Bab 2 - Widyatama Repository

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengerian Manajemen, Pemasaran, dan Manajemen Pemasaran
2.1.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran sering diartikan oleh banyak orang sebagai kegiatan atau aktivitas
dalam menjual beli barang di pasaran. Sebenarnya definisi tersebut tidak mengandung
arti yang salah, karena pemasaran (marketing) berasal dari kata pasar (Market) yang
dapat diartikan sebagai tempat dimana penjual dan pembeli bertemu untuk melakukan
tukar menukar barang.
Pemasaran pada umumnya sering dihubungkan dengan mengidentifikasi dan
memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat, hal ini sering dikenal dengan
memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan. Namun jika dilihat dari segi
konsumen dan pasar secara spesifik, pemasaran itu lebih memiliki arti dan memiliki
peranan yang sangat penting bagi kehidupan dan perkembangan suatu organisasi atau
perusahaan.
Berikut ini beberapa definisi menurut para ahli, yaitu :
Menurut Henri Simamora (2007:3), pemasaran merupakan proses manajerial
dan sosial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan
dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, pertukaran produk yang bernilai dengan
orang atau kelompok lain.
Menurut Fajar Laksana (2008:4), Pemasaran merupakan segala kegiatan
dalam bentuk menawarkan suatu produk untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen.
Menurut Kotler dan Armstrong (2008:6), Pemasaran merupakan sebuah
proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun
hubungan yang kuat dengan pelanggan untuk tujuan mendapatkan nilai dari
pelanggan sebagai imbalannya.
Dari beberapa definisi tersebut, maka pemasaran merupakan salah satu
kegiatan sebuah organisasi atau perusahaan yang berorientasi secara langsung kepada
konsumen dalam upaya menciptakan loyalitas konsumen yang bertujuan untuk
mandapatkan dan memuaskan pelanggan konsumen.
2.1.2 Pengertian Manajemen Pemasaran
Setelah uraian dari definisi dari manajemen dan pemasaran, maka selanjutnya
akan dibahas mengenai definisi dari manajemen pemasaran. Secara lebih jelas,
definisi manajemen pemasaran menurut para ahli adalah sebagai berikut :
Suharno dan Sutarso (2009:28), Manajemen Pemasaran merupakan suatu
aktivitas yang memanfaatkan fungsi-fungsi dalam manajemen dengan melakukan
analisis perencanaan implementasi dan pengendalian.
Menurut Sentot Imam Wahjono (2010:2), Manajemen Pemasaran adalah
suatu proses perencanaan dan pelaksanaan dari bentuk perwujudan, pemberian harga,
promosi dan distribusi dari barang-barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan
pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan
organisasi.
Dari definisi menurut para ahli, maka akan dibuat kesimpulan bahwa
manajemen pemasaran itu merupakan perencanaan, implementasi dan pengendalian
dari produk, harga, promosi dan distribusi yang dirancang untuk menciptakan,
membangun dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan target
pasar demi mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
2.2
Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa
pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi
kelangsungan hidup perusahaan (Swastha dan Handoko, 2008:6).
Konsep ini berdasarkan pemahaman yang ada bahwa keberhasilan
dan
eksistensi perusahaan dalam bisnis bukan bergantung pada apa yang diproduksi
perusahaan dan bukan pula oleh keagresifan penjual dalam memasarkan produkproduk perusahaan. Tetapi, keberhasilan dan eksistensi perusahaan ditentukan oleh
seberapa
mampu perusahaan dalam
memahami kebutuhan dan keinginan
pelanggannya sehingga dapat menciptakan nilai yang dapat memberikan kepuasan
kepada pelanggannya.
2.3
Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran merupakan kegiatan pemasaran yang terpadu dan saling
menunjang satu sama lain. Keberhasilan perusahaan di bidang pemasaran didukung
oleh keberhasilan dalam memilih produk yang tepat, harga yang layak, saluran
distribusi yang baik, dan promosi yang efektif.
2.3.1 Pengertian Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran sangat penting, bagi perusahaan atau pun konsumen. Bagi
perusahaan, perusahaan dapat dengan mudah menciptakan produk atau jasa yang
akan dijual pada konsumen sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh
konsumen dengan harga yang sesuai dan dapat dengan mudah menentukan saluran
penjualan dan memilih cara promosi yang tepat. Bagi konsumen, bauran pemasaran
berperan dalam memberikan informasi mengenai spesifikasi produk yang dapat
memenuhi kebutuhan konsumen dan informasi mengenai harga dari produk tersebut.
