TINJAUAN PUSTAKA Botani Bunga Matahari Menurut Benson

advertisement
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Bunga Matahari
Menurut Benson (1957), klasifikasi ilmiah dari tanaman bunga matahari
adalah sebagai berikut: kerajaan: Plantae; divisio: Magnoliophyta; kelas:
Magnoliophyta; ordo: Asterales; familia: Asteraceae (Compositae); genus:
Helianthus dan spesies: Helianthus annuus Linnaeus.
Bunga matahari mempunyai sistem akar tunggang, berwarna putih kotor.
Diameter akar tanaman ini tidak terlalu besar (Ardiyansyah, 2010).
Batang bunga matahari kuat, bulat, biasanya berdiameter 3 cm tetapi
kadang-kadang mencapai 10 cm, menghasilkan rambut-rambut kasar dan
memiliki punggung longitudinal yang ramping. Kayu bagian luar terisi kaku oleh
kambium dan semakin lama menjadi cekung oleh waktu. Unsur pokok dari batang
pada bunga matahari dari mesir memiliki 53 % selulosa, 17 % Lignin, 17 %
pentosan, 3 % protein kasar, dan 8 % abu (Erian and Moawad ,1979
dalam Weiss, 1983).
Daun biasanya berselang seling, sempat berlawanan pada batang terbawah
dan berselang diatas, besar, ovate, cordate, kebanyakan berat dan ditopang oleh
tangkai yang panjang(Weiss, 1983).
Daun tunggal berbentuk jantung sepanjang 15 sentimeter panjang dan 12
sentimeter lebar dengan gagang daunnya yang panjang kemas tersusun pada
batang pokoknya yang keras dan berbulu (Ardiyansyah, 2010).
Bunga dari capitulum memiliki 2 tipe: sebaris luar yang memiliki warna
cerah, steril, bunga pita, yang biasanya berwarna kuning tetapi bisa berubah dari
kuning tua menjadi merah dan cokelat atau piringan bunga keunguan. Bunga bisa
Universitas Sumatera Utara
menjadi 1000-4000 per bunga, yang tersusun atas lingkaran spiral yang teratur di
tengah dari bunga majemuk dan matang secara progresif dari bagian terluar ke
bagian tengan dari piringan. ini telah tertentu bahwa lingkaran ini mengikuti
sebuah rangkaian angka fibonacci secara matematis adalah susunan alami yang
sangat kompleks(Weiss, 1983).
Buah pada Helianthus annuus L. kecil, bentuk tabung, diameter ± 3
mm,dan berwarna putih kotor. Sedangkan morfologi biji (Semen) pada Helianthus
annuus L memiliki ujung lancip, pipih, berbulu, bergaris putih, panjangi 10 mm,
lebar ± 7 mm, dan berwarna hitam (Ardiyansyah, 2010).
Biji bervariasi cukup besar pada ukuran dan berat, tetapi secara umum
padat, berbujur rata, dengan potongan kerucut atas dan tempat dasar, potongan
diamon yang kasar pada belahan dan biasanya pada kisaran panjang 10-25 mm,
lebar 7.5-15 mm dan ketebalan 3-7.5. berat 1000 biji berubah-ubah dari 50 g pada
berbagai waktu. Tentang perhitungan susunan minyak, muncul bahwa ada sedikit
perbedaan antara varietas berisi minyak rendah dengan minyak tinggi, tetapi total
isi biji tegantung dengan perhitungan susunan sel kotiledon(Weiss, 1983).
Adaptasi Bunga Matahari
Bunga matahari memiliki daerah adaptasi yang luas dan membutuhkan
daerah yang panas dengan sinar matahari penuh, namun dalam pertumbuhannya
tidak dipengaruhi oleh fotoperiodisme. Pertumbuhan bunga matahari yang
optimal dicapai pada suhu di atas 10 0C dengan ketinggian tempat sedang sampai
tinggi (Chapman and Carter, 1975). Di Indonesia tanaman ini dapat tumbuh pada
ketinggian tempat sampai 1000 m dpldengan curah hujan 50-80 mm/bulan
(Hasanah and Wikardi, 1989).
Universitas Sumatera Utara
Bunga matahari tumbuh dari daerah khatulistiwa sampai 55 0LS. Pada
daerah tropis tumbuh baik pada ketinggian sedang sampai tinggi, namun toleran
pada daerah dataran rendah kering dan tidak toleran terhadap naungan. Tanaman
ini mempunyai sistem perakaran yang efisien sehingga dapat tumbuh di area yang
sangat kering. Bagi kebanyakan tanaman, cukup resisten terhadap kekeringan
kecuali selama pembungaan. Di Afrika Selatan tipe pendek ditanam pada lahan
dengan curah hujan 250 mm/tahun, sedangkan untuk tipe besar membutuhkan
kondisi yang lebih basah. Tanaman ini dapat ditanam pada rentang kondisi tanah
yang luas termasuk tanah miskinyang berdrainase baik (Duke, 1983).
