menjadi fokus dari kegiatan pemasaran yang
ada.46
45
Jhon E. Kennedy dan R. Dermawan: Marketing & Communication: Taktik & Strategi. PT Buana
Ilmu Populer. Jakarta. 2006
46
Rhenald Kasali: Membidik Pasar Indonesia Segmentasi Targeting Positioning. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta. 1998
39
Ada tiga strategi dalam memilih segmen pasar, yaitu:
1.
Pemasaran serba sama (unidifferentiated marketing). Dalam
strategi ini perusahaan membuat suatu bauran pemasaran untuk
seluruh pasar, dengan mengesampingkan perbedaan setiap segmen.
2.
Pemasaran serba aneka (differentiated marketing). Dalam strategi
ini perusahaan membuat bebrapa bauran pemasaran untuk beberapa
segmen.
3.
Pemasaran terpusat (concentrated marketing). Dengan hanya
berkonsentrasi pada saru segmen perusahaan dapat mengetahui
dengan baik perilkau pembelian dari segmen tersebut.
C. Positioning
Positioning bukanlah suatu strategi produk, tetapi merupakan
strategi komunikasi. Positioning menurut Aaker dan Myers (1987) adalah
menunjuk pada penciptaan “posisi” suatu merek tertentu dalam kognisi
(ingatan) para konsumen dikaitkan dengan merek-merek lain yang menjadi
pesaingnya. Keberhasilan komunikasi pemasaran suatu produk seringkali
banyak
ditentukan
oleh
ketetapan
dalam
perumusan
strategi
“positioning”-nya. Karena dari sudut pandang konsumen eksistensi suatu
produk cenderung lebih banyak ditentukan oleh citra dan persepsi (mental
image) yang ada dibenak pikiran mereka tentang nilai-nilai kegunaan atau
kelebihan dari produk tersebut.47
47
http://twietwe.blogspot.com/2011/01/model-segmentasi-targeting-dan.html (diakses pada hari
sabtu 25/10/14 pukul 22.45 wib)
40
Positioning dilakukan saat ini karena begitu banyaknya produk
dipasar. Diharapkan dengan adanya positioning dapat menempatkan
produk dipikiran khalayak dengan tujuan akhir akan dilakukan pembelian
terhadap produk oleh konsumennya. Positioning dilakukan agar konsumen
mampu mengingat merek/produk/nama tertentu dalam benaknya, sehingga
menjadikan produk itu mempunyai citra yang kuat di mata konsumen.48
Untuk menyampaikan suatu produk kepada konsumen dan pada
pihak-pihak terkait, pemasar kini bisa memilih aktivitas komunikasi
tertentu melalui elemen, fungsi, atau alat (tools) yang terdiri dari
periklanan, penjualan personal, humas dan publikasi, promosi penjualan,
dan pemasaran langsung. Gaya dan harga produk, bentuk dan warna
kemasan, tata cara dan busana wiraniaga, semuanya mengkomunikasikan
sesuatu pada konsumen.
Setiap kontak merek (brand contact) membawa kesan yang bisa
memperkuat atau justru memperlemah citra perusahaan dimata konsumen.
