9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Pemasaran Hubungan antara pemasaran dengan komunikasi merupakan hubungan yang erat. Komunikasi merupakan proses penyampaian simbol-simbol yang diartikan samata antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok dan kelompok pada massa. Komunikasi dalam kegiatan pemasaran bersifat kompleks, yang tidak sesederhana seperti berbincangbincang dengan rekan kerja atau keluarga. Bentuk komunikasi yang lebih rumit akan mendorong penyampaian pesan oleh komunikator pada komunikan, melalui strategi komunikasi yang tepat dengan proses perencanaan yang matang. Penggabungan kajian pemasaran dan komunikasi akan menghasilkan kajian “baru” yang disebut Marketing Communication (komunikasi pemasaran). Marketing Communication adalah aplikasi komunikasi yang bertujuan untuk membantu kegiatan pemasaran sebuah perusahaan. Aplikasi itu sangat dipengaruhi oleh berbagai bentuk media yang digunakan, daya tarik pesan, dan frekuensi penyajian. Penerapan komunikasi bisnis sangat penting, khususnya dalam penyampaian pesan-pesan komunikasi yang dihadapkan pada berbagai persoalan, semisal perbedaan persepsi, perbedaan budaya, dan ketrbatasan media yang digunakan9 9 Tom Brannan, Integrated Marketing Communications,edisi 4, hal. 103 9 10 Marketing Communication juga dapat dinyatakan sebagai kegiatan komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan pesan pada konsumen dengan menggunakan berbagai media, dengan harapan agar komunikasi dapat menghasilkan tiga tahap perubahan, yaitu perubahana pengetahuan, perubahan sikap, dan perubahan tindakan yang dikehendaki. Adapun jenis media yang dapat digunakan adalah folder, poster, banner, flyer, televisi, radio, majalah, surat kabar, dan media-media lainnya. Definisi lain marketing communication adalah kegiatan pemasaran dengan menggunakan teknik-teknik komunikasi yang bertujuan untuk memberikan informasi pada orang banyak agar tujuan perusahaan tercapai, yaitu terjadinya peningkatan pendapatan atas penggunaan jasa atau pembelian produk yang ditawarkan. Marketing communication merupakan bentuk komunikasi yang bertujuan utnuk memperkuat strategi pemasaran, guna meraih segmentasi yang lebih luas. Kajian ini dapat juga dikatakan sebagai upaya utnuk memperkuat loyalitas pelanggan terhadap produk, yaitu barang dan jasa yang dimiliki perusahaan10. Marketing coomunication membahas sejumlah masalah yang saling berkaitan dengan erat, dan memengaruhi strategi serta aplikasi komunikasi dalam pemasaran. Pokok kajian pembahasan marketing communication adalah sebagai berikut : 10 Freddy Rangkuti,Creating Effective Marketing Plan, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama 2002, hal.127-128 11 2.2. Periklanan Termasuk dalam kegiatan promosi adalah periklanan, promosi penjualan dan kegiatan hubungan masyarakat (humas). Kegiatan tersebut merupakan salah satu sektor lagi yang oleh banyak pelaksana komunikasi pemasaran disebut dengan berbagai macam nama. Kata-kata “promosi” dan “promosional” bilamana dipergunakan secara kurang tepat dapat mencangkup tiga macam kegiatan tersebut di atas dan juga kegiatan penjualnya, yaitu segala kegiatan manajerial yang mendorong dan mencapai target penjualan barang atau jasa. Bila yang akan diutarakan adalah tekhnik promosional penjualan, maka istilah tersebut harus diucapkan secara lengkap. Sebaliknya bilamana kata hubungan masyarakat dipakai, maka hendaklah yang dimaksudkan benar-benar hubungan masyarakat, dan bukan hanya “hubungan pers”, yang hanyalah bagian dari hubungan masyarakat11. Periklanan, merupakan kegiatan yang paling dikenal diantara kegiatan promosional. Periklanan diartikan sebagai “bentuk kegiatan promosional yang dibayar, atau disajikan oleh sponsor yang dapat dikenal”. Dengan perkataan lain, perusahaan yang namanya dipergunakan untuk mengindentifikasikan barang atau jasa yang diiklankan, adalah sponsor dari iklan tersebut serta yang membiayainya. Mengenai penanggung biaya, kadang-kadang bukan pabrik pembuat barang, melainkan distributor, agen, toko, penjual barang atau, terutama untuk barangbarang konsumtif, pemegang hak paten barang. Media yang dapat dipergunakan untuk iklan adalah surat kabar nasional dan lokal, majalah dan penerbitan teknis, 11 D.W. Foster, Prinsip-prinsip Pemasaran, edisi ke 4, penerbit PPM, hal. 17-18. 