1 analisis determinan ihsg dan kausalitas antara aliran modal asing

advertisement
1
ANALISIS DETERMINAN IHSG DAN KAUSALITAS ANTARA ALIRAN
MODAL ASING PORTOFOLIO DAN NILAI TUKAR DENGAN IHSG
DI PASAR MODAL INDONESIA
(PERIODE 2010:01-2015:12)
(Skripsi)
Oleh
M ERIK PRASETYO
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
2
ABSTRAK
ANALISIS DETERMINAN IHSG DAN KAUSALITAS ANTARA ALIRAN
MODAL ASING PORTOFOLIO DAN NILAI TUKAR DENGAN IHSG
DI PASAR MODAL INDONESIA
(PERIODE 2010:01-2015:12)
Oleh
M ERIK PRASETYO
Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh Aliran Modal Asing Portofolio, Nilai
Tukar IDR/USD, BI Rate, Inflasi dan Produk Domestik Bruto terhadap IHSG serta
hubungan Kausalitas antara Aliran Modal Asing Portofolio, Nilai Tukar IDR/USD
dan IHSG. Penelitian ini dibuat karena kondisi pasar modal Indonesia yang
didominasi oleh investor asing, sehingga dalam perkembanganya sangat rentan
terhadap isu ekonomi global dan makroekonomi secara umum. Pengujian pada
penelitian ini menggunakan alat analisis Vector Error Correction Model (VECM).
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG), Aliran Modal Asing Portofolio (NFP), Nilai Tukar IDR/USD (NT), BI Rate
(RBI), Inflasi (INF), dan Produk Domestik Bruto (PDB). Jenis dan data yang
digunakan dalam penelitian ini berupa data runtun waktu (time series) dengan data
bulanan pada periode tahun 2010:01 sampai dengan periode 2015:12. Hasil pada
penelitian ini menunjukan bahwa: 1) terdapat hubungan jangka panjang antar
variabel penelitian; 2) hanya Produk Domestik Bruto yang berpengaruh signifikan
terhadap IHSG; 3) terdapat hubungan satu arah antara Produk Domestik Bruto
dengan IHSG, IHSG dengan Aliran Modal Asing Portofolio, Nilai Tukar IDR/USD
denganAliran Modal Asing Portofolio; 4) tidak ditemukan hubungan satu ataupun
dua arah antara Aliran Modal Asing Portofolio dengan Nilai Tukar IDR/USD dan
Indeks Harga Saham Gabungan dengan Nilai Tukar IDR/USD.
Kata Kunci :Aliran Modal Asing Portofolio, BI Rate, Indeks Harga Saham
Gabungan, Inflasi, Nilai Tukar IDR/USD, Produk Domestik Bruto
dan VECM.
3
ABSTRACT
ANALYSIS OF DETERMINANTS IHSG AND CAUSALITY BETWEEEN
FOREIGN CAPITAL FLOW PORTFOLIO AND EXCHANGE RATE WITH
IHSG CAPITAL MARKET IN INDONESIA (PERIOD 2010: 01-2015: 12)
BY
M ERIK PRASETYO
This study aimed to analyze the influence of the Foreign Capital Flow Portfolio,
Exchange Rate IDR / USD, BI Rate, inflation and Gross Domestic Product to IHSG,
with causality relationship between Foreign Capital Flow Portfolio, Exchange Rate
IDR / USD and IHSG. This study was made due to the condition of the Indonesian
capital market is dominated by foreign investors, resulting in its development is very
vulnerable to the global economy issues and macroeconomic in general. Tests on this
research using an analysis tool Vector Error Correction Model (VECM). Variables
used in this research is the Composite Stock Price Index (IHSG), Foreign Capital
Flow Portfolio (NFP), Exchange Rate IDR / USD (NT), the BI Rate (RBI), inflation
(INF), and the Gross Domestic Product (GDP). The type of data used in this study in
the form of time series data (time series) with monthly data for the period 2010: 01
until the period 2015: 12. The results in this study show that: 1) there is a long-term
relationship between the variables; 2) Gross Domestic Product only significantly
influence IHSG; 3) there is a one-way relationship between Gross Domestic Product
with IHSG, IHSG with Foreign Capital Flow Portfolio, Exchange Rate IDR / USD
denganAliran Foreign Investment Portfolio; 4) no relationship was found between
the one or two-way Foreign Capital Flow Portfolio with Exchange Rate IDR / USD
and IHSG with Exchange Rate IDR / USD.
Keywords:BI Rate, Composite Stock Price Index, Exchange Rate IDR / USD,
Foreign Capital Flow Portfolio, Gross Domestic Product ,Inflation and
VECM.
4
ANALISIS DETERMINAN IHSG DAN KAUSALITAS ANTARA ALIRAN
MODAL ASING PORTOFOLIO DAN NILAI TUKAR DENGAN IHSG
DI PASAR MODAL INDONESIA
(PERIODE 2010:01-2015:12)
Oleh
M. Erik Prasetyo
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
8
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jabung pada tanggal 1 Januari 1994. Penulis adalah anak
pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Sarji Prasetyo dan Ibu Larsi.
Penulis mengawali pendidikannya sebagai siswi Taman Kanak-kanak (TK) Desa
Toto Mulyo pada tahun 1999, kemudian melanjutkan pendidikan pada tahun 2000 di
SDN 1 Toto Mulyo, Kecamatan Way Bungur. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan
pendidikan di SMPN 1 Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur dan pada tahun
2009 melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur
selesai menjadi siswa pada tahun 2012.
Pada tahun 2012, penulis mendaftakan diri menjadi mahasiwa Universitas Lampung
dan kemudian terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN Tertulis.
Selama menjadi mahasiswa, penulis bergabung dalam Himpunan Mahasiswa
Ekonomi Pembangunan (HIMEPA). Pada Januari 2015, penulis melaksanakan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Teladas, Kecamatan Dente Teladas, Kabupaten
Tulang Bawang.
9
PERSEMBAHAN
Allah SWT. yang senantiasa memberikan kesehatan, rahmat, hidayah, dan
perlindungannya sehingga terselesaikannya skripsi ini.
Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa manusia dari zaman kegelapan
menuju zaman yang terang benderang yang hingga kini selalu dinantikan syafaatnya
di hari kiamat kelak.
Bapak dan Ibu tersayang, Sarji Prasetyo, dan Larsi.
Adiku tercinta, Sheila Whellyanti.
Sahabat-sahabat dan teman-teman tersayang.
Almamater tercinta, Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung.
10
MOTO
“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalatmu Sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”
(Al-Baqarah: 153)
“Tidak satupun yang lebih dihargai oleh Allah daripada Doa”
(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
“Setiap aksi memiliki reaksi, setiap perbuatan memiliki konsekuensi, dan setiap
kebaikan memiliki suatu balasan yang baik”
11
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Analisis Determinan IHSG Dan Kausalitas Antara Aliran
Modal Asing Portofolio, Dan Nilai Tukar Dengan IHSG Di Pasar Modal Indonesia
(Periode 2010:01 – 2015:12)” sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak didukung dan dibantu oleh banyak
pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini dengan ketulusan hati penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Nairobi, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Emi Maimunah, S.E., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
12
4. Bapak Dedy Yuliawan, S.E., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah meluangkan waktu untuk membimbing sejak awal menjadi mahasiswa
Ekonomi Pembangunan.
5. Bapak Dr. Yoke Muelgini, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing selama penyelesaian skripsi dengan
penuh kesabaran, perhatian, semangat, motivasi, dan sumbangan pemikiran.
6. Bapak Thomas Andrian, S.E,.M.Si., selaku Dosen Penguji yang telah
meluangkan waktu untuk menguji skripsi penulis hingga menjadi skripsi yang
baik.
7. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
8. Bapak dan Ibu tersayang, Sarji Prasetyo dan Larsi. Terima kasih atas segala
dukungan, kesabaran, doa, dan kasih sayang yang telah kalian berikan sehingga
memberikan kemudahan dalam perjalanan Penulis dalam kehidupan.
9. Untuk Adik ku Sheila Wellyanti terima kasih atas kesabaran, dukungan, dan
motivasi selama ini.
10. Saudara-saudaraku yang jauh disana, terima kasih atas perhatian dan doa-doanya.
11. Teman – teman seperjuangan Ekonomi Pembangunan 2012, Adib, Ade, Ageng,
Agus Maryatul, Asri, Aprida, Amiza, Deffa, Deo, Jefri, Isti, Ketut, Ochi, Medi,
Adi, Sony, Tomi, Rayyan, Nizar, Handicky, Gery, May, Nurul, Ulung, Ulfa,
Rini, Renicha, Sinta, Deni, Julian, Antok, Puspa, Vema, Vivi, Maulidya, Siti,
Budi, Danty, Paul Boyak, Epsi, Indra, Ria, dan seluruh teman-teman EP’12 yang
13
tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas kebersamaannya selama
ini.
12. Teman-teman bimbingan Skripsi yang telah berjuang bersama untuk
menyelesaikan Skripsi, terima kasih atas kebersamaanya.
13. Keluarga KKN Tematik Desa Teladas, Joe, Indah, Ester, dan Juliantika serta
Ayuk Nonsi dan Wan Herwan. Terima kasih untuk menjadi keluarga yang luar
biasa menyenangkan dan mengesankan.
14. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan kontribusi dalam penulisan
skripsi yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak dan penulis menyadari
skripsi ini jauh dari kata sempurna. Terima kasih atas segala doa, dukungan, dan
semangat yang telah diberikan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Bandar Lampung, 18 Oktober 2016
Penulis,
M Erik Prasetyo
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ...........................................................................................
i
DAFTAR TABEL ...................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................
iv
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
vi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................
B. Rumusan Masalah ........................................................................
C. Tujuan ..........................................................................................
D. Kerangka Pemikiran ......................................................................
E. Manfaat Penelitian .......................................................................
F. Hipotesis ......................................................................................
G. Sistematika Penulisan ...................................................................
1
9
10
10
12
13
13
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis ...........................................................................
1. Indeks Harga Gabungan ...........................................................
2. Arus Modal Asing ...................................................................
3. Nilai Tukar................................................................................
4. Suku Bunga ..............................................................................
5. Inflasi .......................................................................................
6. Produk Domestik Bruto ............................................................
B. Hubungan Arus Modal Dengan Pasar Modal ...............................
C. Hubungan Nilai Tukar Dengan Harga Saham ..............................
D. Tinjauan Empiris ..........................................................................
15
15
15
19
21
22
23
24
28
30
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sumber Data ..................................................................
B. Definisi Operasional Variabel .......................................................
C. Batasan Variabel ...........................................................................
D. Metode Analisis ............................................................................
E. Prosedur Analisis Data ..................................................................
35
36
38
40
43
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Plot Data .......................................................................................
B. Hasil Uji Stasioner .......................................................................
C. Hasil Penentuan Lag Optimum ....................................................
D. Uji Stabilitas VAR .......................................................................
E. Estimasi Uji Kointegrasi ..............................................................
51
60
61
62
62
ii
F.
G.
H.
I.
Model Empiris VECM .................................................................
Hasil Uji Kausilitas Granger ........................................................
Analisis Impluse Response Fungction .........................................
Analisi Variance Decompisition ..................................................
64
69
71
80
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ........................................................................................
B. Saran ..............................................................................................
84
85
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Tinjauan Empiris. ..............................................................................
30
2. Deskripsi Data ...................................................................................
36
3. Hasil Uji Stasioner pada Level ..........................................................
60
4. Hasil Uji Stasioner pada Firs Difference...........................................
60
5. Hasil Lag Optimum ...........................................................................
61
6. Hasil Uji Stabilitas VAR ...................................................................
62
7. Hasil Uji Kointegrasi .........................................................................
63
8. Hasil Estimasi VECM .......................................................................
65
9. Ringkasan Uji Kausalitas ..................................................................
69
10. Ringkasan Analisis Variance Decomposition ...................................
80
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Perkembangan IHSG, Net Pembelian Portofolio Oleh
Asing Di pasar Modal Indonesia dan nilai tukar
IDR/USD .....................................................................................
3
2. Perkembangan Inflasi dan Suku Bunga Bank Indonesia
(BI Rate) dan Indek Harga Saham Gabunga ................................
7
3. Kerangka Pemikiran Penelitian ....................................................
12
4. Kerangka Pengaruh Aliran Modal Portofolio Terhadap
Nilai Tukar....................................................................................
18
5. Hubungan Arus Modal Asing dengan Pasar Modal
domestik .......................................................................................
27
6. Pola trend Indeks Harga Saham Gubungan Periode
2010:01 -2015:12..........................................................................
51
7. Pola trend Indeks Harga Saham Gubungan dalam
bentuk Logaritma Periode 2010:01 -2015:12
menggunakan Scatter with only Makers.......................................
52
8. Pola trend Indeks Harga Saham Gubungan dalam
bentuk Logaritma Periode 2010:01 -2015:12
menggunakan Scatter with Straight Lines ....................................