Oleh karenanya pemasar harus dapat memadukan keseluruhan bauran
komunikasi pemasaran agar dapat efektif dalam mengkomunikasikan
pesan dan positioning strategis yang konsisten pada konsumen. Seperti
tabel di bawah ini yang diungkapkan oleh Kotler49, yaitu:
48
Sutisna: Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung
2002
49
Philip Kotler: Manajemen Pemasaran: Analisa Perencanaan Implementasi. Jilid 1. Pretince
Hall. New Jersey. 1997
41
Tabel 2.1 Tabel Bauran Komunikasi Pemasaran
IKLAN
PROMOSI
HUMAS
PENJUALAN
PEMASARAN
Kontes
Seminar
Presentasi
Mailing
Premi
Sumbangan
Rapat
Telemarketing
Iklan cetak dan
elektronik
Kemasan - luar
Kemasan – dalam
Tarif Hemat Sponsorship
Fax Mail
Brosur
Publikasi
E-Mail
Poster
Hubungan
Voice Mail
Baliho / Billboard
Majalah
Simbol - Logo
Event
Sumber : Philip Kotler (1997)
2.3.4. Communication Budget (Biaya Komunikasi)
Sumber keuangan suatu organisasi dianggarkan untuk membiayai
komunikasi pemasaran yang spesifik dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan bagi berbagai merek yang dimilikinya. Besarnya sumber daya yang
dialokasikan umumnya ditentukan melalui keterlibatan sebuah proses yang
dimiliki
oleh
kebanyakan
korporasi
yang
canggih.
Setiap
perusahaan
menggunakan prosedur anggaran yang berbeda-beda dalam mengalokasikan
kepada manajer komunikasi pemasaran dan unit organisasi lainnya.
Beberapa perusahaan menggunakan top-down-budgeting (TD) dimana
manajemen seniorlah yang menentukan jumlah dana yang diterima setiap sub
unit. Beberapa perusahaan lainnya menggunakan bottom-up budgeting (BU)
dimana para manajer sub-unitlah (misalnya manajer kategori produk) yang
42
menentukan jumlah yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan mereka, jumlahjumlah tersebut kemudian dikombinasikan untuk menentukan anggaran total
pemasaran.50
Praktik pemasaran pada umumnya mengkombinasikan anggaran top-down
dan bottom-up. Sebagai contoh dalam kasus proses bottom-up/top-down (BUTD),
manajer sub-unit menyerahkan anggaran keseluruhan kepada manajemen di
tingkat atas untuk mendapatkan persetujuan. Proses top-down/bottom-up (TDBU)
merupakan kebalikan dari alur di atas, dimana manajemen di tingkat atas
menentukan jumlah total anggaran dan kemudian membagi-baginya ke dalam
berbagai sub-unit.
2.3.5. Research and Evaluation (Riset dan Evaluasi)
Terlepas dari situasi yang dihadapi adalah penting untuk melakukan
evaluasi dari upaya komunikasi pemasaran. Pada seluruh dunia bisnis, tuntutan
terhadap masalah akuntabilitas (accountability) semakin meningkat. Hal tersebut
membuat pelaksanaan riset dan pengumpulan dana menjadi penting untuk
menentukan apakah upaya komunikasi pemsaran telah mencapai tujuan yang
diharapkan atau belum. Hasil-hasil kemudian dapat diukur dengan melihat volume
penjualan.51
Kegagalan dalam mencapai target mengindikasikan diperlukannya
tindakan korektif. Tindakan korektif mungkin akan memerlukan investasi yang
lebih besar, kombinasi elemen-elemen komunikasi yang berbeda, strategi kreatif
50
Terence A. Shimp: Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu.
Erlangga. Jakarta 2003 hal 51
51
Ibid. hal 52
43
yang perlu direvisi, alokasi media yang berbeda, atau berbagai kemungkinan lain.
Hanya dengan penetapan tujuan dan pengukuran hasil yang sistematis, kemudian
dapat diketahui apakah program komunikasi pemasran telah berjalan seperti yang
diharapkan.52
2.4.
