PEMIKIRAN KALAM a. sejarah munculnya, b. setting sosial politik, c. Kategorisasi (corak dan aliran). SEJARAH DAN SEBAB-SEBAB MUNCULNYA ILMU KALAM Ilmu tauhid (kalam) : belum muncul pada masa nabi dan sahabat. Ilmu ini baru muncul pada masa berikutnya, yakni pada masa dinasti Abbasiyah, terutama pada masa al-Ma’mun. Menurut as-Sijistani: setelah para ulama mempelajari buku filsafatYunani yang masuk ke dunia Islam, mereka mempertemukan metode filsafat dengan metode ilmu kalam. FAKTOR PENYEBAB (SOSIAL POLITIK) Ada dua faktor: A. Faktor dari dalam: Adanya kelompok atau golongan yang mengingkari Tuhan, mempersekutukan Tuhan, mengingkari nabi, dan menafikan kemampuan manusia yang diberikan oleh Allah. 2. Adanya perpecahan politik dalam Islam, yakni ketika memilih pengganti nabi, setelah nabi wafat. 3. Adanya keinginan umat islam untuk mempelajari dasar-dasar agama mereka secara filosofis. 1. B. Faktor dari luar: 1. Adanya orang-orangYahudi Nasrani yang masuk islam, mereka masih mengingat-ingat pendapat agama lama mereka tentang ketuhanan. 2. Terjadinya perdebatan di kalangan umat beragama (beda agama atau seagama) untuk mempertahankan kebenaran agama atau pendapat mereka dengan argumentasi yang logis. ALIRAN SYIAH Secara bahasa: Syi’ah berarti pengikut, partai, kelompok, pendukung dan sejenisnya. B. Secara istilah: sekelompok muslim yang mengambil aturan agama dan inspirasi spiritualnya dari keluarga Nabi Muhammad SAW (ahlu bait), setelah beliau wafat. C. Kemunculan mereka pertama kali sudah terlacak sejak hari pertama Nabi wafat. Mereka meyakini Ali bin Abi Thalib yang harus diangkat sebagai pengganti Nabi, (pewaris Nabi). Namun dengan diangkatnya Abu Bakar, membuat mereka kecewa, sampai kemudian Ali diangkat jadi Khalifah. A. PEMIKIRAN POKOK Konsep imamah: keyakinan bahwa kepemimpinan Nabi Muhammad dalam bidang spiritual hanya berlaku bagi keluarga dan keturunan beliau. Mereka inilah yang kemudian disebut dengan istilah imam (pemimpin spiritual). Karena Nabi bersifat ma’sum, maka sebagai pengganti Nabi mereka juga bersifat ma’sum. - Lanjutan.... Pengangkatan imam adalah berdasarkan penunjukan langsung dari imam sebelumnya. Imam pertama mereka adalah Ali bin Abi Thalib, sebagai pengganti Nabi. Ali ditunjuk oleh Nabi Muhammad sebagai imam pada saat selesainya haji wada’ (haji perpisahan) di Ghadir Khum. Maka setelah Nabi wafat, mereka yakin Ali akan mengambil alih kepemimpinan Nabi sebagai imam. Namun mereka kecewa ketika yang jadi pengganti Nabi adalah Abu bakar. Maka semenjak itu, mereka menganggap orang yang merebut hak Ali sebagai khalifah adalah berdosa. ALIRAN KHAWARIJ Secara bahasa: khawarij berasal dari kata kharaja, yang berarti keluar. Secara istilah: khawarij adalah nama bagi sekelompok orang, yang awalnya mendukung Ali, kemudian keluar membentuk aliran sendiri. Alasan mereka keluar adalah karena tidak setuju dengan perjanjian yang dibuat Ali dan Mu’awiyah, yang kemudian merugikan pihak Ali sendiri (karena kelicikan pihak Mu’awiyah). Awalnya mereka berpusat di kota Harura (dekat Kufah), yang berjumlah sekitar 12000 orang, dipimpin oleh Abdullah bin Wahab al-Rasidi. Semenjak itulah mereka melakukan beberapa kali pemberontakan terhadap Ali, namun selalu gagal. EKSISTENSI KHAWARIJ Sejak masa kekhalifahan Usman, Ali sampai masa bani Umayyah dan Abbasiyah, bagi khawarij semuanya sama, bahwa mereka para khalifah telah melakukan penyimpangan dari ajaran Islam. Kaum khawarij umumnya terdiri dari Arab Badui. Ciri khas