Menurut Philip Kotler (2007:23), bauran pemasaran merupakan sebuah
perangkat alat pemasaran (produk, harga, tempat, dan promosi) yang digunakan oleh
perusahaan untuk mengejar tujuan pemasarannya.
2.3.2 Unsur-unsur Bauran Pemasaran
Sehubungan dengan pengertian bauran pemasaran di atas, Philip Kotler
(2007:23) pun menggambarkan keputusan-keputusan yang berhubungan dengan
marketing mix, yaitu :
Bauran
Pemasaran
Produk
Tempat
Keragaman,
Produk,
Kualitas,
Design, Ciri,
Nama merk,
Kemasan,
Ukuran,
Pelayanan,
Garansi,
Imbalan
Saluran distribusi,
Cakupan pasar,
Pengelompokan,
Lokasi, Persediaan,
Transportasi
Pasar Sasaran
Harga
Daftar Harga, Diskon,
Potongan harga
khusus,Periode
pembayar,Syarat
kredit
Promosi
Promosi penjualan,
Periklanan, Tenaga
penjualan,
Kebutuhan/Public
relation, Pemasaran
langsung
Gambar 2.2 Empat Konsep dalam Bauran Pemasaran
Sumber : Philip Kotler (2007:23)
a) Produk
Produk adalah barang atau jasa yang ditawarkan di pasar untuk mendapatkan
perhatian, permintaan, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan
dan kebutuhan konsumen. Selain itu produk mempunyai pengertian yang lebih luas
dari pada sekedar bentuk fisik, tetapi juga produk tersebut dapat berbentuk barang,
jasa, pengalaman, kegiatan, orang, tempat, properti, organisasi, informasi dan ide-ide.
Produk ini juga meliputi segala variabel yang terdapat didalamnya, seperti :
keragaman produk, kualitas, desain, bentuk, merek, kemasan, ukuran, pelayanan,
garansi dan imbalan.
b) Harga
Harga merupakan sejumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen untuk
mendapatkan suatu produk yang didapat lebih besar dibandingkan dengan nilai atas
harga produk tersebut. Terdapat beberapa keputusan yang menyangkut harga, yaitu :
daftar harga, rabat, diskon, jangka waktu pembayaran dan syarat kredit.
c) Tempat
Tempat menyangkut berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
membuat produk dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan. Hal ini berhubungan
dengan saluran distribusi (marketing channels). Terdapat enam hal keputusan yang
berhubungan dengan distribusi, yaitu : saluran yang dipakai, ruang lingkup distribusi,
penyortiran, pemilihan lokasi, persediaan dan pengangkutan.
d) Promosi
Promosi merupakan bagian dari bauran pemasaran yang sangat besar
perannya. Promosi juga dapat dikatakan sebagai proses berlanjut karena dapat
menimbulkan rangkaian kegiatan perusahaan yang berkelanjutan. Kegiatan tersebut
terdiri dari periklanan, promosi penjualan, tenaga penjualan, hubungan masyarakat
dan pemasaran langsung.
2.4
Saluran Distribusi
2.4.1 Pengertian Saluran Distribusi
Saluran distribusi memiliki peran penting dalam penyaluran suatu produk
dari produsen hingga sampai ke tangan konsumen akhir dalam rangka memenuhi
keinginan dan kebutuhan konsumen. Oleh karena itu, secara tidak langsung
perusahaan memikirkan bagaimana cara memenuhi
keinginan dan kebutuhan
konsumen dalam waktu, tempat dan jumlah yang tepat serta memikirkan pemilihan
saluran distribusi yang tepat.
Pengertian saluran distribusi sebenarnya merupakan sekelompok organisasi
yang saling tergantung yang saling membantu membuat produk atau jasa yang siap
untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis Kotler dan
Armstrong, (2008:40). Namun menurut Buchari Alma (2007:49) saluran distribusi
merupakan lembaga yang saling terkait untuk menjadikan produk atau jasa yang siap
digunakan atau dikonsumsi. Dari hasil kedua pengertian tersebut dapat ditarik
kesimpulan, bahwa saluran saluran distribusi merupakan salah satu elemen
pemasaran yang sangat membantu sebuah perusahaan dalam menyampaikan produk
atau jasa yang dihasilkan kepada konsumen akhir untuk dapat siap dikonsumsi.
