xv test towards bacteria was done by using Kirby-Bauer

advertisement
xv
test towards bacteria was done by using Kirby-Bauer
method, based on CLSI standard.
Result:
Proportion
of
MBL
enzyme-producing
P.aeruginosa in clinical isolates from Department of
Microbiology Faculty of Medicine Universitas Gadjah
Mada period 2011 until 2013 showed low percentage,
which was only 12% from 25 tested clinical isolates.
Four antibiotics from Quinolone class antibiotic have
low
sensitivity
level
towards
MBL-producing
P.
aeruginosa,
which
are
33.3%
in
Ciprofloxacin,
Levofloxacin, Norfloxacin, and Ofloxacin.
Conclusion:
Quinolone
class
antibiotics
are
not
sensitive towards Metallo Beta Lactamase-producing P.
aeruginosa.
Keywords:
Quinolone
1
2
Metallo
Beta
Lactamase,
P.
aeruginosa,
Student of Faculty of Medicine Universitas Gadjah Mada
Department of Microbiology Faculty of Medicine Universitas
Gadjah Mada
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Resistensi
bakteri
terhadap
beberapa
golongan
antibiotik
menjadi hal yang mudah ditemukan saat ini.
Penggunaan
antibiotik
bakteri
menjadi
yang
resisten.
tidak
Asia
sesuai
merupakan
membuat
episentrum
dari penyebaran resistensi antibiotik yang membutuhkan
perhatian
tinggi.
Prevalensi
P.
aeruginosa
yang
resisten terhadap antibiotik karbapenem sangat tinggi
di negara - negara Asia. Kepekaan antibiotik imipenem
terhadap
sebesar
P.
aeruginosa
43,1%
(Kang
&
di
Song
Cina
dilaporkan
2013).
Selain
hanya
itu
pada
penelitian yang dilakukan pada tahun 2006, ditemukan
16 (8,1%) bakteri MBL yang memiliki tipe VIM-6, dimana
12 isolat ditemukan di India, 2 isolat di Indonesia, 1
isolat di Korea dan 1 isolat di Filipina (Castanheira
et
al.,
golongan
2010).
Terjadi
florokuinolon
juga
resistensi
terhadap
bakteri
antibiotik
Pseudomonas
aeruginosa sebanyak 27.32 % dari 53.044 isolat di US
pada
tahun
Economics
2009
and
(Centers
Policy,
for
2009).
Disease
Hal
ini
Dynamics,
membuat
1
2
intervensi
efisien.
medis
menjadi
Munculnya
tidak
resistensi
lagi
yang
efektif
terjadi
dan
pada
berbagai jenis antibiotik juga tidak sejalan dengan
penemuan
antibiotik
mempengaruhi
yang
efektivitas
baru.
Hal
pengobatan.
ini
jelas
Tidak
hanya
mempengaruhi angka morbiditas dan mortalitas pasien,
namun juga berpengaruh terhadap biaya pengobatan yang
harus
ditanggung.
hubungan
dengan
Resistensi
peningkatan
antimikroba
biaya
memiliki
kesehatan,
waktu
rawat inap dan angka kematian (Neidell et al., 2012).
Dengan
mengetahui
pemberian
jenis
antibiotik
yang
sesuai, maka diharapkan pelayanan medis menjadi lebih
efektif.
Mekanisme
resistensi
bakteri
sendiri
terhadap
antimikroba secara umum dapat melalui berbagai cara,
diantaranya
bakteri
secara
adalah
melalui
aktif,
eksklusi
proses
perubahan
antimikroba
impermeabilitas
target
dari
dan
antimikroba
sel
efluks
yang
berakibat pada hilangnya respon antimikroba tersebut,
dan
inaktivasi
agen
antimikroba
oleh
enzim
yang
diproduksi oleh mikroorganisme (Sherris et al., 2010).
P.
aeruginosa
penghasil
Metallo
Beta
Laktamase
(MBL) berperan dalam beberapa outbreak nosokomial pada
3
pusat pelayanan kesehatan tersier pada beberapa negara
di dunia (Pitout et al., 2005). Selain itu bakteri P.
aeruginosa
yang
penghasil
lebih
tinggi
MBL
memiliki
dibanding
P.
angka
mortalitas
aeruginosa
bukan
penghasil MBL (Zavascki et al., 2006).
