1 ANALISIS DETERMINAN IHSG DAN KAUSALITAS ANTARA ALIRAN MODAL ASING PORTOFOLIO DAN NILAI TUKAR DENGAN IHSG DI PASAR MODAL INDONESIA (PERIODE 2010:01-2015:12) (Skripsi) Oleh M ERIK PRASETYO FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016 2 ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN IHSG DAN KAUSALITAS ANTARA ALIRAN MODAL ASING PORTOFOLIO DAN NILAI TUKAR DENGAN IHSG DI PASAR MODAL INDONESIA (PERIODE 2010:01-2015:12) Oleh M ERIK PRASETYO Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh Aliran Modal Asing Portofolio, Nilai Tukar IDR/USD, BI Rate, Inflasi dan Produk Domestik Bruto terhadap IHSG serta hubungan Kausalitas antara Aliran Modal Asing Portofolio, Nilai Tukar IDR/USD dan IHSG. Penelitian ini dibuat karena kondisi pasar modal Indonesia yang didominasi oleh investor asing, sehingga dalam perkembanganya sangat rentan terhadap isu ekonomi global dan makroekonomi secara umum. Pengujian pada penelitian ini menggunakan alat analisis Vector Error Correction Model (VECM). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Aliran Modal Asing Portofolio (NFP), Nilai Tukar IDR/USD (NT), BI Rate (RBI), Inflasi (INF), dan Produk Domestik Bruto (PDB). Jenis dan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data runtun waktu (time series) dengan data bulanan pada periode tahun 2010:01 sampai dengan periode 2015:12. Hasil pada penelitian ini menunjukan bahwa: 1) terdapat hubungan jangka panjang antar variabel penelitian; 2) hanya Produk Domestik Bruto yang berpengaruh signifikan terhadap IHSG; 3) terdapat hubungan satu arah antara Produk Domestik Bruto dengan IHSG, IHSG dengan Aliran Modal Asing Portofolio, Nilai Tukar IDR/USD denganAliran Modal Asing Portofolio; 4) tidak ditemukan hubungan satu ataupun dua arah antara Aliran Modal Asing Portofolio dengan Nilai Tukar IDR/USD dan Indeks Harga Saham Gabungan dengan Nilai Tukar IDR/USD. Kata Kunci :Aliran Modal Asing Portofolio, BI Rate, Indeks Harga Saham Gabungan, Inflasi, Nilai Tukar IDR/USD, Produk Domestik Bruto dan VECM. 3 ABSTRACT ANALYSIS OF DETERMINANTS IHSG AND CAUSALITY BETWEEEN FOREIGN CAPITAL FLOW PORTFOLIO AND EXCHANGE RATE WITH IHSG CAPITAL MARKET IN INDONESIA (PERIOD 2010: 01-2015: 12) BY M ERIK PRASETYO This study aimed to analyze the influence of the Foreign Capital Flow Portfolio, Exchange Rate IDR / USD, BI Rate, inflation and Gross Domestic Product to IHSG, with causality relationship between Foreign Capital Flow Portfolio, Exchange Rate IDR / USD and IHSG. This study was made due to the condition of the Indonesian capital market is dominated by foreign investors, resulting in its development is very vulnerable to the global economy issues and macroeconomic in general. Tests on this research using an analysis tool Vector Error Correction Model (VECM). Variables used in this research is the Composite Stock Price Index (IHSG), Foreign Capital Flow Portfolio (NFP), Exchange Rate IDR / USD (NT), the BI Rate (RBI), inflation (INF), and the Gross Domestic Product (GDP). The type of data used in this study in the form of time series data (time series) with monthly data for the period 2010: 01 until the period 2015: 12. The results in this study show that: 1) there is a long-term relationship between the variables; 2) Gross Domestic Product only significantly influence IHSG; 3) there is a one-way relationship between Gross Domestic Product with IHSG, IHSG with Foreign Capital Flow Portfolio, Exchange Rate IDR / USD denganAliran Foreign Investment Portfolio; 4) no relationship was found between the one or two-way Foreign Capital Flow Portfolio with Exchange Rate IDR / USD and IHSG with Exchange Rate IDR / USD. Keywords:BI Rate, Composite Stock Price Index, Exchange Rate IDR / USD, Foreign Capital Flow Portfolio, Gross Domestic Product ,Inflation and VECM. 4 ANALISIS DETERMINAN IHSG DAN KAUSALITAS ANTARA ALIRAN MODAL ASING PORTOFOLIO DAN NILAI TUKAR DENGAN IHSG DI PASAR MODAL INDONESIA (PERIODE 2010:01-2015:12) Oleh M. Erik Prasetyo Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI Pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016 8 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jabung pada tanggal 1 Januari 1994. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Sarji Prasetyo dan Ibu Larsi. Penulis mengawali pendidikannya sebagai siswi Taman Kanak-kanak (TK) Desa Toto Mulyo pada tahun 1999, kemudian melanjutkan pendidikan pada tahun 2000 di SDN 1 Toto Mulyo, Kecamatan Way Bungur. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur dan pada tahun 2009 melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur selesai menjadi siswa pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis mendaftakan diri menjadi mahasiwa Universitas Lampung dan kemudian terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN Tertulis. Selama menjadi mahasiswa, penulis bergabung dalam Himpunan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan (HIMEPA). Pada Januari 2015, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Teladas, Kecamatan Dente Teladas, Kabupaten Tulang Bawang. 9 PERSEMBAHAN Allah SWT. yang senantiasa memberikan kesehatan, rahmat, hidayah, dan perlindungannya sehingga terselesaikannya skripsi ini. Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa manusia dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang yang hingga kini selalu dinantikan syafaatnya di hari kiamat kelak. Bapak dan Ibu tersayang, Sarji Prasetyo, dan Larsi. Adiku tercinta, Sheila Whellyanti. Sahabat-sahabat dan teman-teman tersayang. Almamater tercinta, Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 10 MOTO “Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalatmu Sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (Al-Baqarah: 153) “Tidak satupun yang lebih dihargai oleh Allah daripada Doa” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah) “Setiap aksi memiliki reaksi, setiap perbuatan memiliki konsekuensi, dan setiap kebaikan memiliki suatu balasan yang baik” 11 SANWACANA Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Determinan IHSG Dan Kausalitas Antara Aliran Modal Asing Portofolio, Dan Nilai Tukar Dengan IHSG Di Pasar Modal Indonesia (Periode 2010:01 – 2015:12)” sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak didukung dan dibantu oleh banyak pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini dengan ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 2. Bapak Dr. Nairobi, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 3. Ibu Emi Maimunah, S.E., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 12 4. Bapak Dedy Yuliawan, S.E., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah meluangkan waktu untuk membimbing sejak awal menjadi mahasiswa Ekonomi Pembangunan. 5. Bapak Dr. Yoke Muelgini, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing selama penyelesaian skripsi dengan penuh kesabaran, perhatian, semangat, motivasi, dan sumbangan pemikiran. 6. Bapak Thomas Andrian, S.E,.M.Si., selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu untuk menguji skripsi penulis hingga menjadi skripsi yang baik. 7. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 8. Bapak dan Ibu tersayang, Sarji Prasetyo dan Larsi. Terima kasih atas segala dukungan, kesabaran, doa, dan kasih sayang yang telah kalian berikan sehingga memberikan kemudahan dalam perjalanan Penulis dalam kehidupan. 9. Untuk Adik ku Sheila Wellyanti terima kasih atas kesabaran, dukungan, dan motivasi selama ini. 10. Saudara-saudaraku yang jauh disana, terima kasih atas perhatian dan doa-doanya. 11. Teman – teman seperjuangan Ekonomi Pembangunan 2012, Adib, Ade, Ageng, Agus Maryatul, Asri, Aprida, Amiza, Deffa, Deo, Jefri, Isti, Ketut, Ochi, Medi, Adi, Sony, Tomi, Rayyan, Nizar, Handicky, Gery, May, Nurul, Ulung, Ulfa, Rini, Renicha, Sinta, Deni, Julian, Antok, Puspa, Vema, Vivi, Maulidya, Siti, Budi, Danty, Paul Boyak, Epsi, Indra, Ria, dan seluruh teman-teman EP’12 yang 13 tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas kebersamaannya selama ini. 12. Teman-teman bimbingan Skripsi yang telah berjuang bersama untuk menyelesaikan Skripsi, terima kasih atas kebersamaanya. 13. Keluarga KKN Tematik Desa Teladas, Joe, Indah, Ester, dan Juliantika serta Ayuk Nonsi dan Wan Herwan. Terima kasih untuk menjadi keluarga yang luar biasa menyenangkan dan mengesankan. 14. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan kontribusi dalam penulisan skripsi yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak dan penulis menyadari skripsi ini jauh dari kata sempurna. Terima kasih atas segala doa, dukungan, dan semangat yang telah diberikan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Bandar Lampung, 18 Oktober 2016 Penulis, M Erik Prasetyo DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ........................................................................................... i DAFTAR TABEL ................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR .............................................................................. iv DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. vi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................. B. Rumusan Masalah ........................................................................ C. Tujuan .......................................................................................... D. Kerangka Pemikiran ...................................................................... E. Manfaat Penelitian ....................................................................... F. Hipotesis ...................................................................................... G. Sistematika Penulisan ................................................................... 1 9 10 10 12 13 13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ........................................................................... 1. Indeks Harga Gabungan ........................................................... 2. Arus Modal Asing ................................................................... 3. Nilai Tukar................................................................................ 4. Suku Bunga .............................................................................. 5. Inflasi ....................................................................................... 6. Produk Domestik Bruto ............................................................ B. Hubungan Arus Modal Dengan Pasar Modal ............................... C. Hubungan Nilai Tukar Dengan Harga Saham .............................. D. Tinjauan Empiris .......................................................................... 15 15 15 19 21 22 23 24 28 30 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data .................................................................. B. Definisi Operasional Variabel ....................................................... C. Batasan Variabel ........................................................................... D. Metode Analisis ............................................................................ E. Prosedur Analisis Data .................................................................. 35 36 38 40 43 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Plot Data ....................................................................................... B. Hasil Uji Stasioner ....................................................................... C. Hasil Penentuan Lag Optimum .................................................... D. Uji Stabilitas VAR ....................................................................... E. Estimasi Uji Kointegrasi .............................................................. 51 60 61 62 62 ii F. G. H. I. Model Empiris VECM ................................................................. Hasil Uji Kausilitas Granger ........................................................ Analisis Impluse Response Fungction ......................................... Analisi Variance Decompisition .................................................. 