BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Saham Saham merupakan suatu hak kepemilikan dari perusahaan yang diperjual belikan. Adapun saham dibagi menjadi dua yaitu saham biasa dan saham preferen. 1. Saham Biasa Apabila perusahaan hanya mengeluarkan satu jenis saham saja, saham ini biasanya dalam bentuk saham biasa (common stock). Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakili kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan (Jogiyanto, 2008). Saham ini memiliki dua hak yaitu hak kontrol yaitu hak pemegang saham biasa untuk memilih pimpinan perusahaan, hak menerima pembagian keuntungan perusahaan dan Hak Preemtive yaitu hak untuk mendapatkan persentasi kepimilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham untuk tujuan melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama dan melindungi harga saham lama dari kemerosotan nilai. Saham biasa sering dikenal oleh masyarakat dan banyak digunakan untuk menarik dana dari masyarakat oleh perusahaan. 11 12 B. Saham Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengevaluasi saham. Tetapi pada garis besarnya cara tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal menggunakan data perubahan harga dimasa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga sekuritas dimasa yang akan datang, sedangkan analisis fundamental berkaitan dengan penilaian kinerja perusahaan tentang efektifitas dan efisiensi perusahaan mencapai sasaran. Untuk menganalisis kinerja perusahaan dapat digunakan rasio keuangan yang terbagi dalam empat kelompok, rasio likuiditas, leverage, profitabilitas dan aktivitas. Dengan analisis tersebut para analis mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai dari faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan faktor tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Saham atau stock secara sederhana dapat diartikan sebagai surat tanda bukti atau tanda kepemilikan terhadap suatu perusahaan suatu perseroaan terbatas. Dalam transaksi jual beli di bursa efek, saham atau sering juga disebut share merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Definisi saham menurut Aliminsyah dan Padji MA ( 2008 : 280 ), adalah sebagai berikut : “Saham merupakan surat bukti pemilikan modal perseroan terbatas yang memberi hak atas dividend dan lain – lain”. 13 Perusahaan membutuhkan – dana perusahaan yang melakukan kegiatan Ekspansi sangat besar. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan tersebut beberapa alternatif yang bisa dilakukan perusahaan, seperti mencari pinjaman atau tambahan pinjaman, mencari partner untuk melakukan penggabungan usaha ( merger ), dan alternatif. lainnya adalah dengan menjual sebagian hak kepemilikan atas perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham kepada masyarakat luas atau yang disebut dengan Investor. Hak –hak yang menyertai kepemilikan saham menurut Warren yang diterjemahkan oleh Aria Farahmita ( 2008 : 78 ) adalah sebagai berikut : “1. Hak untuk memberikan suara dalam hal – hal yang terkait dengan perusahaan. 2. Hak untuk mendapatkan bagian dari distribusi laba. 3. Hak untuk mendapatkan bagian atas aktiva perusahaan”. C. Jenis – Jenis Saham Dalam Prakteknya, jenis saham dikenal menjadi beberapa macam dan dapat dibedakan melalui cara peralihan dan manfaat yang diperoleh dari pemegang saham. Marzuki Usman ( 2009 : 113 ) menjelaskan jenis – jenis saham sebagai berikut : a. Saham Biasa ( Common Stock ) Saham biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya paling terakhir dalam pembagian dividen atau hak atas kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Saham jenis ini paling dikenal di masyarakat. 