Faktor-faktor yang Mempengaruhi Set Kesempatan Investasi Pada

advertisement
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Set Kesempatan Investasi Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
JURNAL PENELITIAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
Oleh
Wulan Indria Sari
Set kesempatan investasi merupakan keputusan investasi dalam bentuk kombinasi
aktiva yang dimiliki (assets in place) dan pilihan pertumbuhan pada masa yang
akan datang dengan Net Present Value (NPV) positif. Penelitian ini berfokus pada
perusahaan manufaktur yang saat ini kepemilikannya identik dengan penanaman
modal asing.
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang
diperoleh dari laporan tahunan, perusahaan yang diambil sebagai sampel 39
perusahaan yang dilakukan secara purposive sampling, dan jumlah observasi yang
dilakukan selama tahun 2011-2012 adalah 117 item observasi. Data dianalisis
dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan software SPSS 17.0, serta
uji statistik t sebagai uji hipotesis.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa variabel kebijakan hutang, kebijakan
dividend dan profitabilitas berpengaruh terhadap set kesempatan investasi. Bagi
investor hendaknya mempertimbangkan profitabilitas perusahaan, karena hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat profitabilitas merupakan insentif bagi
peningkatan nilai pasar perusahaan, profit yang tinggi akan memberikan indikasi
prospek perusahaan yang baik sehingga dapat memicu investor untuk ikut
meningkatkan permintaan saham.
Kata Kunci : Set kesempatan investasi, kebijakan hutang, kebijakan
dividend, dan Profitabilitas.
iii
1.1 Latar Belakang Masalah
Investasi adalah salah satu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan sumber
pendanaan lebih. Investasi dapat berupa surat berharga, aset tetap, ataupun aset
tidak tetap asalkan aset tersebut dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan di
masa yang akan datang. Namun perusahaan yang mempublik di Indonesia tidak
semua memiliki kesempatan investasi yang sama. Hal ini disebabkan karena
besaran atau size perusahaan yang berbeda-beda. Ada perusahaan yang memiliki
size kecil namun kesempatan investasinya tinggi. Adapula sebaliknya perusahaan
yang memiliki size besar namun kesempatan investasinya rendah. Atau
perusahaan yang memiliki size kecil namun memiliki kesempatan investasi
rendah, adapula perusahaan yang memiliki size besar namun kesempatan
investasinya tinggi. Hal tersebut belum dapat menjadi tolok ukur yang pasti
(Fitriyah dan Hidayat, 2011).
Investor adalah masyarakat yang menyadari bahwa dana lebih yang mereka miliki
dan tidak terpakai dapat mengalami penambahan nilai lewat aktivitas investasi
ketimbang hanya menyimpannya secara pribadi sebagai idle money. Investor
dapat melakukan investasi pada banyak pilihan instrumen investasi sesuai dengan
kemampuan menganalisa dan preferensi keberanian mengambil risiko. Akan
tetapi investor harus selalu memaksimalkan return yang dikombinasikan dengan
risiko tertentu atas setiap keputusan investasinya. Investasi yang dilakukan
investor tersebut tanpa harus terlibat dalam kepemilikan aktiva riil perusahaan
yang sahamnya dibeli untuk suatu kepentingan investasi.
Keputusan investasi pada dasarnya menyangkut masalah pengelolaan dana dalam
suatu periode waktu tertentu, dimana investor berharap memperoleh pendapatan
(return) atas dana yang diinvestasikan selama periode tersebut. Sebelum
mengambil keputusan investasi, investor perlu melakukan analisa cermat terkait
hasil maksimal yang diharapkan dengan risiko seminimal mungkin. Keuntungan
investasi sangat bergantung pada banyak hal. Namun yang utama tergantung pada
kemampuan atau strategi investor dalam membaca keadaan dan situasi pasar yang
tidak menentu. Bila harga saham naik, maka keuntungan yang dimiliki investor
pun akan meningkat (Fitriyah dan Hidayat, 2011).
Pentingnya investasi bagi perusahaan adalah untuk menghindari kebangkrutan
perusahaan yang disebabkan oleh banyak hal, salah satunya adalah krisis ekonomi
yang dalam beberapa tahun yang lalu terjadi, krisis ekonomi global yang terjadi
pada tahun 2008 sebenarnya bermula pada krisis ekonomi Amerika Serikat yang
lalu menyebar ke negara-negara lain di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Secara
rasional dampaknya terhadap Indonesia sangat kecil, dampak yang riil dan
iv
sekarang terasa ialah dijualnya saham-saham di Bursa Efek Indonesia oleh para
investor asing karena mereka membutuhkan uangnya di negaranya masingmasing, di satu sisi hal ini merupakan kesempatan untuk investor baru dalam berinvestasi (Lucia et al, 2012).
