KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum wr. wb. Puji dan syukur Kita sanjung tinggikan kehadirat Allah SWT sebagai pencipta pemelihara alam semesta berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah yang berjudul “ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN” ini tepat pada waktunya. Shalawat bertangkaikan salam kita sanjung tinggikan ke Ruh Baginda Rasulullah SAW yang selalu kita harapkan syafaatnya hingga di Yaumil akhir kelak nanti. Terima Kasih kami ucapkan Ibu Dosen Pembimbing Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan Yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan juga waktu dalam penyusunan makalah ini. Terima kasih juga penyusun ucapkan kepada semua rekan-rekan Mahasiswa dan juga semua pihak-pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak masalah dan juga kekurangan dan kejanggalan. Oleh karena itu kami membutuhkan kritik, saran, dan masukan dari semua pihak guna melengkapi makalah ini dan makalah yang akan datang. Wassalamu’alaikum wr. wb Sibuhuan, …. Maret 2015 Penyusun, KELOMPOK IV i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................i DAFTAR ISI .......................................................................................................ii A. PENDAHULUAN ..................................................................................1 B. PEMBAHASAN .....................................................................................2 1. Pengertian Aktivitas Pendanaan ........................................................2 2. Kewajiban .........................................................................................3 3. Sewa ..................................................................................................5 4. Manfaat Pascapensiun .......................................................................6 5. Kontinjensi Dan Komitmen ..............................................................7 6. Pendanaan Diluar Neraca ..................................................................8 7. Ekuitas Pemegang Saham .................................................................9 C. PENUTUP ...............................................................................................10 1. Kesimpulan .......................................................................................10 2. Saran ..................................................................................................10 DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................11 ii ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN A. LATAR BELAKANG Aktivitas bisnis didanai dengan kewajiban atau ekuitas, atau keduanya. Kewajiban merupakan utang untuk mendapatkan pendanaan yang membutuhkan pembayaran dimasa depan dalam bentuk uang, jasa, atau aset lainnya. Kewajiban merupakan klaim pihak luar atas aset dan sumber daya perusahaan kini dan masa depan. Kewajiban dapat berupa pendanaan atau operasi dan biasanya didahulukan dari pada pemegang ekuitas. Kewajiban pendanaan merupakan seluruh bentuk pendanaan kredit seperti wesel berjangka panjang dan obligasi, pinjaman jangka pendek, dan sewa. Aktivitas pendanaan (financing activities) adalah metode yang digunakan dalam perusahaan untuk mendapatkan uang guna membayar kebutuhan-kebutuhan perusahaan. Terdapat dua sumber pendanaan eksternal yaitu investor ekuitas (pemilik atau pemegang saham) dan kreditor (pemberi pinjaman). Keputusan tentang komposisi aktivitas pendanaan tergantung pada kondisi di pasar keuangan. Pasar keuangan merupakan sumber potensial untuk pendanaan. Investor menyediakan pendanaan dengan harapan mendapatkan pengembalian atas investasi, setelah mempertimbangkan pengembalian yang diharapkan (expected return) dan risiko. Pengembalian (return) adalah bagian dari investor ekuitas atas laba atau reinvestasi laba. Distribusi laba (earning distribution) adalah pembayaran dividen kepada pemegang saham. Dividen dapat dibayar langsung dalam bentuk tunai atau dividen saham, atau secara tidak langsung melalui pembelian kembali saham. Pembayaran dividen (dividend payout) mengacu pada proporsi laba yang didistribusikan, yang sering dinyatakan dalam rasio atau prosentase, yaitu rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio). Dari pemaparan diatas penyusun merasa pembahasan ini sangat penting untuk kita pelajari dan bahas bersama. Dalam kesempatan kali ini penyusun akan membahas materi ini yang dituangkan dalam bentuk makalah yang berjudul “ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN”. 