12 televisi, bila ada siaran niaga dapat juga radio, poster, bioskop, plakat di kereta api, bis dan stasiun. Tujuan pokok periklanan adalah memberitahu konsumen potensial, perihal adanya barang di pasar, meyakinkan mereka untuk membeli dan mengingatkan mereka selalu akan adanya barang tadi di pasar. Iklan adalah bagian dari bauran promosi (promotion mix) dan bauran promosi adalah bagian dari bauran pemasaran (marketing mix)12. Hal ini merupakan suatu kegiatan jangka panjang dengan tujuan mencapai peningkatan penjualan secara tetap untuk jangka waktu terentu. Karena itu pula dapat diutarakan, bahwa jarang sekali iklan memberikan kenaikan penjualan secara cepat. Iklan yang baik bukanlah iklan yang kreatif, tetapi iklan yang mampu menjual, yang mampu menimbulkan action berarti iklan juga diukur lewat efektifitasnya13. Meskipun perencanaan jangkauan yang efektif telah dipraktikkan secara luas oleh para pemasang iklan produk konsumen yang besar, namun para perencana media tetap terpecah dalam mendefinisikan apa itu jangkauan yang efektif14. 2.3. Media Sebagai Alat Komunikasi Strategi Media ditunjang dari ilmunya yang memiliki banyak konsep, dengan kreatif dan dengan medialah iklan bisa terwujud menjadi sesuatu yang menarik perhatian khalayak. Media dalam dunia periklanan memiliki definisi 12 Rhenald Khasali, Manajemen Periklanan dan Aplikasi di Indonesia, Penerbit PT Temprint 1992, hal. 9 13 Periklanan, www.detik.com 2006 14 Terence A. Shimp, Periklanan Promosi, Penerbit Erlangga 2002, hal. 18 13 tersendiri, menurut William Wells, John Burnett dan Sandra Marianty mendefinisikan sebagai berikut : ” The media are channels of communication that carry the message from the adverteser to the audience”15. Di dalam strategi pemasaran terdapat support media yang berkaitan dengan relativitas peluang, biaya, dan khalayak. Support media digunakan untuk meraih orang-orang yang menjadi pasar sasaran melalui media dan pesan yang disampaikan. Support media dapat juga disebut media alternatif, yaitu media yang tidak dapat diukur dan merupakan media nontradisional. Walaupun support media tidak memiliki popularitas yang setara dengan media promosi lainnya, tetapi kehadirannya banyak membantu strategi promosi. Media-media itu antara lain adalah : 1. Out of home media 2. Promotional product marketing 3. Yellow Pages 4. Product placement 5. Inflight advertising 6. Miscellaneous media 1.a Out of Home Media. Beberapa media yang termasuk dalam katagori out of home media adalah outdoor advertising, additional out of home media, dan instore media. 15 William Wells, John Burnett, Sandra Moriaty, Advertising Principles & Pratice, jilid 4, (pratice hall ), hal. 21 14 1.b Outdoor advertising adalah bagian dari pervasive communication. Outdoor advertising tidak saja digunakan untuk mengenalkan produk, tetapi juga untuk menginformasikan kegiatan promosi penjualan, seperti pentas musik, pertandingan olahraga, dan sebagainya. Tiap-tiap media dan kegiatan marketing communication memiliki hubungan yang baik dan saling mendukung., sehingga penggunaan media ini dapat bersifat multifungsi (sesuai kebutuhan), dan hal ini cukup banyak membantu perusahaan dalam menghemat biaya promosi, sehingga sisa biaya promosi yang lain dapat dikembangkan pada jenis kegiatan promosi lainnya. 1.c Additional out of home media adalah bentuk lain dari outdoor advertising yang merupakan alternatif bagi kekurangan dan kelebihan outdoor advertising. Bentuk-bentuk lain dari out of home media adalah : - Aerial advertising. Semacam balon udara. - Mobile billboard. Kendaraan ini digunakan untuk menempatkan promo produk, nama perusahaan, atau brand. Biasanya berhenti di tempat keramaian pada jam-jam tertentu16. 1.d In-store Media merupakan lokasi yang banyak dikunjungi siang dan malam. Banyak perusahaan menggunakan fasilitas ini untuk 16 John E. Kennedy & R. Dermawan Soemanagara, Marketing Communication, Penerbit PT Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia Jakarta 2006, hal 16-18 15 mempromosikan produknya melalui spanduk, banner, display, signage, dan sebagainya. 1.e Transit advertising. Mengejar jutaan raihan yang terpapar dikendaraan umum, penempatannya berada di tempat-tempat umum seperti terminal, stasiun, bandara atau pelabuhan. Beberapa bentuk dari transit advertising adalah : - Outside posters. Biasanya dilekatkan pada dua sisi dimana poster dapat dilihat dari dua arah. Outside poster dapat dilihat pada taksi, troli, bus, dan sebagainya. - Inside cards. Media ini biasanya diletakan pada posisi tempat duduk yang berjajar, dengan melekatkannya pada bagian belakangnya. Media ini dapat berbentuk permanen atau nonpermanen. 1.f Station platform dan terminal poster, floor display, island showcase, electronic sign (neonsign), dan sebagainya biasa terdapat di jalur pejalan kaki di terminal, bandara, stasiun, dan persimpangan ramai. 2. Promotional product marketing atau special advertising adalah media promosi penjualan dan komunikasi motivasional berupa cetakan, memiliki kegunaan, dan dapat menjadi dekorasi interior. Media yang biasa diperoleh dalam bentuk plakat, suvenir gelas, asbak, dan sebagainya ini diberikan sebagai bentuk kontribusi dari sebuah penjualan produk, atau dapat berupa kenang-kenangan bagi sebuah acara promosi dan pameran. 