BAB 2 LANDASAN TEORI

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
Pada bagian ini peneliti akan menyajikan teori – teori yang mendukung dalam
penelitian ini yang terdiri dari 2 bagian sub-bab yaitu kajian pustaka dan kerangka
pemikiran.
2.1
Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan teori – teori yang diambil dari buku, jurnal dan
website. Adapun teori – teori dalam penelitian ini berkaitan dengan investasi secara
umum dan variable – variable yang diteliti antara lain variable return harga emas,
return London Gold price, return kurs USD - IDR, return IHSG, inflation rate, return
kurs EURO - IDR.
2.1.1 Teori Investasi
Berbicara tentang investasi, banyak sekali definisi yang dapat dijabarkan
mengenai investasi. Namun, sebagian besar masyarakat kurang memahami investasi
itu sendiri, baik dari segi definisi yang sebenarnya tentang investasi maupun
kegunaan dari investasi itu sendiri. Investasi oleh sebagian investor hanya dilihat dari
besarnya resiko yang akan dihadapi dan pendapatan yang akan didapat oleh investor
jika mereka menginvestasikan suatu barang dalam bentuk emas, saham, ataupun
lainnya.
11
12
Ditinjau dari beberapa sumber, investasi dapat didefinisikan sebagai berikut :
1.
Menurut Bodie, Kane, & Marcus (2009), komitmen seseorang untuk meletakkan
uang atau sumber daya lainnya ke suatu tempat dengan harapan dapat
memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang.
2. Investasi adalah penanaman modal yang digunakan oleh perusahaan untuk
membeli kebutuhan barang – barang / jasa – jasa yang diperlukan untuk modal
yang bertujuan untuk meningkatkan daya produksi suatu perusahaan. (Website
Universitas Terbuka, 2013).
Dari beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa investasi adalah
komitmen dari investor yang ingin berinvestasi untuk memanfaatkan uang atau
sumberdaya lainnya dengan harapan akan mendapatkan keuntungan yang besar
dimasa yang akan datang.
2.1.2 London Gold price dan Harga Emas di Indonesia
(ANTAM)
London Gold price adalah sebuah harga emas yang menjadi patokan harga
emas di seluruh dunia. Emas juga mempunyai standart nilai internasional sehingga
mudah dipantau oleh pihak – pihak yang membutuhkan dan emas merupakan barang
investasi yang sangat liquid (mudah diuangkan). Dalam penelitian sebelumnya yang
dipaparkan oleh Rusbariandi (2012) dikatakan emas merupakan salah satu bentuk
investasi yang tidak mempunyai pengaruh terhadap inflasi dan aman terhadap nilai
tukar.
13
Harga emas internasional dipaparkan dalam satuan oz (troy ounce) dan dalam
mata uang USD - IDR. Sedangkan harga emas yang berlaku di Indonesia dan sering
digunakan sebagai acuan dalam jual beli emas di pasar Indonesia adalah ANTAM.
Perusahaan ini menggunakan sebuah rumus yang berlaku dan resmi digunakan
sebagai patokan harga jual beli di pasar emas Indonesia. Maka untuk dapat
mengetahui harga emas internasional dalam satuan gram dan mata uang rupiah dapat
dikonversikan sebagai berikut : Oz ke gram  1 oz = 31.1 gram
Misal : 1554.20 USD - IDR/oz, berarti 1544.20/31.1 = 49.65 USD - IDR/gr
1 USD - IDR = Rp 8.500, maka 49.65 * 8500 = Rp 422.025/gr (Dirgantara,
2014)
2.1.3 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Menurut Lawrence (2013), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
merupakan suatu selain harga minyak, inflasi, jumlah uang beredar, dan suku bunga
SBI, harga emas juga mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG).
Menurut Fardiansyah (2003), Indeks harga saham merupakan suatu indikator
perdagangan saham yang secara umum mencerminkan pergerakan harga saham di
suatu bursa saham.
Ditinjau dari beberapa penjelasan IHSG diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa Index Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan kalkulasi indeks yang
14
menghitung salah satu dari beberapa indeks pasar saham dimana semua saham akan
tercatat sebagai komponen di dalam kalkulasi index tersebut.