64 69 71 80 V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ........................................................................................ B. Saran .............................................................................................. 84 85 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN iii DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Tinjauan Empiris. .............................................................................. 30 2. Deskripsi Data ................................................................................... 36 3. Hasil Uji Stasioner pada Level .......................................................... 60 4. Hasil Uji Stasioner pada Firs Difference........................................... 60 5. Hasil Lag Optimum ........................................................................... 61 6. Hasil Uji Stabilitas VAR ................................................................... 62 7. Hasil Uji Kointegrasi ......................................................................... 63 8. Hasil Estimasi VECM ....................................................................... 65 9. Ringkasan Uji Kausalitas .................................................................. 69 10. Ringkasan Analisis Variance Decomposition ................................... 80 iv DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Perkembangan IHSG, Net Pembelian Portofolio Oleh Asing Di pasar Modal Indonesia dan nilai tukar IDR/USD ..................................................................................... 3 2. Perkembangan Inflasi dan Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate) dan Indek Harga Saham Gabunga ................................ 7 3. Kerangka Pemikiran Penelitian .................................................... 12 4. Kerangka Pengaruh Aliran Modal Portofolio Terhadap Nilai Tukar.................................................................................... 18 5. Hubungan Arus Modal Asing dengan Pasar Modal domestik ....................................................................................... 27 6. Pola trend Indeks Harga Saham Gubungan Periode 2010:01 -2015:12.......................................................................... 51 7. Pola trend Indeks Harga Saham Gubungan dalam bentuk Logaritma Periode 2010:01 -2015:12 menggunakan Scatter with only Makers....................................... 52 8. Pola trend Indeks Harga Saham Gubungan dalam bentuk Logaritma Periode 2010:01 -2015:12 menggunakan Scatter with Straight Lines .................................... 52 9. Pola musiman Net Foreign Purches (NFP) Periode 2010:01 -2015:12.......................................................................... 53 10. Pola musiman Net Foreign Purches (NFP) dalam bentuk Logaritma periode 2010:01-2015:12 menggunakan Scatter with only Makers....................................... 53 11. Pola musiman Net Foreign Purches (NFP) dalam bentuk Logaritma Periode 2010:01 -2015:12 menggunakan Scatter with Straight Lines .................................... 54 12. Pola trend Nilai Tukar Periode 2010:01 -2015:12 ....................... 54 13. Pola trend Nilai Tukar dalam bentuk Logaritma Periode 2010:01 -2015:12 menggunakan Scatter with only Makers .................................................................................. 55 14. Pola trend Nilai Tukar dalam bentuk Logaritma Periode 2010:01 -2015:12 menggunakan Scatter with Straight Lines................................................................................ 55 15. Pola muasiman inflasi Periode 2010:01 -2015:12 ........................ 56 v 16. Pola musiman inflasi dalam bentuk Logaritma Periode 2010:01 -2015:12 menggunakan Scatter with only Makers .......................................................................................... 17. Pola musiman inflasi dalam bentuk Logaritma Periode 2010:01 -2015:12 menggunakan Scatter with Straight Lines ............................................................................................. 18. Pola trend BI Rate periode 2010:01-2016:12 .............................. 19. Pola trend BI Rate dalam bentuk Logaritma Periode 2010:01 -2015:12 menggunakan Scatter with only Makers .......................................................................................... 20. Pola trend BI Rate dalam bentuk Logaritma Periode 2010:01 -2015:12 menggunakan Scatter with Straight Lines ............................................................................................. 21. Pola trend Produk Domestik Bruto (PDB) periode 2010:01-2015:12........................................................................... 22. Pola trend Produk Domestik Bruto dalam bentuk Logaritma Periode 2010:01 -2015:12 menggunakan Scatter with only Makers .............................................................. 23. Pola trend Produk Domestik Bruto dalam bentuk Logaritma Periode 2010:01 -2015:12 menggunakan Scatter with Straight Lines ........................................................... 24. Respon IHSG Terhadap Guncangan NFP .................................... 25. Respon IHSG Terhadap Guncangan NT ...................................... 26. Respon IHSG Terhadap Guncangan INF ..................................... 27. Respon IHSG Terhadap Guncangan RBI ..................................... 28. Respon IHSG Terhadap Guncangan PDB .................................... 29. Respon NFP Terhadap Guncangan IHSG .................................... 30. Respon NFP Terhadap Guncangan NT ........................................ 31. Respon NFP Terhadap Guncangan INF ....................................... 32. Respon NFP Terhadap Guncangan RBI ....................................... 33. Respon NFP Terhadap Guncangan PDB ...................................... 34. Respon NT Terhadap Guncangan IHSG ...................................... 35. Respon NT Terhadap Guncangan NFP ........................................ 36. Respon NT Terhadap Guancangan INF ....................................... 37. Respon NT Terhadap guncangan RBI .......................................... 38. Respon NT Terhadap guncangan PDB......................................... 56 57 57 58 58 59 59 59 71 72 73 73 74 74 75 75 76 77 77 78 78 79 79 vi DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Daftar Data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Aliran Modal Portofolio Asing (NFP), Nilai Tukar IDR/USD (NT), BI Rate (RBI) dan Produk Domestik Bruto (PDB) .......................................... L-1 2. Hasil Uji Stasioner Data (Unit Root Test) Pada Level ......................... L-3 3. Hasil Uji Stasioner (Unit Root Test) Pada First Difference ................. L-8 4. Hasil Uji Lag optimum ......................................................................... L-12 5. Hasil Uji Stabilitas VAR ...................................................................... L-13 6. Hasil Uji Kointegrasi (Johansen’s Cointegration Test) ....................... L-14 7. Model Empiris VECM ......................................................................... L-18 8. Hasil Uji Kausalitas Granger (Granger Causality Test) ...................... L-21 9. Hasil Analisis Impluse Response Function (IRF) ................................ L-23 10. Hasil Analisis Variance Decomposition ............................................... L-33 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi global di masa globalisasi ini memberikan dampak yang positif terhadap mobilisasi modal antar negara. Aliran modal asing dalam bentuk portfolio investment merupakan salah satu topik penting yang banyak di perbincangkan dalam sistem keuangan internasional. Tren liberalisasi pasar modal dunia dan semakin terintegrasinya perkonomian dunia, hampir semua negara (termasuk Indonesia) tidak lepas dari pengaruh aliran modal internasional. Kondisi ini sangat menguntungkan bagi negara berkembang seperti Indonesia, karena menjadi solusi pembiayaan pembangunan nasional. Pasar modal Indonesia merupakan pasar modal yang sedang berkembang (emerging market) yang dalam perkembanganya sangat rentan terhadap kondisi makroekonomi secara umum serta kondisi ekonomi global. Pengaruh makroekonomi tidak langsung mempengaruhi perekonomian, namun secara perlahan dan jangka waktu yang panjang. Ketika terjadi perubahan makroekonomi, akan mempengaruhi keputusan investor domestik maupun investor asing untuk menanamkan atau menarik modal mereka. Pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian negara, dimana pasar modal menjalankan fungsinya yang pertama sebagai saranan pendanaan usaha 2 atau sebagai sarana suatu perusahaan untuk mendapat modal dari masyarakat baik dalam negeri maupun luar negeri. Kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan. Pasar modal yang sedang mengalami peningkatan atau mengalami penurunan terlihat dari naik turunnya hargaharga saham yang tercatat dan tercermin pada pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (Mailangkay, 2013). Pasar modal Indonesia memiliki tingkat likuiditas yang relatif kecil dibandingkan dengan pasar modal di negara maju seperti pasar modal Amerika Serikat dan negaranegara Eropa. Kondisi tersebut membuat volatilitas yang relatif tinggi (extreme volatility) bagi pasar modal (Bekaert dan Harvey, 2003; Ewards , 2000) dan akan mempengaruhi stabilitas nilai tukar (Chayawadee dan Ho, 2008), yang secara otomatis akan mempengaruhi kondisi perekonomian dan iklim investasi. Pasar modal Indonesia didominasi oleh investor asing berdasarkan data yang dirilis oleh Kustodia Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada Agustus 2015 tercatat kepemilikan oleh asing sebesar 62,8 persen dari total valuasi saham di pasar modal Indonesia. Berdasarkan data tersebut menggambarkan investor asing menguasai pasar modal Indonesia. Kekuatan investor asing terlihat dari aliran modal asing yang masuk ke pasar modal, IHSG dan nilai tukar IDR/USD seperti yang terlihat pada gambar berikut ini. 18000 15000 15000 12000 12000 9000 9000 6000 6000 3000 3000 Sep-15 May-15 Jan-15 Sep-14 May-14 Jan-14 Sep-13 May-13 Jan-13 Sep-12 May-12 Jan-12 Sep-11 May-11 Jan-11 -6000 Sep-10 -3000 0 May-10 0 -3000 -6000 -9000 -9000 -12000 -12000 -15000 -15000 -18000 -18000 -21000 IHSG (Indeks) NT (Ribuan KURS (Ribuan Rupiah) Rupiah) Ribuan Rupiah 18000 Jan-10 Miliar Rupiah 3 -21000 FNP (Miliar Rupiah) Sumber :Laporan Statistik OJK, Bursa Efek Indoesia, dan Bank Indonesia, diolah. Gambar 1. Perkembangan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG), Net Pembelian Portofolio Oleh Asing ( FNP) di pasar Modal Indonesia, dan Pergerakan Nilai Tukar IRD/USD (NT) . Gambar 1 menunjukan bahwa perkembangan IHSG, net pembelian portofolio oleh asing, dan nilai tukar IDR/USD dari tahun 2010 sampai 2015 menunjukan fluktuasi. Hal ini mencerminkan bahwa pasar modal Indonesia (Bursa Efek Indonesia) terus membaik dan diperhitungkan oleh investor domestik maupun investor asing. Setelah krisis keuangan gelobal pada pertengahan 2008, di sepanjang tahun 2010 IHSG terus meningkat tercatat desember 2010 pada level 3.611,53 poin, diikuti peningkatan net pembelian portofolio oleh asing sebesar Rp 20.981,71 miliar dibandingkan tahun sebelumnya hanya Rp 15.118,50 miliar, dan penguatan nilai tukar IDR/USD sebesar Rp 8.991 dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 9.365. Pada bulan Juli 2011 peningkatan IHSG tercatat pada level 4.130,80 poin, peningkatan net pembelian 4 portofolio oleh asing sebesar Rp 24.290,35 miliar dan penguatan nilai tukar IDR/USD sebesar Rp 8.597, hal ini disebabkan semakin membaiknya fundamental ekonomi Indonesia sehingga investor asing melirik pasar modal Indonesia. Namun pada pertengahan tahun 2012 sampai akhir tahun 2013 IHSG dan nilai tukar IDR/USD mengalami tekanan yang sangat kuat. IHSG tercatat pada level 4.212,98 poin dan nilai tukar IDR/USD melemah sebesar Rp 12.891. Tekanan tersebut disebabkan aksi jual besar-besaran oleh