16 3. Yellow pages bentuk promosi ini cukup populer dan banyak digunakan oleh perusahaan. Kemampuan yellow pages menjangkau sasaran merupakan salah satu kelemahan media ini. Kini fungsi dan kegunaan yellow pages juga diperoleh pada media lain, yaitu : Specialized directories (biasanya terdapat di majalah atau buku khusus), Audio text directories (Direktori ini dapat diperoleh melalui TV kabel, dimana teknologi ini memang dimiliki oleh televisi), Interctive directories (saat ini sudah beredar berbagai direktori yang dikemas dalam bentuk CD interaktif yang dapat diinstal ke dalam komputer pribadi), Internet directories (media yang telah maju berkembang ini dapat menyimpan miliaran informasi tentang produk dan layanan di seluruh dunia.17 2.4. Analisa SWOT Evaluasi terhadap keseluruhan kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) disebut analisis SWOT.18 2.4.1. Analisis Lingkungan Eksternal (Analisis Peluang dan Ancaman) Umumnya suatu unit bisnis harus memantau kekuatan lingkungan makro (demografi, ekonomi, teknologi, politik-hukum, dan socialbudaya) dan pelaku lingkungan mikro utama (pelanggan, pesaing, saluran distribusi, pemasok) yang mempengaruhi kemampuannya memperoleh laba. 17 18 John E. Kennedy & R. Dermawan Soemanagara, op.cit hal 18-20 Phillip Kottler, Manajemen Pemasaran, Jilid II edisi ke sebelas, Penerbit PT Ikrar Mandiriabadi, hal. 88 17 2.4.1.1. Peluang Pemasaran Adalah suatu daerah kebutuhan pembeli dimana perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan. Peluang dapat digolongkan menurut daya tariknya, dan kemungkinan keberhasilannya.19 2.4.1.2. Ancaman Lingkungan Adalah tantangan akibat kecenderungan atau perkembangan yang kurang menguntungkan, yang akan mengurangi penjualan dan laba jika tidak dilakukan tindakan pemasaran defensive. Ancaman seharusnya dibagi menurut tingkat keseriusan dan kemungkinan terjadinya.20 2.4.2. Analisis Lingkungan Internal (Analisis Kekuatan dan Kelemahan) Selain mengetahui peluang yang menarik dilingkungannya, unit bisnis perlu juga memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk berhasil memanfaatkan peluang tersebut. Setiap unit bisnis perlu mengevaluasi kekuatan dan kelemahannya secara periodik. Jelas, unit bisnis tidak perlu memperbaiki setiap kelemahannya ataupun merasa bangga dengan setiap kekuatannya.21 19 Ibid, hal. 88 Ibid, hal. 88 21 Ibid, hal. 89 20 18 2.5. Segmenting, Targeting dan Positioning Proses pemasaran yang berhasil terdiri dari serangkaian langkah yang berkesinambungan yang menurut Philip Kottler (1980) terdiri atas tiga tahap yaitu Segmentasi, Targeting dan Positioning22. Segmentasi pasar pada dasarnya adalah suatu strategi untuk memahami struktur konsumen. Sedangkan targeting atau menentukan target pasar adalah persoalan bagaimana memilih, menyeleksi dan menjangkau konsumen. Setelah pasar sasaran dipilih, maka proses selanjutnya adalah melakukan positioning yaitu suatu strategi untuk memasuki jendela otak konsumen.23 1. Segmentasi Segmentasi pasar adalah suatu konsep yang sangat penting dalam pemasaran. Morissan menjelaskan bahwa Eric Berkowitz dan rekan mendefinisikan segmen pasar sebagai “dividing up a market into distinct groups that (1) have common needs and (2) will respond similiarly to a market action”. Dengan demikian segementasi pasar adalah suatu kegiatan untuk membagi-bagi atau mengelompok-kelompokan konsumen kedalam kotak-kotak yang lebih homogen24. Pembagian itu seperti segmentasi geografis (kota, desa, pegunungan, kepulauan, dan lain-lain), segmentasi demografis (usia, jenis kelamin, pendidikan, penghasilan, pekerjaan, agama, suku, dan lain-lain) dan segmentasi psikografis (hobby, gaya hidup, wanita karier/ibu rumah tangga, dan lain-lain.25 22 Philip Kottler, Principles of Marketing, Prentice Hall, New Jersey, 1980 Morissan, Periklanan dan Komunikasi Pemasaran terpadu, Penerbit Ramdina Prakarsa, hal 43 24 Ibid, hal. 43 25 Ibid, hal. 45 23 19 2. Targeting Target pasar adalah memilih satu atau beberapa segmen konsumen yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan pemasaran dan promosi. Kadangkadang targeting disebut juga dengan selecting karena audien harus diseleksi. Target konsumen berhubungan erat dengan adanya media yang dapat digunakan untuk menjangkau kelompok-kelompok atau segmensegmen tertentu dalam masyarakat.26 3. Positioning Positioning adalah strategi komunikasi yang berhubungan dengan bagaimana khalayak menempatkan suatu produk, merek atau perusahaan didalam otaknya, didalam khayalnya, sehingga khalayak memiliki penilaian tertentu. Pengelola pemasaran harus mengetahui bagaimana konsumen memproses informasi, menciptakan persepsi danbagaimana persepsi mempengaruhi