52
9. Pola musiman Net Foreign Purches (NFP) Periode
2010:01 -2015:12..........................................................................
53
10. Pola musiman Net Foreign Purches (NFP) dalam
bentuk
Logaritma
periode
2010:01-2015:12
menggunakan Scatter with only Makers.......................................
53
11. Pola musiman Net Foreign Purches (NFP) dalam
bentuk Logaritma Periode 2010:01 -2015:12
menggunakan Scatter with Straight Lines ....................................
54
12. Pola trend Nilai Tukar Periode 2010:01 -2015:12 .......................
54
13. Pola trend Nilai Tukar dalam bentuk Logaritma
Periode 2010:01 -2015:12 menggunakan Scatter with
only Makers ..................................................................................
55
14. Pola trend Nilai Tukar dalam bentuk Logaritma
Periode 2010:01 -2015:12 menggunakan Scatter with
Straight Lines................................................................................
55
15. Pola muasiman inflasi Periode 2010:01 -2015:12 ........................
56
v
16. Pola musiman inflasi dalam bentuk Logaritma Periode
2010:01 -2015:12 menggunakan Scatter with only
Makers ..........................................................................................
17. Pola musiman inflasi dalam bentuk Logaritma Periode
2010:01 -2015:12 menggunakan Scatter with Straight
Lines .............................................................................................
18. Pola trend BI Rate periode 2010:01-2016:12 ..............................
19. Pola trend BI Rate dalam bentuk Logaritma Periode
2010:01 -2015:12 menggunakan Scatter with only
Makers ..........................................................................................
20. Pola trend BI Rate dalam bentuk Logaritma Periode
2010:01 -2015:12 menggunakan Scatter with Straight
Lines .............................................................................................
21. Pola trend Produk Domestik Bruto (PDB) periode
2010:01-2015:12...........................................................................
22. Pola trend Produk Domestik Bruto dalam bentuk
Logaritma Periode 2010:01 -2015:12 menggunakan
Scatter with only Makers ..............................................................
23. Pola trend Produk Domestik Bruto dalam bentuk
Logaritma Periode 2010:01 -2015:12 menggunakan
Scatter with Straight Lines ...........................................................
24. Respon IHSG Terhadap Guncangan NFP ....................................
25. Respon IHSG Terhadap Guncangan NT ......................................
26. Respon IHSG Terhadap Guncangan INF .....................................
27. Respon IHSG Terhadap Guncangan RBI .....................................
28. Respon IHSG Terhadap Guncangan PDB ....................................
29. Respon NFP Terhadap Guncangan IHSG ....................................
30. Respon NFP Terhadap Guncangan NT ........................................
31. Respon NFP Terhadap Guncangan INF .......................................
32. Respon NFP Terhadap Guncangan RBI .......................................
33. Respon NFP Terhadap Guncangan PDB ......................................
34. Respon NT Terhadap Guncangan IHSG ......................................
35. Respon NT Terhadap Guncangan NFP ........................................
36. Respon NT Terhadap Guancangan INF .......................................
37. Respon NT Terhadap guncangan RBI ..........................................
38. Respon NT Terhadap guncangan PDB.........................................
56
57
57
58
58
59
59
59
71
72
73
73
74
74
75
75
76
77
77
78
78
79
79
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Daftar Data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Aliran Modal
Portofolio Asing (NFP), Nilai Tukar IDR/USD (NT), BI Rate
(RBI) dan Produk Domestik Bruto (PDB) ..........................................
L-1
2. Hasil Uji Stasioner Data (Unit Root Test) Pada Level .........................
L-3
3. Hasil Uji Stasioner (Unit Root Test) Pada First Difference .................
L-8
4. Hasil Uji Lag optimum .........................................................................
L-12
5. Hasil Uji Stabilitas VAR ......................................................................
L-13
6. Hasil Uji Kointegrasi (Johansen’s Cointegration Test) .......................
L-14
7. Model Empiris VECM .........................................................................
L-18
8. Hasil Uji Kausalitas Granger (Granger Causality Test) ......................
L-21
9. Hasil Analisis Impluse Response Function (IRF) ................................
L-23
10. Hasil Analisis Variance Decomposition ...............................................
L-33
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ekonomi global di masa globalisasi ini memberikan dampak yang
positif terhadap mobilisasi modal antar negara. Aliran modal asing dalam bentuk
portfolio investment merupakan salah satu topik penting yang banyak di
perbincangkan dalam sistem keuangan internasional. Tren liberalisasi pasar modal
dunia dan semakin terintegrasinya perkonomian dunia, hampir semua negara
(termasuk Indonesia) tidak lepas dari pengaruh aliran modal internasional. Kondisi
ini sangat menguntungkan bagi negara berkembang seperti Indonesia, karena
menjadi solusi pembiayaan pembangunan nasional.
Pasar modal Indonesia merupakan pasar modal yang sedang berkembang (emerging
market) yang dalam perkembanganya sangat rentan terhadap kondisi makroekonomi
secara umum serta kondisi ekonomi global. Pengaruh makroekonomi tidak langsung
mempengaruhi perekonomian, namun secara perlahan dan jangka waktu yang
panjang. Ketika terjadi perubahan makroekonomi, akan mempengaruhi keputusan
investor domestik maupun investor asing untuk menanamkan atau menarik modal
mereka. Pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian negara, dimana
pasar modal menjalankan fungsinya yang pertama sebagai saranan pendanaan usaha
2
atau sebagai sarana suatu perusahaan untuk mendapat modal dari masyarakat baik
dalam negeri maupun luar negeri. Kedua pasar modal menjadi sarana bagi
masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan. Pasar modal yang sedang
mengalami peningkatan atau mengalami penurunan terlihat dari naik turunnya hargaharga saham yang tercatat dan tercermin pada pergerakan Indeks Harga Saham
Gabungan (Mailangkay, 2013).
Pasar modal Indonesia memiliki tingkat likuiditas yang relatif kecil dibandingkan
dengan pasar modal di negara maju seperti pasar modal Amerika Serikat dan negaranegara Eropa. Kondisi tersebut membuat volatilitas yang relatif tinggi (extreme
volatility) bagi pasar modal (Bekaert dan Harvey, 2003; Ewards , 2000) dan akan
mempengaruhi stabilitas nilai tukar (Chayawadee dan Ho, 2008), yang secara
otomatis akan mempengaruhi kondisi perekonomian dan iklim investasi. Pasar
modal Indonesia didominasi oleh investor asing berdasarkan data yang dirilis oleh
Kustodia Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada Agustus 2015 tercatat kepemilikan
oleh asing sebesar 62,8 persen dari total valuasi saham di pasar modal Indonesia.
Berdasarkan data tersebut menggambarkan investor asing menguasai pasar modal
Indonesia. Kekuatan investor asing terlihat dari aliran modal asing yang masuk ke
pasar modal, IHSG dan nilai tukar IDR/USD seperti yang terlihat pada gambar
berikut ini.
18000
15000
15000
12000
12000
9000
9000
6000
6000
3000
3000
Sep-15
May-15
Jan-15
Sep-14
May-14
Jan-14
Sep-13
May-13
Jan-13
Sep-12
May-12
Jan-12
Sep-11
May-11
Jan-11
-6000
Sep-10
-3000
0
May-10
0
-3000
-6000
-9000
-9000
-12000
-12000
-15000
-15000
-18000
-18000
-21000
IHSG (Indeks)
NT (Ribuan
KURS
(Ribuan Rupiah)
Rupiah)
Ribuan Rupiah
18000
Jan-10
Miliar Rupiah
3
-21000
FNP (Miliar Rupiah)
Sumber :Laporan Statistik OJK, Bursa Efek Indoesia, dan Bank Indonesia, diolah.
Gambar 1. Perkembangan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG), Net Pembelian
Portofolio Oleh Asing ( FNP) di pasar Modal Indonesia, dan Pergerakan
Nilai Tukar IRD/USD (NT) .
Gambar 1 menunjukan bahwa perkembangan IHSG, net pembelian portofolio oleh
asing, dan nilai tukar IDR/USD dari tahun 2010 sampai 2015 menunjukan fluktuasi.
Hal ini mencerminkan bahwa pasar modal Indonesia (Bursa Efek Indonesia) terus
membaik dan diperhitungkan oleh investor domestik maupun investor asing. Setelah
krisis keuangan gelobal pada pertengahan 2008, di sepanjang tahun 2010 IHSG terus
meningkat tercatat desember 2010 pada level 3.611,53 poin, diikuti peningkatan net
pembelian portofolio oleh asing sebesar Rp 20.981,71 miliar dibandingkan tahun
sebelumnya hanya Rp 15.118,50 miliar, dan penguatan nilai tukar IDR/USD sebesar
Rp 8.991 dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 9.365. Pada bulan Juli 2011
peningkatan IHSG tercatat pada level 4.130,80 poin, peningkatan net pembelian
4
portofolio oleh asing sebesar Rp 24.290,35 miliar dan penguatan nilai tukar
IDR/USD sebesar Rp 8.597, hal ini disebabkan semakin membaiknya fundamental
ekonomi Indonesia sehingga investor asing melirik pasar modal Indonesia. Namun
pada pertengahan tahun 2012 sampai akhir tahun 2013 IHSG dan nilai tukar
IDR/USD mengalami tekanan yang sangat kuat. IHSG tercatat pada level 4.212,98
poin dan nilai tukar IDR/USD melemah sebesar Rp 12.891. Tekanan tersebut
disebabkan aksi jual besar-besaran oleh investor asing merespons wacana bank
sentra Amerika Serikat (The Fed) mengeluarkan kebijakan untuk mengurangi
stimulus keuangan (tapering off), sehingga tercatat penjualan lebih besar daripada
pembelian portofolio oleh asing di pasar modal Indonesia sebesar Rp20.647,10
miliar (creative-trede.com).
Sempat membaik di sepanjang tahun 2014 pasca pemilu sehinggat investor asing
melihat stabilitas politik dan penundaan The Fed mengeluarkan kebijakan
pengurangan stimulus keuangan membuat investor asing melirik kembali pasar
modal Indonesia sehingga aktivitas pembelian portofolio oleh asing mengalami
peningkatan Rp 42.597,50 miliar dan membuat pengutan IHSG pada level 5.166,98
poin serta nilai tukar IDR/USD sedikit menguat sebesar Rp 11.532. Namun,
membaiknya kondisi pasar modal Indonesia tidak berlangsung lama. Kembali
mencuatnya isu The Fed mengumumkan kebijakan pengurangan stimulus keuangan,
dan terjadi perlambatan perumbuhan ekonomi Tiongkok yang berimbas terdevaluasi
nilai tukar Yuan. Sehingga membuat pasar modal Indonesia kembali tertekan,
sepanjang tahun 2015 pangalihan modal asing yang keluar dari pasar modal
5
Indonesia tercatat sebesar Rp22.983,62 miliar, sehingga IHSG dan nilai tukar
IDR/USD kembali tertekan pada level 4.522,65 poin dan Rp 14.584 per USD.
Tekanan tersebut, sebagai dampak dari sentimen negatif global yang melemahkan
bursa. Meskipun IHSG tercatat mengalami tekanan namun, secara jangka panjang
pertumbuhan IHSG dalam lima tahun terakhir dari tahun 2010 hingga tahun 2015
menunjukan tren yang positif (marketbisnis.com).
Meskipun liberalisasi pasar modal menarik aliran modal asing dapat meningkatkan
likuiditas serta mengurangi biaya modal (cost of capital) (Bekaert & Harvey, 2000),
tetapi menjadi catatan bahwa mobilitas modal asing dapat menyebabkan extreme
volatility bagi negara-negara yang perekonomiannya menuju level menengah seperti
Indonesia. Perkembangan pasar modal Indonesia masih sangat rapuh terhadap isu-isu
ekonomi internasional, hal ini disebabkan karena dominasi investor asing di pasar
modal Indonesia. Dominasi kepemilikan saham oleh invetor asing sehingga mudah
sekali diguncang isu-isu ekonomi internasional, kondisi perekonomian negara lain
dan kondisi pasar modal negara lain.
Penelitian sebelumnya tentang hubungan antara arus modal asing, nilai tukar dan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dilakukan oleh BAPEPAM-LK (2008)
menemukan bahwa terdapat kointegrasi atau keseimbangan jangka panjang pada
ketiga variabel tersebut. Serta terdapat kausalitas antara IHSG lebih mampu
menjelaskan pengaruhnya terhadap aliran modal asing yang masuk ke Indonesia,
sedangakan aliran modal asing mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap
6
pergerakan nilai tukar.