2.1.4 Tingkat Inflasi (Inflation Rate)
Inflasi merupakan kenaikan harga barang – barang yang bersifat umum dan
terus menerus (Raharja & Manurung, 2008). Ada 3 kriteria yang mengakibatkan
terjadinya inflasi yaitu :
1. Kenaikan harga, harga suatu produk komoditas naik jika harga saat ini lebih
tinggi daripada harga periode sebelumnya.
2. Bersifat umum, kenaikan harga suatu produk komoditas belum dapat dikatakan
inflasi jika kenaikan tersebut tidak berdampak pada kenaikan harga-harga secara
umum.
3. Berlangsung terus menerus, artinya proses kenaikan harga suatu produk
komoditas tidak terjadi hanya sesaat melainkan secara terus menerus sampai pada
periode tertentu yang belum dapat diprediksi.
Menurut Nanga (2005), jika ditinjau dari penyebab timbulnya inflasi, terdapat 3
faktor penting yaitu :
1. Inflasi tarikan permintaan (demand – pull inflation)
2. Inflasi dorongan biaya (cost – push inflation)
3. Inflasi struktural (struktural inflation)
Tingkat inflasi mengakibatkan jumlah uang beredar semakin bertambah dan harga
barang akan semakin mahal yang dapat berakibat produksi beberapa perusahaan akan
15
semakin menurun karena bahan baku yang mahal sehingga profit perusahaan juga
semakin menurun dan deviden yang dibagikan kepada investor akan menurun.
Tingginya jumlah mata uang beredar akan membuat Bank Indonesia menaikkan
tingkat suku bunga SBI untuk menekan jumlah uang yang beredar di masyarakat.
Kenaikan tingkat suku bunga SBI ini mengakibatkan investor akan memindahkan
investasinya ke arah yang lebih menguntungkan, seperti investasi emas, deposito dan
lain sebagainya.
2.1.5 Nilai Tukar Rupiah terhadap Kurs USD - IDR
Uang merupakan suatu alat tukar menukar yang dapat digunakan oleh
masyarakat di dunia. Menurut Fardiansyah (2003), nilai tukar bisa diartikan sebagai
harga dari mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain, dan setiap nilai
tukar per dollar selalu dipengaruhi oleh besarnya permintaan dan pasokan dollar di
pasaran. Nilai tukar atau kurs tersebut merupakan bagian dari proses valuta asing.
Kenaikan harga valuta asing disebut depresiasi atas mata uang dalam negeri yaitu
nilai mata uang asing menjadi lebih mahal artinya mata uang dalam negeri menurun,
sedangkan penurunan harga valuta asing disebut apresiasi atas mata uang dalam
negeri artinya mata uang dalam negeri mengalami kenaikan dan mata uang asing
menjadi lebih murah.
16
2.1.6 Kurs EURO - IDR
Harga EURO - IDR merupakan nilai mata uang EURO - IDR yang banyak
digunakan di belahan dunia manapun sebagai mata uang transaksi perbankan dan kurs
valuta asing. Kurs ini sering diperdagangkan di perdagangan forex yaitu perdagangan
mata uang untuk menukarkan mata uang satu ke mata uang lainnya. (admin
financeroll.co.id, 2012).
Jika ditinjau dari informasi harga kurs EURO - IDR, berita RepublikaOnline
(2014) mengatakan bahwa EURO - IDR seharusnya tidak diperbolehkan berfluktuasi
tergantung pada keinginan pasar dan zona mata uang tunggal ini harus memiliki
kebijakan devisa, jika tidak maka akan terlihat nilai tukar diberlakukan oleh pasar
tidak sejalan dengan posisi daya saing sebenarnya. Informasi kurs EURO - IDR yang
didapatkan dari Bloomberg (2014) juga berfluktuasi selama setahun terakhir,
sehingga apabila digambarkan dalam grafik dapat dilihat dalam grafik berikut ini.