pengambilan keputusannya. Sebab, sekali informasi ditempatkan pada posisi yang salah, ia akan sulit diubah.27 2.6. Proses Perencanaan Media A. Menentukan Tujuan Periklanan. Langkah pertama dalam pembuatan program periklanan adalah menentukan tujuan periklanan. Tujuan ini harus berasal dari keputusan sebelumnya mengenai pasar sasaran, penentuan posisi pasar, dan bauran pemasaran. Tujaun periklanan dapat digolongkan 26 27 Ibid, hal. 54 Ibid, hal. 55 20 menurut sasarannya, apakah itu menginformasikan, membujuk, atau mengingatkan. B. Memutuskan Anggaran Periklanan. Setelah menentukan tujuan periklanan, perusahaan kemudian dapat membuat anggaran periklanan untuk tiap produknya. Ada lima faktor spesifik yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan anggaran periklanan, yaitu : - Tahap dalam siklus hidup produk - Pangsa pasar dan basis konsumen - Persaingan dan gangguan - Frekuensi periklanan - Kemungkinan substitusi produk. C. Memilih Pesan Periklanan. Dalam memilih pesan periklanan, pengiklanan harus melalui empat tahap agar strategi yang dikembangkannya menjadi kretif, yaitu : - Pembentukan pesan - Evaluasi dan pemilihan pesan - Pelaksanaan pesan - Tanggung jawab sosial D. Keputusan Tentang Media. Setelah memilih pesan iklan, tugas pengiklan berikutnya adalah memilih media periklanan untuk menyampaikan pesan iklannya. Tahap-tahapnya adalah sebagai berikut : 21 a. Memutuskan jangkauan, frekuensi, dan dampak b. Memilih jenis media utama c. Memilih sarana media tertentu d. Menentukan waktu media e. Menentukan alikasi geografis media f. Mengevaluasi Efektivitas Periklanan28. Dalam perencanaan media, di samping Reach, Frequency, Continuity, serta Penjadwalan, dan pembeliaan media, hal-hal kritis lain yang harus diperhatikan adalah, penyusunan strategi media yang inovatif berbeda, dan kreatif sepanjang masa kampanye. Sebagai pertimbangan, unsur-unsur di bawah ini harus diperhatikan : 1. Merek. Perencanaan harus merefleksi citra merek saat ini, dikaitkan dengan citra merek yang diharapkan di masa mendatang. Termasuk kepribadiaan, status, visi, dan karakter merek tersebut. 2. Posisi di Pasar. Sejauh mana posisi merek di pasar, dan bagaimana kemampuan merek untuk bersaing. Apakah merek tersebut ikut berkembang sejalan dengan pertumbuhan katagori, serta apakah pangsa pasar merek juga bertambah. Pemahaman akan hal ini membantu pemetaan posisi, sehingga memudahkan penyususnan strategi kampanye media periklanan. 3. Pesaing Utama. Siapa pesaing yang harus dicermati untuk dijadikan barometer keberhasilan, dan bagaimana kegiatan periklanannya? Jika 28 Phillip Kottler, op.cit, hal. 227 22 terlalu banyak pesaing yang harus diperhatikan, akan menyulitkan penyususnan strategi, dan menghabiskan banyak sumberdaya. Fokus pada satu-dua pesaing, akan memudahkan penyususnan strategi untuk memenangi pasar. 4. Ide Dasar. Setiap perencanaan komunikasi, memiliki sesuatu ide dasar. Ide dasar inilah yang akan memperkuat pesan tunggal dalam startegi komunikasi. Ide dasar ini, harus tercermin juga dalam stretegi media. 5. Daur hidup produk. Bagaimana posisi daur hidup produk di pasar, apakah dalam perkenalan, tahap tumbuh, memimpin pasar, sudah memasuki tahapan mapan, atau produk sudah mulai ditinggalkan pasar sasaran. Pemahaman posisi ini akan membantu dalam penentuan fungsi dan peran media dalam menyalurkan informasi. 6. Pola penggunaan merek. Bagaimana dan kapan produk dipergunakan. apakah setiap hari ? Apakah produk juga dipergunakan lebih sebagai sarana gengsi daripada fungsional ? Bagaimana dengan pola pembeliaan produk, apakah dilakukan hanya pada musim-musim tertentu ?. 7. Perkembangan media. Meskipun khalayak sasaran telah memiliki preferensi media mereka masing-masing, tetapi karena gaya hidup konsumen sangat beragam, maka media seringkali harus melakukan penyesuaian karakteristiknya dengan keragaman tersebut. 8. Keakraban khalayak sasaran dengan media. Khalayak sasaran memiliki hubungan yang erat dengan media. Pada umumnya, khalayak membeli media karena adanya hubungan emosional. Karena itu 23 perencanaan media dan kegiatan komunikasi yang dirancang harus lebih dari sekedar membangun kontak dengan khalayak sasaran, tetapi juga sejauh mana keterlibatan emosi khlayak terhadap media terkait. 9. Sikap khlayak sasaran terhadap merek. Seberapa jauh khlayak sasaran memiliki kesadaran merek (brand awareness ), bagaimana sikap mereka terhadap merek terkait maupun terhadap para pesaing, serta peran merek tersebut dalam kehidupan mereka ?. 