Beberapa penelitian tentang aliran modal asing, nilai tukar dan IHSG dibeberapa
negara lain. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Micheal J, (2006)
menyebutkan bahwa emerging markets mempunyai peran besar dalam peningkatan
international portofolios. Terdapat beberapa keuntungan berinvestasi pada emerging
market diantaranya menawarkan prospek pertumbuhan, average return yang tinggi,
volatilitas yang tinggi dan korelasi yang rendah antara emerging markets dengan
developed markets. Aliran modal asing menjadi topik pembicaraan bagi otoritas pasar
modal karena aktivitasnya tidak hanya akan berpengaruh bagi harga saham tetapi juga
akan berpengaruh terhadap nilai tukar mata uang negara tersebut. Menurut Chayawadee
Chai-Anant dan Corrine Ho (2008) sikap optimis investor asing terhadap pasar modal
Asia ketika tahun 2003 tidak hanya disebabkan pasar sedang mengalami tren positif
(bullish) tetapi juga ketika saat itu terjadi apresiasi mata uang lokal terhadap Dolar
Amerika Serikat. Apresiasi mata uang lokal dianggap sebagai faktor tambahan menarik
investor asing untuk berinvestasi di pasar modal Asia.
Adapun selain nilai tukar Rupiah, faktor-faktor yang mempengaruhi Indeks Harga
Saham Gabungan antara lain BI Rate, inflasi, dan Produk Domestik Bruto. Secara
teori, suku bunga dan harga saham berhubungan negatif, tingkat bunga terlalu tinggi
akan mempengaruhi present velue, aliran kas perusahaan, sehingga kesempatankesempatan investasi menjadi kurang menarik bagi investor (Tandelilin, 2010).
7
6,000.00
5,000.00
4,000.00
indeks
3,000.00
2,000.00
1,000.00
0.00
Jan-10
Apr-10
Jul-10
Oct-10
Jan-11
Apr-11
Jul-11
Oct-11
Jan-12
Apr-12
Jul-12
Oct-12
Jan-13
Apr-13
Jul-13
Oct-13
Jan-14
Apr-14
Jul-14
Oct-14
Jan-15
Apr-15
Jul-15
Oct-15
persen
10.00
9.00
8.00
7.00
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
Inflasi (persen)
BI RATE (persen)
IHSG (indeks)
Sumber :Bank Indonesia dan Bursa Efek Indonesia, diolah.
Gambar 2. Perkembangan Inflasi, Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate) dan Indek
Harga Saham Gabunga.
Gambar 2 menunjukan perkembangan BI Rate, inflasi, dan Indeks Harga Saham
Gabungan dari tahun 2010 sampai tahun 2015. BI Rate tercatat mengalami
peningkatan dalam periode 2010 sampai 2015 sebesar 1 persen dari 6,50 persen
menjadi 7,50 persen. Tingkat bunga yang terlalu tinggi akan mempengaruhi nilai
sekarang (present velue) aliran kas suatu perusahaan, sehingga kesempatankesempatan investasi yang sudah ada menjadi tidak menarik lagi. Tingkat bunga
yang tinggi juga akan meningkatkan biaya modal yang akan ditanggung perusahaan
dan juga akan menyebabkan return yang disyaratkan investor dari suatu investasi
akan meningkat (Suramaya, 2012).
Secara teori tingkat inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
peningkatan inflasi merupakan sinyal negatif bagi investor domestik maupun
investor asing di pasar modal. Dimana jika terjadi kenaikan inflasi akan
8
meningkatkan harga dan biaya produksi. Jika peningkatan biaya produksi lebih
tinggi dari pada peningkatan harga maka profitabilitas perusahaan tersebut akan
turun (Hooker, 2004). Hal ini dapat dilihat pada gambar 2 dimana rata-rata inflasi
dari periode 2010 sampai 2015 mengalami peningkatan sebesar 1,26 persen, rata-rata
inflasi tahun 2010 sebesar 5,13 persen meningkat menjadi 6,38 persen rata-rata
inflasi pada tahun 2015.
Secara teori dijelaskan bahwa peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB)
meningkatkan daya beli masyarakat terhadap produk-produk perusahaan sehingga
meningkatkan profitabilitas perusahaan. Adanya peningkatan profitabilitas
perusahaan dapat meningkatkan kepercayaan investor sehingga dapat meningkatkan
harga saham (Suramaya, 2012). Berdasarkan penelitian yang dilakuakn oleh
Sangkyun (1997) yang meneliti pengaruh antara variabel makro, menemukan hasil
bahwa hanya PDB yang berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap return
saham, sedangkan variabel lain tidak berpengaruh. Hasil penelitian ini didukung
dengan penelitian Hooker (2004) dimana return saham dipengaruhi secara positif
dan signifikan oleh PDB.
Secara umum, beberapa periode juga terlihat bahwa masuknya modal asing diikuti
dengan penurunan IHSG dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap beberapa
valuta asing, terutama Dolar Amerika Serikat. Sedangakan arus modal yang keluar
selama periode tersebut tidak sepenuhnya menyebabkan penurunan IHSG dan
pelemahan nilai tukar IDR/USD, bahkan bebrapa periode terlihat arus modal asing
9
yang keluar diikuti penguatan IHSG dan nilai tukar IDR/USD. Fenomena tersebut
cenderung berlawanan dengan kondisi beberapa periode sebelumnya, dimana foreign
capital inflow cenderung bergerak searah dengan pergerakan IHSG dan nilai tukar
IDR/ USD. Kondisi ini juga kontras dengan berbagai kajian teori, khususnya
penjelasan teori portofolio-balance dan good market approach (Muntasir, 2015).
Penelitian ini untuk melihat analisis determinan Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) serta dampak aliran modal asing berbentuk portofolio yang diproksikan
dengan Net Foreign Purchese (NFP) dan nilai tukar Rupiah per Dolar Amerika
Serikat terhadap volatilitas pasar modal Indonesia diproksikan dengan IHSG.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapat di ambil
beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Adakah hubungan jangka panjang antara aliran modal asing portofolio, Nilai
Tukar IDR/USD, BI Rate, Inflasi, Produk Domestik Bruto dan IHSG?
2. Bagaimana pengaruh aliran modal asing portofolio, Nilai Tukar IDR/USD, BI
Rate, Inflasi, Produk Domestik Bruto terhadap IHSG?
3. Bagaimana pengaruh IHSG terhadap aliran modal asing portofolio?
4. Bagaimana pengaruh nilai tukar IDR/USD terhadap aliran modal asing
portofolio?
5. Bagaimana pengaruh aliran modal asing portofolio terhadap Nilai Tukar
IDR/USD?
10
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuaraikan di atas, maka tujuan penelitian
ini sebagai berikut :
1. Mengetahui terdapatnya hubungan jangka panjang antara aliran modal asing
portofolio, nilai tukar IDR/USD, BI Rate, inflasi, Produk Domestik Bruto dan
IHSG.
2. Mengetahui pengaruh aliran modal asing portofolio, nilai tukar IDR/USD, BI
Rate, inflasi, Produk Domestik Bruto terhadap IHSG.
3. Mengetahui IHSG berpengaruh terhadap aliran modal asing portofolio.
4. Mengetahui nilai tukar IDR/USD berpengaruh terhadap aliran modal asing
portofolio.
5. Mengetahui aliran modal asing portofolio berpengaruh terhadap nilai tukar
IDR/USD.
D. Kerangka Pemikiran
Semakin terintegrasinya perekonomian dunia, hampir semua negara (termasuk
Indonesi) tidak dapat lepas bahkan membutukan aliran modal asing. Karakteristik
pemodal di pasar modal adalah untuk meminimalkan resiko investasi. Sistem
perekonomian global yang terintegrasi dan semakin terbukanya sistem finansial
dunia, investor dapat mengurangi resiko investasi dengan melakukan investasi di
beberapa negara (international risk sharing). Ekspetasi para investor tersebut jika
investasi di satu negara mengalami kondisi yang tidak diinginkan, maka investasi di
11
negara yang lain akan lebih baik. Dengan demikian, keputusan investor untuk
berinvestasi tidak di pengaruhi oleh kondisi ekonomi satu negara saja.
Pada umumnya, pengaruh perubahan salah satu variabel ekonomi terhadap satu atau
sejumlah variabel ekonomi lainnya tidak bersifat langsung, tetapi melalui perubahan
sejumlah variabel dalam time lag tertentu. Pada penelitian ini, hubungan aliran
modal asing portofolio, nilai tukar , variabel ekonomi lain seperti BI Rate, inflasi,
Produk Domestik Bruto, dan Indeks Harga Saham Gabungan akan dikaji lebih dalam
untuk melihat hubungan antara variabel-variabel penelitian tersebut. berdasarkan
penelitian terdahulu dan pendekatan-pendekatan yang ada diketahui bahwa
hubungan nilai tukar dan harga saham dapat dilihat dari pendekatan tradisional dan
pendekatan portofolio serta penelitian-penelitian terdahulu tentang variabel ekonomi
yang berhubungan dengan pasar modal. Sehingga secara garis besar, konsep dasar
dari penelitian ini adalah pengujian hubungan variabel arus modal asing portofolio,
pergerakan nilai tukar, Serta beberapa variabel ekonomi lain seperti BI Rate, Inflasi
dan Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap IHSG, dengan alur kerangka pemikiran
sebagai berikut:
12
NFP
NT
BI Rate
IHSG
Inflasi
PDB
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Penelitian
E. Manfaat Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Pada Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Penelitian ini sangat bermanfaat bagi penulis dalam menambah wawasan dan
dapat mempraktikan apa yang telah diperoleh selama proses perkuliahan.
3. Sebagai bahan informasi bagi praktisi pasar modal khususnya para investor baik
domestik atau asing, dan pemerintah dalam pengambilan keputusan.
4. Dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya, terlebih bagi penelitian
yang tertarik pada pasar modal.
13
F. Hipotesis
Mengacu pada rumusan masalah, tujuan serta kerangka pemikir yang telah
diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang di ajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Diduga terdapat hubungan jangka panjang antara aliran modal asing portofolio,
nilai tukar IDR/USD, inflasi, BI Rate, Produk Domestik Bruto, dan IHSG.
2. Diduga aliran modal asing portofolio, nilai tukar IDR/USD, BI Rate, inflasi,
Produk Domestik Bruto berpengaruh signifikan terhadap IHSG
3. Diduga IHSG berpengaruh berpengaruh positif terhadap aliran modal asing
portofolio
4. Diduga nilai tukar IDR/USD berpengaruh positif terhadap aliran modal asing
portofolio
5. Diduga aliran modal asing portofolio berpengaruh positif terhdap nilai tukar
IDR/USD
G. Sistematika Penulisan
Untuk memberi gambaran secara garis besar mengenai penelitian ini disusun
sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I
: Pendahuluan. Terdiri dari Latar Belakang Penelitian, Rumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Kerangka Pemikiran, Manfaat Penelitian, dan Hipotesis
serta Sistematika Penulisan.
BAB II : Tinjauan Pustaka. Terdiri dari tinjauan Teoritis Yang Berkaita Dengan
Penelitian, dan Tinjauan Empiris.
14
BAB III : Metode Penelitian.Terdiri dari Metode Penelitian Yang Digunakan
Meliputi Jenis Dan Sumber Data, Definisi Operasional Variabel, Batasan
Variabel, Metode Analisis dan Prosedur Analsis Data.
BAB IV: Hasil dan Pembahasan. Terdiri dari Plot Data, Uji Stasioner Data,
Penentuan Panjang Lag, Uji Stabilitas VAR, Uji VAR atau VECM, Uji
hubungan Kausalitas, Impluse Response Function (IRF), dan Variance
Decomposition.
BAB V : Simpulan dan Saran.
DAFTAR PUSTAKA
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukan pergerakan harga saham secara
umum yang tercatat pada di Bursa Efek Indonesia (BEI). Indeks inilah yang paling
banyak digunakan dan dipakai untuk menilai situasi pasar secara umum atau
mengukur apakah harga saham mengalami kenaikan atau penurunan. IHSG
melibatkan seluruh harga saham yang tercatat di bursa (Anoraga dan Pakarti, 2006).
Indeks berfungsi sebagai trend pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan
kondisi pasar pada suatu periode tertentu, yang menunjukan apakah pasar sedang
aktif atau lesu. Dengan adanya indeks, dapat diketahui trend pergerakan harga saham
saat ini, apakah sedang naik, stabil atau turun. Pergerakan indeks sangat penting bagi
para investor untuk menentukan menjual, menahan atau membeli beberapa saham.
2. Arus Modal Asing
Terintegrasinya perekonomian dunia, menjadikan mobilitas modal yang tinggi antar
negara merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari. Bagi negara Emerging
Markets seperti indonesia menjadi tujuan investasi negara-negara maju (Developed
16
Market), karena pada umumnya pasar modal Emerging Markets memberikan risk
premium yang tinggi (Salomons dan Grootveld, 2003). Pada dasarnya, terdapat tiga
bentuk modal asing yang bergerak dalam lalu lintas modal internasional, yaitu
investasi langsung (foreign direct invesment), investasi portofolio (portofolio
invesment), dan aliran modal bentuk lain (other types of flows), (Edwards, 1999).