investor asing merespons wacana bank sentra Amerika Serikat (The Fed) mengeluarkan kebijakan untuk mengurangi stimulus keuangan (tapering off), sehingga tercatat penjualan lebih besar daripada pembelian portofolio oleh asing di pasar modal Indonesia sebesar Rp20.647,10 miliar (creative-trede.com). Sempat membaik di sepanjang tahun 2014 pasca pemilu sehinggat investor asing melihat stabilitas politik dan penundaan The Fed mengeluarkan kebijakan pengurangan stimulus keuangan membuat investor asing melirik kembali pasar modal Indonesia sehingga aktivitas pembelian portofolio oleh asing mengalami peningkatan Rp 42.597,50 miliar dan membuat pengutan IHSG pada level 5.166,98 poin serta nilai tukar IDR/USD sedikit menguat sebesar Rp 11.532. Namun, membaiknya kondisi pasar modal Indonesia tidak berlangsung lama. Kembali mencuatnya isu The Fed mengumumkan kebijakan pengurangan stimulus keuangan, dan terjadi perlambatan perumbuhan ekonomi Tiongkok yang berimbas terdevaluasi nilai tukar Yuan. Sehingga membuat pasar modal Indonesia kembali tertekan, sepanjang tahun 2015 pangalihan modal asing yang keluar dari pasar modal 5 Indonesia tercatat sebesar Rp22.983,62 miliar, sehingga IHSG dan nilai tukar IDR/USD kembali tertekan pada level 4.522,65 poin dan Rp 14.584 per USD. Tekanan tersebut, sebagai dampak dari sentimen negatif global yang melemahkan bursa. Meskipun IHSG tercatat mengalami tekanan namun, secara jangka panjang pertumbuhan IHSG dalam lima tahun terakhir dari tahun 2010 hingga tahun 2015 menunjukan tren yang positif (marketbisnis.com). Meskipun liberalisasi pasar modal menarik aliran modal asing dapat meningkatkan likuiditas serta mengurangi biaya modal (cost of capital) (Bekaert & Harvey, 2000), tetapi menjadi catatan bahwa mobilitas modal asing dapat menyebabkan extreme volatility bagi negara-negara yang perekonomiannya menuju level menengah seperti Indonesia. Perkembangan pasar modal Indonesia masih sangat rapuh terhadap isu-isu ekonomi internasional, hal ini disebabkan karena dominasi investor asing di pasar modal Indonesia. Dominasi kepemilikan saham oleh invetor asing sehingga mudah sekali diguncang isu-isu ekonomi internasional, kondisi perekonomian negara lain dan kondisi pasar modal negara lain. Penelitian sebelumnya tentang hubungan antara arus modal asing, nilai tukar dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dilakukan oleh BAPEPAM-LK (2008) menemukan bahwa terdapat kointegrasi atau keseimbangan jangka panjang pada ketiga variabel tersebut. Serta terdapat kausalitas antara IHSG lebih mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap aliran modal asing yang masuk ke Indonesia, sedangakan aliran modal asing mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap 6 pergerakan nilai tukar. Beberapa penelitian tentang aliran modal asing, nilai tukar dan IHSG dibeberapa negara lain. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Micheal J, (2006) menyebutkan bahwa emerging markets mempunyai peran besar dalam peningkatan international portofolios. Terdapat beberapa keuntungan berinvestasi pada emerging market diantaranya menawarkan prospek pertumbuhan, average return yang tinggi, volatilitas yang tinggi dan korelasi yang rendah antara emerging markets dengan developed markets. Aliran modal asing menjadi topik pembicaraan bagi otoritas pasar modal karena aktivitasnya tidak hanya akan berpengaruh bagi harga saham tetapi juga akan berpengaruh terhadap nilai tukar mata uang negara tersebut. Menurut Chayawadee Chai-Anant dan Corrine Ho (2008) sikap optimis investor asing terhadap pasar modal Asia ketika tahun 2003 tidak hanya disebabkan pasar sedang mengalami tren positif (bullish) tetapi juga ketika saat itu terjadi apresiasi mata uang lokal terhadap Dolar Amerika Serikat. Apresiasi mata uang lokal dianggap sebagai faktor tambahan menarik investor asing untuk berinvestasi di pasar modal Asia. Adapun selain nilai tukar Rupiah, faktor-faktor yang mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan antara lain BI Rate, inflasi, dan Produk Domestik Bruto. Secara teori, suku bunga dan harga saham berhubungan negatif, tingkat bunga terlalu tinggi akan mempengaruhi present velue, aliran kas perusahaan, sehingga kesempatankesempatan investasi menjadi kurang menarik bagi investor (Tandelilin, 2010). 7 6,000.00 5,000.00 4,000.00 indeks 3,000.00 2,000.00 1,000.00 0.00 Jan-10 Apr-10 Jul-10 Oct-10 Jan-11 Apr-11 Jul-11 Oct-11 Jan-12 Apr-12 Jul-12 Oct-12 Jan-13 Apr-13 Jul-13 Oct-13 Jan-14 Apr-14 Jul-14 Oct-14 Jan-15 Apr-15 Jul-15 Oct-15 persen 10.00 9.00 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 Inflasi (persen) BI RATE (persen) IHSG (indeks) Sumber :Bank Indonesia dan Bursa Efek Indonesia, diolah. Gambar 2. Perkembangan Inflasi, Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate) dan Indek Harga Saham Gabunga. Gambar 2 menunjukan perkembangan BI Rate, inflasi, dan Indeks Harga Saham Gabungan dari tahun 2010 sampai tahun 2015. BI Rate tercatat mengalami peningkatan dalam periode 2010 sampai 2015 sebesar 1 persen dari 6,50 persen menjadi 7,50 persen. Tingkat bunga yang terlalu tinggi akan mempengaruhi nilai sekarang (present velue) aliran kas suatu perusahaan, sehingga kesempatankesempatan investasi yang sudah ada menjadi tidak menarik lagi. Tingkat bunga yang tinggi juga akan meningkatkan biaya modal yang akan ditanggung perusahaan dan juga akan menyebabkan return yang disyaratkan investor dari suatu investasi akan meningkat (Suramaya, 2012). Secara teori tingkat inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. peningkatan inflasi merupakan sinyal negatif bagi investor domestik maupun investor asing di pasar modal. Dimana jika terjadi kenaikan inflasi akan 8 meningkatkan harga dan biaya produksi. Jika peningkatan biaya produksi lebih tinggi dari pada peningkatan harga maka profitabilitas perusahaan tersebut akan turun (Hooker, 2004). Hal ini dapat dilihat pada gambar 2 dimana rata-rata inflasi dari periode 2010 sampai 2015 mengalami peningkatan sebesar 1,26 persen, rata-rata inflasi tahun 2010 sebesar 5,13 persen meningkat menjadi 6,38 persen rata-rata inflasi pada tahun 2015. Secara teori dijelaskan bahwa peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) meningkatkan daya beli masyarakat terhadap produk-produk perusahaan sehingga meningkatkan profitabilitas perusahaan. Adanya peningkatan profitabilitas perusahaan dapat meningkatkan kepercayaan investor sehingga dapat meningkatkan harga saham (Suramaya, 2012). Berdasarkan penelitian yang dilakuakn oleh Sangkyun (1997) yang meneliti pengaruh antara variabel makro, menemukan hasil bahwa hanya PDB yang berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap return saham, sedangkan variabel lain tidak berpengaruh. Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian Hooker (2004) dimana return saham dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh PDB. Secara umum, beberapa periode juga terlihat bahwa masuknya modal asing diikuti dengan penurunan IHSG dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap beberapa valuta asing, terutama Dolar Amerika Serikat. Sedangakan arus modal yang keluar selama periode tersebut tidak sepenuhnya menyebabkan penurunan IHSG dan pelemahan nilai tukar IDR/USD, bahkan bebrapa periode terlihat arus modal asing 9 yang keluar diikuti penguatan IHSG dan nilai tukar IDR/USD. Fenomena tersebut cenderung berlawanan dengan kondisi beberapa periode sebelumnya, dimana foreign capital inflow cenderung bergerak searah dengan pergerakan IHSG dan nilai tukar IDR/ USD. Kondisi ini juga kontras dengan berbagai kajian teori, khususnya penjelasan teori portofolio-balance dan good market approach (Muntasir, 2015). Penelitian ini untuk melihat analisis determinan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) serta dampak aliran modal asing berbentuk portofolio yang diproksikan dengan Net Foreign Purchese (NFP) dan nilai tukar Rupiah per Dolar Amerika Serikat terhadap volatilitas pasar modal Indonesia diproksikan dengan IHSG. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapat di ambil beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Adakah hubungan jangka panjang antara aliran modal asing portofolio, Nilai Tukar IDR/USD, BI Rate, Inflasi, Produk Domestik Bruto dan IHSG? 2. Bagaimana pengaruh aliran modal asing portofolio, Nilai Tukar IDR/USD, BI Rate, Inflasi, Produk Domestik Bruto terhadap IHSG? 3. Bagaimana pengaruh IHSG terhadap aliran modal asing portofolio? 4. Bagaimana pengaruh nilai tukar IDR/USD terhadap aliran modal asing portofolio? 5. Bagaimana pengaruh aliran modal asing portofolio terhadap Nilai Tukar IDR/USD? 10 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuaraikan di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut : 1. Mengetahui terdapatnya hubungan jangka panjang antara aliran modal asing portofolio, nilai tukar IDR/USD, BI Rate, inflasi, Produk Domestik Bruto dan IHSG. 2. Mengetahui pengaruh aliran modal asing portofolio, nilai tukar IDR/USD, BI Rate, inflasi, Produk Domestik Bruto terhadap IHSG. 3. Mengetahui IHSG berpengaruh terhadap aliran modal asing portofolio. 4. Mengetahui nilai tukar IDR/USD berpengaruh terhadap aliran modal asing portofolio. 5. Mengetahui aliran modal asing portofolio berpengaruh terhadap nilai tukar IDR/USD. D. Kerangka Pemikiran Semakin terintegrasinya perekonomian dunia, hampir semua negara (termasuk Indonesi) tidak dapat lepas bahkan membutukan aliran modal asing. Karakteristik pemodal di pasar modal adalah untuk meminimalkan resiko investasi. Sistem perekonomian global yang terintegrasi dan semakin terbukanya sistem finansial dunia, investor dapat mengurangi resiko investasi dengan melakukan investasi di beberapa negara (international risk sharing). Ekspetasi para investor tersebut jika investasi di satu negara mengalami kondisi yang tidak diinginkan, maka investasi di 11 negara yang lain akan lebih baik. Dengan demikian, keputusan investor untuk berinvestasi tidak di pengaruhi oleh kondisi ekonomi satu negara saja. Pada umumnya, pengaruh perubahan salah satu variabel ekonomi terhadap satu atau sejumlah variabel ekonomi lainnya tidak bersifat langsung, tetapi melalui perubahan sejumlah variabel dalam time lag tertentu. Pada penelitian ini, hubungan aliran modal asing portofolio, nilai tukar , variabel ekonomi lain seperti BI Rate, inflasi, Produk Domestik Bruto, dan Indeks Harga Saham Gabungan akan dikaji lebih dalam untuk melihat hubungan antara variabel-variabel penelitian tersebut. berdasarkan penelitian terdahulu dan pendekatan-pendekatan yang ada diketahui bahwa hubungan nilai tukar dan harga saham dapat dilihat dari pendekatan tradisional dan pendekatan portofolio serta penelitian-penelitian terdahulu tentang variabel ekonomi yang berhubungan dengan pasar modal. Sehingga secara garis besar, konsep dasar dari penelitian ini adalah pengujian hubungan variabel arus modal asing portofolio, pergerakan nilai tukar, Serta beberapa variabel ekonomi lain seperti BI Rate, Inflasi dan Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap IHSG, dengan alur kerangka pemikiran sebagai berikut: 12 NFP NT BI Rate IHSG Inflasi PDB Gambar 3. Kerangka Pemikiran Penelitian E. Manfaat Penelitian 1. Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 2. Penelitian ini sangat bermanfaat bagi penulis dalam menambah wawasan dan dapat mempraktikan apa yang telah diperoleh selama proses perkuliahan. 3. Sebagai bahan informasi bagi praktisi pasar modal khususnya para investor baik domestik atau asing, dan pemerintah dalam pengambilan keputusan. 4. Dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya, terlebih bagi penelitian yang tertarik pada pasar modal. 