14 b. Saham Preferen ( Preffered stock ) Saham preferen adalah saham yang berbentuk gabungan antara obligasi membayarkan dan bunga saham atas biasa. Seperti pinjaman, saham obligasi yang preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen. Seperti saham biasa dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang saham. D. Nilai Saham Nilai saham, yaitu : 1. Nilai Buku ( Book Value ) Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan emiten. Untuk menghitung nilai buku suatu saham, perlu diketahui beberapa nilai yang berhubungan dengan nilai buku tersebut, diantaranya: a. Nilai Nominal (par value), yaitu nilai dari suatu saham yang merupakan nilai kewajiban yang ditetapkan untuk tiap – tiap lembar saham. b. Agio Saham (additional paid-in capital atau in excess of par value), merupakan selisih yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan dengan nilai nominal sahamnya. c. Nilai Modal disetor (Paid in Capital), merupakan total yang dibayar oleh pemegang saham kepada 15 perusahaan emiten untuk ditukarkan dengan saham preferen atau saham biasa. d. Laba Ditahan (retained earnings) merupakan laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham. e. Nilai Buku per Lembar Saham, menunjukkan aktiva bersih (net assets) yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham. f. Saham atas Unjuk (Brearer Stock) Sertifikat saham atas unjuk adalah saham yang tidak ditulis nama penulisnya agar mudah dipindahtangankan dari satu Investor ke Investor lain atau dalam sertifikat saham atas unjuk ini tidak dituliskan nama pemiliknya. Dengan memiliki saham atas unjuk, seorang dapat dengan mudah menagihkan atau memindahtangankan kepemilikannya pada orang lain. Pemilik saham atas unjuk yang sah secara hukum, berhak untuk hadir dan mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham. g. Saham atas Nama (Registered Stock) Saham atas nama adalah saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya. Dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu yaitu dengan dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang saham. 16 2. Nilai Pasar (market value) Nilai pasar merupakan harga dari saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukkan oleh permintaan dan penawaran saham di pasar bursa. 3. Nilai Intrinsik (Intrinsic value) Nilai intrinsik fundamental yang bisa disebut juga dengan (fundamental seharusnya value), merupakan nilai nilai atau sebenarnya dari suatu saham yang diperdagangkan. E. Harga Saham Harga saham merupakan nilai pasar dari selembar saham sebuah perusahaan emiten pada waktu tertentu. Harga saham adalah harga yang dibentuk oleh penjual dan pembeli ketika mereka bertujuan untuk memperdagangkan saham. menaksir nilai intrinsik Analisis saham suatu saham dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saat ini (current market price) saham tersebut. Pedoman yang dapat digunakan adalah sebagai berikut : 17 a. Apabila nilai intrinsic > harga pasar saat ini, maka saham dinilai undervalued ( harganya terlalu rendah ), dan karenanya saham tersebut harus dibeli atau ditahan jika saham tersebut telah dimiliki. b. Apabila nilai intrinsic < harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai overvalued (harganya terlalu mahal), dan karena itu harus dijual. c. Apabila nilai intrinsic = harga pasar saat ini, maka harga saham tersebut dinilai wajar dan berada dalam kondisi keseimbangan. Harga saham = Pada akhir bulan juni F. Price Earning Ratio ( PER ) Price Earning Ratio merupakan salah satu rasio yang paling diminati oleh para Investor. Angka rasio ini digunakan untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Earning Power) untuk dimasa akan datang. Kesediaan Investor menerima kenaikan PER sangat tergantung pada prospek perusahaan. Menurut Warren dkk yang diterjemahkan Aria Farahmita dkk (2009 : 319) sebagai berikut : “Price Earning Rasio ( PER ) merupakan rasio yang dihitung dengan membagi harga pasar per lembar saham biasa pada tanggal tertentu dengan laba per saham tahunan”. 18 Yang dirumuskan sebagai berikut : PER = Harga pasar per lembar saham Laba bersih per Saham ( EPS ) G. Return On Investment (ROI ) Analisis ROI dalam analisis keuangan mempunyai arti yang sangat luas karena merupakan salah satu teknik yang bersifat menyeluruh (comprehensive). Analisis ROI merupakan analisis teknik yang lazim digunakan untuk efektifitas dari keseluruhan operasi mengukur perusahaan. merupakan salah satu Rasio Profitabilitas tingkat ROI yang mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan investasi yang ditanamkan dalam total asset yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan. Kelebihan dan kelemahan dalam ROI dalah sebagai berikut : a. Rasio ROI bersifat menyeluruh artinya apabila perusahaan telah menjalankan praktek akuntansi yang baik maka manajemen