Ketiga bentuk aliran modal tersebut memiliki sifat yang berbeda dan memberikan
pengaruh yang berbeda terhadap perekonomian suatu negara. Dari tiga bentuk
investasi tersebut, investasi portofolio menjadi perhatian bagi investor dunia.
Investasi portofolio (portofolio invesment) disebut dengan penanaman modal asing
atau penanaman modal jangka pendek. Investasi portofolio merupakan jenis investasi
yang bebas bergerak dan bersifat jangka pendek. Menurut World Bank (1996), aliran
modal jenis ini mempengaruhi pasar uang dan pasar modal suatu negara dalam
bentuk surat hutang (bonds), saham (stocks) dan instrumen lain.
Menurut teori David K. Etiman (2010), motif penanaman modal asing ada tiga, yang
pertama motif strategi dibedakan dalam mencari pasar, bahan baku, efesiensi
produksi dan keamanan politik. Kedua, motif prilaku rangsangan lingkungan
eksternal yang didasarkan pada kebutuhan dan komitmen. Serta ketiga, motif
ekonomi untuk mencari keuntungan dengan cara memaksimalkan keuntungan jangka
panjang dan harga saham. Sedangkan menurut Heckescher-Ohlin (Teori H-O) dalam
teori perdagangan internasional yang mengemukakan keunggulan komperatif, dalam
hal ini arus modal internasional dimana suatu negara akan membeli saham atau
17
obligasi dari perusahaan yang berada di negara lain yang memberikan tingkat
pengembalian yang tinggi.
Menurut Markowitz (1927) dalam teori portofolio menyatakan bahwa investor
melihat resiko dan return keduanya harus dipertimbangkan menggunakan asumsi
tersedianya kerangka formal untuk mengukur keduanya dalam pembentukan
portofolio invetasi. Pada bentuk dasarnya, teori portofolio dimulai dengan asumsi
tingkat return atas efek dimasa yang akan datang dapat diestimasi kemudian
menentukan resiko dengan variasi pada tingkatan return. Semakin besar resiko atas
investasi maka akan semakin besar tingkat return yang diinginkan untuk menutupi
resiko tersebut.
Indonesia sendiri merupakan negara emerging markets yang menjadi tujuan investasi
negara-negara maju (developed markets) seperti Amerika Serikat dan Eropa.
Investasi pada negara emerging markets dimana pasar modalnya memiiki tingkat
likuiditas yang relatif kecil yang menyebabkan volatilitas yang relatif tinggi dan
memberikan risk premium yang lebih tinggi sehingga memberikan expected return
yang lebih tinggi dibandingkan dengan developed markets.
Masuknya aliran modal asing portofolio dalam perekonomian suatu negara memiliki
keuntungan dan kerugian tesendiri bagi negara tersebut. Masuknya aliran modal
portofolio ini, akan menambah likuiditas kebutuhan keuangan domestik dan pasar
modal akan semakin bullish. Namun, ada yang harus diwaspadai dari masuknya
modal asing portofolio dalam ekonomi. Besarnya arus modal asing portofolio dalam
18
sistem nilai tukar mengambang bebas akan menyebabkan apresiasi mata uang
domestik, sehingga akan berdampak terhadap harga aset-aset domestik, serta
meningkatnya volatilitas dalam pasar keuangan dan valuta asing, dan juga semakin
tinggi biaya sterilisasi dalam ekonomi domestik (World Bank, 1998)
Selama terjadi peingkatan aliran modal asing masuk (capial inflow) telah
mengakibatkan apresiasi nilai tukar riil. Hal ini merupakan dampak yang
ditimbulkan jika arus modal tersebut terlampau deras, terutama jenis investasi
portofolio atau modal jangka pendek. Secara teoritis, jika sistem perekonomian
terbuka dengan arus modal asing bebas, sehingga nilai tukar cenderung mengalami
apresiasi karena adanya capital inflow yang didukung oleh perbedaan suku bunga
(interest differential) yang positif. Hal serupa akan terjadi jika surplus neraca
pembayaran yang berkelanjutan sebagai hasil dari arus dana masuk kedalam negeri
menjadikan posisi nilai tukar cenderung menguat.
Tingkat suku bunga
Apresiasi/
depresiasi nilai
tukar domestik
Aliran modal
portofolio
Masuk/keluar
Mata uang asing
bertambah/
berkurang
Permintaan terhadap mata uang
domestik meningkat/ berkurang
Gambar 4. Kerangka Pengaruh Aliran Modal Portofolio Terhadap Nilai Tukar
19
Gambar 4 di atas, menggambarkan alur pengaruh aliran modal portofolio terhadap
nilai tukar. Berawal dari perbedaan antara tingkat suku bunga di dalam dan luar
negeri, modal portofolio akan masuk ke dalam negara dengan tingkat yang lebih
tinggi. Masuknya modal portofolio asing tersebut menyebabkan peningkatan jumlah
mata uang asing di negara tersebut, sehingga permintaan terhadap mata uang
domestik akan meningkat. Hal tersebut kemudian menyebabkan apresiasi terhadap
nilai tukar mata uang domestik, hal sebaliknya akan terjadi jika aliran modal keluar.
3. Nilai Tukar
Nilai tukar (kurs) merupakan harga mata uang suatu negara terhadap mata uang
negara lain. Menurut Krugman (2000) mendefinisiskan nilai tukar sebagai harga
sebuah mata uang dari suatu negara yang diukur atau dinyatakan dalam mata uang
negara lain. Definisi mata uang adalah harga relatif terhadap mata uang negara
lainnya. Keseimbangan nilai tukar pada jangka panjang, konsep yang mampu
menjelaskan kondisi nilai tukar ini adalah konsep hukum satu harga (law of one
price) dan teori paritas daya beli (theory purchasing power parity). Dimana titik
awal nilai tukar ditentukan melalui hukum satu harga adalah jika kedua negara
menghasilkan barang yang sama, dan biaya transportasi dan hambatan perdagangan
sangat rendah, harga barang seharusnya akan sama di seluruh dunia. Lebih lanjut
nilai tukar ditentukan dengan teori paritas daya beli, dimana teori menyatakan bahwa
nilai tukar kedua mata uang akan melakukan penyesuaian yang mencerminkan
20
pereubahan tingkat harga dari kedua negara. Tetapi teori paritas daya beli tidak dapat
menjelakan nilai tukar sepenuhnya.
Terdapat empat faktor yang dapat mempengaruhi prilaku nilai tukar dalam jangka
panjang yaitu tingkat harga yang relatif, hambatan perdagangan, prefensi barang
domestik versus barang luar negeri. Ketika tingkat harga suatu negara meningkat
(relatif pada harga luar negeri) maka mata uang negara tersebut akan terdepresiasi
pada jangka panjang. Ketika hambatan perdagangan meningkat, maka mata uang
negara tersebut akan terapresiasi pada jangka panjang. Kenaikan ekspor akan
menyebabkan mata uang akan terapresiasi pada jangka panjang, sebaliknya kenaikan
permintaan impor akan menyebabkan terdepresiasi mata uang dalam jangka panjang.
Sedangkan, terjadi peningkatan produktifitas pada suatu negara, maka mata uang
negara tersebut terapresiasi.
Pada umumnya, kebijakan nilai tukar suatu negara diarahkan untuk mendukung
neraca pembayaran dan membantu efektifitas kebijakan moneter. Dalam kaitanya
dengan kebijakan moneter, depresiasi nilai tukar yang berlebihan akan menyebabkan
tingginya laju inflasi hal ini, dapat mengganggu sasaran ahkir kebijakan moneter
yaitu untuk memelihara stabilitas harga. Sehingga penentuaan kebijakan nilai tukar
yang tepat merupakan faktor penting dalam perekonomian suatu negara. Dalam
perkembangan perekonomian dunia, terdapat beberapa jenis sistem nilai tukar yang
dapat digunakan sesuai dengan kebijakn masing-masing negara. Secara garis besar,
21
suatu negara dapat menggunakan sistem nilai tukar tetap atau sistem nilai tukar
mengambang.
4. Suku Bunga
Suku bunga merupakan harga atas dana yang dipinjam (Reilly & Brow,1997). Ketika
perusahaan merencanakan pemenuhan kebutuhan modal sangat dipengaruhi oleh
oleh tingkat bunga yang berlaku. Apakah akan menerbitkan skuritas ekuitas atau
hutang. Penerbitan obligasi atau penambahan hutang jika tingkat suku bunga lebih
rendah dari earning power dari peneneman modal tersebut (Riyanto,1990). Ketika
suku bunga rendah kan menyebabkan biaya pinjaman yang lebih rendah. Suku bunga
yang rendah akan merangsang investasi dan aktivitas ekonomi yang akan
menyebabkan harga saham meningkat.
Menurut Sadono Sukirno (2006:103), perubahan suku bunga akan mempengaruhi
keinginan untuk investasi. Dimana harga dapat naik atau turun tergantung pada
tingkat suku bunga. Sehingga terdapat kemungkinan bahwa pemegang surat berharga
akan menderita capital loss atau capital gain. Selain itu, dalam jangka pendek
perubahan suku bunga berpotensi mempengaruhi keinginan investasi, karena naik
atau turunya suku bunga akan memberikan alternatif pilihan investasi selain pasar
modal.
22
5. Inflasi
Laju inflasi sangat erat kaitanya dengan penurunan kemampuan daya beli, individu
maupun perusahaan. Menurut Gustav Cassel (1918) dalam teori paritas daya beli
(purchasing power parity) menekankan hubungan antara fluktuasi tingkat inflasi
dengan valuta asing. Penjelasan teori ini, pada dasarnya merupakan hukum yang
menyatakan bahwa harga suatu produk yang sejenis di dua negara yang berbeda akan
sama, jika dinilai dalam nilai tukar yang sama (Brealey,2006). Namun, kenyataanya
seiring terbuktinya bahwa nilai tukar valuta asing yang diperhitungkan berdasarkan
teori tersebut tidak sesuai dengan nilai tukar yang ditetapkan oleh pemerintah
(Hamdy Hady,2008).
Dalam suatu perekonomian ada kekuatan tertentu yang menyebabkan tingkat harga
melonjak sekaligus, tetapi ada kekuatan lain yang menyebabkan kenaikan harga
terus-menerus secara perlahan. Peristiwa yang cenderung mendorong naiknya tingkat
harga disebut gejolak inflasi (Lispsey, 1992). Secara keseluruhan, inflasi yang
sedang berlangsung tergantung pada (i) permintaan, yang ditunjukan oleh senjang
inflasi atau senjang resesi, (ii) kenaikan biaya yang diharapkan, (iii) faktor eksternal
yang datang terutama dari sisi penawaran. Laju inflasi dapat dipisahkan menjadi tiga
komponen yaitu inflasi inti, inflasi permintaan dan inflasi gejolak (Nopirin, 1990).
Inflasi inti adalah inflasi yang kemponen harganya dipengaruhi oleh faktor
fundamental. Inflasi permintaan yaitu inflasi yang dipengaruhi oleh kebijakan
pemerintah seperti kebijakan kenaikan harga BBM, listrik, air minum, dan lainnya.
23
Infalsi gejolak adalah inflasi yang dipengaruhi oleh kelancaran produksi dan
distribusi barang dan jasa. Kenaikan inflasi dapat diukur menggunakan indeks harga
konsumen (Costomer Price Index).
Inflasi dapat dipilih berdasarkan sifat temporer atau permanen. Inflasi yang bersifat
temporer adalah inflasi yang disebabkan oleh gangguan sementara (misalnya
kenaikan biaya energi, transportasi, dan bencana alam). Sedangakan inflasi yang
bersifat permanen adalah inflasi yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan
permintaan barang dan jasa (Nopirin, 1990).
6. Poduk Domestik Bruto (PDB)
Produk Domestik Bruto berbeda dengan Produk Nasional Bruto (PNB) karena
memasukan pendapatan luar negeri yang bekerja di negara tersebut. Berdasarkan
pendekatan produksi, PDB adalah nilai keseluruhan semua barang dan jasa akhir
yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di dalam wilayah dalam jangka waktu
tertentu (biasanya per tahun). PDB menggambarkan nilai tambah barang dan jasa
yang dihitung menggunakan harga berlaku pada setiap periodenya (Mankiw, 2000).
PDB merupakan indikator ekonomi yang paling sering digunakan menggambarkan
kegiatan ekonomi secara luas. PDB memberikan informasi mengenai jumlah barang
dan jasa yang telah diproduksi oleh suatu perekonomian pada periode waktu tertentu.
24
B. Hubungan Arus Modal Asing dengan Pasar Modal
Menurut Darmadji (2006;1) pasar modal (capital market) adalah pasar untuk
berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang biasa diperjualbelikan baik dalam
bentuk utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif maupun instrumen lain. UndangUndang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995, menyebutkan pasar modal adalah suatu
kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkanya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan efek.
Pasar modal memberikan banyak manfaat, di antaranya (Darmadji, 2006;3) :
1. Menyediakan sumber pendanaan atau pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia
usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.
2. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan
diversifikasi.
3. Memungkinkan kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah.
4. Menciptkan lapangan kerja baru dan profesi yang menarik.
5. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dengan prospek yang
baik.
6. Sebagai alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan resiko
yang dapat diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi
investasi.
25
7. Mendorong pengelolaan perusahaan dengan terbuka, pemanfaatan manajemen
profesional, dan penciptaan iklim usaha yang sehat.
Menurut ekonom mainstream, bahwa arus modal asing membawa manfaat terhadap
sektor riil ekonomi melalui tiga cara. Pertama arus modal asing melalui portofolio
investasi dapat menyediakan non-debt creating investasi asing bagi negara sedang
berkembang yang mengalami kelangkaan modal. Dengan adanya arus modal asing
dapat menambah tabungan domestik untuk meningkatkan investasi. Disamping
menyediakan mata uang asing kepada negara sedang berkembang, arus modal asing
juga mengurangi tekanan gap kurs mata uang bagi negara-negara tersebut yang
selanjutnya membuat aktivitas impor lebih mudah.
Kedua, bahwa kenaikan arus modal asing akan meningkatkan alokasi modal menjadi
lebih efisien bagi suatu negara. Arus modal seperti penanaman modal langsung dapat
merangsang negara- negara lain yang kelebihan modal untuk mengalirkan dananya
kepada negara yang kekurangan modal dimana return yang ditawarkan negara
tersebut lebih menarik (Parthapratim, 2006 dan Bapepam-LK, 2008). Aliran modal
akan mengurangi cost of capital negara-negara sedang berkembang, meningkatkan
investasi dan output. Sebaliknya pandangan ekonom lain berpendapat investasi
portofolio tidak memberikan manfaat atau tidak ada hubungannya dengan aktivitas
ekonomi riil atau tidak dapat menaikan output, atau mempengaruhi variabel lain
yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat.
26
Ketiga adalah arus modal asing membawa dampak kepada ekonomi melalui pasar
modal. Menurut pandangan mainstream, salah satu manfaat arus modal asing adalah
mendorong kenaikan harga saham atau Efek. Arus modal asing membawa dampak
pada price earning ratio perusahaan. Price earning ratio yang tinggi membuat
ongkos pembiayaan menjadi lebih rendah yang selanjutnya akan meningkatkan nilai
investasi perusahaan. Biaya modal yang rendah dan pasar modal yang sedang
booming juga dapat mendorong perusahaan untuk melakukan emisi saham.
Harga premium emisi baru menjadi pendorong perusahaan lain untuk melakukan
emisi saham. Tetapi hal ini masih perlu diteliti lebih mendalam karena investasi
saham tidak selalu mendorong kenaikan investasi pada sektor swasta, karena
pembelian saham oleh masyarakat tidak seluruhnya melalui pasar perdana tetapi juga
dilakukan melalui pasar sekunder. Pembelian melalui pasar sekunder hanya
berdampak pada kenaikan harga saham dan tidak terjadi aliran modal masuk ke
perusahaan. Kenaikan harga saham yang merupakan aset keuangan masyarakat juga
akan mendorong kenaikan konsumsi. Tetapi hal ini sangat tergantung dari jenis arus
modal asing tersebut.
Arus modal asing juga dapat mendorong stimulasi perkembangan pasar modal
domestik suatu negara. Perkembangan pasar modal domestik tersebut terjadi melalui
kompetisi diantara pemodal institusi. Kompetisi ini menciptakan teknologi keuangan
yang canggih dan memerlukan investasi dalam bidang informasi dan aktivitas jasa
keuangan. Kompetisi ini membawa efisiensi alokasi capital dan risk sharing.
27
Peningkatan efisiensi tersebut terjadi karena adanya internasionalisasi yang membuat
pasar menjadi lebih likuid, selanjutnya cost of capital foreign semakin murah karena
portofolio asing menjadi dapat didiversifikasi diantara negara-negara.
Berdasarkan kajian tentang kinerja pasar, indeks pasar merupakan alat ukur kinerja
sekuritas khususnya saham yang listing di bursa yang digunakan oleh bursa-bursa
dunia. Di pasar modal Indonesia menggunakan indeks harga saham gabungan
(IHSG) untuk mengukur kinerja pasar modal. Fungsinya juga sebagai benchmark
kinerja portofolio, indikator trend pasar, indikator tingkat keuntungan dan sebagai
fasilitas perkembangan produk derivatif (Rodoni dan Ali, 2010;183).
Foreign Portfolio
Investment
Mendorong pelaku pasar
menjadi lebih efisien
seperti
(intermediries, broker, dan
underwrite, pembeli,
reksadana, pemodal,
emiten dan tambahan emisi
Lokal demand
naik dan
demand
meningkat
Harga Saham
Meningkat
Likuiditas
meningkat
Supply bertambah,
likuiditas meningkat
dan demand
meningkat
Biaya Emisi
Menurun
Semakin
Banyak
Emisi
Modal menjadi
murah, meiten
bertambah
Gamabr 5. Hubungan Arus Modal Asing dengan Pasar Modal domestik
(Parthapratim, 2006)
28
Gambar 5 diatas menunjukan bahawa investasi portofolio asing dapat mempengaruhi
perekonomi melalui pasar modal. Arus modal asing juga membawa dampak besar
terhadap ekonomi makro suatu negara melalui nilai tukar mata uang negara tersebut.
C. Hubungan Nilai Tukar dengan Harga Saham
Terdapat bebrapa pendekatan teori yang dikembangkan dalam literatur untuk
menentukan hubungan antara nilai tukar dengan harga saham. Pertama, berdasarkan
good market approach (Dornbusch & Fischer, 1980) menyatakan perubahan nilai
tukar mempengaruhi competitiveness suatu perusahaan, yang selanjutnya
mempengaruhi pendapatan perusahaan atau cost of fund dan selanjutnya harga
sahamnya. Berdasarkan macro basis dampak fluktuasi nilai tukar terhadap pasar
modal sangat tergantung pada tingkat keterbukaan ekonomi domestik dan
kesinambungan neraca perdagangan.
Selanjutnya yang kedua, portfolio balance approach (Franke, 1993), dimana
menekankan peranan capital account transactions. Kenaikan return saham (rising
stock market) akan menarik capital flow yang selanjutnya akan meningkatkan
demand mata uang domestik dan menyebabkan kurs mata uang terapresiasi.
Sekalipun menurut teori terdapat causal relationship antara kurs mata uang dengan
harga saham, bukti yang ada menunjukkan hubungan yang lemah diantara keduanya
pada tataran mikro.
Menurut Granger (1998), melalui pendekatan tradisional mengatakan bahwa,
29
hubungan nilai tukar dan harga saham adalah positif, dimana perubahan nilai tukar
mempengaruhi kompetitifnya suatu perusahaan. Hal ini sebagai efek dari fluktuasi
nilai tukar yang mempengruhi pendapatan dan biaya operasional perusahaan, yang
pada akhirnya mempengaruhi harga saham. Dengan kata lain, pergerakan nilai
tukar mempengaruhi nilai pembayaran, masa depan perusahaan yang didominani
oleh mata uang asing.
Jika diamati menurut perspektif emerging market, meneliti hubungan harga saham
dan nilai tukar mata uang menjadi sangat menarik dengan beberapa alasan. Yang
pertama, dalam era pertumbuhan perdagangan dan liberalisasi keuangan, ekonomi
emerging market saat ini dipengaruhi oleh fluktuasi kurs mata uang baik pada
tingkat mikro maupun makro. Penelitian ini juga semakin menarik dimana negaranegara emerging market telah memberlakukan atau meninggalkan kurs tetap (pegged
arrangement towards exchange rate system) seiring dengan negara tersebut sedang
meningkatkan peranan pasar modalnya (Abdalla and Murinde, 1997).
Yang kedua, emerging market menjadi sangat sensitif, seiring dengan percepatan
integrasi pasar keuangan dunia. Misalnya hampir seluruh pasar modal emerging
market sangat cepat bereaksi atas kejadian krisis sub-prime mortgages yang pernah
terjadi di perekonomian Amerika serikat. Oleh karena itu hubungan harga saham
dan nilai tukar mata uang menjadi bagian dalam penelitian ini.
30
D. Tinjauan Empiris
Sebelum melakukan penelitian ini, penulis mencoba mempelajari penelitian yang
berkaitan dan relevan dengan topik yang sedang ditulis yang telah ditulis oleh
peneliti sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut akan disajikan dalam tabel
ringkasan sebagai berikut:
Tabel 1. Tinjauan Empiris
Tinjauan Empiris 1
judul
Penulis
Tujuan
Variabel
Metode penelitians
Hasil dan Pembahasan
Cross Border Investasi Portforlio dan Volatilitas
Indeks Pasar Saham dan Nilai Tukar Rupiah
Al Muntasir, 2015
Menganalisi dampak perubahan aliran modal asing
terhadap volatilitas pasar modal dan nilai tukar Rupiah
Net Foreign Purchese, IHSG, dan nilai tukar
(IDR/USD)
Vector Auto Regression (VAR) dan vector Error
Correlation Model (VECM)
Menunjukan bahwa aliran modal asing positif
mempengaruhi IHSG dan aliran modal asing negatif
mempengaruhi nilai tukar. Terdapat hubungan
kointegrasi dan dinamis antara perubahan aliran modal
asing, pergerakan IHSG, dan nilai tukar IDR/USD,
tetapi tidak ditemukan hubungan kausalitas pada ketiga
variabel tersebut.
31
Tinjauan Empiris 2
judul
Penulis
Tujuan
Variabel
Metode penelitians
Hasil dan Pembahasan
Tinjauan Empiris 3
judul
Penulis
Tujuan
Variabel
Metode penelitian
Hasil dan Pembahasan
Understanding Asian Equity Flows, Market Returns
and Exchange Rates
Chayawadee Chai-anant dan Corrinne Ho, 2008
Untuk menguji hubungan transaksi harian pemodal
asing terhadap enam pasar modal yang sedang
berkembang di Asia (India, Indonesia, Korea,
Philipina, Taiwa dan Thailand) dengan pasar lokal dan
perubahan nilai tukar.
Asian equity market, investor asing, return pasar,
currency returns, nilai tukar.
Vector Auto Regression (VAR)
Pengembalian pasar saham berhubungan dengan
pembelian saham bersih (net equity purchases) dan
sebaliknya. Juga mendapati bahwa nilai tukar
cenderung memiliki pengaruh yang kecil terhadap
permintaan saham Asia oleh invetor asing. Investor
asing sering kali berpindah keluar atau masuk dari
berbagai pasar modal Asia secara serempak
Analisis Pengaruh Aksi Jual-Beli Asing, Kurs, dan
Indeks Hang Seng Terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan Di Bursa Efek Jakarta dengan Model
GARCH
Budi Frensidy, 2008
untuk mengetahui pengaruh aliran bersih asing (net
foreign flow), kurs dolar Amerika Serikat, dan indek
Hang Seng terhadap pergerakan IHSG periode Januari
2006- Oktober 2007.
IHSG, Total Pembelian Asing, Indeks HangSeng, dan
Nilai Tukar
Ordinary Least Square (OLS)
Aliran modal bersih asing mempengaruhi IHSG secara
positif. hubungan antara kurs dengan IHSG adalah
negatif dan hubungan antara perubahan indeks Hang
Seng dengan IHSG secara positif.
32
Tinjauan Empiris 4
judul
Penulis
Tujuan
Variabel
Metode penelitian
Hasil dan Pembahasan
Tinjauan Empiris 5
judul
Penulis
Tujuan
Variabel
Metode Analisis
Hasil dan Pembahasan
Pengaruh Suku Bunga Internasional (LIBOR), Nilai
Tukar Rupiah/US$ dan Inflasi Terhadap Indek Harga
Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2000-2010
Silvia Tesa, 2012
Untuk menguji hubungan timbal balik antara London
Inter Bank Offer Rate (LIBOR) dengan IHSG, Kurs
dengan IHSG dan Inflasi dengan IHSG
Suku bunga LIBOR, Nilai Tukar Rupiah, Inflasi dan
IHSG
Vector Auto Regression (VAR)
Variabel LIBOR , nilai tukar Rupiah, inflasi dan IHSG
memiliki hubungan jangka panjang. Dari analisis uji
VAR menunjukan variabel yang paling memiliki
konstribusi terhadap variabel LIBOR adalah variabel
LIBOR tahun sebelumnya. Variabel nilai tukar Rupiah
adalah nilai tukar Rupiah Tahun sebelumnya.
Sedangkan variable inflasi dan IHSG adalah inflasi dan
IHSG tahun sebelumnya. Hasil Impulse response
function diketahui bahwa stabilitas pertama variabel
LIBOR, nilai tukar, inflasi dan IHSG yaitu jangka
menengah, sedangkan dalam jangka panjang semua
variabel akan cenderung mengalami kestabilan.