2.4.2 Fungsi-fungsi Saluran Distribusi
Saluran distribusi melaksanakan tugas untuk memindahkan barang dari
produsen hingga ke tangan konsumen. Hal itu mengatasi kesenjangan waktu, tempat
dan kepemilikan yang memisahkan barang dan jasa dari orang-orang yang
membutuhkan atau menginginkannya. Oleh karena itu, para anggota saluran
pemasaran melaksanakan sejumlah fungsi utama, beberapa fungsi utama menurut
Kotler dan Keller (2009:111) :
1. (Fisik, hak milik, promosi) membentuk aliran aktivitas ke depan dari
perusahaan kepada pelanggan.
2. (Pemesanan dan pembayaran) membentuk aliran ke belakang dari pelanggan
ke prusahaan.
3. (Informasi, negosiasi, keuangan, dan risiko) terjadi dalam dua arah.
2.4.3 Bentuk-bentuk Saluran Distribusi
Produsen harus memiliki tiga alternatif pemilihan untuk menentukan saluran
distribusi yang cocok untuk digunakan secara tepat. Ketiga bentuk saluran distribusi
menurut Kotler dan Keller (2009:116), adalah :
a.
Distribusi Ekslusif, bentuk distribusi ini berarti sangat membatasi jumlah
perantara. Distribusi ini tepat ketika produsen ingin mempertahankan kendali
atas tingkat jasa dan output yang ditawarkan oleh penjual perantara, dan
distribusi ini sering memasukan pengaturan kesepakatan eksklusif.
b.
Distribusi Selektif, distribusi ini bergantung pada beberapa perantara, namun
tidak semuanya bersedia menjual produk tertetu.
c.
Distribusi Insentif, bentuk distribusi ini adalah produsen menempatkan barang
atau jasa di sebanyak mungkin gerai. Strategi ini biasanya digunakan untuk
barang-barang seperti makanan ringan, minuman ringan, surat kabar, permen
dan permen karet, produk yang sering dibeli konsumen atau dalam berbagai
lokasi.
2.4.4 Tingkat Saluran Distribusi
Tingkat saluran distribusi merupakan lapisan perantara yang melakukan
sejumlah kegiatan dalam menyalurkan produk dari perusahaan hingga ke tangan
konsumen akhir kondisi produk yang baik. Proses penyaluran produk hingga ke
tangan konsumen akhir dapat panjang atau pendek tingkatannya, tergantung dengan
masing-masing kebijakan saluran distribusi yang telah ditetapkan oleh masingmasing perusahaan. Tingkat saluran distribusi tersebut akan menjadi panjang jika
sebelum jatuh ke tangan konsumen akhir, produk yang dihasilkan harus melalui
berbagai macam perantara. Sebaliknya, tingkat saluran distribusi dapat menjadi
pendek jika produsen secara langsung menghubungi konsumen akhir untuk
menawarkan produk mereka.
Perantara-perantara yang tercipta di masing-masing lapisan memiliki
perbedaan diantara tugas dan fungsi dalam kegiatan penyaluran produk yang
digunakan oleh suatu perusahaan. Dengan tujuan untuk menyediakan berbagai
produk bagi pelanggan, maka untuk menyesuaikannya suatu perusahaan sebaiknya
mampu menemukan cara yang lebih efisien dalam menggabungkan dan memisahkan
fungsi-fungsi ekonomi sebagai bentuk pencerminan adanya perubahan saluran
institusi. Tingkat saluran distribusi ini terbagi menjadi dua kelompok, yaitu saluran
distribusi konsumen dan saluran distribusi industri.
Level 0
Produsen
Level 1
Level 2
Produsen
Produsen
Produsen
Pedagang
Grosir
Pedagang
Grosir
Pengecer
Pedagang
besar
Pengecer
Level 3
Pengecer
Konsumen
Konsumen
Konsumen
Konsumen
PERAGA 15.3 Saluran Pemasaran Konsumen dan Industri
Sumber : Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2009:113)
Saluran 0, saluran nol ini sering juga disebut sebagai saluran distribusi langsung
karena tidak adanya perantara, jadi disini pihak perusahaan manufaktur langsung
melakukan penjualan produk kepada konsumen akhir.