dapat menggunakan teknikanalisis ROI untuk mengukur efisiensi penggunaan operating asset. b. Apabila data industry yang sejenis tersedia maka perusahaan dapat mengadakan perbandingan tingkat ROI dengan perusahaan – perusahaan lain yang sejenis. c. Analisis ROI dapat digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi aktivitas perusahaan dalam mengalokasikan biaya dan modal kelemahan roi. 19 d. ROI tidak dapat digunakan sebagai dasar perbandingan antar perusahaan bila terdapat perbedaan – perbedaan dalam penerapan kebijakan yang dilaksanakan oleh perusahaan walaupun perusahaan itu sejenis. e. Adanya fluktuasi nilai uang akan mempengaruhi nilai operating assets dan profit margin. Munawir ( 2008 : 89 ) menyatakan bahwa ROI adalah “Salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Dengan demikian rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan (net profit income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut (net operating assets)”. ROI mengukur produktivitas dari dana yang diinvestasikan dalam perusahaan dan berguna untuk mendeteksi kesalahan dalam penggunaan modal. Sebagai salah satu ukuran keefektifan, semakin tinggi ROI maka semakin efektif perusahaan tersebut.ROI merupakan ratio yang membandingkan income setelah pajak dengan assets yang diinvestasikan. Sedangkan Suad Husnan ( 2007 : 64 ) menyatakan bahwa ROI menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang dapat diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki. 20 “ROI atau yang sering juga disebut dengan “Return on Total asset adalah merupakan penggabungan kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik kondisi perusahaan”. Tinggi rendahnya ROI suatu perusahaan dipengaruhi oleh keputusan perusahaan dalam mengalokasikan dana yang mereka miliki pada berbagai bentuk investasi dan seberapa besar tingkat efisiensi penggunaan aktiva perusahaan tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ROI mempengaruhi harga saham. ROI = Net Profit After Tax Total Asset Dimana : Net Profit After Tax = Laba bersih yang diperoleh perusahaan setelah pajak Total Assets = Seluruh assets kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan Berdasarkan keterangan diatas, ROI dapat digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Jika laba suau perusahaan meningkat, maka harga saham suatu perusahaan tersebut juga akan meningkat. Pengaruh PER dan Roi terhadap harga saham Hal ini berarti PER d a n R O I menunjukkan tingkat pengembalian per lembar saham yang akan diterima pemegang saham dari pembelian. 21 H. Pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap Harga Saham Menurut Sartono (1996), PER diartikan sebagai indikator kepercayaan pasar terhadap prospek pertumbuhan perusahaan sehingga banyak pelaku pasar modal yang menaruh perhatian terhadap pendekatan PER. Selain itu PER juga memberikan standart yang baik dalam membandingkan harga saham untuk laba per lembar saham yang berbeda dan kemudahan dalam membuat estimasi yang digunakan sebagai input PER. Setiap pergerakan harga saham akan mengakibatkan perubahan pada PER dari saham suatu perusahaan. Bagi investor PER yang rendah akan memberikan kontribusi tersendiri, karena selain dapat membeli saham dengan harga yang relatif murah, kemungkinan untuk mendapatkan capital gain juga semakin besar sehingga investor dapat memiliki banyak saham dari berbagai perusahaan yang go public. Sebaliknya, emiten menginginkan PER yang tinggi pada waktu go public untuk menunjukkan bahwa kinerja perusahaan cukup baik dengan harapan agar harga saham akan tinggi pula. 22 Rasio ini sering di kelompokan sebagai rasio nilai pasar perusahaan yang membandingkan antara harga saham perusahaan dengan EPS perusahaan. Hal ini berarti PER menunjukkan tingkat pengembalian per lembar saham yang akan diterima pemegang saham dari pembelian satu lembar saham. Fabozzi (2008:93) menyatakan bahwa Price Earning Ratio dapat diartikan sebagai gambaran dari apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Manfaat lain dari Price Earning Ratio adalah sebagai ukuran nilai relatif perusahaan karena nilai Price Earning Ratio menunjukkan seberapa besar investor ingin membayar untuk memperoleh laba perusahaan tersebut. Price Earning Ratio merupakan salah satu indikator yang sering digunakan oleh analis sekuritas untuk menilai harga suatu saham yang diperdagangkan di pasar modal. Rasio ini membandingkan harga pasar saham saat ini dengan laba per lembar saham. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Price Earning Ratio merupakan variabel yang sangat penting dalam menentukan nilai perusahaan tersebut dipasar modal mengikuti laju perkembangan dan kondisi perusahaan tersebut. 23 I. Pengaruh Return on Investment (ROI) terhadap Harga Saham Analisa terhadap harga saham yang dilakukan oleh investor memerlukan informasi, salah satu informasi yang ada adalah laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan dipublikasikan oleh yang diperoleh investor baru akan berguna apabila telah dianalisa. Analisa terhadap laporan keuangan memerlukan ukuran tertentu. Ukuran yang umum digunakan adalah rasio keuangan, diantaranya yang digunakan investor dalam menganalisa saham adalah Return on Investment (ROI). Sejalan dengan Modigliani & Miller (2007:34) yang menyatakan bahwa perubahan ROI akan berpengaruh terhadap harga saham. Dalam melakukan penilaian kinerja perusahaan, laba akuntansi selalu menjadi fokus utama yang diperhatikan. Alat ukur finansial yang sering digunakan untuk mengukur tingkat laba adalah Return on Investment (ROI). Menurut Munawir (2000), analisis ROI dalam analisis rasio keuangan memiliki arti yang penting sebagai salah satu teknik analisis rasio keuangan yang bersifat menyeluruh (komprehensif). Namun, penggunaan alat ukur terhadap laba akuntansi seperti ROI (Return on Investment) memiliki kelemahan yaitu tidak memperhatikan risiko yang dihadapi perusahaan dengan 24 mengabaikan adanya biaya modal dan hanya memperhatikan hasilnya (laba perusahaan) sehingga sulit untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut telah berhasil menciptakan nilai perusahaan atau tidak. Nilai sebuah perusahaan itu sendiri merupakan acuan bagi para investor dalam melakukan investasi pada perusahaan karena penting bagi investor untuk melihat seberapa besar nilai perusahaan, yang nanti akan menjadi bahan pertimbangan bagi investor dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi. Harga saham dimasa yang akan datang dapat diprediksikan dengan mengestimasi nilai dari ROI yang berpengaruh terhadap harga saham dan menerapkan hubungan ROI dengan harga saham, sehingga dapat diperoleh taksiran harga saham yang disepakati. Bila ROI suatu perusahaan menurun dibandingkan dengan periode sebelumnya, maka harga sahamnya juga akan menurun. Sebaliknya perusahaan yang memiliki harga saham yang meningkat, maka harga sahamnya akan meningkat. Jika suatu perusahaan mempunyai masa depan yang baik dan dapat memberikan keuntungan bagi investor maka transaksi saham perusahaan mengalami kenaikan dan tingkat harga saham akan mengikuti laju perkembangan dan kondisi perusahaan tersebut. 25 J. Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama peneliti (Tahun penelitian) Inggit Kusumaputra (2006) Abdul Kholid (2006) Variabel penelitian ⋅ Variabel Independen : Pengaruh Price Earning Ratio (PER), ROI (Return on Investment), ⋅ Variabel Dependen : Harga Saham Variabel Independen : Growth (tingkat pertumbuhan laba), Sd Growth (standar deviasi tingkat pertumbuhan laba), ROI (Return on Investment), FLEV (Financial Leverage) dan ROE (Return on Equity) ⋅ Variabel Dependen : Harga Saham Hasil penelitian . Variabel Growth Berdasarkan uji F didapatkan pengaruh yang signifikan antara, Price Earning Ratio (PER), ROI (Return on Investment), berpengaruh signifikan terhadap variabel harga saham.. Berdasarkan uji t hanya ROI (Return on Investment) yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Atau bisa saja ROI (Return on Investment) tidak pengaruh signifikan terhadap harga saham Variabel Growth Berdasarkan uji F didapatkan pengaruh yang signifikan terhadap (tingkat pertumbuhan laba), ROI (Return on Investment), dan ROE (Return on Equity) berpengaruh signifikan terhadap variabel PER Berdasarkan uji t mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. 26 K. Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Pengaruh Price Earning Ratio (PER) (X1) Harga Saham Pengaruh Return on Investment (ROI) (X2) (Y)