Menurut Husnan (2005), dalam Seftianne (2011) pendanaan jangka panjang dan
struktur modal perusahaan merupakan dua variabel yang tidak dapat dipisahkan
dari perspektif manajemen keuangan. Hubungan kebijakan utang, kebijakan
dividen, risiko dan profitabilitas dengan set kesempatan investasi menarik
beberapa peneliti. Set kesempatan Investasi merupakan keputusan investasi dalam
bentuk kombinasi aktiva yang dimiliki (asset-in place) dan pilihan pertumbuhan
(growth option) pada masa yang akan datang.
Istilah Set Kesempatan Investasi pertama kali dikemukakan oleh Myers (1976)
dalam Utami (2007), Set Kesempatan Investasi merupakan keputusan investasi
dalam bentuk kombinasi aktiva yang dimiliki (assets in place) dan pilihan
pertumbuhan pada masa yang akan datang dengan Net Present Value (NPV)
positif.
Set Kesempatan Investasi dipengaruhi oleh seberapa besar hutang yang digunakan
dalam struktur modal. Karena penggunaan modal saham atau hutang memiliki
konsekuensi masing-masing. Penggunaan saham yang terlalu banyak dengan
mengabaikan pemanfaatan hutang berdampak pada tingginya kewajiban bagi
perusahaan untuk membayarkan dividen. Hal ini menyebabkan hilangnya
kesempatan bagi perusahaan untuk memanfaatkan laba untuk kepentingan
pertumbuhan apabila pemegang saham tidak menghendaki, Fijrijanti dan Hartono
(2004). Demikian juga sebaliknya, apabila perusahaan 100% menggunakan
hutang, maka perusahaan akan menanggung beban kewajiban kepada kreditur
yang tinggi.
Menurut Jaggi dan Gul (1999) dalam Subchan dan Sudarman (2005) menunjukan
hubungan yang positif antara aliran kas bebas dan kebijakan utang perusahaan
untuk perusahaan yang memiliki set kesempatan investasi yang rendah dan
hubungan yang positif antara kebijakan utang, aliran kas bebas yang tinggi untuk
perusahaan yang memiliki kesempatan investasi yang rendah, lebih jelas pada
perusahaan yang size-nya besar. Menurut Fijriyanti dan Hartono (2004) kebijakan
pendanaan berimplikasi pada set kesempatan investasi dan sebaliknya. Tindakan
perusahaan yang memiliki set kesempatan investasi besar relative lebih fleksibel
untuk bertindak oportunistik dan sulit dideteksi, karena real option (tidak
sebagaimana real asset) sulit diobservasi tanpa informasi dari pihak internal
perusahaan.
v
Pengaruh kebijakan hutang terhadap set kesempatan investasi juga dikemukakan
oleh Fama et.al (2000) yang menyatakan bahwa keseimbangan financing cost
(biaya pendanaan) mendorong perusahaan yang memunyai investasi besar
cenderung mempunyai hutang yang tinggi. Semakin besar kesempatan investasi,
maka semakin besar perusahaan menggunakan dana eksternal khususnya hutang,
apabila retained earning dan internal equity, tidak mencukupi dan sebaliknya
semakin tinggi menurut tradeoff theory penggunaan hutang yang tinggi akan
memberikan manfaat bagi perusahaan, karena manfaat bersih dari penggunaan
hutang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang ditimbulkan.
Menurut Husnan (2005) dalam Seftianne (2011) bagi perusahaan kebijakan
dividen adalah sebuah kebijakan yang sulit ditebak, untuk meningkatkan nilai
perusahaan, maka disamping membuat kebijakan dividen maka perusahaan
dituntut untuk tumbuh. Pertumbuhan dapat diwujudkan dengan menggunakan
kesempatan investasi sebaik-baiknya. Investasi berhubungan dengan pendanaan
dan apabila investasi sebagian besar didanai internal equity maka akan
mempengaruhi dividen yang dibagikan. Semakin besar investasi semakin
berkurang dividen yang dibagikan. Apabila dana internal equity kurang
mencukupi dari dana yang dibutuhkan untuk investasi maka bisa dipenuhinya dari
eksternal khususnya dari hutang. Perusahaan yang cenderung menggunakan
sumber dana eksternal untuk mendanai tambahan investasi akan membagikan
dividen yang lebih besar.