10. Pola gaya hidup dan tingkah laku. khalayak sasaran telah tersegmentasi secara demografis, tetapi secara psikografis bagaimana sebenarnya gaya hidup khlayak sasaran ? apa yang menentukan pola hidup mereka ? Apa yang menyebabkan dan bagaimana mereka berubah ?.29 2.7. Strategi Media Periklanan Pernyataan strategi media ditunjang dari ilmunya yang memiliki banyak konsep itu menggambarkan dengan rinci arah tindakan yang akan diambil dengan media; media mana yang akan dipakai, berapa kali media akan dipakai, dan selama periode mana dalam satu tahun. Dengan demikian, pada prinsip nya strategi media berhubungan dengan pemilihan media yang sesuai dengan waktu yang tepat dalam pemasangan iklannya, sesuai dengan bujet yang tersedia. Pengertian yang lain di kemukan oleh Zeck Z. Sissirs, strategi media adalah runtutan kegiatan yang terseleksi dari beberapa alternatif kemungkinan untuk 29 Rudy Harjanto, Prinsip-prinsip Periklanan, edisi I, Penerbit PT Gramedia Jakarta, hal. 486 - 487 24 mendapatkan hasil yang terbaik. Strategi media mencangkup keputusan-keputusan seperti jenis media apa yang harus digunakan. Untuk membahas permasalahan dari penelitian ini tentunya diperlukan suatu alat yang menjadi dasar pembahasan masalah, karena itu peneliti menjelaskan teori-teori yang relavan sebagai landasan atau acuan dalam penelitian ini. Strategi media yang baik bergantung pada perencanaan pemasaran yang cermat.30 Para perencana media berusaha untuk mengalokasikan anggaran iklan dengan cara yang efisien dari segi biaya untuk memenuhi tujuan lainnya. Berbagai tujuan perencanaan media (jangkauan, frekuensi, bobot, kontinuitas, dan biaya) sekarang telah dibahas secara rinci. Masing-masing diperkenalkan tanpa referensi langsung ke tujuan lainnya. Meskipun demikian perlu diketahui bahwa tujuan-tujuan ini sebenarnya agak berlawanan satu sama lain. Yaitu, dengan adanya anggaran periklanan yang tetap, perencana media tidak dapat secara serempak mengoptimalkan jangkauan, frekuensi, dan tujuan kontinuitas. Di sini harus dibuat tradeoff karena para perencana media bekerja di bawah kendala anggaran periklanan tetap. Tujuan yang banyak tidak dapat secara serempak dioptimisasi jika terdapat kendala (seperti anggaran terbatas). Dengan demikian, setiap perencana media harus memutuskan apa yang paling baik terhadap mereknya ketika membuat suatu keputusan periklanan, mencapai jangkauan yang efektif sangatlah penting bila merek adalah baru atau bila merek yang ada 30 Courtland L Boovee & Williams Marketing Plan, F arens, hal. 242 25 mempunyai manfaat atau pemakaian baru31. Para praktisi periklanan menjelaskan bahwa media adalah sarana komunikasi untuk menyampaikan iklan kepada khalayak, seperti surat kabar, majalah, televisi, radio, papan iklan, dll32. Meskipun demikian, untuk merek yang sudah terkenal dan dikenal konsumen, tugas periklanan hanya mengingatkan konsumen mengenai merek itu. Anggaran iklan dalam situasi ini sebaiknya dialokasikan untuk mencapai tingkat jangkauan yang maksimum. Iklan yang dirancang dan memiliki kemiripan dengan iklan-iklan lainnya akan cenderung dianggap sama dan terasa biasa. Khalayak pada umumnya cenderung mengabaikan pesan yang biasa-biasa saja. Jika kondisi semacam itu terjadi, maka iklan yang telah disajikan pada sejumlah media, terutama televisi, tidak akan menghasilkan efek yang diinginkan. Hal ini dikarenakan khalayak secara selektif akan mencari, memilih acara, atau iklan yang menurut mereka sangat mereka sukai. Dalam hal ini iklan yang disukai baru mencapai tahap ad. likebility. Jika sebuah iklan yang disajikan disukai, kemungkinan akan terjadi dorongan atas penjualan secara besar-besaran. Kondisi itu menunjukan bahwa iklan itu telah mencapai tahap ad. effectiveness.. Strategi media itu sendiri terdiri dari empat kegiatan yang saling berkaitan. (lihat gambar 2.1.) : 31 32 Terence A. Shimp, op.cit hal. 31 Frank Jefknis, Advertising diterjemahkan oleh Haris Munandar, Periklanan, cetak ke II, edisi ke tiga, Penerbit Erlangga, hal. 86 26 Gambar 2.1 Proses Perencanaan Media Strategi Pemasaran Tujuan Iklan Anggaran Iklan Strategi Pesan Strategi Media Strategi Media Pemilihan Audiens Sasaran Spesifikasi Tujuan Pemilihan Media dan Sarana Pembelian Media Penjelasan dari bagan strategi media tersebut adalah; 1. Memilih Audiens Sasaran Syarat pertama yang harus dipenuhi agar strategi media berhasil adalah menentukan audiens sasaran. Kegagalan untuk mengidentifikasikan audiens dengan tepat dapat menyebabkan hilangnya exposure, yaitu beberapa calon nonpembeli dihadapkan pada iklan-iklan sementara beberapa calon utama tidak33. Pertanyaan penting yang harus dijawab pada tahap penentuan audien sasaran ini adalah: Siapa yang menjadi audien sasaran atau target audien? Dimanakah target audien berada? Berapa besar target audien? Berapa banyak tingkat konsumsi target audien? 