13 F. Hipotesis Mengacu pada rumusan masalah, tujuan serta kerangka pemikir yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang di ajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Diduga terdapat hubungan jangka panjang antara aliran modal asing portofolio, nilai tukar IDR/USD, inflasi, BI Rate, Produk Domestik Bruto, dan IHSG. 2. Diduga aliran modal asing portofolio, nilai tukar IDR/USD, BI Rate, inflasi, Produk Domestik Bruto berpengaruh signifikan terhadap IHSG 3. Diduga IHSG berpengaruh berpengaruh positif terhadap aliran modal asing portofolio 4. Diduga nilai tukar IDR/USD berpengaruh positif terhadap aliran modal asing portofolio 5. Diduga aliran modal asing portofolio berpengaruh positif terhdap nilai tukar IDR/USD G. Sistematika Penulisan Untuk memberi gambaran secara garis besar mengenai penelitian ini disusun sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan. Terdiri dari Latar Belakang Penelitian, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kerangka Pemikiran, Manfaat Penelitian, dan Hipotesis serta Sistematika Penulisan. BAB II : Tinjauan Pustaka. Terdiri dari tinjauan Teoritis Yang Berkaita Dengan Penelitian, dan Tinjauan Empiris. 14 BAB III : Metode Penelitian.Terdiri dari Metode Penelitian Yang Digunakan Meliputi Jenis Dan Sumber Data, Definisi Operasional Variabel, Batasan Variabel, Metode Analisis dan Prosedur Analsis Data. BAB IV: Hasil dan Pembahasan. Terdiri dari Plot Data, Uji Stasioner Data, Penentuan Panjang Lag, Uji Stabilitas VAR, Uji VAR atau VECM, Uji hubungan Kausalitas, Impluse Response Function (IRF), dan Variance Decomposition. BAB V : Simpulan dan Saran. DAFTAR PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukan pergerakan harga saham secara umum yang tercatat pada di Bursa Efek Indonesia (BEI). Indeks inilah yang paling banyak digunakan dan dipakai untuk menilai situasi pasar secara umum atau mengukur apakah harga saham mengalami kenaikan atau penurunan. IHSG melibatkan seluruh harga saham yang tercatat di bursa (Anoraga dan Pakarti, 2006). Indeks berfungsi sebagai trend pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu periode tertentu, yang menunjukan apakah pasar sedang aktif atau lesu. Dengan adanya indeks, dapat diketahui trend pergerakan harga saham saat ini, apakah sedang naik, stabil atau turun. Pergerakan indeks sangat penting bagi para investor untuk menentukan menjual, menahan atau membeli beberapa saham. 2. Arus Modal Asing Terintegrasinya perekonomian dunia, menjadikan mobilitas modal yang tinggi antar negara merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari. Bagi negara Emerging Markets seperti indonesia menjadi tujuan investasi negara-negara maju (Developed 16 Market), karena pada umumnya pasar modal Emerging Markets memberikan risk premium yang tinggi (Salomons dan Grootveld, 2003). Pada dasarnya, terdapat tiga bentuk modal asing yang bergerak dalam lalu lintas modal internasional, yaitu investasi langsung (foreign direct invesment), investasi portofolio (portofolio invesment), dan aliran modal bentuk lain (other types of flows), (Edwards, 1999). Ketiga bentuk aliran modal tersebut memiliki sifat yang berbeda dan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap perekonomian suatu negara. Dari tiga bentuk investasi tersebut, investasi portofolio menjadi perhatian bagi investor dunia. Investasi portofolio (portofolio invesment) disebut dengan penanaman modal asing atau penanaman modal jangka pendek. Investasi portofolio merupakan jenis investasi yang bebas bergerak dan bersifat jangka pendek. Menurut World Bank (1996), aliran modal jenis ini mempengaruhi pasar uang dan pasar modal suatu negara dalam bentuk surat hutang (bonds), saham (stocks) dan instrumen lain. Menurut teori David K. Etiman (2010), motif penanaman modal asing ada tiga, yang pertama motif strategi dibedakan dalam mencari pasar, bahan baku, efesiensi produksi dan keamanan politik. Kedua, motif prilaku rangsangan lingkungan eksternal yang didasarkan pada kebutuhan dan komitmen. Serta ketiga, motif ekonomi untuk mencari keuntungan dengan cara memaksimalkan keuntungan jangka panjang dan harga saham. Sedangkan menurut Heckescher-Ohlin (Teori H-O) dalam teori perdagangan internasional yang mengemukakan keunggulan komperatif, dalam hal ini arus modal internasional dimana suatu negara akan membeli saham atau 17 obligasi dari perusahaan yang berada di negara lain yang memberikan tingkat pengembalian yang tinggi. Menurut Markowitz (1927) dalam teori portofolio menyatakan bahwa investor melihat resiko dan return keduanya harus dipertimbangkan menggunakan asumsi tersedianya kerangka formal untuk mengukur keduanya dalam pembentukan portofolio invetasi. Pada bentuk dasarnya, teori portofolio dimulai dengan asumsi tingkat return atas efek dimasa yang akan datang dapat diestimasi kemudian menentukan resiko dengan variasi pada tingkatan return. Semakin besar resiko atas investasi maka akan semakin besar tingkat return yang diinginkan untuk menutupi resiko tersebut. Indonesia sendiri merupakan negara emerging markets yang menjadi tujuan investasi negara-negara maju (developed markets) seperti Amerika Serikat dan Eropa. Investasi pada negara emerging markets dimana pasar modalnya memiiki tingkat likuiditas yang relatif kecil yang menyebabkan volatilitas yang relatif tinggi dan memberikan risk premium yang lebih tinggi sehingga memberikan expected return yang lebih tinggi dibandingkan dengan developed markets. Masuknya aliran modal asing portofolio dalam perekonomian suatu negara memiliki keuntungan dan kerugian tesendiri bagi negara tersebut. Masuknya aliran modal portofolio ini, akan menambah likuiditas kebutuhan keuangan domestik dan pasar modal akan semakin bullish. Namun, ada yang harus diwaspadai dari masuknya modal asing portofolio dalam ekonomi. Besarnya arus modal asing portofolio dalam 18 sistem nilai tukar mengambang bebas akan menyebabkan apresiasi mata uang domestik, sehingga akan berdampak terhadap harga aset-aset domestik, serta meningkatnya volatilitas dalam pasar keuangan dan valuta asing, dan juga semakin tinggi biaya sterilisasi dalam ekonomi domestik (World Bank, 1998) Selama terjadi peingkatan aliran modal asing masuk (capial inflow) telah mengakibatkan apresiasi nilai tukar riil. Hal ini merupakan dampak yang ditimbulkan jika arus modal tersebut terlampau deras, terutama jenis investasi portofolio atau modal jangka pendek. Secara teoritis, jika sistem perekonomian terbuka dengan arus modal asing bebas, sehingga nilai tukar cenderung mengalami apresiasi karena adanya capital inflow yang didukung oleh perbedaan suku bunga (interest differential) yang positif. Hal serupa akan terjadi jika surplus neraca pembayaran yang berkelanjutan sebagai hasil dari arus dana masuk kedalam negeri menjadikan posisi nilai tukar cenderung menguat. Tingkat suku bunga Apresiasi/ depresiasi nilai tukar domestik Aliran modal portofolio Masuk/keluar Mata uang asing bertambah/ berkurang Permintaan terhadap mata uang domestik meningkat/ berkurang Gambar 4. Kerangka Pengaruh Aliran Modal Portofolio Terhadap Nilai Tukar 19 Gambar 4 di atas, menggambarkan alur pengaruh aliran modal portofolio terhadap nilai tukar. Berawal dari perbedaan antara tingkat suku bunga di dalam dan luar negeri, modal portofolio akan masuk ke dalam negara dengan tingkat yang lebih tinggi. Masuknya modal portofolio asing tersebut menyebabkan peningkatan jumlah mata uang asing di negara tersebut, sehingga permintaan terhadap mata uang domestik akan meningkat. Hal tersebut kemudian menyebabkan apresiasi terhadap nilai tukar mata uang domestik, hal sebaliknya akan terjadi jika aliran modal keluar. 3. Nilai Tukar Nilai tukar (kurs) merupakan harga mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Menurut Krugman (2000) mendefinisiskan nilai tukar sebagai harga sebuah mata uang dari suatu negara yang diukur atau dinyatakan dalam mata uang negara lain. Definisi mata uang adalah harga relatif terhadap mata uang negara lainnya. Keseimbangan nilai tukar pada jangka panjang, konsep yang mampu menjelaskan kondisi nilai tukar ini adalah konsep hukum satu harga (law of one price) dan teori paritas daya beli (theory purchasing power parity). Dimana titik awal nilai tukar ditentukan melalui hukum satu harga adalah jika kedua negara menghasilkan barang yang sama, dan biaya transportasi dan hambatan perdagangan sangat rendah, harga barang seharusnya akan sama di seluruh dunia. Lebih lanjut nilai tukar ditentukan dengan teori paritas daya beli, dimana teori menyatakan bahwa nilai tukar kedua mata uang akan melakukan penyesuaian yang mencerminkan 20 pereubahan tingkat harga dari kedua negara. Tetapi teori paritas daya beli tidak dapat menjelakan nilai tukar sepenuhnya. Terdapat empat faktor yang dapat mempengaruhi prilaku nilai tukar dalam jangka panjang yaitu tingkat harga yang relatif, hambatan perdagangan, prefensi barang domestik versus barang luar negeri. Ketika tingkat harga suatu negara meningkat (relatif pada harga luar negeri) maka mata uang negara tersebut akan terdepresiasi pada jangka panjang. Ketika hambatan perdagangan meningkat, maka mata uang negara tersebut akan terapresiasi pada jangka panjang. Kenaikan ekspor akan menyebabkan mata uang akan terapresiasi pada jangka panjang, sebaliknya kenaikan permintaan impor akan menyebabkan terdepresiasi mata uang dalam jangka panjang. Sedangkan, terjadi peningkatan produktifitas pada suatu negara, maka mata uang negara tersebut terapresiasi. Pada umumnya, kebijakan nilai tukar suatu negara diarahkan untuk mendukung neraca pembayaran dan membantu efektifitas kebijakan moneter. Dalam kaitanya dengan kebijakan moneter, depresiasi nilai tukar yang berlebihan akan menyebabkan tingginya laju inflasi hal ini, dapat mengganggu sasaran ahkir kebijakan moneter yaitu untuk memelihara stabilitas harga. Sehingga penentuaan kebijakan nilai tukar yang tepat merupakan faktor penting dalam perekonomian suatu negara. Dalam perkembangan perekonomian dunia, terdapat beberapa jenis sistem nilai tukar yang dapat digunakan sesuai dengan kebijakn masing-masing negara. Secara garis besar, 21 suatu negara dapat menggunakan sistem nilai tukar tetap atau sistem nilai tukar mengambang. 4. Suku Bunga Suku bunga merupakan harga atas dana yang dipinjam (Reilly & Brow,1997). Ketika perusahaan merencanakan pemenuhan kebutuhan modal sangat dipengaruhi oleh oleh tingkat bunga yang berlaku. Apakah akan menerbitkan skuritas ekuitas atau hutang. Penerbitan obligasi atau penambahan hutang jika tingkat suku bunga lebih rendah dari earning power dari peneneman modal tersebut (Riyanto,1990). Ketika suku bunga rendah kan menyebabkan biaya pinjaman yang lebih rendah. Suku bunga yang rendah akan merangsang investasi dan aktivitas ekonomi yang akan menyebabkan harga saham meningkat. Menurut Sadono Sukirno (2006:103), perubahan suku bunga akan mempengaruhi keinginan untuk investasi. Dimana harga dapat naik atau turun tergantung pada tingkat suku bunga. Sehingga terdapat kemungkinan bahwa pemegang surat berharga akan menderita capital loss atau capital gain. Selain itu, dalam jangka pendek perubahan suku bunga berpotensi mempengaruhi keinginan investasi, karena naik atau turunya suku bunga akan memberikan alternatif pilihan investasi selain pasar modal. 22 5. Inflasi Laju inflasi sangat erat kaitanya dengan penurunan kemampuan daya beli, individu maupun perusahaan. Menurut Gustav Cassel (1918) dalam teori paritas daya beli (purchasing power parity) menekankan hubungan antara fluktuasi tingkat inflasi dengan valuta asing. Penjelasan teori ini, pada dasarnya merupakan hukum yang menyatakan bahwa harga suatu produk yang sejenis di dua negara yang berbeda akan sama, jika dinilai dalam nilai tukar yang sama (Brealey,2006). Namun, kenyataanya seiring terbuktinya bahwa nilai tukar valuta asing yang diperhitungkan berdasarkan teori tersebut tidak sesuai dengan nilai tukar yang ditetapkan oleh pemerintah (Hamdy Hady,2008). Dalam suatu perekonomian ada kekuatan tertentu yang menyebabkan tingkat harga melonjak sekaligus, tetapi ada kekuatan lain yang menyebabkan kenaikan harga terus-menerus secara perlahan. Peristiwa yang cenderung mendorong naiknya tingkat harga disebut gejolak inflasi (Lispsey, 1992). Secara keseluruhan, inflasi yang sedang berlangsung tergantung pada (i) permintaan, yang ditunjukan oleh senjang inflasi atau senjang resesi, (ii) kenaikan biaya yang diharapkan, (iii) faktor eksternal yang datang terutama dari sisi penawaran. Laju inflasi dapat dipisahkan menjadi tiga komponen yaitu inflasi inti, inflasi permintaan dan inflasi gejolak (Nopirin, 1990). Inflasi inti adalah inflasi yang kemponen harganya dipengaruhi oleh faktor fundamental. Inflasi permintaan yaitu inflasi yang dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah seperti kebijakan kenaikan harga BBM, listrik, air minum, dan lainnya. 