BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Karya sastra merupakan karya imajinatif yang dipandang lebih luas pengertiannya daripada karya fiksi (Wellek & Warren, 1995:3-4). Sastra memiliki fungsi sebagai hiburan yang menyenangkan dan juga untuk menambah pengalaman batin bagi para pembaca. Karya sastra terdiri dari puisi, drama, dan prosa. Puisi adalah karya sastra yang terikat dengan kaidah dan aturan tertentu, seperti sajak, pantun dan syair. Prosa merupakan karya sastra yang tidak terikat contohnya seperti novel, cerita atau cerpen dan drama. Salah satu bentuk karya sastra yang termasuk dalam prosa yaitu novel. Novel merupakan prosa fiksi yang berisi tentang kehidupan tokohnya dari awal hingga akhir. Siswantoro (2005:29) menyatakan bahwa novel merupakan bentuk karya sastra yang menggambarkan terjadinya peristiwa dan perilaku yang dialami dan dibuat oleh manusia atau tokoh. Di Jepang, novel merupakan salah satu karya sastra yang sangat populer. Bentuk karya sastra ini sangat banyak di Jepang karena terdiri dari berbagai tema, seperti tema percintaan, horor, pembunuhan atau detektif, dan lain sebagainya. Natsuo Kirino adalah salah satu penulis novel Jepang yang terkenal dengan cerita detektif fiksi wanita Jepang. Kirino lahir pada tanggal 7 Oktober 1951 di Kanazawa, Prefektur Ishikawa. Karyakaryanya yang terkenal diantaranya berjudul Out, Real World, dan Grotesque. 1 Salah satu best-seller novel yang ditulis oleh Natsuo Kirino adalah Grotesque. Grotesque menampilkan tema psycho-thriller. Di dalam novel tersebut diperlihatkan cerita tentang prostitusi, pembunuhan, pengkhianatan, dan fenomena kehidupan seksual di Jepang <http://www.complete-review.com/reviews/japannew/kirinon2.htm>. Grotesque menceritakan tentang dua orang pelacur yang dibunuh di Tokyo. Tokoh dalam Grotesque memperlihatkan masalah penyakit hiperseksual yang dialami oleh Yuriko Hirata. Yuriko Hirata adalah seorang gadis yang dilahirkan berbeda. Ia dilahirkan dari keluarga “blasteran” Jepang. Ayahnya adalah warga negara Swiss keturunan Polandia, dan bekerja sebagai pebisnis yang mengimpor permen-permen cokelat dan kue berkualitas rendah model Barat dan hanya camilan murahan. Ibunya adalah orang Jepang yang dulunya bekerja sebagai pembantu di rumah ayahnya. Yuriko memiliki seorang kakak perempuan, yang dijelaskan di dalam novel sebagai tokoh “Aku” dan memiliki wajah yang sedemikian rupa, tidak cantik, dan memiliki wajah yang sama seperti orang Asia pada umumnya. Berbeda dengan keluarganya, Yuriko memiliki wajah yang sedemikian cantiknya bahkan kakak perempuannya menyebut dirinya adalah seorang monster. Ia memiliki kecantikan wajah yang meresahkan ketika orang-orang sering melihatnya bahkan kecantikannya lama kelamaan terlihat membosankan. Wajah cantiknya bahkan menimbulkan ketakutan ketika orang-orang melihat wajahnya, entah di Jepang maupun di luar negeri. Ketika dewasa, Yuriko menjadi seorang pelacur murahan di Tokyo. Ia merendahkan dirinya sendiri dengan cara melacur. 2 Sampai saat ini masalah seksualitas menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan. Hal ini dikarenakan permasalahan seksual telah menjadi sesuatu hal yang sangat melekat pada diri manusia. Seksualitas tidak bisa dihindari oleh makhluk hidup. Makhluk hidup dapat terus bertahan dan menjaga kelestarian keturunannya, salah satunya dengan seksualitas. Bagi sebagian orang, ketika berbicara tentang seksualitas mereka beranggapan bahwa seksualitas merupakan hal yang tabu untuk dibicarakan. Bahkan sebagian orang ada yang tidak ingin mendengar tentang hal-hal yang berhubungan dengan seksualitas. Hal ini disebabkan karena mereka selalu memiliki anggapan negatif tentang seksualitas. Pada umumnya orang akan beranggapan bahwa seksualitas atau yang lebih dikenal dengan seks hanya berisi tentang alat kelamin dan berbagai macam posisi dalam hubungan antar jenis kelamin saja. Padahal tidak semua orang memiliki anggapan negatif atau persepsi negatif tentang seksualitas. Untuk itu perlu adanya pengertian dari pendidikan seksual secara dini dan berusaha menempatkan seksualitas atau seks pada perspektif yang tepat dan mengubah anggapan negatif tentang seksualitas. Dengan adanya pendidikan seks kita dapat memberikan informasi bahwa seks adalah sesuatu yang alamiah dan wajar terjadi pada semua orang (Abidin, 2010). Pengertian seksual secara umum adalah sesuatu yang berkaitan dengan alat kelamin atau hal-hal yang berhubungan dengan perkara-perkara hubungan intim antara laki-laki dengan perempuan. Karakter seksual masing-masing jenis kelamin memiliki spesifikasi yang berbeda seperti pendapat Hurlock (1991:19) yang menyatakan bahwa karakteristik seksual terdiri dari dua jenis, yaitu karakteristik seksual primer dan sekunder. 