Brand (Merek)
Asosiasi Pemasaran Amerika mendefinisikan brand atau merek sebagai
sebuah nama, tanda, istilah, simbol atau rancangan, atau kombinasi dari
semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual
atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya dari barang atau jasa
pesaing. Dengan demikian, sebuah merek adalah produk atau jasa penambah
dimensi yang dengan cara tertentu membedakannya dari produk atau jasa lain
yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama.53
Konsumen akan merasa senang dengan pilihan yang dibuat oleh sebuah
produk sehingga tertarik untuk membeli dan menggunakannya tergantung dari
apakah merek yang dikenal baik atau tidak. Sebuah merek yang baik akan selalu
berada dalam benak konsumen sehingga membuat konsumen selalu teringat
merek tersebut ketika hendak membutuhkan sebuah produk. Merek mempunyai
peranan yang penting untuk mengidentifikasikan sebuah produk, pengertian yang
salah dari konsumen terhadap sebuah merek akan berakibat fatal dan
menyebabkan konsumen tidak dapat menangkap nilai dan tujuan dari merek
yang ada.54
52
Ibid. hal 60
Philip Kotler & Gary Amstrong: Prinsip Prinsip Pemasaran. Erlangga. Jakarta. 2011 hal 332
54
Freddy Rangkuti: The Power of Brand. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2004 hal 2
53
44
Dari pendapat beberapa ahli di atas, penulis berpendapat bahwa merek
adalah
gabungan
simbol,
nama,
dan
istilah
yang
digunakan
untuk
mengidentifikasikan suatu produk barang atau jasa, serta membedakan dengan
produk barang atau jasa pesaing.
2.4.1. Branding
Durianto dkk mendefiniskan branding sebagai kegiatan perusahaan untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang mereknya. Merek harus memiliki
logo untuk membuat branding lebih mudah dan lebih mungkin diingat publik.
Konsumen memutuskan apakah mereka akan membeli produk atau menggunakan
layanan didasarkan pada bagaimana mereka melihat merek.55
Cara untuk meningkatkan merek melalui branding yaitu dari iklan di
media elektronik, iklan online, dan iklan cetak. Hal tersebut adalah cara yang baik
untuk mempromosikan sebuah merek dengan selalu berada diujung tombak atau
“customer’s first image”. Branding is a win dalam arti situasi kemenangan baik
bagi bisnis dan pelanggan setia. Dalam kegiatan branding terdapat beberapa hal
yang dibutuhkan, yaitu:56
1. Nama Produk
2. Logo – Cara membuat logo yang efektif
3. Slogan – Penting untuk kegiatan branding
4. Lagu tema
5. Media
55
Darmadi Durianto, Sugiarto, dan Lie Joko Budiman: Brand Equity Ten Strategi Memimpin
Pasar. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2004 hal 55
56
Ibid. hal 56
45
Media menjadi salah satu kebutuhan yang penting dan menjadi penentu
apakah kegiatan branding dapat membantu pencapaian visi-misi suatu
perusahaan. Media yang dapat membantu kegiatan branding diantaranya adalah
billboards (papan reklame), brosur, iklan, online advertising, print ads (majalah,
koran, etc), radio advertising, signs & flyers, sponsor, website, dan word of mouth
(wom).57
Berdasarkan pemaparan para ahli di atas penulis menarik kesimpulan
bahwa branding merupakan kegiatan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan
dengan tujuan untuk membuat masyarakat mengetahui tentang merek produknya.
Proses branding dapat dilakukan menggunakan media cetak maupun elektronik
sesuai dengan target pasar produk yang dipasarkan oleh perusahaan.
2.4.2. Brand Awareness (Kesadaran Merek)
Brand awareness atau kesadaran merek merupakan kemampuan seorang
konsumen untuk mengingat suatu merek tertentu atau iklan tertentu secara
spontan atau setelah dirangsang dengan kata-kata kunci.58
Kevin Kuan et al mendefinisikan kesadaran merek sebagai tingkat dasar
pengetahuan brand atau merek yang melibatkan pengakuan merek dan dapat
dianggap sebagai kemampuan konsumen untuk mengenali sebuah merek dalam
suatu kelompok produk atau jasa dalam rincian yang memadai untuk melakukan
pembelian.59
57
Ibid. hal 57
Freddy Rangkuti: The Power of Brand. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2004 hal 243
59
Kevin Kuan-Shun Chiu, Ru-Jen Lin, Maxwell K Hsu, Li-Hua Huang. Power of Branding On
Internet Service Providers. The Journal of Computer Information Systems. Vol 50, no 3. 2010 hal
112
58
46
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa
brand awareness atau kesadaran merek adalah pengetahuan yang dimiliki oleh
konsumen mengenai suatu merek sehingga memudahkan perusahaan untuk
membuat konsumen mengingat kembali akan merek dari produknya.