33 Terence A. Shimp, op.cit hal. 7 27 Bagaimanakah tingkat kinerja merk produk yang bersangkutan antara satu wilayah pemasaran dengan wilayah pemasaran lainnya34. Jumlah target audien juga mempengaruhi perencanaan media. Secara umum, semakin kecil target audien maka pesan yang disampaikan dapat dilakukan secara lebih personal dan lebih interaktif. Misalnya, untuk mencapai 5000 rumah tangga sasaran disuatu kota dengan populasi 100.000 rumah tangga, maka media yang dapat mengirim pesan langsung menuju alamat (seperti surat) akan lebih cocok dibandingkan menggunakan media massa. Tapi apabila target audien adalh sebesar 50.000 maka menggunakan media massa akan lebih efektif35. Empat faktor utama yang digunakan untuk mensegmentasi audiens sasaran dalam strategi media adalah (1) geografis, (2) demografis, (3) pemakaian produk (misalnya pemakai produk berat, sedang, dan ringan), dan (4) gaya hidup/psikografis. Informasi tentang pemakaian produk, bila ada, umunya menyediakan dasar yang paling berarti untuk mensegmentasi audiens sasaran36 2. Menentukan Tujuan Media Aspek kedua dari strategi media menentukan tujuan khusus. Lima tujuan berikut merupakan dasar perencanaan media: a. Jangkauan Persentase audiens sasaran yang diekspos sekurang-kurangnya satu kali dengan pesan pemasang iklan selama jangka waktu tertentu (biasanya 34 Morissan, op.cit hal. 140. Ibid, hal 140 36 Terence A. Shimp, op.cit hal. 7 35 28 empat minggu) disebut Jangkauan (reach)37. Dengan kata lain, jangkauan mempresentasikan jumlah pelanggan sasaran yang menerima pesan pemasang iklan satu kali atau lebih selama periode waktu empat minggu. Istilah-istilah lain yang digunakan oleh para perencana media untuk menjelaskan jangkauan adalah 1+ (baca “satu plus”), net coverage, unduplicated audiens, dan cumulative audiens (atau “cume”) b. Frekuensi Jumlah waktu, secara rata-rata, dalam periode empat minggu dimana para anggota audiens sasaran diekspos kepada sarana media (melihat, membaca atau mendengar) yang termasuk dalam jadwal media tertentu disebut sebagai frekuensi rata-rata (atau hanya frekuensi)38 c. Bobot Tujuan ketiga dari perumusan rencana media adalah menentukan berapa bobot periklanan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan periklanan. GRPs atau Gross Rating Points merupakan indikator jumlah bobot kotor, atau hanya bobot (weight)39 d. Kontinuitas Tujuan umum keempat yang harus dipenuhi oleh perencana media adalah waktu pemasangan iklan. Kontinuitas (continuity) meliputi bagaimana periklanan dialokasikan selama ditayangkan suatu kampanye periklanan. Isu dasarnya adalah: Haruskah anggaran media didistribusikan secara merata selama periode kampanye periklanan; haruskah anggaran itu 37 Ibid, hal. 8 Ibid, hal. 8 39 Ibid, hal. 10 38 29 dihabiskan dalam periode yang terkonsentrasi untuk mencapai pengaruh yang paling banyak; atau apakah beberapa jadwal lain diantara kedua ekstrim ini harus digunakan?40 e. Biaya. Para perencana media berusaha untuk mengalokasikan anggaran iklan dengan cara yang efisien dari segi biaya untuk memenuhi tujuan lainnya. Salah satu indikator efisiensi media yang paling penting dan yang digunakan secara universal adalah kriteria per seribu 3. Penentuan Media dan Sarana Dalam menentukan media, para perencana media harus mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut: (1) Berapa jumlah audiens sasaran yang harus melihat, membaca, atau mendengar pesan periklanan selama masa tertentu? (suatu isu jangkauan); (2) Seberapa seringkah audiens sasaran harus dihadapkan pada periklanan selama ini? (suatu isu frekuensi); (3) Seberapa banyakkah periklanan total yang diperlukan selama masa tertentu untuk mencapai tujuan jangkauan dan frekuensi? (suatu isu bobot); (4) Bagaimana anggaran periklanan harus dialokasikan sepanjang waktu? (suatu isu kontinuitas); (5) Apa cara yang paling murah untuk mencapai tujuan lainnya? (suatu isu biaya)41 4. Pembelian Media atau Biaya. Pada dasarnya biaya-biaya iklan itu nantinya akan dibayar oleh para konsumen melalui harga produk yang mereka tanggung. Biaya-biaya periklanan, semahal apapun, akan dapat dibenarkan atas dasar dua hal. Pertama, sebesar 40 41 Ibid, hal. 20 Ibid, hal. 7 30 apapun biaya iklan tidak menjadi masalah selama hal itu memungkinkan para konsumen dapat memuasakan keinginan dan kebutuhannya dengan produk yang diiklankan (apalagi jika produk tersebut mempunyai cukup banyak saingan). Kedua, samahal apapun biaya-biaya iklan masih dapat diterima, selama hal itu memungkinkan pihak produsen atau pemasok memetik keuntungan. Secara umum harga-harga produk justru akan lebih murah dengan adanya iklan, karena iklan akan meningkatkan permintaan atas produk-produk yang bersangkutan.42 2.8. Elemen-Elemen dalam strategi media Pekerjaan dalam periklanan membutuhkan aneka bakat dan minat artistik, kreatif, manajerial, riset, dan penjualan. Jenis pekerjaan lain dalam periklanan mencangkup pembeliaan dan penjualan ruang