Gambar 2. 1 Grafik Pergerakan EUR-IDR
Sumber : Bloomberg (2014)
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh Andra.biz (2013) dikatakan
bahwa pengaruh perubahan harga emas terhadap perubahan kurs EUR/USD - IDR
17
memiliki pengaruh positif (perubahan kurs sebesar 12,2%) dan mempunyai kekuatan
yang lemah (koefisen r sebesar 0,3493). Pengaruh positif tersebut artinya adalah jika
harga emas naik maka cenderung menyebabkan kenaikan kurs EUR/USD - IDR,
demikian juga sebaliknya harga emas cenderung menyebabkan punurunan terhadap
kurs EUR/USD - IDR Berikut adalah grafik pergerakan harga emas terhadap kurs
EUR/USD - IDR.
Gambar 2. 2 Grafik Hubungan kurs EUR/USD - IDR dengan Harga Emas
Sumber : Andra.biz (2013)
2.1.7 Generalized Autoregressive Conditional
Heteroscedasticity (GARCH) Model
Model ARCH pertama kali dikembangkan oleh Engle pada tahun 1982.
Kemudian pada tahun 1986 model ini disempurnakan oleh Tim Bollerslev yang
memodelkan variansi tidak hanya berdasarkan dimasa lalu tetapi juga variansi
residual di masa lalu. Selanjutnya Model Bollerslev ini dikenal dengan nama
Generalized Autoregressive Conditional Heteroskedastic (GARCH) dan pada tahun
18
1987 oleh Engle, Lilien, dan Robins dijelaskan bahwa untuk kasus hubungan resiko
dengan return menggunakan model GARCH in mean. Seiring berjalannya waktu
model ini terus berkembang sehingga pada tahun 1991 yang diteliti oleh Nelson
mengembangkan
bahwa
untuk
menangkap
adanya
leverage
effect
dapat
menggunakan model Exponential GARCH ( EGARCH) dan Exponential GARCG-M
(E-GARCH-M). (Brooks, 2008)
2.1.8 Error Correction Mechanism (ECM)
Error Correction Mechanism (ECM) sudah diperkenalkan sejak tahun 1950an
oleh beberapa pakar ekonometrik. Metode ini pertama kali digunakan oleh Prof.
Dennis Sargan dalam penelitiannya tentang upah dan harga di UK. Dalam
perkembangannya, metode ini kemudian dipopulerkan oleh Engle-Granger. Error
Correction Mechanism (ECM) adalah suatu metode peramalan dengan menggunakan
data time series untuk variabel dependen dan variabel independen yang mempunyai
ketergantungan (kointegrasi). Metode ECM digunakan menyeimbangkan hubungan
ekonomi
jangka
pendek
variabel-variabel
yang
telah
memiliki
keseimbangan/hubungan ekonomi jangka panjang. (Setiawan, 2012)
2.2 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan tahapan – tahapan atau alur berpikir peneliti
sehingga menjadi suatu kesimpulan yang dapat memberikan informasi yang berguna
19
untuk para pihak yang terkait. Desain kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
Identifikasi Masalah
Studi Literatur
Tahap Desain
Penetapan faktor-faktor yang diduga
mempengaruhi Harga Emas di Indonesia
Pembentukan Model dan Variabel
Penelitian
Pengumpulan data Harga emas dan data
variabel penelitian yang sudah ditetapkan
Tahap Analisis
Analisis Harga emas dan variabel –
variabel penelitian dengan menggunakan
hipotesis sesuai dengan model yang
sudah dibentuk
Konversikan data dengan menggunakan
metode GARCH dan ECM
Kesimpulan dan Saran
Gambar 2. 3 Kerangka Pemikiran
Sumber : Peneliti (2014)
20
Keterangan :
Penelitian ini diawali dengan melakukan identifikasi permasalahan yang berhubungan
dengan investasi berjangka komoditi yaitu emas dan didapatkan bahwa terkadang
investor masih kurang memahami faktor – faktor yang mempengaruhi harga emas di
Indonesia. Selanjutnya dilakukan studi literature yang berkaitan dengan faktor –
faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga emas di Indonesia tersebut. Setelah studi
literature, peneliti melakukan tahap design guna untuk menentukan variabel –
variabel yang dapat dijadikan acuan untuk prediksi harga emas di periode yang akan
datang. Selain itu tahap design ini juga dilakukan pembuatan model dan dilanjutkan
dengan pengumpulan data – data yang sesuai dengan variabel – variabel yang akan
diteliti. Kemudian dilanjutkan dengan tahap analisis yaitu peneliti menganalisis harga
emas dan variabel – variabel yang telah ditentukan dengan menggunakan hipotesis
dan sesuai dengan model yang telah dibentuk, lalu peneliti akan mengkonversikan
data yang telah didapat dengan menggunakan tools E-views 8 untuk mendapatkan
output sesuai dengan metode yang digunakan yaitu GARCH dan ECM serta mencari
nilai korelasi & regresi antar variabel yang diteliti. Tahap terakhir dalam penelitian
ini adalah memberikan kesimpulan yang didapat dari hasil output yang telah didapat
dan memberikan saran bagi para investor yang membutuhkan informasi mengenai
faktor – faktor yang dapat mempengaruhi harga emas di Indonesia pada periode yang
akan datang.