Peranan Inflasi, BI Rate, Kurs (USD/IDR) dalam
Mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG)
Kukuh Listriono dan Elva Nuraini, 2015
Untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh
tingkat inflasi, BI Rate, kurs Dollar terhadap Indeks
HargaSaham Gabungan (IHSG)
Inflasi, BI Rate, kurs Dollar(USD/IDR) dan IHSG
Analisis Regresi Linier Berganda
Hasil pengujian secara parsial menunjukan variabel
inflasi, BI Rate, dan kurs Dollar (USD/IDR)
berpengaruh signifikan terhadap IHSG. Sedangkan
pengujian secara simultan variabel inflasi, BI Rate, dan
kurs Dollar (USD/IDR) berpengaruh signifikan
terhadap IHSG.
33
Tinjauan Empiris 6
judul
Penulis
Tujuan
Variabel
Metode Analisis
Hasil dan Pembahasan
Tinjauan Empiris 7
judul
Penulis
Tujuan
Variabel
Metode Analisis
Hasil dan Pembahasan
Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga (SBI), Nilai
Tukar (Kurs) Rupiah, Inflasi, dan Indek Bursa
Internasional Terhadap IHSG (Studi Pada IHSG DI
BEI Periode 2008-2012)
Ria Astuti, Apriantni E.P dan Hari Susanta, 2013
Untuk menguji pengaruh tingkat suku bunga (SBI),
nilai tukar Rupiah, inflasi dan indek bursa
internasional(Indeks Nikkei 225 dan indeks Hang
Seng) terhadap IHSG Periode 2008-2012.
Indeks Harga Saham Gabunga (IHSG), Tingkat Suku
bunga (SBI), Nilai Tukar (Kurs) Rupiah, Inflasi, Indeks
Nikkei 225 dan Indeks Hang Seng.
Analisis Regresi Linier
Hasil pengujian tingkat suku bunga(SBI) dan nilai
tukar Rupiah berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG), inflasi
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap IHSG.
Sementara itu, indeks Nikkei 225 dan indeks Hang
Seng berpengaruh positif terhadap IHSG. Pengujian
secara simultan ditemukan pengaruh yang signifikan
antara Tingkat Suku bunga (SBI), Nilai Tukar (Kurs)
Rupiah, Inflasi, Indeks Nikkei 225 dan Indeks Hang
Seng terhadap IHSG.
Pengaruh Fundamental Ekonomi Makro Terhadap
Indek Harga Saham Gabungan Pada Bursa Efek
Indonesia Periode 2002-2011
Renny Wijaya, 2013
Untuk menguji pengaruh fundamental ekonomi makro:
inflasi, suku bunga, nilai tukar, dan jumlah uang
beredar (M2) terhadap IHSG pada Bursa Efek
Indonesia periode 2002-2011.
Suku bunga, Inflasi, nilai tukar, jumlah uang beredar
M2 dan IHSG
Analisis Regresi Linier Berganda
Hasil pengujian menemukan bahwa variabel ekonomi
makro secara simultan memberikan pengaruh signifikan
terhadap IHSG. Secara parsial, inflasi, suku bunga, serta
jumlah uang beredar (M2) tidak berpengauh signifikan pada
IHSG. Nilai tukar berpengaruh negatif terhadap IHSG.
34
Tinjauan Empiris 8
judul
Penulis
Tujuan
Variabel
Metode Analisis
Hasil dan Pembahasan
Tinjauan Empiris 9
judul
Penulis
Tujuan
Variabel
Metode Analisis
Hasil dan Pembahasan
Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan Pertumbuhan
PDB Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
Suramaya Suci kewal, 2012
Untuk meneliti secara empiris pengaruh variabelvariabel makroekonomi, seperti: tingkat inflasi, suku
bunga sertifikat Bank Indonesia, kurs, dan tingkat
pertumbuhan PDB terhadap IHSG di Bursa Efek
Indonesia.
Tingkat inflasi, suku bunga SBI, kurs, pertumbuhan
PDB, dan IHSG
Regresi Berganda
Hasil peneltian menemukan bahwa hanya kurs yang
berpengarud secara signifikan terhadap IHSG,
sedangkan tingkat inflasi, suku bunga SBI dan
pertumbuhan PDB tidak berpengaruh terhadap IHSG.
Pengujian Model Portofolio Balance Model Dalam
Menjelaskan Nilai Tukar Rupiah
Agus Budi Santoso, 2015
penelitian ini akan menguji dan menganalisis model
portofolio balance approach dalam menjelaskan
perilaku nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika
Serikat.
Kurs (IDR/USD), Indeks Harga Konsumen (IHK),
Tingkat Bunga, Tingkat Output (PDB) dan Cadangan
Devisa
Ordinary Least Square (OLS)
Hasil penelitian menunjukan bahwa jangka pendek
variabel harga tidak berpengaruh signifikan terhadap
fluktuasi nilai tukar Rupaih terhadap Dollar Amerika
Serikat. Sedangkan variabel pendapatan nasional,
jumlah uang beredar dan cadangan devisa berpengaruh
terhadap fluktuasi nilai tukar Rupaih terhadap Dollar
Amerika.
III.
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana hanya menggambarkan
dan meringkas berbagai kondisi, situasi atau berbagai variabel. Penelitian ini
berkaitan dengan pengumpulan data untuk memberi gambaran atau penegasan suatu
gejala, juga menjawab pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan status subjek yang
sedang diteliti. Penelitian deskriptif terbatas pada usaha mengungkapkan suatu
masalah, keadaan atau peristiwa sebagai mana adanya. Peneliti memilih jenis
penelitian diskriptif karena penelitian jenis ini melakukan analisis dan menyajikan
data fakta secara sistematik sehingga dapat mudah dipahami dan disimpulkan (Made
Wirartha,2006).
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data skunder berupa data
bulanan dalam bentuk time series (runtun waktu) selama periode Januari 2010
sampai dengan Desember 2015, data yang digunakan diperoleh dari wibesite
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indonesia (BEI), Badan Pusat Statistik
(BPS), dan Bank Indonesia (BI), serta lembaga lain dan melalui media informasi
internet. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Net
Foreign Purchese (NFP), nilai tukar IDR/USD (NT), BI Rate (RBI), inflasi (INF),
36
Produk Domestik Bruto (PDB), dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Variabel-variabel penelitian dideskripsikan dalam tabel 2.
Tabel 2. Deskripsi Data
No
Variabel
Simbol
Satuan
Pengukuran
Indeks
Sumber Data
IHSG
Periode
Waktu
Bulanan
1
2
Indeks Harga Saham
Gabungan
Net Foreign Purchese
NFP
Bulanan
Miliar
OJK dan BEI
3
Nilai Tukar IDR/USD
NT
Bulanan
Ribuan
BI
4
BI Rate
RBI
Bulanan
persen
BI
5
Inflasi
INF
Bulanan
persen
BI
6
Produk Domestik
Bruto
PDB
Bulanan
Miliar
BPS
OJK dan BEI
B. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel penelitian adalah suatu definisi yang diberikan kepada
suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau memspesifikan kegiatan, ataupun
memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Moh.
Nazir, 2003:126). Berikut ini merupakan definisi operasional variabel yang
digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut :
1) Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan indikator pergerakan saham
atau saluran saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. IHSG merupakan
salah satu tolak ukur kondisi perekonomian, pasar modal dan investasi di
Indonesia satuanya dalam bentuk indeks.
37
2) Net Foreign Purchese (NFP) merupakan nilai pembelian bersih pemodal asing di
pasar modal indonesia (Bursa Efek Indonesia) dalam mata uang Rupiah yang
tertera di papan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI). Serta dipublikasikan
oleh Otoritas Jasa Keuangan dalam laporan mingguan, satuanya dalam bentuk
miliar Rupiah.
3) Nilai tukar IDR/USD (NT) diambil dari nilai tengah antara kurs jual dan kurs
beli Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat. Kurs adalah perbandingan antara
mata uang dalam negeri dengan mata uang luar negeri. Dolar Amerika serikat
dipilih karena mata uang ini merupakan hard currency yang paling stabil dan
paling diakui sebagai mata uang untuk transaksi internasional oleh semua negara,
satuanya dalam bentuk ribuan Rupiah.
4) BI Rate (RBI) adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau
stance kebijakan moneter ditetapkan oleh Bank Indonesia melalui Rapat Dewan
Gubernur (RDG) setiap bulannya diumumkan kepada publik. Fungsi BI Rate
yaitu suku bunga acuan bank-bank umum yang diimplementasikan pada operasi
kebijakan moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas
dipasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter (Bank
Indonesia).
5) Inflasi (INF) merupakan peningkatan harga secara keseluruhan dalam suatu
perekonomian secara terus menerus selama suatu pereiode tertentu. Indikator
untuk mengukur inflasi yaitu dengan Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan
38
IHK dari waktu ke waktu menunjukan pergerakan harga dari paket barang dan
jasa yang dikonsumsi masyarakat (Bank Indonesia).
6) Produk Dometik Bruto (PDB) diambil atas dasar harga berlaku dengan
memasukan pengaruh dari harga. Dimana PDB merupakan nilai keseluruhan
barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu
tertentu. PDB merupakan indikator pertumbuhan dan mencerminkan tingkat
daya beli dan permintaan terhadap barang dan jasa.
Pemilihan variabel-variabel di atas sebagai variabel penelitian didasarkan atas
dugaan adanya pola hubungan jangka panjang dan sifat dinamika serta hubungan
kausalitas antar variabel penelitian.
C. Batasan Variabel
Untuk membatasi variabel dalam penelitian ini, guna memudahkan dalam
pengumpulan data serta pengolahan data tersebut, maka batas-batasan dalam
penelitian sebagai berikut:
1. IHSG
Data IHSG yang digunakan dalam penelitian ini adalah data bulanan yang
tercatat sebagai indeks bulanan pada periode 2010:01 sampai 2015:12. Data
diperoleh melalui laporan statistik mingguan perkembangan pasar modal yang
bersumber dari Bursa Efek Indonesia dan dipublikasikan oleh Otoritas Jasa
Keuangan (OJK).
39
2. NFP
Merupakan transaksi pembelian bersih yang dilakukan oleh pemodal asing yang
dicatat pada papan yang tertera pada aktivitas perdagangan Bursa Efek Indonesia
(BEI). Data diperoleh melalui laporan statistik mingguan perkembangan pasar
modal yang bersumber dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dan dipulikasikan oleh
Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Periode data yang digunakan adalah bulanan dari
2010:01 sampai 2015:12, dan satuan data berupa miliar Rupiah.
3. NT
Merupakan nilai yang digunakan saat menukar barang dan jasa dari suatu negara
dengan barang dan jasa dari negara lain. Dalam penelitian ini nilai tukar yang
digunakan adalah nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat. Data yang
digunakan merupakan data bulanan nilai tukar tengah. Pada penelitian ini, data
nilai tukar tengah diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia selama periode
2010:1 sampai 2015:12 dan satuan data berupa ribuan Rupiah.
4. RBI
Merupakan suku bunga kebijakan yang mencerminkan kebijakan moneter yang
ditetapkan. Dalam penelitian ini digunakan data BI Rate yang bersumber dari
Bank Indonesia, periode waktu data adalah bulanan dari 2010:01 sampai 2015:12
dan satuan data berupa persentase.
5. INF
40
Merupakan peningkatan harga secara menyeluruh dalam perekonomian dan
terjadi terus-menerus selama satu periode tertentu. Data inflasi yang digunakan
dalam penelitian ini diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia. Periode waktu
data inflasi adalah bulanan dari 2010:01 sampai 2015:12 dan satuan data berupa
persentase.
6. PDB
Merupakan indikator pertumbuhan ekonomi. Dalam penelitian ini data PDB
digunakan adalah data PDB atas dasar berlaku Indonesia, yang bersumber dari
Badan Pusat Statistik (BPS). Periode waktu data PDB adalah triwulana dari
2010:1 sampai 2015:4, dan diinterpolasi menggunakan Eviews 6 menjadi data
dengan periode waktu bulanan 2010:01 sampai 2015:12 dan satuan data berupa
miliar Rupiah.
D. Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model Vector
Autoregression (VAR). Model VAR adalah suatu persamaan linier dari konstanta
dan nilai lag peubah itu sendiri serta nilai lag dari peubah lain dalam sistem yang
mengasumsikan bahwa semua variabel yang terdapat dalam model bersifat endogen.