Paclobutrazol
Paclobutrazol merupakan turunan pirimidin yang memiliki rumus empirik
C 15 H 20 ClN 3 O dengan nama kimia ICI-PP-333 (2RS, 3RS)-1-(4-cholorophenyl)-4,
4-dimethyl-2-(1H-1, 2, 4-triazol-1-yl) pentan-3-ol. Paclobutrazol biasa disebut
dengan PP 333, dengan nama dagang Cultar, Bonzi, Clipper atau Parlay. Rumus
bangun dari paclobutrazol (Gambar 1), berdasarkan Wattimena (1988) yaitu
N
N
N
CH
CH2
CL
CHOH
C(CH 3 ) 3
Gambar 1. Rumus Bangun Paclobutrazol. Sumber: Santriasrini, 2009
Universitas Sumatera Utara
Mekanisme kerja paclobutrazol yaitu menghambat produksi giberelin
dengan cara menghambat oksidasi kaurene menjadi asam kaurenat, yang
selanjutnya dapat menyebabkan pengurangan kecepatan dalam pembelahan sel,
pengurangan pertumbuhan vegetatif, dan secara tidak langsung akan mengalihkan
asimilat
ke
pertumbuhan
reproduktif
untuk
pembentukan
bunga
dan
perkembangan buah (Weaver, 1972).
Hasil
penelitian
Mamarimbing
dkk(2001),
menunjukkan
bahwa
penggunaan paclobutrazol dengan konsentrasi 500, 1000, dan 1500 ppm tanaman
padi menjadi terlalu pendek dibandingkan dengan tanpa paclobutrazol. Makin
tinggi konsentrasi paclobutrazol makin pendek tanaman hingga malai menjadi
pendek pula akibatnya hasil gabah berkurang.
Respon tiap tanaman terhadap zat penghambat tumbuh berbeda-beda,
tergantung pada susunan kimia senyawa dan spesies tanaman (Weaver, 1972).
Persistensi retardan dalam mempengaruhi tanaman juga bervariasi, dari
beberapahari hingga beberapa tahun (Khrisnamoorthy, 1981). Selain itu menurut
Menhennet (1979), respon tanaman terhadap zat penghambat tumbuh dapat
berbeda-beda karena disebabkan oleh :
1. Kemampuan yang berbeda-beda dari daun, batang dan akar pada spesies yang
berbeda-beda untuk mengabsorpsi dan translokasi senyawa kimia.
2.Adanya
mekanisme
penonaktifan
dalam
beberapa
spesies
misalnya
kompartemenisasi dan metabolisme.
3. Perbedaan pola aksi zat penghambat tumbuh dalam hubungannya dengan
mekanisme endogen yang mengontrol perpanjangan ruas.
Universitas Sumatera Utara
Pada penelitian Widaryanto, et al (2011) menunjukan bahwa perlakuan
kombinasi antara waktu pemberian dan konsentrasi paclobutrazol berpengaruh
nyata terhadap masa pajang bunga matahari.Pada parameter pengamatan masa
pajang dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian atas dan bagian bawah untuk
memudahkan dalam pengamatan dan analisa data. Pengamatan masa pajang
dilakukan saat 50 % bunga mekar sempurna, yaitu umur 70 HST, kemudian bunga
diletakkan di tempat yang lebih teduh untuk menguji ketahanan bunga
Pemberian retardan pada tanaman pot menghasilkan tanaman lebih pendek
dengan batang yang lebih tebal dan daun yang berwarna hijau lebih gelap, sifatsifat ini meningkatkan nilai pada tanaman. Pada Krisan, senyawa daminozide
efektif dengan penyemprotan dan ancymidol dapat digunakan dengan
penyemprotan ke daun maupun penyiraman ke tanah. Perlakuan dengan
Ancymidol,
bagaimanapun,
membuat
penundaan
pada
pembungaan
(Davies, 1995).
Dari penelitian Ernita (1997) memperlihatkan bahwa pemberian
Paclobutrazol pada konsentrasi 100 ppm dapat meningkatkan hasil kedelai sebesar
32 %. Disamping itu hasil penelitian Mamarimbing(2003) Paclobutrazol
mempengaruhi gabah padi pada konsentrasi 250 ppm sampai dengan 1000 ppm
dapat memberikan berat gabah terbaik dibandingakan dengan tanpa menggunakan
paclobutrazol.
Paclobutrazol merupakan salah satu bentuk zat pengatur tumbuh yang
bersifat menghambat biosintesis giberelin sehingga pertumbuhan vegetatif tanaman terhambat. Prinsip kerja paclobutrazol adalah menghambat reaksi oksidasi
Universitas Sumatera Utara
antara kauren dan asam kaurenoat pada sintesis giberelin, sehingga terjadi
penekanan pada batang tanaman (Salisbury and Ross, 1995)
Perkembangan tinggi tanaman sejak umur 42 HST sampai dengan 84
HST, tampak bahwa pertumbuhan tinggi tanaman akan meningkat tajam sejak
umur 42 HST sampai dengan 70 HST. Namun pada pengamatan umur 84 HST
tampak tidak terjadi peningkatan pertumbuhan tinggi tanaman. Semakin tinggi
konsentrasi paclobutrazol yang diberikan akan menghambat tinggi tanaman bunga
matahari, dan semakin efektif bila diberikan saat tanaman masih peka.
Paclobutrazol bekerja dengan cara menghambat pembentukkan dan kerja giberelin
atau merangsang kerus akan giberelin sehingga konsentrasi giberelin dalam
tanaman menurun(Widaryanto et al., 2005).
Universitas Sumatera Utara
Download