21
Model penelitian adalah gambaran hubungan antar variabel yang digunakan
dalam suatu penelitian. Desain model penelitian yang digambarkan adalah sebagai
berikut :
Return London Gold Price
(X1)
H1
Return IHSG
(X2)
H2
Return Inflation Rate
(X3)
H3
Return Kurs USD - IDR
(X4)
Return Kurs Euro - IDR
(X5)
Return Harga Emas di Indonesia
(Y)
H4
H5
Gambar 2. 4 Model Penelitian
Sumber : Peneliti (2014)
Dari gambar model penelitian diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Hubungan antara return London Gold price dengan return Harga Emas di
Indonesia.
2. Hubungan antara return IHSG dengan return Emas di Indonesia.
3. Hubungan antara inflation rate dengan return Emas di Indonesia.
4. Hubungan antara return USD - IDR dengan return Emas di Indonesia.
5. Hubungan antara return EURO - IDR dengan return Emas di Indonesia.
22
2.3 Pengembangan Hyphotesis
Menurut Sekaran (2007), hipotesis adalah hubungan yang diperkirakan secara
logis di antara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan
yang dapat diuji. Hipotesis nol (H0
=
hipotesis nihil atau null hypotheses) adalah
proposisi yang menyatakan hubungan yang definitif dan tepat di antara dua variabel.
Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) adalah kebalikan dari hipotesis nol yang
mengungkapkan hubungan antara dua variabel atau menunjukkan perbedaan antara
kelompok. Berdasarkan kerangka pikir yang sudah digambarkan pada Bab 2, maka
hipotesis yang dapat disajikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan informasi yang didapat bahwa harga emas internasional dipaparkan
dalam satuan oz (troy ounce) dan dalam mata uang USD - IDR. Maka untuk dapat
mengetahui harga emas internasional dalam satuan gram dan mata uang rupiah
dapat dikonversikan sebagai berikut : Oz ke gram  1 oz = 31.1 gram
Misal : 1554.20 USD - IDR/oz, berarti 1544.20/31.1 = 49.65 USD - IDR/g
1 USD - IDR = Rp 8.500, maka 49.65 * 8500 = Rp 422.025/gr (Dirgantara,
2014)
Menurut (Rusbariandi, 2012) London Gold price mempunyai pengaruh positif
terhadap harga emas di Indonesia, maka dapat dibentuk hipotesis yang sesuai
dengan informasi tersebut adalah sebagai berikut :
H0
:
return
London Gold price tidak berpengaruh terhadap return Emas di
Indonesia
H1 : return London Gold price berpengaruh terhadap return Emas di Indonesia
23
2. Menurut penelitian Witjaksono (2010) menghasilkan bahwa harga emas
berpengaruh positif signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
karena investor melakukan diversifikasi aset investasi guna mengurangi resiko
yang dihadapi dalam berinvestasi dan juga emas mudah diperdagangkan.
Penelitian ini didukung dengan penelitian dari Sutanto, Murhadi, & Ernawati,
(2013) yang menghasilkan bahwa Harga emas berpengaruh positif signifikan
terhadap IHSG selama periode 2007 – 2011.
Namun menurut Irianto (2007), harga emas ANTAM tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap IHSG dikarenakan tujuan masyarakat membeli emas
bukan untuk tujuan berinvestasi melainkan digunakan untuk tujuan konsumtif
yakni sebagai perhiasan. Serta didukung dengan penelitian Lawrence (2013),
yang menyatakan pengaruh harga emas terhadap IHSG sangat kecil dikarenakan
IHSG yang justru lebih banyak digerakkan dari sektor manufaktur, dengan
kapitalisasi pasar sebesar 37,34%.