1 B. PEMBAHASAN 1. Pengertian Aktivitas Pendanaan Aktivitas pendanaan (financing activities) adalah metode yang digunakan dalam perusahaan untuk mendapatkan uang guna membayar kebutuhan-kebutuhan perusahaan. Terdapat dua sumber pendanaan eksternal yaitu investor ekuitas (pemilik atau pemegang saham) dan kreditor (pemberi pinjaman). Keputusan tentang komposisi aktivitas pendanaan tergantung pada kondisi di pasar keuangan. Pasar keuangan merupakan sumber potensial untuk pendanaan. Investor menyediakan pendanaan dengan harapan mendapatkan pengembalian atas investasi, setelah mempertimbangkan pengembalian yang diharapkan (expected return) dan risiko. Aktivitas pendanaan juga diartikan sebagai aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan.1 Pengembalian (return) adalah bagian dari investor ekuitas atas laba atau reinvestasi laba. Distribusi laba (earning distribution) adalah pembayaran dividen kepada pemegang saham. Dividen dapat dibayar langsung dalam bentuk tunai atau dividen saham, atau secara tidak langsung melalui pembelian kembali saham. Pembayaran dividen (dividend payout) mengacu pada proporsi laba yang didistribusikan, yang sering dinyatakan dalam rasio atau prosentase, yaitu rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio). Reinvestasi laba (earnings reinvestment) atau laba ditahan mengacu pada penahanan laba dalam perusahaan untuk digunakan dalam bisnis perusahaan; yang disebut pula pendanaan internal (internal financing). Reinvestasi laba sering diukur dengan rasio penahanan. Rasio laba ditahan (earnings retention ratio) mencerminkan proporsi laba ditahan, yang didefinisikan sebagai satu dikurangi dividend payout ratio. Selain dari investor, perusahaan juga bias memperoleh pendanaan dari kreditor. Terdapat dua jenis kreditor: (1) kreditor hutang, yang secara langsung meminjamkan uang kepada perusahaan, dan (2) kreditor operas, yang meminjamkan uang kepada perusahaan sebagai bagian dari operasinya. Pendanaan hutang sering terjadi melalui pinjaman (loan) atau melalui penerbitan efek seperti obligasi. Pemberi hutang meliputi organisasi seperti bank, institusi 1 Soemarso, Akuntansi Suatu Pengantar (Revisi), Salemba Empat, Jakarta, 2010 Hal 331 2 simpan pinjam, dan institusi keuangan atau non keuangan lainnya. Pendanaan kreditor berbeda dengan pendanaan ekuitas dalam hal perjanjian atau kontrak, yang umumnya mensyaratkan pembayaran kembali pinjaman dengan bunga pada tanggal tertentu. Bunga tidak selalu dinyatakan dalam kontrak tersebut melainkan secara implicit. Periode pinjaman bervariasi dan tergantung pada keinginan kreditor dan perusahaan. Pinjaman dapat berjangka waktu 50 tahun atau lebih, atau kurang dari seminggu. Seperti investor ekuitas, kreditor berkepentingan atas pengembalian dan risiko, namun berbeda dari investor ekuitas, pengembalian kreditor umumnya ditentukan dalam kontrak pinjaman. Sedangkan pengembalian dari investor ekuitas tidak dijamin dan tergantung pada tingkat laba di masa depan. Risiko kreditor adalah kemungkinan kegagalan perusahaan untuk membayar kembali pinjaman dan bunga.2 Dari pemaparan dan penjelasan diatas dapat kami simpulkan bahwa aktivitas pendanaan adalah suatu cara yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh uang untuk menutupi kebutuhan-kebutuhan perusahaan. Sumber pendanaan eksternal ada dua yaitu pemilik atau pemegang saham, dan pemberi pinjaman. 