Pada dasarnya analisis VAR bisa dipadakan dengan suatu model persamaan
simultan, karena dalam analisis VAR mempertimbangkan beberapa peubah endogen
secara bersama-sama dalam satu model. Menurut Sims (1972) dalam analisis VAR
umumnya peubah dalam model dianggap endogen, tanpa adanya eksogen. Model
41
VAR sebenarnya merupakan gabungan dari beberapa model Autoregresive (AR), di
mana model-model ini membentuk suatu vektor yang antara peubah-peubahnya
saling mempengaruhi (Sims, 1972). Dalam model VAR memperlakukan variabel
sacara simentris tanpa mempermasalahkan variabel dependen dan independen (Sims
dalam Gujarati, 2013:848). Dengan kata lain model ini memperlakukan seluruh
variabel sebagai variabel endogen. Model VAR dianggap sebagai pendekatan yang
tidak mendasarkan pada teori ekonomi tertentu. Model VAR merupakan alat analisis
yang berguna dalam memahami adanya hubungan timbal balik antara varibelvariabel ekonomi, maupun dalam pembentukan model ekonomi berstruktur. model
VAR terdiri dua model alternatif yaitu Unrestricted VAR dan Vector Error
Correction Model (VECM). Model Unrestricted VAR digunakan jika data stasioner
pada tingkat level atau disebut VAR in level. Sedangakan jika data time series tidak
stasioner pada tingkat level, namun stasioner pada tingkat first difference dan seluruh
variabel terkointegrasi, maka model yang digunakan adalah Vector Error Correction
Model (Widarjono,2013:334).
Untuk memahami model sederhana secara empiris dari persamaan autoregresive
diilustrasikan secara sederhana sebagai berikut :
Yt = α + β0Xt + β1Xt-1 + β2Xt-1 +…+ βkXt-k + et ..........................................................................
Dimana :
Yt
= elemen vektor variabel
Xt
= elemen variabel endogen
α
= konstanta
(i)
42
et
= error terms
untuk melihat hubungan antara variabel dalam VAR maka membutuhkan sejumlah
kelambanan (lag) variabel yang ada. Kelambanan diperlukan untuk mengetahui efek
dari variabel tersebut terhadap variabel lain dalam model VAR. Dalam bentuk
ringkas model VAR dapat ditulis :
Yt = β0 +∑1i=1β1X1t-i +∑1i=1αi X2t-i + ∑1i=1 yiX3t-i+ et..............................................................
(ii)
Berdasarkan model sederhana diatas, maka model VAR dapat ditulis secara
matematis (diadopsi dari penelitian Al Muntasir, 2015), sebagai berikut:
IHSGt = α20 + ∑ki=1 α21,iIHSGt-i + ∑ki=1 α22,iNFPt-i + ∑ki=1 α23,iKURSt-i +
∑ki=1 α24,iPDBt-i +∑ki=1 α25,iINFt-i +∑ki=1 α26,iRBIt-i + εt .........................
(iii)
NFPt = α10 + ∑ki=1 α11,iNFPt-i + ∑ki=1 α12,iIHSGt-i + ∑ki=1 α13,iKURSt-i +
∑ki=1 α14,iPDBt-i +∑ki=1 α15,iINFt-i +∑ki=1 α16,iRBIt-i + εt .........................
(iv)
KURSt = α30 + ∑ki=1 α21,iKURSt-i + ∑ki=1 α32,iNFPt-i + ∑ki=1 α33,iIHSGt-i +
∑ki=1 α34,iPDBt-i +∑ki=1 α35,iINFt-i +∑ki=1 α36,iRBIt-i + εt ................
Dimana :
IHSG
= Indeks Harga Saham Gabungan
NFP
= Transaksi pembelian Bersih Pemodal Asing
KURS
= Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Amerika Serikat
PDB
= Produk Domestik Bruto
INF
= Inflasi
RBI
= BI Rate
α
= Konstanta
(v)
43
ε
= error term
Analisis data secara kuantitatif dengan pendekatan model VAR, khususnya model
VECM mencakup tiga alat analisis utama yaitu Granger Causality Test, Impulse
Response Function dan Variance Decomposition. Sebelum sampai pada analisis
VAR atau VECM ada beberapa prosedur estimasi yang akan digunakan dalam
penelitian ini, yaitu terdiri dari: (a). Uji Stasioner (unit root test), (b). Penentuan
Panjang Lag, dan (c) Uji Kointegrasi (Johansen Cointegration Test)
(Widarjono,2013:339:).
E. ProsedurAnalisis Data
1. Plot Data
Dalam analisis data time series, pertama-tama harus melakukan analisis data grafis.
Dimana analisis data grafis ini memberikan informasi yang begitu penting bagi para
analis yang kesulitan dalam menerjemahkan data. Umumnya komputasi statistik
mengukur tanpa melihat gambaran/plot sehingga dapat menimbulkan kesalahan
dalam penafsiran data. Dalam melakukan analisis data grafis salah satunya dengan
melakukan plot. Sehingga dalam penelitian ini dilakukan analisis plot data asli dari
masing-masing variabel dalam penelitian. Dengan melakukan plot data, analis dapat
melakukan peramalan dengan sangat baik terutama pada data time series. Menurut
Hanken dan Wichern (2005) ada empat macam tipe plot data yaitu:
44
1) Pola data horizontal terjadi ketika data observasi berfluktuasi sekitaran suatu
nilai konstan atau maen yang membentuk garis data horizontal. Data ini disebut
data stasioner.
2) Pola data trend terjadi bilamana data pengamatan mengalami kenaikan atau
penurunan selama jangka panjang. Suatu data yang mempunyai trend data
nonstasioner.
3) Pola data musiman bilamana suatu deret dipengaruhi oleh faktor musiman. Pola
data musiman mempunyai pola yang berulang dari periode ke periode
berikutnya.
4) Pola data siklis terjadi bilamana deret dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka
panjang seperti yang berhubungan dengan data siklus bisnis.
2. Uji Stasioner (Unit Root Test)
Dalam analisis data time series, informasi tentang stasioneritas suatu data series
merupakan hal yang sangat penting karena mengikutsertakan variabel yang
nonstasioner ke dalam persamaan estimasi koefisien regresi akan mengakibatkan
standard error yang dihasilkan jadi bias. Adanya bias ini akan menyebabkan kriteria
konvensional yang biasa digunakan untuk menjustifikasi kausalitas antara dua
variabel menjadi tidak valid. Artinya, estimasi regresi dengan menggunakan suatu
variabel yang memiliki unit root (data nonstasioner) dapat menghasilkan kesimpulan
(forecasting) yang tidak benar karena koefisien regresi tidak efisien.
Pada penelitian ini, uji stasioneritas dilakukan dengan menggunakan metode
Augmented Dickey-Fuller Test (ADF). Uji stasioneritas ini didasarkan atas hipotesis
45
nol variabel stokastik memiliki unit root. Dengan menggunakan model uji ADF test,
hipotesis nol dan dasar pengambilan keputusan lainnya yang digunakan dalam uji
ini didasarkan pada nilai kritis MacKinnon sebagai pengganti uji-t. Selanjutnya
nisbah t tersebut dibandingkan dengan nilai kritis statistik pada t tabel ADF untuk
mengetahui ada atau tidaknya akar-akar unit. Jika hipotesis diterima berarti variabel
tersebut tidak stasioner, maka perlu dilakukan uji derajat integrasi. Uji derajat
integrasi dimaksudkan untuk melihat pada derajat atau order diferensi ke berapa data
yang diamati akan stasioner.
3. Penentuan Lag Optimum
Sebelum melakukan uji kointegrasi perlu dilakukan penentuan panjang lag. Karena
uji kointegrasi sangat peka terhadap panjang lag, maka penentuan lag yang optimal
menjadi salah satu prosedur penting yang harus dilakukan dalam pembentukan
model (Enders, 2004)
Secara umum terdapat beberapa parameter yang dapat digunakan untuk menentukan
panjang lag yang optimal, antara lain AIC (Akaike Information Criterion), SIC
(Schwarz Information Criterion) dan LR (Likelihood Ratio). Penentuan panjang lag
yang optimal didapat dari persamaan VAR dengan nilai AIC, SC atau LR yang
terkecil.
Menurut Enders (2004), perhitungan dari AIC dan SIC adalah sebagai berikut :
( )
( )
(
(
( )
....................................
)
( )
)
( ) .........................
(vi)
(vii)
46
Dimana ,T = jumlah observasi yang digunakan, K = panjang lag, SSR = the
Residual Sum of Squares, dan n = jumlah parameter yang diestimasi. Sedangkan
dengan menggunakan LR sebagai berikut :
(
) .............................................
(xii)
Dimana, I = log likelihood, r = restrictive regression, dan u = unrestrictive
regression. Nilai Akaike Information Criterion yang terendah yang didapat dari
estimasi menunjukan bahwa panjang lag yang baik untuk digunakan (Gujarati,
2004).
4. Uji Stabilitas VAR
Stabilitas VAR perlu diuji terlebih dahulu sebelum melakukan analisis lebih jauh,
karena jika hasil estimasi VAR yang akan dikombinasikan dengan model koreksi
kesalahan tidak stabil, maka Impulse Response Function dan Variance
Decomposition menjadi tidak valid (Setiawan, 2007). Untuk menguji stabil atau
tidaknya estimasi VAR yang telah dibentuk maka dilakukan pengecekan kondisi
stability berupa roots of characterristic polynomial.
5. Uji Kointegrasi (Johansen’s Cointegration Test)
Kointegrasi merupakan kombinasi hubungan linear dari variabel-variabel yang
nonstasioner dan semua variabel tersebut harus terintegrasi pada orde atau derajat
yang sama. Variabel-variabel yang terintegrasi akan menunjukkan bahwa variabel
tersebut mempunyai trend stokhastik yang sama dan selanjutnya mempunyai arah
pergerakan yang sama dalam jangka panjang.
47
Uji kointegrasi johansen medasarkan pada kointegrasi system equation. Jika terdapat
kointegrasi antar variabel maka hubungan saling mempengaruhi berjalan secara
menyeluruh dan informasi tersebar secara pararel. Informasi terdapatnya hubungan
jangka panjang dengan menentukan rank kointegrasi untuk mengetahui berapa
sistem persamaan yang dapat menerangkan dari keseluruhan sistem yang ada.
Apabila nilai trace statistics lebih besar dari nilai kritis 5%, maka menyatakan
jumlah rank kointegrasi.
Hipotesis :
Ho : tidak terdapat hubungan kointegrasi
Ha : terdapat hubungan kointegrasi
Kriteria pengujiannya adalah :
Ho ditolak dan Ha diterima, jika nilai trace statistics > nilai kritis (critical value)
Ho diterima dan Ha ditolak, jika nilai trace statistics < nilai kritis (critical value)
6. Model empiris dalam VAR dan VECM
Model VAR mengasumsikan bahwa seluruh variabel dalam persamaan simultan
adalah endogen. Asumsi ini diterapkan karena seringkali penentuan variabel eksogen
dalam persamaan simultan bersifat subyektif. Dalam VAR, semua variabel terikat
dalam persamaan juga akan muncul sebagai variabel bebas dalam persamaan yang
sama (Enders, 2004).
Bentuk VAR biasa yang bebas restriksi digunakan jika data stasioner di tingkat level.
BentukVAR biasa terjadi akibat perbedaan derajat integrasi data variabelnya, yaitu
48
dikenal dengan nama VAR in level dan VAR in difference. VAR in level digunakan
ketika data penelitian memiliki bentuk stasioner pada lavel. Jika data tidak stasioner
pada level namun tidak memiliki (secara teoris tidak memerlukan keberadaan)
hubungan kointegrasi, maka estimasi VAR dilakukan dalam bentuk difference.
VECM merupakan bentuk VAR yang terestriksi karena keberadaan bentuk data yang
tidak stasioner namun terkointegrasi. VECM sering disebut disain VAR bagi data
time series nonstasioner yang memiliki hubungan kointegrasi. Spesifikasi VECM
merestriksi hubungan jangka panjang variabel-variabel endogen agar konvergen ke
dalam hubungan kointegrasi, namun tetap membiarkan keberadaan dinamisasi
jangka pendek.
7. Uji Kausalitas Granger (Granger’s Causality Test)
Uji kausalitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu variabel endogen dapat
diperlakukan sebagai variabel eksogen. Hal ini bermula dari ketidaktahuan
keterpengaruhan antar variabel. Jika ada dua variabel y dan z, maka apakah y
menyebabkan z atau z menyebabkan y atau berlaku keduanya atau tidak ada
hubungan keduanya. Variabel y menyebabkan variabel z artinya berapa banyak nilai
z pada periode sekarang dapat dijelaskan oleh nilai z pada periode sebelumnya dan
nilai y pada periode sebelumnya.
Uji kausalitas dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya metode
Granger’s Causality dan Error Correction Model Causality. Pada penelitian ini,
digunakan metode Granger’s Causality. Granger’s Causality digunakan untuk
49
menguji adanya hubungan kausalitas antara dua variabel. Kekuatan prediksi
(predictive power) dari informasi sebelumnya dapat menunjukkan adanya hubungan
kausalitas antara y dan z dalam jangka waktu lama. Penggunaan jumlah lag (efek
tunda) dianjurkan dalam waktu lebih lama, sesuai dengan dugaan terjadinya
kausalitas. Diharapkan hasil Granger’s Causality ini dapat memberikan hasil yang
menunjukkan adanya hubungan kausalitas dan arah pengaruh antara variabel
dalam penelitian.