Maka dengan adanya informasi tersebut, peneliti membentuk hipotesis sebagai
berikut :
H0 : return IHSG tidak berpengaruh terhadap return Emas di Indonesia.
Ha : return IHSG berpengaruh terhadap return Emas di Indonesia.
3. Ketika inflasi relative naik, harga emas cenderung turun. Demikian sebaliknya
jika harga inflasi turun, harga emas relative naik. Namun ada website yang
mengatakan bahwa harga emas naik dari tahun ke tahun dan tahan terhadap
24
dampak inflasi. Misalkan harga emas mengalami penurunan maka harga komoditi
yang lain memiliki pola ikut menurun juga. Jadi, seorang investor emas
sebenarnya tidak mengalami pengurangan kekayaan karena tetap dapat membeli
barang sama banyaknya dibanding saat harga emas masih tinggi. Oleh sebab itu,
emas sering disebut investasi dengan pengaruh inflasi nol (TokoPerhiasan, 2011).
Sehingga dapat diturunkan hipotesis sebagai berikut :
H0 : inflation rate tidak berpengaruh terhadap return Emas di Indonesia
Ha : inflation rate berpengaruh terhadap return Emas di Indonesia
4. Menurut penelitian (Apak, Akman, Cankaya, & Sonmezer, 2012) USD - IDR
berpengaruh secara positif dikarenakan hasil
yang didapatkan dengan
menggunakan GARCH model adalah signifikan terhadap return harga emas.
Namun penelitian (Pukthuanthong & Roll, 2011) menghasilkan bahwa return
harga emas berkorelasi negatif dan sangat kuat terhadap USD - IDR.
Maka berdasarkan penelitian tersebut, hipotesis yang dapat dibuat adalah sebagai
berikut :
H0 : return USD - IDR tidak berpengaruh terhadap return Emas di Indonesia
Ha : return USD - IDR berpengaruh terhadap return Emas di Indonesia
5. Pengaruh perubahan harga emas terhadap perubahan kurs EUR/USD - IDR
diketahui bahwa korelasi kurs EUR/USD - IDR memiliki pengaruh positif
(perubahan kurs sebesar 12,2%), walaupun dengan kekuatan yang lemah
(koefisen r sebesar 0,3493). Harga emas mempunyai korelasi positif terhadap kurs
25
EUR/USD - IDR artinya harga emas cenderung menyebabkan kenaikan kurs
EUR/USD - IDR demikian juga sebaliknya harga emas cenderung menyebabkan
punurunan terhadap kurs EUR/USD - IDR (Andra.biz, 2013). Namun penelitian
(Pukthuanthong & Roll, 2011) menghasilkan bahwa return EURO - IDR
mempunyai pengaruh yang negatif terhadap harga emas. Jadi dapat disusun
hipotesis sebagai berikut :
H0 : return EURO - IDR tidak berpengaruh terhadap return Emas di Indonesia
Ha : return EURO - IDR berpengaruh terhadap return Emas di Indonesia
Adapun perbandingan dengan penelitian sebelumnya dapat dilihat dalam tabel berikut
ini.
Tabel 2. 1 Perbandingan Peneliti Terdahulu
Peneliti
Judul
Penelitian
A
B
C
Sudi Apak
dan
Serkan
Cankaya
(2012)
The Case For Exchange Gold
Gold
Rate
Revisited : A
Safe Haven
or A Hedge
Hedge
Ai Han,
Shanying
Xu,
&
Shouyang
Wang
(2008)
Australian
Australia
Dollars
n Dollar
Exchange
Rate
and
Gold Price
US
Dollar
Gold
Price
Variabel
D
Safe
Haven
E
F
G
Metodologi Penelitian
Metode
Model
Penelitian Penelitian
Kuantitatif GARCH
Model
Kuantitatif OLS
ILS
Hasil
Return
gold
signifikan
terhadap
return
silver,
Return USD IDR berpengaruh
positif terhadap
return gold,
Swiss Franc dan
Canadian Dollar
berpengaruh
negative terhadap
return
gold
dikarenakan pada
tahun 2008 terjadi
krisis
dan AUS/USD - IDR
exchange
rate
mempunyai
hubungan dengan
gold
price,
keduanya
26
Peneliti
Judul
Penelitian
A
Dirk
G.Baur &
Brian
M.Lucey
(2010)
B
C
Variabel
D
E
F
G
Metodologi Penelitian
Metode
Model
Penelitian Penelitian
Is Gold a Safe
Hedge or a Haven
Safe Haven?