Penelitian ini berfokus pada perusahaan manufaktur yang saat ini kepemilikannya
identik dengan penanaman modal asing, Berdasarkan pertimbangan yang telah
diuraikan maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Faktor-faktor yang
Mempengaruhi kesempatan Investasi pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
1.2 Perumusan dan Batasan Masalah
1.2.1
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan. Maka perumusan masalah pada
penelitian ini adalah: Apakah kebijakan hutang, kebijakan dividen dan
profitabilitas berpengaruh terhadap Set Kesempatan Investasi pada perusahaan
manufaktur yang terdftar di BEI”.
vi
1.2.2
Batasan Masalah
Batasan masalah dilakukan agar penelitian dan pembahasanya lebih terarah,
sehingga hasilnya tidak bias dan sesuai dengan harapan peneliti. Adapun ruang
lingkup penelitianya adalah menguji pengaruh kebijakan hutang, kebijakan
dividen dan profitabilitas terhadap set kesempatan investasi pada perusahaan
manufaktur yang terdftar di BEI periode 2010-2012.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1
Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang penulis kemukakan di atas, maka dapat
dijelaskan tujuan dari penelitian ini adalah:
- Membuktikan secara empiris pengaruh kebijakan hutang terhadap Set
kesempatan investasi pada perusahaan manufaktur yang terdftar di BEI.
-
Membuktikan secara empiris pengaruh kebijakan dividen terhadap Set
kesempatan investasi pada perusahaan manufaktur yang terdftar di BEI.
-
Membuktikan secara empiris pengaruh profitabilitas terhadap Set
kesempatan investasi pada perusahaan manufaktur yang terdftar di BEI.
1.3.2
Manfaat Penelitian
1.3.2.1 Manfaat Teoritis
-
Memberikan masukan sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya,
khususnya yang berhubungan dengan Set kesempatan investasi.
-
Memberikan masukan penulis tentang pentingnya pemahaman mengenai
pengaruh kebijakan hutang, kebijakan dividen dan profitabilitas terhadap
set kesempatan investasi.
vii
1.3.2.2 Manfaat Praktis
-
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kebijakan
hutang, kebijakan dividen, profitabilitas dan Set kesempatan investasi.
-
Memberikan manfaat bagi investor dan perusahaan tentang Set
kesempatan investasi sebagai salah satu risiko dalam ber-investasi
1.4 Sampel dan Data Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar pada tahun 2010-2012 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel
(Sugiyono, 2009). Dalam penelitian ini perusahaan yang menjadi sampel dipilih
berdasarkan Purposive Sampling (kriteria yang dikehendaki). Kriteria sampel
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari
tahun 2010-2012.
2. Perusahaan manufaktur yang selama tahun penelitian 2010-2012 tidak
mengalami delisted.
3. Perusahaan manufaktur yang secara lengkap mempublikasikan laporan
keuangan selama tahun penelitian 2010-2012
4. Laporan keuangan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Di karenakan
penelitian dilakukan di Indonesia maka laporan keuangan yang digunakan
adalah yang di nyatakan dalam rupiah
viii
5. Perusahaan manufaktur yang sahamnya aktif diperdagangkan di Bursa
Efek Indonesia dan tidak pernah diberhentikan sementara selama periode
tahun 2010 sampai dengan 2012.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder, karena data diperoleh
secara tidak langsung atau melalui media perantara. Data penelitian didapat dari
Dari Website pasar modal serta situs yahoo finance.
1.5 Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang terbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik simpulan (Sugiyono, 2009). Variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1.5.1
Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Set Kesempatan Investasi. Set
Kesempatan Investasi (SKI) merupakan keputusan investasi dalam bentuk
kombinasi aktiva yang dimiliki (asset in place) dan opsi investasi di masa yang
akan datang, dimana SKI tersebut mempengaruhi nilai suatu perusahaan dan
berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam mengeksploitasi kesempatan
mengambil keuntungan dibandingkan dengan perusahaan lain yang setara dengan
kelompok industrinya (Subchan dan Sudarman, 2005).
Rasio ini menunjukkan proksi yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan
perusahaan sebagian dinyatakan dengan harga pasar, pengukuran ini mengacu
pada penelitian yang dilakukan oleh Subchan dan Sudarman (2005). Rasio ini
diukur menggunakan persamaan sebagai berikut :
SKI
1.5.2
Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahanya atau timbulnya variabel dependen / terikat (Sugiono, 2009).
Variable independen dalam penelitian ini adalah:
ix
1. Kebijakan Hutang
Debt to Equity Ratio (DER) yang dihitung dengan membagi total kewajiban
(liabilities) dengan total ekuitas pemegang saham (shareholder’s equity) pada
tahun t. Rasio ini digunakan untuk menggambarkan kebijakan hutang perusahaan.