23 Infalsi gejolak adalah inflasi yang dipengaruhi oleh kelancaran produksi dan distribusi barang dan jasa. Kenaikan inflasi dapat diukur menggunakan indeks harga konsumen (Costomer Price Index). Inflasi dapat dipilih berdasarkan sifat temporer atau permanen. Inflasi yang bersifat temporer adalah inflasi yang disebabkan oleh gangguan sementara (misalnya kenaikan biaya energi, transportasi, dan bencana alam). Sedangakan inflasi yang bersifat permanen adalah inflasi yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan permintaan barang dan jasa (Nopirin, 1990). 6. Poduk Domestik Bruto (PDB) Produk Domestik Bruto berbeda dengan Produk Nasional Bruto (PNB) karena memasukan pendapatan luar negeri yang bekerja di negara tersebut. Berdasarkan pendekatan produksi, PDB adalah nilai keseluruhan semua barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di dalam wilayah dalam jangka waktu tertentu (biasanya per tahun). PDB menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga berlaku pada setiap periodenya (Mankiw, 2000). PDB merupakan indikator ekonomi yang paling sering digunakan menggambarkan kegiatan ekonomi secara luas. PDB memberikan informasi mengenai jumlah barang dan jasa yang telah diproduksi oleh suatu perekonomian pada periode waktu tertentu. 24 B. Hubungan Arus Modal Asing dengan Pasar Modal Menurut Darmadji (2006;1) pasar modal (capital market) adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang biasa diperjualbelikan baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif maupun instrumen lain. UndangUndang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995, menyebutkan pasar modal adalah suatu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkanya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal memberikan banyak manfaat, di antaranya (Darmadji, 2006;3) : 1. Menyediakan sumber pendanaan atau pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal. 2. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan diversifikasi. 3. Memungkinkan kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah. 4. Menciptkan lapangan kerja baru dan profesi yang menarik. 5. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dengan prospek yang baik. 6. Sebagai alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan resiko yang dapat diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi investasi. 25 7. Mendorong pengelolaan perusahaan dengan terbuka, pemanfaatan manajemen profesional, dan penciptaan iklim usaha yang sehat. Menurut ekonom mainstream, bahwa arus modal asing membawa manfaat terhadap sektor riil ekonomi melalui tiga cara. Pertama arus modal asing melalui portofolio investasi dapat menyediakan non-debt creating investasi asing bagi negara sedang berkembang yang mengalami kelangkaan modal. Dengan adanya arus modal asing dapat menambah tabungan domestik untuk meningkatkan investasi. Disamping menyediakan mata uang asing kepada negara sedang berkembang, arus modal asing juga mengurangi tekanan gap kurs mata uang bagi negara-negara tersebut yang selanjutnya membuat aktivitas impor lebih mudah. Kedua, bahwa kenaikan arus modal asing akan meningkatkan alokasi modal menjadi lebih efisien bagi suatu negara. Arus modal seperti penanaman modal langsung dapat merangsang negara- negara lain yang kelebihan modal untuk mengalirkan dananya kepada negara yang kekurangan modal dimana return yang ditawarkan negara tersebut lebih menarik (Parthapratim, 2006 dan Bapepam-LK, 2008). Aliran modal akan mengurangi cost of capital negara-negara sedang berkembang, meningkatkan investasi dan output. Sebaliknya pandangan ekonom lain berpendapat investasi portofolio tidak memberikan manfaat atau tidak ada hubungannya dengan aktivitas ekonomi riil atau tidak dapat menaikan output, atau mempengaruhi variabel lain yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat. 26 Ketiga adalah arus modal asing membawa dampak kepada ekonomi melalui pasar modal. Menurut pandangan mainstream, salah satu manfaat arus modal asing adalah mendorong kenaikan harga saham atau Efek. Arus modal asing membawa dampak pada price earning ratio perusahaan. Price earning ratio yang tinggi membuat ongkos pembiayaan menjadi lebih rendah yang selanjutnya akan meningkatkan nilai investasi perusahaan. Biaya modal yang rendah dan pasar modal yang sedang booming juga dapat mendorong perusahaan untuk melakukan emisi saham. Harga premium emisi baru menjadi pendorong perusahaan lain untuk melakukan emisi saham. Tetapi hal ini masih perlu diteliti lebih mendalam karena investasi saham tidak selalu mendorong kenaikan investasi pada sektor swasta, karena pembelian saham oleh masyarakat tidak seluruhnya melalui pasar perdana tetapi juga dilakukan melalui pasar sekunder. Pembelian melalui pasar sekunder hanya berdampak pada kenaikan harga saham dan tidak terjadi aliran modal masuk ke perusahaan. Kenaikan harga saham yang merupakan aset keuangan masyarakat juga akan mendorong kenaikan konsumsi. Tetapi hal ini sangat tergantung dari jenis arus modal asing tersebut. Arus modal asing juga dapat mendorong stimulasi perkembangan pasar modal domestik suatu negara. Perkembangan pasar modal domestik tersebut terjadi melalui kompetisi diantara pemodal institusi. Kompetisi ini menciptakan teknologi keuangan yang canggih dan memerlukan investasi dalam bidang informasi dan aktivitas jasa keuangan. Kompetisi ini membawa efisiensi alokasi capital dan risk sharing. 27 Peningkatan efisiensi tersebut terjadi karena adanya internasionalisasi yang membuat pasar menjadi lebih likuid, selanjutnya cost of capital foreign semakin murah karena portofolio asing menjadi dapat didiversifikasi diantara negara-negara. Berdasarkan kajian tentang kinerja pasar, indeks pasar merupakan alat ukur kinerja sekuritas khususnya saham yang listing di bursa yang digunakan oleh bursa-bursa dunia. Di pasar modal Indonesia menggunakan indeks harga saham gabungan (IHSG) untuk mengukur kinerja pasar modal. Fungsinya juga sebagai benchmark kinerja portofolio, indikator trend pasar, indikator tingkat keuntungan dan sebagai fasilitas perkembangan produk derivatif (Rodoni dan Ali, 2010;183). Foreign Portfolio Investment Mendorong pelaku pasar menjadi lebih efisien seperti (intermediries, broker, dan underwrite, pembeli, reksadana, pemodal, emiten dan tambahan emisi Lokal demand naik dan demand meningkat Harga Saham Meningkat Likuiditas meningkat Supply bertambah, likuiditas meningkat dan demand meningkat Biaya Emisi Menurun Semakin Banyak Emisi Modal menjadi murah, meiten bertambah Gamabr 5. Hubungan Arus Modal Asing dengan Pasar Modal domestik (Parthapratim, 2006) 28 Gambar 5 diatas menunjukan bahawa investasi portofolio asing dapat mempengaruhi perekonomi melalui pasar modal. Arus modal asing juga membawa dampak besar terhadap ekonomi makro suatu negara melalui nilai tukar mata uang negara tersebut. C. Hubungan Nilai Tukar dengan Harga Saham Terdapat bebrapa pendekatan teori yang dikembangkan dalam literatur untuk menentukan hubungan antara nilai tukar dengan harga saham. Pertama, berdasarkan good market approach (Dornbusch & Fischer, 1980) menyatakan perubahan nilai tukar mempengaruhi competitiveness suatu perusahaan, yang selanjutnya mempengaruhi pendapatan perusahaan atau cost of fund dan selanjutnya harga sahamnya. Berdasarkan macro basis dampak fluktuasi nilai tukar terhadap pasar modal sangat tergantung pada tingkat keterbukaan ekonomi domestik dan kesinambungan neraca perdagangan. Selanjutnya yang kedua, portfolio balance approach (Franke, 1993), dimana menekankan peranan capital account transactions. Kenaikan return saham (rising stock market) akan menarik capital flow yang selanjutnya akan meningkatkan demand mata uang domestik dan menyebabkan kurs mata uang terapresiasi. Sekalipun menurut teori terdapat causal relationship antara kurs mata uang dengan harga saham, bukti yang ada menunjukkan hubungan yang lemah diantara keduanya pada tataran mikro. Menurut Granger (1998), melalui pendekatan tradisional mengatakan bahwa, 29 hubungan nilai tukar dan harga saham adalah positif, dimana perubahan nilai tukar mempengaruhi kompetitifnya suatu perusahaan. Hal ini sebagai efek dari fluktuasi nilai tukar yang mempengruhi pendapatan dan biaya operasional perusahaan, yang pada akhirnya mempengaruhi harga saham. Dengan kata lain, pergerakan nilai tukar mempengaruhi nilai pembayaran, masa depan perusahaan yang didominani oleh mata uang asing. Jika diamati menurut perspektif emerging market, meneliti hubungan harga saham dan nilai tukar mata uang menjadi sangat menarik dengan beberapa alasan. Yang pertama, dalam era pertumbuhan perdagangan dan liberalisasi keuangan, ekonomi emerging market saat ini dipengaruhi oleh fluktuasi kurs mata uang baik pada tingkat mikro maupun makro. Penelitian ini juga semakin menarik dimana negaranegara emerging market telah memberlakukan atau meninggalkan kurs tetap (pegged arrangement towards exchange rate system) seiring dengan negara tersebut sedang meningkatkan peranan pasar modalnya (Abdalla and Murinde, 1997). Yang kedua, emerging market menjadi sangat sensitif, seiring dengan percepatan integrasi pasar keuangan dunia. Misalnya hampir seluruh pasar modal emerging market sangat cepat bereaksi atas kejadian krisis sub-prime mortgages yang pernah terjadi di perekonomian Amerika serikat. Oleh karena itu hubungan harga saham dan nilai tukar mata uang menjadi bagian dalam penelitian ini. 30 D. Tinjauan Empiris Sebelum melakukan penelitian ini, penulis mencoba mempelajari penelitian yang berkaitan dan relevan dengan topik yang sedang ditulis yang telah ditulis oleh peneliti sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut akan disajikan dalam tabel ringkasan sebagai berikut: Tabel 1. Tinjauan Empiris Tinjauan Empiris 1 judul Penulis Tujuan Variabel Metode penelitians Hasil dan Pembahasan Cross Border Investasi Portforlio dan Volatilitas Indeks Pasar Saham dan Nilai Tukar Rupiah Al Muntasir, 2015 Menganalisi dampak perubahan aliran modal asing terhadap volatilitas pasar modal dan nilai tukar Rupiah Net Foreign Purchese, IHSG, dan nilai tukar (IDR/USD) Vector Auto Regression (VAR) dan vector Error Correlation Model (VECM) Menunjukan bahwa aliran modal asing positif mempengaruhi IHSG dan aliran modal asing negatif mempengaruhi nilai tukar. Terdapat hubungan kointegrasi dan dinamis antara perubahan aliran modal asing, pergerakan IHSG, dan nilai tukar IDR/USD, tetapi tidak ditemukan hubungan kausalitas pada ketiga variabel tersebut. 31 Tinjauan Empiris 2 judul Penulis Tujuan Variabel Metode penelitians Hasil dan Pembahasan Tinjauan Empiris 3 judul Penulis Tujuan Variabel Metode penelitian Hasil dan Pembahasan Understanding Asian Equity Flows, Market Returns and Exchange Rates Chayawadee Chai-anant dan Corrinne Ho, 2008 Untuk menguji hubungan transaksi harian pemodal asing terhadap enam pasar modal yang sedang berkembang di Asia (India, Indonesia, Korea, Philipina, Taiwa dan Thailand) dengan pasar lokal dan perubahan nilai tukar. Asian equity market, investor asing, return pasar, currency returns, nilai tukar. Vector Auto Regression (VAR) Pengembalian pasar saham berhubungan dengan pembelian saham bersih (net equity purchases) dan sebaliknya. Juga mendapati bahwa nilai tukar cenderung memiliki pengaruh yang kecil terhadap permintaan saham Asia oleh invetor asing. Investor asing sering kali berpindah keluar atau masuk dari berbagai pasar modal Asia secara serempak Analisis Pengaruh Aksi Jual-Beli Asing, Kurs, dan Indeks Hang Seng Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Jakarta dengan Model GARCH Budi Frensidy, 2008 untuk mengetahui pengaruh aliran bersih asing (net foreign flow), kurs dolar Amerika Serikat, dan indek Hang Seng terhadap pergerakan IHSG periode Januari 2006- Oktober 2007. IHSG, Total Pembelian Asing, Indeks HangSeng, dan Nilai Tukar Ordinary Least Square (OLS) Aliran modal bersih asing mempengaruhi IHSG secara positif. hubungan antara kurs dengan IHSG adalah negatif dan hubungan antara perubahan indeks Hang Seng dengan IHSG secara positif. 