3 Karakteristik seksual primer meliputi reproduksi dan genitalia, sedangkan karakteristik seksual sekunder meliputi perubahan fisik pada pria dan wanita. Ia memiliki penyakit hiperseksual (hypersexual) yaitu sebuah istilah untuk menyebut kelainan seksual kepada wanita yang memiliki hasrat yang tinggi dan terobsesi untuk melakukan hubungan seksual dengan semua pria. Orang yang memiliki kecenderungan ini tidak peduli apakah pria tersebut memiliki wajah yang tampan atau jelek. Semua hanya untuk kepuasan semata atau untuk diri sendiri. Selama ia masih menginginkan hubungan seksual, pelaku tidak merasa cukup puas dengan satu pria saja. Oleh karena itu, ia akan terus melakukannya dan tidak tertarik dengan hubungan jangka panjang. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan tentang hiperseksual dalam skripsi ini dengan judul “Analisis Latar Belakang Penyakit Hiperseksual Pada Tokoh Yuriko Hirata dalam Novel Grotesque karya Natsuo Kirino”. 1.2. Rumusan Permasalahan Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan permasalahan dalam skripsi ini adalah menganalisis latar belakang penyakit hiperseksual pada Tokoh Yuriko Hirata dalam novel Grotesque karya Natsuo Kirino. 1.3. Ruang Lingkup Permasalahan Ruang lingkup permasalahan dalam skripsi ini adalah menganalisis latar belakang penyakit hiperseksual yang diderita oleh tokoh Yuriko Hirata dalam novel Grotesque karya Natsuo Kirino dilihat dari teori yang diungkapkan oleh Kartono (2009:242) dan 4 dari lima kriteria tersebut, penulis hanya memaparkan tiga kriteria. Tiga kriteria tersebut adalah kekurangan kasih sayang dan kehangatan emosional pada kanak-kanak, selalu diliputi oleh ketegangan-ketegangan emosional yang disalurkan dalam bentuk relasi seks serta sebagai kompensasi pembalasan dendam terhadap ayah yang dibencinya atau terhadap pria lain dari mantan kekasihnya yang tidak setia. 1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui latar belakang hiperseksual yang diderita oleh tokoh Yuriko Hirata dalam novel Grotesque karya Natsuo Kirino ditinjau dari sisi psikologi. Adapun manfaat penelitian ini adalah agar para pembaca dapat memahami pengertian dari penyakit hiperseksual tersebut serta latar belakang yang menyebabkan tokoh Yuriko Hirata menjadi hiperseksual dan juga memperkenalkan tema-tema psikologi dalam novel-novel Jepang. 1.5. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Metode Library Research (studi kepustakaan) dan metode deskriptif analitis, yaitu memberikan gambaran yang jelas tentang objek penelitian lalu dianalisis menurut teori yang dipakai dan menghasilkan suatu hasil analisis yang baru. Sedangkan pengambilan data dilakukan dengan metode kepustakaan, yaitu pengumpulan data dari berbagai macam buku, jurnal, artikel dan situs internet yang berhubungan dengan bahan yang diteliti. Metode yang dilakukan oleh penulis adalah dengan cara membaca sumber data terlebih dahulu 5 kemudian menentukan tema permasalahan yang ingin diangkat untuk dijadikan suatu penelitian. 1.6. Sistematika Penulisan Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab 1 adalah Pendahuluan. Pada bab ini saya menjelaskan tentang latar belakang, rumusan permasalahan, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab 2 adalah Landasan Teori. Pada bab ini saya menjelaskan teori-teori yang digunakan oleh peneliti dalam menganalisis penyakit hiperseksual tersebut dengan menggunakan teori penokohan, teori psikologi, teori psikologi abnormal, teori hiperseksual dan teori keluarga, serta berkaitan dengan sisi gelap kondisi masyarakat sosial Jepang pada saat ini. Bab 3 adalah Analisis Data. Pada bab ini saya menjelaskan tentang data-data atau bukti-bukti ilmiah yang digunakan dan dianalisis oleh peneliti untuk mendukung dalam sebuah penelitian. Bab 4 adalah Simpulan dan Saran. Pada bab ini saya menjelaskan tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang dianalisis dan juga saran yang diberikan oleh peneliti kepada para pembaca. 6 Bab 5 adalah Ringkasan. Pada bab ini saya menjelaskan tentang ringkasan dari analisis latar belakang penyebab hiperseksual dari tokoh Yuriko Hirata dalam novel Grotesque karya Natsuo Kirino. 7