Variabel ini diberi simbol DEBT. Secara matematis Debt to Equity rasio
diformulasikan sebagai berikut (Fahmi, 2012):
Debt to Equity Ratio
2. Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen adalah Dividen adalah laba yang dibagikan kepada pemegang
saham berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) (Subchan dan
Sudarman, 2005). Variabel ini diproksikan oleh Price Earning Ratio (PER),
menggambarkan earning yang terkandung disetiap harga per lembar sahamnya.
Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (Fahmi, 2012):
Price Earning Ratio (PER)
3. Profitabilitas
Salah satu pengukuran untuk menilai tingkat laba yang diperoleh perusahaan atas
usaha yang dikeluarkan adalah Return on Assets. ROA (salah satu ukuran
profitabilitas) juga merupakan ukuran efektifitas perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan untuk operasi.
Profitabilitas yang diukur dengan return on asset (ROA) menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atas asset yang dimiliki
Return on Assets (ROA)
x
1.6 Metode Analisis Data
1.6.1
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan deskriptif
atau variabel-variabel penelitian. Statistik deskriptif akan memberikan gambaran
atau deskrepsi umum dari variabel penelitian mengenai frekuensi jawaban dari
identitas responden yang menjadi sampel penelitian. Pengujian ini dilakukan
untuk mempermudah dalam memahami variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian.
1.6.2
Uji Asumsi Klasik
Suatu model regresi berganda yang digunakan untuk menguji hipotesis harus
memenuhi uji asumsi klasik. Hal ini digunakan untuk menghindari estimasi yang
bias, mengingat tidak pada semua data dapat diterapkan regresi. Uji asumsi klasik
terdiri dari uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas dan uji
autokorelasi.
1. Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov test. Uji
normalitas bertujuan untuk menguji keberadaan distribusi normal dalam sebuah
model regresi, variable dependent, variable independent, atau keduanya (Ghozali,
2009). Model regresi yang baik adalah memiliki data yang berdistribusi normal
atau mendekati normal. Distribusi normal merupakan distribusi teoritis dari
variabel random yang terus menerus. Suatu variable dikatakan normal apabila
nilai Kolmogorov Smirnov lebih besar dari α = 0.05. Apabila nilai Kolmogorov
Smirnov lebih kecil dari α = 0.05 maka data dikatakan tidak berdistribusi tidak
normal.
2. Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui adanya korelasi / keterkaitan
antar variabel independent (bebas) dan hubunganya secara linier. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independent (Ghozali,
2009). Karena hal ini dapat mengakibatkan kesulitan dalam melihat pengaruh
variabel independent terhadap veriabel dependennya. Untuk menguji adanya
multikolinearitas dapat dilakukan dengan menganalisis korelasi antar variabel dan
perhitungan nilai tolerance serta variance inflation factor (VIF). Nilai VIF yang
xi
diperkenankan adalah 10. Multikolinearitas terjadi jika nilai tolerance lebih kecil
dari 0,10 yang berarti terjadi hubungan yang cukup besar antara variabel bebas
dan tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%
(kofisien lemah tidak lebih besar dari 5) . Jika VIF lebih besar dari 10, apabila VIF
kurang dari 10 dapat dikatakan bahwa variabel independen yang digunakan dalam
model adalah dapat dipercaya dan objektif.
3.
Uji Gejala Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual atau pengamatan ke pengamatan yang lain
untuk variabel independent yang berbeda. Jika variance (ragam) dari residual satu
ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedatisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antar SRESID
dan ZPRED dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu x adalah
residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali, 2009).
4.
Uji autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier
terjadi korelasi (hubungan) diantara anggota-anggota sampel penelitian yang
diurutkan berdasarkan waktu sebelumnya. Menurut Ghozali (2009), Autokorelasi
adalah kondisi dimana dalam sekumpulan observasi yang berurutan sepanjang
waktu untuk variabel tertentu antara observasi yang satu dengan yang lainnya
saling berkaitan. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak
bebas dari suatu observasi ke observasi lainnya Model regresi yang baik adalah
regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2009).
