BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandung, sebagai salah satu barometer fashion Indonesia tidak pernah ketinggalan perkembangan fashionnya. Banyak ide inovatif yang berkembang dikota ini. Selain itu Bandung dahulunya disebut juga dengan Parijs van Java karena keindahannya. Selain itu kota Bandung juga dikenal sebagai kota belanja, dengan mall dan factory outlet yang banyak tersebar di kota ini, dan saat ini berangsur-angsur kota Bandung juga menjadi kota wisata kuliner. Dan pada tahun 2007, British Council menjadikan kota Bandung sebagai pilot project kota terkreatif se-Asia Timur (http://id.wikipedia.org/wiki/Bandung, di akses pada tanggal 20 maret 2012). Hal ini ditunjang bandung merupakan salah satu kota dengan banyak sekali tempat berbelanjang untuk kebutuhan sandang, seperti clothing maupun factory outletnya, sekarang ini hari-hari libur bandung dipadati oleh wisatawan lokal dari berbagai daerah yang sengaja datang hanya untuk berbelanja di bandung. Disbudpar menargetkan kunjungan wisatawan ke Kota Bandung mencapai 4.020.530 orang (http://infobdg.tumblr.com/post/15220477087/wisatawan-ke-kota-bandung-hampir-4juta-orang, di akses pada tanggal 20 maret 2012). Dengan potensialnya kota Bandung sebagai tujuan wisata menjadikan tantangan perusahaan untuk bersaing dan berlomba menciptakan produk dan jasa yang di nilai berguna atau dengan kata lain di satu sisi mampu menciptakan produk yang sesuai dengan selera serta daya beli pelanggan dan dari sisi lain penjualan produk tersebut dapat mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Oleh karena itu setiap perusahaan harus mempunyai strategi pemasaran yang tepat untuk produk yang dihasilkannya. Di antara sekian banyak strategi pemasaran perusahaan dihadapkan pada keputusan pemberian merek atau brand. Merek adalah suatu produk tidak hanya bertujuan sebagai daya tarik untuk konsumen, tetapi merek juga digunakan sebagai alat untuk meningkatkan daya saing. Fungsi merek yang telah berkembang menjadi salah satu alat promosi menyebabkan merek mempunyai peran yang penting dalam menarik minat konsumen akan produk yang ditawarkan perusahaan tersebut, sehingga akan mendorong konsumen untuk melakukan pembelian. Image adalah kesan yang diperoleh sesuai dengan pemahaman dan pengetahuan seseorang terhadap sesuatu. Image yang ada pada perusahaan terbentuk dari bagaimana perusahaan tersebut melakukan kegiatan oprasionalnya. Persepsi yang positif dan kepercayaan konsumen terhadap suatu merek akan menciptakan Brand image yang baik. Brand image akan menjadi prioritas utama yang dijadikan acuan bagi konsumen sebelum melakukan pembelian. Oleh karena itu perusahaan harus dapat menciptakan suatu merek yang menarik dan menggambarkan manfaat produk yang sesuai dengan keinginan konsumen sehingga konsumen memiliki persepsi yang positif terhadap merek tersebut. Brand image yang baik merupakan salah satu aset bagi perusahaan, karena brand tersebut mempunyai suatu dampak pada setiap persepsi konsumen, di mana masyarakat mempunyai kesan positif pada perusahaan. Salah satu distro ternama dikota bandung adalah screamous yang memiliki image positif dengan mempertahankan konsistensi kualitas dan design yang dimilikinya. Citra yang baik merupakan prioritas utama yang dijadikan acuan atau dasar di dalam penentuan konsumen pada saat melakukan pembelian dan juga sebagai cara yang efektif untuk menjaring konsumen. Melihat pentingnya suatu citra merek bagi perusahaan, maka perusahaan harus dapat menanamkan harapan serta minat konsumen pada produk perusahaan. Dengan begitu konsumen akan tertarik dan melakukan pembelian terhadap produk screamous tersebut. Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penyusunan skripsi ini penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul: Pengaruh Brand Image Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Distro Screamous Clothing Company di kota Bandung. 1.2 Identifikasi Masalah Sehubungan masalah yang diuraikan di atas, maka penulis mencoba mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap brand image screamous? 2. Bagaimana tingkat minat beli konsumen screamous? 3. Seberapa besar pengaruh brand image screamous terhadap minat beli konsumen? 1.3 Maksud dan Tujuan Penalitian Maksud dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai bahan penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat dalam menempuh ujian siding pada Fakultas Bisnis dan Manajemen di Universitas Widyatama. Tujuan penelitian: 1. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan konsumen terhadap brand image screamous. 