Saluran 1, saluran satu ini merupakan saluran distribusi tidak langsung karena
mengandung satu perantara, yaitu pihak pengecer. Jadi disini perusahaan manufaktur
menjual produknya melalui pengecer agar produk sampai ke tangan konsumen akhir.
Saluran 2, saluran ini sering kali disebut sebagai saluran dua tingkat karena terdapat
dua perantara, yaitu pedagang besar dan pengecer. Jadi perusahaan manufaktur yang
berperan sebagai produsen menjual produknya melalui pedagang besar dan pengecer
terlebih dahulu, baru akan sampai ke tangan konsumen akhir.
Saluran 3, saluran ini memiliki tiga perantara, yaitu pedagang besar, pemborong dan
pengecer, jadi perusahaan manufaktur disini akan menjual produknya melalui ketiga
perantara tersebut, baru produk akan sampai ke tangan konsumen akhir. Saluran ini
sering disebut sebagai saluran tiga tingkat.
Berdasarkan gambar 15.3, suatu perusahaan dalam menyalurkan produknya
kepada konsumen tidak selalu berurusan langsung dengan konsumen akhir, tetapi
dalam menyalurkan produknya bisa melalui perantara yang disebut pengecer,
menurut Kotler dan Keller (2009:140), pengecer adalah semua badan usaha yang
volume penjualannya terutama datang dari penjualan eceran.
Berdasarkan uraian dan gambar di atas, maka saluran distribusi konsumen
akhir tanpa adanya pengolahan ulang produk dengan tujuan untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih besar. Sebenarnya semakin banyak tingkat saluran distribusi,
maka semakin sedikit kendali distribusi dan semakin banyaknya kompleksitas
saluran. Kompleksitas sebuah saluran secara lebih jauh lagi disebabkan karena semua
institusi dalam saluran terhubung dengan beberapa jenis aliran, seperti aliran fisik
produk, aliran kepemilikan, aliran pembayaran, aliran informasi dan aliran promosi.
2. Saluran Distribusi Industri
Didalam saluran distribusi terdapat perantara yang disebut dengan pedagang
grosir (disebut juga distributor), menurut Kotler dan Keller (2009:158), pedagang
grosir adalah semua kegiatan dalam penjualan barang atau jasa kepada mereka yang
membeli atau menjual kembali untuk keperluan bisnis.
Level 0
Level 1
Level 2
Level 3
Produsen
Produsen
Produsen
Produsen
Perwakilan
Produsen
Perwakilan
Produsen
Pelanggan
Industri
Pelanggan
Industri
Distributor
Industri
Pelanggan
Industri
Pelanggan
Industri
PERAGA 15.3 Saluran Pemasaran Konsumen dan Industri
Sumber : Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2009:113)
a) Saluran 0, saluran distribusi industri ini sering disebut sebagai saluran
distribusi langsung karena produsen menjual produknya tanpa menggunakan
perantara agar sampai ke tangan konsumen industri akhir.
b) Saluran 1, disini produsen atau perusahaan manufaktur menjual produknya
agar sampai ke tangan konsumen industri akhir dengan
menggunakan
perantara distributor industri.
c) Saluran 2, saluran distribusi ini mengguakan dua perantara, yaitu perwakilan
perusahaan manufaktur dan distributor industri agar produk dari produsen
sampai ke tangan konsumen industri akhir.
d) Saluran 3, saluran distribusi ini menggunakan perantara seperti saluran dua
tingkat, namun produsen menjual produk terlebih dahulu menggunakan
perantara cabang penjualan perusahaan manufaktur baru menggunakan
perantara seperti saluran dua tingkat dan produk sampai ke tangan konsumen
industri akhir.
Berdasarkan uraian dan gambar yang telah diuraikan di atas, maka saluran
distribusi industri adalah sistem penyaluran barang yang ditujukan untuk pelanggan
bisnis yang memiliki tujuan untuk menjual atau mengolah kembali produk yang telah
didapat dalam usaha mendapatkan keuntungan.