1.6.3
Analisis Regresi Berganda
Metode regresi dilakukan terhadap model yang diajukan oleh peneliti
menggunakan program SPSS untuk memprediksi hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen (Ghozali, 2009). Berdasarkan rumusan
masalah dan kerangka pemikiran teoritis yang telah diuraikan sebelumnya, maka
model penelitian yang dibentuk adalah sebagai berikut:
xii
Y1 = α+β1X1+ β 2X2+ β 3X3+et
Keterangan :
Y
: Set kesempatan investasi
X1
: Kebijakan Hutang
X2
: Kebijakan dividen
X3
: Profitabilitas
β1, β2, β3
: Parameter Regresi
α
: Konstanta
εit
: Error term
1.7 Pengujian Hipotesis
Pengujian ini menggunakan uji statistik F yang terdapat pada tabel Anova.
Langkah pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1. Jika probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi (Sig. ≤ 5%), maka model
penelitian dapat digunakan atau model tersebut sudah layak.
2. Jika probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi (Sig. > 5%), maka model
penelitian tidak dapat digunakan atau model tersebut tidak layak.
Pengujian keberartian pengaruh peubah bebas terhadap peubah terikat secara
keseluruhan juga dapat dilakukan dengan membandingkan F-hitung dengan Ftabel dengan kriteria pengujiannya adalah:
- Ho ditolak jika F hitung > F tabel
-
Ho diterima jika F hitung ≤ F tabel
xiii
1.8 Hasil Penelitian
1.8.1 Data dan Sampel
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang
diperoleh dari laporan tahunan/annual report perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2012. Sumber data berasal dari Situs Bursa Efek
Indonesia, yang berupa laporan keuangan yang diterbitkan dan terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Populasi ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar
pada tahun 2010-2012 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling, Perusahaan yang diambil sebagai sampel 39
perusahaan dan jumlah observasi yang dilakukan selama tahun 2010-2012 adalah
117 observasi item laporan keuangan dan harga saham yang diobservasi.
1.8.2 Analisis Statistik Deskriptif
Tabel 1.8. Statistik Deskriptif
De scr ip tive Statis tics
N
Set_Kes _
Inv es tas i
Minimum
117
Maximum
12.58
17.12
Mean
14.7228
Std. Dev iation
1.12364
Hutang
117
.10
64.05
1.8670
6.28195
Div iden
117
-13.99
1275.00
31.1761
119.86197
Ris iko
117
-3.36
27.98
.9966
4.04364
Profitabilitas
117
-.30
.42
.1080
.12051
Valid N (listw is e)
117
Tabel 4.1 menyajikan statistik deskriptif yang meliputi nilai minimum,
maksimum, rata-rata, dan deviasi standar. Nilai rata-rata SKI adalah 14,7228 dan
deviasi standar sebesar 1,123. Hal ini berarti rata-rata perusahaan sampel
memiliki kemampuan perusahaan dalam mengeksploitasi kesempatan mengambil
keuntungan dibandingkan dengan perusahaan lain yang baik, karena nilai rata-rata
lebih tinggi dari standar deviasi nya. Nilai minimum untuk Hutang adalah 0,10
dan nilai maksimum sebesar 64,05, dan rata-rata Hutang adalah 1,8670 dengan
deviasi standar 6,28195. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan
memiliki rasio hutang yang termasuk tinggi dengan rata-rata sebesar 43%.
Nilai minimum untuk Dividen adalah -13,99 dan nilai maksimum 1275, dan ratarata Dividen adalah 1,8670 dengan deviasi standar 6,28195. Nilai minimum
untuk ROA adalah -0,30 serta nilai maksimum 0,42, dan rata-rata Profitabilitas
adalah 0,1080 dan deviasi standar 0,12051.
xiv
1. Uji Asumsi Klasik
Persyaratan untuk bisa menggunakan persamaan regresi berganda adalah
terpenuhinya asumsi klasik. Untuk mendapatkan nilai yang efisien dan tidak bias
atau BLUE (Best Linear Unbias Estimator) dari satu persamaan regresi berganda,
maka perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui model regresi yang dihasilkan
memenuhi persyaratan asumsi klasik (Ghozali, 2009).
4.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam model penelitian variabel
terdistribusi secara normal normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
model regresi yang memiliki distribusi nilai residual normal atau mendekati
normal (Ghozali, 2009). Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan
pengujian One-Sample Kolmogorov Smirnov test. Hasil uji normalitas dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Table 1.8.1
Hasil Uji Normalitas
On e-Sam p le Ko lm ogo r ov-Sm irn ov Tes t
LNSKI
N
117
Normal Parameters
a,b
DER
PER
117
ROA
117
117
Mean
14.7228
1.8670
31.1761
.1080
Std. Dev iation
1.12364
6.28195
119.86197
.12051
.142
Most Extreme
Absolute
.070
.393
.404
Dif f erenc es
Pos itiv e
.070
.393
.404
.142
Negative
-.060
-.390
-.356
-.140
Kolmogorov -Smirnov Z
.761
4.255
4.366
1.537
As ymp. Sig. (2-tailed)
.608
.454
.211
.118
a. Tes t distribution is Normal.
b. Calculated f rom data.