dan waktu iklan dalam media. Biro iklan dan pemasang iklan juga sering memerlukan mereka yang mampu melakukan riset pemasaran dan studi tentang perilaku konsumen. Di bidang periklanan tersedia di tiga tipe organisasi. Pertama, pekerjaan sebagai ahli-iklan (advertisers). Kedua, karier dalam pelbagai jenis media seperti televisi, surat kabar, majalah, dan lain sebagainya. Dan ketiga, pekerjaan dalam biro-biro iklan yang mengkhususkan diri dalam mencipta, merancang, dan memproduksi iklan secara profesional43. Situasi dalam pemasaran modern ini yang mengharuskan Strategic Brand Planner berfikir integrasi dalam desain pesan dan medianya, integrasi kegiatan komunikasi secara simultan ini dikenal dengan sebutan “Integrated Marketing 42 43 Frank Jefknis, Advertising diterjemahkan oleh Haris Munandar,op.cit hal.6. William J. Stanton Y. Lamarto, Prinsip Pemasaran, edisi ke I, Penerbit Erlangga, hal.402. 31 Communication (IMC), sekaligus merencanakan kegiatan above the line dan below the line. Pembuatan POS material seperti poster, horizontal banner, x-banner, flyer, brosur, dll, adalah material yang tidak kalah pentingnya karena material-material tersebut juga dapat membantu dari program promosi yang dilakukan melalui above the line. 2.8.1. Above The Line Dalam kajian advertising dikenal pula istilah media lini-atas (above the line) adalah salah satu cara yang efektif untuk menyampaikan isi pesan dalam memasarkan sebuah produk/brand kepada khalayak atau target market yang akan dituju. Untuk itu dibutuhkan, bagaimana strategi komunikasi yang baik dan benar dalam penyampaian isi pesan tersebut supaya bisa diterima oleh khayak atau target market, Media yang digunakan antara lain, televisi, radio, media cetak (Koran, majalah, tabloid, dll), billbord semua itu dilakukakan dalam program above the line. Adalah aktifitas marketing/promosi yang biasa dilakukan oleh manajemen pusat sebagai upaya membentuk brand image yang diinginkan. Kegiatannya menjangkau target yang lebih luas dengan tujuan lebih untuk menjelaskan sebuah konsep atau ide. Tetapi tidak ada interaksi langsung dengan audiens44. 44 www.wikwpedia.org/wiki/above_the_line_advertising.co.id 32 1. Ragam Media Above the line a. : Media Cetak Tergantung dari target yang dicapai dapat disampaikan melalui surat kabar, majalah dan tabloid. Apabila lebih mengarah dan khusu iklan disampaikan melalui buku agenda, kalender, buku petunjuk telepon, serta catalogue industri yang diterbitkan suatu badan usaha yang menghimpun nama produk, produsen serta alamat/nomor telepon lengkap dengan pesan-pesan yang disampaikan. Dengan demikian suatu perusahaan yang ingin mendapatkan produk tersebut dengan mudah dapat melihat di dalam buku catalogue tersebut. b. Media Elektronik Sesuai target sasaran yang ingin dicapai, iklan dapat disampaikan melalui radio, televisi dan bioskop. c. Media Luar Ruang Iklan juga dapat disampaikan melalui media luar ruang seperti billboard dan transportasi dengan cara memamerkan lukisan yang berisikan pesan-pesan yang dapat memikat khalayak yang membacanya45. 2.8.2 Below The Line Segala aktifitas marketing atau promosi yang dilakukan advertising di media lini-bawah (below the line) di tingkat retail/konsumen dengan 45 www.bajing.loncat.com, media ide, 2006 33 salah satu tujuannya adalah merangkul konsumen supaya aware dengan produk yang sedang di promosikan. Semua aktifitas ini biasanya dilakukan oleh kantor perwakilan di daerah yang menjadi area pemasarannya. Kegiatannya mempunyai target terbatas, tujuan kegiatan memberikan audiens kesempatan untuk merasakan, menyentuh atau berinteraksi, bahkan langsung action membeli46. 1. Ragam Media below the line a. Event Kegiatan promosi below the line suatu Brand paling banyak dilakukan melalui beragam event. dengan event ini, konsumen akan berhubungan langsung dengan brand, sehingga bisa terjadi komunikasi antara brand dengan konsumen. Beragam pendekatan dalam melakukan brand activation ini sudah banyak dilakukan. Namun seberapa besar pendekatan dengan memanfaatkan media interaktif bisa ikut membantu komunikasi suatu brand dengan konsumennya47. b. Media Interaktif Media interaktif berupa presentasi multimedia paling sering terlihat dalam kegiatan pameran. Umumnya, multimedia disajikan secara linear dan dibiarkan berputar terus hingga loop kembali ke awal presentasi. Bentuk seperti ini 46 47 www.wikipedia.org/wiki/below_the_line_advertising.co.id www.bajing.loncat.com, media ide, 2006 umumnya 34 disajikan dalam format video (DVD). Meski biasanya dilengkapi dengan suara dan musik yang menarik perhatian, format ini memiliki tingkat interaktifitas yang rendah dengan konsumennya. Konsumen hanya bisa menerima pasif, tak jauh berbeda dengan kegiatan menonton TV sehari-hari dirumah. “Media