An Analysis
of
Stocks,
Bonds and
Gold
Laurence
Gold Price, Inflation
E. Blose Cost
of
(2009)
Carry,
and
Expected
inflation
Hedge
Gold
Stock- Flight-tobond
quality
correla
tion
Kuantitatif Regresi
Berganda
dan
GARCH
model
Bond
Yield
Gold
Cost
of
Carry
Kuantitatif CPI
(Consume
r
Price
Index)
Mukhlish
Arifin
Aziz,
(2011)
Jumlah Harga
nasabah emas
Tingka Penyalur
t
an kredit
inflasi gadai
golongan
Kuantitatif regresi
linier
berganda
dan
metode
Analisis
Pengaruh
Tingkat
Sewa Modal,
Jumlah
Tingkat
sewa
modal
Hasil
berpengaruh secara
jangka pendek dan
jangka panjang
Gold
merupakan
investasi asset save
haven di pasar
financial
Cost
of
carry
berpengaruh positif
terhadap
interest
rate,
Inflation
mempunyai
hubungan dengan
gold price namun
gold price tidak
mempengaruhi
future inflation.
Tingkat sewa
modal dan inflasi
tidak memberikan
pengaruh terhadap
pergerakan usaha
27
Peneliti
Judul
Penelitian
A
B
C
Variabel
D
Nasabah,
Harga Emas
dan Tingkat
Inflasi
Terhadap
Penyaluran
Kredit Gadai
Golongan C
Septian
Prima
Rusbarian
Analisis
Pengaruh
Tingkat
E
C
Saham
Syariah
Jakarta
Islamic
Indikat
or
Makroe
Resiko
Sistem
F
G
Metodologi Penelitian
Metode
Model
Penelitian Penelitian
kuadrat
terkecil
biasa
(Ordinary
least
square /
OLS)
Kuantitatif Regresi
Linier
Hasil
penyaluran kredit
gadai
Variabel jumlah
nasabah
berpengaruh
terhadap
penyaluran kredit,
kenaikan atau
penurunan jumlah
jumlah nasabah
dapat
mempengaruhi
jumlah
penyaluran kredit
gadai
Paling dominan
pengaruhnya
terhadap
penyaluran
jumlah kredit
gadai adalah
variabel harga
emas
Tingkat inflasi
berpengaruh
negatif dan
28
Peneliti
di
(2012)
Judul
Penelitian
Inflasi,
Harga,
Minyak
Dunia, Harga
Emas Dunia,
dan Kurs
Rupiah
Terhadap
JakartaIslami
cIndex di
Bursa Efek
Indonesia
A
B
Index
C
konomi
Variabel
D
atis
E
F
G
Metodologi Penelitian
Metode
Model
Penelitian Penelitian
Berganda
Hasil
signifikan secara
statistik terhadap
JII (Jakarta
Islamic Index) di
BEI (Bursa Efek
Indonesia) selama
periode jan 2005
– Mar 2012
Harga minyak
dunia
berpengaruh
positif dan
signifikan secara
statistik terhadap
JII di BEI selama
periode Jan 2005
– Mar 2012
Harga emas dunia
tidak berpengaruh
signifikan secara
statistik terhadap
JII di BEI selama
periode Jan 2005
– Mar 2012 dan
berpengaruh
positif terhadap
29
Peneliti
Steven
Sugiarto
Lawrence,
(2012)
Judul
Penelitian
Pengaruh
Variabel
Makro
Ekonomi dan
Harga
Komoditas
Terhadap
Indeks Harga
Saham
Gabungan Di
Indonesia
A
Minyak
B
Inflasi
C
Jumlah
yang
beredar
Variabel
D
Suku
bunga
SBI
E
Emas
ANTAM
F
IHSG
G
Metodologi Penelitian
Metode
Model
Penelitian Penelitian
Kuantitatif Regresi
Linier
Berganda
Hasil
harga emas
Indonesia.
