BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nyeri merupakan pengalaman sensoris atau emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan (Davis dan Walsh, 2004). Nyeri merupakan salah satu gejala kanker yang paling sering dan merupakan beban berat yang seringkali harus dirasakan pasien selama penyakitnya. Nyeri dapat mempengaruhi kondisi fisik, psikologis, dan sosial pasien (Shute, 2013). Nyeri mempengaruhi seluruh aspek kualitas hidup. Pasien dengan nyeri kronik mungkin tidak dapat mengerjakan aktivitas sehari-hari, mengalami masalah makan dan tidur, serta merasa frustasi karena keluarganya tidak selalu mengerti apa yang dirasakannya (Ades et al., 2005). Pasien kanker dapat mengalami nyeri di beberapa lokasi anatomis yang berbeda, yang dapat disebabkan oleh kanker, terapi kanker, debilitas umum, ataupun penyakit penyerta lainnya (The British Pain Society, 2010). Sepertiga pasien kanker yang menjalani terapi dan ¾ pasien dengan kanker stadium lanjut mengalami nyeri (Sherman, 2010). Prevalensi nyeri pada pasien kanker setelah terapi kuratif yaitu sebesar 33%, pada pasien yang sedang menjalani terapi anti kanker yaitu sebesar 59%, pada pasien metastatik/terminal sebesar 64%, dan pada seluruh stadium yaitu 53% (Ripamonti et al., 2012). Prevalensi nyeri pada pasien kanker yang diperoleh dari penelitian terdahulu yaitu 52-77%. Penelitian yang lebih baru melaporkan prevalensi sebesar 24-60% pada pasien yang sedang dalam pengobatan kanker dan 1 2 62-86% pada pasien dengan kanker stadium lanjut. Prevalensi nyeri kanker yang masih tinggi tersebut menggambarkan bahwa masalah belum teratasi, walaupun panduan manajemen nyeri kanker telah banyak disusun (van den Beuken-van Everdingen et al., 2007). Sebuah penelitian yang menilai intensitas nyeri kanker dengan menggunakan skala numerik 0-10 pada pasien rawat inap melaporkan rerata nyeri sebesar 4,8, dengan dua pertiganya mengalami intensitas nyeri lebih dari 5. Penelitian di Inggris yang meliputi 617 pasien melaporkan rerata intensitas nyeri 6,4 dengan lebih dari 90% melaporkan intensitas nyeri lebih dari 5 (skala 0-10), dan 25% pasien tidak mendapatkan anti nyeri (Raphael et al., 2010). Prevalensi dan intensitas nyeri dapat dipengaruhi oleh jenis kanker, stadium kanker, usia, jenis kelamin, lokasi metastasis, dan komorbiditas (Davis dan Walsh, 2014). Anak tangga analgesik WHO (World Health Organization) sudah digunakan selama lebih dari 2 dekade dan masih menjadi basis manajemen nyeri kanker. Beberapa panduan manajemen nyeri juga telah disusun, misalnya: panduan American Pain society, the Joint Commission dan the Expert working group of the European Association for Palliative care. Manajemen nyeri di bidang onkologi masih tidak memuaskan walaupun tantangan dalam manajemen nyeri yang efektif telah menjadi topik yang banyak diteliti (Shute, 2013). Penyebab tidak adekuatnya terapi nyeri kanker meliputi: penilaian nyeri yang kurang, ketidakmauan pasien mengkonsumsi opioid, kurangnya komunikasi antara dokter dan pasien, dan jarangnya pelaporan nyeri oleh pasien (Stockler, 2012). 3 Prevalensi akurat dan karakteristik nyeri kanker serta faktor-faktor yang mempengaruhinya masih bervariasi walaupun beberapa penelitian dan literatur mengenai nyeri kanker telah dilakukan (van den Beuken-van Everdingen et al., 2007). Kemampuan untuk mendapatkan dan menganalisa informasi mengenai prevalensi dan intensitas nyeri pada pasien kanker dapat menyediakan mekanisme untuk menginvestigasi epidemiologi nyeri kanker, faktor resiko spesifik lokasi, dan pola perawatan yang efektif. Informasi tersebut berguna untuk mengetahui apa yang dapat diharapkan selama perjalanan penyakit kanker serta memperbaiki pelayanan terhadap pasien (Isaac et al, 2012). B. Pertanyaan Penelitian Berapakah prevalensi nyeri kanker dan bagaimanakah karakteristik pasien nyeri kanker di RSUP (Rumah Sakit Umum Pusat) Dr. Sardjito Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi nyeri kanker dan karakteristik pasien nyeri kanker di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian Nyeri kanker sering dialami pasien kanker dan manajemen yang tidak adekuat dapat menurunkan kualitas hidup pasien, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu : 1. Bagi masyarakat: memberikan informasi dan meningkatkan pengetahuan mengenai nyeri kanker, khususnya prevalensi dan karakteristiknya, sehingga 4 dapat meningkatkan kesadaran pasien akan perlunya manajemen nyeri kanker yang efektif dan optimal. 