PENYELESAIAN PERSELISIHAN AKIBAT PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) PADA PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) PERSERO PUSAT JAKARTA DENGAN SERIKAT PEKERJA DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL ABSTRAK PT. PLN (Persero) Pusat Jakarta, dalam hubungan kerja antara pekerja dengan perusahaan PT. PLN (Persero) Pusat Jakarta harus memenuhi peraturan perusahaan PT. PLN (Persero) dalam hal kedisiplinan kerja dimana aturan tersebut, perusahaan PT. PLN memberikan buku peraturan disiplin pegawai/pekerja PT. PLN (Persero) dalam bentuk buku saku. Jadi, setiap pegawai/pekerja PT. PLN sudah membaca dan mengetahui aturan tersebut. Demi kemajuan perusahaan dan para pegawai/pekerja PT. PLN (Persero) itu sendiri sebagaimana Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang ketenagalistrikan, yang mempekerjakan tenaga kerja dan tunduk kepada kesepakatan kerja bersama (KKB). PT. PLN (Persero) dengan serikat pekerja PT. PLN (Persero), akan tetapi dalam kenyataannya para pekerja/pegawai PT. PLN (Persero) melakukan pelanggaran disiplin kerja. Berdasarkan hasil pemeriksaan Tim Pemeriksa Pelanggaran Disiplin Pegawai (TP2DP) PT. PLN (Persero), ada 5 orang yang dijatuhi hukuman disiplin kerja, Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) No. 225 k/010/DIR/2000 jo, Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) No. 010 E/012/DIR/2002, pelaksanaan KKB Pasal 32 Ayat 1, 2, dan 3 serta Pasal 62 Ayat 2 KKB yang merupakan kedisiplinan kerja. Penelitian ini berdasarkan deskriptif-analitis, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta-fakta yang menyangkut mengenai Perselisihan Hubungan Industrial dalam hal Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap pegawai PT. PLN (Persero) Pusat Jakarta dan metode pendekatan yang digunakan adalah Yuridis Normatif, yaitu dengan mengkaji data sekunder yang berkaitan dengan perselisihan akibat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) para pekerja/pegawai PT. PLN (Persero) Pusat Jakarta. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyimpulkan bahwa perselisihan akibat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) antara PT. PLN (Persero), pengusaha, perusahaan dengan pekerja/pegawai, serikat pekerja PT. PLN (Persero) diakibatkan adanya praktek pelanggaran penggunaan dana receipt sebanyak 17 (tujuh belas) kali pelanggaran yang dilakukan oleh pegawai/pekerja PT. PLN yang melanggar disiplin kerja tersebut. Maka melalui pengadilan penyelesaian perselisihan hubungan industrial UU No. 2 Tahun 2004 pemutusan hubungan kerja secara sepihak yaitu pengusaha PT. PLN dengan serikat pekerja merupakan perselisihan hak dan perselisihan kepentingan, Keputusan Hakim Ad hoc dalam putusannya yang diatur dalam UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 156. “Pekerja/pegawai PT. PLN (Persero) tidak berhak atas uang pesangon dan uang penghargaan masa kerja dan dinyatakan pemberhentian dengan tidak hormat secara pegawai PT. PLN (persero) Pusat Jakarta. i