2.4.5 Sarana Penunjang Kegiatan Saluran Distribusi
Untuk dapat membantu kelancaran kegiatan penyaluran distribusi suatu
produk dari tangan produsen kepada konsumen akhir, biasanya dibutuhkan beberapa
tenaga penjual yang dapat membuat proses arus barang untuk sampai ke tangan
konsumen akhir secara baik. Berikut ini terdapat beberapa macam perantara
pemasaran menurut Kotler dan Keller (2009:159), yaitu:
a) Agen, yaitu mewakili pembeli dan penjual dengan basis yang lebih permanen.
b) Pialang, menyatukan pembeli dan penjualdan membantu negosiasi; dibayar
oleh pihak yang mempekerjakan mereka.
c) Pedagang, komisi memiliki produk secara fisik dan menegosiasikan
penjualan.
d) Pedagang, yaitu perusahaan dagang yang melakukan kegiatan pembelian
kemudian menjual kembali barang dagangannya baik secara tingkat grosir
maupun tingkat pengecer.
e) Pedagang grosir, semua kegiatan dalam penjualan barang atau jasa kepada
mereka yang membeli atau menjual kembali untuk keperluan bisnis.
f) Penyalur atau Distributor, dalam penggunaan umum istilah ini sinonim
dengan istilah grosir.
g) Agen Produsen, merupakan bisnis kecil dengan beberapa wiraniaga terlatih.
h) Pengecer, adalah semua badan usaha yang volume penjualannya terutama
datang dari penjualan eceran.
i) Agen Penjual mempunyai kewenangan kontraktual untuk menjual seluruh
output produsen.
2.5
Faktor-faktor yang Menjadi Pertimbangan Pemilihan Saluran Distribusi
Beberapa faktor berikut ini merupakan pertimbangan yang sering digunakan
oleh perusahaan dalam memilih saluran distribusi yang tepat untuk penyaluran
produknya hingga ke tangan konsumen, diantaranya adalah :
a) Pasar, di dalam hal ini perusahaan harus mampu mempertimbangkan jenis
pasar yang akan dilayani, apakah itu pasar konsumen atau pasar industri.
Selain itu juga perusahaan harus menentukan jumlah pembeli potensial dan
jumlah produk yang dipesan serta kebiasaan konsumen dalam melakukan
pembelian.
b) Produk, dalam hal ini perusahaan harus memiliki kemampuan untuk
mempertimbangkan besarnya nilai atau harga suatu produk, besar dan berat
produk, mudah rusaknya barang, serta banyaknya jenis barang yang akan
dijual perusahaan.
c) Perusahaan, dana yang dimiliki, pengalaman dan kemampuan perusahaan
dalam menyalurkan barang hingga ke tangan konsumen akhir menjadi bahan
pertimbangan yang harus dipikirkan secara matang oleh perusahaan sebelum
mengambil langkah menyalurkan produk hingga ke tangan konsumen akhir.
d) Perantara, dalam hal ini perusahaan harus mempertimbangkan jenis dan
kualitas pelayanan yang diberikan oleh perantara, sikap perantara terhadap
kebijaksanaan produsen, kegunaan perantara, biaya dan volume penjualan.
2.6
Hambatan-Hambatan di dalam Pelaksanaan saluran Distribusi
Saluran distribusi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan tidak menutupi
kemungkinan timbulnya hambatan-hambatan di dalam pelaksanaanya guna
menyampaikan hasil produknya ke tangan konsumen akhir. Namun, perlu diketahui
bahwa hambatan-hambatan pelaksanaan saluran distribusi ini dapat terjadi dan
muncul secara berbeda-beda kriterianya, tergantung dari aktivitas perusahaan dan
produk yang dihasilkan oleh perusahaan masing-masing. Berikut ini akan dijelaskan
berbagai hambatan-hambatan yang sering terjadi di dalam pelaksanaan saluran
distribusi menurut Suwigno, Patdono. 2008. Perancangan dan pengelolaan Sistem
Distribusi
yang
Handal,
Jurnal
Manajemen
Distribusi.