P. aeruginosa merupakan patogen nosokomial yang
sulit ditangani. Hal ini dikarenakan adanya kemampuan
untuk membentuk mekanisme resistensi yang baru melalui
mutasi pada banyak golongan obat. Beberapa mekanisme
diantaranya
adalah
represi
terhadap
kromosom
AmpC
cephalosporinase; produksi plasmid atau integron yang
dimediasi oleh Beta Laktamase dari golongan molekular
yang berbeda (carbenicillinase dan extended- spectrum
β-Lactamase
untuk
golongan
A,
oxacillinase
untuk
golongan D dan carbapenem- hydrolysing enzymes untuk
golongan
B);
penurunan
permeabilitas
membran
luar;
ekspresi berlebih sistem efluks aktif; sintesis enzim
perubah
aminoglikosida
asetiltransferase,
and
(fosforiltransferase,
adeniltransferase);
dan
perubahan struktural dari topoisomerase II dan IV yang
mempengaruhi
resistensi
Yordanov, 2009).
kuinolone
(Strateva
&
4
I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di
atas,
rumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Bagaimana
proporsi
bakteri
aeruginosa
penghasil
enzim
Laktamase
pada
isolat
Pseudomonas
Metallo
klinis
Beta
koleksi
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas
Gadjah
Mada
periode
2011
hingga
2013?
2. Bagaimana
pola
kuinolon
kepekaan
terhadap
antibiotik
bakteri
aeruginosa
penghasil
Laktamase
pada
enzim
isolat
golongan
Pseudomonas
Metallo
klinis
Beta
koleksi
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas
Gadjah
Mada
periode
2011
hingga
2013?
I.3. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui
proporsi
aeruginosa
penghasil
Laktamase
pada
bakteri
enzim
isolat
Pseudomonas
Metallo
klinis
Beta
koleksi
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas
2013.
Gadjah
Mada
periode
2011
hingga
5
2. Mengetahui pola kepekaan antibiotik golongan
kuinolon
terhadap
bakteri
Pseudomonas
aeruginosa penghasil Metallo Beta Laktamase.
I.4. Manfaat Penelitian
Penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
manfaat,
yaitu:
1. Memberikan
data
proporsi
adanya
aeruginosa
yang
menghasilkan
bakteri
enzim
P.
Metallo
Beta Laktamase.
2. Memberikan
data
tambahan
tentang
kepekaan
antibiotik golongan kuinolon terhadap bakteri
Pseudomonas aeruginosa penghasil enzim Metallo
Beta Laktamase.
I.5
Keaslian Penelitian
Berikut
adalah
beberapa
penelitian
sebelumnya
yang
memiliki keterkaitan dengan penelitian ini:
1. Pitout et al., 2005. Detection of Pseudomonas
aeruginosa Producing Metallo-β-Lactamases in a
Large Centralized Laboratory. Pada 241 isolat
P.
aeruginosa
penelitian,
yang
sebanyak
disertakan
110
isolat
dalam
(46%)
6
dinyatakan positif menggunakan metode fenotip
dan dari hasil positif tersebut, 107 isolat
dinyatakaan
memiliki
gen
MBL
dengan
deteksi
molekular PCR. Metode fenotip yang digunakan
yaitu
double
disk
disk
imipenem
dan
tersebut
juga
antibiotik
pada
hasil
isolat
47
potentiation
EDTA.
Pada
dilakukan
241
isolat
(20%)
test
dengan
penelitian
uji
kepekaan
dan
didapatkan
resisten
terhadap
piperasilin (PIP), 141 isolat (59%) terhadap
seftazidime (CAZ), 159 isolat (66%) terhadap
tobramisin
(TOB),
gentamisin
(GEN),
terhadap
dengan
174
isolat
dan
149
siprofloksasin
penelitian
yang
(72%)
terhadap
isolat
(62%)
(CIP).
Perbedaan
telah
dilakukan
terletak pada lokasi pengambilan sampel yang
berbeda,
penggunakan
metode
fenotip
dalam
identifikasi, dan uji kepekaan antibiotik yang
dilakukan
hanya
terhadap
4
jenis
antibiotik
dari golongan kuinolon yaitu siprofloksasin,
levofloksasin, norfloksasin, dan ofloksasin.
2. Kusumastuti, 2013. Study of Quinolone Class
Antibiotics
Sensitivity
Testing
on
ESBL
7
(Extended
Spectrum
Pseudomonas
from
β-Lactamase)
aeruginosa
Yogyakarta.
in
Pada
Producing
Clinical
Isolates
penelitian
tersebut
dilakukan uji kepekaan antibiotik terhadap P.
aeruginosa
tersebut
ESBL
menunjukan
memiliki
terhadap
(77%),
penghasil
ESBL.
P.
Hasil
aeruginosa
sensitivitas
norfloksasin
ofloksasin
penelitian
(86%),
(77%),
penghasil
yang
tinggi
siprofloksasin
dan
levofloksasin
(73%). Perbedaan dengan penelitian yang akan
dilakukan
terletak
diidentifikasi.
pada
jenis
Penelitian
enzim
yang
sebelumnya
mendeteksi P. aeruginosa penghasil enzim ESBL
sedangkan
penelitian
mendeteksi enzim MBL.
yang
telah
dilakukan
Download