Dari tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa nilai signifikansi (p-value) seluruh
variabel lebih besar diatas level signifikansi 0,05, sehingga dapat dinyatakan
bahwa data dalam penelitian ini telah terdistribusi dengan normal.
1.8.3 Hasil Uji Multikolineritas
Multikolinearitas terjadi jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,10 yang berarti
terjadi hubungan yang cukup besar antara variabel bebas dan tidak ada korelasi
antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95% (kofisien lemah tidak
xv
lebih besar dari 5) . Jika VIF lebih besar dari 10, apabila VIF kurang dari 10 dapat
dikatakan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model adalah dapat
dipercaya dan objektif.
Tabel 1.8.3
Hasil Uji Multikonelaritas
Coefficients
a
Collinearity Statis tic s
Model
1
Toleranc e
VIF
DER
.935
1.070
PER
.996
1.004
ROA
.933
1.071
a. Dependent Variable: LNSKI
Berdasarkan uji multikolineritas pada Tabel 1.8.3 di atas, dapat dilihat bahwa
hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan bahwa variable Hutang, Dividen,
dan Profitabilitas memiliki nilai tolerance lebih dari 0,10 (10%) yang artinya
bahwa korelasi antar variabel bebas tersebut nilainya kurang dari 95%, dan hasil
dari varian inflanation factor (VIF) menunjukan bahwa Hutang, Dividen, dan
Profitabilitas memiliki nilai VIF kurang dari 10. Dimana, jika nilai tolerance lebih
dari 0,10 atau 10% dan nilai VIF kurang dari 10, maka dalam pengujian data
tersebut tidak terdapat korelasi antar variabel bebas atau tidak terjadi
multikolonearitas. Namun, bila sebaliknya yang terjadi dimana nilai tolerance
kurang dari 0,10 atau 10% dan nilai VIF lebih dari 10, maka dapat dikatakan
bahwa hasil pengujian yang dilakukan terdapat korelasi antar variabel bebas atau
terjadi multikolonearitas.
1.8.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan
varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang
harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala
heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antar SRESID
dan ZPRED (Ghozali, 2009).
xvi
Gambar 1.8.4
Uji Heteroskedastisitas
Scatterplot
Dependent Variable: LNSKI
3
Regression Studentized Residual
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Predicted Value
Gambar 4.1 menunjukan hasil pengujian heteroskedastisitas pada tampilan grafik
scatterplots bahwa titik-titik tidak berkumpul dan menyebar secara acak baik di
atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi heteroskidastisitas pada model regresi pada penelitian ini.
1.8.5 Hasil Uji Autokorelasi
Tabel 1.8.5
Hasil Uji Autokorelasi
M o de l Sum m ar y
Model
1
R
R Square
a
.516
b
Adjus ted
Std. Error of
Durbin-
R Square
the Es timate
Watson
.266
.246
.97543
1.965
a. Predic tors: (Cons tant), ROA , PER, DER
b. Dependent Variable: LNSKI
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel
pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu periode
sebelumnya. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi akan dilakukan
pengujian Durbin-Watson (Dw_test). Hasil pengujian diperoleh nilai Dw = 1,965
sedangkan Dutabel = 1,817 (N=117, k=3). Berdasarkan kriteria tersebut maka
1,817< 1,970, sehingga dapat disimpulkan bahwa, tidak terjadi autokorelasi.
1.8.6 Analisis Regresi Liniear Berganda
Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan Uji statistik t, uji statistik t
pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen, hasil
uji hipotesis diperoleh sebagai berikut:
xvii
Tabel 1.8.6
Hasil Uji Hipotesis
Co efficien ts
Model
1
Uns tandardized
Standardiz ed
Coeff icients
Coeff icients
B
(Cons tant)
Std. Error
14.095
.134
DER
-.037
.015
PER
.011
.001
ROA
4.849
.778
a
Collinearity Statis tic s
Beta
t
Sig.