2. Untuk mengetahui seberapa besar minat beli konsumen terhadap produk screamous. 3. Untuk mengetahui besar pengaruh brand image screamous terhadap minat beli konsumen. 1.4 Kegunaan Penelitian Dengan penelitian ini, penulis berharap dapat member manfaat: 1. Bagi perusahaan Diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan dasar sumbangan pemikiran bagi perusahaan mengenai pengaruh brand image terhadap minat beli konsumen pada produk Screamous. 2. Bagi penulis Sebagai tambahan pengalaman untuk mengembangkan wawasan serta pemahaman dan perbandingan antara teori-teori yang diperoleh dalam perkuliahan dan praktek yang sebenarnya, khususnya dalam ilmu pemasaran mengenai pengaruh brand image terhadap minat beli. 3. Pihak lain Dapat digunakan sebagai referensi untuk mengadakan penelitian selanjutnya, serta untuk menambah pengetahuan, wawasan serta pemahaman terbatas mengenai judul yang diteliti. 1.5 Kerangka Pemikiran Untuk dapat menarik minat konsumen dalam melakukan pembelian salah satu strategi yang tepat adalah dengan penciptaan merek pada produk yang dihasilkan oleh perusahaan, sehingga dengan adanya merek tersebut konsumen akan memiliki persepsi dan menciptakan image/citra yang positif terhadap produk tersebut yang mendorong konsumen untuk melakukan pembelian. Merek merupakan suatu atribut yang penting dari sebuah produk yang dapat mempengaruhi kegiatan pemasaran perusahaan. Selain itu merek juga dapat memberikan nilai tambah pada produk tersebut. Merek dapat menciptakan image/citra positif dan kepercayaan konsumen terhadap suatu produk, sehingga hal tersebut akan menciptakan brand image (citra merek) dibenak konsumen. Munurut Kotler (2005:82) brand/merek adalah: Suatu nama, istilah, tanda, symbol, atau rancangan, atau kombinasi semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan membedakannya dari barang atau jasa pesaing. Menurut Philip Kotler (2005: 82) merek memiliki 6 (enam) level pengertian: 1. Atribut: Merek mengingatkan pada atribut–atribut tertentu 2. Manfaat: Atribut– atribut harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional. 3. Nilai: Merek tersebut juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsennya. 4. Budaya: Merek tersebut juga mungkin melambangkan budaya tertentu. 5. Kepribadian: Merek tersebut dapat mencerminkan kepribadian tertentu. 6. Pemakai: Merek tersebut menyiratkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut. Maka dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa merek adalah suatu nama, istilah, tanda, simbol, atau gabungan mengidentifikasi produk atau jasa yang ditawarkan kepada konsumennya, dimana merk tersebut memberikan indikasi nilai yang dijadikan kunci bagi pelanggan untuk menetapkan pilihan pembelian. 1.6 Metodologi Penelitian 1.6.1 Desain Penelitian Dalam menyusun skripsi ini metode penelitian yang digunakan oleh penulis metode survey, yaitu metode yang menjelaskan hubungan antar variablevariable tertentu dari sosiologi atau psikologi yang ada dalam populasi secara menyeluruh (Zulganef dan Lasmanah, 2004) Dalam hal ini penulis menggunakan beberapa variabel yang digunakan dalam penelitian. Variabel adalah sesuatu yang memiliki varaisi nilai dan mencerminkan konstruk. Adaupun variabel-variabel yang menjadi objek penelitian yaitu: Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian adalah : 1. Variabel Independent (variabel bebas) Merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat biasanya dilambangkan dengan variabel X. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah Periklanan. 2. Variabel Dependent (variabel terikat) Merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas biasanya dilambangkan denga variabel Y. Dalam penelitian ini variabel terikat adalah Volume Penjualan. 1.6.2 Teknik pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Riset kepustakaan (library research) Yaitu upaya untuk memperoleh data yang dilakukan oleh penulis melalui buku-buku sebagai landasan teori dalam penelitian. 2. Riset lapangan (field research) Yaitu penelitian dengan mengadakan peninjauan langsung pada lokasi perusahaan dengan maksud memperoleh data dan informasi dengan teknik pengambilan sampel data melalui a. Observasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan mengamati dan meninjau secara langsung ke perusahaan yang diteliti b. Wawancara, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab dengan pihak yang berwenang yang berhubungan dengan objek yang diteliti c. Kuesioner (Questioner), Yaitu lembar isian yang didalamnya berisi pertanyaan dan pernyataan yang dapat data kualitatif dengan pengujian hipotesis.