Kurs rupiah
berpengaruh
negatif dan
signifikan secara
statistik JII di BEI
selama periode
Jan 2005 – Mar
2012
Secara bersama –
sama, harga
minyak, inflasi,
jumlah uang
beredar, suku
bunga SBI, dan
harga emas
ANTAM
berpengaruh
signifikan
terhadap IHSG
pada periode 2009
– 2012
Secara parsial,
harga minyak dan
jumlah uang
30
Peneliti
Budi
Sutanto,
Dr.
Werner R.
Murhadi,
S.E.,
M.M. ,
Endang
Ernawati,
S.E.,
M.Si. ,
Judul
Penelitian
Analisis
Pengaruh
Ekonomi
Makro,
Indeks Dow
Jones, dan
Indeks
Nikkei 225
Terhadap
Indeks Harga
Saham
A
Ekonomi
makro
B
IHSG
C
Indeks
Variabel
D
Harga
Emas
E
Minyak
F
G
Metodologi Penelitian
Metode
Model
Penelitian Penelitian
Kuantitatif Regresi
Linier
Berganda
Hasil
beredar
berpengaruh
signifikan
terhadap IHSG
pada periode 2009
– 2012
Secara parsial,
suku bunga SBI
dan harga emas
ANTAM tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap IHSG
pada periode 2009
- 2012
Harga minyak
dunia
berpengaruh
positif tidak
signifikan
terhadap IHSG
selama periode
2007 - 2011
Harga emas dunia
berpengaruh
positif signifikan
31
Peneliti
Judul
Penelitian
A
B
C
Variabel
D
(2013)
Gabungan di
BEI Periode
2007 - 2011
Kuntara
Pukthuant
hong dan
Richard
Roll ,
(2011)
Journal od
Banking &
Finance
Emas
Dollar
EURO
- IDR
Yen
Subarna
K.
Samanta
dan Ali H.
M. Zadeh
CoMovements
of Oli, Gold,
the US
Dollar, and
Oli
Gold
US
Dollar
Dow
Jones
Index
E
Pound
F
G
Metodologi Penelitian
Metode
Model
Penelitian Penelitian
Kuantitatif GARCH
Kuantitatif Varma
Hasil
terhadap IHSG
selama periode
2007 - 2011
Rekomendasi bagi
investor ada
baiknya investor
memperhatikan
faktor – faktor
makro ekonomi
Harga emas
berkorelasi lemah
dengan nilai tuker
dolar dan mata
uang lainnya
Dolar, EURO IDR dan pound
mempunyai
pengaruh
(kolerasi) negatif
terhadap harga
emas
Mempunyai
hubungan cointerasi antar
variabel
Gold dan oli
32
Peneliti
Judul
Penelitian
(2011)
Stocks
Nicholas
Apergis
dan
Dimitrios
Papoulako
s
The
Australian
Dollar and
Gold Prices
A
Gold
Prices
B
C
Variabel
D
E
Australi US
an
Dollar
Dollar
(2011)
Peneliti
(2014)
Analisis
London
Faktor
– Gold
faktor yang price
Mempengaru
hi
Pergerakan
IHSG
Inflatio
n Rate
USD - EURO IDR
IDR
F
G
Metodologi Penelitian
Metode
Model
Penelitian Penelitian
Hasil
mempunyai
tingkat error yang
tidak signifikan
Estimasi jangka
panjang semua
variabel
mempunyai
hubungan yang
signifikan
Kuantitatif Error
Gold Prices
Correction
mempunyai
Model dan
pengaruh negatif
Garch
terhadap
Australian Dollar
Gold price
mempunyai
hubungan
terhadap
Australian Dollar
dengan US Dollar
Kuantitatif GARCH,
(dibahas dalam bab
dan ECM 4)
33
Peneliti
Judul
Penelitian
A
B
C
Variabel
D
E
F
G
Metodologi Penelitian
Metode
Model
Penelitian Penelitian
Hasil
Harga Emas
sebagai
Alternatif
Investasi di
Indonesia
Sumber : Peneliti (2014)
34
Download