Toleranc e
VIF
105.059
.000
-.209
-2.513
.013
.935
1.070
.119
1.873
.043
.996
1.004
.520
6.233
.000
.933
1.071
a. Dependent Variable: LNSKI
Sumber: Lampiran 7, 2014
Berdasarkan tabel di 4.5 dapat dibuat persamaan regresi liniear berganda sebagai
berikut:
SKI=14,095-0,037Hutang+0,011Dividen+4.849Profitabilitas
Dari model regresi yang terbentuk tersebut maka diperoleh hubungan antara
masing-masing variabel independen (Hutang, Dividen, Risiko dan Profitabilitas)
dengan variabel dependen (SKI) yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Nilai konstanta bertanda positif sebesar 14,095 menyatakan, bahwa jika
tidak ada kegiatan dari ke-empat variabel bebas tersebut yang
mempengaruhi Set Kesempatan Investasi (SKI), maka Set Kesempatan
Investasi adalah positif.
2. Koefisien regresi Hutang bertanda negatif sebesar -0.037 menyatakan,
bahwa variabel kebijakan hutang yang diproksikan dengan Debt to Equity
Ratio memiliki pengaruh yang negatif terhadap Set Kesempatan Investasi,
serta mempunyai nilai signifikan (0,014) lebih kecil dari 0,05 sehingga
hipotesis yang menyatakan “Kebijakan hutang berpengaruh negatif
dengan set kesempatan investasi”, didukung.
xviii
3. Koefisien regresi Dividen bertanda positif sebesar 0.0menyatakan, bahwa
variabel kebijakan deviden yang diproksikan dengan Price Earning Ratio
memiliki pengaruh yang positif terhadap Set Kesempatan Investasi dan
mempunyai nilai signifikan (0,043) lebih kecil dari 0,05 sehingga hipotesis
yang menyatakan “Kebijakan dividen berpengaruh positiv terhadap set
kesempatan investasi”, didukung.
4. Koefisien regresi Profitabilitas bertanda postif sebesar 4.8949 menyatakan,
bahwa variabel profitabilitas yang diproksikan dengan return on asset
memiliki pengaruh yang positif terhadap Set Kesempatan Investasi, dan
mempunyai nilai signifikan (0,000) lebih kecil dari 0,05 sehingga hipotesis
yang menyatakan “Profitabilitas berpengaruh positif terhadap set
kesempatan investasi”, didukung.
Penelitian ini merupakan studi yang melakukan analisis untuk menguji pengaruh
kebijakan hutang, kebijakan dividen, dan profitabilitas terhadap set kesempatan
investasi pada perusahaan manufaktur yang terdftar di BEI periode 2010-2012
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh bahwa model regresi sesuai dengan
hasil observasi dari penelitian. Dimana hal ini menunjukan bahwa variabel terikat
yang digunakan dalam penelitian berhubungan dengan variabel bebasnya.
Selanjutnya pengaruh masing-masing variabel tersebut dapat terlihat pada tabel
4.6 dan mempunyai kemaknaan sebagai berikut:
Hasil Penelitian
Hipotesis Penelitian
H1= Kebijakan hutang berpengaruh negatif dengan set
kesempatan investasi
H2= Kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap set
xix
Hasil Uji
didukung
kesempatan investasi
didukung
H3= Profitabilitas berpengaruh positif terhadap set kesempatan
investasi
didukung
1.9 Pembahasan
1.9.1 Kebijakan hutang Terhadap Set Kesempatan Investasi
Berdasarkan hasil pengujian kebijakan hutang terhadap set kesempatan investasi,
dapat diketahui bahwa kebijakan hutang yang diproksikan dengan Debt to Equity
Ratio memiliki pengaruh yang negatif terhadap Set Kesempatan Investasi, serta
mempunyai nilai signifikan (0,014) lebih kecil dari 0,05 sehingga hipotesis yang
menyatakan “Kebijakan hutang berpengaruh negatif dengan set kesempatan
investasi”, didukung.
Hasil penelitian ini mempunyai kesamaan hasil dengan penelitian Subchan dan
Sudarman (2005) yang membuktikan bahwa Kebijakan hutang berpengaruh
negatif, berdasarkan pecking order theory perusahaan cenderung menggunakan
dana internal dibandingkan dengan dana eksternal. Perusahaan yang
pertumbuhannya tinggi memungkinkan mempunyai kesempatan yang profitable
sehingga akan mendanai invetasinya secara internal dibandingkan dengan dana
eksternal
1.9.2 Kebijakan Dividen Terhadap Set Kesempatan Investasi
Berdasarkan hasil pengujian kebijakan deviden terhadap set kesempatan investasi,
dapat diketahui bahwa variabel kebijakan deviden yang diproksikan dengan Price
Earning Ratio memiliki pengaruh yang positif terhadap Set Kesempatan Investasi
tetapi tidak signifikan, karena mempunyai nilai signifikan (0,143) lebih besar dari
0,05 sehingga hipotesis yang menyatakan “Kebijakan dividen berpengaruh positif
terhadap set kesempatan investasi”, tidak didukung.