32 Tinjauan Empiris 4 judul Penulis Tujuan Variabel Metode penelitian Hasil dan Pembahasan Tinjauan Empiris 5 judul Penulis Tujuan Variabel Metode Analisis Hasil dan Pembahasan Pengaruh Suku Bunga Internasional (LIBOR), Nilai Tukar Rupiah/US$ dan Inflasi Terhadap Indek Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2000-2010 Silvia Tesa, 2012 Untuk menguji hubungan timbal balik antara London Inter Bank Offer Rate (LIBOR) dengan IHSG, Kurs dengan IHSG dan Inflasi dengan IHSG Suku bunga LIBOR, Nilai Tukar Rupiah, Inflasi dan IHSG Vector Auto Regression (VAR) Variabel LIBOR , nilai tukar Rupiah, inflasi dan IHSG memiliki hubungan jangka panjang. Dari analisis uji VAR menunjukan variabel yang paling memiliki konstribusi terhadap variabel LIBOR adalah variabel LIBOR tahun sebelumnya. Variabel nilai tukar Rupiah adalah nilai tukar Rupiah Tahun sebelumnya. Sedangkan variable inflasi dan IHSG adalah inflasi dan IHSG tahun sebelumnya. Hasil Impulse response function diketahui bahwa stabilitas pertama variabel LIBOR, nilai tukar, inflasi dan IHSG yaitu jangka menengah, sedangkan dalam jangka panjang semua variabel akan cenderung mengalami kestabilan. Peranan Inflasi, BI Rate, Kurs (USD/IDR) dalam Mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Kukuh Listriono dan Elva Nuraini, 2015 Untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh tingkat inflasi, BI Rate, kurs Dollar terhadap Indeks HargaSaham Gabungan (IHSG) Inflasi, BI Rate, kurs Dollar(USD/IDR) dan IHSG Analisis Regresi Linier Berganda Hasil pengujian secara parsial menunjukan variabel inflasi, BI Rate, dan kurs Dollar (USD/IDR) berpengaruh signifikan terhadap IHSG. Sedangkan pengujian secara simultan variabel inflasi, BI Rate, dan kurs Dollar (USD/IDR) berpengaruh signifikan terhadap IHSG. 33 Tinjauan Empiris 6 judul Penulis Tujuan Variabel Metode Analisis Hasil dan Pembahasan Tinjauan Empiris 7 judul Penulis Tujuan Variabel Metode Analisis Hasil dan Pembahasan Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga (SBI), Nilai Tukar (Kurs) Rupiah, Inflasi, dan Indek Bursa Internasional Terhadap IHSG (Studi Pada IHSG DI BEI Periode 2008-2012) Ria Astuti, Apriantni E.P dan Hari Susanta, 2013 Untuk menguji pengaruh tingkat suku bunga (SBI), nilai tukar Rupiah, inflasi dan indek bursa internasional(Indeks Nikkei 225 dan indeks Hang Seng) terhadap IHSG Periode 2008-2012. Indeks Harga Saham Gabunga (IHSG), Tingkat Suku bunga (SBI), Nilai Tukar (Kurs) Rupiah, Inflasi, Indeks Nikkei 225 dan Indeks Hang Seng. Analisis Regresi Linier Hasil pengujian tingkat suku bunga(SBI) dan nilai tukar Rupiah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG), inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap IHSG. Sementara itu, indeks Nikkei 225 dan indeks Hang Seng berpengaruh positif terhadap IHSG. Pengujian secara simultan ditemukan pengaruh yang signifikan antara Tingkat Suku bunga (SBI), Nilai Tukar (Kurs) Rupiah, Inflasi, Indeks Nikkei 225 dan Indeks Hang Seng terhadap IHSG. Pengaruh Fundamental Ekonomi Makro Terhadap Indek Harga Saham Gabungan Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2011 Renny Wijaya, 2013 Untuk menguji pengaruh fundamental ekonomi makro: inflasi, suku bunga, nilai tukar, dan jumlah uang beredar (M2) terhadap IHSG pada Bursa Efek Indonesia periode 2002-2011. Suku bunga, Inflasi, nilai tukar, jumlah uang beredar M2 dan IHSG Analisis Regresi Linier Berganda Hasil pengujian menemukan bahwa variabel ekonomi makro secara simultan memberikan pengaruh signifikan terhadap IHSG. Secara parsial, inflasi, suku bunga, serta jumlah uang beredar (M2) tidak berpengauh signifikan pada IHSG. Nilai tukar berpengaruh negatif terhadap IHSG. 34 Tinjauan Empiris 8 judul Penulis Tujuan Variabel Metode Analisis Hasil dan Pembahasan Tinjauan Empiris 9 judul Penulis Tujuan Variabel Metode Analisis Hasil dan Pembahasan Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan Pertumbuhan PDB Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Suramaya Suci kewal, 2012 Untuk meneliti secara empiris pengaruh variabelvariabel makroekonomi, seperti: tingkat inflasi, suku bunga sertifikat Bank Indonesia, kurs, dan tingkat pertumbuhan PDB terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia. Tingkat inflasi, suku bunga SBI, kurs, pertumbuhan PDB, dan IHSG Regresi Berganda Hasil peneltian menemukan bahwa hanya kurs yang berpengarud secara signifikan terhadap IHSG, sedangkan tingkat inflasi, suku bunga SBI dan pertumbuhan PDB tidak berpengaruh terhadap IHSG. Pengujian Model Portofolio Balance Model Dalam Menjelaskan Nilai Tukar Rupiah Agus Budi Santoso, 2015 penelitian ini akan menguji dan menganalisis model portofolio balance approach dalam menjelaskan perilaku nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat. Kurs (IDR/USD), Indeks Harga Konsumen (IHK), Tingkat Bunga, Tingkat Output (PDB) dan Cadangan Devisa Ordinary Least Square (OLS) Hasil penelitian menunjukan bahwa jangka pendek variabel harga tidak berpengaruh signifikan terhadap fluktuasi nilai tukar Rupaih terhadap Dollar Amerika Serikat. Sedangkan variabel pendapatan nasional, jumlah uang beredar dan cadangan devisa berpengaruh terhadap fluktuasi nilai tukar Rupaih terhadap Dollar Amerika. III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana hanya menggambarkan dan meringkas berbagai kondisi, situasi atau berbagai variabel. Penelitian ini berkaitan dengan pengumpulan data untuk memberi gambaran atau penegasan suatu gejala, juga menjawab pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan status subjek yang sedang diteliti. Penelitian deskriptif terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah, keadaan atau peristiwa sebagai mana adanya. Peneliti memilih jenis penelitian diskriptif karena penelitian jenis ini melakukan analisis dan menyajikan data fakta secara sistematik sehingga dapat mudah dipahami dan disimpulkan (Made Wirartha,2006). Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data skunder berupa data bulanan dalam bentuk time series (runtun waktu) selama periode Januari 2010 sampai dengan Desember 2015, data yang digunakan diperoleh dari wibesite Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indonesia (BEI), Badan Pusat Statistik (BPS), dan Bank Indonesia (BI), serta lembaga lain dan melalui media informasi internet. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Net Foreign Purchese (NFP), nilai tukar IDR/USD (NT), BI Rate (RBI), inflasi (INF), 36 Produk Domestik Bruto (PDB), dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Variabel-variabel penelitian dideskripsikan dalam tabel 2. Tabel 2. Deskripsi Data No Variabel Simbol Satuan Pengukuran Indeks Sumber Data IHSG Periode Waktu Bulanan 1 2 Indeks Harga Saham Gabungan Net Foreign Purchese NFP Bulanan Miliar OJK dan BEI 3 Nilai Tukar IDR/USD NT Bulanan Ribuan BI 4 BI Rate RBI Bulanan persen BI 5 Inflasi INF Bulanan persen BI 6 Produk Domestik Bruto PDB Bulanan Miliar BPS OJK dan BEI B. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel penelitian adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau memspesifikan kegiatan, ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Moh. Nazir, 2003:126). Berikut ini merupakan definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut : 1) Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan indikator pergerakan saham atau saluran saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. IHSG merupakan salah satu tolak ukur kondisi perekonomian, pasar modal dan investasi di Indonesia satuanya dalam bentuk indeks. 37 2) Net Foreign Purchese (NFP) merupakan nilai pembelian bersih pemodal asing di pasar modal indonesia (Bursa Efek Indonesia) dalam mata uang Rupiah yang tertera di papan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI). Serta dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan dalam laporan mingguan, satuanya dalam bentuk miliar Rupiah. 3) Nilai tukar IDR/USD (NT) diambil dari nilai tengah antara kurs jual dan kurs beli Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat. Kurs adalah perbandingan antara mata uang dalam negeri dengan mata uang luar negeri. Dolar Amerika serikat dipilih karena mata uang ini merupakan hard currency yang paling stabil dan paling diakui sebagai mata uang untuk transaksi internasional oleh semua negara, satuanya dalam bentuk ribuan Rupiah. 4) BI Rate (RBI) adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter ditetapkan oleh Bank Indonesia melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) setiap bulannya diumumkan kepada publik. Fungsi BI Rate yaitu suku bunga acuan bank-bank umum yang diimplementasikan pada operasi kebijakan moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas dipasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter (Bank Indonesia). 5) Inflasi (INF) merupakan peningkatan harga secara keseluruhan dalam suatu perekonomian secara terus menerus selama suatu pereiode tertentu. Indikator untuk mengukur inflasi yaitu dengan Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan 38 IHK dari waktu ke waktu menunjukan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat (Bank Indonesia). 6) Produk Dometik Bruto (PDB) diambil atas dasar harga berlaku dengan memasukan pengaruh dari harga. Dimana PDB merupakan nilai keseluruhan barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu. PDB merupakan indikator pertumbuhan dan mencerminkan tingkat daya beli dan permintaan terhadap barang dan jasa. Pemilihan variabel-variabel di atas sebagai variabel penelitian didasarkan atas dugaan adanya pola hubungan jangka panjang dan sifat dinamika serta hubungan kausalitas antar variabel penelitian. C. Batasan Variabel Untuk membatasi variabel dalam penelitian ini, guna memudahkan dalam pengumpulan data serta pengolahan data tersebut, maka batas-batasan dalam penelitian sebagai berikut: 1. IHSG Data IHSG yang digunakan dalam penelitian ini adalah data bulanan yang tercatat sebagai indeks bulanan pada periode 2010:01 sampai 2015:12. Data diperoleh melalui laporan statistik mingguan perkembangan pasar modal yang bersumber dari Bursa Efek Indonesia dan dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 39 2. NFP Merupakan transaksi pembelian bersih yang dilakukan oleh pemodal asing yang dicatat pada papan yang tertera pada aktivitas perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI). Data diperoleh melalui laporan statistik mingguan perkembangan pasar modal yang bersumber dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dan dipulikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Periode data yang digunakan adalah bulanan dari 2010:01 sampai 2015:12, dan satuan data berupa miliar Rupiah. 3. NT Merupakan nilai yang digunakan saat menukar barang dan jasa dari suatu negara dengan barang dan jasa dari negara lain. Dalam penelitian ini nilai tukar yang digunakan adalah nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat. Data yang digunakan merupakan data bulanan nilai tukar tengah. Pada penelitian ini, data nilai tukar tengah diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia selama periode 2010:1 sampai 2015:12 dan satuan data berupa ribuan Rupiah. 4. RBI Merupakan suku bunga kebijakan yang mencerminkan kebijakan moneter yang ditetapkan. Dalam penelitian ini digunakan data BI Rate yang bersumber dari Bank Indonesia, periode waktu data adalah bulanan dari 2010:01 sampai 2015:12 dan satuan data berupa persentase. 5. INF 40 Merupakan peningkatan harga secara menyeluruh dalam perekonomian dan terjadi terus-menerus selama satu periode tertentu. Data inflasi yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia. Periode waktu data inflasi adalah bulanan dari 2010:01 sampai 2015:12 dan satuan data berupa persentase. 