2.4.3. Tingkatan Brand Awareness (Kesadaran Merek)
Kesadaram merek konsumen terbagi ke dalam beberapa tingkatan. Apakah
suatu merek sudah menjadi top of mind pada benak konsumen atau konsumen
perlu dirangsang oleh simbol, logo, warna atau slogan untuk mengingat suatu
merek. Tingkatan kesadaran merek konsumen dapat dilihat dari piramida
kesadaran merek (brand awareness) melalui penjelasan pada gambar di bawah
ini, yaitu:60
Gambar 2.3 Tingkatan Brand Awareness (Kesadaran Merek)
Sumber: Durianto, Sugiarto, dan Lie Joko Budiman (2004: 6)
60
Darmadi Durianto, Sugiarto, dan Lie Joko Budiman: Brand Equity Ten Strategi Memimpin
Pasar. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2004 hal 6
47
Tingkatan-tingkatan dari tiap level piramida brand awareness (kesadaran
merek) dijelaskan sebagai berikut, yaitu:
1.
Puncak pikiran (top of mind)
Top of mind adalah merek yang pertama kali diingat oleh konsumen atau
pertama kali disebut ketika konsumen ditanya tentang suatu produk
tertentu. Top of mind menggunakan single response question yang artinya
konsumen hanya boleh memberikan satu jawaban untuk pertanyaan.
2.
Mengingat kembali merek (brand recall)
Brand recall adalah pengingat kembali merek yang dicerminkan dengan
merek lain yang diingat oleh konsumen setelah konsumen menyebutkan
merek pertama. Brand recall menggunakan multi response questions yang
artinya konsumen memberikan jawaban tanpa bantuan.
3.
Pengenalan merek (brand recognition)
Brand recognition adalah pengenalan merek dimana tingkat kesadaran
konsumen terhadap suatu merek diukur dengan diberikan bantuan dengan
menyebutkan ciri-ciri dari produk tersebut. Tingkat minimal dari kesadaran
merek, konsumen dapat mengenali suatu merek setelah peneliti
menyebutkan merek tersebut. Pertanyaan diajukan untuk mengetahui
berapa banyak konsumen yang perlu diingatkan tentang keberadaan merek
tersebut.
4.
Tidak menyadari merek (unaware of brand)
Unaware of brand adalah tingkat paling rendah dalam piramida kesadaran
merek, dimana konsumen tidak menyadari adanya suatu merek.
48
2.4.4. Cara Mencapai Brand Awareness
Brand awareness atau kesadaran merek dapat dicapai dan diperbaiki, juga
dapat ditempuh melalui beberapa cara berikut ini, yaitu:61
a) Pesan yang disampaikan harus mudah diingat dan tampil beda. Memakai
slogan atau jingle lagu yang menarik sehingga konsumen dapat lebih
mudah mengingatnya.
b) Melakukan pengulangan untuk mengingat pengingatan karena membentuk
ingatan lebih sulit dibandingkan membentuk pengenalan.
c) Perluasan nama merek dapat dipakai agar merek semakin banyak diingat
pelanggan.
d) Memperbanyak promosi baik media cetak maupun elektronik.
e) Menjadi sponsor suatu acara yang mendatangkan banyak penonton.
2.5.
Event Marketing sebagai Elemen Promosi
Salah satu cara yang ampuh dalam menyampaikan pesan sebuah brand
atau merek adalah dengan mengajak customer dan potensial customer untuk
terlibat dalam sebuah event yang diselenggarakan perusahaan. Event marketing
yang diselenggarakan harus memiliki pengaruh (impact) serta memberikan kesan
mendalam kepada setiap orang yang hadir sehingga costumer maupun potential
customer bisa cukup lama mengingat pengalaman yang menyenangkan tersebut.