Hasil penelitian ini mempunyai kesamaan hasil dengan penelitian Hastuti dan
Moerdiyanto (2012) yang membuktikan bahwa kebijakan dividen perusahaan
berpengaruh positif terhadap Set kesempatan Investasi, hal ini dimungkinkan
variabel set kesempatan investasi lebih dipengaruhi oleh variabel bebas lain dalam
penelitian ini juga sejalan dengan pendapat Subekti dan Kusuma (2000) yang
menyatakan bahwa perusahaan tumbuh membayarkan dividen lebih kecil
dibandingkan dengan perusahaan tumbuh. Hal ini mengindikasikan bahwa
perusahaan tumbuh menggunakan laba ditahan untuk melakukan ekspansi dan
xx
membiayai investasi yang dilakukan sehingga tersedianya alternatif investasi di
masa datang bagi perusahaan akan semakin meningkat.
1.9.3 Profitabilitas Terhadap Set Kesempatan Investasi
Berdasarkan hasil pengujian profitabilitas terhadap set kesempatan investasi,
dapat diketahui bahwa variabel profitabilitas yang diproksikan dengan return on
asset memiliki pengaruh yang positif terhadap Set Kesempatan Investasi, dan
mempunyai nilai signifikan (0,000) lebih kecil dari 0,05 sehingga hipotesis yang
menyatakan “Profitabilitas berpengaruh positif terhadap set kesempatan
investasi”, didukung.
Profitabilitas perusahaan merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba bersih dari aktivitas yang dilakukan pada periode akuntansi, hasil penelitian
ini didukung dengan hasil penelitian Subchan dan Sudarman (2005) yang
menyatakan bahwa Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Set kesempatan
investasi. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan
dengan tingkat profitabilitas tinggi cenderung memiliki set kesempatan investasi
yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan dengan
profitabilitas rendah.
xxi
Simpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan, maka penulis menarik beberapa kesimpulan bahwa:
1. Berdasarkan hasil pengujian kebijakan hutang terhadap set kesempatan investasi,
dapat diketahui bahwa kebijakan hutang yang diproksikan dengan Debt to Equity
Ratio memiliki pengaruh yang negatif terhadap Set Kesempatan Investasi, serta
mempunyai nilai signifikan (0,014) lebih kecil dari 0,05 sehingga hipotesis yang
menyatakan “Kebijakan hutang berpengaruh negatif dengan set kesempatan
investasi”, diterima.
2. Berdasarkan hasil pengujian kebijakan deviden terhadap set kesempatan investasi,
dapat diketahui bahwa variabel kebijakan deviden yang diproksikan dengan Price
Earning Ratio memiliki pengaruh yang positif terhadap Set Kesempatan Investasi
dan mempunyai nilai signifikan (0,0045) lebih kecil dari 0,05 sehingga hipotesis yang
menyatakan “Kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap set kesempatan
investasi”, diterima.
3. Berdasarkan hasil pengujian profitabilitas terhadap set kesempatan investasi, dapat
diketahui bahwa variabel profitabilitas yang diproksikan dengan return on asset
memiliki pengaruh yang positif terhadap Set Kesempatan Investasi, dan mempunyai
nilai signifikan (0,000) lebih kecil dari 0,05 sehingga hipotesis yang menyatakan
“Profitabilitas berpengaruh positif terhadap set kesempatan investasi”, diterima.
xxii
Keterbatasan Penelitian
a. Populasi penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan manufaktur di Bursa
Efek Indonesia Periode 2010-2012, dan jumlah sampel perusahaan yang didapat
untuk perhitungan penelitian hanya 39 perusahaan.
b. Variabel bebas dalam penelitian ini hanya empat variabel yang digunakan
sebagai variabel yang diduga mempengaruhi set kesempatan investasi.
Saran
1. Bagi investor hendaknya mempertimbangkan profitabilitas perusahaan, karena
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat profitabilitas merupakan insentif
bagi peningkatan nilai pasar perusahaan, profit yang tinggi akan memberikan
indikasi prospek perusahaan yang baik sehingga dapat memicu investor untuk
ikut meningkatkan permintaan saham. Selanjutnya permintaan saham yang
meningkat akan menyebabkan set kesempatan investasi yang meningkat.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan lebih banyak
menggunakan perusahaan yang menjadi sampel penelitian, karena
pemilihan sampel dalam penelitian ini ditetapkan dengan kriteria bertujan
hanya pada perusahaan manufaktur saja, tetapi kepada seluruh perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiaia
xxiii
Download