interaktif sesungguhnya muncul saat bisa melakukan tindakan aktif dengan media yang disajikan. Semakin banyak elemen yang bisa di interaksikan dengan konsumen, maka semakin banyak pengalaman yang dirasakan konsumen melalui media tersebut. Bila pengalaman yang dirasakan itu bisa di relasikan dengan tema kampanye brand, konsumen akan semakin banyak pula merasakan pengalaman interaktif dengan brand tersebut.”48 c. Internet “Online Marketing pada dasarnya adalah kegiatan komunikasi pemasaran dengan menggunakan media internet. Pada awalnya menggunakan halaman-halaman berformat HTML yang bisa diakses oleh pengguna internet. Itulah awal dari website yang kemudian menjadi “rumah kedua” bagi perusahaan-perusahaan yang sudah eksis untuk menampilkan jati dirinya.49” 48 49 www. Bajing loncat. com, media ide, 2006 Detik.com, Online Marketing, 2006 35 Pada perkembangannya online marketing tidak hanya menggunakan media website, namun juga email dan aplikasiaplikasi lain yang berjalan di atas protocol internet. Sebagai bagian dari kegiatan marketing dengan menggunakan media internet, online advertising (periklanan di internet) menjadi kajian menarik bagi para marketer khususnya dan dunia usaha umumnya. Online Marketing ini mempunyai beragam penyampaian kepada konsumen. i) Viral Marketing Pemasaran viral bisa dianalogikan dengan word of mounth (dari mulut ke mulut) di dunia pemasaran umum. Di dunia online penyebarannya umumnya melalui e-mail. Bentuknya bisa beragam. Yang paling sederhana berupa newsletter berisikan artikel menarik. Biasanya di bawah newsletter tersebut disertakan lautan ke website tertentu untuk pembaca e-mail mencari informasi lebih lanjut tentang jasa atau produk yang ditawarkan. ii) Banner Internet di Indonesia sudah hadir lebih dari satu dekade, dan hingga kini beragam jenis konten internet semakin bervariasi. Teknologi juga berkembang jauh lebih sempurna dan lebih user friendly. Terkait dengan 36 pemasaran, bentuknya pun juga mulai bergeser. Hampir satu dekade lalu, masa ilusi jayanya dot com, semua investor membangun portal, tanpa mengerti manfaat media portal ini bagi konsumen. Namun, pada saat itu jugalah mulai dikenal aktivitas pemasaran di dunia maya. Bentuknya masih “tradisional”, berupa banner, yang merupakan adaptasi dari iklan di media cetak. iii) Search Engine Model pemasaran lainnya adalah dengan memanfaatkan search engine50. Di sini, seorang pemasar online harus memikirkan cara agar website-nya bisa muncul di halaman pertama (kalau bisa di urutan 5 besar), dalam kategori tertentu. Coba masuk search engine Google atau Yahoo! Dan masukkan kata kunci “rumah sakit” dan lihat website apa yang akan muncul di peringkat pertamanya. Alamat website yang keluar di halaman pertamalah yang cenderung ditelusuri lebih lanjut oleh pengunjung. iv) Direct Mail Penyampaian iklan melalui Direct Mail di pandang lebih bagus dan mempunyai kelebihan. 50 www. Bajing loncat. com, media ide, 2006 37 - Perorangan Direct Mail mampu menjangkau konsumen yang segmented karena terpaanya perorangan. - Relatif tidak Cluterred Direct Mail yang dibuat dengan sempurna berikut pendukungnya seperti brosur, leaflet atau sejenisnya akan tetapi akan dapat meminimalisir terjadinya kekacauan pesan iklan. - Tidak ada Pemborosan Sirkulasi Tidak seperti surat kabar atau majalah direct mail sirkulasinya sangat jelas dan tepat penetrasinya. - Penjadwalan Geografi, Kreatif yang fleksibel Direct mail memiliki jangkauan geografi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan berikut kreatifnya sangat fleksibel untuk dikembangkan. Below the line juga memiliki karakter yang khas yaitu : (1) Komunikan yang dijangkau terbatas, baik dalam jumlah maupun luas wilayah sasaran; (2) Mampu menjangkau khlayak yang tidak dijangkau media above the line; (3) Cenderung tidak serempak. Media jenis ini cenderung bertambah, karena di tengah masyarakat periklanan menemukan media-media baru yang baru yang bisa digunakan sebagai 38 tempat di mana pesan disampaikan. Perkembangan Below the line tersebut terjadi karena pengiklan dituntut untuk menciptakan media alternatif yang berbeda sebagai tempat menyampaikan pedan iklan, agar pesan tersebut selalu menarik perhatian khalayak. Penciptaan media baru tersebut misalnya melalui handphone, dinding lift, lantai swalayan atau toko dan sebagainya.51 2.9. Karakter Produk Anker Stout bir adalah jenis minuman bir yang berwarna hitam dimana deskripsinya adalah minuman karbonasi beralkohol dengan kadar ethanol dibawah 5% dan mempunyai busa yang khas. Bir itu sendiri digolongkan kedalam Food & Beverage Products52. 51 Rendra Widyatama, Pengantar Periklanan, Cetakan 1, Penerbit Kelompok Penerbit Pinus 2007, hal 21-22. 52 Annual Report 2009, Continue The Momentum, PT Delta Djakarta Tbk 2009.