Event termasuk kegiatan pemasaran dan komunikasi, komunikasi
pemasaran adalah aplikasi komunikasi yang bertujuan untuk membantu kegiatan
pemasaran dari sebuah perusahaan. Hubungan antara komunikasi pemasaran dan
61
Darmadi Durianto, Sugiarto, dan Tony Sitinjak. Strategi Menaklukan Pasar: melalui Riset
Ekuitas dan Perilaku Merek. Cetakan Ketiga. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2001 hal 57
49
event diistilahkan oleh Kotler (2000) sebagai bauran komunikasi pemasaran yaitu
promosi sebagai bagian dari 4P (Product, Price, Place, and Promotion) dan
fungsi promosi ini dilakukan oleh bidang kajian promosi penjualan. Komunikasi
pemasaran dinyatakan sebagai kegiatan komunikasi yang ditujukan untuk
menyampaikan pesan kepada pasar atau khalayak sasaran melalui berbagai
saluran atau media dengan harapan komunikasi yang dijalankan mencapai tiga
tahapan perubahan, yaitu perubahan pengetahuan, perubahan sikap, dan
perubahan tindakan.62
Tom Duncan dalam buku “The Principles of Advertising and IMC”
mengatakan bahwa “event marketing is a promotional occasion designed to atract
and involve a brand’s target audience”. Event marketing yang diselenggarakan
harus memiliki pengaruh (impact) serta memberikan kesan mendalam kepada
setiap orang yang hadir sehingga customer maupun potential customer bisa cukup
lama mengingat pengalaman yang menyenangkan tersebut.63
Event atau brand activation memiliki peranan yang cukup besar dalam
kegiatan komunikasi pemasaran. Padahal sebelumnya event hanya dianggap
sebagai pelengkap kegiatan komunikasi pemasaran lainnya karena perusahaan
masih mengandalkan kegiatan above the line atau pemasangan iklan pada media
massa.
62
John E. Kennedy: Management Event. PT Buana Ilmu Populer. Jakarta. 2009
Tom Duncan: The Principles of Advertising and IMC, 2nd Edition. McGraw Hill. New York.
2005
63
50
2.5.1. Fungsi dan Karakteristik Event
Tujuan dilakukannya sebuah event adalah agar masyarakat atau target
konsumen memperoleh pengenalan, pengetahuan, pengertian yang mendalam dan
diharapkan dari acara tersebut dapat menciptakan citra positif terhadap produk
atau perusahaan yang diwakili.
Fungsi dari suatu event marketing menurut Kennedy adalah sebagai
berikut:64
a. Memperkuat brand positioning dan image sebuah merek
b. Menarik pelanggan pesaing (brand switching)
c. Menunjukan kelebihan dibanding kompetitor
d. Menjaga dan meningkatkan loyalitas dari pelanggan
e. Menciptakan brand awareness yang tinggi dan instan
Event memiliki beberapa karakteristik karena setiap penyelenggaraan
event harus memiliki ciri tersendiri. Bagaimanapun karakteristik event hampir
sama dengan pelayanan yang diberikan oleh industri pelayanan lainnya.
Karakteristik tersebut adalah keunikan, perishability, intangibility, suasana,
pelayanan, dan interaksi personal. Karakteristik event menurut Hoyle adalah
sebagai berikut:65
1. Kunci utama suksesnya sebuah event adalah pengembangan ide, jika
organizer atau perusahaan yang mengadakan event tersebut merealisasikan
ide sesuai dengan harapannya maka event yang diselenggarakan akan
memiliki keunikan tersendiri. Karena inti dari penyelenggaraan event ini
64
John E. Kennedy: Management Event. PT Buana Ilmu Populer. Jakarta. 2009
Leonard H. Hoyle: Event Marketing: Cara Membuat Event Kebanjiran Pengunjung yang Tepat.
