PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Pemanfaatan keanekaragaman hayati telah digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan, papan, sandang, dan obat-obatan. Perkembangan industri obat-obatan untuk membantu memenuhi kebutuhan manusia dalam hal kesehatan sudah cukup meluas. Salah satu jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai bahan baku industri obat adalah Phyllanthus niruri L. Phyllanthus niruri L., merupakan salah satu marga dari famili Euphorbiaceae. Phyllanthus niruri L., yang di Indonesia dikenal dengan nama meniran (Jawa) atau memeniran (Sunda), banyak digunakan sebagai obat tradisional, baik penggunaan dalam bentuk segar maupun dalam bentuk kering (Arifin et al., 2002). Meniran banyak digunakan sebagai obat tradisional untuk batuk, peluruh haid dan penambah nafsu makan, serta sebagai herbal terstandar (fitofarmaka). Meniran juga banyak diperjualbelikan untuk meningkatkan daya tahan tubuh (immunostimulator). Meniran terbukti memperbaiki fungsi hati, memperbaiki fungsi ginjal, dapat dipakai untuk penyakit Hepatitis B. Kandungan uriside efektif melawan virus penyebab AIDS atau HIV (Kartasubrata, 2010). Manfaat yang begitu banyak dapat diambil dari tanaman obat ini menjadi salah satu imbas dari pesatnya perkembangan industri obat. Kebutuhan obat herbal pada tahun 2009 yang hanya 24.24%, pada tahun 2010 meningkat menjadi sekitar 27.58% penduduk Indonesia menggunakan obat herbal (Badan Pusat Statistik, 2010). Kebutuhan simplisia meniran oleh pabrik obat tradisional per tahun sebanyak 20 ton (Kartasubrata, 2010). Permintaan bahan baku ini akan terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk, harga obat-obatan berbahan baku impor, dan jumlah perusahaan obat tradisional serta adanya kecenderungan masyarakat dunia untuk kembali ke alam (Proyek Pengelolaan dan Pemulihan Kerusakan Lingkungan dan Fakultas Kehutanan IPB, 2001). Pesatnya perkembangan industri obat, belum diimbangi dengan ketersediaan yang berkelanjutan. Sekitar 80% pasokan bahan baku industri obat tradisional masih mengandalkan hasil pemanenan dari hutan atau habitat alami, 2 sisanya dipasok dari hasil budi daya secara tradisional, yang pada umumnya sebagai usaha sampingan. Usaha tani tanaman obat, khususnya meniran, secara komersial sangat potensial untuk dikembangkan dalam rangka menjamin ketersediaan bahan baku secara berkesinambungan. Upaya pengembangan tersebut perlu didukung dengan adanya informasi mengenai karakter berbagai aksesi meniran serta teknik perbanyakannya dengan menggunakan benih bermutu. Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifatsifat penting yang bernilai ekonomis, atau yang merupakan penciri dari tanaman yang bersangkutan. Sejalan dengan karakterisasi tanaman akan dilakukan pula studi perkecambahan benih meniran sebagai langkah awal untuk menghasilkan benih bermutu. Benih berukuran kecil dan belum banyak dibudidayakan biasanya mempunyai sifat dormansi. Beberapa perlakuan diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi beberapa aksesi meniran, mendapatkan informasi mengenai sifat perkecambahan dan metode uji viabilitas pada benih meniran. Hipotesis 1. Terdapat perbedaan dan kesamaan karakter morfologi aksesi meniran. 2. Terdapat pengaruh pra perkecambahan terhadap viabilitas benih meniran. 3. Terdapat media uji perkecambahan di laboratorium yang dapat mencerminkan daya tumbuh benih meniran di persemaian