8. Impluse Response Function (IRF)
Salah satu kelebihan metode VAR dibandingkan dengan model estimasi yang lain
adalah dapat melakukan peramalan tergadap kondisi jika terjadi perubahan error atau
salah satu variabel dalam model VAR untuk melihat pengaruhnya terhadap variabel
endogen. Impluse Response Function (IRF) digunakan untuk melihat pergerakan
efek atau dampak dari adanya shock di salah satu variabel dan pengaruhnya terhadap
variabel itu sendiri ataupun pada variabel yang lain dalam periode sekarang dan yang
akan datang. Shock pada variabel yang lain ke-i tidak hanya langsung mempengaruhi
pada variabel ke-i, tetapi juga akan disalurkan ke semua variabel endogen melalui
struktur lag yang dinamis pada VAR. Impluse Response Function (IRF) melacak
dampak dari satu kali shock pada satu inovasi nilai sekarang dan yang akan datang
pada variabel endogen. Jika inovasi tersebut tidak berhubungan sementara maka
intepretasi dari Impluse Response Function (IRF) akan tetap.
9. Variance Decomposition
Kelebihan lain yang ditawarkan oleh metode VAR adalah adanya kemampuan untuk
50
melihat penyebab shock di suatu variabel. Uji ini digunakan untuk mengukur
perkiraan varians error suatu variabel yaitu seberapa besar kemampuan satu variabel
dalam memberikan penjelasan pada variabel lain atau pada variabel itu sendiri.
Dengan metode VAR ini dapat melihat proporsi dampak perubahan pada suatu
variabel jika mengalami shock atau perubahan terhadap variabel itu sendiri dalam
suatu variabel. Jika disimpulkan, dengan menganalisis hasil Variance Decomposition
maka dapat mengukur perkiraan varians error suatu variabel, yaitu seberapa besar
perbedaan antara sebelum dan sesudah terjadi shock, baik yang berasal dari variabel
itu sendiri maupun dari variabel lain.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat
kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan uji kointegrasi dengan Johansen’s Cointegration Test menunjukan
bahwa seluruh variabel penelitian yaitu Indeks Harga Saham Gabungan, aliran
modal portofolio asing, Nilai Tukar IDR/USD, Inflasi, BI Rate, dan PDB dalam
setiap periode jangka pendek seluruh variabel cenderung saling menyesuikan
untuk mencapai ekuilibrium jangka panjangnya.
2. Berdasarkan hasil uji kausalitas Granger dalam kerangka VECM menunjukan
bahwa :

Terdapat hubungan satu arah antara PDB dengan IHSG, dan hanya PDB yang
secara signifikan mempengaruhi IHSG. Yang berarti dalam periode
penelitian ini kondisi pasar modal dipengaruhi pendapatan nasional yang
tercermin pada PDB.

Terdapat hubungan satu arah antara IHSG dan Nilai Tukar IDR/ USD dengan
aliran modal portofolio asing (NFP), dan aliran modal portofolio asing (NFP)
dipengaruhi secara signifikan oleh IHSG dan Nilai Tukar IDR/USD. Hal ini
85
menujukan bahwa kondisi pasar modal Indonesia dan nilai tukar pada periode
penelitian terbukti telah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
aliran modal asing yang masuk ke Indonesia atau yang keluar dari Indonesia.

Tidak ditemukan hubungan kausalitas antara arus modal asing portofolio
(NFP) dengan IHSG dan Nilai Tukar IDR/USD. Hal ini menunjukan arus
modal portofolio asing (NFP) tidak berpengaruh terhadap IHSG dan Nilai
Tukar IDR/USD.
3. Berdasarkan hasil analisis terhadap impluse response function dan variance
decomposition menunjukan bahwa masing-masing variabel dapat saling
menjelaskan apabila terjadi shock terhadap salah satu variabel, dan porsi
penjelasan variabel didominasi oleh dirinya sendiri, namun beberapa variabel
porsi penjelasan variabel didominasi oleh variabel lain.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan pada penelitian ini maka disampaikan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Pemarintah harus memanfaatkan secara maksimalkan arus modal asing yang
masuk (capital inflow) ke pasar modal Indonesia, serta mewaspadai ancama arus
modal asing yang keluar (capital outflow) karena kondisi pasar modal domestik
masih rentan terhadap isu internasional.
86
2. Pemerintah harus bijak dalam mengendalikan stabilitas makroekonomi agar
perekonomian tetap stabil, sehingga meningkatkan iklim investasi di dalam
negeri.
3. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang digunakan adalah variabel Indeks
Harga Saham Gabungan, arus modal portofolio asing, Nilai Tukar IDR/USD,
Inflasi, BI Rate, dan Produk Domestik Bruto belum sepenuhnya menjelaskan
kondisi yang terjadi di Indonesia, oleh karena itu, bagi penelitian lebih lanjut
dapat memasukan variabel-variabel yang relevan seperti faktor-faktor
makroekonomi internasional, perubahan suku bunga internasional, dan volatilitas
pasar modal global.
DAFTAR PUSTAKA
Abdalla, I.S.A. and Murinde, V. 1997. Exchange Rate and Stock Price Interactions
in Emerging Financial Markets: Evidence on India, Korea, Pakistan, and
Philippines. Applied Financial Economics. 7: 25-35.
Anoraga, P. dan Pakarti. 2006. Pengantar Pasar Modal. Rineka Cipta. Jakarta
Astuti, R., Apriatni, E.P. dan Susanta, H. 2013. Analisis Pengaruh Tingkat Suku
Bunga (SBI), Nilai Tukar (Kurs) Rupiah, Inflasi, dan Indek Bursa
Internasional Terhadap IHSG. Diponegoro Journal of Social and Politic of
Science. 1-8.
Bekaert, G. and Harvey, C. 2003. Emerging Markets Finance. Journal of Empirical
Finance. 10: 3-55.
Badan Pusat Statistik. 2016. Laporan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Berlaku.
http://www.bps.go.id.
Bank Indonesia. 2016. Laporan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Amerika
serikat. http://www.bi.go.id.
Bank Indonesia. 2016. Laporan BI Rate. http://www.bi.go.id.
Bank Indonesia. 2016. Laporan Inflasi (indeks Harga Konsumen).
http://www.bi.go.id.
BAPEPAM-LK. 2008a. Analisis Hubungan Kointegrasi dan Kausalitas Serta
Hubungan Dinamis Antara Arus Modal Asing, Perubahan Nilai Tukar, dan
Pergerakan IHSG Di Pasar Modal Indonesia. Bapepam-LK, Kementrian
Keuangan Republik Indonesia. Jakarta.
Brealey, R. A. and Allen, F. 2006. Principles of Corporate Finance. Eight Edition.
International Edition. McGraw Inc. New York
Bursa Efek Indonesia. 2016. IDX Annual Statistic. http://www.idx.co.id.
Bursa Efek Indonesia. 2016. IDX Monhtly Statistic. http://www.idx.co.id
88
Chai-Anant, C. and Ho, C. 2008. Understanding Asia Equity Flows, Market Return,
and Exchange Rate. Monetery and Economic Departemen, BIS Working
Papers, No. 245.
Cassel, Gustav. 1918. Abnormal Deviations In International Exchanges. The
Journal.
Darmadji, T. dan Hendy, M. F. 2006. Pasar Modal Indonesia. Salemba Empat,
Jakarta.
Dornbusch, R. 1980. Exchange Rate Economic: Where do We Stand ?. Brooking
Papers on Economics Activity. 1: 143-185.
Dornbusch, R. and Fischer, S. 1980. Exchange Rates and Current Account.
American Economics Review, 70: 660-710.
Edwards, K. 2000. Foreign Portfolio and Direct Investment: Complementary,
Differences, and Integration.OECD Global Forum on International
Investment-Attacting Foreign Direct Investment for Development.
Eliza, Messayu dan Ismail, Munawar. 2013. Analisis Pengaruh Variabel
Makroekonomi Terhadap Invetasi Asing Di Indonesia (Tahun 2000:12004:4). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Brawijaya. Indonesia.
Enders, Walter. 2004. Applied Econometric Times Series. 2nd Eddition. John Wiley
and Sons, Inc. New York.
Engle, R. F. and C.W. J. Granger. 1987. Cc-integration and Error Correction
Repsentation, Estimation, and Testing. Econometrica. 55: 251-76.
Etiman, David K. 2010. Manajemen keuangan Multinasional. Terjemahan. Edisi
kesebelas. Erlangga. Jakarta..
Franke, Jeffrey. A. 1993. Monetary and Portfolio-Balance Models of The
Determination of Exchange Rate. MIT Press. Chambridge.
Fransidy, Budi. 2009. Analisi Pengaruh Aksi Beli-Jual Asing, Kurs, dan Indeks
Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Jakarta Dengan Model GARCH.
Jurnal Ekonomi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Granger, C. W. and Huang, B. 1998. A Bivariate Causality Between Stock Prices and
Exchange Rates: Evidence from Recent Asia Flu. The Quarterly Review of
Economics and finance. 40: 337-354.
89
Gujarati, Domadar. 2006. Dasar-dasar Ekonometrika. Jilid 1, Penerjemah: Julius
Mulyadi dan Yelvi Andri. Erlangga. Jakarta.
Hady, Hamdy. 2004. Teori dan Kebijakan Perdagangan Internasional. Ghalia
Indonesia. Jakarta.
Hooker, M. A. 2004. Macroeconomic Factor and Emerging Market Equity Return: A
Bayesian Model selection Approach. Emerging Markets Review. 5: 379-387.
Kewal, Suramaya. 2012. Pengaruh, Inflasi, Kurs, dan Pertumbuhan PDB Terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan. Jurna Economia. STIE Musi. Palembang.
Krugman, PR. 1978. Purchasing Power Parity and Exchange Rate: Another Look at
The Envidance. Journal of International Economic.
Listriono, Kukuh. dan Nuraina, Elva. 2015. Peranan Inflasi, BI Rate, Kurs Dolar
(USD/IDR) Dalam Mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan. Jurnal
Dinamika Manajemen, IKIP PGRI. Madiun.
Mankiw, Gregory. 2000. Teori Makro Ekonomi. Edisi Ke 4. Erlangga. Jakarta.
Mailangkay, J. 2013. Integrasi Pasar Modal Indonesia dan Beberapa Bursa Di
Dunia (Periode Januari 2013 – Maret 2013). Jurnal Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sam Ratulangi Menado.
Muntasir, A. 2015. Cross Border Porfolio Investment and The Volatility of Stock
Market Indeks and Rupiah’s Rate. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan.
Vol 17.
Nazir, Moh. 2003. Metode Penlitian. Ghalia Indonesia. cetakan Kelima. Jakarta.
Nizar, Muhammad A. 2007. Aliran Modal Masuk (Capital Inflows) dan Implikasinya
bagi Perekonomian Indonesia. kajian Ekonomi dan Keuangan. MPRA Paper.
11:3.
Nopirin. 1990. Ekonomi Moneter. BPFE. Yogyakarta.
Otoritas Jasa Keuangan. 2016. Statistik mingguan Pasar Modal.
http://www.ojk.go.id
Pal, Parthapratim. 2006. Foreign Porfolio Investment, Stock Market and Economic
Development: A Case Study of India. Development and Change Mission. 1820.
90
Riyanto, B. 1995. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan. Yayasan Badan Penerbit
Gadjah Mada, Yogyakarta.
Rodoni, A. dan Ali, H. 2010. Manajeman Keuangan. Edisi Pertama. Mitra Wacana
Media, Jakarta.
Reilly, F.K. and Brown, K. 2011. Investment Analysis and Portfolio Management.
Tenth Edition. Cangage Learning.
Salamons, R. and Grootveld, Henk. 2003. The Equity Risk Premium: Emerging
Versus Developed markets. Emerging Markets Reviews. 5: 121-144.
Sangkyun, P. 1997. Rationality af Negative Stock Price Responses to Strong
Economics Activity. Journal Financial Analyst.
Santoso, Agus.B. 2015. Pengujian Model Portofolio Balance Models Dalam
Menjelaskan Nilai Tukar. Papers UnisBank.
Sukirno, Sadono. 2006. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.
Tandelilin, E. 2010. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama,
Kanisius. Yogyakarta.
Tesa, Silvia. 2012. Pengaruh Suku Bunga Internasional, Nilai Tukar Rupiah/USD
dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2000-2010. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Fakultas
Ekonomi Univesitas Negeri Semarang. Indonesia.
Widarjono, Agus. 2013. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Edisi keempat.
UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Wirartha, Made. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. C.V Andi Offset.
Yogyakarta.
Wijaya, Renny. 2013. Pengaruh Fundamental Ekonomi Makro Terhadap Indek
Harga Saham Gabungan Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2011.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. 1.
World Bank. 1996. Managing Capital Flows in East Asia. World Bank Publication.
Woshington, DC.
Download