Alih Bahasa oleh Kumala Insiwi Suryo. Penerbit PPM. Jakarta. 2006 hal 185
65
51
adalah event harus unik dan biasanya muncul ide bahwa setiap event harus
berbeda dari event lainnya.
2. Perishability adalah event yang diselenggarakan memiliki keunikan yang
khas, tentunya event ini dapat diulang lagi persis dengan event
sebelumnya.
3. Intangibility adalah pengalaman yang didapatkan dari penyelenggaraan
event. Hal ini merupakan tantangan untuk merubah bentuk pelayanan
menjadi suatu yang berwujud, sehingga sekecil apapun wujud event
mampu merubah persepsi pengunjung.
4. Suasana dan pelayanan merupakan karakteristik yang penting pada saat
penyelenggaraan event. Event yang diselenggarakan dengan hati maka
akan menghasilkan sukses yang besar tetapi sebaliknya kegagalan event
dihasilkan karena suasana hati yang tidak tepat.
5. Interaksi
personal
dari
pengunjung
merupakan
kunci
sukses
penyelenggaraan event. Sebagai contoh adalah event konser musik. Ketika
penonton dilibatkan untuk bernyanyi walau sesekali tetapi suasana dapat
dibangun dan mereka berkontribusi pada penyelenggaraan event tersebut.
Dari penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa setiap event
memiliki karakteristik tertentu dan berbeda. Hal yang menjadi perbedaan terletak
pada keunikan, perishability, intangibility, suasana, pelayanan, dan interaksi
personal. Menurut Leonard H. Hoyle keberhasilan suatu event tidak tergantung
pada jenis event-nya saja, atau atraksi puncaknya saja, atau atraksi latar belakang
penyelenggaraan event-nya saja, tetapi bagaimana para pelaksana pemasaran
52
mendayagunakan faktor-faktor event. Faktor-faktor event tersebut adalah lokasi,
kompetisi, cuaca, biaya, dan hiburannya.66
Sementara itu terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
mengkomunikasikan event kepada masyarakat luas. Salah satunya adalah dengan
mengggunakan media sebagai alat bantu untuk menginformasikan event yang
akan diselenggarakan, yaitu sebagai berikut:
a. Media Cetak, contohnya: koran dan majalah.
b. Media Elektronik, contohnya: televisi, radio, dan internet.
c. Media Lini Bawah, contohnya: brosur, leaflet, katalog, dll.
2.5.2. Tahapan Event
Pembuatan sebuah acara atau event yang sukses sehingga dapat
menimbulkan kesan dan pencitraan yang baik di mata masyarakat memerlukan
susunan tahapan yang tepat. Dengan demikian event tersebut akan lebih dikenal
dan diingat oleh masyarakat.
Ada 3 tahap dalam menjalankan suatu event, yaitu:67
1. Pre Event merupakan kegiatan rencana pelaksanaan sebelum acara
berlangsung. Pre Event diadakan dengan tujuan publikasi atau pengenalan
lebih awal serta bentuk pemasaran dengan tujuan mendapatkan perhatian dan
kepedulian dari masyarakat.
2. Event merupakan dimana rancangan rencana kegiatan yang telah disusun
dilaksanakan sesuai dengan waktu dan tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.
66
67
Ibid. hal 188
R. Ruslan: Kampanye Public Relations. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2007
53
3. After Event merupakan kegiatan saat acara telah berlangsung atau sukses
dilaksanakan. After Event pada umumnya dijalankan beberapa hari setelah
event dilaksanakan. Tujuannya adalah untuk menjaga saluran komunikasi
yang baik antara pihak internal dengan siapapun yang ikut berpartisipasi
dalam kesuksesan acara.
Download