2. Kewajiban Kewajiban (liabilities) merupakan klaim pihak luar atas aset dan sumber daya perusahaan kini dan masa depan. Kewajiban dapat berupa pendanaan atau operasi dan biasanya didahulukan dari pada pemegang ekuitas. Kewajiban dapat dibagi menjadi dua yaitu kewajiban lancar dan kewajiban tidak lancar. a. Kewajiban Lancar Atau Jangka Pendek Merupakan kewajiban yang pelunasannya memerlukan penggunaan aset lancar atau munculnya kewajiban lancar lainnya. Periode yang diharapkan untuk menyelesaikan kewajiban adalah periode mana yang lebih panjang antara satu tahun dan satu siklus operasi perusahaan. Secara konsep, perusahaan harus mencatat seluruh kewajiban pada nilai sekarang seluruh arus kas keluar yang diperlukan untuk melunasinya. 2 Aktivitas Bisnis Dalam Laporan Keuangan (Dasar Analisis Bisnis), https://sijenius.wordpress.com/2009/05/08/aktivitas-bisnis-dalam-laporan-keuangan-dasaranalisis-bisnis/ 3 Pada praktiknya kewajiban lancar dicatat pada nilai temponya, bukan pada nilai sekarangnya, karena pendeknya waktu penyelesaian utang. Terdapat dua jenis kewajiban lancar, jenis pertama timbul dari aktivitas operasi, meliputi utang pajak, pendapatan diterima dimuka, uang muka, urang usaha, dan beban operasi akrual lainnya, seperti utang gaji. Jenis kedua kewajiban lancar timbul dari aktivitas pendanaan, meliputi pinjaman jangka pendek, bagi utang jangka panjang yang jatuh tempo dan utang bunga.3 b. Kewajiban Tak Lancar atau Jangka Panjang Kewajiban tak lancar atau jangka panjang merupakan kewajiban jatuh temponya tidak dalam waktu satu tahun atau siklus operasi, mana yang lebih panjang. Kewajiban ini meliputi pinjaman, obligas, utang, dan wesel bayar. Kewajiban tak lancar beragam bentuknya, dan penilaian serta pengukurannya memerlukan pengungkapan atas seluruh batasan dan ketentuan. Pengungkapan meliputi tingkat bunga, tanggal jatuh tempo, hak konversi, fitur penarikan, dan provisi subordinasi. Pengungkapan meliputi pula menyisihkan dana pelunasan, dan provisi kredit berulang. jaminan, persyaratan 4 Obligasi merupakan bentuk kewajiban tak lancar yang umum. Nilai nominal obligasi bersama tingkat kuponnya menentukan bunga yang dibayarkan atas obligasi tersebut. Penerbitan obligasi kadang kala menjual obligasi pada harga dibawah nilai nominal (diskon) atau diatas nilai nominal (premium). Diskon atau premium mencerminkan penyesuaian atas harga obligasi untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang diminta pasar. Obligasi akan dilaporkan pada nilai wajar masing-masing (yaitu nilai pasarnya) pada saat tanggal neraca dan bukannya melaporkan nilai obligasi dengan biaya setelah amortisasi. Dari penjelasan diatas dapat kami simpulkan bahwa kewajiban lancar adalah kewajiban yang pelunasannya menggunakan aset lancar atau munculnya kewajiban lancar lainnya. Pada praktiknya kewajiban lancar dicatat pada nilai temponya bukn pada nilai waktu sekarang. Ada dua jenis kewajiban lancar yaitu yang timbul dari aktivitas pendanaan dan yang timbul dari aktivitas operasi. 3 Meme Bali, 21 Agustus 2013, Analisis Aktivitas Pendanaan, http://memebali.blogspot.com/2013/08/analisis-aktivitas-pendanaan.html 4 Agung Adi Bintara, 01 Oktober 2012, Analisis Aktivitas Pendanaan, http://analisislaporankeuanganajung25.blogspot.com/2012/10/analisis-aktivitas-pendanaan.html 4 Sedangkan kewajiban tak lancar adalah kewajiban yang jatuh temponya tidak dalam satu tahun atau siklus operasi. c. Analisis Kewajiban. Auditor merupakan satu sumber keyakinan dalam identifikasi dan pengukuran kewajiban. Auditor menggunakan tekhnik seperti konfirmasi langsung, melakukan telaah atas notulen rapat, membaca kontrak dan perjanjian, serta bertanya kepada pihak-pihak yang memahami kewajiban perusahaan untuk meyakinkan diri mereka bahwa perusahaan mencatat seluruh kewajibannya. Sumber keyakinan lain adalah akuntansi berpasangan atau ayat berganda yang mensyaratkan adanya jurnal penyeimbang antara perolehan aset, sumber daya atau biaya dengan kewajiban atau