6. PDB Merupakan indikator pertumbuhan ekonomi. Dalam penelitian ini data PDB digunakan adalah data PDB atas dasar berlaku Indonesia, yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Periode waktu data PDB adalah triwulana dari 2010:1 sampai 2015:4, dan diinterpolasi menggunakan Eviews 6 menjadi data dengan periode waktu bulanan 2010:01 sampai 2015:12 dan satuan data berupa miliar Rupiah. D. Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model Vector Autoregression (VAR). Model VAR adalah suatu persamaan linier dari konstanta dan nilai lag peubah itu sendiri serta nilai lag dari peubah lain dalam sistem yang mengasumsikan bahwa semua variabel yang terdapat dalam model bersifat endogen. Pada dasarnya analisis VAR bisa dipadakan dengan suatu model persamaan simultan, karena dalam analisis VAR mempertimbangkan beberapa peubah endogen secara bersama-sama dalam satu model. Menurut Sims (1972) dalam analisis VAR umumnya peubah dalam model dianggap endogen, tanpa adanya eksogen. Model 41 VAR sebenarnya merupakan gabungan dari beberapa model Autoregresive (AR), di mana model-model ini membentuk suatu vektor yang antara peubah-peubahnya saling mempengaruhi (Sims, 1972). Dalam model VAR memperlakukan variabel sacara simentris tanpa mempermasalahkan variabel dependen dan independen (Sims dalam Gujarati, 2013:848). Dengan kata lain model ini memperlakukan seluruh variabel sebagai variabel endogen. Model VAR dianggap sebagai pendekatan yang tidak mendasarkan pada teori ekonomi tertentu. Model VAR merupakan alat analisis yang berguna dalam memahami adanya hubungan timbal balik antara varibelvariabel ekonomi, maupun dalam pembentukan model ekonomi berstruktur. model VAR terdiri dua model alternatif yaitu Unrestricted VAR dan Vector Error Correction Model (VECM). Model Unrestricted VAR digunakan jika data stasioner pada tingkat level atau disebut VAR in level. Sedangakan jika data time series tidak stasioner pada tingkat level, namun stasioner pada tingkat first difference dan seluruh variabel terkointegrasi, maka model yang digunakan adalah Vector Error Correction Model (Widarjono,2013:334). Untuk memahami model sederhana secara empiris dari persamaan autoregresive diilustrasikan secara sederhana sebagai berikut : Yt = α + β0Xt + β1Xt-1 + β2Xt-1 +…+ βkXt-k + et .......................................................................... Dimana : Yt = elemen vektor variabel Xt = elemen variabel endogen α = konstanta (i) 42 et = error terms untuk melihat hubungan antara variabel dalam VAR maka membutuhkan sejumlah kelambanan (lag) variabel yang ada. Kelambanan diperlukan untuk mengetahui efek dari variabel tersebut terhadap variabel lain dalam model VAR. Dalam bentuk ringkas model VAR dapat ditulis : Yt = β0 +∑1i=1β1X1t-i +∑1i=1αi X2t-i + ∑1i=1 yiX3t-i+ et.............................................................. (ii) Berdasarkan model sederhana diatas, maka model VAR dapat ditulis secara matematis (diadopsi dari penelitian Al Muntasir, 2015), sebagai berikut: IHSGt = α20 + ∑ki=1 α21,iIHSGt-i + ∑ki=1 α22,iNFPt-i + ∑ki=1 α23,iKURSt-i + ∑ki=1 α24,iPDBt-i +∑ki=1 α25,iINFt-i +∑ki=1 α26,iRBIt-i + εt ......................... (iii) NFPt = α10 + ∑ki=1 α11,iNFPt-i + ∑ki=1 α12,iIHSGt-i + ∑ki=1 α13,iKURSt-i + ∑ki=1 α14,iPDBt-i +∑ki=1 α15,iINFt-i +∑ki=1 α16,iRBIt-i + εt ......................... (iv) KURSt = α30 + ∑ki=1 α21,iKURSt-i + ∑ki=1 α32,iNFPt-i + ∑ki=1 α33,iIHSGt-i + ∑ki=1 α34,iPDBt-i +∑ki=1 α35,iINFt-i +∑ki=1 α36,iRBIt-i + εt ................ Dimana : IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan NFP = Transaksi pembelian Bersih Pemodal Asing KURS = Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Amerika Serikat PDB = Produk Domestik Bruto INF = Inflasi RBI = BI Rate α = Konstanta (v) 43 ε = error term Analisis data secara kuantitatif dengan pendekatan model VAR, khususnya model VECM mencakup tiga alat analisis utama yaitu Granger Causality Test, Impulse Response Function dan Variance Decomposition. Sebelum sampai pada analisis VAR atau VECM ada beberapa prosedur estimasi yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu terdiri dari: (a). Uji Stasioner (unit root test), (b). Penentuan Panjang Lag, dan (c) Uji Kointegrasi (Johansen Cointegration Test) (Widarjono,2013:339:). E. ProsedurAnalisis Data 1. Plot Data Dalam analisis data time series, pertama-tama harus melakukan analisis data grafis. Dimana analisis data grafis ini memberikan informasi yang begitu penting bagi para analis yang kesulitan dalam menerjemahkan data. Umumnya komputasi statistik mengukur tanpa melihat gambaran/plot sehingga dapat menimbulkan kesalahan dalam penafsiran data. Dalam melakukan analisis data grafis salah satunya dengan melakukan plot. Sehingga dalam penelitian ini dilakukan analisis plot data asli dari masing-masing variabel dalam penelitian. Dengan melakukan plot data, analis dapat melakukan peramalan dengan sangat baik terutama pada data time series. Menurut Hanken dan Wichern (2005) ada empat macam tipe plot data yaitu: 44 1) Pola data horizontal terjadi ketika data observasi berfluktuasi sekitaran suatu nilai konstan atau maen yang membentuk garis data horizontal. Data ini disebut data stasioner. 2) Pola data trend terjadi bilamana data pengamatan mengalami kenaikan atau penurunan selama jangka panjang. Suatu data yang mempunyai trend data nonstasioner. 3) Pola data musiman bilamana suatu deret dipengaruhi oleh faktor musiman. Pola data musiman mempunyai pola yang berulang dari periode ke periode berikutnya. 4) Pola data siklis terjadi bilamana deret dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang seperti yang berhubungan dengan data siklus bisnis. 2. Uji Stasioner (Unit Root Test) Dalam analisis data time series, informasi tentang stasioneritas suatu data series merupakan hal yang sangat penting karena mengikutsertakan variabel yang nonstasioner ke dalam persamaan estimasi koefisien regresi akan mengakibatkan standard error yang dihasilkan jadi bias. Adanya bias ini akan menyebabkan kriteria konvensional yang biasa digunakan untuk menjustifikasi kausalitas antara dua variabel menjadi tidak valid. Artinya, estimasi regresi dengan menggunakan suatu variabel yang memiliki unit root (data nonstasioner) dapat menghasilkan kesimpulan (forecasting) yang tidak benar karena koefisien regresi tidak efisien. Pada penelitian ini, uji stasioneritas dilakukan dengan menggunakan metode Augmented Dickey-Fuller Test (ADF). Uji stasioneritas ini didasarkan atas hipotesis 45 nol variabel stokastik memiliki unit root. Dengan menggunakan model uji ADF test, hipotesis nol dan dasar pengambilan keputusan lainnya yang digunakan dalam uji ini didasarkan pada nilai kritis MacKinnon sebagai pengganti uji-t. Selanjutnya nisbah t tersebut dibandingkan dengan nilai kritis statistik pada t tabel ADF untuk mengetahui ada atau tidaknya akar-akar unit. Jika hipotesis diterima berarti variabel tersebut tidak stasioner, maka perlu dilakukan uji derajat integrasi. Uji derajat integrasi dimaksudkan untuk melihat pada derajat atau order diferensi ke berapa data yang diamati akan stasioner. 3. Penentuan Lag Optimum Sebelum melakukan uji kointegrasi perlu dilakukan penentuan panjang lag. Karena uji kointegrasi sangat peka terhadap panjang lag, maka penentuan lag yang optimal menjadi salah satu prosedur penting yang harus dilakukan dalam pembentukan model (Enders, 2004) Secara umum terdapat beberapa parameter yang dapat digunakan untuk menentukan panjang lag yang optimal, antara lain AIC (Akaike Information Criterion), SIC (Schwarz Information Criterion) dan LR (Likelihood Ratio). Penentuan panjang lag yang optimal didapat dari persamaan VAR dengan nilai AIC, SC atau LR yang terkecil. Menurut Enders (2004), perhitungan dari AIC dan SIC adalah sebagai berikut : ( ) ( ) ( ( ( ) .................................... ) ( ) ) ( ) ......................... (vi) (vii) 46 Dimana ,T = jumlah observasi yang digunakan, K = panjang lag, SSR = the Residual Sum of Squares, dan n = jumlah parameter yang diestimasi. Sedangkan dengan menggunakan LR sebagai berikut : ( ) ............................................. (xii) Dimana, I = log likelihood, r = restrictive regression, dan u = unrestrictive regression. Nilai Akaike Information Criterion yang terendah yang didapat dari estimasi menunjukan bahwa panjang lag yang baik untuk digunakan (Gujarati, 2004). 4. Uji Stabilitas VAR Stabilitas VAR perlu diuji terlebih dahulu sebelum melakukan analisis lebih jauh, karena jika hasil estimasi VAR yang akan dikombinasikan dengan model koreksi kesalahan tidak stabil, maka Impulse Response Function dan Variance Decomposition menjadi tidak valid (Setiawan, 2007). Untuk menguji stabil atau tidaknya estimasi VAR yang telah dibentuk maka dilakukan pengecekan kondisi stability berupa roots of characterristic polynomial. 5. Uji Kointegrasi (Johansen’s Cointegration Test) Kointegrasi merupakan kombinasi hubungan linear dari variabel-variabel yang nonstasioner dan semua variabel tersebut harus terintegrasi pada orde atau derajat yang sama. Variabel-variabel yang terintegrasi akan menunjukkan bahwa variabel tersebut mempunyai trend stokhastik yang sama dan selanjutnya mempunyai arah pergerakan yang sama dalam jangka panjang. 47 Uji kointegrasi johansen medasarkan pada kointegrasi system equation. Jika terdapat kointegrasi antar variabel maka hubungan saling mempengaruhi berjalan secara menyeluruh dan informasi tersebar secara pararel. Informasi terdapatnya hubungan jangka panjang dengan menentukan rank kointegrasi untuk mengetahui berapa sistem persamaan yang dapat menerangkan dari keseluruhan sistem yang ada. Apabila nilai trace statistics lebih besar dari nilai kritis 5%, maka menyatakan jumlah rank kointegrasi. Hipotesis : Ho : tidak terdapat hubungan kointegrasi Ha : terdapat hubungan kointegrasi Kriteria pengujiannya adalah : Ho ditolak dan Ha diterima, jika nilai trace statistics > nilai kritis (critical value) Ho diterima dan Ha ditolak, jika nilai trace statistics < nilai kritis (critical value) 6. Model empiris dalam VAR dan VECM Model VAR mengasumsikan bahwa seluruh variabel dalam persamaan simultan adalah endogen. Asumsi ini diterapkan karena seringkali penentuan variabel eksogen dalam persamaan simultan bersifat subyektif. Dalam VAR, semua variabel terikat dalam persamaan juga akan muncul sebagai variabel bebas dalam persamaan yang sama (Enders, 2004). Bentuk VAR biasa yang bebas restriksi digunakan jika data stasioner di tingkat level. BentukVAR biasa terjadi akibat perbedaan derajat integrasi data variabelnya, yaitu 48 dikenal dengan nama VAR in level dan VAR in difference. VAR in level digunakan ketika data penelitian memiliki bentuk stasioner pada lavel. Jika data tidak stasioner pada level namun tidak memiliki (secara teoris tidak memerlukan keberadaan) hubungan kointegrasi, maka estimasi VAR dilakukan dalam bentuk difference. VECM merupakan bentuk VAR yang terestriksi karena keberadaan bentuk data yang tidak stasioner namun terkointegrasi. VECM sering disebut disain VAR bagi data time series nonstasioner yang memiliki hubungan kointegrasi. Spesifikasi VECM merestriksi hubungan jangka panjang variabel-variabel endogen agar konvergen ke dalam hubungan kointegrasi, namun tetap membiarkan keberadaan dinamisasi jangka pendek. 