Volume
13,
No.1(September).,yaitu :
a) Fasilitas, bentuk hambatan pelaksanaan saluran distribusi dari segi fasilitas ini
adalah lebih menyangkut dengan hasil keputusan lokasi dan berapa jumlah
gudang serta pabrik yang harus dibangun.
b) Persediaan, bentuk hambatan pelaksanaan saluran distribusi dari segi
persediaan ini terjadi karena adanya jumlah barang yang dapat diproduksi
secara ekonomis oleh perusahaan berbeda dengan kuantitas normal yang
diinginkan konsumen.
c) Transportasi, bentuk hambatan pelaksanaan saluran distribusi dari segi
transportasi ini sering terjadi akibat terjadinya bencana alam baik dalam
kondisi laut, udara dan darat yang tidak dapat dihindari dan menimbulkan
dampak negatif seperti keterlambatan pengiriman barang.
d) Komunikasi, bentuk hambatan pelaksanaan saluran distribusi dari segi
komunikasi adalah terjadinya kesenjangan antara pihak produsen dan
konsumen seperti informasi yang dimiliki oleh masing-masing pihak tersebut,
misalnya seperti konsumen tidak tabu dimana pembeli potensial berada.
e) Unitisasi, bentuk hambatan yang sering terjadi dalam pelaksanaan saluran
distribusi dari segi unitisasi adalah kesenjangan dalam penentuan dan
pembentukan produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan ke dalam satu
unit.
f) Pesaing, bentuk hambatan saluran distribusi dari segi pesaing adalah adanya
beberapa perusahaan pesaing yang bergerak dalam bidang usaha yang sejenis,
baik perusahaan di dalam negeri atau pun di luar negeri.
2.7
Solusi dalam mengatasi hambatan yang ada pada Pelaksanaan Saluran
Distribusi
Jika sebuah perusahaan berkeinginan untuk menyelesaikan permasalahan atau
hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan saluran distribusinya, maka perusahaan
tersebut dituntut untuk menemukan solusi yang terbaik tergantung dari permasalahan
atau hambatan yang muncul dari masing-masing perusahaan. Solusi-solusi menurut
Suwigno Patdono, 2008, Perencanaan dan Pengelolaan Sistem Distribusi yang
Handal, Jurnal Manajemen Distribusi. Volume 13, No.1 (September), diantaranya
adalah :
a) Fasilitas, solusi untuk hambatan dari segi fasilitas adalah perusahaan harus
mempertimbangkan pengambilan keputusan seperti : ketersediaan ruang
pabrik dan gudang beserta dengan layoutnya, kemudahan akses transportasi,
calon konsumen, potensi pertumbuhan penjualan dan lokasi perusahaan asing.
b) Persediaan, solusi untuk hambatan dari persediaan dapat dicapai dengan cara
mempertimbangkan keputusan seperti : jumlah persediaan yang harus
disimpan di masing-masing gudang, dimana barang akan disimpan dan
berasal dari pabrik mana barang akan diambil serta berapa jumlah persediaan
untuk setiap kali pemesanan.
c) Transportasi, solusi untuk hambatan dari segi transportasi adalah dengan cara
perusahaan harus mampu membuat rencana pengiriman barang kepada
konsumen, seperti penentuan rute pengiriman yang sudah dianalisis dapat
mengurangi terjadinya keterlambatan pengiriman barang.
d) Komunikasi, solusi dari hambatan komunikasi ini adalah dengan cara
perusahaan harus memiliki dan mengumpulkan informasi sebanyakbanyaknya mengenai konsumen, seperti keinginan dan kebutuhan konsumen
serta informasi mengenai pasar sasaran yag akan dituju.
e) Unitisasi, solusi dari hambatan ini adalah perusahaan harus mampu
menentukan jumlah barang yang diinginkan oleh konsumen, menentukan
bentuk dan besarnya kemasan yang dibutuhkan dalam pengiriman barang
secara ekonomis serta alat pengangkut yang akan digunakan dalam hal
unitisasi.
f) Pesaing, solusi dari hambatan ini adalah perusahaan harus mampu
mengembangkan produk yang dihasilkan, dengan kata lain perusahaan
melakukan inovasi agar dapat mebedakan antara produk yang dihasilkan
dengan produk perusahaan pesaing. Selain itu juga perusahaan harus mampu
mencari pluang-peluang pasar secara lebih agresif dibandingkan dengan
perusahaan pesaing.
Download