pembebanan sumber daya. Keakuratan dan kewajaran jumlah utang dapat dicek dengan rekonsiliasi jumlah utang dengan dengan pengungkapan beban bunga dan pembayaran bunga. Setiap perbedaan yang tidak dapat dijelaskn memerlukan analisis lebih lanjut atau memerlukan penjelasan manajemen. Jika kewajiban dinyatakan lebih rendah dari seharusnya, kita harus mewaspadai penyajian laba lebih tinggi dari yang seharusnya karena beban yang lebih rendah atau ditangguhkan. Kita harus menganalisis penjelasan berikut ketentuan, kondisi, dan batasannya. Hasil analisis ini dapat mempengaruhi penilaian kita atas resiko dan pengembalian perusahaan. 3. Sewa Sewa merupkan bentuk pendanaan yang populer, khususnya dalam beberapa industri tertentu. Sewa (lease) merupakan perjanjian kontraktual antara pemilik (lessor) dan penyewa (lesse). Perjanjian tersebut memberikan hak kepada lesse untuk menggunakan aset yang dimiliki lessor, selama masa sewa. Sebagai balasannya, lesse membayar sewa yang disebut pembayaran sewa minimum. Perjanjian mewajibkan lesse untuk membayar selama periode yang ditentukan. Dua metode alternatif untuk akuntansi sewa mencerminkan perbedaan dalam kontrak sewa. Sewa yang mengalihkan manfaat dan resiko kepemilikan secara substansial dicatat sebagai perolehan aset dan menimbulkan kewajiban bagi lesse. Sama halnya dengan lessor yang mencatat sewa tersebut sebagai penjualan 5 dan transaksi pendanaan. Jenis sewa ini disebut dengan sewa pendanaan (capital lease). Jika diklasifikasikan sebagai sewa guna modal usaha ini, baik aset yang disewakan maupun kewajiban sewa diakui dalam neraca. Sewa lainnya dicatat sebagai sewa operasi (operating lease). Keputusan untuk mencatat sewa sebagai capital lease atau operating lease dapat berpengaruh secara signifikan terhadap laporan keuangan. Analisis harus berhati-hati untuk mempelajari karakteristik ekonomi sewa perusahaan dan mengklasifikasi ulang bila perlu. Pembahasan pendanaan sewa bagi lesse dimulai dengan penjelasan pengaruh klasifikasi sewa terhadap laporan laba rugi dan neraca. Selanjutnya adalah analisis pengungkapan sewa dengan mengacu pada pengungkapan oleh best buy. Kemudian disediakan metode untuk menklasifikasi ulang operating lease menjadi capital lease bila karakteristik ekonomi mendukungnya. Dibahas pula dampak klasifikasi sewa terhadap laporan keuangan dan pentingnya klasifikasi ulang sewa bagi analisis laporan keuangan.5 Dari pemaparan diatas dapat penyusun simpulkan bahwa sewa merupakan suatu perjanjian antara pemilik dan penyewa yang memberikan hak kepada penyewa untuk memakai aset pemilik selama sewa berlangsung dan imbalan bagi pemilik adalah sipenyewa harus memberikan pembayaran sewa yang disebut sewa minimum selama sewa berlangsung. 4. Manfaat Pascapensiun Pemberi kerja sering menyediakan manfaat bagi pekerja pascpensiun. Terdapat dua bentuk manfaat pascapensiun ini : (1) Manfaat pensiun (pension benefit), dimana pemberi kerja menjanjikan manfaat moneter kepada pekerja pascapensiun, dan (2) Manfaat lain pascapensiun pekerja dimana pemberi kerja memberikan manfaat lain (biasanya nonmoneter) pascapensiun terutama pemeliharaan kesehatan dan asuransi jiwa. Kedua jenis manfaat menghadirkan tantangan konseptual yang sama bagi akuntansi dan analisis.6 5 Subramanyam, John J. Wild, Analisis Laporan Keuangan (Buku Satu), Salemba Empat, Jakarta, 2010 hal 176 6 Ibid, hal 188 6 Analisis pengungkapan manfaat pascapensiun penting dilakukan, karena besarnya kewajiban maupun karena kompleksitas aturan akuntansi. Terdapat prosedur lima langkah untuk menganalisis manfaat pascpensiun : 1) Menentukan dan merekonsiliasi biaya dan kewajiban (atau aset) manfaat ekonomis dan yang dilaporkan, 2) Membuat penyesuaian yang diperlukan atas laporan keuangan, 3) Mengevaluasi asumsi aktuaria dan dampaknya pada laporan keuangan, 4) Memeriksa paparan risiko pensiun, dan 5) Mempertimbangkan implikasi arus kas program manfaat pascapensiun. Dari penjelasan diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa terdapat dua manfaat pascapensiun, yaitu manfaat pensiun pemberi kerja menjanjikan manfaat moneter kepada para pekerja, dan manfaat lain pascapensiun pemberi kerja memberikan manfaat nonmoneter untuk pemeliharaan kesehatan dan asuransi jiwa. 5. Kontinjensi Dan Komitmen Kontinjensi (contingencies) merupakan keuntungan dan kerugian potensial yang penyelesaiannya bergantung pada satu atau lebih peristiwa dimasa depan. Kerugian kontinjensi yang disebut kewajiban kontinjensi/ bersyarat (contingent liability) merupakan klaim potensial atas sumber daya perusahaan. Kewajiban kontinjen timbul dari perkara hukum, ancaman pengambilalihan, penagihan piutang, klain atas garansi produk atau kerusakan produk, garansi kinerja, perhitungan pajak, resiko yang diasuransikan sendiri, dan kerugian properti akibat bencana. Kerugian kontinjensi harus memenuhi dua kondisi agar dapat dicatat sebagai kerugian. Pertama, “besar kemungkinan” bahwa aset aakan turun nilainya atau kewajiban akan timbul. Kedua, jumlah kerugian harus “dapat diestimasikan dengan memadai”. Jika perusahaan tidak mencatat kerugian kontinjensi karena salah satu atau kedua kondisi tidak terpenuhi, perusahaan harus mengungkapkan kontinjensi dalam catatan atas laporan keunangan jika kerugian mungkin terjadi. Catatan tersebut melaporkan sifat kontinjensi dan estimasi kerugian atau kisaran kerugian kontinjen tersebut tidak dapat diestimasi. 7 Komitmen (commitments) merupakan klaim potensial atas sumber daya perusahaan berdasarkan kinerja dimasa depan sesuai kontrak. Komitmen tidak diakui dalam laporan keuangan karena peristiwa seperti penandatanganan kontrak atau penerbitan pesanan pembelian bukan merupakan transaksi yang lengkap. Contoh tambahan adalah kontrk jangka panjang yang tidak dapat dibatalkan untuk membeli barang atau jasa pada harga tertentu, dan kontrak pembelian aset tetap yang harus dibayar selama masa konstruksi. 7 Dari pemaparan diatas maka dapat kami simpulkan bahwa kontinjensi adalah keuntungan atau kerugian potensial yang diselesaikan dengan satu atau lebih peristiwa dimasa depan. Sedangkan komitmen merupakan klaim potensial atas sumber daya perusahaan dimasa depan sesuai kontrak. 6. Pendanaan Diluar Neraca Pendanaan diluar neraca (off-balance-sheet financing) adalah tidak tercatatnya kewajiban pendanaan tertentu. Selain sewa, terdapat rancangan pendanaan diluar neraca lainnya, dimulai dari yang sederhana sampai yang sangat kompleks. Rancangan ini merupakan bagian dari tatanan yang selalu berubah, dimana saat ketentuan akuntansi atas transaksi pendanaan diluar neraca diterapkan untuk lebih mencerminkan kewajiban, diciptakan transaksi baru yang inovatif untuk menggantikannya. Salah satu cara untuk mendanai properti, pabrik, dan peralatan adalah meminta pihak luar untuk mendapatkannya, dan perusahaan sepakat untuk menggunakan aset tersebut serta menyediakan dana yang cukup untuk melunasi utang. Contoh rancangan ini adalah purchase agreements dan through-put agreement dimana perusahaan sepakat untuk membeli barang sejumlah tertentu melalui fasilitas pemrosesan, atau take or pay arrangements dimana perusahaan memberikan jaminan untuk membayar sejumlah tertentu barang, diperlukan atau tidak. Perusahaan menempatkan transaksi ini sebagai investasi dalam ekuitas dan tidak mengonsolidasikannya dalam laporan keuangan perusahaan. Dengan demikian pendanaan tersebut tidak masuk dalam kewajiban. 7 Ibid, hal 215 8 Dari penjelasan diatas dapat penyusun simpulkan bahwa pendanaan diluar neraca adalah pendanaan tertentu yang tidak tercatat. Terdapat rancangan pendanaan diluar neraca lainnya, dimulai dari yang sederhana sampai yang sangat kompleks. 