dari mereka adalah keras hati, berani, mandiri, merdeka, pengetahuan rendah, sangat fanatik. Dengan kondisi seperti itu, mereka dalam beragama tidak mau menerima sesuatu yang menyimpang menurut kemampuan akal mereka. Karena itulah mereka hanya mengakui dua khalifah yang pertama (Abu Bakar dan Umar), karena dianggap masih menjalankan Islam secara benar. Sedangkan yang lainnya dianggap sudah keluar dari Islam (kafir). PEMIKIRANNYA Aliran khawarij membawa ajaran yang cukup ekstrim dalam pemikiran Islam, yakni: a. Pelaku dosa besar adalah kafir b. Orang kafir boleh dibunuh c. Orang yang tidak sepaham dengan mereka adalah kafir d. Lingkungan mereka adalah darul islam, di luar itu adalah darul kafir, dan boleh diperangi. - ALIRAN MU’TAZILAH - - Menurut Syahrastani, nama mu’tazilah berasal dari peristiwa perdebatan antara Wasil bin Ata’ dengan Hasan Basri, tentang pelaku dosa besar, yang kemudian Wasil memisahkan diri (I’tazala anna, kata Hasan), karena itulah Wasildianggap sebagai pendiri mu’tazilah. Setelah wafat digantikan oleh muridnya Bisyr bin Said. Kemudian dilanjutkan lagi oleh murid Bisyr yaitu Abu Huzail (seorang ahli debat yang menguasai logika dan filsafatYunani). Ajaran Abu Huzail kemudian dilanjutkan secara berturut-turut oleh an-Nazam, alJuba’ial-Khayyat dan Ibnu Asyras. Aliran Mu’tazilah mendapat tempat istimewa pada masa khalifah al-Makmun. (813-833 M). Pada masa inilah aliran Mu’tazilah dijadikan sebagai mazhab kerajaan. Sehingga siapapun yang berbeda pendapat dengannya dianggap sebagai subversif, mereka akan menghadapi hukuman dari kerajaan. Inilah satu bukti bahwa mu’tazilah menjalankan dakwah dengan kekerasan. Salah seorang ulama yang menjadi rival utama dari ajaran mu’tazilah adalah Ahmad bin Hanbal. Karena itu pula beliau mendapat hukuman dari kerajaan. Namun setelah al-makmun wafat, digantikan oleh putranya al-Mutawakkil, mazhab mu’tazilah dicabut sebagai mazhab negara, dan digantikan dengan mazhab ahlu sunnah wal jamaah. Maka sejak itu aliran mu’tazilah semakin tidak jelas perkembangannya. Namun secara ajaran dia sudah banyak mempengaruhi masyarakat. Ajaran-ajaran Mu’tazilah Ajaran mu’tazilah dikenaldengan nama al-ushul al-khamsah, yakni 1. 2. 3. 4. 5. tauhid, keadilan Tuhan, al-wa’ad dan al-wa’id, manzilah baina manzilatain, amar ma’ruf dan nahyu mungkar. ALIRAN ASY’ARIYAH Nama ini diambil dari nama pendirinya yaitu Abu Hasan Ali bin Ismail al-Asy’ari (873 – 935 M). Dia adalah seorang pengikut Mu’tazilah, yakni murid dari al-Juba’I (tokoh Mu’tazilah). Alasan dia keluar dari Mu’tazilah adalah: 1. Suatu malam dia bermimpi ketemu Nabi Muhammad dan mengatakan kepadanya bahwa aliran Mu’tazilah salah, yang benar aliran ahlu hadis. (ibnu Asakir). 2. Setelah berdebat dengan gurunya al-Juba’i. Setelah perdebatan itu Asy’ari mulai meragukan kayakinan mu’tazilah, dan secara perlahan-lahan dia meninggalkannya dan mengganti dengan keyakinan yang dia bangun sendiri, yang kemudian dikenal dengan nama aliran Asy’ariyah. Keyakinan dia semakin mantap ketika aliran Mu’tazilah dilarang sebagai mazhab negara oleh al-Mutawakkil, dan diganti dengan aliran yang dianut oleh Ahmad bin Hambal. Semenjak itulah dia semakin intens untuk merumuskan keyakinan-keyakinan dalam aliran teologi baru yang dia bangun. AJARAN ASY’ARIYAH Konsep ajaran Asy’ariyah merupakan antitesa dari Mu’tazilah, terutama berkaitan dengan: sifat Tuhan, hal melihat Tuhan, al-Qur’an qadim, perbuatan manusia, keadilan Tuhan, manzilah baina manzilatain.