7. Uji Kausalitas Granger (Granger’s Causality Test) Uji kausalitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu variabel endogen dapat diperlakukan sebagai variabel eksogen. Hal ini bermula dari ketidaktahuan keterpengaruhan antar variabel. Jika ada dua variabel y dan z, maka apakah y menyebabkan z atau z menyebabkan y atau berlaku keduanya atau tidak ada hubungan keduanya. Variabel y menyebabkan variabel z artinya berapa banyak nilai z pada periode sekarang dapat dijelaskan oleh nilai z pada periode sebelumnya dan nilai y pada periode sebelumnya. Uji kausalitas dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya metode Granger’s Causality dan Error Correction Model Causality. Pada penelitian ini, digunakan metode Granger’s Causality. Granger’s Causality digunakan untuk 49 menguji adanya hubungan kausalitas antara dua variabel. Kekuatan prediksi (predictive power) dari informasi sebelumnya dapat menunjukkan adanya hubungan kausalitas antara y dan z dalam jangka waktu lama. Penggunaan jumlah lag (efek tunda) dianjurkan dalam waktu lebih lama, sesuai dengan dugaan terjadinya kausalitas. Diharapkan hasil Granger’s Causality ini dapat memberikan hasil yang menunjukkan adanya hubungan kausalitas dan arah pengaruh antara variabel dalam penelitian. 8. Impluse Response Function (IRF) Salah satu kelebihan metode VAR dibandingkan dengan model estimasi yang lain adalah dapat melakukan peramalan tergadap kondisi jika terjadi perubahan error atau salah satu variabel dalam model VAR untuk melihat pengaruhnya terhadap variabel endogen. Impluse Response Function (IRF) digunakan untuk melihat pergerakan efek atau dampak dari adanya shock di salah satu variabel dan pengaruhnya terhadap variabel itu sendiri ataupun pada variabel yang lain dalam periode sekarang dan yang akan datang. Shock pada variabel yang lain ke-i tidak hanya langsung mempengaruhi pada variabel ke-i, tetapi juga akan disalurkan ke semua variabel endogen melalui struktur lag yang dinamis pada VAR. Impluse Response Function (IRF) melacak dampak dari satu kali shock pada satu inovasi nilai sekarang dan yang akan datang pada variabel endogen. Jika inovasi tersebut tidak berhubungan sementara maka intepretasi dari Impluse Response Function (IRF) akan tetap. 9. Variance Decomposition Kelebihan lain yang ditawarkan oleh metode VAR adalah adanya kemampuan untuk 50 melihat penyebab shock di suatu variabel. Uji ini digunakan untuk mengukur perkiraan varians error suatu variabel yaitu seberapa besar kemampuan satu variabel dalam memberikan penjelasan pada variabel lain atau pada variabel itu sendiri. Dengan metode VAR ini dapat melihat proporsi dampak perubahan pada suatu variabel jika mengalami shock atau perubahan terhadap variabel itu sendiri dalam suatu variabel. Jika disimpulkan, dengan menganalisis hasil Variance Decomposition maka dapat mengukur perkiraan varians error suatu variabel, yaitu seberapa besar perbedaan antara sebelum dan sesudah terjadi shock, baik yang berasal dari variabel itu sendiri maupun dari variabel lain. V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan uji kointegrasi dengan Johansen’s Cointegration Test menunjukan bahwa seluruh variabel penelitian yaitu Indeks Harga Saham Gabungan, aliran modal portofolio asing, Nilai Tukar IDR/USD, Inflasi, BI Rate, dan PDB dalam setiap periode jangka pendek seluruh variabel cenderung saling menyesuikan untuk mencapai ekuilibrium jangka panjangnya. 2. Berdasarkan hasil uji kausalitas Granger dalam kerangka VECM menunjukan bahwa : Terdapat hubungan satu arah antara PDB dengan IHSG, dan hanya PDB yang secara signifikan mempengaruhi IHSG. Yang berarti dalam periode penelitian ini kondisi pasar modal dipengaruhi pendapatan nasional yang tercermin pada PDB. Terdapat hubungan satu arah antara IHSG dan Nilai Tukar IDR/ USD dengan aliran modal portofolio asing (NFP), dan aliran modal portofolio asing (NFP) dipengaruhi secara signifikan oleh IHSG dan Nilai Tukar IDR/USD. Hal ini 85 menujukan bahwa kondisi pasar modal Indonesia dan nilai tukar pada periode penelitian terbukti telah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap aliran modal asing yang masuk ke Indonesia atau yang keluar dari Indonesia. Tidak ditemukan hubungan kausalitas antara arus modal asing portofolio (NFP) dengan IHSG dan Nilai Tukar IDR/USD. Hal ini menunjukan arus modal portofolio asing (NFP) tidak berpengaruh terhadap IHSG dan Nilai Tukar IDR/USD. 3. Berdasarkan hasil analisis terhadap impluse response function dan variance decomposition menunjukan bahwa masing-masing variabel dapat saling menjelaskan apabila terjadi shock terhadap salah satu variabel, dan porsi penjelasan variabel didominasi oleh dirinya sendiri, namun beberapa variabel porsi penjelasan variabel didominasi oleh variabel lain. B. Saran Berdasarkan kesimpulan pada penelitian ini maka disampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Pemarintah harus memanfaatkan secara maksimalkan arus modal asing yang masuk (capital inflow) ke pasar modal Indonesia, serta mewaspadai ancama arus modal asing yang keluar (capital outflow) karena kondisi pasar modal domestik masih rentan terhadap isu internasional. 86 2. Pemerintah harus bijak dalam mengendalikan stabilitas makroekonomi agar perekonomian tetap stabil, sehingga meningkatkan iklim investasi di dalam negeri. 3. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang digunakan adalah variabel Indeks Harga Saham Gabungan, arus modal portofolio asing, Nilai Tukar IDR/USD, Inflasi, BI Rate, dan Produk Domestik Bruto belum sepenuhnya menjelaskan kondisi yang terjadi di Indonesia, oleh karena itu, bagi penelitian lebih lanjut dapat memasukan variabel-variabel yang relevan seperti faktor-faktor makroekonomi internasional, perubahan suku bunga internasional, dan volatilitas pasar modal global. DAFTAR PUSTAKA Abdalla, I.S.A. and Murinde, V. 1997. Exchange Rate and Stock Price Interactions in Emerging Financial Markets: Evidence on India, Korea, Pakistan, and Philippines. Applied Financial Economics. 7: 25-35. Anoraga, P. dan Pakarti. 2006. Pengantar Pasar Modal. Rineka Cipta. Jakarta Astuti, R., Apriatni, E.P. dan Susanta, H. 2013. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga (SBI), Nilai Tukar (Kurs) Rupiah, Inflasi, dan Indek Bursa Internasional Terhadap IHSG. Diponegoro Journal of Social and Politic of Science. 1-8. Bekaert, G. and Harvey, C. 2003. Emerging Markets Finance. Journal of Empirical Finance. 10: 3-55. Badan Pusat Statistik. 2016. Laporan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Berlaku. http://www.bps.go.id. Bank Indonesia. 2016. Laporan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Amerika serikat. http://www.bi.go.id. Bank Indonesia. 2016. Laporan BI Rate. http://www.bi.go.id. Bank Indonesia. 2016. Laporan Inflasi (indeks Harga Konsumen). http://www.bi.go.id. BAPEPAM-LK. 2008a. Analisis Hubungan Kointegrasi dan Kausalitas Serta Hubungan Dinamis Antara Arus Modal Asing, Perubahan Nilai Tukar, dan Pergerakan IHSG Di Pasar Modal Indonesia. Bapepam-LK, Kementrian Keuangan Republik Indonesia. Jakarta. Brealey, R. A. and Allen, F. 2006. Principles of Corporate Finance. Eight Edition. International Edition. McGraw Inc. New York Bursa Efek Indonesia. 2016. IDX Annual Statistic. http://www.idx.co.id. Bursa Efek Indonesia. 2016. IDX Monhtly Statistic. http://www.idx.co.id 88 Chai-Anant, C. and Ho, C. 2008. Understanding Asia Equity Flows, Market Return, and Exchange Rate. Monetery and Economic Departemen, BIS Working Papers, No. 245. Cassel, Gustav. 1918. Abnormal Deviations In International Exchanges. The Journal. Darmadji, T. dan Hendy, M. F. 2006. Pasar Modal Indonesia. Salemba Empat, Jakarta. Dornbusch, R. 1980. Exchange Rate Economic: Where do We Stand ?. Brooking Papers on Economics Activity. 1: 143-185. Dornbusch, R. and Fischer, S. 1980. Exchange Rates and Current Account. American Economics Review, 70: 660-710. Edwards, K. 2000. Foreign Portfolio and Direct Investment: Complementary, Differences, and Integration.OECD Global Forum on International Investment-Attacting Foreign Direct Investment for Development. Eliza, Messayu dan Ismail, Munawar. 2013. Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap Invetasi Asing Di Indonesia (Tahun 2000:12004:4). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Indonesia. Enders, Walter. 2004. Applied Econometric Times Series. 2nd Eddition. John Wiley and Sons, Inc. New York. Engle, R. F. and C.W. J. Granger. 1987. Cc-integration and Error Correction Repsentation, Estimation, and Testing. Econometrica. 55: 251-76. Etiman, David K. 2010. Manajemen keuangan Multinasional. Terjemahan. Edisi kesebelas. Erlangga. Jakarta.. Franke, Jeffrey. A. 1993. Monetary and Portfolio-Balance Models of The Determination of Exchange Rate. MIT Press. Chambridge. Fransidy, Budi. 2009. Analisi Pengaruh Aksi Beli-Jual Asing, Kurs, dan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Jakarta Dengan Model GARCH. Jurnal Ekonomi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Granger, C. W. and Huang, B. 1998. A Bivariate Causality Between Stock Prices and Exchange Rates: Evidence from Recent Asia Flu. The Quarterly Review of Economics and finance. 40: 337-354. 89 Gujarati, Domadar. 2006. Dasar-dasar Ekonometrika. Jilid 1, Penerjemah: Julius Mulyadi dan Yelvi Andri. Erlangga. Jakarta. Hady, Hamdy. 2004. Teori dan Kebijakan Perdagangan Internasional. Ghalia Indonesia. Jakarta. Hooker, M. A. 2004. Macroeconomic Factor and Emerging Market Equity Return: A Bayesian Model selection Approach. Emerging Markets Review. 5: 379-387. Kewal, Suramaya. 2012. Pengaruh, Inflasi, Kurs, dan Pertumbuhan PDB Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Jurna Economia. STIE Musi. Palembang. Krugman, PR. 1978. Purchasing Power Parity and Exchange Rate: Another Look at The Envidance. Journal of International Economic. Listriono, Kukuh. dan Nuraina, Elva. 2015. Peranan Inflasi, BI Rate, Kurs Dolar (USD/IDR) Dalam Mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan. Jurnal Dinamika Manajemen, IKIP PGRI. Madiun. Mankiw, Gregory. 2000. Teori Makro Ekonomi. Edisi Ke 4. Erlangga. Jakarta. Mailangkay, J. 2013. Integrasi Pasar Modal Indonesia dan Beberapa Bursa Di Dunia (Periode Januari 2013 – Maret 2013). Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Menado. Muntasir, A. 2015. Cross Border Porfolio Investment and The Volatility of Stock Market Indeks and Rupiah’s Rate. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. Vol 17. Nazir, Moh. 2003. Metode Penlitian. Ghalia Indonesia. cetakan Kelima. Jakarta. Nizar, Muhammad A. 2007. Aliran Modal Masuk (Capital Inflows) dan Implikasinya bagi Perekonomian Indonesia. kajian Ekonomi dan Keuangan. MPRA Paper. 11:3. Nopirin. 1990. Ekonomi Moneter. BPFE. Yogyakarta. Otoritas Jasa Keuangan. 2016. Statistik mingguan Pasar Modal. http://www.ojk.go.id Pal, Parthapratim. 2006. Foreign Porfolio Investment, Stock Market and Economic Development: A Case Study of India. Development and Change Mission. 1820. 90 Riyanto, B. 1995. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan. Yayasan Badan Penerbit Gadjah Mada, Yogyakarta. Rodoni, A. dan Ali, H. 2010. Manajeman Keuangan. Edisi Pertama. Mitra Wacana Media, Jakarta. Reilly, F.K. and Brown, K. 2011. Investment Analysis and Portfolio Management. Tenth Edition. Cangage Learning. Salamons, R. and Grootveld, Henk. 2003. The Equity Risk Premium: Emerging Versus Developed markets. Emerging Markets Reviews. 5: 121-144. Sangkyun, P. 1997. Rationality af Negative Stock Price Responses to Strong Economics Activity. Journal Financial Analyst. Santoso, Agus.B. 2015. Pengujian Model Portofolio Balance Models Dalam Menjelaskan Nilai Tukar. Papers UnisBank. Sukirno, Sadono. 2006. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Tandelilin, E. 2010. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama, Kanisius. Yogyakarta. Tesa, Silvia. 2012. Pengaruh Suku Bunga Internasional, Nilai Tukar Rupiah/USD dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2000-2010. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Univesitas Negeri Semarang. Indonesia. Widarjono, Agus. 2013. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Edisi keempat. UPP STIM YKPN. Yogyakarta. Wirartha, Made. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. C.V Andi Offset. Yogyakarta. Wijaya, Renny. 2013. Pengaruh Fundamental Ekonomi Makro Terhadap Indek Harga Saham Gabungan Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2011. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. 1. World Bank. 1996. Managing Capital Flows in East Asia. World Bank Publication. Woshington, DC.