7. Ekuitas Pemegang Saham Mengacu pada pendanaan oleh pemilik (pemegang saham) perusahaan. Ekuitas dipandang klaim pemilik atas aset bersih perusahaan. Klaim pemegang sekuritas ekuitas umumnya berada dibawah kreditor, yang berarti klaim kreditor dipenuhi terlebih dahulu. Umumnya terdapat variasi senioritas klaim pemegang saham atas aset bersih. Pemegang saham dihadapkan pada resiko tinggi perusahaan. Pada saat yang sama, pemegang saham memiliki kemungkinan pengembalian maksimum karena ketika mereka berhak atas seluruh pengembalian setelah hak kreditor terpenuhi. Analisis kita atas ekuitas harus mempertimbangkan pengukuran dan pelaporan standar ekuitas pemegang saham. Pentingnya analisis pengungkapan tersebut adalah untuk mengingatkan kita adanya potensi kenaikan jumlah saham yang beredar. Dampak dilusi pada laba dan nilai buku perlembar saham bergantung pada faktor-faktor seperti jumlah yang diterima atau hak lain yang diberikan saat konversi sekuritas dilakukan. Harus diakui bahwa dilusi merupakan biaya nyata (arus kas keluar) bagi perusahaan biaya yang sedikit diakui secara formal dalam laporan keuangan. Akun-akun dalam ekuitas pemegang saham umumnya tidak mempengaruhi penentuan laba, sehingga tidak banyak mempengaruhi analisis laba. Informasi yang lebih relevan bagi analisis adalah komposisi pos modal pada pembatasan-pembatasan yang berlaku. Komposisi ekuitas penting karena dapat memengaruhi hak sisa atas saham biasa, serta hak resiko dan pengembalian bagi investor ekuitas. Hak tersebut meliputi hak partisipasi dividen, hak konversi, serta berbagai opsi dan kondisi yang mencerminkan sekuritas yang kompleks yang sering kali diterbitkan karena kesepakatan merger sebagian besar merupakan ekuitas yang memiliki dampak dilusi. Perubahan tersebut penting untuk disusun ulang dan dijelaskan dalam akun modal.8 8 Ibid, hal 224 9 Dari pemaparan diatas dapat kami simpulkan bahwa pemegang saham dihadapkan pada resiko tinggi perusahaan. Pada saat yang sama, pemegang saham memiliki kemungkinan pengembalian maksimum karena ketika mereka berhak atas seluruh pengembalian setelah hak kreditor terpenuhi. C. PENUTUP 1. Kesimpulan Aktivitas pendanaan adalah suatu cara yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh uang untuk menutupi kebutuhan-kebutuhan perusahaan. Sumber pendanaan eksternal ada dua yaitu pemilik atau pemegang saham, dan pemberi pinjaman. Kewajiban lancar adalah kewajiban yang pelunasannya menggunakan aset lancar atau munculnya kewajiban lancar lainnya. Pada praktiknya kewajiban lancar dicatat pada nilai temponya bukn pada nilai waktu sekarang. Ada dua jenis kewajiban lancar yaitu yang timbul dari aktivitas pendanaan dan yang timbul dari aktivitas operasi. Sedangkan kewajiban tak lancar adalah kewajiban yang jatuh temponya tidak dalam satu tahun atau siklus operasi. Sewa merupakan suatu perjanjian antara pemilik dan penyewa yang memberikan hak kepada penyewa untuk memakai aset pemilik selama sewa berlangsung dan imbalan bagi pemilik adalah sipenyewa harus memberikan pembayaran sewa yang disebut sewa minimum selama sewa berlangsung. Terdapat dua manfaat pascapensiun, yaitu manfaat pensiun pemberi kerja menjanjikan manfaat moneter kepada para pekerja, dan manfaat lain pascapensiun pemberi kerja memberikan manfaat nonmoneter untuk pemeliharaan kesehatan dan asuransi jiwa. 2. Saran Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan bisa mempermudah kita semua dalam memahami isi materi yang telah dipparkan diatas. Kritik, saran, dan masukan-masukan dari semua pihak juga penyusun harapkan guna untuk melengkapi makalah ini dan memperbaharui makalah lainnya. 10 DAFTAR PUSTAKA Soemarso, Akuntansi Suatu Pengantar (Revisi), Salemba Empat, Jakarta, 2010 Subramanyam, John J. Wild, Analisis Laporan Keuangan (Buku Satu), Salemba Empat, Jakarta, 2010. Agung Adi Bintara, 01 Oktober 2012, Analisis Aktivitas Pendanaan, http://analisislaporankeuanganajung25.blogspot.com/2012/10/analisisaktivitas-pendanaan.html Meme Bali, 21 Agustus 2013, Analisis Aktivitas Pendanaan, http://memebali.blogspot.com/2013/08/analisis-aktivitas-pendanaan.html Aktivitas Bisnis Dalam Laporan Keuangan (Dasar Analisis Bisnis), https://sijenius.wordpress.com/2009/05/08/aktivitas-bisnis-dalam-laporankeuangan-dasar-analisis-bisnis/ 11