2. Bagi klinisi: mengetahui prevalensi dan karakteristik nyeri kanker pada pasien kanker, serta apakah ada faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri kanker, seperti: usia, jenis kelamin, pendidikan, jenis kanker, stadium, lokasi metastase, komorbiditas, ulkus kanker, dan terapi kanker. Dokter dapat memberikan edukasi kepada pasien mengenai kemungkinan mengalami nyeri dan memonitor lebih ketat pasien dengan resiko tinggi. 3. Bagi peneliti: memberikan informasi mengenai prevalensi dan karakteristik nyeri kanker serta faktor yang mempengaruhinya, sehingga dapat dijadikan acuan dan menambah wawasan untuk penelitian selanjutnya. 4. Bagi pembuat kebijakan: memberikan informasi mengenai prevalensi nyeri kanker dan manajemennya, sehingga dapat membantu dalam menemukan masalah dan solusi dalam manajemen nyeri kanker dan membentuk kebijakan atau panduan pedoman manajemen nyeri kanker yang lebih sesuai. 5 E. Keaslian Penelitian Tabel 1. Daftar penelitian tentang prevalensi dan karakteristik pasien nyeri kanker Peneliti / Judul Hasil Metode Penelitian van den Beuken-van High Prevalence Menghitung prevalensi dan keparahan nyeri Everdingen et al. of Pain in Patients pada pasien kanker dan prediktor nyeri pada (2007)/ penelitian with Cancer in a 1429 subyek. Prevalensi nyeri 49% pada potong lintang Large Populationpasien yang mendapatkan terapi kuratif >6 based Study in The bulan yang lalu, 57% pada pasien yang Netherlands sedang dalam terapi kuratif atau terapi kuratif <6 bulan yang lalu, 56% pada pasien dengan terapi paliatif, dan 75% pada pasien stadium lanjut yang tidak dapat diterapi lagi. Prediktor positif nyeri: tingkat edukasi lebih rendah, stadium penyakit lebih tinggi, dan kanker hematologi, gastrointestinal, paru, atau payudara. Mercadante et al. Prevalence and Prevalensi dan intensitas nyeri pasien, (2008)/ penelitian Treatment of evaluasi terapi nyeri, dan faktor yang potong lintang Cancer Pain in mempengaruhi nyeri. Subyek sebesar 2655 Italian pasien, usia 22-100 tahun, 62,3% pasien Oncological rawat jalan. Nyeri pada 901 pasien (34%). Wards Centres: a Nyeri yang berat didapatkan pada pasien Cross-sectional rawat inap (p<0.0001) dan adanya Survey metastase tulang. Sebagian besar pasien dengan nyeri berat merupakan pasien kanker paru (20%) dan kanker intestinal (20%). Sebagian pasien dengan nyeri sedang-berat tidak mendapatkan analgesik yang sesuai. Isaac et al (2012)/ kohort retrospektif Incidence of Severe Pain in Newly Diagnosed Ambulatory Patients with Stage IV Cancer Subyek 505 pasien kanker stadium IV di pusat-pusat kanker di Amerika Serikat, tahun 2004-2006. Intensitas nyeri diambil dari rekam medis. Pasien mengalami nyeri saat pertama terdiagnosis sebesar 33%. Nyeri berat lebih sering terjadi pada pasien kanker kepala dan leher, gastrointestinal, dan toraks, serta pasien dengan nyeri berat sejak kunjungan pertama. Usia, jenis kelamin, dan asuransi kesehatan tidak berpengaruh terhadap nyeri berat. 6 Tabel 1. Lanjutan Peneliti / Metode Penelitian van den Beuken-van Everdingen et al., 2007/ Metaanalisis H Breivik et al. (2010)/ penelitian potong lintang Judul Hasil Prevalence and Symptoms among Patients with Andvanced Cancer: An International Collaborative Study Metaanalisis 52 penelitian dari tahun 1966 sampai 2005. Prevalensi nyeri kanker pada kelompok pasien yang telah menyelesaikan terapi kuratif sebesar 33%, sedang menjalani terapi sebesar 59%. Kelompok pasien stadium lanjut atau metastatik sebesar 64%, dan kelompok pasien kanker seluruh stadium sebesar 53%. Prevalensi nyeri kanker >50% pada semua jenis kanker, paling tinggi pada kanker kepala dan leher, yaitu 70% dengan CI 95%. Nyeri sedang sampai berat pada sepertiga penderita nyeri kanker. Cancer-related Pain: a panEuropean Survey of Prevalence, Treatment, and Patient Attitudes Survei The European Pain in Cancer (EPIC), menentukan prevalensi dan keparahan nyeri kanker pada pasien kanker di Eropa dan Israel sebanyak 5084 orang. Prevalensi nyeri sebesar 72%. 93% (2873 dari 3066) mengalami nyeri sedang sampai berat (skala 5–10), 44% nyeri berat (skala 7-10), dan 3% nyeri paling berat (skala 10). Prevalensi nyeri paling tinggi (>85%) didapatkan pada kanker pankreas, tulang, otak, limfoma, paru, dan kepala leher. 23% pasien dengan nyeri skala ≥5 tidak mendapat obat antinyeri.